sintesis proses dari vinil klorida

11
Sintesis Proses dari Vinil Klorida (Vinyl Chloride / C2H3Cl) Vinil klorida atau kloroetilena merupakan bentuk monomer intermediet untuk produksi polivinil klorida (polyvinyl chloride / PVC), bentuk plastik kaku yang sering digunakan sebagai bahan pipa, fitting, dan produk sejenis lainnya. Monomer vinil klorida bersifat sangat beracun, oleh karena itu baik proses pembuatan vinil klorida maupun plant industri yang berproduksi harus dirancang secara hati-hati untuk memenuhi ketetapan peraturan kesehatan dan keamanan. Langkah 1 : Eliminasi Perbedaan Tipe Molekular Cara-cara reaksi pembuatan vinil klorida: 1. Klorinasi Langsung dari Etilena ....(1) HCl Cl H C Cl H C 3 2 2 4 2 Reaksi (1) terjadi pada suhu beberapa ratus derajat Celcius, namun tidak dapat menghasilkan yield vinil klorida yang tinggi tanpa terbentuknya produk samping yang besar secara simultan, yaitu dikloroetilena. Kerugian lain, satu dari dua atom klorin yang mahal terkonsumsi membentuk produk samping hidrogen klorida (HCl), yang tidak boleh dijual dengan mudah. Tabel 1. Reaktan-reaktan kimia yang dapat bereaksi membentuk vinil klorida Bahan Kimia Berat Molekul (BM) Rumus Kimia Struktur Kimia Asetilena 26,04 C2H2 Klorin 70,91 Cl2 1,2-Dikloroetana 98,96 C2H4Cl2 Etilena 28,05 C2H4 Hidrogen Klorida 36,46 HCl Vinil Klorida 62,50 C2H3Cl

Upload: ndwiandini

Post on 23-Dec-2015

232 views

Category:

Documents


40 download

DESCRIPTION

Perancangan Produk dan Proses Kimia

TRANSCRIPT

Page 1: Sintesis Proses Dari Vinil Klorida

Sintesis Proses dari Vinil Klorida (Vinyl Chloride / C2H3Cl)

Vinil klorida atau kloroetilena merupakan bentuk monomer intermediet untuk produksi

polivinil klorida (polyvinyl chloride / PVC), bentuk plastik kaku yang sering digunakan

sebagai bahan pipa, fitting, dan produk sejenis lainnya. Monomer vinil klorida bersifat sangat

beracun, oleh karena itu baik proses pembuatan vinil klorida maupun plant industri yang

berproduksi harus dirancang secara hati-hati untuk memenuhi ketetapan peraturan kesehatan

dan keamanan.

Langkah 1 : Eliminasi Perbedaan Tipe Molekular

Cara-cara reaksi pembuatan vinil klorida:

1. Klorinasi Langsung dari Etilena

....(1) HCl ClHC Cl HC 32242

Reaksi (1) terjadi pada suhu beberapa ratus derajat Celcius, namun tidak dapat

menghasilkan yield vinil klorida yang tinggi tanpa terbentuknya produk samping yang besar

secara simultan, yaitu dikloroetilena. Kerugian lain, satu dari dua atom klorin yang mahal

terkonsumsi membentuk produk samping hidrogen klorida (HCl), yang tidak boleh dijual

dengan mudah.

Tabel 1. Reaktan-reaktan kimia yang dapat bereaksi membentuk vinil klorida

Bahan Kimia Berat Molekul

(BM)

Rumus Kimia Struktur Kimia

Asetilena 26,04 C2H2 Klorin 70,91 Cl2 1,2-Dikloroetana 98,96 C2H4Cl2

Etilena 28,05 C2H4

Hidrogen Klorida 36,46 HCl

Vinil Klorida 62,50 C2H3Cl

Page 2: Sintesis Proses Dari Vinil Klorida

2. Hidroklorinasi Asetilena

...(2) ClHC HCl HC 3222

Reaksi (2) bersifat eksotermal. Konversi vinil klorida yang dihasilkan bagus (98%)

pada suhu 150oC dengan adanya katalis merkuri klorida (HgCl2) yang terkandung dalam

karbon aktif pada tekanan atmosfer. Kondisi reaksi cenderung moderat, sehingga diperlukan

studi lebih lanjut.

3. Thermal Cracking dari Dikloroetana pada Reaksi Klorinasi Etilena

...(1) )( HClClHC Cl HC

...(4) HCl ClHC ClHC

...(3) ClHC Cl HC

32242

32242

242242

overall

Total reaksi (3) dan (4) sama dengan reaksi (1). Cara reaksi 3 berisi dua langkah ini

memberi keuntungan, yaitu konversi etilena menjadi 1,2-dikloroetana pada reaksi eksotermik

(3) sekitar 98% pada 90oC dan 1 atm, dengan katalis Friedel-Crafts berupa ferri klorida

(FeCl3). Kemudian intermediet dikloroetana dikonversi menjadi vinil klorida dengan thermal

cracking berdasarkan reaksi endotermik (4), disebut reaksi pirolisis, yang terjadi secara

spontan pada suhu 500oC dengan konversi setinggi 65%. Secara reaksi keseluruhan (overall)

memperkirakan semua dikloroetana yang tak bereaksi di-recycle. Cara ini secara positif tidak

membentuk dikloroetana dalam jumlah signifikan, namun kerugian terdapat pada produksi

HCl sesuai cara reaksi 1.

4. Thermal Cracking dari Dikloroetana pada Reaksi Oksiklorinasi Etilena

..(6) )( OHClHC O2

1 HCl HC

...(4) HCl ClHC ClHC

...(5) O H ClHC O2

1 2HCl HC

232242

32242

2242242

overall

Pada reaksi (5), yaitu etilena di-oksiklorinasi membentuk 1,2-dikloroetana, HCl ialah

sumber klorin. Reaksi sangat-eksotermis ini dapat mencapai konversi 95% dari etilena mejadi

dikloroetana pada 250oC dengan adanya katalis tembaga (II) klorida (CuCl2), dan merupakan

pilihan reaksi paling baik apabila harga HCl rendah. Seperti cara reaksi 3, dikloroetana

dipecah (cracked) menjadi vinil klorida dengan cara pirolisis.

Page 3: Sintesis Proses Dari Vinil Klorida

5. Proses Seimbang untuk Klorinasi Etilena

..(6) )( OHClH2C O2

1 Cl H2C

...(4) 2HCl ClH2C ClH2C

...(5) O H ClHC O2

1 2HCl HC

...(3) ClHC Cl HC

2322242

32242

2242242

242242

overall

Cara reaksi ini mengombinasikan reaksi (3) dan (4). Keuntungan dari cara reaksi 5

ialah dapat mengonversi kedua atom dari molekul klorin menjadi vinil klorida. Semua HCl

yang diproduksi pada reaksi pirolisis terkonsumsi pada reaksi oksiklorinasi.

Tabel 2. Perkiraan Biaya Bahan Kimia yang Dibeli atau Dijual dalam Jumlah Besar

Bahan Kimia Biaya (sen/lb)

Etilena 18

Asetilena 50

Klorin 11

Vinil klorida 22

Hidrogen klorida 18

Air 0

Oksigen (udara) 0

Berdasarkan informasi yang didapat, perkiraan jelas bahwa tim desain akan menolak

(reject) cara reaksi 1 pada dasar selektivitas rendah dengan adanya reaksi saingan yang

memproduksi produk samping yang tidak diinginkan. Sehingga reaksi-reaksi yang lain dapat

menjadi pertimbangan dan diseleksi berdasarkan harga. Walaupun terlalu awal untuk

memperkirakan biaya peralatan dan operasinya, sebelum operasi-operasi proses berlanjut, tim

desain umumnya menentukan gross profit / laba bruto (misal: keuntungan mengurangi biaya

peralatan dan operasi) untuk setiap cara reaksi. Gross profit digunakan sebagai alat untuk

menyisihkan cara-cara reaksi yang tidak menguntungkan. Data harga representatif dari

bahan-bahan kimia utama dalam pembuatan vinil klorida ditunjukkan pada Tabel 2. Gross

profit dihitung sebagai pendapatan turunan dari penjualan produk utama dan produk samping

dikurangi dengan biaya bahan baku.

Misal dalam cara reaksi 3, mengacu pada Tabel 1 dan Tabel 2:

C2H4 + Cl2 C2H3Cl + HCl

Mol (lbmol) 1 1 1 1

Berat Molekul 28,05 70,91 62,50 36,46

Berat (lb) 28,05 70,91 62,50 36,46

lb/lb vinil klorida 0,449 1,134 1 0,583

Harga (sen/lb) 18 11 22 18

Page 4: Sintesis Proses Dari Vinil Klorida

Gross profit-nya adalah: 22(1) + 18(0,583) – 18(0,449) – 11(1,134) = 11,94 sen/lb vinil

klorida. Hasil perhitungan gross profit reaksi keseluruhan (overall) pada semua cara reaksi,

dengan asumsi konversi sempurna dapat tercapai tanpa adanya reaksi samping, ditampilkan

pada Tabel 3. (reaksi samping tidak ditampilkan)

Tabel 3. Gross Profit Produksi Vinil Klorida (Berdasarkan Harga Bahan Kimia pada Tabel 2)

Cara reaksi Reaksi keseluruhan Gross profit

(sen/lb vinil klorida)

2 C2H2 + HCl = C2H3Cl -9,33

3 C2H4 + Cl2 = C2H3Cl + HCl 11,94

4 C2H4 + HCl + ½O2 = C2H3Cl + H2O 3,42

5 2C2H4 + Cl2 + ½O2 = 2C2H3Cl + H2O 7,68

Untuk cara reaksi 2 memiliki gross profit negatif, bahkan belum termasuk biaya kapital

(untuk konstruksi plant, pembelian tanah, dan sebagainya). Hal ini disebabkan asetilena

berharga lebih mahal daripada etilena. Didukung dengan harga HCl yang relatif mahal,

sehingga vinil klorida tidak diproduksi dengan cara reaksi 2 yang merugikan. Perlu dicatat

bahwa harga HCl sangat peka terhadap ketersediaannya dalam kompleks petrokimia.

Beberapa situasi menyebutkan bahwa HCl didapat dalam jumlah banyak sebagai produk

samping dari proses lainnya pada harga rendah. Apabila harga HCl turun cukup banyak, cara

reaksi 2 bisa menghasilkan gross profit positif, namun masih kurang menguntungkan

daripada ketiga reaksi (etilena). Jadi apabila semua reaksi memiliki gross profit positif,

dilihat manakah yang lebih menguntungkan. HCl juga sangat berperan pada gross profit cara

reaksi 3, 4, dan 5. Sebelum meneruskan sintesis produk, tim desain akan diminta untuk

memeriksa bagaimana gross profit dapat bervariasi dengan adanya harga HCl.

Langkah pertama menuju pembuatan flowsheet dari cara reaksi 3 ini ditunjukkan pada

Gambar 1. Reagen ‘sumber’ dan ‘penerima’ (sources and sinks) tidak ditunjukkan karena

mereka bergantung pada distribusi bahan kimia, langkah berikut dari sintesis proses. Laju

sumber dan penerima luar dihitung dengan perkiraan sumber etilena dan klorin terkonversi

sempurna menjadi penerima vinil klorida dan hidrogen klorida. Dalam hal ini, laju kapasitas

produksi menjadi kunci keputusan yang penting untuk mengatur skala proses. Pada kasus,

kapasitas laju alir vinil klorida 100.000 lb/jam (~800 juta lb/tahun, perkiraan operasi tahunan

330 harifaktor operasi sebesar 0,904) dijalankan sesuai pernyataan primitive problem pada

Section 1.2. Dengan diketahui laju alir produk (bahan penerima utama dalam proses), laju alir

penerima HCl dan sumber bahan baku dapat dihitung dengan asumsi bahan baku terkonversi

menjadi produk berdasarkan pada reaksi keseluruhan. Bahan baku yang tidak bereaksi

dipisahkan dari produk reaksi dan di-recycle.

Page 5: Sintesis Proses Dari Vinil Klorida

Flowsheet yang mirip untuk cara reaksi 4 dan 5 diperlukan untuk melengkapi langkah 1

dari sintesis. Dan langkah-langkah semua cara reaksi dipresentasikan dalam satu pohon

sintesa (synthesis tree). (total ada lima langkah)

Gambar 1. Operasi reaksi untuk thermal cracking dikloroetana dari klorinasi etilena (cara

reaksi 3).

Langkah 2 : Penyebaran zat kimia

Pada tahap ini akan membahas pemasukan dan pengeluaran dari setiap zat kimia pada

gambar 3.5 yang disesuaikan sehingga laju alir massa (mass flow) keseluruhan yang masuk

reaktor sama dengan laju alir massa yang keluar.

Pada gambar 3.5, etilen dan klorin masuk ke dalam reaktor klorinasi yang beroperasi

pada suhu 90oC dan tekanan 1,5 atm. Diasumsikan bahwa etilen dan klorin masuk ke reactor

dengan perbandingan stoikiometri yaitu 1:1 sesuai reaksi 3.3. Karena bahan baku sudah

memiliki perbandingan yang sama dan tidak ada perbedaan laju alir antar pemasukan dan

pengeluaran maka tidak diperlukan pengaduk/mixer. Sehingga,

laju alir total yang masuk ke reaktor klorinasi = laju alir klorin + laju alir etilen

= 113.400 lb/hr + 44900 lb/hr

= 158300 lb/hr

laju alir total yang keluar dari reaktor klorinasi = laju alir dikloroetana = 158300 lb/hr.

Selanjutnya, dikloroetana hasil reaktor klorinasi masuk ke reaktor pirolisis yang

beroperasi pada suhu 500oC dan tekanan 26 atm. Pada pirolisis ini, hanya 60% dikloroetana

yang dikonversi ke vinil klorida dengan hasil samping HCl. Konversi ini tidak lebih dari 65%

yang merupakan patent.

Berdasarkan perhitungan diatas, diketahui bahwa laju alir keluar reaktor klorinasi

yang berarti masuk ke reaktor pirolisis adalah 158300 lb/hr. Untuk memenuhi keseimbangan

neraca massa keseluruhan harus dihasilkan 100.000 lb/hr vinil klorida dan 58300 produk

samping HCl. Tetapi, dengan konversi 60%, hanya dapat dihasilkan 60.000 lb/hr vinil klorida.

Oleh karena itu, diperlukan penambahan bahan baku reaktor pirolisis yaitu dikloroetana.

Page 6: Sintesis Proses Dari Vinil Klorida

Penambahan dikloroetana dihitung melalui neraca massa

= 1−0,6

0,6 × 158.300

𝑙𝑏

ℎ𝑟= 105.500

𝑙𝑏

ℎ𝑟.

Laju alir 105.500 lb/hr ini adalah laju alir recycle dikloroetana keluaran reaktor

pirolisis yang tidak membentuk vinil klorida. Sehingga,

Laju alir total yang masuk ke reaktor pirolisis adalalah

= laju alir dikloroetana hasil klorinasi + laju alir dikloroetana recycle

= 158300 lb/hr + 105.500 lb/hr

= 263.800 lb/hr.

Laju alir total yang keluar dari reaktor pirolisis adalah

= laju alir vinil klorida + laju alir HCl + laju alir dikloroetana recycle

= 100.000 lb/hr + 58300 lb/hr + 105.500 lb/hr

= 263.800 lb/hr.

Hasil dari operasi pirolis adalah vinil klorida sebagai produk, HCl sebagai produk

samping, dan recycle dikloroetana.

Gambar 3.5 Flowheet yang menunjukkan penyebaran zat kimia selama thermal cracking

dikloroetana dari klorinasi etilen.

Pada gambar 3.5 dapat dilihat bahwa pada operasi klorinasi menghasilkan banyak

sumber enerdi yaitu 150 juta BTU/hr tetapi dengan suhu yang rendah yaitu 90oC. Sedangkn

operasi pirolisis membutuhkan energy lebih sedikit yaitu 52 juta BTU/hr namun dengan suhu

yang tinggi yaitu 500oC. Karena panas yang dihasilkan saat klorinasi tidak mampu digunakan

untuk menaikkan suhu suhu saat pirolisis, maka dibutuhkan sumber energi lain.

Untuk tekanan pada operasi reaksi, 1,5 atm dipilih untuk tekanan operasi klornasi

untuk mencegah adanya udara masuk ke dalam reaktor. Pada tekanan atmosferik, udara dapat

masuk kedalam reaktor dan membentuk konsentrasi yang cukup besar hingga melebihi batas

flammabilitynya. Untuk operasi pirolisis, tekanan 26 atm direkomendasikan oleh patent B. F.

Godrich (1963). Karena reaksinya searah, peningkatan suhu tidak akan berpengaruh terhadap

Page 7: Sintesis Proses Dari Vinil Klorida

konversi. Kebanyakan, patent merekomendaikan tekanan 26 atm ini untuk mempercepat laju

reaksi dan untuk mengurangi ukuran reaktor pirolisis walaupun konstruksi reaktor pirolisis

harus memiliki dinding yang tebal dan dilengkapi dengan alat-alat precautions.

Langkah 3 : Menghilangkan Beda Komposisi (Proses Separasi)

Proses separasi merupakan salah satu unit operasi dalam sebuah industri yang

memiliki untuk memisahkan produk utama dari bahan kimia lain sampai dicapai produk yang

sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Berdasarkan gambar 3.5 terdapat tiga aliran

keluaran bahan kimia, yaitu aliran produk vinyl klorida, aliran produk samping HCl, dan

aliran umpan recycle 1,2-dichloroethane. Ketiga bahan kimia ini merupakan produk hasil

thermal cracking (pirolisis) 1,2-dichloroethane. Proses separasi yang digunakan untuk

memisahkan campuran ketiga bahan ini adalah destilasi. Berdasarkan gambar 3.6, rancangan

proses separasi dalam diagram alir menggunakan dua menara destilasi yang disusun secara

seri.

Gambar 3.6 Flowsheet termasuk operasi pemisahan untuk proses vinil klorida

Proses destilasi dipilih karena ketiga bahan kimia memiliki perbedaan volatilitas yang

cukup jauh. Hal ini dapat dilihat berdasarkan data titik didih dalam tabel 3.4.

Page 8: Sintesis Proses Dari Vinil Klorida

Pada kolom destilasi pertama dilakukan pemisahan HCl sedangkan di kolom kedua

dilakukan pemisahan vinyl klorida. Proses pemisahan pada kolom detilasi pertama dilakukan

pada tekanan 12 atm mengikuti rekomendasi B.F Goodrich. Pada kondisi ini HCl mendidih

pada suhu -26,2oC dan dihasilkan vinyl chloride dan dichloroethane sebagai produk bawah.

Pada menara destilasi ke dua proses destilasi dilakukan pada kondisi tekanan sebesar 4,8 atm

dengan hasil produk destilat (vinyl chloride hampir murni) mendidih pada suhu 33oC dan

dapat terkondensasi dengan air pendingin pada suhu 25oC sedangkan 1,2-dichloroethane

sebagai produk bawah yang mendidih pada suhu 146oC akan digunakan sebagai umpan yang

dicampur dengan produk diklorinasi.

Beberapa pilihan operasi proses pemisahan lainnya, yaitu memisahkan sedikit

mungkin senyawa volatil dichloroethane pada kolom pertama dan memisahkan HCl pada

kolom kedua, atau dapat digunakan kolom tunggal dengan aliran utama adalah produk vinyl

klorida. Proses pemisahan HCl menggunakan absorpsi air pada tekanan 1 atm dan aliran uap

vinyl klorida dan dichloroethane dapat dipisahkan menggunakan destilasi.

Langkah 4 : Mengeliminasi perbedaan suhu, tekanan, dan fase.

Gambar 3.7 Flowsheet dengan peubahan suhu, tekanan, dan fasa operasi pada proses

pembentukan vinil klorida

Langkah 4 merupakan pengembangan dari langkah 3 dengan penambahan keterangan

adanya perubahan temperature, tekanan, dan fase selama proses operasi. Terjadinya

perubahan temperature, tekanan, dan fase selama proses operasi dimaksudkan untuk

Page 9: Sintesis Proses Dari Vinil Klorida

menyesuaikan perancangan alat operasi agar memenuhi spesifikasi kerjanya. Pada dasarnya

operasi yang terjadi setelah klorinasi adalah proses pirolisis kemudian diseparasi untuk

mendapatkan C2H3Cl murni sehingga terdapat dua alat operasi utama yaitu alat pirolisis dan

alat separasi.

Operasi dimulai dengan proses klorinasi C2H4 menghasilkan C2H4Cl2 pada suhu 90oC

dan tekanan 1,5 atm. Untuk mendapatkan C2H3Cl diperlukan operasi pirolisis, karenanya

perlu dilewatkan alat operasi pirolisis dengan spesifikasi : bahan masuk berupa gas, pada

suhu 500oC dan tekanan 26 atm karenanya dilakukan beberapa operasi untuk mengubah

C2H4Cl2 cair 90oC 1,5 atm menjadi C2H4Cl2 gas 500oC dan tekanan 26 atm. Operasi yang

pertama dilakukan adalah menaikkan tekanan dari 1,5 atm menjadi 26 atm. Operasi penaikan

tekanan ini berdampak naiknya suhu menjadi 112oC. Dilanjutkan operasi menaikkan suhu

menjadi 242oC agar terjadi perubahan fase C2H4Cl2 menjadi gas. Terbentuklah C2H4Cl2 26

atm 242oC sehingga memungkinkan terjadi perubahan fase menjadi gas. Agar C2H4Cl2 gas

dapat dipirolisis harus dinaikkan suhunya agar memenuhi spesifikasi alat pirolisis menjadi

500oC karenanya dilakukan proses penambahan panas. Setelah memenuhi spesifikasi yang

diinginkan alat, maka C2H4Cl2 gas dipirolisis menghasilkan C2H3Cl sebanyak 100.000 lb/hr,

HCl sebanyak 58.300 lb/hr, dan C2H4Cl2 sebanyak 105.500lb/hr.

Dalam rangka memenuhi spesifikasi alat separasi, senyawa-senyawa hasil pirolisis

akan diubah suhunya hingga mencapai Dew point gas menjadi liquid sehingga tercapai pada

buble point yang dapat diterima alat separasi. Operasi separai pertama dilakukan dalam

rangka memisahkan HCl kemudian masuk ke alat separasi kedua untuk memisahkan C2H4Cl2

dan produk yang diinginkan yaitu C2H3Cl. C2H4Cl2 hasil pemisahan kemudian direcycle

kembali dengan cara menyesuaikan suhu operasinya yang telah berubah. C2H4Cl2 yang telah

diubah suhunya dapat kembali digunakan untuk menghasilkan produk dengan proses operasi

sebagaimana sebelumnya.

Langkah 5 : Proses Integrasi

Langkah 5 merupakan gambaran besar dari seluruh proses, setelah dilakukan langkah

4 yaitu menghilangkan perbedaan suhu, C2H4Cl2 masuk ke dalam kolom disitilasi. Pada

kolom distilasi C2H4Cl2 dipisahkan menjadi Cl2 dan C2H4, yang mana nanti pengotornya akan

masuk ke dalam Reaktor Klorinasi. C2H4Cl2 cair akan dialirkan ke pompa yang mengubah

tekanannya yang dari 1,5 atm menjadi 26 atm. Lalu setelah spesifikasi bahan sesuai dengan

spesifikasi yang diinginkan, C2H4Cl2 masuk ke dalam evaporator untuk diupkan menjadi

suhu 242⁰C. Setelah itu masuk ke dalam langkah pirolisis furnish yang mana disini suhu

Page 10: Sintesis Proses Dari Vinil Klorida

dinaikan menjadi 500⁰C dan tekanan masih tetap yaitu 26 atm. Hasil dari pirolisis masuk ke

dalam tangki Spray Quench, di tangki dilakukan proses pendinginan. Yang mana uap dari

C2H4Cl2 akan mengisi ruang kosong uap dan H2O hasil pendinginan akan masuk kedalam

Cooling Tower. C2H4Cl2 akan keluar dari Spray Quench Tank pada suhu 170⁰C dan akan

masuk ke dalam condenser untuk diubah fasenya. Setelah melalui Kondenser C2H4Cl2 akan

diumpankan ke kolom distilasi untuk dipisahkan menjadi HCl yang merupakan produk

samping dan C2H3Cl menjadi produk utama.

Page 11: Sintesis Proses Dari Vinil Klorida

TUGAS

PERANCANGAN PRODUK DAN PROSES KIMIA

LANGKAH-LANGKAH OPERASI

PEMBUATAN VINIL KLORIDA

DISUSUN OLEH :

APRILIA LAILA FAJRIN (21030112130049)

BRAMANTYA BRIAN SUWIGNJO (21030112140169)

DANUGRA MARTANTYO (210301121300..)

HARI WISNU MURTI (210301121300..)

NUGRAHENI DWIANDINI (21030112130118)

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK KIMIA

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2015