simpan pinjam berbunga studi kasus pada sikap...
TRANSCRIPT
SIMPAN PINJAM BERBUNGA
STUDI KASUS PADA SIKAP JAMA’AH TAHLILAN DESA WANADRI KEC.
BAWANG KAB. BANJARNEGARA (TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM ISLAM)
SKRIPSI
DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT-SYARAT
MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU
DALAM ILMU HUKUM ISLAM
Oleh:
FAHAT ABDUL AZIS
NIM: 13380044
PEMBIMBING:
Drs. KHOLID ZULFA, M.Si
JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2017
ii
ABSTRAK
Pada dasarnya, utang piutang (al-qarḍ) adalah bentuk muamalah dengan akad
tabarru’at, yaitu transaksi yang bertujuan sosial dan tidak mensyaratkan tambahan apapun
dengan prinsip tolong-menolong. Memberikan hutang dengan maksud mencari keuntungan
sudah melenceng dari tujuan utama utang piutang. Dalam masyarakat, selain dikenal istilah
simpan pinjam juga dikenal istilah kredit. Simpan pinjam biasanya digunakan oleh
masyarakat dalam konteks pemberian pinjaman pada pihak lain. Seseorang yang
meminjamkan hartanya pada orang lain maka ia dapat disebut telah memberikan hutang
padanya. Hukum Islam melarang adanya bunga utang piutang, namun hal tersebut justru
dipraktikan oleh jama’ah tahlilan Desa Wanadri. Simpan pinjam yang dipraktikan oleh ibu-
ibu di Desa Wanadri adalah suatu kegiatan dengan cara menabung yang dilakukan oleh
jama’ah tahlilan dan dilaksanakan pada setiap hari senin, hasil dari tabungan tersebut
diperbolehkan untuk dipinjamkan ke sesama jama’ah ataupun bukan jama’ah tahlilan,
dengan syarat pemberian bunga sebesar 5%. Jadi simpan pinjam yang dipraktikan oleh
jama’ah tahilan adalah praktik simpan pinjam bersyarat sebesar 5%. Untuk pinjaman yang
bersifat mendesak misalnya biaya rumah sakit pinjaman dibebaskan dari adanya bunga.
Pengembalian hutang beserta bunga 5% diberikan satu bulan sekali. Selama peminjam
belum melunasi pinjamannya, maka peminjam diwajibkan untuk memberikan tambahan
atau bunga setiap bulannya sesebsar 5% sesuai kadar hutang yang tersisa di simpan pinjam.
Bunga sebesar 5% yang terkumpul dalam kurun waktu satu tahun akan dibagikan kepada
seluruh jama’ah dengan jumlah yang sama.
Pada permasalahan tersebut di atas, penyusun telah melakukan penelitian mengenai
mengapa jama’ah tahlilan mempraktikkan simpan pinjam berbunga dan apa faktor yang
melatar belakangi simpan pinjam berbunga tersebut. Jenis penelitian ini adalah field
research yang akan dilakukan di jama’ah tahlilan di Desa Wanadri, Kecamatan Bawang,
Kabupaten Banjarnegara. Untuk mendapatkan validitas data, penyusun menggunakan
beberapa metode pengumpulan data yaitu dengan cara observasi, wawancara, dan
kepustakaan. Dalam penelitian ini, penyusun menggunakan metode analisis deskreptif
dengan pendekatan kualitatif.
Dari penelitian yang sudah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa yang
mendorong jama’ah tahlilan sehingga mempraktikan simpan pinjam berbunga adalah karena
jama’ah tahlilan memiliki atau mengunakan pemahaman yang berbeda tentang utang
piutang dalam hukum Islam dan pengalaman dimasyarakat yang dimiliki oleh jama’ah
tahlilan. Jama’ah tahlilan menganggap praktik simpan pinjam tersebut hal yang biasa dan
tidak perlu dipermasalahkan, mengenai teori tentang larangan simpan pinjam yang
mengandung bunga, jama’ah memiliki pandangan tersendiri. Permasalahan tersebut
termasuk dalam kategori teori kepatuhan hukum, faktor yang dapat mempengaruhi hukum
itu berfungsi dalam jama’ah tahlilan adalah faktor masyarakat, kesadaran hukum
masyarakat berpengaruh secara tidak langsung pada ketaatan hukum. Dengan mengunakan
teori religiusitas permasalahan tersebut termasuk dalam dimensi pengalaman, dimensi ini
mengacu identifikasi akibat-akibat keyakinan keagamaan, praktik, pengalaman, dan
pengetahuan seseorang dari hari kehari. Faktor yang melatar belakangi jama’ah tahlilan
mempraktikkan simpan pinjam berbunga adalah faktor kemudahan di saat kebutuhan
mendesak.
Keyword: simpan-pinjam, pinjam-meminjam, al-Qarḍ.
iii
iv
vi
MOTTO
“KETIKA KAMU TIDAK PERNAH MELAKUKAN
KESALAHAN,
ITU ARTINYA
KAMU TIDAK BERANI UNTUK MENCOBA”
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk
Orang tuaku tercinta Beliau merupakan orang yang paling
berjasa dalam kehidupanku, yang telah merawat, mendidik,
membesarkanku dengan penuh kasih sayang dan tak pernah
lelah memanjatkan do’a dengan penuh keikhlasan demi
kebaikan anak-anaknya. semoga Allah Swt menyayangi dan
meridhoi kita semua serta menyatukan kita sampai
di surga-Nya. Amin...
viii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Pedoman Transliterasi Arab Indonesia pada skripsi ini merujuk kepada, Surat Keputusan
Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor:
158/1997 dan 0543b/U/1987.
A. Konsonan Tunggal
Huruf
Arab Nama Huruf Latin Keterangan
Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan ا
bâ‟ B Be ب
tâ‟ T Te ت
śâ‟ Ś es (dengan titik di atas) ث
Jim J Je ج
hâ‟ H ha (dengan titik di bawah) ح
khâ‟ Kh ka dan ha خ
Dâl D De د
Żâl Ż żet (dengan titik di atas) ذ
râ‟ R Er ر
Zai Z Zet ز
Sin S Es س
Syin Sy es dan ye ش
Sâd S es (dengan titik di bawah) ص
Dâd D de (dengan titik di bawah) ض
ix
ŝâ‟ Ŝ te (dengan titik di bawah) ط
zâ‟ Z zet (dengan titik dibawah) ظ
ain „ koma terbalik (di atas)„ ع
Gain G ge dan ha غ
fâ‟ F Ef ف
Qâf Q Qi ق
Kâf K Ka ك
Lâm L El ل
Mîm M Em م
Nûn N En ن
Wâwû W We و
hâ‟ H Ha ه
Hamzah ‟ Apostrof ء
yâ‟ Y Ye ي
B. Konsonan Rangkap
Konsonan rangkap yang disebabkan oleh syaddah ditulis rangkap. contoh :
لنز Ditulis Nazzala
Ditulis Bihinna بهن
C. Ta’ Marbutah diakhir Kata
1. Bila dimatikan ditulis h
x
Ditulis ikmah حكمة
Ditulis „illah علة
(ketentuan ini tidak diperlukan bagi kata-kata Arab yang sudah terserap dalam bahasa
Indonesia, seperti salat, zakat dan sebagainya kecuali dikehendaki lafal lain).
2. Bila diikuti dengan kata sandang „al‟ serta bacaan kedua itu terpisahh maka ditulis
dengan h.
ءاألوليا ‟Ditulis Karâmah al-auliyâ كرامة
3. Bila ta‟ marbutah hidup atau dengan harakat fathah, kasrah dan dammah ditulis t atau h.
Ditulis Zakâh al-fiŝri زكاة الفطر
D. Vokal Pendek
ـ
فعل
fathah
Ditulis
ditulis
A
fa‟ala
ـ
ذكر
kasrah
Ditulis
ditulis
I
Żukira
ـ
يذهب
dammah Ditulis
ditulis
U
Yażhabu
E. Vokal Panjang
1
Fathah + alif
فال
Ditulis
ditulis
Â
Falâ
2 Fathah + ya‟ mati Ditulis Â
xi
ditulis Tansâ تنسى
3
Kasrah + ya‟ mati
تفصيل
Ditulis
ditulis
Î
Tafshîl
4
Dlammah + wawu mati
أصول
Ditulis
ditulis
Û
Usûl
F. Vokal Rangkap
1
Fathah + ya‟ mati
الزحيلي
Ditulis
ditulis
Ai
az-zuhailî
2
Fatha + wawu mati
الدولة
Ditulis
ditulis
Au
ad-daulah
G. Kata Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata Dipisahkan dengan Apostrof
Ditulis A‟antum أأنتم
Ditulis U‟iddat أعدت
Ditulis La‟in syakartum لئنشكرتم
H. Kata Sandang Alif dan Lam
1. Bila diikuti huruf qomariyyah ditulis dengan menggunakan huruf “l”
Ditulis Al-Qur‟ân القرأن
Ditulis Al-Qiyâs القياس
2. Bila diikuti huruf Syamsiyyah ditulis dengan menggunakan huruf Syamsiyyah yang
mengikutinya, dengan menghilangkan huruf l (el) nya.
xii
‟Ditulis As-Samâ السماء
سالشم Ditulis Asy-Syams
I. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat
Ditulis menurut penulisnya
Ditulis Żawî al-Furûd ذوي الفروض
Ditulis Ahl as-Sunnah أهل السنة
xiii
KATA PENGANTAR
بسم هللا الرحمه الرحيم
أشهد أن ال . وبه وستعيه على أمىر الدويا و الديه. الحمد هلل رب العالميه
اللهم صلى و سلم على محمد . إله إال هللا و أشهد أن محمدا عبده ورسىله
وعلى آله و أصحا به أجمعيه صل
Segala puji dan syukur senantiasa penyusun panjatkan kehadirat Allah
Swt. yang telah memberikan nikmat, rahmat, hidayah dan kekuatan kepada
penyusun. Solawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
besar Muhammad saw., beserta para sahabatnya yang telah membawa perubahan
bagi peradaban dunia dengan lahirnya Islam. Sebagai manusia biasa, tentunya
penyusun tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Penyusun menyadari hal
tersebut seraya memohon kepada Allah Swt., bahwa tiada daya dan upaya
melainkan dengan pertolongan-Nya, terutama dalam penyusunan skripsi dengan
judul: “Simpan Pinjam Berbunga Studi Kasus Pada Sikap Jama’ah Tahlilan
Desa Wanadri Kec. Bawang Kab. Banjarnegara (Tinjauan Sosiologi Hukum
Islam)” yang merupakan petunjuk dan pertolongan dari Allah Swt. yang
diberikan kepada penyusun.
Skripsi ini dapat penyusun selesaikan berkat bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu sangatlah wajar bila penyusun menyampaikan
penghargaan yang setinggi-tingginya dan mengucapkan terima kasih yang setulus-
tulusnya, khususnya kepada :
1. Prof. Dr. KH. Yudian Wahyudi, MA., Ph.D., selaku Rektor Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
xiv
2. Dr. H. Agus Moh. Najib, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Syari’ah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
3. Bapak Saifuddin, S.H.I., M.S.I., selaku Ketua Jurusan Hukum Ekonomi
Syari’ah (Muamalah) Fakultas Syarai’ah dan Hukum Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
4. Ibu Zusiana Elly Triantini, S.H.I., M.S.I., selaku Sekretaris Jurusan
Hukum Ekonomi Syari’ah (Muamalah) Fakultas Syari’ah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
5. Bapak Drs. Kholid Zulfa, M.Si., selaku Pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktunya demi membimbing penyusun dalam penulisan
skripsi ini.
6. Seluruh Dosen Fakultas Syari’ah dan Hukum, terutama Jurusan Hukum
Ekonomi Syar’iah yang telah memberikan bekal ilmu. Tidak lupa pula
kepada Ibu Nurhidayati selaku TU Jurusan Hukum Ekonomi Syari’ah
yang dengan penuh kesabaran membantu penyusun dalam mengurus
administrasi akademik
7. Ibu Lusia Nia Kurnianti, S.H., M.H., dan Bapak Agung Wibowo S.H.,
M.Kn., selaku dosen Fakultas Syari’ah dan Hukum dan juga pembina
Business Law Centre (BLC) Jurusan Hukum Ekonomi Syari’ah yang
senantiasa selalu memebrikan dukungan kepada penyusun dalam berbagai
hal.
xv
8. Bapak Rianto selaku Kepala Desa Wanadri beserta jajarannya yang telah
memberikan izin kepada penyusun, sehingga karya ini dapat diselesaikan
dengan baik.
9. Ayah dan Ibunda serta adikku tercinta yang senantiasa berusaha dan
berdo’a serta mendidik penyusun dengan penuh tanggung jawab dan selalu
memberikan bantuan baik moril maupun materil. Semoga ilmu yang
penyusun peroleh dapat menjadi bekal untuk membalas budi dan
pengorbanan yang telah mereka berikan.
10. Rekan mahasiswa Fakultas Syari’ah dan Hukum pada Program Studi
Hukum Ekonomi Syari’ah angkatan 2013: Rahmadi Widya Y, Chollilul
Umam, Haris Mula, Iqdam L. M., M. Sidik, David M, Ilham Abdi, Hamka
H, Fikri P, Rizki S, Qurotul Aini, Eva Fauzi L, Fatimah F, Risda Ika,
Dinar A, Uci H dan semua teman-teman Jurusan Hukum Ekonomi
Syari’ah yang tidak dapat saya sebutka satu persatu. Serta teman-teman
KKN angkatan 90 Kelompok 79 Dusun Dondong.
11. Rekan-rekan Business Law Centre (BLC) Jurusan Hukum Ekonomi
Syari’ah yang telah memberikan warna dan sejarah dalam menemani
logika akademis penyusun.
xvi
xvii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i
ABSTRAK .................................................................................................................. ii
SURAT PERNYATAAN SKRIPSI ......................................................................... iii
SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI ........................................................................ iv
SURAT PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................................... v
MOTTO ..................................................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. vii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN .................................................. viii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. xiii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... xvii
BAB I .PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian....................................................................................... 4
D. Tujuan Kegunaan Penelitian ..................................................................... 4
E. Telaah Pustaka........................................................................................... 5
F. Kerangka Teoretik ..................................................................................... 8
G. Metode Penelitian .................................................................................... 16
H. Sistematika Pembahasan ......................................................................... 19
BAB II. GAMBARAN UMUM TENTANG UTANG PIUTANG DALAM
HUKUM ISLAM ..................................................................................... 21
A. Konsep Simpan Pinjam ........................................................................... 21
1. Pengertian dan Dasar Hukum Al-Qarḍ ............................................. 21
xviii
2. Rukun dan Syarat Al-Qarḍ ................................................................ 23
3. Karakteristik ...................................................................................... 26
B. Bunga dan Riba ....................................................................................... 26
1. Pengertian Bunga .............................................................................. 29
2. Pengertian Riba ................................................................................. 30
C. Macam-Macam Riba ............................................................................... 32
D. Pandangan Ulama Tentang Bunga .......................................................... 35
BAB III. GAMBARAN UMUM PRAKTIK SIMPAN PINJAM PADA
JAMA’AH TAHLILAN DI DESA WANADRI
KEC. BAWANG KAB. BANJARNEGARA ......................................... 39
A. Ds. Wanadri Kec. Bawang Kab. Banjarnegara ....................................... 39
1. Sejarah Desa ....................................................................................... 39
2. Letak Geografis .................................................................................. 40
3. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa ............................................. 41
4. Keadaan Ekonomi .............................................................................. 44
5. Keadaan Sosial Keagamaan ............................................................... 48
B. Praktik Simpan Pinjam Berbunga ........................................................... 51
1. Awal Munculnya Praktik Simpan Pinjam Berbunga
di Jama’ah Tahlilan ............................................................................ 51
2. Pelaksanaan Praktik Simpan Pinjam Berbunga .................................. 53
3. Pandangan Jama’ah Tahlilan Terhadap Bunga .................................. 55
C. Pandangan Tokoh Ulama Dan Tokoh Masyarakat Setempat
Terhadap Praktik Simpan Pinjam Berbunga Di Jama’ah Tahlilan .......... 56
xix
BAB IV. ANALISIS SOSIOLOGIS TERHADAP SIKAP JAMA’AH
TAHLILAN ATAS SIMPAN PINJAM BERBUNGA ......................... 58
A. Analisis Terhadap Jama’ah Tahlilan Sehingga Mempraktikkan
Simpan Pinjam Berbunga ........................................................................... 58
1. Pemahaman Jama’ah ........................................................................... 61
2. Pengalaman Jama’ah ............................................................................ 61
B. Analisis Terhadap Faktor Yang Melatar Belakangi Praktik Simpan
Pinjam Berbunga ........................................................................................ 62
1. Kemudahan Disaat Kebutuhan Mendesak ........................................... 65
BAB V. PENUTUP ...................................................................................................... 67
A. Kesimpulan................................................................................................. 67
B. Saran-saran ................................................................................................. 67
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….. 69
LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................................................... 71
xx
DAFTAR TABEL & BAGAN
Tabel 1.1 Sejarah Kepemimpinan Desa Wanadri kec. Bawang kab. Banjarnegara.
Tabel 1.2 Tata guna tanah Desa Wanadri kec. Bawang kab. Banjarnegara.
Bagan 1.1 Struktur organisasi Desa Wanadri kec. Bawang kab. Banjarnegara.
Tabel 1.4 Prasarana Ekonomi Desa Wanadri kec. Bawang kab. Banjarnegara.
Tabel 1.5 Aset Desa Desa Wanadri kec. Bawang kab. Banjarnegara.
Tabel 1.6 Aspek Pendidikan Desa Wanadri kec. Bawang kab. Banjarnegara.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Utang piutang adalah perkara yang tidak bisa dipisahkan dalam interaksi
kehidupan manusia. Ketidak merataan dalam hal materi adalah salah satu
penyebab munculnya perkara ini. Islam sebagai agama yang mengatur segala
urusan dalam kehidupan manusia, juga mengatur mengenai perkara utang
piutang. Praktik utang piutang bukan hal asing bagi masyarakat, karena
persoalan tersebut sering dijumpai pada setiap sudut kehidupan masyarakat.
Simpan pinjam merupakan perjanjian antara satu pihak dengan pihak
lainnya dan objek yang diperjanjikan pada umumnya adalah uang. Kedudukan
pihak yang satu sebagai pihak yang memberikan pinjaman, sedangkan pihak
yang lain menerima pinjaman. Uang yang dipinjam akan dikembalikan dalam
jangka waktu tertentu sesuai yang dengan yang diperjanjikannya.1
Simpan pinjam termasuk ke dalam jenis perjanjian pinjam meminjam,
hal ini sebagaimana diatur dalam bab ketiga belas, buku ketiga KHU Perdata.
Dalam Pasal 1754 KUH Perdata disebutkan:
“pinjam meminjam adalah perjanjian dengan mana pihak yang satu
memberikan kepada pihak yang lain suatu jumlah tertentu barang yang
habis karena pemakaian, dengan syarat bahwa pihak yang belakangan ini
akan mengembalikan sejumlah yang sama dari macam dan keadaan yang
sama pula”.2
1Gatot Supramono, Perjanjian Utang Piutang, Cet Ke-1, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2013), hlm. 9.
2Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Bab Ketiga Belas Buku Ke- III Pasal 1754.
2
Objek perjanjian pinjam meminjam dalam Pasal 1754 KUH Perdata
berupa barang-barang yang habis karena pemakaian. Uang dapat merupakan
objek perjanjian simpan pinjam, karena termasuk barang yang habis karena
pemakaian. Uang yang fungsinya sebagai alat tukar, akan habis karena
digunakan berbelanja.
Selanjutnya dalam perjanjian pinjam meminjam, pihak yang meminjam
akan mengembalikan barang yang dipinjam dalam jumlah yang sama dan
keadaan yang sama . Jika uang yang dipinjam sejumlah sekian maka peminjam
harus mengembailikan uang dalam jumlah yang sama dan uangnya dapat
diperbelanjakan.3
Pada dasarnya, praktik simpan pinjam (al-qarḍ) adalah bentuk muamalah
dengan akad tabarru’at, yaitu transaksi yang bertujuan sosial dan tidak
mensyaratkan tambahan apapun dengan prinsip tolong-menolong, sebagaimana
firman Allah:
4 …وتعاونوا علي البر والتقوى وال تعاونوا علي الثم والعدوان…
Ayat di atas memerintahkan bahwa supaya kita saling tolong-menolong
dijalan yang baik dan takwa, dan melarang kita untuk saling tolong-menolong
dalam (berbuat) dosa dan saling bermusuhan.
Pada dasarnya praktik simpan pinjam adalah muamalah yang
diperbolehkan akan tetapi masih sering terdapat suatu kelompok masyarakat
3Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Bab Ketiga Belas Buku Ke- III Pasal 1754.
4Departemen Agama, Al-Qur‟an Dan Terjemahannya, Surat Al-Maidah (5) Ayat 2.
3
atau individu yang memanfaatkan keadan tersebut untuk mencari keuntungan,
kasus tersebut masih dijumpai di jama‟ah tahlilan yang ada di Desa Wanadri.
Simpan pinjam yang dipraktikan oleh ibu-ibu di Desa Wanadri adalah
suatu kegiatan dengan cara menabung yang dilakukan oleh jama‟ah tahlilan
dan dilaksanakan pada setiap hari senin, hasil dari tabungan tersebut
diperbolehkan untuk dipinjamkan ke sesama jama‟ah ataupun bukan jama‟ah
tahlilan, dengan syarat pemberian bunga sebesar 5%.
Jadi simpan pinjam yang dipraktikan oleh jama‟ah tahilan adalah praktik
simpan pinjam bersyarat sebesar 5%. Untuk pinjaman yang bersifat mendesak
misalnya biaya rumah sakit pinjaman dibebaskan dari adanya bunga.
Pengembalian hutang beserta bunga 5% diberikan satu bulan sekali. Selama
peminjam belum melunasi pinjamannya, maka peminjam diwajibkan untuk
memberikan tambahan atau bunga setiap bulannya sebesar 5% sesuai kadar
hutang yang tersisa di simpan pinjam. Bunga sebesar 5% yang terkumpul
dalam kurun waktu satu tahun akan dibagikan kepada seluruh jama‟ah dengan
jumlah yang sama.
Hukum Islam melarang adanya bunga dalam kegiatan utang piutang,
namun hal tersebut justru dipraktikkan oleh kelompok keagamaan dalam hal ini
jama‟ah tahlilan. Oleh karena itu, penyusun melakukan penelitian mengenai
mengapa jama‟ah tahlilan mempraktikkan simpan pinjam berbunga dan apa
faktor yang melatar belakangi simpan pinjam berbunga tersebut. Dengan
demikian judul yang diangkat oleh penyusun adalah “Simpan Pinjam Berbunga
4
Studi Kasus Pada Sikap Jama‟ah Tahlilan Desa Wanadri Kec. Bawang Kab.
Banjarnegara (Tinjauan Sosiologi Hukum Islam)”.
B. Rumusan Masalah
Beranjak dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka
terdapat pokok permasalahan yang dapat dijadikan barometer penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Mengapa jama‟ah tahlilan mempraktikkan simpan pinjam berbunga dan
apa faktor yang melatar belakangi simpan pinjam berbunga?
C. Tujuan Penelitian
Untuk menjelaskan mengapa jama‟ah tahlilan mempraktikkan simpan
pinjam berbunga dan untuk menjelaskan faktor yang melatar belakangi pinjam
berbunga.
D. Tujuan Kegunaan Penelitian
Dengan melakukan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
a. Secara akademis penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran
bagi perkembangan muamalah dalam rangka memperkaya khazanah ilmu
khususnya yang berkaitan dengan simpan pinjam dan juga sosiologi
hukum Islam.
b. Secara praktis penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran
dan masukan bagi pihak-pihak yang terkait khususnya warga Desa
Wanadri Kec. Bawang Kab. Banjarnegara.
5
E. Telaah Pustaka
Penelitian simpan pinjam merupakan penelitian yang telah banyak
dilakukan sebelumya dengan kajian wilayah yang berbeda, namun sejauh
penelusuran penyusun belum ada penelitian atau buku-buku yang secara
khusus dan terperinci membahas tentang praktik simpan pinjam berbunga
seperti yang telah di praktikkan oleh jama‟ah tahlilan warga Desa Wanadri
Kec. Bawang Kab. Banjarnegara. Penyusun menyusun penelitian ini merujuk
pada penelitian-penelitian sebelumnya, di antaranya:
Penelitian dari Ai Nur‟aisyah tentang “Tinjauan Hukum Islam Tentang
Riba dan Bunga Bank (Studi Atas Pemikiran Moh. Hatta)”. Skripsi ini
menjelaskan tentang pinjaman konsumtif dan produktif yang mengandung
unsur tambahan. Ia menyimpulkan bahwa Moh. Hatta mengharamkan
pinjaman konsumtif karena di dalamnya akan menimbulkan penindasan atau
eksploitasi terhadap orang yang sedang membutuhkan untuk kebutuhan dan
inilah yang terjadi pada masyarakat jahiliyah. Sedangkan bunga dalam
pinjaman produktif yang terdapat dalam bank tidak termasuk riba yang
diharamkan oleh al-Qur‟an, karena bunga bank tidak menimbulkan penindasan
dan eksploitasi. Bunga di sini merupakan keuntungan yang diperoleh dengan
bantuan uang pinjaman, tidak adil apabila memberi pinjaman tidak
mendapatkan keuntungan atau dapat dikatakan bahwa bunga adalah pengganti
uang sewa.5
6
Penelitian dari Chamdani Bhasan yang berjudul “Tinjauan Sosiologi
Hukum Islam Terhadap Praktik „Ngelimolasi‟ Antara Petani Tembakau Dan
Tengkulak ( Studi Kasus Di Desa Cemoro Kecamatan Wonosobo Kabupaten
Temanggung)”. Ia menyimpulkan bahwa petani dan tengkulak merupakan
pihak- pihak yang terlibat secara langsung dalam praktik hutang-piutang (al-
Qorḍ) sistem ngelimolasi, sedangkan pihak yang secara tidak langsung terlibat
dalam praktik ngelimolasi adalah agen. Di dalam praktik ini terdapat unsur
ketidak adilan yang sangat merugikan petani dengan adanya bunga sebesar
50%. Adapun yang melatar belakangi praktik tersebut baik petani dan
tengkulak adalah adanya keuntungan ganda tanpa harus bekerja keras bagi
tengkulak dan kebutuhan yang semakin menghimpit para petani menjadi alasan
utama mengapa praktik tersebut masih tetap berlangsung. Dengan
menggunakan dalil „urf dan maṣlaḥah mursalah maka dapat disimpukan bahwa
praktik ngelimolasi masuk dalam kategori al-maṣlaḥah al-mulgah dan
gagalnya publik dalam mentaati hukum Islam adalah faktor ekonomi serta
kurangnya pemahaman tentang hukum Islam, sehingga mereka melanggarnya
dan dalam bingkai sosiologi hukum Islam praktik ini bisa dikatakan sebagai al-
„urf al- fasīd (Kebiasaan yang buruk).6
5Ai Nur‟aisyah, “Tinjauan Hukum Islam Tentang Bunga Dan Bunga Bank (Studi Aatas
Pemikiran Moh. Hatta)”, Skripsi: Fakultas Syariah Dan Hukum Universitas Islam Negri Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
6Chamdani Bhasan, “Tinjauan Sosiologi Hukum Islam Terhadap Praktik „Ngelimolasi‟
Antara Petani Tembakau Dan Tengkulak ( Studi Kasus Di Desa Cemoro Kecamatan Wonosobo
Kabupaten Temanggung)”, Skripsi: Fakultas Syariah Dan Hukum Universitas Islam Negri Sunan
Kalijaga Yogyakarta, 2015.
7
Penelitian dari Adi Wibowo Tentang “Tinjauan Hukum Islam Terhadap
Praktik Pinjam-Meminjam Uang di Desa Ngeloro Kec. Sragen Kab. Sragen”.
Penelitian ini membahas tentang praktik pinjam-meminjam uang yang terjadi
di Desa Ngeloro Kec. Sragen Kab. Sragen dan menyimpulkan bahwa praktik
pinjam meminjam uang/ utang piutang dengan adanya potongan dan tambahan
yang terjadi di Desa Ngeloro Kec. Sragen Kab. Sragen sudah sesuai dengan
syarat dan rukun utang piutang, serta praktik ini tidak mengandung unsur Ẓulm
(penganiayaan), karena kedua belah pihak saling diuntungkan.7
Penelitian dari Amim Maftuhin yang berjudul “Kampung Hutang Dalam
Tinjauan Sosiologi Hukum Islam (Studi Kasus Di Desa Panimbang Kecamatan
Panimbang Jaya Kabupaten Pandeglang)”. Ia menyimpulkan bahwa praktik
utang piutang yang dilakukan oleh masyarakat kampung hutang didasari oleh
berbagai macam kebutuhan. Menurut penyusun, dengan pendekatan sosiologi
hukum Islam dari tidak boleh menjadi boleh tidak berlaku di kampung hutang
karena praktik hutang tersebut tidak membawa kemaslahatan kepada semua
msyarakat tersebut dan belum sepenuhnya termasuk maṣlaḥah al- ḥarurriyah
dan maṣlaḥah ḥajiyyah yaitu kemaslahatan yang berhubungan dengan masalah
pokok dan kebutuhan hidup umat manusia akan tetapi masih banyaknya yang
termasuk kepada takmiliyah (taḥsiniyyah) berkenaan dengan dekorasi dan
penyempurnaan. Praktik hutang-piutang tersebut juga termasuk dalam „urf al-
fasīd, karena tidak memenuhi syarat ‘urf hutang-piutang. Jadi, praktik hutang-
7Adi Wibowo, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik Pinjam-Meminjam Uang di
Desa Ngeloro Kec. Seragen Kab. Sragen”, Skripsi: Fakultas Syariah Dan Hukum Universitas
Islam Negri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
8
piutang yang dilakukan oleh masyarakat kampung hutang tidak sesuai dengan
prinsip hukum Islam.8
Dari beberapa penelitian yang telah disebutkan di atas, dapat diketahui
bahwa belum ada yang secara rinci bahkan langsung mengarah kepada
kegiatan simpan pinjam berbunga yang dilakukan oleh jama‟ah tahlilan. Oleh
karena itu, penelitian ini merupakan yang baru dan bukan pengulangan dari
penelitian sebelumnya.
Perbedaan atau keunggulan penelitian ini dengan penelitian-penelitian
sebelumnya, dalam penelitian ini penyusun membahas tentang sikap jama‟ah
tahlilan terhadap simpan pinjam berbunga, kenapa kelompok beragama yang
seharusnya tidak mempraktikan praktik simpan pinjam berbunga, karena
seharusnya mengetahui bahwa praktik simpan pinjam berbunga dilarang oleh
agama karena mengandung riba, tetapi malah dipraktikan oleh jama‟ah
tahlilan.
F. Kerangka Teoretik
Dalam masyarakat Indonesia, selain dikenal istilah simpan pinjam juga
dikenal istilah kredit. Simpan pinjam biasanya digunakan oleh masyarakat
dalam konteks pemberian pinjaman pada pihak lain. Seseorang yang
meminjamkan hartanya pada orang lain maka ia dapat disebut telah
memberikan hutang padanya. Sedangkan istilah kredit lebih banyak digunakan
8Amim Maftuhin, “Kampung Hutan Dalam Tinjauan Sosiologi Hukum Islam (Studi
Kasus Di Desa Panimbang Kecamatan Panimbang Jaya Kabupaten Pandeglang)”, Skripsi:
Fakultas Syariah Dan Hukum Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
9
oleh masyarakat pada transaksi perbankan dan pembelian yang tidak dibayar
secara tunai. Simpan pinjam secara hukum dapat didasarkan pada adanya
perintah dan anjuran agama supaya manusia hidup dengan saling tolong-
menolong serta saling bantu-membantu dalam lapangan kebajikan.
Adanya perbedaan pengertian yang disampaikan oleh para pakar hukum,
baik pakar hukum Islam, maupun para pakar perbankan di dunia dan Indonesia
tidak menunjukkan adanya perbedaan pemaknaan. Perbedaan yang terjadi
biasanya hanya dalam redaksional pemberian definisi. Hal ini dapat dilihat dari
beberapa pengertian qarḍ yang disampaikan beberapa pakar hukum Islam
(fuqahā’) sebagai berikut;
1. Sayyid Sabiq dalam bukunya Fiqh Sunnah memberikan definisi qarḍ
sebagai harta yang diberikan oleh pemberi pinjaman kepada penerima
dengan syarat penerima pinjaman harus mengembalikan besarnya nilai
pinjaman pada saat mampu mengembalikannya.9
2. Abdullah Abdul Husain at-Tariqi memberikan pengertian qarḍ sebagai
pembayaran harta pada orang yang memanfaatkan kemudian ada ganti
rugi yang dikembalikan dengan syarat harus sesuai dengan harta yang
dibayarkan pertama kali kepada yang menerimanya.10
Istilah bunga sebagaimana yang telah disebutkan dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, adalah balas jasa untuk penggunaan uang atau modal yang
9Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, Alih Bahasa Oleh H. Kamaluddin A. Marzuki, (Bandung:
Tp, 1987), hlm. 144 .
10
Abdullah Abdul Husain At- Tariqi, Ekonomi Islam, Prinsip, Dasar, Dan Tujuan, (Tk:
Magistara Insana Press, 2004), hlm. 268.
10
dibayar pada waktu yang telah disetujui pada umumnya dinyatakan sebagai
prosentase dari modal pokok.11
Riba secara bahasa bermakna ziȳadah (tambahan). Dalam pengertian
lain, secara linguistik, riba juga berarti tumbuh dan membesar.12
Adapun
menurut istilah teknis, riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok atau
modal secara batil. Ada beberapa pendapat dalam menjelaskan bahwa riba
adalah pengambilan tambahan, baik dalam transaksi jual beli maupun pinjam-
meminjam secara batil atau bertentangan dengan prinsip muamalah dalam
Islam. Dalam transaksi simpan pinjam dana, secara konvensional, pemberi
pinjaman mengambil tambahan dalam bentuk bunga tanpa adanya suatu
penyeimbang yang diterima si peminjam kecuali kesempatan dan faktor waktu
yang berjalan selama proses peminjaman.13
Jenis-jenis riba, secara garis besar riba dikelompokan menjadi dua.
Masing-masing adalah ribā utang piutang dan ribā jual beli. Kelompok
pertama terbagi lagi menjadi ribā qarḍ dan ribâ Jāhiliyyah. Adapaun
kelompok kedua, ribā jual beli, terbagi menjadi ribā faḍl dan ribā nasīah.14
11
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa,
(Jakarta: Balai Pustaka, 1988), hlm. 137.
12
Abdullah Saeed, Islamic Banking And Interest: Astudies Of The Prohibition Of Riba
And Its Contemporary Interpretation”, (Ledien: EJ Brill, 1996).
13
Muhammad Syafi‟I Antonio, Islamic Banking: Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, Cet
-1, (Jakarta: Gema Insani, 2001), hlm.37-38.
14
Muhammad Syafi‟I Antonio, Islamic Banking: Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, Cet
-1, (Jakarta: Gema Insani, 2001), hlm. 41.
11
Syabirin Harahap menjelaskan bahwa, “Dalam dunia ekonomi, bunga
lazim pula disebut dengan istilah rente, juga dikenal dengan istilah interest¸dan
oleh karena itu, maka istilah-istilah tersebut dipandang sebagai sinomim dari
bunga. Adapun yang dimaksud dengan bunga ialah pengganti kerugian yang
diterima oleh yang mempunyai modal uang untuk menyerahkan penggunaan
modal, modal uang itu yang oleh orang lain dapat dipergunakan untuk
keperluan produksi maupun konsumsi”.15
Muhammad Hatta membedakan antara bunga dengan ribā. Ia
menyatakan bahwa ribā diberlakukan untuk kebutuhan konsumtif. Sedangkan
bunga diberlakukan untuk kebutuhan produktif. Demikian pula istilah usury
dan interest, bahwa usury adalah bunga pinjaman yang sangat tinggi, sehingga
melampaui suku bunga yang diperbolehkan oleh hukum. Sedangkan interest
ialah bunga pinjaman yang relatif mudah (kecil).
Namun dalam prakteknya, Maulana Muhammad Ali menyatakan bahwa
sukar untuk membedakan antara usury dan interest sebab pada hakekatnya
kedua-duanya memberatkan bagi peminjam. Bunga menurut Maulana
Muhammad Ali adalah tambahan pembayaran atas jumlah pokok pinjaman.16
Sosiologi hukum Islam dapat dimanfaatkan sebagai salah satu alat
analisis maupun prespektif dalam kajian hukum Islam. Sehubungan hukum
Islam memiliki keunikan yang berkaitan dengan wahyu Tuhan, kaidah yang
15
Syabirin Harahap, Bunga Uang Dan Riba Dalam Hukum Islam, (Jakarta: Pustaka Al-
Husna), hlm. 18.
16
Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah Kapita Selecta Hukum Islam, (Jakarta: Haji Masagung,
1994), hlm. 102- 103.
12
perlu diperhatikan dalam analisis sosiologis adalah “kebebasan yang terkait
dan keterkaitan yang bebas”.17
Sosiologi hukum Islam adalah cabang dari
sosiologi/ sosiologi hukum yang meneliti mengapa masyarakat berhasil
mematuhi hukum Islam, serta faktor sosial yang mempengaruhinya.
Secara sosiologis religiusitas merupakan perbuatan melakukan aktivitas
ekonomi, sosial, politik atau aktivitas apapun dalam rangka beribadah kepada
Allah. Segi konteks religiusitas dalam agama Islam menurut Glock & Stark ada
lima macam dimensi religiusitas, yaitu: 18
1. Dimensi keyakinan ,dimensi ini berisi pengharapan-pengharapan dimana
orang religius berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu dan
mengakui kebenaran doktrin tersebut.
2. Dimensi praktik agama, dimensi ini mencakup perilaku pemujaan,
ketaatan dan hal-hal yang dilakukan orang untuk menunjukkan komitmen
pada agama yang dianut.
3. Dimensi penghayatan, dimensi ini berisikan dan memperhatikan fakta
bahwa semua agama mengandung pengharapan-pengharapan tertentu.
4. Dimensi pengetahuan agama, dimensi ini mengacu kepada harapan
bahwa orang yang beragama paling tidak memiliki sejumlah minimal
pengetahuan mengenai dasardasar keyakinan, kitab suci dan tradisi.
17
Mochamad Sodik, Fikih Indonesia Dialektika Sosial, Politik, Hukum, Dan Keadilan,
(Yogyakarta: Suka Press 2014), hlm. 35.
18
Soerjono Soekanto, Pengantar Sosiologi Hukum, (Jakarta: Bharatara Karya Aksara,
1977), hlm. 16.
13
5. Dimensi pengalaman, dimensi ini mengacu identifikasi akibat-akibat
keyakinan keagamaan, praktik, pengalaman, dan pengetahuan seseorang
dari hari kehari.19
Terdapat beberapa unsur penting yang selalu hadir dalam fenomena
beragama masyarakat, yaitu sistem kepercayaan dan dilaksanakannya ritual
keagamaan, dan dibangunya institusi keagamaan. Suatu agama tidak pernah
sekedar merupakan sistem keprcayaan (belief), tetapi selalu menghadirkan
suatu bentuk lembaga yang pasti dengan mana komunitas agama itu akan
selalu menjaga kelangsungan agamanya.20
Kepatuhan hukum adalah kesadaran kemanfaatan hukum yang
melahirkan bentuk "kesetiaan" masyarakat terhadap nilai-nilai hukum yang
diberlakukan dalam hidup bersama yang diwujudkan dalam bentuk prilaku
yang senyatanya patuh terhadap nilai-nilai hukum itu sendiri yang dapat dilihat
dan dirasakan oleh sesama anggota masyarakat.
Bila membicarakan kepatuhan hukum dalam masyarakat berarti
membicarakan daya kerja hukum itu dalam mengatur dan memaksa masyarakat
untuk taat terhadap hukum. Kepatuhan hukum yang dimaksud berarti menkaji
kembali hukum yang harus memenuhi syarat; yaitu berlaku secara yuridis,
berlaku secara sosiologis dan berlaku dan berlaku secara filosofis oleh karena
19
Ancok& Suroso, F, Psikologi Islami, Solusi Islam Atas Problem-Problem Psikologi.
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2001), hlm. 72- 79.
20
Mochamad Sodik, Fikih Indonesia Dialektika Sosial, Politik, Hukum, Dan
Keadilan,(Yogyakarta: Suka Press 2014), hlm.21-22.
14
itu faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hukum itu berfungsi dalam
masyarakat yaitu:21
a. Kaidah Hukum.
Dalam teori Ilmu hukum dapat dibedakan tiga macam hal mengenai
berlakunya hukum sebagai kaidah. Hal itu diungkapkan sebagai berikut:
1. Kaidah hukum berlaku secara yuridis apabila penetuannya
didasarkan pada kaidah yang lebih tinggi tingkatannya atau
terbentuk atas dasar yang telah ditetapkan.
2. Kaidah hukum berlaku secara Sosiologis apabilah kaidah tersebut
efektif artinya kaidah dimaksud dapat dipaksakan berlakunya oleh
penguasa walaupun tidak diterima oleh warga masyarakat (teori
Kekuasaan). Atau kaidah itu berlaku karena adanya pengakuan
dari masyarakat.
3. Kaidah hukum berlaku secara filosofis yaitu sesuai dengan cita
hukum sebagai nilai positif yang tertinggi.
b. Penegak Hukum
Dalam hal ini akan dilihat apakah para penegak hukum sudah
betul-betul melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik, sehingga
dengan demikian hukum akan berlaku secara efektif dalam melaksanakan
tugas dan kewajibannya para penegak hukum tentu saja harus
berpedoman pada peraturan tertulis, yang dapat berupa peraturan
21
Satjipto Rahardjo, Sosiologi Hukum Perkembangan Metode Dan Pilihan Masalah,
(Yogyakarta: Genta Publishing, 2010), hlm. 192-203.
15
perundang-undangan peraturan pemerintah dalam aturan-aturan lainnya
yang sifatnya mengatur, sehingga masyarakat mau atau tidak mau, suka
atau tidak suka harus patuh pada aturan-aturan yang dijalankan oleh para
penegak hukum karena berdasarkan pada aturan hukum yang jelas.
c. Masyarakat
Kesadaran hukum dalam masyarakat belumlah merupakan proses
sekali jadi, melainkan merupakan suatu rangkaian proses yang terjadi
tahap demi tahap kesadaran hukum masyarakat sangat berpengaruh
terhadap ketatan hukum, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam masyarakat maju orang yang taat pada hukum karena
memang dia sadar bahwa mereka membutuhkan hukum dan hukum itu
bertujuan baik untuk mengtur masyarakat secara baik benar dan adil.
Sebaliknya dalam masyarakat tradisional kesadaran hukum
masyarakat berpengaruh secara tidak langsung pada ketaatan hukum.
Dalam hal ini mereka taat pada hukum bukan karena keyakinannya secara
langsung bahwa hukum itu baik atau karena mereka memang
membutuhkan hukum melainkan mereka patuh pada hukum lebih karena
dimintakan, bahkan dipaksakan oleh para pemimpinnya (formal atau
informal) atau karena perintah agama atau kepercayaannya.
Tinjauan hukum Islam secara sosiologis dapat dilihat pada pengaruh
hukum Islam pada perubahan masyarakat muslim, dan sebaliknya pengaruh
masyarakat muslim terhadap perkembangan hukum Islam. Hubungan timbal
balik antara hukum Islam dan masyarakat muslim dapat dilihat pada perubahan
16
orientasi masyarakat muslim dalam menerapkan hukum Islam, perubahan
hukum Islam karena perubahan masyarakat muslim, dan perubahan masyarakat
muslim yang disebabkan oleh berlakunya ketentuan dalam hukum Islam.22
Dengan menggunakan prespektif sosiologi hukum, maka penelitian ini
memperoleh gambaran yang lebih mendalam mengenai fungsi hukum sebagai
pengendali sosial, hukum sebagai pengubah masyarakat tidak terjadi Desa
Wanadri Kec. Bawang Kab. Banjarnegara. Tidak dijalankannya aturan hukum
Islam dikarenakan berbagai latar belakang. Latar belakang ini menjelaskan
bagaimana asal mula para ibu-ibu mempraktikan simpan pinjam berbunga,
sejauh mana mereka mengetahui hukum Islam tentang simpan pinjam (al-qorḍ)
yang sudah jelas keharamannya karena mengandung unsur bunga dan riba
(usury dan interest ) dan latar belakang perekonomian.
G. Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data-data ialah
sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
Penelitian lapangan (field research), yang mana penyusun
memperoleh data langsung untuk dianalisis untuk peneliitian ini.
Lokasi yang digunakan adalah di Desa Wanadri Kec. Bawang Kab.
Banjarnegara.
22
Sudirman Teba, Sosiologi Hukum Islam, (Yogyakarta: UII Press: 2003), hlm. Ix.
17
2. Sifat penelitian
Mengenai sifat penelitian ini adalah deskriptif-analitik, yakni
penyusun mencoba untuk menggambarkan permasalahan yang ada
secara obyektif, guna mengetahui sikap jama‟ah terhadap simpan
pinjam berbunga di masyarakat Desa Wanadri kec. Bawang kab.
Banjarnegara sebagaimana adanya, kemudian menganalisis
berdasarkan data yang ada dari hasil penelitian dan literatur-literatur
yang ada kaitannya dengan permasalahan tersebut, selanjutnya
dianalisis dengan tinjauan sosiologi hukum Islam agar mendapatkan
kesimpulan.
3. Pendekatan masalah
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan normatif sosiologis. Normatif yaitu berdasarkan nash-nash
al-Qur‟an, sunnah, ijma, dan sebagainya, sedangkan dalam
sosiologisnya adalah tentang kehidupan serta sifat masyarakat dalam
melakukan praktik simpan pinjam berbunga.
4. Subyek penelitian
Subyek penelitian adalah warga kampung dalam masyarakat Desa
Wanadri Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara yang
melakukan praktik simpan pinjam, untuk mendapatkan subyek
penelitian ini dilakukan dengan tehnik sampling, yaitu peneliti tidak
mengambil objek, gejala, kejadian atau peristiwa, melainkan sebagian
dari objek gejala atau kejadian yang diteliti. Informasi diperoleh dari
18
masyarakat yang berhutang dan para pihak yang ikut terlibat dalam
praktik simpan-pinjam, serta pengamatan penyusun di Desa Wanadri
kec.Bawang kab.Banjarnegara.
5. Teknik pengumpulan data
a. Observasi (pengamatan) dan pencatatan dengan sistematika atas
fenomena-fenomena yang diteliti.23
Dalam hal ini peneliti
memperoleh data secara langsung dengan cara dating dan melihat
di lapangan terhadap kebiasaan masyarakat dalam berhutang secara
langsung yaitu dengan cara ikut menyaksikan proses kegiatan
simpan pinjam yang terjadi di jama‟ah tahlilan desa wanadri.
b. Wawancara (interview) dimana bentuk komunikasi secara langsung
guna mendapatka informasi tentang apa yang diteliti. yang di
wawancarai yaitu orang yang berhutang serta orang yang terlibat
dalam simpan-pinjam. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan
data yang jelas, valid dan memudahkan penyusun menganalisa
pokok masalah yang dibahas.
c. Kepustakaan ialah menelaah buku-buku yang relevan dengan
permasalahan yang diteliti, seperti kitab-kitab, artikel, buku-buku
serta karya ilmiah yang ada kaitannya atau hubungan dengan topik
pembahasan penelitian ini.
6. Teknik Analisis Data
23
Sutrisni Hadi, Metodologi Research II, (Yogyakarta: Andi Offset, 1989), hlm.217.
19
Analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah menggunakan
metode analisis kualitatif. Setelah data didapatkan peneliti kemudian
menganalisannya menggunakan analisis berfikir induktif. Berfikir
induktif adalah proses logika yang berangkat dari data empiric lewat
observasi menuju kepada suatu teori, atau (induksi) proses
mengorganisasikan fakta-fakta atau hasil-hasil pengamatan yang
terpisah-pisah menjadi suatu rangkaian hubungan atau suatu
generalisasi.24
Cara berfikir ini menjelaskan bagaimana sikap
masyarakat terhadap bunga dalam simpan pinjam desa Wanadri
Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara. Untuk selanjutnya
dianalisis menggunakan hukum Islam dan sosiologi hukum Islam
sehingga mendapatkan kesimpulan yang sesuai dengan rumusan
masalah yang diteliti.
H. Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah penyusunan penelitian ini secara terstruktur,
terarah dan sistematis, maka perlu dipaparkan rancangan penelitian. Berikut ini
merupakan sistematika pembahasan yang disajikan dalam penelitian ini yakni
sebagai berikut:
Bab pertama merupakan bab pendahuluan yang berisi latar belakang,
rumusan masalah, tujuan penelitian, tujuan kegunaan penelitian, telaah pustaka,
24
Saifudin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2005), hlm. 40.
20
kerangka teoretik, metode penelitian, sistematika pembahasan. Bagian ini
merupakan gambaran umum dan arah penelitian ini.
Bab kedua, berisi tentang gambaran umum simpan pinjam berbunga,
yang terdiri dari pengertian, dasar hukum al-qarḍ, rukun dan syarat,
karakteristik qarḍ, bunga, riba, dan macam-macam riba. Bagian ini sebagai
pengantar pembahasan tentang bunga dan simpan pinjam.
Bab ketiga, membahas tentang gambaran umum objek penelitian dimana
bertujuan untuk mengetahui lebih jauh tentang tempat yang dijadikan objek
penelitian, yang meliputi deskripsi tempat praktik simpan pinjam berbunga
dalam jama‟ah tahlilan desa wanadri, kehidupan sosial dan keagamaan, simpan
pinjam berbunga tersebut serta tanggapan tokoh masyarakat dan tokoh ulama
desa setempat.
Bab keempat, merupakan analisis sosiologi hukum Islam terhadap
jama‟ah tahlilan sehingga mempraktikkan simpan pinjam berbunga, analisis
terhadap faktor yang melatar belakangi praktik simpan pinjam berbunga.
Bab kelima, penutup yang merupakan kesimpulan dari pembahasan
penelitian serta sasaran-sasaran, kesimpulan tersebut adalah jawaban dari
pokok permasalahan yang telah diajukan sebelumnya.
67
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Yang mendorong jama’ah tahlilan sehingga mempraktikan simpan
pinjam berbunga adalah karena jama’ah tahlilan memiliki atau mengunakan
pemahaman yang berbeda tentang utang piutang dalam hukum Islam dan
pengalaman di masyarakat yang dimiliki oleh jama’ah tahlilan. Jama’ah
tahlilan menganggap praktik simpan pinjam tersebut hal yang biasa dan tidak
perlu dipermasalahkan, mengenai teori tentang larangan simpan pinjam yang
mengandung bunga, jama’ah memiliki pandangan tersendiri. Permasalahan
tersebut termasuk dalam kategori teori kepatuhan hukum, faktor yang dapat
mempengaruhi hukum itu berfungsi dalam jama’ah tahlilan adalah faktor
masyarakat, kesadaran hukum masyarakat berpengaruh secara tidak langsung
pada ketaatan hukum. Dengan mengunakan teori religiusitas permasalahan
tersebut termasuk dalam dimensi pengalaman, dimensi ini mengacu identifikasi
akibat-akibat keyakinan keagamaan, praktik, pengalaman, dan pengetahuan
seseorang dari hari kehari.
Faktor yang melatar belakangi jama’ah tahlilan mempraktikkan simpan
pinjam berbunga adalah faktor kemudahan alasan kemudahan menjadikan
praktik ini masih berlangsung sampai saat ini, pemberian pinjaman yang relatif
mudah dan cepat mendorong jama’ah atau warga sekitar untuk meninjam di
simpan pinjam tersebut, berbeda jika meminjam di lembaga keuangan seperti
bank dan non bank yang harus memalui proses yang cukup lama. Faktor
68
kebutuhan mendesak, kebutuhan mendesak merupakan kebutuhan yang sangat
kritis (tiba-tiba) dan sifatnya sangat insidentil. Faktor inilah yang menjadi salah
satu penyebab jama’ah tahlilan tetap mempraktikan simpan pinjam berbunga,
kebutuhan mendesak seperti biaya pendidikan, kesehatan, kebutuhan pokok
sehingga jama’ah tahlilan mempraktikkan simpan pinjam berbunga.
B. Saran-Saran
Saran-saran yang dapat penyusun berikan terhadap praktik simpan pinjam
berbunga yang dilakukan oleh masyarakat Desa Wanadri adalah:.
1. Jama’ah tahlilan diharapkan dalam setiap melakukan kegiatan utang
piutang selalu berpedoman pada aturan-aturan yang sudah ada dalam al-
Qur’an dan as-Sunnah.
2. Pengurus simpan pinjam hendaknya menghilangkan sistem bunga pada
simpan pinjam, di samping pemberian bunga memberatkan peminjam,
pemberian bunga tidak sesuai dengan prinsip tolong-menolong.
Sebaiknya pengurus menjalankan simpan pinjam seperti visi dan misi
ekonomi BMT (Baitul Mall Wa Tamwil) diantaranya: dijalankan dengan
prinsip ekonomi Islam, memiliki fungsi sebagai mediator antara anggota
yang memiliki kelebihan dana dengan anggota yang kekurangan dana.
3. Untuk tokoh agama diharapkan bisa membimbing para pelaku praktik
simpan pinjam sesuai dengan syariat Islam. Supaya praktik simpan pinjam
bisa berjalan sesuai dengan aturan hukum Islam.
69
4. Untuk pihak pemerintah hendaknya membantu masyarakat Desa Wanadri
untuk mendapatkan akses kredit dengan cara yang mudah, proses yang
cepat, bunga rendah atau kalau bisa tanpa bunga, di samping itu
pengembaliannya juga pada saat musim panen.
69
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an
Al-Qur‟an dan Terjemahannya, Jakarta: Departemen Agama RI, 1984.
Fiqh/Ushul Fiqh
al-Jaziri, Abd ar-Rahman, Kitab al-Fiqh 'ala al-Mazahib al-arba'ah, Beirut: Dar
al- Fikr, 1972.
As-Shawi, Shalah dan Al-Mushlih, Abdullah, Fiqih Ekonomi keuangan islam,
Jakarta: darul Haq, 2008.
ath-Thayar, Abdullah bin Muhammad, dkk, Ensiklopedi Fiqih Muamalah, terj.
Miftahul Khair, Cet. 1; Yogyakarta: Maktabah al-Hanif, 2009.
Ghazaly, Abdul Rahman, dkk,. Fiqh Muamalah, Jakarta : Kencana Prenada
Media, 2010.
Karim, Adi Warman, Bank Islam, Analis Fiqih dan Keuangan, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2007.
Lathif, Azharuddin, Fiqh Muamalat, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005.
Mas‟adi, Ghufron A, Fiqh Muamalah Kontekstual, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2002.
Muslich, Ahmad Wardi, Fiqh Muamalat, Jakarta: AMZAH, 2010.
Sabiq, Sayyid, Fiqh Sunnah, alih bahasa oleh H. kamaluddin A. Marzuki,
Bandung: tp, 1987.
Sabiq, Sayyid, Fiqh Sunnah, Jilid 4, Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2008.
Sodik Mochamad, Fikih Indonesia Dialektika Sosial, Politik, Hukum, dan
Keadilan, Yogyakarta: Suka Press 2014.
Suhendi, Hendi, Fiqh Muamalah, Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2011.
Zaid, Abdul „Azhim Jalal Abu, Fiqh Riba, Jakarta: Senayan Publishing, 2011.
Zuhdi, Masjfuk, Masail Fiqhiyah Kapita Selecta Hukum Islam, Jakarta: Haji
Masagung, 1994
70
Buku
Adi, Rianto, Sosiologi Hukum: Kajian Hukum Secara Sosiologis, Jakarta: Pustaka
Obor Indonesia, 2001.
Ali, Zainuddin, Hukum Gadai Syariah, Jakarta: Sinar Grafika, 2008.
Al-Syatibi, Hamka Haq, Aspek Teologis Konsep Maslahah Dalam Kaidah al-
Muwafaqat, Cet. Ke-9, Jakarta: Erlangga 2007.
Antonio, Syafi‟i, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, Cet. ke-1, Jakarta: Gema
Insani Press, 2001.
at- Tariqi , Abdullah Abdul Husain, Ekonomi Islam, Prinsip, Dasar, dan Tujuan,
tk: Magistara Insana Press, 2004.
Azwar, Saifudin, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2005.
Hadi, Abu Sura'i Abdul, Bunga Bank Dalam Islam, alih bahasa M. Thalib,
Surabaya: al- Ikhlas, 1993.
Hadi, Sutrisni, Metodologi Research II, Yogyakarta: Andi Offset, 1989.
Harahap, Syabirin, Bunga Uang dan Riba dalam Hukum Islam, Jakarta: pustaka
Al Husna,1993.
Hermanto, Bambang, Hukum Perbankan Syari’ah, Yogyakarta: Kaukaba, 2004.
Iqbal, Zamir dan Mirakhor Abbas, Pengantar Keuangan Islam, Jakarta: Kencana,
2008.
Maududi, Syeikh Abul A‟la, Al, Berbicara Tentang Bunga Dan Riba, alih
Bahasa Isnando, Jakarta: Pustaka Qalami, 2003.
Mudzar,M,Anton, Studi Hukum Islam dengan Pendekatan Sosiologi, Yogyakarta:
IAIN, 1999.
Muhammad, Teknik Perhitungan Bagi Hasil dan Profit Margin Pada Bank
Syariah, Yogyakarta, UII Press 2004.
S, Burhanudin, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2010.
71
Saeed, Abdullah, Bank Islam dan Bunga: Studi Kritis Larangan Riba Dan
Interpretasi Kontemporer, ter. Muhammad Ufuqul Mubin,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003.
Saeed, Abdullah, Islamic Banking and Interest: Astudies of the prohibition of riba
and its Contemporary Interpretation”,Ledien: EJ Brill, 1996.
Sodik, Mochamad, Sosiologi Hukum Islam dan Refleksi Sosial Keagamaan,
Yogyakarta: Fakultas Syariah dan Hukum Press UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, 2011.
Soekanto, Soerjono, Kamus Sosiologi,cet ke- 3, Jakarta: Raja Grafindo Persada,
1993.
Soekanto, Soerjono, Pengantar Sosiologi Hukum, Jakarta: Bharatara Karya
Aksara, 1977
Sudarsono, Heri, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah, Yogyakarta: Ekonisia,
2004.
Sumitro, Warkum, Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga-lembagaTerkait(
BAMUI & Takaful ) Di Indonesia, Jakarta: RajaGrafindo
Persada,2002.
Supramono, Gatot, Perjanjian Utang Piutang, Cet Ke-1, Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2013.
Suroso & Ancok, F, Psikologi Islami, Solusi Islam Atas Problem-Problem
Psikologi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2001.
Syarifuddin, Amir, Garis-garis Besar Fiqh, Cet. Ke-2, Jakarta: Prenada Media,
Edisi Pertama, 2005.
Teba, Sudirman, Sosiologi Hukum Islam, Yogyakarta: UII Press: 2003.
Wirdyaningsih, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, Jakarta: Kencana, 2005.
Zuhri, M , Riba dalam al-Qur’an dan Masalah Perbankan, cet, ke-2, Jakarta: PT.
Grafindo Persada, 1992.
72
Penelitian/karya ilmiah
Nur‟aisyah, Ai, “Tinjauan Hukum Islam Tentang Bunga Dan Bunga Bank (Studi
Aatas Pemikiran Moh. Hatta)”, Skripsi: Fakultas Syariah Dan Hukum
Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Bahasan, Chamdani, “Tinjauan Sosiologi Hukum Islam terhadap praktik
ngelimolasi antara petani tembakau dan tengkulak (studi kasus di
Desa Cemoro Kecamatan Wonoboyo Kabupaten Temanggung)”,
penelitian tidak diterbitkan, Fakultas Syariah UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta (2015).Skripsi: Fakultas Syariah Dan Hukum Universitas
Islam Negri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2015.
Wibowo, Adi, “Tinjauan Hukum Islam terhadap Praktik Pinjam-Meminjam Uang
di Desa Nglorong Kec. Sragen Kab. Sragen”,Skripsi: Fakultas Syariah
Dan Hukum Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Maftuhin, Amim, “Kampung Hutan Dalam Tinjauan Sosiologi Hukum Islam
(Studi Kasus Di Desa Panimbang Kecamatan Panimbang Jaya
Kabupaten Pandeglang)”, Skripsi: Fakultas Syariah Dan Hukum
Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Lain-lain
Kitab Undang- undang Hukum Perdata Bab Ketiga belas Buku Ke- III.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,
Jakarta: Balai Pustaka, 1988.
LAMPIRAN I
DAFTAR LAMPIRAN
TERJEMAHAN
No. Hlm. Fn. TERJEMAHAN
BAB I
1 2 4 Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolonglah dalam
berbuat dosa dan pelanggaran.
BAB II
2 22 6 Siapakah yang mau member pinjaman kepada Allah,
pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah),
maka Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya
dengan lipat ganda yang banyak.
LAMPIRAN II
BIOGRAFI TOKOH
Al-Imām al-Bukhaārī
Nama lengkapnya adalah Abū „Abdillah Muḥammad Ibn Muḥammad al-
Bukhaārī. Lahir di kota Bukhara pada tanggal 15 Syawal 194 H. Pada tahun 210
H, ia beserta ibu beserta saudaranya menunaikan ibadah haji. Selanjutnya ia
tingaal di Hijaz untuk menuntut ilmu melalui para fuqaha dan muḥaddisīn. Ia
bermukim di madinah dan menyusun kitab “at-Tarīkh al-Kabīr”. Pada masa muda
ia berhasil menghafalkan 70.000 hadis dengan seluruh sanadnya. Usaha mencapai
para muḥaddisīn adalah dengan cara melewat ke Bagdad, Basrah, Kufah, Makah,
Syam, Hunas, Asyqala, dan mesir.
Al-Imām Muslīm
Nama lengkapnya adalah Imam Abū al-Husain bin al-Hajjaj bin Muslīm
bin Khussaz al-Qusyairī an-Naisaburī. Beliau seorang ulama terkemuka yang
namanya tetap dikenal hingga kini, beliau dilahirkan di Naisaburi pada tahun 206
H. Beliau melewat ke Hijaz, Irak Syam, dan Mesir untuk belajar kepada beberapa
guru, yang antara lain adalah Yaḥya Ibn Yaḥya dan Syaitih Isḥāq Ibnu Rohawain
serta Sa‟īd Ibnu Manṣūr dan Abū Mus‟ab di Hijaz. Beliau juga pernah belajar
kepada Ahmad Ibn Hanbal. Di antara karyanya yang terbesar dalam bidang hadis
adalah Saḥīh Muslīm yang merupakan hadits urutan kedua di antara 6 bulan kitab
hadits yang diakui (al-Kutūb as-Sittah) setelah Saḥīh al- Bukhārī.
Al-Imām asy-Syāfi’ī
Nama lengkapnya ialah Muhammad bin Idrīs asy-Syāfi‟ī al-Quraisyī.
Beliau seorang keturunan Hasyim Ibn Abdal Mutallib. Beliau dilahirkan di Gazaa,
sebuah kota kecil di wilayah Syam (paletina sekarang)pada tahun150 H/767 H.
Beliau adalah pencetus sekaligus pendiri mazhab Syafi‟I, salah satu dari empat
mazhab sunni yang popular dikalangan umat Islam. Di antara bukubuku karangan
beliau adalah : kitab ar-Risālah, kitab al-Umm, kitab Ikhtilāf al- ḥadīs.
Imaām al-Gazālī
Nama lengkap al-Gazālī adalah Muḥammad bin Muḥammad aṭ-Ṭhaosī, ia
dipanggil “Abū Ḥamīd” dan ketika masih bayi, ia mendapatkan julukan
“Zainuddīn”. Ia adalah salah satu tokoh yang terdepan dalam Islam sunni yang
hidup dimasa kejayaan Islam sunni tengah pergolakan dan pertikaian agama,
ideology dan pemikiran. Adapun karya-karyanya yang terkenal adalah : al- Mizān,
al-‘Amal , Ihyā’, ‘Ulūm Ad-dīn.
Dr. Yusūf Qaraḍawi
Yusūf Qaraḍawi lahir di Mesir pada tahun 1926. Ketika usianya belum
genap 10 tahun ia telah dapat menghafal al-Qur‟an. Seusai menamatkan
pendidikan di Ma’had Ṭantā dan Ma’had Ṡanawī, ia meneruskan ke fakultas
Ushuluddin Universitas al-Azhar, kairo hingga menyelesaikan program doctor
pada tahun 1973, dengan disertai “Zakat dan Pengaruhnya dalam mengatasi
Problematika Sosial”. Pada tahun 1957 ia juga memasuki Institut Pembahasan
dan Pengkajian Arab dengan meraih diploma tinggi bahasa dan sastra Arab.
Muhammad Syafi’i Antonio
Muhammad Syafi‟i Antonio lahir di Indonesia tepatnya di kota Sukabumi
pada tanggal 12 Mei tahun1967 dengan nama Pilot Sagaran Antonio alias Nio
Cwan Chung. Lahir dari pasangan Liem Soen Nio dan Nio Sem Nyau seorang
Shinse dan Biksu Budha. Jadi, beliau adalah Warga Negara Indonesia keturunan
Tiong Hoa, sejak kecilnya menganut ajaran Konghucu karena Ayahnya
merupakan salah seorang pendeta Konghucu. Beliau memeluk agama Islam ketika
berusia 17 tahun dan masih duduk di bangku SMA, oleh KH. Abdullah bin Nuh
al-Ghazali beliau dibimbing untuk mengucapkan dua kalimat syahadat pada tahun
1984. kemudian nama beliau diganti menjadi Syafi‟i Antonio. Beliau mempelajari
bahasa arab di Pesantren an-Nidham Sukabumi, di bawah pimpinan KH Abdullah
Muchtar pada tahun 1984. Selanjutnya pada tahun 1986 setelah menamatkan
pendidikan SLTA beliau melanjutkan studinya di Fakultas Syariah University of
Jordan dengan mengambil kuliah tambahan dalam bidang ekonomi dan stastistik.
Setelah itu beliau dinobatkan sebagai sarjana syari‟ah pada tahun 1990
Kemudian pada tahun 1990 beliau mengikuti program Master of Economics
(banking and finance) di Fakultas Ekonomi, International Islamic University,
Malaysia dan mendapatkan gelar Master pada tahun 1992. Dan pada tahun 2004
beliau mendapatkan gelar Doctor Banking and Micro Finance, University of
Melbourne. Dibuktikan dengan semangat keilmuannya Beliau sering mengikuti
seminar-seminar Internasional. Sebagai seorang yang ahli di bidang ekonomi
syariah dan perbankan, Muhammad Syafi‟i Antonio sangat produktif dalam
menuangkan karya-karyanya. Beliau menulis sepuluh buku tentang perbankan,
leadhership, dan manajemen.
As- Sayyid Sabiq
As-Sayyid Sabiq Muhammad at-tihami lahir di istana Distrik al-Bagur,
Provinsi al-Manufiah, Mesir, Tahun 1915. Beliau adalah ulama kontemporer
Mesir yang memiliki Reputasi Internasional di bidang dakwah dan Fiqih Islam,
terutama melalui karya monumentalnya Fiqih as- Sunnah. Sayyid Sabiq menerima
pendidikan pertama di Kuttab, tempat belajar pertama untuk menulis,membaca,
dan menghafal al-Qur'an. Beliau memasuki perguruan tingggi al-Azhar, Beliau
banyak menulis buku yang sebagian sudah beredar di dunia Islam, termasuk di
Indonesia, misalnya Fiqih as-Sunnah (Fiqih berdasarkan sunnah nabi), dan lain-
lain.
DAFTAR NAMA RESPONDEN
NO NAMA JABATAN ALAMAT
1 A.Wasim Wais Kaur/ Tokoh
Masyarakat Desa
Wanadri
2 Saryo Ahmad Nu’r
Alim
Ulama’ Wanadri
3 Suryati
Ibu Rumah Tangga Wanadri
4 Rasinem
Ibu Rumah Tangga Wanadri
5 Warsini
Ibu Rumah Tangga Wanadri
6 Rasini
Ibu Rumah Tangga Wanadri
7 Sari
Ibu Rumah Tangga Wanadri
8 Inah
Ibu Rumah Tangga Wanadri
9 Karsem
Ibu Rumah Tangga Wanadri
10 Rusmini
Ibu Rumah Tangga Wanadri
CURRICULUM VITAE
Data Pribadi
Nama lengkap : Fahat Abdul Azis
Tempat, & tgl. lahir : Cilacap, 23 Oktober 1994
Jenis Kelamin : Laki – laki
Agama : Islam
Alamat : Padangsari RT.003/RW.010, Kec.
Majenang Kab.Cilacap.
Email : [email protected]
Contact Person : 0877-1970-7500
Nama Orang Tua
Ayah : Wahyu S.
Ibu : Karsinah
Riwayat Pendidikan
TK : TK Harapan Bunda, Jakarta Utara.
SD : SD N 01 Petir, Banjarnegara.
SMP : SMP N 03 Bawang, Banjarnegara.
SMA : SMA Muhammadiyah 01 Majenang, Cilacap.
Perguruan Tinggi : Jurusan Hukum Ekonomi Syariah (HES) Fak.
Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta
Riwayat organisasi
Koordinator Divisi Pendidikan dan Kaderisasi Business Law Centre (BLC)
Jurusan Hukum Ekonomi Syariah (HES) Fakultas Syariah & Hukum UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta (2014-2017).
Demikian Curriculum Vitae ini saya buat dengan sebenar-benarnya, semoga dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.