siklus krebs, siklus asam sitrat, siklus asam trikarboksilik
DESCRIPTION
Siklus krebs atau disebut juga dengan siklus sitrat memegang peranan penting di dalam metabolisme sel. Siklus ini terdiri atas delapan langkah yaitu pembentukan sitrat, pembentukan isositrat melalui cis-akonitat, oksidasi dari isositrat menjadi α ketoglutarat dan CO2, α-ketoglutarat menjadi suksinil-KoA dan CO2, konversi suksinil-KoA menjadi suksinat, oksidasi suksinat menjadi fumarat, hidrasi fumarat menjadi malat dan oksidasi malat menjadi oksaloasetatTRANSCRIPT
Reading Jurnal
SIKLUS KREBS
OLEH:
Ni Wayan Kertiasih (1002005012)
PEMBIMBING:
dr. I Ketut Wiargitha, Sp.B(K) Trauma, FINACS
DALAM RANGKA MENJALANKAN KEPANITERAAN KLINIK MADYA
LAB/SMF BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN UDAYANA
RSUP SANGLAH
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang
Hyang Widhi Wasa atas karunia-Nya sehingga reading jurnal yang berjudul “Siklus
Krebs“ ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Reading jurnal ini disusun dalam
rangka mengikuti kepaniteraan klinik madya di Bagian/SMF Bedah Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana – RSUP Sanglah
Dalam penyusunan reading jurnal ini, penulis banyak memperoleh bimbingan,
petunjuk-petunjuk, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Melalui kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
1. Kepala Bagian/SMF Bedah RSUP Sanglah
2. dr. I Ketut Wiargitha, Sp.B(K) Trauma, FINACS, selaku pembimbing dalam
penyusunan reading jurnal ini.
3. Semua pihak yang berperan serta membantu kelancaran proses pembuatan paper
ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa reading ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
saran dan kritiknya sangat kami harapkan demi penyempurnaan karya ini. Semoga
makalah ini bisa memberikan sumbangan ilmiah bagi dunia kedokteran terutama
bidang Bedah serta bermanfaat bagi masyarakat Indonesia.
Denpasar, Oktober 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................................... ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Produksi Asetil-KoA..........................................................................................2
2.2 Reaksi Dari Siklus Krebs...................................................................................3
2.3 Komponen Siklus Krebs Merupakan Biosintesis Antara Yang Penting............7
BAB 3 PENUTUP......................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap makhluk hidup memerlukan energi di dalam hidupnya untuk tumbuh
dan berkembang. Energi diperlukan mulai dari tingkat sel hingga tingkat organ.
Beberapa sel memperoleh energi (ATP) dari fermentasi yaitu suatu proses
pemecahan glukosa dalam kondisi tanpa oksigen. Sel eukariotik yang hidup
pada kondisi aerobik, pada umumnya akan mengoksidasi bahan makanan
organik menjadi karbon dioksida dan air dimana glikolisis merupakan tahap
awal dari oksidasi glukosa.1 Piruvat yang dihasilkan dari proses glikolisis akan
dioksidasi menjadi H2O dan CO2 dibandingkan direduksi menjadi laktat, etanol,
atau produk fermentasi lainnya,. Fase aerobik dari katabolisme ini disebut
dengan respirasi. Respirasi seluler merujuk pada proses pengambilan oksigen
dan pelepasan karbondioksida oleh sel.
Respirasi seluler terjadi dalam tiga tahapan utama. Pertama, molekul
bahan organik yaitu glukosa, asam lemak dan beberapa asam amino dioksidasi
menjadi fragmen fragmen dua karbon dalam bentuk gugus asetil dari asetil-
koenzim A (asetil-KoA). Pada tahap kedua, gugus asetil akan memasuki siklus
asam sitrat, yang secara enzimatis akan dioksidasi menjadi CO2 dan energi
yang dilepaskan disimpan di dalam mereduksi pembawa elektron yaitu NADH
dan FADH2. Pada tahap ketiga, hal tersebut akan mereduksi koenzim
teroksidasi melepaskan proton (H+) dan elektron. Elektron kemudian ditransfer
ke oksigen (akseptor final elektron) melalui rantai elektron (rantai respirasi).
Pada perjalanan transfer elektron ini, sejumlah energi yang dilepaskan
disimpan dalam bentuk ATP, oleh proses suatu proses yang disebut dengan
fosforilasi oksidatif.2
Siklus asam sitrat atau disebut juga dengan siklus asam trikarboksilik
(siklus Krebs) merupakan siklus yang memegang peranan penting sebagai
pusat di dalam metabolisme tersebut, dengan jalur degradatif sebagai jalur awal
dan jalur anabolik pada akhirnya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Produksi Asetil-KoA
Pada organisme aerobik, glukosa, asam lemak dan asam amino dioksidasi
menjadi CO2 dan H2O melalui siklus asam sitrat dan rantai respirasi. Sebelum
memasuki siklus asam sitrat, rangka karbon dari gula, asam lemak dan asam
amino didegradasi menjadi asetil-KoA. Piruvat diturunkan dari glukosa
melalui proses glikolisis dan dioksidasi menjadi asetil-KoA dan CO2 oleh
piruvat dehidrogenase (PDH). Piruvat dehidrogenase merupakan prototipe
untuk dua kompleks enzim lainnya yaitu α-ketoglutarat dehidrogenase pada
siklus asam sitrat dan rantai cabang α-keto acid dehydrogenase pada jalur
oksidatif beberapa asam amino.6
Reaksi dekarboksilasi oksidatif piruvat menjadi asetil-KoA dan CO2
dikatalisis oleh komplek piruvat dehidrogenase dimana gugus karboksil dari
piruvat dilepaskan dari piruvat sebagai molekul CO2 dan dua atom karbon yang
tersisa menjadi gugus asetil-KoA. NADH yang terbentuk pada reaksi ini
melepaskan ion hidrida (:H-) ke rantai respirasi dimana nantinya membawa dua
elektron ke oksigen. Transfer elektron dari NADH ke oksigen menghasilkan
2,5 molekul ATP untuk setiap pasang elektron. 3,6
Kombinasi dehidrogenasi dan dekarboksilasi dari piruvat mejadi gugus
asetil pada asetil-KoA memerlukan tiga enzim berbeda dan lima koenzim
berbeda yaitu thiamine pyrophosphate (TPP), flavin adenine-dinucleotide
(FAD), coenzyme A (CoA), nicotinamide adenine dinucleotide (NAD), dan
lipoate. Empat vitamin berbeda diperlukan pada nutrisi manusia merupakan
komponen penting pada sistem ini yaitu thiamine pada TPP, riboflavin pada
FAD, niacin pada NAD dan pantothenate pada KoA. FAD dan NAD
merupakan karier elektron. TPP merupakan koenzim dari piruvat
dekarboksilase. KoA memiliki gugus reaktif thiol (OSH) yang berperan di
dalam karier gugus asil karena berikatan secara kovalen dengan gugus thiol
membentuk tioester. Lipoate memiliki dua gugus thiol yang dapat mengalami
rekasi oksidasi reversibel dengan ikatan disulfida dan berperan sebagai karier
elektron hidrogen dan karier asil.3
2.2 Reaksi dari Siklus Krebs
Siklus Krebs atau disebut juga dengan siklus asam sitrat (siklus asam
trikarboksilik) terdiri atas delapan tahapan yang terbagi sebagai berikut:
1. Pembentukan sitrat
Reaksi pertama dari siklus ini adalah kondensasi dari asetil-KoA dengan
oksaloasetat untuk membentuk sitrat yang dikatalis oleh sitrat sintase. Pada
reaksi ini, karbon metil dari gugus asetil bergabung dengan gugus karbonil
(C-2) dari oksaloasetat. Sitroil-KoA merupakan senyawa sementara yang
terdapat pada sisi aktif enzim. Ikatan tioester yang terbentuk pada Sitroil-
KoA kemudian secara cepat mengalami hidrolisis untuk membentuk KoA
bebas dan sitrat. KoA yang dilepaskan dalam reaksi ini kemudian didaur
kembali untuk ikut dalam reaksi dekarboksilasi oksidatif dari molekul piruvat
lainnya oleh komplek piruvat dehidrogenase. Masing masing subunit dari
enzim homodimer (sitrat sintase) merupakan suatu polipeptida tunggal
Gambar 1. Siklus Krebs
dengan dua domain yaitu satu yang besar dan kaku dengan domain lainnya
yang kecil dan lebih fleksibel dengan sisi aktifnya. Oksaloasetat merupakan
substrat pertama yang berikatan dengan enzim yang menginduksi terjadinya
perubahan konformasi besar pada domain fleksibel enzim sehingga terbentuk
binding site untuk substrat kedua yaitu asetil-KoA. Ketika sitroil-KoA
terbentuk pada sisi aktif enzim, terjadi perubahan konformasional lainnya
yang menyebabkan hidrolisis tioester yang melepaskan KoA-SH.1-7
2. Pembentukan isositrat melalui cis -Akonitat
Enzim akonitat (akonitat hidratase) mengkatalis transformasi reversibel dari
sitrat menjadi isositrat, melalui pembentukan sementara dari asam
trikarboksilik cis-akonitat, dimana pada keadaan normal tidak terdisosiasi
dari sisi aktif enzim. Akonitase menyebabkan terjadinya penambahan H2O
pada ikatan rangkap dari enzim-berikatan dengan cis-akonitat melalui dua
cara yang berbeda yaitu satu menuju sitrat dan yang lainnya menuju isositrat.
Meskipun campuran keseimbangan terjadi pada pH 7,4 dan 25°C
mengandung kurang dari 10% sitrat, reaksi sel didorong ke kanan karena
isositrat secara cepat dikonsumsi pada langkah selanjutnya dari siklus ini,
menurunkan konsentrasi steady-statenya. Akonitase mengandung pusat besi-
sulfur yang bekerja pada pengikatan substrat pada sisi aktif dan dalam
mengkatalisis penambahan atau pengeluaran H2O. 1-3,7
3. Oksidasi dari isositrat menjadi α Ketoglutarat dan CO 2
Pada tahap ini isositrat mengalami dehidrogenasi yang dikatalis oleh isositrat
dehidrogenase untuk membentuk, oksalosuksinat pada awalnya, yang tetap
terikat pada enzim dan mengalami dekarboksilasi menjadi α-ketoglutarat.
Dekarboksilasi ini memerlukan ion Mg++ atau Mn+++. Mg++ berinteraksi
dengan gugus karbonil dari oksalosuksinat. Mg++ juga menstabilkan enol yang
terbentuk sementara dari proses dekarboksilasi. Terdapat dua bentuk isositrat
dehidrogenase yaitu satu yang memerlukan NAD+ sebagai akseptor elektron
dan yang lainnya memerlukan NADP+. Enzim isositrat dehidrogenase yang
bergantung pada NAD+ terdapat di matriks mitokondria. Fungsi utama dari
enzim yang bergantung pada NADP+ yang ditemukan di matriks mitokondria
dan sitosol berperan penting dalam pembentukan NADPH untuk reaksi
reduksi anabolik. 1-3,8
4. α-Ketoglutarat menjadi Suksinil-KoA dan CO 2
α-Ketoglutarat kemudian mengalami reaksi dekarboksilasi oksidatif untuk
membentuk suksinil-KoA dan CO2. NAD+ berperan sebagai akseptor elektron
dan KoA sebagai karier dari gugus suksinil. Energi dari oksidasi α-
Ketoglutarat disimpan di dalam pembentukan ikatan tioester dari suksinil-
KoA. Reaksi ini identik dengan reaksi dehidrogenase piruvat, dan komplek α-
Ketoglutarat dehidrogenase menyerupai kompleks piruvat dehidrogenase baik
secara struktur maupun fungsi. 1-3,7,8
5. Konversi Suksinil-KoA menjadi Suksinat
Suksinil-KoA seperti Asetil-KoA memiliki ikatan tioester dengan kuat
standar negatif energi bebas dari hidrolisis. Pada tahap selanjutnya, energi
dilepaskan dari pemecahan ikatan ini untuk mensintesis ikatan
phosphoanhydride pada GTP atau ATP. Enzim suksinil-KoA sintase atau
suksinik tiokinase berperan dalam reaksi trifosfat nukleosida. Energi ini-
reaksi conserving melibatkan langkah antara dimana molekul enzim itu
sendiri menjadi terfosforilasi pada residu His di sisi aktif. Gugus fosforil,
yang memiliki potensi transfer gugus yang besar, ditransfer ke ADP (atau
GDP) untuk membentuk ATP (atau GTP). Terdapat dua isoenzim suksinil-
KoA sintase yaitu satu spesifik untuk ADP dan satu spesifik untuk GDP.
Enzim ini memiliki dua subunit yaitu subunit α yang memiliki residu P-His
dan binding site untuk KoA serta subunit β yang spesifik untuk ADP atau
GDP. Sisi aktif terdapat antara kedua subunit tersebut. Struktur kristal dari
suksinil KoA sintetase menunjukkan dua power helices. Pembentukan ATP
atau GTP pada pengeluaran dari pelepasan energi oleh dekarboksilasi
oksidatif dari α-ketoglutarat merupakan fosforilasi tingkat substrat, seperti
sintesis dari ATP pada reaksi glikolitik yang dikatalis oleh glyceraldehyde 3-
phosphate dehydrogenase dan piruvat kinase. GTP yang terbentuk dari
suksinil-KoA sintetase dapat mendonorkan gugus terminal fosforilnya kepada
ADP untuk membentuk ATP, pada reaksi reversibel yang dikatalis oleh
nukleosida difosfat kinase. Hasil isozim dari suksinil-KoA sintetase adalah
konservasi dari energi berupa ATP. Tidak ada perbedaan energi bebas untuk
reaksi nukleosida difosfat kinase; ATP dan GTP secara energi bersifat
ekuivalen. 1-4,7,8
6. Oksidasi Suksinat menjadi Fumarat
Suksinat dibentuk dari suksinil-KoA, dioksidasi untuk membentuk fumarat
oleh flavoprotein suksinat dehidrogenase. Suksinat dehidrogenase secara kuat
terikat pada membran dalam mitokondria pada sel eukariotik. Pada
prokariotik, suksinat dehidrogenase terikat pada membran plasma. Enzim
mengandung tiga kelompok besi-sulfur yang berbeda dan satu molekul yang
berikatan secara kovalen dengan FAD. Elektron melewati suksinat melalui
pusat FAD dan besi-sulfur sebelum memasuki carrier rantai elektron di
membran dalam mitokondria. Aliran elektron dari suksinat melalui carrier ini
menuju akseptor elektron final, O2, berpasangan ke sintesis dari sekitar 1,5
ATP molekul per pasang elektron. Malonat, analog suksinat secara normal
tidak ada di sel, ia merupakan inhibitor kompetitif kuat dari suksinat
dehidrogenase dan penambahannya ke mitokondria memblok aktivitas dari
siklus asam sitrat. 2,4,7
7. Hidrasi Fumarat menjadi Malat
Hidrasi reversibel dari fumarat untuk membentuk L-malat dikatalis oleh
fumarase (fumarase hidratase). Bentuk transisi dari reaksi ini adalah
karbanion. Enzim ini bersifat stereospesifik tinggi yang mengkatalis hidrasi
dari ikatan rangkap trans fumarat namun tidak pada ikatan rangkap cis maleat
(cis isomer fumarat). Pada arah berkebalikan (dari L-Malate keFumarat),
fumarase bersifat stereospesifik seimbang. D-Malate bukan merupakan suatu
substrat. 2,5,7
8. Oksidasi Malat menjadi Oksaloasetat
Pada reaksi terakhir dari siklus asam sitrat, NAD yang terhubung dengan L-
malat dehidrogenase mengkatalis reaksi oksidasi L-malat menjadi
oksaloasetat. Keseimbangan reaksi ini berada jauh ke kiri dibawah kondisi
termodinamik standar, namun pada sel yang intak, oksaloasetat secara
berkesinambungan dibuang oleh reaksi sintase sitrat eksergonik tingkat
tinggi. Hal ini menjaga konsentrasi oksaloasetat di sel tetap rendah,
mendorong reaksi malat dehidrogenase menuju pembentukan oksaloasetat.2,5
2.3 Komponen Siklus Krebs Merupakan Biosintesis Antara Yang Penting
Pada organisme aerobik, siklus krebs (siklus asam sitrat) merupakan jalur
amfibolik dimana dapat bertindak pada proses katabolik dan anabolik. Selain
peranannya di dalam katabolisme oksidatif karbohidrat, asam lemak dan asam
amino, siklus ini menyediakan prekursor prekursor untuk jalur jalur biosintesis
lainnya. α-Ketoglutarat dan oksolasetat, contohnya, menjadi prekursor dari
asam amino aspartat dan glutamat melalui transaminasi sederhana. Melalui
aspartat dan glutamat, karbon dari oksaloasetat dan α-ketoglutarat kemudian
digunakan untuk membentuk asam amino lain seperti nukleotida purin dan
pirimidin. Oksaloasetat kemudian diubah menjadi glukosa pada proses
glukoneogenesis. Suksinil Ko-A merupan senyawa antara penting dalam
sintesis dari cincin forfirin di dalam gugus heme yang berperan sebagai
pembawa oksiden (di hemoglobin dan mioglobin) dan pembawa elektron (pada
sitokrom). Sitrat yang diproduksi pada beberapa organisme dapat dipergunakan
untuk tujuan tujuan lainnya.7
BAB III
PENUTUP
Siklus krebs atau disebut juga dengan siklus sitrat memegang peranan penting
di dalam metabolisme sel. Siklus ini terdiri atas delapan langkah yaitu
pembentukan sitrat, pembentukan isositrat melalui cis-akonitat, oksidasi dari
isositrat menjadi α ketoglutarat dan CO2, α-ketoglutarat menjadi suksinil-KoA
dan CO2, konversi suksinil-KoA menjadi suksinat, oksidasi suksinat menjadi
fumarat, hidrasi fumarat menjadi malat dan oksidasi malat menjadi
oksaloasetat
DAFTAR PUSTAKA
1. Costello LC, Franklin FB. A review of the important central role of altered
citrate metabolism during the process of stem cell differentiation. NIH-Public
Access. 2013; p. 1-20
2. Panov A. Orynbayeva Z, Vavilin V, Lyakhovich V. Fatty Acids in Energy
Metabolism of the Central Nervous System. BioMed Research International.
2014;2014: p. 1-22
3. Milne, J.L.S., Shi, D., Rosenthal, P.B., Sunshine, J.S., Domingo, G.J., Wu,
X., Brooks, B.R., Perham, R.N., Henderson, R., & Subramaniam, S.
Molecular architecture and mechanism of an icosahedral pyruvate
dehydrogenase complex: a multifunctional catalytic machine. EMBO J.
2002;21: 5587–5598.
4. Hagerhall, C. Succinate:quinone oxidoreductases: variations on a conserved
theme. Biochim. Biophys. Acta 2002;1320: 107–141. A review of the
structure and function of succinate dehydrogenases.
5. Goward, C.R. & Nicholls, D.J. Malate dehydrogenase: a model for structure,
evolution, and catalysis. Protein Sci. 1994;3:1883–1888.
6. Jitrapakdee, S. & Wallace, J.C. Structure, function, and regulation of
pyruvate carboxylase. Biochem. J. 1999;340: 1–16.
7. Thauer RK. Citric-acid cycle, 50 years on. Modification and an alternative
pathway in anaerobic bacteria. Eur J. Biochem. 1988;176:497-508
8. Tretter L, Adam-Vizi V. Inhibition of Krebs Cycle Enzymes by Hydrogen
Peroxide: A Key Role of α-Ketoglutarate Dehydrogenase in Limiting NADH
Production under Oxidative Stress. The Journal of Neuroscience.
2000;20(24)) 8972-8979