shrf

30
MODUL 28 AKUNTANSI SYARIAH AKUNTANSI UNTUK AL QARDS, SHARF DAN PRODUK BERBASIS IMBALAN Dosen S A F I R A, SE. Ak. M.Si PROGRAM KELAS KARYAWAN FAKULTAS EKONOMI Akuntansi Syariah Safira SE,Ak,M.Si Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana ‘12 0

Upload: cynthia-rachmana

Post on 05-Aug-2015

64 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: SHRF

MODUL 28AKUNTANSI SYARIAH

AKUNTANSI UNTUK AL QARDS, SHARF DAN PRODUK BERBASIS

IMBALAN

Dosen

S A F I R A, SE. Ak. M.Si

PROGRAM KELAS KARYAWAN

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI

UNIVERSITAS MERCU BUANA

2012

Akuntansi SyariahSafira SE,Ak,M.Si

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘120

Page 2: SHRF

AKUNTANSI UNTUK AL QARDS, SHARF DAN PRODUK BERBASIS IMBALAN

A. AKUNTANSI QARDH

Al-Qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih

atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan

imbalan. Dalam perbankan aplikasi Qardh biasanya diterapkan sebagai hal

berikut :

(a). Sebagai produk pelengkap kepada nasabah yang telah terbukti loyalitas

dan bonafiditasnya, yang membutuhkan dana talangan segera untuk masa

yang relatif pendek. Nasabah tersebut akan mengembalikan secepatnya.

(b). Sebagai fasilitas nasabah yang memerlukan dana cepat, sedangkan ia

tidak bisa menarik dananya karena, misalnya tersimpan dalam bentuk

deposito.

(c). Sebagai produk untuk menyumbang usaha yang sangat kecil atau

membantu sektor sosial. Guna pemenuhan skema khusus ini telah dikenal

suatu produk khusus yaitu al-qardh al-hasan

Manfaat al-Qardh

Manfaat akad al-qardh banyak sekali, diantaranya :

(a). Memungkinkan nasabah yang sedang dalam kesulitan mendesak untuk

mendapat talangan jangka pendek.

(b). al-Qardh al-hasan juga merupakan salah satu ciri pembeda antara bank

syariah dan bank konvensional yang di dalamnya terkandung misi sosial, di

samping misi komersial.

(c). Adanya misi sosial-kemasyarakatan ini akan meningkatkan citra baik dan

meningkatkan loyalitas masyarakat terhdap bank syariah.

Akuntansi SyariahSafira SE,Ak,M.Si

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘121

Page 3: SHRF

Aplikasi Al-Qardh

Aplikasi qardh dalam perbankan biasanya dalam empat hal, yaitu :

Sebagai pinjaman talangan haji, dimana nasabah calon haji diberikan

pinjaman talangan untuk memenuhi syarat penyetoran. Biaya perjalanan

haji. Nasabah akan melunasinya sebelum keberangkatannya ke haji.

Sebagai pinjaman tunai (cash advanced) dari produk kartu kredit syariah,

dimana nasabah diberi keleluasaan untuk menarik uang tunai milik bank

melalui ATM. Nasabah akan mengembalikannya sesuai waktu yang

ditentukan.

Sebagai pinjaman kepada pengusaha kecil, dimana menurut perhitungan

bank akan memberatkan si pengusaha bila diberikan pembiayaan

dengan skema jual beli, ijarah, atau bagi hasil.

Sebagai pinjaman kepada pengurus bank, dimana bank menyediakan

fasilitas ini untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan pengurus bank.

Pengurus bank akan mengembalikannya secara cicilan melalui

pemotongan gajinya.

Pengakuan dan Pengukuran Pinjaman Qardh

PSAK No.59 (2002) mengatur pengakuan dan pengukuran pinjaman

qardh sebagai berikut :

(a). Pinjaman qardh diakui sebesar jumlah dana yang dipinjamkan pada saat

terjadinya. Kelebihan penerimaan dari pinjaman atas qardh yang dilunasi

diakui sebagai pendapatan pada saat terjadinya.

(b). Dalam hal bank bertindak sebagai peminjam qardh, kelebihan pelunasan

kepada pemberi pinjaman qardh diakui sebagai beban.

Dalam hal bank yang memberikan pinjaman maka bank akan membuat

pencatatan sebagai berikut :

Pada saat memberikan pinjaman qardh

Akuntansi SyariahSafira SE,Ak,M.Si

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘122

Page 4: SHRF

Pada saat menerima pelunasan di tambah kelebihan pembayaran

Dalam hal bank sebagai peminjam/qardh maka bank akan membuat jurnal

untuk mencatatnya sebagai berikut

Pada saat memberikan pinjaman qardh

Pada saat menerima pelunasan di tambah kelebihan pembayaran

Akuntansi SyariahSafira SE,Ak,M.Si

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘123

Tanggal Piutang qardh

Kas

Rp. xx

--

--

Rp. xx

Tanggal Kas

Piutang qardh

Pendapatan qardh

Rp. xx

----

--

Rp. xx

Rp. xx

Tanggal Kas

Utang qardh

Rp. xx

--

--

Rp. xx

Page 5: SHRF

Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Qardhul hasan

Unsur dasar laporan sumber dan penggunaan dana qardhul hasan

meliputi sumber penggunaan dan qardhul hasan selama jangka waktu tertentu

dan saldo dana qradhul hasan pada tanggal tertentu. Sumber dana qardhul

hasan berasal dari bank atau luar bank. Sumber dana dari luar berasal dari infak

dan shadaqah dari pemilik, nasabah, atau pihak lainnya. Penggunaan dana

qardhul hasan meliputi pemberian pinjaman baru selama jangka waktu tertentu

dan pengembalian dana qardhul hasan temporer yang disediakan pihak lain.

Saldo dana qardhul hasan adalah dana qardhul hasan yang belum disalurkan

pada tanggal tertentu.

Tentang laporan sumber dan penggunaan dana qardhul hasan, PSAK

No.59 (2002) mengaturnya seperti berikut ini:

Bank syariah menyajikan laporan sumber dan penggunaan dan qardhul hasan

sebagai komponen utama laporan keuangan yang menunjukkan sebagai berikut:

(a). Sumber dana-dana qardhul hasan yang berasal dari penerimaan;

(1). Infak,

(2). Shadaqah,

(3). Denda, dan

(4). Pendapatan non halal

(b). Penggunaan dana qardhul hasan untuk

(1). Pinjaman, dan

(2). Sumbangan

Akuntansi SyariahSafira SE,Ak,M.Si

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘124

Tanggal Utang qardh

Beban qardh

Kas

Rp. xx

Rp. xx--

--

--

Rp. xx

Page 6: SHRF

(c). Kenaikan atau penurunan sumber dana qardhul hasan

(d). Saldo awal dana qardhul hasan

(e). Saldo akhir dana qardhul hasan

Apabila laporan sumber dan penggunaan dana qardhul hasan disusun

secara skontro (Taccount) maka laporan akan seperti berikut ini (dengan contoh

dalam Rp. 000 an)

Bank Syariah

Laporan Sumber Dan Penggunaan Qardh al-Hasan

Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 20xx

Sumber Dana Penggunaan Dana

1. Saldo awal Rp. 10.000,00

2. Penambahan

(a). Infak Rp.10.000,00

(b). Shadaqah Rp.10.000,00

(c). Denda Rp.10.000,00

(d). Pendapatan non

halal Rp. 10.000,00

Jumlah sumber dana Rp. 40.000,00

1. Penggunaan untuk

(a). Pinjaman Rp. 30.000,00

(b). Sumbangan Rp. 15.000,00

Jumlah penggunaan Rp. 45.000,00

2. Saldo Akhir Rp. 5.000,00

Akuntansi SyariahSafira SE,Ak,M.Si

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘125

Page 7: SHRF

Total dana tersedia Rp. 50.000,00

Total Penggunaan dan Saldo dana Rp. 50.000,00

B. AKUNTANSI SHARF

Sharf adalah akad jual beli suatu valuta dengan valuta lainnya. Transaksi

valuta asing pada bank syariah hanya dapat dilakukan untuk tujuan lindung nilai dan

dibenarkan untuk tujuan spekulatif.

Sumber Hukum

”Transaksi pertukaran emas dengan emas harus sama takaran, timbangan

dan tangan ke tangan (tunai), kelebihannya adalah riba, perak dengan perak harus

sama takaran, timbangan dan tangan ke tangan (tunai), kelebihannya adalah riba,

gandum dengan gandum harus sama takaran, timbangan dan tangan ke tangan

(tunai), kelebihannya adalah riba, tepung dengan tepung harus sama takaran,

timbangan dan tangan ke tangan (tunai), kelebihannya adalah riba, korma dengan

korma harus sama takaran, timbangan dan tangan ke tangan (tunai), kelebihannya

adalah riba, garam dengan garam harus sama takaran, timbangan dan tangan ke

tangan (tunai), kelebihannya adalah riba, “ (HR Muslim)

”Rasulullah SAW melarang menjual perak dengan emas secara piutang (tidak tunai)”

(HR Muslim)

Fungsi Uang Dalam Islam

Uang hanya berfungsi sebagai alat tukar dan bukan komoditas. Apabila uang

dapat ”bertambah” tanpa didayagunakan, maka tambahan itu adalah riba. Uang baru

dapat menghasilkan keuntungan atau kelebihan apabila didayagunakan atau

diinvestasikan bersama dengan sumber daya lainnya.

Jenis-jenis Transaksi Valuta Asing

1. Transaksi Spot, yaitu transaksi pembelian dan penjualan valuta asing

(valas) untuk penyerahan pada saat itu (over the counter) atau

Akuntansi SyariahSafira SE,Ak,M.Si

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘126

Page 8: SHRF

penyelesaiannya paling lambat dalam jangka waktu dua hari. Hukumnya

adalah boleh, karena dianggap tunai, sedangkan waktu dua hari dianggap

sebagai proses penyelesaian yang tidak bisa dihindari dan merupakan

transaksi internasional.

2. Transaksi Forward, yaitu transaksi pembelian dan penjualan valas yang

nilainya ditetapkan pada saat sekarang dan diberlakukan untuk waktu yang

akan datang, antara 2 x 24 jam sampai dengan satu tahun. Hukumnya

adalah haram, karena harga yang digunakan adalah harga yang

diperjanjikan (muwa’adah) dan penyerahannya dilakukan di kemudian hari,

padahal harga pada waktu penyerahan tersebut belum tentu sama dengan

nilai yang disepakati, kecuali dilakukan dalam bentuk forward agreement

untuk kebutuhan yang tidak dapat dihindari (lil hajah).

3. Transaksi Swap, yaitu suatu kontrak pembelian atau penjualan valas

dengan harga spot yang dikombinasikan dengan pembelian antara penjualan

valas yang sama dengan harga forward. Hukumnya haram, karena

mengandung unsur maisir (spekulasi).

4. Transaksi Option, yaitu kontrak untuk memperoleh hak dalam rangka

membeli atau hak untuk menjual yang tidak harus dilakukan atas sejumlah

unit valuta asing pada harga dan jangka waktu atau tanggal akhir tertentu.

Hukumnya haram, karena mengandung unsur maisir (spekulasi).

Ketentuan Umum Transaksi Valas

Transaksi jual beli mata uang pada prinsipnya boleh dengan ketentuan sebagai

berikut:

1. Tidak untuk spekulasi (untung-untungan)

2. Ada kebutuhan transaksi atau untuk berjaga-jaga (simpanan)

3. Apabila transaksi dilakukan terhadap mata uang sejenis maka nilainya harus

sama dan secara tunai (at-taqabudh).

Akuntansi SyariahSafira SE,Ak,M.Si

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘127

Page 9: SHRF

4. Apabila berlainan jenis maka harus dilakukan dengan nilai tukar (kurs) yang

berlaku pada saat transaksi dilakukan dan secara tunai.

Rukun Sharf’

Pelaku terdiri dari pembeli dan penjual, harus cakap hukum dan baligh

Obyek Akad berupa mata uang

Ijab kabul/ serah terima

Ketentuan Syariah

Obyek Akad,

● Nilai tukar atau kurs mata uang telah diketahui oleh kedua belah pihak.

● Valuta yang diperjualbelikan telah dikuasai, baik oleh pembeli maupun

penjual, sebelum keduanya berpisah. Penguasaan bisa berbentuk material

maupun hukum.

● Apabila keduanya berpisah sebelum menguasai masing-masing uang

penukaran berdasarkan nilai tukar yang diperjualbelikan, maka akadnya batal

karena syarat penguasaan terhadap obyek transaksi sharf itu tidak terpenuhi.

● Apabila mata uang atau valuta yang diperjualbelikan itu dari jenis yang sama,

maka jual beli mata uang itu harus dilakukan dalam kuantitas yang sama,

sekalipun model dari mata uang itu berbeda.

● Tidak boleh ada hak khiyar syarat bagi pembeli.

● Tidak boleh terdapat tenggang waktu antara penyerahan mata uang yang

saling dipertukarkan, dilakukan secara tunai atau dalam kurun waktu 2 X 24

jam (harus dilakukan seketika itu juga dan tidak boleh diutang) dan

perbuatan saling menyerahkan itu harus telah berlangsung sebelum kedua

belah pihak yang melakukan jual beli valuta itu berpisah.

Skema Sharf

Akuntansi SyariahSafira SE,Ak,M.Si

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘128

Page 10: SHRF

Pengakuan dan Pengukuran Sharf

Pendapatan Sharf

Selisih antara kurs yang diperjanjikan dalam kontrak dan kurs tunai pada

tanggal penyerahan valuta diakui sebagai keuntungan/kerugian pada saat

penyerahan/penerimaan dana.

Saat membeli valuta asing :

Dr. Kas (Dollar) xxx

Cr. Kas (Rp) xxx

Saat dijual :

Dr. Kas (Rp) xxx

Dr. Kerugian* xxx

Cr. Keuntungan** xxx

Cr. Kas (Dollar) xxx

*jika harga beli valas lebih besar dari pada harga jual

**jika harga beli valas lebih kecil dari pada harga jual

Untuk tujuan laporan keuangan diakhir periode, aset moneter (piutang dan utang)

Akuntansi SyariahSafira SE,Ak,M.Si

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘129

Page 11: SHRF

dalam satuan valuta asing akan dijabarkan dalam satuan rupiah dengan

menggunakan nilai kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal laporan keuangan.

Jurnal penyesuaian :

Jika nilai kurs tengah BI lebih kecil dari nilai kurs tanggal trasaksi:

Dr. Kerugian xxx

Cr. Piutang (valas) xxx

Dr. utang (valas) xxx

Cr. Keuntungan xxx

Jika nilai kurs tengah BI lebih besar dari nilai kurs tanggal transaksi:

Dr. Piutang (valas) xxx

Cr. Keuntungan xxx

Dr. Kerugian xxx

Cr. utang (valas) xxx

C. AKUNTANSI PRODUK BERBASIS IMBALAN

Kegiatan-kegiatan yang menghasilkan ujrah (imbalan ) antara lain:

1. WAKALAH

Wakalah adalah akad pemberian kuasa dari pemberi kuasa /nasabah kepada

penerima kuasa /bank untuk melaksanakan suatu tugas atas nama pemberi kuasa/.

Wakalah dalam aplikasi perbankan terjadi apabila nasabah memberikan kuasa

kepada bank untuk mewakili dirinya melakukan pekerjaan jasa tertentu, seperti

pembukuan L/C, inkaso dan transfer uang.

Bank dan nasabah yang dicantumkan dalam akad pemberian kuasa harus

cakap hukum. Khusus untuk pembukaan L/C, apabila dana nasabah ternyata tidak

cukup, maka penyelesaian L/C (settlement L/C) dapat dilakukan dengan

pembiayaan murabahah, salam, ijarah, mudharabah, atau musyakarah.

Kelalaian dalam menjalankan kuasa menjadi tanggung jawab bank, kecuali

kegagalan karena force majeure menjadi tanggung jawab nasabah.

Akuntansi SyariahSafira SE,Ak,M.Si

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘1210

Page 12: SHRF

Apabila bank yang ditunjuk lebih dari satu, maka masing-masing bank tidak

boleh bertindak sendiri-sendiri tanpa musyawarah dengan bank yang lain, kecuali

dengan seizin nasabah.

Tugas, wewenang dan tanggung jawab bank harus jelas sesuai kehendak

nasabah bank. Setiap tugas yang dilakukan harus mengatasnamakan nasabah dan

harus dilaksanakan oleh bank. Atas pelaksanaan tugasnya tersebut, bank mendapat

pengganti biaya berdasarkan kesepakatan bersama. Pemberian kuasa berakhir

setelah tugas dilaksanakan dan disetujui bersama antara nasabah dengan bank.

Rukun Wakalah

Pelaku

a. pihak pemberi kuasa/pihak yang meminta diwakilkan:

- Pemilik sah yang dapat bertindak atas yang diwakilkan

- Orang mukallaf atau anak mumayyiz dalam batastertentu,

b. pihak penerima kuasa (wakil):

- Cakap hukum

- Dapat mengerjakan tugas yang diwakilkan kepadanya

Obyek yang dikuasakan/diwakilkan/taukil :

- Diketahui dengan jelas oleh orang yang mewakili

- Tidak bertentangan dengan syari’ah Islam

- Dapat diwakilkan menurut syari’ah Islam.

- Manfaat barang atau jasa harus bisa dinilai

- Kontrak dapat dilaksanakan.

Ijab qabul: pernyataan dan ekspresi saling ridha/rela diantara pihak pihak pelaku

akad yang dilakukan secara verbal, tertulis, melalui korespondensi atau

menggunakan cara-cara komunikasi moderen.

Berakhirnya Akad Wakalah

Salah seorang pelaku meninggal dunia atau hilang akal, karena jika ini terjadi salah

Akuntansi SyariahSafira SE,Ak,M.Si

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘1211

Page 13: SHRF

satu syarat wakalah tidak terpenuhi

Pekerjaan yang diwakilkan sudah selesai

Pemutusan oleh orang yang mewakilkan

Wakil mengundurkan diri

Orang yang mewakilkan sudah tidak memiliki status kepemilikan atas sesuatu

yang diwakilkan.

Akuntansi Bagi Pihak Mewakili

Pada saat menerima imbalan tunai (tidak berkaitan dengan jangka waktu)

Dr. Kas xxx

Cr. Pendapatan Wakalah xxx

Pada saat membayar beban

Dr. beban wakalah xxx

Cr. Kas xxx

Pada saat diterima pendapatan untuk jangka waktu dua tahun dimuka

Dr. Kas xxx

Cr. Pendapatan wakalah diterima dimuka xxx

Pada saat mengakui pendapatan wakalah akhir periode

Dr. Pendapatan wakalah diterima dimuka xxx

Cr. Pendapatan wakalah xxx

Pada saat membayar ujr/komisi

Dr. Beban Wakalah xxx

Cr. Kas xxx

2. HIWALAH/HAWALAH

Pengertian Akad Hiwalah

Bahasa: pengalihan, pemindahan, perubahan warna kulit atau memikul sesuatu di

atas pundak. akad pengalihan utang dari satu pihak yang berutang kepada pihak

lain yang wajib menanggung (membayar) utangnya. akad pengalihan piutang dari

satu pihak yang berpiutang kepada pihak lain yang berkewajiban menagih

Akuntansi SyariahSafira SE,Ak,M.Si

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘1212

Page 14: SHRF

piutangnya.

Jenis Hiwalah – Obyek

Hiwalah Al Haqq (pemindahan hak/anjak piutang) adalah hiwalah yang merupakan

hak untuk menagih piutang.

Hiwalah Ad Dain (pemindahan utang) adalah hiwalah dimana yang dipindahkan

adalah kewajiban untuk membayar utang.

Jenis Hiwalah – Persyaratan

Hawalah al-muqayyadah (pemindahan bersyarat) adalah hawalah dimana muhil

adalah pihak yang berutang sekaligus berpiutang kepada muhal’alaih.

Hawalah al-muthlaqah (pemindahan mutlak) adalah hawalah dimana muhil

adalah pihak yang berhutang, akan tetapi tidak berpiutang kepada muhal’alaih.

Sumber Hukum

” menunda pembayaran bagi orang yang mampu adalah kezaliman. Dan jika

salah seorang kamu dialihkan (dihiwalahkan) kepada orang yang kaya yang

mampu, maka turutlah (menerima pengalihan tersebut).”(HR. Bukhari Muslim)

Skema Hiwalah

Akuntansi SyariahSafira SE,Ak,M.Si

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘1213

Page 15: SHRF

Rukun Hiwalah

Pelaku:

Pihak yang berutang atau berpiutang atau muhil

Pihak yang berpiutang atau berutang atau muhal

Pihak pengambil alih utang atau piutang atau muhal’alaih

Obyek Penjaminan (Makful Bihi)

Utang atau Piutang

Ijab kabul, pernyataan dan ekspresi saling ridha/rela diantara pihak pihak

pelaku akad yang dilakukan secara verbal, tertulis, melalui korespondensi atau

menggunakan cara-cara komunikasi modren.

Fatwa Dewan Syariah Nasional terkait dengan pengalihan utang

Akuntansi SyariahSafira SE,Ak,M.Si

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘1214

Page 16: SHRF

Alternatif 1

1. LKS (Lembaga Keuangan Syariah) memberikan qardh kepada nasabah. Dengan

qardh tersebutnasabah melunasi kredit (utang) nya; Dengan demikian aset yang

dibeli dengan kredit tersebut menjadi milik nasabah secara penuh.

2. Nasabah menjual aset dimaksud (1) kepada LKS dan dengan hasil penjualan itu

nasabah melunasi qardhnya kepada LKS.

3. LKS menjual secara murabahah, aset yang telah menjadi miliknya tersebut

kepada nasabah, dengan cara pembayaran secara cicilan/diangsur.

Alternatif 2

1. LKS memberikan qardh kepada nasabah. Dengan qardh tersebut nasabah

melunasi kredit (utang) nya; dan dengan demikian, aset yang dibeli dengan

kredit tersebut menjadi milik nasabah secara penuh.

2. Nasabah menjual aset dimaksud angka kepada LKS, dan dengan hasil

penjualan itu nasabah melunasi qardhnya kepada LKS.

3. LKS menyewakan aset yang telah menjadi miliknya tersebut kepada nasabah,

dengan akad al ijarah al muntahiya bit tamlik.

Alternatif 3

1. LKS membeli sebagian aset nasabah, dengan seizin LKK (Lembaga Keuangan

Konvensional), sehingga dengan demikian terjadilah syirkah al-milk antara LKS

dan nasabah terhadap aset tersebut.

2. Bagian aset yang dibeli oleh LKS sebagaimana dimaksud angka 1 adalah bagian

aset yang senilai dengan utang (sisa cicilan) nasabah kepada LKK.

3. LKS menjual secara murabahah bagian aset yang menjadi miliknya tersebut

kepada nasabah, dengan pembayaran secara cicilan.

Alternatif 4

1. Dalam pengurusan untuk memperoleh kepemilikan penuh atas aset, nasabah

dapat melakukan akad ijarah dengan LKS.

2. Apabila diperlukan, LKS dapat membantu menalangi kewajiban nasabah dengan

menggunakan prinsip al-qardh.

Akuntansi SyariahSafira SE,Ak,M.Si

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘1215

Page 17: SHRF

3. Akad ijarah sebagaimana dimaksudkan angka 1 tidak boleh dipersyaratkan

dengan (harus terpisah dari) pemberian talangan sebagaimana dimaksudkan

angka 2.

4. Besar imbalan jasa ijarah sebagaimana dimaksudkan angka 1 tidak boleh

didasarkan pada jumlah talangan yang diberikan LKS kepada

nasabahsebagaimana dimaksudkan angka 2.

A. Akuntansi Pihak yang Mengalihkan Utang/Muhil

Ketika pengambil alihan utang dimana muhal’alaih membayar utang muhil pada

muhal, jurnal pencatatannya

Dr. Utang - A(Muhal) xxx

Kr. Utang – B(Muhal ’alaih) xxx

Jika utang yang dialihkan harus dilunasi dalam jangka pendek maka Ujrah (fee)

yang dibayarkan diakui pada saat terjadinya

Jurnal:

Dr. Beban Hawalah xxx

Cr. Kas xxx

Jika utang yang dialihkan dilunasi dalam jangka panjang maka Ujrah (fee) yang

dibayarkan diakui sebagai Beban Tangguhan

Jurnal:

Dr. Beban Tangguhan Hawalah xxx

Cr. Kas xxx

Kemudian beban diakui melalui amortisasi Beban Tangguhan secara garis lurus

Jurnal:

Dr. Beban Hawalah xxx

Cr. Beban Tangguhan Hawalah, xxx

Biaya transaksi hawalah seperti biaya legal dan biaya administrasi diakui sebagai

Akuntansi SyariahSafira SE,Ak,M.Si

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘1216

Page 18: SHRF

beban pada saat terjadinya.

Jurnal:

Dr. Beban Hawalah xxx

Cr Kas xxx

Pelunasan utang oleh muhil pada muhal’alaih

Jurnal:

Dr. Utang – B (muhal’alaih) xxx

Cr. Kas xxx

B. Akuntansi Pihak yang Menerima Pengalihan Utang /Muhal’alaih

Pada saat pembayaran kepada pihak muhal sebesar jumlah utang yang diambil alih.

Jurnal:

Dr. Piutang – C (Muhil) xxx

Cr. Kas xxx

Jika piutang dari muhil akan dilunasi dalam jangka pendek, Ujrah (fee) yang diterima

diakui sebagai pendapatan pada saat terjadinya pengambilalihan utang.

Jurnal:

Dr. Kas xxx

Cr.Pendapatan Hawalah xxx

Jika piutang dari muhil akan dilunasi dalam jangka panjang, ketika meterima

fee/ujrah sekaligus

Jurnal:

Dr. Kas xxx

Cr. Pendapatan diterima dimuka xxx

Pendapatan diakui melalui amortisasi pendapatan diterima dimuka secara

proporsional dengan jumlah piutang yang tertagih

Jurnal:

Dr. Pendapatan diterima dimuka xxx

Cr. Pendapatan Hawalah xxx

Ketika menerima pelunasan piutang

Akuntansi SyariahSafira SE,Ak,M.Si

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘1217

Page 19: SHRF

Jurnal:

Dr. Kas xxx

Cr. Piutang C xxx

Akuntansi Pihak yang Mengalihkan Utang/Muhil

PENYAJIAN

Entitas keuangan syariah menyajikan piutang dari muhil terpisah dari piutang lainnya

dalam neraca sebesar jumlah yang belum dilunasi.

PENGUNGKAPAN

Entitas keuangan syariah mengungkapkan terkait pengalihan utang, tetapi tidak

terbatas, pada:

(a) Jumlah dan saldo utang yang dialihkan pada tanggal pelaporan;

(b) Persentase utang yang dialihkan terhadap total piutang;

(c) Kebijakan manajemen risiko atas utang yang dialihkan; dan

(d) Kebijakan akuntansi yang digunakan untuk utang yang dialihkan.

3. KAFALAH

Kafalah adalah akad pemberian pinjaman yang diberikan oleh penerima

jaminan dan peminjam bertanggung jawa atas pemenuhan kembali suatu kewajiban

yang menjadi hak penerima jaminan. Kafalah dapat digunakan untuk pemberian jasa

bank antara lain garansi bank, standy by L/C, pembukaan L/C impor, dan lain-lain.

Pengertian Akad Kafalah

Bahasa: dhaman (jaminan), hamalah (beban), dan za’amah (tanggungan). perjanjian

pemberian jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafi’il) kepada pihak ketiga

(makful lahu) untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau pihak yang ditanggung

(makful anhu/ashil).

salah satu jenis akad tabarru’ yang bertujuan untuk saling tolong menolong. Namun,

penjamin dapat menerima imbalan sepanjang tidak memberatkan. Apabila ada

imbalan maka akad kafalah bersifat mengikat dan tidak dapat dibatalkan secara

sepihak.

Akuntansi SyariahSafira SE,Ak,M.Si

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘1218

Page 20: SHRF

Skema Kafalah

Sumber Hukum

Al Qur’an :

”Dan Dia (Allah) menjadikan Zakaria sebagai penjamin nya” (Maryam) (QS :3:37)

”Dan bagi siapa yang dapat mengembalikannya akan memperoleh bahan

makanan (seberat) beban unta, dan aku menjamin terhadapnya.” (QS 12:72)

As Sunnah

”Penjamin adalah orang yang berkewajiban mesti membayar (HR Abu Dawud, At

Tirmidzi)

Telah dihadapkan kepada Rasulullah (mayat seorang lelaki untuk dishalatkan)...

Rasulullah bertanya ”Apakah dia mempunyai warisan?” Para sahabat menjawab

”Tidak”, Rasulullah bertanya lagi, ” Apakah dia mempunyai utang?” Para

sahabat menjawab ”Ya, sejumlah tiga dinar”’ Rasulullah pun menyuruh para

sahabat untuk menshalatkannya (tetapi beliau sendiri tidak). Abu Qatadah lalu

berkata, ”saya menjamin utangnya ya rasulullah”. Maka Rasulullah pun

menshalatkan mayat tersebut. (HR Bukhari)

Rukun Kafalah

Akuntansi SyariahSafira SE,Ak,M.Si

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘1219

Page 21: SHRF

Pelaku

1. Pihak Penjamin (Kafiil):

- Baligh (dewasa) dan berakal sehat.

- Berhak penuh untuk melakukan tindakan hukum

dalam urusan hartanya dan rela (ridha) dengan

tanggungan kafalah tersebut.

2. Pihak Orang yang berhutang (Ashiil, Makful ‘anhu)

- Sanggup menyerahkan tanggungannya (utang)

- Dikenal oleh penjamin.

3. Pihak Orang yang Berpiutang (Makful Lahu)

- Diketahui identitasnya.

- Dapat hadir pada waktu akad atau memberikan kuasa.

Obyek Penjaminan (Makful Bihi)

- Merupakan tanggungan pihak/orang yang berhutang, baik berupa

uang, benda, maupun pekerjaan.

- Bisa dilaksanakan oleh penjamin.

- Harus merupakan utang mengikat, yang tidak mungkin hapus kecuali

setelah dibayar atau dibebaskan.

- Harus jelas nilai, jumlah dan spesifikasinya.

- Tidak bertentangan dengan syari’ah

Ijab kabul, pernyataan dan ekspresi saling ridha/rela diantara pihak pihak

pelaku akad yang dilakukan secara verbal, tertulis, melalui korespondensi

atau menggunakan cara-cara komunikasi moderen

Berakhirnya Akad Kafalah

•Ketika utang telah diselesaikan, baik oleh orang yang berutang atau oleh

penjamin. Atau jika kreditor menghadiahkan atau membebaskan utangnya

kepada orang yang berutang.

•Kreditor melepaskan utangnya kepada orang yang berutang, tidak pada

Akuntansi SyariahSafira SE,Ak,M.Si

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘1220

Page 22: SHRF

penjamin. Maka penjamin juga bebas untuk tidak menjamin utang tersebut.

Namun, jika kreditor melepaskan jaminan dari penjamin, bukan berarti orang

yang berutang telah terlepas dari utang tersebut.

•Ketika utang tersebut telah dialihkan (transfer utang/hawalah). Dalam kasus ini

baik orang terutang ataupun penjamin terlepas dari tuntutan utang tersebut

•Ketika penjamin menyelesaikan ke pihak lain melalui proses arbitrase dengan

kreditor.

• Kreditor dapat mengakhiri kontrak kafalah walaupun penjamin tidak

menyetujuinya

Akuntansi Bagi Pihak Penjamin

Pada saat menerima imbalan tunai (tidak berkaitan dengan jangka waktu)

Dr. Kas xxx

Cr. Pendapatan kafalah xxx

Pada saat membayar beban

Dr. Beban Kafalah xxx

Cr. Kas xxx

Pada saat membayar beban

Dr. Beban Kafalah xxx

Cr. kas xxx

Referensi :

Buku Saku Perbankan Syariah, 2005, PKES, Jakarta

Akuntansi SyariahSafira SE,Ak,M.Si

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘1221

Page 23: SHRF

Muhammad dan Dwi Suwiknyo, 2009, Akuntansi Perbankan Syariah ,

TrustMedia, Yogyakarta.

Nurhayati, Sri dan Wasilah, 2009, Akuntansi Syariah di Indonesia Edisi 2,

Salemba Empat, Jakarta

Wiyono, Slamet, 2005, Cara Mudah Memahami Akuntansi Perbankan Syariah

Berdasar PSAK dan PAPSI , Grasindo, Jakarta.

Kumpulan Fatwa MUI

Akuntansi SyariahSafira SE,Ak,M.Si

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘1222