short problem story, maybe

1
Hello guys. Ehmm maybe im little bit nervous to write this short story but I wanna write. Ya aku terlahir seperti gadis biasanya lainnya namun sedikit lebih manja walaupun umurku sudah beranjak 20 tahun dan aku sangat menyadari itu dan tak mau mengubahnya. Dan aku selalu menulis ketika sedang susah aja hehe Dan kesimpulan nya aku sedang susah sekarang :p Ehm kau tahu hidupku selalu mulus-mulus saja tapi mungkin sekarang berbeda mungkin orang dibawahku menganggap masalah ku ini biasa namun masalah ini menjadi tidak biasa untuk ku. Aku merasakan sudah merangkak perlahan namun pasti ke atas gunung yang licin dan berbatu tapi sampai setengah perjalanan aku terpeleset dan jatuh ke bawah dan alhasil sekarang aku berada sangat di bawah bersama ilalang dan rerumputan yang tak akan pernah tumbuh jauh melebihi hamparan gunung. Semakin bertambah umurku namun aku masih belum memulai untuk merangkak lagi, bukan karena tidak bisa tapi karena keadaan tidak berpihak padaku kali ini. Rasanya seperti mempunyai barang yg berguna namun tidak dapat mengaplikasikannya. Ada beberapa pihak yang membuatku malu akan semua masalah yang kuhadapi kini namun ada beberpa pihak yang tetap mendukung bahkan tetap mencintaiku bagaimana keadaan ku dan itu membuatku berkata ‘oh God aku patut bersyukur punya dia’. Yang bisa kulakukan sekarang hanya berdoa, berusaha apa yang bisa aku usahakan dan membuat orang disekitar ku tidak menyesal telah mendukungku. Aku menjadi sangat rapuh ketika mengingat msalahku ini, namun aku menjadi sekuat baja ketika mengigat mereka yang mendukung ku. Hidupku sekarang serba tidak pasti tapi aku ingat yang pasti dalam ketidakpastian dunia adalah kematian. Sampai detik ini aku berusaha bangkit berusaha membuka diriku bahwa inilah aku dengan segala keterbatasan yg terhitung ini. Aku pasrah namun tetap berusaha. Aku berharap menemukan hikamh setelah apa yang kulalui ini mungkin sementara hikmah yang ku dapat adalah aku menjadi banyak bersyukur dengan lingkungan ku yang sekarang yah bisa dibilang bukan lingkungan manja namun lingkungan orang dewasa yang matang akan kehidupan yang tentunya sudah banyak makan asam asin kehidupan. Disana aku belajar banyak hal-hal besar, namun disini aku belajar banyak belajar hal-hal kecil yang juga tak kalah penting nya. Mungkin saja Allah mengizinkan aku untuk mencicipinya bukan untuk terjun dalam di dalamnya…mungkin, semua nya masih ‘kemungkinan’…

Upload: aini-rizqina

Post on 17-Jul-2015

34 views

Category:

Career


0 download

TRANSCRIPT

Hello guys. Ehmm maybe im little bit nervous to write this short story but I wanna write.

Ya aku terlahir seperti gadis biasanya lainnya namun sedikit lebih manja walaupun

umurku sudah beranjak 20 tahun dan aku sangat menyadari itu dan tak mau mengubahnya.

Dan aku selalu menulis ketika sedang susah aja hehe Dan kesimpulan nya aku sedang susah

sekarang :p Ehm kau tahu hidupku selalu mulus-mulus saja tapi mungkin sekarang berbeda

mungkin orang dibawahku menganggap masalah ku ini biasa namun masalah ini menjadi tidak

biasa untuk ku. Aku merasakan sudah merangkak perlahan namun pasti ke atas gunung yang

licin dan berbatu tapi sampai setengah perjalanan aku terpeleset dan jatuh ke bawah dan

alhasil sekarang aku berada sangat di bawah bersama ilalang dan rerumputan yang tak akan

pernah tumbuh jauh melebihi hamparan gunung. Semakin bertambah umurku namun aku

masih belum memulai untuk merangkak lagi, bukan karena tidak bisa tapi karena keadaan tidak

berpihak padaku kali ini. Rasanya seperti mempunyai barang yg berguna namun tidak dapat

mengaplikasikannya. Ada beberapa pihak yang membuatku malu akan semua masalah yang

kuhadapi kini namun ada beberpa pihak yang tetap mendukung bahkan tetap mencintaiku

bagaimana keadaan ku dan itu membuatku berkata ‘oh God aku patut bersyukur punya dia’.

Yang bisa kulakukan sekarang hanya berdoa, berusaha apa yang bisa aku usahakan dan

membuat orang disekitar ku tidak menyesal telah mendukungku. Aku menjadi sangat rapuh

ketika mengingat msalahku ini, namun aku menjadi sekuat baja ketika mengigat mereka yang

mendukung ku. Hidupku sekarang serba tidak pasti tapi aku ingat yang pasti dalam

ketidakpastian dunia adalah kematian. Sampai detik ini aku berusaha bangkit berusaha

membuka diriku bahwa inilah aku dengan segala keterbatasan yg terhitung ini. Aku pasrah

namun tetap berusaha. Aku berharap menemukan hikamh setelah apa yang kulalui ini mungkin

sementara hikmah yang ku dapat adalah aku menjadi banyak bersyukur dengan lingkungan ku

yang sekarang yah bisa dibilang bukan lingkungan manja namun lingkungan orang dewasa yang

matang akan kehidupan yang tentunya sudah banyak makan asam asin kehidupan. Disana aku

belajar banyak hal-hal besar, namun disini aku belajar banyak belajar hal-hal kecil yang juga tak

kalah penting nya. Mungkin saja Allah mengizinkan aku untuk mencicipinya bukan untuk terjun

dalam di dalamnya…mungkin, semua nya masih ‘kemungkinan’…