short problem story, maybe
TRANSCRIPT
Hello guys. Ehmm maybe im little bit nervous to write this short story but I wanna write.
Ya aku terlahir seperti gadis biasanya lainnya namun sedikit lebih manja walaupun
umurku sudah beranjak 20 tahun dan aku sangat menyadari itu dan tak mau mengubahnya.
Dan aku selalu menulis ketika sedang susah aja hehe Dan kesimpulan nya aku sedang susah
sekarang :p Ehm kau tahu hidupku selalu mulus-mulus saja tapi mungkin sekarang berbeda
mungkin orang dibawahku menganggap masalah ku ini biasa namun masalah ini menjadi tidak
biasa untuk ku. Aku merasakan sudah merangkak perlahan namun pasti ke atas gunung yang
licin dan berbatu tapi sampai setengah perjalanan aku terpeleset dan jatuh ke bawah dan
alhasil sekarang aku berada sangat di bawah bersama ilalang dan rerumputan yang tak akan
pernah tumbuh jauh melebihi hamparan gunung. Semakin bertambah umurku namun aku
masih belum memulai untuk merangkak lagi, bukan karena tidak bisa tapi karena keadaan tidak
berpihak padaku kali ini. Rasanya seperti mempunyai barang yg berguna namun tidak dapat
mengaplikasikannya. Ada beberapa pihak yang membuatku malu akan semua masalah yang
kuhadapi kini namun ada beberpa pihak yang tetap mendukung bahkan tetap mencintaiku
bagaimana keadaan ku dan itu membuatku berkata ‘oh God aku patut bersyukur punya dia’.
Yang bisa kulakukan sekarang hanya berdoa, berusaha apa yang bisa aku usahakan dan
membuat orang disekitar ku tidak menyesal telah mendukungku. Aku menjadi sangat rapuh
ketika mengingat msalahku ini, namun aku menjadi sekuat baja ketika mengigat mereka yang
mendukung ku. Hidupku sekarang serba tidak pasti tapi aku ingat yang pasti dalam
ketidakpastian dunia adalah kematian. Sampai detik ini aku berusaha bangkit berusaha
membuka diriku bahwa inilah aku dengan segala keterbatasan yg terhitung ini. Aku pasrah
namun tetap berusaha. Aku berharap menemukan hikamh setelah apa yang kulalui ini mungkin
sementara hikmah yang ku dapat adalah aku menjadi banyak bersyukur dengan lingkungan ku
yang sekarang yah bisa dibilang bukan lingkungan manja namun lingkungan orang dewasa yang
matang akan kehidupan yang tentunya sudah banyak makan asam asin kehidupan. Disana aku
belajar banyak hal-hal besar, namun disini aku belajar banyak belajar hal-hal kecil yang juga tak
kalah penting nya. Mungkin saja Allah mengizinkan aku untuk mencicipinya bukan untuk terjun
dalam di dalamnya…mungkin, semua nya masih ‘kemungkinan’…