shivering fever _ watty

Upload: elroy-magnus-quinlan

Post on 14-Apr-2018

250 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/30/2019 Shivering Fever _ Watty

    1/19

    SHIVERING FEVER

    STEP 1

    STEP 2

    1. Mengapa demam disertai menggigil dan berkeringat ?

    2. Definisi demam dan macam-macam demam ?

    3. Mengapa pada pemeriksaan fisik ditemukan palpebra konjungtiva, ikterus dan splenomegali

    ?

    4. Apa hubungan abnormal eritrosit dengan penyakit yang diderita?

    5. Apa hubungan pasien yang tinggal di papua selama 1 bulan dengan keluhan yang sama

    ketika masih di papua?

    6. Mengapa dokter menyarankan pengobatan sebelum meninggalkan papua?

    7. Penyakit apa saja yang disebabkan oleh gigitan nyamuk ?

    8. DD ?

    STEP 3

    1. Definisi demam dan macam-macam demam ?

    Demam terjadi karena pelepasan pirogen dalam leukosit yang dirangsang oleh pirogen

    eksogen . pirogen eksogen dari mikroorganisme atau reaksi imunologi.

    Macammacam :

    Demam septik : demam berangsur naik ke tingkat tinggi sekali dan turun di pagi hari

    Demam remiten: demamnya bisa turun tetapi tidak sampai ke suhu normal

    Demam intermiten : demambisa turun ke suhu normal dalam beberapa jam

    Demam kontinu : dalam beberapa hari, variasi suhunya tidak berubah

    Demam siklik : peningkatan suhu dalam beberapa hari

    Etiologi demam :

    Infeksi

    Keganasan

    Reaksi pemakaian obat

    Gangguan regulasi : heat stroke

    36,5-37,2 : normal

    >37,2 : demam

    > 41,2 : hiperpireksi < 35 : hipotermia

  • 7/30/2019 Shivering Fever _ Watty

    2/19

    Definisi Demam

    Demam adalah kenaikan suhu tubuh di atas normal. Bila diukur pada

    rektal >38C (100,4F), diukur pada oral >37,8C, dan bila diukur melalui aksila

    >37,2C (99F). (Schmitt, 1984). Sedangkan menurut NAPN (National

    Association of Pediatrics Nurse) disebut demam bila bayi berumur kurang dari 3

    bulan suhu rektal melebihi 38 C. Pada anak umur lebih dari 3 bulan suhu aksila

    dan oral lebih dari 38,3 C.

    Demam mengacu pada peningkatan suhu tubuh yang berhubungan

    langsung dengan tingkat sitokin pirogen yang diproduksi untuk mengatasi

    berbagai rangsang, misalnya terhadap toksin bakteri, peradangan, dan

    ransangan

    pirogenik lain. Bila produksi sitokin pirogen secara sistemik masih dalam batas

    yang dapat ditoleransi maka efeknya akan menguntungkan tubuh secara

    keseluruhan, tetapi bila telah melampaui batas kritis tertentu maka sitokin inimembahayakan tubuh. Batas kritis sitokin pirogen sistemik tersebut sejauh ini

    belum diketahui. (Sherwood, 2001).

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21445/4/Chapter%20II.pdf

    Mekanisme Demam

    Sebagai respon terhadap rangsangan pirogenik, maka monosit, makrofag,

    dan sel-sel Kupffer mengeluarkan suatu zat kimia yang dikenal sebagai pirogen

    endogen IL-1(interleukin 1), TNF (Tumor Necrosis Factor ), IL-6 (interleukin

    6), dan INF (interferon) yang bekerja pada pusat termoregulasi hipotalamus

    untuk

    meningkatkan patokan termostat. Hipotalamus mempertahankan suhu di titik

    patokan yang baru dan bukan di suhu normal. Sebagai contoh, pirogen endogen

    meningkatkan titik patokan menjadi 38,9 C, hipotalamus merasa bahwa suhu

    normal prademam sebesar 37 C terlalu dingin, dan organ ini memicu

    mekanismemekanisme respon dingin untuk meningkatkan suhu tubuh (Ganong,

    2002)

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21445/4/Chapter%20II.pdf

    Penyebab Demam

    Demam merupakan gejala bukan suatu penyakit. Demam adalah respon

    normal tubuh terhadap adanya infeksi. Infeksi adalah keadaan masuknya

    mikroorganisme kedalam tubuh. Mikroorganisme tersebut dapat berupa virus,

    bakteri, parasit, maupun jamur. Kebanyakan demam disebabkan oleh infeksi

    virus. Demam bisa juga disebabkan oleh paparan panas yang berlebihan

    (overhating), dehidrasi atau kekurangan cairan, alergi maupun dikarenakan

    gangguan sistem imun (Lubis, 2009).

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21445/4/Chapter%20II.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21445/4/Chapter%20II.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21445/4/Chapter%20II.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21445/4/Chapter%20II.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21445/4/Chapter%20II.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21445/4/Chapter%20II.pdf
  • 7/30/2019 Shivering Fever _ Watty

    3/19

    http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-siswanto02-5263-2-

    bab2.pdf

    http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-siswanto02-5263-2-bab2.pdfhttp://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-siswanto02-5263-2-bab2.pdfhttp://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-siswanto02-5263-2-bab2.pdfhttp://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-siswanto02-5263-2-bab2.pdfhttp://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-siswanto02-5263-2-bab2.pdf
  • 7/30/2019 Shivering Fever _ Watty

    4/19

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31365/4/Chapter%20II.pdf

    2. Mengapa demam disertai menggigil dan berkeringat ?

    Menggigil : mekanisme tubuh untuk menaikkan suhu.

    Berkeringat : mekanisme suhu untuk mengeluarkan panas.

    Demam memiliki tiga fase yaitu: fase kedinginan, fase demam, dan fase

    kemerahan. Fase pertama yaitu fase kedinginan merupakan fase peningkatan suhu

    tubuh yang ditandai dengan vasokonstriksi pembuluh darah dan peningkatan

    aktivitas otot yang berusaha untuk memproduksi panas sehingga tubuh akan

    merasa kedinginan dan menggigil. Fase kedua yaitu fase demam merupakan fase

    keseimbangan antara produksi panas dan kehilangan panas di titik patokan suhu

    yang sudah meningkat. Fase ketiga yaitu fase kemerahan merupakan fase

    penurunan suhu yang ditandai dengan vasodilatasi pembuluh darah dan

    berkeringat yang berusaha untuk menghilangkan panas sehingga tubuh akan

    berwarna kemerahan (Dalal & Zhukovsky, 2006).

    Stadium Malaria berdasarkan gejala klinis

    a.Stadium rigoris (cold stage) = menggigil dan dingin.

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31365/4/Chapter%20II.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31365/4/Chapter%20II.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31365/4/Chapter%20II.pdf
  • 7/30/2019 Shivering Fever _ Watty

    5/19

    Stadium ini penderita merasa kedinginan hingga menggigil disertai dengan konvulsie

    (kejang yang hebat), gemetar, pada kulit maupun bibir dan muka menjadi pucat kebiru-

    biruan (cianosis) karena kekurangan O2, denyut nadi kecil lemah, dapat disertai muntah,

    dan pusing kepala merupakan gejala yang paling dirasakan. Stadium ini berlangsung 15

    menit hingga 1 jam yang terjadi karena pecahnya eritrosit, dan hemoglobin berubah

    menjadi hemosoint yang bersifat toksin (zat-zat pirogen). Keadaan ini bersifat subyektif

    karena akhir stadium ini suhu badan naik dengan cepat.

    b.Stadium Febris (Monst Stage) = Panas.

    Setelah stadium rigoris berlangsung akan diikuti oleh stadium febris penderita merasa

    panas (suhu badan naik) hingga 400C atau lebih, muka kemerah-merahan, denyut nadi

    menjadi penuh dan kuat, pernafasan cepat, pusing kepala bertambah hebat dan kadang

    disertai muntah maupun diare. Penderita gelisah hingga delirium (mengigau/meracau)

    dan merasa sangat haus. Tekanan darah turun, stadium ini berlangsung 2 - 6 jam

    Keadaan ini terjadi karena merosoit menyerang eritrosit baru (masuknya merosoit

    kedalam sel eritrosit).

    c.Stadium sudoris (sweating stage) = perspirasi.

    Setelah semua merosoit yang berasal dari pecahnya stadium skhisontt yang telah

    menginfeksi eritrosit, maka suhu badan menurun disertai keluarnya keringat. Sakit

    kepala dan keluhan lainnya menurun. Selanjutnya penderita merasa lelah sekali.

    Stadium ini berlangsung hingga 2 - 4 jam. Setelah keringat banyak sekali keluar,

    penderita merasa lebih enak hingga timbul serangan selanjutnya (gejala menggigil). Dari

    akhir gejala stadium sudoris hingga timbul serangan selanjutnya yaitu stadium rigoris

    (menggigil) disebut Apyrexial Interval, dan Interval ini berbeda-beda untuk setiap spesies

    plasmodium antara lain :

    1. Falsiparum:berkisar 12 jam.

    2. Vivak / ovale:berkisar 30 jam.

    3. Malariae:berkisar 60 jam.

    Sutanto,inge, dkk, Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Fkui;morfologi dan daur hidup

    P.Falciparulm,212-213.Balai penerbit FKUI: Jakarta

    3. Penyakit apa saja yang disebabkan oleh gigitan Vektor ?

    NYAMUK

    Anopeles : malaria

    Plasmodium vivax : malaria tertiana

    plasmodium falciporum : malaria tropika

    Plasmodium malariae : malaria quartana

    Plasmodium ovale : malaria ovale

  • 7/30/2019 Shivering Fever _ Watty

    6/19

    Waktu antara nyamuk mengisap darah yang mengandung gametosit sampai mengandung sporozoit

    dalam kelenjar liurnya, disebut masa tunas ekstrinsik.

    Sporozoit adalah bentuk infektif. Infeksi dapat terjadi dengan 2 cara, yaitu :

    1. Secara alami melalui vektor, bila sporozoit dimasukkan ke dalam badan manusia dengan tusukan nyamuk.

    2. Secara induksi (induced), bila stadium aseksual dalam eritrosit secara tidak sengaja masuk ke dalam badan manusia

    melalui darah, misalnya transfusi, suntikan atau secara keongenital (bayi baru lahir menderita malaria oleh karena

    tertular ibunya melalui darah plasenta), atau secara sengaja untuk pengobatan terhadap berbagai penyakit

    (sebelumperang dunia ke 2); demam yang timbul dapat menunjang pengobatan berbagai penyakit seperti lues dan

    sindrom nefrotik.

    BEBERAPA SIFAT PERBANDINGAN DAN DI AGNOSTIK PADA EMPAT SPESIES

    PLASMODIUM PADA MANUSIA

    Sifat P. falciparum P. vivax P. ovale P. malariae

    Daur praeritrosit 5,5 hari 8 hari 9hari 10-15 hari

    Hipnozoit - + + -

    Jumlah merozoithati

    40.000 10.000 15.000 15.000

    Daur eritrosit 48 jam 48 jam 50 jam 72 jam

    Eritrosit yg

    dihinggapi

    Muda dan

    normosit

    Retikulosit dan

    normosit

    Retikulosit

    dannormosit

    muda

    Normosit

    Pembesaran

    eritrosit

    - ++ + -

    Titik-titik eritrosit Maurer Schuffner Schuffner (james) Ziemann

    Pigmen Hitam Kuning tengguli Tengguli tua Tengguli hitam

    Jumlah merozoit 8 24 12 18 8 10 8

    Daur dalam

    nyamuk pada 27C10 hari 8-9 hari 12-14 hari 26-28 hari

    Gejala ??

    Relaps jangka panjang dan pendek pada malaria?

    Malaria : penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh plasmodium, plasmodiumnya

    akan menyerang eritrosit .

    Malaria tertiana : suatu infeksi parasit anopeles yang menyebabkan suatu interval

    demam baik reguler ataupun ireguler dengan fase peningkatan suhu tubuh pada hari ketiga.

    (termasuk demam periodik). Maksudnya hari ketiga tu gimana ??? jedanya 3 hari .

    Siklus hidup anopeles

    Nyamuk anopeles betina menggigit manusia di liurnya ada sporozoit sporozoit dibawa

    ke hati di dalam hati ada perkembangbiakan aseksual (intrahepatik skizogoni). Ada tropozoit yang

    berbentuk dorman tapi plasmodium oval dan vivax. Kalau imun turun, bisa kambuh lagi.membentuk skizon skizon pecah mengeluarkan merozoitmerozoit ke peredaran darah

  • 7/30/2019 Shivering Fever _ Watty

    7/19

    menyerang eritrosit 1st : merozoit berubah menjadi tropozoit tropozoit menjadi skizon lagi .

    2nd : merozoit menjadi gametosit digigit lagi oleh nyamuk berbeda Di dalam tubuh nyamuk,

    berubah lagi menjadi zigotookinet ookista sporozoitmuter lagi

    Aedes : DBD

    Culex : filariases, japhanese encepalitis

    Mansonia : filariasis

    LALAT

    Vektor born disease?

    4. Mengapa pada pemeriksaan fisik ditemukan palpebra konjungtiva, ikterus dan splenomegali

    ?

    Eritrosit yang lisis banyakanemia hemolitik. GPI(toksin merozoit yang menempel di

    eritrosit) lebih elastis dan lebih lonjong eritrosit mudah pecah. Anemia hemolitik

    palpebra pucat.

    Eritrosit yang lisis banyak produksi b1 meningkat (larut dalam lemak, larinya ke

    intestinal.)ikterus terlihat di palpebra (ada elastin, mengikat lemak).

    Penumpukan sel radang di lien dan perombakan eritrosit yang meningkat menyebabkan

    kerja lien lebih beratsplenomegali. Membutuhkan waktu yang agak lama untuk menjadi

    splenomegali.

    3 faktor yang menyebabkan terjadinya ikterus dan anemia pada kasus ini :

    Penghancuran eritrosit yang abnormal karena umur eritrosit lebih pendek.

    Reduced survival time :

    Diseritropoiesis : gangguan pembentuka eritrosit karena ada ganguan di sumsum

    tulang.

    Kadar bilirubin di kepala lebih rendah daripada yang lainnya , jadi jika ada suatu peningkatan

    bilirubin, yang terlihat duluan adalah di sklera.

  • 7/30/2019 Shivering Fever _ Watty

    8/19

  • 7/30/2019 Shivering Fever _ Watty

    9/19

  • 7/30/2019 Shivering Fever _ Watty

    10/19

    5. Apa hubungan pasien yang tinggal di papua selama 1 bulan dengan keluhan yang sama

    ketika masih di papua?

    Daerah papua banyak hutan, endemis anopeles. Khususnya plasmodium falciparum, ovale.

    Selain dari nyamuk ke nyamuk, bisa lewat transfusi. SCREENING??

    Ada fase dorman, ketika imun turun, bisa timbul lagi keluhannya.

    6. Mengapa dokter menyarankan pengobatan sebelum meninggalkan papua?

    Agar tidak menularkan ke orang lain

    Obatnya kloroquin difosfat , selain itu?

    Kerjanya gimana? Dikasihinnya lewat apa?

    Kalau mau ke papua, apakah harus dikasih obat juga?

    7. DD ?

    MALARIA

    Definisi : disebabkan oleh karena plasmodium. gejalanya : bercak, pembesaran organ dan mriang.

    Plasmodium vivax : malaria tertiana

    plasmodium falciporum : malaria tropika (jungle fever)

    Plasmodium malariae : malaria quartana

    Plasmodium ovale : malaria ovale (jarang ditemukan)

    Bagaimana cara membedakan jenis2 malaria ?

  • 7/30/2019 Shivering Fever _ Watty

    11/19

    Trias malaria :

    periode dingin : mulai menggigil untuk meningkatkan suhu tubuh. Menyetarakan dengan set

    pint yang meningkat.

    periode panas : panas meningkat

    periode berkeringat : temperaturnya sudah mulai turun karena ada kompensasi pengeluaran

    panas lewat keringat.

    Patofisiologi

    Demam : pirogen eksogen interleukin 1meningkatkan asam arakidonat yang meningkatkan

    sintesis prostalgkandinmenaikkan set point di hipotalamus anterior panas

    Menggigil ???

    Mengapa terjadi siklus demam intermiten?

    Mungkin berhubungan dengan siklus hidupnya.

    Pemeriksaan penunjang

    Pemeriksaan darah rutin

    Rapid test??

    Serologi

    Penatalaksanaan

    Oroquin : obat malaria yang spesifik. Mekanisme??

    Pengobatan Malaria

    Obat anti malaria yang tersedia di Indonesia antara lain klorokuin, sulfadoksin-pirimetamin,

    kina, primakuin, serta derivate artemisin. Klorokuin merupakan obat antimalaria standar untuk

    profilaksis, pengobatan malaria klinis dan pengobatan radikal malaria tanpa komplikasi dalam

    program pemberantasan malaria, sulfadoksin-pirimetamin digunakan untuk pengobatan radikal

    penderita malaria falciparum tanpa komplikasi. Kina merupakan obat anti malaria pilihan untuk

    pengobatan radikal malaria falciparum tanpa komplikasi. Selain itu kina juga digunakan untuk

    pengobatan malaria berat atau malaria dengan komplikasi. Primakuin digunakan sebagai obat

    antimalaria pelengkap pada malaria klinis, pengobatan radikal dan pengobatan malaria berat.

  • 7/30/2019 Shivering Fever _ Watty

    12/19

    Artemisin digunakan untuk pengobatan malaria tanpa atau dengan komplikasi yang resisten

    multidrugs.(14)

    .

    Beberapa obat antibiotika dapat bersifat sebagai antimalaria. Khusus di Rumah Sakit, obat

    tersebut dapat digunakan dengan kombinasi obat antimalaria lain, untuk mengobati penderita

    resisten multidrugs. Obat antibiotika yang sudah diujicoba sebagai profilaksis dan pengobatan

    malaria diantaranya adalah derivate tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisin, sulfametoksazol-

    trimetoprim dan siprofloksasin. Obat-obat tersebut digunakan bersama obat anti malaria yang

    bekerja cepat dan menghasilkan efek potensiasi antara lain dengan kina(14)

    .

    a. Pengobatan malariafalciparum

    Lini pertama: Artesunat+Amodiakuin+Primakuin

    dosis artesunat= 4 mg/kgBB (dosis tunggal), amodiakuin= 10 mg/kgBB (dosis tunggal), primakuin=

    0,75 mg/kgBB (dosis tunggal).

    Apabila pemberian dosis tidak memungkinkan berdasarkan berat badan penderita, pemberian obat

    dapat diberikan berdasarkan golongan umur. Dosis makasimal penderita dewasa yan dapat

    diberikan untuk artesunat dan amodiakuin masing-masing 4 tablet, 3 tablet untuk primakuin.

    Tabel 2. Pengobatan Lini Pertama Malaria Falciparum Menurut Kelompok Umur(3)

    .

    Hari Jenis obat

    Jumlah tablet perhari menurut kelompok umur

    0-1 bln 2-11 bln 1-4 th 5-9 th 10-14 th 15 th

    I

    Artesunat 1 2 3 4

    Amodiakuin 1 2 3 4

    Primakuin - - 1 2 2-3

    Artesunat 1 2 3 4

  • 7/30/2019 Shivering Fever _ Watty

    13/19

    II Amodiakuin 1 2 3 4

    III

    Artesunat 1 2 3 4

    Amodiakuin 1 2 3 4

    Kombinasi ini digunakan sebagai pilihan utama untuk pengobatan malaria falciparum.

    Pemakaian artesunat dan amodiakuin bertujuan untuk membunuh parasit stadium aseksual,

    sedangkan primakuin bertujuan untuk membunuh gametosit yang berada di dalam darah(3)

    .

    Pengobatan lini kedua malariafalciparum diberikan bila pengobatan lini pertama tidak efektif.

    Lini kedua: Kina+Doksisiklin/Tetrasiklin+Primakuin

    Dosis kina=10 mg/kgBB/kali (3x/hari selama 7 hari), doksisiklin= 4 mg/kgBB/hr (dewasa, 2x/hr

    selama 7 hari), 2 mg/kgBB/hr (8-14 th, 2x/hr selama 7 hari), tetrasiklin= 4-5 mg/kgBB/kali (4x/hr

    selama 7 hari).

    Apabila pemberian dosis obat tidak memungkinkan berdasarkan berat badan penderita,

    pemberian obat dapat diberikan berdasarkan golongan umur.

    Tabel 3. Pengobatan Lini Kedua Untuk Malaria falciparum

    Hari Jenis obat Jumlah tablet perhari menurut kelompok umur

    0-11 bln 1-4 th 5- 9 th 10-14 th 15 th

    I

    Kina*

    3x 3x1 3x 3x2-3

    Doksisiklin - - - 2x1

    2x1

    Primakuin - 1 2 2-2

    II-VII

    Kina * 3x 3x1 3x 3x2-3

    Doksisiklin - - - 2x1**

    2x1***

    *: dosis diberikan per kgBB

    **: 2x50 mg doksisiklin

    ***: 2x100 mg doksisiklin

  • 7/30/2019 Shivering Fever _ Watty

    14/19

  • 7/30/2019 Shivering Fever _ Watty

    15/19

    IV-XIV Primakuin - - 1

    Pengobatan efektif apabila sampai dengan hari ke 28 setelah pemberian obat, ditemukan

    keadaan sebagai berikut: klinis sembuh (sejak hari keempat) dan tidak ditemukan parasit stadium

    aseksual sejak hari ketujuh(3)

    . Pengobatan tidak efektif apabila dalam 28 hari setelah pemberian

    obat:(3)

    Gejala klinis memburuk dan parasit aseksual positif, atau

    Gejala klinis tidak memburuk tetapi parasit aseksual tidak berkurang atau timbul kembali

    setelah hari ke-14.

    Gejala klinis membaik tetapi parasit aseksual timbul kembali antara hari ke-15 sampai hari

    ke-28 (kemungkinan resisten, relaps atau infeksi baru).

    Pengobatan malaria vivax resisten klorokuin

    Lini kedua: Kina+Primakuin

    Dosis kina= 10 mg/kgBB/kali (3x/hr selama 7 hari), primakuin= 0,25 mg/kgBB (selama 14 hari).

    Dosis obat juga dapat ditaksir dengan menggunakan tabel dosis berdasarkan golongan umur

    sebagai berikut:

    Tabel 5. Pengobatan Malaria vivax Resisten Klorokuin

    Hari Jenis obat

    Jumlah tablet perhari menurut kelompok umur

    0-1 bln 2-11 bln 1-4 th 5-9 th 10-14 th 15 th

    1-7 Kina* *

    3x 3x1 3x2 3x3

    1-14 Primakuin - - 1

    *: dosis diberikan per kgBB

    Pengobatan malaria vivax yang relaps

  • 7/30/2019 Shivering Fever _ Watty

    16/19

    Sama dengan regimen sebelumnya hanya dosis primakuin yang ditingkatkan. Dosis klorokuin

    diberikan 1 kali perhari selama 3 hari, dengan dosis total 25 mg/kgBB dan primakuin diberikan

    selama 14 hari dengan dosis 0,5 mg/kgBB/hari. Dosis obat juga dapat ditaksir dengan menggunakan

    tabel dosis berdasarkan golongan umur(3)

    .

    Tabel 6. Pengobatan Malaria vivax yang Relaps

    Hari Jenis obat

    Jumlah tablet menurut kelompok golongan umur

    0-1 bln 2-11 bln 1-4 th 5-9 th 10-14 th 15 th

    1

    Klorokuin 1 2 3 3-4

    Primakuin - - 1 1 2

    2

    Klorokuin - 2 3 3-4

    Primakuin - - 1 1 2

    3

    Klorokuin 1/8 1 1 2

    Primakuin - - 1 1 2

    14-14 Primakuin - - 1 1 2

    c. Pengobatan malaria malariae

    Klorokuin 1 kali perhari selama 3 hari, dengan dosis total 25 mg/kgBB. Klorokuin dapat

    membunuh parasit bentuk aseksual dan seksual P. malariae. Pengobatan dapat juga diberikan

    berdasarkan golongan umur penderita(3).

    Tabel 7. Pengobatan Malaria Malariae

    Jumlah tablet menurut kelompok golongan umur

  • 7/30/2019 Shivering Fever _ Watty

    17/19

    Hari Jenis obat 0-1 bln 2-11 bln 1-4 th 5-9 th 10-14 th 15 th

    I Klorokuin 1 2 3 3-4

    II Klorokuin 1 2 3 3-4

    III Klorokuin 1/8 1 1 2

    d. Kemoprofilaksis

    Kemoprofilaksis bertujuan untuk mengurangi resiko terinfeksi malaria sehingga bila terinfeksi

    maka gejala klinisnya tidak berat. Kemoprofilaksis ini ditujukan kepada orang yang bepergian ke

    daerah endemis malaria dalam waktu yang tidak terlalu lama, seperti turis, peneliti, pegawai

    kehutanan dan lain-lain. Untuk kelompok atau individu yang akan bepergian atau tugas dalam jangka

    waktu yang lama, sebaiknya menggunakan personal protection seperti pemakaian kelambu, kawat

    kassa, dan lain-lain(3)

    .

    Oleh karena P. falciparum merupakan spesies yang virulensinya cukup tinggi maka

    kemoprofilaksisnya terutama ditujukan pada infeksi spesies ini. Sehubungan dengan laporan

    tingginya tingkat resistensi P. falciparum terhadap klorokuin, maka doksisiklin menjadi pilihan.

    Doksisiklin diberikan setiap hari dengan dosis 2 mg/kgBB selama tidak lebih dari 4-6 minggu.

    Kemoprofilaksis untuk P. vivax dapat diberikan klorokuin dengan dosis 5 mg/kgBB setiap minggu.

    Obat tersebut diminum 1 minggu sebelum masuk ke daerah endemis sampai 4 minggu setelah

    kembali.(3)

    .

    Tabel 8. Dosis Pengobatan Pencegahan Dengan Klorokuin

    Golongan umur (thn) Jumlah tablet klorokuin (dosis tunggal, 1x/minggu)

  • 7/30/2019 Shivering Fever _ Watty

    18/19

    5-9 1

    10-14 1

    >14 2

    Pil kina

    Premaquin

    Transfusi darah : untuk menstabilkan hb. Saat hb berapa?? Eritrosit berapa ??

    Simtom : antipiretik

    Pencegahan

    Pemberian vaksin

    Komplikasi

    Gagal ginjal

    Anemia berat

    Hipoglikemi ?? kenapa ??

    STEP 4

    Risk

    factor

    Demam ,

    menggigil,

    anemia , ikterus

    pencegahan

  • 7/30/2019 Shivering Fever _ Watty

    19/19