sh makalah.docx
TRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah
tepat pada waktunya yang berjudul “Sistem Rangka”.
Makalah ini berisikan tentang informasi tentang pengertian sistem rangka, fungsi rangka,
sistem rangka pada manusia, sistem rangka pada hewan vertebrata, hubungan antar tulang
(artikulasi) dan gangguan pada sistem rangka. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan
informasi kepada kita semua tentang Sistem Rangka.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita. Amin.
Jember , 15 November 2014
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................1
DAFTAR ISI...................................................................................................................................2
BAB I...............................................................................................................................................2
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................3
1.3 Tujuan...............................................................................................................................3
1.4 Manfaat.............................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................4
2.1 Pengertian Sistem Gerak........................................................................................................5
2.2 Fungsi Rangka........................................................................................................................5
2.3 Sistem Rangka Pada Manusia................................................................................................6
2.4 Sistem Rangka Pada Hewan Vertebrata...............................................................................12
2.5 Hubungan Antar Tulang (Artikulasi)...................................................................................16
2.6 Gangguan dan Kelainanan Pada Rangka Tubuh..................................................................21
BAB III..........................................................................................................................................24
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................24
3.2 Saran.....................................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................25
2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang bisa membantu makhluk hidup
untuk melakukan pergerakan. Sistem rangka ini dapat melakukan pergerakan akibat
adanya kerja sama dengan sistem otot sehingga rangka dikatakan sebagai alat gerak pasif
karena tidak dapat melakukan pergerakan apabila tidak dibantu dengan otot. Dengan
adanya kerjasama antara rangka dan otot, makhluk hidup dapat bergerak, misalnya
berlari, berjalan atau terbang dan sebagainya. Pada hewan vertebrata, khususnya pada
lima kelas yang terdiri atas Pisces, Amphibi, Reptil, Aves dan Mamalia memiliki
keunikan pada masing-masing sistem rangkanya sehingga bisa beradaptasi dengan
lingkungannya. Allah SWT telah menciptakan sesuatu sesuai dengan fungsinya,
misalnya modifikasi-modifikasi sistem rangka pada lima kelas vertebrata tersebut yang
sesuai dengan tempat tinggalnya sehingga masing-masing hewan dapat bertahan hidup
dan memperbanyak keturunan dalam lingkungan habitatnya. Sehingga tidak ada sesuatu
yang diciptakan Allah SWT yang tidak mempunyai fungsi. Adapun berbagai sistem
rangka kelima kelas vertebrata tersebut akan dijelaskan dalam makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian sistem gerak?
2. Apakah fungsi dari sistem rangka?
3. Bagaimana sistem rangka pada manusia?
4. Bagaimana sistem rangka pada hewan vertebrata?
5. Apakah yang dimaksud hubungan antar tulang (artikulasi)?
6. Apa sajakah gangguan pada sistem rangka?
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan pengertian sistem gerak.
2. Menjelaskan fungsi sistem rangka.
3. Menjelaskan sistem rangka pada manusia.
4. Menjelaskan sistem rangka pada hewan vertebrata.
5. Menjelaskan hubungan antar tulang (artikulasi).
3
6. Menjelaskan gangguan pada sistem rangka.
1.4 Manfaat
1. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian sistem gerak.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan fungsi sistem rangka.
3. Mahasiswa dapat menjelaskan sistem rangka pada manusia.
4. Mahasiswa dapat menjelaskan sistem rangka pada hewan vertebrata.
5. Mahasiswa dapat menjelaskan hubungan antar tulang (artikulasi).
6. Mahasiswa dapat menjelaskan gangguan pada sistem rangka.
4
BAB IIPEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sistem Gerak
Gerak merupakan interaksi antara rangka dan otot. Rangka berfungsi sebagai
alat gerak pasif dan otot berperan sebagai alat gerak aktif. Dalam hal ini, rangka
hanya bisa bergerak apabila digerakkan oleh otot. Sedangkan otot yang membantu
menggerakkan rangka. Untuk melakukan suatu pergerakan, alat gerak otot dan alat
gerak rangka ini tidak bisa berjalan sendiri-sendiri, hanya bisa bekerja bersama-sama
sehingga membentuk sistem gerak.
2.2 Fungsi Rangka
Adapun fungsi rangka sendiri yaitu:
1. Sebagai pemberi bentuk tubuh
Dengan adanya rangka, maka tubuh dapat mempunyai bentuk yang sempurna.
Apabila tidak terdapat rangka maka tubuh tidak mempunyai bentuk. Misalnya,
apabila tulang tengkorak manusia lonjong maka kepalanya akan terlihat lonjong.
Hal ini dikarenakan adanya rangka yang dapat membentuk tubuh.
2. Sebagai penopang tubuh
Peran rangka sangat penting dalam penopang tubuh karena tubuh bisa menjadi
tegak itu karena adanya rangka. Apabila tidak terdapat rangka pada suatu makhluk
hidup maka akan mengakibatkan tubuhnya kurang bisa tegak karena tidak ada
penyokong tubuh.
3. Melindungi organ dalam
Fungsi rangka selanjutnya yaitu untuk melindungi organ tubuh bagian dalam.
Dengan adanya rangka, maka organ tubuh yang lunakakan dapat terlindungi
sehingga tidak rusak. Misalnya organ paru-paru yang dilindungi oleh tulang
rusuk, organ tersebut akan aman walaupun terkena benturan. Benturan itu akan
mengenai tulang rusuk, bukan mengenai paru-paru.
4. Sebagai tempat melekatnya otot
5
Rangka merupakan alat gerak pasif, yang tidak dapat bergerak apabila tidak
dibantu oleh otot. Jadi, rangka akan dapat bergerak apabila dilekati oleh otot
sehingga rangka tersebut dapat digerakkan.
5. Sebagai tempat pembuatan sel darah
Berbagai tipe tulang dapat menjadi tempat pembentukan sel darah merah.
Sel darah dibentuk di dalam sumsum tulang. Sumsum tulang ini terletak di
rongga-rongga bagian dalam tulang.Adapun bentuk tulang yang menjadi tempat
pembentukan sel darah merah yaitu tulang pipa, tulang pipih dan tulang pendek.
2.3 Sistem Rangka Pada Manusia
Rangka pada manusia terletak di bagian dalam tubuh sehingga disebut endoskeleton.
Endoskeleton berfungsi sebagai pelindung dan tempat melekatnya otot. Pada manusia
sistem rangka dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu rangka sumbu (rangka aksial)
dan rangka anggota (rangka apendikular). Tulang-tulang yang tergolong rangka aksial
ialah tengkorak (kranium), tulang belakang (kolumna vertebralis), tulang rusuk
(kosta), dan tulang dada (sternum). Tulang yang tergolong dalam rangka apendikular
ialah gelang bahu dengan rangka anggota gerak atas, gelang pinggul dan rangka
anggota gerak bawah.
1 Rangka aksial
Rangka aksial merupakan sumbu utama dari tubuh dan umumnya tidak bisa
melakukan pergerakan, atau kalau bisa pergerakannya hanya terbatas. Adapun
yang termasuk rangka aksial yaitu:
a Tulang tengkorak
Pada tulang tengkorak terdapat bagian kepala dan bagian muka. Pada
bagian kepala terdapat tulang dahi (frontal), tulang parietal, tulang
temporal, tulang occipital, tulang sphenoid, dan lain-lain. Sedangkan pada
tulang muka terdapat tulang hidung (nasal), tulang air mata (lacrimal),
tulang pipi (zygomatic), tulang rahang atas (maxilla) dan tulang rahang
bawah (mandibula). Fungsi dari tulang tengkorak yaitu melindungi otak
karena tulang tengkorak sangatlah keras.
6
b Ruas-ruas tulang belakang
Tulang belakang merupakan penopang tubuh utama. Tulang belakang
merupakan bagian skeleton axial yang melindungi medulla spinalis.
Terdiri atas jejeran tulang-tulang belakang (vertebrae). Di antara tulang-
tulang vertebrae terdapat discus invertebralis merupakan tulang rawan
yang membentuk sendi yang kuat dan elastis. Discus
invertebralis memungkinkan tulang belakang bergerak ke segala arah.
Tulang belakang terdiri atas 7 ruas tulang leher (cervix vertebrae), 12 ruas
tulang punggung (thoracic vertebrae), 5 ruas tulang pinggang (lumbar
vertebrae), 5 ruas tulang kelangkang (sakrum) dan 4 ruas ekor (coccyx).
7
Tulang belakang terdiri dati tiga struktur dasar, yaitu:
1. Badan vertebrae (centrum)
Badan vertebrae merupakan bagian pokok yang terletak di tengah.
Terdapat berbagai tipe centrum, diantaranya yaitu :
Amphicelous yang mempunyai dua cekungan pada tiap-tiap
vertebrae.
Opisthocelous yang mempunyai satu cekungan di bagian
belakang dan bagian depannya cembung.
Procelous yang mempunyai satu cekungan di depan dan
bagian belakang. Procelous merupakan kebalikan dari
Opisthocelous.
Acelous yang tidak mempunyai cekungan sama sekali
(rata).
2. Lengkung (archus)
Archus terdiri dari dua bagian, yaitu archus neuralis yang
merupakan pertemuan dua tulang di bagian dorsal (atas) sehingga
membentuk lengkungan dan archus haemalis yang merupakan
pertemuan antara dua tulang di bagian ventral (bawah) sehingga
membentuk lengkungan. Neural spinalis biasanya digunakan
sebagai tempat sistem saraf.
3. Taju (Processus)
Processus atau zygapophysis yang merupakan tonjolan dari arcus
neuralis jumlahnya 2 pasang, yaitu :
8
• Prezygapophysis
Berasal dari dasar arcus neuralis, menonjol ke arah cranial
dengan permukaan persendian menghadap ke arah atas dan ke
dalam.
• Postzygapophysis
Berasal dari arcus neuralis, menonjol ke arah caudal,
dengan permukaan persendian menghadap ke bawah dan ke
luar.
c Tulang dada dan tulang rusuk
Tulang dada terdiri dari tulang hulu (manubrium), badan tulang dan tulang
taju pedang (processus sifoideus). Sedangkan tulang rusuk terdiri dari 7
pasang tulang rusuk sejati, 3 pasang tulang rusuk palsu dan 2 pasang
tulang rusuk melayang. Tulang rusuk sejati menempel pada tulang
belakang dan tulang dada, tulang rusuk palsu menempel pada tulang
belakang dan tulang rusuk sejati, sedangkan tulang rusuk melayang hanya
menempel pada tulang belakang saja.
9
2 Rangka apendikular
Rangka apendikular merupakan rangka yang biasa digunakan untuk pergerakan
secara bebas sehingga dalam rangka apendikular ini juga terdapat anggota gerak.
Adapun rangka yang termasuk rangka apendikular yaitu:
a Gelang bahu dan anggota gerak atas
Gelang bahu terdiri dari tulang belikat (scapula) di bagian belakang dan
tulang selangka (clavikula) di bagian depan. Sedangkan anggota gerak atas
terdiri atas tulang lengan (humerus), tulang pengumpil (radius), tulang
hasta (ulna), tulang pergelangan tangan (carpal) yang berjumlah 8 tulang,
tulang telapak tangan (metacarpal) yang berjumlah 5 tulang, tulang jari
(phalanges) yang berjumlah 14 tulang.
10
b Gelang panggul
Gelang panggul merupakan rangka yang terdiri dari tulang usus (ilium)
yang berfungsi sebagai penopang usus dan melindungi usus sehingga usus
aman dari benturan-benturan yang agak keras, tulang duduk (ischium)
yang berfungsi untuk membantu ketika kita duduk dan tulang kemaluan
(pubic) yang berfungsi melindungi organ-organ kelamin pada manusia.
Pada tulang kemaluan terdapat symphisis pubic yang kuat dan pada wanita
bisa melar ketika melahirkan.
Terdapat perbedaan antara panggul pria dan wanita. Pada gelang panggul
pria diameter lubang yang terdapat di tengah lebih lonjong, sacrum (tulang
kelangkang) lebih panjang, sudut antara tulang duduk berkisar antara 90°
atau kurang dari itu. Sedangkan pada wanita diameter lubangnya lebih
bulat, sacrum lebih pendek, tulang duduk sudutnya berkisar antara 100°
atau lebih dari itu. Adapun ciri dari gelang panggul wanita berkaitan
dengan fungsinya ketika hamil atau melahirkan. Apabila tidak memiliki
ciri panggul yang seperti itu maka wanita tersebut sulit untuk melakukan
persalinan.
11
c Anggota gerak bawah
Anggota gerak bawah merupakan kaki dan bagian-bagiannya. Kaki atau
anggota gerak bawah terdiri atas tulang paha (femur), tulang tempurung
lutut (patela), tulang kering (tibia), tulang betis (fibula), tulang
pergelangan kaki (tarsal), tulang telapak kaki (metatarsal), tulang jari kaki
(phalanges), tulang pada tumit (calcaneus).
2.4 Sistem Rangka Pada Hewan Vertebrata
1. Sistem Rangka pada Pisces
Pada Pisces rangkanya mengalami modifikasi, yaitu neural spinalis dan haemal spinalis
memanjang dan lebih runcing sehingga disebut juga sebagai duri. Archus neuralis terletak
di bagian dorsal dan Archus haemalis terletak di bagian ventral. Archus neuralis
berfungsi sebagai jalannya sistem syaraf.
12
Pada bagian dadanya, tulang rusuk terbagi menjadi dua, yaitu tulang rusuk atas (dorsal
rib) dan tulang rusuk bawah (ventral rib). Di antara dua ventral rib terdapat lubang atau
rogga tempat organ-organ dalam dari Pisces.
2. Sistem Rangka pada Amphibi
Pada Amphibi, tulang yang spesial yaitu urostyle. Urostyle ini dapat menentukan apakah
amphibi tersebut termasuk kodok atau katak. Apabila urostyle ramping maka hewan
tersebut termasuk katak, sedangkan apabila urostyle melebar maka hewan tersebut
termasuk kodok. Amphibi hanya mempunyai satu ruas tulang leher sehingga tidak bisa
menoleh ke samping.
13
3. Sistem rangka Pada Reptil
Reptil tidak mempunyai tulang dada (sternum) sehingga tulang rusuknya tidak menempel
pada tulang dada. Dengan tidak adanya sternum pada reptil maka hewan ini bisa
memakan hewan yang ukurannya lebih besar dari ukuran tubuhnya asalkan makanan
tersebut bisa masuk melewati mulutnya.
Sedangkan pada ular, rahangnya dilengkapi dengan tulang quadrate sehingga rahangnya
bisa membuka lebih lebar dan bisa memangsa hewan yang ukurannya lebih besar
darinya.
14
4. Sistem Rangka Pada Aves
Tulang leher pada aves terdiri dari kurang lebih 16 ruas tulang sehingga kepala aves bisa
menoleh ke belakang tanpa melukai sarafnya. Tulang paruh pada aves yang lancip
membantu membelah udara ketika terbang. Aves juga mempunyai tulang sternum yang
lebar sehingga bisa digunakan untuk melekatnya otot-otot terbang. Pada aves juga
terdapat processus unsinatus yang bisa memperkuat perlekatan otot-otot terbang sehingga
otot terbang tersebut bisa lebih kuat lagi. Pada aves ini juga terdapat pigostyle yang
digunakan sebagai kemudi ketika dia terbang.
5. Sistem Rangka pada Mamalia
Pada mamalia, sistem rangkanya hampir sama dengan manusia. Hanya saja, pada sapi
tulang pinggang (lumbar vertebrae) mempunyai processus transversus yang memanjang
daripada manusia. Lumbar vertebrae yang processusnya memanjang membantu
15
menyokong organ –organ dalam pada sapi karena tubuh sapi itu horizontal sehingga
apabila tidak dilindungi dengan lumbar vertebrae yang demikian maka kemungkinan
organ dalam sapi tidak ada yang menahan.
2.5 Hubungan Antar Tulang (Artikulasi)
Di dalam tubuh kita tulang dapat berhubungan secara erat maupun tidak erat. Hubungan
antara tulang yang satu dengan tulang yang lainnya disebut artikulasi. Agar artikulasi
tersebut dapat bergerak diperlukan struktur khusus yang dinamakan dengan sendi.
Tulang-tulang dihubungkan satu sama lain melalui persendian.berdasarkan strukturnya
terdapat berbagai bentuk sendi yang juga menentukan keluasan gerakan bagian-bagian
tulang yang terlibat. Berdasarkan keluasan gerakannya dibedakan menjadi sinartrosis,
amfiartrosis dan diartrosis.
16
1. Sinartrosis
Sinartrosis adalah hubungan antartulang yang tidak memiliki celah sendi. Hubungan
antartulang ini dihubungkan dengan erat oleh jaringan ikat yang kemudian menulang
sehingga sama sekali tidak bisa digerakkan.
Ada dua tipe sinartrosis, yaitu:
Sinartrosis sinfibrosis
Salah satu contoh dari sinartrosis sinfibrosis ini yaitu suture.
Suture adalah hubungan antartulang yang dihubungkan dengan jaringan ikat
serabut ikat padat. Contohnya pada tulang tengkorak.
Sinartrosis sinkondrosis
Sinkondrodis adalah hubungan antartulang yang dihubungkan oleh kartilago
hialin. Contohnya hubungan antara epifisis dan diafisis pada tulang dewasa.
17
2. Amfiartrosis
Amfiartrosis adalah sendi yang dihubungkan oleh kartilago sehingga memungkinkan
untuk sedikit digerakkan. Amfiartrosis dibagi menjadi dua, yaitu:
Symphysis
Pada symphysis, sendi dihubungkan oleh kartilago serabut yang pipih. Contohnya
pada sendi antartulang belakang dan pada tulang kemaluan.
Sindesmosis
Pada sindesmosis, sendi dihubungkan oleh jaringan ikat serabut dan ligamen.
Contohnya sendi antartulang betis dan tulang kering
3. Diartrosis
Diartrosis adalah hubungan antartulang yang kedua ujungnya tidak dihubungkan
oleh jaringan sehingga tulang dapat digerakkan. Hubungan antartulang diartrosis ini
18
sering juga disebut sendi. Contoh hubungan antartulang yang bersifat diartrosis
adalah sebagai berikut:
Sendi engsel
Pada sendi engsel, kedua ujung tulang berbentuk engsel dan berporos satu.
Gerakannya hanya satu arah seperti gerak engsel pintu. Misalnya gerak sendi pada
siku, lutut, mata kaki, dan ruas antar jari.
Sendi putar
Pada sendi ini, ujung tulang yang satu dapat mengitari ujung tulang yang lain.
Bentuk seperti ini memungkinkan gerakan rotasi dengan satu poros. Misalnya
sendi antara tulang hasta dan pengumpil, dan sendi antara tulang atlas dengan
tulang tengkorak.
Sendi pelana
Pada sendi pelana, kedua ujung tulang membentuk sendi seperti pelana dan
berporos dua, tetapi dapat bergerak lebih bebas seperti orang naik kuda. Misalnya
sendi antara tulang telapak tangan dengan pergelangan tangan.
Sendi peluru
Pada sendi ini, kedua ujung tulang berbentuk lekuk dan bongkol. Bentuk ini
memungkinkan gerakan bebas ke segala arah dan berporos tiga. Misalnya sendi
antara tulang gelang bahu dan lengan atas, dan antara tulang gelang panggul dan
paha. Salah satu contoh sendi peluru pada gelang panggul dan tulang paha.
Sendi luncur/geser
Pada sendi luncur, kedua ujung tulang agak rata sehingga menimbulkan gerakan
menggeser dan tidak berporos. Contohnya sendi antartulang pergelangan tangan,
antar tulang pergelangan kaki, antar tulang selangka dan tulang belikat.
Untuk lebih jelasnya, diartrosis bisa dilihat dalam tabel berikut:
19
20
2.6 Gangguan dan Kelainanan Pada Rangka Tubuh
Adapun beberapa gangguan pada sistem rangka dapat berupa gangguan fisik,
gangguan fisiologis, gangguan persendian dan gangguan tulang belakang.
1. Gangguan fisik
Adapun gangguan fisik pada sistem rangka yaitu fraktura atau patah tulang. Patah
tulang diakibatkan oleh benturan-benturan yang keras. Fraktura bisa dibedakan
menjadi beberapa macam, yaitu:
a Fraktura sederhana
Fraktura sederhana merupakan fraktura yang tidak melukai oto ataupun
sekitarnya.
b Fraktura kompleks
Fraktura kompleks merupakan fraktura yang melukai oto ataupun
sekitarnya, bahkan terkadang dapat muncul ke permukaan kulit.
c Greenstick
Greenstick merupakan fraktura sebagian yang tidak memisahkan tulang
menjadi dua bagian.
d Comminuted
Comminuted merupakan fraktura yang mengakibatkan terbagi menjai
beberapa bagian, tetapi masih berada dalam otot.
2. Gangguan fisiologis
Gangguan fisiologis pada tulang dapat disebabkan oleh kelainan fungsi hormon
dan vitamin. Gangguan fisiologis pada tulang dapatdijelaskan sebagai berikut:
a Osteoporosis
Osteoporosis adalah kondisi di mana tulang rapuh. keropos dan mudah
patah. Umumnya osteoporisis disebabkan oleh hormon jantan / betina
yang kurang sempurna atau akibat kekurangan asupan kalsium untuk
tulang.
b Rakhitis
Rakhitis adalah pelunakan dan melemahnya tulang pada anak-anak,
biasanya karena kekuranga vitamin D yang ekstrimdan berkepanjangan.
Vitamin D sangat penting dalam penyerapan kalsium dan fosfordari
21
saluran pencernaan, yang dibutuhkan anak-anak untuk membangun tulang
yang kuat.
c Mikrosefalus
Mikrosefalus adalah suatu kondisi medis dimana lingkaran kepala lebih
kecil dari ukuran normal karena otak tidak berkembang dengan baik atau
telah berhenti tumbuh. Mikrosefalus nampak pada saat kelahiran atau
mungkin berkembang dalam beberapa tahu pertama kehidupan.
3. Gangguan persendian
Gangguan persendian dapat terjadi karena sendi tidak berfungsi dengan normal.
Jenis gangguan sendidikelompokkan menjadi 4 yaitu sebagai berikut :
a Dislokasi sendi
Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi.
Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau
terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari
mangkuk sendi). Seseorang yang tidak dapat mengatupkan mulutnya
kembali sehabis membuka mulutnya adalah karena sendi rahangnya
terlepas dari tempatnya. Dengan kata lain, sendi rahangnya telah
mengalami dislokasi. Dislokasi yang sering terjadi pada olahragawan
adalah dislokasi sendi bahu dan sendi pinggul (paha). Karena terpeleset
dari tempatnya, maka sendi itupun menjadi macet. Selain macet, juga
terasa nyeri. Sebuah sendi yang pernah mengalami dislokasi, ligamen-
ligamennya biasanya menjadi kendor. Akibatnya, sendi itu akan gampang
dislokasi lagi.
b Terkilir
Terkilir merupakan tertariknya ligamen sendi karena gerakan tiba-tiba atau
gerakan yang tidak biasa dilakukan. Terkilir menyebabkan timbulnya rasa
sakit disertai peradangan pada daerah sendi.
c Arthritis
Artritis adalah peradangan pada satu atau lebih persendian, yang disertai
dengan rasa sakit, kebengkakan, kekakuan, dan keterbatasan bergerak.
Artrhitis dapat terjadi akibat infeksi maupun tanpa infeksi. Pelepasan
22
mediator inflamasi dari leukosit, kondrosit, sinoviosit menyebabkan
kehilangan proteoglikan dan matriks ektraselular kartilago, sehingga
terjadi kerusakan tulang. Kerusakan dan hilangnya kolagen dan kondrosit
dapat menyebabkan perubahan yang tidak dapat kembali. Jenis umum
radang sendi atau arthritis ini antara lain:
Osteoarthritis
Disebabkan oleh hilangnya jaringan tulang dari sendi dan dikenal juga
sebagai arthritis degeneratif. Hal ini kebanyakan terjadi sejak usia
sebelumnya.
Rheumatoid arthritis
Radang sendi jenis ini banyak mempengaruhi orang-orang di atas usia 40
tahun. Ini lebih berbahaya daripada osteoarthritis karena mempengaruhi
ligamen dan tendon yang bergabung dengan tulang dan otot.
4. Gangguan tulang belakang
Gangguan pada tulang belakang terjadi karena adanya perubahan posisi tulang
belakang, sehingga menyebabkan perubahan kelengkungan batang tulang
belakang. Macam-macam gangguan pada tulang belakang ialah:
a Skoliosis
Skoliosis adalah melengkungnya tulang belakang ke arah samping,
mengakibatkan tubuh melengkung ke arah kanan dan kiri.
b Kifosis
Kifosis adalah perubahan kelengkungan pada tulang belakang secara
keseluruhan sehingga orang menjadi bengkok.
c Lordosis
Lordosis adalah melengkungnya tulang belakang di daerah lumbal atau
pinggang ke arah depan sehingga kepala tertarik ke arah belakang.
23
BAB IIIPENUTUP
3.1 Kesimpulan
1 Sistem gerak dibentuk oleh kerja sama dari sistem rangka dan sistem otot
sehingga dapat menimbulkan suatu gerak.
2 Fungsi dari rangka sangat penting bagi makhluk hidup, khususnya manusia,
diantaranya yaitu dapat membentuk tubuh dan melindungi organ dalam yang
lunak.
3 Rangka pada manusia terdiri dari dua rangka, yaitu rangka aksial yang merupakan
sumbu utama tubuh dan rangka apendikular yang merupakan alat gerak.
4 Sistem rangka pada vertebrata, yaitu pada lima kelas memiliki keunikan masing-
masing. Pisces mempunyai neural spinalis dan haemal spinalis yang memanjang
dan runcing, amphibi memiliki urostyle untuk membedakan antara katak dan
kodok, reptil tidak memiliki sternum sehingga bisa memangsa hewan yang lebih
besar darinya, aves memiliki sternum yang lebar untuk tempat melekatnya otot
terbang, mamalia khususnya sapi mempunyai lumbar vertebrae dengan processus
transversus yang memanjang untuk menahan beban organ dalamnya.
5 Hubungan antar tulang terbagi menjadi tiga, yaitu sinartrosis yang tidak
memungkinkan terjadinya pergerakan, amfiartrosis yang memungkinkan sedikit
pergerakan dan diartrosis yang memungkinkan terjadinya gerakan bebas.
6 Gangguan pada tulang terbagi menjadi empat, yaitu gangguan fisik, gangguan
fisiologis, gangguan persendian dan gangguan tulang belakang.
3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini hendaknya diperkaya dengan berbagai macam referensi
sehingga hasil makalah ini lebih relevan dan terpercaya.
24
DAFTAR PUSTAKA
Anthony L. 2012. Histologi Dasar Junqueira Teks & Atlas Edisi 12. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Irianto,K. 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia. Jakarta: Yrama Widya.
Subowo. 1992. Histologi Umum. Jakarta : Bumi Aksara.
Tim Dosen Struktur Hewan. 2014. Penuntun Praktikum Struktur Hewan. Jember:
Universitas Jember.
25