sgd smt 2 blok 3 farmakologi dll

16
3. MENYEBUTKAN BERMACAM-MACAM GOLONGAN PENICILLIN, CHLORAMPHENICOL, TETRACYCLINE, MACROLIDE, QUINOLONE, SULFONAMIDE, AMINOGLYCOSIDE ! PENICILLIN: UNTUK PSEUDOMONAS, PROTEUS, KLEBSIELA CARBENICILLIN TICARCILLIN SULBENICILLIN PENICILLIN TAHAN PENISILINASE OXACILLIN DICLOXACILLIN FLUCLOXACILLIN NAFCILLIN METHICILLIN Turunan Antibiotik (Golongan penisilin) 1. Penisilin G Penisilin G diekstraksi dari biakan Penisillinum chrysogenum dan merupakan penisilin alami. Penisilin G diperdagangkan dalam bentuk hablur murni yang bersifat asam. Penisilin G dalam larutan tidak stabil pada PH 5 atau kurang dan pada PH 8 atau lebih. Larutan penisilin bila dibiarkan bebrapa hari lamanya akan terurai meskipun disimpan dalam tempat dingin. Penisiln G dapat membentuk garam dengan logam alkali dan alkali tanah yang larut dalam air, sedangkan garam dengan logam berat tidak mudah larut (Wattimena, 1991). Fenoksimetilpenisilin (Penicilin V) Penisilin V merupakan turunan fenoksimetil dari penisilin G. PENISILIN v sedikit larut dalam air, mudah larut dalam alcohol dan aseton (Wattimena, 1991). Amoksisilin` Amoksisilin diperoleh dengan cara mengasilasi asam 6 – aminopenisilinat dengan D-(-)-2-(p-hidroksifenil) glisin. Amoksisilin berupa bubuk, hablur putih, berasa pahit, tidak stabil

Upload: astri-ggamjong-xiao-lu

Post on 30-Sep-2015

256 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

knklnjl

TRANSCRIPT

3. MENYEBUTKAN BERMACAM-MACAM GOLONGAN PENICILLIN, CHLORAMPHENICOL, TETRACYCLINE, MACROLIDE, QUINOLONE, SULFONAMIDE, AMINOGLYCOSIDE !

PENICILLIN:

UNTUK PSEUDOMONAS, PROTEUS, KLEBSIELA

CARBENICILLIN

TICARCILLIN

SULBENICILLIN

PENICILLIN TAHAN PENISILINASE

OXACILLIN

DICLOXACILLIN

FLUCLOXACILLIN

NAFCILLIN

METHICILLIN

Turunan Antibiotik (Golongan penisilin)

1. Penisilin G

Penisilin G diekstraksi dari biakanPenisillinum chrysogenumdan merupakan penisilin alami.

Penisilin G diperdagangkan dalam bentuk hablur murni yang bersifat asam. Penisilin G dalam larutan tidak stabil pada PH 5 atau kurang dan pada PH 8 atau lebih. Larutan penisilin bila dibiarkan bebrapa hari lamanya akan terurai meskipun disimpan dalam tempat dingin. Penisiln G dapat membentuk garam dengan logam alkali dan alkali tanah yang larut dalam air, sedangkan garam dengan logam berat tidak mudah larut (Wattimena, 1991).

Fenoksimetilpenisilin (Penicilin V)

Penisilin V merupakan turunan fenoksimetil dari penisilin G. PENISILIN v sedikit larut dalam air, mudah larut dalam alcohol dan aseton (Wattimena, 1991).

Amoksisilin`

Amoksisilin diperoleh dengan cara mengasilasi asam 6 aminopenisilinat dengan D-(-)-2-(p-hidroksifenil) glisin. Amoksisilin berupa bubuk, hablur putih, berasa pahit, tidak stabil pada kelembaban tinggi dan suhu diatas 37oC. Kelarutannya dalam air 1g/370 ml, dalam alcohol 1g/2000 ml (Wattimena, 1991).

Ampisilin

Asam 6 aminopenisilinat dialisasi dengan D-(-)- glisin menghasilkan ampisilin. Ampisilin berupa bubuk, hablur putih, tak berbau. Garam trihidratnya stabil pada suhu kamar. Dalam air kelarutannya 1 g/ml, dalam etanol absolute 1g/250ml dan praktis tak larut dalam eter dan kloroform (Wattimena, 1991).

Bekampisilin

Bekampisilin turunan dari ampisilin dimana gugusan 3-karboksil tersubstitusi oleh gugus etil membentuk ester. Garam HCL nya berbentuk hablur putih yang larut dalam air.

Siklasilin

Siklasilin berupa bubuk, hablur putih, kelarutannya dalam air 1 g dalam 25 ml pada suhu 38oC.

Hetasilin

Asam 6-aminopenesilinat diasilasi dengan D-(-)fenilglisilklorida lalu dikondensasikan dengan aseton menghasilkan (hetasilin). Hetasilin berupa bubuk hablur putih, praktis tidak larut (dalam air).

Dikloksasilin

Dikloksasilin adalah hasil asilasi asam 6-aminopenisilinat dengan 3-(2,6-diklorofenil)-5-metil-4 isoksazolkarbonat, hasilnya dihablurkan kembali dan dibuatkan garam natriumnya. Dikloksasilin berbentuk hablur bubuk putih, berbau agak khas, melebur antara 222odan 225odengan penguraian: pKa = 2,67; larut baik dalam air, larut dalam etanol; tahan terhadap asam.

Metisilin

Metisilin diperoleh sebagai hasil kondensasi asam 6 aminopenisilinat dengan 2,6-dimetoksibenzoilklorida dan kemudian diendapkan dengan natriumasetat untuk memperoleh garam Na. Metisilin berupa bubuk hablur halus berwarna putih tak berbau, yang larut baik dalam air, sedikit larut dalam kloroform dan tak larut dalam eter.

Nafsilin

Asam 6 aminopenisilinat yang diasilasi dengan 2 etoksi-1-naf-toilklorida dalam pelarut organik bebas air, mengandung trietilamin menghasilkan nafsilin. Nafsilin berupa bubuk berwarna putih kekuning-kuningan, berbau agak khas, larut dalam air, kloroform dan etanol. Oleh asam sebagian diuraikan. Nafsilin tahan penisilinase.

Kloksasilin

Asam 6 aminopenisilinat diasilasi dengan 3 (O-klorofenil)-5-metil-4 isoksazolkarboksilat. Hasinya dimurnikan dengan cara penghabluran kembali, kemudian kloksasilin dibuatkan garam natriumnya. Kloksasilin berupa bubuk hablur putih; stabil terhadap cahaya; sedikit higroskopis; terurai antara 170odan 173o; PH larutan 1% terletak antara 4,5 dan 7,5. Kloksasilin larut baik dalam air, etanol dan sedikit larut dalam kloroform.

Oksasilin

Oksasilin diperoleh dengan cara mengkondensasikan Asam 6 aminopenisilinat dengan 5 metil-3-fenil-4-isoksazolklorida dalam pelarut organic yang sesuai, kemudian oksasilin diendapkan dengan natrium asetat sebagai garam natrium. Oksasilin berupa bubuk hablur halus, berwarna putih dan tak berbau. Garamnya larut dalam air, sedikit larut dalam etanol absolute, kloroform dan tak larut dalam eter. Oksasilin tahan penisilinase

Karbenisilin

Karbenisilin berupa bubuk Kristal putih berasa pahit, higroskopik, tak berbau; pH larutan 1% b/v antara 6,5 dan 8,0; pKa1= 2,76, pKa2=3,5. Kelarutannya dalam air 1 g/1,2 ml, dalam etanol 1g/2,5 ml, praktis tidak larut dalam kloroform dan eter, tidak stabil dengan asam, garam indanil lebih stabil terhadap asam.

Tikarsilin

Tikarsilin diperoleh dari Ampisilin dimana inti benzene diganti dwngan inti tiofen. Tikarsilin berupa bubuk putih sampai kuning, higroskopik, larut sangat baik dalam air. Tikarsilin diuraikan oleh mikroba yang memproduksi -laktamase.

Azlosilin

Azlosilin adalah turunan Ampisilin dimana gugus amina tersubstitusi dan merupakan asilureidopenisilin. Garam natriumnya berupa bubuk hablur berwarna kuning pucat yang larut dalam air, methanol dan dimetilformamida serta larut sedikit dalam etanol dan isipropanol. Azlosilin peka terhadap -laktamase yang diproduksi olehEnterobacteriaceaeatupu terhadap penisilinase yang diproduksi olehStaphylococcus aureus.

Mezlosilin

Mezlosilin diperoleh secara semi sintetik seperti Azlosilin kecuali pada inti imidazolidin N-heterossiklik tersustitusu gugus metil sulfonil. Garam natrium monohidrat Mezlosilin berbentuk hablur kuning pucat yang larut dalam air, methanol dan dimetilformamida, tidak larut dalam aseton dan etanol.

Piperasilin

Piperasilin merupakan turunan dari penisilin. Piperasilin mempunyai spectrum antimikroba yang identik dengan Mezlosilin. Piperasilin juga peka terhadap -laktamse yang diproduksi oleh gonokokus (Wattimena, 1991).

CHLORAMPHENICOL:

FARMAKOLOGI (CARA KERJA OBAT)

Chloramphenicol (kloramfenikol) adalah antibiotik yang mempunyai aktifitas bakteriostatik, dan pada dosis tinggi bersifat bakterisid. Aktivitas anti bakterinya dengan menghambat sintesa protein dengan jalan mengikat ribosom subunit 50S, yang merupakan langkah penting dalam pembentukan ikatan peptida. Kloramfenikol efektif terhadap bakteri aerob gram-positif, termasuk S. pneumoniae, dan beberapa bakteri aerob gram-negatif, termasuk H. influenzae, N. meningitidis, Salmonella, P. mirabilis, Pseudomonas mallei, Ps. cepacia, Vibrio cholerae, Francisella tularensis, Yersinia pestis, Brucella dan Shigella.

INDIKASI / KEGUNAAN

Indikasi Kloramfenikol adalah :

Kloramfenikol merupakan obat pilihan untuk penyakit tifus, paratifus dan salmonelosis lainnya.

Untuk infeksi berat yang disebabkan oleh H. influenzae (terutama infeksi meningual), rickettsia, lymphogranuloma-psittacosis dan beberapa bakteri gram-negatif yang menyebabkan bakteremia meningitis, dan infeksi berat yang lainnya.

Meningitis bakterialis.

Abses otak.

Granuloma inguinale.

Gas gangrene.

Whipples disease.

Gastroenteritis berat

KONTRAINDIKASI

Kloramfenikol jangan diberikan kepada penderita :

Penderita yang hipersensitif atau mengalami reaksi toksik dengan kloramfenikol.

Jangan digunakan untuk mengobati influenza, batuk-pilek, infeksi tenggorokan, atau untuk mencegah infeksi ringan.

Wanita hamil dan menyusui.

Penderita depresi sumsum tulang atau diskrasia darah.

EFEK SAMPING

Efek samping Kloramfenikol yang dapat terjadi adalah :

Gangguan saluran pencernaan, perdarahan saluran pencernaan,

Diskrasia darah,

Neurotoksik : neuritis optic dan perifer,

Hemolisis pada penderita defisiensi G6PD,

Sakit kepala,

Ensefalopati, kejang, delirium, depresi mental.

Reaksi hipersensitivitas / alergi seperti kemerahan kulit, demam, angioedema.

Efek samping yang berpotensi fatal : supresi sumsum tulang dan anemia aplastik ireversibel, neutropenia, trombositopenia, grey baby syndrome, dan anafilaksis (jarang).

INTERAKSI OBAT

Kloramfenikol menghambat metabolisme dikumarol, fenitoin, fenobarbital, tolbutamid, klorpropamid dan siklofosfamid.

Mengurangi efektivitas kontrasepsi oral.

Mengurangi efektivitas suplemen zat besi dan vitamin B12 pada terapi anemia.

Meningkatkan efek antikoagulan oral, antidiabetes oral, dan fenitoin.

TETRASIKLIN:

Tetrasiklin merupakan salah satu obat antimikroba yang menghambat sintesis protein mikroba. Untuk kehidupannya, sel mikroba perlu mensintesis berbagai protein. Sintesis protein berlangsung di ribosom, dengan bantuan mRNA dan tRNA. Pada bakteri, ribosom terdiri atas atas dua subunit, yang berdasarkan konstanta sedimentasi dinyatakan sebagai ribosom 30S dan 50S. untuk berfungsi pada sintesis protein, kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal rantai mRNA menjadi ribosom 70S.

A. ASAL DAN KIMIA

Antibiotic golongan tetrasiklin yang pertama ditemukan ialah klortetrasiklin yang dhasilkan oleh Streptomyces aureofaciens. Kemudian ditemukan oksitetrasiklin dari Sterptomyces rimosus. Tetrasiklin sendiri dibuat secara semisintetik dari klortetrasiklin,tetapi juga ddapat diperoleh dari species Streptomyces lain.

Tetrasiklin merupakan basa yang sukar larut dalam air,tetapi merupakan bentu garam natrium atau garam HCl-nya mudah larut. Dalam keadaan kering,bentuk basa dan garam HCl tetrasiklin bersifat relative stabil. Dalam larutan,kebanyakan tetrasiklin sangat labil jadi cepat berkurang potensinya.

CONTOH:

Contoh obat yang mengandung tetrasiklin antara lain:

1. Conmycin

Komposisi : Tetracycline HCL

Indikasi : Infeksi karena organisme yang peka terhadap tetrasiklin

Dosis : 1 kaps 4 x/ hr. Brucellosis 500 mg 4 x/hr selama 3 minggu. Sifilis 30-40 g dalam dosis terbagi selama 15 hr.

Penggunaan obat : Berikan pada saat perut kosong 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah makan dengan segelas air, dalam posisi tegak. Dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GI.

Kontra Indikasi : Riwayat hipersensitivitas terhadap tetrasiklin. Hamil, anak