seulawah agam

15
G. SEULAWAH AGAM, NANGGROE ACEH DARUSSALAM KETERANGAN UMUM Nama Lain : Seulawah Agam, Seulawain Agam, Solawa Agam, Solawaik Agam, Selawadjanten, Goldberg Nama Kawah : Kawah Heutsz, Tanah Simpago Lokasi a. Geografi Puncak b. Administrasi : : 5 o 25,5' Lintang Utara dan 95 o 36' Bujur Timur Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Ketinggian : 1726 m dpl Kota Terdekat : Banda Aceh, Sigli Tipe Gunungapi : Strato Lokasi Pos PGA : Desa Lambaro Tunong, Kecamatan Lembah Seulawah, Kabupaten Aceh Besar. Secara geografis berada pada 5 o 22'12,3" LU dan 95 o 37'46,5" BT. Tinggi 137 m dpl.

Upload: ulul-azmi-marwan

Post on 14-Jul-2016

24 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

deskripsi gunung seulawah aceh

TRANSCRIPT

Page 1: Seulawah Agam

G. SEULAWAH AGAM, NANGGROE ACEH

DARUSSALAM

KETERANGAN UMUM

Nama Lain : Seulawah Agam, Seulawain Agam, Solawa Agam,

Solawaik Agam, Selawadjanten, Goldberg

Nama Kawah : Kawah Heutsz, Tanah Simpago

Lokasi

a. Geografi Puncak

b. Administrasi

:

:

5o25,5' Lintang Utara dan 95o36' Bujur Timur

Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Nanggroe Aceh

Darussalam.

Ketinggian : 1726 m dpl

Kota Terdekat : Banda Aceh, Sigli

Tipe Gunungapi : Strato

Lokasi Pos PGA : Desa Lambaro Tunong, Kecamatan Lembah

Seulawah, Kabupaten Aceh Besar. Secara

geografis berada pada 5o22'12,3" LU dan

95o37'46,5" BT. Tinggi 137 m dpl.

Page 2: Seulawah Agam

PENDAHULUAN

Cara Mencapai Puncak

Gunungapi ini tinggi puncaknya1726 m dml, titik kegiatan berada di lereng

bagian utara, yaitu Kawah Heutsz dan di lereng selatan yang disebut Kawah

Simpago, posisi kawah Heutsz berada pada 05º 28’ 21.8” LU, 095º 39’ 50.8” BT

pada ketinggian 753 m dml dan kawah Simpago pada 05º 26’ 18.6” LU, 095º 39’

01.1” BT pada ketinggian 1193 m.

G. Seulawah Agam dapat dicapai dari Banda Aceh dengan tujuan kota

Kecamatan Seulimeum. dari kota ini jika mau mendaki puncak G. Seulawah

Agam dapat melalui kampung Pulo dengan waktu tempuh sekitar 10 jam. Jika

tujuannya ke kawah Heutz maka dari Seulimeum harus menuju ke Desa Lam

Kabeu, dari desa ini perjalanan ke Kawah Heutz memakan waktu 5 jam.

Umumnya jalan menuju ke puncak sangat sulit, sebagian besar harus merintis

jalan.

SEJARAH LETUSAN

Selama abad ke 19 dan 20, G. Seulawah Agam tidak menunjukkan

kegiatan letusan yang berarti, beberapa kegiatan vulkanik yang tercatat adalah

sebagai berikut :

1600 Pada tahun ini mungkin terjadi letusan parasit (Sapper, 1927)

1839 Tanggal 12 dan 13 Januari terjadi letusan freatik di Kawah Heutsz

(Volz,1912)

1975 Tanggal 16 dan 21 Agustus terdengar suara gemuruh dan asap

keluar dari G. Seulawah Agam.

Sampai saat ini tidak terlihat adanya peningkatan aktivitas atau letusan di

G. Seulawah Agam.

Page 3: Seulawah Agam

GEOLOGI

Morfologi

Satuan Geomorfologi Komplek G. Seulawah Agam dan sekitarnya,

berdasarkan genesa, proses serta bentuk topografinya dapat dikelompokkan

kedalam 4 kelompok yaitu

• Satuan Morfologi Perbukitan Sedimen

• Satuan Morfologi Perbukitan Tua

• Satuan Morfologi Kerucut G. Seulawah Agam

• Satuan Morfologi Pedataran

Stratigrafi

Secara umum, satuan stratigrafi di komplek Seulawah Agam

dikelompokan ke dalam 4 kelompok yaitu :

a. Kelompok Pra Seulawah Agam

Kelompok batuan pra Seulawah Agam tersusun atas batuan vulkanik dan

sedimen. Batuan vulkanik merupakan produk dari vulkanik tua pra Seulawah

Agam atau dikenal sebagai vulkanik Lam Teuba, batuannya terdiri dari lava

berkomposisi andesitik basaltik, aliran pirolastik dan jatuhan piroklastik.

Batuan Sedimen dalam kelompok ini terdiri dari batulempung, batupasir

gampingan, koglomerat dan batu gamping yang secara regional merupakan

bagian dari Formasi Seulimeum.

b. Kelompok Seulawah Agam

Produk Seulawah Agam terdiri dari beberapa aliran lava dan aliran

piroklastika yang dihasilkan dari 3 kawah yang berbeda. Secara umum lava -

lava yang dihasilkan berjenis andesit berwarna abu-abu hingga abu-abu terang

dan bertekstur porfiritik. Aliran piroklastika atau awan panas endapannya

tersusun atas blok-blok lava yang tertanam dalam masadasar abu vulkanik

berwarna abu-bau hingga kemerahan.

Page 4: Seulawah Agam

c. Kelompok Erupsi Samping

Produk satuan ini berupa endapan freatik yang dihasilkan dari Kawah

Heutz.

d. Kelompok Endapan Sekunder

Satuan dalam kelompok ini merupakan hasil pengendapan ulang dari

batuan batuan yang telah ada sebelumnya.

Peta Geologi Gunungapi Seulawah Agam, Nanggroe Aceh Darussalam

Page 5: Seulawah Agam

GEOFISIKA

Seismik

Sampai saat ini masih belum banyak tulisan mengenai aktivitas

kegempaan G. Seulawah Agam, Suantika (1996) dalam Laporan Visual dan

Pemeriksaan Kawah Serta Pengamaatan Kegempaan G. Seulawah Agam

mengungkapkan bahwa, kegempaan gunung ini lebih didominasi oleh gempa-

gempa tektonik, Jumlah gempa harian hasil rekaman seismograf sejak Januari

2008 hingga Agustus 2009 disajikan dalam grafik di bawah ini.

0

1

2

3

4

5

11-Jun

-08

1-Ju

l-08

21-Jul-0

8

10-A

ug-0

8

30-A

ug-0

8

19-S

ep-0

8

9-Oct-0

8

29-O

ct-0

8

18-N

ov-0

8

8-Dec

-08

28-D

ec-0

8

17-Jan

-09

6-Fe

b-09

26-F

eb-09

18-M

ar-09

7-Apr-0

9

27-A

pr-0

9

17-M

ay-09

6-Ju

n-09

26-Jun

-09

16-Jul-0

9

5-Aug

-09

25-A

ug-0

9

Jum

lah H

ari

an G

em

pa V

ulk

anik

Dala

m (V

A)

0

2

4

6

8

11-Jun

-08

1-Ju

l-08

21-Jul-0

8

10-A

ug-0

8

30-A

ug-0

8

19-S

ep-0

8

9-Oct-0

8

29-O

ct-0

8

18-N

ov-0

8

8-Dec

-08

28-D

ec-0

8

17-Jan

-09

6-Feb

-09

26-F

eb-0

9

18-M

ar-0

9

7-Apr

-09

27-A

pr-0

9

17-M

ay-0

9

6-Ju

n-09

26-Jun

-09

16-Jul-0

9

5-Aug

-09

25-A

ug-0

9Jum

lah H

ari

an G

em

pa V

ulk

anik

Dangkal (V

B)

Page 6: Seulawah Agam

0

2

4

6

8

11-Jun

-08

1-Ju

l-08

21-Jul-0

8

10-A

ug-0

8

30-A

ug-0

8

19-S

ep-0

8

9-Oct-0

8

29-O

ct-0

8

18-N

ov-0

8

8-Dec

-08

28-D

ec-0

8

17-Jan

-09

6-Feb

-09

26-F

eb-0

9

18-M

ar-0

9

7-Apr

-09

27-A

pr-0

9

17-M

ay-0

9

6-Ju

n-09

26-Jun

-09

16-Jul-0

9

5-Aug

-09

25-A

ug-0

9

Jum

lah H

ari

an G

em

pa T

ekto

nik

MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI

Sejak Pebruari 1996 G. Seulawah Agam sudah diamati secara menerus

baik secara visual maupun kegempaan dari pos PGA Seulawah Agam di Desa

Lambaro Tunong, Kecamatan Seulimeum, Kabupaten Aceh Besar. Pos ini

terletak di lereng selatan G. Seulawah Agam di pinggir jalan raya lintas Aceh –

Medan (KM 49 dari Aceh).

Visual

Pengamatan visual yang dilakukan bulan Juli 2007 di 4 lokasi Kawah Heutsz,

yaitu:

• Titik 1. Pada bagian bawah bawah kawah Heutsz, terdapat lubang tembusan

solfatara, asap putih tipis, tinggi asap 0,5-1m, bau belerang lemah, suara

desisan lemah, pengukuran suhu menggunakan termometer maksimum

didapat 92ºC,

• Titik 2. Pada bagian bawah kawah Heutsz. Bualan air panas, ukuran 1 x 1 m,

airnya jernih, suhu 92ºC,

• Titik. 3. Pada bagian tengan kawah Heutsz. Kolam lumpur, berukuran 4 x 5

m, warna lumpur kelabu, suhu 80ºC.

Titik 4. Pada bagian atas kawah Heutsz. Lumbang-lubang tembusan

solfatara, asap putih tipis, tinggi asap 0,5 – 1m, desis tidak terdengar, bau

belerang tercium lemah, suhu 80ºC

Page 7: Seulawah Agam

Seismik

Aktivitas kegempaan gunung ini dipantau dengan menggunakan

seismograf PS-2 Kinemetrics dengan sistim pancar. Stasiun pemantau

ditempatkan di lereng selatan G. Seulawah Agam, sekitar 5 km dari puncak

dalam jarak horizontal, secara geografis terletak pada . 5o24’28,5” Lintang Utara

dan 95o 38’ 50,6” Bujur Timur pada ketinggian 510 m dpl.

KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNGAPI

Dalam penyusunan peta kawasan rawan bencana G. Seulawah Agam,

sebagai pusat erupsi adalah didasarkan pada dua lokasi aktifitas dan posisi

kawahnya yang letaknya saling terpisah dan tidak di puncaknya.

Jenis bahaya yang berpotensi mengancam jiwa dan harta benda bila

gunungapi ini meletus adalah terdiri atas aliran lava, lontaran batu (pijar), hujan

abu (lebat), kemungkinan awan panas dan lahar. Bedasarkan potensi bahaya

yang mungkin terjadi, kawasan rawan bencana G. Seulawah Agam dapat dibagi

menjadi tiga tingkat kerawanan dari rendah ke tinggi yaitu: Kawasan Rawan

Bencana III, Kawasan Rawan Bencana II, dan Kawasan Rawan Bencana I.

KAWASAN RAWAN BENCANA III (KRB-III)

Kawasan rawan bencana III adalah kawasan yang sering terlanda awan

panas, aliran lava, lontaran atau guguran batu (pijar), dan gas beracun. Pada

Kawasan Rawan bencana III tidak diperkenankan untuk hunian tetap dan

dikembangkan secara komersial.

Kawasan rawan bencana III dibagi dua bagian yaitu:

a. Kawasan yang sering bahaya aliran massa, terdiri berupa: aliran lava,

kemungkinan awan panas dan gas racun, dan

b. Kawasan yang sering terlanda bahaya lontaran, berupa: lontaran batu

(pijar) termasuk hasil letusan freatik, dan hujan abu (lebat).

Batas kawasan rawan bencana III G. Seulawah Agam ditarik berdasarkan

dua titik kegiatan yang ada saat ini yaitu kawah Simpago dan kawah Heutz.

Page 8: Seulawah Agam

Lokasi kedua kawah tersebut di atas didasarkan pada koordinat masing-masing

hasil pengukuran dengan menggunakan Global Positioning System (Garmin

GPS-Map). Kurangnya data kegunungapian, terutama sejarah letusan gunungapi

pada masa lalu, menjadi kendala dalam penarikan batas kawasannya.

Berdasarkan parameter tersebut, batas kawasan rawan bencana III

terhadap bahaya lontaran diperoleh radius 3 km, sedangkan rawan bencana III

terhadap aliran massa mengikuti lembah sungai dan daerah rendah di

sekitarnya.

Kawasan rawan bencana III dalam Peta Kawasan Rawan Bencana digambarkan

dalam warna merah tua tegas (solid) untuk bahaya aliran massa, dan lingkaran

dengan garis putus-putus dengan warna yang sama untuk bahaya lontaran.

Desa/dusun dalam Kawasan rawan bencana III yang sangat berpotensi

terlanda bahaya aliran massa berupa awan panas, atau aliran lava dari Kawah

Heutz adalah daerah sekitar sumber erupsi dan lereng baratlaut mengikuti

lembah hingga Dusun Pulo.

Desa/dusun dalam Kawasan rawan bencana III yang berada dalam radius 3 km

dari Kawah Heutz yang sangat berpotensi dilanda bahaya lontaran merupakan

lahan kosong tidak berpenduduk terdiri atas hutan dan kebun penduduk.

Kawasan Rawan Bencana III yang berada dalam radius 3 km dari kawah

Simpago. Kawasan rawan bencana III dalam Peta Kawasan Rawan Bencana

digambarkan dalam warna merah tua tegas (solid) untuk bahaya aliran massa,

dan lingkaran dengan garis putus-putus dengan warna yang sama untuk bahaya

lontaran.

Kawasan rawan bencana III yang sering terlanda bahaya aliran massa

berupa awan panas, atau aliran lava adalah daerah sekitar sumber erupsi dan

lereng baratlaut mengikuti lembah hingga Dusun Pulo.

Kawasan rawan bencana III yang berada di dalam radius 3 km dari pusat

letusan yang sering dilanda bahaya lontaran merupakan lahan kosong tidak

berpenduduk terdiri atas hutan dan kebun penduduk.

Kawasan Rawan Bencana IIII adalah daerah yang sering terlanda bahaya

langsung, seperti awan panas, aliran lava, lontaran batu (pijar), dan

Page 9: Seulawah Agam

kemungkinan gas beracun. Pemukiman di Kawasan Rawan Bencana III.

Pemukiman dan usaha komersial

KAWASAN RAWAN BENCANA II (KRB-II)

Kawasan Rawan Bencana II adalah kawasan yang berpotensi terlanda

aliran lava, lontaran batu (pijar) termasuk hasil letusan freatik, hujan abu lebat,

kemungkinan gas racun, awan panas/aliran piroklastik dan longsoran puing

vulkanik (volcanic debris avalanche).

Kawasan ini dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Kawasan rawan bencana terhadap aliran massa: berupa aliran lava,

kemungkinan gas beracun, awan panas, longsoran puing vulkanik dan

lahar.

b. Kawasan rawan bencana terhadap lontaran: jatuhan piroklastik berupa

lontaran batu (pijar), dan hujan abu lebat.

Penarikan batas Kawasan Rawan Bencana II didasarkan pada geologi,

morfologi gunungapi terutama di daerah sekitar puncak dan lereng serta sejarah

kegiatan gunungapi tersebut baik terhadap aliran lava, lontaran dan hujan abu,

awan panas serta lahar.

Kawasan Rawan Bencana II terhadap aliran massa Aliran lava

Data geologi dan sejarah kegiatan G. Seulawah Agam menunjukkan

bahwa produk letusan G. Seulawah Agam pada masa lampau banyak

menghasilkan lava, jatuhan piroklastik dan aliran piroklastik (awan panas).

Posisi kawah saat ini yang saling berjauhan dan letaknya agak di lereng

(kawah Heutz) memungkinkan sebaran produk letusan yang akan datang

terutama yang berupa aliran lava mengarah ke salah satu sektor saja yaitu ke

baratlaut. Bila terjadi aliran lava dari kawah Heutz diperkirakan mencapai dekat

desa/dusun Pulo di lereng baratlaut pada jarak 4 km dari pusat kegiatan.

Sementara bila aliran lava berasal dari kawah Simpago diperkirakan akan

melalui salah satu lembah di lereng baratdaya yang diperkirakan mencapai jarak

Page 10: Seulawah Agam

2-3 km dari pusat kegiatan karena lembahnya relative kasar dan pada bagian

kaki berbukit-bukit. Pada jarak tersebut di lereng baratdaya tidak terdapat

pemukiman karena yang terdekat berjarak ± 6 km dari kawah Simpago.

Selain adanya hambatan topografi, aliran lava Seulawah Agam yang

berkomposisi andesit adalah relatif kental (viscous) sehingga distribusinya tidak

sejauh aliran lava berkomposisi basa yang relative lebih encer.

Awan panas

Berdasarkan sejarah kegiatannya tidak pernah terjadi awan panas, namun

mengingat gunungapi tersebut telah lama tidak pernah meletus, untuk

mengantispasi hal terburuk awan panas diasumsikan akan terjadi. Dibandingkan

aliran lava, aliran piroklastik atau awan panas dapat bergerak jauh lebih cepat

dan sebarannya juga lebih luas dan jangkauannya lebih jauh. Kegiatan

Seulawah Agam pada pra sejarah menghasilkan awan panas (aliran piroklastik)

dengan sebaran cukup luas dan tebal (50-70m). Pada beberapa gunungapi lain

terutama yang berkomposisi asam, jangkauan sebaran awan panas mencapai

puluhan kilometer dari pusat letusan.

Letusan yang terjadi dalam waktu sejarah menunjukkan bahwa selain

letusan freatik tidak pernah terjadi letusan yang menghasilkan awan panas.

Namun demikian, komposisi magma Seulawah Agam yang andesitis

memungkinkan terjadinya awan panas.

Berdasarkan morfologi daerah kawah Simpago dan sekitarnya pada saat ini bila

awan panas terjadi pada kegiatan yang akan datang diperkirakan akan masuk ke

dalam lembah hulu Air Bieung yang mengalir ke baratdaya hingga arak ± 6 km

dari pusat erupsi, namun pada jarak tersebut terdiri atas hutan dan kebun

penduduk. Ke arah selatan awan panas diperkirakan akan melalui lembah Air

Uteun Pineung, sebarannya sampai di sebelah utara Desa Teladan. Selain desa

tersebut, kawasan terdekat di sekitarnya berupa hutan dan perbukitan. Awan

panas juga melalui lembah A. Bubur dan Krueng Biangbia hingga 6-7 km dari

kawah Simpago.

Page 11: Seulawah Agam

Bila letusan di kawah Heutz, yang berpotensi dilanda awan panas adalah

daerah tangkapan di daerah hulu Kr. Keumeureuek, Kr. Aleeu, Kr. Taleu, dan Air

Glang, empat sungai tersebut mengalir ke baratlaut hingga jarak terjauh 6-7 km

dari pusat erupsi. Desa yang berpotensi dilanda awan panas adalah Pulo,

kemungkinan Lam Teuba Droi, sedangkan ke utara lahar melalui Kr. Leungah

dan desa/dusun yang berpotensi dilanda awan panas kemungkinan adalah

Leungah.

Lahar

Bahan atau material utama pembentuk lahar adalah awan panas yang

terendapkan di hulu sungai yang berasal dari daerah puncak/lereng atas G.

Seulawah Agam, tanpa endapan awan panas kemungkinan kecil lahar akan

terjadi. Bila letusan yang akan datang terjadi awan panas, maka daerah yang

berpotensi dilanda lahar adalah daerah hilir termasuk dalam Kawasan Rawan

Bencana I.

Kawasan Rawan Bencana II terhadap bahaya lontaran dan hujan abu lebat

Bahaya lontaran adalah semua jenis bahan letusan yang dilontarkan ke

udara saat terjadi letusan dan jatuh ke daerah sekelilingnya berupa bom vulkanik

(kerak roti) berasal dari magma dan fragmen non magmatik (lithik). Material

lontaran ini tidak terpengaruh oleh arah tiupan angin karena berukuran besar-

besar, kecuali material yang berukuran pasir hingga abu sesuai dengan arah

angin saat terjadi letusan. Letusan terakhir pada 1975, tidak menghasilkan

lontaran batu maupun hujan abu. Dari penyelidikan lapangan ditemukan bahwa

lontaran batu ukuran kerikil dari hasil letusan terdahulu diketahui bahwa pada

jarak ± 5 km ditemukan fragmen lontaran batu dengan diameter 5-7cm.

Sebaran lontaran batu dan hujan abu lebat biasanya sangat tebal di dekat

sumber erupsi dan makin jauh makin tipis dan ukuran butir makin halus.

Mengacu pada endapan hasil erupsi terdahulu, batas sebaran hujan abu lebat di

Kawasan Rawan Bencana II dapat mencapai radius 5 km dari kawah Heutz.

Pada jarak tersebut Desa/Dusun yang berpotensi terlanda hujan abu adalah

Page 12: Seulawah Agam

Pulo, Lam Teuba Droi, Kruen Lingke di lereng baratlaut, dan Suka Makmur di

lereng timur.

Bila letusan terjadi di kawah Simpago, dalam radius 5 km dari pusat

letusan tidak terdapat pemukiman, kecuali terjadi letusan besar diperkirakan

dapat mencapai Suka Makmur di lereng timur G. Seulawah Agam. Namun

demikian, karena hujan abu terpengaruh oleh arah angin sementara dalam

penentuan batas kawasan rawan bencana terhadap hujan abu bersifat jangka

panjang yang tidak diketahui kapan tepatnya letusan terjadi, maka penarikan

batas sebarannya berbentuk lingkaran.

KAWASAN RAWAN BENCANA I (KRB-I).

Kawasan Rawan Bencana I dibedakan menjadi dua bagian yaitu kawasan

yang berpotensi terlanda oleh:

a. aliran massa berupa lahar, dan

b. lontaran, berupa: hujan abu dan kemungkinan terkena lontaran batu (pijar).

Lahar

Berhubung Seulawah Agam mempunyai dua sumber erupsi/kawah maka

sungai-sungai yang berpotensi dilalui lahar juga berasal dari daerah sekitar

kawah masing-masing.

Kawah Simpago

Sungai-sungai yang berasal dari daerah kawah Simpago yang berpotensi

dilalui lahar adalah Air Glang, Air Bieung, Kr Aleeo, Air Ateun Pineung, Air Bubur.

Sungai-sungai yang berasal dari daerah kawah Heutz yang berpotensi dilalui

lahar adalah Kr Keumeureu & Kr Tengku Lamcut, Kr Taleu di hulu di hilir disebut

Kr Lampanah yang melewati Desa Lampanah dan Keupula di lereng utara.

Berdasarakan morfologi daeah sekitar pemukiman tersebut, sebagian berpotensi

dilanda lahar bila terjadi lahar yang cukup besar.

Page 13: Seulawah Agam

Kawasan Rawan Bencana I yang berpotensi terlanda hujan abu

Pengamatan di lapangan terhadap sebaran abu dan lontaran batu ukuran

kerikil dari letusan terdahulu mencapai jarak 7-8 km dari pusat erupsi. Dari

beberapa letusan yang pernah terjadi, korban akibat langsung dari hujan abu

relatif jarang kecuali akibat tidak langsung seperti atap roboh akibat timbunan

abu yang tebal karena sudut lereng atap rumah kurang terjal serta atap yang

terbuat dari bahan mudah terbakar.

Pusat kegiatan: Kawah Heutz

Desa/ kampung di Kawasan Rawan Bencana I di lereng G. Seulawah

Agam yang berpotensi dilanda hujan abu dan kemungkinan terkena lontaran

batu pada jarak 8 km adalah Pulo, Lapante, Lambada, Lamtuba Droi,

Kruenglingka di lereng baratlaut. Desa Saree Aceh, Suka Mulya, Suka Damai,

Suka Makmur di lereng timur

Pusat kegiatan: Kawah Simpago

Desa atau kampung yang berpotensi dilanda hujan abu dan kemungkinan

terkena lontaran batu pada jarak 8 km adalah Desa Teladan, Kampung Madat,

Lembarotunong, Alurrindang, Iboihtunong, Iboih, Ayun, dan Bayu di lereng

baratdaya.

Page 14: Seulawah Agam

Peta Kawasan Rawan Bencana Gunungapi Seulawah Agam

Page 15: Seulawah Agam

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, N., 1978. Penyelidikan Geologi Teliti Daerah Panasbumi Seulawah Agam, Kab. Aceh Besar, Daerah Istimewa Aceh. Direktorat Geologi Bandung.

Djoharman L. 1975. Laporan Lapangan Pemeriksaan G. Seulawah Agam di

Aceh dan Daerah Bahaya Sementara no. 44 September 1975. Kusumadinata. K.1979. Data Dasar Gunungapi Indonesia. Direktorat

Vulkanologi Irawan W. dkk 1996. Laporan Pemetaan Geologi G. Seulawah Agam, Kab. Aceh

Besar, Daerah Istimewa Aceh. Direktorat Vulkanologi G. Seulawah Agam. 1992. Direktorat Vulkanologi Patria, C. Dkk. 2007. Laporan Pemantauan dan Instalasi Peralatan G. Seulawah

Agam, Propinsi NAD. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Akbar N., 1978, Penyelidikan Geologi Teliti Daerah Panasbumi Seulawah Agam,

Kab. Aceh Besar, Daerah Istimewa Aceh. Direktorat Geologi Bandung. Djoharman L., 1975, Laporan Lapangan Pemeriksaan G. Seulawah Agam di

Aceh dan Daerah Bahaya Sementara no. 44 September 1975. Kasturian P dan Wirasaoutra A.D, 1982, Pemeriksaan Puncak dan Pemetaan

Daerah Bahaya G. Seulawah Agam, Direktorat Vulkanologi Kusumadinata. K.,1979, Data Dasar Gunungapi Indonesia. Direktorat

Vulkanologi Igan Supriatman, 1992, G. Suelawah Agam, Direktorat Vulkanologi. Irawan W. dkk., 1996, Laporan Pemetaan Geologi G. Seulawah Agam, Kab Aceh

Besar, Daerah Istimewa Aceh. Direktorat Vulkanologi