sensor bimetal pada setrika
DESCRIPTION
pengaturanTRANSCRIPT
![Page 1: Sensor Bimetal Pada Setrika](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022082201/5695d4991a28ab9b02a20e6f/html5/thumbnails/1.jpg)
Sensor Bimetal Pada Setrika
A. Pengertian Bimetal?
Bimetal terdiri dua kata yakni “bi” yang artinya dua dan “metal” yang
artinya logam. Jadi, bimetal merupakan dua keping logam yang disatukan atau
dikeling dan memiliki muai panjang berbeda. Dua logam yang dikeling disebut
dengan keping bimetal.
Misalnya antara besi dan aluminium seperti gambar di atas, di mana besi
mempunyai koefisien muai panjang 11 x 10 –6 /°C dan aluminium mempunyai
koefisien muai panjang 25 x 10 –6 /°C.
B. Bagaimana Cara Kerja Sensor Jenis Ini?
Ketika bimetal dipanaskan, maka logam yang memiliki koefisien muai
lebih tinggi akan memuai lebih panjang, sedangkan yang memiliki koefisien muai
lebih rendah akan memuai lebih pendek, Oleh karena perbedaan reaksi muai
tersebut maka bimetal akan melengkung kearah logam yang muainya lebih
rendah. Pada gambar diatas, bimetal memuai keatas ketika dipanaskan, sehingga
kontak saklar membuka dan memutus aliran arus. Dan ketika dingin, kontak
saklar akan menutup kembali dan memungkinkan arus listik mengalir melaluinya.
Dalam aplikasinya bimetal dapat dibentuk menjadi saklar Normally Closed (NC)
atau Normally Open (NO).
![Page 2: Sensor Bimetal Pada Setrika](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022082201/5695d4991a28ab9b02a20e6f/html5/thumbnails/2.jpg)
C. Bagaimana Bentuk Bimetal itu?
E. Efek Bimetal Ketika Dipanaskan
F. Kelebihan Dan Kelemahan Bimetal
Salah satu kelebihan dari sensor bimetal adalah portabilitasnya dan tanpa
perlu menggunakan power supply. Namun bimetal biasanya tidak cukup akurat
bila dibandingkan dengan perangkat sensor suhu yang lain, selain itu penggunaan
sensor bimetal juga tidak mudah untuk menampilkan atau merekam nilai suhu,
seperti yang biasa dilakukan oleh sensor termokopel, RTD, dan jenis sensor suhu
lainnya. Akan tetapi penggunaan bimetal akan memberikan keuntungan yang pasti
bila digunakan dalam aplikasi yang tepat.
![Page 3: Sensor Bimetal Pada Setrika](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022082201/5695d4991a28ab9b02a20e6f/html5/thumbnails/3.jpg)
G. Cara Membuat Sensor Bimetal
H. Penerapan Bimetal Sebagai Sensor Thermal Pada Setrika Listrik
Prinsip kerja bimetal dapat digunakan sebagai sensor thermal pada setrika
listrik.
Pada gambar diatas ialah contoh bimetal pada bebarapa kondisi suhu pada
setrika. Seterika listrik jenis ini lebih baik dibandingkan dengan jenis biasa.
Kelebihan utama yang dimiliki adalah adanya pengatur suhu yang dapat
mengendelikan on-offnya atau tersuplai-tidaknya seterika pada sumber listrik.
Kondisi ini menjamin terhindarnya pemakai dari bahaya panas seterika yang
berlebihan seperti kondisi yang telah diterangkan pada seterika biasa di atas. Suhu
![Page 4: Sensor Bimetal Pada Setrika](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022082201/5695d4991a28ab9b02a20e6f/html5/thumbnails/4.jpg)
seterika dapat diatur menurut kebutuhan panas berbagai jenis kain atau pakaian
yang akan diseterika. Posisi pengatur suhu atau termostat pada umumnya
diletakkan di bawah gagang seterika.
I. Bagian-bagian Setrika
1. Elemen Pemanas
Sebagai sumber panas seterika listrik digunakan elemen pemanas berupa
kawat nikelin berbentuk pipih yang dililitkan pada lembaran mika yang dibentuk
sedemikian rupa sesuai bentuk alas seterika, sehingga panasnya dapat tersebar
merata. Elemen pemanas ini terisolasi terhadap badan seterika.
Pada seterika listrik model yang lain, kawat nikelin digulung menyerupai
bentuk spiral dan dimasukkan dalam selongsong/pipa sebagai pelindung. Agar
arus listrik tidak mengalir kebadan seterika, antara spiral nikelin dengan pipa
disekat/diisolasi dengan bahan oksida magnesium. Pada seterika model yang
lama, spiral nikelin diberi selongsong dari bahan keramik/batu tahan api sebagai
pelindung dan sekaligus sebagai isolator.
2. Besi Pengumpul Panas (alas)
Besi pengumpul panas atau yang sekaligus sebagai bagian dasar/alas dari
seterika, berbentuk plate yang dilapisi bahan anti karat dan anti lengket, dan
bagian ini harus selalu bersih karena langsung dengan objek yang diseterika
(pakaian).
3. Besi Pemberat
Pada seterika yang lama, dilengkapi dengan besi pemberat, karena daya
rata-rata seterika listrik 350 watt, sedang objek/bahan yang diseterika kebanyakan
dari jenis katun, yang pelicinannya memerlukan tekanan yang cukup kuat.
Seterika listrik model yang lebih baru, tidak lagi dilengkapi dengan besi pemberat,
dengan alasan bahwa objek/bahan yang diseterika sudah banyak bahan dari jenis
sintetis dan lebih lembut.
4. Tutup dan pemegang seterika
Tutup seterika gunanya untuk melindungi bagian dalam seterika yang
dialiri arus listrik terhadap sentuhan pemakaiannya, dan juga berfungsi agar panas
![Page 5: Sensor Bimetal Pada Setrika](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022082201/5695d4991a28ab9b02a20e6f/html5/thumbnails/5.jpg)
tidak menyebar langsung ke udara bebas. Sedangkan pemegang seterika biasanya
dari bahan yang tidak mengalirkan panas dan juga tidak mengalirkan arus listrik.
Untuk itu bagian ini biasanya terbuat dari kayu, ebonit atau karat.
5. Terminal dan Kabel penghubung
Terminal berguna untuk menghubungkan rangkaian dalam seterika dengan
sumber tegangan dari kotak-kontak dinding, melalui kabel penghubung. Beberapa
model seterika listrik menggunakan terminal yang merupakan tempat
persambungan antara ujung kawat elemen yang disambung pada tusuk kontak
(stiker) dengan kabel penghubung luar yang disambung pada kontra steker,
sehingga pada saat tidak digunakan kabel penghubung dapat dilepas dan disimpan
terpisah dari seterikanya.
6. Pengatur Panas
Seterika dengan pengatur panas otomatis menggunakan komponen
tambahan berupa termostat yang tersusun dari bahan bi metal yaitu lempengan
dua logam yang berbeda koefisien muai panjangnya, disatukan menjadi satu
lempengan. Apabila lempengan logam ini terkena panas, maka salah satu jenisnya
akan memuai lebih dahulu, sehingga lempengan tadi membengkok, yang arah
bengkoknya ini kemudian dimanfaatkan untuk melepas/menghubungkan kontak,
jadi bila panas berlebihan kontak memutus sehingga elemen pemanas tidak lagi
dialiri arus listrik, tapi bila panasnya mulai rendah lagi kontak akan menghubung
kembali dan arus listrik kembali mengali melalui elemen pemanas. Dengan
demikian kondisi panas seterika dapat dipertahankan pada panas tertentu sesuai
dengan yang diinginkan melalui pengaturan tombol pengatur panas.