sensor bimetal pada setrika

5
Sensor Bimetal Pada Setrika A. Pengertian Bimetal? Bimetal terdiri dua kata yakni “bi” yang artinya dua dan “metal” yang artinya logam. Jadi, bimetal merupakan dua keping logam yang disatukan atau dikeling dan memiliki muai panjang berbeda. Dua logam yang dikeling disebut dengan keping bimetal. Misalnya antara besi dan aluminium seperti gambar di atas, di mana besi mempunyai koefisien muai panjang 11 x 10 –6 /°C dan aluminium mempunyai koefisien muai panjang 25 x 10 –6 /°C. B. Bagaimana Cara Kerja Sensor Jenis Ini? Ketika bimetal dipanaskan, maka logam yang memiliki koefisien muai lebih tinggi akan memuai lebih panjang, sedangkan yang memiliki koefisien muai lebih rendah akan memuai lebih pendek, Oleh karena perbedaan reaksi muai tersebut maka bimetal akan melengkung kearah logam yang muainya lebih rendah. Pada gambar diatas, bimetal memuai keatas ketika dipanaskan, sehingga kontak saklar membuka dan memutus aliran arus. Dan ketika dingin, kontak saklar akan menutup kembali dan memungkinkan arus listik mengalir melaluinya. Dalam aplikasinya bimetal dapat dibentuk menjadi saklar Normally Closed (NC) atau Normally Open (NO).

Upload: allagan-dolen

Post on 03-Feb-2016

101 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

pengaturan

TRANSCRIPT

Page 1: Sensor Bimetal Pada Setrika

Sensor Bimetal Pada Setrika

A. Pengertian Bimetal?

Bimetal terdiri dua kata yakni “bi” yang artinya dua dan “metal” yang

artinya logam. Jadi, bimetal merupakan dua keping logam yang disatukan atau

dikeling dan memiliki muai panjang berbeda. Dua logam yang dikeling disebut

dengan keping bimetal.

Misalnya antara besi dan aluminium seperti gambar di atas, di mana besi

mempunyai koefisien muai panjang 11 x 10 –6 /°C dan aluminium mempunyai

koefisien muai panjang 25 x 10 –6 /°C.

B. Bagaimana Cara Kerja Sensor Jenis Ini?

Ketika bimetal dipanaskan, maka logam yang memiliki koefisien muai

lebih tinggi akan memuai lebih panjang, sedangkan yang memiliki koefisien muai

lebih rendah akan memuai lebih pendek, Oleh karena perbedaan reaksi muai

tersebut maka bimetal akan melengkung kearah logam yang muainya lebih

rendah. Pada gambar diatas, bimetal memuai keatas ketika dipanaskan, sehingga

kontak saklar membuka dan memutus aliran arus. Dan ketika dingin, kontak

saklar akan menutup kembali dan memungkinkan arus listik mengalir melaluinya.

Dalam aplikasinya bimetal dapat dibentuk menjadi saklar Normally Closed (NC)

atau Normally Open (NO).

Page 2: Sensor Bimetal Pada Setrika

C. Bagaimana Bentuk Bimetal itu?

E. Efek Bimetal Ketika Dipanaskan

F. Kelebihan Dan Kelemahan Bimetal

Salah satu kelebihan dari sensor bimetal adalah portabilitasnya dan tanpa

perlu menggunakan power supply. Namun bimetal biasanya tidak cukup akurat

bila dibandingkan dengan perangkat sensor suhu yang lain, selain itu penggunaan

sensor bimetal juga tidak mudah untuk menampilkan atau merekam nilai suhu,

seperti yang biasa dilakukan oleh sensor termokopel, RTD, dan jenis sensor suhu

lainnya. Akan tetapi penggunaan bimetal akan memberikan keuntungan yang pasti

bila digunakan dalam aplikasi yang tepat.

Page 3: Sensor Bimetal Pada Setrika

G. Cara Membuat Sensor Bimetal

H. Penerapan Bimetal Sebagai Sensor Thermal Pada Setrika Listrik

Prinsip kerja bimetal dapat digunakan sebagai sensor thermal pada setrika

listrik.

Pada gambar diatas ialah contoh bimetal pada bebarapa kondisi suhu pada

setrika. Seterika listrik jenis ini lebih baik dibandingkan dengan jenis biasa.

Kelebihan utama yang dimiliki adalah adanya pengatur suhu yang dapat

mengendelikan on-offnya atau tersuplai-tidaknya seterika pada sumber listrik.

Kondisi ini menjamin terhindarnya pemakai dari bahaya panas seterika yang

berlebihan seperti kondisi yang telah diterangkan pada seterika biasa di atas. Suhu

Page 4: Sensor Bimetal Pada Setrika

seterika dapat diatur menurut kebutuhan panas berbagai jenis kain atau pakaian

yang akan diseterika. Posisi pengatur suhu atau termostat pada umumnya

diletakkan di bawah gagang seterika.

I. Bagian-bagian Setrika

1. Elemen Pemanas

Sebagai sumber panas seterika listrik digunakan elemen pemanas berupa

kawat nikelin berbentuk pipih yang dililitkan pada lembaran mika yang dibentuk

sedemikian rupa sesuai bentuk alas seterika, sehingga panasnya dapat tersebar

merata. Elemen pemanas ini terisolasi terhadap badan seterika.

Pada seterika listrik model yang lain, kawat nikelin digulung menyerupai

bentuk spiral dan dimasukkan dalam selongsong/pipa sebagai pelindung. Agar

arus listrik tidak mengalir kebadan seterika, antara spiral nikelin dengan pipa

disekat/diisolasi dengan bahan oksida magnesium. Pada seterika model yang

lama, spiral nikelin diberi selongsong dari bahan keramik/batu tahan api sebagai

pelindung dan sekaligus sebagai isolator.

2. Besi Pengumpul Panas (alas)

Besi pengumpul panas atau yang sekaligus sebagai bagian dasar/alas dari

seterika, berbentuk plate yang dilapisi bahan anti karat dan anti lengket, dan

bagian ini harus selalu bersih karena langsung dengan objek yang diseterika

(pakaian).

3. Besi Pemberat

Pada seterika yang lama, dilengkapi dengan besi pemberat, karena daya

rata-rata seterika listrik 350 watt, sedang objek/bahan yang diseterika kebanyakan

dari jenis katun, yang pelicinannya memerlukan tekanan yang cukup kuat.

Seterika listrik model yang lebih baru, tidak lagi dilengkapi dengan besi pemberat,

dengan alasan bahwa objek/bahan yang diseterika sudah banyak bahan dari jenis

sintetis dan lebih lembut.

4. Tutup dan pemegang seterika

Tutup seterika gunanya untuk melindungi bagian dalam seterika yang

dialiri arus listrik terhadap sentuhan pemakaiannya, dan juga berfungsi agar panas

Page 5: Sensor Bimetal Pada Setrika

tidak menyebar langsung ke udara bebas. Sedangkan pemegang seterika biasanya

dari bahan yang tidak mengalirkan panas dan juga tidak mengalirkan arus listrik.

Untuk itu bagian ini biasanya terbuat dari kayu, ebonit atau karat.

5. Terminal dan Kabel penghubung

Terminal berguna untuk menghubungkan rangkaian dalam seterika dengan

sumber tegangan dari kotak-kontak dinding, melalui kabel penghubung. Beberapa

model seterika listrik menggunakan terminal yang merupakan tempat

persambungan antara ujung kawat elemen yang disambung pada tusuk kontak

(stiker) dengan kabel penghubung luar yang disambung pada kontra steker,

sehingga pada saat tidak digunakan kabel penghubung dapat dilepas dan disimpan

terpisah dari seterikanya.

6. Pengatur Panas

Seterika dengan pengatur panas otomatis menggunakan komponen

tambahan berupa termostat yang tersusun dari bahan bi metal yaitu lempengan

dua logam yang berbeda koefisien muai panjangnya, disatukan menjadi satu

lempengan. Apabila lempengan logam ini terkena panas, maka salah satu jenisnya

akan memuai lebih dahulu, sehingga lempengan tadi membengkok, yang arah

bengkoknya ini kemudian dimanfaatkan untuk melepas/menghubungkan kontak,

jadi bila panas berlebihan kontak memutus sehingga elemen pemanas tidak lagi

dialiri arus listrik, tapi bila panasnya mulai rendah lagi kontak akan menghubung

kembali dan arus listrik kembali mengali melalui elemen pemanas. Dengan

demikian kondisi panas seterika dapat dipertahankan pada panas tertentu sesuai

dengan yang diinginkan melalui pengaturan tombol pengatur panas.