seni virtual bali di masa pandemi · menjadikan seni ini hadir dalam varian ekplorasi yang...
TRANSCRIPT
1
Seni Virtual Bali di Masa Pandemi (Kajian Estetika dan Refleksi Kesejarahan)
oleh I Wayan ‘Kun’ Adnyana [email protected]
Dosen Program Studi Seni Murni, Program Sarjana, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Denpasar
Disampaikan dalam Rangka Dies Natalis XVII ISI Denpasar Tahun 2020
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR
2020
2
Seni Virtual Bali di Masa Pandemi (Kajian Estetika dan Refleksi Kesejarahan)
oleh
I Wayan ‘Kun’ Adnyana [email protected]
Abstrak Seni virtual dalam beragam eksplorasi telah dikreasi seniman, situasi pandemi menjadikan seni ini hadir dalam varian ekplorasi yang spesifik. Tujuan penulisan artikel ini, yakni untuk mengkaji estetika seni virtual Bali masa pandemi Covid-19. Kajian juga dilakukan melalui penelusuran konsep virtual dalam konteks kesejarahan Bali. Sampel karya dipilih dari peragaan dan pergelaran seni virtual yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan Provinsi Bali 2020, yaitu: Trunyan (Kuas Magis Hendra Gunawan, Seandainya Kata-kata Pecah di Keningmu di Gawaimu, Kala Ing Bhuwana, Coronarang, dan Guna Pandawa. Analisis karya dilakukan berdasar perspektif teori simulakrum Baudrillard, sinema Deleuze, dan Nawaruci Empu Siwamurti. Seni virtual Bali masa pandemi mengekplorasi dimensi niskala-sakala lewat perekaman peragaan/pergelaran seni, rekayasa teknik digital dan artistik sinema. Seni virtual Bali dapat dirumuskan sebagai konstruksi estetika simulacrum yakni realitas nirnyata, rekaan, serta perpaduan citra waktu (ruang, bunyi dan cahaya/optik); tautan antara realitas niskala (spirit, ruh, mistik, dan/atau konsep dewata) dengan realitas sakala (artistik olah tubuh, objek budaya, dan ruang sehari-hari), ditayangkan melalui kanal media sosial baik dalam jaringan (daring) maupun tunda (luar jaringan). Seni virtual Bali menghayati pandemi secara reflektif menjangkau renungan niskala-sakala. Kata kunci: Seni virtual Bali, pandemic Covid-19, estetika simulakrum, Nawaruci Empu Siwamurti
Bali Virtual Art in the COVID-19 Pandemic (An Aesthetic studies and Historical Reflection)
Abstract Artists have created virtual arts on many explorations. Moreover, the pandemic issue of COVID-19 drives virtual arts presented on many more kinds of exploration variants. The aim of this article is a study of an aesthetic of virtual Balinese artwork during the COVID-19 pandemic. In addition, this study also examines the virtual concept in Bali history. Sample for this study is gathered from virtual art performances that are held by Bali Province Culture Office 2020, such as Trunyan (Hendra Gunawan’s Magical Brush), Seandainya Kata-kata pecah di Keningmu di Gawaimu (if words are broken in your gadget), Kala Ing Bhuwana, Coronarang, and Guna Pandawa. The samples then are analyzed with the theory of simulacrum Baudrillard, cinema Deleuze, and Nawaruci Empu Siwamurti. Bali virtual arts during the COVID-19 pandemic explores the dimension of niskala-sakala (noetic-reality or intangible-tangible) through recording art performances, digital manipulation, and cinema artistic. Bali virtual arts can be concluded as an aesthetic simulacrum construction; it means a reality of noetic, a fiction, and the time-image (space, sound, and light/optic). It is also a link between noetic (spirit, mysticism, and/or the concept of Gods) with reality (artistic body movement, cultural objects, and daily activities) that aired through social media both online and offline. Hence, Bali virtual arts appreciate COVID-19 pandemics reflectively reach the noetic-reality reflections.
3
Keywords: Bali virtual art, the COVID-19 pandemic, simulacrum aesthetic, Nawaruci Empu Siwamurti I. PENDAHULUAN
A. Salam Pembuka
Om Swastiastu, Assalammualaikum Warahmatulahi Wabarrakatuh, Salam Sejahtera, Salom, Namo Budaya, Rahayu. Bersama kita hormati dan banggakan, Gubernur Bali selaku Ketua Dewan
Penyantun ISI Denpasar beserta Ibu Putri Koster,
Yang saya hormati Wakil Gubernur Bali, Prof Dr. Ir. Tjokorda Artha Ardana Sukawati,
Yang saya hormati Rektor ISI Denpasar Prof Dr I Gede Arya Sugiartha beserta Ibu,
Yang saya hormati semua mantan Ketua dan Rektor ISI Denpasar yang hadir,
Yang saya hormati Sekretaris Daerah Provinsi Bali,
Yang saya hormati seluruh anggota Dewan Penyantun ISI Denpasar,
Yang saya hormati Ketua Senat beserta seluruh anggota Senat ISI Denpasar,
Seluruh Undangan baik yang hadir langsung, maupun yang menghadiri Acara Dies
Natalis ISI Denpasar ke-17, dan Pengukuhan Profesor di lingkungan ISI Denpasar
melalui media daring yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu yang saya cintai
dan hormati pula.
Puja pangastuti dan rasa angayubagia saya haturkan kehadapan Hyang
Widhi Wasa, karena berkat sinar suci dan berkahNya, kita bersama dapat berkumpul
merayakan Dies Natalis ISI Denpasar ke-17, dan Pengukuhan Profesor hari ini,
Selasa, 28 Juli 2020, dalam keadaan sehat dan bahagia.
Ijinkan saya menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Seni Virtual Bali di Masa
Pandemi: Tinjauan Estetika dan Refleksi Kesejarahan”, sebagai tanda sukacita,
dedikasi keilmuan, sekaligus pertanggungjawaban publik atas amanah sebagai
Profesor bidang Sejarah Seni Rupa pada Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI
Denpasar, sebagaimana ditetapkan melalui Keputusan Menteri Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi, tanggal 1 Agustus 2019 Nomor: 30604/M/KP/2019.
A. Latar Belakang
Pandemi Covid-19 menyebar ke seluruh belahan dunia, termasuk Bali, telah
menyebabkan interaksi antar manusia tidak sebebas masa sebelum pandemi ini
merebak. Protokol kesehatan pencegahan telah diacu sebagai standar baru dalam
4
perilaku sehari-hari, yakni selalu memakai pelindung wajah, mencuci tangan dengan
sabun pada air mengalir, antar orang diharuskan menjaga jarak, dan berlaku hidup
sehat. Termasuk penerapan pola kerja dan belajar dari rumah, sembahyang di
rumah, serta menghindari kerumunan.
Kondisi pandemi telah mengubah secara serentak cara hidup seluruh
masyarakat. Keramaian dan kerumunan yang selama ini menjadi ruang aktualisasi,
sontak berubah menjadi perilaku soliter di ruang-ruang privat atau rumah tinggal.
Pola interaksi tatap muka antar pribadi dan masyarakat berubah menjadi pertemuan
tidak langsung, salah-satunya dengan penggunaan berbagai piranti teknologi
informasi berbasis jaringan. Kegiatan yang mengharuskan hadirnya para pelaku
secara langsung dibatasi dengan jumlah tertentu.
Mencermati perilaku sosial masa pandemi, menjadi relevan untuk kembali
menimbang seperangkat teori yang dirumuskan Kant, yakni Kritik Rasio Murni yang
menerangkan bahwa akal budi manusia mengerti alam semesta tersusun atas
kausalitas yang solid—pandangan Kant ini dipengaruhi temuan Newton tentang teori
gravitasi; Kritik Rasio Praktis yang mengakui bahwa manusia menggandrungi
kebebasan. Tegangan antar keduanya, melahirkan rumusan hukum etik (Kant dalam
Bartens, 2014: 343).
Virus corona merupakan pembuktian ke sekian kali dalam sejarah peradaban
manusia, bahwa alam semesta tersusun dalam kausalitas yang ketat, seperti
dikatakan Kant. Hukum kausalitas ditunjukkan dengan daya infeksi virus tersebut
yang luar biasa. Berawal dari Wuhan, Tiongkok akhir 2019, pada bulan Maret 2020
telah mewabah ke seluruh dunia.
Bahkan banyak yang percaya, virus corona adalah cara Tuhan agar kita
kembali berpikir dan bertindak secara benar. Virus ini membuat yang kuat menjadi
bersujud dan telah menghentikan dunia. Di tengah keputusasaan yang mengerikan,
justru memberi peluang untuk memikirkan ulang mesin kiamat yang telah dibuat,
yakni bahwa tidak ada yang lebih buruk daripada kembali pada normalitas (Roy,
dalam Maqin, et.al., (editor), 2020: 57).
Seluruh dunia melakukan usaha-usaha bersifat spiritis, dan keagamaan
dalam menanggulangi dampak, selain upaya praktis bersifat fisikal. Pemerintah
Provinsi Bali, salah satunya, melalui penetapan Peraturan Gubernur Nomor 32 tahun
2020 tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur Nomor 15 tahun 2020 tentang
Paket Kebijakan Percepatan Penanganan Covid-19 di Provinsi Bali, selain mengatur
penanganan kesehatan, sosial, dan ekonomi, juga terkait upaya niskala melalui
upakara dan proses upacara yadnya dari tingkatan Desa Adat. Dimensi niskala ini
5
berangkat dari kearifan lokal Bali, yakni ajaran spiritual tentang mitigasi masa
pandemi (gering agung).
Mulai Kamis, 9 Juli 2020, Pemerintah Provinsi Bali memberlakukan Protokol
Tatanan Kehidupan Era Baru untuk semua sektor. Secara historis, pandemi memang
telah memaksa manusia untuk putus dengan masa lalu, dan membayangkan dunia
yang baru. Pandemi yang terjadi saat ini juga sama. Ia adalah sebuah portal, sebuah
pintu gerbang di antara satu dunia dengan dunia berikutnya (Roy, dalam Maqin,
et.al., (editor), 2020: 57). Pada konteks Bali, pandemic Covid-19 juga menjadi
gerbang memasuki Tatanan Kehidupan Era Baru yang berdimensi niskala dan
sakala.
Pada bidang budaya, pandemi virus corona yang telah mengakibatkan
berbagai peragaan dan pergelaran seni batal terselenggara, justru memunculkan
kegairahan baru dalam berkesenian. Penonton tidak lagi dipertemukan dengan
kehadiran tatap muka bersama pergelaran seni, melainkan disambungkan dengan
kanal dan layar jaringan teknologi informasi, baik dalam jaringan maupun tayangan
tunda. Kegairahan itu mewujud kreasi seni virtual.
Pemerintah Provinsi Bali, melalui Dinas Kebudayaan memfasilitasi 202
komunitas untuk menciptakan peragaan dan pergelaran seni virtual. Pergelaran
pertama kali diluncurkan bertepatan dengan Tumpek Wayang, Sabtu, 13 Juni 2020
melalui kanal youtube Disbud Prov. Bali. Peragaan dan pergelaran seni virtual ini
diselenggarakan untuk tetap menjaga elan kreatif seniman Bali di tengah situasi
pandemi, sekaligus sebagai implementasi Visi Pemerintah Provinsi Bali 2018-2023,
Nangun Sat Kerthi Loka Bali, yang berarti membangun kesucian dan keharmonisan
alam Bali beserta isinya, untuk menuju Krama Bali yang sejahtera sakala-niskala.
Setiap komunitas menampilkan masing-masing 2 versi karya (durasi 5 menit
dan 30-45 menit). Jadi terdapat 404 karya, dengan melibatkan sekitar 4040 seniman
dan pekerja seni dari seluruh Bali. Tentu ini angka yang tidak sedikit. Koran harian
Kompas, edisi Minggu, 12 Juli 2020, pada halaman Jendela menyebut pergelaran
seni virtual ini sebagai Bali Bersemi di Musim Pandemi. Menjadi relevan dan penting
kemudian untuk melakukan pengkajian secara fokus terhadap karya-karya yang
dihadirkan tersebut, sehingga akhirnya menemukan rumusan pemaknaan atas
pencapaian karya, baik artistik maupun estetik.
B. Rumusan Masalah dan Tujuan
Permasalahan yang diajukan, yaitu: bagaimana seni virtual Bali di masa pandemi
Covid-19 dari sisi artistik dan estetik, berikut bagaimana merumuskan konseptual
seni virtual tersebut berdasar refleksi kesejarahan lokal.
6
Kajian ini bertujuan untuk merumuskan konsep seni virtual Bali di masa
pandemi dari sudut pandang artistik dan estetik. Temuan konsep juga dirumuskan
berdasar konteks (refleksi) kesejarahan lokal.
C. Teori dan Metode
Kajian merupakan penelitian kualitatif dengan perspektif estetika, serta
konteks reflektif yang bersifat kesejarahan. Konsep sinema Gilles Deleuze
dipergunakan dalam analisis artistik karya, dan teori simulakrum Jean Baudrillard
untuk analisis estetika. Pada analisis estetika juga dilakukan pendalaman melalui
interpretasi atas konsep kuasa (gaib bersifat niskala-sakala) Nawaruci Empu
Siwamurti.
Teori sinema Deleuze yang dipakai dalam analisis artistik visual, yakni
tentang citra waktu (the time-image), menunjuk pada citra yang menggambarkan
kerangka pikir manusia modern, yakni mengungkap ketidakpastian antara kebenaran
dan kepalsuan, relasi antara ruang dalam dan luar; alam dan manusia, otak dan
tubuh (Tomlison dan Galeta, dalam Deleuze, 2013a: XVI). Identifikasi citra waktu
pada karya seni virtual Bali masa pandemi dibaca dari elemen gerak, bunyi, dan
cahaya/optik. Konsep citra gerak (the movement-image) dibaca melalui identifikasi
frame (bingkai gambar/tayangan), shot (perekaman), cutting (pemotongan gambar),
dan montage (penumpukan/menyusunan lapis-lapis gambar) (Deleuze, 2013: 12-
29).
Untuk penguatan analisis, konsep virtual (dalam pengertian relasi dunia
niskala-sakala) juga dilakukan penajaman analisis yang bersifat reflektif kesejarahan.
Dalam hal ini merujuk pada kitab Nawaruci karya Empu Siwamurti (era 1500-1613)
masa Gelgel, yang mengajarkan tentang mandigua, yaitu delapan ilmu gaib, lazim
disebut Kastesywaryan (Anima, Laghima, mahima, isyitwa, wasyitwa, prapta,
prakamya, dan yathakamawasyayitwa). Anima artinya kuasa yang menjadi terbesar
dari yang paling besar, pun sebaliknya; Laghima kuasa untuk menjadi berat atau
ringan; mahima kuasa berupa apa saja; isyitwa kuasa untuk kelihatan atau tidak;
wasyitwa kuasa untuk menjelajah matahari, bulan, dan lain-lain; Prapta kuasa untuk
datang sekehendaknya; prakamya berjalan tanpa menemuai kesukaran;
yathakamawasyayitwa masuk ke dunia seluruhnya (Adhikara, 1984: 32).
Delapan konsep kuasa niskala-sakala tersebut, sangat penting dijadikan
landasan penggalian pemaknaan atas karya seni virtual Bali yang dimaksud.
Kemudian diakslerasi dengan teori simulakrum Jean Baudrillard, tentang citra yang
menghilangkan realitas, sebuah kemiripan yang nampak masuk akal tanpa
merampas yang asli, hiper-realitas yang membuat realitas tidak diperlukan lagi. Ini
7
adalah bentuk kosong, tanda referensial atas diri sendiri, artefak yang hadir hanya
berdasar realitas dirinya (Asanowicz, 2014: 6). Baudrillard menerangkan, bahwa
simulakrum itu merupakan fase citra level ke-5: (1)refleksi realitas; (2)memelesetkan
realitas, (3)menghilangkan realitas, (4)tidak berhubungan dengan realitas yang lain,
(5)murni tentang dirinya: simulakrum (Baudrillard, 1994: 6). Konsep simulakrum
sebagai sesuatu yang murni hadir untuk dirinya tersebut, memiliki kesamaan dengan
konsep realitas virtual (virtual reality), yakni bukan tiruan dari realitas, melainkan
simulasi (simulation). Imitasi membutuhkan model, yang diambil dari kehidupan real,
sedangkan simulasi datang dari realitas yang tidak eksis (non-existent reality)
(Asanowicz, 2014: 6).
Kajian dilakukan atas 5 (lima) sampel peragaan dan pergelaran seni virtual
yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan Provinsi Bali 2020. Sampel dipilih
berdasar pertimbangan (purposive sampling), yaitu: ide dan visual karya dipandang
menarik. Kelima sampel dimaksud, yaitu: (a) Trunyan (Kuas Magis Hendra Gunawan
oleh Yayasan Symphony Kasih, Seandainya Kata-kata Pecah di Keningmu di
Gawaimu oleh Teater Kalangan, Kala Ing Bhuwana oleh Yayasan Sahaja Sahati,
Coronarang oleh Teater Kini Berseri, dan Guna Pandawa oleh Sanggar Petak
Cemeng.
II. PEMBAHASAN
A. Pembingkaian, Montase dan Virtualisasi Citra Waktu
Semua peragaan dan pergelaran seni melalui media virtual yang diselenggarakan
Dinas Kebudayaan (Disbud) Provinsi Bali pada masa pandemi Covid-19, tampil
dalam format video seni virtual. Video tersebut tayang perdana/tunda melalui kanal
youtube Disbud Prov. Bali, sejak Sabtu, 13 Juni 2020. Konsep seni virtual dalam
kerangka acuan kegiatan, disebutkan; (realitas) virtual sebagai proses tayang
melalui teknologi informasi dalam jaringan (daring), realitas rekaan yang dihasilkan
dengan berbagai perangkat pengolahan citra secara digital, dan juga virtual
menyangkut konsep-konsep niskala atau alam nir-nyata.
Pada video seni virtual yang telah tayang tersebut, segala potret sosial
sehari-hari, juga gerak tari dan pentas drama tidak sepenuhnya hadir utuh seperti
apa yang disaksikan atau ditonton langsung. Pada tayangan semua jadi potongan-
potongan yang terangkai bebas; ruang satu dengan ruang lain tersambung dalam
bingkai kewaktuan yang sama. Pada satu bingkai tayangan, yang muncul pada
layar, ruang berbeda jarak dan waktu tersebut luluh bertemu secara padu. Citra
waktu yang hadir serba virtual, tersambung oleh teknologi informasi jaringan, atau
pun lewat teknik gunting/pilah gambar, dan sambung (cutting and editing) secara
8
digital. Setidaknya terdapat 3 pola penggabungan gambar, dalam membingkai citra
waktu yang dimaksud, yakni pembingkaian/kolase, penumpukan/lapisan gambar
(montase), dan virtualisasi (dari teknik green screen sampai augmented reality (AR)).
Foto 1, petikan bingkai tayangan karya Seandainya Kata-kata Pecah di Keningmu di Gawaimu.
Pertama, penggabungan lewat jejeran potongan shot (suasana, objek, atau
adegan) dalam satu bingkai tayangan. Jejeran potongan shot disusun dengan teknik
kolase. Pada satu bingkai tayangan muncul lebih dari satu shot yang berbeda.
Seperti, pada karya Seandainya Kata-kata Pecah di Keningmu di Gawaimu, durasi
5,23 menit oleh Teater Kalangan, bingkai tayang suasana pasar Kumbasari, hadir
lewat tiga layar gawai yang tersusun berjejer (kolase). Layar gawai paling kiri
memutar video suasana pasar Kumbasari, layar gawai di tengah memutar rekaman
sosok perempuan sedang membaca puisi, sementara paling kanan menampilkan
foto Kumbasari yang dipetik dari berita media sosial (online).
Pada satu bingkai tayangan tentang Kumbasari tersebut berdurasi 25 detik.
Panjang-pendek durasi satu bingkai tayang biasa ditentukan oleh narasi, bunyi atau
musik, dan juga teks. Panjang teks puisi yang dibaca menjadi penentu durasi satu
bingkai tayangan tentang Kumbasari, sebelum kemudian beralih ke bingkai yang
berikutnya, dengan shot yang lain. Hadirnya tiga layar gawai yang menterakan
tentang rekaman video dan foto tentang Kumbasari, seperti menguji relasi teks puisi
dengan situasi faktual. Teks puisi menunjuk pada realitas imajiner dan rekaan yang
dikreasi penyair, sementara kolase rekaman video dan foto, merupakan tiruan mini
dari realitas sehari-hari Kumbasari. Pada bingkai tayangan ini, realitas virtual
9
merupakan citra waktu yang dipertemukan dalam bingkai tayangan yang sama,
sementara peristiwa berlangsung/terjadi pada ruang yang berbeda.
Foto 2, petikan bingkai tayangan karya Coronarang
Kedua, gerak atau suasana/situasi ditampilkan saling menumpuk (montase).
Kesan optis menyerupai kerlap-kerlip bintang, dan kilau halilintar dipadu dalam
membangun citra waktu. Seperti disebutkan Deleuze, bahwa optis murni dan situasi
bunyi (2013: 41), juga berpengaruh dalam bangunan citra waktu. Karya berjudul,
Kala Ing Bhuwana, durasi 7,9 menit, oleh Yayasan Sahaja Sahati, menghadirkan
gerak dalam kelindan suasana yang saling menindih, dan kemudian saling
menghilangkan. Lapis-lapis suasana yang dihadirkan, seperti berbicara tentang aura,
energi, atau pun dialog batin antara tubuh dengan ruang kosmos. Dalam sinopsis
karya dijelaskan, bahwa referensi yang dirujuk antara lain: lontar Purwa Bhumi
Kamulan, lontar Kala Tatwa, puisi Panca Tan Matra, puisi Upacara (Subagio
Sastrowardoyo), puisi Ambang Petang (Warih Wisatsana), serta petikan Mimpi-
mimpi Einstein (Lightman) tentang waktu.
Karya Kala Ing Bhuwana memiliki kesamaan visi dengan karya Trunyan
(Kuas Magis Hendra Gunawan) oleh Yayasan Symphony Kasih, yang bicara soal
waktu; bingkai citra waktu juga dihadirkan lewat teknik kolase. Pada video virtual
berdurasi 7.25 menit ini, petikan rekaman ikan berenang pada air (boleh jadi danau
Batur) yang berkabut, dan gerak juntai akar beringin, juga potret lukisan karya
Hendra Gunawan (koleksi Taman Budaya Provinsi Bali) muncul berkelindan saling
menerangkan dan menguatkan, sebelum kemudian ditampilkan kabur oleh
tumpukan teks puisi Hendra Gunawan tentang Trunyan. Teks puisi Hendra menjadi
10
muara pemaknaan antara realitas magis Desa Trunyan dengan rupa lukisan maestro
Lekra tersebut.
Teknik montase mewujudkan citra waktu dalam kelindan gerak, suasana, dan
kesan optis pada ruang dan kewaktuan yang satu. Ini berbeda dengan teknik kolase,
yang mana citra waktu merupakan penjejeran realitas dari ruang-ruang yang
berjarak pada satu bingkai tayangan. Pada teknik kolase seluruh gerak, suasana,
dan juga realitas hadir berjejer dan bertautan, bukan luruh menyatu.
Ketiga, artistik seni virtual hadir lewat beragam teknik digital, seperti
pemakaian layar hijau (green screen), atau pun teknik animasi Augmented Reality
(AR). Karya Coronarang oleh Teater Kini Berseri, dan karya Guna Pandawa oleh
Sanggar Petak Cemeng mewakili kecenderungan ini. Karya Coronarang, secara
satiristik mengungkap narasi kisah Calonarang, menggunakan tekni layar hijau yang
disediakan aplikasi Zoom. Melalui penggunaan layar hijau sebagai latar belakang
pentas, sehingga pentas tersebut seakan dilangsungkan di berbagai tempat yang
dikehendaki, dari istana raja India, pegunungan, hingga hutan. Seluruh pemain
direkam dari studio, sementara pada tayangan seakan pentas berlangsung di mana-
mana. Karya Guna Pandawa, memadukan penggunaan layar hijau dan animasi AR.
Objek wayang kayonan menari sendirian, tanpa kelihatan hadirnya dalang, ia
menjelajah ruang-waktu secara virtual; kayonan menari di altar candi Ardha Candra
Taman Budaya, dan juga tempat lain secara bebas dan lepas.
Pemain teater yang pentas di depan istana raja India, pun objek wayang kulit
kayonan yang dinamis bergerak ke mana saja, tidak pernah ada sebagai realitas
faktual. Karena secara fakta, semua hanya hadir dalam realitas virtual, pada video
seni virtual yang ditayangkan pada kanal Youtube Disbud Pro. Bali. Secara artistik,
seni virtual Bali menghadirkan citra waktu dalam realitas rekaan atau nir-nyata dalam
beragam varian teknik visual video.
Karya seni virtual dalam format video ini, berhubungan dengan tradisi seni
video (video art), dalam seni rupa kontemporer dunia. Karena tradisi perekaman
video dilakukan untuk sama-sama mengeksplorasi gerak, cahaya, dan waktu dalam
kredo yang independen, yang berbeda dengan kecenderungan sinema (film). Seni
video, mengolah media elektronik untuk menghadirkan kemungkinan-kemungkinan
visual bergerak menjadi obsesi konseptual, seperti perupa era 1960-an di Amerika
Serikat. Diantaranya, dinyatakan perupa video Bill Viola, bahwa seni rupa video tidak
mengenal awal, akhir, tanpa petunjuk, juga tanpa durasi. Seni rupa video adalah
pikiran itu sendiri (pernyataan ini tentu menunjuk perbandingan dengan karya
sinema atau pun film); perupa video Anri Sala menyebut seni rupa video sebagai
‘kode waktu’ (Martin, 2006: 6).
11
B. Konsep Niskala dalam Estetika Seni Virtual
Seni virtual dalam format video memungkinkan segala gagasan yang berhubungan
dengan ajaran atau konsep dunia niskala (nir-nyata) dapat diwadagkan dalam
bingkai citra waktu yang lepas dan bebas; mewujud peristiwa tatapan dalam layar.
Seperti mempertemukan dengan leluasa gerak juntai akar beringin, dengan ikan koi
yang berenang di tengah telaga berkabut, dengan rupa lukisan Hendra Gunawan
yang berkisah tentang Trunyan, seperti Karya video Trunyan (Kuas Magis Hendra
Gunawan).
foto 3, petikan bingkai tayangan karya Kala Ing Bhuwana
Begitu juga pada karya Kala Ing Bhuwana dan Seandainya Kata-kata Pecah
di Keningmu di Gawaimu, citra waktu menjadi hibriditas antara teknik virtual dengan
peragaan/pertunjukan tubuh penyaji (live action). Virtual dalam karya video
memungkinkan pembingkaian gerak dari pengembangan bentuk/rupa hibrid dari
unsur sinema, seperti sebagian animasi, dan sebagian lagi rekaman peragaan
langsung (Rush, 2007: 237).
Pada Kala Ing Bhuwana, yang berangkat dari konsep waktu, kehadiran gerak
tari kontemporer pada video, seperti hadir menembus waktu yang dikehendaki
bebas, tiba-tiba muncul berikutnya seketika hilang dan lenyap. Inilah terjemahan
konsep-konsep niskala yang bersifat gaib, seperti ajaran mandigua dalam Nawaruci
karya Empu Siwamurti. Terutama tentang Laghima, berarti kuasa untuk menjadi
berat atau ringan, berikutnya isyitwa yaitu kuasa untuk kelihatan atau tidak, wasyitwa
artinya kuasa untuk menjelajah matahari, bulan, dan lain-lain; termasuk Prapta
12
sebagai kuasa untuk datang sekehendaknya; bahkan yathakamawasyayitwa yakni
masuk ke dunia seluruhnya (Adhikara, 1984: 32). Berdasar kuasa gaib mandigua
tersebut, pada Nawaruci dikisahkan Bima (putra kedua Pandawa) dapat memasuki
perut Dewa Nawaruci, menjadi bima kecil, kemudian menyaksikan ruang tanpa batas
tata surya.
Citra waktu yang menghadirkan secara hibrid antara realitas fisikal hasil
rekaman, dengan simulasi realitas rekaan digital, Rush menyebutnya sebagai ‘citra
sintetik’ (2007: 237). Citra sintetik, yang memadukan antara realitas tubuh dengan
rekaan, termasuk di dalamnya memungkinkan perangkat konsep-konsep tentang
gaib atau niskala hadir dalam wujud wadag (tayangan). Keseluruhan disimulasikan
lewat seni virtual, termasuk dalam format video virtual.
Begitu juga pada karya Guna Pandawa dan Coronarang, yang memformulasi
adegan real dengan beragam artistik animasi, semakin mendekatkan bahwa
kerangka konsep niskala tidak lagi berhenti menjadi suratan teks, melainkan dapat
disimulasikan sebagai citra waktu yang virtual. Objek wayang kayonan atau
gunungan menari, atau sosok Bima, Arjuna, dan lain-lain, melompat sekehendaknya,
tanpa ada tangan dalang yang memainkan. Itulah kemungkinan citra gerak yang
hadir dari teknologi Augmented Reality (AR). Seni virtual mengakomodasi seluruh
unsur seni kontemporer, dari cahaya, ruang, bunyi, sensasi, persepsi, visualisasi,
dan disrupsi (Rush, 2007: 235). Begitu luas lingkup seni virtual menyentuh soal-soal
sensasi, persepsi, dan disrupsi dalam simulasi citra waktu (tayangan video) maka
virtual adalah realitas simulakrum.
Seperti yang digariskan Baudrillard, bahwa simulakrum merupakan realitas
kelima: realitas murni tentang dirinya, setelah upaya refleksi atas realitas,
memelesetkan, menghilangkan, dan realitas yang tidak berhubungan dengan realitas
lain (Baudrillard, 1994: 6). Upaya kreatif dalam peniruan realitas (mimesis) telah
dimulai pada masa Mesir dan juga Yunani Kuno, kemudian pada abad ke-21 ini,
hadir penciptaan estetika simulakrum; citra waktu virtual.
Pemadatan waktu atau pun menghidupkan waktu dalam ingatan visual,
memang relevan diungkap melalui media video virtual. Seperti, perupa On Kawara
(kelahiran 1933, Kariya, Jepang) sejak tahun 1960-an telah secara total dan
konsisten mengeja waktu. Melalui seni rupa videonya, ia menata kalender; karya
klasik sebagai seni rupa konsep, penumbuhan imajinasi penuh tentang mental
pejalan (Heartney, 2008: 145). Begitu juga yang dilakukan seniman muda yang
terkabung dalam teater Kalangan, Sahaja Sahati, dan 200 komunitas lainnya yang
difasilitasi Dinas Kebudayaan Provinsi Bali.
13
III. PENUTUP
A. Simpulan
Seni virtual Bali di masa pandemi Covid-19, secara artistik menunjuk pada
penayangan rekaan citra waktu dalam format video virtual. Rekaan citra waktu
(realitas virtual) dikreasi melalui teknik kolase, montase, dan juga virtualisasi. Teknik
kolase menghadirkan jejeran berbagai realitas rekaman dalam satu bingkai
tayangan. Realitas yang terjadi pada ruang dan tempat yang berbeda, hadir serentak
dalam sebingkai format tayang. Biasanya perbedaan dan keberagaman shot dari
rekaman tersebut, pada bingkai tayangan disambungkan oleh elemen bunyi,
cahaya/optik, dan teks. Realitas yang terekam hadir bersamaan, kadang melalui
teknologi informasi dalam jaringan (daring).
Teknik montase membangun realitas virtual dari hibridisasi realitas rekaman
dengan simulasi realitas rekaan. Beragam shot dihadirkan berkelindan, saling
menumpuk, membentuk lapis-lapis ruang waktu. Terakhir, teknik virtualisasi
merupakan metode reka dengan menggunakan perangkat teknik digital virtual
reality, seperti beragam aplikasi animasi, termasuk Augmented Reality (AR). Citra
waktu nir-nyata yang dihasilkan, dapat menghadirkan konsep isyitwa (objek tiba-tiba
kelihatan atau kemudian lenyap), atau wasyitwa (objek rekaan yang menjelajah
matahari, bulan, dan juga planet lain) dengan sangat unik. Konsep kuasa gaib, yang
diambil dari khasanah teks Bali Klasik abad ke-16 Nawaruci tersebut, menjadikan
karya seni virtual Bali hadir dalam refleksi kesejarahan lokal yang sangat kental.
Secara estetika karya seni virtual seniman Bali di masa pandemi, merupakan
refleksi situasi sosial sehari-hari dan renungan tentang kondisi/kekuatan niskala.
Ulang-alik antara realitas sehari-hari dengan kehendak menyentuh konsep-konsep
gaib yang bersifat niskala, mewujud menjadi karya video virtual berbasis estetika
simulakrum. Realitas rekaan, atau nirnyata tersebut ditampilkan melalui simulasi
konsep niskala dalam beragam citra rekaan, baik dengan kolase, montase, maupun
virtualisasi elemen rupa, gerak, ruang, cahaya/optik, bunyi, dan teks.
Estetika simulakrum yang dihadirkan tersebut, mendampingkan realitas
sehari-hari dengan realitas rekaan, untuk semakin membangun oposisional antara
yang real dengan rekaan. Jadi realitas virtual yang dimunculkan sama sekali bukan
tiruan dari realitas sehari-hari, melainkan dikonstruksi secara sadar oleh seniman
dengan menggunakan perangkat teknik artistik (virtual reality) digital.
B. Saran-saran dan Ucapan Terimakasih
Mengingat jumlah komunitas yang difasilitasi dalam peragaan atau pergelaran seni
virtual oleh Pemerintah Provinsi Bali begitu banyak, yakni 202 komunitas, dengan
14
menyodorkan 2 format luaran, yakni video durasi 5-7 menit dan durasi 30-45 menit,
maka sangat memungkinkan dilakukan kajian berikutnya, baik terkait identifikasi
tema, maupun kemungkinan-kemungkinan pewacanaan estetika dari perspektif yang
lain. Termasuk pula kajian dalam pendekatan sosiologi seni, dan lain-lain. Oleh
karena itu disarankan kepada teman-teman akademisi bidang seni untuk melakukan
kajian lanjutan, sehingga kehadiran karya seni virtual seniman Bali di masa pandemi
juga menghidupkan atmosfir kajian seni.
Akhirnya, melalui mimbar Orasi Ilmiah dalam rangka Dies Natalis ISI
Denpasar ke-17, dan Pengukuhan Profesor di lingkungan ISI Denpasar ini, saya
menghaturkan syukur kehadapan Hyang Widhi Wasa, Bhatara-Bhatari, Lelangit, dan
Leluhur atas limpahan rahmat yang telah disematkan kepada prati sentana-Nya ini.
Pada momen yang membuat hati dan nurani haru ini pula, ijinkan saya
menghaturkan terimakasih kepada Bapak Gubernur Bali beserta Ibu Putri Koster,
Bapak Wakil Gubernur Bali, Bapak Sekretaris Daerah dan jajaran Pimpinan, juga
Kepala Organisasi Perangkat Daerah di lingkungan Provinsi Bali, atas segala
dukungan dan spirit positif dalam bersama-sama mengemban amanah pengabdian
kepada rakyat. Saya juga haturkan terimakasih kepada Bapak Rektor ISI Denpasar
beserta Ibu, dan juga seluruh mantan Ketua dan Rektor ISI Denpasar, atas segala
bimbingan dan timbang pengalaman dalam menjalankan pengabdian keilmuan seni.
Terimakasih yang sedalam-dalamnya juga saya ucapkan kepada seluruh Dewan
Penyantun, dan sivitas akademika ISI Denpasar, yang sejak mula saya menjadi
mahasiswa baru S1 pada 1997, sampai kini, telah diberikan pergaulan yang tulus
dan bersahaja sekaligus mendewasakan.
Tentu tidak lupa pula saya mengucapkan terimakasih dari kedalaman hati
kepada seluruh Sahabat, dari seniman, budayawan, pendidik (baik guru maupun
dosen), aktivis (beberapa nama kini telah mengemban amanah sebagai Pejabat
Negara), teman-teman pers, kolektor seni, dan juga pekerja seni di mana pun
berada. Oleh persahabatan dalam perjuangan, dedikasi, dan rasa bangga yang satu,
yakni menjunjung perikemanusiaan yang adil dan beradab, maka pencapaian
sebagai Profesor bidang Seni dan Budaya sepenuhnya saya abdikan untuk
perjuangan kemanusiaan dan keberagaman dunia.
Kepada orang tua kami yang telah meneladani segala kemuliaan hidup, adik-
adik, dan juga istri tercinta Ayu Ketut Putri Rahayuning, dan anak-anak terkasih
Gede Wilwa Wicitra Nusantara dan Kade Prabha Wicitra Tranggana, saya haturkan
terimakasih atas segala doa, dukungan, dan juga pengorbanan yang tulus, sehingga
anakmu, saudaramu, suamimu, dan juga ayahmu, dapat mengemban amanah
sebagai Guru Besar dengan baik dan lurus.
15
Demikian penyampaian Orasi Ilmiah ini, mohon maaf kalau ada hal-hal yang
kurang berkenan. Sekian dan terimakasih.
Om Shanti, Shanti, Shanti, Om.
Wassalammualaikum Warahmatulahi Wabarrakatuh,
Rahayu.
Daftar Pustaka Adhikara, S.P., 1984, Nawaruci, Institut Teknologi Bandung, Bandung.
Asanowicz, Aleksander., 2014, “The Phenomenology and Philosophy of Simulacra Influence On The VR”, dalam Architecturae et Artibus, 1/2014, Bialystok University of Technology, Bialystok.
Baudrillard, Jean., 1994, Simulacra and Simulation, penerj. Sheila Faria Glaser, The University of Michigan, Ann Arbor.
Bertens, K. 2014, Filsafat Barat Kontemporer Jilid II: Prancis, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Deleuze, Gilles. 2013, Cinema I: The Movement-Image, penerj. Hugh Tomlinson dan Barbara Habberjam, University of Minnesota Press, Minneapolis.
_______. 2013a, Cinema II: The Time-Image, penerj. Hugh Tomlinson dan Robert Galeta, University of Minnesota Press, Minneapolis.
Martin, Sylvia., 2006, Video Art, Taschen GmbH, Koln.
Roy, Arundhati., 2020, “Pandemi adalah Sebuah Pintu Gerbang”, penerj. Taufiqurrahman, dalam Waba, Sains, dan Politik, Maqin, Khoiril, et.al., (editor), Antinomi, Yogyakarta.
Rush, Michael., 2007, Video Art, Thames & Hudson, London.
Tomlinson, Hugh., dan Robert Galeta, 2013 “Pengantar Penerjemahan (Sinema 2: Gilles Deleuze)”, dalam Sinema 2, University of Minnesota Press, Minneapolis.
Tunggal, Nawa., 2010, “Bali Bersemi di Musim Pandemi”, dalam Jendela (harian Kompas), edisi Minggu, 12 Juli 2020, Kompas, Jakarta.
1
Riwayat Hidup
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Prof. Dr. I Wayan Adnyana, S.Sn., M.Sn.
2 Nama Panggilan Kun
3 Jenis Kelamin Laki-laki
4 Pangkat/Golongan Pembina Tk I/IVb
5 Jabatan Fungsional Guru Besar bidang Sejarah Seni Rupa sejak 1 Agustus 2019
(Keputusan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi,
RI, Nomor: 30604/M/KP/2019)
6 NIP/NIK/Identitas lainnya 197604042003121002
7 NIDN 0004047603
8 Tempat dan Tanggal Lahir Bangli, 4 April 1976
9 E-mail [email protected]
10 Alamat Kantor Jln Nusa Indah Denpasar, Bali, 80235
11 Jabatan Tambahan/Struktural 1. Koordinator Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar
(Februari 2016-Oktober 2017).
2. Ketua Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyakarat dan
Pengembangan Pendidikan (LP2MPP) ISI Denpasar
(Oktober 2017-9 April 2019).
3. Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali/Eselon IIa (10
April 2019-sekarang).
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Tinggi STSI Denpasar ISI Yogyakarta ISI Yogyakarta
Bidang Ilmu Penciptaan Seni Rupa
Murni/ Seni Lukis
Pengkajian Seni
Rupa /Seni Lukis
Pengkajian Seni Rupa
/Seni Lukis
Tahun Masuk-Lulus 1997-2002 2006-2008 2011-2015
Judul Skripsi/Tesis/Disertasi Kamasukha Sebagai
Konsep Berkarya Seni
Lukis
Ketelanjangan
dalam Seni Lukis
Indonesia
(Perspektif Kritik
Seni Rupa) (Tesis)
Pita Maha: Gerakan
Sosial Seni Lukis Bali
1930-an (Disertasi)
Nama Pembimbing/Promotor Drs. I Ketut Murdana,
M.Sn., Drs I Wayan
Suardana M.Sn,.
Dr. Drs. Suwarno
Wisetrotomo,
M.Hum.
Prof. Drs. Soeprapto
Soedjono, MFA.,
PhD; Dr. St. Sunardi
C. Pengalaman Penelitian
No Tahun Judul Penelitian Pendanaan
1 2019 Ikonografi Kepahlawanan Relief Yeh
Pulu: Landasan Penciptaan Seni Lukis
Kontemporer (Skema Penelitian Terapan,
Tahun ke-3)
Kompetisi Nasional skema
Penelitian Terapan, Kementerian
Riset, Teknologi dan Pendidikan
Tinggi Republik Indonesia
2 2018 Ikonografi Kepahlawanan Relief Yeh
Pulu: Landasan Penciptaan Seni Lukis
Kompetisi Nasional skema
Penelitian Terapan, Kementerian
2
Kontemporer (Skema Penelitian Terapan,
Tahun ke-2)
Riset, Teknologi dan Pendidikan
Tinggi Republik Indonesia
3 2018 Tim Penyusun Pokok-Pokok Pikiran
Kebudayaan Provinsi Bali (anggota)
Dinas Kebudayaan Provinsi Bali
4 2017 Ikonografi Kepahlawanan Relief Yeh
Pulu: Landasan Penciptaan Seni Lukis
Kontemporer (Skema P3S/Terapan,
Tahun ke-1)
Kompetisi Nasional skema
Penelitian, Penciptaan dan
Pengabdian Seni (P3S)
Kementerian Riset, Teknologi dan
Pendidikan Tinggi Republik
Indonesia
5 2017 Kajian Akademik: Seni Lukis Bali Gaya
Batuan (Dokumen Usulan Warisan
Budaya Nasional Tidak Benda); Ketua
Peneliti
Dinas Kebudayaan Provinsi Bali
6 2017 Kajian Akademik: Seni Lukis Klasik Bali
(Dokumen Usulan Warisan Budaya
Nasional Tidak Benda); Anggota Peneliti
Dinas Kebudayaan Provinsi Bali
7 2014 Modal Sosial Institusional Pita Maha
(Praktik Sosial Pelukis Bali 1930-an)
Hibah Disertasi Doktor, Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi,
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
8 2008 Seniman Barat di Bali dan Pengaruhnya
terhadap Seniman Setempat
DIPA ISI Denpasar
9 2007 Ketelanjangan dalam Seni Lukis Putu
Sutawijaya dan IGAK Murniasih (Studi
Perbandingan)
Biro Kerjasama Luar Negeri
Kementerian Pendidikan Nasional
10 2006 Traumatik-Satir Seni Lukis Wayan Sadha Penelitian Dosen Muda ISI
Denpasar
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat
No Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Penyelenggara
1 2020 Anggota Mitra Bestari CHATARSIS:
Journal of Arts Education
Pendidikan Seni, Pasca Sarjana,
Universitas Negeri Semarang
2 2020 Tim Juri Lomba Video Edukasi Tertib
Lalulintas, HUT Bayangkara ke-74
Polda Bali
3 2019 Pengembangan Diri Anak Autistik Melalui
Pembelajaran Seni Lukis Media Baju Kaos
di Rumah Belajar Autis Sarwahita,
Peguyangan, Denpasar (Skema PKM)
Kementerian Riset, Teknologi,
dan Pendidikan Tinggi RI
4 Oktober
2018-9 April
2019
Anggota Kelompok Ahli Pembangunan
bidang Adat, Tradisi, Agama, Seni dan
Budaya, Provinsi Bali
Bapedalitbang Provinsi Bali
5 2018 Anggota Tim Perumus Standar Kompetensi
Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Bidang
Seni Rupa
Direktorat Kesenian, Direktorat
Jenderal Kebudayaan,
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia
3
6 2018-
sekarang
Penyunting pada Jurnal Seni Budaya Mudra
(Akreditasi Sinta 2)
Pusat Penerbitan, LP2MPP ISI
Denpasar
7 2018 Bersama 40 peserta Kongres Kebudayaan
Nasional ke-100 diterima Presiden
Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo di
Istana Negara, Jakarta
Direktorat Jenderal Kebudayaan,
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia
8 2017 Anggota Tim Peneliti Pengabdian
Masyarakat program Rekonstruksi Wayang
Kopang, Kerambitan, Tabanan
LP2MPP ISI Denpasar
9 2016 Anggota Panitia Pengabdian Masyarakat
program Rekonstruksi Seni Lukis Prasi,
Tenganan, Karangasem
LP2MPP ISI Denpasar
10 2016 Tim Perumus Rekomendasi Forum
Masyarakat Kesenian Indonesia di Jakarta,
17-19 Mei 2017
Direktorat Kesenian, Direktorat
Jenderal Kebudayaan,
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan RI
11 2013 Ikut serta mendirikan dan menjadi Dewan
Ketua Bali Art Society
Bali Art Society
12 2009 Free Art Program kerjasama dgn Gaya Art
Fusion
Gaya Art Fusion, Ubud
13 2008-
sekarang
Beberapa kali diundang sebagai
narasumber acara talkshow Dewata TV
(Kompas TV), TVRI Bali, Bali TV, dan
RRI Denpasar
Dewata TV (Kompas TV), TVRI
Bali, Bali TV, dan RRI Denpasar
E. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal
No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor
/Tahun
1 Estetika Ketelanjangan dalam Lukisan
Murniasih dan Sutawijaya
Rupa, ISI Denpasar
Surya Seni,
Pascasarjana ISI
Yogyakarta
Vol. 7/ No.1/2008
2 Ketelanjangan dalam Seni Lukis Indonesia:
Perspektif Kritik Seni Rupa
Surya Seni,
Pascasarjana ISI
Yogyakarta
Vol 5/No.1/2009
3 Modal Sosial Seni dan Dialektika Kontrol Tonil, ISI Yogyakarta Vol. 2/No.24/2011
4 Teori Bourdieu-Althusser dalam Gerakan Sosial
Seni Lukis Bali 1930-an
Jurnal Seni Budaya
Mudra, Institut Seni
Indonesia Denpasar
Vol. 29/No.2/2014
5 Arena Seni Pita Maha: Ruang Sosial dan Estetika
Seni Lukis Bali 1930-an
Jurnal Seni
Panggung, Institut
Seni dan Budaya
Indonesia, Bandung
Vol. 25/No. 2/2015
6 Pita Maha Social-Institutional Capital (A Social
Practice on Balinese Painters in 1930s)
IJCAS, (International
Journal For Creative
and Arts Studies),
Pascasarjana ISI
Yogyakarta
Vol. 2, No.2,
Desember, 2015
4
7 Exploring Yeh Pulu Relief: An Iconography
Approach
Jurnal Seni Budaya
Mudra, Institut Seni
Indonesia Denpasar
Vol. 32, No 3,
September 2017
(penulis kedua:
Nengah Sudika
Negara, penulis
ketiga: Ni Luh Desi
In Diana Sari,
penulis ketiga: AA
Bagus Udayana)
8 Membaca Indikasi Idiosinkratik Perupa Bali era
’30-an
Jurnal Seni Rupa
Galeri, Galeri
Nasional Indonesia,
Jakarta
Volume 3, Jilid 2,
Oktober 2017,
ISSN: 2356-1963
9 Comparative Studies of Baroque and
Renaissance Aesthetic: Last Supper’s da Vinci
and Caravagio
Jurnal Seni
Panggung, Institut
Seni dan Budaya
Indonesia, Bandung
Vol. 27, No. 4
Desember 2017
e-ISSN: 25023640
10 Tiger-Hunting Scene on Yeh Pulu Relief in Bali.
Romanticism of People’s Heroism in the Study
of Iconology
Cultura. International
Journal of Philosophy
of Culture and
Axiology
Vol.
15(1)/2018:147-160
ISSN 2065-5002
11 Multinarasi Relief Yeh Pulu, Basis Penciptaan
Seni Lukis Kontemporer
Jurnal Seni Budaya
Mudra, Institut Seni
Indonesia Denpasar
Vol. 33, No 2, Mei
2018, (sebagai
penulis kedua; AA
Gde Rai Remawa,
penulis ketiga: Ni
Luh Desi In Diana
Sari)
12 Tiga Tipe Praktik Sosial dan Gaya Visual Pelukis
Barat di Bali
Jurnal Kajian Bali,
Universitas Udayana,
Denpasar
Vol. 09, Nomor 01,
April 2019: 55-70,
e-ISSN 2580-0698
13 Metafora Baru dalam Seni Lukis Kontemporer
Berbasis Ikonografi Relief Yeh Pulu
Jurnal Seni Budaya
Mudra, Institut Seni
Indonesia Denpasar
Vol. 34, No 2, Mei
2019, (sebagai
penulis kedua; AA
Gde Rai Remawa,
penulis ketiga: Ni
Luh Desi In Diana
Sari)
14 The Scene of a Woman Grabbing a Horse’s Tail
in Yeh Pulu Relief, and Its Connection to Panji
Narrative: The Basis of Contemporary Painting
Creation
Cultura. International
Journal of Philosophy
of Culture and
Axiology
Vol. 17
(1)/2020:159-172,
ISSN 2065-5002
F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No Nama Pertemuan
Ilmiah/Seminar
Judul Artikel Ilmiah Waktu dan
Tempat/Penyelenggara
5
1 Webinar Bulan Bung Karno
Provinsi Bali 2020:
Aktualisasi Trisakti Bung
Karno dalam Menyongsong
Bali Era Baru
Berkepribadian dalam
Kebudayaan melalui Pemajuan
Seni dan Budaya Bali
Gedung Gajah,
Jayasabha, Denpasar,
Sabtu 6 Juni 2020,
Pemerintah Provinsi Bali
2 Webinar Nasional,
Internalisasi Pendidikan
Karakter di Tengah COVID-
19
Pentas Seni Virtual (Internalisasi
Pendidikan Karakter pada
Pandemi COVID-19)
Program Studi
Pendidikan Bahasa
Indonesia dan Daerah,
Universitas Dwijendra,
Bali, Senin, 15 Juni 2020
3 Webinar How Local Culinary
& Farmer Community Face
The Pandemic
Kuliner Bali: Langkah Penguatan
dan Pemajuan
Inkubator Bisnis,
Universitas Hindu
Indonesia, Denpasar,
Selasa, 16 Juni 2020
4 Webinar Seni Rupa Bali:
Antara Tradisi dan
Kontemporer
Peran Pemerintah Provinsi Bali
dalam Penguatan dan Pemajuan
Seni Rupa Bali
Sarasvati Art
Communication and
Publication, Jakarta,
Senin, 29 Juni 2020
5 Narasumber dalam Rapat
Teknis Pelestarian Nilai
Budaya
Penguatan dan Pemajuan Tradisi,
Seni-Budaya, serta Kearifan
Lokal
Hotel Aston, Kuta, 5-7
Pebruari 2020, Balai
Pelestarian Nilai Budaya
Bali mewilayahi Bali,
Nusa Tenggara Barat,
dan Nusa Tenggara
Timur
6 Kongres Nasional Asosiasi
Profesi Pendidik Seni
Indonesia (APSI) ke IV
Jalan Gontai Menuju Profesor
Seni
Hotel Universitas Negeri
Yogyakarta, 13-14
Desember 2019, APSI
7 Pesamuhan Agung Desa Adat
dan Desa Sejebag Jagat Bali
Penguatan dan Pemajuan Tradisi,
Seni-Budaya, Kearifan Lokal di
Desa Adat
Wantilan Pura Samuhan
Tiga, 25 November
2019, Pemerintah
Provinsi Bali
8 Konferensi Nasional Sastra,
Bahasa, dan Budaya
SABADA
Tiga Pendekatan Estetika dan
Moral Etik: Proyeksi Interpretasi
Ikonografis Relief Yeh Pulu
Hotel Grand Bali Beach,
16-18 Oktober 2019,
Program Magister S2
Institut Hindu Dharma
Negeri (IHDN) Denpasar
9 Orasi Ilmiah dalam Rangka
Wisuda Sarjana S1 dan S2 ISI
Denpasar
Tiga Pendekatan Estetika Seni
Lukis Kontemporer: Proyeksi
Interpretasi Ikonografis Relief
Yeh Pulu
2 Oktober 2019, Gedung
Citta Kalangen, ISI
Denpasar
10 Seminar Internasional
Indonesia Studies
Three Major Approaches:
Reframing, Recasting, and
Globalizing of Yeh Pulu Reliefs
26 Juli 2019, University
of Sydney, Australia
11 Dialog Seni tentang Maestro
Lempad
Lempad, Yeh Pulu, dan Pita
Maha
26 Juni 2020, Galeri
Salihara, Jakarta
12 Workshop Seni Media Seni Rupa Video (Video Art):
Sejarah Barat dan Bali Hari Ini
21-24 Maret 2019,
Bentara Budaya Bali,
Direktorat Kesenian,
6
Direktorat Jenderal
Kebudayaan,
Kemendikbud RI
13 Pembicara Program MACAN
A to Z, Museum MACAN,
Jakarta
Seni Lukis Klasik Bali: Wayang
Kamasan
6 Februari 2019,
Museum MACAN
14 Timbang-Pandang/Diskusi
Seni Tingkat Nasional
“Semesta Kita”
Art Brut, Akar Spontanitas, dan
Jiwa Merdeka
19 Januari 2019, Bentara
Budaya Bali dan
Direktorat Kesenian,
Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan RI
15 Konferensi Internasional ke-3,
Creative Media, Design &
Technology (REKA
Seven Methods In Creating
Contemporary Painting:
Exploring Yeh Pulu Reliefs
25 September 2018,
Universitas Negeri
Sebelas Maret (UNS)
Surakarta, prosiding
:penerbit Atlantic Press,
Paris, 2018, ISBN: 978-
94-6252-612-9.
16 Seminar nasional Agama,
Adat, Seni dan Sejarah di
Zaman Milenial,
Aplikasi Teori Ikonologi dalam
Kajian Relief Yeh Pulu
5 Juli 2018, Universitas
Hindu Denpasar,
Prosiding ISBN: 978-
602-5225-1-2
17 Seminar Nasional
Konvergensi Keilmuan Seni
dan Desain pada Era 4.0,
Penciptaan Seni (Lukis)
Kontemporer Berbasis Riset
(Relief Yeh Pulu dalam Tujuh
Pendekatan Artistik)
25 Oktober 2018,
Fakultas Bahasa dan
Seni, Universitas Negeri
Surabaya, Prosiding
ISSN 2541-6626
18 Symposium Post-Orientalism
and Cultural Appropriation
Tiga Tipe Praktik Sosial dan
Gaya Visual: Pelukis (Perupa)
Barat di Bali
24 Januari 2018, Galeri
Nasional Jakarta,
Lembaga Indonesia-
Perancis di Jakarta
19 Sarasehan Pesta Kesenian Bali
Endih-endih Api
Strategi Disrupsi Pemajuan
Kebudayaan di Tahun Politik
10 Juli 2018, Gedung
Ksirarnawa, Taman
Budaya Bali
20 Talkshow “Seni Rupa dan
Kewirausahaan”
Tata Kelola Seni dalam Pita Maha
1930-an
2 Juni 2018, Museum
Puri Lukisan, Ubud
21 The 2nd Annual of
International Interdiciplinary
Conference of Arts Creative
and Studies (IICACS)
Creative Contemporary Painting:
Based on Iconography of Yeh
Pulu Relief
14-15 Oktober 2017,
Institut Seni Indonesia
(ISI) Surakarta,
22 Sarasehan Srawung Seni
Sastra Hindu “Sumbangan
Sastra Hindu terhadap Sastra
Indonesia”
Sastra Rupa Made Wianta 28 Oktober 2016, Pasca
Sarjana Universitas
Hindu Indonesia,
Denpasar
23 Seminar Nasional “Seni Rupa
Basis Keunggulan Nusantara”
Supremasi Simbolis Ketuhanan
(Konsep dan Filsafat Lingo-Yoni
dalam Karya Seni Rupa)
28 Oktober 2016,
Gedung Citta Kalangen,
FSRD ISI Denpasar
7
24 Fokus Group Discussion
“Pemetaan Regulasi Ekonomi
Kreatif”
Pemetaan Regulasi Ekonomi
Kreatif
30 September 2016, Kuta
Bali, Universitas Gadjah
Mada
25 Seminar “Kreativitas Berbasis
Seni Budaya dalam
Menghadapi MEA”
Pasar Seni Rupa Asia 23 September 2016,
Gedung Citta Kalangen,
UKM bidang Penalaran,
Penelitian, dan Keilmuan
ISI Denpasar
26 Sarasehan Seni “Tiga Pilar:
Pelukis, Museum, dan
Komunitas Penyangga
Pendidikan Seni di
Masyarakat: Refleksi
Kesejarahan Arie Smit”
Menemu Matahari: Jalan Pulang
Pelukis Arie Smit
27 Agustus 2016,
Museum Neka, Ubud,
Prodi Seni Murni ISI
Denpasar
27 The 2nd International
Conference for Asia Pasific
Arts Studies (ICAPAS)
Pita Maha Social-Institutional
Capital (A Social Practice on
Balinese Painters in 1930s)
Konser Hall
Pascasarjana ISI
Yogyakarta, 31 Oktober
2014, Pascasarjana ISI
Yogyakarta
28 Sarasehan Seni Budaya:
Taman Budaya di Mata
Seniman
Rancang Arena + Modal Simbolik
Seni Rupa
18 September 2014,
Taman Budaya Provinsi
Bali
29 Pemutaran Film Bali Tempo
Doeloe dan Diskusi Seni
Rudolf Bonnet dan Arie Smit:
Cerita Dunia Seni Rupa Bali
25 April 2014, Bentara
Budaya Bali
30 Presentation and Artist Talk From Venus to Bodies Theater
Series
Desember 2013, Modern
Painters Society, Gwen
Frostic School of Art,
Western Michigan
University, US
31 International Conference 50 th
Udayana University, “Bali in
Global Asia”
Nilai Ketradisian dalam Seni
Lukis Kontemporer Bali
Juli 012, Universitas
Udayana, Denpasar
32 Diskusi Seni Rupa Tingkat
Nasional “QuaVadis Seni
Rupa Bali”
Arena dan Gerakan Sosial Baru
Seni Rupa di Bali
Oktober 2012, Bentara
Budaya Bali
33 Seminar Akademik
“Reinterpretasi Lokal Genius
dalam Perkembangan Seni
Rupa dan Desain Mutakhir,
FSRD ISI Denpasar
Wacana Ketradisian dalam Medan
Seni Rupa Kontemporer
Juli 2011, ISI Denpasar
G. Penulisan Buku
No Judul Buku Tahun Jumlah Halaman Penerbit
1 Sudra Sutra (An Iconographical
Interpretation of Yeh Pulu Reliefs)
2019 64 halaman berwarna,
ditulis bersama: Erick
Thohir, Jean Couteau,
dan Made Surada
Penerbit
Prasasti,
Denpasar,
ISBN: 978-623-
90407-6-5
8
2 Santarupa: A Revival of Narrative in
Contemporary Art
2019 40 halaman berwarna,
ditulis bersama: Thienny
Lee, Adrian Vikcers, dan
Bruce Carpenter
Penerbit
Prasasti,
Denpasar,
ISBN:
9786239040734
3 Pita Maha, Gerakan Sosial Seni Lukis
Bali 1930-1n
2018 238 halaman berwarna
(keseluruhan isi
merupakan karya
Disertasi penulis)
Kepustakaan
Populer
Gramedia,
Jakarta, ISBN:
978-602-424-
270-1
4 Inside The Hero: Creative
Contemporary Painting Based on an
Iconography of Yeh Pulu Reliefs
2018 64 halaman berwarna,
ditulis bersama: Ming
Hsia Lin, Bambang
Wibawarta, I Gede Arya
Sugiartha, dan Adrian
Vickers
Penerbit Arti,
Denpasar,
ISBN:
9786026896209
5 Titi Wangsa: Creative Contemporary
Painting Based on an Iconography of
Yeh Pulu Reliefs
2018 88 halaman berwarna,
ditulis bersama: Dr. Jend.
Purn. Moeldoko, Mary-
Louise Totton, I Gede
Arya Sugiartha, I Gusti
Ngurah Seramasara,
Bedjo Riyanto, M.
Fadjroel Rachman,
Tossin Himawan, dan
Warih Wisatsana
Penerbit Arti,
Denpasar,
ISBN:
9786026896216
6 Multinarasi Relief Yeh Pulu (Tujuh
Pendekatan Artistik Seni Lukis
Kontemporer
2018 152 halaman berwarna Penerbit Arti,
Denpasar,
ISBN:
9786026896223
7 Ikonografi Kepahlawanan Relief Yeh
Pulu: Penelitian, Penciptaan dan
Penyajian Seni Lukis Kontemporer
2017 148 halaman berwarna Penerbit Arti,
Denpasar, ISBN
:
9786026896155
8 Candra Sangkala: Reinterpretation of
Ancient Reliefs Visual Codes in
Contemporary Painting
2017 64 halaman berwarna,
ditulis bersama: Pande
Wayan Suteja Neka,
Warih Wisatsana,
Sukardi Rinakit, I Gede
Arya Sugiartha,
Ildegarda E. Scheidegger
Penerbit Arti,
Denpasar,
ISBN:
9786026896148,
9 Barong Landung: Anak Agung Gde
Sobrat
2017 52 halaman, 21X29,7
Cm, berwarna
Penerbit
Direktorat
Jenderal
Kebudayaan,
Kementerian
Pendidikan dan
Kebudayaan RI,
9
ISBN:
9786025635007
10 Seni=Sains 2017 269 halaman (menjadi
salah satu penulis
bersama 14
penulis/alumni Pasca
Sarjana ISI Yogyakarta
Penerbit
Karpindo,
Surakarta,
ISBN:
9786025090813
11 Pita Prada: The Golden Creativity 2009 274 halaman berwarna,
ditulis bersama Jean
Couteau, dan Agus
Dermawan T
Penerbit Bali
Bangkit, Jakarta,
tanpa ISBN
12 Gigih Wiyono: Diva SriMigrasi 2008 120 halaman berwarna,
ditulis bersama Dr M
Dwi Marianto
Penerbit Galeri
678, Jakarta,
tanpa ISBN
13 Nalar Rupa Perupa 2007 96 halaman Penerbit Buku
Arti, Denpasar
H. Sebagai Kurator Pameran Seni Rupa (terseleksi)
No Judul/Tema Tahun Tempat Penyelenggara
1 Pameran dan Pagelaran “Empowering Taksu”
dalam rangka Festival of Indonesianity in The Arts
(FIA)
2018 Bentara
Budaya Bali
LP2MPP ISI
Denpasar
2 Pameran Seni Lukis “Endih Baturan” Sanggar
Baturulangun, Batuan pada Pesta Kesenian Bali, ke-
40
2018 Gedung
Kriya,
Taman
Budaya Bali
Dinas
Kebudayaan
Provinsi Bali
3 Pameran Tunggal Made Djirna: The Logic of Ritual 2013 Sangkring
Art Space,
Yogyakarta
Gajah Gallery,
Singapura
4 Sudamala: An Artistic Journey (Pameran bersama
18 perupa Bali)
2012 Sudakara Art
Space, Sanur
Sudakara Art
Space, Sanur
5 The Birth of Colors (Pameran bersama khusus karya
bermedium cat air)
2012 Shyang Art
Space,
Magelang
Shyang Art
Space,
Magelang
6 Bali Making Choice (Pameran Bersama 30 Perupa
Bali)
2011 Galeri
Nasional
Jakarta
Mondecor
Gallery, Jakarta
7 Sawen Awak : Cross Culture of Balinese and
Foreign Contemporary Artists
2011 Jakarta Art
Distrik
TonyRaka Art
Gallery, Ubud
8 Songs of The Rainbow (Pameran Tunggal Pelukis
Made Sumadiyasa)
2008 Ganesha
Gallery, Four
Seasons
Resort,
Jimbaran,
Bali
Ganesha
Gallery, Four
Seasons Resort,
Jimbaran, Bali
9 Souls of Expression (Pameran bersama 8 perupa
Indonesia)
2007 TonyRaka
Art Gallery,
Ubud
TonyRaka Art
Gallery, Ubud
10
I. Pengalaman Lawatan Seni dan Riset ke Luar Negeri
No Jenis Tahun Tempat Pendanaan/Sponsor/
Penyelenggara
1 Lawatan Pameran Tunggal
‘Santarupa’ dan Seminar
Internasional
2019 Thienny Lee Art Gallery, dan
University of Sydney,
Australia
Kementerian Riset,
Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi
2 Lawatan pameran tunggal
“Inside the Hero”
2018 Mizuiro Workshop
Contemporary, Tainan,
Taiwan
Kementerian Riset,
Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi
3 Peserta South East Asia
Forum-Art Stage Singapore,
“Net Present Value: Art,
Capital, Futures”
2017 Marina Bay, Singapura Independen dan Art
Stage Singapura
4 Lawatan Pameran Taiwan-
Indonesia Art Exchange
2016 Mizuiro Art House dan
Licence Art Gallery, Tainan,
Taiwan
TonyRakaArt Gallery
5 Riset Arsip Pita Maha 2015 Neuwenkamp Foundation,
Leiden dan Stichting
Nationaal Museum Van
Wereldculturen/Tropen
Museum, Amsterdam
(supervisor: Dr Hedi Hinzler
dan Drs Pim Westerkamp)
Independen
6 Lawatan Seni untuk Even
Singapura Biennale
2013 Singapore Art Museum Independen
7 Sandwich-Like: Visiting
Scholar/Artist
2013 Gwen Frostic School of Art,
Western Michigan
University, Amerika Serikat
Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi,
Jakarta
J. Penulisan Artikel di Media Cetak (terseleksi)
No Judul Penerbit Edisi
1 Obituari Maestro Nyoman Gunarsa: Jalan Seni,
Nubuat Tujuh Presiden
Harian Kompas 23 September 2017
2 Catatan Budaya: Penanda Kebangsaan Versus Politik
Identitas
Harian Kompas 3 Juni 2017
3 Peristiwa Tatapan, Mula Imajinasi T Hartono Harian Kompas 16 Oktober 2016
4 Obituari A.A. Gede Raka Pudja, Penjaga Ideologi
Pita Maha
Majalah
Bulanan
Sarasvati
Mei 2016
5 Obituari Jalan Pulang Pelukis Arie Smit Majalah
Bulanan
Sarasvati
April 2016
6 Catatan Budaya: Revolusi Seni Lukis Bali Baru
1930-an
Kompas 14 Februari 2016
7 Idiom Perlawanan dan Refleksi Seni Agraris Majalah
Bulanan
Sarasvati
Agustus 2015
11
8 Tubuh Erotis Lempad Majalah
Mingguan
Tempo
10 Agustus 2014
9 Interupsi Stephan Spicher Harian Kompas Minggu 24 Maret
2013
10 Republik Seni Lukis Batuan Harian Kompas Minggu, 23
Desember 2012
11 Seni(man) dalam ‘Liga Seni’ (Polemik Soal Etik dan
Profesi)
Harian Kompas Minggu, 2 Oktober
2011
12 Gesticulation: Ihwal Merangkai (Resensi Pameran
Putu Sutawijaya di Bentara Budaya Bali)
Harian Kompas Minggu, 9 Januari
2011
13 Obituari; Sukari, Seni Sehari-hari Harian Kompas Minggu, 23 Mei
2010
14 111 Tahun Walter Spies: Pengelana Memaknai
Kesejatian
Harian Suara
Merdeka
Minggu, 28 Januari
2007
K. Penghargaan (dari pemerintah, asosiasi atau institusi swasta)
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi
Penghargaan
Tahun
1 Satyalancana Karya Satya 10 Tahun Presiden Republik
Indonesia Ir. H. Joko
Widodo
2018
2 Penghargaan Dosen Berprestasi I (Pertama) Institut Seni Indonesia
(ISI) Denpasar
2016
3 Nominee UOB Painting of The Year Competition UOB Bank, Jakarta 2016
4 Finalis UOB Painting of The Year Competition UOB Bank, Jakarta 2014
5 Visiting Scholar’s Award, Gwen Frostic School of
Art, Western Michigan
University, US
2013
6 Finalis UOB Painting of The Year Competition UOB Bank, Jakarta 2012
7 Finalis UOB Painting of The Year Competition UOB Bank, Jakarta 2011
8 Nominee Jakarta Art Awards Pemrov DKI Jakarta 2011
9 Lulusan Terbaik Predikat CumLaude Pascasarjana ISI
Yogyakarta
2008
10 Widya Pataka Bidang Penulisan Kritik Seni Rupa Gubernur Bali 2007
L. Pengalaman Pelatihan
No Nama Pelatihan Institusi
Penyelenggara
Tahun
1 Pelatihan Pra-Jabatan Gol III di Denpasar Badan Diklat Provinsi
Bali
28 September-11
Oktober 2004
2 Pelatihan Applied Approach/Ancangan
Aplikasi di Denpasar
Lembaga Penjaminan
Mutu ISI Denpasar
10-14 Agustus
2010
3 Lokakarya Pengelolaan Konferensi
Internasional, di Badung, Bali
Institut Hindu Dharma
Negeri Denpasar
6-8 Oktober 2017
4 Pelatihan Reviewer Nasional bidang Penelitian,
di Badung, Bali
Pusat Diklat,
Kementerian Riset,
27 Februari-2
Maret 2018
12
Teknologi dan
Pendidikan Tinggi
5 Workshop Penyusunan Pokok Pikiran
Pemajuan Kebudayaan, Menuju 100 Tahun
Kongres Kebudayaan di Jakarta
Sekretariat Direktorat
Jenderal Kebudayaan,
Kementerian
Pendidikan dan
Kebudayaan RI
22-25 Februari
2018
6 Lokakarya Kepemimpinan Perguruan Tinggi
Era 4.0 di Jakarta
SS Knowledge, Jakarta 28-29 November
2018
M. Pengalaman Organisasi
No Nama Organisasi Jabatan Tahun
1 Asesor Akreditasi Jurnal Nasional (ARJUNA)
bidang kepakaran seni lukis
Anggota 2018-2020
2 Forum Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat (LPPM) Perguruan Tinggi Seni
Indonesia
Ketua 2017-2019
3 Asosiasi Dewan Editor Indonesia (ADEI) Anggota 2017-
sekarang
4 Bali Art Society (BAS) Dewan Ketua 2013-2014
N. Pengalaman Kepanitiaan
No Nama Kegiatan Jabatan Tahun
1 Pameran Seni Rupa Dosen Prodi Seni Murni ISI
Denpasar di Museum Neka, Ubud
Wakil Ketua 2016
2 Pameran Seni Rupa Dosen dan Alumni Prodi Seni
Murni ISI Denpasar di Museum Puri Lukisan, Ubud
Wakil Ketua 2017
3 Seminar Nasional “Seni Rupa dan Desain: Penanda
Sejarah Kebangsaan” Fakultas Seni Rupa dan
Desain ISI Denpasar, di Gedung Citta Kalangen ISI
Denpasar
Ketua 2017
4 Panitia Penyusunan Borang Akreditasi Prodi Seni
Murni, FSRD ISI Denpasar
Anggota 2017
5 Panitia Penyusunan Borang Akreditasi Perguruan
Tinggi ISI Denpasar
Anggota 2017
6 Tim Pelaksana Persiapan Kuliah Umum Presiden
Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo di ISI
Denpasar
Pelaksana 2018
7 Seminar Internasional “Seni, Identitas dan
Masyakarat” Festival Kesenian Indonesia, di
Surabaya
Wakil Ketua 2018
8 Pengisian Kinerja Inovasi Perguruan Tinggi ISI
Denpasar
Ketua 2019
9 Penyusunan Rentra ISI Denpasar 2020-2025 Anggota 2019
10 Panitia Pelaksana Pesta Kesenian Bali XLI Ketua 2019
11 Panitia Pelaksana Festival Seni Bali Jani I Ketua 2019
13
O. Sertifikat Keahlian
No Nama Keahlian Sertifikat Tahun
1 Dosen Profesional bidang Ilmu Seni Rupa Murni Kementerian Pendidikan
Nasional RI
No Reg.
11100200705208
2011-
sekarang
2 Asesor Akreditasi Jurnal Nasional (ARJUNA)
bidang kepakaran seni lukis
Direktorat Pengelola
Kekayaan Intelektual,
Kemeristekdikti RI
(tanpa nomor)
2018-2020
3 Research Reviewer (Reviewer Penelitian) Quantum HRM
Internasional dan Komite
Akreditasi Nasional
(KAN)
No : 1792-9-QHRM-
16097-0419-3-2018
2018-2021
4 Ahli Cagar Budaya Badan Nasional
Sertifikasi Profesi
No Reg. 917 00263 2019
2019-2021
P. Hak Kekayaan Intelektual (HKI)
No Judul Karya Jenis HKI/Nomor Reg. Tahun
1 Karya Seni Lukis “Tea Party” Hak Cipta/
EC00201851746
2018
2 Karya Seni Lukis “Embracing The Goddess” Hak Cipta/
EC00201987598
2019
3 Karya Seni Lukis “Paradise Interior” Hak Cipta/
EC00201987612
2019
4 Karya Seni Lukis “Indonesia Arts Hope” Hak Cipta/
EC00201987614
2019
5 Karya Seni Lukis “Here Begin at Kitchen” Hak Cipta/
EC00201987617
2019
6 Karya Seni Lukis “On Battle” Hak Cipta/
EC00201987607
2019
Denpasar, 20 Juli 2020
Prof. Dr. I Wayan Adnyana, S.Sn., M.Sn