selesai pkm
DESCRIPTION
oTRANSCRIPT
i
`PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
POTENSI EKSTRAK BUAH PALA (Myristica fragrans) SEBAGAI OBAT ALTERNATIF
ANTIKANKER
BIDANG KEGIATAN:
PKM – P
Diusulkan oleh:
Ketua : Aziza Ratna Sari (201410410311018)
Anggota :
Anis Khoirun Sauma (201401410311014)
Desy Afrianti (201210410311214)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MALANG
2015
i
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul Kegiatan :
Potensi ekstrak biji pala (myristica fragrans) sebagai obat altenatif antikanker
2. Bidang Kegiatan : ( ) PKM-P ( ) PKM-GT
( ) PKM-M ( ) PKM-T
3. Bidang Ilmu : ( ) Kesehatan ( ) Humaniora
( ) MIPA ( ) Teknologi dan Rekayasa
( ) Sosial Ekonomi ( ) Pendidikan
4. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Aziza Ratna Sari
b. NIM : 201410410311018
c. Jurusan : Farmasi
d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Muhammadiyah malang
e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jalan sumbersari rt.1 rw.3 no.33
f. Alamat email : [email protected]
5. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 2 orang
6. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Sovia Basuki
b. NIP :
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP :
7. Biaya Kegiatan Total :
a. Dikti : Rp. 10.000.000,-
b. Sumber Lain : -
8. Jamgka Waktu Kegiatan : 6 bulan
i
Malang, 28 September 2015
Menyetujui
Wakil/Pembantu Dekan atau Ketua Pelaksana Kegiatan
Ketua Jurusan/Departemen/Program Studi/
Pembimbing Unit Kegiatan Mahasiswa
(…………………………………………) ( Aziza Ratna Sari )
NIP. NIM. 201410410311018
Pembantu atau Wakil Rektor Bidang Dosen Pendamping
Kemahasiswaan/Direktur Politeknik/
Ketua Sekolah Tinggi,
(………………………….) (…………………………….)
NIP. NIP.
ii
1
A. JUDUL : Potensi Ekstrak Biji Pala (Myristica Fragrans) Sebagai Obat Alternatif Antikanker
B. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara tropis yang dikenal kaya dengan keanekaragaman
hayatinya, antara lain berbagai jenis tumbuhan yang disebut sebagai tanaman obat tradisional.
Walaupun industri obat modern tumbuh dengan pesat, namun konsumen obat tradisional tetap
terus meningkat. Menanggapi kecenderungan masyarakat tersebut, perlu dilakukan penelitian
tentang manfaatdari setiap tanaman obat tradisional sehingga penggunaannya tetap dapat
dipertanggungjawabkan secara medik. Oleh karena itu sekarang ini penggunaan obat tradisional
telah menyita perhatian para pakar obat-obatan herbal dan pemerintah untuk pengembangannya
sehingga bahan-bahan yang terdapat di alam dapat dimanfaatkan secara maksimal dan jelas
kegunaannya (Husin, 1983).
Pala dikenal Myristica frangans Houtt (Myristicaceae), sebagai tanaman rempah yang
memiliki nilai ekonomis tinggi dan multiguna. Pala sudah dikenal sejak dahulu merupakan
tanaman yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Berbagai penyakit yang dapat
disembuhkan antara lain kejang lambung, diare, sariawan, dan reumatik. Setiap bagian tanaman
dapat dimanfaatkan dalam berbagai industry dan pengobatan. Seperti buahnya yang dapat
digunakan sebagai obat kejang lambung, bunganya yang dapt dimanfaatkan sebagai jamu, getah
buahnya dapat digunakan sebagai obat sariawan, dan bijinya dapat dimanfaatkan sebagai
pengolahan minyak atsiri. Biji, fuli dan minyak pala merupakan komoditas ekspor dan digunakan
dalam industri makanan dan minuman. Selain itu minyak yang berasal dari biji, fuli dan daun
banyak digunakan untuk industri obat-obatan, parfum dan kosmetik. Sampai saat ini Indonesia
menjadi pemasok biji dan fuli pala terbesar ke pasar dunia (sekitar 60%). Sebagai komoditas
ekspor, pala mempunyai prospek yang baik karena selalu dan akan selalu dibutuhkan secara
kontinyu baik dalam industri makanan, minuman, obat-obatan dan lain-lain. Sampai saat ini,
kebutuhan dalam negeri untuk pala juga cukup tinggi.
Berdasarkan hasil riset para ahli buah pala mengandung senyawa-senyawa kimia yang
bermanfaat untuk kesehatan. Kulit dan daging buah pala misalnya, terkandung minyak atsiri dan
zat samak. Sedangkan fuli atau bunga pala mengandung minyak atsiri, zat samak dan zat pati.
Sedangkan dari bijinya sangat tinggi kandungan minyak atsiri, saponin, miristisin, elemisi, enzim
2
lipase, pektin, lemonena dan asam oleanolat. Hampir semua bagian buah pala mengandung
senyawa kimia yang bermanfaat bagi kesehatan, diantaranya dapat membantu mengobati masuk
angin, susah tidur(insomnia),memperlancar pencernaan dan meningkatkan selera makan,
karminatif (memperlancar buang angin), antiemetik (mengatasi rasa mual mau muntah), nyeri
haid, rematik serta ektrak methanol pada bijinya yang berkhasiat sebagai antikanker.
Kanker merupakan suatu penyakit sel dengan ciri ada gangguan atau kegagalan
mekanisme pengatur multiplikasi dan fungsi homeostatis pada organisme multiseluler.
Sifat umum dari kanker, antara lain pertumbuhan berlebihan berbentuk tumor, gangguan
diferensiasi dari sel, bersifat invasif ( mampu tumbuh di jaringan dekatnya), bersifat
metastasis (menyebar ke tempat lain dan menyebabkan partumbuahan baru), dan memiliki
hereditas bawaan (Sulistia, 1987).
Meskipun bukti ilmiah khasiat dari tanaman pala sudah cukup banyak dilaporkan, tetapi
penelitian terhadap tanaman pala sampai saat ini masih sangat kurang terutama dalam
pengembangan sebagai bahan baku untuk biofarmaka. Selama ini pemanfaatan pala di
masyarakat hanya berdasarkan pengalaman yang dilakukan secara turun temurun dari orang tua
kepada anak atau saudara terdekat secara lisan. Karena itu penelitian ini dikerjakan untuk
mengetahui manfaat dan efek langsung dari kandungan biji pala itu sendiri.
Bagian Buah Pala
Buah pala terdiri atas daging buah (pericarp) dan biji yang terdiri atas fuli, tempurung dan
daging biji. Fuli adalah serat tipis (areolus) berwarna merah atau kuning muda, berbentuk selaput
berlubang-lubang seperti jala yang terdapat antara daging dan biji pala. Daging buah pala cukup
tebal dan beratnya lebih dari 70% dari berat buah, berwarna putih kekuning-kuningan, berisi
cairan bergetah yang encer, rasanya sepat dan mempunyai sifat sebagai astringen (obat luar bagi
kulit). Berikut ini merupakan persentase berat dari bagian-bagian buah pala menurut
Rismunandar (1990) dalam Nurdjannah (2007).
3
Bagian
buah
Persentase
basah (%)
Persentase kering
angin (%)
Daging 77,8 9,93
Fuli 4 2,09
Tempurung 15,1 -
Biji 13,1 8,4
Pohon pala mempunyai tinggi 18m yang habitatnya tumbuh di Maluku. Buahnya berbentuk
bulat-bundar atau seperti buah peer dengan tangkai panjang, dari pangkal sampai ujung semacam
saluran yang membagi buah dalam dua bagian. Biji buah pala berwarna merah berbentuk bulat
indah. Daging buahnya tebal, keras, putih, banyak getah, encer seperti air susu, dan sepat.
C. RUMUSAN MASALAH
Sampai saat ini kemampuan pala sebagai obat tradisional telah dikenal luas, namun kemampuan
dari tanaman obat tersebut sebagai obat antikanker belum diteliti lebih jauh. Untuk itu perlu
dibuktikan tentang kemampuan pala sebagai obat antikanker.
D. TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui potensi ekstrak biji pala sebagai obat antikanker .
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Ditemukannya terobosan baru dibidang pengobatan antikanker dari ekstrak biji pala sebagai obat
herbal sebagai obat herbal dan pembuatan artikel ilmiah tentang khasiat biji pala sebagai obat
antikanker.
F. MANFAAT
Manfaat dari pembuatan makalah ini ditemukannya ekstrak biji pala sebagai alternatif obat
herbal antikanker bagi masyarakat.
4
G. TINJAUAN PUSTAKA
Kanker
Kanker adalah suatu penyakit sel dengan ciri gangguan atau kegagalan mekanisme pengaturan
multipikasi dan fungsi homeostasis pada organism multiseluler (Sulistia, 1987). Selanjutnya, sel
kanker akan menyusup (invasif) ke jaringan sekitarnya, lalu membuat anak sebar (metastatis) ke
tempat yang lebih jauh melalui pembuluh darah dan pembuluh getah bening. Awal timbulnya
kanker pada suatu jaringan tubuh disebut kanker primer. Adapun kanker yang timbul ditempat
lain karena penyebaran kanker primer disebut
kanker sekunder. Kanker dapat tumbuh di semua sel atau jaringan tubuh, seperti kulit, sel darah,
sel otak, sel paru, sel hati, jaringan ikat, dan
sebagainya ( Dalimartha, 2004).
Terminologi kanker menurut jaringan asalnya :
a. Karsinoma (kanker sel epitel), seperti kanker payudara, kanker kulit,
dan kanker kolon.
b. Sarcoma (kanker dari jaringan mesodermal), seperti fibrosarkoma
(kanker jaringan ikat), limfosarkoma (kanker sistem limfatik), dan
osteosarkoma (kanker tulang).
c. Leukemia disebut kanker sel darah putih ( Dalimartha, 2004).
Penyebab dan Faktor Kanker
Penyebab pasti kanker tidak diketahui. Meskipun demikian, riset mengidentifikasi sejumlah
faktor yang dapat meningkatkan risiko pada individu tertentu, yang meliputi:
a) Keluarga yang memiliki riwayat penyakit serupa
b) Usia yang makin bertambah
c) Tidak memiliki anak
d) Kehamilan pertama pada usia di atas 30 tahun
e) Periode menstruasi yang lebih lama (menstruasi pertama lebih awal atau menopause lebih
lambat)
f) Faktor hormonal (baik estrogen maupun androgen)
5
Dari faktor risiko tersebut di atas, riwayat keluarga serta usia menjadi factor terpenting
(Dalimartha, 2004)
Morfologi pala (Myristica frangans Houtt)
Tanaman pala merupakan tumbuhan berbatang sedang dengan tinggi mencapai 18 m, memiliki
daun berbentuk bulat telur atau lonjong yang selalu hijau sepanjang tahun. Biji buah pala
berwarna merah berbentuk bulat indah. Daging buahnya tebal, keras, putih, banyak getah, encer
seperti air susu, dan sepat. Buahnya berbentuk peer, lebar, ujungnya meruncing, kulitnya licin,
berdaging dan cukup banyak mengandung air.
Klasifikasi
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Magnoliales
Famili: Myristicaceae
Genus: Myristica
Spesies: M. fragrans
Kandungan di dalam pala
Dari seluruh bagian tanaman pala yang mepunyai nilai ekonomis adalah buahnya yang
terdiri dari empat bagian yaitu daging buah,fuli, tempurung dan biji. Daging buah pala cukup
tebal dan beratnya lebih dari 70% dari berat buah, berwarna putih kekuning-kuningan, berisi
cairan bergetah yang encer, rasanya sepet dan mempunyai sifat astringensia. Oleh karena itu jika
buah masih mentah, daging buah pala tidak bisa dikonsumsi langsung tetapi dapat diolah
menjadi berbagai produk pangan.
6
Tabel 1. Komposisi kimia buah pala dari Banda (%)
H. METODE PENELITIAN
a. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian akan dilaksanakan selama 6 bulan di laboratorium. Tempat percobaan adalah di
laboratorium patologi dan laboratorium farmakologi Fakultas Kedokteran UMM serta
laboratorium di Fakultas Farmasi UMM.
b. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian hewan tikus putih betina.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian adalah tikus yang berjumlah 15 ekor berumur dua bulan dengan berat
antara 150 - 200 gam.
c. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan 3 variabel yaitu:
1. Variabel Bebas: Perlakuan dengan ekstrak buah pala 10%, 15%, 20%.
2.Variabel Tergantung: Analisa histopatologi mengenai perubahan patologi dari jaringan
3. Variabel Terkendali: Jenis tikus, jenis kelamin, umur, makanan, minuman dan berat tikus.
7
d. Alat dan Bahan
1. Alat-alat penelitian: kandang, timbangan, gelas obyek,deck glass, siring, dan kanul.
2. Bahan-bahan penelitian: aquadest, formalin, ekstrak buah pala, alkohol 70%, tikus betina
kanker , pakan dan minum tikus,dan khloform.
e. Prosedur Penelitian
1. Persiapan penelitian
Menyiapkan semua alat dan bahan untuk penelitian yang meliputi :
a. Menyiapkan hewan uji tikus putih betina berjumlah 15 ekor umur dua bulan dan berat badan
150-200 gram.
b. Menyiapkan kandang tikus lengkap dengan tempat pakan dan minum.
c. Menyiapkan ekstrak buah pala untuk perlakuan hewan uji secara peroral.
Prosedur pembuatan ekstrak biji sebagai berikut:
Membersihkan buah yang masih segar dengan air sampai bersih.
Ambil biji buah pala bersihkan
Keringkan biji pala selama 3 hari
Tumbuk biji buah pala ad menjadi serbuk
Serbuk diblender dengan pelarut alkohol 70% sampai lembut.
Semua biji pala yang telah diblender dituang ke dalam toples dan di tutup rapat,
kemudian dimaserasi selama satu hari atau 24 jam sehingga senyawa kimia yang
terkandung dalam biji pala larut dalam alkohol 70%.
Ekstrak diperas sampai kering menggunakan kain bersih hingga diperoleh cairan kental.
Cairan hasil perasan dituang ke wadah yang lebar untuk menguapkan alkohol, dilakukan
selama dua hari.
Cairan di ambil dan di tuang ke cawan petri, kemudian dioven selama tiga hari pada suhu
500C sampai kering.
Setelah kering ekstrak dikerik dengan pisau, bila semua ekstrak kering telah terkumpul
kemudian ditimbang lalu dilarutkan dengan menggunakan aquadest sesuai dosis masing-
masing untuk perlakuan terhadap ekstrak biji pala.
8
2. Pelaksanaan penelitian
a. Membagi secara acak 15 ekor tikus menjadi 5 kelompok, masing masing terdiri dari 3 ekor.
b. Mengadaptasikan tikus, selama adaptasi tikus diberi makan dan
minum.
c. Kelompok-kelompok tersebut nantinya akan diberi perlakuan
sebagai berikut:
1) Kelompok perlakuan I : kelompok tikus tidak terinduksi kanker
tanpa perlakuan (hewan kontrol negatif).
2) Kelompok perlakuan II: kelompok tikus kanker diberi Nacl
Fisiologis (kontrol positif).
3) Kelompok perlakuan III: kelompok tikus kanker diberi ekstrak biji pala 10% selama 12
minggu.
4) Kelompok perlakuan IV : kelompok tikus kanker diberi ekstrak biji pala 15% selama 12
minggu.
5) Kelompok perlakuan V : kelompok tikus kanker diberi ekstrak biji pala 20% selama 12
minggu.
d. Eutanasia dengan menggunakan kloroform dengan dislokasi
occipital.
e. Pembuatan preparat histopatologi.
1. Fiksasi
Larutan fiksasi yang umumnya digunakan untuk histopatologi adalah larutan formalin 10%
berpenyangga fosfat (pH 7,0).
2. Pemotongan organ dan refiksasi
Setelah difiksasi 1-2 hari, setiap organ dipisahkan dan dipotongsecukupnya dengan pisau. Organ
ini diletakkan dalam kotak sampel atau kaset jaringan dan fiksasi dalam larutan formalin 10%
berpenyangga fosfat (pH 7,0) selama 1 hari.
3. Dekalsifikasi
Organ tersebut direndam dalam larutan EDTA-2Na selama beberapa hari setelah fiksasi. Larutan
EDTA-2Na harus diganti dengan yang baru selama 1-24 jam.
9
4. Dehidrasi dan pengisian parafin
Setelah refiksasi atau dekalsifikasi, dilakukan dehidrasi dan pengisian parafin.
5. Pembuatan blok parafin
Letakkan tempat jaringan (cetakan untuk blok parafin) pada “hot plate” suhu 65oC dan isi
dengan parafin yang telah dilelehkan. Setelah itu letakkan kaset jaringan tersebut di atas
cetakan. Tambahkan parafin pada cetakan secukupnya.
6. Pembuatan preparat sediaan.
Blok parafin dipotong menggunakan mikrotom dengan ketebalan 5 µm. Setelah itu, pindahkan
ke atas kaca preparat dan letakkandalam air hangat pada water bath (celupan air) suhu 50C
selama 5 detik guna mengembangkan parafin.
7. Pewarnaan
Proses pewarnaan termasuk deparafinisasi (penarikan parafin dari jaringan), pewarnaan,
dehidrasi, penetrasi dan penutupan jaringan (penyimpanan). Pewarnaan pada histopatologi di
antaranya H&E (hematoksilin dan eosin).
f. Pembacaan hasil histopatologi
3. Analisa data
Dilakukan analisa secara deskriptif terhadap hasil histopatologi jaringan.
10
Diagram Alir Tahapan Penelitian
I. JADWAL KEGIATAN
Agenda Bulan I Bulan II Bulan III Bulan IV Bulan V
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
Persiapan
lokasi, alat
dan bahan
Pembuatan
ekstrak biji
pala
Uji Perlakuan
pada hewan
coba (tikus)
Pemeriksaan
Analisa data
Penyusunan
11
J. RANCANGAN BIAYA
No Bahan Harga satuan jumlah Biaya
1 Sirih Merah Rp. 1.000 / helai 200 Rp. 200.000,-
2 Aquadest Rp. 5.000 / liter 5 Rp. 25.000,-
3 Alkohol 70% Rp. 30.000 / botol 1 Rp. 30.000,-
4. Formalin Rp. 40.000 / liter 1 Rp. 40.000,-
4 Tikus Kontrol Rp. 25.000/ ekor 3 Rp. 75.000,-
5 Tikus Kanker Rp. 350.000/ekor 12 Rp. 4.200.000,-
6 Pakan Rp.25.000 /kg 3 Rp. 75.000,-
7. Kloroform Rp. 40.000/liter 1 Rp. 40.000,-
Alat
1. Kandang Besar Rp. 50.000 / set 5 Rp. 250.000,-
2. Gloves Rp. 40.000 / set 1 Rp 40.000,-
3. Siring Rp. 40.000 / pack 1 Rp 40.0000,-
4. Kanul Rp. 25.000 / buah 5 Rp. 125.000,-
5. Kontainer organ Rp. 3.000 / buah 15 Rp. 45.000,-
6. Masker Rp. 40.000/ pak 1 Rp. 40.000,-
Biaya
Laboratorium
1. Pembuatan
Ekstrak biji pala
di Fakultas
Farmasi UMM
Rp. 200.000,-
2. Sewa alat di lab.
Farmakologi
Rp. 150.000,-
3. Pembuatan
Preparat
Histopatologi di
Rp. 90.000,- 10 Rp. 900.000,-
12
lab. Patologi
Foto mikroskopis Rp. 10.000,- 10 Rp. 100.000,-
Biaya Lain-lain
Dokumentasi Rp. 100.000,-
Pembuatan laporan Rp. 150.000,-
Transportasi Rp. 100.000,-
Administrasi dan
surat menyurat
Rp. 75.000,-
TOTAL Rp. 7.000.000,-
13
DAFTAR PUSTAKA
Anonim1.2006.Uji Aktivitas Ekstrak Etanol.
h tt p : // ww w . lit b a ng . d e p k e s . go . i d / r i s b i n k e s / Bu k u % 20 l a p o r a n % 2 0 p e n e lit i a n
% 2 0 1 9 9 7 - 2 0 06 / 2 8 - u j i _a k ti v it a s _ e k s t r a k _ e t a no l _ 5 0 . h t m . D i a k s e s t a n g g a l
28 Sep te mb e r 20 15
Anonim 2. 2008. Tanaman Pala http://balittro.litbang. deptan.go.id.
Diakses tanggal 28 September 2015
Dalimartha,S. 2004. Deteksi Dini Kanker dan Simplisia
Antikanker.Jakarta. Penebar Swadaya.
Guyton, A.C. 1996. Buku Teks Fisiologi Kedokteran. Jakarta. Penerbit
Buku EGC.
Hanahan, D.and Weinberg, R.A. 2000. The Hallmarks of Cancer, Cell 100, 57-
70. Harborne, J.B. 1996. Metode Fitokimia. Bandung. ITB Bandung.
Husin, M. 1983. Peranan Farmakologi dalam Pengembangan Obat
Tradisional. Yogyakarta. Fakultas Farmasi UGM.
Murkies, A. L., Wilcox, G., and Davis, S. R.. 1998. Phytoestrogens, J
Clin Endocrinol Metab 83, 297 - 303.
Nooble M.E.M., Endicott, J.A., and Johnson, L.N. 2004. Protein
Kinase
Inhibitors: Insights into Drug Design from Structure (Rev.), Science 303, 1800
– 1805.
14
Rana P.Singh, Puja Agrawal, Dongsool Yim, Chapla Agarwal and Rajesh
Agarwal, 2005. Acacetin inhibits cell growth and cell cycle progression,
and induces apoptosis in human prostate cancer cells: structure-activity
relationship with linarin and linarin acetate, Carcinogenesis , 26, 845 - 85.
Sodikin, M. 2002. Biokimia Enzim. Jakarta. Widya Medika.
Sugiyanto, Sudarto, B., Meiyanto, E., Nugroho, A. E., and Jenie U.
A.
2003.Aktivitas Antikarsinogenik Senyawa Yang Berasal Dari
Tumbuhan,
Majalah Farmasi Indonesia, 14, 132 – 141.
Sulistia Gan. 1987. Farmalogi dan Terapi Edisi ke-3. Jakarta.
Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran U
CURRICULUM VITAE
PESERTA PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA (PKM)
Nama : Aziza Ratna Sari
Tempat, tanggal lahir : Batam ,24-10-1996
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat asal : Puri Malaka blok L/12
No. Telepon/Hp : 081270534627
Alamat e-mail : [email protected]
Pendidikan : SDN 005 Patam Lestari
SMPN 20 Tiban Koperasi
SMK Putra Jaya Batam
Universitas Muhammadiyah Malang
Nama : Anis Khoiorun Sauma
Tempat, tanggal lahir : Binuang, 12-01-1997
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat asal : Transad Blok B 30, Binuang Kalimantan Selatan
No. Telepon/Hp : 085391673855
Alamat e-mail : [email protected]
Pendidikan : SDN A.Yani Pura 1
SMPN 1 Binuang
SMK Kesehatan Borneo Lestari Banjarbaru