selekta - ftp.unpad.ac.id payne dan kimber-ly wyatt yang merupakan pendiri pussycat dolls. da-lam...

1
ARTIS Paula Abdul kembali ke pang- gung hiburan tele- visi. Kali ini Paula memilih bidang terbaiknya, yak- ni menjadi juri dalam kompeti- si menari di TV Amerika Serikat, Live to Dance. Live to Dance adalah proyek yang memang saya inginkan. Saya se- lalu ingin terlibat da- lam sebuah proyek yang memungkinkan gairah dan hasrat saya kembali datang,” kata Paula dalam klip pro- mosinya. Perempuan bernama lengkap Paula Julie Ab- dul itu menjadi berita setelah mendadak keluar dari kursi juri rea- lity show terbesar di Amerika Seri- kat, American Idol, Agustus 2009. Kini dia yakin acara terba- runya akan mengembalikan lagi pamornya yang sempat memudar pascatindakan kon- troversial tersebut. Paula, yang juga menjadi produser Live to Dance, me- ngatakan tujuan utamanya membuat acara itu adalah untuk mendorong lahirnya penari-penari berbakat. Paula mengaku kapok sekadar men- jebak mereka dalam sebuah delusi keterkenalan seperti acara-acara lainnya. “Ini adalah satu-satunya kompetisi yang unik yang memungkinkan siapa pun, di usia berapa pun, untuk ikut. Saya ingin hal yang berbeda dan baru. Saya mengingin- kan tampilnya orang-orang menakjubkan yang percaya pada kemampuan diri sendi- ri,” paparnya. Acara Live to Dance me- mang cukup unik. Dengan memperbolehkan siapa pun, minimal berusia enam tahun dan maksimal 90 tahun, Live to Dance memberikan kesem- patan kepada masyarakat AS yang merasa bisa menari. Hadiah uang tunai US$500 ribu akan diberikan kepada mereka yang mendapatkan voting terbanyak. Selain Paula sebagai juri utamanya, Live to Dance menggaet pula koreografer Travis Payne dan Kimber- ly Wyatt yang merupakan pendiri Pussycat Dolls. Da- lam episode pertama yang ditayangkan Selasa (4/11), para juri tersebut membe- rikan penilaian terhadap ribuan kompetitor yang datang dari seluruh penjuru AS. Seperti yang diprediksi banyak pengamat hiburan Amerika, kehadiran Paula dalam kompetisi tersebut berhasil mendongkrak ra- ting acara. Jaringan televisi CBS pada Rabu (5/1) mencatat setidaknya 10,2 juta penon- ton setia melepas kerindu- an mereka terhadap Paula. Sayangnya, jumlah penon- ton tersebut menurun 25% dalam episode keduanya, yakni hanya sekitar 7,7 juta penonton. Mantan penari dan pe- nyanyi berusia 48 tahun terse- but mengaku tak takut acara terbarunya akan terus diper- bandingkan dengan American Idol yang menjadi panggung jurinya yang lama. Paula yakin kali ini akan mampu bertahan di acara yang ia bangun sendiri. Baik Live to Dance maupun American Idol sendiri akan resmi bersaing memperebut- kan perhatian penonton pada 19 Januari. “Memang American Idol adalah acara terkenal. Na- mun, Live to Dance adalah acara baru yang saya harap akan memesona penonton.” (VB/Reuters/I-1) PELANTIKAN terdakwa dan tersangka korupsi menjadi kepala daerah menunjukkan pemerintah telah melakukan pembohongan publik. Pelanti- kan tersebut menjadi preseden buruk dan menghadirkan efek bola salju kepada daerah-dae- rah lainnya di Tanah Air. “Kasus ini sekali lagi menun- jukkan bahwa rezim SBY melakukan pembohongan pu- blik. Berjanji akan melakukan pemberantasan korupsi, tapi nyatanya cenderung permisif bahkan memberi perlindungan kepada para koruptor untuk tetap berkuasa,” kata pengamat politik Yudi Latif, kemarin. Mendagri Gamawan Fauzi telah melantik Jefferson Soleri- man Montesqieu Rumajar men- jadi Wali Kota Tomohon, Sulut, di Kantor Kemendagri, Jakarta, Jumat (7/1). Padahal, Jefferson terdakwa korupsi APBD Tomo- hon senilai Rp33,4 miliar. Jefferson kini mendekam di Rutan Cipinang. Beberapa saat seusai dilantik, ia dikem- balikan lagi ke rutan. Di rutan itu, ia lantas melantik sejumlah pejabat Kota Tomohon. Selain Wali Kota Tomohon, Mendagri juga akan melantik calon Bupati Boven Digul, Pa- pua, Yusak Yaluwo, terpidana korupsi Rp49 miliar. Menurut Yudi Latif, kondisi seperti itu membuat institusi pemberantasan korupsi dipan- dang tidak autentik dan akan kehilangan kepercayaan pu- blik. “Lama-lama orang meng- anggap yang terhukum karena korupsi sekadar sial sehingga membuat koruptor punya ala- san merasa tidak berdosa.” Pengamat pemerintahan daerah dari LIPI Siti Zuhro berpendapat sudah seharusnya RUU pemilihan kepala daerah mengeksplisitkan mengenai pe- nalti kepada peserta pemilihan kepala daerah yang terkena ka- sus. “Ini supaya tidak menjadi preseden buruk. Tidak pantas daerah dipimpin orang di balik jeruji. Jika ini diteruskan, nega- ra ini sudah gagal.” Saat ini, tukasnya, memang tidak ada pasal dalam UU No- mor 32 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah dan PP Nomor 49 Tahun 2008 tentang Pemilihan, Pengesahan, Peng- angkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang menjelaskan bahwa peserta pemilu kada yang ter- jerat kasus dapat dimundurkan. (ED/VB/VL/X-7) TAPA BISU: Warga mengikuti ritual tapa bisu lampah mubeng beteng (diam membisu berjalan mengelilingi benteng) dengan membawa spanduk, di Yogyakarta, Sabtu (8/1) malam. MEDIA INDONESIA | SENIN, 10 JANUARI 2011 | HALAMAN 16 S ELEK TA beteng (benteng), diakhiri dengan berkumpul kembali di titik awal keberangkatan. Ketua Komite Independen Pengawal Referendum (Kiper) Inung Nurzani mengatakan aksi itu adalah bentuk keprihatinan rakyat Yogyakarta yang sedang ditimpa musibah yang dibuat manusia, yakni RUU Keistime- waan DIY yang tidak kunjung usai. Tentang alasan pemilihan 8 Januari 2011 untuk aksi itu, Inung menjelaskan hal tersebut sengaja dilakukan menjelang anggota DPR RI selesai dari reses 18 Desember 2010 hingga 9 Januari 2011. “Minimal ini didengar DPR Komisi II bahwa rakyat Yog- yakarta masih menginginkan penetapan dan keistimewaan. Warga Yogyakarta siap meng- gelar referendum jika hasilnya tetap pemilihan,” terangnya. Dua setengah jam sebelum- nya, puluhan orang dari bebe- rapa elemen bertahlil bersama mengenang kegigihan serta mendoakan Pangeran Dipone- Rakyat Yogyakarta kembali Turun ke Jalan BANJIR lahar dingin kembali menerjang Kali Putih, Desa Ju- moyo, Kecamatan Salam, Mage- lang, Jawa Tengah, tadi malam. Akibatnya jalur Magelang- Yogyakarta terputus sepanjang 800 meter dan terpaksa ditutup sejak pukul 18.30 WIB. Material lahar dingin seperti batu besar, pasir, serta puing- puing rumah, pohon, dan bang- kai hewan ternak terbawa arus sungai dari kawasan puncak Gunung Merapi mengakibatkan penumpukan setinggi 2 meter. Tim SAR bersama Bantuan Komunikasi (Bankom) Polres Magelang terus mengevakuasi warga sekitar dari bahaya banjir. Mereka diminta menjauh sekitar 300 meter dari jembatan Kali Putih. “Banjir kali ini dua kali lebih besar daripada Senin (3/1) lalu,” kata Benedictus Prihar- dani, seorang warga Pancasan, Kecamatan Salam. Banjir lahar dingin juga me- luapkan Kali Pabelan, Kecamat- an Mungkid. “Aliran air keruh dan bergulung-gulung cukup besar mulai pukul 17.30 WIB,” kata Yanto, 40, warga sekitar. Banjir itu disebabkan hujan deras yang turun berjam-jam di hulu puncak Merapi sejak petang. Aliran sungai ke arah Magelang pun meluap. Ber- dasarkan pantauan hingga pu- kul 22.30, hujan gerimis masih turun di sekitar lokasi Kali Putih. Listrik juga masih pa- dam sejak terjangan banjir yang MEMANG mengasyikkan mengendarai mobil konvertibel beperforma tinggi saat atapnya dilipat. Suara mesin menderu, terjadi terpaan angin di telinga dan rambut. Tapi, sebuah penelitian menunjukkan hal itu berbahaya bagi telinga. Studi terbaru yang dilakukan sekolah kedokteran dan telinga St Louis University di Texas menemukan turbulensi yang meng- hantam telinga setiap hari ditambah bisingnya jalan dapat mengakibatkan kehilangan pen- dengaran serius. Risiko itu sangat besar terjadi saat kendaraan berjalan pada kecepatan 88 km/jam ke atas. Para peneliti menggunakan lima model mobil yang berbeda, seperti Saturn Sky 2.0 Turbo 2009, Nissan 350Z 2004, Porsche 911 Carrera 4 2001, Saab Aero Convertible 2005, dan Ford Mustang GT Convertible 2005. Dari 80% mobil tak beratap saat melaju pada kecepatan 88 km/jam, alat pengukur suara mencatatkan tingkat kebisingan yang mencapai lebih dari 85 desibel. Angka itu sangat berbahaya bagi telinga manusia, apalagi jika kecepatannya ditambah. Karena itu, jika Anda ingin terus-menerus melaju di atas kecepatan 88 km/jam menggunakan mobil kon- vertibel, sebaiknya atap kendaraan dipasang demi kesehatan telinga. Memasang penutup telinga mungkin bisa membantu, tetapi itu bukanlah solusi yang ideal. Pasalnya, selain mata, telinga juga berfungsi untuk mendeteksi kondisi lingkungan di sekeliling Anda. (OL-7) P EMERINTAH secara resmi menunda kepu- tusan penaikan tarif kereta api (KA) kelas ekonomi di kisaran 14%-150% dengan pertimbangan beban ekonomi masyarakat kelas bawah. Namun di sisi lain, pe- merintah hanya mengabulkan 82,5% subsidi untuk operasional KA ekonomi sepanjang 2011. “Saya kira itu bukan pembata- lan, melainkan penundaan. Per- timbangan dari hasil koordinasi dengan Menteri Perhubungan, yang pertama kita mendengar- kan masukan dari para pemer- hati di bidang transportasi KA, kemudian keberatan dari banyak masyarakat terkait kondisi riil saat ini, maka tepat kalau Men- hub sudah mengambil keputus- an untuk menunda penaikan,” ujar Menko Perekonomian Hatta Rajasa, di Jakarta, kemarin. Menurutnya, keberatan masyarakat yang mayoritas menyatakan kebijakan tersebut belum tepat menjadi pertim- bangan utama dan menyarankan agar waktunya disesuaikan. “Selain itu, ada pertimbangan meningkatkan standar kelayak- an pelayanan umum terlebih dahulu. Di situ harus ada pe- ningkatan,” papar Hatta. Selama ini, PT KAI beralasan salah satu penyebab buruknya pelayanan dan infrastruktur KA ekonomi disebabkan minimnya biaya operasional. Mobil Konvertibel Berbahaya bagi Telinga Meski tarif KA belum jadi naik, pemerintah hanya memberikan alokasi subsidi 82,5% dari usulan. Penaikan Tarif KA Ditunda Paula Abdul Juri Live to Dance Pelantikan Terdakwa Hadirkan Efek Bola Salju ANTARA/WAHYU PUTRO A Sebelumnya, keputusan pe- nundaan penaikan tarif KA ekonomi ini diambil setelah keluarnya arahan Presiden RI kepada Menteri Perhubung- an dalam telegram direksi PT Kereta Api persero CP 66 per 8 Januari 2011. Subsidi Di sisi lain, Menkeu Agus Mar- towardojo menyatakan meski penaikan tarif KA ekonomi ditunda, pemerintah tetap ha- nya memberikan alokasi subsidi Rp639 miliar (82,5%) dari usul Rp775 miliar. “Tidak ada per- ubahan, sesuai dengan yang sudah disetujui (Rp639 miliar),” kata Agus. Terkait dengan permintaan PT KAI supaya subsidi diberikan di muka dan diaudit per tiga bulan, pemerintah menyatakan belum bisa menyetujui usulan itu. Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta Azas Tigor Naing- golan mengungkapkan, pe- nundaan penaikan tarif kereta api ekonomi sudah tepat. Na- mun, hal itu harus disertai pe- rombakan baik dari segi mana- jemen maupun peningkatan kualitas pelayanan kereta api. Tigor menegaskan, jangan sampai pembatalan penaikan tarif ini diikuti dengan menu- runnya pelayanan kereta api. Ia menambahkan, selain perom- bakan manajemen, PT KAI perlu membuat standar pelayanan minimal (SPM). “SPM ini sebagai kontrol pelayanan bagi para pe- numpang. Selama ini SPM yang dimiliki PT KAI tidak jelas,” tukasnya. Penundaan penaikan tarif KA ekonomi kemarin diikuti seluruh stasiun kereta api. Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat, misalnya, kembali memberlakukan tarif lama, setelah sebelumnya tarif KA sempat dinaikkan (8/1). Pembatalan penaikan harga tiket, kata Kepala Stasiun Klaten Triyanto, diterima pukul 00.00 WIB, kemarin. Dengan pem- batalan itu, harga tiket kembali ke tarif normal. Kepala Humas PT KAI Daop V Purwokerto, Jateng, Surono mengatakan kantor pusat mem- batalkan penaikan harga tiket sampai batas waktu yang belum ditentukan. “Kami juga belum tahu kapan rencana penaikan tersebut akan benar-benar direa- lisasikan,” jelas Surono, kemarin. (JS/LD/*/X-9) [email protected] RAKYAT Yogyakarta kian kon- sisten dalam bersikap terkait dengan Rancangan Undang-Un- dang Keistimewaan DI Yogya- karta. Melalui berbagai ekspresi sikap, mereka terus mendesak agar penetapan Gubernur DIY dilakukan melalui penetapan. Yang terakhir, mereka me- lakukan tapa keliling beteng, Sabtu (8/1). Kegiatan itu diikuti ribuan warga Yogyakarta dan diawali berkumpul di depan Pagelaran Keraton Ngayogyakarta Hadi- ningrat, sejak pukul 22.00 WIB. Dengan membawa atribut, se- perti bendera berlogo Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Kadipaten Pakualaman, dan spanduk bertuliskan Âijab qobulÊ, mereka berjalan mengelilingi goro di Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara, Kota Yogya- karta. Juga berlangsung diskusi tentang sejarah, termasuk sejarah keistimewaan Yogyakarta. Mas Ngabei Tatok Pujodipro- jo, salah seorang abdi dalem keraton, mengatakan Indonesia mengalami kekacauan karena sudah terlepas dari sejarah dan budaya adiluhung. “Saya minta pemerintah fokus kepada mandat rakyat, jangan mengutak-atik sejarah,” kata Tatok. Di sisi lain, sekelompok warga Yogyakarta dalam Paguyuban Kawulo Alit Yogyakarta dijad- walkan mendatangi DPR RI di Jakarta, hari ini, untuk meminta DPR mempertimbangkan kem- bali pembahasan draf RUUK. Jubir Kawulo Alit Yogya- karta Ayub Khan mengatakan pihaknya sudah mendaftarkan gugatan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terkait dengan prosedur penyusunan RUU Keistimewaan DIY mela- lui PTUN. Menurut dia, penyu- sunan RUU itu diduga tidak sesuai dengan UU No 10/2004 tentang Pembentukan Peratur- an Perundang-undangan. (AT/AU/X-9) Kirimkan tanggapan Anda atas berita ini melalui e-mail: interupsi @mediaindonesia.com atau mediaindonesia.com REUTERS AP JAJANG SUMANTRI Yudi Latif Pengamat politik MI/M IRFAN Banjir Lahar Dingin Dahsyat Terjadi Lagi MELUAP: Sebuah gang terendam air luapan Kali Code akibat banjir lahar dingin di Jogoyudan, Gowongan, Yogyakarta, kemarin. pertama. Saat banjir dahsyat Senin lalu, sembilan sungai, yakni Opak, Woro, Boyong, Krasak, Putih, Pabelan, Blongkeng, Senowo, dan Apu yang melintasi Ma- gelang, Boyolali, Klaten, dan Sleman meluap dan merendam permukiman warga sekitar. (TS/AT/R-3) MI/FURQON ONLINE HARI INI mediaindonesia.com el Berbah edia k l i k ! l Berb l Berb me k l i k !

Upload: letram

Post on 27-May-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SELEKTA - ftp.unpad.ac.id Payne dan Kimber-ly Wyatt yang merupakan pendiri Pussycat Dolls. Da-lam episode pertama yang ditayangkan Selasa (4/11), para juri tersebut membe-rikan penilaian

ARTIS Paula Abdul kembali ke pang-gung hiburan tele-visi. Kali ini Paula memilih bidang terbaiknya, yak-ni menjadi juri dalam kompeti-si menari di TV Amerika Serikat, Live to Dance.

“Live to Dance a d a l a h p r o y e k yang memang saya inginkan. Saya se-lalu ingin terlibat da-lam sebuah proyek yang memungkinkan gairah dan hasrat saya kembali datang,” kata Paula dalam klip pro-mosinya.

Perempuan bernama lengkap Paula Julie Ab-dul itu menjadi berita

setelah mendadak keluar dari kursi juri rea-

lity show terbesar di Amerika Seri-

kat, American Idol, Agustus

2009. Kini dia yakin

a c a r a terba-

runya akan mengembalikan lagi pamornya yang sempat memudar pascatindakan kon-troversial tersebut.

Paula, yang juga menjadi produser Live to Dance, me-ngatakan tujuan utamanya membuat acara itu adalah untuk mendorong lahirnya penari-penari berbakat. Paula mengaku kapok sekadar men-jebak mereka dalam sebuah delusi keterkenalan seperti acara-acara lainnya.

“Ini adalah satu-satunya kompetisi yang unik yang memungkinkan siapa pun, di usia berapa pun, untuk ikut. Saya ingin hal yang berbeda dan baru. Saya mengingin-kan tampilnya orang-orang menakjubkan yang percaya pada kemampuan diri sendi-ri,” paparnya.

Acara Live to Dance me-mang cukup unik. Dengan memperbolehkan siapa pun, minimal berusia enam tahun dan maksimal 90 tahun, Live to Dance memberikan kesem-patan kepada masyarakat AS yang merasa bisa menari. Hadiah uang tunai US$500 ribu akan diberikan kepada mereka yang mendapatkan voting terbanyak.

Selain Paula sebagai juri utamanya, Live to Dance menggaet pula koreografer Travis Payne dan Kimber-ly Wyatt yang merupakan pendiri Pussycat Dolls. Da-lam episode pertama yang ditayangkan Selasa (4/11), para juri tersebut membe-rikan penilaian terhadap ribuan kompetitor yang datang dari seluruh penjuru AS.

Seperti yang diprediksi banyak pengamat hiburan Amerika, kehadiran Paula dalam kompetisi tersebut berhasil mendongkrak ra-ting acara.

Jar ingan te levis i CBS pada Rabu (5/1) mencatat setidaknya 10,2 juta penon-ton setia melepas kerindu-an mereka terhadap Paula. Sayangnya, jumlah penon-ton tersebut menurun 25% dalam episode keduanya, yakni hanya sekitar 7,7 juta penonton.

Mantan penari dan pe-nyanyi berusia 48 tahun terse-but mengaku tak takut acara terbarunya akan terus diper-bandingkan dengan American Idol yang menjadi panggung jurinya yang lama. Paula yakin kali ini akan mampu bertahan di acara yang ia bangun sendiri.

Baik Live to Dance maupun American Idol sendiri akan resmi bersaing memperebut-kan perhatian penonton pada 19 Januari.

“Memang American Idol adalah acara terkenal. Na-mun, Live to Dance adalah acara baru yang saya harap akan memesona penonton.” (VB/Reuters/I-1)

PELANTIKAN terdakwa dan tersangka korupsi menjadi kepala daerah menunjukkan pemerintah telah melakukan pembohongan publik. Pelanti-kan tersebut menjadi preseden buruk dan menghadirkan efek bola salju kepada daerah-dae-rah lainnya di Tanah Air.

“Kasus ini sekali lagi menun-jukkan bahwa rezim SBY melakukan pembohongan pu-blik. Berjanji akan melakukan pemberantasan korupsi, tapi nyatanya cenderung permisif bahkan memberi perlindungan kepada para koruptor untuk tetap berkuasa,” kata pengamat politik Yudi Latif, kemarin.

Mendagri Gamawan Fauzi telah melantik Jefferson Soleri-man Montesqieu Rumajar men-jadi Wali Kota Tomohon, Sulut, di Kantor Kemendagri, Jakarta, Jumat (7/1). Padahal, Jefferson terdakwa korupsi APBD Tomo-hon senilai Rp33,4 miliar.

Jefferson kini mendekam di Rutan Cipinang. Beberapa saat seusai dilantik, ia dikem-balikan lagi ke rutan. Di rutan itu, ia lantas melantik sejumlah pejabat Kota Tomohon.

Selain Wali Kota Tomohon, Mendagri juga akan melantik calon Bupati Boven Digul, Pa-

pua, Yusak Yaluwo, terpidana korupsi Rp49 miliar.

Menurut Yudi Latif, kondisi seperti itu membuat institusi pemberantasan korupsi dipan-dang tidak autentik dan akan kehilangan kepercayaan pu-blik. “Lama-lama orang meng-anggap yang terhukum karena korupsi sekadar sial sehingga membuat koruptor punya ala-san merasa tidak berdosa.”

Pengamat pemerintahan daerah dari LIPI Siti Zuhro berpendapat sudah seharusnya RUU pemilihan kepala daerah mengeksplisitkan mengenai pe-nalti kepada peserta pemilihan kepala daerah yang terkena ka-sus. “Ini supaya tidak menjadi preseden buruk. Tidak pantas daerah dipimpin orang di balik jeruji. Jika ini diteruskan, nega-ra ini sudah gagal.”

Saat ini, tukasnya, memang tidak ada pasal dalam UU No-mor 32 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah dan PP Nomor 49 Tahun 2008 tentang Pemilihan, Pengesahan, Peng-angkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang menjelaskan bahwa peserta pemilu kada yang ter-jerat kasus dapat dimundurkan. (ED/VB/VL/X-7)

TAPA BISU: Warga mengikuti ritual tapa bisu lampah mubeng beteng (diam membisu berjalan mengelilingi benteng) dengan membawa spanduk, di Yogyakarta, Sabtu (8/1) malam.

MEDIA INDONESIA | SENIN, 10 JANUARI 2011 | HALAMAN 16

SELEKTA

beteng (benteng), diakhiri dengan berkumpul kembali di titik awal keberangkatan.

Ketua Komite Independen Pengawal Referendum (Kiper) Inung Nurzani mengatakan aksi itu adalah bentuk keprihatinan rakyat Yogyakarta yang sedang ditimpa musibah yang dibuat manusia, yakni RUU Keistime-waan DIY yang tidak kunjung usai. Tentang alasan pemilihan 8 Januari 2011 untuk aksi itu, Inung menjelaskan hal tersebut sengaja dilakukan menjelang

anggota DPR RI selesai dari reses 18 Desember 2010 hingga 9 Januari 2011.

“Minimal ini didengar DPR Komisi II bahwa rakyat Yog-yakarta masih menginginkan penetapan dan keistimewaan. Warga Yogyakarta siap meng-gelar referendum jika hasilnya tetap pemilihan,” terangnya.

Dua setengah jam sebelum-nya, puluhan orang dari bebe-rapa elemen bertahlil bersama mengenang kegigihan serta mendoakan Pangeran Dipone-

Rakyat Yogyakarta

kembaliTurun

ke Jalan

BANJIR lahar dingin kembali menerjang Kali Putih, Desa Ju-moyo, Kecamatan Salam, Mage-lang, Jawa Tengah, tadi malam. Akibatnya jalur Magelang-Yogyakarta terputus sepanjang 800 meter dan terpaksa ditutup sejak pukul 18.30 WIB.

Material lahar dingin seperti batu besar, pasir, serta puing-puing rumah, pohon, dan bang-kai hewan ternak terbawa arus sungai dari kawasan puncak Gunung Merapi mengakibatkan penumpukan setinggi 2 meter.

Tim SAR bersama Bantuan Komunikasi (Bankom) Polres Magelang terus mengevakuasi warga sekitar dari bahaya banjir. Mereka diminta menjauh sekitar 300 meter dari jembatan Kali

Putih. “Banjir kali ini dua kali lebih besar daripada Senin (3/1) lalu,” kata Benedictus Prihar-dani, seorang warga Pancasan, Kecamatan Salam.

Banjir lahar dingin juga me-luapkan Kali Pabelan, Kecamat-an Mungkid. “Aliran air keruh dan bergulung-gulung cukup besar mulai pukul 17.30 WIB,” kata Yanto, 40, warga sekitar.

Banjir itu disebabkan hujan deras yang turun berjam-jam di hulu puncak Merapi sejak petang. Aliran sungai ke arah Magelang pun meluap. Ber-dasarkan pantauan hingga pu-kul 22.30, hujan gerimis masih turun di sekitar lokasi Kali Putih. Listrik juga masih pa-dam sejak terjangan banjir yang

MEMANG mengasyikkan mengendarai mobil konvertibel beperforma tinggi saat atapnya dilipat. Suara mesin menderu, terjadi terpaan angin di telinga dan rambut. Tapi, sebuah penelitian menunjukkan hal itu berbahaya bagi telinga.

Studi terbaru yang dilakukan sekolah kedokteran dan telinga St Louis University di Texas menemukan turbulensi yang meng-hantam telinga setiap hari ditambah bisingnya jalan dapat mengakibatkan kehilangan pen-dengaran serius. Risiko itu sangat besar terjadi saat kendaraan berjalan pada kecepatan 88 km/jam ke atas.

Para peneliti menggunakan lima model mobil yang berbeda, seperti Saturn Sky 2.0 Turbo 2009, Nissan 350Z 2004, Porsche 911 Carrera 4 2001, Saab Aero Convertible 2005, dan Ford Mustang GT Convertible 2005.

Dari 80% mobil tak beratap saat melaju pada kecepatan 88 km/jam, alat pengukur suara mencatatkan tingkat kebisingan yang mencapai lebih dari 85 desibel. Angka itu sangat berbahaya bagi telinga manusia, apalagi jika kecepatannya ditambah.

Karena itu, jika Anda ingin terus-menerus melaju di atas kecepatan 88 km/jam menggunakan mobil kon-vertibel, sebaiknya atap kendaraan dipasang demi kesehatan telinga. Memasang penutup telinga mungkin bisa membantu, tetapi itu bukanlah solusi yang ideal. Pasalnya, selain mata, telinga juga berfungsi untuk mendeteksi kondisi lingkungan di sekeliling Anda. (OL-7)

PEMERINTAH secara resmi menunda kepu-tusan penaikan tarif kereta api (KA) kelas

ekonomi di kisaran 14%-150% dengan pertimbangan beban ekonomi masyarakat kelas bawah. Namun di sisi lain, pe-merintah hanya mengabulkan 82,5% subsidi untuk operasional KA ekonomi sepanjang 2011.

“Saya kira itu bukan pembata-lan, melainkan penundaan. Per-timbangan dari hasil koordinasi dengan Menteri Perhubungan, yang pertama kita mendengar-kan masukan dari para pemer-hati di bidang transportasi KA, kemudian keberatan dari banyak masyarakat terkait kondisi riil saat ini, maka tepat kalau Men-hub sudah mengambil keputus-an untuk menunda penaikan,” ujar Menko Perekonomian Hatta Rajasa, di Jakarta, kemarin.

Menurutnya, keberatan masyarakat yang mayoritas menyatakan kebijakan tersebut belum tepat menjadi pertim-bangan utama dan menyarankan agar waktunya disesuaikan.

“Selain itu, ada pertimbangan meningkatkan standar kelayak-an pelayanan umum terlebih dahulu. Di situ harus ada pe-ningkatan,” papar Hatta.

Selama ini, PT KAI beralasan salah satu penyebab buruknya pelayanan dan infrastruktur KA ekonomi disebabkan minimnya biaya operasional.

Mobil Konvertibel Berbahaya bagi Telinga

Meski tarif KA belum jadi naik, pemerintah hanya memberikan alokasi subsidi 82,5% dari usulan.

Penaikan Tarif KADitunda

Paula Abdul Juri Live to Dance

PelantikanTerdakwaHadirkan Efek Bola Salju

ANTARA/WAHYU PUTRO A

Sebelumnya, keputusan pe-nundaan penaikan tarif KA ekonomi ini diambil setelah keluarnya arahan Presiden RI kepada Menteri Perhubung-an dalam telegram direksi PT Kereta Api persero CP 66 per 8 Januari 2011.

SubsidiDi sisi lain, Menkeu Agus Mar-

towardojo menyatakan meski penaikan tarif KA ekonomi ditunda, pemerintah tetap ha-nya memberikan alokasi subsidi Rp639 miliar (82,5%) dari usul Rp775 miliar. “Tidak ada per-ubahan, sesuai dengan yang sudah disetujui (Rp639 miliar),” kata Agus.

Terkait dengan permintaan PT KAI supaya subsidi diberikan di muka dan diaudit per tiga bulan, pemerintah menyatakan belum bisa menyetujui usulan itu.

Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta Azas Tigor Naing-golan mengungkapkan, pe-nundaan penaikan tarif kereta api ekonomi sudah tepat. Na-mun, hal itu harus disertai pe-rombakan baik dari segi mana-jemen maupun peningkatan kualitas pelayanan kereta api.

Tigor menegaskan, jangan sampai pembatalan penaikan tarif ini diikuti dengan menu-runnya pelayanan kereta api. Ia menambahkan, selain perom-bakan manajemen, PT KAI perlu membuat standar pelayanan minimal (SPM). “SPM ini sebagai kontrol pelayanan bagi para pe-numpang. Selama ini SPM yang dimiliki PT KAI tidak jelas,” tukasnya.

Penundaan penaikan tarif KA ekonomi kemarin diikuti seluruh stasiun kereta api. Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat, misalnya, kembali memberlakukan tarif lama, setelah sebelumnya tarif KA sempat dinaikkan (8/1).

Pembatalan penaikan harga tiket, kata Kepala Stasiun Klaten Triyanto, diterima pukul 00.00 WIB, kemarin. Dengan pem-batalan itu, harga tiket kembali ke tarif normal.

Kepala Humas PT KAI Daop V Purwokerto, Jateng, Surono mengatakan kantor pusat mem-batalkan penaikan harga tiket sampai batas waktu yang belum ditentukan. “Kami juga belum tahu kapan rencana penaikan tersebut akan benar-benar direa-lisasikan,” jelas Surono, kemarin. (JS/LD/*/X-9)

[email protected]

RAKYAT Yogyakarta kian kon-sisten dalam bersikap terkait dengan Rancangan Undang-Un-dang Keistimewaan DI Yogya-karta. Melalui berbagai ekspresi sikap, mereka terus mendesak agar penetapan Gubernur DIY dilakukan melalui penetapan.

Yang terakhir, mereka me-lakukan tapa keliling beteng, Sabtu (8/1).

Kegiatan itu diikuti ribuan warga Yogyakarta dan diawali berkumpul di depan Pagelaran Keraton Ngayogyakarta Hadi-ningrat, sejak pukul 22.00 WIB. Dengan membawa atribut, se-perti bendera berlogo Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Kadipaten Pakualaman, dan spanduk bertuliskan Âijab qobulÊ, mereka berjalan mengelilingi

goro di Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara, Kota Yogya-karta. Juga berlangsung diskusi tentang sejarah, termasuk sejarah keistimewaan Yogyakarta.

Mas Ngabei Tatok Pujodipro-jo, salah seorang abdi dalem keraton, mengatakan Indonesia mengalami kekacauan karena sudah terlepas dari sejarah dan budaya adiluhung.

“Saya minta pemerintah fokus kepada mandat rakyat, jangan mengutak-atik sejarah,” kata Tatok.

Di sisi lain, sekelompok warga Yogyakarta dalam Paguyuban Kawulo Alit Yogyakarta dijad-walkan mendatangi DPR RI di Jakarta, hari ini, untuk meminta DPR mempertimbangkan kem-bali pembahasan draf RUUK.

Jubir Kawulo Alit Yogya-karta Ayub Khan mengatakan pihaknya sudah mendaftarkan gugatan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terkait dengan prosedur penyusunan RUU Keistimewaan DIY mela-lui PTUN. Menurut dia, penyu-sunan RUU itu diduga tidak sesuai dengan UU No 10/2004 tentang Pembentukan Peratur-an Perundang-undangan. (AT/AU/X-9)

Kirimkan tanggapan Anda atas berita ini melalui e-mail: interupsi

@mediaindonesia.comatau mediaindonesia.com

REUTERS

AP

JAJANG SUMANTRI

Yudi LatifPengamat politik

MI/M IRFAN

Banjir Lahar Dingin Dahsyat Terjadi Lagi

MELUAP: Sebuah gang terendam air luapan Kali Code akibat banjir lahar dingin di Jogoyudan, Gowongan, Yogyakarta, kemarin.

pertama. Saat banjir dahsyat Senin lalu,

sembilan sungai, yakni Opak, Woro, Boyong, Krasak, Putih, Pabelan, Blongkeng, Senowo,

dan Apu yang melintasi Ma-gelang, Boyolali, Klaten, dan Sleman meluap dan merendam permukiman warga sekitar.(TS/AT/R-3)

MI/FURQON

ONLINE HARI INI mediaindonesia.com

el Berbah

edia

k l ik !

l Berbl Berb

me

k l ik !