selasa, 14 september 2010 | media indonesia … filedi melbourne, slater, dan gordon, sebelum...

1
KUS NTARA BESOK! ma: umbung Karo PEMERIN- TAHAN PM Julia Gillard sepertinya akan sulit se- kali bertahan karena pe- merintahan yang mayori- tasnya tipis pasti akan su- lit mengegol- kan kebi- jakan. Apa- lagi untuk kebijakan- kebijakan yang kurang populer. Banyak pihak memprediksikan pemerin- tahan Gillard tidak akan bertahan lama apalagi kalau parlemen mengeluarkan mosi tidak percaya. Suara di parlemen akan terbelah dua walaupun di kabinet tidak. Jadi, misal- nya, ada isu tertentu dan dua pendukung independen ini menarik dukungan, atau misalnya ada perbedaan suara di antara Partai Buruh sendiri, peraturannya bisa tidak lolos. Nanti bisa terjadi stagnasi da- lam pemerintahan. Untuk itu, Julia Gillard perlu konsolidasi kekuatan. Dia mungkin perlu melobi Partai Kon- servatif untuk menjamin dukungan untuk pemerintahannya, terutama untuk isu-isu bipartisan. Dia juga perlu meyakinkan ma- syarakat luas untuk memberi dukungan. Nanti setelah itu, dia mungkin bisa mem- perbarui mandatnya, membuat pemilu ulang. Kalau di sistem parlementer kan pemilu bisa diadakan kapan saja, berbeda dengan presidensial. Dalam soal pajak pertambangan dan global warming, suara rakyat Australia ma- sih terbelah. Dulu Rudd menang karena menjanjikan posisi baru untuk isu climate change ini. Namun, kalangan bisnis juga tidak mendukung. Dukungan populernya di Par- tai Buruh sendiri. Namun, karena kebijakan Rudd ini kurang konsisten, tidak populer, Rudd dikudeta. Ada resistensi dari Buruh sendiri. Itu garis Partai Buruh. Rudd kan turun karena persoalan ini, dikudeta internal oleh Gillard. Tapi Gillard justru kemudian tidak disukai karena melakukan kudeta, terutama di daerah yang mendukung Rudd. Jadi, untuk persoalan ini yang dihadapinya, Gillard perlu melihat apakah bagi rakyat ini isu utama atau bukan. Dukungan terhadap Gillard juga bergantung pada posisi apa yang diberikan Gillard kepada Rudd. Karena Gillard orangnya tidak terlalu karismatik dan sebelumnya dia juga tidak terlalu dikenal di dunia internasional, dia perlu meningkatkan citra, public outreach- nya, dan public diplomacy-nya. Dia sendiri mengaku ke publik dia ateis dan tinggal dengan suaminya, common law husband. Sikap ini kurang menguntung- kan untuk Konservatif di Australia. Jadi, Gillard sebaiknya memperbaiki citranya. (*/I-2) Perlu Tingkatkan Citra Diri Dewi Fortuna Anwar Pengamat Hubungan Internasional LIPI JULIA Gillard, perempuan perdana menteri pertama di Australia, akhirnya tetap bertahan di kantornya setelah berhasil menambal kekurang- an suaranya pascapemilu 21 Agustus lalu untuk memben- tuk pemerintahan minoritas. Gillard, yang disokong Partai Buruh, akhirnya meraih du- kungan untuk membentuk pemerintahan. Pengacara kelahiran Barry, Vale of Glamorgan, Wales, pada 29 September 1961, ini sebelumnya menjabat deputi PM Kevin Rudd. Ia menying- kirkan Rudd Juni 2010 untuk menduduki kursi PM. Hanya beberapa minggu kemudian, dia menetapkan menggelar pemilihan. Banyak pihak menilai langkahnya itu sebagai suatu kekeliruan ka- rena hanya akan membuahkan deadlock, meskipun akhirnya berbuah manis bagi Gillard. Selama berkampanye, Gil- lard yang akrab dipanggil Gillie juga diterpa berbagai masalah. Termasuk mem- permasalahkan dirinya yang tidak memiliki anak. Pada 2007, senator dari Partai Liberal Bill Heffernan menyebut Gillard yang tidak memiliki anak akan kesulitkan memahami masalah publik dan mencari solusi lebih baik. Tidak sombong Saat menduduki kursi parlemen pada 1998, Gillard diejek karena suaranya yang sengau, potongan rambut- nya, gaya berpakaiannya, dan kegagalannya menjaga keutuhan keluarga. Namun, menjadi PM perempuan per- tama sejak Juni lalu tidak serta merta membuatnya sombong. “Saya sadar saya perempuan pertama yang menjadi PM Australia. Saya duduk di kursi ini sekarang, tapi saya tidak akan melayang menembus langit-langit,” kata pengagum politikus Partai Buruh Wales Aneurin ‘Nye’ Bevan itu. Saat balita, Gillard didiag- nosis menderita infeksi paru- paru dan sempat harus hidup dalam tenda oksigen di rumah sakit selama berminggu-ming- gu. Ini membuat orang tu- anya, Moira dan John, pindah ke daerah beriklim hangat. Keduanya pun memutuskan bergabung dengan program pindah ke Australia. Mereka sekeluarga tiba di Adelaide pada 1966. Ayahnya, John, seorang perawat, meneruskan profesinya. Sementara ibunya membantu memasak bagi pendatang di Australia. Semasa SMA, Gillard dike- nal sebagai seorang pembera- ni. Dia tidak takut bersaing dengan siapa pun termasuk siswa laki-laki. Dia bahkan pernah memukul guru fisika karena terlalu memfavoritkan siswa laki-laki. Gillard melanjutkan studi- nya ke Fakultas Hukum di University of Adelaide. Dia menjadi figur terkemuka di kampus dan kemudian terpi- lih menjadi presiden ikatan pelajar Australia pada 1983. Karier hukumnya dimu- lai di sebuah firma ternama di Melbourne, Slater, dan Gordon, sebelum berpindah haluan ke bidang politik seba- gai staf Partai Buruh pimpinan John Brumby. Gillard menjalani proses yang panjang sebelum akhir- nya menduduki kursi parle- men pada 1998. Pada 2007, dia terpilih men- jadi deputi PM Kevin Rudd. Sambil menjabat deputi, Gil- lard juga merangkap menteri sosial, kesehatan, tenaga kerja, dan pendidikan. Kemampuan- nya menduduki posisi-posisi ini membuatnya dijuluki sebagai ‘minister for everything’ (menteri yang bisa menangani segala hal). (Yan/Berbagai Sumber/I-2) SELASA, 14 SEPTEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA | 19 Internasional MI/ SUSANTO Minister for Everything LARD BERTAHAN? Australia selalu dipimpin pe- merintahan mayoritas yang ketat. Lebih stabil Namun, banyak pengamat meyakini pemerintahan Gil- lard akan lebih stabil jika dibandingkan dengan peme- rintahan yang dipimpin kubu koalisi oposisi Tony Abbott. Nick Economou, pakar poli- tik Universitas Monash, me- ngatakan Abbott yang menen- tang penarikan pajak terhadap para pencemar atas karbon yang mereka keluarkan tidak akan pernah sejalan dengan Partai Hijau, yang menuntut sebaliknya. “Jika Tony menjadi perdana menteri, ia akan segera meng- hadapi masalah dengan senat sehingga akan mendorong digelarnya pemilu dini,” pa- parnya. Untuk mempertahankan dukungan Partai Hijau, Gil- lard telah menyetujui se- jumlah tuntutan partai itu. Termasuk membentuk komisi pakar guna mencari jalan un- tuk menetapkan pajak atas polusi gas karbon. Perdana menteri kelahiran 29 September 1961 itu juga mencabut sejumlah keun- tungan taktis yang biasanya didapat perdana menteri guna mendapatkan dukungan ang- gota-anggota parlemen inde- penden. Meski perdana menteri memiliki kebebasan untuk meminta pemilu digelar ka- pan saja sesuai dengan ke- pentingan politiknya, Gil- lard telah sepakat untuk me- ngonsultasikan hal itu dengan sekutu-sekutu politiknya se- belum menetapkan menggelar pemilu. Ia juga sepakat untuk meng- ubah aturan prosedur parle- men sehingga anggota parle- men individu bisa memiliki suara yang lebih besar. Di lain pihak, sekutu-sekutu baru Gillard telah menjanjikan mendukung pemerintah Bu- ruh yang stabil dan anggaran- anggarannya. Namun, me- reka menegaskan tidak akan memberikan jaminan buta untuk mendukung kebijakan- kebijakan Buruh. “Parlemen itu akan menjadi berbeda dan tidak satu partai pun memiliki dominasi atas eksekutif atau parlemen,” ujar Rob Oakeshott seusai meng- umumkan keputusannya. “Ini hanya realitas tentang lang- kah yang akan kita lakukan hingga tiga tahun ke depan.” Anggota-anggota parlemen dari luar Buruh telah sepa- kat akan menentang setiap mosi tidak percaya terhadap perdana menteri yang bisa memicu kejatuhan pemerin- tahannya. Abbott mengatakan mam- pu-tidaknya pemerintahan Gillard terhindar dari kejatu- han dan melanjutkan pemer- intahannya dalam tiga tahun ke depan akan ditentukan performanya. “Jika pemerintah benar- benar tidak mampu, ia akan segara terjungkal,” ujarnya. (AP/Reuters/BBC/I-4) heryadi@ mediaindonesia.com REUTERS/MICK TSIKAS POSTER GILLARD: Warga melintas di depan poster peserta pemilu di Melbourne, Australia, beberapa waktu lalu. REUTERS/MICK TSIKAS

Upload: nguyendieu

Post on 10-Apr-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SELASA, 14 SEPTEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA … filedi melbourne, Slater, dan Gordon, sebelum berpindah haluan ke bidang politik seba-gai staf Partai Buruh pimpinan John Brumby. Gillard

FOKUSNUSANTARA

BACA BESOK!

Tema:

Letusan di Lumbung Karo

P e m e r i n -tahan Pm Julia Gillard s e p e r t i n y a akan sulit se-kali bertahan karena pe -merintahan yang mayori-tasnya tipis pasti akan su-lit mengegol-k a n k e b i -jakan. apa-l a g i u n t u k k e b i j a k a n -k e b i j a k a n yang kurang populer. Banyak pihak memprediksikan pemerin-tahan Gillard tidak akan bertahan lama apalagi kalau parlemen mengeluarkan mosi tidak percaya.

Suara di parlemen akan terbelah dua walaupun di kabinet tidak. Jadi, misal-nya, ada isu tertentu dan dua pendukung independen ini menarik dukungan, atau misalnya ada perbedaan suara di antara Partai Buruh sendiri, peraturannya bisa tidak lolos. nanti bisa terjadi stagnasi da-lam pemerintahan. Untuk itu, Julia Gillard perlu konsolidasi kekuatan.

Dia mungkin perlu melobi Partai Kon-servatif untuk menjamin dukungan untuk pemerintahannya, terutama untuk isu-isu bipartisan. Dia juga perlu meyakinkan ma-syarakat luas untuk memberi dukungan. nanti setelah itu, dia mungkin bisa mem-perbarui mandatnya, membuat pemilu ulang. Kalau di sistem parlementer kan pemilu bisa diadakan kapan saja, berbeda dengan presidensial.

Dalam soal pajak pertambangan dan global warming, suara rakyat australia ma-sih terbelah. Dulu rudd menang karena menjanjikan posisi baru untuk isu climate change ini. namun, kalangan bisnis juga tidak mendukung. Dukungan populernya di Par-tai Buruh sendiri. namun, karena kebijakan rudd ini kurang konsisten, tidak populer, rudd dikudeta. ada resistensi dari Buruh sendiri. itu garis Partai Buruh. rudd kan turun karena persoalan ini, dikudeta internal oleh Gillard. tapi Gillard justru kemudian tidak disukai karena melakukan kudeta, terutama di daerah yang mendukung rudd. Jadi, untuk persoalan ini yang dihadapinya, Gillard perlu melihat apakah bagi rakyat ini isu utama atau bukan. Dukungan terhadap Gillard juga bergantung pada posisi apa yang diberikan Gillard kepada rudd.

Karena Gillard orangnya tidak terlalu karismatik dan sebelumnya dia juga tidak terlalu dikenal di dunia internasional, dia perlu meningkatkan citra, public outreach-nya, dan public diplomacy-nya.

Dia sendiri mengaku ke publik dia ateis dan tinggal dengan suaminya, common law husband. Sikap ini kurang menguntung-kan untuk Konservatif di australia. Jadi, Gillard sebaiknya memperbaiki citranya. (*/i-2)

PerluTingkatkan Citra Diri

Dewi Fortuna AnwarPengamat Hubungan Internasional LIPI

JULia Gillard, perempuan perdana menteri pertama di australia, akhirnya tetap bertahan di kantornya setelah berhasil menambal kekurang-an suaranya pascapemilu 21 agustus lalu untuk memben-tuk pemerintahan minoritas. Gillard, yang disokong Partai Buruh, akhirnya meraih du-kungan untuk membentuk pemerintahan.

Pengacara kelahiran Barry, Vale of Glamorgan, Wales, pada 29 September 1961, ini sebelumnya menjabat deputi Pm Kevin rudd. ia menying-kirkan rudd Juni 2010 untuk menduduki kursi Pm.

hanya beberapa minggu kemudian, dia menetapkan menggelar pemilihan. Banyak pihak menilai langkahnya itu sebagai suatu kekeliruan ka-rena hanya akan membuahkan deadlock, meskipun akhirnya

berbuah manis bagi Gillard.Selama berkampanye, Gil-

lard yang akrab dipanggil Gillie juga diterpa berbagai masalah. termasuk mem-permasalahkan dirinya yang tidak memiliki anak.

Pada 2007, senator dari Partai Liberal Bill heffernan menyebut Gillard yang tidak memiliki anak akan kesulitkan memahami masalah publik dan mencari solusi lebih baik.

Tidak sombongSaat menduduki kursi

parlemen pada 1998, Gillard diejek karena suaranya yang sengau, potongan rambut-nya, gaya berpakaiannya, dan kegagalannya menjaga keutuhan keluarga. namun, menjadi Pm perempuan per-tama sejak Juni lalu tidak serta merta membuatnya sombong. “Saya sadar saya perempuan

pertama yang menjadi Pm australia. Saya duduk di kursi ini sekarang, tapi saya tidak akan melayang menembus langit-langit,” kata pengagum

politikus Partai Buruh Wales aneurin ‘nye’ Bevan itu.

Saat balita, Gillard didiag-nosis menderita infeksi paru-paru dan sempat harus hidup

dalam tenda oksigen di rumah sakit selama berminggu-ming-gu. ini membuat orang tu-anya, moira dan John, pindah ke daerah beriklim hangat.

Keduanya pun memutuskan bergabung dengan program pindah ke australia. mereka sekeluarga tiba di adelaide pada 1966. ayahnya, John, seorang perawat, meneruskan profesinya. Sementara ibunya membantu memasak bagi pendatang di australia.

Semasa Sma, Gillard dike-nal sebagai seorang pembera-ni. Dia tidak takut bersaing dengan siapa pun termasuk siswa laki-laki. Dia bahkan pernah memukul guru fisika karena terlalu memfavoritkan siswa laki-laki.

Gillard melanjutkan studi-nya ke Fakultas hukum di University of adelaide. Dia menjadi figur terkemuka di

kampus dan kemudian terpi-lih menjadi presiden ikatan pelajar australia pada 1983.

Karier hukumnya dimu-lai di sebuah firma ternama di melbourne, Slater, dan Gordon, sebelum berpindah haluan ke bidang politik seba-gai staf Partai Buruh pimpinan John Brumby.

Gillard menjalani proses yang panjang sebelum akhir-nya menduduki kursi parle-men pada 1998.

Pada 2007, dia terpilih men-jadi deputi Pm Kevin rudd. Sambil menjabat deputi, Gil-lard juga merangkap menteri sosial, kesehatan, tenaga kerja, dan pendidikan. Kemampuan-nya menduduki posisi-posisi ini membuatnya dijuluki sebagai ‘minister for everything’ (menteri yang bisa menangani segala hal). (Yan/Berbagai Sumber/i-2)

SELASA, 14 SEPTEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA | 19Fokus Internasional

MI/ SUSANTO

Minister for Everything

MAMPUKAH GILLARD BERTAHAN?australia selalu dipimpin pe-merintahan mayoritas yang ketat.

Lebih stabilnamun, banyak pengamat

meyakini pemerintahan Gil-lard akan lebih stabil jika dibandingkan dengan peme-rintahan yang dipimpin kubu koalisi oposisi tony abbott.

nick economou, pakar poli-tik Universitas monash, me-ngatakan abbott yang menen-tang penarikan pajak terhadap para pencemar atas karbon yang mereka keluarkan tidak akan pernah sejalan dengan Partai hijau, yang menuntut sebaliknya.

“Jika tony menjadi perdana menteri, ia akan segera meng-hadapi masalah dengan senat sehingga akan mendorong digelarnya pemilu dini,” pa-parnya.

Untuk mempertahankan dukungan Partai hijau, Gil-lard telah menyetujui se-jumlah tuntutan partai itu. termasuk membentuk komisi pakar guna mencari jalan un-

tuk menetapkan pajak atas polusi gas karbon.

Perdana menteri kelahiran 29 September 1961 itu juga mencabut sejumlah keun-tungan taktis yang biasanya didapat perdana menteri guna mendapatkan dukungan ang-gota-anggota parlemen inde-penden.

meski perdana menteri memiliki kebebasan untuk meminta pemilu digelar ka-pan saja sesuai dengan ke-pentingan politiknya, Gil-lard telah sepakat untuk me-ngonsultasikan hal itu dengan sekutu-sekutu politiknya se-belum menetapkan menggelar pemilu.

ia juga sepakat untuk meng-ubah aturan prosedur parle-men sehingga anggota parle-men individu bisa memiliki suara yang lebih besar.

Di lain pihak, sekutu-sekutu baru Gillard telah menjanjikan mendukung pemerintah Bu-ruh yang stabil dan anggaran-anggarannya. namun, me-reka menegaskan tidak akan memberikan jaminan buta

untuk mendukung kebijakan-kebijakan Buruh.

“Parlemen itu akan menjadi berbeda dan tidak satu partai pun memiliki dominasi atas eksekutif atau parlemen,” ujar rob Oakeshott seusai meng-umumkan keputusannya. “ini hanya realitas tentang lang-kah yang akan kita lakukan hingga tiga tahun ke depan.”

anggota-anggota parlemen dari luar Buruh telah sepa-kat akan menentang setiap mosi tidak percaya terhadap perdana menteri yang bisa memicu kejatuhan pemerin-tahannya.

abbott mengatakan mam-pu-tidaknya pemerintahan Gillard terhindar dari kejatu-han dan melanjutkan pemer-intahannya dalam tiga tahun ke depan akan ditentukan performanya.

“Jika pemerintah benar-benar tidak mampu, ia akan segara terjungkal,” ujarnya. (aP/reuters/BBC/i-4)

[email protected]

REUTERS/MIck TSIkAS

POSTER GILLARD: Warga melintas di depan poster peserta pemilu di Melbourne, Australia, beberapa waktu lalu.

REUTERS/MIck TSIkAS