selamat datang pemimpin baru
TRANSCRIPT
opini
SELAMAT DATANG PEMIMPIN BARU MAHASISWA IAIN PALU
SUHARTO
(dosen tetap ilmu komunikasi IAIN Palu)
*****
Ungkapan utama yang pantas terlukis dalam memulai tulisan ini adalah (tentu)
ucapan selamat dan sukses akan 2 (dua) hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pesta
demokrasi tahunan bagi mahasiswa institut agama islam negeri (IAIN) Palu, yakni selamat
buat mahasiswa IAIN yang telah memberikan apresiasi, berpartisipasi dan berkompetisi
‘politik’ secara sehat dan fair. Lantaran, pesta yang penuh dinamika dan proses yang sarat
kepentingan itu berujung damai, adem dan bersahabat hingga ditetapkannya pasangan
calon presiden dan calon wakil presiden mahasiswa terpilih, yaitu Adinda M Sahrul S dan
Afidhil yang merupakan koalisi mahasiswa fakultas ushuluddin adab dan dakwah (FUAD)
dengan fakultas terbesar di IAIN Palu yaitu Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK).
Kemudian ucapan selamat kedua berikutnya adalah buat pasangan Nomor Urut 2
yang bertag-line SHAF (Sahrul – Afidhil) atas keberhasilannya bersama tim suksesnya
memenangkan pertarungan pesta bergengsi itu atas rivalnya dengan keunggulan telak 600-
an suara melampaui lawannya yang hanya mengumpulkan 200-an suara. Praktis pasangan
yang disokong oleh LDK, MANPA, LPM dan beberapa organisasi lainnya itu mendulang
suara 65% dari total suara sah.
Pemilihan yang berlangsung senin (22/12/2014) di kampus hijau tersebut setidaknya dapat
memberikan catatan-catatan positif, baik dalam kerangka pembangunan dan
pengembangan kualitas berorganisasi bagi mahasiswa di dalam kampus sebagai
pengejawantahan dari student’s government (pemerintahan mahasiswa) yang diharapkan
akan bermetamorfosis kelak menjadi pribadi (mahasiswa) yang memiliki pengalaman dan
pengetahuan yang matang dalam melakukan interaksi politik pasca bermahasiswa (alumni)
ataupun memiliki skill’s individu dalam bersenyawa dengan masyarakat untuk
mengorganisir dan mendesain sebuah gerakan-gerakan sosial (social movement) nantinya.
Mahasiswa telah mampu melakukan pendidikan dan pendewasan berpolitik dan
berdemokrasi sebagai manifestasi bagi terdidiknya generasi masa depan bangsa yang
memiliki political will untuk mengedepankan kepentingan bersama, kepentingan bangsa
dan negara di atas kepentingan lainnya. Serta, hasil pemilihan umum mahasiswa
(pemiluma) dapat menjadi bekal bagi mahasiswa untuk meredam emosi sesaat, mengubur
ambisinya dengan belajar menerima kekalahan dan belajar merayakan kemenangan dengan
tidak euphoria. Terbukti, mahasiswa IAIN Palu berhasil menciptakan demokrasi kampus
yang berkualitas disebabkan karena tingginya partisipasi mahasiswa dalam memberikan
hak suaranya, kedewasaan para kandidat dalam melakukan sosialisasi, kampanye dan
berbagai agenda politik lainnya sehngga nyaris tak terdengar ada riak-riak, ada dis-
communication dan ataupun dis-orientasi politik yang mengarah pada tersulutnya
anarkisme politik. Kecakapan para penyelenggara (panitia pemiluma) dalam melakukan
serangkaian prosesi politik dengan netral dan tidak memperlihatkan gelagat yang dapat
mencederai proses demokrasi. Dan faktor lainnya adalah kedewasan para kandidat yang
mampu meyakinkan para tim sukses dan pendukunya agar melewati seluruh tahapan
demokrasi dengan santun, cerdas dan dewasa. Itu tergambar dari kebesaran hati saudara
Saharuddi dan pasangannya untuk menerima kekalahan dengan legowo tanpa harus
melakukan tindakan-tindkan provokatif dan bersama pendukungnya telah memperlihatkan
sikap gentlement yang secara ikhlas menerima hasil akhir. Tentunya, sikap Saharuddin dan
para pendukunya patut diberikan apresiasi dan penghormatan yang tinggi atas aksi-aksi
politiknya yang sangat bersahabat dan berkarakter. Untuk itu penulis memberikan
berasumsi bahwa saudara Saharuddin telah meletakkan dasar-dasar berorganisasi kampus
yang baik dan secara bersamaan pula Sahabat Saharuddin telah meniti masa depannya dan
penulis yakin bahwa Saharuddin kelak akan menjadi pemimpin yang besar dan hebat.
Apresiasi yang sama juga harus dipersembahkan kepada pihak pemenang,
pasangan SHAF, sebab meskipun dirinya dinyatakan sebagai pemenang tetapi tidak lantas
larut dalam luapan suka citanya. Malah, penyambutan oleh timnya dan para pendukungnya
tidaklah nampak seperti orang kalap dan berpestapora, sebaliknya meskipun menang tetapi
hingga palu penetapannya telah diketuk oleh panitia pemiluma namun Sahrul cs tidak
berlebihan menimang hasil perjuangannya. Dalam hal ini, maka tidak salah juga kiranya
kawan Sahrul dan para timnya dapat diberikan apresiasi yang tinggi atas sikap
‘negarawannya’ yang diperlihatkan pada penyambutan kemenangannya di arena
perhitungan suara dengan tenang, komunikatif dan sangat bersahabat serta menghargai
saudaranya Saharuddin cs dengan tidak memperlihatkan reaksi eforia kemenangan. Sahrul
pun dapat diproyeksikan telah merintis jalan karirnya pasca bermahasiswa dengan modal
utama adalah sebagai mantan presiden mahasiswa dan segala peridikat yang melekat
padanya kelak.
Reformasi Moral
Tugas utama pemerintahan mahasiswa IAIN Palu yang baru adalah bagaimana
melakukan reformasi moral di lingkungan mahasiswa IAIN sebagai starting awal dalam
mewujudkan cita-cita kampus sebagai sumber peradaban islam di Sulawesi Tengah, dan
jika Sahrul bersama pasangannya ingin menjadikan IAIN sebagai pusat aksi dan gerakan-
gerakan moral serta pusat kajian-kajian pengembangan wawasan kebangsaan, keummatan
dan keislaman.
Menurut Imam Nuryadin, salah seorang aktivis HMI Universitas Islam Bandung
(Unisba) bahwa Reformasi moral menjadi kata kunci dalam proyek rekayasa sosial
(dakwah) yang tengah digulirkan. Betapa tidak, pesan moral akhlaq dan kultural adalah
pintu masuk bagi kesadaran kebangsaan (Nationality Consciousness) sebagai sesuatu yang
asasi (fundamental) bagi manusia yang bernegara dan berbudaya.Kesadaran etik adalah
akar konstruksi budaya pembentuk tatanan kebangsaan dalam mencapai posisi yang ideal.
Kekuatan yang akan mampu mengubah sejarah ke arah yang lebih baik.
Mantan ketua BEM Unisba tersebut lalu menilai Keberadaan mahasiswa harus
mengambil peran dan strategi untuk menjawab tantangan di atas. Kesinambungan dan
keberlangsungan kehidupan akan sangat tergantung kepada mahasiswa yang memegang
estafet kepemimpinan kehidupan (khalifah fil ardi) untuk senantiasa mencipta dan
berkreasi dengan semua potensi dan anugerah yang telah diberikan kepada kita manusia.
Keberadaan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam sebuah sistem pembinaan pada
kelompok mahasiswa menjadi sebuah keniscayaan. Penuangan segala bentuk kretifitas dan
aspirasi mahasiswa harus mendapat ruang dan dukungan yang luas, dengan koridor yang
bisa memberikan perlindungan dan arah yang jelas dalam pencapaian cita-cita.
IAIN Harus Go Public
Era kepemimpinan mahasiswa Sahrul-Afidhil diharapkan menjadi tonggak awal
bagi almamater bekas STAIN itu setelah mengkonversi diri menjadi IAIN untuk
melakukan terobosan-terobasan program yang bersinergi dengan pihak institut (akademik)
dalam rangka mendongkrak eksistensi IAIN sebagai lembaga pendidikan islam yang
mampu menjadi pusat peradaban di Sulawesi Tengah pada khususnya dan Indonesia pada
umumnya, dan bukan hanya peradaban islam tetapi lebih jauh diharapkan mampu menjadi
lokomotif pengembangan ilmu pengetahuan yang dapat mengukuhkan kampus tersebut
sebagai refernsi akademik ilmiah pada aspek pengembangan keilmuan lainnya.
Sang Presiden dan Wapres baru harus mampu menciptakan letupan-letupan
gerakan sosial, gerakan dakwah dan gerakan-gerakan moral force jika ingin membawa
bendera kampus dan panji-panji almamater berkibar di langit nusantara. Maka tidak ada
kata lain selain, pemerintahan Sahrul harus bertekad menjalankan pemerintahannya ke
arah pengembangan daya saing almamater dengan cara menggalakkan kajian-kajian
temporer, pembinaan-pembinaan dan pengembangan sumber daya mahasiswa yang lebih
kompetitif dan berdaya saing tinggi. Sahrul harus berani membawa keluar dan
memperkenalkan IAIN kepada publik jika ingin kepemimpinannya dapat membawa faedah
bagi almamaternya.
Terakhir, di tangan Sahrul-Afidhil kelembagaan kampus dan almamater IAIN
diharapkan menjadi lembaga yang disegani di luar kampus dan menjadi corong pergerakan
regional dan nasional, baik gerakan intelektual maupun gerakan-gerakan sosial.
Sekali selamat buat kalian berdua. Jalankan amanah mahasiswa itu dengan baik
dan jadilah teladan bagi kawan-kawanmu yang kalian pimpin hingga setahun kedepan.
[]wallahu a’lam bissawwab.
Palu, 23 Desember 2014