sejarah pemikiran ekonomi klasik

62
SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI KLASIK KELOMPOK : 5 1). Misfah Fazariani 2). Nela Permata Sari Lubis 3). Siti Khadijah Siregar 4). Tuti Herda Jayanti Nasution

Upload: nelapermatasari

Post on 25-Oct-2015

1.178 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Makalah Sejarah Pemikiran Ekonomi Klasik

TRANSCRIPT

Page 1: Sejarah Pemikiran Ekonomi Klasik

SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI KLASIK

KELOMPOK : 5

1). Misfah Fazariani

2). Nela Permata Sari Lubis

3). Siti Khadijah Siregar

4). Tuti Herda Jayanti Nasution

Page 2: Sejarah Pemikiran Ekonomi Klasik

BAB 1

PENDAHULUAN

1. Pendahuluan

System ekonomi yang dianut oleh suatu bangsa tergantung dari doktrin, mazhab, atau aliran

pandangan ekonomi, yang pada gilirannya juga dipengaruhi oleh seperangkat nilai (set of value)

yang dianut oleh bangsa tersebut (seperti kebiasaan, kepercayaan, ideology, dll)

Setiap kelompok masyarakat di suatu tempat menganut aliran ekonomi yang berbeda.

Variasinya sangat banyak, mulai dari doktrin ekonomi yang dikembangkan pada masa Yunani

kuno, aliran Fisiokrat, Klasik, Neo Klasik, Sosialisme, sampai yang terakhir Ekonomi Klasik

Baru (New Classical Economics). Akan tetapi,jika suatu saat timbul masalah baru dikemudian

hari maka akan diperlukan teori-teori dan konsep-konsep yang baru pula.

Sejarah pemikiran-pemikiran ekonomi secara sederhana merupakan salah satu cabang ilmu

ekonomi yang khusus mempelajari perkembangan pemikiran-pemikiran ekonomi sejak awal

peradaban manusia hingga masa sekarang seperti Keynesian, monetaris, sisi penawaran dan

Ratex.

Pemikiran-pemkiran tentang ekonomi sudah sangat berkembang pada abad ke-XV, saat

terjadi revolusi pertanian di Eropa. Akan tetapi pengakuan terhadap ilmu ekonomi sebagai

cabang ilmu tersendiri baru diberikan pada abad ke-XVIII, setelah Adam Smith muncul dalam

percaturan ekonomi. Adam Smith (1729-1790) tidak disangsikan lagi merupakan tokoh utama

aliran ekonomi yang di kenal sebagai aliran klasik.

Aliran atau mazhab yang dikembangkan Adam Smith disebut mazhab klasik sebab gagasan-

gagasan yang ia tulis sebetulnya sudah banyak dibahas dan dibicarakan oleh pakar-pakar

ekonomi jauh sebelumnya. Misalnya, soal paham individualisme tidak banyak berbeda dengan

paham hedonisme yang dikembangkan oleh Epicurus masa Yunani kuno. Begitu juga dengan

pendapatnya agar pemerintah melakukan campur tangan seminimal mungkin dalam

perekonomian (Laissez faire laissez passer) sudah dibicarakan oleh Francis Quesnai sebelumnya.

Karena gagasan-gagasan Smith banyak yang sudah klasik, oleh musuh bubuyutannya, Karl

Marx, aliran yang dikembangkan kembali oleh Smith ini disebut sebagai mazhab klasik.

Page 3: Sejarah Pemikiran Ekonomi Klasik

Adam Smith sebagai pendiri paham Klasik hidup pada tahap awal revolusi industri di

Inggris. Pandangan-pandangannya yang optimis tentang kekayaan bangsa-bangsa tidak orisinal,

tetapi dia telah berhasil mengutuhkan berbagai pandangan yang relevan dengan pembahasannya.

Pembahasan teori ongkos produksi, upah, laba, dan sewa lebih utuh dan terkait dibicarakan. Di

samping itu, teori pembangunannya telah memperhitungkan pertumbuhan penduduk, pembagian

kerja dan akumulasi modal.

Pada generasi berikutnya pandangan-pandangan ekonomi klasik cenderung bersifat pesimis.

Hal ini berkaitan dengan teori penduduk dari Malthus dan teori upah, laba, dan sewa lahan dari

Ricardo. Hal ini disusul pula oleh berbagai kritik yang tajam terhadap pemikiran-pemikiran

ekonomi klasik. John Stuart Mill seorang tokoh ekonomi yang hidup di ujung masa aliran klasik,

pembahasan-pembahasannya versifat eklektik (eclectic). Sumbangannya yang terkenal terhadap

pemikiran ekonomi antara lain adalah hukum produksi dan distribusi, dasar teori perdagangan

internasional, dan mengembangkan metodologi ekonomi.

Manfaat mempelajari sejarah pemikiran ekonomi Klasik

Perubahan dalam dasar-dasar pandangan ekonomi bisa berlangsung smooth dan kerapkali

bias berlangsung secara revolusi melalui suatu perubahan yang radikal. Yang paling perlu

mendapat perhatian di sini adalah runtuhnya Uni Soviet, kemudian diikuti oleh Negara-negara

sosialis lain di Eropa Timur. Yang lenih penting lagi bagi kita ialah krisis ekonomi yang melanda

bangsa-bangsa Asia sejak pertengahan tahun 1997, dimulai dari Thailand, kemudian Filiphina,

Malaysia, Indonesia, bahkan juga merambat ke Singapor, Hongkong dan Korsel.

Dalam keadaan tidak menentu tersebut orang sering mempersalahkan pendekatan

ekonomi yang digunakan/dijadikan sebagai dasar kebijaksanaan pembangunan. Dengan

mempelajari sejarah pemikiran ekonomi dan system-sistem perekonomian tersebut, kita akan

mengetahui teori-teori ang digunakan dalam menghadapi masalah-masalah ekonomi tertentu,

kebaikan dan kelemahan dari tiap pendekatan yang digunakan.

Page 4: Sejarah Pemikiran Ekonomi Klasik

Ruang Lingkup Ekonomi Klasik

a). Kemerdekaan Alamiah.

Landasan pandangan ekonomi klasik adalah kepentingan-pribadi dengan

kemerdekaan alamiah. Kemerdekaan pribadi sedemikian sempurnanya, sehingga setiap orang

tahu apa yang perlu, apa yang menguntungkan bagi dirinya. Pada sekitar tahun 1776,

kepulauan Inggris masih dalam tahap transisi. Dunia perdagangan baik di dalam maupun

keluar negeri telah berkembang, sedangkan sektor industri dan pertanian mulai

menampakkan perbaikan. Dengan pandangan-pandangannya itu sebenarnya Smith

menentang arus, oleh karena arus pemikiran Merkantilis masih berkembang, yang

menekankan peranan negara dalam kegiatan ekonomi. Namun demikian terlihat dengan jelas

kesinambungan alur pemikiran Fisiokrat dengan dasar pemikiran ekonomi klasik.

Pendekatannya, bila dibandingkan dengan pemikiran-pemikiran paham sebelumnya,

lebih terpadu, konsisten, mendalam, dan bersifat lebih umum. Membicarakan kekayaan

sangat penting, karena itulah subyek pengkajian ekonomi. Dia menantang pandangan kaum

Merkantilis yang menyatakan bahwa kekayaan itu terdiri dari uang dan logam-logam mulia.

Perdagangan internasional bukan semata-mata untuk mendapatkan logam-logam mulia tetapi

untuk pertukaran komoditi yang diperlukan, memperluas pasar dan hal ini akan

meningkatkan pembagian kerja.

b). Pemikiran yang pesimistik

Revolusi industri pada abad ke 19 di inggris, selain menjadikan negara tersebut

menjadi negara industri yang maju juga mendatangkan hal yang kurang menyenangkan

seperti kemiskinan, pengangguran, tenaga kerja anak-anak dan tekanan-tekanan baru dalam

kehidupan, baik di kota maupun pedesaan. Dalam keadaan demikian, Thomas Robert

Malthus (1766-1834), membahas tentang jumlah penduduk yang bertambah lebih cepat dari

pada pertumbuhan bahan makanan. Bukunya yang berjudul An Essay on the Principle of

Population as it Affects the Future Improvement of Society, terbit pada tahun 1798. Malthus

menolak pandangan William Godwin dan Condorcet dan pandangan-pandangan yang

optimistik pada abad ke 18.

Page 5: Sejarah Pemikiran Ekonomi Klasik

Selanjutnya Ricardo (1783-1823) datang juga dengan teori distribusi. Yang lebih

tajam yang mengandung pertentangan antara tuan-lahan, pemilik modal dan tenaga kerja.

Selain itu sewa lahan akan meningkat karena lahan-lahan subur semakin langka. Ricardo

mengembangkan lebih lanjut teori nialai kerja dan memberi penjelasan lain tentang

perdagangan internasional bila dibandingkan dengan pandangan kaum Merkantilisme.

John Stuart Mill (1806-1873), salah satu intelektual, filsuf, pemikir ekonomi dan

politik menulis buku Principles of Political Economy, With Some of Their Application to

Social Philosophy. Buku ini menguasai ajaran-ajaran ekonomi tidak hanya di Inggris, tetapi

juga di negeri-negeri yang menggunakan bahasa Inggris. Pemikirannya sangat dipengaruhi

oleh Jeremy Bentham (1748-1832). Pemikiran-pemikiran yang terdapat pada buku ini pada

umumnya merupakan pengulangan berbagai teori yang telah dibicarakan oleh ahli-ahli

sebelumnya, tetapi dua sumbangannya yang terkenal adalah permintaan timbal balik dalam

perdagangan internasional dan membedakan hukum-hukum produksi dan distribusi. Mill

menyetujui prinsip-prinsip ekonomi sosialis, sehingga ada anggapan bahwa Mill telah

meninggalkan ekonomi dengan dasar individu yang merdeka. Anggapan ini sampai sekarang

menjadi kontroversi. Namun demikian dalam bukunya Mill masih melanjutkan tradisi

ekonomi klasik, namun pada masanyalah kritik-kritik itu memuncak bersamaan dengan

munculnya pembahasan-pembahasan ekonomi sosialis yang lebih tajam.

c). Individu dan Negara

Kritik mereka yang tajam terhadap pemikiran ekonomi klasik diajukan pada dasar

pemikirannya, yakni tentang semboyan Laissez-faire. Ini berarti mereka menolak pandangan

tertib-alamiah dan kemerdekaan alamiah, ataupun pemikiran ekonomi yang atomistik. Para

pengriktik ini bertolak dari prinsip-prinsip bahwa peran negaralah yang lebih tama, yang

lebih berorientasi kepada dasar-dasar ekonomi sosialis. Selain itu, kritik-kritik tersebut

diajukan pula terhadap metodologi dan kelembagaan yang bersifat politis, sosiologis dan

historis. Karl Marx pula yang memberi nama faham ekonomi yang dipelopori Adam Smith

itu dengan sebutan ekonomi klasik, yakni pemikiran ekonomi yang sudah tua. Namun

demikian, pemikiran-pemikiran ekonomi yang tua dan kuno itu sampai sekarang masih

mempunyai tradisi yang kuat.

Page 6: Sejarah Pemikiran Ekonomi Klasik

PETA KONSEP

Pemikiran Ekonomi Klasik

Adam Smith Jean Baptist Say

David Richardo

Thomas Robert

Malthus

Page 7: Sejarah Pemikiran Ekonomi Klasik

Tokoh Aliran Ekonomi Klasik

1). Adam Smith (1729-1790)

Smith lahir di Kirkcaldy kota kecil dekat Eddinburg, Scotlandia tahun 1723. Ayahnya

adalah pengacara dan pengawas keuangan bea nasabah. Ayahnya meninggal tak lama setelah

Smith lahir, sehingga ia debesarkan ibunya dan dijaga orang kepercayaan ayahnya. Smith

memasuki Glasgow University pada usia 14 tahun setelah meneruskan studinya di Kirkcaldy. Di

Universitas ini Smith mempelajari ilmu etika hukum-alamiah dan ekonomi dari Francis

Hutcheson (1694-1746). Mereka berasal dari daerah yang sama yaitu Scotlandia. Hutcheson

sebagai guru besar dalam filsafat moral mengajarkan bahwa individu sendirilah yang dapat

menentukan apa yang baik menurut etis bagi dirinya, tanpa memperoleh pengetahuan terlebih

dulu dari Tuhan, dan kebahagiaan individu merupakan ukuran tentang kebaikan. Sebagai perintis

gagasan itu, Hutcheson mendapat tuduhan subversi doktrin gereja. Dia mendapatkan hukuman

dari Dewan Gereja lokal, tetapi kemudian dibebaskan dan diijinkan untuk melanjutkan

ajarannya. Sewaktu itu, Smith menjadi salah seorang muridnya. Selanjutnya, Smith melanjutkan

studinya ke Oxford University dengan besiswa selama 6 tahun (sampai tahun 1746).

Di sini, Smith mengenal David Hume (1711-1776) melalui kelompok intelektual

Eddinburg karena ia mengajar di Eddinburg University (1748-1751). Hume adalah seorang filsuf

dan ekonom yang melanjutkan ajaran John Locke, yang bersifat empirik tentang sebab dan

akibat. Melalui Hume, pendekatan Smith tentang konsep hukum-alamiah berubah. Hume pula

yang merangsangsangnya untuk melakukan generalisasi tentang perilaku manusia dengan

mempelajari sejarah. Pada tahun 1751 hingga 1763 Smith kembali mengajar di Universitas

Glasgow. Dia guru besar dalam filsafat moral menggantikan Hutcheson. Materi pengajaran yang

diberikan pada setiap kuliah itulah yang menjadi sumber dua buah bukunya yang terkenal yaitu,

pertama The Theory of Moral Sentiment(1759) yang banyak menghubungkan masalah ekonomi

dan moral. Buku ini serta bahan-bahan kuliah yang diberikan di Universitas Glasgow menjadi

sumber utama penulisan buku yang kedua, An Inquiry in to the Nature and Causes of The

Wealth of Nations (1776). Buku yang ditulis oleh Smith tersebut dianggap sebagai pancangan

pertama tonggak sejarah perkembangan ilmu ekonomi, oleh sebab itu ia diberi gelar “Bapak Ilmu

Ekonomi”. Smith juga merupakan pendiri Glasgow Literary Society danPolitical Economy

Page 8: Sejarah Pemikiran Ekonomi Klasik

Club. Pendiri lain David Hume dan James Watt dengan anggota para guru besar lainnya dan para

pengusaha lokal.

I. Sumber Pemikiran

Paham filsafat naturalis merupakan landasan pemikiran Smith. Tetapi Smith tidak mulai

dari nol, rantai panjang telah merangkai landasan tersebut. Dalam aliran ini ditemukan nama-

nama Stoic dan Epicturus dalam filsafat alamiah Yunani kuno. Dalam kerajaan Romawi juga

tercatat nama-nama besar, seperti Cicero, Seneca dan Epictitus. Selanjutnya dalam kurun waktu

Renaissance dan Reformasi aliran ini kembali mengalami modifikasi dalam karya-karya Bacon,

Hobbes dan Locke. Aliran Pisiokrat mengembangkannya lebih lanjut dan pada masa Adam

Smith sepenuhnya mekar dalam pemikiran ekonomi. Seperti dikatakan Eric Roll:

“Its claims that all that wise social organizatin need do is to act as nearly a possible in

harmony with the dictates of the natural order. … Their common characteristic, however, is the

principle from which they claim authority: the superiority of natural over man-made law.”

Berbagai teori yang dibahas oleh Smith berutang budi kepada nama-nama yang telah

terkenal sebelumnya. Teori tentang uang, Smith mengembangkan pendapat Hume dan Locke,

bahkan uga Steurt. Karangan-karangan Petty, Steurt dan Cantillon merupakan perintissebelum

Smith membicarakan teori nilai. Seperti telah diutarakan sebelumnya, teori pembagia kerja

berasal dari Plato, Aristotles, dan Xenophon.bahkan contoh yang dibuat Smith tentang

pembagian kerja dalam pabrik jarum telah dimuat dalam sebuah Encyclopedie yang terbit tahun

1775 di Perancis. Seorang guru besar di Universitas of Edinburgh yang bernama Adam Ferguson

(1723-1816), telah menulis hal yang sama, sehingga timbul saling tuduh menuduh siapa

memplagiat siapa.

Pemikiran utama yang ditulis Smith meliputi Filsafat sosial dan politik dan pemikiran

ekonomi  diturunkan dari filsafat itu; kedua, hal-hal yang mengandung ekonomi teknis.

II. Filsafat Sosial dan Politik

Masalah yang dibahas Adam smith dalam bukunya meliputi produksi, distribusi dan

pertukaran yang pernah dilakukan sebelumnya pada berbagai negeri, kemudian melakukan

perbaikan dengan mengintegrasikan teori-teori tersebut dalam lingkupan yang bersifat makro.

Page 9: Sejarah Pemikiran Ekonomi Klasik

Pengarang  The Wealth Of  Nations ini menyatakan bahwa pada hakekatnya perilaku manusia

mempunyai enam motif. Keenam motif itu adala cinta diri sendiri (self-love), simpati, keinginan

untuk merdeka, mempunyai sopan santun (sense of propriety), senang bekerja dan cenderung

untuk saling menukar, barter dengan barang-barang lain. Dengan dasar dan motif ini manusia

bebas mempertimbangkan dan memperoleh apa yang dia rasa patut untuk kepentingan dirinya.

Mencintai diri sendiri saling berkaitan dengan motif-motif lainnya, terutama  dengan motif

simpati dengan motif ini akan dicapai keseimbangan alamiah perilaku manusia, yang katanya

diatur oleh invisible hand. Konsekuensi dari motif tersebut adalah campur tangan pemerintah

yang terlalu jauh yang akan bersifat negatif. Tiga tugas utama pemerintah adalah: pertama, tugas

pertahanan dan keamanan; kedua, menjamin tegaknya keadilan; dan ketiga,

mempersiapkan public works dan hal-hal yang bersifat kelembagaan yang tidak dapat dilakukan

secara individu, atau kelompok individu dan tidak cukup menguntungkan. Menjamin kedamaian

dalam dan luar negeri, keadilan, pendidikan dan prasarana minimum untuk kegiatan usaha

masyarakat seperti, jalan-jalan raya, pelabuhan, jembatan, kanal-kanal. Inilah tugas pemerintah,

di luar itu diatur oleh tangan yang tersembunyi.

Pandangan tersebut mendapat tantangan yang kuat dari penentangnya, baik dari para ahli

ekonomi maupun dari pihak pemerintah yang berkuasa pada waktu itu. Smith senantiasa

menekankan bahwa kepentingan pribadi itu saling berkaitan dengan kepentingan masyarakat.

Oleh karena seorang individu adalah dari suatu masyarakat, yang senantiasa menolong orang

lain, tetapi adalah percuma untuk selalu mengharapkan kebajikan orang lain.

Inilah pendapatnya yang tampaknya sangat angkuh:

“it’s not  from the benevolence of the buthcer, the brewer, or the baker, that we expect our

dinner, but from their regard to their own interest.”

Selanjutnya, pertukaran akan mendatangkan kepuasan serentak bagi dua kepentingan

individu. Setiap orang menghasilkan sesuatu yang dapat menguntungkan dirinya dan

dipertukarkan dengan orang lain. Ini berarti, pembuatan barang atau jasa telah

mempertimbangkan kepentingan orang lain.

Smith tidak hanya melihat sektor pertanian sebagai sektor yang produktif, tetapi

mempelajari lebih luas hubungan perdagangan, industri dengan pertanian. Dengan mendorong

Page 10: Sejarah Pemikiran Ekonomi Klasik

investasi ke sektor industri akan mengembangkan sektor pertanian dan menimbulkan kegiatan

pertukaran. Ini berarti memajukan perdagangan. Merupakan suatu kebijakan bagi setiap

keluarga, jika membuat barang-barang yang harganya lebih murah. Sebaliknya, jika harga barang

itu lebih mahal jika dibuat sendiri, maka lebih baik membeli.

Tantangan tidak kecil. Mengoperasionalkan naturalisme dalam kebijaksanaan ekonomi,

harus terlebih dulu berjuang mengurangi pengaruh merkantilisme dalam perdagangan, peraturan

dan retriksi dalam dunia industri dan perdagangan yang telah bercokol lama sejak seabad

sebelumnya. Disamping itu, struktur monopoli yang kuat dan hak-hak istimewa dari beberapa

kelompok orang-orang kaya dan bangsawan masih berkuasa. Kebijaksanaan yang sangat

didominasi negara pada waktu itu (di Inggris) adalah menyangkut perdagangan luar negeri

dengan kontrol yang sangat tepat, proteksi perdagangan. Demikian juga bidang yang

menyangkut tenaga kerja seperti upah, latihan, dan semua aspek produksi mendapat perhatian

dari Smith. Semuanya memerlukan perombakan. Smith berpendapat bahwa kelangsungan

persaingan bebas perlu dijamin.inilah tugas kebijaksanaan ekonomi yang utama yang

diprioritaskan. Peranan pemerintah sangat minimum. Hanya dengan persaingan yang demikian,

yang konsisten dengan kemerdekaan alamiah, yang mendorong kemajuan. Setiap orang dapat

memperoleh hasil dari usahanya dan memberikan sumbangan penuh untuk kepentingan bersama.

Hasil-hasil yang dicapainya luar biasa. Pemikirannya sangat berpengaruh kepada para

usahawan dan politisi. Dia berbicara dengan para industrialiawan, yang memang menginginkan

pasar bebas. Pandangan-pandangannya senantiasa menentang pengaturan ekonomi oleh negara

dan sangat tidak setuju dengan monopoli serta hak-hak istimewa yang dimiliki oleh sekelompok

orang. Ini harus ditiadakan jika ekonomi masyarakat ingin dikembangkan, sehingga kepuasan

seluruh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dapat ditingkatkan.

III. Teori Nilai

Teori nilai tidak kurang dari dua ratus tahun sebeluim buku Smith yang terkenal itu terbit,

ahli-ahli ekonomi senantiasa mencari sumber akhir kekayaan suatu bangsa. Seperti telah

diutarakan pada uraian aliran pemikiran ekonomi, merkantilisme mengandalkan sumber

kekayaan pada perdagangan luar negeri. Sedangkan aliran fisiokrat melihatnya dari sektor

pertanian dan pertukaran. Adam Smith melanjutkan pemikiran-pemikiran yang telah ada

Page 11: Sejarah Pemikiran Ekonomi Klasik

sebelumnya yakni yang telah dikemukakan oleh Petty dan Chantillon. Smith melihat bahwa

tenaga kerja adalah sumber dari kebutuhan hidup. Menurut Smith, kekayaan suatu bangsa

tergantung pada: Pertama, tingkat produktivitas tenaga kerja dan kedua, jumlah penggunaan

tenaga kerja, yakni tenaga kerja produktif yang terpakai.

Membicarakan hal pertama, menyangkut pembagian kerja (division of labour),

pertukaran (exchange), uang dan distrisbusi. Ke dalam hal kedua, termasuk pembahasan model.

Smith memulai pembahasan pembagian kerja karena hal ini menyangkut dasar terjadinya

transformasi dari bentuk tenaga kerja yang konkrit dan produktif yang menghasilkan barang-

barang (nilai guna) menjadikan tenaga kerja sebagai suatu unsur sosial. Secara abstrak, inilah

yang menjadi sumber kekayaan (nilai tukar). Pembagian kerja adalah dasar untuk meningkatkan

produktivitas tenaga kerja.

Smith mungkin keliru, dengan mengatakan bahwa tidak mungkin ada pertukaran tanpa

pembagian kerja. Tetapiyang dimaksud Smith adalah nahwa ada kaitan antara pasar dengan

produktivitas, sedangkan perdagangan harus belangsung dengan bebas untuk pengembangan

kekuatan-kekuatan prodktif. Kekuatan0kekuatan produktif inilah yang menghasilkan kekayaan

bangsa. Kekayaan bangsa bagi Smith adalah bukanlah hanya emas da perak, tetapi haruslah

barang dan jasa. Hal ini bergantung pada produktivitas tenaga kerja dan bagian tenaga kerja yang

terpakai. Smith mempunyai andaian bahwa keadaan ekonomi senantiasa dalam keadaan full

employment. Sebenarnya, dengan membicarakan hal ini, secara langsung mengingatkan kita

pada kurva transformasi (sering juga disebut production possibility curve).

Selanjutnya, faktor-faktor yang menentukan  produktivitas tenaga kerja adalah

pembagian kerja. Artinya, dengan spesialisasi dan pembagian kerja produktivitas dapat

meningkat. Hal ini ada benarnya, tetapi di pihak lain terjadi kerugian sosial karena pekerjaan

yang berulang-ulang dan menonton. Malahan manusia berperilaku sebagai mesin dalam proses

produksi, kurang manusiawi, dan pekerja relatif cepat bosan dengan pekerjaannya.

Setelah diuraikan dasar teori nilai yang merupakan sumber dari kekayaan bangsa-bangsa,

maka sekarang timbul pertanyaan yang menyangkut aspek teknis. Pertama, apa pengukur nialai

yang terbaik; kedua, faktor-faktor apa yang menentukan bahwa suatu barang mempunyai nilai;

ketiga, faktor-faktor apa yang menetukan tingkat harga umum? Secara singkat pertanyaan ini

Page 12: Sejarah Pemikiran Ekonomi Klasik

dapat dijelaskan bahwa jawaban yang pertama menyangkut cabang ilmu ekonomi tentang

kesejahteraan (welfare economics), yang kedua, mengenai faktor yang menentukan harga relatif,

dan yang ketiga menyangkut pembahasan ekonomi makro.

Dalam pembahasannya tentang ketiga hal itu, Smith kurang tajam membedakan, bahkan

sering meragukan. Karena membicarakan welfare economics relatif subyektif, dan kadang-

kadang Smithkembali kepada aliran Skolastik, maka uraian selanjutnya yang lebih terinci adalah

pertanyaan yang menyangkut harga relatif. Ada tiga penjelasan yang dapat digunakan untuk

menerangkan teori harga relatif.

Pertama, melalui ongkos produksi; Kedua, teori utilitas margina, dimana harga relatif

ditentukan oleh permintaan dan penawaran. Ekonomi klasik pada umumnya menggunakan

penjelasan pertama walaupun kadang-kadang Smith menggunakan aspek permintaan. Penjelasan

harga relatif melalui ongkos produksi dapat juga dari sisi penawaran. Uraian lebih lanjut adalah

tingkat harga relatif yang ditentukan ongkos produksi.

Menurut Smith, harga alamiah (natural price) dalam keseimbangan jangka panjang

ditentukan oleh ongkos produksi. Pembahasannya adalah sektor industri manufaktur dan

pertanian. Dalamjangka pendek, baik manufaktur maupun pertanian kurva permintaanya turun

sedangkan kurva penawaran nauik. Tetapi dalam jangka panjang, sektor pertanian mempunyai

kurva penawaran yang juga naik karena ongkos produsi meningkat. Selanjutnya, ada sektor

manufaktur, kurva penawaran jangka panjang horizontal, karena mencapai ongkos tetap

(cnstante cost), sedangkan ada bagian lain adalah kurva penawaran yang menujrun, karena

ongkos yang menurun. Jadi ada dua jenis kurva penawaran pada sektor manufaktur yakni, dalam

jangka panjang kurva elastis sempurna dimana harga relatif tergantung ongkos produksi,

kemudian kurva menurun karena harga alamiah ditentukan permintaan dan penawaran.

Terjadi ketidaktaatan dari uraian Smith, ada pendapan yang menyatakan hal ini karena

penulisan The Wealth of Nation yang menggunakan waktu lama. Para ahli sependapat,

pandangan Smith yang dominan adalah melihat harga alamiah ditentukan ongkos produksi

jangka panjang jadi bersifat ekonomi penawaran (supply side economi).

Telah diutarakan arti nilai bagi Smith adalah nilai guna dan nilai tukar. Namun ada

persoalan yang tidak diselesaikan oleh Smith dan juga para ahli ekonomi klasik yaitu Diamond

Page 13: Sejarah Pemikiran Ekonomi Klasik

Water Paradox. Nilai guna barang tinggi tetapi tidak mempunyai atau kecil nilai tukarnya.

Sebaliknya, barang mempunyai nilai tukar yang tinggi tetapi tidak atau sedikit nilai gunanya.

Contohnya Intan mempunyai nilai guna yang relatif langka tapi kuantitas tinggi dibanding nilai

tukar barang lain. Air nilai gunanya tinggi tapi nilai tukarnya rendah.

Smith menyatakan nilai tukar adalah kekuatan suatu barang untuk membeli barang lain.

Inilah harganya sebagai ukuran objektif dalam pasar.

Teori harga relatif dari Smith dapat dijelaskannya melalui: Pertama, teori ongkos tenaga

kerja, Kedua, teori jumlah tenaga kerja; dan Ketiga teori ongkos produksi. Smith terlebih dahulu

membedakan dua keadaan ekonomi primitif dan maju. Tahap pertama, teori pertama dan kedua

sesuai. Kedua teori ini mengabaikan akumulasi modal dan nilai lahan, jadi ongkos produksi

ditentukan tenaga kerja. Dalam teori ongkos tenaga kerja jika ongkos menangkap seekor berang-

berang dua kali ongkos menagkap seekor menjangan, maka pertukaran di pasar, seekor berang-

berang harus ditukarkan dua ekor menjangan. Contoh tadi tanpa modal, tanpa lahan dan kedua

binatang itu bersifat alamiah bebas diburu. Jika si B dan Si A bekerja satu hari tujuh jam, B

menghasilkan dua satuan barang, sedangkan A membuat satu-satuan barang yang sama.

Andaian Cateris Paribus dapat digunakan namun terlihat keterampilan kerja, kerajinan, kerapihan

dan kejujuran. Jika kualitas barang yang dihasilkan sama, berapa harga barang tersebut

persatuan?

Secara singkat, jawabannya bukan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk

memproduksi barang tersebut, tetapi barang itu mempunyai nilai sama dengan upah yang

dikeluarkan untuk tenaga kerja. Dalam teori ekonomi, harga alamiah tersebut dinamakan juga

harga keseimbangan jangka panjang. Disamping harga keseimbangan tersebut Smith mempunyai

pula harga pasar atau keseimbangan jangka pendek. Jika harga berang-berang meningkat,

misalnya, maka dengan sendirinya dalam kaitan ini, harga menjangan turun. Akibatnya, para

pemburu menjangan kurang bergairah, dan motivasi unntuk berburu berang-berang lebih tinggi.

Tetapi ada dua cara untuk mendapatkan menjangan. Pertama, secara langsung dengan memburu

menjangan; Kedua, dengan cara tidak langsung, memburu dan menangkap berang-berang,

kemudian menukarkannya dengan menjangan di pasar. Dalam hal ini dengan jumlah berang-

berang yang sedikit dapat memperoleh seekor menjangan. Katakanlah, bahwa seekor berang-

berang dapat ditukar dengan 4 ekor menjangan. Rangsangan harga ini akan meningkatkan

Page 14: Sejarah Pemikiran Ekonomi Klasik

penawaran berang-berang di pasar, dan dapat berakibat harga berang-berang menurun,

sedangkan penawaran menjangan menurun dan harganya pun dapat meningkat. Jadi, kalau

semula perbandingannya 1:2 kemudian menjadi 1:4, harga menjadi tidak seimbang, tetapi

kemudian mekanisme pasar mendorong harga menjangan kembali naik, maka tingkat harga

cenderung kembali ke tingkat keseimbangan semula. Dari uraian itu teramati, dengan andai-

andaian semual, proses perubahan harga pasar ke harga alamiah.

Andaian yang lain perlu dilengkapi adalah: pertama, pemburu benar-benar rasional dalam

perhitungan yang didorong oleh self-interest. Kedua pasar dalam struktur persaingan sempurna.

Pemburu sebagai pengusaha sebagai price taker tidak seorangpun dari mereka yang dapat

mempengaruhi tingkat harga. Ketiga, bahwa berapapun berang-berang dan menjangan

dibutuhkan  ada tersedia dengan ongkos rata-rata tidak berubah (constant-cost). Model

mekanisme harga Smith ini sering disebut model statis komparatif.

Selanjutnya, tingkat harga relatif barang berdasarkan teori jumlah tenaga kerja (labor

command theory) ditentukan oleh jumlah tenaga kerja. Dalam hal ini dapat dijabarkan dalam

jumlah jam kerja. Jadi menurut contoh tadi, waktu yang diperlukan untuk menangkap berang-

berang dua kali lebih lama daripada waktu yang diperlukan untuk menangkap seekor menjangan.

Kedua teori ini mempunyai persamaan, tetapi lebih relevan teori ongkos tenaga kerja dalam

bentuk ekonomi yang relatif lebih modern. Hanya saja dalam tahap ekonomi yang lebih modern

telah terjadi akumulasi modal, sedangkan lahan tidak lagi sebagai barang bebas. Dalam hal ini

mulai diperhitungkan laba untuk pemilik modal dan sewa untuk tuan lahan. Dalam hal ini mulai

terlihat variabel baru, yakni intensitas modal dalam proses produksi. Dengan demikian, rasio

tenaga kerja dengan modal (T/M) berlainan untuk setiap industri. Semakin intensif modal suatu

industri cenderung laba juga relatif semakin tinggi. Untuk lahan tingkat kesuburannya berbeda-

beda. Dalam hal ini muncul pembahasab baru, yakni distribusi pendapatan secara fungsional.

Penjelasan harga relatif barang melalui teori ongkos produksi adalah sebagai usaha

mengatasi kesulitan yang ditemui pada dua teori yang telah dijelaskan tadi. Ada kesulitan yang

timbul dengan menggunakan teori nilai tenaga kerja (labor theory of value) dalam tahap ekonomi

yang telah maju. Dalam teori ongkos produksi harga relatif ditentukan oleh semua pembayaran

yang dikeluarkan untuk semua faktor produksi, seperti tenaga kerja, modal, bahan baku, lahan,

dan lain-lain. Dalam pengertian Smith, laba termasuk tingkat bunga. Jadi kalau kita kembali pada

Page 15: Sejarah Pemikiran Ekonomi Klasik

contoh perburuan kedua jenis binatang tadi, maka ongkos total untuk menangkap berang-berang

(OTb) dan ongkos total untuk menangkap menjangan (OTm) menjadi patokan harga relatif,

yakni = OTb : OTm. Ongkos total boleh diganti dengan ongkos rata-rata untuk masing-masing

barang. Dalam hal ini tingkat harga alamiah sama dengan ongkos produksi.

IV. Teori Modal dan Distribusi

Pada uraian tadi telah disampaikan bahwa pada ekonomi yang lebih modern, telah terjadi

akumulasi modal dan lahan dimiliki tuan lahan, sedangkan pemilik modal mendapat laba.

Dengan demikian terjadi pergeseran arti teori nilai yang semula dikemukakan Smith, yang

dianggap berlaku pada masyarakat dengan ekonomi yang primitif. Dengan demikian, nilai nyata

suatu barang sama dengan ongkos produksi. Jadi sumber nilai bukan hanya tenaga kerja, tetapi

juga lahan dan pemilik modal.

Timbul pertanyaan lain: dari mana nilai surplus itu berasal? Smith menolah pendapat

yang menyatakan bahwa surplus berasal dari barang yang dijual dengan tingkat harga di atas

nilainya. Nilai itu katanya mengandung dua bagian yakni, kepada tenaga kerja di satu pihak dan

pemilik modal (termasuk lahan). Di pihak lain tampaknya pengertian ini bergandengan dengan

paham Fisiokrat, yang dsebut dengan produit net. Tetapi Fisiokrat berpendapat bahwa terjadi

nilai tambah (value added) sebagai hasil tenaga kerja, bukan hadiah dari alam. Dengan demikian

sulit mengatakan bahwa sumber nilai satu-satunya adalah tenaga kerja. Hal ini akan berangkai

dengan pandangan Ricardo dan Marx, dalam konsep nilai lebih. Namun, penjelasan Smith 

sebagian menyangkut teori distribusi yakni hasil dari setiap golongan masyarakat. Pertama,

kelompok kerja subsisten, dan kedua, hasil dari pemilik lahan, dan pemilik modal. Inilah yang

membuat teori ongkos produksi lebih relevan dari teori ongkos tenagba kerja.

Dengan demikian, laba merupakan bagian dari nilai barang yang dihasilkan merupakan

milik kapitalis. Hubungan upah dan laba berlawanan. Peningkatan persediaan modal karena

persaiangan berakibat tingkat laba menurun sedangkan permintaan tegnaga kerja meningkat.

Keadaan terakhir ini akan meningkatkan pula tingkat upah. Tingkat laba menurut Smith adalah

sekitar jumlah modal yang hilang dalam proses produksi ditambah jasa pemilik modal.

Tingkat laba memang berfluktuasi tetapi dengan kemajuan masyarakat, tingkat laba

cenderung turun. Akumulasi modal meningkatkan persaiangan dan negeri semakin banyak

Page 16: Sejarah Pemikiran Ekonomi Klasik

penduduknya sedangkan lahan yang kurang subur akan digunakan semakin meluas. Berkenaan

dengan hal yang terfakhir ini, Smith mengemukakan teori tentang rente sebagaimana juga laba

dan upah bagian dari nilai barang. Tetapi efeknya terhadap harga barang tidak seperti efek laba

dan tingkat upah. Tinggi rendahnya laba dan upah menyebabkan tinggi rendahnya tingkat

barang. Smith berpendapat bahwarente tidak termasuk penentu tingkat harga. Rente  bukanlah

sebab tetapi akibat, maka jika tingkat harga barang meningkat maka rente ikut meningkat. Jika

harga hasil pertanian hanya cukup untuk menutupi ongkos-ongkos kapitalis, maka lahan tidak

terkena beban sewa, tetapi jika tingkat harga meningkat, maka tuan lahan menjadi monopolis.

Sebenarnya, dari pandangan ini terlihat terjadi ketidakazasan teori rente. Dari sini Ricardo

memulainya.

Apapun yang telah menjadi kelemahan teori yang dikemukakan Smith, telah

mendatangkan sumbangan besar terhadap teori ekonomi waktu itu. Semangat itu, dengan jelas

terlihat pada teori nilai yang dikaitkan dengan teori distribusi. Kaitan antara variabel modal,

tenaga kerja, tingkat bunga, upah dan laba menjadi terintegrasi. Laba, sewa dan upah adalah tiga

dan dan pertumbuhan penduduk akan diikuti peningkatan kekayaan masyarakat. Tetapi semakin

tinggi pula nilai barang yang dihasilkan ke tangan tuan lahan. Di lain pihak, peningkatan

penduduk meningkatkan permintaan dan tingkat harga, meningkat pula hasil-hasil pertanian

dengan demikian makin bertambah modal yang digunakan di sektor pertanian. Dengan terjadinya

perbaikan teknologi pertanian, tidak banyak lagi tenaga kerja digunakan, sebagian tenaga kerja

digantikan modal. Sebagian hasil kembali kepada tuan lahan.

Jika dikaitkan dengan pembagian kerja yang telah dibicarakan telebih dahulu, maka

pembagian kerja dan spesialisasi membutuhkan modal. Penduduk bertambah meningkatkan

permintaan. Kaitan ini merupakan teori pertumbuhan ekonomi klasik. Semakin luasnya pasar,

maka pembagian kerja pun semakin berkembangan. Peningkatan produktivitas pun diperlukan.

Tetapi Smith pun membedakan tenaga kerja yang produktif dan tenaga kerja yang tidak

produktif. Tenaga kerja produktif adalah yang menciptakan nilai dan surplus untuk pengusaha.

Bagi Smith, tenaga kerja sektor jasa termasuk tenaga kerja tidak produktif.

Kekuatan-kekuatan pertumbuhan ekonomi dirangkaikan menjadi teori pertumbuhan.

Kekuatan-kekuatan itu adalah jumlah penduduk yang mendorong permintaan; peningkatan

permintaan mendorong perluasan pasar yang didukung efisiensi. Efisiensi menjadi operasional

Page 17: Sejarah Pemikiran Ekonomi Klasik

dengan adanya spesialisasi dan pembagian kerja. Namun demikian pertumbuhan memiliki

kendala. Kemakmuran yang makin meningkat makin mendorong pertumbuhan penduduk. Ini

berarti penawaran tenaga kerja meningkat, oleh karena itu, tingkat upah turun. Kenapa turun?

Smith mempunyai teori dana upah. Dana ini disediakan pengusaha dalam jumlah tetap. Tingkat

upah adalah sama dengan jumlah dana upah dibagi jumlah tenaga kerja. Turunnya tingkat upah

tenaga kerja mendatangkan kesulitan, para pekerja dengan tingkat upah rendah untuk membiayai

kebutuhan keluarga yang relatif besar kurang terpelihara, sakit, dan banyak kematian. Dengan

begitu terjadi penyesuaian jangka panjang dan alamiah. Semakin itu, tingkat laba turun,

akumulasi turun, sewa tanah naik. Dalam situasi demikian sampailah suatu negara

dalam stationari state.

Itulah teori-teori utama yang dikemukakan Smith lebih dari 200 tahun yang lalu. Para

penafsir kadang-kadang sulit membahas teori tersebut karena ada pendapat Smith yang kurang

dan tidak taat azas. Namun tidak mengurangi kebesarannya dalam menyusun teori-teori secara

terintegrasi yang lebih maju dari sebelumnya.

2). Thomas Robert Malthus (1766-1834)

Thomas Robert Malthus adalah seorang tokoh yang paling kontroversial dalam sejarah

ilmu ekonomi. Ia terkenal karena doktrin populasinya yang kini dihubungkan dengan nama

Malthus. Berlawanan dengan pandangan abad ke-XVIII yang menyatakan bahwa ada

kemungkinan meningkatkan standar hidup, Malthus justru berpendapat bahwa perkembangan

semacam itu menyebabkan populasi bertambah dan menurunkan keuntungan. Ia juga

mengatakan ilmu ekonomi seharusnya ilmu yang empiris ketimbang ilmu deduktif. Ia juga

menentang perdagangan bebas dan bantuan pemerintah terhadap pihak miskin.

Malthus lahir tahun 1776 di kota Wotton, Surrey. Pada usia 18 tahun ia masuk ke Jesus

College di Cambridge belajar matematika dan filsafat.

Sumbangan yang sangat berarti terhadap pemikiran ekonomi klasik setelah Adam Smith,

datang dari David Ricardo. Namun pemikiran yang demikian dikemukakan oleh Thomas Robert

Malthus dalam bukunya An Essay on The Principle Of Population As It Affects The Future

Improvement Of Society tidak dapat dilangkahi. Ricardo memperdalam kajian terhadap teori

distribusi fungsional, memperbaiki teori nilai yang telah diutarakan Smith sebelumnya dan

Page 18: Sejarah Pemikiran Ekonomi Klasik

pemikirannya tentang perdagangan Internasional. Buku Ricardo yang terkenal Principle of

Political Economi and Taxation terbit 19 tahun setelah buku Malthus.

James Stuart Mill hidup dan berkarya dalam masa transisi, di satu pihak dia

mempertahankan persaingan sempurna dan kemerdekaan individu tetapi di pihak lain Mill

menghadapi berbagai kritik terhadap pemikiran ekonomi klasik. Mill terpengaruh oleh pemikiran

sosialis, maka uraian tentang Mill digabungkan dengan pemikiran sosialis. Pada uraian yang

berikut akan terlihat variasi pemikiran tokoh ekonomi klasik yang juga disebut Pemikir Ekonomi

Ortodoks.

I. Malthus yang Pesimis

Pemikiran-pemikiran Smith seperti telah diuraikan sebelumnya penuh optimisme.

Penduduk bertambah, permintaan meningkat. Berarti pasar di dalam dan luar negeri meningkat

serta pembagian kerja dan spesialisasi berkembang. Semua ini bermuara dalam kekayaan

bangsa-bangsa yang meningkat. Dalam jangka panjang semua ini akan sampai pada stationary

state.

Dengan terbitnya buku Malthus tahun 1798 pemikiran yang optimis mengalami

goncangan dimulai dengan debat Malthus dengan orang tuanya sendiri tentang pendapat seorang

ahli politik Inggris dan penulis Perancis William Godwin dan Marquis de Condorcet yang

berpaham utopia yang menyatakan sifat manusia bukan karena diwariskan tapi ditentukan

lingkungan dimana mereka hidup. Pernyataan ini didasarkan pada berbagai kesengsaraan dan

kemiskinan manusia yang ada di lingkungan kehidupannya. Yang bertanggung jawab atas

keadaan ini adalah pemerintah. Untuk mengubah keadaan ini diperlukan pembaruan

kelembagaan. Godwin dituduh menganut falsafah anarki. Daniel Malthus, ayah Thomas Robert

Malthus menyetujui pendapat itu tetapi Malthus muda menolaknya. Ayah Robert adalah seorang

Liberal sahabat David Hume dan pernah berkenalan dengan pemikiran Perancis Rousseau.

Malthus muda membantah pendapat itu, setelah membaca teori penduduk yang

ditemukannya pada beberapa tulisan sebelumnya, termasuk Wealth of Nations hukum hasil lebih

yang berkurang (the law of diminishing returns) yang pernah dikemukakan oleh Turgot. Dengan

menggabungkan pemikiran-pemikiran ini, Malthus membantah pandangan Godwin dan

Condorcet. Dasar pemikiran Malthus muda sederhana, dengan andaian bahwa nafsu seks

Page 19: Sejarah Pemikiran Ekonomi Klasik

manusia dan kebutuhan makanan mempunyai hubungan. Jumlah penduduk meningkat tidak

seimbang dengan kenaikan persediaan kebutuhan pokok hidup. Bilamana kemampuan lahan

untuk menghasilkan kebutuhan manusia menurun, maka peningkatan bahan pangan tidak dapat

mengimbangi jumlah pertambahan penduduk. Bahkan secara khusus tesisnya dinyatakan bahwa

penduduk cenderung meningkat secara deret ukur (1, 2, 4, 8, 16,…), sedangkan bahan kebutuhan

pokok meningkat menurut deret tambah (1,2,3,4,…).

Sebenarnya, tesis dengan menggunakan deret ukur dan deret hitung itu digunakan sebagai

ilustrasi, tetapi justru inilah yang mendapat kritik berlebihan. Malthus engan pernyataan itu

dikelompokkan menjadi orang yang pesimis. Dengan kritik-krtik yang dilancarkan terhadap tesis

Malthus yang deduiktif itu. Mendorong Malthus umtuk melengkapi bukti-bukti secara induktif.

Pada tahun 1803, terbitlah edisi kedua. Pada penerbitan ini, terlihat bahwa buku itu tidak lagi

semata-mata untuk membantah pendapat Godwin dan Condercet tetapi telah disusun sedemikian

rupa sebagai tulisan ilmiah. Dengan demikian, Malthuslah yang pertama menyusun teori

pertumbuhan penduduk. Memang, diakui bahwa bukan Malthus yang pertama mempunyai

pandangan tentang masalah-masalah demografis, tetapi kelebihan Malthus adalah menyusun

teorinya yang terintegrasi dengan pemikiran ajaran ekonomi klasik.

Ramalan Malthus yang menggambarkan keadaan yang pesimis itu di Eropa Barat,

ternyata tidak benar. Apa lagi tidak ada bukti yang menyokong tesis tentang jumlah penduduk

dan jumlah bahan pangan yang masing-masing bertumbuh menurut deret ukur dan deret tambah.

Kenyataan dalam revolusi industri yang disokong oleh kemajuan teknologi luput dari

pembahasan Malthus. Kenyataan memang menunjukkan menjelang berakhirnya abad ke 18 di

Inggris terjadi ledakan penduduk tetapi jika dilihat dari kurun waktu yang lebih panjang tingkat

pertumbuhan penduduk di negeri itu (sejak 1680) ternyata rendah. Terjadinya ledakan penduduk

di Inggris waktu itu karena menurunnya tingkat kematian sedangkan tingkat kelahiran semakin

meningkat. Kejadian itu berkaitan dengan perbaikan sanitasi, gizi, dan perumahan penduduk.

Pemikiran Malthus yang kontroversial waktu itu dapat digambarkan sebagai berikut.

Pertama, kita perlu melihat latar belakang tentang alasan Malthus berpendapat demikian

sehingga dia mencoba dengan segala macam upaya membantah pendapat Godwin dan Condorcet

tentang kesempurnaan manusia. Manusia pada kelahirannya adalah baik, dan lingkunganlah yang

menyebabkan manusia itu jahat, jadi miskin dan papa. Malthus melihat pada waktu itu: (1)

Page 20: Sejarah Pemikiran Ekonomi Klasik

menjelang tahun 1790, Inggris dalam keadaan swasembada pangan tetapi pada tahun itu Inggris

harus mengimpor bahan pangan; (2) terjadi proses pemiskinan penduduk yang berpendapatan

rendah dengan berlangsungnya revolusi industri Inggris semakin menuju masyarakat kota, diman

produksi yang dibuat dalam rumah tangga beralih ke pabrik-pabrik. Dalam proses yang demikian

terjadi peningkatan jumlah penduduk yang miskin di kota-kota.

Kedua, dalam bukunya yang terbit pada edisi pertama, dia mengemukakan dua dasar

utama sebagai andaian, pertama, untuk kehadiran manusia diperlukan bahan pangan; kedua,

nafsu sex antar kelamin merupakan kebutuhan yang tidaka akan berubah. Dengan andaian ini,

maka disimpulkannya peningkatan penduduk lebih cepat daripada pertumbuhan bahan pangan,

peningkata variabel pertama menurur deret ukur, sedangkan yang kedua menurut deret hitung,

inilah yang menyebabkan kemiskinan dan menjadi kikir. Malthus menentang pula undang-

undang subsidi kepada orang miski (poor laws). Dalam edisi pertama, tidak ada bukti statistik

untuk mendukung pendapat itu, bahkan belum dikemukakan hukum hasil lebih yang berkurang,

tetapi dinyatakan lahan yang terbatas. Karena itu, Malthus mengemukakan cara mengatasinya

yakni dengan melakukan pembatasan (check). Dalam buku yang pertama, Maltuhs mengajukan

dua cara pembatasan, yakni pengendalian positif dan negatif. Pengendalian positif (positive

check) adalah perang, kelaparan dan penyakit, sedangkan pengendalian negatif dengan menunda

perkawinan. Tetapi dengan menunda perkawinan dapat menimbulkan krjahtan sexual, seperti

hubungan sex sebelum kawin dan perkosaan. Untuk mengatasi ini tidak mungkin dengan

meniadakan struktur kelembagaan yang ada, karena kejahatan dan kemiskinan dalam masyarakat

disebabkan oleh kebutuhan pangan dan sex yang kuat.

Ketiga, pendapat Malthus yang menjadi kontroversi dan mendapat kritik keras dari

penentangnya mendorong Malthus menyempurnakan bukunya yang kemudian terbit untuk kedua

kalinya pada tahun 1803. Dalam buku ini, baik tujuan dan metodologi, maupun kesimpulannya

mengalami perubahan. Seperti telah diutarakan sebelumnya metodologi yang digunakan Malthus

semata-mata deduktif telah dilengkapi dengan metode induktif pada edisi kedua. Misalnya, dua

cara pembatasan pertumbuhan penduduk telah menjadi tiga cara, yakni dengan melakukan

kendali moral (moral restraint). Maksud kendali moral adalah menunda perkawinan tanpa

melakukan hubuangan sex sebelumnya. Buku Malthus terbit sampai dengan tujuh edisi dengan

tidak banyak lagi mengalami perubahan. Isi edisi inilah yang mantap sampai sekarang.

Page 21: Sejarah Pemikiran Ekonomi Klasik

Keempat, beberapa kritik yang dikemukakan terhadap pemuikiran Malthus adalah

kelemahan yang dikemukakan dalam tulisannya. Antara lain Malthus tidak membedakan naluri,

kebutuhan sex dengan keinginan manusia mempunyai keturunan, dan cara pembatasan yang

dikenal sekarang, yakni melalui kontrasepsi. Selanjutnya, kemampuan kemajuan teknologi dalam

peningkatan bahan pangan yang berasal dari sektor pertanian. Namun hal terakhir ini tidak adil

bila menyalahkan Malthus. Para pemikir ekonomi pada waktu itu mengabaikan hal pengaruh

teknologi terhadap kemajuan ekonomi.

Anehnya, dan ini dapat dilihat dewasa ini tesis Malthus yang sangat relevan bukan di

dunia Barat tetapi di negeri dunia ketiga, seperti Asia, Afrika, dan amerika Latin. Masalah

kependudukan telah dikaitkan pula dengan masalah lingkungan. Dengan demikian, kembali para

ahli ekonomi mengkaji pemikiran Malthus dan mencoba untuk melakukan revisi, di negeri-

negeri maju, memang bukanlah masalah pertumbuhan penduduk yang utama, tetapi kepadatan

penduduk dan industrialisasi telah memperburuk lingkungan kehidupan manusia.

Pengembangan dasar teori kependudukan dari Malthus tidak hanya dalam pemikiran

ekonomi selanjutnya tetapi juga digunakan oleh Charles Darwin untuk menjelaskan teori

evolusinya. Darwin berutang budi kepada Malthus. Hal ini di luar perkiraan Malthus bahwa

teorinya digunakan untuk menjelaskan teori evolusi. Teori kependudukan yang dikemukakan

Malthus sangat besar sumbangannya dalam pembahasan pembangunam ekonomi. Teori ini

bergabung dengan teori dana upah dari Smith dan teori teori hasil lebih yang berkurang,

merupakan model pembangunan ekonomi klasik. Model ini banyak mendapat kritik yang

selanjutnya dibicarakan lagi dalam pemikiran David Ricardo. Begitu juga, sumbangan Malthus

dalam perbedaan rente lahan lebih tajam dikembangkan oleh Ricardo. Sebenarnya, sumbangan

yang besar dari Malthus terhadap teori ekonomi adalah terjadinya keseimbangan penawaran

dengan permintaan yang terkenal dengan theory of geluts, yakni penawaran tergantung pada

permintaan. Hal ini ditentang oleh Ricardo.

3). David Ricardo (1772-1823): Pemikir Deduktif

David Ricardo lahir di  London pada tahun 1722 dari keluarga Yahudi yang kaya.

Pendidikannya disiapkan untuk membuat dirinya mengikuti jejak ayahnya dalam dunia

perdagangan dan keuangan. Sesuai dengan harapan usia 14 tahun Ricardo memasuki perusahaan

Page 22: Sejarah Pemikiran Ekonomi Klasik

perdagangan perantara milik ayahnya. Ia diakui sebagai negosiator yang ahli dan mahir dalam

operasi-operasi sulit seperti arbitrage atau jual beli mata uang.

Pada masa Ricardo dan Malthus, pemikiran ekonomi menghadapi perjuangan nyata, tidak

lagi dalam debat tulisan tetapi bersambung dengan perjuangan politik dalam usaha ikut serta

pengambila keputusan kebijakan ekonomi. Dalam hal tertentu, ricardo tidak sependapat dengan

Malthus, tetapi teori kependudukan Malthus memberi sumbangan besar pada Ricardo sehingga

berpengalaman dalam dunia perbankan dan praktek bisnis. Hal ini mempertajam logikanya.

Semasa Ricardo dan sesudahnya pemikiran ekonomi klasik menjelma menjadi keputusan politik

dalam bentuk berbagai revormasi perundangan.

Ricardo disamping sebagai tuan lahan menjadi anggota parlemen yang kemudian disusul

oleh Jhon Stuart Mill. Ricardo kenal dengan James Mill ayah J.S Mill dan juga melalui James

Mill, Ricardo berkenalan dengan Jeremay Bentham. Dengan demikian Ricardo memasuki

filsafah ekonomi radikal. Ketika Jen Baptise Say ke Inggris tahun 1814 dia berkenalan dengan

Ricardo. Tahun 1817 terbit bukunya Principle of Political Economy Taxation.

Posisis Ricardo sebagai ahli teori dan kebijaksanaan ekonomi sangat dominan. Dilihat

dari rekomendasinya sebelum dan selama menjadi anggota parlemen. Dalam suatu seri

pendapatnya dimuat dalam morning choricle tahun 1809 bahwa Bank of England terlalu banyak

mengeluarkan uang kertas, sehingga inflasi meningkat dan nilai mata uang turun. Perubahan

dalam jumlah uang beredar mengakibatkan perubahan dalam tingkat harga umum, bukan tingkat

harga relatif. Pandangan ini sangat berbeda dengan apa yang dirumuskan dalam kebijaksanaan

waktu itu. Oleh karena itu, terjadi bullion controversy yakni uang kertas terlalu banyak beredar

menyebabkan nilainya jatuh terhadap emas. Cara mengatasinya dengan mencabut restriction

act 1797, mengurangi cadangan emas yang berakibat mengurangi uang beredar dan tingkat harga

barang turun. Pandangan Ricardo ini didasarkan pada teori kuantitas uang. Namun salah satu

pemikiran pokok pada ekonomi klasik dalam moneter adalah jumlah uang beredar tidak akan

mengubah real economy.Konsekuensinya untuk mengubah kekuatan real dalam distribusi dan

harga relatif tidak dapat dengan campur tangan moneter dalam jangka panjang. Seandainya

dilakukan hanya dalam jangka pendek, tapi mendatangkan ketidakpastian dan menghalangi

investasi. Bullion Controversy inilah yang membawa Ricardo semakin terkenal dalam

pembahasan teori dan kebijaksanaan ekonomi.

Page 23: Sejarah Pemikiran Ekonomi Klasik

Dua sumbangan utama Ricardo yang mendapat bagian dalam uraian ini adalah teori

distribusi dan teori perdagangan internasional. Teori distribusi ini merupakan model Ricardo

yang mencakup tiga kelompok utama yakni pemilik modal, tenaga kerja dan tuan lahan. Pada

sumbangannya yang kedua menyangkut keuntungan komparatif dan kaitannya dengan

kemampuan untuk diperdagangkan ke pasaran luar negeri.

I. Teori Distribusi

Lingkupan Ilmu ekonomi menurut Smith agak berbeda dengan lingkungan ilmu ekonomi

menurut Ricardo. Lingkungan ilmu ekonomi Smith melanjutkan lingkupan ilmu ekonomi

Merkantilisme, yakni kajian sebab-sebab tentang kekayaan bangsa-bangsa. Ricardo melanjutkan

teori distribusi Smith dan mengemukakan dalam bukunya:

“ to determine the laws which regulate this distribution (of income), in the principle problem in

political economy: much as the science has been improved by the writings of Turgots, Stuart,

Smith, Say, Sismondi, and others, they afford very little satisfactory information respecting the

natural course of rent, profit and wages.”

Pengertian distribusi upah (pendapatan) menurut Ricardo adalah distribusi fungsional,

karena pendapatan masing-masing kelompok faktor produksi yang mendapat perhatiannya. Hal

ini sering dikaitkan dengan pembahasan teori ekonomi makro, seperti mengaitkannya dengan

fungsi produksi.

Penjelasan distribusi fungsional ini makin penting dengan adanya undang-undang

gandum (corn laws), yang mengatur penawaran padi-padian melalui tarif impor. Smith

membahas pembagian fungsional dalam keadaan statis, sedangkan Ricardo melihatnya dalam

jangka panjang. Terjadi pertentangan kepentingan antara ketiga kelompok tadi. Pemilik modal,

menurut Ricardo mendapat bagian karena sumbangannya dalam alokasi sumber ekonomi dalam

pasar persaingan, sehingga pengorbanan sosial konsumen menjadi rendah, pemilik modal juga

telah mendorong pertumbuhan ekonomi dengan berlangsungnya proses tabungan menjadi

investasi.

Tingkat upah nyata pekerja adalah jumlah dana upah dibagi dengan jumlah tenaga kerja.

Jadi masih mengambil rumusan dana upah dari Simth. Dana upah ini tergantung pada

Page 24: Sejarah Pemikiran Ekonomi Klasik

pembentukan modal dan jumlah tenaga kerja yang dijelaskan dalam teori kependudukan

Malthus. Dana upah dapat meningkat dalam jangka pendek. Peningkatan upah nyata

menyebabkan peningkatan jumlah penduduk, tapi dalam jangka panjang dengan jumlah tenaga

kerja semakin banyak, tingkat upah kembali ke tingkat subsisten. Menurut Ricardo, tuan lahan

merupakan parasit. Tuan lahan mendapat bagian hasil dari produksi karena dia sebagai faktor

produksi bukan sebagai pelaksana fungsi sosial untuk masyarakat. Dia mengecam pembelanjaan

kaum tuan lahan yang bersifat konsumtif, tidak dalam pembentukkan modal.

Andaian-andaian yang utama dalam teorinya adalah: Pertama, menggunakan teori ongkos

tenaga kerja; Kedua, uang adalah netral; Ketiga, dalam produksi terjadi koefisien yang tetap

antara penggunaan modal dan tenaga kerja; Keempat, dalam industri manufaktur, dianggap

persentase peningkatan masukan sama dengan persentase peningkatan hasil (constan returns),

sedangkan ada sektor pertanian terjadi hasil yang menurun; Kelima, penggunaan faktor produksi

terpakai sepenuhnya (full employment); Keenam, pasar barang dan pasar tenaga kerja dalam

persaiangan sempurna; ketujuh, para pelaku ekonomi, baik produsen maupun konsumen adalah

rasional (economic man). Masing-masing kelompok faktor tadi secara rasional dengan demikian

dalam pasar persaingan sempurna baik upah maupun laba dan sewa adalah homogen. Terakhir,

yaitu kedelapan, pada model distribusi Ricardo berlaku tesis Malthus tentang kependudukan

bersama dengan doktrin dana upah.

Dengan adanya kontroversi corn laws, maka Ricardo, Malthus dan Torrens merumuskan

kembali hukum lebih yang berkurang, yang ditemukan oleh Turgot pada tahun 1765. Hukum ini

menyatakan jika suatu faktor produksi penggunaannya meningkat, sedangkan yang lainnya

dianggap tetap, maka hasil total akan terus meningkat sampai di suatu keadaan kemudian

menurun. Dalam hal ini faktor yang tetap adalah lahan, sedangkan yang berubah-ubah

(meningkat) adalah tenaga kerja atau modal, atau kedua-duanya. Kalau pada pemikiran

Psisiokrat, adanya sewa lahan adalah karena lahan itu sumber produktif, tetapi pada pemikiran

Ricardo adalah karena lahan adalah kekuatan awal yang tidak dapat dibinasakan. Lahan

mempunyai kesuburan yang langka dan padanya berlaku hukum lebih yang berkurang. Kalau

kita anggap ada tiga petak lahan sama luasnya, tetapi berbeda tingkat kesuburannya yakni petak

A, B. C, maka dengan meningkatnya modal dan tenaga kerja satu satuan, kemudian diperoleh

produksi marjinal sebagaimana dicantumkan pada Tabel 3.1. Secara horizontal terjadi marjin

Page 25: Sejarah Pemikiran Ekonomi Klasik

eksentif, sedangkan menurut kolom ke bawah dapat diperhatikan perubahan angka-angka yang

memberi arti terjadinya marjin-intensif.

Tabel 3.1.

Marjin intensif dan Marjin eksentif

Pada tiga jenis lahan yang kesuburannya berbeda

Modal dan Tenaga KerjaMarjin eksentif lahan

A B C

Marjin intensif:   123

200180160

160140

140

Lahan A yang paling subur, sedangkan lahan B tingkat kesuburannya sedang, dan lahan

C tidak subur. Lahan a diusahakan secara intensif, dengan menambah satuan modal dan tenaga

kerja, maka jumlah produk marginal adalah 540 satuan produk, tetapi kalau masing-masing paket

satuan modal dan tenaga kerja digunakan pada ketiga jenis lahan itu maka jumlah produk

marjinal diperoleh 500 satuan produk. Berapakah sewa lahan? Untuk lahan A sewa lebih tinggi,

yakni 60 sataun produk = (200-160) + (180-160). Lahan B membayar sewa 29 satuan produk =

(160-140), sedangkan lahan C tidak membayar sewa = (140-140). Jika lahan A diusahakan

dengan menggunakan satu satuan modal dan tenaga kerja, maka produk marjinalnya = 200,

sedangkan lahan B = 160. Dan lahan C = 140 satuan produk. Interpretasi ini adalah jika kita

ingin menggunakan 3 satuan modal dan tenaga kerja pada lahan A, produl marjinalnya = lahan B

yang menggunakan satu satuan tenaga kerja dan modal. Jika sekiranya, kita mempunyai 3 satuan

modal dan tenaga kerja dan digunakan pada lahan B yang lebih intensif maka produk

marjinalnya adalah 140. Lahan tidak subur lagi, dimana produk marjinalnya sama dengan lahan

C.

Dari segi ongkos produksi juga dapat dijelaskan. Pada lahan yang mulai tidak subur,

ongkos marjinal meningkat sehingga hasil marjinal menurun. Secara rasional petani ingin

menywa lahan yang ongkos marjinalnya lebih rendah agar dapat bersaing di pasar barang.

Page 26: Sejarah Pemikiran Ekonomi Klasik

II. Teori Nilai Tenaga Kerja

Jika Smith telah beralih dari teori ongkos tenaga kerja dalam menjelaskan harga relatif

yang statis, Ricardo mempertahankan teori ini. Ricardo menjelaskan harga relatif yang dinamis.

Ricardo juga menemui kesulitan menjelaskan teori nilai dengan adanya modal sebagai faktor

produksi. Maksud Ricardo dalam mengukur harga relatif dari waktu ke waktu harus ada tolak

ukur nilai yang tidak berubah dari waktu ke waktu.

Dalam kasus Corn Laws Malthus membantah bahwa dengan penongkatan tarif impor

pangan akan lebih bermanfaat bagi Inggris sedangkan Rocardo menyanggah bahwa hal itu akan

merugikan pembangunan Inggris. Katanya, peningkatan tarif akan mengurangi laba, dan

berakibat turunnya akumulasi modal dan pertumbuhan ekonomi menjadi rendah.

Dari sini pula Ricardo menemukan teori nilai Adam Smith tidak dapat menjelaskan.

Smith cenderung memakai ukuran ongkos produksi. Dengan ongkos produksi. Peningkatan tarif

tidak akan menurunkan laba. Namun para pembela proteksi dan Ricardo sependapat bahwa

proteksi akan menghasilkan upah uang yang lebih tinggi. Perselisihan pendapat terjadi pada

pengaruh tarif terhadap laba dan sewa. Pihak yang membela proteksi mempunyai hipotesis

bahwa jika tingkat tarif dinaikan maka terjadi perluasan pertanian ke lahan yang kurang subur

dan intensifikasi usaha pada lahan yang telah ditanami. Pembela proteksi menjelaskan pula

bahwa dengan penurunan tarif berakibat harga pangan dan upah uang turundan ini dapat

berakibat tingkat harga umum jatuh lalau timbul depresi.

Ricardo menjelaskan bahwa efek yang sangat tajam dari Corn laws adalah terhadap

distribusi pendapatan, sedangkan teori distribusi yang ada belum dapat menjelaskan hal ini.

Semua teori nilai yang ada telsh mencoba untuk menjelaskan kekuatan-kekuatan yang

menentukan harga relatif pada saat tertentu, sedangkan Ricardo ingin menjelaskan kekuatan-

kekuatan yang menentukan harag relatif untuk kapan saja. Dalam tujuan itu, Ricardo mencari

kembali ukuran nilain yang tidak beruabah sepanjang waktu. Ricardo kembali ke teori nilai

tenaga kerja. Nilai suatu barang atau jumlah barang lain yang dapat dipertukarkan dengnnya

tergantung pada jumlah relatif tenaga kerja yang diperlukan untuk menghasilkan barang tersebut,

bukan besar kecilnya jumlah upah yang dibayarkan pada tenaga kerja. Tapi teori nilai ini hanya

Page 27: Sejarah Pemikiran Ekonomi Klasik

berlaku untuk barang-barang yang dapat diproduksi kembali dengan bebas, diproduksi dalam

kondisi pasar persaingan sempurna.

Sebagai mana juga kesulitan yang dihadapi Smith, Ricardo juga mengalaminya yakni :

pertama, pengukuran kuantitas tenaga kerja; kedua, tenaga kerja dengan keterampilan yang

berbeda-beda; ketiga, perhitungan kapital dalam menentukan harga; keempat, perhitungan lahan

sebagai faktor produksi yang ikut menentukan harga; kelima, perhitungan laba dalam penentuan

harga.

Persoalan keterampilan yang berbeda-beda dapat diwakili oleh perbedaan upah. Ricardo

mempunyai andaian bahwa perbandingan tingkat upah yang berbeda-beda merupakan koefisien

yang tetap pada setiap waktu. Sekarang timbul persoalan, bagaimana dengan peranan modal

dalam harga barang? Ricardo menjelaskan hal ini dapat dihitung dengan penggunaan modal

dalam proses produksi (depresiasi), sedangkan di dalam modal telah ada kandungan tenaga kerja

sewaktu pembuatannya. Jika demikian dapat pula dengan menjumlah keseluruhantenaga kerja

yang telah terpakai untuk memproduksi modal, ditambah dengan depresiasi barang dalam proses

produksi.

Dengan teori nilai tenaga kerja, bagaimana pula mengulur faktor harga dalam harga

relatif? Tingkat laba bukan merupakan persentase yang tetap dari harga barang. Jumlah modal

berbeda-beda dalam setiap satuan hasil tetapi tingkat laba relatif tinggi pada barang-barang yang

diproduksi relatif padat modal. Industri yang mempunyai turn over modal lebih tinggi akan

mempunyai rasio laba harga yang lebih rendah pada turn over yang relatif lambat.

III. Keuntungan Komparatif.

Adam Smith telah membicarakan perdagangan internasional dengan mengemukakan: jika

suatu negara dapat menghasilkan suatu barang dengan ongkos yang lebih rendah dari negara lain

sedangkan negaraf lain dapat berbuat demikian untuk barang lain maka kedua negeri itu dapat

melakukan perdagangan. Dalam hal ini, terjadi spesialisasi. Sumbu vertikal menggambarkan

satuan produksi marjinal, sedangkan sumbu horizontal mewakili variabel yang berubah-ubah,

dalam hal ini tenaga kerja atau gabungan keduanya. Garis GF adalah tingkat upah subsisten. Segi

empat OBHG adalah jumlah dana upah sedangkan segi tiga DEC sama dengan jumlah sewa

untuk tuan lahan. Laba merupakan residu.

Page 28: Sejarah Pemikiran Ekonomi Klasik

Garis EF merupakan kurva produk fisik marginal (marginal physical product). Dengan

demikian, tingkat laba adalah GD, sedangkan tingkat upah subsisten adalah OG dan tingkat sewa

adalah DE. Karena dana upah dapat meningkat dengan akumulasi modal sedagkan sewa lahan

semakin meningkat oleh karena semakin langka lahan subur, maka tingkat laba turun. Jadi dalam

gambar garis DC dapat turun ke bawah ataupun garis GF naik ke atas.

Tetapi beberapa nama yang terkenal memberi sumbangan terhadap keuntungan

komparatif (comparative advantage) adalah Ricardo dan Robert Torrens dan James Mill, yang

kemudian juga dikembangkan oleh J.S.Mill. namun demikian, nama Ricardo lebih terkenal

dalam pembahasan teori ini.

Pada pembahasannya, Ricardo membedakan tiga jenis barang, yakni barang-barang

dalam negeri untuk konsumsi dalam negeri, barang-barang produksi dalam negeri untuk ekspor,

dan barang-barang mewah yang di impor. Jenis barang kedua dan ketiga mendapat perhatian

lebih lanjut untuk perdagangan internasional. Pertanyaan yang akan dijawab adalah apa sebab

terjadinya perdagangan antar negara? Secara singkat, penjelasannya dalah karena terjadi

spesialisasi dalam membuat barang-barang sehingga suatu negara lebih efisien dalam

memproduksi barang.

Ricardo menjawab pertanyaan itu melalui hukum perbandingan ongkos (law of

comparative cost). Ricardo membahas teori ini tersendiri karena mobilitas faktor-faktor produksi

di dalam negeri dan antara negara berbeda, sedangkan teori nilai tenaga kerja tidak dapat

terpakai. Ingat kembali andaian Ricardo sebelumnya, akibatnya, tingkat laba  tidak homogen

antar negara. Ricardo menjelaskan tiga rasio ongkos untuk dua macam barang yang diproduksi

masing-masing negarfa pada tabel 3.2.

Rasio pertama, perbedaannya sama, kedua, perbedaannya bersifat absolut, dan ketiga,

perbedaan yang komparatif. Andaian penting disini adalah yang berdagang dua negara, dan pada

masing-masing negara diperlihatkan jumlah jam kerja. Rafsio pertama memperlihatkan tidak ada

kemungkinan untuk berdagang, komoditi tersedbut antara Inggris dan Portugal, walaupun

Portugal gapat menghasilkan kedua komoditi itu lebih efisien. Masalahnya tidak ada perangsang

untuk masing-masing negara.

Page 29: Sejarah Pemikiran Ekonomi Klasik

Ricardo berpendapat bahwa jika masing-masing negara mempunyai keuntungan dalam

perbandingan ongkos secara absolut, barulah terjadi perdagangan. Keadaan ini dipenuhi oleh

kasus rasio ongkos absolut yang berbeda. Semua barang tidak harus dihasilkan di dalam negeri

walaupun ongkos produksinya adalah yang terendah dibandingkan dengan negeri-negeri lain.

Negeri ini juga perlu mengimpor dari negeri lain. Kasus ketiga, dengan ukuran perbedaan

komparatif, Portugal mempunyai keuntungan komparatif dalam memproduksi anggur karena

perbedaan ongkos lebih besar pada anggur daripada pakaian.

Tabel 3.2.

Jam Kerja yang Diperlukan untuk Memproduksi

Satu-satuan Anggur dan Pakaian.

NEGARA

PerbedaanSama

PerbedaanAbsolut

PerbedaanKomparatif

Anggur   Pakaian    Pa/Pp

Anggur   Pakaian    Pa/Pp

Anggur  Pakaian    Pa/Pp

Inggris    88        100      0,88  60         100       0,6

 120       100       1,2

Portugal    80         99       0,88  80          90       0,88

  80         90       0,88

Sumber: Lihat Mark Blaug, 1978

Dengan demikian, lebih menguntungkan bagi Portugal mengekspor anggur ke Inggris

karena satu-satuan anggur ditukarkan 1,2 satuan pakaian daripada sat-satuan anggur dengan 0,88

satuan pakain. Jadi terdapat batas rasio. Jika satu-satuan pakain di Inggris ditukarkan dengan 1,2

satuan anggur portugal, maka semua keuntungan diperoleh Portugal. Portugal untuk 2 komoditi

tersebut mengorbankan jam kerja hanya 186 jam kerja sedangkan di Inggris 244 jam kerja. Dasar

perhitungan jam kerja yang diperlukan masing-masing komoditi di Portugal. Tapi sekarang

terjadi perdagangan maka secara keseluruhan terjadi penghematan ongkos dari 390 jam

(100+120+90+80), menjadi 360 jam (2×80+2×100). Maksudnya setelah terjadi pengangguran,

semua anggur dari Portugal, sedangkan pakaian diproduksi di Inggris. Artinya dengan jumlah

ongkos yang sama, jumlah barang ditingkatkan.persoalan 30 jam kerja kemana? Ingatlah bahwa

andaian disini masih tetap full employment.

Page 30: Sejarah Pemikiran Ekonomi Klasik

Masih ada persoalan bagaimana keuntungan itu bagi masing-masing negeri yang

berdagang. Hal ini tergantung tidak hanya pada ongkos produksi tapi tergantung juga aspek

permintaan. Ricardo hanya menjawab lewat ongkos pekerja yang konstan dengan satu faktor

produksi. Berarti tingkat harga di dalam negeri ditentukan oleh sisi penawaran. Persoalan dapat

diselesaikan dengan bantuan kurva transformasi dunia untuk anggur dan pakaian yang

diperdagangkan.

4). Jean Baptiste Say

Jean Baptiste Say berasal dari Prancis. Seperti halnya David Ricardo, dia juga berasal

dari kalangan pengusaha, bukan dari kalanngan akademis. Ketertarikannya dengan

perkembangan teori-teori juga berlangsung pada waktu ia memasuki masa senja, mendekati usia

50 tahun. Ia sangat memuja pemikiran Adam Smith.

Sebagai pendukung yang loyal, ia sangat berjasa dalam menyusun kodifikasi terhadap

pemikiran-pemikiran Adam Smith secara sistematis. Hasil kerjanya di rangkum dalam bukunya

“traite d’Economie Politique” (1903). Apa yang dilakukan oleh Batiste saay ini sangat mebnatu

dalam memahami pemikiran-pemikiran adam smith dalam bukunya “the wealth of nations”,

yang bahasanya relatif sulit di cerna oleh orang awan.

Kepercayaan terhadap kemampuan mekanisme pasar semakin menguat ketika seorang

ekonom Prancis ini, (1767-1832) mematangkan pemikiran Adam Smith yang melontarkan

pendapat yang sekarang di kenal sebagai hukum Say (say’s law), ...” supply creates it’s own

demand...” dalam bukunya. Maksud dari perenyataan tersebut adalah bahwa barang dan jasa

yang di produksi pasti terserap oleh permintaan sampai tercapai keseimbangan pasar.

Kaum Klasik berpendapat bahwa dalam perekonomian tidak akan timbul masalah

kekurangan permintaan agregat, semua barang yang di hasilkan oleh perekonomian pasti akan di

beli oleh masyarakat. Substansi hukum Say adalah memperkuat keyakinan bahwa pasar mampu

menjadi alat alokasi sumber daya yang efisien lewat proses pertukaran (exchange economics).

Page 31: Sejarah Pemikiran Ekonomi Klasik

Keyakinan terhadap keampuhan mekanisme pasar boleh dikatakan mencapai puncaknya

ketika Leon Walras (1834-1910) berhasil menyusun model ekonomi keseimbangan pasar

simultan, yang menjadi dasar analisis model keseimbangan umum (general equilibrium model).

Model Walras adalah penerjemah secara matematis terhadap keyakinan Adam Smith, Say dan

ekonom-ekonom yang lain tentang keampuhan mekanisme pasar.

Kontribusi Say yang paling besar terhadap aliran Klasik ialah pandanganya yang

mengatakan bahwa setiap penawaran akan menciptakan permintaannya sendiri. Hukum Say ini

didasarkan pada asumsi bahwa nilai produksi selalu sama dengan pendapatan. Setiap ada

produksi, akan ada pendapatan yang besarnya persis sama denagn nilai produksi tadi. Dengan

demikian, dalam keadaan seimbang, produksi cenderung menciptakannya sendiri akan produksi

barang yang bersangkutan.

Dengan dasar asumsi seperti ini, ia menganggap bahwa peningkatan produksi akan selalu

di iringi dengan adanya peningkatan pada pendapatan, yang akhirnya akan di berpengaruh pula

pada peningkatan permintaan. Jadi, dalam perekenomian yang menganut pasar persaingan

sempurna tidak akan pernah terjadi kelebihan penawaran (excess supply). Kalaupun terjadi

demikian, sifatnya hanya sementara.

Pasar lewat “tangan tak kentara” atau invisible hand, sebagaimana yang di kemukakan

oleh Adam smith dalam buknya “The Wealth of Nations” akan mengatur dirinya kembali ke arah

keseimbangan. Misalnya, kalau penawaran terlalu besar di banding permintaan, stok barang akan

naik, dan harga-harga di pasar akan turun. Turunnya harga ini, menyebabkan produsen tidak mau

melakukan produksi barang, sehingga jumlah barang yang di tawarkan kembali sama dengan

jumlah barang yang diminta.

Pendapat Say bahwa “produksi akan selalu menciptakan permintaannya sendiri” menjadi

pedoman dasar dalam kebijaksanaan-kebijaksanaan ekonomi selama kurung waktu seratus tahun.

Pada perkembangannya, kebijaksanaan-kebijasaannya itu kemudian di krtik sangat keras sebagai

pangkal tolak terjadinya depresi besar-besaran tahun 1930. Hal ini telah di bahas dan di telaah

oleh pemikiran-pemikiran Keyness pada pemikiran ekonomi selanjutnya.

Selain terkenal dengan hukum supply it’s own demand di atas, Say sebetulnya dapat di

katakan sebagai orang pertama yang berbicara tentang enterpreneur. Begitu juga ia adalah oarang

Page 32: Sejarah Pemikiran Ekonomi Klasik

pertama yang berjasa mengklasifikasikan faktor-faktor produksi atas tiga bagian, yaitu: tanah,

labor dan kapital (land, labor, and capital). Namun teori-teorinya tersebut kalah tenar di

bandingkan hukum Say. Teori ini paling sering di kritik oleh Keynes sebagai pangkal sebab

terjadinya depresi besar-besaran tahun 1930-an kemudian.

Para ekonom yang percaya terhadap keampuhan mekanisme pasar dikelompokkan

sebagai ekonomi Klasik (Economy Classic). Sedangkan teori-teori ekonominya dikenal sebagai

Teori Ekonomi Klasik (Classical Economics Theory). Mungkin yang menjadi pertanyaan adalah

mengapa para ekonom Klasik begitu yakin akan keampuhan mekanisme pasar? Jawabannya

terletak pada asumsi-asumsi yang melatar belakangi model mekanisme pasar tersebut.

Ketika membahas teori ekonomi mikro, beberapa asumsi pokok mekanisme pasar telah di

bahas. Asumsi-asumsi tersebut adalah strukur pasar merupakan persaingan sempurna, informasi

sempurna dan simetris, input dan output adalah homogen, para pelaku ekonomi bersifat rasional

dan bertujuan memaksimunkan kegunaan dan keuntungan. Untuk lebih memperdalam pengertian

Teori Ekonomi Klasik (Teori Klasik), ada dua asumsi penting yang harus di tambahkan.

Asumsi pertama adalah proses penyesuaian lewat mekanisme pasar dapat tercapai

seketika itu juga. Kita dapat mengabaikan kendala waktu dan tempat dalam menganalisis proses

pertukaran antar para pelaku ekonomi. Artinya, dalam proses pertukaran, individu-individu yang

terlibat tidak terbatasi oleh waktu dan tempat (timeless and placeless). Dengan demikian pasar

adalah institusi yang tidak terbatasi oleh waktu dan tempat.

Asumsi kedua adalah fungsi uang semata-mata sebagai alat transaksi (medium of

exchange). Tidak ada penggunaan uang untuk tujuan spekulasi. Karenanya, uang tidak dapat

mempengaruhi jumlah output yang di produksi para pelaku ekonomi. Yang dapat dipengaruhi

oleh uang hanyalah tingkat harga. Bila jumlah uang beredar bertambah, harga barang dan jasa

naik. Begitu juga sebaliknya.

Asumsi kedua tersebut di atas di kenal sebagai asumsi netralitas uang (money neutrality)

yang mempunyai konsekuensi harga bersifat fleksibel, dapat berubah seketika itu juga (price

flexibility). Asumsi tersebut juga di kenal sebagai pemisahan antara sektor moneter dengan

sektor riil oleh Teori Klasik (Classicaldichotomy).

Page 33: Sejarah Pemikiran Ekonomi Klasik

Asumsi-asumsi Klasik mempunyai konsekuensi bahwa proses pertukaran adalah satu-

satunya cara untuk saling berinteraksi. Akibatnya fokus pembahasan Klasik adalah analisis

perilaku individu (produsen dan konsumen) dalam rangka mencapai keseimbangan. Sebab jika

setiap individu dalam perekonomian telah mencapai keseimbangan, maka perekonomian secara

total mencapai keseimbangan.

Itulah sebabnya teori Klasik identik dengan teori ekonomi mikro. Karena permintaan

relatif tidak terbatas berdasarkan hukum Say, maka masalah sentral perekonomian adalah

penawaran, baik penawaran input maupun output. Karena itulah juga ilmu ekonomi Klasik di

kenal sebagai ilmu ekonomi yang sangat menekankan pada sisi penawaran (supply side

economics).

Say menganalisis hipotetis "equillibrium" yaitu: kondisi di mana produksi sama dengan

konsumsi, yaitu upah harga sama. Kuantitas uang menengahi pertukaran antara upah dan harga.

Ada juga sebuah kesetaraan antara pekerja dan produksi, karena jumlah produksi berasal dari

jumlah tenaga kerja. Karakteristik deflasi akhir Abad 19 Amerika. Juga, perhatikan bahwa untuk

peningkatan produksi datang dari kuantitas yang sama tenaga kerja, produktivitas harus

meningkat, yaitu menghasilkan tenaga kerja lebih banyak barang untuk usaha yang sama.

Nilai riil uang (dan nilai riil upah) dengan demikian meningkat, karena uang mencakup

lebih banyak transaksi. Segala sesuatu yang lain hanyalah sebuah variasi dari ini, terutama

karena variasi independen dalam jumlah uang beredar. Orang pertama yang berpendapat bahwa

uang itu netral dalam efeknya pada perekonomian. Uang tidak dikehendaki demi dirinya sendiri,

tetapi karena apa yang bisa membeli. Peningkatan jumlah uang yang beredar akan meningkatkan

harga barang-barang lain dalam bentuk uang (menyebabkan inflasi), tapi tidak akan mengubah

harga relatif barang atau kuantitas yang dihasilkan. Ide ini kemudian dikembangkan oleh para

ekonom ke teori Kuantitas uang.

Hukum alam mendukung perilaku ekonomi sehingga teratur, dapat diprediksi, dan

universal. Dia menekankan peran akal dalam analisis ekonomi, penciptaan kekayaan, dan

menghasilkan keuntungan. Melihat ekonomi sebagai suatu disiplin yang mampu mencapai

kebenaran universal, metode ekonomi-nya adalah bahwa seorang esensialis dan seorang realis.

Page 34: Sejarah Pemikiran Ekonomi Klasik

Dia tidak menyukai teori menara gading, tapi buta juga skeptis empirisisme dan

akumulasi statistik matematika dan fakta-fakta tanpa teori yang berkaitan mereka. Dia

menekankan pengamatan fakta-fakta realitas pada saat yang sama ia dipecat rasionalisme. Untuk

melakukan hal ini ia diturunkan hukum-hukum ekonomi oleh induksi. Dia percaya bahwa

ekonomi harus dimulai dengan alasan dan pengalaman pribadi manusia dari pada dengan abstrak

matematika dan analisis statistik. Setelah hukum dan teori-teori itu dirumuskan, ia percaya. Dia

kemudian mengujinya dengan pengamatan dan fakta. Kemudian menyampaikan gagasan

ekonomi yang tepat dan sederhana dengan menggunakan bahasa yang mudah di mengerti.

Menciptakan istilah "pengusaha" dan menekankan peran vital dan kreatif dari pengusaha

dalam perekonomian sebagai peramal, proyek juru taksir, dan pengambil risiko. Dia melihat

bahwa pengusaha yang efektif harus memiliki kualitas moral penghakiman dan ketekunan, dan

juga memiliki pengetahuan tentang dunia. Dia menyadari bahwa kekayaan pada dasarnya dan

awalnya metafisik dan hasil kreativitas, ide, imajinasi, dan inovasi. Dengan demikian ia

meletakkan peran pengusaha di pusat teori ekonomi.

Dia memahami bahwa kemajuan ekonomi memerlukan pengusaha dan akumulasi modal.

Menolak teori nilai kerja yang diselenggarakan oleh Adam Smith dan ekonom klasik lainnya, dia

menyatakan bahwa nilai dasar adalah utilitas, yaitu kemampuan barang atau jasa untuk

memenuhi beberapa keinginan manusia. Ia memelihara subjektif teori utilitas nilai dari pada teori

nilai kerja. Dia mengerti bahwa itu adalah cara dan sejauh mana pelanggan potensial nilai barang

atau jasa yang menentukan nilai dan apakah atau tidak diproduksi.

Dia mengakui bahwa harga-harga barang dan jasa mencerminkan utilitas mereka kepada

pembeli dan bahwa harga faktor produksi yang diperhitungkan dari harga barang-barang yang

diproduksi. Ia membedakan antara nilai pakai dan nilai tukar, tapi seperti Aristoteles keliru

menyimpulkan bahwa semua transaksi pertukaran harus melibatkan pertukaran nilai sama.

Dengan demikian pemikiran ekonomi dari Austria, seperti Carl Menger, yang mengakui

pentingnya positive-sum transaksi melalui yang baik pembeli dan penjual mendapatkan utilitas.

Selain itu, dia orang yang cerdas, tapi agak pendek menemukan teori utilitas marjinal.

Dia melihat bahwa produksi adalah sumber atau penyebab konsumsi, pasokan atas

permintaan yang ditempatkan dalam hierarki ekonomi. Sebuah kemampuan seseorang untuk

Page 35: Sejarah Pemikiran Ekonomi Klasik

permintaan barang dan jasa dari orang lain hasil dari pendapatan yang dihasilkan oleh tindakan

sendiri produksi. Tingkat produksi Nya menentukan kemampuannya untuk permintaan. Produk

menuntut memerlukan agar mempunyai uang yang pada gilirannya, memerlukan tindakan

sebelumnya pasokan.

Produksi barang menyebabkan pendapatan yang harus dibayar kepada mereka yang

memproduksi. Dengan kata lain, seseorang menjual jasa tenaga kerja atau aset untuk uang yang

kemudian digunakan untuk permintaan produk. Pada akhirnya, ketika pertukaran telah

dilakukan, akan ditemukan bahwa seseorang telah membayar untuk barang dan jasa dengan

barang dan jasa lainnya. Permintaan untuk setiap komoditi adalah fungsi dari pasokan komoditas

lain. Kebutuhan untuk menawarkan baik untuk permintaan baik lainnya jelas dalam

perekonomian barter, tetapi juga berlaku dalam pertukaran uang atau tidak langsung pada

perekonomian.

Kekayaan diciptakan oleh produksi dan bukan oleh konsumsi. Konsumsi benar-benar

akan menggunakan utilitas atau kekayaan. Permintaan (yaitu, konsumsi) mengikuti dari produksi

kekayaan. Orang menciptakan permintaan dari kekayaan produksi mereka diciptakan. Apa

tuntutan seseorang didasarkan atas apa yang dia suply. Demikian diakui bahwa semua manusia

baik produsen dan konsumen dan bahwa jika seseorang ingin mendapatkan yang baik, ia harus

memberikan sesuatu sebagai balasan yang diinginkan yang lain.

Uang adalah sarana yang diperlukan untuk memperoleh barang-barang yang satu keinginan.

Namun, dalam rangka untuk mendapatkan uang, seseorang harus terlebih dahulu memproduksi

suatu barang atau jasa yang akan ditukar dengan uang. Tidak seorang pun dapat secara sah

menuntut sesuatu sebelum pertama menyediakan produk atau layanan yang bernilai kepada

orang lain. Itu adalah mungkin untuk memiliki surplus atau kekurangan komoditas tertentu.

Produksi dapat menjadi salah arah dan terlalu banyak dari beberapa produk dapat diproduksi

yang ada tidak mencukupi permintaan.

Page 36: Sejarah Pemikiran Ekonomi Klasik

Dia mengatakan bahwa produksi gluts tidak terjadi melalui produksi berlebih umum, tetapi

melalui kelebihan produksi barang-barang tertentu dalam proporsi kepada orang lain yang

underproduced. Ia mengakui bahwa ada dapat jangka pendek gluts komoditi tertentu. Pasar, kiri

ke perangkat sendiri, izin ketidakseimbangan seperti itu harus diperbaiki melalui penyesuaian

harga dan biaya.

Setiap ketidakseimbangan dalam perekonomian ada hanya karena proporsi internal output

berbeda dari proporsi disukai oleh konsumen, bukan karena produksi yang berlebihan dalam

agregat. Maka Hukum Katakanlah sekali tidak berarti bahwa semua produk pada akhirnya akan

menuntut di pasar. Pasokan yang baik tidak menjamin akan menjadi permintaan efektif oleh

produsen yang baik untuk barang-barang lain.

Jika persediaan tidak menjual, harga akan dipotong sampai, dan jika, memang. Karena

itu, harga yang lebih rendah dari beberapa barang berarti bahwa orang memiliki lebih banyak

uang untuk membeli barang dan jasa lainnya. Melalui sistem harga penawaran dan permintaan

pasar menyesuaikan dan jelas apakah sistem pasar dibiarkan bebas untuk melakukan fungsi

keseimbangan dan proporsi.

Ini adalah melalui perubahan harga yang saat ini pasokan dijatah antara yang meminta

hari ini. Harga membawa proporsi yang tepat dan harga berkomunikasi sinyal informasi untuk

masa depan keputusan alokasi dan pasokan. Penghematan adalah Orang tidak menghabiskan

semua kekayaan yang produksi mereka diciptakan. Permintaan terhadap barang dan jasa saat ini

gagal untuk mencocokkan nilai dari apa yang telah diproduksi sebagai orang memilih untuk

memegang beberapa di antaranya dalam bentuk moneter.

Menurut Say, tabungan yang bermanfaat dan lebih baik daripada konsumsi karena

digunakan dalam produksi barang modal atau produksi tambahan. Sebaliknya, konsumsi tidak

memberikan rangsangan untuk kekayaan. Ketika konsumsi melebihi produksi, perbedaan adalah

tabungan yang pergi ke arah barang-barang investasi produksi dan investasi merupakan dasar

untuk pertumbuhan di masa depan. Seperti proses reinvestment didorong oleh pengusaha. Jika

uang disimpan dalam bentuk uang yang diciptakan bank seperti rekening giro, yang diadakan

kembali daya konsumsi akan ditransfer ke peminjam dari bank yang menciptakannya.

Page 37: Sejarah Pemikiran Ekonomi Klasik

Dengan kata lain, kekuatan untuk mengkonsumsi dialihkan kepada peminjam. Tidak akan

ada kekurangan dalam permintaan agregat selama sistem perbankan bebas untuk melaksanakan

proses transformasi deposan tabungan ke peminjam 'pengeluaran. Selama tabungan

diinvestasikan kembali dalam produktif menggunakan secara agregat ada perlu ada penurunan

pendapatan, produksi, atau konsumsi. Katakanlah berpendapat bahwa penghematan mencari

keuntungan dengan cepat masuk ke dalam investasi untuk produksi.

Tabungan lebih tinggi membawa tingkat lebih tinggi dari pertumbuhan berikutnya output

agregat. Hal ini terjadi karena orang lain meminjam uang yang akan menghasilkan jumlah yang

lebih besar barang. Maka, orang perlu insentif untuk bekerja, menabung, investasi, dan

pengambilan risiko. Ia mengatakan bahwa wawasan adalah bahwa pendapatan selalu benar-benar

dihabiskan untuk komoditas memuaskan keinginan saat ini (yaitu, konsumsi) atau pada masa

depan komoditas memuaskan keinginan (yakni, akumulasi tabungan) dan tabungan sangat

penting jika ekonomi tumbuh. Permintaan demikian berasal dari penawaran kapan pun Anda

membutuhkannya.

Orang-orang menabung untuk memperluas produksi atau hidup pada saat tabungan

mereka dan saat mereka membutuhkannya. Tabungan membeli waktu bagi orang untuk

melakukan lebih dari sekadar bekerja. Bisa dikatakan bahwa konsumsi adalah penyebab akhir

produksi dan bahwa tabungan adalah penyebab efisien produksi. Ia mengajarkan bahwa

pendapatan tidak ditujukan untuk konsumsi akan dibelanjakan untuk investasi dan bahwa pasar

akan secara otomatis dan cukup cepat kembali ke arah equilibrium.

Say berpendapat bahwa uang adalah mekanisme yang netral penawaran agregat berubah

menjadi permintaan agregat. Dia memandang uang sebagai perantara baik atau saluran yang

memungkinkan orang untuk membeli. Dia menggambarkan evolusi spontan suatu komoditi

menjadi uang. Dalam sistem, uang berfungsi terutama sebagai alat tukar dan tidak secara

eksplisit diidentifikasi sebagai penyimpan kekayaan. Mencela manipulasi uang negara melalui

kehinaan dari nilai mata uang.

Dia mengamati bahwa manipulasi semacam nilai-nilai moneter mengacaukan sistem

harga. Dia memandang inflasi sebagai fenomena moneter bukan hasil dari kerja yang berlebihan

Page 38: Sejarah Pemikiran Ekonomi Klasik

dan pertumbuhan ekonomi. Suku bunga dipandang sebagai harga kredit. Dia mengerti yang

ditentukan oleh pasar bahwa tingkat suku bunga menjalankan fungsi dari harga kliring pasar

uang. Namun, ia tidak secara eksplisit mengakui atau membahas hubungan antara tingkat suku

bunga dan waktu preferensi seperti halnya para pemikir Austria yang kemudian.

Hukum Say, tengara pada pencapaian integrasi dalam ilmu ekonomi, merupakan fondasi

penting bagi realitas berbasis teori makroekonomi. Hal ini mencerminkan keterkaitan, realitas,

dan harmoni perilaku ekonomi manusia dalam suatu ekonomi pasar bebas. Memproduksi

membutuhkan rasionalitas dan kepentingan pribadi. Adalah tidak rasional dan bertentangan

dengan sifat manusia tidak untuk memproduksi atau untuk menghasilkan kurang dari satu

kebutuhan untuk memproduksi.

Produksi adalah penting dan utama bagi keberadaan manusia. Dengan demikian

mengakui fakta bahwa produksi yang membuka permintaan produk. Dia melihat bahwa uang

bukanlah penyebab kemakmuran tetapi adalah efeknya. Melalui Francisco wataknya d'Anconia

yang berkata: "Uang hanya dimungkinkan oleh orang-orang yang memproduksi. Ketika Anda

menerima uang pembayaran untuk usaha Anda, Anda lakukan sehingga hanya pada keyakinan

bahwa Anda akan menukarnya dengan produk dari usaha orang lain. "Katakanlah Hukum adalah

implisit seluruh uang bicara”.

Penuh kekuatan penjelas dari Hukum Pasar adalah bahwa, karena integrasi semua pasar

individu ke dalam satu sistem berfungsi, itu harus menjadi kenyataan bahwa pemerintah tidak

perlu khawatir dengan merangsang permintaan artifisial. Ada satu harmonis diri memperbaiki

sistem. Sistem seperti ini mengarah kepada stabilitas, keadilan, perdamaian, dan kemakmuran.

Hal ini tidak mengherankan bahwa banyak menganggap Hukum ini menjadi luas, paling kuat,

dan integrasi konseptual yang paling mendasar dalam disiplin ilmu ekonomi.

Page 39: Sejarah Pemikiran Ekonomi Klasik

DAFTAR PUSTAKA

http://shinry.blogspot.com/2013/03/pandangan-para-tokoh-teori-ekonomi.html

http://nanxsu.blog.com/2012/03/27/teori-ekonomi-klasik/

http://thisismeandmyloyalty.blogspot.com/2013/06/aliran-pra-klasik-dan-klasik-sejarah.html

http://catatanharianslimshaldy.blogspot.com/2013/01/sejarah-pemikiran-ekonomi-praklasik.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_pemikiran_ekonomi