sebagai media pembelajaran berhitung anak...

24
9 Elsa Dikeu Septiani, 2012 Pengaruh Media Animasi Komputer “Mantap” Terhadap Peningkatan Kemampuan Berhitung Pada Anak Tunagrahita Ringan :Studi Eksperimen dengan Metode Single Subject Research pada Siswa Tunagrahita Ringan Kelas III SDLB di SLB B-C Bina Mandiri Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB II PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI KOMPUTER “MANTAP” SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BERHITUNG ANAK TUNAGRAHITA RINGAN. A. Pengertian dan Karakteristik Anak Tunagrahita Ringan 1. Pengertian Anak Tunagrahita Ringan Anak tunagrahita ringan adalah kelompok anak tunagrahita yang tergolong ringan bila dibandingkan dengan anak tunagrahita lainnya. Istilah yang lain digunakan untuk menyebut anak tunagrahita ringan diantaranya ialah anak debil (sudah ditinggalkan) atau anak mampu didik. Dalam bahasa asing digunakan istilah Educable Mentally Retarted On Mild. Menurut Amin, M (1994;33-34) anak tunagrahita ringan sebagai berikut : Mereka yang termasuk dalam kelompok ini meskipun kecerdasannya dan adaptasi sosialnya terlambat, namun mereka mempunyai kemampuan untuk berkembang dalam pelajaran akademik, penyesuain sosial dan kemampuan bekerja. Dalam mata pelajaran akademik, mereka pada umumnya mampu mengikuti mata pelajaran tingkat lanjutan, baik SLTPLB dan SMALB maupun sekolah biasa dengan program khusus sesuai dengan berat ringannya ketunagrahitaan yang disandangnya. IQ mereka berkisar 50-70. Dalam penyesuaian sosial mereka dapat bergaul, dapat menyesuaikan diri dalam lingkungan sosial tidak saja dalam lingkungan yang terbatas tetapi juga pada lingkungan yang lebih luas, bahkan kebanyakan dari mereka dapat berdiri sendiri dalam masyarakat. Berdasarkan pernyataan tersebut, jelaslah bahwa anak tunagrahita ringan merupakan anak yang masih memiliki potensi dan kemampuan untuk di didik baik dalam bidang akademik, penyesuaian sosial maupun dalam pekerjaan.

Upload: duongmien

Post on 03-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BERHITUNG ANAK …a-research.upi.edu/operator/upload/s_plb_0705115_chpater2.pdf · Mereka yang termasuk dalam kelompok ini meskipun kecerdasannya dan adaptasi

9

Elsa Dikeu Septiani, 2012 Pengaruh Media Animasi Komputer “Mantap” Terhadap Peningkatan Kemampuan Berhitung

Pada Anak Tunagrahita Ringan

:Studi Eksperimen dengan Metode Single Subject Research pada Siswa Tunagrahita Ringan Kelas III

SDLB di SLB B-C Bina Mandiri Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB II

PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI KOMPUTER “MANTAP”

SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BERHITUNG

ANAK TUNAGRAHITA RINGAN.

A. Pengertian dan Karakteristik Anak Tunagrahita Ringan

1. Pengertian Anak Tunagrahita Ringan

Anak tunagrahita ringan adalah kelompok anak tunagrahita yang tergolong

ringan bila dibandingkan dengan anak tunagrahita lainnya. Istilah yang lain

digunakan untuk menyebut anak tunagrahita ringan diantaranya ialah anak debil

(sudah ditinggalkan) atau anak mampu didik. Dalam bahasa asing digunakan

istilah Educable Mentally Retarted On Mild.

Menurut Amin, M (1994;33-34) anak tunagrahita ringan sebagai berikut :

Mereka yang termasuk dalam kelompok ini meskipun

kecerdasannya dan adaptasi sosialnya terlambat, namun mereka

mempunyai kemampuan untuk berkembang dalam pelajaran

akademik, penyesuain sosial dan kemampuan bekerja. Dalam mata

pelajaran akademik, mereka pada umumnya mampu mengikuti mata

pelajaran tingkat lanjutan, baik SLTPLB dan SMALB maupun

sekolah biasa dengan program khusus sesuai dengan berat ringannya

ketunagrahitaan yang disandangnya. IQ mereka berkisar 50-70. Dalam

penyesuaian sosial mereka dapat bergaul, dapat menyesuaikan diri

dalam lingkungan sosial tidak saja dalam lingkungan yang terbatas

tetapi juga pada lingkungan yang lebih luas, bahkan kebanyakan dari

mereka dapat berdiri sendiri dalam masyarakat.

Berdasarkan pernyataan tersebut, jelaslah bahwa anak tunagrahita ringan

merupakan anak yang masih memiliki potensi dan kemampuan untuk di didik

baik dalam bidang akademik, penyesuaian sosial maupun dalam pekerjaan.

Page 2: SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BERHITUNG ANAK …a-research.upi.edu/operator/upload/s_plb_0705115_chpater2.pdf · Mereka yang termasuk dalam kelompok ini meskipun kecerdasannya dan adaptasi

10

Elsa Dikeu Septiani, 2012 Pengaruh Media Animasi Komputer “Mantap” Terhadap Peningkatan Kemampuan Berhitung

Pada Anak Tunagrahita Ringan

:Studi Eksperimen dengan Metode Single Subject Research pada Siswa Tunagrahita Ringan Kelas III

SDLB di SLB B-C Bina Mandiri Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pelajaran yang diberikan pada anak-anak ini tentunya bersifat sederhana sesuai

dengan kemampuan berfikir mereka masing-masing.

Anak tunagrahita ringan dengan demikian dapat dikatakan: mereka yang

mengalami hambatan perkembangan mental dimana tingkat kecerdasannya (IQ)

berkisar antara 50-70. Mereka masih dapat mengikuti bidang akademik seperti

membaca, menulis dan berhitung maupun dalam penyesuaian sosial bahkan tidak

menutup kemungkinan bagi mereka untuk memperoleh pekerjaan.

2. Karakteristik Anak Tunagrahita Ringan

Berikut ini akan dikemukakan beberapa karakteristik anak tunagrahita

ringan pada umumnya, seperti yang dikemukakan oleh Amin, M dan Entang,M

dalam Cahyadi (2004; 15) sebagai berikut:

a) Karakteristik mental

Mereka menunjukkan kecenderungan menjawab dengan berulang

terhadap pertanyaan yang berbeda, tidak mampu memberikan kritik dan

kemampuan menyimpan instruksi dalam jiwanya/ ingatannya.

Cenderung memiliki kemampuan berfikir konkrit dari pada abstrak,

mereka tidak mampu mendeteksi kesalahan-kesalahan dalam

pertanyaan, terbatas kemampuannya dalam penalaran dan visualisasi

dan mengalami kesulitan dan konsentrasi.

b) Karakteristik fisik

Bagi yang mengalami keterbelakangan ringan sebagai besar tidak

mengalami kelainan fisik.

c) Karakteristik sosial ekonomi

Minat permainan mereka lebih cocok dengan anak yang sama usia

mentalnya dari pada usia kronologisnya, memiliki problema dalam

tingkah laku, danagak lebih banyak nakal dari pada anak normal

intelegensinya.

d) Karakteristik akademis

Kemampuan belajar mereka rendah dan lambat, bagi mereka yang

ringan

Page 3: SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BERHITUNG ANAK …a-research.upi.edu/operator/upload/s_plb_0705115_chpater2.pdf · Mereka yang termasuk dalam kelompok ini meskipun kecerdasannya dan adaptasi

11

Elsa Dikeu Septiani, 2012 Pengaruh Media Animasi Komputer “Mantap” Terhadap Peningkatan Kemampuan Berhitung

Pada Anak Tunagrahita Ringan

:Studi Eksperimen dengan Metode Single Subject Research pada Siswa Tunagrahita Ringan Kelas III

SDLB di SLB B-C Bina Mandiri Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

masih dapat diberikan pelajaran akademis (membaca, menulis dan

berhitung).

e) Karakteristik pekerjaan

Yang dapat dituntut untuk bekerja hanya mereka yang tergolong ringan

pada usia dewasa dapat belajar bekerja yang sifatnya ”skiled” dan ”semi

skiled”.

Jika memperhatikan karakteristik akademis seperti yang diterangkan di atas

implikasinya dalam pengajaran berhitung (matematika) semestinya dilaksanakan

dari yang konkrit menuju ke yang abstrak atau dari yang sederhana menuju

kepada yang kompleks.

Anak tunagrahita pada umumnya mengalami kesulitan belajar matematika.

Salah satu kesulitan yang paling berat dialami mereka adalah

ketidakmampuannya dalam mengorganisasikan pengetahuan yang dipelajarinya,

Mereka dapat belajar matematika bila kita menyediakan pendekatan aktif dan

terstruktur. Thorton & Wilmar dalam Cahyadi (2004;17) mengemukakan bahwa

mereka harus dibantu dengan memanipulasi obyek-obyek secara aktif dengan

visualisasi, verbal, dan gerak baik dalam konsep maupun keterampilan

matematika.

Harwell dalam Cahyadi (2004;17) menambahkan bahwa pengalaman visual,

kinestetik, dan verbal sangat membantu anak-anak berkesulitan belajar, termasuk

pada anak tunagrahita untuk mengingat apa yang dipelajarinya. Estiningsih, E

dalam Cahyadi (2004;17) menganjurkan bahwa dalam pengajaran matematika

bagi murid-murid SD termasuk yang berkesulitan belajar dan anak tunagrahita

Page 4: SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BERHITUNG ANAK …a-research.upi.edu/operator/upload/s_plb_0705115_chpater2.pdf · Mereka yang termasuk dalam kelompok ini meskipun kecerdasannya dan adaptasi

12

Elsa Dikeu Septiani, 2012 Pengaruh Media Animasi Komputer “Mantap” Terhadap Peningkatan Kemampuan Berhitung

Pada Anak Tunagrahita Ringan

:Studi Eksperimen dengan Metode Single Subject Research pada Siswa Tunagrahita Ringan Kelas III

SDLB di SLB B-C Bina Mandiri Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ringan harus meliputi tiga tahap : penanaman konsep (menggunakan obyek

konkrit), penanaman konsep (pengertian) dan keterampilan atau latihan soal-soal.

B. Pengajaran Berhitung Siswa Tunagrahita Ringan

1. Hakekat Berhitung

Berhitung dalam istilah matematika disebut aritmatika. Menurut Dali S. N

(Ehan, 2001) “Dalam aritmatika dipelajari tentang hubungan bilangan-bilangan

nyata dengan perhitungan terutama menyangkut penjumlahan, pengurangan,

perkalian, dan pembagian”. Secara singkat aritmatika atau berhitung adalah

pengetahuan tentang bilangan. Berhitung atau arimatika merupakan salah satu

studi matematika yang diajarkan di SD selain dua studi lainnya yaitu aljabar dan

geometri.

Taylor dan Mills (Sukarno, 1999 : 24) mengemukakan pendapatnya tentang

aritmatika „Arithmetics is a method of thinking in which we neglect all aspects of

experience except those that can becounted and mensured’. Artinya bahwa

aritmatika adalah sebuah metode berfikir dimana kita mengabaikan semua aspek

pengalaman kecuali sesuatu tersebut dapat dihitung dan diukur.

2. Tujuan Pengajaran Berhitung Siswa Tunagrahita Ringan

Page 5: SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BERHITUNG ANAK …a-research.upi.edu/operator/upload/s_plb_0705115_chpater2.pdf · Mereka yang termasuk dalam kelompok ini meskipun kecerdasannya dan adaptasi

13

Elsa Dikeu Septiani, 2012 Pengaruh Media Animasi Komputer “Mantap” Terhadap Peningkatan Kemampuan Berhitung

Pada Anak Tunagrahita Ringan

:Studi Eksperimen dengan Metode Single Subject Research pada Siswa Tunagrahita Ringan Kelas III

SDLB di SLB B-C Bina Mandiri Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tujuan pengajaran berhitung bagi anak tunagrahita ringan dapat dibedakan

secara umum dan khusus. Tujuan pengajaran secara umum antara lain agar dapat

memberikan : a) pengertian yang jelas tentang bilangan, b) pandangan system

bilangan, c) tentang kecekatan bekerja yaitu menambah (+), mengurang (-),

memperbanyak (x), dan membagi (:), d) pengertian kecil/besar, panjang/pendek,

rendah/tinggi, banyak/sedikit, kurang/lebih, e) istilah-istilah yang diperlukan

dalam berhitung seperti menambah (+), mengurang (-), memperbanyak (x), dan

membagi (:) (Pakasi dalam Sunarsih,2008 : 26).

Tujuan pengajaran secara khusus sebagaimana yang tercantum dalam

Kurikulum Berbasis Kompetensi, tujuan dari mata pelajaran matematika di SLB C

tingkat sekolah dasar (2004:3) sebagai berikut: a) melatih cara berfikir dan

menalar untuk menarik kesimpulan, b) meningkatkan aktifitas kreatif, c) sebagai

alat untuk memecahkan masalah, d) sebagai alat komunikasi informasi atau ide.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat diambil kesimpulan, bahwa meskipun

anak-anak tunagrahita ringan mengalami kesulitan terutama dalam hal belajar,

namun mereka tetap diberikan pelajaran matematika agar dapat memecahkan

permasalahan yang sifatnya sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Dengan

demikian mata pelajaran ini merupakan mata pelajaran yang sifatnya fungsional.

3. Pentingnya Pengajaran Berhitung Siswa Tunagrahita Ringan

Berhitung merupakan cabang matematika yang dipelajari oleh semua siswa

dari SD hingga SLTA dan bahkan juga di perguruan tinggi, tak terkecuali bagi

Page 6: SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BERHITUNG ANAK …a-research.upi.edu/operator/upload/s_plb_0705115_chpater2.pdf · Mereka yang termasuk dalam kelompok ini meskipun kecerdasannya dan adaptasi

14

Elsa Dikeu Septiani, 2012 Pengaruh Media Animasi Komputer “Mantap” Terhadap Peningkatan Kemampuan Berhitung

Pada Anak Tunagrahita Ringan

:Studi Eksperimen dengan Metode Single Subject Research pada Siswa Tunagrahita Ringan Kelas III

SDLB di SLB B-C Bina Mandiri Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

siswa tunagrahita. Ada banyak alasan mengapa siswa perlu belajar matematika.

Menurut Cornelius (Sunarsih, 2008 ; 27) bahwa:

Setiap siswa perlu belajar matematika karena matematika

merupakan sarana berfikir yang jelas dan logis, sarana untuk

memecahkan masalah kehidupan sehari-sehari, sarana mengenal pola-

pola hubungan dan generalisasi pengalaman, sarana untuk

mengembangkan kreativitas, dansebagai sarana untuk meningkatkan

kesadaran terhadap perkembangan budaya.

Berdasarkan uraian di atas kemampuan berhitung merupakan hal yang

penting dan memberikan manfaat yang luas, karena berhubungan dengan

keperluan di sekolah dan di masyarakat. Berhitung penting untuk kehidupan

praktis sehari-hari maupun untuk keperluan melanjutkan sekolah

(Ruseffendi,1995: 91).

Sedangkan menurut Cockroft (Sunarsih, 2008;28) mengemukakan bahwa:

Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena matematika

selalu digunakan dalam segala segi kehidupan, semua bidang studi

memerlukan keterampilan matematika yang sesuai, merupakan sarana

komunikasi yang kuat dan singkat serta jelas, dapat digunakan untuk

menyajikan informasi dalam berbagai cara, meningkatkan

kemampuan berfikir logis, ketelitian, serta kesadaran ruangan, dan

memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang

menantang.

Berbagai alasan perlunya sekolah mengajarkan matematika kepada siswa

pada hakekatnya adalah karena masalah kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan

sehari-hari banyak sekali berhubungan dengan berhitung. Misalnya saat

berbelanja, kita tidak mungkin lepas dari menghitung uang. Mengenai berapa

uang yang harus dibayarkan dan berapa uang kembaliannya. Pemahaman-

pemahaman seperti pada anak tunagrahita penting dalam kehidupan dimasyarakat.

Page 7: SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BERHITUNG ANAK …a-research.upi.edu/operator/upload/s_plb_0705115_chpater2.pdf · Mereka yang termasuk dalam kelompok ini meskipun kecerdasannya dan adaptasi

15

Elsa Dikeu Septiani, 2012 Pengaruh Media Animasi Komputer “Mantap” Terhadap Peningkatan Kemampuan Berhitung

Pada Anak Tunagrahita Ringan

:Studi Eksperimen dengan Metode Single Subject Research pada Siswa Tunagrahita Ringan Kelas III

SDLB di SLB B-C Bina Mandiri Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Oleh karena itu keterampilan matematika menjadi sangat fungsional bagi

mereka.Dalam kehidupan kelak anak-anak ini akan ada ditengah-tengah

masyarakat. Perhitungan-perhitungan sederhana itu hendaknya dipahami.

4. Bahan Pembelajaran Berhitung Bagi Siswa Tunagrahita Ringan

Siswa tunagrahita ringan memerlukan sebuah pemikiran yang sistematis

serta matematis dalam pelajaran berhitung. Maksudnya adalah pengajaran soal

berhitung harus berurutan dan pasti, untuk itu seorang guru siswa tunagrahita

ringan hendaknya selektif dalam memilih materi pelajaran yang akan diajarkan.

Mulai dari bentuk yang sederhana hingga pada bentuk yang lebih kompleks, dari

konkrit ke abstrak. Hal tersebut disesuaikan dengan kemampuan siswa serta

karakteristiknya dan berpedoman pada kurikulum yang telah ditetapkan. Seperti

yang telah kita ketahui bahwa kemampuan siswa tunagrahita ringan itu terbatas,

maka ruang lingkup pengajarannya sedikit berbeda dengan bahan pengajaran di

sekolah dasar luar biasa. Bahan untuk pengajaran bagi siswa tunagrahita ringan

disesuaikan dengan tujuan yang telah tercantum dalam buku petunjuk pelaksanaan

kurikulum berbasis kompetensi tingkat sekolah dasar. Apabila seorang guru akan

menyusun program pembelajaran maka diperlukan perhatian khusus terhadap

unsur-unsur pembelajaran yang meliputi fakta, konsep, dan prinsip. Rochyadi. E

dan Alimin. Z (2003:155). Menjelaskan tentang fakta,konsep, dan prinsip, sebagai

berikut:

Page 8: SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BERHITUNG ANAK …a-research.upi.edu/operator/upload/s_plb_0705115_chpater2.pdf · Mereka yang termasuk dalam kelompok ini meskipun kecerdasannya dan adaptasi

16

Elsa Dikeu Septiani, 2012 Pengaruh Media Animasi Komputer “Mantap” Terhadap Peningkatan Kemampuan Berhitung

Pada Anak Tunagrahita Ringan

:Studi Eksperimen dengan Metode Single Subject Research pada Siswa Tunagrahita Ringan Kelas III

SDLB di SLB B-C Bina Mandiri Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

a. Fakta, fakta merupakan pengetahuan yang lebih banyak mengandalkan

kemampuan ingatan. Dalam mempelajari fakta itu sama artinya dengan

memperhatikan, mengamati, menyimpan dalam ingatan, mentransfer

serta menyebutkan kembali. Contoh pengetahuan yang bersifat fakta

adalah 2 x 2 =4, Bandung adalah ibu kota Jawa Barat, lima kelereng

lebih banyak dari tiga kelereng.

b. Konsep, mengetahui fakta perkalian 2 x 2 = 4 dengan memahami

konsep perkalian 2 x 2 = 4 merupakan dua hal yang berbeda. Orang

yang mengetahui fakta perkalian hanyalah sekedar dapat menyebutkan

hasil kalinya sewaktu ditanya oleh orang lain. Sedangkan orang yang

memahami konsep perkalian memahami bahwa mangalikan itu

merupakan proses penjumlahan yang berulang.

c. Prinsip, untuk mempelajari prinsip dasar, yang digunakan ialah

pemahaman terhadap konsep, sebab prinsip merupakan pertanyaan

hubungan antar konsep.Prinsip benda yang bulat dapat bergelinding,

membuat siswa dapat memahami dan mengontrol lingkungan. Dapat

menduga apa yang akan terjadi jika semua benda yang bulat dapat

bergelinding, maka bola, kelereng, uang logam, ban mobil akan

bergelinding.

5. Problematika Anak Tunagrahita Ringan Dalam Pelajaran Berhitung.

Page 9: SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BERHITUNG ANAK …a-research.upi.edu/operator/upload/s_plb_0705115_chpater2.pdf · Mereka yang termasuk dalam kelompok ini meskipun kecerdasannya dan adaptasi

17

Elsa Dikeu Septiani, 2012 Pengaruh Media Animasi Komputer “Mantap” Terhadap Peningkatan Kemampuan Berhitung

Pada Anak Tunagrahita Ringan

:Studi Eksperimen dengan Metode Single Subject Research pada Siswa Tunagrahita Ringan Kelas III

SDLB di SLB B-C Bina Mandiri Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Anak tunagrahita mengalami kesulitan dalam pelajaran berhitung, kesulitan

ini dapat terlihat dari hasil kerja siswa atau bagaimana perilaku siswa ketika

melaksanakan tugas tersebut, kesulitan-kesulitan yang dimaksud adalah sebagai

berikut:

a. Kesulitan memahami konsep dasar dalam berhitung

Kesulitan ini akan terjadi bila siswa belum memiliki konsep bilangan,

membilang maju, mundur, satu-satu atau dua-dua, belum mampu membuat

korespondensi satu-satu dan membandingkan objek-objek himpunan. Siswa akan

menampakkan kesulitan baik dalam penjumlahan, pengurangan, perkalian,

maupun pembagian.

b. Kesulitan dalam mengelompokkan bilangan

Siswa kesulitan mengelompokkan objek-objek, suatu kemampuan yang

sangat dibutuhkan untuk mengidentifikasikan jumlah objek dalam kelompok.

Contohnya, setelah belajar tentang penjumlahan anak normal menentukan dengan

cepat hasil penjumlahan dan melepaskan dari objek konkrit. Namun tidak

demikian dengan anak tunagrahita ringan, mereka dalam penjumlahan 3 + 2 masih

tetap menghitung satu persatu untuk menentukan hasilnya.

c. Kesulitan dalam berhitung yang berhubungan dengan bilangan nol (0)

Siswa menyimpan puluhan, ratusan, atau ribuan dalam penjumlahan. Dalam

pengurangan siswa tidak melakukan peminjaman, hal ini terjadi bila siswa belum

memiliki keterampilan nilai tempat.

Page 10: SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BERHITUNG ANAK …a-research.upi.edu/operator/upload/s_plb_0705115_chpater2.pdf · Mereka yang termasuk dalam kelompok ini meskipun kecerdasannya dan adaptasi

18

Elsa Dikeu Septiani, 2012 Pengaruh Media Animasi Komputer “Mantap” Terhadap Peningkatan Kemampuan Berhitung

Pada Anak Tunagrahita Ringan

:Studi Eksperimen dengan Metode Single Subject Research pada Siswa Tunagrahita Ringan Kelas III

SDLB di SLB B-C Bina Mandiri Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

d. Kesulitan dalam membaca simbol

Siswa kesulitan dalam melihat atau membedakan angka misalnya 6 dibaca 9,

sedangkan 8 dibaca 3. Matematika adalah bahasa simbol, kurang persepsi tentang

simbol-simbol bilangan akan sangat menyulitkan anak dalam belajar matematika.

e. Gangguan hubungan keruangan

Konsep hubungan keruangan seperti atas-bawah, jauh-dekat, kiri-kanan,

tinggi-rendah, depan-belakang, awal-akhir, umumnya telah dikuasai oleh anak

sejak kecil. Anak-anak memperoleh pemahaman tentang berbagai konsep

hubungan keruangan tersebut dari pengalaman mereka dalam berkomunikasi

dengan lingkungan sosial mereka atau melalui permainan. Adanya gangguan

dalam memahami konsep-konsep hubungan keruangan dapat mengganggu

pemahaman anak tentang sistem bilangan secara keseluruhan. Karena adanya

gangguan tersebut, anak mungkin tidak mampu merasakan jarak antara angka-

angka pada garis bilangan atau penggaris dan mungkin anak juga tidak tahu

bahwa angka 3 lebih dekat ke angka 4 dari pada ke angka 6.

f. Kesulitan dalam sensori motor

Siswa yang mengalami gangguan sensori motor, sering tidak bisa

menghitung benda-benda secara berurutan sambil menyebutkan bilangannya

“satu, dua, tiga, empat, lima”. Anak mungkin baru memegang benda yang ketiga

tetapi telah mengucap “lima”. Atau sebaliknya, telah menyentuh benda kelima

Page 11: SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BERHITUNG ANAK …a-research.upi.edu/operator/upload/s_plb_0705115_chpater2.pdf · Mereka yang termasuk dalam kelompok ini meskipun kecerdasannya dan adaptasi

19

Elsa Dikeu Septiani, 2012 Pengaruh Media Animasi Komputer “Mantap” Terhadap Peningkatan Kemampuan Berhitung

Pada Anak Tunagrahita Ringan

:Studi Eksperimen dengan Metode Single Subject Research pada Siswa Tunagrahita Ringan Kelas III

SDLB di SLB B-C Bina Mandiri Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tetapi baru mengucapkan “tiga”. Anak-anak semacam ini dapat memberikan kesan

mereka hanya menghapal bilangan tanpa memahami maknanya.

6. Prinsip Pengajaran Berhitung

Ada tujuh prinsip pengajaran berhitung yaitu sebagai berikut:

a. Menyiapkan Anak untuk Belajar Berhitung

Glan Doman dalam Tambunan, M (2006 : 47) mengemukakan bahwa:

Agar penyiapan belajar berhitung dimulai sejak anak

masih kecil. Penyiapan belajar berhitung merupakan suatu

kegiatan belajar yang tujuannya memberikan landasan yang

kokoh bagi anak dalam belajar berhitung. Berbagai bentuk

kegiatan belajar tersebut sebagian besar merupakan kegiatan

belajar prasangka, terutama tentang berbagai konsep dasar

yang bermanfaat bagi anak untuk belajar berhitung

selanjutnya.

Berbagai bentuk kegiatan belajar tersebut antara lain sebagai berikut:

1) Mengelompokkan berbagai bentuk menurut sifatnya

2) Mengenal banyaknya anggota kelompok benda

3) Membilang secara urut berbagai jenis benda

4) Memberi nama angka yang muncul setelah angka tertentu (misalnya,

“Angka berapa yang muncul setelah angka 6?”)

5) Menuliskan angka 0 sampai 10 dalam urutan yang benar

6) Mengukur dan membelah

7) Mengurutkan benda-benda dari yang besar ke yang kecil, dari yang

panjang ke yang pendek, atau sebaliknya.

8) Menyusun bagian-bagian gambar menjadi keseluruhan

Page 12: SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BERHITUNG ANAK …a-research.upi.edu/operator/upload/s_plb_0705115_chpater2.pdf · Mereka yang termasuk dalam kelompok ini meskipun kecerdasannya dan adaptasi

20

Elsa Dikeu Septiani, 2012 Pengaruh Media Animasi Komputer “Mantap” Terhadap Peningkatan Kemampuan Berhitung

Pada Anak Tunagrahita Ringan

:Studi Eksperimen dengan Metode Single Subject Research pada Siswa Tunagrahita Ringan Kelas III

SDLB di SLB B-C Bina Mandiri Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b. Mengembangkan dari Konkit ke Abstrak

Anak dapat memahami berbagai konsep dengan baik jika pengajar memberi

pengalaman kepada anak tentang konsep yang dipelajari mulai dari bentuk

konkrit, semi konkrit dan abstrak. Guru hendaknya merancangkegiatan

pembelajaran berdasarkan ketiga tahapan tersebut. Pada tahapan konkrit anak

diminta melihat, meraba, memindahkan atau mengumpulkan benda-benda.

Dengan menanyakan jumlah benda yang dikumpulkan, anak akan mengenal

konsep jumlah. Pada tahapan semi konkrit benda aslinya dapat diganti dengan

gambar yang sama dengan bentuk aslinya dan kemudian gambar yang hanya

menunjukkan lambang benda seperti garis-garis untuk menunjukkan jumlah orang

atau benda yang dikumpulkan. Gambar-gambar tersebut pada dasarnya

merupakan jembatan untuk memahami konsep angka yang abstrak seperti : /// +

//// = //////. Setelah anak memahami gambar sebagai wakil dari suatu item maka

pengajaran tentang kalimat matematika yang bersifat abstrak seperti 3 + 4 = …

dapat dilakukan.

c. Memberikan Kesempatan untuk Berlatih dan Mengulang

Orang yang memiliki pengetahuan belum tentu mampu mengaplikasikan

pengetahuannya ke dalam kehidupan sehari-hari secara baik. Agar

pengetahuannya menjadi keterampilan diperlukan waktu yang cukup untuk

berlatih dan mengulang. Jika anak dituntut untuk mampu mengaplikasikan

Page 13: SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BERHITUNG ANAK …a-research.upi.edu/operator/upload/s_plb_0705115_chpater2.pdf · Mereka yang termasuk dalam kelompok ini meskipun kecerdasannya dan adaptasi

21

Elsa Dikeu Septiani, 2012 Pengaruh Media Animasi Komputer “Mantap” Terhadap Peningkatan Kemampuan Berhitung

Pada Anak Tunagrahita Ringan

:Studi Eksperimen dengan Metode Single Subject Research pada Siswa Tunagrahita Ringan Kelas III

SDLB di SLB B-C Bina Mandiri Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

berbagai konsep secara otomatis, terutama dalam kaitannya dengan menambah,

mengurangi, mengalikan dan membagi, anak harus diberi kesempatan berlatih dan

mengulang. Ada banyak cara untukmelakukan latihan dan ulangan, dan guru

hendaknya menggunakan metode yang bervariasi.

d. Generalisasi ke Situasi Baru

Anak hendaknya memperoleh kesempatan yang cukup untuk

menggeneralisasikan keterampilannya ke dalam berbagai situasi baru atau situasi

yang berbeda-beda. Sebagai contoh anak dapat menggunakan keterampilan

menjumlahkan, mengalikan, dan membagi dalam menyelesaikan berbagai soal

cerita baik yang dibuat oleh guru maupun oleh anak sendiri. Tujuannya adalah

anak dapat memperoleh keterampilan dalam mengenal dan mengaplikasikan jenis

operasi hitung dalam situasi baru yang berbeda-beda.

e. Bertolak dari Kekuatan dan Kelemahan Anak

Sebelum membuat keputusan tentang metode pengajaran yang akan

digunakan, guru hendaknya memahami kekuatan dan kelemahan anak. Kekuatan

dan kelemahan mencakup penguasaan anak dalam berhitung dan berbagai jenis

operasi hitung. Ada berbagai pertanyaan yang perlu dijawab oleh guru untuk

memahami kekuatan dan kelemahan anak. Berbagai pertanyaan tersebut antara

lain sebagai berikut:

Page 14: SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BERHITUNG ANAK …a-research.upi.edu/operator/upload/s_plb_0705115_chpater2.pdf · Mereka yang termasuk dalam kelompok ini meskipun kecerdasannya dan adaptasi

22

Elsa Dikeu Septiani, 2012 Pengaruh Media Animasi Komputer “Mantap” Terhadap Peningkatan Kemampuan Berhitung

Pada Anak Tunagrahita Ringan

:Studi Eksperimen dengan Metode Single Subject Research pada Siswa Tunagrahita Ringan Kelas III

SDLB di SLB B-C Bina Mandiri Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1) Bagaimana kelemahan anak mempengaruhi proses belajarnya dalam

berhitung?

2) Sejauh mana guru perlu kembali ke belakang untuk membentuk suatu

dasar yang kokoh bagi anak untuk belajar berhitung?

3) Dengan kesadaran terhadap kekuatan dan kelemahan tersebut, teknik

pendekatan dan bahan belajar apa yang sesuai untuk anak

4) Apakah anak mampu memahami makna bilangan yang diucapkan?

5) Dapatkan anak membaca dan menulis angka dengan benar?

6) Dapatkan anak melakukan berbagai operasi dasar mencakup

menjumlahkan, mengurangi, mengalikan dan membagi?

7) Sejauh mana kemampuan berbahasa anak menimbulkan kesulitan

dalam belajar berhitung?

8) Apakah ada problem memori atau ingatan dan perhatian yang

menyebabkan anak berkesulitan belajar berhitung?

Berbagai pertanyaan dapat diajukan sebagai upaya untuk

memahami kekuatan dan kelemahan anak sebagai landasan dalam

menentukan strategi dan bahan belajar yang sesuai dengan anak.

f. Membangun Dasar yang Kokoh tentang Konsep dan Keterampilan

Berhitung.

Page 15: SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BERHITUNG ANAK …a-research.upi.edu/operator/upload/s_plb_0705115_chpater2.pdf · Mereka yang termasuk dalam kelompok ini meskipun kecerdasannya dan adaptasi

23

Elsa Dikeu Septiani, 2012 Pengaruh Media Animasi Komputer “Mantap” Terhadap Peningkatan Kemampuan Berhitung

Pada Anak Tunagrahita Ringan

:Studi Eksperimen dengan Metode Single Subject Research pada Siswa Tunagrahita Ringan Kelas III

SDLB di SLB B-C Bina Mandiri Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Belajar berhitung hendaknya mempunyai dasar yang kokoh tentang konsep

dan keterampilan. Berbagai prinsip yang perlu diperhatikan olehguru agar anak

memiliki dasar yang kokoh antara lain sebagai berikut:

1) Pengajaran berhitung didasarkan pada pengertian sebelum pembinaan

keterampilan dilaksanakan. Dengan demikian terjadi anak menghafal tanpa

pemahaman.

2) Diberikan kesempatan yang cukup kepada anak untuk melakukan

generalisasi dan aplikasi berbagai konsep dan keterampilan berhitung ke

dalam segala hal yang dipelajari anak.

3) Berhitung diajarkan secara koheren, yang mengaitkan antara topik yang

satu dengan topik yang lain

4) Menggunakan program pengajaran yang sistematis yang memungkinkan

konsep dan keterampilan yang telah dipelajari dapat dikuasai oleh anak

dengan baik

g. Penggunaan Kalkulator

Kalkulator dapat digunakan setelah anak memiliki keterampilan berhitung

atau kalkulasi. Dengan demikian penggunaan kalkulator bukan untuk

menanamkan penalaran atau konsep berhitung. Dengan menggunakan kalkulator

anak dapat terbebas dari kendala kalkulasi dan dapat memusatkan perhatian dalam

memahami konsep berhitung. Dan dapat memusatkan perhatian dalam memahami

konsep berhitung. Dan dapat digunakan untuk latihan atau memeriksa ulang

pekerjaan sendiri.

Page 16: SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BERHITUNG ANAK …a-research.upi.edu/operator/upload/s_plb_0705115_chpater2.pdf · Mereka yang termasuk dalam kelompok ini meskipun kecerdasannya dan adaptasi

24

Elsa Dikeu Septiani, 2012 Pengaruh Media Animasi Komputer “Mantap” Terhadap Peningkatan Kemampuan Berhitung

Pada Anak Tunagrahita Ringan

:Studi Eksperimen dengan Metode Single Subject Research pada Siswa Tunagrahita Ringan Kelas III

SDLB di SLB B-C Bina Mandiri Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

C. Media “MANTAP” Animasi Komputer Sebagai Media Pembelajaran

Berhitung Anak Tunagrahita Ringan.

1. Media Animasi Komputer “MANTAP”

Animasi mulai dikenal secara luas sejak populernya media televisi yang

mampu menyajikan gambar- gambar bergerak hasil rekaman kegiatan dari

makhluk hidup , baik manusia, hewan dan tumbuhan. Jika di komparasikan

dengan gambar foto / lukisan yang diam ( tidak bergerak ) maka secara umum

animasi lebih disukai penonton karena mampu membangkitkan antusiasme dan

emosi. Sesuai dengan namanya, animasi ini secara keseluruhan dikerjakan di

komputer, animasi merupakan suatu fungsi utama dari flash.

Animasi komputer adalah seni menghasilkan gambar bergerak melalui

penggunaan komputer dan merupakan sebagian bidang grafik dan animasi.

(Animasi komputer ,Wikipedia bahasa melayu, 23 januari 2007). Trimagono,

seorang praktisi LIPI Jakarta (1999:157) dalam Erma (2009:31) mengemukakan

bahwa animasi merupakan bagian bentuk variasi instruksi, dibuat untuk

mengungkapkan isi informasi yang terkandung dalam suatu teks agar lebih jelas.

Animasi adalah rangkaian gambar diam secara inbeethwin dengan jumlah yang

banyak, bila kita proyeksikan akan terlihat seolah-olah hidup (bergerak).

Animasi merupakan teknik dan proses memberikan gerakan yang Nampak

pada objek yang mati. Gerak gambar animasi dihasilkan dari suatu rangkaian

gambar tak hidup yang tersusun dengan urut dalam perbedaan gerak yang minimal

Page 17: SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BERHITUNG ANAK …a-research.upi.edu/operator/upload/s_plb_0705115_chpater2.pdf · Mereka yang termasuk dalam kelompok ini meskipun kecerdasannya dan adaptasi

25

Elsa Dikeu Septiani, 2012 Pengaruh Media Animasi Komputer “Mantap” Terhadap Peningkatan Kemampuan Berhitung

Pada Anak Tunagrahita Ringan

:Studi Eksperimen dengan Metode Single Subject Research pada Siswa Tunagrahita Ringan Kelas III

SDLB di SLB B-C Bina Mandiri Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pada setiap frame. Frame adalah struktur gambar dasar pada suatu gerakan

animasi/ gambar-gambar yang berkesinambungan sehingga menghasilkan gerak

baik dalam film kartun maupun dalam video. Animasi dalam media ini berfungsi

sebagai penyampain informasi berupa gambar gerak, teks atau ikon bergerak

sehingga pengguna bias lebih tertarik untuk mempelajari materi.

Keberadaan animasi menambah kekuatan dalam mempengaruhi visualisasi

dari produk multimedia kepada kita. Animasi lebih dari sekedar efek visual

namun animasi merupakan satu-satunya sumber gerak dinamik yang terdapat pada

setiap presentasi.

Animasi dalam media ini berfungsi sebagai penyampai informasi berupa

gambar gerak, teks atau ikon bergerak sehingga pengguna bisa lebih tertarik untuk

mempelajari materi. Melalui pembelajaran dengan sistem animasi, kemampuan

seseorang dalam memahami informasi secara menyeluruh dapat ditingkatkan. Hal

ini disebabkan animasi yang dibentuk ditujukan untuk membangun mental

seseorang menjadi lebih terarah. Animasi juga dapat menyederhanakan informasi

yang bersifat kompleks atau membuat abstrak menjadi lebih konkrit baik sevara

spasial, temporal maupun melalui hubungan fungsi secara sederhana. Hasil

gambar animasi dapat meningkatkan daya ingat dan imajinasi siswa menjadi lebih

tinggi.

Kelebihan media komputer dalam pembelajaran dibandingkan dengan media

konvensional menurut Papert (Thomas 1987:49) dalam Aminarti 2004 bahwa

komputer memiliki efek yang lebih fundamental dibandingkan teknologi lain

Page 18: SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BERHITUNG ANAK …a-research.upi.edu/operator/upload/s_plb_0705115_chpater2.pdf · Mereka yang termasuk dalam kelompok ini meskipun kecerdasannya dan adaptasi

26

Elsa Dikeu Septiani, 2012 Pengaruh Media Animasi Komputer “Mantap” Terhadap Peningkatan Kemampuan Berhitung

Pada Anak Tunagrahita Ringan

:Studi Eksperimen dengan Metode Single Subject Research pada Siswa Tunagrahita Ringan Kelas III

SDLB di SLB B-C Bina Mandiri Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

termasuk televisi dan media cetak. Hal ini disebabkan sebagus apapun tayangan

pendidikan melalui televisi, ia tetap memiliki keterbatasan. Televisi hanya satu

arah sehingga hanya mengaktifkan pendengaran saja, sungguh berbeda dengan

program komputer yang sifatnya dua arah sehingga sangat memungkinkan

terjadinya transformasi proses belajar, komputer lebih aktif dan individual.

Adapun kelemahan penggunaan komputer dalam pembelajaran adalah

harganya yang sangat mahal. Sehingga tidak dipungkiri lagi bahwa masih sedikit

jumlah sekolah yang memiliki fasilitas komputer di sekolah. Selain itu juga

dengan mahalnya harga komputer saat ini dan kurangnya kemampuan guru dalam

mengoprasikan komputer hal ini menjadi kendala bagi sekolah-sekolah untuk

menjadikan komputer sebagai alternatif media pembelajaran. Selain itu,

penyediaan dan pemanfaatan alat dan sarana yang menunjang media ini relative

rumit. Untuk itu dibutuhkan perencanaan yang matang sebelum menggunakannya

di dalam proses pembelajaran.

2. Peningkatan Kemampuan berhitung Anak Tunagrahita Ringan

dengan Menggunakan Media Animasi Komputer “MANTAP”.

Banyak alat peraga yang dapat digunakan untuk membantu siswa dalam

belajar berhitung, seperti dekak-dekak, abakus, dan lain-lain. Penelitian ini

mencoba menggunakan animasi komputer “MANTAP” dalam mengajarkan

kemampuan berhitung khususnya pada pembelajaran membaca bilangan,

Page 19: SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BERHITUNG ANAK …a-research.upi.edu/operator/upload/s_plb_0705115_chpater2.pdf · Mereka yang termasuk dalam kelompok ini meskipun kecerdasannya dan adaptasi

27

Elsa Dikeu Septiani, 2012 Pengaruh Media Animasi Komputer “Mantap” Terhadap Peningkatan Kemampuan Berhitung

Pada Anak Tunagrahita Ringan

:Studi Eksperimen dengan Metode Single Subject Research pada Siswa Tunagrahita Ringan Kelas III

SDLB di SLB B-C Bina Mandiri Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mengurutkan bilangan, menghitung jumlah benda, dan melakukan operasi

penjumlahan bilangan 1-10.

Media animasi Komputer “MANTAP” merupakan singkatan dari

Matematika untuk anak pintar, media ini merupakan hasil seni yang menghasilkan

gambar bergerak melalui penggunaan Komputer dan merupakan sebagian bidang

komputer dan animasi. Media animasi komputer mantap ini merupakan hasil

karya dari dua orang anak kakak beradik yaitu Fahma dan Hania yang merupakan

pemenang lomba pembuatan “sofware“ Asia Pasifik Information And

Communication Technology Award (APICTA) International 2010 di Kuala

Lumpur, Malaysia Oktober Yang Diikuti 16 Negara.

Media animasi komputer ini dapat mempermudah pembelajaran dengan

adanya visualisasi abstrak, menampilkan gambar angka- angka, dan lambang

bilangan yang bergerak, dan dapat memunculkan suara sehingga dengan ini

pembelajarannya menjadi menarik dan anak pun termotivasi untuk belajar.

Peranan animasi Komputer dalam dunia pendidikan saat ini sangatlah penting.

Selain membantu proses belajar mengajar. Sehingga siswa tidak merasa jenuh

dalam melaksanakan pembelajaran berhitung, karena media animasi komputer

mantap ini, memiliki konsep permainan, sehingga akan menarik perhatian anak

untuk belajar.

Menurut Papert (Thomas 1987:49) dalam Neneng A. (2004)

Mengungkapkan bahwa :

“Kelebihan lain media Komputer dalam pembelajaran

dibandingkan dengan media konvensional bahwa computer lebih

memiliki efek yang lebih fundamental dibandingkan dengan

Page 20: SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BERHITUNG ANAK …a-research.upi.edu/operator/upload/s_plb_0705115_chpater2.pdf · Mereka yang termasuk dalam kelompok ini meskipun kecerdasannya dan adaptasi

28

Elsa Dikeu Septiani, 2012 Pengaruh Media Animasi Komputer “Mantap” Terhadap Peningkatan Kemampuan Berhitung

Pada Anak Tunagrahita Ringan

:Studi Eksperimen dengan Metode Single Subject Research pada Siswa Tunagrahita Ringan Kelas III

SDLB di SLB B-C Bina Mandiri Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

teknologi lain, termasuk media televisi dan media cetak. Hal ini

disebabkan sebagus apapun tayangan pendidikan melalui

televisi, ia tetap memiliki keterbatasan. Televisi hanya satu arah

sehingga hanya mengaktifkan pendengaran siswa saja. Sungguh

berbeda dengan program Komputer yang sifatnya dua arah

sangat memungkinkan terjadinya transformasi proses belajar,

komputer lebih aktif dan individual (menghargai kemampuan

siswa yang berbeda)”

Berikut ini ilustrasi “MANTAP” Media animasi komputer :

Gambar 2.1

Permainan Media animasi Komputer “MANTAP”

Gambar 2.2

Permainan Media animasi Komputer “MANTAP‟ animasi ke -1

Page 21: SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BERHITUNG ANAK …a-research.upi.edu/operator/upload/s_plb_0705115_chpater2.pdf · Mereka yang termasuk dalam kelompok ini meskipun kecerdasannya dan adaptasi

29

Elsa Dikeu Septiani, 2012 Pengaruh Media Animasi Komputer “Mantap” Terhadap Peningkatan Kemampuan Berhitung

Pada Anak Tunagrahita Ringan

:Studi Eksperimen dengan Metode Single Subject Research pada Siswa Tunagrahita Ringan Kelas III

SDLB di SLB B-C Bina Mandiri Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 2.3

Permainan Media animasi Komputer “MANTAP‟

D. Penelitian terdahulu yang relevan

Penelitian sebelumnya yang relevan dan menguatkan asumsi penulis dalam

melakukan penelitian ini adalah:

1. “Animasi komputer sebagai media pengenalan huruf vocal pada anak

tunagrahita ”( Kurniasari,2008).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Kurniasari dapat disimpulkan

bahwa media animasi komputer dapat digunakan sebagai salah satu media

untuk mengenalkan huruf pada anak tunagrahita ringan. Hal ini membuktikan

bahwa media animasi komputer dapat dijadikan media dalam membantu

proses pembelajaran pada ank tunagrahita ringan.

2. “Penggunaan animasi komputer dalam meningkatkan kemampuan

memahami bilangan pada anak tunagrahita ringan. ”(Erma

Nurhamidah,2009)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Erma Nurhamidah dapat

disimpulkan bahwa media animasi komputer dapat digunakan sebagai salah

satu media untuk meningkatkan kemampuan berhitung pada anak tunagrahita

ringan. Hal ini dapat memperkuat asusmsi media animasi komputer dapat

Page 22: SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BERHITUNG ANAK …a-research.upi.edu/operator/upload/s_plb_0705115_chpater2.pdf · Mereka yang termasuk dalam kelompok ini meskipun kecerdasannya dan adaptasi

30

Elsa Dikeu Septiani, 2012 Pengaruh Media Animasi Komputer “Mantap” Terhadap Peningkatan Kemampuan Berhitung

Pada Anak Tunagrahita Ringan

:Studi Eksperimen dengan Metode Single Subject Research pada Siswa Tunagrahita Ringan Kelas III

SDLB di SLB B-C Bina Mandiri Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dijadikan media dalam membantu proses pembelajaran pada anak tunagrahita

ringan.

3. “Pengaruh penggunaan media permainan Dot cards terhadap peningkatan

kemampuan berhitung (penjumlahan dan pengurangan ) anak tunagrahita

ringan”(Mia Eka Devita Oktafiani,2009).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Mia Eka Devita Oktafiani

dapat disimpulkan bahwa media Dot Cards dapat meningkatkan kemampuan

berhitung. Hal ini membuktikan bahwa dalam proses memahami suatu konsep

anak tunagrahita ringan membutuhkan bantuan alat atau media yang sesuai

dengan materi yang akan diberikan.

E. Kerangka Berfikir

Anak tunagrahita mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian,

cenderung memiliki kemampuan konkrit dari pada abstrak. Pemahaman terhadap

konsep yang kurang dan sulit dimengerti disebabkan IQ yang dimilikinya dibawah

rata-rata, sehingga harus dilakukan proses pengulangan agar anak menjadi

mengerti dan paham. Terutama dalam pembelajaran matematika, dimana dalam

pelaksanaannya bahasa yang digunakan adalah bahasa simbol dan angka yang

tidak cukup dijelaskan secara verbal, diperlukan media pembelajaran agar materi

yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh anak.

Dalam permasalah diatas, seorang guru dituntut untuk memilih media

pengajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik salah satunya

Page 23: SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BERHITUNG ANAK …a-research.upi.edu/operator/upload/s_plb_0705115_chpater2.pdf · Mereka yang termasuk dalam kelompok ini meskipun kecerdasannya dan adaptasi

31

Elsa Dikeu Septiani, 2012 Pengaruh Media Animasi Komputer “Mantap” Terhadap Peningkatan Kemampuan Berhitung

Pada Anak Tunagrahita Ringan

:Studi Eksperimen dengan Metode Single Subject Research pada Siswa Tunagrahita Ringan Kelas III

SDLB di SLB B-C Bina Mandiri Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

menggunakan Kegiatan bermain, kegitan bermain merupakan kegiatan yang selalu

menyatu dengan kehidupan anak. Untuk itu peneliti mencoba menggunakan

Media animasi “MANTAP”, yang dalam pengoperasiannya diperlukan alat bantu

komputer, yang menggabungkan unsur audio dan visual dalam satu kemasan.

Didalamnya ada kombinasi angka, text, gambar, animasi, suara, dan video yang

diasumsikan dapat mempermudah anak dalam menerima pelajaran.

Fungsi dari media ini salah satunya adalah membantu proses pembelajaran

sehingga materi yang disampaikan dapat dipahami dengan mudah. Anak

tunagrahita kurang mampu memahami dengan baik apa yang dipelajarinya

sehingga mereka sering mengalami kegagalan dalam belajar diharapkan dengan

media ini memberikan kesempatan kepada anak agar dapat belajar dan

berinterkasi dengan gaya belajar yang menyenangkan.

Penggunaan media animasi komputer “MANTAP” ini diharapkan dapat

menumbuhkan minat belajar karena dapat melengkapi pengalaman-pengalaman

belajar siswa karena dengan kegiatan bermain, ditambah penampilan atau cara

penyajiannya dengan menggunakan animasi yang menarik bagi siswa dan

diharapkan memunculkan minat belajar matematika. Selain itu, dengan

menggunakan media ini guru dapat mengidentifikasi kesulitan berhitung

berhitung pada bagian yang mana anak kurang mampu untuk melakukannya yang

kemudian akan diberikan perlakuan sesuai dengan kebutuhan anak. Sehingga

diduga berdampak positif bagi meningkatnya kemampuan berhitung anak

tunagrahita ringan.

Page 24: SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BERHITUNG ANAK …a-research.upi.edu/operator/upload/s_plb_0705115_chpater2.pdf · Mereka yang termasuk dalam kelompok ini meskipun kecerdasannya dan adaptasi

32

Elsa Dikeu Septiani, 2012 Pengaruh Media Animasi Komputer “Mantap” Terhadap Peningkatan Kemampuan Berhitung

Pada Anak Tunagrahita Ringan

:Studi Eksperimen dengan Metode Single Subject Research pada Siswa Tunagrahita Ringan Kelas III

SDLB di SLB B-C Bina Mandiri Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

F. Hipotesis

Pada hakikatnya, hipotesis ialah acuan atau tolak ukur dalam melakukan

penelitian yang merupakan pedoman dan arah pada tujuan penelitian berupa

jawaban sementara atas rumusan masalah yang telah disusun. Sehingga,

kebenaran dari hipotesis harus dibuktikan melalui penelitian. Hal ini, sesuai

dengan pendapat Sugiyono (2010:159) yang menyatakan “hipotesis merupakan

sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Adapun

hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

“Terdapat pengaruh cukup besar Media Animasi Komputer “MANTAP”

terhadap peningkatan kemamapuan berhitung anak tunagrahita ringan”.