scuba holic #17

17

Upload: unit-selam-ugm

Post on 10-Mar-2016

237 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Selama ini tentu saja kita sudah sering mendengar bahwa Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia, dan pernah terkenal dengan sebutan wilayah Nusantara. Tetapi mungkin saja tak banyak dari kita yang tahu tentang sejarah kenusantaraan tersebut. Perlu diketahui, Nusantara telah lebih dahulu merepresentasikan wilayah Indonesia, ketimbang kata ‘Indonesia’ sendiri. Sebagai negara kepulauan terbesar, Indonesia memiliki sejarah kemaritiman yang luar biasa. Kita tentu saja biasa mendengar dendang lagu ‘nenek moyang ku seorangpelaut’ , atau tak jarang juga sedari kecil kita telah dikenalkan dikenalkan dengan cerita Phinisi, kapal legenda bercadik milik Suku Bugis, yang telah melaut, mengelilingi dunia. Pada edisi ke #17 ini, tim Scuba Holic mengangkat isu mengenai sejarah Nusantara, dengan harapan bahwa kita sebagai generasi muda mampu memaknai kembali, bahwa Indonesia dahulu pernah memiliki sejarah kelautan yangsangat luar biasa. Jadi, kenapa sekarang kita tidak menco

TRANSCRIPT

Page 1: Scuba holic #17
Page 2: Scuba holic #17

iklan : [email protected]

Page 3: Scuba holic #17

Editorial Notes

Scuba Holic diterbitkan oleh Unit Selam UGM, sebagai me-dia informasi dan komuni-kasi mengenai dunia penyela-man. Majalah ini memiliki versionline yang dapat diunduh di website resmi Unit Selam UGM.Penanggungjawab:Aldian GiovannoPimpinan Umum :Annisa FilaniaPimpinan Redaksi :Moses ParlindunganEditor :Moses ParlindunganRedaktur Tulisan :Arfian SetiajiRedaktur Foto :Firly FathyaDesain Konten :Lola Karlina, Annisa FilaniaPimpinan Perusahaan:Fatah DamarPeriklanan :Ari Baskoro, TriswantoProduksi :Agung Prakoso, Bobby D.Distribusi:Vega Felicia, Ivonne M.Cover :Annisa Filania

Alamat Redaksi:Sekretariat Unit Selam UGM, Gelanggang Mahasiswa UGMJalan Pancasila nomor 1 Bulaksumur, Yogyakarta 55281Website : www.selamugm.orgTwitter : @selamugmFacebook : Unitselam UGM

DAFTAR ISIEnvirontment6 Musibah dari Kapal

Dive Jpeg9

Dive Destination12 Hanging Walls, Bunaken

Marine Bites16 Ocean King

Aqua Sounds18 Halo Nusantara!

Diver’s Health21 Chamber Selam

Who’s Bubbling22 Irfan Ramdhani

Gear Up24 Nacker Nymph

Divenotes26 Teluk Maumere

Vacancy29 ‘Greed?’

Dive Event30 Reef Covery V

Kritik/saran :[email protected] subject : kritik/saran.Terimakasih, selamat membaca!

Selama ini tentu saja kita sudah sering mendengar bahwa Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia, dan pernah terkenal dengan sebu-tan wilayah Nusantara. Tetapi mungkin saja tak banyak dari kita yang tahu tentang sejarah kenusantaraan tersebut. Perlu diketahui, Nusantara telah lebih dahulu mere-presentasikan wilayah Indonesia, ketimbang kata ‘Indonesia’ sendiri.

Sebagai negara kepulauan terbesar, Indonesia memiliki sejarah kemaritiman yang luar biasa. Kita tentu saja biasa mendengar dendang lagu ‘nenek moyang ku seorang pelaut’ , atau tak jarang juga sedari kecil kita telah dikenalkan dikenalkan dengan cerita Phinisi, kapal bercadik yang melegenda milik suku bugis, yang telah melaut, mengelilingi dunia. Pada edisi ke #17 ini, tim Scuba Holic mengangkat isu menge-nai sejarah Nusantara, dengan harapan bahwa kita sebagai generasi muda mampu memaknai kembali, bahwa Indonesia dahulu pernah memiliki sejarah kelautan yang sangat luar biasa. Jadi, kenapa sekarang kita tidak mencoba untuk mengembalikan kejayaan tersebut?

Salam Bahari!

Page 4: Scuba holic #17

environment 7

Setiap pelabuhan harus memi-liki fasilitas penanganan limbah (Port Reception Facilities). Begi-

tulah isi mandat dalam konvensi MAR-POL 73/78 dalam IMO (International Maritime Organization) yang telah diratifikasi oleh Pemerintah Indone-sia melalui Keputusan Presiden No. 46 Tahun 1986, pada tanggal 9 Sep-tember 1986. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya pembuangan limbah yang dapat menimbulkan dampak buruk bagi kehidupan laut.

Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan berbagai pelabu-han dan sejumlah besar kekayaan alam bawah laut, sudah seharusnya mengoptimalkan fasilitas penanga-nan limbah kapal. Namun faktanya, Indonesia belum sepenuhnya mema-tuhi peraturan tersebut. Hal ini terjadi karena kurangnya dukungan biaya operasional dari pihak pengelola dan minimnya pengawasan. Kekurangan tersebut menimbulkan adanya pe-ngumpul limbah minyak kapal liar serta maraknya kapal berlalu lalang dengan membuang limbah secara liar.

Pengumpul limbah liar akan mem-beli limbah dari operator kapal untuk kemudian dia olah sendiri sehingga membuat pengelola limbah kapal (reception facilities) yang seharusnya, tidak bekerja secara optimal. Pe-ngumpul limbah lebih diminati kare-na proses pembuangan limbah ke re-ception facilities dikenai biaya. Pada-hal, reception facilities ini merupakan

6 environment

Musibah dari KapalTeks : Firly FathiyaFoto : Annisa Filania

“Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan berbagai pelabuhan dan sejumlah besar kekayaan alam bawah laut, dan sudah seharusnya Indonesia mampu mengoptimalkan

penanganan limbah kapal”

Page 5: Scuba holic #17

dive jpeg 9

Nudie Under the Light by Rihatma Punta D.

Lokasi : TN. BaluranKamera : Canon G12F 5,6 | exposure 1/50

8 environment

Sangat disayangkan sekali jika In-donesia masih harus berkutat de-ngan permasalahan-permasalahan di dunia perkapalan ini. Sangat di-sayangkan juga melihat kekayaan alam bawah laut Indonesia yang jika kita jaga dengan sungguh-sungguh bersama-sama akan mela-hirkan sumber pendapatan yang jauh lebih besar dibandingkan de-ngan menjadi pengumpul limbah liar, contohnya melalui pariwisata, budidaya biota laut, dan sebagainya.

Kita, sebagai warga negara Indone-sia sudah seharusnya ikut menjaga kebersihan laut melalui tindakan diri kita sendiri. Contoh sederhananya adalah dengan tidak membuang sampah sembarangan ke laut ke-tika sedang menaiki kapal. Untuk tindakan yang lebih keren, kita bisa berinovasi seperti Mahasiswa Poli-teknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) yang dapat membuat kapal otomatis pendeteksi limbah. Kare-na lautku, lautmu, laut kita semua!.

kewajiban yang harus dilaksanakan oleh tiap pelabuhan. Maraknya pe-ngumpul limbah liar menyebabkan pencemaran limbah secara tidak ber-tanggung jawab di daerah pelabuhan.

Contoh kasus lainnya adalah terce-marnya perairan laut akibat pem-buangan limbah minyak dari kapal yang belum diketahui identitasnya di wilayah resort wisata selat Lembeh, yang menyebabkan menghitamnya air laut. Limbah minyak dapat me-nyebabkan rusaknya ekosistem per-airan laut karena mengandung ber-bagai senyawa berbahaya. Seorang teman yang pernah menaiki kapal dengan rute Surabaya-Makassar-Papua menceritakan bahwa banyak sekali penumpang ‘nakal’ mem-buang sampah ke laut, bahkan awak kapalnya pun membuang sampah ke laut. Sungguh mengerikan jika membayangkan berapa banyak sampah yang disalurkan oleh ma-nusia ke dalam laut setiap harinya.

Page 6: Scuba holic #17

dive jpeg 11

Playing Ground by Hasnanto

Lokasi : Lampung SelatanKamera : Canon Powershot D10

F 2,8 | exposure 1/200

10 dive jpeg

Seniman Phinisi by Annisa Filania

Lokasi : Bulukumba, SulselKamera : Sony Nex 5nF 4,5 | exposure 1/400

Page 7: Scuba holic #17

dive destination 13 12 dive destination

Teks : CahyoFoto : Spesial

Jumat, 4 Oktober 2013, saya dan seorang teman melakukan perjalanan ke Manado, Sulawesi Utara. Perjala-nan ini dimulai dari Bandara Adisu-tjipto menuju Bandara Sam Ratula-ngi. Dalam rute penerbangan, pe-sawat yang kami tumpangi akan tran-sit di Balikpapan selama 5 jam. Sampai akhirnya kami mendarat mulus di bandara Sam Ratulangi sekitar pukul 20.30 malam, dan segera menuju ke penginapan, yaitu Manado Grace Inn.

Hal pertama yang saya rasakan ke-tika pertama kali menginjakan kaki di Manado adalah keramahan masyara-kat lokal yang cenderung terbuka dan menerima wisatawan domestik maupun mancanegara dengan baik. Hal ini terlihat ketika saya bertanya alamat suatu tempat dan bagaimana cara menuju kesana, mereka menja-wab dengan senyum dan memberi-kan petunjuk secara lengkap. Hal me-narik lain yang saya lihat di Manado adalah banyaknya kalimat yang tidak

biasa, berupa ajakan yang diberikan oleh instansi kepolisian setempat. Apabila di Yogyakarta ataupun di daerah lain pada umumnya polisi mengajak kita untuk memakai helm/sabuk pengaman saat berkendara, atau mengunci ganda kendaraan kita agar lebih aman, di Manado polisi memberi ajakan “BRENTI Jo BAGATE” yang artinya “entikan Minum Minu-man Keras/Beralkohol”. Rupanya orang Manado sangat gemar memi-num minuman keras/beralkohol, ini

seperti sudah menjadi kebiasaan mereka untuk minum dan kemudian mabuk setiap malam, baik ketika ada acara khusus maupun hari biasa. Di saat mereka mabuk itu, sifat masyara-kat Manado yang baik, murah senyum dan ramah seketika hilang dan digan-ti dengan sifat anarkis yang mudah marah. Di Manado sangat jarang ada kasus pencurian/kehilangan barang, yang marak terjadi di Manado adalah kasus pembacokan atau pengroyo-kan yang sering memakan korban

Hanging Walls,Bunaken

Page 8: Scuba holic #17

Where to stay:Manado Grace InnPhone :+62 431 8880288e-mail: [email protected] : http://manadograceinn.com/Dive Center:Minahasa Divers, Manado Tateli Beach ResortMobile: +62 81 340 071 113Website : http://www.minahasadivers.com/How to get there:Flight dengan maskapai apapun ke Manado Pelabuhan Manado - Pulau Bunaken (30 menit dengan kapal)

dive destination 1514 dive destination

jiwa, dan ini diakibatkan oleh orang-orang mabuk yang memiliki tingkat emosi yang lebih tinggi dan menjadi lebih tidak terkontrol. Maka dari itu berhati-hatilah bila berjalan-jalan di Manado pada malam hari, apa-lagi bila melalui jalan-jalan kecil. Usa-hakan tidak melakukan kontak mata dengan orang yang sedang mabuk.

Hari berikutnya, saya memulai akti-fitas penyelaman dengan terlebih dahulu mencari informasi dive cen-tre yang cukup recommended un-tuk memfasilitasi penyelaman. Saya menggunakan jasa dive center Mi-

nahasa Divers. Tujuan penyelaman saya kali ini, yakni beberapa dive spot yang berada dalam kawasan Taman Nasional Bunaken. Untuk menuju ke titik penyelaman, saya menggunakan jasa kapal yang telah disediakan langsung dari dive cen-tre. Taman laut Bunaken memiliki 20 titik penyelaman (dive spot) dengan kedalaman bervariasi hingga 1.344 meter. Dari 20 titik selam itu, 12 titik selam di antaranya berada di sekitar Pulau Bunaken. Dua belas titik pe-nyelaman inilah yang paling kerap di-kunjungi penyelam dan pecinta kein-dahan pemandangan bawah laut.

Selama dua hari, saya akan me-nyelam sebanyak empat kali di beberapa spot yang berbeda. Sebagian besar dari 4 titik pe-nyelaman di Pulau Bunaken ber-jajar dari bagian tenggara hingga bagian barat laut pulau tersebut. Di wilayah inilah terdapat under-water great walls, yang disebut juga hanging walls, atau din-ding-dinding karang raksasa yang berdiri vertikal dan melengkung ke atas. Dinding karang ini juga menjadi sumber makanan bagi ikan-ikan di perairan sekitar Pu-lau Bunaken. Selama penyelaman saya juga melihat banyak sekali biota laut yang belum pernah saya jumpai sebelumnya, dianta-ranya ikan Napoleon, nudibranch, penyu hijau, barracuda, bahkan hiu. Dalam interval dua kali pe-nyelaman, saya bersantai di da-ratan Pulau Bunaken, sambil me-

nikmati pisang goreng yang dimakan dengan sambal ikan roa. Awalnya saya terheran-heran, mendapati pi-sang goreng yang disajikan bersama sambal, sesuatu yang tidak biasa menurut saya. Tetapi ternyata setelah saya mencoba, saya justru lang-sung ketagihan, rasanya manis, asin, gurih sekaligus pedas, dan ditemani aroma ikan roa, sungguh lezat.

Tetapi sangat disayangkan, peman-dangan laut Bunaken yang indah tidak didukung dengan tertat-anya sistem pariwisata di Pulau Bunaken secara keseluruhan. Para pedagang di pulau tersebut tidak terkoordinasi dengan baik sehing-ga terlihat kumuh dan padat oleh pedagang. Semoga kedepannya Bu-naken tidak hanya terkenal karena wi-sata lautnya, tetapi juga wisata darat.

Page 9: Scuba holic #17

marine bites 17

Teks : Nurhasni YoisangadjiFoto : Spesial

16 marine bites

Coelacanth merupakan jenis ikan pur-ba tertua (the living fossil) yang kini eksistensinya kembali terlacak di se-jumlah perairan dunia, tak terkecuali di laut Indonesia. Coelacanth pernah dinyatakan punah dari muka bumi hingga pada tahun 1983, secara tidak sengaja ikan purba tersebut berhasil ditangkap di perairan pulau Comoro, Afrika Selatan. Sejak itu, laporan pe-nemuan jenis ikan ini terus menerus masuk dari berbagai penjuru dunia.Di Indonesia, penemuan keberadaan Coelacanth terdeteksi pada tahun

2007 berkat laporan Dr. Mark V. Erd-mann dan istrinya, Arnaz Mehta. Se-tahun kemudian di temukan oleh seorang nelayan dari pulau Manado Tua, Lameh Sonathan. Spesimen tersebut dijadikan sebagai Holo-type Latimeria Menadoensis dan diawetkan dan disimpan di Mu-seum Zoologi Bogor yang berlokasi di Cibinong, Science Centre – LIPI.Coelacanth diperkirakan telah hidup pada masa Devonia, sekitar 360 juta tahun silam dan merupak jenis ikan Omnivora yang tidak memilih jenis

makanan. Sifat predatorisnya lebih suka menunggu mangsa yang le-wat didepannya daripada menge-jar mangsa. Habitus alami Coe-lacanth yaitu berlindung di relung gua-gua bawah air pada kedala-man mencapai ratusan meter yang memiliki temperatur 14-18oC.Keunikan Coelacanth yaitu pada struk-tur tubuhnya dimana keberadaan sepasang sirip dada, sirip perut, satu sirip anal (bagian belakang bawah), dan satu sirip punggung yang tidak menyatu dengan tubuh, tetapi men-

julur seperti tungkai layaknya lengan manusia. Untuk tetap pada posisinya, Coelacanth menggerakkan sirip perut dan sirip punggung belakang serta Coelacanth ini ternyata bisa bergerak mundur berkat fungsi sirip yang mirip lengan tersebut. Berkat kemampuan genetika yang dimilikinya, struktur tubuh ikan Coelacanth tidak banyak mengalami perubahan evolusi se-lama kurang lebih 70-360 juta tahun.

Ocean King

Page 10: Scuba holic #17

aqua sounds 1918 aqua sounds

Halo Nusantara!Teks : Annisa FilaniaFoto : Spesial

Ada banyak hal yang terlintas dalam pikiran saya ketika dulu duduk di bangku sekolah dasar, saat seorang guru mata pelajaran IPS memben-tangkan peta Indonesia, di papan tulis kelas. Saya bahkan ingat ketika dulu saya pernah bertanya “Ibu, kenapa In-donesia harus dari Sabang sampai Me-rauke?” dan saat itu juga pertanyaan yang saya lontarkan ditertawakan oleh seluruh teman saya di kelas. Ba-iklah lupakan pertanyaan bodoh itu!

Beberapa waktu yang lalu, saya sem-

pat berkenalan dengan seorang turis bernama Myra, berasal Afrika Selatan, yang sedang berlibur di Indonesia, dan begitu saja terlintas pertanyaan dalam benak saya “Why Indonesia, Myra?”, dan dengan spontan Ia men-jawab “Indonesia Archipelago. Every beautiful things on earth is in Indonesia, the greean mountains, the blue ocean, and the people are so kind, lovely!”.

Archipelago dalam Bahasa Indone-sia diartikan sebagai ‘Nusantara’. Jika kamu menulis kata kunci ‘Indonesian

Archipelago’ pada google search en-gine, maka akan keluar hasil penca-rian pulau-pulau nan cantik leng-kap dengan lautan yang begitu biru, seperti Maluku Island, Aru Island, Mentawai Island, Raja Ampat Island, dan banyak pulau-pulau lain nya. Ya, Indonesia memang terkenal sebagai negara kepulauan, bahkan kata Nu-santara lebih dahulu tersohor ke se-luruh penjuru dunia, sebelum nama ‘Indonesia’ dideklarasikan sebagai nama dari negara republik ini, yang pada akhirnya lebih bermakna poli-

tis untuk memperjuangkan suatu negara merdeka bernama Indonesia.

Saya kembali mencoba memaknai kata Nusantara itu sendiri, apa itu Nusantara, kenapa kita memilih kata Nusantara, dan peradaban seperti apa yang telah dibangun oleh Nus-antara? Secara etimologi, kata ”Nu-santara” berasal dari bahasa Sang-sekerta, tersusun dari dua kata, ‘nusa’ dan ‘antara’. Nusa memiliki arti kepu-lauan, sedangkan ‘antara’ memiliki arti seberang, relasi, atau laut, maka jika digabungkan Nusantara akan bermakna sebagai kepulauan yang dipisahkan oleh laut atau bangsa-bangsa yang dipisahkan oleh laut.

Jauh sebelum Indonesia merdeka, Nusantara telah dikenal dengan peradaban maritim yang maju, kita dengan bangga menyanyikan lagu “nenek moyang ku seorang pelaut, gemar mengarung luas samudra, menerjang ombak tiada taktu, men-empuh badai sudah biasa”, bahkan sejarah mencatat bahwa bangsa kita telah berlayar ke belahan dunia lain, dengan alat navigasi sederhana dan kapal bercadik, ya jauh hingga Mada-gaskar, dan berlanjut ke timur hingga Pulau Paskah. Tidak hanya sampai disitu, sejarah pun kembali mencatat kejayaan-kejayaan kerajaan bercorak maritim yang pernah ada di Nusan-tara, sebut saja Kerajaan Sriwijaya dengan armada laut yang kuat dan sangat disegani seantero Asia Teng-

“Indonesia Archipelago. Every beautiful things on earth is in Indonesia, the greean mountains, the blue ocean,

and the people are so kind, lovely!”.

Page 11: Scuba holic #17

20 aqua sounds

gara, hingga mencapai puncak keemasan saat Kerajaan Majapahit dibawah kekuasaan Raden Wijaya, Hayam Wuruk, dan Patih Gadjah Mada yang untuk pertama kalinya berhasil menguasai dan mempersa-tukan wilayah Nusantara. Bahkan saat itu pengaruhnya bisa dirasakan sampai Kamboja, India, dan Cina. Nusantara hadir dengan paradig-ma masyarakatnya yang mampu menciptakan visi Maritim sebagai bagian utama dari kemajuan bu-daya, ekonomi, politik dan sosial.

Romantisisme kita dan sejarah ke-jayaan dan kegemilangan Nusantara seharusnya mampu memotifasi kita kembali untuk mengeksplor banyak hal-hal yang ada di negeri yang ka-tanya heaven on earth ini. Indonesia sebagai negara yang berdaulat, di-lalui oleh garis khatulistiwa, terkenal sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan 13.466 pulau, dan memiliki garis pantai terpanjang di

dunia, tentu saja menyimpan ba-nyak potensi luar biasa yang bisa kita kem-bangkan dan tentu saja tetap harus kita jaga kelestariannya. Bahkan saya selalu ingat bagaimana dulu ketika di sekolah begitu akrab dengan lirik lagu Koesplus “bukan lautan hanya kolam susu, jaring dan jala cukup menghidupi mu, tiada badai tiada topan kau temui, ikan dan udang menghampiri dirimu”. Ya, bahkan sejak beberapa puluh ta-hun yang lalu kita telah kenal dan telah tau betapa ada banyak sekali potensi yang dimiliki oleh Nusantara.

Lalu sekarang apa yang terjadi de-ngan Nusantara? Mungkin masing-masing dari kita punya jawaban akan pertanyaan ini. Apapun jawaban itu, mengutip kata-kata Pramoedya An-anta Toer, “saya selalu percaya, dan ini lebih merupakan sesuatu yang mistis, bahwa hari esok akan lebih baik dari hari sekarang.” Ya, semoga saja begitu.

diver’s health 21

Sebagai salah satu cabang olahraga air yang bisa dikatakan ekstrim ter-dapat banyak resiko dalam dunia pe-nyelaman. Penyelam yang baik akan selalu mengikuti setiap detail prose-dur yang ada. Bila prosedur tidak di-laksanakan dengan benar maka bu-kan kesenangan dalam penyelaman yang didapat, justru sebaliknya. Ter-dapat beberapa penyakit yang mem-bahayakan seorang penyelam, salah-satunya yaitu penyakit dekompresi.

Semakin dalam seseorang me-nyelam, semakin banyak pula nitro-gen yang terserap oleh tubuh. Apa-bila terlalu banyak nitrogen dalam

tubuh dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan berbagai kerusakan dalam tubuh seperti ke-lumpuhan, gangguan pernapasan bahkan sampai mengakibatkan kematian bagi seorang penyelam.

Decompression chamber atau biasa dikenal dengan Hiperbarik Oksigen Terapi (HBOT) merupakan salah satu perangkat yang biasa digunakan dalam dunia penyelaman. Metode terapi ini digunakan untuk mengo-bati penyakit-penyakit akibat pe-nyelaman seperti dekompresi, di mana seseorang naik ke permukaan air dengan terlalu cepat sehingga kadar nitrogen di dalam tubuh yang masih tinggi dan terperangkap di dalam pembuluh darah di seluruh ja-ringan tubuhnya. Perangkat ini mam-pu menaikan ataupun menurunkan tekanan atmosfer secara bertahap. Dengan rata-rata biaya terapi sekitar Rp. 350.000/kali, melalui perangkat ini penyelam atau bagi mereka yang bekerja di dalam air memungkinkan menyesuaikan diri dengan tekanan atmosfer normal setelah resurfacing dari penyelaman daripada melaku-kan decompression stop di dalam air.

Teks : Indriyani Foto : Spesial

Chamber Selam

Page 12: Scuba holic #17

22 who’s bubbling who’s bubbling 23

Irfan Ramdhani

1. Halo Mas Irfan! Apakabar? Apa yang membawa kamu sampai ke Jog-ja lagi nih?Awalnya saat di kampus saya men-galami diskriminasi, lalu saya mel-apor ke @filmdisabilitas yang ter-pusat di daerah Gamping , Sleman, Yogyakarta. Keesokan harinya oleh @filmdisabiltas di show-up di Twit-ter, pada saat bersamaan itu pula mention saya penuh oleh masukan dari teman-teman followers. Ada yang merekomendasikan untuk menghubungkan ke mas @saptuari, foundernya sedekah rombongan. Dan pada saat itu juga saya mengisi data di web sedekah rombongan. keesokan paginya saya dihubungi oleh staf dari sedekah rombongan untuk membicarakan soal brace ‘alat penyangga di kaki’, lusanya saya su-dah berada di Jogja.

2. Kalau boleh tau, umur kamu bera-pa sih, mas? 17 lebih dikit hahahahahaha.

3. Cerita dikit dong mas, tentang ke-celakaan yang menimpa kamu be-berapa waktu yang lalu?Intinya saya terjatuh dari ketinggian di papan panjat setinggi 10 meter saat sedang latihan SRT (Single Rope Technique). Pasca jatuh, tubuh saya jadi tidak bisa digerakkan dari bagian pinggang hingga kaki, dan sempat buta sesaat juga.

4. Dibalik semua keterbatasan itu, apa sih yang bikin kamu tetep semangat

buat berpetualang dari gunung sampai lautan?Hal terutama pasti keluarga, ibu dan adik saya. Setelah itu support dari berbagai pihak dan terutama teman-teman di sekeliling saya yang sangat berperan penting hingga saya bisa mendaki serta menyelam.

5. Anyway, gimana nih ceritanya bisa ikut dan tertarik mencoba untuk me-nyelam?Awalnya hanya ingin terapi air, na-mun saat berada di kolam renang Tirta Yuda daerah Cijantung, Jakarta. Ada salah satu senior di MAPA Gu-nadarma yaitu bang Sarwo Edhie Mohan, salah satu instruktur selam, dan pada akhirnya saya diajak untuk ikut seleksi divisi diving di MAPA Gu-nadarma. Sejak saat itu saya berniat untuk mendalami tentang ilmu me-nyelam.

6. Katanya menyelam itu bisa dijadi-in terapi buat pemulihan saraf ka-kimu ya, mas? Cerita dong tentang terapinya!Kehidupan manusia dalam kesehar-ian di daratan adalah 0,2 atmosfer, karena presentasi oksigen di udara adalah 20 % karena tekanan 1 at-mosfer jadi tekanan oksigen men-jadi 0,2 atm × 1 atm= 0,2 kalau kita menyelam di kedalaman 30 meter = 4 atm. Berarti 0,2 × 4 atm= 0,8 at-mosfer. Intinya: Dengan bernafas, oksigen yang tekanannya di naikkan akan merangsang sel-sel tubuh un-tuk memproduksi sel-sel baru. Dan

Teks : Ivonne Foto : Dok. BDIP & Dok. Pribadi

Irfan Ramdhani

Page 13: Scuba holic #17

Nacker Nymph adalah nama se-buah transportasi aero kapal selam atau bisa di sebut dengan pesawat bawah air buatan Cariabia. Nacker Nymph sudah di populerkan sejak ta-hun 2000 di mana para awak Nacker Nymph ini dapat menjelajah dengan kecepatan 6 knot, kedalaman 18 me-ter hingga 30 meter selama kurang lebih 40 menit. Nacker Nymph dige-rakkan oleh motor mesin dan dikon-trol dengan menggunakan joys steak. Kendaraan ini dapat memuat 3 orang awak,dan harus di dampingi den-gan 1 pilot yang sudah bersertifikat dalam pengoprasiannya, untuk ber-napas di dalam air tidak jauh berbeda dengan menyelam pada umumnya, yaitu dengan cara menghirup regu-lator yang telah terkoneksi dengan tabung udara layaknya scuba diver,

dan juga memerlukan equalizing secara manual. Transportasi aero ka-pal selam ini mempunyai kelebihan yaitu ramah lingkungan karena daya apung transportasi ini 0 sehingga daya apung atau daya layang san-gat tinggi sehingga tidak di kha-watirkan akan jatuh ke karang, dan tidak bising sehingga tidak merusak dan menganggu biota bawah laut .

Kehadiran Nacker Nymph tersebut sangat membantu dalam bidang pengembangan ilmu pengetahuan, pariwisata, dan penelitian. Para il-muwan contohnya, untuk penelu-suran-Nacker Nymph mampu mem-permudah penelusuran gua bawah laut, wreck (kapal karam), dan daerah slope, sehingga tidak mengeluarkan energi pada saat penjelajahannya,dan dapat mengungkap pengetahuan, dan fakta-fakta yang baru dalam dunia ilmu pengetahuan alam dan arkeologi. Dalam segi keamanan Nacker Nhymp, tidak perlu diragukan lagi. Peralatan safety Nacker Nhymp dilengkapi dengan sosis bouyency untuk keadaan darurat, radio, dan flares Sehingga Nacker Nhymp telah terstandarisasi dengan baik.

gear up 25

Teks : Agung Prakoso Foto : Spesial

Nacker Nymph

Sumber : http://www.neckerbelle.virgin.com

24 who’s bubbling

yang kedua, dengan keterbatasan fisik seperti kamu fan kaki yang se-belah kiri masih lemas. Kalau di air kaki kamu di gerak-gerakkan jadi merangsang otot-otot kaki. Begitu kalau kata bang Avandy, pendiri Bali International Diving Professionals.

7. Udah pernah nyelam dimana aja, mas? Trus next destination kemana nih?Baru disini-sini aja nih, Ponggok ha-hahaha terus di Pramuka, Semak Daun, Tulamben, Nusa Penida. Pen-gen banget sih ke Raja Ampat, tapi entah kapan yang jelas menunggu ada tawaran nyelam gratis dan ako-modasi selama di surganya bawah laut itu. Hahahahaha.

8. Sempet denger, katanya lagi bikin buku keren nih! Kasih bocoran dikit dong tentang buku nya mas!

Hehehehe iya nih, masih belum selesai garapan proyek nulisnya, kadang terbagi fokusnya sama terapi. Intinya tentang bangkitnya seorang Irfan dari segala keterpu-rukan. Selebihnya nanti wajib beli buku saya, “TABAH SAMPAI AKHIR.”. Hahaha.

9. Ada pesan ga yang pengen kamu sampaikan ke orang-orang di luar sana supaya tetep semangat dalam berpetualang meskipun kadang ada banyak keterbatasan?Jika pikiran saya bisa membayang-kanya, hati saya bisa meyakininya. Saya tahu saya pasti akan bisa menggapainya. Maka bermimpi-lah setinggi-tingginya, kejar mimpi itu sehingga ia lelah lalu ditangkap impian itu. Keterbatasanku tidak membatasiku untuk menembus batas, karena keterbatasan bukan suatu hambatan dan bahwa tabah bukan di awal, tabah juga bukan dipertengahan tapi TABAH SAMPAI AKHIR.

10. Menurutmu, apasih hal yang paling keren dan membanggakan dari Indonesia?Hal yang paling keren menurut saya pasti lautnya karena Indone-sia adalah negara kepulauan, dan perairan di Indonesia tidak kalah menarik dengan di luar negeri, con-tohnya Raja Ampat, Pulau Weh, Alor, Natuna, Nusa Penida dan masih banyak lagi destinasi pulau pulau keren yang ada di Indonesia.

Page 14: Scuba holic #17

dive notes 2726 dive notes

suasana rumah yang ngangeni sa-ngat terasa. Setelah beristirahat se-lama 2 hari, saya memulai perjalanan saya di Maumere. Untuk menghemat biaya, saya terlebih dahulu pergi ke Dinas Kelautan dan Perikanan Kabu-paten Sikka untuk meminjam dive gear. Selanjutnya saya bertolak de-ngan perahu milik kenalan menuju Pulau Kambing, yang merupakan pu-lau terluar di kawasan Teluk Maumere dan menjadi titik awal penyelaman saya.

Pulau Kambing merupakan pulau ke-cil berpasir putih yang tidak bepeng-huni. Pasir putihnya sangat halus dan sedikit berwarna kemerahan karena terdapat banyak serpihan karang suling (Tubipora musica) yang han-cur terhempas ombak, sedikit mirip dengan pasir merah yang ada di Ta-man Nasional Pulau Komodo. Begitu saya masuk ke dalam air, saya lang-sung disambut dengan hamparan terumbu karang yang membentang kurang lebih 200 meter ke arah laut dan beberapa Moorish idol dan ratu-san Damselfish serta beberapa kima (Tridacna sp.). Visibility saat itu cukup baik, yaitu 12 m. Terumbu karang di daerah ini didominasi oleh Hyd-nophora sp. dan termasuk sedang dalam pemulihan akibat adanya ak-tivitas pengeboman oleh masyara-kat di masa lalu. Tetapi sejak hal itu terjadi, pemulihannya tergolong cu-kup cepat. Di bagian utara pulau ini terdapat dua laguna yang cukup be-sar, tetapi pada kesempatan ini saya tidak mengunjunginya. Setelah puas

menyelam di Pulau Kambing, saya kemudian kembali ke base camp saya di Pulau Besar untuk beristirahat dan bersiap untuk penyelaman keesokan harinya.

Penjelajahan hari berikutnya saya mulai lebih awal dengan destinasi Margajong yang berada di bagian selatan Pulau Besar. Hanya sekitar 5 menit berperahu dari base camp saya saat itu. Margajong ini juga dulunya merupakan salah satu lokasi dengan tutupan terumbu karang yang ba-gus. Akan tetapi karena maraknya ak-tivitas pengeboman beberapa tahun lalu maka sebagian besar lokasi ini hancur. Barulah setelah dicanangkan program pembentukan daerah per-lindungan laut oleh COREMAP sejak tahun 2000 maka lokasi ini dilindungi untuk rehabilitasi ekosistemnya. Pe-nyelaman di lokasi ini disambut den-gan 5 ekor kima biru. Visibility per-airan saat penyelaman saya waktu itu sekitar 10 meter akibat laut sedang akan pasang sehinga banyak partikel silt terangkat ke badan air. Pemulihan pada ekosistem yang sedang “sakit” ini tergolong cepat karena hanya dalam beberapa tahun saja sudah

Liburan semester genap tahun ini membawa saya untuk pergi menge-lilingi beberapa tempat di Indonesia, salah satunya Teluk Maumere yang terletak di Pulau Flores-NTT dan merupakan tempat tinggal saya dulu. Jadi, cerita ini adalah cerita pulang kampong, dan saya memulai per-jalanan saya dari Yogyakarta menuju Denpasar dengan Bus selama kurang lebih 24 jam. Setelah beberapa hari menikmati keindahan alam bawah laut Tulamben yang sudah dikenal hingga mancanegara, perjalanan saya pun dilanjutkan ke arah Timur. Dari Denpasar saya terbang meng-

gunakan jasa penerbangan dari mas-kapai Merpati Nusantara ke Maumere dengan transit sebentar di Labuan Bajo. Perjalanan dari Denpasar mem-butuhkan waktu sekitar 2,5 jam un-tuk dapat sampai ke Maumere via Labuan Bajo.

Saat saya tiba di Bandara Frans Seda Maumere, saya langsung disambut hangat oleh Ayah dan Ibu serta be-berapa teman lama yang ikut men-jemput kedatangan saya. Sungguh, sebagai seorang mahasiswa rantau yang jauh dari rumah, saat pulang seperti ini merupakan saat di mana

Teluk Maumere,Mutiara di dasar Lautan

Teks : StevanusFoto : Dok. pribadi, spesial

Page 15: Scuba holic #17

Pernahkah Anda mendengar nama Hendrick Jacobszoon Lucifer? Hen-drick adalah seorang kapten bajak laut besar pada abad ke-17. Pada masa mudanya, Ia merompak tiga kapal koloni Hindia Belanda di laut Kuba. Hendrick menabrakkan ka-palnya ke kapal koloni dan mulai menyerang, menurut cerita ia bah-kan membunuh setidaknya sepuluh orang awak kapal koloni dengan tangannya sendiri. Setelah pertaru-ngan berakhir, Hendrick menyadari bahwa dadanya telah tertembak, bi-arpun begitu ia memerintahkan anak buahnya untuk memindahkan harta rampasan ke kapalnya. Mengabaikan keadaannya yang buruk. Hendrick akhirnya meninggal tak lama setelah meletakkan emas terakhir di kapal-nya, ia tewas karena pendarahaan di dadanya.

Kisah Hendrick diceritakan untuk menggambarkan buruknya kese-rakahan. Hendrick selalu digambar-kan sebagai perompak yang serakah dan mati karena keserakahannya. Meski begitu cerita ini sebenarnya merupakan cerita yang sangat heroik. Bercerita tentang bagaimana seorang perompak, penjahat yang paling kejam dan bengis pun rela mati demi mendapatkan kebaha-giaannya. Kisah Hendrick Lucifer se-sungguhnya merupakan semacam

dongeng pursuit of happiness. Seperti Hendrick, keserakahan itu sendiri sebenarnya tidak begitu bu-ruk, dan justru bisa jadi merupakan sesuatu yang baik. Ivan Boesky, seorang stock trader yang memi-liki pengaruh di Wall Street pernah terang-terangan membela keseraka-han. Ivan Boesky menyatakan “Saya menganggap keserakahan itu menye-hatkan. Anda bisa menjadi serakah dan tetap menjadi orang baik.”

Dalam konsep psikologi sekuler, ke-serakahan adalah kondisi di mana seseorang tidak mampu menformu-lasi ulang “keinginan” setelah “kebu-tuhan” terpenuhi. Sedangkan Erich Fromm menggambarkan keserakah-an sebagai “lubang tak berujung yang memeras manusia untuk memuaskan kebutuhan tanp pernah mendapatkan kepuasan.” Dapat kita simpulkan bah-wa keserakahan adalah human nature untuk tidak pernah merasa puas, rasa ketidak-pernah-puasan. Ketidak-per-nah-puasan inilah yang mendorong Hendrick mengambil emasnya, men-dorong Napoleon memulai revoulsi Perancis dan perangnya, mendorong Colombus berlayar dan menemukan Amerika. Suka atau tidak, keseraka-han telah mendorong manusia untuk terus berkembang. Mungkin tanpa Anda sadari, Anda juga sudah dibe-sarkan oleh keserakahan Anda?

“Greed?”Teks : Fatah Damar

vacancy 29kembali ditumbuhi oleh beberapa koloni tabulate coral.

Setelah dari Margajong, saya melan-jutkan perjalanan saya ke Darat Pante. Kembali ke Pulau Flores, tetapi ke arah paling Timur Teluk Maumere. Sesampai di sana, saya langsung merasa tidak sabar untuk langsung menceburkan diri karena dari atas kapal sudah terlihat warna-warni terumbu karang yang begitu in-dah. Benar saja, saat saya masuk ke dalam air, hamparan tabulate coral yang berukuran cukup besar dan padat menyambut saya. Keunikan ekosistem terumbu karang di lokasi ini adalah lebar rataan terumbunya hanya 25 meter, tetapi memanjang dengan pertumbuhan yang sangat baik di bibir slope hingga turun ke slope dengan kedalaman 18 meter lalu berakhir dengan dasar pasir. Vi-sibility saat itu sangat bagus, kira-kira mencapai 20 meter. Ratusan Damsel-

fish dan beberapa Pipe Coral (Tubi-pora musica) serta bintang laut biru (Linckia laevigata) yang sedang ber-duaan pun menyambut saya.

Penyelaman hari terakhir saya di Maumere saya lakukan di Tanjung, salah satu kawasan pantai pasir pu-tih tak berpenghuni yang terletak di bagian barat Teluk Maumere. Peny-elaman di spot ini memberikan ke-san tersendiri pada penyelaman saya karena di spot ini saya dapat men-jumpai beberapa karang jamur (Her-politha sp.) yang berukuran besar dan sebuah tabulate coral yang memiliki diameter kurang lebih 2,5 meter ser-ta 3 ekor teripang batu dengan uku-ran yang cukup besar, sekitar 30 cm. Visibility pun cukup baik, yaitu sekitar 12 meter, menjadikan penyelaman terakhir saya di Teluk Maumere saat itu menjadi penyelaman yang berke-san dalam benak saya.

28 dive notes

Page 16: Scuba holic #17

Sebagai salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa yang mempunyai visi ‘Konservasi Sumberdaya Bahari’ Unit Selam Universitas Gadjah Mada yang akrab disapa ‘UNYIL’ kembali melaksanakan event tahunan Reef Covery V. Dengan tujuan mengambil tindakan nyata untuk menjaga ke-lestarian ekosistem karang melalui monitoring dan transplantasi ka-rang, kegiatan ini telah dilaksanakan selama tujuh hari pada 17-23 No-vember 2013 di Pulau Peucang, ka-wasan Taman Nasional Ujung Kulon.

Sebagai salahsatu langkah kecil sederhana untuk menanggulangi dan memulihkan kembali fungsi dan peranan ekosistem terumbu karang sebagai habitat biota laut, maka di-lakukan kegiatan Reef Covery V. Ke-giatan ini merupakan agenda rutin bagi Unit Selam Universitas Gadjah Mada selama kurang lebih sepuluh tahun. Reef Covery yang biasa di-

lakukan sebelumnya dilaksanakan di Taman Nasional Baluran, Jawa Timur. Guna memperluas jaringan serta berkat dukungan dan kerjasama dari Taman Nasional Ujung Kulon dan Yayasan Ujung Kulon Indonesia (YU-KINDO), pada tahun 2013 kegiatan monitoring dan transplantasi ini dilakukan di tempat yang berbeda yaitu di Pulau Peucang, dalam ka-wasan Taman Nasional Ujung Kulon.

Setelah mendapat pendidikan kon-servasi mengenai monitoring dan transplantasi karang. Reef Covery V dilakukan di empat titik penyela-man sekitar Pulau Peucang guna mengetahui kondisi dan tingkat ke-sehatan terumbu karang kawasan tersebut, sedangkan transplantasi karang dilakukan untuk beberapa jenis hard coral dan soft coral di pu-lau Peucang dengan jumlah keselu-ruhan 90 dalam dua meja transplan.

30 dive event

Reef Covery VTeks : IndriyaniFoto : Dok. Unit Selam

Page 17: Scuba holic #17

Unit Selam UGMSayap Utara Gelanggang Mahasiswa UGM

Jalan Pancasila no. 1 Bulaksumur, Yogyakarta 55281

www.selamugm.org