scada
DESCRIPTION
scadaTRANSCRIPT
Abstrak
SCADA akan dimanfaatkan secara intensif di berbagai bidang, tidak saja dibidang ketenagalistrikan tetapi juga dibidang perkereta-apian, lalu lintas, pengaturan aliran gas dan BBM dengan menggunakan pipa, proses produksi dalam pabrik dan lain sebagainya.
Pada sistem tenaga listrik, SCADA dapat digunakan pada sistem pembangkit, transmisi maupun pada sistem distribusi. Penggunaan SCADA di Indonesia telah dimulai pada awal tahun 1980 yaitu digunakan pada sistem tenaga listrik PLN, baik pada sistem pembangkit dan transmisi, maupun pada sistem distribusi. Dengan menggabungkan SCADA dengan perangkat lunak aplikasi lainnya, maka sistem SCADA / aplikasi lainnya dapat digunakan untuk berbagai tujuan yang luas seperti: load flow study, short circuit analysis study, forecasting, economic dispatching, customer service dan lain lain.
A. SCADA (Supervisory Control And Data Acquisition)
SCADA merupakan sebuah sistem yangterdiri dari subsistem computer untuk melakukanpengawasan( Supervisory ) dan pengendalian ( Control ) terhadap subsistem proses dengan melakukan pengumpulan data ( Data Aqcuisition ) melalui infrastruktur komunikasi data. Sistem SCADA memonitordan mengontrol semua proses tersebut dengan mengumpulkan data melalui sensor pada fasilitas atau stasiun jarak jauh dan kemudian mengirimnya ke sistem komputer sentral yang akan mengatur operasi proses dengan menggunakan informasi yang telah dikumpulkan.
Ada dua elemen dalam aplikasi SCADA, yaitu :
1. Proses, sistem, mesin yang akan dipantau dan dikontrol bisa berupa powerplant, sistem pengairan, jaringan komputer, sistem lampu trafik lalu lintas atau apa saja.
2. Sebuah jaringan peralatan cerdas dengan antarmuka ke sistem melalui sensor dan luaran control. Dengan jaringan ini, yang merupakan sistem SCADA, membolehkan melakukan pemantauan dan pengontrolan komponen-komponen sistem tersebut.
B. Fungsi SCADA
Secara umum fungsi SCADA adalah:
1. Telecontroling
Seorang Operator Dispathcer melakukan atau mengoperasikan ON OFF suatu peralatan yang sudah terintegrasi ke system scada di Gradu Induk / pada Lapangan (Key Point) secara remote dari Control Center. Jadi tele kontrol hanya dilakukan dari sisi Control Center/ sebagai inputnya.
2. Tele Signal
Operator Dispathcer dapat mengetahui atau memonitor segala indikasi peralatan yang sudah terintegrasi ke system scada di gardu/ lapangan secara remote, jadi tele signal adalah segala status/ indikasi yang ada di gardu induk baik yang tetap ataupun jika terjadi perubahan akan secara cepat / real time di ketahui oleh dispathcer, dan sebagai inputnya adalah peralatan yang ada di GI/ lapangan.
Perintah tele signal yaitu setiap kejadian yang dicatat oleh system scada disebut Event, sedangkan semua indikasi yang menunjukan adanya perubahan status di scada disebut sebagai ALARM. Semua status harus diproses untuk mendeteksi setiap perubahan status lebih lanjut untuk event yang terjadi secara spontan atau setelah permintaan remote control dikirim oleh dispathcer.
3. Tele Metering
Operator Dispathcer dapat mengetahui atau membaca semua pengukuran yang sudah terintegrasi ke system scada di Gardu Induk / lapangan secara remote, jadi telemetering adalah pembacaan parameter pengukuran , dan sebagai inputnya adalah peralatan metering yang ada di GI/ lapangan (Key Point).
Sedangkan fungsi utama SCADA pada sistem tenaga listrik adalah:
1. Akuisisi data / informasi
Yaitu proses penerimaan / pengumpulan data dari berbagai peralatan dilapangan, data / informasi data berupa:
Status indikasi, seperti posisi Circuit Breaker (CB) atau Disconnecting Switch (DS)
Besaran besaran pengukuran, seperti daya reaktif, suhu, posisi tap trafo
Besaran energi
2. Pemrosesan data/ informasi
Yaitu proses perhitungan, analisa data/ informasi yang didapat dari hasil pengumpulan data. Hasil dari pemrosesan data/ informasi, bisa ditampilkan dalam bentuk:
Laporan
Grafik
Hasil perhitungan
3. Supervisory Control
Yaitu fungsi pengendalian jarak jauh suatu peralatan Sistem Tenaga Listrik, misalnya mengoperasikan CB atau DS. Untuk manipulasi beban (manuver jaringan) atau untuk pekerjaan pemeliharaan di Gardu Gardu Induk, dan lain-lain.
4. Fungsi Tagging
Yaitu fungsi peletakan informasi (penandaan) pada peralatan tertentu, misalnya CB/DS yang tidak boleh dioperasikan (ditutup) karena adanya pekerjaan pemeliharaan, dll.
5. Pemrosesan Alarm Review
Fungsi ini untuk memberikan informasi pada operator jika ada kejadian atau perubahan pada sistem tenaga listrik.
6. Post Mortem Review
Yaitu fungsi mengalnalisa akibat adanya gangguan sistem, serta mengembalikan ke kondisi normal.
C. Bagian - Bagian SCADA
Secara umum, SCADA terdiri dari bagian bagian berikut :
1. Sensor dan aktuator (Field Devices).
Bagian ini adalah plant di lapangan yang terdiri dari obyek yang memiliki berbagai sensor dan aktuator. Nilai sensor dan aktuator inilah yang umumnya diawasi dan dikendalikan supaya obyek/plant berjalan sesuai dengan keinginan pengguna.
2. Remote Terminal Unit / PLC.
PLC merupakan pengendali dari plant (fiekd device). Alat ini berperan sebagai otak dari sistem. Beberapa kelebihan PLC dibanding pengendali lain :
Solusi yang ekonomis
Serbaguna dan fleksibel
Mudah dalam perancangan dan instalasi
Lebih reliable
Kontrol yang canggih
Berukuran kecil secara fisik
Troubleshooting dan diagnosa lebih mudah
3. Sistem Komunikasi
Sistem komunikasi diperlukan untuk menghubungkan antara Field device, PLC, dan Master Terminal Unit. Berikut ini beberapa sistem komunikasi yang dipakai dalam sistem SCADA :
RS 232
Private Network (LAN/RS-485)
Switched Telephone Network
Leased lines
Internet
Wireless Communication systems (Wireless LAN, GSM Network, Radio modems)
4. Master Terminal Unit
Master Terminal Unit umumnya ialah komputer yang memiliki SCADA software. Fitur fitur kunci yang harus ada pada suatu SCADA Software ialah :
Human Machine Interface
Tampilan yang memudahkan manusia (operator) untuk memahami atau mengendalikan mesin (sistem, plant).
Graphic Displays
Tampilan grafis, bukan hanya angka, untuk mempermudah pengamatan.
Alarms
Alarm untuk memberi warning saat sistem dalam kondisi abnormal.
Trends
Trend ialah grafik garis yang menggambarkan kondisi/status suatu device.
RTU / PLC Interface
Bagian program yang menghubungkan PLC dengan SCADA software.
Scalability / Expandability
Program dapat diperluas tanpa mengganggu program lama yang sudah ada.
Access to data
Program memiliki akses pada data tertentu yang diinginkan.
Database
Penyimpanan data ke dalam database.
Networking
Program ini dapat berjalan dalam suatu jaringan, baik pada LAN maupun internet
Fault tolerance and redundancy
Program memiliki toleransi tertentu terhadap kesalahan yang terjadi. SCADA system juga harus bersifat redundant, dimana saat MTU utama down akan digantikan oleh MTU cadangan.
Client/Server distributed processing
Pemrosesan data bersifat distributed, dimana Server maupun Client memiliki bagian pemrosesan tersendiri.
D. Jenis Jenis SCADA
Berdasarkan skalanya, SCADA dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:
1. Basic SCADA
SCADA dasar ini umumnya hanya terdiri dari 1 proses mesin. Jumlah PLC dan MTU yang digunakan juga hanya 1 buah.
Contoh : Car Manufacturing Robot, Room Temperature Control
2. Integrated SCADA
Sistem ini terdir dari beberapa PLC (RTU).
Contoh : Water systems, Subway systems, Security systems
3. Networking SCADA
Sistem ini terdiri dari beberapa SCADA yang saling terhubung.
Contoh : Power systems, Communication systems
Berdasarkan sistemnya (untuk daerah Jateng dan DIY), SCADA dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:
1. Scada ROPO (Remote Operator Penyulang Outgoing)
Scada ROPO adalah salah satu kebanggaan Bangsa Indonesia, karena sistem scada ini dibuat dan dikembangkan oleh anak negri sendiri. Scada ROPO dibuat oleh kerjasama antara PT. PLN (persero) dengan Institut Teknologi Bandung (ITB). ROPO dibangun pertama tahun 2005 (3 APJ, 11 GI, 63 Penyulang). Pembangunan kedua tahun 2008 (4 APJ, 21 GI, 122 Penyulang).
Gambar SCADA ROPO
2. Scada Survalent
Scada Survalent pada mulanya diterapkan di wilayah APJ Semarang saja. Dibangun pertama tahun 2004 untuk 6 GI 53 Penyulang, 15 Recloser. Pengembangan kedua tahun 2006 untuk 7 GI, 36 Penyulang. Pengembangan ketiga tahun 2008 untuk 11 penyulang.
Gambar Scada Survalent
3. Scada IDAS (Intelegen Distribution System)
Scada IDAS untuk sekarang hanya diterapkan di wilayah APJ Semarang. Dibangun pertama pada tahun 2007 (3 recloser, 15 LBS). Scada IDAS merupakan Grant (bantuan hibah) dari pemerintah Korea Selatan melalui KEPCO.(Korea Elektric Power Corporation).
Gambar Scada IDAS
Sistem SCADA banyak diaplikasikan pada sistem berikut ini :
1. Pembangkit Listrik, Transmisi dan Distribusi
2. Pengolahan air
3. Bangunan, fasilitas umum/pribadi dan lingkungan
4. Pabrik manufaktur
5. Transportasi missal
6. Signal rambu-rambu
Ada beberapa manfaat diterapkannya sistem SCADA dalam suatu proses, antara lain :
1. Mengakses nilai pengukuran dari proses-proses penting baik yang sedang berjalan ataupun yang telah lewat
2. Mendeteksi dan memperbaiki masalah secepat mungkin (lebih cepat dalam melakukan analisa gangguan)
3. Melihat tren yang telah lalu
4. Menemukan dan membatasi proses yang tersendat dan in-efisiensi (sebagai sistem pendukung dalam sistem pengambilan keputusan
5. Mengurangi jumlah operator