sanlim 3
DESCRIPTION
pengujian sanitasi alat dan wadahTRANSCRIPT
Hafizha M Putri240210120037
V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Kontaminasi oleh mikroorganisme dapat terjadi setiap saat dan menyentuh
permukaan setiap tangan atau alat. Dengan demikian sanitasi lingkungan sangat
perlu diperhatikan terutama yang bekerja dalam bidang mikrobiologi atau
pengolahan produk makanan atau industri (Volk dan Wheeler, 1984).
Salah satu sumber kontaminan utama dalam pengolahan pangan dapat
berasal dari penggunaan wadah dan alat-alat pengolahan yang kurang bersih,
dimana wadah dan alat - alat pengolahan tersebut dapat dengan mudah tercemar
oleh kontaminan yang berasal dari udara bebas karena penyimpanan wadah dan
alat - alat pengolahan tersebut yang disimpan dalam ruangan terbuka.
Wadah dan alat-alat pengolahan pangan harus dicuci hingga bersih sampai
tidak ada kotoran yang menempel. Untuk mencapai hasil yang optimal, kotoran
yang menempel dapat dihilangkan menggunakan sabun atau bahan lain yang
mampu membasmi kotoran.
Sanitasi yang dilakukan terhadap wadah dan alat meliputi pencucian untuk
menghilangkan kotoran dan sisa-sisa bahan, diikuti dengan perlakuan sanitasi
menggunakan germisidal. Dalam pencucian menggunakan air biasanya digunakan
detergen untuk membantu proses pembersihan. Penggunaan detergen mempunyai
beberapa keuntungan karena detergen dapat melunakkan lemak, mengemulsi
lemak, melarutkan mineral dan komponen larut lainnya sebanyak mungkin.
Detergen yang digunakan untuk mencuci alat/wadah dan alat pengolahan tidak
boleh bersifat korosif dan mudah dicuci dari permukaan (Volk dan Wheeler,
1984).
Proses sanitasi alat dan wadah ditunjukkan untuk membunuh sebagian
besar atau semua mikroorganisme yang terdapat pada permukaan. Sanitizer yang
digunakan misalnya air panas, halogen (khlorin atau Iodine), turunan halogen dan
komponen amonium quarternair (Gobel, 2008).
Praktikum yang dilakukan kali ini akan membahas mengenai sanitasi
wadah dan alat-alat pengolahan. Pengujian efisiensi dari proses sanitasi
menggunakan metode bilas untuk wadah dan alat-alat pengolahan yang tertutup,
sedangkan untuk alat-alat pengolahan yang besar menggunakan metode
swab/usap.
Hafizha M Putri240210120037
5.1 Pengujian Sanitasi Wadah Botol (Metode Bilas)
Botol merupakan salah satu alat yang paling sering digunakan dalam
industri pangan. Pengujian metode bilas yang dilakukan pada botol ini terdiri dari
6 perlakuan yaitu dicuci sabun krim, tidak dicuci, dicuci air, dicuci mamalime,
dicuci sabun alfamart, dan dicuci sunlight. Pengujian ini dilakukan dengan
memasukkan 20 ml NaCl fisiologis ke dalam botol yang akan diuji lalu dikocok
selama 10-20 kali secara putar dan secara horizontal sebanyak 25 kali. Kemudian
1 ml suspense diambil dan dimasukkan ke dalam cawan petri steril lalu
dituangkan media PDA. Kemudian cawan petri steril lainnya disiapkan dan 1 ml
suspense botol yang telah dididihkan sebelumnya dimasukkan dan media NA
dituangkan. Kedua cawan tersebut dikocok seperti membentuk angka 8 agar
homogen dan didiamkan hingga media membeku kemudian inkubasi selama 2
hari pada suhu 30°C. Hasil pengamatan terhadap cawan petri dapat dilihat pada
tabel 1.
Tabel 1. Tabel Hasil Uji Sanitasi Wadah Botol
Kel
Perlakuan
PDA NA
JumlahJumla
h koloni
Gambar JumlahJumlah Koloni
Gambar
1
Dicuci dengan krim
ekonomi
1 khamir
20 32 640
2Tidak dicuci
41 khamir
820 31 620
3Dicuci dengan
air
231 khamir
1 kapang
4640 11 220
4
Dicuci dengan mamali
me
12 khamir
240 40 800
5
Dicuci dengan sabun Alfa
6 khamir
1 kapang
140 12 240
Hafizha M Putri240210120037
Kel
Perlakuan
PDA NA
JumlahJumla
h koloni
Gambar JumlahJumlah Koloni
Gambar
6Dicuci dengan sunlight
6 khamir
120 TBUD-
7
Dicuci dengan krim
ekonomi
19 khamir
380 1 20
8
Dicuci dengan mamali
me
17 khamir
340 12 240
9Dicuci dengan sunlight
6 khamir
120 7 140
10
Dicuci dengan sabun Alfa
23 khamir
460 4 80
11
Dicuci dengan
air21
khamir1
kapang
440 42 840
12
Tidak dicuci
3 kapang
12 khamir
300 6 120
(Sumber : Dokumentas Pribadi, 2014)Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, jumlah khamir paling
banyak terdapat pada botol yang mendapatkan perlakuan dicuci air(A1) dengan
jumlah 231 khamir dan 1 kapang dan botol yang dicuci sabun pencuci piring
alfamart.Seharusnya, botol yang telah dicuci dengan air dan sabun alfamart
memiliki jumlah koloni lebih sedikit dibandingkan dengan botol yang belum
dicuci karena air dan bahan akrtif yang terdapat pada sabun alfamart mampu
Hafizha M Putri240210120037
mengatasi atau mengurangi jumlah kontaminan yang terdapat dalam wadah.
Namun, jumlah kontaminan pada wadah botol cukup banyak meskipun telah
dibersihkan dengan sabun disebabkan karena proses penyimpanannya yang
dibiarkan di udara terbuka, sedangkan udara terbuka banyak mengandung
mikroba yang dapat mencemari lingkungan. Selain itu, banyaknya
mikroorganisme yang tumbuh bisa saja disebabkan oleh air keran gedung 4
memang memiliki kontaminan mikroorganisme yang cukup tinggi sehingga dapat
menyebabkan wadah yang dibilas dengan air keran akan tercemari kembali.
Sisa suspensi yang digunakan untuk diujikan dengan media NA untuk
mengetahui jumlah kontaminan bakteri diberi perlakuan dengan dididihkan
terlebih dahulu. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui berapa banyak
bakteri yang masih hidup setelah air dididihkan. Hasil pengamatan pada seluruh
kelompok menunjukan bahwa jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada media
beragam ada yang sedikit dan juga banyak. Seharusnya bakteri yang tumbuh
sedikit karena proses pemanasan dapat membunuh sel vegetatif mikroba sehingga
bakteri tidak ada lagi pada suspensi tersebut. Banyaknya bakteri yang tumbuh bisa
saja disebabkan proses pengerjaan yang kurang aseptis sehingga memungkinkan
kontaminan masuk ke dalam media.
5.2 Pengujian Sanitasi Alat Pengolahan (Metode Swab)
Perngujian selanjutnya adalah pengujian sanitasi alat pengolahan.
Pengujian ini dilakukan dengan cara mengusapkan/mengoleskan swab ke
permukaan alat yang akan diuji. Alat yang diuji pada praktikum kali ini adalah
nampan kecil, spatula, dan baskom. Alat-alat tersebut merupakan alat-alat yang
sering digunakan pada industri pengolahan pangan. Perlakuan yang dilakukan
pada setiap alat adalah dicuci dengan sabun krim, tidak dicuci, dicuci air, dicuci
mamalime, dicuci sabun alfamart, dan dicuci sunlight. Berikut ini merupakan hasil
pengujian sanitasi alat pengolahan dengan metode swab.
Hafizha M Putri240210120037
Tabel 2. Tabel Hasil Pengamatan Uji Sanitasi Alat Pengolahan
Kel PerlakuanPCA
Jumlah Mikroorganisme
Jumlah koloni
Gambar
1Dicuci dengan krim ekonomi
9 bakteri10 khamir
29
2 Tidak dicuci 10 khamir 1
3 Dicuci dengan air14 bakteri1 kapang
1,5
4Dicuci dengan
mamalime4 khamir 0,4
5Dicuci dengan
sabun Alfa Mart7 khamir 0,7
6Dicuci dengan
sunlight5 0,5
7 Tidak dicuci 5 bakteri 0,5
8 Sunglight hijau TBUD (bakteri) 0,5
9 Dicuci dengan air4 khamir1 kapang
-
10Dicuci dengan
mamalime25 khamir130 bakteri
15,5
Hafizha M Putri240210120037
Kel PerlakuanPCA
Jumlah Mikroorganisme
Jumlah koloni
Gambar
11Dicuci dengan krim ekonomi
96 kapang2 khamir
9,8
12
Dicuci dengan sabun Alfa Mart 2 kapang
10 bakteri6 khamir
1,8
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2014)Berdasarkan hasil pengamatan, wadah dan alat yang dicuci dengan sabun
kirim (A1) dan sabun sunlight (A2) mengandung mikroorganisme paling banyak
yaitu 19 khamir dan 10 kapang dan terlalu banyak untuk dihitung (TBUD) secara
berturut turut. Hal ini menunjukan hasil yang tidak sesuai dengan literatur dimana
seharusnya wadah dan alat yang dicuci dengan sabun mengandung
mikroorganisme lebih sedikit dibandingkan dengan yang tidak dicuci dengan air.
Seharusnya bahan aktif yang terkandung pada sabun mampu mereduksi atau
menghilangkan mikroorganisme yang terkandung pada wadah dan alat. Hal ini
bisa disebabkan oleh air yang digunakan mencuci dalam keadaan tercemar atau
proses pengerjaan yang tidak aseptis sehingga banyak kontaminasi yang masuk.
Setiap peralatan yang digunakan dalam pengolahan pangan dan kontak
langsung dengan makanan dapat merupakan sumber mikroba kecuali bila
dibersihkan dan disanitasi dengan baik. Jenis mikroba yang berasal dari peralatan
akan tergantung pada produk yang akan diolah, karena produk tersebut akan
menjadi medium kultur bagi mikroba. Bila peralatan digunakan sepanjang hari,
mikroba dapat melanjutkan perkembangbiakannya. Bila peralatan dibersihkan dan
disanitasi, maka jumlah total mikroba akan sangat tereduksi, dan bila operasinya
efisien, maka hanya bentuk-bentuk yang resisten saja yang dapat bertahan hidup.
Peralatan pengolahan yang tidak dicuci bersih seperti pisau (slicer), talenan, dan
peralatan lain yang berhubungan langsung dengan bahan pangan; juga peralatan
Hafizha M Putri240210120037
saji seperti piring, gelas, sendok, botol dan lain-lain. dapat menjadi sumber
kontaminan (Rachmawan, 2001).
Hafizha M Putri240210120037
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diambil beberapa
kesimpulan, yaitu:
Botol yang telah dicuci dengan sabun memiliki jumlah koloni yang lebih
sedikit dibandingkan dengan botol yang belum dicuci.
Wadah dan alat pengolahan pangan yang telah mengalami proses pencucian
dengan sabun memiliki jumlah mikroba kontaminan yang lebih banyak
dibandingkan dengan wadah dan alat pengolahan pangan yang tidak
mengalami proses pencucian dan hanya dicuci air.
Pencucian dengan sabun berfungsi untuk mengurangi jumlah kontaminan
pada wadah dan alat pengolahan karena sabun mengandung bahan aktif
yang mampu mereduksi dan membunuh jumlah mikroorganisme.
Banyaknya kontaminasi pada saat praktikum bisa saja disebabkan oleh air
keran pencucian yang tercemar dan proses pengerjaan praktikum yang
kurang aseptis
Hafizha M Putri240210120037
DAFTAR PUSTAKA
Gobel, B. Risco, dkk., 2008. Mikrobiologi Umum Dalam Praktek. Makassar : Universitas Hasanuddin.
Rachmawan, Obin. 2001. Sumber Kontaminasi dan teknik Sanitasi. Available at http://bos.fkip.uns.ac.id/pub/ono/pendidikan/materi_kejuruan/pertanian/pengendalian_mutu/sumber_kontaminasi_dan_teknik_sanitasi.pdf (Diakses tanggal 22 September 2014)
Volk, Wesley, A., Margaret F. Whleer, 1998, Mikrobiologi Dasar, Erlangga, Jakarta.