sanlim 2

12
Hafizha M Putri 240210120037 V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN Kontaminasi mikroorganisme dapat terjadi baik dari lingkungan, peralatan, maupun pada pekerja pengolah pangan. Tangan, kaki, rambut serta bagian tubuh lainnya, nafas pekerja dan pakaiannya yang kurang bersih dapat mengkontaminasi bahan pangan sehingga mengakibatkan bahan pangan tersebut menjadi tidak layak konsumsi. Sanitasi dan higiene pekerja juga perlu diperhatikan. Hal ini disebabkan karena pekerja merupakan sumber potensial dalam perpindahan cemaran. Jadi program sanitasi dan higiene pekerja adalah hal yang mutlak. Sanitasi pekerja meliputi kesehatan pekerja, kebersihan tubuh pekerja sampai ke kebersihan semua perlengkapan yang digunakan oleh pekerja (Hariadi dan Dewanti, 2009). Mikroorganisme yang sering terdapat pada kulit misalnya bakteri pembentuk spora dan stapilokoki, sedangkan pada rambut sering terdapat kapang. Suatu penelitian menunjukkan bahwa manusia dapat mengeluarkan 10 sampai 100 mikroorganisme hidup setiap menit, dimana jumlah dan jenisnya tergantung lingkungan disekitarnya. Suatu survei menunjukkan bahwa 43 sampai 97 persen pegawai yang bekerja pada berbagai industri pengolahan pangan merupakan pembawa stapilokoki, koliform fekal dan enterokoki pada tangannya (Fardiaz, 1989).

Upload: hafizhaputri

Post on 24-Dec-2015

234 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

pengujian sanitasi pekerja

TRANSCRIPT

Page 1: sanlim 2

Hafizha M Putri240210120037

V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Kontaminasi mikroorganisme dapat terjadi baik dari lingkungan,

peralatan, maupun pada pekerja pengolah pangan. Tangan, kaki, rambut serta

bagian tubuh lainnya, nafas pekerja dan pakaiannya yang kurang bersih dapat

mengkontaminasi bahan pangan sehingga mengakibatkan bahan pangan tersebut

menjadi tidak layak konsumsi.

Sanitasi dan higiene pekerja juga perlu diperhatikan. Hal ini disebabkan

karena pekerja merupakan sumber potensial dalam perpindahan cemaran. Jadi

program sanitasi dan higiene pekerja adalah hal yang mutlak. Sanitasi pekerja

meliputi kesehatan pekerja, kebersihan tubuh pekerja sampai ke kebersihan semua

perlengkapan yang digunakan oleh pekerja (Hariadi dan Dewanti, 2009).

Mikroorganisme yang sering terdapat pada kulit misalnya bakteri

pembentuk spora dan stapilokoki, sedangkan pada rambut sering terdapat kapang.

Suatu penelitian menunjukkan bahwa manusia dapat mengeluarkan 10 sampai 100

mikroorganisme hidup setiap menit, dimana jumlah dan jenisnya tergantung

lingkungan disekitarnya. Suatu survei menunjukkan bahwa 43 sampai 97 persen

pegawai yang bekerja pada berbagai industri pengolahan pangan merupakan

pembawa stapilokoki, koliform fekal dan enterokoki pada tangannya (Fardiaz,

1989).

Tangan dan rambut sangat rentan terkena bakteri dan kapang karena udara

kotor mudah menempel pada tangan dan rambut. Sehingga kita harus selalu

menjaga kebersihan badan kita. Tangan yang dicuci air belum tentu bersih karena

air yang digunakan untuk membersihkan banyak tercemar kuman dan bakteri

sehingga perlu menggunakan bahan antiseptik untuk menghilangkan bakteri dan

kapang yang menempel pada bagian kulit. Berikut merupakan hasil pengujian

pada rambut praktikan

Page 2: sanlim 2

Hafizha M Putri240210120037

Tabel 1. Hasil Pengamatan Sanitasi Pekerja (Rambut)

Kel/Rambut

Jumlah Koloni

NA

Unit Koloni

GambarJumlah Koloni PDA

Unit Koloni

Gambar

7Keramas

13 20,43

Kokus(-)

Kapang:3Khamir:4

30,58

8Tidak

Keramas13 20,43

Basil(-)

Kapang:28Khamir:2

146,84 Khamir

Kapang

9Berketombe

3 12,63

Basil(-)

Kapang:17Khamir:2

79,97Khamir

Kapang

10Berkerudung,

keramas15 76,43

Basil(-)

Khamir:3 15,29

11Berkerudung, tidak keramas

6 30,57

Kokus(-)

Kapang:3 15,29

12Berkerudung, berketombe

3 13,11

Basil(-)

Khamir:26 113,58

(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014)

Rambut manusia merupakan salah satu sumber kontaminan pada industri

pangan. Kebersihan rambut perlu dijaga karena pada rambut manusia dapat

Page 3: sanlim 2

Hafizha M Putri240210120037

ditemukan ketombe, kutu, atau mikrofolra lainnya yang berasal dari udara. Maka

rambut perlu dijaga agar tidak terjadi kontak dengan makanan. Pada pengujian

kontaminasi rambut, diambil sehelai rambut dari seorang praktikan dari masing-

masing kelompok. Selanjutnya pengujian kontaminasi rambut dilakukan dengan

menggunakan media pertumbuhan kapang dan khamir yaitu PDA dan media

pertumbuhan bakteri yaitu NA. Sampel rambut yang digunakan antara lain:

Rambut yang tidak dikerudung dan belum dikeramas, rambut yang tidak

berkerudung dan sudah dikeramas, rambut yang tidak berkerudung dan

berketombe, rambut yang dikerudung dan belum keramas, dan rambut

dikerudung yang sudah dikeramas, dan rambut yang dikerudung dan berketombe.

Berdasarkan hasil pengamatan, pada rambut praktikan terdapat

pertumbuhan bakteri, kapang dan khamir. Jumlah kontaminasi bakteri, kapang

dan khamir terbanyak terdapat pada sampel rambut yang tidak dikerudung dan

belum dikeramas yaitu sebanyak 30 koloni (kapang dan khamir) dan 13 koloni

(bakteri) selain itu pada sampel rambut yang berkerudung dan berketombe

sebanyak 3 koloni bakteri dan 26 koloni (kapang dan khamir). Sedangkan jumlah

kontaminasi bakteri, kapang dan khamir yang paling sedikit terdapat pada

kelompok 11 rambut yang dikerudung dan belum dikeramas yaitu sebanyak 3

koloni (kapang dan khamir) dan 6 koloni bakteri. Hasil tersebut menunjukan

bahwa rambut pekerja sarat akan sumber kontaminasi pada saat pengolahan

pangan. Rambut yang tidak dicuci atau dibersihkan merupakan sumber

kontaminan dan akan dapat mencemari produk pangan.

Berdasarkan hasil pengamatan bakteri diatas, diduga jenis bakteri yang

terdapat pada semua rambut kecuali rabut yang berkerudung dan tidak berkeramas

merupakan bakteri jenis E. coli. Escherichia coli, yaitu bakteri anaerob fakultatif

gram negatif berbentuk batang yang termasuk dalam famili Enterobacteriaceae.

Bakteri ini merupakan penghuni normal usus, selain berkembang biak di

lingkungan sekitar manusia. Pertama dijumpai pada tahun 1885 (Arisman, 2009).

Bakteri yang ditemukan pada rambut berkerudung dan tidak berkeramas

bebrbentuk coccus gram negatif. Kokus gram negatif meliputi Neisseria

meningitides yang patogenik, merupakan penyebab penting meningitis dan

septikemia. Kokobasilus gram negatif meliputi patogen saluran nafas

Page 4: sanlim 2

Hafizha M Putri240210120037

Haemophilus dan Bordetella, agen zoonotik seperti Brucella dan Pasteurella

(Gillespie, 2008).

Untuk menjaga kebersihan rambut, haruslah keramas dengan

menggunakan shampoo agar dapat membersihkan rambut dari ketombe dan dapat

menghilangkan rasa gatal pada rambut. Kebiasaan yang kurang baik seperti

menggaruk kepala karena gatal serta kebiasaan lain yang kurang baik seperti

merapihkan rambut selama kerja haruslah dikurangi bahkan dihilangkan pada saat

sedang melakukan proses pengolahan bahan pangan karena mikroorganisme pada

rambut dapat jatuh dan menempel pada produk makanan, sehingga perlu

digunakan tutup rambut atau kepala untuk mencegah terjadinya kontak antara

rambut dengan makanan.

Tabel 2. Hasil Pengamatan Sanitasi Pekerja (Tangan)

Kel/Pembersih

Jumlah Koloni

PCA kanan

Unit Koloni

GambarJumlah Koloni

PCA kiri

Unit Koloni

Gambar

7Yuri Hand

Soap6 26,21 11 48,06

8Tidak Dicuci

2 9,79 6 12,36

9Lifebuoy

color changing

8 33,67 17 71,55

10air

9 45,86 5 25,48

11Antis

Handsanitizer

5 25,47 - 5 25,47

12Alkohol

70%1 4,368 1 4,368

(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014)

Page 5: sanlim 2

Hafizha M Putri240210120037

Pengujian kebersihan tangan dengan sampel tangan kanan dan tangan kiri

dilakukan menggunakan media PCA dan dilakukan dengan berbagai perlakuan,

yaitu tangan tidak dicuci, tangan yang dicuci dengan air, tangan yang

menggunakan hand sanitizer (antis), tangan dicuci dengan sabun lifebuoy color

changing, tangan yang dicuci dengan yuri hansdhop dan tangan dibilas dengan

alkohol 70%. Penggunaan media PCA disini dimaksudkan untuk mengetahui

jenis-jenis mikroorganisme apa saja yang tumbuh dan dapat menempel pada

tangan kita.

Berdasarkan hasil pengamatan, jumlah pertumbuhan koloni tertinggi

terdapat pada perlakuan tangan yang dicuci dengan lifebuoy color changing.

Lifebuoy color changing memiliki bahan aktif tetrasodium EDTA, pentasodium

pentetate, curcuma aromatic root oil, glyceryl laurate, dan triclocarbon = 0.3%.

Glyceryl laurate dapat menyerap air sehingga dapat melembabkan kulit dan

melindunginya dari kekeringan serta untuk mengentalkan larutan. Triclocarban

yaitu zat dengan sifat anti-bakteri dan anti-jamur yang dirancang untuk

mengurangi jumlah bakteri berbahaya pada kulit yang lebih baik daripada

penggunaan sabun biasa. Penggunaan Triclocarban membantu untuk

menghentikan penularan kuman ke orang lain atau benda. Tetrasodium EDTA

digunakan sebagai bahan pengawet sintetis supaya sabun tidak jamuran. Curcuma

Aromatic Root Oil Merupakan minyak atsiri yang diperoleh dari akar Curcuma

aromatika, Zingiberaceae. Berfungsi untuk memberikan bau harum yang khas

(Aini, 2012). Banyak nya bakteri yang masih tumbuh bisa saja disebabkan oleh

bahan aktif yang kurang efektif dalam membersihkan tangan praktikan.

Terdapat 17 koloni (6 kanan dan 11 kiri) pada tangan yang dicuci

menggunakan yuri handshop. Bahan aktif yang terkandung pada sabun pencuci

ini adalah biodegradable surfaktan dan emolien. Surfaktan (surfactant = surfactive

active agent) adalah zat seperti detergent yang ditambahkan pada cairan utuk

meningkatkan sifat penyebaran atau pembasahan dengan menurunkan tegangan

permukaan caira khususnya air. Sufaktan mempunyai struktur molekul yang

terdiri dari gugus hydrophobic dan hydrophilic (Yuliastuty, 2013). Zat aktif

lainnya yaitu emolien adalah zat yang berfungsi sebagai pelembab.

Page 6: sanlim 2

Hafizha M Putri240210120037

Terdapat 2 koloni bakteri pada tangan kanan dan 6 koloni bakteri pada

tangan kiri pada tangan yang tidak dicuci air. Sedikitnya jumlah koloni yang

tumbuh ini bisa saja disebabkan Karen praktikan yang sebelumnya sudah mencuci

tangan terlebih dahul sehingga tangan praktikan masih bersih dari koloni bakteri,

kapang maupun khamir.

Koloni bakteri yang tumbuh pada tangan yang diberi perlakuan dicuci air

saja berjumlah 14, 9 koloni pada tangan kanan dan 5 koloni pada tangan kiri.

Tangan yang dicuci dengan antis memiliki jumlah koloni sebanyak 5 koloni pada

tangan kanan dan 5 koloni pada tangan kiri. Antis mengandung bahan aktif

irgasan DP 300:0.1 % dan alcohol 60 %. Triklosan atau irgasan DP 300 :1 %

merupakan suatu agen kimia antibakteri yang banyak digunakan dalam berbagai

produk sepeti sabun, deodorant, kosmetik, lotion pembersih, pasta gigi (Anonim1,

2010). Bahan aktif lainnya yaitu alcohol 60% berfungsi sebagai antiseptik.

Pertembuhan koloni terendah terdapat pada perlakuan terakhir yaitu

tangan yang dibilas menggunakan alkohol 70%. bahan aktif antiseptik karena

dapat membunuh berbagai jenis bakteri termasuk yang resisten thd antibiotik, dan

juga untuk berbagai jenis virus, dapat juga membunuh berbagai mikroorganisme

pathogen penyebab penyakit. Konsentrasi alkohol optimum untuk membunuh

kuman adalah 70-90% (Anonim2, 2012). Jika dilihat dari semua perlakuan dan

pertumbuhan koloni, alkohol 70% merupakan bahan pencuci tangan yang paling

baik.

Hal lain yang diamati adalah bahwa tangan kiri mengandung

mikroorganisme yang lebih banyak daripada tangan kanan yang terlihat pada

setiap perlakuan. Ini dapat disebabkan karena kebiasaan tangan (hand habits)

yang kurang baik, terutama yang sering digunakan adalah tangan kiri untuk hal-

hal yang kotor seperti ke kamar kecil kemudian membersihkannya dengan tangan

kiri. Mikroorganisme yang berasal dari alat pencernaan dapat melekat pada tangan

manusia yang mengunjungi kamar kecil dan tidak mencuci tangannya dengan

baik. Kebiasaan tangan dikaitkan dengan pergerakan tangan yang tidak disadari

seperti menggaruk kulit, menggosok hidung, merapikan rambut, menguap,

menyentuh atau meraba pakaian, dan lain sebaginya.

Page 7: sanlim 2

Hafizha M Putri240210120037

VI. KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diambil beberapa

kesimpulan, yaitu:

Jumlah pertumbuhan koloni tertinggi terdapat pada perlakuan tangan yang

dicuci dengan sabun lifebuoy colour changing.

Jumlah pertumbuhan koloni terendah terdapat pada perlakuan tangan yang

dibilas dengan alkohol 70%.

Alkohol 70% merupakan bahan pencuci tangan yang paling efektif.

Air bilasan yang banyak mengandung mikroorganisme akan mencemari

tangan yang telah dicuci menggunakan sabun.

Jumlah kontaminasi bakteri, kapang dan khamir terbanyak terdapat pada

sampel rambut kelompok 8 dengan perlakuan rambut tidak berkerudung

dan tidak berkeramas yaitu sebanyak 30 koloni (kapang dan khamir) dan

13 koloni (bakteri).

Jumlah kontaminasi bakteri, kapang dan khamir yang paling sedikit

terdapat pada kelompok 11 dengan perlakuan rambut berkerudung dan

tidak berkeramas yaitu sebanyak 3 koloni (kapang dan khamir) dan 6

koloni bakteri yang tumbuh.

Page 8: sanlim 2

Hafizha M Putri240210120037

DAFTAR PUSTAKA

Anonim1, 2010. Triklosan. Available at: profetikfa.wordpress.com (diakses pada tanggal 18 September 2014 pukul 13:01)

Anonim2, 2012. Hand Sanitizer Gel. Available at: http://bojanindonesia.wordpress.com (diakses pada tanggal 18 September 2014 pukul 13: 15)

Aini. 2012. Lifebouy Body Wash. Available at: industri21aini.blogspot.com (diakses pada 18 September 2014 pukul 12:43)

Arisman. 2009. Buku Ajar Ilmu Gizi Keracunan Makanan. Jakarta: EGC. Hal.93.

Fardiaz, S. dan Jenie B. S. L., 1989. Uji Sanitasi Dalam Industri Pangan. PAU Pangan dan Gizi IPB. Bogor.

Gillespie, Stephen dan Kathleen Bamford. 2008. At a Glance Mikrobiologi Medis dan Infeksi Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.

Hariadi, P dan Dewayanti R.H, 2009. Memproduksi Pangan Yang Aman. PT. Dian Rakyat. Jakarta

Yuliastuty, 2013. Makalah surfaktan. Available at intanint.blogspot.com. (diakses pada tanggal 18 September 2014 pukul 12:50)