sanlim 1

9
 Hafizha M Putri 240210120037 VI. PEMBAHASAN Uda ra di dal am suat u rua nga n dap at mer upa kan sumber kon tamina si udara. Udara tidak mengandung mikroflora seara alami! akan tetapi kontaminasi dari li ngkungan se kit ar mengakibatkan udara men ga ndu ng ber bag ai mikroorganisme! misaln"a debu! air! proses aerasi! dari penderita "ang mengalami infeksi saluran penernaan dan dari ruangan "ang digunakan untuk fermentasi. Mikro orga nisme "ang terdap at dalam udara biasan" a melek at pada bahan padat ! misaln"a debu atau terdapat dalam droplet air #$o lk dan %hleer! 1&'4(. Mikroorganisme ban"ak terdapat di udara! air! tanah maupun beberapa tempat lainn"a "ang mengandung nutrisi bagin"a untuk tumbuh. )elain dari segi nut risi ! per tumbuhan dari mik roorganisme *ug a tur ut dip engaruhi ole h faktor lingkungan berupa suhu! kelembaban dan aha"a. Praktikum "ang dilakukan kali ini adalah pengu*ian sanitasi pada ruangan dan udara. Pengu*ian sanitasi udara dilaku kan dengan meletakkan 2 buah a+an  petri berisi media ,- dan P- di ruangan terbuka selama 30 menit. Media ,- digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri sedangkan media P- digunakan untuk pertumbuhan media kapang dan khamir. Media "ang dibiarkan terbuka selama 30 menit bertu*uan agar mikroorganisme dapat menempel dan tumbuh. )etelah 30 menit! dilakukan inkubasi selama 2 hari pada suhu 30 o /. )etelah masa ink uba si sel esai ! dil aku kan per hit ung an *umlah kol oni mik roorgani sme dan densitas kemudian dilakukan pengamatan preparat basah dan pe+arnaan gram untuk menidentifikasi mikroorganisme "ang tumbuh pada agar. 6.1 Hasil Pengamatan Jumlah Koloni dan Kepadatan Koloni pada Pengujian Sanitasi da!a Kelompo"# $empat %am&a! NA Jumla h Koloni 'ensitas (NA) %am&a! P'A Jumlah Koloni 'ensitas (P'A) 7 ab. Pen 1 asil#( 1 ''!7 khamir 37 1&3!'

Upload: hafizhaputri

Post on 04-Oct-2015

222 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pengujian sanitasi udara dan ruangan

TRANSCRIPT

Hafizha M Putri240210120037

VI. PEMBAHASAN

Udara di dalam suatu ruangan dapat merupakan sumber kontaminasi udara. Udara tidak mengandung mikroflora secara alami, akan tetapi kontaminasi dari lingkungan sekitar mengakibatkan udara mengandung berbagai mikroorganisme, misalnya debu, air, proses aerasi, dari penderita yang mengalami infeksi saluran pencernaan dan dari ruangan yang digunakan untuk fermentasi. Mikroorganisme yang terdapat dalam udara biasanya melekat pada bahan padat, misalnya debu atau terdapat dalam droplet air (Volk dan Whleer, 1984).Mikroorganisme banyak terdapat di udara, air, tanah maupun beberapa tempat lainnya yang mengandung nutrisi baginya untuk tumbuh. Selain dari segi nutrisi, pertumbuhan dari mikroorganisme juga turut dipengaruhi oleh faktor lingkungan berupa suhu, kelembaban dan cahaya.Praktikum yang dilakukan kali ini adalah pengujian sanitasi pada ruangan dan udara. Pengujian sanitasi udara dilakukan dengan meletakkan 2 buah cawan petri berisi media NA dan PDA di ruangan terbuka selama 30 menit. Media NA digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri sedangkan media PDA digunakan untuk pertumbuhan media kapang dan khamir. Media yang dibiarkan terbuka selama 30 menit bertujuan agar mikroorganisme dapat menempel dan tumbuh. Setelah 30 menit, dilakukan inkubasi selama 2 hari pada suhu 30oC. Setelah masa inkubasi selesai, dilakukan perhitungan jumlah koloni mikroorganisme dan densitas kemudian dilakukan pengamatan preparat basah dan pewarnaan gram untuk menidentifikasi mikroorganisme yang tumbuh pada agar.6.1 Hasil Pengamatan Jumlah Koloni dan Kepadatan Koloni pada Pengujian Sanitasi Udara

Kelompok/

TempatGambar NAJumlah KoloniDensitas (NA)Gambar PDAJumlah KoloniDensitas (PDA)

7

Lab. Pen 1Basil(-)15588,75khamir371693,86

8

Lab Pen 2Basil(-)361460,96Kapang

Khamir261147,12

9

Koridor Lt. 1Basil (-)3132,3708Kapang

Khamir43158,5452

10

WCbasil (-)12471Kapang

Khamir 25981,25

11

PerpustakaanBasil (-)

11431,759353,25

12

Lab. mikroCoccus (-)12549,5744Kapang

Khamir17778,2804

(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014)Keterangan :

Luas Cawan = D2

Densitas= Jumlah Koloni/cawan x 60 menit/30 menit x luas cawan (cm2)

Pengujian sanitasi udara ini dilakukan di beberapa tempat yaitu laboraturium pendidikan 1, laboraturium pendidikan 2, WC, perpustakaan, laboraturium mikrobiologi pangan, dan koridor lantai 1. Berdasarkan hasil pengamatan jumlah bakteri yang paling banyak tumbuh adalah laboraturium pendidikan 2 sebanyak 36 koloni sedangkan yang paling sedikit adalah pada koridor lantai 1 sebanyak 3 koloni. Jumlah koloni kapang dan khamir yang paling banyak tumbuh terdapat pada laboraturium pendidikan 1 sebanyak 37 dan yang paling sedikit adalah pada perpustakaan sebanyak 9.

Laboraturium pendidikan 1 dan 2 merupakan tempat yang paling banyak terdapat koloni bakteri. Hal ini disebabkan karena pada laboraturium ini dilakukan berbagai aktivitas praktikum. Selain itu juga, pada saat pengujian cawan petri diletakkan di dekat jendela atau ventilasi udara sehingga udara yang tercemar oleh bakteri tersebut menempel pada media agar tumbuh. Jumlah kapang dan khamir yang tumbuh pada kedua laboraturium ini juga cukup banyak. Hal ini bisa saja disebabkan oleh lembabnya kondisi lingkungan kelas yang berada di ruangan tertutup sehingga memungkinkan untuk kapang dan khamir berkembang biak.

Berbeda dengan Laboraturium pendidikan 1 dan 2, pada koridor lantai 1 jumlah koloni bakteri merupakan yang paling sedikit. Hal ini bias saja disebabkan oleh kelembaban lingkungan koridor lantai 1 atau tidak adanya ventilasi udara pada koridor lantai 1. Jumlah bakteri, kapang, dan khamir yang tumbuh pada WC tidak terlalu banyak. Hal ini bisa saja disebabkan oleh kondisi peletakkan cawan petri dimana WC baru dibersihkan dengan desinfektan di pagi hari.

Jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada perpustakaan sedikit bahkan pada koloni kapang dan khamir jumlahnya paling sedikit diantara ruangan yang lain. Hal ini disebabkan oleh ruangan perpustakaan menggunakan AC atau Air Conditioner. Sehingga udara dalam ruangan tersebut berputar dan mengurangi jumlah mikroorganisme di dalam perpustakaan. Pada laboraturium mikrobiologi pangan jumlah bakteri, kapang, dan khamir yang tumbuh cukup banyak. Hal ini dikarenakan pada ruangan ini terjadi banyak aktivitas mikroorganisme seperti praktikum dan penelitian.

Berdasarkan hasil pengamatan bakteri diatas, diduga jenis bakteri yang terdapat pada semua ruangan kecuali laboraturium mikrobiologi pangan merupakan bakteri jenis E. coli. Escherichia coli, yaitu bakteri anaerob fakultatif gram negatif berbentuk batang yang termasuk dalam famili Enterobacteriaceae. Bakteri ini merupakan penghuni normal usus, selain berkembang biak di lingkungan sekitar manusia. Pertama dijumpai pada tahun 1885 (Arisman, 2009). Bakteri yang di jumpai di laboraturium mikrobiologi pangan berbentuk coccus dengan gram negative.

Pengamatan lain yang dilakukan adalah menghitung densitas mikroba di udara. Densitas adalah jumlah mikroba yang jatuh pada permukaan agar per cm2 selama satu jam. Berdasarkan hasil pengamatan, pada laboraturium pendidikan 2 selama satu jam terdapat 1470.96 bakteri yang jatuh ke dalam agar. Sedangkan pada laboraturium pendidikan 1 selama satu jam terdapat 1693.86 kapang ataupun khamir yang jatuh ke dalam agar. Jumlah koloni dan densitas hasil pengamatan menunjukkan bahwa udara yang ada di sekitar tempat praktikan atau di luar laboratorium percobaan memiliki kesempatan untuk mengkontaminasi pada saat praktikum atau pengolahan pangan dilakukan.

Praktikum yang dilakukan selanjutnya adalah pengujian terhadap sanitasi ruangan. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan metode rodak(agar kontak). 2 buah cawan petri berukuran kecil dimasukan kedalam cawan petri besar kemudian diisi dengan media PCA hingga penuh. Cawan petri besar digunakan agar saat media dituangkan ke dalam cawan petri kecil, media agar tidak tumpah dan menyebabkan kesterilan cawan petri berkurang. Media PCA digunakan untuk menumbuhkan bebagai jenis mikroorganisme. Setelah dituangkan media PCA tersebut kemudian dibiarkan hingga beku. Media PCA yang telah membeku, kemudian tutup cawan petri dibuka dan cawan petri tersebut dibalikkan dan ditekan selama 4 detik ke tempat-tempat yang telah ditentukan. Waktu yang digunakan adalah 4 detik karena selama 4 detik tersebut mikroorganisme yang berada dalam ruangan dapat berpindah ke dalam cawan petri. Cawan petri ditutup kembali lalu diinkubasi selama 2 hari dengan suhu 30C. Setelah 2 hari diinkubasi, hitung jumlah koloni yang tumbuh pada media tersebut dan nyatakan dalam unit koloni per cawan petri atau per 100 cm2.6.1 Hasil Pengamatan Jumlah Koloni dan Kepadatan Koloni pada Pengujian Sanitasi RuanganKelTempatPembersihJumlah KoloniUnit KoloniGambar

7Lantai-1461,16

Meja-1156,05

8LantaiAir14,53

MejaAir418,13

9LantaiLysol00

MejaAlkohol 70%00

10LantaiSuper pel315,287

Meja-15,096

11LantaiSoklin315,287

MejaKapas + air1366,24

12LantaiWipol0-

MejaAlkohol 70%28,7372

(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014)

Berdasarkan hasil pengamatan, terdapat perbedaan jumlah koloni di setiap perlakuan. Jumlah koloni yang paling banyak terdapat pada meja dan lantai yang tidak dibersihkan dengan menggunakan apapun sedangkan jumlah koloni paling sedikit terdapat pada meja dan lantai yang dibersihkan dengan menggunkan Lysol dan alcohol 70% (desinfektan).Meja yang tidak dibersihkan memiliki jumlah koloni mikroorganisme yang lebih banyak dibandingkan dengan meja yang telah dibersihkan baik dengan air atau dengan desinfektan. Hal ini disebabkan karena pada meja yang tidak dibersihkan mikroorganisme masih banyak akibat dari kontak dengan udara dan mikroorganisme tersebut tidak mati. Berbeda dengan meja yang telah dibersihkan baik dengan air maupun dengan desinfektan, jumlah mikroorganisme telah berkurang bahkan sebagian besar mikroorganisme tersebut mati. Berdasarkan data diatas jumlah koloni pada meja yang dibersihkan dengan air lebih banyak dibandingkan dengan meja yang dibersihkan dengan desinfektan. Hal ini disebabkan oleh desinfektan memiliki kandungan alkohol yang dapat membunuh mikroorganisme pathogen. Desinfektan adalah suatu bahan kimia yang dipakai untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme melalui suatu mekanisme kerja tertentu. Desinfektan ditujukan untuk mikroorganisme yang terdapat pada benda-benda mati seperti: gedung, kandang, feses, dan peralatan. Mekanisme penghancuran mikroorganisme oleh desinfektan dilakukan dengan jalan merusak struktur dinding sel, mengubah permeabilitas membran sel (Joklik et al., 1984; Chatim dan Suhato, 1994), mengadakan perubahan molekul-molekul protein dan asam nukleat, menghambat kerja enzim atau dapat pula dengan cara menghambat sintesa asam nukleat dan protein. Beberapa faktor yang mempengaruhi kerja desinfektan antara lain konsentrasi dan jenis bahan (Pelczar dan Chan, 1998). Jika dilihat dari hasil pengamatan, desinfektan yang paling baik adalah Lysol karena tidak ada koloni yang tumbuh pada meja yang dibersihkan dengan Lysol.VII. KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa:1. Jumlah koloni dan densitas bakteri tertinggi terdapat pada ruangan laboraturium pendidikan 2 sedangkan yang paling rendah terdapat pada koridor lantai 1.

2. Jumlah koloni dan densitas kapang dan khamir tertinggi terdapat pada ruangan laboraturium pendidikan 1 sedangkan yang paling rendah terdapat pada perpustakaan.

3. Pengujian sanitasi ruangan jumlah mikroorganisme yang paling banyak terdapat pada perlakuan meja dan lantai yang tidak dibersihkan. 4. Meja dan lantai yang dibersihkan dengan desinfektan memiliki jumlah mikroorganisme yang lebih sedikit karena mikroorganisme pathogen telah mati akibat kandungan alkohol pada desinfektan. 5. Desinfektan yang paling balik berdasarkan hasil pengamatan adalah Lysol.

DAFTAR PUSTAKAArisman.(2009). Buku Ajar Ilmu Gizi Keracunan Makanan. Jakarta: EGC. Hal.93.

Chatim, A. dan Suhato. 1994. Sterelisasi dan Desinfeksi Dalam: Mikrobiologi Kedokteran. Edisi Revisi. Binarupa Aksara. Jakarta. 39-51.Pelzcar, dan Chan. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press), Jakarta.Volk, Wesley, A., Margaret F. Whleer, 1998, Mikrobiologi Dasar, Erlangga, Jakarta.