sanggul konde pingkan dari sulawesi utara
DESCRIPTION
Sanggul TradisonalTRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga makalah kami yang berjudul SANGGUL UKEL KONDE dapat di selesaikan untuk memenuhi tugas akademik mata kuliah SANGGUL TRADISIONAL. Kami menyadari sepenuhnya atas kekurangan makalah ini. Oleh sebab itu kritik dan saran sangat kami butuhkan demi kesempurnaan makalah ini sehingga dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, baik sekarang maupun dimasa yang akan datang.
Semarang, Kamis, 4 September 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................................... x
Daftar Isi………………………………………………………………………………. xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………….. 11.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………. 11.3 Tujuan dan manfaat penulisan…………………………………………….. 11.4 Metode penulisan………………………………………………………….. 1
BAB II PEMBAHASAN
Asal usul dan sejarah sanggul…………………………………………………………. 2
Macam- macam sanggul………………………………………………………………. 2
Peralatan sanggul………………………………………………………………………. 3
Ornament/Hiasan sanggul……………………………………………………………… 3
Cara membentuk sanggul……………………………………………………………… 4
Filosofi tusuk konde…………………………………………………………………… 5
Busana yang dugunakan………………………………………………………………. 5
Perawatan sanggul…………………………………………………………………….. 6
Kesimpulan……………………………………………………………………………. 7
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………… 8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sanggul atau konde adalah rambut palsu maupun asli yang di bentuk bulat atau oval dan di tempel di bagian belakang maupun di atas kepala.
Sanggul sudah dikenal sejak jaman Mesir Kuno, di mana pada saat itu wanita Mesir Kuno memiliki kebiasaan mencukur bersih rambut di kepalanya, demi kepentingan acara keagamaan, serta pertimbangan kebersihan.
Karena orang-orang di Mesir Kuno sangat peduli pada estetika, mereka memilih mengenakan rambut palsu pada acara- acara tertentu, sehingga tetap terlihat cantik dan mempesona.
Di Jaman tersebut, sanggul tidak hanya terbuat dari rambut manusia saja, namun juga dibuat dari bulu hewan, serta serat daun palma.
Sanggul ukel konde adalah sanggul yang berasal dari daerah Solo Jawa Tengah. Pada awalnya masyarakat remaja dan dewasa putri.1.2 Rumusan Masalah
Untuk mengulas dan membahas mengenai SANGGUL UKEL KONDE,maka di perlukan subpokok bahasan yang di perlukan yang saling berhubungan, sehimgga penulis membuat rumusan masalah sbb :1. Asal usul dari sanggul dan macam dari sanggul itu2. Apa saja ornament dari sanggul itu dan filosofi tusuk konde itu apa ?3. Lalu apa busana yang digunakan juga bagaimana perawatan sanggul itu ?
1.3 Tujuan dan manfaat penulisan
Dari rumusan masalah di atas maka kita dapat mengambil tujuan sebagai berikut
1. Untuk mengetahui bagaimana asal usul sanggul dan macam sanggul itu2. Untuk mengetahui apa saja ornament atau hiasan sanggul juga filosofi tusuk konde itu3. Dan untuk mengetahui busana yang digunakan juga bagaimana perawatan dari sanggul
itu sendiri
1.4 Metode Penulisan
Penulis memakai metode studi literatur dan kepustakaan dalam penulisan makalah ini. Referensi makalah ini bersumber tidak hanya dari buku, tetapi juga dari media media lain seperti e-book, web, blog, dan perangkat media massa yang diambil dari internet
BAB IIPEMBAHASAN
1) Asal-Usul dan Sejarah Sanggul
Sanggul tradisional ukel konde ini sudah umum dipakai oleh para gadis dan
orang dewasa. Pada zaman dahulu bentuk sanggul ini kecil dan tempatnya agak di
atas kepala. Rambut kaum wanita pada zaman dahulu selalu panjang dan pada
waktu mereka akan pergi mandi atau berpergian rambutnya selalut dikonde.
Letaknya disebelah atas atau bagian puncak kepala dan bentuknya kecil bulat
menonjol.
Pada zaman Pakubuwono X, hamper semua segi kebudayaan mencapai titik
kesempurnaan, termasuk seni tata riasrambut. Oleh Karena itu bentuk sanggul
tradisional inipun semakin di sempurnakan sehingga bentuknya ada yang besar,
bulat telur (lonjong) atau gepeng (pipih). Letaknya tidak lagi di bagian atas
kepala, tetapi agak kebawah dan di lengkapi dengan sunggar pada kanan dan kiri
kepala di atas telinga, supaya kelihatan lebih luwes.
2) Macam-Macam Sanggul
a) Ukel Ageng Bangun Tulak
Sanggul resmi atau sanggul kebesaran ini bentuknya memanjang seperti kupu-
kupu tarung. Menurut kepercayaan suku Jawa, kupu-kupu yang hinggap
dirambut, terutama kupu-kupu kuning, merupakan perlambang bahwa rezeki
dan kebahagiaan akan datang. Untuk itu cara penggunaan sanggul:
Bagi putra-putri remaja, ukel ageng dipakai dengan pandan.
Bagi umum, ukel ageng dipakai dengan pandan dan dicampur dengan
bunga mawar serta kenanga.
Bagi putra-putri yang sudah bersuami, ukel ageng dipakai dengan bunga
mawar tulak melati.
Ukel Ageng Bangun Tulak cocok dipakai sehari-hari, pada situasi resmi,
dan pada dodotan kebesaran.
b) Sanggul Bokor Mengkurep
Sanggul in berbentuk bokor menelugkup dipakai untuk pengantin
c) Ukel Konde
Sanggul ini sering dipakai untuk acara resmi di Indonesia sekarang.
3) Peralatan Sanggul
a) Sisir sasak
b) Minyak rambut
c) Jepitan dan harnal
d) Harnet yang terbuat dari bahan nilon
e) Tali sepatu / karet
f) Cemara 100 cm.
4) Ornament / Hiasan Sanggul
a) Ukel konde mempunyai 2 hiasan tusuk konde yang terbuat dari kulit penyu.
Tusuk konde itu diletakkan pada kanan-kiri sanggul (rata dengan sanggul dan
tidak boleh menjorok ke luar). Di tengah-tengah sanggul (bagian atas) itu
diletakkan hiasan penetep (tusuk kecil). Pada sanggul orang dewasa kalangan
bangsawan dapat dipakai cunduk bunga hidup, biasanya berupa bunga melati,
di atas sanggul sebelah kiri. Cunduk yang diletakkan di atas sanggul sebelah
kanan, biasanya dipakai oleh penari atau pesinden. Pada sanggul wanita yang
masih gadis tidak boleh dipakai cunduk bunga hidup.
b) Ukel konde selalu dipakai atau diserasikan dengan kebaya pendek, kain wiron
dan selendang juga dipakai pemanis penampilan keseluruhan
5) Cara Membentuk Sanggul
Sanggul tradisional ini memerlukan rambut yang panjang dan untuk rambut yang
tidak panjang memerlukan cemara ;
a. Sebelum sanggul di bentuk, rambut harus diberi minyak agar mudah diatur.
b. Pada waktu membuat sunggar, pertama-tama rambut yang berada di kanan-
kiri kepala (diatas telinga) dinaikkan ke atas kemudian di jepit.
c. Rambut yang telah dinaikan di kanan-kiri kepala itu ditarik dengan ibu jari
atau dengan sisir lengkung hingga rambut berbentuk lengkungan atau berupa
sunggar.
d. Selanjutnya, rambut disisir ke belakang dan disatukan dan mengikatnya
dengan karet, tingginya lima jari tangan kita (diukur dengan guide line).
e. Kemudian, cemara diikatkan pada rambut yang telah diikat dengan karet itu
(letak rambut di atas cemara).
f. Rambut dan cemara disisir rapi, diberi minyak rambut, agak di pelintir sampai
kira-kira tiga perempat dari panjang cemara.
g. Dengan tangan kiri, dibentuk lingkaran pada tempat ujung rambut itu
diputarkan, agar karet tertutup.
h. Lingkaran yang ditangan kiri digeser ke tengah hingga membentuk ukel konde
yang diinginkan.
6) Filosofi Tusuk Konde
Tusuk konde tak cuma pemanis sanggul saja. Konon, ada makna yang terkandung di baliknya yakni kandungan nilai-nilai filosofis budaya bangsa.
Seperti diketahui, tusuk konde itu sudah ada berabad-abad lamanya. Alat yang umumnya digunakan sebagai penyanggah sanggul dan juga perhiasan pada sanggul. Dan, sanggul atau konde umumnya dipakai sebagai pelengkap berbusana daerah.
Keanekaragaman budaya bangsa Indonesia ternyata menghasilkan berbagai bentuk,desain, serta penggunaan bahan baku dalam pembuatan tusuk konde ini. Maka akan ditemui beragam tusuk konde yang mencirikan khas Indonesia.
Jika dicermati secara detail, desain serta bentuk fisik sanggul atau konde di seluruh daerah memiliki ciri khas tersendiri. Sepeti tusuk konde ‘Sirkan’ yang dipakai di Jawa Barat, Jawa Timur dan Aceh. Perbedaan jelas terlihat dari bentuk dan motifnya. Dimana motif maupun bahan yang digunakan umumnya sesuai dengan budaya dan kondisi masyarakat setempat.
Saat ini, tusuk konde tak cuma dikenakan saat menghadiri upacara adat, tapi saat-saat tertentu seperti ulangtahun, arisan, maupun untuk acara-acara non formal lainnya. Dengan demikian peminatnya tak cuma kaum wanita usia tertentu atau dari kalangan tertentu saja tapi bisa dari kalangan tua maupun muda. Buktinya, beberapa remaja yang berambut panjang, acap mengenakan tusuk konde sebagai penghias rambutnya.
7) Busana yang di gunakanBusana yang di gunakan untuk menyerasikan sanggul ;a. Busana kebaya pendekb. Kain wironc. Selendang untuk memperindah busana d. Slop dengan hak yang tidak terlalu tinggi sebagai alas kaki.
8) Perawatan Sanggul
Untuk merawat sanggul secara tradisional dipergunakan berbagai ramuan daun-daunan, antara lain ;a. Batang padi kering yang sudah di bakar dan direndam dalam air, yang kemudian
dijadikan bahan sebagai pengganti shampoo.b. Daun dadap serep di pakai untuk mendinginkan rambut.c. Air asam kawak dipakai untuk menghilangkan ketombe.d. Air santan dipakai untuk mengkilapkan, melemaskan dan menyuburkan rambute. Daun pandan atau daun mangkokan dicampur dengan minyak kelapa untuk membuat
minyak cem-ceman, guna memperlambat tumbuhnya uban, mengkilapkan rambut serta mengharumkan rambut.
Kesimpulan
Dengan membaca makalah ini di harapkan para pembaca mengetahui tradisi bangsa kita yaitu sanggul yang biasa di gunakan untuk acara resmi seperti Pernikahan dan sebagainya.Di makalah ini di bahas dari mulai sejarah dan asal usul dari sanggul itu sendiri sampai dengan cara perawatan untuk sanggul , semoga dengan membaca makalah ini para pembaca akan mengetahui dan mewariskan tradisi bangsa Indonesia yang harus di lestarikan dan tidak harus di lupakan.