sambungan kabel tipe ciut panas-syamsir abduh
DESCRIPTION
Dewasa ini,banyak penerapan teknologi isolasi pada berbagai macam peralatan listrik. Kemajuan ini seiring dengan teknologi pembuatan bahan isolasi tersebut guna memperoleh keandalan serta kemudahan dalam penggunaan dan pemasangannya. Diantaranya, penggunaan teknologi ciut panas, yang merupakan pemasangan bahan isolasi dengan proses penciutan melalui pemanasan pada bahan tersebut guna memperoleh hasil dengan ukuran yang tepat pada alat yang dipasangkan.TRANSCRIPT
SAMBUNGAN KABEL TIPE CIUT PANAS
Syamsir Abduh
Jurusan Teknik Elektro, FTI-Universitas TrisaktiJl. Kyai Tapa No 1 Jakarta, 11440
3.1 Teknologi Ciut Panas
Dewasa ini,banyak penerapan teknologi isolasi pada berbagai macam peralatan
listrik. Kemajuan ini seiring dengan teknologi pembuatan bahan isolasi tersebut guna
memperoleh keandalan serta kemudahan dalam penggunaan dan pemasangannya.
Diantaranya, penggunaan teknologi ciut panas, yang merupakan pemasangan bahan
isolasi dengan proses penciutan melalui pemanasan pada bahan tersebut guna
memperoleh hasil dengan ukuran yang tepat pada alat yang dipasangkan.
3.1.1 Materi Ciut Panas
Materi ciut panas pada dasarnya terbuat dari bahan polimer termoplastik yang
telah diikat silang dengan menggunakan energi radiasi yang tinggi. Jadi teknologi ciut
panas merupakan teknologi yang menerapkan ilmu kimia radiasi terhadap bahan
polimer.
Materi yang digunakan untuk pembuatan materi ciut panas adalah polimer
polyethylene (PE). Hal ini disebabkan karena polimer polyethylene mempunyai sifat
semi kristal. PE ini terdiri dari bagian-bagian yang berdekatan ( crytalline) dan bagian-
bagian yang renggang/kosong (amophous).
47
Gambar 3.1
Strktur polimer PE dengan titik-titik kristal
Titik-titik hitam yang terlihat pada gambar 3.1 merupakan titik-titik kristal,dimana satu
polimer PE digambarkan seperti benang yang berdekatan dengan benang polimer PE
yang lainnya. Proses pendekatan ini disebabkan karena adanya daya tarik antar molekul.
Dengan adanya titik-titik kristal inilah yang merupakan sumber utama kekuatan pada
bahan termoplastik yang konvensionil, seperti PE. Karena tanpa titik-titik kristal tersebut
bahan termoplastik seperti PE, akan selalu berbentuk cair (meleleh). Tetapi dengan
adanya gaya tarik antara molekul-molekul di titik kristal, maka gugusan molekul tersebut
menjadi kuat dan dapat berbetuk seperti zat padat.
Pada umumnya bahan termoplastik akan melunak serta mencair pada suhu yang
tinggi. Gejala pelunakan dan pencairan PE terjadi pada titik cair kristal (crystalline
melting point) pada PE tersebut, yaitu sekitar 121oC. Pada saat PE dipanaskan,kedudukan
kristal-kristal yang mengatur kekuatan gugusan molekul polimer PE, berangsur-angsur
akan hilang sedikit demi sedikit. Hilangnya titik-titik kristal pada molekul polimer PE
menyebabkan adanya pergeseran antara benang molekul yang satu dengan benang
molekul yang lainnya secara lilin. Karena pada suhu air tersebut,seluruh benang-benang
molekul PE tidak lagi terpegang oleh kristal. Jadi pada suhu 121oC tersebut, PE akan
berubah wujud dari bahan padat menjadi bahan cair namun kental.
48
Bila PE dalam wujud cair ini dihujani dengan radiasi dalam dosis dan energi yang
tinggi, maka akan terjadi suatu reaksi kimia, seperti pada gambar di bawah ini.
Gambar 3.2
Reaksi Pembentukan XLPE
Pada gambar 3.2 di atas,setelah polimer PE terkena sinar radiasi, maka salah satu atau
beberapa dari molekul karbon dioksida (CH2) pada polimer PE akan kehilangan satu
atom hidrogen (H). Hilangnya satu atom hidrogen pada molekul CH2 mengakibatkan
ikatan polimer PE menjadi tidak stabil. Sehingga molekul CH2 yang kehilangan satu atom
H tersebut akan mencari pasangan baru, yaitu sesama molekul CH2 yang kehilangan satu
atom H yang lainnya. Ikatan antara dua molekul ini dinamakan ikat silang (cross-link).
Dengan adanya ikat silang pada polimer PE, maka polimer ini dikenal dengan nama
polyethylene ikat silang (XLPE), dan dalam keadaan dingin titik-titik kristal bermunculan
kembali sehingga struktur XLPE seperti yang terlihat pada gambar di bawah.
49
Gambar 3.3
Struktur Polimer XLPE
Gejala ikat silang yang dialami PE, menciptakan suatu jaringan benang molekul
polimer PE yang kuat dalam bentuk tiga dimensi. Karena sambungan ikat silang ini jauh
lebih kuat dari sambungan kristal, maka bila XLPE dipanaskan di atas suhu cair kristal
(121oC), tidak akan meleleh dan mencair sehingga bentuknya tetap. Daya tahan terhadap
suhu panas ini, disebabkan karena pada suhu tersebut gugusan tersebut. Jadi pada suhu di
atas 121oC, sambungan-sambungan antara molekul hanya akan ditunjang oleh
sambungan ikat silang, karena pada suhu tersebut ikatan-ikatan sudah hilang/menguap.
Dilain pihak, bahan plastik XLPE tidak lagi meleleh, mencair atau menetes,
namun bahan tersebut akan melunak (seperti karet ) sehingga dapat dengan mudah di
bentuk menjadi bahan plastik yang berguna. Pada gambar di bawah ini ,akan di jelaskan
suatu proses pemuaian dan pembentukan bahan plastik XLPE menjadi materi ciut panas,
guna memenuhi kebutuhan yang diperlukan dalam peralatan listrik.
50
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 3.4
Proses pembentukan materi ciut panas
Gambar 3.4(a) menggambarkan polimer PE yang sudah mengalami proses ikat silang
(cross link) menjadi XLPE, dalam keadaan dingin. Kemudian XLPE tersebut dipanaskan
pada suhu di atas 121oC.dalam proses pemanasan ini, titik-titik kristal secara perlahan-
lahan akan menghilang dan tinggal hanya sambungan ikat silangnya saja, sehingga
molekul polimer XLPE menjadi kenyal seperti karet tetapi tetap tidak akan mencair,
seperti yang terlihat pada gambar 3.4(b). Lalu dilakukan proses pemuain/pemelaran dan
pembentukan pada XLPE yang telah kenyal tersebut. (gambar 3.4(c). Setelah dilakukan
proses pemelaran dan pembentukan, lalu dilakukan proses pendinginan. Dalam proses
pendinginan, titik-titik kristal bermunculan kembali dan perlahan-lahan polimer XLPE
yang kenyal menjadi kaku dan dingin, seperti yang terlihat pada gambar 3.4(d). oleh
karena bermunculan kembali titik-titik kristal tersebut,yang mempertahankan polimer
XLPE tetap dalam bentuk pemelaran walaupun dilakukan proses pendinginan.
51
Selama suhu sekitarnya dijaga agar tidak melebihi suhu cair kristal (121oC), maka
polimer XLPE yang sudah dibentuk ini dapat disimpan untuk selama-lamanya. Jadi
materi ciut panas ini tidak memiliki batas waktu atau batas suhu penyimpanan gudang.
Apabila polimer XLPE dalam bentuk muai dan dingin (seperti gambar 3.4(d)
dipanaskan kembali, maka proses tersebut di atas akan terulang mengikuti langkah-
langkah 3.4(d), dan 3.4(c) dan seterusnya kembali ke urutan semula. Gejala seperti
XLPE yang dapat berubah-ubah bentuknya sampai kembali ke bentuk semula dengan
kemampuan polimer termoplastik ikat silangnya, dikenal dengan nama gejala ”Ingatan
Elastis”
3.1.2 Penerapan Materi Ciut Panas pada Aplikasi Praktis
Penerapan materi ciut panas sebagai bahan isolasi pada peralatan listrik baru
dapat dilaksanakan setelah materi ciut panas tersebut di bentuk sesuai dengan peralatan
listrik yang dipasangkan. Hal ini disebabkan karena peralatan listrik mempunyai fungsi
dan ukuran yang berbeda. Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, polimer
yang telah diradiasikan (XLPE) dipanaskan pada suhu di atas 121oC sehingga menjadi
elastis dan mudah dibentuk guna memenuhi keperluan di atas. Melalui proses tekanan
,polimer yang sudah menjadi elastis tadi dirubah bentuknya sesuai dengan keperluan
(misalnya : dibuat supaya diameter selongsongnya membesar), sehingga sambungan-
sambungan ikat silang pada molekul-molekul polimer tersebut memuai. Kemudian bahan
polimer yang telah dimuaikan tersebut, didinginkan dan menjadi padat dalam bentuk
muai yang diinginkan seperti yang terlihat pada gambar di bawah.
52
Gambar 3.5
Proses pembuatan selongsong ciut panas
Biasanya dalam pembuatan materi/isolasi ciut panas ini, disertai dengan bahan
perekatan yang dilapisi pada bagian dalam bahan isolasi ciut panas. Bahan perekat ini
dibuat secara khusus agar dapat menyekat air, mencegah pengkarata dan menambah
kekuatan pegang isolasi ciut panas dengan peralatan listrikyang di pasangkan.
Bahan perekat yang di pra-lapis (pre-coated) pada isolasi ciut panas, dirancang
agar dapat meleleh dan mencair pada suhu di atas 121oC. Suhu tersebut merupakan titik
cair kristal pada materi ciut panas, yang sekaligus merupakan suhu penciutan isolasi ciut
panas. Karena selubung isolasi ciut panas yang sedang menciut membawa tekanan ciut
yang cukup besar (jejak ingatan elastis), maka perekat yang cair akan mengisi semua
celah-celah dan rongga-rongga yang kosong pada permukaan rekat. Sewaktu selubung
ciut panas selesai menciut dan mengalami proses pendinginan, maka perekat cairakan
membeku menjadi zat padat yang melekat dengan kuat serta kedap air.
53
3.1.3 Langkah-langkah Pemasangan Sambungan Kabel Tipe Ciut Panas
1. Pasang konektor menghubungkan penghantar kedua ujung kabel. Pres dengan alat pengepres hidraulik (crimping tool). Bersihkan tonjolan logam tajam yang timbul akibat pengepresan.Gambar 3.6 (a)
2. Lilitkan pita mastic kuning panjang, mengisi celah-celah antara konektor dan isolasi, sampai diameter pengisi celah sama dengan diameter isolasi inti kabel. Lilitkan juga pita mastik kuning panjang menutupi konektor mulai dari 5mm di atas isolasi sebelah kiri sampai 5 mm diatas isolasi sebelah kanan. Pelilitan dilakukan sambil ditarik sehingga lebar mastic kuning menjadi kurang lebih 50%, dan menjadi tipis sehingga lilitannya halus. Tumpang tindih lilitan sekitar 50%. Gambar 3.6 (b)
3. Lilitkan pita mastic kuning pendek pada ujung screen semikonduktip, 10mm menutupi screen semikonduktip dan 10mmm menutupi isolasi. Lilitkan pula pada ujung screen tembaga , 10mm menutupi screen tembaha dan 10mm menutupi screen semikonduktip. Pelilitan pita mastic kuning pendek ini dilakukan sambil ditarik hingga lebarnya menjadi 50% dan menjadi lebih tipis, sehingga lilitannya halus.
Gambar 3.6 (c ).
4. Oleskan sedikit minyak silicon pada permukaan isolasi kemudian ratakan dengan tangan yang bersih. Gambar 3.6 (d).
5. Geser kedudukan selongsong pengendali stress (hitam), sampai simetris terhadap konektor. Panasi mulai dari bagian tengah secara merata sampai selongsong tersebut menciut seluruhnya.Gambar 3.6(e).
6. Lilitkan satu kali lilitan pita mastic merah pada ujung-ujung pengendali stress (hitam) yang sudah diciutkan .Gambar 3.6 (f).
7. Geser selongsongan isolasi (merah) hingga menutupi selongsongan pengendali stress yang sudah dipasang sebelumnya, kemudian ciutkan secara merata mulai dari bagian tengahnya, selanjutnya sampai ke bagian ujung-ujungnya. Gambar 3.6 (g)
8. Lilitkan satu kali pita mastic merah pada ujung-ujunng selongsong isolasi (merah) yang sudah diciutkan. Gambar 3.6(h)
54
9. Geser selongsong isolasi berlapis screesn (merah dan hitam) hingga menutupi selongsong isolasi (merah) yang sudah diciutkan sebelumnya. Ciutkan mulai dari tengah, berangsur-angsur secara merata sampai ke kedua ujungnya. Gambar 3.6(i)
10. Solderkan pita anyaman tembaga berlapis timah putih pada screen tembaga masing-masing inti kabel, sehingga screen tembaga inti-inti kabel A dan B terhubung. Bila pita ini terlalu panjang, boleh dipotong sesuai dengan kebutuhan. Gambar 3.6 (j)
11. Lilitkan jaring screen tembaga berlapis timah menutupi pita anyaman tembaga berikut selongsong-selongsong yang sudah diciutkan tadi, dengan tumpang tindih pelilitan 50%.
Gambar 3.6(k)
12. Lilitkan pita masuk merah menutupi ujung armo : kabel, sebagian menutupi selubung luar dan sebagian menutupi selubung dalam.
13. Pasang armor (susunan pita baja pelindung mekanis ) menutupi selubung kabel, dengan lapisan alumuniumnya di sebelah dalam. Ujung-ujungnya harus tumpang tindih dengan armor kabel. Ikat ujungnya dengan klem pengikat armor. Lilitkan pita (PVC) kain katun pada klem pengikat armor dan dua titik di tengah armor sehingga bentuk sambungan rapih (streamline). Tutup ujung-ujung armor (sekitar 40mm) dengan pita mastic merah. Gambar 3.6(l).
14. Buang plastik pelindung perekat di bagian dalam lembaran selongsong luar pelindung keseluruhan sambungan. Gambar 4.6(m )
15. Pasang lembaran selongsong luar melingkupi seluuruh sambungan. Katupkan lembaran ini dengan menggunakan klip penyambung rel. (seluruhnya ada 2 buah klip). Gambar 3.6(n)
16. Ciutkan selongsong luar penutup keseluruhan sambungan, penciutan ini dimulai dengan pemanasan bagian tengah selongsong dan diteruskan secara merata sampai ke kedua ujungnya. Gambar 3.6(o).
17. Biarkan sambungan mendingin sendiri sampai sama dengan temperatur sekitarnya, dan baru setelah itu boleh digerak-gerakkan. Gambar 3.6 (p).
55
Gambar 3.6 Langkah-langkah Penyambungan Kabel Tipe Ciut Panas
56
5mm 5mmArah pengepresan
(a).Pemasangan Konektor (b). Pengujian Pita Mastik
(c). Pelilitan Pita Mastik (d). Pengolesan Minyak Silikon
(e). Penggeseran Kedudukan (f).Pelilitan pita mastik merah
selongsong pengendali stress pada ujung-ujung selongsong
(hitam) isolasi
57
ScreenSemikonduktip
Isolasi
Mastik Kuning
Screen Tembaga
10 10 10 10
(g). Penggeseran selongsong isolasi (h).Pelilitan pita mastik merah pada (Merah) ujung-ujung selongsong isolasi
(merah).
Gambar 3.6 Langkah-langkah Penyambungan Kabel Tipe Ciut Panas
3.1.4 Sambungan Transisi (Hetero Joint )
Sebelum pemasangan sebaiknya dilakukan pemeriksaan secara visual terhadap komponen-komponen yang diperlukan dalam sambungan transisi (tipe IJKA 15-/240-SOD), antara lain :
58
Tabel 3.1. Komponen-komponen sambungan transisi tipe IJKA 150/240 SOD
No. Nama Komponen Jumlah
1Selongsong pencegah rembesan minyak
(bening) 3 buah2 Selongsong konduktif (hitam) 3 buah3 Pita mastik kuning panjang 9 buah4 Celana kabel konduktif 1 buah5 Konektor 3 buah6 Pita mastik kuning pendek 6 buah7 Pita perekat (merah) 7 buah8 Minyak Silikon 3 sachet9 Selongsong pengendali stress (hitam) 3 buah
10 Selongsong isolasi (merah) 3 buah
11Selongsong isolasi berlapis screen
(merah/hitam) 3 buah12 Pita anyaman tembaga lapis timah 3 buah13 Jaring screen tembaga lapis timah 3 buah14 Armor pelindung kabel 1 lembar15 Klem pengikat armor 2 buah16 Kawat pengikat screen tembaga 2 gulung Kawat pengikat armor 2 buah
17 Pita kain katun 1 rol
18Selongsong luar pelindung keseluruhan
sambungan 1 lembar19 Rel penjepit selongsong luar 3 buah20 Klip penyambung rel 2 buah21 Cairan pembersih (TCE) + lap 1 set22 Ampelas 2 buah23 Timah Solder 1 gulung
59
3.1.5 Persiapan Kabel untuk Sambungan Tipe IJKA 150/240 – SOD
Dikarenakan penyambungan transisi menyambungkan antara dua jenis kabel yang berbeda, maka persiapan kabel untuk penyambungan juga terbagi dua.
a. Persiapan Kabel Plastik (XLPE) :
1. Atur kedudukan kedua ujung kabel (kabel XLPE dan kabel PILC) sehingga sejajar, dengan tumpang tindih sekitar 150mm, buat tanda / garis di tengah-tengah bagian tumpang tindih, dan potong kedua ujung kabel di titik tersebut. Gambar 3.7(a).
2. Kupas selubung luar kabel A (XLPE) sepanjang 900mm diukur dari ujung kabel. Gambar 3.7(b).
3. Potong armor kabel A sepanjang 50mm dari ujung kupasan selubung luar kemudian ikat ujungnya dengan kawat pengikat armor. Gambar 3.7(c).
60
4. Kupas selubung dalam kabel A sepanjang 20 mm dari ujung armor, hati-hati jangan sampai melukai atau merusak screen tembaga. Buang bahan pengisi (filler) yang ada di antara inti kabel. Gambar 3.7(d).
5. Potong dan kupas screen tembaga pada masing-masing inti kabel A sepanjang 210mm dari ujung kabel, lalu ikat ujungnya dengan kawat pengikat screen tembaga. Ujung potongan harus rata, tidak boleh tajam/ bergerigi. Gambar 3.7(e).
6. Potong dan kupas screen semikonduktip sepanjang 30mm dari ujung screen tembaga. Ujung potongan harus rata dan pada saat pemotongan, isolasi tidak boleh terluka atau tergores. Gambar 3.7 (f).
7. Kupas ujung isolasi masing-masing inti kabel A sepanjang setengah panjang konektor ditambah maksimum 5 mm. Gambar 3.7(g).
61
(a). Penggeseran selongsong isolasi (b).penyolderan pita anyaman tembagaBerlapis screen (merah & hitam) berlapis timah putih pada screen.
© pelilitan jarring screen tembaga (d).pemasangan armor menutupi selubung kabel
dengan lapisanAlumunium.
(e).Pembuangan plastik pelindung (f).Pemasangan lembaran selongsongPerekat di bagian lembaran selongsong luar melingkupi seluruh sambunganluar
62
RelPlastik Pelindung
Klip penyambung
Raychem
(g). penciutan selongsong luar (h). dibiarkan sambungan
mendingin Keseluruhan sambungan
sendiri sampai sama dengan
temperatur sekitarnya
3.1.6 Menghitung Luas Konektor
Persamaan 3.1 digunakan untuk menghitung luas konektor
C=( ) x 100 (3.1)
Luas awal adalah luas konektor dan luas penghantar kabel, sebelum dilakukan pengepresan.
Luas awal = Luas Konektor + Luas Penghantar Kabel
= x (D12 - Dd2) + n x x D2
= x [ D12 – Dd2 + (n x D2)] (3.2)
Dimana: D1 = Diameter luar konektor sebelum dipres (mm) Dd = Diameter dalam konektor sebelum dipres (mm) N = Jumlah penghantar kompak kabel D = Diameter setiap penghantar kompak (mm)
Luas akhir adalah luas konektor beserta penghantar kabel setelah dilakukan pengepresan. Pengepresan dilakukan dengan menggunakan dies yang berbentuk heksagonal, dimana luas permukaan heksagonal tersebut adalah luas akhir pengepresan:
Luas Akhir = Ds2 Sin (3.3)
63
Dimana Ds = Ukuran dies pengepresan (mm)
Gambar 3.8Ukuran dies konektor setelah dipres
Dari persamaan (3.2) dan (3.3), maka persamaan (3.4) menjadi :
C = { 1 - } x 100 (3.4)
Dimana: C= Konstanta pengerutan konduktor kabel setelah dipres, yang besarnya tergantung dari jenis materi penghantarC>15% (Untuk penghantar kompak, alumunium)C>10% (Untuk penghantar kompak, tembaga) Sebagai contoh:
Gambar 3.9Konektor tipe 150/240 mm²
Konektor yang dipakai pada sambungan ciut panas berukuran 240 mm², mempunyai diameter luar 25 mm dan diameter dalam 16,5 mm. Digunakan untuk menyambung penghantar kompak NA2XSEFGbY. Jika dilihat dari karakteristik mekanikalnya, kabel tersebut memiliki harga n=34 dan D=3,14 mm, maka berapa ukuran dies konektor yang sesuai.Oleh karena kabel NA2XSEFGbY, berpenhantar kompak dan terbuat ari alumunium,
maka konstanta C diambil sebesar 16%.
64
C= { } x 100
16%= { } x 100
0,16=(
=0,84
Ds²x0,866=459,552Ds²=530,66Ds=23,03
Maka konektor tersebut mempunyai dies sebesar 23,03 mm.
3.1.7 Intruksi Umum Penyambungan
Pada saat pemasangan sambungan ciut panas, para penyambung/jointer harus memperhatikan intruksi-intruksi di bawah ini sebelum melakukan proses penciutan pada bagian-bagian sambungan yang terbuat dari bahan ciut panas:
1. Gunakan gas LPG, propane atau butane sebagai bahan bakar, jangan menggunakan minyak tanah
2. Atur alat pembakar (brander) untuk mendapatkan api yang berwarna biru dengan ujung api yang berwarna kuning, hindarkan penggunaan api biru yang runcing pada brender.
3. Brender diarahkan menuju arah penciutan.
4. Api harus disapukan secara merata untuk menghindari pemusatan panas.
5. Bersihkan minyak yang mungkin menempel pada permukaan yang akan tertutup perekat.
6. Selongsong-selongsong yang disuplai tidak boleh dipotong (dikurangi).
7. Penciutan selongsong dimulai dari bagian tengah, selanjutnya menuju tepi-tepi selongsong. Hal ini dilakukan guna mencegahterperangkapnya udara di dalam selongsong.
65
8. Penciutan selongsong harus merata di sekeliling tempat penciutan dimulai, kemudian barulah penciutan diteruskan melaju ke tempat berikutnya.
9. Selongsong yang diciutkan harus rata tidak boleh berkerut.
3.1.8 Sambungan Sejenis (Straight Joint)
Sebelum melakukan pemasangan, para jointer sebaiknya melakukan pemeriksaan visual terhadap komponen-komponen yang diperlukan dalam penyambungan antara dua kabel yang sejenis (tipe IJKA 150/240-SO). Komponen-komponen tersebut antara lain:
Tabel 3.2 Komponen-komponen sambungan tipe IJKA 150/240-SONo Nama Komponen Jumlah
1 Konektor 3 buah2 Pita mastik kuning panjang 6 buah3 Pita mastik kuning pendek 12 buah4 Minyak silikon 3 sachet5 Pita mastik merah 12 buah6 Selongsong pengendali stress (hitam) 3 buah7 Selongsong isolasi (merah) 3 buah8 Selongsong isolasi barlapis screen (merah/hitam) 3 buah9 Pita anyaman tembaga lapis timah 3 buah
10 Jaring screen tembaga lapis timah 3 buah
11 Selongsong luar pelindung keseluruhan sambungan 1 lembar
12 Kawat pengikat screen tembaga 2 gulung Kawat pengikat armor 1 gulung
13 Pita ampelas 2 buah14 Timah solder 1 gulung15 cairan pembersih (TCE) + lap 1 set16 Armor (susunan pita baja) pelindung mekanis 1 lembar17 Klem pengikat armor 2 buah18 Pita kain katun 1 rol19 Rel penjepit selongsong luar 3 buah20 Klip penyambung rel 2 buah
a. Persiapan kabel untuk Sambungan Tipe IJKA 150/240-SO (XLPE-XLPE)1. Atur kedudukan dua ujung kabel yang akan disambung hingga sejajar, dengan tumpang
tindih sekitar 150 mm, buat tanda (garis) di tengah-tengah bagian yang tumpang tindih seperti gambar 3.10(a), dan potong kedua ujung kabel di titik tersebut.
2. Kupas selubung luar ujung kabel A sepanjang 900 mm. Gambar 3.10 (b)
66
3. Kupas selubung luar ujung kabel B sepanjang 600 mm. Gambar 3.10(c )
4. Potong dan kupas armor kabel A dan B sepanjang 50 mm dari kupasan selubung kabel, seperti gambar 3.10(d). Ikat ujungnya dengan kawat pengikat armor.
5. Kupas selubung dalam kabel A dan B sepanjang 20 mm dari ujung armor, seperti gambar 3.10(e). Pengupasan dilakukan secara hati-hati, jangan sampai melukai atau merusak screen tembaga.
6. Buang bahan pengisi (filter) yang ada di antara inti kabel.
7. Potong dan kupas screen tembaga masing-masing inti kabel A dan B sepanjang 210 mm dari ujung kabel. Gambar 3.10 (f). Tepi potongan harus rata dan tidak tajam (bergerigi).
8. Ikat tepi screen tembaga dengan kawat tembaga yang disediakan.
9. Potong dan kupas screen semikonduktip sepanjang 30 mm dari ujung screen tembaga. Gambar 3.10(g). Ujung potongan screen semikonduktip harus rata, dan perhatikan alat pemotong agar tidak menggores atau melukai permukaan isolasi pada saat pemotongan.
10. Kupas ujung-ujung isolasi masing-masing inti kabel A dan B sepanjang setengah panjang konektor ditambah maksimum 5 mm. Gambar 3.10 (h).
11. Tempat berturut-turut selongsong pengendali stress (hitam), selongsong isolasi (merah), selongsong isolasi berlapis screen (merah dan hitam) pada masing-masing inti kabel A (kabel yang kupasan luarnya lebih panjang).
Atur kedua ujung kabel hingga sejajar
Kupas selubung luar kabel A
67
Kupas selubung luar kabel B
Kupas armor kabel A dan B
Kupas selubung dalam kabel A dan B
Kupas screen tembaga masing-masing inti kabel A dan B
Potong dan kupas screen semikonduktip
Kupas ujung-ujung isolasi masing-masing inti kabel A dan B
Gambar 3.10Persiapan kabel untuk penyambungan tipe IJKA 150/240-SO (XLPE-XLPE)
Jika dilihat secara keseluruhan, maka konstruksi persiapan kabel adalah seperti gambar di bawah ini:
68
Gambar 3.11Konstruksi persiapan kabel untuk sambungan tipe IJKA 150/240-SO secara
keseluruhan
69