saad alergi obat akper pemkab muna
TRANSCRIPT
DOSEN : SAAD ABDUH, S.Kep, M.Kes
TUGAS : INDIVIDU KMB 1
OLEH
NAMA : NYOMAN SUDIARJANE
NIM : 11.11 .948
TINGKAT : 2 B (DUA B)
KATA PENGANTAR
1
Syukur Alhamdulilllah saya hantarkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Hidayahnya yang diberikan kepada saya sehingga dapat
merampungkan tulisan ataupun makalah yang menjadi tugas individu
Makalah ini merupakan salah satu tugas pada mata kuliah KMB I (konep medikal
bedah) dengan dosen Saad Abduh, S.Kep, M.Kes. yang dipercayakan kepada saya yang pada
dasarnya mengulas tentang “Alergi Obat” yang secara garis besarnya mengulas tentang
pengertian,prevelensi, faktor, gambaran klinis, patofisiologis, penyebab, pengobatan dan
pencegahannya.. Saya menyadari bahwa dengan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan
yang saya miliki, materi ulasan yang saya sajikan masih jauh dari kesempuranaan dalam hal
ini masih sangat sederhana sehingga tentunya tak akan luput dari kesalahan dan kehilafan.
Oleh karena itu, saya menghargai segala bentuk masukan dan kritik dari rekan-rekan ataupun
pihak lain untuk lebih membangun dan menyegarkan wawasan yang lebih bijaksana di
tengah-tengah perkembangan ilmu pengetahuan yang kompetitif Dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat sebagaimana yang saya harapkan.
Raha, oktober 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR .......................................................................................
DAFTAR ISI ......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................
A. Latar Belakang ......................................................................................
B. Rumusan Masalah .................................................................................
C. Tujuan ...................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORITIS .......................................................................
A. Defenisi .................................................................................................
B. Prevelensi ..............................................................................................
C. Faktor ....................................................................................................
D. Gambaran klinis ....................................................................................
E. Patofisiologis ........................................................................................
F. Pentebab ................................................................................................
G. Pengobatan ............................................................................................
H. Pencegahan ...........................................................................................
BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................
BAN IV PENUTUP ...........................................................................................
A. Kesimpulan ...........................................................................................
B. Saran .....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
3
A. Latar Belakang
Alergi adalah suatu reaksi sistem kekebalan tubuh (imunitas) terhadap suatu
bahan/zat asing (alergen). Bentuk reaksi itu macam-macam, bisa berbentuk ruam
kemerahan, penyumbatan (kongesti), pilek, bersin, radang mata, asma, shock atau
bahkan kematian (jarang terjadi).
Alergi sangat dipengaruhi oleh sistem kekebalan tubuh. Normalnya sistem kekebalan
tubuh dirancang untuk melawan bakteri, jamur, virus dan benda asing lainnya. Namun
dalam kenyataannya sistem kekebalan tubuh menimbulkan reaksi yang berlebihan
pada benda asing. Reaksi yang berlebihan oleh sistem kekebalan tubuh terhadap
benda asing ini menimbulkan alergi.
B. Rumusan Masalah
Adapn permasalahan yang di angkat dalam pembahasan ini yaitu agar kita
mengetahui bagaimana konsep penyakit pada sistem imunitas khususnya berhubungan
dengan alergi obat yang mengacu kepada pengertian,prevelensi, faktor, gambaran
klinis, patofisiologis, penyebab, pengobatan dan pencegahannya.
C. Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana gangguan sistem imunitas pada klien yang mengalami alergi obat dapat Membantu meningkatkan pengetahuan kami tentang KMB ( konsep medikal bedah), tentang sistem imunitas yang mengacu pada pengertian,prevelensi, faktor, gambaran klinis, patofisiologis, penyebab, pengobatan dan pencegahannya. Sehingga kami dapat mengaplikasikanya dalam masyarakat yang berhubungan dengan keperawatan, serta dapat mengaplikasikanya dalam ilmu keperarawatan
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
4
A. Defenisi
Alergi Obat adalah suatu keadaan di mana tubuh mengalami gangguan
kepekaan yang diakibatkan dari obat-obatan yang masuk ke dalam tubuh. Jika
kondisi fisik kita tidak prima maka kita akan gampang sakit sebagai akibat dari
berbagai macam perubahan yang mengiringi pergantian musim seperti perubahan
suhu udara dan sebagainya.
Alergi juga bisa terdapat menjadi berbagai macam Alergi yang terjadi sebagai
adanya rangsangan terhadap fisik yang bisa berupa Alergi terhadap udara dingin,
Alergi terhadap udara panas, cahaya matahari, Alergi terhadap makanan serta Alergi
terhadap debu – debu yang masuk ke dalam tubuh.
Alergi obat terjadi karena tubuh seseorang sangat sensitif sehingga bereaksi
secara berlebihan terhadap obat yang digunakan. Tubuh berusaha menolak obat
tersebut, namun reaksi penolakannya amat berlebihan sehingga merugikan tubuh
sendiri. Reaksi itu bisa berupa gatal, sesak napas, penurunan tekanan darah, reaksi
kulit disertai kelainan pada selaput lendir saluran cerna, sindrom Stevens-Johnson
pada saluran napas dan kemaluan.
Beberapa alergi obat hilang dengan sendirinya beberapa waktu. Tetapi setelah anda
memiliki reaksi alergi terhadap obat-obatan, anda mungkin akan selalu menjadi alergi
obat. Anda juga bisa alergi obat-obatan lainnya yang seperti itu. Alergi obat
merupakan salah satu jenis berbahaya, atau Adverse, reaksi narkoba. Gejala dan
perawatan dari berbagai jenis Adverse reaksi berbeda.
Risiko alergi obat meningkat pada orang yang memiliki bakat alergi atau dalam istilah
5
kedokteran disebut denganatopi. Untuk menghindari terjadinya alergi obat, perlu kerja
sama antara pasien dan dokter. Pasien harus mengemukakan pengalamannya
menggunakan obat selama ini, apakah obat tertentu membuat tubuh alergi atau
dicurigai menimbulkan alergi.
B. Manisfestasi Klinis
Gejala alergi dapat mulai dari yang ringan hingga yang berat. Gejala alergi
yang ringan dapat berupa bersin – bersin, hidung meler, gatal – gatal baik bersifat
lokal atau seluruh tubuh, hidung mampet dan gejala alergi lainnya. Gejala alergi dapat
dapat terlihat pada kulit, mata, hidung, paru-paru dan perut, tergantung pada jenis
alerginya. Gejala-gejala alergi obat bisa mulai dari ringan ke sangat serius adalah:
a. hives atau welts, ruam, blisters, atau masalah kulit disebut eksim. Ini adalah yang
paling umum gejala alergi obat. Lihat gambar kulit yang disebabkan oleh reaksi
alergi obat.
b. Batuk, wheezing, Hidung, dan kesulitan bernapas.
c. demam.
d. kulit melepuh dan mengelupas. Masalah ini disebut racun berhubung dgn kulit
necrolysis, dan dapat membawa maut jika tidak dirawat.
e. Anaphylaxis, yang merupakan reaksi paling berbahaya. Dapat membawa maut,
dan Anda akan memerlukan perawatan darurat. Gejala, seperti hives dan kesulitan
bernapas, biasanya muncul dalam waktu 1 jam setelah minum obat, reaksi cepat
tanpa perawatan, Anda dapat masuk ke shock.
Gambaran lain yang menandakan adanya alergi obat :
1. Adanya penonjolan kemerahan, seperti orang terkena caca
2. Adanya biduran
3. Adanya kemerahan pada kulit yang disertai dengan sisik kulit.
6
4. Adanya perdarahan dalam kulit, seperti kemerahan pada penderita demam
berdarah dengue.
5. Adanya radang pada pembulih darah (vaskulitis)
6. Adanya rekasi kemerahan karena kontak dengan sinar matahari
7. Adanya penonjolan bernanah seperti jerawat
8. Kelainan lain gawat darurat, seperti kulit seperti terbakar yang dalam klinik
disebut nekrolisis epidermal toksik
Gejala alergi yang berbahaya : rekasi anafilaksis
Reaksi alergi yang sangat berbahaya adalah gejala anafilaksis, gejalanya dapat
berupa shock berupa tekanan darah secara tiba – tiba dan cepat sehingga
membahayakan nyawa si penderita, kepala pusing dan sang penderita terlihat
sangat cemas sehingga perlu penanganan yang cepat dan harus segera di bawa
ke klinik atau RS. Gejala alergi anafilaksis paling sering terjadi pada gigitan
serangga dan alergi obat tertentu namun reaksi anafilaksis akibat minum obat
tersangat jarang terjadi.
C. Diagnosis
Normalnya benda – benda asing yang masuk ke dalam tubuh bisa diidentifikasi
dengan aman dan dapat diabaikan. Alergi terjadi jika sistem kekebalan tubuh salah
mengidentifikasi benda asing sehingga benda asing itu dianggap sebagai ancaman.
Karena di anggap ancaman maka sistem kekebalan tubuh akan mengeluarkan
berbagai macam zat dan antibody untuk melawan benda asing tersebut. Zat dan
senyawa yang dihasilkan oleh sistem kekebalan tubuh untuk melawan benda asing
yang masuk ke dalam tubuh menimbulkan gejala – gejala alergi bagi tubuh penderita.
Benda asing yang menyebabkan alergi disebut sebagai alergen. Sistem kekebalan
7
tubuh yang berperan dalam proses terjadinya alergi adalah IgE (immunoglobulin E).
Seseorang akan mudah menderita alergi jika orang tersebut ada riwayat keturunan
alergi.
D. Penyebab
Pada dasarnya hampir semua obat, makanan, atau apapun yang Anda
konsumsi dapat berpotensi menimbulkan alergi. Setiap orang memiliki jenis alergi
yang berbeda-beda. Namun, dari Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI
menyebutkan obat yang yang sering menimbulkan alergi adalag antibiotika penisilin
dan turunannya (ampisilin, amoksisilin, kloksasilin), antibiotika sulfonamide, obat
antidemam dan antinyeri (seperti asam salisilat, parasetamol, dll).
Obat apapun dapat menyebabkan reaksi alergi. Beberapa yang umum adalah:
1. Penicillins (seperti nafcillin, ampicillin atau amoxicillin). Jenis obat-obatan yang
paling menyebabkan alergi obat.
2. Sulfa obat-obatan.
3. barbiturates.
4. Insulin.
5. Vaksin.
Vaksin adalah sebuah senyawa antigen yang berfungsi untuk meningkatkan
imunitas tubuh terhadap virus dengan menghasilkan antibodi. Vaksin terbuat dari
virus yang telah dimatikan atau "dilemahkan" dengan menggunakan bahan-bahan
tambahan lainnya seperti formalaldehid, thymerosal dan lainnya. Sedangkan vaksinasi
adalah suatu usaha memberikan vaksin tertentu ke dalam tubuh untuk menghasilkan
sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit/virus tersebut. Tanda alergi yang biasa
dialami oleh seseorang yang diberi vaksin adalah demam.
Sistem kekebalan mengenali partikel vaksin sebagai agen asing, menghancurkannya,
8
dan "mengingat"-nya. Ketika di kemudian hari agen yang virulen menginfeksi tubuh,
sistem kekebalan telah siap:
a. menetralkan bahannya sebelum bisa memasuki sel dan
b. mengenali dan menghancurkan sel yang telah terinfeksi sebelum agen ini dapat
berbiak.
6. Anticonvulsants.
7. Obat untuk Hyperthyroidism.
risiko tinggi
a. Allopurinol
b. Sulfamethoxazole
c. Sulfamediazine
d. Sulfapyridine
e. Sulfadoxine
f. Sulfasalazine
g. Carbamezepine
h. Lamotrigine
i. Phenobartbital
j. Phenytoin
k. Phenylbutazone
l. Nevirapine
m. Oxicam NSAIDs
n. Thiacetazone
Resiko rendah
a. Acetic Acid NSAIDS
b. Aminopenicilins
9
c. Cephalosporinsquinolones
d. Cyclins
e. Macrolides
Cukup aman
a. Paracetamol(acetaminophen)
Paracetamol adalah suatu senyawa Acetazolamida dari Pirlideniadan termasuk
salah satu nootropikagen yang berpengaruh pada susunan syaraf pusat.
Biasanya akibat darimeminum paracetamol ini tidak mengalami reaksi
alergi,jadi cukup aman.
b. Pyrazolone analgesics
c. Corticosteroid
d. Sertralin
Tak berisiko
a. Aspirin
b. Sulfonylurea
c. Thiazide diuretics
d. Aldactone
e. Calcium channel blockers
f. Statins
g. Hormon
h. Vitamin
Jika Anda alergi salah satu obat-obatan, Anda mungkin alergi lain seperti itu.
Misalnya, jika Anda alergi penisilin, Anda mungkin juga alergi sama obat-obatan
seperti cephalosporins (cephalexin atau cefuroxime, misalnya).
10
E. Pengobatan Dan Pencegahan
a. Pengobatan
Hal terbaik yang dapat Anda lakukan untuk alergi obat adalah untuk berhenti
meminum obat yang menyebabkan alergi, dan bicara dengan dokter untuk melihat
apakah Anda dapat menggunakan jenis obat lain yang dapat dikonsumsi tanpa
timbul alergi.
a. Jika pasien memiliki reaksi alergi yang mengancam hidup pasien, dokter harus
memberikan epinephrine. Jika pasien mengalami kesulitan bernapas atau jika
mulai mendapatkan hives. Dokter perlu mengambil obat-obatan lainnya,
seperti antihistamines steroid dan obat-obata, dan meletakkan obat-obatan ini
secara langsung ke dalam pembuluh darah (IV).
b. Jika pasien memiliki reaksi alergi ringan, over-the-counter antihistamines
gejala dapat membantu pasien. Namun memiliki efek ngantuk.
c. Jika dokter tidak dapat mengubah obat, dokter dapat mencoba metode yang
disebut desensitization.
1. Pertama yang harus dilakukan adalah mulai mengambil jumlah kecil obat
yang menyebabkan reaksi .
2. Secara perlahan-lahan tingkatkan jumlah dosis pemakaian. Hal ini
memungkinkan pasien mendapatkan sistem kekebalan "digunakan untuk
mendapatkan" obat. Setelah inipasien dapat dipastikan tidak lagi memiliki
reaksi alergi.
Dokter akan mempertimbangkan antara dua jenis obat yaitu untuk
memberikan efek :
a. sistemik (ke selutuh tubuh)
11
b. hanya topikal (setempat).
Tentunya ini berdasarkan kebutuhan dari pasien dan keadaan pasien.
Obat yang termasuk sistemik adalah obat jenis kortikosteroid yang diberikan
secara diminum, misalnya obat prednison. Dokter juga dapat memberikan obat
antihistamin untuk meredakan rasa gatal.
Pengobatan topikal juga bergantung pada keadaan kulit, apakah kering atau
basah. Jika kering dapat diberikan bedak salisilat. Jika basah akan diberikan
kompres dengan larutan salisilat.
Sebenarnya, penyakit ini dapat disembuhkan apabila kita mampu mengetahui
obat apa atau zat apa yang menyebabkan alergi ini. Akan tetapi terdapat
keadaan tertentu seperti nekrolisis epidermal toksik dan sindrom Steven
Johnson, yang dapat mematikan. Hal ini kembali pada bagaimana kualitas dari
reaksi tubuh tersebut kepada obat yang dipakai.
Pendekatan terhadap alergi saat ini sudah sangat maju. Dari obat-obatan sampai
lewat imunoterapi , alergi obat ini dapat diatasi bila kita mengetahui jenis-jenis
obat.
Obat alergi yang terbaik adalah dengan mencegah alergi tersebut dengan
menghindari alergen/benda yang diketahui menyebabkan alergi. Jika telah
terjadi alergi maka diperlukan obat untuk mengurangi gejala alergi yang terjadi.
Obat alergi yang sering diberikan oleh dokter adalah antihistamin dan
kostikosteroid. Kedua jenis obat tersebut banyak tersedia di apotik namun tetap
harus berdasarkan resep dokter.
Pengobatan gejala alergi yang parah memerlukan pengobatan immunotherapy
oleh dokter ahli alergi dengan memberikan suntikan dari allergen kepada
penderita dengan tujuan membangun ketahanan tubuh terhadap allergen
12
tersebut. Adapun alergi anafilaksis memerlukan perawatan medis darurat yang
cepat dengan di bawa ke klinik atau RS. Adapun obat yang diberikan untuk
pengobatan alergi anafilaksis adalah dengan suntikan epinefrin dan pemberian
infus.
Obat Alergi Dan Imunitas
Obat alergi diperlukan untuk mengendalikan gejala alergi dengan
menghilangkan alergen (penyebab alergi). Namun, untuk mengendalikan alergi
dalam jangka panjang disarankan melakukan imunoterapi dengan vaksin
antiserum dan imunologikal.
Obat alergi dapat terbagi dalam 2 golongan yaitu :
1. Obat alergi golongan antihistamin (AH1)
Obat alergi golongan antihistamin ini bekerja menghambat reseptor H1
(AH1) yang menyebabkan timbulnya reaksi alergi akibat dilepaskannya
histamin. Histamin inilah yang kemudian menimbulkan reaksi imunitas
seperti ruam kemerahan, gatal-gatal, pilek, bersin, dll.
2. Obat alergi golongan kortikosteroid (kortison)
Kortikosteroid merupakan hormon yang disekresi oleh kelenjar anak ginjal
(adrenal cortex) atau obat-obat yang disintesis dan kerjanya analog dengan
hormon ini. Efek yang ditimbulkan oleh obat ini luas sekali dan dapat
dikatakan mempengaruhi hampir semua sistem dalam tubuh mulai dari
keseimbangan cairan dan elektrolit hingga daya tahan tubuh. Oleh karena itu
dalam terapi obat golongan steorid mempunyai indikasi yang sangat luas.
Salah satunya sebagai anti alergi pada serangan akut dan parah Penggunaan
kortikosteorid diusahakan tidak dalam jangka waktu panjang dan dengan
dosis serendah mungkin yang sudah memberikan efek terapi sesuai
13
indikasinya. Dipilih dulu sediaan yang nonsistemik (topikal atau inhalasi)
karena tidak/sedikit sekali diserap ke dalam tubuh. Jika obat ini sudah
digunakan dalam jangka waktu lama, maka untuk menghentikannya tidak
boleh mendadak, tetapi harus diturunkan perlahan-lahan.
b. Pencegahan
Untuk mencegah alergi ini kembali:
a. Yang paling mudah adalah memastikan bahwa pasien tidak lagi mengonsumsi
obat tersebut.
b. Bila pasien, pada kesempatan lainnya, berkonsultasi dengan dokter,
ingatkanlah dokter bahwa pasien memiliki alergi terhadap obat tertentu.
c. Merubah pola hidup menjadi dasar perbaikan seluruh kondisi alergi.
BAB IV
PEMBAHASAN
14
Berdasarkan tinjauan teoritis yang telah di ulas sebelumnya saya
mengemukakan beberapa kesenjangan tentang alergi alergi obat.
Sehingga tidak menuntut kemungkinan terjadinya kesenjangan pendapat
tersebut penulis mengemukakan pendapatnya melalui beberapa tahapan
Telah di uraikan sebelumnya bahwa Alergi Obat adalah suatu keadaan di mana
tubuh mengalami gangguan kepekaan yang diakibatkan dari obat-obatan yang masuk
ke dalam tubuh
Alergi obat terjadi karena tubuh seseorang sangat sensitif sehingga bereaksi
secara berlebihan terhadap obat yang digunakan. Tubuh berusaha menolak obat
tersebut, namun reaksi penolakannya amat berlebihan sehingga merugikan tubuh
sendiri. Reaksi itu bisa berupa gatal, sesak napas, penurunan tekanan darah, reaksi
kulit disertai kelainan pada selaput lendir saluran cerna, sindrom Stevens-Johnson
pada saluran napas dan kemaluan.
Jadi, berdasarkan kesenjangan yang terjadi penulis mengemukakan bahwa,
Alergi obat terjadi di karenakan sistem imun yang tidak mampu mengatasi reaksi obat
yang berlebihan yang masuk kedalam tubuh, sehingga menyebabkan reaksi alergi
seperti gatal-gatal, sesak napas, penurunan tekanan darah, reaksi kulit disertai
kelainan pada selaput lendir saluran cerna, sindrom Stevens-Johnson pada saluran
napas dan kemaluan, di mana Risiko alergi obat meningkat pada orang yang memiliki
bakat alergi atau dalam istilah kedokteran disebut denganatopi.. (nyoman sudiarjane)
Sehingga untuk mengatasi terjadinya alergi obat tersebut kta sebagai tim
kesehatan harus melakukan kolaborasi denga klien dalam pemberian obat. Agar tidak
15
terjadinya kesalahan dalam melaksanakan asuhan keperawatan dalam pemberian obat
baik secara oral dan injeksi.
BAB IV
PENUTUP
16
A. Kesimpulan
Alergi obat terjadi karena tubuh seseorang sangat sensitif sehingga bereaksi
secara berlebihan terhadap obat yang digunakan Jika kondisi fisik kita tidak prima
maka kita akan gampang sakit sebagai akibat dari berbagai macam perubahan yang
mengiringi pergantian musim seperti perubahan suhu udara dan sebagainya.
Gejala alergi dapat dapat terlihat pada kulit, mata, hidung, paru-paru dan
perut, tergantung pada jenis alerginya
Alergi terjadi jika sistem kekebalan tubuh salah mengidentifikasi benda asing
sehingga benda asing itu dianggap sebagai ancaman. Karena di anggap ancaman
maka sistem kekebalan tubuh akan mengeluarkan berbagai macam zat dan antibody
untuk melawan benda asing tersebut
Alergi obat dapa disebabkan oleh beberapa jenis obat antara lain yang sering
menimbulkan alergi adalah antibiotika penisilin dan turunannya (ampisilin,
amoksisilin, kloksasilin), antibiotika sulfonamide, obat antidemam dan antinyeri
(seperti asam salisilat, parasetamol, dll).
Obat apapun dapat menyebabkan reaksi alergi
B. Saran
Dalam penulisan tugas ini masih kurang dari kesempurnaan karena kurangnya
referensi yang penulis dapatkan. Jadi, kritik dan saran yang sifatnya membangun
khususnya dari dosen pembimbing maupun dari rekan-rekan pembaca sangatpenulis
harapkani harapkan untuk kesempurnaan askep ini kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
17
(http://www.pediatrik.com/pkb/20060220-k5ms69-pkb.pdf)
http://donadivinamed.wordpress.com/2009/03/17/bio-resonance-therapy
Daud, Rizasyah. I, Kasjmir Yoga.Ilmu Penyakit Dalam Jilid I edisi ketiga.1996. Balai
Penerbit FKUI.Jakarta.
Sukmana, Nanang. Jilid I edisi IV Ilmu Penyakit Dalam. Juni 2006. Penerbit
Depatemen Ilmu penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.Jakarta.
18