s2-2014-340364-introduction

17
i ANALISIS PENERIMAAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN LAYANAN PRIMARY CARE DI PUSKESMAS KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajad Sarjana S-2 Minat Sistem Informasi dan Manajemen Kesehatan Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Diajukan oleh: Hadrianti H. D. Lasari NIM: 12/340364/PKU/13335 Kepada PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2014

Upload: taufiqur-rahman

Post on 27-Jan-2016

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

4t54t

TRANSCRIPT

Page 1: S2-2014-340364-introduction

i

ANALISIS PENERIMAAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN

LAYANAN PRIMARY CARE DI PUSKESMAS

KOTA MAKASSAR TAHUN 2014

NASKAH PUBLIKASI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Mencapai derajad Sarjana S-2

Minat Sistem Informasi dan Manajemen Kesehatan

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat

Diajukan oleh:

Hadrianti H. D. Lasari

NIM: 12/340364/PKU/13335

Kepada

PROGRAM PASCASARJANA

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2014

Page 2: S2-2014-340364-introduction

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS PENERIMAAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN

LAYANAN PRIMARY CARE DI PUSKESMAS

KOTA MAKASSAR TAHUN 2014

Diajukan oleh

Hadrianti H.D. Lasari

NIM: 12/340364/PKU/13335

Disetujui oleh:

Pembimbing I

Dr. rer. nat. dr. BJ. Istiti Kandarina Tanggal ……………

Pembimbing II

Dr. Ir. Eko Nugroho, M.SI Tanggal ………….…

Page 3: S2-2014-340364-introduction

iii

ANALYSIS OF MANAGEMENT INFORMATION SYSTEM

ACCEPTANCE OF HEALTH SOCIAL INSURANCE PROVIDER OF

PRIMARY CARE SERVICE AT MAKASSAR MUNICIPALITY HEALTH

CENTER 2014

Hadrianti H. D. Lasari1, Istiti Kandarina

2, Eko Nugroho

3

ABSTRACT

Background: Management information system of health social security provider (health BPJS) is meant to ease the process of national health insurance service for the community. In 28th March 2014, health BPJS recorded as many as 20,815 units of health facilities that actively worked with health BPJS. Health centers that have collaborated with health BPJS will automatically implement primary care service (Pcare). Until August 2014, Pcare has been implemented in 22 Primary cares at Makassar Municipality. The implementation of Pcare has become a topic of interest to study. Objective: To analyze factors affecting acceptance to management information system of health BPJS in Pcare service at health centers in Makassar Municipality 2014. Methods: The study was quantitative with survey research design. Subjects were health centers at Makassar Municipality that implemented Pcare application of health BPJS management information system. Data were obtained through questionnaire distributed to users of Pcare application at 22 health centers and 54 respondents. Results: Perceived usefulness was affected by ease of use (3.5525), and user interface (3.769), whereas organizational support did not affect perceived usefulness (0.3337). Perceived ease of use was affected user interface (2.5385), organizational support (2.0633), and perceived behavior control (1.431) did not affect perceived easy of use. Behavioral intention affected by perceived usefulness (3.8427), perceived behavioral control (2.3396) and social influence (3.1889) but not by perceived ease to use (0.7943). Acceptance was not affected by user interface (0.977), organizational support (0.0467) and behavioral intention (0.5913), but was affected by facilitating condition (3.9588). Conclusion: Pcare service was not accepted by user because organizational support did not affect perceived usefulness, perceived behavioral control did not affect perceived easy to use, perceived easy to use did not affect behavioral intention and user interface, organizational support and behavioral intention did not affect acceptance to management information system of health BPJS of Pcare service at health centers in Makassar Municipality 2014.

Keywords:Technology acceptance model, Management Information System

health BPJS, Primary care service.

1Student, Health Management Information System Study Program, Faculty of

Medicine, Universitas Gadjah Mada 2Postgraduate Program in Public Health, Faculty of Medicine, Universitas Gadjah

Mada 3School of Postgraduate Studies, Universitas Gadjah Mada

Page 4: S2-2014-340364-introduction

1

PENDAHULUAN

Pemerintah Indonesia telah mengupayakan berbagai strategi dan kebijakan

sistem Kesehatan nasional. Salah satunya adalah pengembangan Sistem Informasi

Kesehatan Nasional (SIKNAS)1,2

. SIKNAS dikembangkan untuk mendukung

desentralisasi dalam mencapai Indonesia sehat. Pada setiap penyelenggaraan

sistem kesehatan harus memiliki sistem informasi (SI) untuk mendukung

manajemen kesehatan. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi pada

setiap kegiatan penyelenggaraan pemerintahan tidak dapat dihindari untuk menuju

good governance 3.

Diantara berbagai kelemahan pelaksanaan SIKNAS di Indonesia,

pemerintah menerapkan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan mengacu

pada UU No. 36 Tahun 2009 dan UU No. 24 Tahun 20114,5

. JKN diselenggarakan

melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan dan menerapkan

Sistem Informasi Manajemen (SIM) BPJS Kesehatan6.

SIM BPJS kesehatan ditujukan untuk memudahkan alur pelayanan JKN bagi

masyarakat. Sistem tersebut untuk mengintegrasikan sistem yang digunakan pada

pelayanan primer, rumah sakit, dan BPJS kesehatan. SIM BPJS kesehatan

mencakup sistem aplikasi, infrastruktur dan jaringan komunikasi data, manajemen

database dan operasional. Saat ini, fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama,

di beberapa wilayah telah menerapkan aplikasi Primary care (Pcare) yang

merupakan bagian SIM BPJS kesehatan.

Pelaksanaan Pcare SIM BPJS kesehatan telah mencakup beberapa wilayah

di Indonesia. Jumlah Puskesmas di Indonesia di bulan April 2014 yaitu 9.655

faskes7. Puskesmas yang telah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan per 28 Maret

2014 yaitu 8.854 faskes, maka diasumsikan 91,70% Puskesmas yang telah

menerapkan JKN melalui BPJS Kesehatan8.

Begitu juga dengan pelaksanaan JKN di Provinsi Sulawesi Selatan. Cakupan

BPJS kesehatan di Sulawesi Selatan pada bulan Maret 2014, tercatat sekira 413

Puskesmas. Per Agustus 2014, Penggunaan Pcare untuk pelayanan pasien BPJS

Page 5: S2-2014-340364-introduction

2

kesehatan telah diterapkan di 22 puskesmas di Kota Makassar. Implementasi

BPJS kesehatan dan beranekaragamnya SI yang terfragmentasi di Puskesmas,

peneliti tertarik melakukan penelitian terkait analisis penerimaan SIM BPJS

kesehatan layanan Pcare di Puskesmas Kota Makassar.

Technology acceptance model

Technology Acceptance Model (TAM) atau model penerimaan teknologi

adalah suatu model penerimaan sistem teknologi informasi yang akan digunakan

oleh pemakai. Awalnya TAM dikembangkan oleh Davis di tahun 1989 dengan

mengacu pada Theory of Reasoned Action (TRA) oleh Ajzen dan Fisgbein

(1980)9,10

. Model TRA mengacu pada keputusan yang dilakukan individu untuk

menerima suatu teknologi sistem informasi yang merupakan tindakan sadar yang

dapat dijelaskan dan diprediksi oleh niat perilakunya.

Pada pengembangan teori TAM, telah lahir dua konstruk baru, yaitu

pengaruh sosial (social influence) dan proses-proses instrumental kognitif

(cognitive instrumental processes). Konstruk dari pengaruh sosial adalah norma

subyektif (subjective norm), kesukarelaan (voluntaries) dan pencitraan (image).

Kemudian disusul dengan pengembangan model TAM311

.

Sebuah penelitian dengan menggunakan TAM untuk menguji penerimaan

sistem rekam medis elektronik mobile oleh perawat 12

. Tak hanya itu penelitian

lain yang juga menggunakan model TAM untuk menguji penerimaan

telemonitoring untuk perawatan pasien kronis kepada perawat, dokter umum dan

dokter anak13

.

Hipotesis Penelitian

Kerangka konsep penelitian yang digunakan adalah TAM2 + theory of

planned behavior dalam memahami penggunaan SIM BPJS kesehatan khususnya

layanan Pcare di Puskesmas Kota Makassar tahun 2014. Tak hanya itu, penelitian

ini juga ingin menganalisis penerimaan layanan Pcare.

Page 6: S2-2014-340364-introduction

3

Gambar 1. Kerangka Konsep Analisis Penerimaan SIM BPJS kesehatan Layanan

Pcare di Puskesmas Kota Makassar

Berdasarkan kerangka konsep penelitian di atas maka hipotesis penelitian ini

dapat dilihat tabel 1 berikut.

Tabel 1. Hipotesis penelitian

Hipotesis

H1a

H1b

H1c

H2a

H2b

H2c

H3a

H3b

H3c

H3d

H4a

H4b

H4c

H4d

Persepsi kemudahan menggunakan berpengaruh terhadap persepsi manfaat

Dukungan organisasi berpengaruh terhadap persepsi manfaat

User interface berpengaruh terhadap persepsi manfaat

User interface pengguna berpengaruh terhadap persepsi kemudahan

Dukungan organisasi berpengaruh terhadap persepsi kemudahan

Kontrol perilaku berpengaruh terhadap persepsi kemudahan

Persepsi kemudahan menggunakan berpengaruh terhadap minat

Persepsi manfaat berpengaruh terhadap minat

Kontrol perilaku berpengaruh terhadap minat

Pengaruh sosial berpengaruh terhadap minat

User interface berpengaruh terhadap penerimaan

Keadaan pendukung berpengaruh terhadap penerimaan

Dukungan organisasi berpengaruh terhadap penerimaan

Minat menggunakan berpengaruh terhadap penerimaan

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kuantitatif dengan riset

survei. Subjek penelitian ini adalah Puskesmas di Kota Makassar yang telah

menerapkan aplikasi Pcare SIM BPJS Kesehatan. Instrumen penelitian yaitu

kuesioner yang berisi pertanyaan utama dengan menggunakan skala likert 1-5.

Cara pengumpulan data dengan membagikan kuesioner kepada pengguna aplikasi

H1c H2c

H4d

H4c

H4b

H4a

H3c

H3b

H3a

H2b

H2a

H1b

H1a

Keadaan pendukung

Pengaruh sosial

User Interface

Dukungan Organisasi

Manfaat

Kemudahan

menggunakan

Minat

Menggunakan

Layanan Pcare

Kontrol

Perilaku

Penerimaan

aplikasi

Pcare

Page 7: S2-2014-340364-introduction

4

Pcare di 22 Puskesmas dan 54 responden. Analisis data deskriptif dilakukan

dengan bantuan SmartPls Versi 2.0.

HASIL PENELITIAN

Jumlah responden dalam penelitian ini yaitu 54 responden. Penelitian ini

ditujukan kepada pegawai Puskesmas yang menggunakan Aplikasi Pcare dalam

memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Penggunaan yang

dimaksud adalah entry data pasien pada saat pendaftaran, entry data pada saat

pelayanan berupa cetak rujukan online, input data diagnosis penyakit pasien,

pelayanan obat hingga laboratorium. Penelitian ini tidak ditujukan kepada

puskesmas yang hanya menggunakan Aplikasi Pcare untuk pengecekan status

kepesertaan BPJS kesehatan. Survei dilakukan dengan memberikan kuesioner

kepada pegawai puskesmas yang aktif menggunakan aplikasi Pcare.

Page 8: S2-2014-340364-introduction

5

Tabel 2. Karakteristik Responden yang Menggunakan Aplikasi Pcare di

Puskesmas Kota Makassar Tahun 2014

Karakteristik Berdasarkan Orang Jumlah (n) Persen (%)

Jenis Kelamin

Laki-Laki

Wanita

11

43

20,4

79,6

Total (∑) 54 100

Usia

15-25 tahun

26-35 tahun

36-45 tahun

>45 tahun

11

33

6

4

20,4

61,1

11,1

7,4

Total (∑) 54 100

Pendidikan Terakhir

SMP

SMA

Diploma

S1

1

8

21

24

1,9

14,8

38,9

44,4

Total (∑) 54 100

Masa kerja di Puskesmas

<1 tahun

1-5 tahun

6-10 tahun

> 10 tahun

12

21

13

8

22,2

38,9

24,1

14,8

Total (∑) 54 100

Mulai menggunakan Aplikasi

Pcare

Januari 2014

Februari 2014

Maret 2014

April 2014

Mei2014

Juni2014

Juli2014

Tidak Menjawab

15

14

5

3

9

3

1

4

27,8

26

9,3

5,6

16,7

5,6

1,9

7,4

Total (∑) 54 100

Berdasarkan tabel 2, karakteristik responden dalam penelitian menurut jenis

kelamin, usia, pendidikan terakhir, dan masa kerja. Berdasarkan karakteristik jenis

kelamin, penelitian ini didominasi oleh responden berjenis kelamin wanita

(79,6%) sedangkan laki-laki (20,4%). Jika mengamati karakteristik usia,

responden berusia 26-35 tahun berada pada nilai tertinggi yaitu 61,1% dan nilai

terendah pada responden yang berusia > 45 tahun yakni 7,4%. Responden dengan

Page 9: S2-2014-340364-introduction

6

pendidikan terakhir strata 1 menduduki nilai tertinggi yaitu 44,4% sedangkan

responden dengan pendidikan terakhir SMP berada pada nilai terendah yaitu

1,9%. Masa kerja responden tertinggi yaitu 1-5 tahun (38,9%) dan terendah pada

masa kerja > 10 tahun (14,8%). Responden mulai menggunakan layanan Pcare

sejak bulan Januari 2014 (27,8%).

Tabel 3. Nilai Average Variance Extracted (AVE)

Konstrak Laten Average Variance

Extracted (AVE)

BI

FC

OS

PA

PBC

PEOU

PU

SI

UI

0,7112

0,6232

0,7122

0,8117

0,8245

0,616

0,7023

0,633

0,5616

Berdasarkan tabel 3 memperlihatkan bahwa indikator-indikator memiliki

kecukupan varian yang terkandung dalam konstrak latennya. Dapat dilihat bahwa

nilai terendah AVE pada konstrak UI (0,5616) dan nilai tertinggi pada konstrak

PBC (0,8245). Hal ini menunjukkan adanya validitas indikator yang baik karena

nilai AVE > 0,5.

Tabel 3. Analisis Realibilitas

Composite

Reliability R Square

Cronbachs

Alpha Communality Redundancy

BI 0.8802 0.7317 0.7936 0.7112 0.1653

FC 0.8677 0 0.7962 0.6232 0

OS 0.9078 0 0.8641 0.7122 0

PA 0.8961 0.2852 0.7682 0.8117 0.0215

PBC 0.9337 0 0.8928 0.8245 0

PEOU 0.8644 0.49 0.7958 0.616 0.144

PU 0.9336 0.6104 0.9135 0.7023 -0.0452

SI 0.8375 0 0.7089 0.633 0

UI 0.8351 0 0.7406 0.5616 0

Berdasarkan tabel 4, nilai composite reliability konstrak laten lebih dari 0,7.

Hal tersebut menunjukkan adanya konsistensi yang baik setiap indikator dalam

konstrak laten. Nilai composite reliability untuk konstrak laten BI (0,8802), FC

Page 10: S2-2014-340364-introduction

7

(0,8677), OS (0,9078), PA (0,8961), PBC (0,9337), PEOU (0,8644), PU (0,9336),

SI (0,8375), dan UI (0,8351).

Berdasarkan tabel 4, menunjukkan bahwa nilai cronbach’s alpha dari

konstrak laten > 0,7 yang berarti konstrak-konstrak tersebut memiliki reliabilitas

yang tinggi. Nilai cronbach’s alpha untuk konstrak BI (0,7936), FC (0,7962), OS

(0,8641), PA (0,7682), PBC (0,8928), PEOU (0,7958), PU (0,9135), SI (0,7089),

dan UI (0,7406).

Tabel 4. Nilai Koefisien, Standar Deviasi, Standar Error dan T-statistik

Original

Sample

(O)

Sample

Mean

(M)

Standard

Deviation

(STDEV)

Standard

Error

(STERR)

T Statistics

(|O/STERR|)

Keterangan

BI -> PA 0,1049 0,1307 0,1774 0,1774 0,5913 Tidak signifikan

FC -> PA 0,578 0,5675 0,146 0,146 3.9588 Signifikan

OS -> PA -0,0086 -0,0226 0,1834 0,1834 0,0467 Tidak signifikan

OS -> PEOU 0,2551 0,2433 0,1236 0,1236 2.0633 Signifikan

OS -> PU 0,0579 0,0663 0,1737 0,1737 0,3337 Tidak signifikan

PBC -> BI 0,2536 0,254 0,1084 0,1084 2.3396 Signifikan

PBC -> PEOU 0,2197 0,225 0,1529 0,1529 1.4371 Tidak signifikan

PEOU -> BI 0,0898 0,0752 0,1131 0,1131 0,7943 Tidak signifikan

PEOU -> PU 0,4796 0,4542 0,135 0,135 3.5525 Signifikan

PU -> BI 0,4969 0,4964 0,1293 0,1293 3.8427 Signifikan

SI -> BI 0,3937 0,3877 0,1235 0,1235 3.1889 Signifikan

UI -> PA -0,1484 -0,1338 0,1519 0,1519 0,977 Tidak signifikan

UI -> PEOU 0,3496 0,3653 0,1377 0,1377 2.5385 Signifikan

UI -> PU 0,597 0,6092 0,1584 0,1584 3.769 Signifikan

Tabel 5 merupakan nilai yang menggambarkan pengujian hipotesis dengan

melihat nilai t statistiknya dan dikatakan berpengaruh signifikan bila kemudian

nilai t statistiknya > nilai t tabel pada α 0,05 (1,96).

PEMBAHASAN

1. Persepsi Manfaat

Dukungan organisasi tidak berpengaruh terhadap persepsi manfaat

menggunakan SIM BPJS kesehatan layanan Pcare di Kota Makassar tahun

2014. Namun, ini berbeda dengan konsep yang disarankan dalam teori TAM 3

yang menyatakan bahwa dukungan organisasi dapat memainkan kunci peran

dalam menentukan manfaat yang dirasakan oleh pengguna11

. Walau demikian,

hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Edityanto 14

.

Page 11: S2-2014-340364-introduction

8

Persepsi kemudahan menggunakan berpengaruh signifikan terhadap

persepsi manfaat menggunakan SIM BPJS kesehatan layanan Pcare di Kota

Makassar. Sebuah penelitian mengenai TAM menemukan persepsi

kemudahan pengguna signifikan di 15 penelitian dan hanya dua yang tidak

signifikan dan konstruk tersebut mempengaruhi persepsi manfaat 10

.

User interface berpengaruh signifikan terhadap persepsi manfaat

menggunakan SIM BPJS kesehatan layanan Pcare di Kota Makassar. Semakin

baik tampilan pada menu aplikasi, maka semakin baik pula penerimaan

petugas kesehatan terhadap aplikasi ini.

2. Persepsi kemudahan

User interface berpengaruh terhadap persepsi kemudahan menggunakan

SIM BPJS kesehatan layanan Pcare di Kota Makassar. Konsisten dengan

penelitian lain mengenai adanya pengaruh yang signifikan antara antar muka

pengguna atau user interface dengan persepsi kemudahan. Semakin baik user

interface maka semakin tinggi pengaruhnya terhadap kemudahan 15

.

Dukungan organisasi berpengaruh signifikan terhadap persepsi kemudahan

menggunakan SIM BPJS kesehatan layanan Pcare di Kota Makassar. Sejalan

dengan konsep yang telah disarankan dalam model TAM3, dukungan

organisasi mengacu pada kegiatan informal atau formal atau fungsi untuk

membantu karyawan dalam menggunakan sistem baru secara efektif.

Kontrol Perilaku tidak berpengaruh terhadap persepsi kemudahan

menggunakan SIM BPJS kesehatan layanan Pcare di Kota Makassar. Tidak

konsisten dengan temuan pada penelitian Rahmatsyah 16

.

Penelitian ini memperlihatkan bahwa kemampuan, pengetahuan dan

sumber daya yang dimiliki oleh petugas tidak mempengaruhi kemudahan

menggunakan layanan Pcare. petugas kesehatan yang menggunakan aplikasi

ini umumnya berlatar belakang kesehatan baik itu keperawatan, rekam medis,

dokter, dan lain-lain. Sehingga ketika mereka menggunakan aplikasi dan

mengalami error pada saat log in pada menu halaman Pcare, mereka tidak

tahu langkah selanjutnya yang harus mereka lakukan untuk segera

menyelesaikan pekerjaan mereka. Misalnya ketika petugas kesehatan ingin

Page 12: S2-2014-340364-introduction

9

melakukan rujukan online, namun rujukan online tidak dapat tercetak karena

ada masalah pada aplikasi adobe reader yang ternyata tidak dapat membaca

file pdf. Dihadapkan pada persoalan sederhana seperti itu, mereka tidak

mengetahui solusi yang tepat. Pada akhirnya mereka melakukan rujukan

manual.

3. Minat menggunakan

Manfaat berpengaruh signifikan terhadap minat menggunakan SIM BPJS

kesehatan layanan Pcare di Kota Makassar. Konsisten dengan hasil penelitian

yang menyatakan persepsi manfaat berpengaruh signifikan terhadap minat dan

sikap penggunaan 17

Kontrol perilaku berpengaruh signifikan terhadap minat menggunakan

SIM BPJS kesehatan layanan Pcare di Kota Makassar. Konsisten dengan

penelitian serupa dengam menggunakan TAM 17–19

.Juga Sama dengan

penelitian yang diujikan pada kelompok berpengalaman dan tidak

berpengalaman, kontrol perilaku berpengaruh lebih kuat pada kelompok

mahasiswa yang berpengalaman 20

.

Pengaruh sosial berpengaruh terhadap minat menggunakan SIM BPJS

kesehatan layanan Pcare di Kota Makassar. Pada penelitian yang dilakukan

pada dokter klinik swasta. Terbukti adanya hubungan yang signifikan

pengaruh sosial terhadap minat menggunakan teknologi pada klinik pribadi.

Persepsi kemudahan menggunakan tidak berpengaruh terhadap minat

menggunakan SIM BPJS kesehatan layanan Pcare di Kota Makassar. Hal ini

tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan pada petugas kesehatan yang

menggunakan rekam medis dimana persepsi kemudah berpengaruh positif

terhadap minat menggunakan 12

. Namun konsisten dengan penelitian yang

menemukan tidak adanya pengaruh kemudahan menggunakan terhadap

minat17

. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang juga meneliti

penerimaan teknologi informasi pada ahli profesional adalah keduanya

menggabungkan model TAM dan TPB17

.

Petugas kesehatan yang menggunakan layanan Pcare BPJS kesehatan

menganggap aplikasi ini mudah digunakan, namun bukanlah persepsi

Page 13: S2-2014-340364-introduction

10

kemudahan yang menyebabkan mereka berminat menggunakannya. Mereka

berminat menggunakan layanan ini karena pengaruh dari atasan dan

menggunakan aplikasi ini menjadi salah satu bagian dari pelaksanaan

kebijakan nasional yang mengaharuskan mereka melaksanakan kebijakan ini.

Sehingga walaupun semakin mudah aplikasi ini digunakan hal ini tidak akan

mempengaruhi penerimaaan mereka terhadap layanan Pcare.

Petugas kesehatan tidak mudah menyelesaikan pekerjaannya dengan

aplikasi Pcare karena ketika mereka membutuhkan data yang telah di input,

sulit bagi mereka untuk meminta atau mengakses data mereka pada pihak

BPJS kesehatan. Tak hanya itu, akses karena jaringan yang melambat

membuat petugas terkadang sulit menggunakan aplikasi ini.

4. Penerimaan

Dukungan organisasi tidak berpengaruh terhadap penerimaan SIM BPJS

kesehatan layanan Pcare di Kota Makassar. Penelitian sebelumnya telah

menyarankan bahwa persepsi karyawan tentang dukungan organisasi akan

menyebabkan penerimaan pengguna yang lebih besar dari sistem yang baru 20–

22. Hal ini juga tidak konsisten sebuah penelitian dengan yang menyatakan

bahwa dukungan organisasi mempunyai pengaruh positif dan signifikan

terhadap penggunaan sesungguhnya14

. Penggunaan sesungguhnya memiliki

makna yang sama dengan penerimaan pada penelitian ini.

Dukungan organisasi yang diberikan oleh Puskesmas belum maksimal

kepada tugas kesehatan. Bentuk dukungan dan dorongan oleh dinas kesehatan

lebih dititikberatkan pada penggunaan aplikasi Sisfomas. Dukungan terhadap

aplikasi Pcare diperlihatkan pada awal penerapan dimana Dinas kesehatan dan

BPJS kesehatan melaksanakan pelatihan.

User interface tidak berpengaruh terhadap penerimaan SIM BPJS

kesehatan layanan Pcare di Kota Makassar. Tidak konsisten dengan penelitian

yang menyatakan adanya pengaruh antara user interace terhadap

penerimaan15

. Penelitian ini mencerminkan bahwa walaupun user interface

nya semakin baik namun hal tersebut tidak mempengaruhi penerimaan

penggunaan layanan Pcare. Antar muka pengguna seperti karakter huruf,

Page 14: S2-2014-340364-introduction

11

warna tampilan, tema dan penggunaan istilah dalam modul aplikasi Pcare

yang walaupun semakin baik tidak mempengaruhi penerimaan petugas.

Kenyataan penelitian ini bahwa antar muka pengguna Pcare belum sebaik

yang diharapkan. Beberapa petugas masih sering mengalami kebingungan

ketika ingin mengedit data yang telah mereka input

Minat menggunakan tidak berpengaruh terhadap penerimaan SIM BPJS

kesehatan layanan Pcare di Kota Makassar. Konsisten dengan penelitian yang

menyatakan bahwa minat menggunakan memiliki hubungan yang negatif dan

sangat lemah dengan penggunaan sebenarnya dan hubungannya tidak

signifikan23

. Penelitian ini juga konsisten dengan penelitian pada perangkat

lunak open source 14

.

Walaupun minat petugas menggunakan semakin besar hal itu tidak akan

mempengaruhi penerimaan aplikasi. Hal itu disebabkan, penerimaan aplikasi

yang digambarkan melalui rerata waktu dan hari yang digunakan untuk

mengakses aplikasi adalah hal yang melelahkan bagi mereka. Waktu mereka

harus dihabiskan untuk input data yang sama pada dua aplikasi yang berbeda.

Mereka menganggap waktu mereka banyak terpakai untuk menginput data

yang sama. Tidak hanya itu jaringan internet juga kerap melambat dan

terkadang error. Server Pcare yang data terpusat atau sentralisasi

memungkinkan akses lambat bagi pengguna ketika banyak pengguna yang

mengakses secara serentak.

Mereka lebih mengutamakan menggunakan aplikasi sisfomas yang jarang

mengalami error pada saat input data. Tak hanya itu mereka berat mengajak

teman-teman kerja menggunakan aplikasi ini karena teman kerja lainnya telah

lebih dulu menggunakan sisfomas, sehingga mereka merasa ajakan mereka

akan diabaikan karena dianggap menambah pekerjaan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka penelitian ini menyimpulkan bahwa

SIM BPJS kesehatan layanan Pcare di Puskesmas Kota Makassar tahun 2014

belum diterima dengan baik karena faktor manfaat, kemudahan menggunakan,

Page 15: S2-2014-340364-introduction

12

minat menggunakan dan penerimaan belum signifikan berpengaruh. Berikut

beberapa faktor tersebut:

1. Dukungan organisasi tidak mempengaruhi persepsi manfaat menggunakan

SIM BPJS kesehatan layanan Pcare di Puskesmas Kota Makassar tahun

2014.

2. Kontrol perilaku tidak mempengaruhi persepsi kemudahan SIM BPJS

kesehatan layanan Pcare di Puskesmas Kota Makassar tahun 2014.

3. Persepsi kemudahan tidak mempengaruhi minat menggunakan SIM BPJS

kesehatan layanan Pcare di Puskesmas Kota Makassar tahun 2014. Namun

dipengaruhi oleh persepsi manfaat, kontrol perilaku dan pengaruh sosial.

4. User interface, dukungan organisasi dan minat tidak mempengaruhi

penerimaan SIM BPJS kesehatan layanan Pcare di Puskesmas Kota

Makassar tahun 2014. Namun dipengaruhi oleh keadaan pendukung.

SARAN

1. BPJS kesehatan, Dinas kesehatan dan Puskesmas perlu memikirkan

integrasi atau bridging sistem informasi yang digunakan agar pengguna

layanan Pcare tidak double entry.

2. Pihak BPJS kesehatan maupun dinas kesehatan perlu memberikan

perhatian pada ketersediaan jaringan internet yang memadai.

3. Pihak BPJS kesehatan perlu memperhatikan masalah server karena pihak

puskesmas sebagai pemilik data juga membutuhkan informasi pelayanan

mereka.

4. Koordinasi antara puskesmas dan dinas kesehatan juga perlu diperhatikan

agar dapat memudahkan dan dapat membentu puskesmas ketika meminta

data kepada pihak BPJS.

5. BPJS kesehatan dan dinas kesehatan perlu melakukan pelatihan dan

membagikan manual book mengenai penggunaan Pcare kepada

Puskesmas.

Page 16: S2-2014-340364-introduction

13

REFERENSI

1. Departemen Kesehatan RI. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sistem

Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS). 2002.

2. Presiden RI. Peraturan Presiden RI Nomor 72 Tahun 2012 Tentang Sistem

Kesehatan Nasional. 2012.

3. Marimin, Tanjung H, Prabowo H. Sistem Informasi Manajemen Sumber

Daya Manusia. jakarta: Grasindo; 2006.

4. Presiden RI. UU RI No 24 Tahun 2011 tentang BPJS. 2011.

5. Pusat Komunikasi Publik Kementerian Kesehatan RI. Buku Pegangan

Sosialisasi JKN & SJSN. 2013.

6. Kementerian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 71 Tahun

2013 Tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional.

2013.

7. Kementerian Kesehatan RI. Rekapitulasi Puskesmas April 2014. 2014.

Available at: http://www.bankdata.depkes.go.id/puskesmas/. Accessed

April 4, 2014.

8. Siswadi. Peran BPJS Kesehatan dalam Penjaminan Kesehatan Dasar. In:

Seminar Peran Teknologi Untuk Meningkatkan Mutu, Efektifitas,

Pelayanan Dan Keselamatan Pasien Pada Layanan Primer. Yogyakarta;

2014.

9. Davis FD. Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User

Acceptance of Information Technology. Management Information Systems

Research Center 1989;13(3):319-340. Available at:

http://www.jstor.org/stable/249008 .

10. Jogyanto. Sistem Informasi Keperilakuan. Yogyakarta: Penerbit andi;

2007.

11. Venkatesh V, Bala H. Technology Acceptance Model 3 and a Research

Agenda on Interventions. Decision Sciences 2008;39(2):273-315.

doi:10.1111/j.1540-5915.2008.00192.x.

12. Kuo K, Liu C, Ma C. An investigation of the effect of nurses ’ technology

readiness on the acceptance of mobile electronic medical record systems.

2013;(8):1-14.

13. Asua J, Orruño E, Reviriego E, Gagnon MP. Healthcare professional

acceptance of telemonitoring for chronic care patients in primary care.

2012.

14. Edityanto BK. Analisis Tingkat Penerimaan Perangkat Lunak Open

Source dengan Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM).

2012.

15. Aditya B. Evaluasi Penerimaan Auditor Terhadap Sistem Informasi

Manajemen Kinerja Individu (MAKIN) di BPK RI. 2013.

Page 17: S2-2014-340364-introduction

14

16. Rahmatsyah D. Analisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat

Penggunaan Produk Baru (Studi Kasus : Uang Elektronik Kartu Flazz

BCA). 2011.

17. Chau patrick YK, Jen-hwa P. Information technology acceptance by

individual professionals : A model comparison approach. Decision Sciences

2001;32.

18. Wu I-L, Li J-Y, Fu C-Y. The adoption of mobile healthcare by hospital’s

professionals: An integrative perspective. Decision Support Systems

2011;51(3):587-596. doi:10.1016/j.dss.2011.03.003.

19. Tsai C-Y, Wang C-C, Lu M-T. Using the technology acceptance model to

analyze ease of use of a mobile communication system. Social Behavior

and Personality: an international journal 2011;39(1):65-69.

doi:10.2224/sbp.2011.39.1.65.

20. Taylor S, Todd P. Assessing IT Usage : The Role of Prior Experience.

1995;19(4):561-570.

21. Morris MG, Venkatesh V. Why don’t Men ever Stop to Ask For

Direction ? Gender, Social Influence and Their Role In Technology And

Usage Behavior. 2000;24(1):115-139.

22. Venkatesh V, Morris MG, Hall M, Davis GB, Davis FD, Walton SM. User

acceptance of information technology: toward a unified view.

2003;27(3):425-478.

23. Benedictus P. Evaluasi User Acceptance dengan Technology Acceptance

Model (TAM): Kajian Terhadap Help Desk TI Internal BANK

INDONESIA. 2006.