ruspandi_ f1072131012 ( oven desikator dan timbangan berat basah berat kering )

13
TEKNIK LABORATORIUM oven desikator dan timbangan : berat basah dan berat kering DI SUSUN OLEH : RUSPANDI F1072131012 PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2014

Upload: irpandi-uciha

Post on 28-Dec-2015

88 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

laporan

TRANSCRIPT

Page 1: Ruspandi_ F1072131012 ( Oven Desikator Dan Timbangan Berat Basah Berat Kering )

TEKNIK LABORATORIUM

” oven desikator dan timbangan : berat basah dan berat kering “

DI SUSUN OLEH :

RUSPANDI F1072131012

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2014

Page 2: Ruspandi_ F1072131012 ( Oven Desikator Dan Timbangan Berat Basah Berat Kering )

PENDAHULUAN

Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang

diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71%

permukaan bumi. Air diperlukan untuk kelangsungan proses biokimiawi organisme hidup,

sehingga sangat essensial.

Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun atas dua atom

hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna,

tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and

temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang

memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula,

asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.

Air adalah pelarut yang kuat, melarutkan banyak jenis zat kimia. Zat-zat yang bercampur dan

larut dengan baik dalam air (misalnya garam-garam) disebut sebagai zat-zat “hidrofilik”

(pencinta air), dan zat-zat yang tidak mudah tercampur dengan air (misalnya lemak dan

minyak), disebut sebagai zat-zat “hidrofobik” (takut-air). Kelarutan suatu zat dalam air

ditentukan oleh dapat tidaknya zat tersebut menandingi kekuatan gaya tarik-menarik listrik

(gaya intermolekul dipol-dipol) antara molekul-molekul air. Jika suatu zat tidak mampu

menandingi gaya tarik-menarik antar molekul air, molekul-molekul zat tersebut tidak larut

dan akan mengendap dalam air.

Air yang terdapat dalam suatu bahan makanan terdapat dalam tiga bentuk :

1. Air bebas, terdapat dalam ruang-ruang antarsel  dan intergranular dan pori-pori yang

terdapat pada bahan.

2. Air yang terikat secara lemah karena terserap (teradsorbsi) pada permukaan koloid

makromolekulaer seperti protein, pektin pati, sellulosa. Selain itu air juga terdispersi

di antara kolloid tersebut dan merupakan pelerut zat-zat yang ada di dalam sel. Air

yang ada dalam bentuk ini masih tetap mempunyai sifat air bebas dan dapat

dikristalkan pada proses pembekuan. Ikatan antara air dengan kolloid tersebut

merupakan ikatan hidrogen.

3. Air yang dalam  keadaan  terikat kuat yaitu membentuk hidrat. Ikatannya berifat ionik

sehingga relatif sukar dihilangkan atau diuapkan. Air ini tidak membeku meskipun

pada suhu 0o F.

Page 3: Ruspandi_ F1072131012 ( Oven Desikator Dan Timbangan Berat Basah Berat Kering )

Kandungan air dalam bahan makanan ikut menentukan kesegaran dan daya tahan bahan itu

sendiri.  Sebagian besar dari perubahan-perubahan bahan makanan terjadi dalam media air

yang ditambahkan atau berasal dari bahan itu sendiri.  Menurut derajat keterikatan air dalam

bahan makanan atau bound water dibagi menjadi 4 tipe, antara lain :

a) Tipe I adalah tipe molekul air yang terikat pada molekul-molekul air melalui suatu

ikatan hydrogen yang berenergi besar.  Molekul air membentuk hidrat dengan

molekul-molekul lain yang mengandung atom-atom O dan N seperti karbohidrat,

protein atau garam.

b) Tipe II adalah tipe molekul-molekul air membentuk ikatan hydrogen dengan molekul

air lain, terdapat dalam miro kapiler dan sifatnya agak berbeda dari air murni.

c) Tipe III adalah tipe air yang secara fisik terikat dalam jaringan matriks bahan seperti

membran, kapiler, serat dan lain-lain.  Air tipe inisering disebut dengan air bebas.

d) Tipe IV adalah tipe air yang tidak terikat dalam jaringan suatu bahan atau air murni,

dengan sifat-sifat air biasa (F.G. Winarno, 1999 : 3 – 14).

Kadar air dalam makanan dapat ditentukan dengan berbagai cara :

1. Metode Pengeringan (Thermogravimetri)

Prinsipnya menguapkan air yang ada dalam bahan dengan jlaan pemanasan. Kemudian

menimbang bahan sampai berat konstan berarti semua air sudah diuapkan. Cara ini relatif

mudah dan murah. Kelemahannya antara lain:

a) Bahan lain di samping air juga ikut menguap dan ikut hilang bersama dengan uap

misalnya alkohol, asam asetat, minyak atsiri, dan lain-lain.

b) Dapat terjadi reaksi selama pemanasan yang menghasilkan air atau zat mudah

menguap lain. Contoh gula mengalami dekomposisi atau karamelisasi, lemak

mengalami oksidasi dan sebagainya.

c) Bahan yang mengandung bahan yang dapat mengikat air secara kuat sulit melepaskan

airnya meskipun sudah dipanaskan.

2. Metode Destilasi (Thermovolumetri)

Prinsip penentuan kadar air dengan destilasi adalah menguapkan air demgan “pembawa”

cairan kimia yang mempunyai titik didih lebih tinggi daripada air dan tidak dapat campur

dengan air serta mempunyai berat jenis lebih rendah daripada air. Zat kimia yang dapat

digunakan antara lain: toluen, xylen, benzen, tetrakhlorethilen dan xylol.

Page 4: Ruspandi_ F1072131012 ( Oven Desikator Dan Timbangan Berat Basah Berat Kering )

Cara penentuannya adalah dengan memberikan zat kimia sebanyak 75-100 ml pada sampel

yang diperkirakan mengandung air sebanyak 2-5 ml, kemudain dipanaskan sampai mendidih.

Uap air dan zat kimia tersebut diembunkan dan ditampung dalam tabung penampung. Karena

berat jenis air lebih besar daripadazat kimia tersebut maka air akan berada dibagian bawah

pada tabung penampung.

Bila pada tabung penampung dilengkapi skala maka banyaknya air dapat diketahui langsung.

Alat yang dipakai sebagai penampung ini antara lain tabung Strak-Dean dan Sterling-Bidwell

atau modifikasinya.

Adapun masalah yang akan di bahas dalam percobaan penetuan berat basah dan berat kering

dan penggunaan oven , timbangan , dan desikator ini adalah sebagai berikut : Bagaiman cara

menetukan berat basah dan berat kering dari suatu bahan ? Apa fungsi dari oven , desikator

dan timbangan dalam prektikum kali ini ? Adakah perbedaan berat air dalam suatu irisan

bahan saat di keringkan ?

TUJUAN

Tujuan dari percobaan oven desikator dan timbangan : berat basah berat kering ini adalah

untuk mengetahui fungsi dari oven desikator dan timbangan serta cara menetukan berat basah

dan berat kering suatu bahan.

METODOLOGI

1. Waktu pelaksanaan

Praktikum kali inin di laksankan pada hari senin tanggal 05 mei 2014 pukul 9.30 wib

di labolatorium biologi FKIP universitas tanjungpura.

2. Alat dan bahan

Alat alat yang di gunakan dalam percobaan kali ini adalah oven , timbangan ,

desikator , pisau , penggaris , alumunium foil , cawan petri. Sedangkan bahan yang

digunakan adalah Buah Jambu Biji dan Daun Jambu Biji.

3. Cara kerja

Daun jambu biji di potong 1 x 1 cm sebanyak 10 buah. Menimbang berat basah dari

daun jambu biji dengan neraca analitik. Buah jambu biji di potong dengan ukuran ada

yang di belah dua, di belah empat dan di potong tipis tipis lalu di timbang berat

Page 5: Ruspandi_ F1072131012 ( Oven Desikator Dan Timbangan Berat Basah Berat Kering )

basahnya. Daun di masukkan dalam cawan petri dan di masukkan dalam oven lalu di

amati selama lima hari bertnya. Buah jambu biji di bungkus dengan alumunium foil

dan di masukkan dalam oven dan di amati selam lima hari beratnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Hasil pengamatan

1. Berat basah dan berat kering daun jambu biji.

Ulangan Cawan( gr )Berat daun pada hari ke -

Berat basah 1 2 3 4 5

1 28.54 2 0.49 0.35 0.35 0.35

2 41.34 1.01 0.23 0.19 0.19 0.19

3 42.56 0.74 0.29 0.20 0.20 0.20

4 29.01 1.04 0.43 0.21 0.21 0.21

5 29.73 0.76 0.33 0.24 0.24 0.24

6 30.58 0.84 0.30 0.19 0.19 0.19

Rata – rata 1.065 0.345 0.23 0.23 0.23

Sd

2. Berat basah berat kering buah jambu.

Perlakuan KelompokBerat buah pada hari ke -

Cawan (gr) 1( berat basah ) 2 3 4

Di belah dua 5 34.69 119.39 78 76.08 65.07

Di belah empat 5 29.74 117.23 80.01 79.25 57.05

Diiris tipis tipis 5 35.25 102.85 59.68 58.26 32.08

Rata - rata 113.16 72.56 71.20 51.4

Sd

Grafik berat basah dan kering daun jambu

Page 6: Ruspandi_ F1072131012 ( Oven Desikator Dan Timbangan Berat Basah Berat Kering )

basah 1 hari 2 hari 3 hari 4 hari 50

0.5

1

1.5

2

2.5

ulangan 1ulangan 2ulangan 3ulangan 4ulangan 5ulangan 6

hari ke -

berat(gram)

Grafik berat basah berat kering buah jambu

hari 1 (b.basah ) hari 2 hari 3 hari 40

20

40

60

80

100

120

140

dibelah duadibelah empatdiiris tipis tipis

hari ke -

berat(gram)

Page 7: Ruspandi_ F1072131012 ( Oven Desikator Dan Timbangan Berat Basah Berat Kering )

b. Pembahasan

Air merupakan kebutuhan yang  utama bagi semua kehidupan. Air diperlukan baik oleh

manusia, hewan maupun tumbuhan untuk proses biokimiawinya sehingga sangat essensial.

Praktikum kali ini adalah penentuan kadar air dengan bahan yang digunakan yaitu antara lain

daun dan buah jambu.

Praktikum ini adalah bertujuan untuk mengetahui kadar air dalam suatu sampel dan cara

prnggunaan alat alat tersebut. Sampel yang digunakan dalam praktikum ini adalah daun dan

buah jambu biji . Penetapan kadar air dalam sampel – sampel  tersebut dilakukan dengan

menggunakan metode oven pengering, yang mana pengeringan tersebut dengan cara

memasukkan sampel ke dalam oven pengering selama lima hari atau sampai beratnya konstan

atau tetap.  Selisih berat sebelum dan sesudah pengeringan adalah banyaknya air yang

diuapkan (kadar air).

Perbedaan kadar air dalam suatu bahan disebabkan karena perbedaan bahan, metode dan suhu

serta proses penyimpanannya. Selain itu perbedaan ini dapat disebabkan karena pengaruh

alat-alatnya seperti timbangan analitik yang sulit stabil dan karena bahan yang digunakan

sudah terkontaminasi dengan bahan lain ketika penyimpanan atau ketika berada dalam

desikator.

Dari data yang di dapatkan berat daun mulai konstan pada hari ke 3 sampai ke 5 dengan kata

lain berat ini bisa di katakan berat kering dari daun tersebut. Sedangkan pada buah jambu biji

kadar air yang terkandung belum dapat di cari berapa berat keringnya karena kadar beratnya

belum mencapai konstan dengan kata lain masih terus berkurang dari hari pertama sampai

hari ke lima.

Besarnya penguapan kandungan air yang terdapat di dalam buah jambu biji tergantung dari

perlakuan pemotongan dimana dari data buah yang di potong tipis tipis cenderung lebih cepat

penguapannya di bandingkan dengan perlakuan yang di potong dua dan dipotong empat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeringan ada 2 golongan, yaitu: Faktor yang

berhubungan dengan udara pengering. Yang termasuk golongan ini adalah: Suhu (Makin

tinggi suhu udara maka pengeringan akan semakin cepat),  Kecepatan aliran udara pengering

(Semakin cepat udara maka pengeringan akan semakin cepat), Kelembaban udara (Makin

lembab udara, proses pengeringan akan semakin lambat), Arah aliran udara (Makin kecil

sudut arah udara  terhadap posisi bahan, maka bahan semakin cepat kering). Faktor yang

berhubungan dengan sifat bahan Yang termasuk golongan ini adalah: Ukuran bahan (Makin

Page 8: Ruspandi_ F1072131012 ( Oven Desikator Dan Timbangan Berat Basah Berat Kering )

kecil ukuran benda, pengeringan akan makin cepat), Kadar air (Makin sedikit air yang

dikandung, pengeringan akan makin cepat). Untuk mempercepat penguapan air serta

menghindari terjadinya reaksi yang menyebabkan terjadinya air ataupun reaksi yang lain

karena pemanasan maka dapat dilakukan pemanasan dengan suhu rendah dan tekanan vakum.

Dengan demikian akan dihasilkan  kadar air yang sebenarnya.

Untuk bahan-bahan yang mengandung kadar gula tinggi maka pemanasan dengan suhu 100o C

dapat mengakibatkan pergerakan pada permukaan bahan. Sehingga terlihat masih memiliki

berat kering yang cukup tinggi.

PENUTUP

Kesimpulan

1. Prinsip dari metode oven pengering adalah  bahwa air yang terkandung dalam suatu

bahan akan menguap bila bahan tersebut dipanaskan pada suhu tertentu selama

waktu tertentu. Perbedaan antara berat sebelum dan sesudah dipanaskan adalah

kadar air.

2. Besarnya penguapan kandungan air yang terdapat di dalam buah jambu biji

tergantung dari perlakuan pemotongan dimana dari data buah yang di potong tipis

tipis cenderung lebih cepat penguapannya di bandingkan dengan perlakuan yang di

potong dua dan dipotong empat.

Saran

Dalam melakukan pengamtan diharapkan praktikan lebih aktif lagi agar data yang di

dapat lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKA

Page 9: Ruspandi_ F1072131012 ( Oven Desikator Dan Timbangan Berat Basah Berat Kering )

Anonim. 2014. Air. Diakses tanggal 12 mei 2014, jam 09.00 WIB.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Air )

Fardiaz, Srikandi, FG. Winarno, dan Dedi Fardiaz. 1980. Pengantar Teknologi Pangan.

Jakarta : Gramedia.

Sudarmadji, Slamet, Suhardi dan Bambang Haryono. 1989. Analisis Bahan Makanan dan

Pertanian. Yogyakarta : Liberti Yogyakarta

Page 10: Ruspandi_ F1072131012 ( Oven Desikator Dan Timbangan Berat Basah Berat Kering )

Lampiran

Kadar air daun jambu biji = berat basa h−berat kering

berat basa hx 100% =

=1.065−0.23

1.065x 100% =0.79 x 100% =79 %