rsud dr. soeratno gemolong kabupaten sragen visi :...
TRANSCRIPT
1 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017
RSUD dr. SOERATNO GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN
VISI :
Menjadi rumah sakit pilihan di wilayah Gemolong dan sekitarnya. MISI : Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, mudah, cepat, tepat dan akurat.
FALSAFAH :
Rumah Sakit Umum Daerah dr.Soeratno merupakan Rumah Sakit Umum Daerah berorientasi sosial dengan tetap memberikan pelayanan kesehatan paripurna yang berkualitas dan memuaskan kepada pasien /pelanggan serta meningkatkan kesejahteraan seluruh pegawai.
NILAI :
Tata nilai Rumah Sakit Umum Daerah dr.soeratno adalah SMART S : Semangat untuk meningkatkan mutu pelayanan. M : Melayani dengan sepenuh hati A : Antusias dalam bekerja R : Ramah melayani T : Terpercaya MOTTO : “Melayani dengan Hati”.
TUJUAN :
1. Meningkatnya kualitas manajemen rumah sakit a. Meningkatnya kualitas administrasi perkantoran. b. Meningkatnya kualitas dan jumlah sarana dan prasarana aparatur. c. Meningkatnya disiplin aparatur. d. Meningkatnya kapasitas disiplin aparatur. e. Meningkatnya kualitas laporan yang disusun.
2. Meningkatnya cakupan jenis dan kualitas layanan rumah sakit. a. Meningkatnya standart rumah sakit. b. Meningkatnya kuantitas dan kualitas obat dan perbekalan kesehatan.
c. Meningkatnya kualitas pelayanan rumah sakit. d. Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana rumah sakit.
2 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017
SASARAN KESELAMATAN PASIEN (SKP)
NO PERTANYAAN JAWABAN
1. Apa yang Anda ketahui tentang sasaran keselamatan pasien di rumah sakit?
Ada 6 sasaran keselamatan pasien di rumah sakit : (Acuan : Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1691 tahun 2011)
Ketepatan Identifikasi Pasien Peningkatan komunikasi yang efektif; Peningkatan keamanan obat yang perlu
diwaspadai; Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-
pasien operasi;
Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan; dan
Pengurangan risiko pasien jatuh.
2. Bagaimana prosedur di rumah sakit dalam mengidentifikasi pasien?
Setiap pasien yang masuk rawat inap dipasangkan gelang identitas pasien.
Ada 2 identitas yaitu menggunakan NAMA dan TANGGAL LAHIR yang disesuaikan dengan tanda pengenal resmi.
Pengecualian prosedur identifikasi dapat dilakukan pada kondisi kegawatdaruratan pasien di IGD, ICU dan kamar operasi
dengan tetap memperhatikan data pada gelang identitas pasien.
3. Kapan dilakukan proses verifikasi identitas pasien?
Sebelum pemberian obat, Sebelum pemberian transfusi darah, Sebelum pengambilan sampel untuk
pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiologi
Sebelum dilakukan tindakan medis
4. Gelang identifikasi apa saja
yang digunakan di rumah sakit?
Gelang identitas - Pasien laki-laki : BIRU MUDA - Pasien perempuan : MERAH MUDA
Gelang pasien risiko jatuh : KUNING Gelang alergi : MERAH
5. Bagaimana prosedur pemasangan gelang identifikasi?
SPO Pemasangan gelang identifikasi pasie
3 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017
6. Dapatkah Anda menjelaskan tentang cara komunikasi yang
efektif di rumah sakit?
Rumah sakit menggunakan tehnik SBAR (Situation – Background – Assessment – Recomendation) dalam melaporkan kondisi pasien untuk meningkatkan efektivitas
komunikasi antar pemberi layanan. Situation : Kondisi terkini yang terjadi
pada pasien. Background : Informasi penting apa yang
berhubungan dengan kondisi pasien terkini. Assessment : Hasil pengkajian kondisi
pasien terkini Recommendation : Apa yang perlu
dilakukan untuk mengatasi masalah pasien saat ini.
Rumah sakit konsisten dalam melakukan
verifikasi terhadap akurasi dari komunikasi lisan dengan catat, baca kembali dan konfirmasi ulang (CABAK) terhadap perintah yang diberikan.
Pelaporan kondisi pasien kepada DPJP
pasien menjadi tanggung jawab dokter ruangan yang bertugas.
7. Apa saja yang termasuk Obat - obat high alert medication di
rumah sakit ?
Obat-obatan yang termasuk dalam high alert medication adalah : 1. Elektrolit pekat : KCl, MgSO4, Natrium
Bikarbonat, NaCl 0,3%
2. NORUM (Nama Obat Rupa Ucapan Mirip) / LASA (Look Alike Sound Alike) yaitu obat-obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip.
Pengelolaan high alert medication:
Penyimpanan di lokasi khusus dengan akses terbatas dan diberi penandaan yang jelas berupa stiker berwarna merah bertuliskan “High Alert”
NaCl 0,3% dan KCl tidak boleh disimpan di ruang perawatan kecuali di Unit Perawatan
Intensif (ICU). Ruang perawatan yang boleh menyimpan
elektrolit pekat harus memastikan bahwa elektrolit pekat disimpan di lokasi dengan akses terbatas bagi petugas yang diberi
wewenang.
4 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017
Obat diberi penandaan yang jelas berupa stiker berwarna merah bertuliskan “High Alert” dan khusus untuk elektrolit pekat, harus ditempelkan stiker yang dituliskan “Elektrolit pekat, harus diencerkan sebelum diberikan”
8. Bagaimana prosedur penandaan
lokasi yang akan dioperasi di RS ini?
Orang yang bertanggung jawab untuk membuat tanda pada pasien adalah Operator/orang yang akan melakukan
tindakan. Operator yang membuat tanda itu harus
hadir pada operasi tersebut. Penandaan titik yang akan dioperasi adalah
sebelum pasien dipindahkan ke ruang di mana operasi akan dilakukan. Pasien ikut
dilibatkan, terjaga dan sadar; sebaiknya dilakukan sebelum pemberian obat pre-medikasi.
Tanda berupa “X” di titik yang akan dioperasi.
Tanda itu harus dibuat dengan pena atau spidol permanen berwarna hitam dan jika memungkinkan, harus terlihat sampai pasien disiapkan dan diselimuti.
Lokasi untuk semua prosedur yang melibatkan sayatan, tusukan perkutan, atau
penyisipan instrumen harus ditandai. Semua penandaan harus dilakukan
bersamaan saat pengecekkan hasil pencitraan pasien diagnosis misalnya sinar-X, scan, pencitraan elektronik atau
hasil test lainnya dan pastikan dengan catatan medis pasien dan gelang identitas pasien.
Lokasi operasi ditandai pada semua kasus termasuk sisi (laterality), struktur multipel (jari tangan, jari kaki, lesi) atau multiple
level (tulang belakang). Beberapa prosedur yang tidak memerlukan penandaan: kasus organ tunggal (misalnya operasi
jantung, operasi caesar)
5 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017
kasus intervensi seperti kateter jantung kasus yang melibatkan gigi prosedur yang melibatkan bayi prematur
di mana penandaan akan menyebabkan
tato permanen Dalam kasus-kasus di mana tidak dilakukan penandaan, alasan harus dapat dijelaskan dan dipertanggungjawabkan. Untuk pasien dengan warna kulit gelap, boleh digunakan warna selain
hitam atau biru gelap (biru tua) agar penandaan jelas terlihat, misalnya warna merah. Pada kasus-kasus seperti operasi spinal, dapat dilakukan proses dua tahap yang meliputi penandaan preoperatif per level spinal (yang akan dioperasi) dan interspace spesifik
intraoperatif menggunakan radiographic.marking.
Tahukah Anda bagaimana prosedur check list
keselamatan operasi?
Proses check list ini merupakan standar operasi yang meliputi pembacaan Ndan pengisian formulir sign in yang dilakukan sebelum pasien dianestesi di holding area, time out
yang dilakukan di ruang operasi sesaat sebelum incisi pasien operasi dan sign out setelah operasi selesai (dapat dilakukan di recovery room). Proses sign in, time out dan sign out ini dipandu oleh perawat sirkuler dan diikuti oleh operator, dokter anestesi,
perawat.
9. Bagaimanakah standar prosedur cuci tangan yang
benar di rumah sakit ?
Semua petugas di rumah sakit termasuk dokter melakukan kebersihan tangan pada 5 MOMEN yang telah ditentukan, yakni:
Sebelum kontak dengan pasien
Sesudah kontak dengan pasien Sebelum tindakan asepsis Sesudah terkena cairan tubuh
pasien Sesudah kontak dengan
lingkungan sekitar pasien
Rumah Sakit RSUD dr. Soeratno Gemolong menggunakan 6 LANGKAH cuci tangan. Ada 2 cara cuci tangan yaitu : 1. HANDWASH – dengan air mengali
waktunya : 40 – 60 detik
6 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017
2. HANDRUB – dengan gel berbasis alkohol waktunya : 20 – 30 detik
10. Bagaimanakah cara mengkaji pasien risiko jatuh ? Penilaian risiko jatuh dilakukan saat pengkajian awal dengan
menggunakan metode pengkajian risiko jatuh yang telah ditetapkan oleh RSUD dr. Soeratno Gemolong. Penilaian risiko jatuh pada pasien anak menggunakan scoring HUMPTY DUMPTY dan pada pasien dewasa menggunakan scoring MORSE dan pada geriatri menggunakan SYDNEY scoring.
7 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017
SKALA RISIKO JATUH HUMPTY DUMPTY UNTUK PEDIATRI
Parameter Kriteria Nilai Skor
Usia < 3 tahun
3 – 7 tahun 7 – 13 tahun ≥ 13 tahun
4
3 2 1
Jenis kelamin
Laki-laki Perempuan
2 1
Diagnosis Diagnosis neurologi Perubahan oksigenasi
(diagnosis respiratorik, dehidrasi, anemia, anoreksia, sinkop, pusing, dsb.)
Gangguan perilaku / psikiatri
Diagnosis lainnya
4 3 2 1
Gangguan kognitif
Tidak menyadari keterbatasan dirinya
Lupa akan adanya keterbatasan
Orientasi baik terhadap diri sendiri
3 2 1
Faktor lingkungan
Riwayat jatuh / bayi diletakkan di tempat tidur dewasa
Pasien menggunakan alat bantu / bayi diletakkan dalam tempat tidur bayi / perabot rumah
Pasien diletakkan di tempat tidur
Area diluar rumah sakit
4 3 2 1
Respons terhadap: 1. Pembed
han/ sedasi /anestesi
2. Penggunaan medikam
entosa
Dalam 24 jam Dalam 48 jam > 48 jam atau tidak menjalani
pembedahan / sedasi/ anestesi Penggunaan multipel: sedatif,
obat hipnosis, barbiturat, fenotiazin, antidepresan, pencahar, diuretik, narkose
Penggunaan salah satu obat di atas
Penggunaan medikasi lainnya
/ tidak ada medikasi
3 2 1 3 2
1
8 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017
Skor asesmen risiko jatuh : (skor minimum 7, skor maksimum 23) Skor 7R11: risiko rendah Skor ≥ 12: risiko tinggi
ONTARIO MODIFIELD STRATIFY – SYDNEY SCORING
Nama :
No. RM :
Parameter
Skrining Jawaban Keterangan Nilai
Skor
Riwayat Jatuh
Apakah pasien datang ke rumah sakit Karena jatuh?
Ya/Tidak Salah satu jawaban ya = 6
jika tidak, apakah pasien mengalami jatuh dalam 2 bulan terakhir ini?
Ya/Tidak
Status Mental
apakah pasien delirium ? (tidak
dapat membuat keputusan, pola pikir tidak terorganisir, gangguan daya ingat)
Ya/Tidak Salah satu
jawaban ya = 14
apakah pasien disorientasi? (salah menyebutkan waktu, tempat, atau orang)
Ya/Tidak
apakah pasien mengalami agitasi? (ketakutan, gelisah, dan cemas)
Ya/Tidak
Pengli
hatan
Apakah pasien
membawa kacamata ?
Ya/Tidak Salah
satu jawaban ya = 1
Apakah pasien mengeluh adanya penglihatan buram
?
Ya/Tidak
9 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017
Apakah pasien mempunyai glaukoma, katarak, atau defegenerasi makula ?
Ya/Tidak
Kebiasaan berkemih
Apakah terdapat perubahan perilaku berkemih ? (Frekuensi , urgensi, inkontinensia,
nokturia)
Ya/Tidak Ya = 2
Transfer (dari Tempat tidur Ke kursi dan Kembali ke Tempat
tidur)
Mandiri (boleh menggunakan alat Bantu jalan)
0 Jumlahkan nilai Transfer dan mobilitas. Jika nilai total 0-3, Maka skor m=0. Jika nilai
total 4-6, maka skor = 7
Memerlukan sedikit
bantuan (1 orang) /dalam pengawasan
1
Memerlukan bantuan yang nyata (2 orang)
2
Tidak dapat duduk dengan seimbang, Perlu bantuan total
3
Mobilitas
Mandiri (boleh menggunakan alat bantu jalan)
0
Berjalan dengan
bantuan 1 orang (verbal/fisik)
1
Menggunakan kursi roda
2
Imobilisasi 3
Total Skor
Keterangan skor: 0-5 = risiko rendah 6-16 = risiko sedang 17-30 = risiko tinggi
10 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017
Morse Fall Scale (Skala Jatuh Morse)
FAKTOR RISIKO SKALA POIN SKOR
Riwayat jatuh Ya 25
Tidak 0
Diagnosis sekunder (≥ 2 diagnosis medis)
Ya 15
Tidak 0
Alat bantu Berpegangan pada perabot
30
Tongkat/alat penopang 15
Tidak ada/kursi roda/ perawat/tirah baring
0
Terpasang infus Ya 20
Tidak 0
Gaya berjalan Terganggu 20
Lemah 10
Normal/tirah baring/imobolisasi
0
Status mental Sering lupa akan
keterbatasan yang dimiliki
15
Sadar akan kemampuan diri sendiri
0
TOTAL
Kategori : Risiko tinggi = ≥ 45 Risiko sedang = 25 – 44 Risikorendah = 0 – 24 Pengkajian tersebut dilakukan oleh perawat dan kemudian dapat dijadikan dasar pemberian rekomendasi kepada dokter untuk tatalaksana lebih lanjut. Perawat memasang gelang risiko berwarna KUNING di pergelangan tangan pasien dan mengedukasi pasien dan atau keluarga maksud pemasangan gelang tersebut. SPO Pengkajian dan pencegahan pasien risiko jatuh Pengkajian ulang dilakukan oleh perawat secara berkala sesuai hasil penilaian risiko jatuh pasien dan jika terjadi perubahan kondisi pasien atau pengobatan.
11. Apa yang dilakukan jika ada pasien yang jatuh ?
Diakukan tatalaksana pasien jatuh dan membuat laporan insiden keselamatan pasien.
11 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017
HAK PASIEN DAN KELUARGA (HPK)
NO. PERTANYAAN JAWABAN
1. Tahukah Anda tentang bagaimana hak pasien di rumah sakit?
RS Royal Progress bertanggung jawab untuk melindungi dan mengedepankan hak pasien dan keluarga sesuai UU RI No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit yaitu :
a. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku di Rumah Sakit. b. Pasien berhak informasi tentang hak dan
kewajiban pasien. c. Pasien berhak memperoleh layanan yang
manusiawi, adil, jujur dan tanpa diskriminasi.
d. Pasien berhak memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai sengan standar profesi dan standar prosedur operasional.
e. Pasien berhak memperoleh layanan yang
efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi.
f. Pasien berhak mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan.
g. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit.
h. Pasien berhak meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang mempunyai Surat Ijin Praktek (SIP) baik di dalam maupun di luar Rumah Sakit.
i. Pasien berhak mendapat privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data – data medisnya.
j. Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, resiko dan kompliksi yang mungkin terjadi dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.
12 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017
k. Pasien berhak memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.
l. Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
m. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama/kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak
mengganggu pasien lainnya. n. Pasien berhak memperoleh keamanan
dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Rumah Sakit.
o. Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perilaku Rumah Sakit
terhadap dirinya. p. Pasien berhak menolak pelayanan
bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya.
q. Pasien berhak menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata maupun pidana.
r. Pasien berhak mengeluhkan pelayanan
Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan pertauran perundang – undangan.
2. Bagaimana prosedur pemberian informasi dan edukasi kepada pasien & keluarga?
Pemberian informasi dan edukasi diberikan sesuai kebutuhan, dan diberikan oleh petugas dengan kompetensi yang sesuai. Dalam pemberian informasi dan edukasi ini dikoordinasi oleh Panitia PKRS. SPO Pemberian informasi dan edukasi
3. Bagaimana prosedur Pemberian informed Consent kepada pasien &
keluarga?
Persetujuan Tindakan Kedokteran (acuan : PERATURAN MENTERI KESEHATANN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 290/MENKES/ PER/III/2008 TENTANG PERSETUJUAN
TINDAKAN KEDOKTERAN)
13 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017
Pernyataan persetujuan (lnformed Consent) dari pasien didapat melalui suatu proses yang ditetapkan rumah sakit dan dilaksanakan oleh staf yang terlatih, dalam
bahasa yang dipahami pasien. SPO Pemberian Informed Consent
Informed consent diperoleh sebelum operasi, anestesi, penggunaan darah atau produk darah dan tindakan serta pengobatan lain
yang berisiko tinggi. Semua tindakan kedokteran harus mendapat
persetujuan pasien dan atau keluarga setelah mendapat penjelasan yang cukup tentang hal-hal yang berkaitan dengan tindakan tersebut dari Dokter Penanggungjawab
Pasien (DPJP). Yang berhak untuk memberikan persetujuan setelah mendapatkan' informasi'' adalah : a) Pasien sendiri, yaitu apabila telah berumur 21
tahun atau telah menikah.
b) Bagi Pasien dibawah umur 21 tahun, persetujuan (informed consent) atau Penolakan Tindakan Medis diberikan oleh mereka menurut urutan hak sebagai berikut:
1) Ayah/ Ibu Kandung
2) Saudara – saudara kandung c) Bagi pasien dibawah umur 21 tahun dan
tidak mempunyai orang tua atau orang tuanya berhalangan hadir, persetujuan Informed Consent) atau Penolakan Tindakan medis diberikan oleh mereka menurut hak sebagai berikut : 1) Ayah/Ibu)Adopsi 2) Saudara – saudara Kandung 3) Induk Semang
d) Bagi pasien dewasa dengan gangguan mental, persetujuan (InformedConsent) atau penolakan penolakan tindakan medis diberikan oleh mereka menurut hak sebagai berikut: 1) Ayah/Ibu)kandung 2) Wali yang sah 3) Saudara – Saudara Kandung
14 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017
e) Bagi pasien dewasa yang berada dibawah pengampunan curatelle) Persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan menurut hal tersebut.
1) Wali 2) Curator
f) Bagi Pasien dewasa yang telah menikah/ orang tua, persetujuan atau penolakan tindakan medik diberikan pleh mereka
menurut urutan hal tersebut. 1) Suami/ Istri 2) Ayah/ Ibu Kandung 3) AnakR anak Kandung 4) Saudara – saudara Kandung
Informed consent menginformasikan tentang :
diagnosis WD DD), dasar diagnosis, tindakan kedokteran, indikasi tindakan, tata cara, tujuan, risiko, komplikasi, prognosis, alternatif risiko.
4. Bagaimana pasien mendapatkan informasi pelayanan kerohanian di RS?
Pelayanan kerohanian terdiri dari pelayanan kerohanian rutin dan atas permintaan. Pasien yang membutuhkan pelayanan kerohanian akan mengisi formulir permintaan pelayanan kerohanian. Kemudian perawat akan menghubung petugas terkait sesuai daftar yang
ada. SPO Pelayanan Kerohanian
5. Bagaimana RS melindungi kebutuhan privasi pasien?
Saat dilakukan pemeriksaan, konsultasi, tatalaksana antar pasien akan dibatasi dengan tirai.
SPO Perlindungan Kebutuhan Privasi Pasien
6. Bagaimana RS melindungi pasien terhadap kekerasan fisik?
Kriteria kekerasan fisik di lingkungan Rumah Sakit terdiri atas: pelecehan seksual, pemukulan, penelantaran dan pemaksaan fisik terhadap pasien baik yang dilakukan oleh penunggu /pengunjung pasien maupun petugas.
Kecuali terdapat indikasi, petugas kesehatan dapat melakukan pemaksaan fisik (seperti pengekangan) sesuai standar medis dan etika rumah sakit yang berlaku.
15 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017
Setiap petugas keamanan sudah terlatih untuk menangani hal tersebut.
Setiap pasien/pengunjung/karyawan yang berada dalam rumah sakit harus
menggunakan tanda pengenal berupa gelang identitas pasien, kartu visitor/pengunjung atau name tag karyawan.
7. Bagaimana prosedur melindungi barang
milik pasien? SPO Perlindungan Barang Milik Pasien
8. Apa yang dilakukan RS jika pasien menolak/ memberhentikan tindakan (resusitasi) atau pengobatan yang diberikan?
Rumah sakit menghormati keinginan dan pilihan pasien untuk menolak pelayanan resusitasi. Keputusan untuk tidak melakukan RJP harus dicatat di rekam medis pasien dan di formulir Do Not Resuscitate (DNR). Formulir
DNR harus diisi dengan lengkap dan disimpan di rekam medis pasien.
Alasan diputuskannya tindakan DNR dan orang yang terlibat dalam pengambilan keputusan harus dicatat di rekam medis pasien dan formulir DNR. Keputusan harus dikomunikasikan kepada semua orang yang
terlibat dalam aspek perawatan pasien. SPO Penolakan Tindakan atau Pengobatan
16 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017
PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA (PPK)
NO. PERTANYAAN JAWABAN
1. Siapa yang memberikan
edukasi kepada pasien & keluarga?
Semua pemberian informasi dan
edukasi kepada pasien dan keluarga diberikan oleh petugas yang berkompeten dan dikoordinasi oleh Panitia PKRS.
2. Bagaimana prosedur
pemberian informasi atau edukasi kepada pasien & keluarga?
SPO Pemberian informasi atau edukasi
3. Bagaimana cara Anda mengetahui pencapaian keberhasilan edukasi yang
diberikan?
Melakukan verifikasi bahwa pasien dan keluarga bisa menerima dan memahami edukasi yang diberikan.
SPO Pemberian informasi atau edukasi
4. Apa bukti edukasi telah diberikan kepada pasien?
Ada bahan materi yang diberikan kepada pasien dan atau keluarga
Ada dokumen pemberian edukasi
berupa formulir pemberian edukasi yang ditandatangani oleh pemberi edukasi dan penerima edukasi.
PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN (PMKP)
NO. PERTANYAAN JAWABAN
1. Apakah definisi kejadian sentinel?
Insiden meliputi Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris Cedera (KNC), Kejadian Tidak Cedera (KTC) , Kejadian Potensial Cedera (KPC) dan Kejadian
Sentinel. Kejadian sentinel adalah suatu KTD yang
mengakibatkan kematian atau cedera yang serius; biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima seperti: operasi pada bagian tubuh yang salah.
Kejadian sentinel : o Kematian tidak terduga dan tidak terkait
dengan perjalanan alamiah atau kondisi yang mendasari penyakitnya . Contoh bunuh diri
17 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017
o Kehilangan fungsi utama (major) secara permanen yang tidak terkait dengan perjalanan alamiah penyakit pasien atau kondisi yang mendasari penyakitnya
o Salah lokasi, salah prosedur, salah pasien operasi
o Penculikan bayi atau bayi yang dipulangkan bersama orang yang bukan orang tuanya.
Pelaporan insiden tidak boleh lebih dari 2 x 24 jam
2. Bagaimana prosedur pelaporan insiden?
18 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017
MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGS)
NO. PERTANYAAN JAWABAN
1. Apa yang Anda ketahui
tentang PONEK RS?
Rumah sakit melaksanakan program PONEK
(Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Komprehensif) untuk menurunkan angka
kematian bayi dan meningkatkan kesehatan
ibu.
Rumah sakit membentuk Tim/Panitia PONEK
untuk menjalankan program PONEK RS.
2. Apa yang Anda ketahui
tentang TBRDOTS
RS?
Rumah sakit melaksanakan penanggulangan TB
sesuai dengan pedoman strategi DOTS (Direct
Observe Treatment Shortcourse)
Rumah sakit membentuk Tim / Panitia TB DOTS
untuk menjalankan program TB DOTS RS.
AKSES KE PELAYANAN DAN KONTINUITAS PELAYANAN (APK)
NO. PERTANYAAN JAWABAN
1. Bagaimana prosedur
skrining di IGD?
Skrining dilakukan pada kontak pertama
di dalam atau di luar RS untuk
menetapkan apakah pasien dapat
dilayani oleh RS.
Skrining dilaksanakan melalui kriteria
triase, visual atau pengamatan,
pemeriksaan fisik, psikologik,
laboratorium klinik atau diagnostik
imajing sebelumnya.
SPO Skrining Pasien
2. Bagaimana prosedur
penerimaan pasien rawat
inap dan rawat jalan?
SPO Penerimaan Pasien Rawat Inap
SPO Penerimaan Pasien Rawat Jalan
SPO Penahanan Pasien untuk
diobservasi
19 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017
3. Bagaimana prosedur
triase?
Rumah sakit melaksanakan proses triase
berbasis bukti untuk
memprioritaskan pasien sesuai dengan
kegawatannya menggunakan ATS
(Australian Triage Scale)
4. Bagaimana RS
mengidentifikasi
hambatan di populasinya
dalam memberikan
pelayanan ?
RS mengidentifikasi hambatan di
populasinya dengan membuat kajian data
cakupan antara lain area cakupan, etnis
dan agama. Selain itu juga dikaji faktor
biologis dan psikososialnya.
Untuk mengatasi hambatan/ kendala
keterbatasan fisik dalam populasinya, RS
RSUD dr. Soeratno Gemolong memiliki
prosedur penanganan bagi mereka
dengan keterbatasan fisik.
5. Bagaimana prosedur transfer yang berlaku di rumah sakit?
TRANSFER INTRA RUMAH SAKIT
PASIEN
PETUGAS
PENDAMPI
NG
KETERAMPIL
AN YANG
DIBUTUHKAN
PERALAT
AN UTAMA
DERAJAT 0 TPK/ Petugas Keamanan
Bantuan hidup
dasar
DERAJAT 0,5 (ORANG TUA/
DELIRIUM)
TPK/ Petugas Keamanan
Bantuan hidup
dasar
DERAJAT 1
Perawat/ Petugas berpengalaman
(sesuai dengan kebutuhan pasien)
Bantuan hidup dasar, pelatihan tabung gas, pemberian obat-
obatan, kenal akan tanda deteriorasi, keterampilan trakeostomi dan suction
Oksigen, suction, tiang infuse portabel,
pompa infuse dengan Baterai, oksimetri denyut
20 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017
DERAJAT 2
Perawat dan Petugas keamanan/ TPK
Semua ketrampilan di atas, ditambah : dua tahun
pengalaman dalam perawatan intensif (oksigenasi, sungkup
pernapasan, defibrillator, monitor)
Semua peralatan di atas, ditambah:
monitor EKG dan tekanan darah dan defibrillator
DERAJAT 3
Dokter, perawat, dan TPK/ Petugas
keamanan
Standar kompetensi dokter harus di
atas standar minimal : Dokter: Minimal 6
bulan
pengalaman mengenai perawatan pasien intensif dan bekerja di ICU
Keterampilan bantuan hidup dasar dan lanjut
Keterampilan
menangani permasala-han jalan napas dan pernapasan, minimal level
ST 3 atau sederajat.
Harus mengikuti pelatihan
untuk
Monitor ICU portable yang
Lengkap, ventilator dan alat transfer yang memenuhi
standar minimal.
21 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017
transfer pasien dengan sakit berat / kritis
Perawat: Minimal 2
tahun bekerja di ICU
Keterampilan bantuan hidup dasar dan lanjut
Harus mengikuti
pelatihan untuk transfer pasien dengan sakit
berat / kritis
22 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017
TRANSFER INTRA RUMAH SAKIT
PASIEN
PETUGAS
PENDAMPI
NG
KETERAMPILA
N YANG
DIBUTUHKAN
PERALATAN
UTAMA
DERAJAT 0
Petugas ambulan
Bantuan hidup dasar (BHD)
Kendaraan High Dependency Service (HDS)/ Ambulan
DERAJAT 0,5 (ORANGTUA /DELIRIUM)
Petugas ambulan dan paramedis
Bantuan hidup
dasar
Kendaraan HDS/ Ambulan
DERAJAT 1
Petugas ambulan dan perawat
Bantuan hidup dasar, pemberian oksigen, Pemberian obat-obatan, kenal akan
tanda deteriorasi, Keterampilan perawatan, trakeostomi dan suction
Kendaraan HDS/ ambulan, oksigen, suction, tiang infus
portabel, Infus pump dengan baterai, oksimetri
DERAJAT 2
Dokter, perawat dan petugas ambulans
Semua ketrampilan di atas, ditambah: penggunaan alat pernapasan, bantuan hidup lanjut, penggunaan
kantong pernapasan (bagvalve mask), penggunaan defibrillator, penggunaan monitor intensif
Ambulan , semua peralatan di atas, ditambah: monitor EKG
dan tekanan darah dan defibrillator bila diperlukan
DERAJAT 3
Dokter, perawat, dan petugas
ambulan
Dokter: Minimal 6 bulan
pengalaman mengenai
perawatan
Ambulan lengkap/ AGD 118, monitor ICU portabel
yang lengkap,
23 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017
pasien intensif dan bekerja di ICU
Keterampilan
bantuan hidup dasar dan lanjut
Keterampilan menangani
permasalahan jalan napas dan pernapasan, minimal level ST 3 atau sederajat.
Harus mengikuti pelatihan untuk transfer pasien dengan
sakitberat / kritis
Perawat: Minimal 2 tahun
bekerja di ICU Keterampilan
bantuan hidup dasar dan lanjut
Harus mengikuti pelatihan untuk transfer pasien
dengan sakit berat / kritis
ventilator dan peralatan transfer yang memenuhi
standar minimal.
6. Bagaimana prosedur
pemulangan pasien?
Perencanaan pemulangan bagi pasien
dibuat 1x24 jam setelah pasien diterima
sebagai pasien rawat inap.
24 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017
ASESMEN PASIEN (AP)
NO. PERTANYAAN JAWABAN
1.
Bagaimana prosedur pengkajian status gizi pasien di rumah sakit? Status gizi dinilai dengan menggunakan kriteria MUST (Malnutrition Universal Screening Tool) untuk mengidentifikasi dan menatalaksana pasien dewasa yang mengalami gizi buruk, kurang gizi atau obesitas. Kelima langkah MUST adalah sebagai berikut: Langkah 1: hitung Indeks Massa Tubuh (IMT) pasien dengan
menggunakan kurva di bawah ini dan berikanlah skor.
25 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017
Langkah 2: nilai persentase kehilangan berat badan yang tak direncanakan menggunakan tabel di bawah ini, dan berikanlah skor.
Langkah 3 : nilai adanya efek/pengaruh akut dari penyakit yang
diderita pasien, dan berikan skor (rentang antara 0-2). Sebagai contoh, jika pasien sedang mengalami penyakit akut dan sangat sedikit / tidak terdapat asupan makanan > 5 hari, diberikan skor 2.
Langkah 4 : tambahkan skor yang diperoleh dari langkah 1, 2,
dan 3 untuk menilai adanya risiko malnutrisi. i. Skor 0 = risiko rendah ii. Skor 1 = risiko sedang iii. Skor ≥ 2 = risiko tinggi
26 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017
Langkah 5: gunakan panduan tatalaksana untuk merencanakan strategi keperawatan berikut ini. Risiko rendah Perawatan rutin: ulangi skrining pada pasien di rumah sakit (tiap
minggu), pada pasien rawat jalan (tiap bulan), masyarakat umum dengan usia > 75 tahun (tiap tahun). Risiko sedang Observasi: o Catat asupan makanan selama 3 hari
o Jika asupan adekuat, ulangi skrining: pasien di rumah sakit (tiap minggu), pada pasien rawat jalan (tiap bulan), masyarakat umum (tiap 2-3 bulan).
o Jika tidak adekuat, rencanakan strategi untuk perbaikan dan peningkatan asupan nutrisi, pantau dan kaji ulang program pemberian nutrisi secara teratur.
Risiko tinggi Tatalaksana:
o Rujuk ke ahli gizi o Perbaiki dan tingkatkan asupan nutrisi o Pantau dan kaji ulang program pemberian nutrisi: pada pasien
di rumah sakit (tiap minggu), pada pasien rawat jalan (tiap bulan), masyarakat umum (tiap bulan).
Untuk semua kategori: a) Atasi penyakit yang mendasari dan berikan saran dalam
pemilihan jenis makanan b) Catat kategori risiko malnutrisi
c) c) Catat kebutuhan akan diet khusus dan ikuti kebijakan setempat.
2.
Bagaimana prosedur pengkajian nyeri di rumah sakit? Pengkajian rasa nyeri menggunakan Neonatal Infants Pain Scale (NIPS) untuk usia < 1 tahun, FLACCS untuk usia 1-3 tahun, Wong Baker Faces Rating Scale untuk usia > 3 tahun dan Numeric Scale untuk dewasa. Comfort Scale digunakan pada pasien bayi, anak, dan
dewasa di ruang rawat intensif / kamar operasi / ruang rawat inap yang tidak dapat dinilai menggunakan Numeric Rating Scale Wong-
Baker FACES Pain Scale
27 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017
NEONATAL INFANTS PAIN SCALE (NIPS).
PARAMETER FINDING POINTS
Ekspresi Wajah Santai 0
Meringis 1
Menangis Tidak menangis 0
Merengek 1
Menangis kuat 2
Pola bernapas Santai 0
Perubahan pola bernapas 1
Lengan Santai 0
Fleksi/extensi 1
Kaki Santai 0
Fleksi/extensi 1
Keadaan rangsangan Tertidur/bangun 0
Rewel 1
Pada bayi prematur, ditambahkan dua parameter lagi yaitu heart rate
dan saturasi oksigen.
Heart Hate 10% dari baseline 0
11R20% dari baseline 1
>20% dari baseline 2
Saturasi oksigen Tidak diperlukan oksigen tambahan 0
Penambahan oksigen diperlukan 1
Skor 0 : Tidak nyeri 1-2 : Nyeri ringan 3-4 : Nyeri sedang > 4 : Nyeri hebat.
28 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017
FLACCS.
KATEGORI PARAMETER
0 1 2
WAJAH
Tidak ada ekspresi tertentu atau
senyum
Sesekali meringis atau mengerutkan
kening
Sering untuk cemberut konstan,
rahang,ditarik, tidak tertarik bergetar dagu
KAKI
Normal posisi atau santai
Tidak nyaman, gelisah, tegang
Menendang, atau kaki disusun
ACTIVITAS
Berbaring dengan tenang, posisi normal, bergerak
dengan mudah
Menggeliat, menggeser maju mundur, tegang
Melengkung, kaku
MENANGIS
Tidak ada teriakan (terjaga atau tertidur)
Erangan atau rengekan, keluhan sesekali
Menangis terus, teriakan atau isak tangis; sering keluhan
CONSOLABILITAS
Konten, santai
Diyakinkan oleh menyentuh sesekali, memeluk,
Sulit untuk konsol atau kenyamanan atau sedang
berbicara; distractable
Skor 0 : Tidak nyeri 1-2 : Nyeri ringan 3-4 : Nyeri sedang > 4 : Nyeri hebat.
29 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017
WONG BAKER FACES RATING SCALE & NUMERIC SCALE
COMFORT SCALE
KATEGORI SKOR
KEWASPADAAN
1 – tidur pulas / nyenyak 2 – tidur kurang nyenyak 3 – gelisah 4 – sadar sepenuhnya dan waspada 5 – hiper.alert
KETENANGAN
1 – tenang 2 – agak cemas
3 – cemas 4 – sangat cemas 5 – panic
DISTRESS PERNAPASAN
1 – tidak ada respirasi spontan dan tidak ada batuk 2 – respirasi spontan dengan sedikit / tidak ada
respons terhadap ventilasi 3 – kadang-kadang batuk atau terdapat tahanan terhadap ventilasi 4 – sering batuk, terdapat tahanan / perlawanan terhadap ventilator 5 – melawan secara aktif terhadap ventilator, batuk
terus-menerus / tersedak
MENANGIS
1 – bernapas dengan tenang, tidak menangis 2 – terisak-isak 3 – meraung 4 – menangis
5 – berteriak
30 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017
PERGERAKAN
1 – tidak ada pergerakan 2 – kedang-kadang bergerak perlahan 3 – sering bergerak perlahan 4 – pergerakan aktif / gelisah
5 – pergrakan aktif termasuk badan dan kepala
TONUS OTOT
1 – otot relaks sepenuhnya, tidak ada tonus otot 2 – penurunan tonus otot 3 – tonus otot normal 4 – peningkatan tonus otot dan fleksi jari tangan
dan kaki 5 – kekakuan otot ekstrim dan fleksi jari tangan dan kaki
TEGANGAN WAJAH
1 – otot wajah relaks sepenuhnya 2 – tonus otot wajah normal, tidak terlihat tegangan otot wajah yang nyata 3 – tegangan beberapa otot wajah terlihat nyata 4 – tegangan hampir di seluruh otot wajah 5 – seluruh otot wajah tegang, meringis
TEKANAN DARAH BASAL
1 – tekanan darah di bawah batas normal 2 – tekanan darah berada di batas normal secara
konsisten 3 – peningkatan tekanan darah sesekali ≥15% di atas batas normal (1-3 kali dalam observasi selama 2 menit) 4 – seringnya peningkatan tekanan darah
≥15% di atas batas normal (>3 kali dalam observasi selama 2 menit)
5 – peningkatan tekanan darah terus-menerus ≥15%
DENYUT JANTUNG BASAL
1 – denyut jantung di bawah batas normal
2 – denyut jantung berada di batas normal secara
konsisten 3 – peningkatan denyut jantung sesekali ≥15% di atas batas normal (1-3 kali dalam observasi selama 2 menit) 4 – seringnya peningkatan denyut jantung
≥15% di atas batas normal (>3 kali dalam observasi selama 2 menit)
5 – peningkatan denyut jantung terusRmenerus ≥15%
TOTAL SKOR
31 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017
3. Kapan asesmen awal harus diselesaikan?
Asesmen medis dan keperawatan awal diselesaikan dalam waktu 1 x 24 jam
setelah pasien masuk sebagai pasien rawat inap Asesmen medis awal yang dilakukan sebelum pasien masuk sebagai pasien rawat inap atau sebelum prosedur rawat jalan di rumah sakit tidak
berlangsung lebih dari 30 hari atau riwayat kesehatan telah diperbarui dan pemeriksaan fisik diulang. Asesmen medis awal yang dilakukan sebelum pasien masuk sebagai pasien
rawat inap atau sebelum prosedur rawat jalan di rumah sakit tidak berlangsung lebih dari 30 hari atau riwayat kesehatan telah diperbarui dan pemeriksaan fisik diulang.
Untuk asesmen yang berusia kurang dari 30 hari, perubahan-perubahan signifikan dalam kondisi pasien semenjak asesmen dicatat dalam rekam medis pada saat penerimaan
pasien sebagai pasien rawat inap.
32 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017
PELAYANAN PASIEN (PP)
NO. PERTANYAAN JAWABAN
1. Apa saja yang termasuk pasien dan pelayanan berisiko tinggi di
RSUD dr. Soeratno Gemolong?
Pasien keadaan darurat.
Pasien menggunakan layanan resusitasi
Pasien dengan pemberian darah dan produk darah.
Pasien yang menggunakan alat bantu kehidupan.
Pasien yang menderita penyakit menular dan penurunan kekebalan tubuh (immune-suppressed).
Pasien yang menjalani dialisis.
Pasien yang menggunakan alat pengekang (restraint)
Pasien lanjut usia, orang dengan keterbatasan, anak-anak, dan populasi yang berisiko diperlakukan tak senonoh.
2. Bagaimana prosedur penyimpanan, penyajian dan pendistribusian makanan kepada pasien?
Makanan disiapkan dan disimpan dengan cara mengurangi risiko kontaminasi dan pembusukan. Makanan didistribusi secara tepat waktu dan memenuhi permintaan. SPO Penyimpanan, Penyajian dan Pendistribusian Makanan
3. Bagaimana prosedur penanganan
pasienRpasien dalam tahap terminal?
Rumah sakit memahami kebutuhan pasien yang unik pada akhir kehidupan dengan menyediakan ruangan
khusus bagi pasien tahap terminal. SPO Pelayanan Pasien Terminal
4. Bagaimana prosedur penanganan pasien restraint?
restraint adalah suatu metode / cara pembatasan / restriksi yang disengaja terhadap gerakan / perilaku seseorang. Jenis-jenis : 1. Pembatasan Fisik 2. Pembatasan Mekanis 3. Surveilans Teknologi 4. Pembatasan Kimia SPO Penggunaan restraint
33 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017
PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH (PAB)
NO. PERTANYAAN JAWABAN
1.
Sedasi ringan / minimal
(anxiolysis)
Sedasi sedang (pasien
sadar)
Sedasi berat /
dalam
Anestesi umum
Respons
Respons normal terhadap stimulus verbal
Merespons terhadap stimulus sentuhan
Merespons setelah diberikan stimulus berulang / stimulus nyeri
Tidak sadar, meskipun dengan stimulus nyeri
Jalan napas
Tidak terpengaruh
Tidak perlu intervensi
Mungkin perlu intervensi
Sering memerlukan intervensi
Ventilasispontan
Tidak terpengaruh
Adekuat
Dapat tidak adekuat
Sering tidak adekuat
Fungsi kardiova
skular
Tidak terpengaruh
Biasanya dapat dipertahankan dengan baik
Biasanya dapat dipertahankan dengan baik
Dapat terganggu
34 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017
2.
Wrong site, Wrong Procedure, Wrong Person Surgery
Tiga komponen penting dalam prosedur pre operatif :
1. Proses verifikasi
2. Menandai lokasi yang akan dioperasi
3. Time.out.
Orang yang bertanggung jawab untuk membuat tanda pada
pasien adalah Dokter Bedah/Operator yang akan melakukan
tindakan.
Dokter bedah/operator yang membuat tanda itu harus hadir
pada operasi tersebut.
Penandaan titik yang akan dioperasi adalah sebelum pasien
dipindahkan ke ruang di mana operasi akan dilakukan. Pasien
ikut dilibatkan, terjaga dan sadar; sebaiknya dilakukan sebelum
pemberian obat pre-medikasi.
Tanda berupa “X” di titik yang akan dioperasi.
Tanda itu harus dibuat dengan pena atau spidol permanen
berwarna hitam dan jika memungkinkan, harus terlihat sampai
pasien disiapkan dan diselimuti.
Lokasi untuk semua prosedur yang melibatkan sayatan,
tusukan perkutan, atau penyisipan instrumen harus ditandai.
Semua penandaan harus dilakukan bersamaan saat
pengecekkan hasil pencitraan pasien diagnosis misalnya sinar-
X, scan, pencitraan elektronik atau hasil test lainnya dan
pastikan dengan catatan medis pasien dan gelang identitas
pasien.
Lokasi operasi ditandai pada semua kasus termasuk sisi
(laterality), struktur multipel (jari tangan, jari kaki, lesi) atau
multiple level (tulang belakang).
Beberapa prosedur yang tidak memerlukan penandaan:
kasus organ tunggal (misalnya operasi jantung, operasi
caesar)
kasus intervensi seperti kateter jantung
kasus yang melibatkan gigi
prosedur yang melibatkan bayi prematur di mana
penandaan akan menyebabkan tato permanen
35 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017
Dalam kasus-kasus di mana tidak dilakukan penandaan, alasan
harus dapat dijelaskan dan dipertanggungjawabkan. Untuk pasien
dengan warna kulit gelap, boleh digunakan warna selain hitam atau
biru gelap (biru tua) agar penandaan jelas terlihat, misalnya warna
merah. Pada kasus-kasus seperti operasi spinal, dapat dilakukan
proses dua tahap yang meliputi penandaan preoperatif per level
spinal (yang akan dioperasi) dan interspace spesifik intraoperatif
menggunakan radiographic.marking.
Proses time out ini merupakan standar operasi yang meliputi
pembacaan dan pengisian formulir sign in yang dilakukan sebelum
pasien dianestesi di holding area, time out yang dilakukan di ruang
operasi sesaat sebelum incisi pasien operasi dan sign out setelah
operasi selesai (dapat dilakukan di recovery room). Proses sign in,
time out dan sign out ini dipandu oleh perawat sirkuler dan diikuti
oleh operator, dokter anestesi, perawat.
36 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017
MANAJEMEN PENGGUNAAN OBAT (MPO)
NO. PERTANYAAN JAWABAN
1. Apa saja daftar
obat-
obatan yang
termasuk
dalam NORUM?
Daftar obat-obatan NORUM (Nama Obat Rupa
Ucapan Mirip) / LASA ( Look A ike Sound Alike )
dapat ditemukan di SPO Obat`obatan NORUM/
LASA dan juga pada buku quality.and safety. Contoh
obat look alike adalah obat-obat dengan tampilan
yang mirip namun sebenarnya berbeda dosis
(misalnya Amlodipin 5 mg dan Amlodipin 10 mg).
Sementara contoh obat sound alike adalah
azithromycin dan erithromycin (terdengar mirip).
2. Bagaimana
kebijakan
penyimpanan
elektrolit
pekat di RS?
Obat-obatan high alert (Kalium klorida 7,46% dalam
ampul dan Natrium klorida 3% dalam kolf) hanya
disimpan di ruang rawat intensif (ICU, NICU,HCU) (
di tempat yang ditandai dengan stiker merah). Obat
high alert tersebut diberi stiker “high alert”
berwarna merah dan khusus untuk larutan elektrolit
pekat juga diberi penandaan stiker yang bertuliskan “
elektrolit pekat, harus diencerkan sebelum
diberikan ”.
3. Bagaimana
prosedur
pengelolaan
obat
emergensi di
RS?
Obat emergensi disimpan dalam troli/kit/lemari
emergensi terkunci, diperiksa, dipastikan selalu
tersedia dan harus diganti segera jika jenis dan
jumlahnya sudah tidak sesuai lagi dengan daftar
yang ditempel/digantung di troli/ kit/ lemari
emergensi. Perbekalan farmasi dan penguncian troli
tersebut dikontrol oleh farmasi.
Troli akan dibuka 3 bulan sekali untuk dilakukan
pemeriksaan kesesuaian perbekalan farmasi dengan
daftar, ketepatan penyimpanan dan tanggal
kadaluwarsa
4. Bagaimana alur
pelaporan insiden
apabila terjadi
medication error ?
Baik dokter maupun perawat yang menemukan
terjadinya medication error boleh melaporkan
kejadian tersebut.
SPO Pelaporan Insiden.
37 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017
5. Bagaimanakah
kebijakan
RS tentang
persyaratan
resep yang
lengkap?
Resep harus memenuhi kelengkapan:
Nama pasien, tanggal lahir atau umur pasien
(jika tidak dapat mengingat tanggal lahir), no
rekam medik dan berat badan pasien (untuk
pasien anak)
Nama dokter, tanggal penulisan resep dan
ruang pelayanan
Mengisi kolom riwayat alergi obat pada bagian
kanan atas lembar resep manual
Menuliskan tanda R/ pada setiap sediaan.
Untuk nama obat tunggal ditulis dengan nama
generik. Untuk obat kombinasi ditulis sesuai
nama dalam Formularium, dilengkapi dengan
bentuk sediaan obat (contoh: injeksi, tablet,
kapsul, salep), serta kekuatannya (contoh: 500
mg, 1 gram)
Bila obat berupa racikan dituliskan nama setiap
jenis/bahan obat dan jumlah bahan obat (untuk
bahan padat : mikrogram, miligram, gram) dan
untuk cairan: tetes, milliliter, liter.
Pencampuran beberapa obat dalam satu
sediaan tidak dianjurkan, kecuali sediaan
dalam bentuk campuran tersebut telah terbukti
aman dan efektif.
Aturan pakai (frekuensi, dosis, rute pemberian).
Untuk aturan pakai jika perlu atau prn atau “pro
re nata”, harus dituliskan dosis maksimal dalam
sehari.
6. Bagaimana
prosedur
pemberian obat
yang
berlaku di RS
ini?
Pemberian obat menggunakan prinsip 7 benar :
1. Benar Pasien
2. Benar Indikasi
3. Benar Obat
4. Benar Dosis
5. Benar Cara Pemberian
6. Benar Waktu Pemberian
7. Benar Dokumentasi
38 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017
MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN INFORMASI (MKI)
NO. PERTANYAAN JAWABAN
1. Adakah standarisasi singkatan dan simbol yang boleh dipakai di RS ini?
RS telah mensosialisasikan standarisasi singkatan dan simbol yang boleh digunakan dalam pelayanan
2. Bagaimana cara RS melindungi berkas rekam medis pasien dari kehilangan /kerusakan /penyalahgunaan?
Rumah sakit mengembangkan suatu kebijakan bahwa yang diberikan kewenangan mengakses rekam medis klinis pasien adalah para praktisi kesehatan yang memberikan layanan kepada pasien tersebut.
KUALIFIKASI DAN PENDIDIKAN STAF (KPS)
NO. PERTANYAAN JAWABAN
1. Dapatkah Anda menjelaskan uraian jabatan Anda?
Uraian jabatan adalah proses, metode dan teknik untuk memperoleh data jabatan yang diolah menjadi informasi jabatan dan disajikan untuk kepentingan program pegawai serta memberikan umpan balik bagi organisasi dan tatalaksana.
Uraian jabatan staf bersifat personal tergantung pada jabatan yang dimiliki. Secara umum uraian jabatan tersebut terdiri dari
nama, jabatan, misi organisasi, misi jabatan, hasil kerja, bahan kerja, perangkat kerja, sifat jabatan, pelaksanaan tugas (uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang), nama jabatan bawahan langsung, korelasi jabatan, kondisi pelaksanaan kerja,
persyaratan jabatan, kondisi fisik, butiran informasi lain dan surat tugas. Uraian jabatan ini disimpan oleh bagian administrasi di masing-masing departemen/ divisi/unit tempat bertugas dan salinannya harus dimiliki oleh setiap staf medis yang bersangkutan.
39 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
NO. PERTANYAAN JAWABAN
1. Bagaimana pemilahan
sampah medis dan
non
medis / benda tajam /
cair
Panitia Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi Rumah Sakit telah menetapkan
pemisahan sampah medis dan non medis.
Sampah medis dibuang di tempat sampah
medis berkantung plastik kuning
Sampah non medis dibuang di tempat
sampah non medis berkantung plastik
hitam
Sampah benda tajam dan jarum dibuang di
tempat sampah khusus yang tidak dapat
tembus (puncture proof) dan tidak direuse
yaitu safety box.
Limbah cair dibuang di wastafel atau kloset
2. Apakah RS
menerapkan
pemisahan pasien
infeksius dan non
infeksius?
Panitia Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi Rumah Sakit telah menetapkan
pemisahan pasien infeksius dan
noninfeksius sesuai dengan SPO
perawatan pasien di ruang isolasi infeksi.
Pasien ditempatkan sesuai dengan sumber
infeksi, apakah lewat kontak, airborne, dan
droplet.
40 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017
MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK)
NO. PERTANYAAN JAWABAN
1. PROSEDUR EVAKUASI 1. Tetap tenang, jangan panik, jangan berlari,
ikuti petunjuk arah evakuasi atau dari petugas evakuasi
2. Jangan mencoba mengambil barang yang tertinggal
3. Lepaskan sepatu hak tinggi 4. Gunakan tangga darurat terdekat menuju
jalur evakuasi 5. Jangan gunakan lift, lift tidak bekerja
sewaktu alarm berbunyi
6. Jalan merangkak menuju tangga darurat, bila lorong dipenuhi asap
7. Tutup hidung dan mulut dengan saputangan atau tissue yang telah dibasahi air guna menghindari dari kemungkinan menghirup zat-zat beracun.
8. Keluar menuju tempat berhimpun di halaman rumah sakit atau
JALUR EVAKUASI
Logistik, Teknisi, ICU, OK, IRNA 5, lantai 6,7,8 dan 9 Jalur evakuasi menuju pintu emergensi (arah selatan), menuruni tangga menuju titik berkumpul di lantai dasar/halaman luar (arah timur).
Alfa Mart Menuju pintu keluar arah timur, titik berkumpul di halaman luar arah timur.
Laboratorium dan IRNA 3 Jalur evakuasi menuju tangga darurat bagian tengah (belakang lift), menuruni tangga menuju titik kumpul di lantai dasar/ halaman luar/ samping pos satpam/ mushola (arah barat).
Yapmedi, IRJ lantai 2 dan lantai 3, IRNA 2 Jalur evakuasi menuju tangga darurat arah TCM, menuruni tangga menuju lantai dasar ke pintu utama, titik berkumpul di halaman depan (tiang bendera)/ arah utara.
IRJ lantai 1, MCU, HD, Radiologi, Farmasi, Coffee bean Jalur evakuasi menuju pintu utama, titik berkumpul di halaman depan (tiang bendera)/ arah utara.
Admision/registrasi, kasir, operator, gizi, Baskin Robin Jalur evekuasi menuju pintu samping tengah, titik berkumpul arah barat, samping pos
satpam.
41 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017
2. Bagaimana prosedur penggunaan APAR? Prosedur penggunaan APAR: Tarik keluar segel pengaman
handle picu
Angkat nozel ke area bebas Tekan handle picu sedikit
sampai gas CO2 / powder keluar
Bawa APAR ke titik api
Arahkan nozel ke titik api dan tekan handle picu
Jarak APAR dengan titik api : 2 meter
3. Bila listrik terganggu dan padam maka dalam 7 detik (jeda waktu) terhitung sejak waktu pemadaman listrik, genset akan berfungsi dan listrik akan berfungsi kembali. Untuk beberapa lokasi seperti ICU, OK, Laboratorium ( alat-alat laboratorium) bila terjadi gangguan aliran listrik maka akan diback up dengan UPS sehingga tidak terdapat jeda waktu
4. Bila air terganggu maka cadangan air di bak penampungan akan dapat memenuhi kebutuhan air selama 1 hari saja. Selama proses penggunaan cadangan air di bak penampung tersebut maka kebutuhan air akan dikirim oleh perusahaan air rekanan dengan estimasi waktu pengiriman 5-10 jam. Perlu diketahui bahwa sumber air RSUD dr. Soeratno Gemolong berasal dari PAM.
42 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017
5.
KODE DARURAT
HAL-HAL YANG
PERLU
DIWASPADAI
KODE SIMBOL PANGGILAN
DARURAT
Kebakaran MERAH
Henti jantung pada
dewasa BIRU
Henti jantung
pada anak-anak BIRU
Penculikan bayi /
anak-anak MERAH MUDA
Orang yang
membahayakan ABU-ABU
Orang yang
membahayakan
dengan senjata
PERAK
Ancaman bom KUNING
Bencana di dalam RS TRIAGE DI RS
Bencana di luar RS TRIAGE DI RS
Tumpahan bahan
berbahaya ORANYE