road map reformasi birokrasi -...
TRANSCRIPT
REFORMASI BIROKRASIROAD MAP
PROVINSI JAWA BARAT 2016 - 2020
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARATBADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Jalan. Ir. H. Juanda No. 287 Bandung, Jawa Barat
Bersih dari KKN
Akuntab
el dan B
erkiner
ja
Pelayanan Publik Prima
Jawa Ba
rat Menu
ju
Pelmerin
tahan Ke
las Dunia
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 i
KATA PENGANTAR
Puji syukur mari kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT Tuhan Yang
Maha Esa atas berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya, akhirnya
penyusunan Road Map (Peta Jalan) Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat
Tahun 2016-2020 untuk menuju tata kelola pemerintahan yang baik, bersih,
cepat dan ke arah pemerintahan kelas dunia dapat diselesaikan. Reformasi
birokrasi telah menjadi agenda kerja pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah sejalan dengan dikeluarkannya Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi
2010-2025 dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 37 Tahun 2013 tentang pedoman
penyusunan Road Map Reformasi Birokrasi Pemerintah Daerah yang sudah
diganti dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 11 Tahun 2015 tentang Road Map Reformasi
Birokrasi Tahun 2015-2019.
Di dalam reformasi birokrasi terkandung perubahan signifikan pada
elemen-elemen birokrasi meliputi penataan kelembagaan atau organisasi,
sumber daya aparatur, ketatalaksanaan, akuntabilitas, pengawasan,
pelayanan publik, serta perubahan mindset dan culture set. Reformasi
birokrasi membutuhkan keterpaduan, waktu yang terencana, biaya yang
tidak sedikit, tingkat keseriusan dan komitmen yang tinggi serta
pengorbanan untuk menerima dan melaksanakan perubahan dari pimpinan
dan pemangku kepentingan.
Peta Jalan Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020
diharapkan mampu mendorong terwujudnya pemerintahan Provinsi Jawa
Barat yang bersih dan baik dengan karakteristik adaptif, berintegritas,
profesionalisme, berkinerja tinggi, bebas, dan bersih dari korupsi, kolusi, dan
nepotisme (KKN), mampu melayani publik, netral, sejahtera, berdedikasi
serta memegang teguh nilai-nilai dasar dan kode etik aparatur. Dengan
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 ii
birokrasi yang berkualitas diharapkan mampu mewujudkan visi dan misi
Provinsi Jawa Barat yakni "Jawa Barat Maju dan Sejahtera Untuk Semua"
dengan birokrasi pemerintah kelas dunia.
Terima kasih dan apresiasi yang setingginya saya sampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu dan terlibat aktif dalam penyusunan
dokumen peta jalan reformasi birokrasi ini. Saya berharap seluruh
masyarakat Provinsi Jawa Barat khususnya seluruh birokrat dan pamongnya
dapat mengimplementasikan dengan baik . Semoga Allah SWT, Tuhan Yang
Maha Esa senantiasa memberikan petunjuk kepada kita untuk membangun
Provinsi Jawa Barat yang kita cintai bersama. Amin
Bandung, ...........................2016
Gubernur Jawa Barat,
H. Ahmad Heryawan, Lc
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................................. i DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii DAFTAR TABEL ....................................................................................................... v DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. vii BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI .................................... I-1 BAB II PENCAPAIAN DAN ISU STRATEGIS ........................................... II-1
A. Kemajuan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi ................. II-1 B. Tantangan Permasalahan ..................................................... II-5
BAB III ARAH PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI
PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT .................................. III-1 A. Arah Kebijakan Nasional Pelaksanaan Reformasi
Birokrasi ....................................................................................... III-1 B. Sasaran Reformasi Birokrasi di Level Nasional dan
Daerah ........................................................................................... III-3 C. Ukuran Keberhasilan di Level Nasional dan Daerah ... III-10 D. Area Perubahan di Level Nasional dan Daerah ............. III-11 E. Arah Kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat
Menurut RPJMD 2013-2018 ................................................. III-16 F. Kerangka Besar Road Map Reformasi Birokrasi
Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025 ............................ III-17 BAB IV STRATEGI PELAKSANAAN DAN PROGRAM REFORMASI
BIROKRASI ............................................................................................ IV-1 A. Strategi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi ..................... IV-1 B. Program-Program ..................................................................... IV-4
BAB V PROGRAM QUICK WINS .................................................................. V-1
A. Pedoman Pelaksanaan Quick Wins ..................................... V-1 B. Program Quick Wins Reformasi Birokrasi ....................... V-6 C. Program, Kegiatan, Hasil yang Diharapkan dari
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Pada Tingkat Makro ............................................................................................. V-9
D. Program, Kegiatan, Hasil yang Diharapkan dari Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Pada Tingkat Meso V-22
E. Program, Kegiatan, Hasil yang Diharapkan dari Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Pada Tingkat Mikro .............................................................................................. V-23
F. Program Quick Wins Nasional .............................................. V-26
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 iv
G. Program Quick Wins Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat .................................................................................... V-28
BAB VI MANAJEMEN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI .. VI-1
A. Organisasi .................................................................................... VI-1 B. Monitoring dan Evaluasi ........................................................ VI-3
BAB VII PENUTUP ................................................................................................ VII-1
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Pencapaian Target Reformasi Birokrasi 2010 – 2014 ........ II-2 Tabel 2.2 Jumlah Instansi Yang Menggunakan CAT ................................ II-3 Tabel 3.1 Isu Strategis dan Agenda Prioritas Reformasi Birokrasi ... III-1 Tabel 3.1 Arah Kebijakan Reformasi Birokrasi di Level Nasional
dan Daerah 2015 – 2019 ................................................................ III-6 Tabel 3.2 Ukuran Keberhasilan Reformasi Birokrasi di Aras
Nasional dan Daerah 2015 – 2019 ............................................. III-10 Tabel 3.3 Area Perubahan dan Hasil Yang diharapkan di Aras
Nasional dan Daerah ........................................................................ III-15 Tabel 3.4 Road Map Birokrasi Pemerintah Provinsi Jawa Barat
2005-2025............................................................................................ III-20 Tabel 4.1 Tingkatan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Nasional ...... IV-3 Tabel 4.2 Program-Program Reformasi Birokrasi ................................... IV-4 Tabel 4.3 Kerangka Logis Pelaksanaan Reformasi Birokrasi 2016-
2020 Pemerintah Provinsi Jawa Barat ...................................... IV-5 Tabel 5.1 Tahap Persiapan ................................................................................ V-5 Tabel 5.2 Tahap Implementasi, Monitoring dan Evaluasi ..................... V-5 Tabel 5.3 Hasil Yang Diharapkan, Indikator Keberhasilan, Kegiatan
serta Pihak Terkait dalam Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dalam Lingkup Program Revolusi Mental Aparatur level Nasional dan Daerah .......................................... V-11
Tabel 5.4 Hasil Yang Diharapkan, Indikator Keberhasilan, Kegiatan serta Pihak Terkait dalam Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dalam Lingkup Program Penguatan Sistem Pengawasan ......................................................................................... V-12
Tabel 5.5 Hasil Yang Diharapkan, Indikator Keberhasilan, Kegiatan, serta Pihak Terkait dalam Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dalam Lingkup Program Penguatan Akuntabilitas Kinerja ....................................................................... V-14
Tabel 5.6 Hasil Yang Diharapkan, Indikator Keberhasilan, Kegiatan serta Pihak Terkait dalam Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dalam Lingkup Program Kelembagaan pada Level Nasional dan Daerah ............................................................ V-17
Tabel 5.7 Hasil Yang Diharapkan, Indikator Keberhasilan, Kegiatan, serta Pihak Terkait dalam Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dalam Lingkup Program Penguatan Ketatalaksanaan pada Level Nasional dan Daerah .............. V-18
Tabel 5.8 Hasil Yang Diharapkan, Indikator Keberhasilan, Kegiatan, serta Pihak Terkait dalam Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dalam Lingkup Program Penguatan Ketatalaksanaan Pada Level Nasional dan Daerah .............. V-19
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 vi
Tabel 5.9 Hasil Yang Diharapkan, Indikator Keberhasilan, Kegiatan, serta Pihak Terkait dalam Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dalam Lingkup Program Peraturan Perundang-undangan pada Level Nasional dan Daerah ... V-20
Tabel 5.10 Hasil Yang Diharapkan, Indikator Keberhasilan, Kegiatan, serta Pihak Terkait dalam Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dalam Lingkup Program Peraturan Perundang-undangan Pada Level Nasional dan Daerah .... V-20
Tabel 5.11 Hasil Yang Diharapkan, Indikator Keberhasilan, Kegiatan, serta Pihak Terkait dalam Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dalam Lingkup Program Peraturan Perundang-undangan Pada Level Nasional dan Daerah .... V-22
Tabel 5.12 Hasil Yang Diharapkan, Indikator Keberhasilan, Kegiatan, serta Pihak Terkait dalam Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dalam Lingkup Program Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan Pada Level Nasional dan Daerah ........................................................................................... V-23
Tabel 5.13 Kegiatan berdasarkan Prioritas Nasional ................................ V-24 Tabel 5.14 Program/Kegiatan Quick Wins Reformasi Birokrasi
Provinsi Jawa Barat Tahun 2016-2020 Parameter I ........... V-32 Tabel 5.15 Program/Kegiatan Quick Wins Reformasi Birokrasi
Provinsi Jawa Barat Tahun 2016-2020 Parameter II .......... V-36 Tabel 5.16 Program/Kegiatan Quick Wins Reformasi Birokrasi
Provinsi Jawa Barat Tahun 2016-2020 Parameter III ........ V-37 Tabel 5.17 Program/Kegiatan Quick Wins Reformasi Birokrasi
Provinsi Jawa Barat Tahun 2016-2020 Parameter IV ........ V-38 Tabel 5.18 Program/Kegiatan Quick Wins Reformasi Birokrasi
Provinsi Jawa Barat Tahun 2016-2020 Parameter V .......... V-39
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Penta Helix Model ......................................................................... I-2 Gambar 1.2 Arah Perubahan Dinamika Pemerintahan di Indonesia .. I-6 Gambar 1.3 Arah Perubahan Dinamika Pemerintahan di Indonesia .. I-7 Gambar 1.4 Area Perubahan Reformasi Birokrasi ..................................... I-9 Gambar 1.5 Tujuan Reformasi Birokrasi ....................................................... I-12 Gambar 2.1 Perkembangan Jumlah PNS Tahun 2007 – 2014 ............... II-3 Gambar 3.1 Perbandingan Sasaran Reformasi Birokrasi ........................ III-5 Gambar 3.2 Area Perubahan dan Sasaran Reformasi Birokrasi di
Aras Nasional dan Daerah ........................................................... III-14 Gambar 3.3 Kerangka Pikir “Grand Design Reformasi Birokrasi
Provinsi Jawa Barat 2005-2025” .............................................. III-19 Gambar 5.1 Langkah - Langkah Menetapkan Quick Wins ................... V-4 Gambar 5.2 Penilaian Kinerja Birokrasi Indonesia ................................... V-10
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 I- 1
BAB I
PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI
Berbagai perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat baik yang
disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal, memberi pengaruh secara
timbal balik terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan. Birokrasi
negara dituntut untuk bersikap proaktif dalam mengantisipasi perubahan
yang akan terjadi, merencanakan perubahan dengan konsep yang
komprehensif dan berkelanjutan.
Di Indonesia, peran birokrasi dalam perubahan sosial cukup besar
terutama pada masa pemerintahan Orde Baru. Birokrasi ditempatkan sebagai
perencana, pelaksana dan pengawas pembangunan. Peran ini kemudian
semakin berkurang pada masa reformasi karena terlibatnya masyarakat di
luar birokrasi, baik dalam bentuk lembaga swadaya masyarakat ataupun
organisasi nonpemerintah semi otonom (quasi autonomous nongovernment
organization).
Berkembangnya konsep “triple helix” yang awalnya di gagas oleh
Sabato dan MacKenzi (1982) serta Etzkowitz (1993), yang kemudian
disempurnakan oleh Etzkowitz dan Leydesdorff (1995), menggambarkan
adanya tiga komponen potensial dalam inovasi dan pengembangan ekonomi
yakni universitas-industry-dan pemerintah atau yang disebut poros ABG
(Academician- Business-Government). Konsep triple helix kemudian
dikembangkan lebih lanjut oleh Ernest J. Wilson (2012) dengan menambah
satu “helix” lagi menjadi “The Quad-Helix.” Helix yang keempat adalah
masyarakat sipil (civil society), sehingga keempat helix tersebut yaitu
academician-business-civil society-government (ABCG). Sepuluh tahun
kemudian, konsep triple helix juga dimodifikasi oleh Anka Masek Tonkovic
et.al (2015) dengan menambahkan satu helix lagi yakni diaspora, sehingga
kemudian menjadi “Penta Helix Model,” yang terdiri dari academician-
business-civil society-diaspora-government (ABCDG).
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 I- 2
PENTA HELIX MODEL
ACADEMIA
BUSINESS
DIASPORA
PUBLIC SECTOR
CIVIL SOCIETY
Source : Anka Masek Tonkovic, Edward Veckie, and Vlado Walter Veckie; Aplicationof Penta Helix – Model in Economic Development; http://econpapers.repec.org/article/osieecytt/ v_3a4_3ay_3a2015_3ap_3a385-393.htm. p1.
SADUWASISTIONO@OKTOBER2016
Gambar 1.1 Penta Helix Model
Berdasarkan konsep dan model sebagaimana dikemukakan di atas
diperoleh pemahaman bahwa dalam era globalisasi sekarang ini, pemerintah
termasuk pemerintah daerah tidak dapat lagi menjadi pemain tunggal utama
dalam membangun bangsa dan negara. Ada aktor-aktor lain di luar
pemerintah yakni akademisi, pengusaha, masyarakat sipil, maupun kelompok
diaspora atau perantau di luar negeri yang setiap saat siap kembali berkarya
untuk negeri. Para penyelenggara pemerintahan daerah perlu memahami
perubahan tersebut secara mendalam dan kemudian mengubah sikap dan
cara bertindaknya.
Dalam era reformasi, lembaga-lembaga swadaya masyarakat, partai
politik dan kaum intelektual (dunia kampus/akademik), nampak lebih besar
peranannya dalam menciptakan perubahan sosial, terutama dalam
menciptakan masyarakat yang demokratis. Untuk itu diperlukan perubahan
sikap dan perilaku para birokrat agar mampu melayani masyarakat dengan
baik dan maksimal.
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 I- 3
Struktur birokrasi yang ada saat ini belum sepenuhnya mampu
menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi, baik perubahan karena
tuntutan masyarakat ataupun karena adanya kompetisi di era globalisasi.
Masih terdapat kendala dalam menerapkan kinerja organisasi dan budaya
organisasi secara baik dan efisien, sehingga mampu mendorong aparatur
pemerintah berperilaku kompeten dan jujur.
Penyebab lainnya adalah karena adanya kelemahan dalam sistem
informasi, kuantitas dan kualitas aparatur pemerintah yang belum sesuai
standar nasional maupun internasional, proses pengambilan keputusan
dalam ruang lingkup kebijakan yang terpusat, serta pelaksanaan aturan
hukum yang belum berjalan dengan optimal. Kesemuanya menunjukkan
bahwa perilaku dan budaya birokrasi belum berubah secara signifikan,
meskipun paradigma pemerintahan telah mengalami perubahan dari
sentralisasi ke desentralisasi.
Penyelenggaraan otonomi daerah dalam rangka desentralisasi
merupakan suatu perubahan yang kompleks dan berkesinambungan. Pada
tahap awal desentralisasi, dilakukan transfer berbagai jenis kewenangan dari
pemerintah pusat ke berbagai institusi terutama institusi pemerintah
subnasional. Setelah transfer kewenangan kemudian akan diikuti dengan
transfer pembiayaan, dokumen-dokumen serta sarana dan prasarana. Setelah
tahap-tahap tersebut selesai dilalui, melanjutkan peningkatan kemampuan
dari institusi yang memperoleh transfer kewenangan untuk mengelolanya
secara baik dan benar. Tanpa manajemen yang baik, konsep penyerahan
kewenangan pemerintah pusat kepada daerah yang bertujuan untuk
mengembangkan demokrasi, meningkatkan efektivitas dan efisiensi
pemerintahan, serta memeratakan keadilan tidak akan tercapai. Akan
muncul sumber-sumber inefisiensi, in-efektivitas serta ketidakadilan yang
baru di daerah-daerah yang dapat menjadi pemicu bagi terjadinya krisis
multidimensional.
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 I- 4
Untuk menjalankan otonomi daerah sesuai amanat konstitusi,
birokrasi daerah harus melakukan reformasi dalam semua aspek, termasuk
reformasi manajemen agar sesuai dengan dinamika perkembangan
lingkungan strategisnya. Manajemen menjadi faktor yang sangat penting bagi
pelaksanaan reformasi birokrasi guna mensukseskan implementasi otonomi
daerah di Indonesia.
Pandangan tersebut sejalan dengan pendapat Peter F. Drucker
(1995)-Bapak Manajemen Modern yang menolak penggunaan istilah
“underdeveloped country” untuk negara-negara tertinggal. Drucker
menyarankan penggunaan istilah “undermanaged country”, karena
ketertinggalan negara-negara terbelakang terutama disebabkan oleh
ketertinggalan dalam manajemennya. Dengan perkataan lain, kemajuan
suatu negara akan sangat ditentukan oleh kualitas menajemennya. Hal
tersebut secara mutatis-mutandis berlaku juga untuk daerah otonom di
Indonesia.
Lebih lanjut Drucker (1995) mengemukakan bahwa kegagalan
organisasi pemerintah sebagai institusi penyedia jasa layanan (service
institutions) disebabkan oleh tiga hal. Pertama, karena manajernya tidak
memiliki wawasan dan bakat bisnis. Kedua, mereka membutuhkan
orang-orang baru. Ketiga, sasaran dan hasilnya bersifat tidak terukur
dan tidak nyata.
Pembaharuan manajemen merupakan suatu conditio sine qua non bagi
reformasi birokrasi guna mewujudkan keberhasilan implementasi otonomi
daerah. Tanpa manajemen yang diperbaharui, berbagai kesalahan masa lalu
yang membawa bangsa dan negara ke pinggir jurang kebangkrutan dan
kehancuran dapat terulang kembali. Kemauan politik untuk menata ulang
manajemen pemerintahan daerah akan berpulang pada para stakeholders,
khususnya sektor pemerintah daerah itu sendiri.
Kehadiran UU Nomor 22 Tahun 1999 dan UU Nomor 32 Tahun 2004,
yang kemudian diganti dengan UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 I- 5
Pemerintahan Daerah menawarkan berbagai paradigma baru dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah. Momentum tersebut perlu
digunakan untuk menata kembali birokrasi di tingkat pemerintahan daerah,
termasuk manajemennya sebagai sistem yang mengatur kerjasama untuk
mencapai tujuan.
Kondisi birokrasi Indonesia di era reformasi saat ini belum
menunjukkan arah perkembangan yang baik, karena masih banyak birokrat
yang arogan, bersikap sebagai penguasa, menjalankan praktik KKN (korupsi,
kolusi, dan nepotisme) baik di aras pemerintah pusat, provinsi, maupun
kabupaten/kota. Selain itu birokrat cenderung memilih zona nyaman
(comfort zone) tanpa adanya kompetisi, tetapi lebih didasarkan pada
senioritas. Birokrat umumnya belum siap untuk masuk ke zona kompetisi
(competitive zone). Hal tersebut nampak dari penolakan dilakukannya lelang
jabatan secara terbuka (open bidding), kalaupun ada lelang jabatan sifatnya
sekedar formalitas.
Untuk mengubah birokrasi yang handal dan professional, Pemerintah
telah merumuskan berbagai kebijakan strategis. Salah satunya adalah adanya
Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi
Birokrasi Indonesia 2010-2025, yang ditindaklanjuti dengan Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 37 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Roadmap Reformasi
Birokrasi Pemerintah Daerah.
Reformasi birokrasi merupakan salah satu upaya yang telah dan terus
dilakukan oleh Pemerintah Indonesia untuk menciptakan good governance
menuju clean governance. Langkah awalnya adalah melakukan pembaharuan
dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan
yang ditandai oleh organisasi yang sangat gemuk dan berjenjang, adanya
tumpang tindih kewenangan dan peraturan perundang-undangan, rendahnya
produktivitas kerja pegawai, ketidakjelasan tugas pokok dan fungsi (tupoksi)
yang seharusnya tergambar dalam Machinery of Government (MoG) yakni
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 I- 6
“interconnected between structural and process”, belum semuanya memiliki
Standard Operational Procedure (SOP) yang jelas dan terukur, serta
penempatan sumber daya manusia aparatur yang tidak “The Right Man In
The Right Place.”
Melalui reformasi birokrasi, perlu dilakukan penataan terhadap
sistem penyelenggaraan pemerintahan, dengan mengutamakan nilai 4E
yakni efektivitas, efisiensi, equity (rasa adil), serta economies (hemat dan
optimal). Tujuannya adalah untuk menciptakan birokrasi pemerintahan yang
profesional dan berkarakter, berintegrasi, berkinerja tinggi, bebas dan bersih
KKN, mampu melayani publik, netral, sejahtera, berdedikasi, dan memegang
teguh nilai-nilai dasar dan kode etik aparatur negara serta mampu
menyesuaikan dengan perkembangan teknologi.
Visi reformasi birokrasi yang tercantum dalam Grand Design
Reformasi Birokrasi Indonesia adalah “Terwujudnya Pemerintahan Kelas
Dunia Tahun 2025”. Visi tersebut menjadi acuan bagi seluruh aras
pemerintahan termasuk Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Pemerintahan
kelas dunia adalah sistem pemerintahan yang berbasis teknologi informatika
dan komunikasi yang didukung birokrat profesional dan berintegritas tinggi,
mampu menyelenggarakan pelayanan prima kepada masyarakat dan
mengikuti perkembangan manajemen pemerintahan yang terbaru dan
berkembang secara demokratis.
Gambar 1.2 Arah Perubahan Dinamika Pemerintahan di Indonesia
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 I- 7
Tahap perubahannya adalah dari birokrasi yang hanya mendasarkan
pada peraturan (rule-based bureaucracy). Cara pandang ini sangat
dipengaruhi oleh pemikiran Max Weber yang berkembang tahun 1800-an.
Tahap selanjutnya adalah birokrasi yang berbasis pada kinerja (performance-
based bureaucracy), dengan membangun kultur yang serba terukur dalam
kinerjanya. Pada tahap berikutnya adalah menuju pada tata kelola
pemerintahan yang dinamis (dynamic governance) dengan ciri “thinking
again,” “thinking across,” dan “thinking ahead”. Penjelasannya dapat
disederhanakan melalui gambar sebagai berikut :
Agile Processes
Able People
ThinkingAcross
ThinkingAgain
AdaptivePolicies
ThinkingAhead
CAPABILITIESFutureUncertainties
ExternalPractices
Principles: Incorruptibility, Meritocracy, Markets, Pragmatism, Multi-racialismBeliefs : State Activism, long-term, Relevance, Growth, Stability, Prudence, Self-Reliance
CULTURE
DynamicGovernance
CHANGE
InsightFit
Conceptualize
Policy
Execution
Challenge
Costumize
Ideas
Trade-offs
Constraints Confronts Catalyzes
Institutionalizing Culture, Capabilities and Change
Source : Boon Siong Neo & Geraldine Chen; Dynamic Governance – Embedding Culture, Capabilities and Change in Singapore; 2013.
SADUWASISTIONO@OKTOBER2016
Gambar 1.3 Arah Perubahan Dinamika Pemerintahan di Indonesia
Sedangkan misi reformasi birokrasi Indonesia menuju Pemerintahan
Kelas Dunia yang dinamis adalah :
1. Membentuk/menyempurnakan peraturan perundang-undangan dalam
rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik yang bebas
kolusi, korupsi, dan nepotisme.
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 I- 8
2. Melakukan penataan dan penguatan organisasi menuju ke generasi
terbaru yang ramping struktur dan kaya fungsi, tatalaksana yang
memiliki standar operasional prosedur, manajemen sumber daya
manusia aparatur yang kompetisi dan berkinerja tinggi, pengawasan yang
profesional dari level atas hingga ke bawah, akuntabilitas yang terbiasa
dengan prinsip check and balance, kualitas pelayanan publik ke generasi
terbaru yang minim keluhan (zero complain), mindset yang bebas dari
pendekatan suku, agama, ras dan antar golongan (SARA), serta cultural
set yang menjadikan budaya birokrasi ke arah yang profesional.
3. Mengembangkan mekanisme kontrol yang efektif dari pusat hingga
daerah dengan pola-pola kerja yang transparan dan berdisiplin tinggi.
4. Mengelola sengketa administrasi secara efektif dan efisien mengikuti
perkembangan sumber-sumber peraturan yang terbaru.
Untuk mencapai visi dan misi serta tujuan dari reformasi birokrasi
tersebut, ditetapkan 8 (delapan) area perubahan dan hasil yang diharapkan
meliputi seluruh aspek manajemen pemerintahan, seperti yang dikemukakan
pada tabel dibawah ini :
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 I- 9
Gambar 1.4 Area Perubahan Reformasi Birokrasi
Sumber : Permenpan & RB No. 11 Tahun 2015
Dalam rangka mempercepat pencapaian hasil area perubahan
reformasi birokrasi tersebut maka ditetapkanlah 9 (sembilan) Program
Percepatan Reformasi Birokrasi. Program percepatan digunakan oleh
seluruh instansi pemerintah termasuk Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk
mendukung pelaksanaan reformasi birokrasi di instansi masing-masing baik
Kementerian, Lembaga dan Pemerintah Daerah. Adapun 9 (Sembilan)
Program percepatan reformasi birokrasi adalah sebagai berikut.
1. Penataan Struktur Organisasi Pemerintah.
2. Penataan Jumlah dan Distribusi PNS.
3. Pengembangan Sistem Seleksi dan Promosi Secara Terbuka.
4. Peningkatan Profesionalisasi PNS.
5. Pengembangan Sistem Pemerintahan Elektronik yang terintegrasi.
6. Peningkatan Pelayanan Publik.
7. Peningkatan Integritas dan Akuntabilitas Kinerja Aparatur.
8. Peningkatan Kesejahteraan Pegawai Negeri.
9. Peningkatan Efisiensi Belanja Aparatur.
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 I- 10
Tujuan akhir program reformasi birokrasi adalah terciptanya
pemerintahan yang bersih dari KKN, akuntabel dan berkinerja tinggi serta
memberikan pelayanan publik yang berkualitas. Dalam melakukan reformasi
birokrasi di Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengacu pada agenda besar dari
reformasi birokrasi yang meliputi 9 (sembilan) area perubahan yaitu :
1. Manajemen Perubahan
Manajemen perubahan (change management) bertujuan untuk mendorong
reformasi birokrasi dilakukan dengan pola-pola yang sistematis dan
berkelanjutan, melalui tahap-tahap yang terencana dan terkendali. Target
dari program ini adalah terciptanya komitmen dari seluruh elemen
pemerintahan untuk melaksanakan reformasi birokrasi, terjadinya
perubahan pola pikir dan budaya kerja, serta menurunkan risiko
resistensi dalam pelaksanaan reformasi birokrasi.
2. Penataan Peraturan Perundang-Undangan
Salah satu program reformasi birokrasi diharapkan dapat meningkatkan
efektifitas dalam pengelolaan peraturan perundang-undangan yang
dikeluarkan oleh Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah. Efektifitas
tersebut diantaranya dapat menurunkan tumpang tindih peraturan dari
seluruh tingkatan pemerintahan serta efektifitas dalam pengelolaan
penyusunan dan pelaksanaan peraturan perundang-undangan.
3. Penataan dan Penguatan Organisasi
Program penataan dan penguatan organisasi ditujukan untuk mengatasi
masalah yang paling sering muncul dari pemerintah terutama dari
pemerintah daerah. Tujuan utama dari program ini adalah untuk
meningkatkan efisiensi organisasi kementerian/lembaga/pemerintah
daerah secara proporsional dan sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan
tugas masing-masing sehingga organisasi menjadi tepat fungsi dan tepat
ukuran.
4. Penataan Tatalaksana
Program ini bertujuan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi sistem,
proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien dan terukur pada
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 I- 11
masing-masing instansi. Setiap organisasi pemerintah perlu menyusun
Machinery of Government, yang menghubungkan secara jelas antara
struktur dengan proses. Target program penataan ketatalaksanaan adalah
meningkatnya penggunaan teknologi informasi dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan manajemen pemerintah, adanya efisiensi proses
manajemen pemerintah dan meningkatnya kinerja pemerintahan.
5. Penataan Sistem Manajemen SDM
Salah satu program prioritas dalam reformasi birokrasi adalah penataan
sistem manajemen SDM Aparatur Program ini diharapkan dapat
menciptakan SDM yang profesional dan berkompetensi dengan dukungan
rekrutmen dan promosi aparatur yang berbasis kompetensi dan
transparan. Program dilaksanakan melalui kegiatan perbaikan sistem
rekrutmen, analisis jabatan, evaluasi jabatan, penyusunan standar
kompetensi, assessment individu dan sistem penilaian kinerja.
6. Penguatan Akuntabilitas
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas
kinerja dari instansi pemerintah dengan target akhir yang ingin dicapai
adalah meningkatnya kinerja dan akuntabilitas pemerintah. Kegiatan yang
dilaksanakan untuk mencapai target tersebut adalah kegiatan penguatan
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, pengembangan sistem
manajemen kinerja dan penyusunan indikator kinerja utama (IKU), yang
dimulai dari proses penyusunan perencanaan yang komprehensif,
berkelanjutan, dan transparan.
7. Penguatan Pengawasan
Dengan adanya program ini memungkinkan terciptanya penyelenggaraan
pemerintahan yang bersih dan bebas dari praktik KKN pada seluruh
instansi pemerintah. Target dari program ini adalah meningkatnya
kepatuhan terhadap pengelolaan keuangan negara dan menurunnya
tingkat penyalahgunaan wewenang dari masing-masing
kementerian/lembaga/pemerintah daerah. Kegiatan yang menjadi
prioritas antara lain adalah penguatan kembali peran SPIP, dengan
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 I- 12
mengembangkan system peringatan dini “early warning system,” apabila
terjadi penyimpangan prosedur maupun kewenangan yang berpotensi
menimbulkan tindak pidana korupsi.
8. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
Pelayanan Publik menjadi salah satu indikator dalam reformasi birokrasi
pemerintah. Program peningkatan kualitas pelayanan publik bertujuan
untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik dari masing-masing
instansi pemerintah sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat.
Kegiatan yang dapat mendukung program tersebut adalah dengan
menetapkan Standar Pelayanan, Penerapan Standar Pelayanan Minimal
(SPM) serta peningkatan partisipasi masyarakat dalam peningkatan
kualitas pelayanan publik melalui pelaksanaan Survei Kepuasan
Masyarakat.
9. Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program ini ditujukan untuk menjamin agar pelaksanaan reformasi
birokrasi dijalankan dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan target
yang telah ditetapkan dalam Road Map masing-masing kementerian,
lembaga dan pemerintah daerah.
Gambar 1.5 Tujuan Reformasi Birokrasi
Sumber : Permenpan & RB No. 11 Tahun 2015
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 I- 13
Seiring dengan perubahan tata kelola pemerintahan di aras nasional,
terutama sejak dicanangkannya program reformasi birokrasi dan menjadi
program prioritas pertama dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Menengah Nasional ke II (2009-2014), Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah
melaksanakan perintah yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 81
Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025 dan
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
(PermenPAN dan RB) Nomor 11 Tahun 2015 tentang Road Map Reformasi
Birokrasi 2015-2019.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat
untuk meningkatkan kinerja birokrasi antara lain dengan merumuskan tugas
pokok pemerintahan yang baik sebagai berikut:
1. Mewujudkan ketentraman dan ketertiban umum sehingga tidak terjadi
konflik antara masyarakat dengan masyarakat, atau antara masyarakat
dengan pemerintah.
2. Menyediakan semua kebutuhan dasar bagi individu dan masyarakat.
Pangan, papan, dan sandang, harus senantiasa tersedia dengan harga yang
terjangkau oleh setiap individu.
3. Mencerdaskan individu dan masyarakat secara bertahap, bertingkat, dan
berlanjut agar dapat menjalani kehidupannya secara penuh dan
bermanfaat.
4. Memperhatikan, memelihara, dan memberdayakan individu, masyarakat
yang lemah, terlantar, terpinggirkan, dan tak berdaya.
5. Melestarikan dan memulihkan lingkungan hidup.
Untuk mewujudkan pemerintahan yang berdaya guna, berhasil guna,
bersih, amanah dan bertanggungjawab, Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah
berkomitmen untuk memperbaiki tata kelola Pemerintahannya dengan
melakukan reformasi birokrasi dan menetapkannya menjadi salah satu
prioritas Pembangunan Provinsi Jawa Barat yang tertuang dalam dokumen
Perencanaan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat 2013-
2018.
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 I- 14
Dalam RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013-2018 dikemukakan bahwa
untuk mewujudkan pemerintahan yang baik dilaksanakan melalui 10
(sepuluh) skenario pembangunan common goals berbasis tematik sektoral.
Adapun operasionalisasi common goals dilaksanakan berdasarkan 5 (lima)
strategi yaitu: Pertama, pelibatan komunitas berbasis masyarakat dengan
prinsip penguatan aktor lokal (strengthening local actor); Kedua, integrasi
seluruh potensi nyata pembangunan dan daya saing di seluruh
kabupaten/kota; Ketiga, penerapan manajemen pemerintahan model
hybrida sebagai penghela percepatan pembangunan, yaitu mengkombinasi
manajemen berbasis daerah otonom Kabupaten/Kota dengan manajemen
kewilayahan; Keempat, penguatan komitmen pelaksanaan pembangunan
lintas sektor dan lintas pemerintahan; serta Kelima, peningkatan peran multi
pihak dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan mutu serta akuntabilitas
pembangunan.
Langkah awal Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam melakukan
reformasi birokrasi adalah memfokuskan diri pada pembenahan internal
dalam rangka pembentukan perilaku aparatur yang tidak menyimpang,
dengan beberapa pendekatan diantaranya melalui:
1. Aplikasi rencana penerapan konsep Insentif Berbasis Kinerja (IBK),
2. Implementasi Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE),
3. Optimalisasi Pemanfaatan Pusat Pengadaan Barang/Jasa (procurement
center).
Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga sedang berupaya untuk lebih
transparan kepada masyarakat mengenai target dan sasaran yang akan
dicapai dalam setiap program pemerintahan, termasuk untuk mencegah
tindak pidana korupsi sebagai bagian dari Rencana Aksi Daerah Pencegahan
dan Pemberantasan Korupsi (RADPPK), optimalisasi anggaran dengan
menghindari kebocoran pada sisi pendapatan, menghilangkan in-efisiensi
dan pemborosan anggaran pada sisi belanja, serta implementasi anggaran
yang lebih pro masyarakat.
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 II- 1
BAB II
PENCAPAIAN DAN ISU STRATEGIS
A. Kemajuan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
Reformasi birokrasi merupakan upaya berkelanjutan yang setiap
tahapannya memberikan perubahan atau perbaikan birokrasi ke arah yang
lebih baik. Pada tahun 2014 diharapkan sudah berhasil mencapai penguatan
dalam beberapa hal berikut:
1. Penyelenggaraan pemerintahan yang baik, bersih, bebas korupsi, kolusi,
dan nepotisme;
2. Kualitas pelayanan publik yang meningkat;
3. Kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi yang semakin membaik.
Reformasi birokrasi gelombang pertama yang telah selesai pada tahun
2009 kemudian dilanjutkan dengan gelombang kedua yang berdurasi dari
tahun 2010 sampai dengan tahun 2014, yang kemudian dilanjutkan dengan
gelombang berikutnya. Reformasi birokrasi bertujuan untuk membebaskan
Indonesia dari dampak dan krisis yang terjadi sepuluh tahun yang lalu. Pada
tahun 2025, Indonesia diharapkan berada pada fase yang benar-benar
bergerak menuju negara maju. Berkaitan dengan hal tersebut, reformasi
birokrasi bermakna sebagai sebuah perubahan besar dalam paradigma dan
tata kelola pemerintahan Indonesia.
Pelaksanaan reformasi birokrasi pada periode 2010-2014 ditujukan
untuk mencapai tiga sasaran, yaitu: (1) Terwujudnya pemerintahan yang
bersih dan bebas KKN; (2) Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan
publik kepada masyarakat; dan (3) Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas
kinerja birokrasi. Secara umum pencapaian upaya untuk mewujudkan tiga
sasaran dimaksud diukur dalam indikator-indikator keberhasilan yang
hingga tahun 2013 telah diperoleh data sebagai berikut:
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 II- 2
Tabel 2.1
Pencapaian Target Reformasi Birokrasi 2010 - 2014
Target Indikator 2009
Baseline 2010 2011 2012 2013 2014
Target 2014
Birokrasi yang bersih dan bebas
korupsi, kolusi dan nepotisme
Indeks Persepsi Korupsi* 2,8 2,8 3,0 32 32 34 50
Opini BPK (WTP) (%)
Pusat 42,17 56 63 77 74 76 100
Daerah 2,73 3 9 16 27 35 60
Peningkatan kualitas pelayanan
publik kepada masyarakat
Integritas Pelayanan
Publik
Pusat 6,64 6,2 7,1 6,86 7,37 7,22 8,0
Daerah 6,46 5,3 6,0 6,3 6,82 n.a. 8,0
Peringkat Kemudahan Berusaha
122 121 129 116 120 114 75
Peningkatan kapasitas dan akuntabilitas
kinerja birokrasi
Indeks Efektivitas Pemerintahan
-0,29 -0,20 -0,25 -0,29 n.a. n.a. 0,5
Instansi Pemerin- tah yang Akuntabel
(%)
Pusat 47,40 63,3 82,9 95,1 94,05 98,76 100
Provinsi 3,8 31 63,3 75,8 84,85 87,88 80
Kab/ Kota 5,1 8,8 12,8 24,4 30,3 44,90 60
*) mulai tahun 2012 skor indeks persepsi korupsi berubah dari skala 1-10 menjadi 1-100
Sumber : Permenpan & RB No. 11 Tahun 2015
Berdasarkan data di atas diperoleh informasi bahwa dari beberapa
indikator masing-masing sasaran telah tercapai dengan baik, seperti
Peringkat Kemudahan Berusaha dan juga Instansi Pemerintah yang
akuntabel. Namun masih ada beberapa indikator yang belum tercapai,
seperti indeks persepsi korupsi dan opini BPK terhadap laporan keuangan
baik dari Instansi Pusat dan Instansi Pemerintah Daerah.
Berbagai upaya strategis pelaksanaan reformasi birokrasi yang telah
dilakukan untuk mendorong perbaikan di berbagai bidang aparatur dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Penundaan sementara (moratorium) tambahan formasi untuk
penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil. Moratorium ini berlaku sejak 1
September 2011 hingga 31 Desember 2012. Penundaan ini telah berhasil
menurunkan jumlah PNS (yang pada saat itu dipandang terlalu banyak),
memotong praktik-praktik penyimpangan dalam pengadaan pegawai,
memperbaiki sistem rekrutmen menjadi terbuka dan transparan, serta
mengurangi belanja pegawai pada masing-masing instansi pemerintah.
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 II- 3
Gambar 2.1 Perkembangan Jumlah PNS Tahun 2007 – 2014
Sumber : PermenPAN & RB No. 11 Tahun 2015 2. Sejalan dengan kebijakan moratorium, dilakukan pula pembenahan
sistem rekrutmen yang mulai diterapkan pada tahun 2012. Penggunaan
sistem Computer Assisted Test (CAT) diterapkan pada beberapa instansi
pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Tabel 2.2 Jumlah Instansi Yang Menggunakan CAT
Instansi
Jumlah Instansi
Yang
Menggunakan
CAT
Pelamar
umum
Kementerian/Lembaga 50 157.599
Provinsi 8 78.899
Kabupaten/Kota 15 25.361
Total 73 261.859
Sumber : Permenpan & RB No. 11 Tahun 2015
3. Audit organisasi pada beberapa kementerian/lembaga dalam rangka
restrukturisasi. Dari 16 (enam belas) Kementerian/Lembaga yang diaudit
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 II- 4
organisasinya, telah dilakukan restrukturisasi terhadap 4 (empat)
instansi, yaitu Kementerian PAN dan RB, Lembaga Administrasi Negara,
Badan Kepegawaian Negara, dan Arsip Nasional.
4. Dilakukan kajian untuk menelaah kembali keberadaan Lembaga Non
Struktural. Hasil kajian merekomendasikan 10 (sepuluh) LNS untuk di
likuidasi dan fungsi-fungsinya dilaksanakan oleh instansi yang terkait.
Rekomendasi dimaksud ditindaklanjuti oleh Presiden Joko Widodo
melalui Perpres Nomor 176 tentang Pembubaran 10 (sepuluh) Lembaga
Non Struktural (LNS) pada 4 Desember 2014. Ke sepuluh LNS tersebut
adalah:
a. Dewan Penerbangan dan Antariksa Nasional;
b. Lembaga Koordinasi dan Pengendalian Peningkatan Kesejahteraan
Sosial Penyandang Cacat;
c. Dewan Buku Nasional;
d. Komisi Hukum Nasional;
e. Badan Kebijaksanaan dan Pengendalian Pembangunan Perumahan
dan Permukiman Nasional.
f. Komite Antar Departemen Bidang Kehutanan;
g. Badan Pengembangan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu;
h. Komite Aksi Nasional Penghapusan Bentuk-Bentuk Pekerjaan
Terburuk Untuk Anak-Anak;
i. Dewan Pengembangan Kawasan Timur Indonesia; dan
j. Dewan Gula Indonesia.
5. Penerapan sistem promosi terbuka pada beberapa Kementerian/
Lembaga. Penerapan dilakukan pertama kali di Kementerian PAN dan RB
untuk seleksi pengisian jabatan eselon II pada akhir tahun 2011 dan
seleksi pengisian jabatan eselon I pada tahun 2012. Kemudian dilanjutkan
di Lembaga Administrasi Negara, BKN, dan ANRI. Penerapan sistem ini
terus menyebar ke beberapa instansi pemerintah pusat, seperti
Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Sekretariat Negara,
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 II- 5
Kementerian Hukum dan HAM, Komnas HAM, Kementerian Keuangan
dan LIPI. Beberapa pemerintah daerah seperti Provinsi DI Yogyakarta,
Provinsi Jawa tengah, Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, dan Kota
Bandung juga sudah mulai menggunakan sistem ini;
6. Pemberian Tunjangan Kinerja untuk memberikan motivasi kepada
pegawai dalam rangka pelaksanaan reformasi birokrasi. Sampai dengan
tahun 2014 terdapat 73 (tujuh puluh tiga) kementerian/lembaga yang
sudah menerapkan tunjangan kinerja bagi pegawainya;
B. Tantangan Permasalahan
Pelaksanaan reformasi birokrasi pada periode 2010-2014 masih
menyisakan berbagai tantangan ke depan baik secara nasional maupun di
Provinsi Jawa Barat yang secara bertahap dan terus menerus harus
diperbaiki. Beberapa permasalahan strategis yang masih harus diperbaiki
melalui pelaksanaan reformasi birokrasi diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Birokrasi belum sepenuhnya bersih dan akuntabel
Beberapa tantangan yang dihadapi terkait dengan permasalahan ini
antara lain:
a. Rendahnya komitmen pimpinan di tingkat pusat dan daerah
dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi
Meskipun Indeks Persepsi Korupsi membaik, tetapi upaya pencegahan
dan pemberantasan korupsi belum memberikan hasil yang signifikan
di samping itu perlunya tindak lanjut pengawasan.
b. Penyelenggaraan pemerintahan belum mencerminkan
penyelenggaraan yang bersih dan bebas KKN
Peran Aparat Pengawas Internal masih belum sepenuhnya mendorong
penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN;
c. Manajemen kinerja masih belum sepenuhnya diterapkan
Kualitas akuntabilitas kinerja instansi pemerintah masih rendah. Hal
ini ditandai dengan lemahnya keterkaitan antara input anggaran
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 II- 6
dengan kinerja organisasi, dan orientasi kegiatan masih belum
sepenuhnya berfokus pada hasil yang diharapkan dan dampak
kemanfaatan yang ditimbulkan terhadap masyarakat/publik baik
secara langsung maupun tidak langsung;
d. Manajemen pembangunan nasional belum berjalan secara
optimal
Penetapan indikator kinerja nasional dan kementerian/lembaga (K/L)
belum didukung oleh sistem dan kelembagaan yang mantap. Antara
sistem perencanaan, penganggaran, pengadaan, pelaporan,
monitoring dan evaluasi, dan pengawasan belum sinergis dan
terintegrasi. Manajemen pembangunan nasional belum menerapkan
sistem reward dan punishment yang efektif;
2. Birokrasi belum efektif dan efisien
Beberapa tantangan yang dihadapi terkait dengan permasalahan ini
antara lain:
a. Tata kelola pemerintahan yang baik belum sepenuhnya
diterapkan
Pemerintah belum sepenuhnya mampu membuka ruang serta
mendorong keterlibatan masyarakat dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pengelolaan pembangunan. Pemerintah sebagai
aktor kunci, belum sepenuhnya berperan dalam menciptakan sinergi
pelaksanaan pembangunan, baik dengan masyarakat maupun dengan
dunia usaha.
b. Lemahnya penegakan hukum
Penegakan hukum yang banyak diwarnai dengan perilaku koruptif
dari aparat penegak hukum.
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 II- 7
c. Pengadaan barang dan jasa masih belum dapat diselenggarakan
secara efektif dan efisien
Masih banyak ditemukan kasus korupsi dalam pengadaan barang dan
jasa, antara lain disebabkan belum seluruh pengadaan dilakukan
secara elektronik, serta pemanfaatan e-Catalog yang masih terbatas.
d. Kelembagaan birokrasi pemerintah masih belum efektif serta
Penerapan e-government belum berjalan sesuai rencana
Penerapan e-government belum merata pada seluruh birokrasi
pemerintah, terjadi tumpang tindih sistem aplikasi, serta belum
terintegrasi. Inefisiensi dalam pengembangan sistem informasi serta
dalam pengadaan dan pemanfaatan infrastruktur TIK, masih sering
terjadi;
e. Manajemen SDM Aparatur (ASN, TNI, dan Polri) masih belum
berjalan secara efektif
Masih banyak terjadi penempatan ASN, TNI, dan Polri dalam jabatan
yang tidak sesuai kompetensi, dan terjadi kesenjangan kompetensi
pegawai yang ada dengan persyaratan kompetensi jabatan yang
diduduki, sehingga kinerja/produktivitas belum optimal. Integritas
PNS yang dinilai masih rendah, serta sistem remunerasi belum layak
dan berbasis kinerja. Manajemen kinerja pegawai belum berjalan
sehingga berdampak pada belum dapat dilaksanakannya identifikasi
kelompok pegawai yang potensial (talent pool) untuk kaderisasi
kepemimpinan. Sistem pembinaan karier pegawai belum dapat
memberikan kejelasan karier pegawai yang memiliki prestasi baik.
Dengan belum berjalannya manajemen kinerja juga berdampak pada
perencanaan pelatihan kepada pegawai yang berorientasi pada
pengembangan kompetensi belum dapat direalisasikan hampir di
seluruh jajaran instansi pemerintah. Perbaikan gaji (remunerasi)
masih terkendala dengan sistem pembayaran pensiun yang masih
bergantung penuh pada APBN.
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 II- 8
f. Inefisiensi penggunaan anggaran
Penggunaan anggaran masih dihadapkan pada beberapa kendala
antara lain: 1) belum terdapat standarisasi sarana dan prasarana yang
komprehensif; 2) sistem dan budaya yang mendorong efisiensi belum
terbangun, dan 3) besarnya biaya operasional yang tidak sebanding
dengan kualitas pelayanan
g. Pendidikan dan pelatihan kepemimpinan masih belum mampu
mendorong kinerja birokrasi.
Penyempurnaan kurikulum dan metode pelatihan kepemimpinan
pegawai ASN belum mampu mengawal dan mengakselerasi proses
perubahan melalui reformasi birokrasi serta memberikan kontribusi
secara tidak langsung bagi kinerja organisasi. Belum semua program
pendidikan dan pelatihan bagi ASN berbasis kompetensi.
3. Pelayanan publik masih belum memiliki kualitas yang diharapkan
Beberapa tantangan yang dihadapi terkait dengan permasalahan ini
antara lain:
a. Pelayanan perijinan masih belum berjalan efektif dan efisien
Proses kerja birokrasi yang rumit dan kewenangan yang terpencar di
berbagai instansi, membuat pelayanan perijinan memakan waktu
yang lama dan biaya yang tinggi. Sebagai contoh, waktu yang
diperlukan dalam proses pelayanan perijinan di sektor perkebunan
mencapai 939 hari, sektor kelistrikan mencapai 783 hari, dan sektor
perhubungan mencapai 743 hari. Beberapa sektor lainnya juga
memiliki persoalan yang serupa
b. Praktik pungutan liar (pungli) dalam pelayanan perijinan masih
terjadi sehingga menghambat iklim usaha dan investasi
Kejelasan biaya pelayanan belum sepenuhnya diterapkan dengan
baik, karena masih banyak biaya lain yang tidak resmi muncul dalam
praktik pelayanan perijinan. Praktik pelayanan perijinan di Indonesia,
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 II- 9
tidak hanya memerlukan waktu yang lama tetapi juga biaya yang
tinggi.
c. Praktik manajemen pelayanan publik belum dijalankan dengan
baik
Berbagai aspek manajemen pelayanan publik sebagaimana
digambarkan pada UU Pelayanan Publik, seperti standar pelayanan
dan maklumat pelayanan, belum secara konsisten diimplementasikan.
Masalah lainnya adalah rendahnya kompetensi petugas pelayanan,
inovasi dan budaya pelayanan bermutu, serta penggunaan e-services
sebagai sarana pendukung penyelenggaraan pelayanan yang belum
merata. Di samping itu¸ masih terdapatnya tumpang tindih dan
terpencarnya fungsi kelembagaan pelayanan pada berbagai instansi
pemerintah, yang masing-masing terjebak pada egoism sektoral, yang
pada gilirannya merugikan kepentingan masyarakat luas.
Isu strategis yang dihadapi oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang
mempengaruhi kinerja birokrasi antara lain :
1. Pertumbuhan penduduk yang tinggi dan persebarannya yang tidak
merata.
2. Kualitas dan aksesibilitas kesehatan dan pendidikan yang masih di bawah
standar.
3. Pengangguran yang masih tinggi dan ketenagakerjaan.
4. Pertumbuhan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan masyarakat.
5. Kualitas dan cakupan pelayanan infrastruktur dasar dan strategis.
6. Kualitas lingkungan hidup untuk mendukung terwujudnya Jawa Barat
sebagai “Provinsi Hijau” (Green Province).
7. Kualitas demokrasi yang masih perlu ditingkatkan.
8. Kecepatan dan ketepatan penanganan bencana serta adaptasi masyarakat
terhadap bencana.
9. Pemerintahan daerah yang efektif dan efisien.
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 II- 10
10. Pelestarian nilai budaya warisan budaya lokal.
11. Pengembangan industri wisata.
12. Penanggulangan penduduk miskin.
13. Kesiapan menghadapi pasar global.
14. Pencegahan dan penanganan masalah social.
15. Alih fungsi dari pertanian ke non-pertanian dan penertiban okupasi lahan
tidur.
16. Ketahanan pangan.
17. Keamanan dan ketertiban
Birokrasi di Jawa Barat dalam fungsi kebijakan publik selaku unsur
pelaku kebijakan melaksanakan proses dari tahapan-tahapan kebijakan
secara mulai dari : masalah kebijakan (problem policy), perumusan dan
penetapan kebijakan (policy making), pelaksanaan kebijakan (policy
implementation), pengawasan dan pemantauan kebijakan (policy monitoring
and control), evaluasi kebijakan (policy evaluation), produk/hasil kebijakan
(policy outcome) dan dampak manfaat dan kerugian kebijakan (policy impact)
dan seterusnya.
Birokrasi menjadi unsur penting dalam sistem, struktur dan kultur
organisasi negara maupun daerah, yang memerlukan pengaturan secara ideal
dan komprehensif. Sebagai sebuah sistem, birokrasi pemerintahan
mempunyai hubungan timbal balik dengan lingkungan sekitarnya, baik
lingkungan internal maupun eksternal. Lingkungan internal birokrasi yang
dinamis perlu dikembangkan melalui pembangunan kapasitas (capacity
building) secara sistematis dan berkelanjutan menuju organisasi
pembangunan (developmental organization), mengingat lingkungan
eksternalnya juga berubah dan berkembang secara tidak terduga.
Untuk mengantisipasi perubahan lingkungan internal dan eksternal,
maka kelembagaan birokrasi pemerintahan seharusnya didasarkan pada
struktur, fungsi, proses, dan perilaku maupun kultur birokrasi pemerintahan
yang berorientasi pada kinerja organisasi (performance organization) dan
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 II- 11
organisasi pembelajaran (learning organization) guna meningkatkan
pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat. Ada empat aspek yang
perlu dibangun yakni :
a. Kapabilitas struktur kelembagaan birokrasi pemerintahan yang dicirikan
oleh muatan : visi dan strategi, ramping, mendatar, berbasis kompetensi,
berbasis kinerja, dan menjadi organisasi pembelajaran.
b. Kualitas birokrasi pemerintahan yang mampu memanfaatkan dan
mengendalikan nilai sumber daya secara optimal dan berkelanjutan,
menciptakan kemampuan prosedur, mekanisme dan proses pilihan publik
dalam kebijakan, kapabilitas melayani, memberdayakan dan
mengendalikan pelayanan publik maupun pemanfaatan dan penggunaan
ilmu pengetahuan, teknologi, informasi dan komunikasi yang strategis.
c. Penguatan proses birokrasi pemerintahan yang didasarkan pada
pendekatan organisasi dan manajemen strategis yaitu melalui tahapan
strategi formulasi (visi, misi, tujuan dan sasaran, strategi dan kebijakan),
strategi implementasi (program, kegiatan, keuangan dan prasarana serta
sarana), serta strategi kontrol (kinerja, dampak dan manfaat).
d. Kapasitas perilaku birokrasi pemerintahan yang dilandasi nilai, norma,
adat, etika, dan kebiasaan, dalam manajemen pengembangan staf yang
profesional.
Berbagai langkah sebagaimana dikemukakan di atas tertuang dalam
Road Map Reformasi Birokrasi Pemerintah Provinsi Jawa Barat sesuai
dengan karakteristik organisasi masing-masing. Bentuknya adalah dengan
memelihara dan atau meningkatkan kondisi yang telah baik, melanjutkan
upaya perubahan, mengidentifikasi masalah dan mencari solusi serta
memperluas cakupan pelaksanaannya. Semua usaha dan kerja keras tersebut
tidak lain adalah untuk membawa birokrasi Pemerintah Provinsi Jawa Barat
yang bersih dan akuntabel, efektif dan efisien serta mampu memberikan
pelayanan publik yang berkualitas.
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 III - 1
BAB III
ARAH PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT
A. Arah Kebijakan Nasional Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
1. Isu Strategis-Agenda Nasional 2015-2019
Beberapa isu strategis lintas pembina sektor aparatur negara,
sebagaimana dimuat dalam Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015
tentang RPJMN 2015-2019, yang dijadikan arah kebijakan pelaksanaan
reformasi birokrasi adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Isu Strategis dan Agenda Prioritas Reformasi Birokrasi
No Isu strategis Agenda prioritas 2015-2019 Instansi
pembina/pelaksana
a. REFORMASI BIROKRASI NASIONAL
(a) Penguatan payung hukum RBN
(b) Peningkatan kapasitas implementasi
(c) Penyempurnaan pelaksanaan dan peningkatan kualitasnya
(d) Akselerasi pelaksanaan RB di daerah
(e) Quick Wins RB (a.l. Pilot Project pada Quick Wins JKW_JK)
Kemen PAN dan
RB
Kemendagri
K/L /Pemda
b. AKUNTABILITAS KINERJA
(a) Penyempurnaan SAKIP
(b) Implementasi SAKIP sebagai Pilar Manajemen Kinerja
(c) Pelaksanaan MoU antara Kemen PPN dengan Kemen PAN dan RB
(d) Pelaporan kinerja instansi pemerintah secara terbuka
Kemen PAN dan
RB
BPKP
Bappenas
Kemenkeu
Kemenkominfo
K/L /Pemda
c. PENGAWASAN (a) Penyelesaian RUU Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)
(b) Sinergi pengawasan internal dengan eksternal
(c) Pengembangan sistem pengaduan nasional yang terintegrasi
(d) Peningkatan kapasitas kelembagaan dan SDM APIP
Kemen PAN dan RB
BPKP
Kemendagri
K/L /Pemda
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 III - 2
No Isu strategis Agenda prioritas 2015-2019 Instansi
pembina/pelaksana
d. KELEMBAGAAN BIROKRASI
(a) Audit/ Review Organisasi K/L/Pemda
(b) Desain kelembagaan birokrasi
(c) Penataan Kelembagaan untuk mendukung Prioritas Presiden
Kemen PAN dan RB
LAN
K/L
e. KETATALAKSANAAN (a) Implementasi UU Administrasi
Pemerintah
(b) Pengembangan e-Government secara terintegrasi
(c) Proses bisnis birokrasi yang sederhana, cepat, dan terintegrasi (review dan penyempurnaan)
(d) Peningkatan kualitas e-procurement
(e) Manajemen kearsipan birokrasi berbasis TIK
Kemen PAN dan
RB
Kemenkominfo
LKPP
ANRI
K/L/Pemda
f. SDM APARATUR (a) Penyelesaian peraturan pelaksanaan
UU ASN
(b) Akselerasi implementasi UU ASN secara konsisten
(c) Penetapan formasi CPNS/CASN secara ketat
(d) Sistem rekrutmen berbasis
kompetensi
(e) Penyempurnaan sistem diklat untuk mendukung kinerja
(f) Sistem promosi terbuka dan penempatan dalam jabatan berbasis kompetensi
(g) Sistem remunerasi berbasis kinerja
(h) Penguatan reward and punishment secara fair
(i) Penguatan budaya integritas, budaya kinerja, dan budaya melayani
(j) Penyempurnaan sistem jaminan sosial (kesehatan, pensiun, dll)
(k) Penguatan kapasitas kelembagaan Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN)
(l) Penguatan sistem informasi kepegawaian nasional.
Kemen PAN dan
RB
BKN
LAN
Kemendagri
K/L/Pemda
g. PELAYANAN PUBLIK (a) Peningkatan kualitas implementasi UU 25/2009 tentang Pelayanan Publik
(b) Modernisasi sistem dan manajemen Pelayanan Publik (SDM, ICT, Standar Pelayanan)
(c) Monitoring dan supervisi kinerja pelayanan publik
(d) Membuka ruang partisipasi publik
melalui
Citizen Charter
(e) Penguatan integritas dalam pelayanan publik
Kemen PAN dan RB
ORI
LAN
K/L/Pemda
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 III - 3
2. Pengarustamaan Nasional 2015-2019
Kebijakan pengarusutamaan, sebagaimana dimuat dalam Peraturan
Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015 – 2019, merupakan
landasan operasional bagi seluruh pelaksanaan pembangunan, yang
diarahkan untuk dapat tercermin dalam output pada kebijakan
pembangunan pengarusutamaan diarahkan untuk memperkuat kapasitas
birokrasi dan mendorong partisipasi masyarakat sipil, melalui:
a. Peningkatan keterbukaan informasi dan komunikasi publik;
b. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan;
c. Perluasan agenda reformasi birokrasi;
d. Peningkatan kualitas pelayanan publik.
B. Sasaran Reformasi Birokrasi Pada Aras Nasional dan Daerah
Pembangunan pada bidang aparatur negara diarahkan pada tiga
sasaran pembangunan (disesuaikan dengan sasaran pembangunan sub
sektor aparatur negara, sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden
Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015 – 2019) yaitu sebagai berikut:
1. Birokrasi di Aras Nasional dan Daerah yang bersih dan akuntabel.
Arah kebijakan dari sasaran ini meliputi:
a. Penerapan sistem nilai dan integritas birokrasi yang efektif.
b. Penerapan pengawasan yang independen, profesional, dan sinergis.
c. Peningkatan kualitas pelaksanaan dan integrasi antara sistem
akuntabilitas keuangan dan kinerja.
d. Peningkatan fairness, transparansi, dan profesionalisme dalam
pengadaan barang dan jasa.
2. Birokrasi di Aras Nasional dan Daerah yang efektif dan efisien
Arah kebijakan dari sasaran ini meliputi:
a. Penguatan agenda Reformasi Birokrasi Nasional dan peningkatan
kualitas implementasinya.
b. Penataan kelembagaan instansi pemerintah yang tepat ukuran, tepat
fungsi, dan sinergis.
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 III - 4
c. Penataan bisnis proses yang sederhana, transparan, partisipatif, dan
berbasis e-government.
d. Penerapan manajemen ASN yang transparan, kompetitif, dan berbasis
merit untuk mewujudkan ASN yang profesional dan bermartabat.
e. Penerapan sistem manajemen kinerja nasional yang efektif.
f. Peningkatan kualitas kebijakan publik.
g. Pengembangan kepemimpinan untuk perubahan dalam birokrasi
untuk mewujudkan kepemimpinan yang visioner, berkomitmen tinggi,
dan transformatif.
h. Peningkatan efisiensi (belanja aparatur) penyelenggaraan birokrasi.
i. Penerapan manajemen kearsipan yang handal, komprehensif, dan
terpadu.
3. Birokrasi di Aras Nasional dan Daerah yang memiliki pelayanan
publik berkualitas
a. Penguatan kelembagaan dan manajemen pelayanan:
1) Implementasi UU Pelayanan Publik
2) Pemanfaatan ICT
3) Integritas dan kualitas SDM Pelayanan
4) Budaya pelayanan
5) Quick Wins
b. Penguatan kapasitas pengelolaan kinerja pelayanan publik:
1) Penguatan monev kinerja
2) Efektivitas pengawasan
3) Sistem pengaduan
4) Penerapan reward and punishment
Ketiga sasaran strategis tersebut memiliki rumusan yang berbeda
dengan sasaran reformasi birokrasi pada periode tahun 2010 – 2014. Namun,
keselarasan ketiga sasaran dimaksud dengan sasaran reformasi birokrasi
pada tahap sebelumnya secara substansi tidak memiliki perbedaan.
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 III - 5
Meskipun dipilah dalam klasifikasi yang berbeda, tetapi ketiga sasaran
di atas merupakan kesatuan yang utuh terkait satu sama lain.
Gambar 3.1 Perbandingan Sasaran Reformasi Birokrasi
Sumber : Permenpan & RB No. 11 Tahun 2015
Terwujudnya pemerintahan yang bersih
dan bebas KKN
Birokrasi yang bersih dan akuntabel
Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja
birokrasi
Birokrasi yang efektif dan efisien
Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik
kepada masyarakat
Birokrasi yang memiliki pelayanan publik
berkualitas
SASARAN REFORMASI BIROKRASI 2010 - 2014
SASARAN REFORMASI BIROKRASI 2015 - 2019
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 III- 6
Tabel 3.1
Arah Kebijakan Reformasi Birokrasi di Level Nasional dan Daerah 2015 - 2019
Agenda Pembangunan Nasional dan Daerah
Isu Strategis - Agenda Prioritas 2015-2019
Pengarusutamaan 2015-2019 Sasaran Reformasi Birokrasi
A. Membangun transparansi dan akuntabilitas kinerja pemerintahan
1. Penyempurnaan sistem manajemen dan pelaporan kinerja, melalui strategi a. penguatan kebijakan sistem
pengawasan intern pemerintah;
b. penguatan pengawasan terhadapkinerja pembangunan nasional; dan
c. pemantapan implementasi sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP)
2. Penerapan e-government untuk mendukung bisnis proses pemerintahan dan pembangunan, melalui strategi: a. penguatan kebijakan e-
government yang mengatur kelembagaan e-government,
b. penguatan sistem dan infrastruktur e-government yang terintegrasi;
c. penyempurnaan/penguatan sistem pengadaan secara elektronik serta pengembangan sistem katalog elektronik; dan
d. penguatan sistem kearsipan berbasis TIK
A. Reformasi Birokrasi Nasional 1. Penguatan payung hukum
RBN 2. Peningkatan kapasitas
implementasi 3. Penyempurnaan pelaksanaan
dan peningkatan kualitasnya 4. Akselerasi pelaksanaan RB di
daerah 5. Quick Wins RB
B. Akuntabilitas Kinerja 1. Penyempurnaan SAKIP 2. Implementasi SAKIP sebagai
Pilar Manajemen Kinerja 3. Pelaksanaan MoU antara
Kemen PPN dengan Kemen PAN dan RB
4. Pelaporan kinerja instansi pemerintah secara terbuka
C. Pengawasan 1. Penyelesaian RUU Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)
2. Sinergi pengawasan internal dengan eksternal
3. Pengembangan sistem pengaduan nasional yang terintegrasi
4. Peningkatan kapasitas kelembagaan dan SDM APIP
A. Peningkatan keterbukaan informasi dan komunikasi publik Pembentukan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) dalam rangka Keterbukaan Informasi Publik 1. Pembentukan Pusat
Pelayanan Informasi dan Dokumentasi pada setiap unit organisasi
2. Kerjasama dengan media massa dalam rangka public awareness campaign
3. Publikasi semua proses perencanaan dan penganggaran ke dalam website masing-masing K/L/D
4. Publikasi informasi penggunaan/ pelaksanaan anggaran
B. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan Penciptaan ruang-ruang partisipasi dan konsultasi publik 1. Pembentukan Forum
Konsultasi Publik dalam perumusan kebijakan
2. Pengembangan sistem publikasi informasi proaktif yang dapat diakses dan mudah dipahami.
A. Birokrasi yang bersih dan akuntabel. 1. Penerapan sistem nilai dan
integritas birokrasi yang efektif.
2. Penerapan pengawasan yang independen, profesional, dan sinergis.
3. Peningkatan kualitas pelaksanaan dan integrasi antara sistem akuntabilitas keuangan dan kinerja.
4. Peningkatan fairness, transparansi, dan profesionalisme dalam pengadaan barang dan jasa.
B. Birokrasi yang efektif dan efisien 1. Penguatan agenda
Reformasi Birokrasi Nasional dan peningkatan kualitas implementasinya.
2. Penataan kelembagaan instansi pemerintah yang tepat ukuran, tepat fungsi, dan sinergis.
3. Penataan bisnis proses yang sederhana, transparan, partisipatif, dan berbasis e-government.
4. Penerapan manajemen ASN yang transparan, kompetitif, dan berbasis merit untuk mewujudkan
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 III- 7
Agenda Pembangunan Nasional dan Daerah
Isu Strategis - Agenda Prioritas 2015-2019
Pengarusutamaan 2015-2019 Sasaran Reformasi Birokrasi
3. Penerapan open government melalui strategi: a. Pembentukan Pejabat
Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID)
b. peningkatan kesadaran masyarakat tentang keterbukaan informasi publik;
c. publikasi semua proses perencanaan, penganggaran, dan pelaksanaan anggaran ke dalam website masing- masing K/L/D;
d. penyediaan ruang partisipasi publik dalam menyusun dan mengawasi pelaksanaan kebijakan publik;
e. pengembangan sistem publikasi informasi proaktif dan interaktif yang dapat diakses publik;
f. pengelolaan Sistem dan JaringanInformasi Kearsipan Nasional.
B. Menyempurnakan dan
meningkatkan kualitas Reformasi Birokrasi Nasional (RBN),
1. Restrukturisasi kelembagaan birokrasi pemerintah, melalui strategi: a. penyempurnaan desain
kelembagaan pemerintah; b. penataan kelembagaan
internal pemerintah pusat dan daerah;
c. penguatan sinergitas antar lembaga baik di pusat maupun di daerah.
D. Kelembagaan Birokrasi 1. Audit/ Review Organisasi
K/L/Pemda 2. Desain kelembagaan birokrasi 3. Penataan Kelembagaan untuk
mendukung Prioritas Presiden
E. Ketatalaksanaan 1. Implementasi UU
Administrasi Pemerintah 2. Pengembangan e-government
secara terintegrasi 3. Proses bisnis birokrasi yang
sederhana, cepat, dan terintegrasi (review dan penyempurnaan)
4. Peningkatan kualitas e- procurement
5. Manajemen kearsipan birokrasi berbasis TIK
F. SDM Aparatur 1. Penyelesaian peraturan
pelaksanaan UU ASN 2. Akselerasi implementasi UU ASN
secara konsisten 3. Penetapan formasi CPNS/CASN
secara ketat 4. Sistem rekrutmen berbasis
kompetensi 5. Penyempurnaan sistem diklat
untuk mendukung kinerja 6. Sistem promosi terbuka dan
penempatan dalam jabatan berbasis kompetensi
7. Sistem remunerasi berbasis kinerja
8. Penguatan reward and punishment secara fair
3. Pengembangan website
yang berinteraksi dengan masyarakat
C. Perluasan agenda Reformasi Birokrasi
1. Penyusunan Grand Design dan Road Map Reformasi Birokrasi; Penyusunan Grand Design dan Road Map Reformasi Birokrasi Instansi
2. Penataan kelembagaan instansi Pemerintah (K/LPNK/LNS) yang mencakup penataan fungsi dan struktur organisasinya Melakukan restrukturisasi organisasi dan tata kerja instansi untuk rightsizing didasarkan pada Sasaran dan Kebijakan RPJMN dan RPJMD
3. Penataan ketatalaksanaan instansi pemerintah Penyederhanaan proses bisnis dan penyusunan SOP utama khususnya yang berkaitan dengan pelayanan kepada masyarakat.
4. Peneraan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP) Percepatan penerapan sistem pengendalian internal pemerintah di setiap unit organisasi pemerintah
5. Akuntabilitas pengelolaan
keuangan Negara a. Penyusunan laporan keuangan
yang akuntabel dan sesuai dengan Standar Akuntansi
ASN yang profesional dan bermartabat.
5. Penerapan sistem manajemen kinerja nasional yang efektif.
6. Peningkatan kualitas kebijakan publik.
7. Pengembangan kepemimpinan untuk perubahan dalam birokrasi untuk mewujudkan kepemimpinan yang visioner, berkomitmen tinggi, dan transformatif.
8. Peningkatan efisiensi (belanja aparatur) penyelenggaraan birokrasi.
9. Penerapan manajemen kearsipan yang handal, komprehensif, dan terpadu.
C. Birokrasi yang memiliki
pelayanan publik berkualitas
1. Penguatan kelembagaan dan manajemen pelayanan: a. Implementasi UU
Pelayanan Publik b. Pemanfaatan ICT c. Integritas dan kualitas
SDM Pelayanan d. Budaya pelayanan e. Quick Wins
2. Penguatan kapasitas
pengelolaan kinerja pelayanan publik. a. Penguatan monev kinerja b. Efektivitas pengawasan
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 III- 8
Agenda Pembangunan Nasional dan Daerah
Isu Strategis - Agenda Prioritas 2015-2019
Pengarusutamaan 2015-2019 Sasaran Reformasi Birokrasi
2. Penguatan kapasitas pengelolaan reformasi birokrasi nasional, melalui strategi: a. penguatan kelembagaan dan tata
kelola pengelolaan RBN b. penataan regulasi dan kebijakan
di bidang aparatur negara;
c. perluasan dan fasilitasi pelaksanaan reformasi birokrasi pada instansi pemerintah daerah; dan
d. penyempurnaan sistem evaluasipelaksanaan reformasi birokrasi nasional.
3. Penerapan manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN), melalui strategi: a. penetapan formasi dan
pengadaan CPNS dilakukan dengan sangat selektif;
b. penerapan sistem rekrutmen dan seleksi pegawai yang transparan, kompetitif, dan berbasis TIK;
c. penguatan sistem dan kualitas penyelenggaraan diklat;
d. penerapan sistem promosi secara terbuka, kompetitif, dan berbasis kompetensi didukung oleh makin efektifnya pengawasan oleh Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN);
9. Penguatan budaya integritas, budaya kinerja dan budaya melayani
10. Penyempurnaan sistem jaminan sosial (kesehatan, pensiun, dll)
11. Penguatan kapasitas kelembagaan Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN)
12. Penguatan sistem informasi kepegawaian nasional.
G. Pelayanan Publik 1. Peningkatan kualitas
implementasi UU 25/2009 tentang Pelayanan Publik
2. Modernisasi sistem dan manajemen Pelayanan Publik (SDM, ICT, Standar Pelayanan)
3. Monitoring dan supervisi kinerja pelayanan publik
4. Membuka ruang partisipasi publik melalui Citizen Charter
5. Penguatan integritas dalam pelayanan publik
Pemerintahan (PP71 Tahun 2010)
b. Penggunaan Aplikasi SIMAK BMN dan SIMDA pada setiap unit organisasi
6. Sistem Seleksi PNS melalui CAT
System Penerapan Sistem Seleksi Berbasis CAT system di seluruh instansi pemerintah
7. Pengembangan dan penerapan e- government
8. Penerapan e-Arsip Penerapan e-Arsip di tiap unit organisasi pemerintah
9. Penyelenggaraan Sistem Akuntabilitas Kinerja Aparatur a. Penerapan sistem
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah berbasis Teknologi Informasi
b. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang berkualitas
D. Peningkatan kualitas pelayanan
publik Perluasan penerapan e-services untuk pelayanan publik Pengembangan sistem pelayanan publik berbasis teknologi informasi 1. Penerapan Standar Pelayanan
Publik pada Unit Pelayanan Publik a. Penerapan Standar Pelayanan
Publik untuk seluruh unit pelayanan publik
c. Sistem pengaduan 3. Penerapan reward and
punishment
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 III- 9
Agenda Pembangunan Nasional dan Daerah
Isu Strategis - Agenda Prioritas 2015-2019
Pengarusutamaan 2015-2019 Sasaran Reformasi Birokrasi
b. Penyusunan SOP untuk berbagai jenis pelayanan
2. Penerapan Pelayanan Terpadu Satu Pintu untuk pelayanan utama, perijinan dan investasi Percepatan Penerapan Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang efektif dan efisien
3. Pembentukan unit Pengaduan masyarakat yang berbasis teknologi informasi Penerapan manajemen pengaduan berbasis teknologi informasi yang efektif pada setiap unit pelayanan publik
4. Membangun sistem pengelolaan dan layanan informasi publik yang andal dan profesional a. Penerapan Unit Pelayanan
Publik yang Berbasis Teknologi Informasi
b. K/L/D memiliki kebijakan Standar Pelayanan Minimal
c. K/L/D memiliki standar pelayanan yang disusun secara partisipatif
d. K/L/D wajib melaksanakan Forum Konsultasi Publik dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik
e. K/L/D wajib pengembangan sistem publikasi informasi proaktif yang dapat diakses, dengan bahasa yang mudah dipahami.
f. K/L/D wajib mengembangkan website yang berinteraksi dengan masyarakat
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 III- 10
C. Ukuran Keberhasilan Pada Aras Nasional dan Daerah
Untuk melihat keberhasilan upaya pencapaian sasaran reformasi
birokrasi di Level Nasional dan Daerah, telah ditetapkan ukuran keberhasilan
dengan indikator-indikator sebagai berikut:
Tabel 3.2 Ukuran Keberhasilan Reformasi Birokrasi di Aras Nasional dan Daerah 2015 - 2019
Sasaran Indikator Satuan Baseline Target 2019
Birokrasi yang bersih dan akuntabel
1. Opini WTP Atas Laporan Keuangan
a. K/L % 74 95 b. Provinsi % 53 85 c. Kabupaten % 18 60 d. Kota % 33 65
2. Tingkat Kapabilitas APIP Skor 1 - 5 1 3
3. Tingkat Kematangan Implementasi SPIP
Skor 1 - 5 1 3
4. Instansi Pemerintah Yang Akuntabel (Skor B Atas SAKIP)
a. K/L % 39,3 85 b. Provinsi % 27,3 75 c. Kabupaten/ Kota % 30 50
5. Penggunaan e-Procurement terhadap Belanja Pengadaan
% 30 80
Birokrasi yang efektif dan efisien
1. Indeks Reformasi Birokrasi Rata-Rata Nasional
a. K/L Skor 1 - 100 47 75
b. Provinsi Skor 1 - 100 NA 60
c. Kabupaten/ Kota Skor 1 - 100 NA 45
2. Indeks Profesionalitas ASN Skor 1 - 100 76 86
3. Indeks e-Government Nasional
a. K/L Skor 0 - 4 2,66
b. Provinsi Skor 0 - 4 2,2 3,4
c. Kabupaten/ Kota Skor 0 - 4 2,2
Birokrasi yang memiliki Pelayanan Publik berkualitas
1. Indeks Integritas Nasional
a. Integritas pelayanan Publik (Pusat)
Skor 0 - 10 7,22 9
b. Integritas pelayanan Publik (Daerah)
Skor 0 - 10 6,82 8,5
2. Survey Kepuasan Masyarakat (SKM) % 80 95
3. Persentase Kepatuhan Pelaksanaan UU Pelayanan Publik (Zona Hijau)
a. K/L % K: 64; L:15
100
b. Provinsi % 50 100 c. Kabupaten/ Kota % 5 80
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 III- 11
D. Area Perubahan di Aras Nasional dan Daerah
Untuk mewujudkan ketiga sasaran reformasi birokrasi sebagaimana
disebutkan di atas, ditetapkan area-area perubahan birokrasi di Aras
Nasional dan Daerah. Perubahan-perubahan pada area tertentu dalam
lingkup birokrasi diharapkan menciptakan kondisi yang kondusif untuk
mendukung pencapaian tiga sasaran reformasi birokrasi. Area-area
perubahan tersebut adalah:
1. Mental Aparatur di Aras Nasional dan Daerah
Salah satu sumber permasalahan birokrasi adalah perilaku negatif yang
ditunjukkan dan dipraktikkan oleh para birokrat. Perilaku ini mendorong
terciptanya citra negatif birokrasi. Perilaku yang sudah menjadi mental
model birokrasi yang dipandang lambat, berbelit-belit, tidak inovatif,
tidak peka, inkonsisten, malas, feodal, dan lainnya. Karena itu, fokus
perubahan reformasi birokrasi ditujukan pada perubahan mental
aparatur. Perubahan mental model/perilaku aparatur diharapkan akan
mendorong terciptanya budaya kerja positif yang kondusif bagi
terciptanya birokrasi yang bersih dan akuntabel, efektif, dan efisien serta
mampu memberikan pelayanan yang berkualitas.
2. Pengawasan di Aras Nasional dan Daerah
Berbagai penyimpangan yang terjadi dalam birokrasi, salah satu
penyebabnya adalah lemahnya sistem pengawasan. Kelemahan sistem
pengawasan mendorong tumbuhnya perilaku koruptif atau perilaku
negatif lainnya yang semakin lama semakin menjadi, sehingga berubah
menjadi sebuah kebiasaan. Karena itu perubahan perilaku koruptif
aparatur harus pula diarahkan melalui perubahan atau penguatan sistem
pengawasan.
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 III- 12
3. Akuntabilitas di Aras Nasional dan Daerah
Kemampuan pemerintah untuk mempertanggungjawabkan berbagai
sumber yang diberikan kepadanya bagi kemanfaatan publik seringkali
menjadi pertanyaan masyarakat. Pemerintah dipandang belum mampu
menunjukkan kinerja melalui pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang
mampu menghasilkan outcome (hasil yang bermanfaat) bagi masyarakat.
Karena itu, perlu diperkuat penerapan sistem akuntabilitas yang dapat
mendorong birokrasi lebih berkinerja dan mampu
mempertanggungjawabkan kinerjanya sesuai dengan segala sumber-
sumber yang dipergunakannya.
4. Kelembagaan di Aras Nasional dan Daerah
Kelembagaan pemerintah dipandang belum berjalan secara efektif dan
efisien. Struktur yang terlalu gemuk dan memiliki banyak hierarki
menyebabkan timbulnya proses yang berbelit, kelambatan pelayanan
dan pengambilan keputusan, dan akhirnya menciptakan budaya feodal
pada aparatur. Karena itu, perubahan pada sistem kelembagaan akan
mendorong efisiensi, efektivitas, dan percepatan proses pelayanan dan
pengambilan keputusan dalam birokrasi. Perubahan pada sistem
kelembagaan diharapkan dapat mendorong terciptanya budaya/perilaku
yang lebih kondusif dalam upaya mewujudkan birokrasi yang efektif dan
efisien.
5. Tatalaksana di Aras Nasional dan Daerah
Kejelasan proses bisnis/tatakerja/tatalaksana dalam instansi
pemerintah juga sering menjadi kendala penyelenggaraan
pemerintahan. Berbagai hal yang seharusnya dapat dilakukan secara
cepat seringkali harus berjalan tanpa proses yang pasti karena tidak
terdapat sistem tatalaksana yang baik. Hal ini kemudian mendorong
terciptanya perilaku hirarkis, feodal, dan kurang kreatif pada
birokrat/aparatur. Karena itu, perubahan pada sistem tatalaksana
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 III- 13
sangat diperlukan dalam rangka mendorong efisiensi penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan, sekaligus juga untuk mengubah mental
aparatur.
6. SDM Aparatur di Aras Nasional dan Daerah
Perilaku aparatur sangat dipengaruhi oleh bagaimana setiap instansi
pemerintah membentuk SDM Aparaturnya melalui penerapan sistem
manajemen SDM-nya dan bagaimana Sistem Manajemen SDM
diterapkan secara nasional. Sistem manajemen SDM yang tidak
diterapkan dengan baik mulai dari perencanaan pegawai, pengadaan,
hingga pemberhentian akan berpotensi menghasilkan SDM yang tidak
kompeten. Hal ini akan berpengaruh pada kualitas penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan. Karena itu, perubahan dalam pengelolaan
SDM harus selalu dilakukan untuk memperoleh sistem manajemen SDM
yang mampu menghasilkan pegawai yang profesional.
7. Peraturan Perundang-undangan di Aras Nasional dan Daerah
Permasalahan lain yang menjadi faktor penyebab munculnya perilaku
negatif aparatur adalah peraturan perundang-undangan yang tumpang
tindih, disharmonis, dapat diinterpretasi berbeda atau sengaja dibuat
tidak jelas untuk membuka kemungkinan penyimpangan. Kondisi seperti
ini seringkali dimanfaatkan oleh aparatur untuk kepentingan pribadi
yang dapat merugikan negara. Karena itu, perlu dilakukan
perubahan/penguatan terhadap sistem peraturan perundang-undangan
yang lebih efektif dan menyentuh kebutuhan masyarakat.
8. Pelayanan Publik di Aras Nasional dan Daerah
Pelayanan publik merupakan aspek lain yang selalu menjadi sorotan
masyarakat. Penerapan sistem manajemen pelayanan belum
sepenuhnya mampu mendorong peningkatan kualitas pelayanan, yang
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 III- 14
lebih cepat, murah, berkekuatan hukum, nyaman, aman, jelas, dan
terjangkau serta menjaga profesionalisme para petugas pelayanan. Oleh
karena itu, perlu dilakukan penguatan terhadap sistem manajemen
pelayanan publik agar mampu mendorong perubahan profesionalisme
para penyedia pelayanan serta peningkatan kualitas pelayanan.
Inti perubahan dari reformasi birokrasi adalah perubahan pada
mental aparatur. Tetapi perubahan tersebut tidak dapat dilakukan hanya
melalui langkah-langkah yang ditujukan langsung kepada aparatur, tetapi
juga harus ditujukan kepada seluruh sistem yang melingkup aparatur.
Keterkaitan antara area perubahan dan sasaran reformasi birokrasi
dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 3.2
Area Perubahan dan Sasaran Reformasi Birokrasi
di Aras Nasional dan Daerah
Hasil yang diharapkan dari perubahan pada area-area dimaksud di
atas adalah sebagai berikut:
MENTAL/
PERILAKU
APARATUR
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 III- 15
Tabel 3.3
Area Perubahan dan Hasil Yang diharapkan
di Aras Nasional dan Daerah
Area Perubahan Hasil yang diharapkan
1. Mental Aparatur Meningkatnya penerapan/internalisasi asas, prinsip, nilai dasar, kode etik, dan kode perilaku, termasuk penguatan budaya kinerja dan budaya pelayanan
Meningkatnya penerapan budaya kerja positif di setiap instansi pemerintah
Meningkatnya integritas aparatur Meningkatnya profesionalisme aparatur Meningkatnya citra positif aparatur sebagai pelayan
masyarakat Meningkatnya kepuasan masyarakat
2. Pengawasan Meningkatnya kapasitas APIP Meningkatnya penerapan sistem pengawasan yang
independen, profesional, dan sinergis Meningkatnya penerapan penyelenggaraan pemerintahan
yang bersih dan bebas KKN Meningkatnya efisiensi penyelenggaraan birokrasi Menurunnya tingkat penyimpangan oleh aparatur Meningkatnya jumlah instansi pemerintah yang memperoleh
opini WTP – BPK
3. Akuntabilitas Meningkatnya kualitas penerapan sistem akuntabilitas keuangan dan kinerja yang terintegrasi
Meningkatnya kualitas penerapan sistem pengadaan barang dan jasa yang adil, transparan, dan profesional
Meningkatnya penerapan sistem manajemen kinerja nasional Meningkatnya akuntabilitas aparatur
4. Kelembagaan Meningkatnya kualitas pelaksanaan agenda reformasi birokrasi nasional;
Meningkatnya ketepatan ukuran, ketepatan fungsi dan sinergisme/kesinergisan kelembagaan Kementerian/lembaga pemerintah non kementerian/lembaga non struktural;
Menurunnya tumpang tindih tugas dan fungsi antar Kementerian/Lembaga dan antar Kementerian/Lembaga dengan Pemerintah daerah;
Meningkatnya kejelasan pembagian kewenangan antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota;
Meningkatnya sinergisme kelembagaan antara instansi pemerintah pusat dan daerah;
Meningkatnya sinergisme dan penguatan kelembagaan pada masing-masing bidang pembangunan;
Meningkatnya kinerja aparatur
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 III- 16
Area Perubahan Hasil yang diharapkan
5. Tatalaksana Meningkatnya penerapan sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, cepat, terukur sederhana, transparan, partisipatif, dan berbasis e-Government;
Meningkatnya kualitas tata hubungan antara pemerintah pusat dan daerah;
Meningkatnya penerapan keterbukaan informasi publik; Meningkatnya penerapan sistem pengadaan barang dan jasa
E. Arah Kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat Menurut RPJMD
2013-2018
RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013-2018 merupakan tahap ketiga dari
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2005-2025 yaitu
tahap memantapkan pembangunan secara menyeluruh dalam rangka
penyiapan kemandirian masyarakat Jawa Barat. Dengan mempertimbangkan
potensi, kondisi, permasalahan, tantangan dan peluang serta isu-isu strategis
yang terjadi di Jawa Barat, maka Visi Tahun 2013-2018 yaitu:
"Jawa Barat Maju dan Sejahtera Untuk Semua"
Dalam rangka pencapaian visi yang telah ditetapkan dengan
memperhatikan kondisi dan permasalahan yang ada, tantangan ke depan,
serta memperhitungkan peluang yang dimiliki, maka ditetapkan 5 (lima) misi
sebagai berikut:
1. Membangun Masyarakat yang Berkualitas dan Berdaya saing
2. Membangun Perekonomian yang Kokoh dan Berkeadilan
3. Meningkatkan Kinerja Pemerintahan, Profesionalisme Aparatur, dan
Perluasan Partisipasi Publik
4. Mewujudkan Jawa Barat yang Nyaman dan Pembangunan Infrastruktur
Strategis yang Berkelanjutan
5. Meningkatkan Kehidupan Sosial, Seni dan Budaya, Peran Pemuda dan
Olah Raga serta Pengembangan Pariwisata dalam Bingkai Kearifan Lokal
Pelaksanaan reformasi birokrasi Pemerintah Provinsi Jawa Barat
2015-2019 didasarkan pada beberapa arah kebijakan pemerintah dalam
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018, sebagai berikut:
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 III- 17
1. Meningkatkan aksesibilitas dan mutu pendidikan
2. Meningkatkan aksesibilitas dan kualitas layanan kesehatan
3. Mengembangkan infrastruktur wilayah, energi dan air baku
4. Meningkatkan ekonomi non pertanian
5. Meningkatkan ekonomi pertanian
6. Meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup dan kebencanaan
7. Meningkatkan pengelolaan seni, budaya dan wisata serta kepemudaan
8. Meningkatkan ketahanan keluarga dan kependudukan
9. Menanggulangi kemiskinan, Penyandang Masalah kesejahteraan Sosial
dan Keamanan
10. Meningkatkan kinerja aparatur serta tata kelola pemerintahan dan
pembangunan berbasis IPTEK
Secara eksplisit arahan terhadap pelaksanaan reformasi birokrasi
Pemerintah Provinsi Jawa Barat tertulis dalam Strategi Arah Kebijakan
RPJMD Provinsi Jawa Barat, yaitu Meningkatkan kinerja aparatur serta
tata kelola pemerintahan dan pembangunan berbasis IPTEK.
Arah kebijakan dan strategi yang ditempuh untuk agenda
Meningkatkan kinerja aparatur serta tata kelola pemerintahan dan
pembangunan berbasis IPTEK, meliputi :
a. Modernisasi Pemerintahan dan profesionalisme aparatur.
b. Peningkatan kualitas komunikasi organisasi dan komunikasi publik.
c. Penataan system hukum dan penegakan hukum.
d. Kerjasama program pembangunan dan pendanaan multi pihak.
e. Peningkatan kualitas perencanaan, pengendalian dan akuntabilitas
pembangunan serta pengelolaan aset dan keuangan; dan
f. Peningkatan sarana dan prasarana Pemerintahan.
F. Kerangka Besar Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat
Tahun 2005-2025
Penataan ulang manajemen pemerintahan daerah dalam rangka
reformasi birokrasi guna mencakup beberapa bagian besar dari manajemen
pemerintahan yaitu reformasi birokrasi pada manajemen perencanaan,
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 III- 18
manajemen sumber daya manusia, Manajemen keuangan, manajemen
pelayanan umum, manajemen logistik, manajemen kinerja serta manajemen
kolaborasi dan konflik. Semua unsur manajemen di atas akan diperbaharui
dengan pendekatan hukum, administrasi, dan politik yang terjadi saat ini di
Indonesia khususnya Provinsi Jawa Barat. Kerangka pikir (frame work)
dalam melakukan Reformasi Birokrasi 2005-2025 di Provinsi Jawa Barat
adalah menuju Pemerintahan Kelas Dunia.
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 III- 19
Gambar 3.3 Kerangka Pikir “Grand Design Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2005-2025”
Reformasi Birokrasi
Manajemen : 1. G 1 : Jungle Management 2. G 2 : Management by Direction 3. G 3 : Management by Targeting 4. G 4 : Total Quality Management 5. G 5 : Networking Management
Indonesia termasuk Jawa Barat berada pada
G 2 dan G 3
Patology Birokrasi
Indonesia termasuk Jawa Barat harus
menuju ke G 4 dan G 5
Pergeseran Manajemen perlu didukung dengan
Reformasi Birokrasi
Menata Ulang Manajemen Pemerintahan Daerah
Manajemen Perencanaan : a. Dokumen Perencanaan b. Pejabat Fungsional Perencana c. Perencanan Kegiatan Rutin
Manajemen Sumber Daya Aparatur : a. Pola Mixed System b. Pengembangan jabatan Fungsional
Manajemen Keuangan : a. Anggaran berbasis Kinerja b. Informasi Keuangan c. Akuntabilitas d. Kultur Birokrasi
Manajemen Pelayanan Umum : a. Filosofi, Strategi Pelayanan Umum b. Penyusunan SPM c. Penguatan Unit-unit Pelayanan d. Pengembangan Iklim Kompetensi e. Survey IKM
Manajemen Kinerja
Manajemen Logistik
Manajemen Konflik & Kolaborasi
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 III- 20
Dari kerangka pikir di atas, disusunlah kegiatan-kegiatan penting yang
menjadi inovasi besar dalam mendukung reformasi birokrasi di Provinsi
Jawa Barat sejak tahun 2005, yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.4 Road Map Birokrasi Pemerintah Provinsi Jawa Barat 2005-2025
ASPEK FOKUS KEGIATAN TAHAPAN WAKTU
2005-2010
2011-2015
2016-2020
2021-2025
Manajemen Perencanaan
1. Penyusunan Dokumen Perencanaan
1. Fasilitasi Penyusunan naskah akademis dan Raperda inti tentang urusan yang menjadi kewenangan provinsi dan urusan yang menjadi kewenangan Kabupaten/kota se-Jawa Barat dengan mengacu Peraturan Pemerintah tentang urusan yang ada saat ini (PP No. 38 tahun 2007) agar tidak menimbulkan multitafsir dalam menjalankan urusan sesuai dengan skala provinsi dan Kabupaten/Kota se-Jawa Barat
2. Fasilitasi Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda tentang RPJP dan RPJM Provinsi dan Raperda tentang RPJP dan RPJM Kabupaten/Kota se-Jawa Barat yang selaras dengan target bahwa Visi dan Misi Pemerintahan Daerah se-Jawa Barat harus memiliki ciri visi yang baik yaitu Measureable (terukur), Tangible (dapat dicapai), dan Timebond (ukuran waktu)
3. Fasilitasi Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda tentang SOTK Provinsi dan Raperda tentang SOTK Kabupaten/Kota se-Jawa Barat yang sesuai dengan urusan Kabupaten/kota yang dimiliki, menyangkut kebutuhan dasar masyarakat (basic need) dan potensi yang dimiliki (core business) dengan pendekatan pencapaian Visi dan misi yang telah disusun secara measurable, tangible dan time bond
4. Fasilitasi Penyusunan Raperda tentang APBD Provinsi dan APBD
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 III- 21
ASPEK FOKUS KEGIATAN TAHAPAN WAKTU
2005-2010
2011-2015
2016-2020
2021-2025
Kabupaten/kota se-Jawa Barat agar pencapaian visi dan misi antara provinsi dan kabupaten/kota dapat saling mendukung guna memprioritaskan penggunaan anggaran untuk belanja publik.
5. Fasilitasi Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda tentang pengelolaan Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota se-Jawa Barat untuk proyeksi jangka panjang agar tidak menimbulkan masalah sosial baru di tengah-tengah masyarakat Jawa Barat.
6. Fasilitasi Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda tentang Pajak dan Retribusi Daerah baik yang menjadi kewenangan provinsi maupun Kabupaten/kota di Jawa Barat, agar tidak menimbulkan keresahan di masyarakat dengan maraknya peraturan-peraturan baru tentang pemungutan pajak dan retribusi di seluruh Wilayah Jawa Barat yang harus diteliti apakah tidak melanggar aturan yang lebih tinggi diatasnya.
7. Fasilitasi Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda tentang Mekanisme penyusunan dan penyampaian LPPD (Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah), LKPJ (Laporan Keterangan Pertanggungjawaban) , dan IPPD (Informasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah) baik di tingkat Provinsi (Gubernur dan Wakil Gubernur) dan di tingkat Kabupaten/kota (Bupati/Walikota dan wakilnya) se-Jawa Barat agar tidak menimbulkan multitafsir dalam pelaksanaan
2. Pejabat Fungsional Perencana
8. Fasilitasi Pendataan Jumlah Tenaga Fungsional perencana Se-Jawa Barat
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 III- 22
ASPEK FOKUS KEGIATAN TAHAPAN WAKTU
2005-2010
2011-2015
2016-2020
2021-2025
baik di Tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota dan Pengembangan Jumlah Tenaga Fungsional Perencana agar perencanaan pembangunan di Jawa Barat dapat terumuskan dengan baik oleh para perencana-perencana di Jawa Barat.
3.Perencanaan Kegiatan Rutin
9. Fasilitasi Penyusunan Perencanaan Kegiatan Rutin setiap SKPD, Bagian hingga ke Personil terendah (PNS) di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota agar SKPD yang menangani perencanaan kegiatan di Pemda dalam hal ini Bappeda tidak hanya mampu menyusun Rencana Kegiatan Pembangunan yang sebenarnya skala penggunaan Dana Alokasi Umum (DAU) hanya berkisar 20%, tetapi Bappeda tidak pernah mengurusi perencanaan untuk kegiatan Rutin yang menghabiskan DAU hingga 80% untuk belanja pegawai.
Manajemen Sumber Daya Aparatur
1. Pola Mixed System 1. Pemetaan Jumlah PNS di Provinsi Jawa Barat dan seluruh Kabupaten/kota dilihat dari : a. Usia Pegawai b. Pendidikan Pegawai c. Pemanfaatan serta
penempatan pegawai
2. Fasilitasi penyusunan naskah akademis dan penyusunan Raperda tentang penataan organisasi Provinsi dan seluruh Kabupaten/Kota se-Jawa Barat sesuai dengan peraturan yang ada saat ini (PP No. 41 Tahun 2007) dengan konsep “ramping struktur kaya fungsi”.
3. Fasilitasi penyusunan Rincian Tugas Pokok dan Fungsi masing-masing SKPD hingga unit terkecilnya sesuai dengan urusan yang dimiliki agar tidak terjadi tumpang
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 III- 23
ASPEK FOKUS KEGIATAN TAHAPAN WAKTU
2005-2010
2011-2015
2016-2020
2021-2025
tindih. 4. Fasilitasi Penyusunan
Analisis Beban kerja (ABK) semua SKPD hingga ke tingkat Personil (PNS) di Setiap SKPD.
5. Perumusan kebijakan penerapan system “Zero Growth” dalam penataan PNS di Provinsi Jawa Barat dan kabupaten/kota se-Jawa Barat
6. Pengkajian dan Perumusan kemungkinan penerapan Kebijakan baru tentang system Penilaian prestasi kerja pegawai pengganti DP3 yang masih dipakai hingga saat ini.
7. Pengkajian dan perumusan penerapan indikator kinerja dalam rangka pemberian tunjangan kinerja di provinsi maupun di Kabupaten/kota se-Jawa Barat
8. Penerapan Pengembangan karier pegawai yang selaras dan terbuka bagi kader-kader terbaik Jawa Barat yang ada di Kabupaten/kota untuk promosi di tingkat provinsi Jawa Barat.
9. Melakukan Proses Fit and Profer Test, tes Psikologi dan Test potensial akademik dan tes potensial umum serta dimungkinkan test Toefl/Ielst bagi penempatan seluruh kader-kader PNS di posisi eselon IV,III,II dan I baik di Provinsi Jawa Barat maupun Kabupaten/kota
10. Melaksanakan program “Deta sering” bagi pengembangan pegawai yang strategis dan berjumlah sedikit agar dapat terbagi secara merata di seluruh wilayah Jawa Barat
11. Perumusan kebijakan “Minus Growth” dalam penataan PNS di Provinsi Jawa Barat.
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 III- 24
ASPEK FOKUS KEGIATAN TAHAPAN WAKTU
2005-2010
2011-2015
2016-2020
2021-2025
12. Perumusan Kebijakan sistem Penggajian baru dengan pendekatan awal ratio antara gaji terendah dengan gaji tertinggi dan penerapan “Punishment and reward”
13. Penerapan teknologi (e-Gov) dalam pelaksanaan tugas dan pengelolaan pemerintahan dengan orientasi “paperless and officeless”.
14. Perumusan Kebijakan “Open Recruitment position” dalam penempatan pimpinan SKPD baik di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota dan pengembangan Kompetensi PNS secara menyeluruh
2. Pengembangan Jabatan Fungsional
15. Pemetaan Jumlah Pejabat Fungsional baik yang ada di Provinsi Jawa Barat dan seluruh Kabupaten/kota dilihat dari : a. Usia Pegawai b. Pendidikan Pegawai c. Pemanfaatan serta
penempatan pegawai
16. Merumuskan Kebijakan Pengembangan Organisasi Fungsional dan tenaga Fungsional di seluruh Jawa Barat
17. Fasilitasi besar-besaran terhadap Pengembangan Karier pejabat Fungsional baik pemenuhan administrasi, pemenuhan tunjangan yang signifikan, penempatan posisi dan penyusunan instrument pengukuran kinerja pejabat fungsional
18. Pengembangan sertifikasi bagi seluruh pejabat fungsional di provinsi Jawa Barat guna pengembangan “Second Carrier” bagi PNS yang berpotensi apabila telah purna tugas.
19. Melaksanakan koordinasi dengan Pemerintah Pusat untuk menghidupkan kembali Rumpun-rumpun jabatan Fungsional yang
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 III- 25
ASPEK FOKUS KEGIATAN TAHAPAN WAKTU
2005-2010
2011-2015
2016-2020
2021-2025
ada serta mengembangkan Rumpun-rumpun baru hingga ke tingkat pemerintahan terendah.
20. Membentuk Unit penjaminan mutu untuk mengukur kinerja pejabat fungsional dalam menjalankan tugas teknis di setiap SKPD.
21. DIKLAT bagi peningkatan Profesionalisme tenaga fungsional
Manajemen Keuangan
1. Anggaran Berbasis Kinerja
1. Pemetaan, Fasilitasi dan Konsultasi bagi seluruh Kabupaten/kota se-Jawa Barat dalam Penetapan APBD dengan pendekatan anggaran berbasis kinerja.
2. Pemetaan Jumlah SKPD yang telah memiliki Renstra yang measurable, tangible, dan Timebond guna mendukung RPJP dan RPJM Provinsi dan RPJP dan RPJM kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat.
3. Pemetaan Jumlah SKPD yang telah memiliki RKT (Rencana Kinerja Tahunan) dan RKA (Rencana Kegiatan dan Anggaran).
4. Pemetaan dan pendataan secara menyeluruh Penggunaan anggaran yang ada di seluruh wilayah Jawa Barat baik dilihat dari Asas Dekonsentrasi, Desentralisasi dan Tugas Pembantuan baik di tingkat Provinsi hingga Desa
5. Pendataan dan mengadakan sosialisasi penyalahgunaan anggaran untuk wilayah Jawa Barat.
6. Fasilitasi Penyediaan semua aturan tentang keuangan serta mengadakan diklat dan sosialisasi bagi seluruh komponen di Wilayah Jawa Barat dari Provinsi hingga ke Tingkat desa.
2.Informasi Keuangan
7. Perumusan Kebijakan desentralisasi keuangan ke seluruh SKPD baik di wilayah Provinsi Jawa Barat maupun di Kabupaten/kota
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 III- 26
ASPEK FOKUS KEGIATAN TAHAPAN WAKTU
2005-2010
2011-2015
2016-2020
2021-2025
8. Merumuskan pola pemberian Informasi tentang keuangan di Provinsi maupun di Kabupaten/kota hingga ke SKPD tentang penerimaan dan pengeluaran anggaran kepada Khalayak umum
9. Pemanfaatan teknologi (e-gov) dalam memberikan informasi keuangan kepada masyarakat di seluruh Jawa Barat baik menggunakan teknologi lokal maupun nasional.
3. Akuntabilitas 10. Pemetaan dan Fasilitasi penyusunan LAKIP (laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah) di seluruh SKPD yang ada di Provinsi dan Kabupaten/Kota se- Jawa Barat.
11. Fasilitasi penerapan GSC (Government Score Card) dan BSC (Balance Score Card) untuk wilayah Jawa Barat baik di tingkat Provinsi dan Kabupaten/kota
12. Penerapan SPM (system Pelayanan Minimal) untuk wilayah Jawa Barat dan Kabupaten/kota
4. Kultur Birokrasi 13. Sosialisasi dan pemahaman penuh bagi setiap PNS dan seluruh masyarakat tentang visi dan orientasi baru birokrasi baik di tingkat pusat, provinsi maupun kabupaten/kota.
14. Fasilitasi kegiatan outbound guna pembentukan pola fikir serta komitmen membangun secara bersama-sama antar pegawai dan seluruh pejabat baik di tingkat Provinsi hingga desa
15. Pengkajian khusus tentang keikutsertaan PNS dalam Pilkada untuk mewujudkan Netralitas Pegawai
Manajemen Pelayanan Umum
1. Filosofi Strategi Pelayanan Umum
1.Fasilitasi Penyusunan Naskah Akademis dan aturan tentang Strategi Pelayanan Umum di Wilayah Provinsi maupun Kabupaten/kota se-Jawa Barat.
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 III- 27
ASPEK FOKUS KEGIATAN TAHAPAN WAKTU
2005-2010
2011-2015
2016-2020
2021-2025
2. Sosialisasi tentang Spirit Pelayanan Umum yang berorientasi untuk kepuasan masyarakat
2. Penyusunan SPM 3. Fasilitasi Penyusunan Sistem Pelayanan Minimal masing-masing kabupaten/kota sesuai dengan kewenangan wajib yang dimiliki serta prioritas utama dari masing-masing Kabupaten/kota
4. Melakukan koordinasi dengan Departemen Sektoral tentang pelaksanaan SPM dari masing-masing Kabupaten/kota yang ada di Jawa Barat
5. Melakukan evaluasi secara menyeluruh pelaksanaan SPM di masing-masing Kabupaten/kota se-Jawa Barat
3.Penguatan Unit-unit Pelayanan
6. Fasilitasi penyusunan peraturan tentang penguatan unit-unit pelayanan di Jawa Barat
7. Melakukan pendataan dan Pengkajian khusus tentang model-model pelayanan yang dilaksanakan oleh Kabupaten/kota se-Jawa Barat.
8. Fasilitasi dan Pembinaan Pola Pikir petugas Pelayanan dengan mengadopsi Sprit pelayanan yang baik di sector swasta yang mungkin dapat diterapkan di sector pemerintah
9.Pemetaan dan Fasilitasi peningkatan fasilitas unit-unit pelayanan serta melakukan revitalisasi pelayanan dan personil yang memberikan pelayanan.
4.Pengembangan Iklim Kompetensi
10. Melakukan pengkajian khusus kemungkinan keterlibatan pihak swasta dalam memberikan pelayanan umum yang tidak bersifat strategis kepada masyarakat guna menimbulkan iklim kompetisi.
11. Fasilitasi penyusunan peraturan tentang
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 III- 28
ASPEK FOKUS KEGIATAN TAHAPAN WAKTU
2005-2010
2011-2015
2016-2020
2021-2025
kerjasama antara pihak swasta dan pemerintah dalam bentuk privatisasi guna memberikan pelayanan kepada masyarakat baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota
5. Survey IKM 12. Sosialisasi secara terus menerus kepada setiap SKPD baik di Provinsi maupun Kabupaten/kota se-Jawa Barat untuk melakukan survey IKM minimal satu kali dalam setahun sesuai dengan aturan yang di keluarkan Kementerian MENPAN saat ini (Kepmenpan No. 25 Tahun 2004)
13. Melakukan kompetisi antar SKPD yang sejenis dalam memberikan pelayanan yang terbaik dengan instrument Kepmenpan No. 25 Tahun 2004
14. Melakukan Evaluasi dan Penguatan secara terus menerus kepada SKPD yang pelayanannya belum optimal dilaksanakan baik di Provinsi maupun Kabupaten/Kota
15. Memberikan Punishment and Reward kepada SKPD dan Karyawan yang berprestasi dalam memberikan pelayanan baik di Provinsi maupun Kabupaten/Kota
Manajemen Kinerja
Kinerja Pemerintah Daerah
1. Fasilitasi Penyusunan Naskah Akademis dan aturan tentang peningkatan kinerja baik di provinsi maupun Kabupaten/kota se-Jawa Barat.
2. Fasilitasi Pelaksanaan Evaluasi Otonomi Daerah bagi setiap kabupaten/kota di Jawa Barat
3. Penerapan Standar Kompetensi baik kompetensi dasar maupun kompetensi bidang dalam
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 III- 29
ASPEK FOKUS KEGIATAN TAHAPAN WAKTU
2005-2010
2011-2015
2016-2020
2021-2025
mewujudkan kinerja pemerintah ke arah yang baik
4. Fasilitasi Penyusunan SOP (standar operasional Prosedur) bagi setiap unit SKPD baik yang ada di Provinsi maupun Kabupaten/kota
5. Fasilitasi tempat pengaduan terhadap pelayanan maupun rendahnya kinerja yang dilakukan SKPD baik dalam bentuk teknologi maupun surat kabar
6. Merevitalisasi SKPD yang menjadi Pemantau kinerja baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota
7. Melakukan pengukuran kinerja masing-masing SKPD dengan orientasi pencapaian Mutu sesuai trend pelayanan yang sedang digalakkan saat ini baik di sector swasta maupun pemerintah.
8. Mensosialisasikan dan membudayakan di setiap unit SKPD baik di Provinsi maupun Kabupaten/kota di Jawa Barat untuk memiliki standar pekerjaan baik Input, proses, output, outcome, benefit, impact, foreback and foreward.
Manajemen logistic
Logistic Pemerintah daerah
1. Fasilitasi Penyusunan Naskah Akademis dan aturan tentang penyediaan penggunaan dan pemutihan maupun pemusnahan logistic baik di provinsi maupun Kabupaten/kota se-Jawa Barat.
2. Pemetaan seluruh logistic yang dimiliki oleh provinsi maupun kabupaten/kota
3. Sosialisasi dan penegakan aturan tentang penggunaan fasilitas pemerintah daerah
4. Melakukan Kajian Komprehensif dengan konsep Forecasting dalam
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 III- 30
ASPEK FOKUS KEGIATAN TAHAPAN WAKTU
2005-2010
2011-2015
2016-2020
2021-2025
pengadaan logistic di Provinsi maupun kabupaten/kota
5. Fasilitasi inventarisir Fasos dan Fasum yang dimiliki oleh pemda maupun yang dimiliki oleh swasta namun belum diserahkan kepada pemerintah.
Manajemen Konflik dan Kolaborasi
Konflik dan kolaborasi
1. Fasilitasi Penyusunan Naskah Akademis dan aturan tentang kerjasama unit terkait dalam mengatasi konflik dan bencana alam di wilayah Jawa Barat
2. Memetakan sumber-sumber konflik dan wilayah konflik di Seluruh wilayah Jawa Barat
3. Melakukan Pembinaan secara terintegrasi dalam mendeteksi konflik serta bencana yang terjadi di Jawa Barat agar pemerintah daerah tidak terkesan selalu re-aktif dalam mengatasi setiap keadaan guna mewujudkan good governance
Ket : Merah Aspek Hukum, Kuning Aspek Administrasi, Biru Aspek Pemerintahan, Ungu Aspek Politik
Jika melihat kerangka pikir road map di atas, pada dasarnya Provinsi
Jawa Barat telah meletakkan kerangka besar reformasi birokrasi yang akan
dikembangkan oleh Provinsi Jawa Barat dari tahun 2005 hingga tahun 2025
dengan merujuk kepada dokumen pembangunan jangka panjang daerah 20
(dua puluh) tahunan, dimana diharapkan daftar kegiatan vital yang disajikan
di atas menjadi dasar dalam melakukan inovasi besar untuk mendukung
reformasi birokrasi di Provinsi Jawa Barat sejak tahun 2005 hingga tahun
2025, dengan harapan kegiatan-kegiatan di atas bukan hanya menekankan
pada reformasi bidang pemerintahan, namun juga reformasi di bidang
politik, hukum, dan administrasi yang komprehensif baik di level provinsi
maupun kabupaten/kota yang ada di Provinsi Jawa Barat.
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 IV- 1
BAB IV
STRATEGI PELAKSANAAN DAN PROGRAM REFORMASI BIROKRASI
A. Strategi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
Birokrasi pemerintahan sangat memegang peranan yang strategis
dalam mewujudkan visi dan misi Jawa Barat dengan memperhatikan peranan
strategis birokrasi pemerintahan, maka strategi reformasi birokrasi yang
dilakukan oleh Provinsi Jawa Barat adalah sebagai berikut :
1. Mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap citra negatif kepada
pemerintah menjadi citra positif, dengan jalan memperbaiki manajemen
pelayanan (public service management) agar dapat mengembalikan
kepercayaan masyarakat ke posisi high trust, sesuai dengan tujuan
pemerintah, yaitu memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.
2. Mengubah pola pikir birokrat (aparat pemerintah) sebagai orang yang
mau dilayani menjadi orang yang seharusnya melayani. Hal ini penting
untuk diketahui dengan tujuan memberikan kepuasan kepada
masyarakat dari apa yang telah diberikan pemerintah kepada masyarakat
dan berkarir sebagai birokrat adalah sebuah passion.
3. Mengubah budaya lisan (budaya ngobrol dengan teman sekerja di luar
pekerjaan utama/pelayan kepada masyarakat) menjadi budaya yang
bertanggung jawab sesuai tugas yang telah diembannya sebagai pamong
praja .
4. Perbaikan pada sistem manajemen urusan pemerintahan (tata kelola)
mulai dari perencanaan sampai pada pengawasan, dalam hal ini
perencanaan sumber daya manusia dan sumber daya finansial haruslah
lebih efektif, efisien, equity (rasa adil), ekonomis, dan lebih profesional
mengikuti perkembangan teknologi pemerintahan.
5. Pemberian sanksi hukuman bagi aparat birokrasi pemerintahan yang
setimpal dengan perbuatan yang telah dilakukan terhadap
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 IV- 2
penyelewengan kewenangan yang diamanahkan negara kepada aparat
pemerintahan tersebut. Penyelewengan kewenangan di sini terkait
dengan anggaran negara yang digunakan secara pribadi, kekuasaan yang
digunakan sewenang-wenang tanpa pandang bulu, dan adanya unsur
kolusi dan nepotisme untuk kepentingan pribadi dan cenderung
mengelola pemerintahan menggunakan kacamata SARA (suka, agama, ras
dan antar golongan).
6. Perbaikan etika dan moralitas bagi aparat birokrasi pemerintahan mulai
dari pusat sampai ke daerah dengan menegakkan kode etik dan aturan
perundang-undangan yang berlaku secara konsisten dan berdisiplin
tinggi.
7. Peningkatan pendidikan formal dan non-formal bagi aparat pemerintah
secara ketat. Dan menanamkan rasa tanggung jawab yang tinggi bagi
aparat pemerintahan dalam memberikan pelayanan dan responsif
terhadap keluhan yang datangnya dari masyarakat, khususnya dalam
pelayanan publik.
Simpul-simpul perbaikan birokrasi di atas dapat berlangsung dengan
baik melalui pelaksanaan reformasi birokrasi yang dibagi ke dalam dua
tingkatan pelaksanaan, yaitu:
1. Nasional
Pada tingkat nasional, pelaksanaan reformasi birokrasi dibagi ke dalam
tingkat pelaksanaan:
a. Makro
Tingkat pelaksanaan makro mencakup perumusan atau
penyempurnaan kebijakan yang menjadi dasar bagi pelaksanaan
reformasi birokrasi secara nasional dan diimplementasikan di masing-
masing instansi pemerintah.
b. Meso
Tingkat pelaksanaan meso mencakup manajemen pelaksanaan
reformasi birokrasi, yang mendorong perumusan kebijakan-kebijakan
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 IV- 3
inovatif, menerjemahkan kebijakan makro dalam implementasinya,
dan mengkoordinasikan (mendorong dan mengawal) pelaksanaan
reformasi birokrasi di tingkat K/L dan Pemerintah Daerah.
2. Instansional
Pada tingkat instansional, disebut juga dengan tingkat pelaksanaan mikro,
mencakup implementasi kebijakan/program reformasi birokrasi
sebagaimana digariskan secara nasional dan menjadi bagian dari upaya
percepatan reformasi birokrasi pada masing-masing K/L dan Pemerintah
Daerah.
Tabel 4.1 Tingkatan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Nasional
Tingkat Nasional
Makro Perumusan atau penyempurnaan yang menjadi dasar bagi pelaksanaan reformasi birokrasi secara nasional dan diimplementasikan di masing-masing instansi pemerintah.
Meso Manajemen pelaksanaan reformasi birokrasi dalam operasionalisasinya yang mendorong kebijakan-kebijakan inovatif, menerjemahkan, kebijakan makro dalam implementasinya dan mengkoordinasikan (mendorong dan mengawal) pelaksanaan reformasi birokrasi di tingkat K/L dan Pemerintah Daerah.
Tingkat Instansional
Mikro Implementasi kebijakan/program reformasi birokrasi sebagaimana digariskan secara nasional dan menjadi bagian dari upaya percepatan reformasi birokrasi pada masing K/L dan Pemerintah Daerah.
B. Program-Program
Program-program reformasi birokrasi, baik dalam tingkatan Makro,
Meso, maupun Mikro adalah sebagai berikut:
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 IV- 4
Tabel 4.2 Program-Program Reformasi Birokrasi
Program-program pada Tingkatan Makro
Program-program pada Tingkatan
Meso
Program-program pada Tingkatan Mikro
Revolusi Mental Aparatur Manajemen Perubahan
Manajemen Perubahan
Penguatan Sistem Pengawasan
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
Penguatan Sistem Pengawasan
Penguatan Akuntabilitas Kinerja
Penguatan Akuntabilitas Kinerja
Penguatan Kelembagaan Penguatan Kelembagaan
Penguatan Tatalaksana Penguatan Tatalaksana Penguatan Sistem Manajemen SDM ASN
Penguatan Sistem Manajemen SDM ASN
Penguatan Peraturan Perundang-undangan
Penguatan Peraturan Perundang-undangan
Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
Quick Wins Nasional Quick Wins Nasional
Mengacu pada Program-Program Reformasi Birokrasi di atas dan
kerangka berpikir logis reformasi birokrasi 2015-2020 tingkat makro, maka
dapat disusun Kerangka berpikir logis reformasi birokrasi Provinsi Jawa
Barat 2015-2020 yaitu sebagai berikut.
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 IV- 5
Tabel 4.3 Kerangka Logis Pelaksanaan Reformasi Birokrasi 2016-2020
Pemerintah Provinsi Jawa Barat
Sasaran Reformasi Birokrasi
Area Perubahan
Program- Program
Hasil yang diharapkan
Ukuran Keberhasilan
Kegiatan
Jangka Pendek (Prioritas) Jangka Panjang
Birokrasi yang efektif dan efisien
1. Penguatan agenda
Reformasi Birokrasi Nasional dan peningkatan kualitas implementasinya.
Mental Aparatur Pemerintah Provinsi Jawa Barat
A. Manajemen Perubahan
a. Meningkatnya komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam melakukan reformasi birokrasi;
Nilai Indeks Reformasi Birokrasi Baik
1. Perumusan dan penetapan kebijakan untuk mendorong peningkatan komitmen pelaksanaan reformasi birokrasi;
2. Perumusan dan penetapan kebijakan operasional untuk mendorong perubahan mental (pola pikir dan budaya kerja) birokrasi;
3. Identifikasi berbagai praktik terbaik;
4. Penyelenggaraan Forum Pertukaran Pengetahuan praktik terbaik;
5. Dokumentasi praktik terbaik; 6. Diseminasi praktik terbaik; 7. Identifikasi kebutuhan
sosialisasi; 8. Penyusunan bahan sosialisasi; 9. Pelaksanaan sosialisasi; 10. Pelaksanaan public campaign; 11. Pelaksanaan coaching clinic; 12. Pelaksanaan pendampingan
aktif pada instansi pemerintah atau pemerintah daerah tertentu;
13. Pemberian konsultasi pelaksanaan reformasi birokrasi.
1. Internalisasi secara berkelanjutan
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 IV- 6
Sasaran Reformasi Birokrasi
Area Perubahan
Program- program
Hasil yang diharapkan
Ukuran Keberhasilan
Kegiatan
Jangka Pendek (Prioritas)
Jangka Menengah
Pengawasan
B. Penguatan
Sistem Pengawasan
a. Meningkatnya
Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang berkinerja baik untuk mendukung perolehan Opini WTP Pemerintah Provinsi Jawa Barat dari BPK;
b. Meningkatkan kapasitas manajemen pengawasan;
Opini WTP
Tingkat Kapabilitas aparatur pengawas instansi pemerintah
Tingkat Kematangan Implementasi sistem pengawasan instansi pemerintah
1. Penyelesaian rancangan
peraturan daerah Provinsi Jawa barat tentang Sistem Pengendalian Internal Pemerintah;
2. Kebijakan Revitalisasi Peran aparatur pengawas instansi pemerintah;
3. Pengembangan sistem pengaduan yang terintegrasi di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
1. Perumusan dan penetapan kebijakan untuk mendorong sinergi antara pengawasan intern, pengawasan ekstern, pengawasan masyarakat, dan penegakan hukum
2. Perumusan dan penetapan kebijakan untuk mendorong peningkatan transparansi dalam pengawasan dan pengelolaan tindak lanjut hasil pengawasan
3. Perumusan dan penetapan kebijakan untuk mendorong penyusunan rencana pengawasan intern nasional terpadu dan terfokus;
4. Perumusan Kebijakan yang mendukung upaya- upaya pencegahan KKN, seperti whistleblowing system, penanganan gratifikasi, pengaturan konflik kepentingan;
5. Penerapan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah.
Akuntabilitas
C. Penguatan
Akuntabilitas Kinerja
a. Meningkatnya kinerja
instansi pemerintah di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Instansi Pemerintah di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan Akuntabilitas Kinerja Baik
1. Penyempurnaan SAKIP
sebagai pilar manajemen kinerja;
2. Penyelarasan kebijakan perencanaan, penganggaran, dan pelaporan kinerja
3. Pelaksanaan pelaporan kinerja instansi
1. Perumusan dan penetapan
kebijakan penerapan sistem reward and punishment dalam penerapan manajemen kinerja.
2. Penerapan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 IV- 7
Sasaran Reformasi Birokrasi
Area Perubahan
Program- program
Hasil yang diharapkan
Ukuran Keberhasilan
Kegiatan
Jangka Pendek (Prioritas) Jangka Menengah
pemerintah secara terbuka;
berbasis Teknologi Informasi
3. Perumusan kebijakan mengenai evaluasi kinerja
4. Perumusan kebijakan mengenai pengukuran kinerja individu yang terkait dengan kinerja organisasi
B. Birokrasi yang
efektif dan efisien 1. Penguatan agenda
Reformasi Birokrasi Nasional dan peningkatan kualitas implementasinya.
2. Penataan kelembagaan instansi pemerintah di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang tepat ukuran, tepat fungsi, dan sinergis.
3. Penataan bisnis proses yang sederhana, transparan, partisipatif, dan berbasis e- Government.
4. Penerapan manajemen ASN yang transparan, kompetitif, dan
Kelembagaan
D. Penguatan
Kelembagaan
a. Terwujudnya
kelembagaan pemerintahan yang tepat ukuran, tepat fungsi, tidak tumpang tindih dan bersinergi antar instansi, sehingga mampu mendorong upaya perwujudan tata pemerintahan yang baik.
% instansi Pemerintah Provinsi jawa Barat yang tepat fungsi dan tepat ukuran
Indeks Kelembagaan
1. Audit Kelembagaan
Pemerintah Provinsi jawa Barat;
2. Evaluasi Kelembagaan Pemerintah Provinsi jawa Barat;
3. Penataan Kelembagaan Pemerintah Provinsi jawa Barat;
4. Penyempurnaan desain kelembagaan Pemerintah Provinsi jawa Barat;
5. Penyempurnaan Instrumen Evaluasi Kelembagaan;
6. Penyusunan Instrumen Audit Kelembagaan
Tatalaksana
E. Penguatan
Tatalaksana
a. Terwujudnya
ketatalaksanaa n yang efektif
% instansi Pemerintah Provinsi jawa Barat yang memiliki ketatalaksanaan baik
1. Penyusunan kebijakan
administrasi pemerintahan;
1. Penyempurnaan
Instrumen Evaluasi Ketatalaksanaan;
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 IV- 8
Sasaran Reformasi Birokrasi
Area Perubahan
Program- program
Hasil yang diharapkan
Ukuran Keberhasilan
Kegiatan
Jangka Pendek (Prioritas) Jangka Menengah
berbasis merit untuk mewujudkan ASN yang profesional dan bermartabat.
5. Penerapan sistem manajemen kinerja yang efektif.
6. Peningkatan kualitas kebijakan publik.
7. Pengembangan kepemimpinan untuk perubahan dalam birokrasi untuk mewujudkan kepemimpinan yang visioner, berkomitmen tinggi, dan transformatif.
8. Peningkatan efisiensi (belanja aparatur) penyelenggaraan birokrasi.
9. Penerapan manajemen kearsipan yang handal, komprehensif, dan terpadu.
dan efisien dalam rangka mendorong upaya perwujudan tata pemerintahan yang baik;
b. Terwujudnya ketatalaksanaan yang berbasis elektronik yang menyeluruh dan terpadu;
Indeks Tata Laksana
Indeks e- Government
2. Penguatan kebijakan ketatalaksanaan untuk mendorong proses bisnis birokrasi yang sederhana, cepat, dan terintegrasi;
3. Kebijakan tentang efektivitas dan efisiensi kerja
4. Kebijakan tentang implementasi e- Government yang terpadu
2. Evaluasi ketatalaksanaan Pemerintah Provinisi jawa Barat;
3. Penyusunan Instrumen Evaluasi Penerapan e- Government;
4. Evaluasi penerapan e- Government.
SDM Aparatur
F. Penguatan
Sistem Manajemen SDM ASN
a. Meningkatnya
profesionalisme SDM Aparatur;
Indeks Profesionalitas
1. Penguatan Sistem
remunerasi berbasis kinerja;
2. Penguatan sistem promosi secara terbuka, kompetitif, dan berbasis kompetensi didukung oleh semakin efektifnya pengawasan internal Pemerintah Daerah;
3. Penguatan sistem informasi kepegawaian Provinsi Jawa Barat;
4. Pengembangan sistem pengukuran Profesionalitas SDM.
1. Penguatan perencanaan pegawai berdasarkan suksesi (succession plan);
2. Pembangunan Sistem Rekrutmen berbasis kompetensi yang dilakukan secara transparan, kompetitif, dan berbasis TIK;
3. Perumusan kebijakan sistem pengelolaan karier ASN;
4. Pelaksanaan kebijakan sistem penggajian ASN dan pensiun PNS dari Pemerintah Pusat;
5. Pelaksanaan kebijakan tentang Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian kerja dari Pemerintah Pusat;
6. Perumusan dan penetapan kebijakan pemanfaatan assessment center;
7. Perumusan dan penetapan kebijakan tentang penyusunan
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 IV- 9
Sasaran Reformasi Birokrasi
Area Perubahan
Program- program
Hasil yang diharapkan
Ukuran Keberhasilan
Kegiatan
Jangka Pendek (Prioritas) Jangka Menengah
talent pool untuk pengkaderan kepemimpinan;
8. Penjaminan pelaksanaan merit system dalam Manajemen ASN;
9. Pengukuran efisiensi dan efektivitas penerapan manajemen SDM ASN;
10. Perumusan dan penetapan kebijakan untuk mendorong terciptanya manajemen ASN.
Peraturan Perundang- undangan
G. Penguatan
Peraturan Perundang- undangan
a. Meningkatnya
kualitas peraturan perundang- undangan.
Nilai Indeks Reformasi Birokrasi Baik
1. Penguatan kebijakan untuk
mendorong pembentukan Forum Konsultasi Publik dalam perumusan kebijakan;
2. Penguatan kebijakan untuk mendorong pengembangan website yang berinteraksi dengan masyarakat;
3. Penguatan kebijakan untuk mendorong peningkatan kualitas kebijakan publik.
C. Birokrasi yang
memiliki pelayanan publik berkualitas
1. Penguatan kelembagaan dan manajemen pelayanan: a. Implementasi UU
Pelayanan Publik b. Pemanfaatan ICT
Pelayanan Publik
H. Peningkatan
Kualitas Pelayanan Publik
a. Meningkatkan
kualitas pelayanan publik;
b. Meningkatkan kapasitas manajemen penyelenggaraan pelayanan publik.
Hasil survey kepuasan masyarakat
Jumlah inovasi pelayanan
Hasil evaluasi kinerja
1. Menyusun kebijakan tentang survey kepuasan masyarakat;
2. Mendorong pelaksanaan kebijakan survey kepuasan masyarakat;
3. Melakukan evaluasi atas hasil survey kepuasan masyarakat;
4. Membuka ruang partisipasi publik melalui Citizen Charter.
1. Penguatan kebijakan untuk
mendorong forum konsultasi publik dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik, pengembangan sistem publikasi informasi proaktif yang dapat diakses dengan bahasa yang mudah dipahami
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 IV- 10
Sasaran Reformasi Birokrasi
Area Perubahan
Program- program
Hasil yang diharapkan
Ukuran Keberhasilan
Kegiatan
Jangka Pendek (Prioritas) Jangka Menengah
c. Integritas dan kualitas SDM Pelayanan
d. Budaya pelayanan
e. Quick Wins
2. Penguatan kapasitas pengelolaan kinerja pelayanan publik.
a. Penguatan monev kinerja
b. Efektivitas pengawasan
c. Sistem pengaduan
d. Penerapan reward and punishment
Penyelenggara pelayanan publik
Indeks integritas pelayanan publik
Persentase tingkat kepatuhan instansi Pemerintah di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam pelaksanaan UU 25/2009 tentang Pelayanan Publik
Tindak lanjut pengaduan pelayanan publik
Public Service Index
5. Kompetisi inovasi pelayanan publik;
6. Penyusunan kebijakan tentang inovasi pelayanan publik;
7. Pelaksanaan penilaian inovasi pelayanan publik;
8. Penyusunan kebijakan pelayanan publik;
9. Sosialisasi dan bimbingan teknis;
10. Pelaksanaan survey indeks integritas pelayanan publik;
11. Penerapan kebijakan pelayanan publik;
12. Perumusan kebijakan tentang penanganan pengaduan pelayanan;
13. Penanganan pengaduan pelayanan;
14. Melakukan evaluasi pengelolaan pengaduan;
15. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pelayanan publik;
16. Perumusan kebijakan; 17. Bimbingan teknis
kebijakan dan metode survey.
dan pengembangan website yang berinteraksi dengan masyarakat;
2. Penyelarasan kebijakan tentang penilaian kepatuhan instansi Pemerintah di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam pelaksanaan UU 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
3. Penguatan kebijakan untuk mendorong penerapan manajeman pengaduan berbasis teknologi informasi yang efektif pada setiap unit pelayaan publik.
I. Quick Wins Nasional
a. Meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah
b. Meningkatnya
kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik
Survey Kepuasan Masyarakat (SKM)
1. Mendukung Kampanye Gerakan Nasional Revolusi Mental Bidang Aparatur Negara
2. Penetapan Organisasi Pemerintah Provinsi Jawa Barat Yang Efektif, Efisien, Dan Akuntabel
3. Penguatan Manajemen ASN Yang Transparan, Kompetitif, Berintegritas, Dan Berbasis Merit
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 IV- 11
Sasaran Reformasi Birokrasi
Area Perubahan
Program- program
Hasil yang diharapkan
Ukuran Keberhasilan
Kegiatan
Jangka Pendek (Prioritas) Jangka Menengah
4. Penilaian Pengelolaan
Pengaduan Pelayanan Publik
Di Seluruh Instansi
Pemerintah Provinsi Jawa
Barat Untuk Meningkatkan
Kualitas Pelayanan Publik
5. Kompetisi Inovasi Pelayanan
Publik Instansi Pemerintah
Provinsi Jawa Barat Untuk
Mengakselerasi Peningkatan
Kualitas Pelayanan Publik
6. Penguatan Akuntabilitas
Kinerja Dan Integritas Instansi
Pemerintah Provinsi Jawa
Barat Melalui Evaluasi Tingkat
Akuntabilitas Kinerja, Evaluasi
Terhadap Unit Kerja
Pelayanan Pada Instansi
Pemerintah Provinsi Jawa
Barat yang Telah
Mencanangkan Zona
Integritas, Serta Penerbitan
Kebijakan Tentang Perjanjian
Kinerja Dan Pelaporan Kinerja
7. Peningkatan Efektifitas Dan Efisiensi Penyelenggaraan Pemerintahan Melalui Penerbitan Surat Edaran Gubernur Jawa Barat Tentang Penghematan Kegiatan Operasional, Penggunaan Sarana dan Prasarana, dan Pemanfaatan Produk Dalam Negeri
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 IV- 12
Lebih lanjut ekstensi program-program reformasi birokrasi
Pemerintah Jawa Barat tahun 2016-2020 adalah sebagai berikut :
1. Good Governance (tata kelola pemerintahan), yaitu pengelolaan
pemerintahan yang baik dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)
untuk menciptakan penyelenggaraan negara yang seimbang, bertanggung
jawab, efektif dan efisien, dengan menjaga keserasian interaksi yang
konstruktif di antara pemerintah, swasta dan masyarakat;
2. Integrity (integritas), yaitu suatu kesatuan perilaku yang melekat pada
prinsip-prinsip moral dan etika, terutama mengenai karakter moral dan
kejujuran, yang dihasilkan dari suatu sistem nilai yang konsisten;
3. Quality and Accountability (mutu dan akuntabilitas), yaitu suatu
tingkatan kesempurnaan karakteristik pribadi yang mampu memberikan
hasil melebihi kebutuhan ataupun harapan, dan sebuah bentuk tanggung
jawab untuk suatu tindakan, keputusan dan kebijakan yang telah
mempertimbangkan mengenai aturan, pemerintahan dan
implementasinya, dalam pandangan hukum dan tata kelola yang
transparan;
4. Pemerataan pembangunan yang berkeadilan, yaitu upaya
mewujudkan peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat
untuk mengurangi tingkat kemiskinan, kesenjangan antar wilayah, dan
kesenjangan sosial antar kelompok masyarakat, melalui pemenuhan
kebutuhan akses pelayanan sosial dasar termasuk perumahan beserta
sarana dan prasarananya, serta memberikan kesempatan berusaha bagi
seluruh lapisan masyarakat untuk menanggulangi pengangguran dengan
menyeimbangkan pengembangan ekonomi skala kecil, menengah, dan
besar;
5. Penggunaan data dan informasi yang terintegrasi (Satu Data dan
Informasi Jawa Barat) yang akurat, terbaharukan dan dapat
dipertanggungjawabkan. Dokumen tersebut terdiri dari data dan
informasi spasial (keruangan) dan aspasial (non keruangan).
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 V- 1
BAB V
PROGRAM QUICK WINS
A. Pedoman Pelaksanaan Quick Wins
Reformasi birokrasi akan mendorong terwujudnya penerapan
prinsip-prinsip clean government dan good governance yang secara universal
diyakini menjadi prinsip yang diperlukan untuk memberikan pelayanan
prima kepada masyarakat. Di dalam reformasi birokrasi terdapat beberapa
area perubahan yang setiap perubahannya dapat memberikan dampak
antara lain pada penurunan praktik KKN, meningkatnya kualitas pengelolaan
kebijakan dan pelayanan publik, meningkatnya produktivitas aparatur,
meningkatnya kesejahteraan pegawai negeri dan hasil - hasil pembangunan
secara nyata dirasakan oleh seluruh masyarakat. Kondisi tersebut akan
dicapai melalui berbagai upaya antara lain dengan penerapan quick wins.
Melalui quick wins atau disebut juga low hanging fruit diharapkan
dapat menjadi momentum awal yang positif dan juga kepercayaan diri untuk
selanjutnya melaksanakan reformasi birokrasi secara konsisten dan
berkelanjutan. Keluaran dari pelaksanaan quick wins adalah perbaikan sistem
dan mekanisme kerja atau produk utama Kementerian/Lembaga dan
Pemerintah Daerah baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota yang sesuai
dengan peran, tupoksi dan karakteristik masing-masing. Untuk mengawal
dan memandu pelaksanaan quick wins, maka perlu dipahami bagaimana
pelaksanaannya.
Tujuan Quick Wins adalah :
1. Memberikan panduan kepada Kementerian/Lembaga dan Pemerintah
Daerah dalam menentukan dan melaksanakan quick wins;
2. Memberikan panduan kepada Kementerian/Lembaga dan Pemerintah
Daerah dalam memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan quick wins
Quick wins harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Berasal dari program-program reformasi birokrasi, yang terdapat di
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 V- 2
dalam Road Map Reformasi Birokrasi 2016-2020;
2. Merupakan bagian utama (core business) dari peran, tugas, fungsi,
dan karakteristik Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah yang
bersangkutan;
3. Memberikan dampak perbaikan yang besar dan dapat dirasakan oleh
para pemangku kepentingan eksternal dan internal
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah;
4. Merupakan sebuah aktivitas nyata dan dirasakan manfaatnya secara
cepat oleh pemangku kepentingan utama eksternal dan internal
Kementerian/ Lembaga dan Pemerintah Daerah.
Langkah-langkah penetapan Quick Wins mencakup empat aspek,
yaitu:
1. Penilaian Tingkat Pencapaian Kinerja Saat Ini
Aspek ini berupaya untuk mengetahui tingkat pencapaian kinerja
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah saat ini yang terkait
dengan pelaksanaan tugas dan fungsi yang menjadi core businesses dari
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah. Untuk mengetahui
tingkat pencapaian ini, data atau informasi dari para pemangku
kepentingan utama dapat diperoleh melalui base line survey, wawancara,
focused group discussion (FGD), analisis statistik, desk research, dan
sebagainya. Secara obyektif, skor 1-5 diberikan untuk menilai masing-
masing tingkat pencapaian kinerja yang ada saat ini;
2. Peningkatan Kinerja
Aspek ini berupaya untuk meningkatkan kinerja Kementerian/ Lembaga
dan Pemerintah Daerah yang memiliki skor kurang dari 4 (yang berarti
meningkatkan area ini akan memberikan dampak yang besar bagi para
pemangku kepentingan). Aspek ini juga berupaya untuk
mengidentifikasikan tingkat kesulitan melakukan perbaikan kinerja
dimaksud dan memastikan apakah peningkatan kinerja dimaksud dapat
dilakukan kurang dari 12 bulan, masih di dalam kendali penuh
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah yang bersangkutan, dan
apakah masih termasuk bagian dari area reformasi birokrasi yang
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 V- 3
dicanangkan Pemerintah. Proses untuk menentukan skor dan persentase
perbaikan dilakukan melalui kesepakatan antara pimpinan dan
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah. Lebih lanjut, aspek ini
juga sudah mulai mengidentifikasikan kandidat untuk Quick Wins;
3. Penyiapan Sumber Daya
Aspek ini berupaya untuk mengidentifikasikan sumber daya yang
diperlukan untuk pelaksanaan calon Quick Wins yang telah
diidentifikasikan sebelumnya. Sumber daya dapat mencakup
ketersediaan sumber daya manusia, biaya dan juga keahlian. Aspek ini
juga memeriksa sekali lagi apakah kandidat quick wins yang diusulkan
memenuhi kriteria dan persyaratan yang ditetapkan dan memilih
maksimum tiga (3) quick wins terbaik bila jumlah program yang
diusulkan dan memenuhi persyaratan cukup banyak;
4. Penetapan Quick Wins.
Aspek ini berupaya menetapkan quick wins yang telah melalui
serangkaian analisis untuk siap diluncurkan.
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 V- 4
Gambar 5.1
Langkah - Langkah Menetapkan Quick Wins
Langkah-langkah dalam pelaksanaan quick wins dibagi dalam 2 (dua)
tahap, yaitu:
1. Tahap Persiapan, merupakan tahap persiapan kapabilitas implementasi
quick wins dan penyusunan metode monitoring dan evaluasi
implementasi quick wins;
2. Tahap Implementasi dan Monitoring & Evaluasi, merupakan tahap
pelaksanaan dan pemantauan dan pengevaluasian pelaksanaan quick
wins.
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 V- 5
Berikut tahapannya:
1. Tahap Persiapan
Langkah-langkah penting dalam tahap persiapan dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 5.1 Tahap Persiapan
LANGKAH
AKTIVITAS KELUARAN
1
• Pembentukan Tim Kerja
• Pembentukan Struktur/
Organisasi Kerja
• Tim kerja
• Struktur/Organisasi Tim Kerja
2
• Penyusunan Rencana dan Jadwal
Kerja serta Target Penyelesaian
• Penyusunan Anggaran
• Rencana dan Jadwal Kerja
• Target Penyelesaian
• Anggaran
3
Menyusun dan Menetapkan:
• Metode Monitoring dan Evaluasi
Pelaksanaan Quick Wins
• Mekanisme Pelaporan
Pelaksanaan Quick Wins
• Metode Monitoring dan
Evaluasi
• Rancangan
Laporan Pelaksanaan Quick
Wins 2. Tahap Implementasi, Monitoring dan Evaluasi
Langkah-langkah penting dalam tahap ini dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 5.2
Tahap Implementasi, Monitoring dan Evaluasi
LANGKAH AKTIVITAS KELUARAN
1
• Pelaksanaan aktivitas sesuai
dengan rencana dan jadwal kerja
• Penyelesaian quick wins sesuai
target dalam jadwal kerja
• Laporan kemajuan
pelaksanaan penyelesaian
quick wins secara berkala
• Penyelesaian quick wins
2
Pelaksanaan monitoring dan
evaluasi pelaksanaan quick wins
• Hasil monitoring dan
evaluasi
• Usulan/rekomendasi
perbaikan Pelaporan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari setiap
tahapan pelaksanaan. Oleh karena itu, baik laporan berkala maupun tahunan
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 V- 6
haruslah menjelaskan capaian kemajuan yang dihasilkan. Selain itu, penting
untuk diingat terutama dalam menyusun rencana kerja adalah perkiraan
waktu dari setiap langkah-langkah dalam penyusunan laporan. Berikut
adalah langkah-langkah yang dimaksud:
1. Penyusunan laporan;
2. Presentasi laporan;
3. Revisi atau perbaikan bila diperlukan atas masukan laporan;
4. Menyampaikan laporan final.
B. Program Quick Wins Reformasi Birokrasi
Terdapat 9 program quick wins yaitu:
1. Kampanye Gerakan Nasional Revolusi Mental Bidang Aparatur
Negara
Kampanye akan dilakukan dengan menggunakan berbagai sarana
komunikasi, yang diharapkan dapat menjangkau seluruh lini pemerintahan
dan lapisan masyarakat. Tujuannya untuk mengakselerasi perubahan
mindset aparatur sipil negara dari budaya priyayi ke budaya melayani; dan
memberikan pesan kepada masyarakat tentang tekad pemerintah untuk
hadir dan memberikan pelayanan publik yang lebih baik.
Dalam mewujudkan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat,
maka pemerintah atau birokrat agar melakukan perubahan secara mendasar
yaitu dengan cara melakukan sosialisasi ke ruang lingkup yang lebih
mendalam lagi seperti ke level instansi pemerintah/dinas-dinas agar pesan
mengenai gerakan nasional revolusi mental dapat. Hal tersebut dilakukan
agar perubahan yang diinginkan dapat berjalan dengan maksimal.
Komunikasi yang lainnya dapat dilakukan dengan memberikan pendidikan
dan pemahaman mengenai berorganisasi yang baik, mengenai memberikan
pelayanan yang baik kepada masyarakat dengan orientasi yang profesional
serta diterapkan sanksi yang tegas apabila ada birokrat yang melanggar
peraturan atau ketentuan-ketentuan yang sudah ditetapkan. Cara lain yang
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 V- 7
dapat dilakukan adalah dengan merubah pola budaya kerja yang cenderung
Asal Bapak Senang (ABS) menjadi pola budaya kerja yang berorientasi
profesional, jujur, kompetisi sehat dan terampil.
2. Penetapan Organisasi Kementerian Kabinet Kerja Yang Efektif,
Efisien, dan Akuntabel
Penataan organisasi dilakukan melalui penerbitan Perpres tentang
Pedoman Organisasi Kementerian dan dilanjutkan dengan audit organisasi
dan penataan organisasi kementerian yang kemudian ditetapkan dalam
Perpres Organisasi masing-masing Kementerian. Tujuannya adalah
memastikan organisasi kementerian yang efektif dan efisien dapat segera
ditetapkan dan beroperasi.
3. Penguatan Manajemen ASN Yang Transparan, Kompetitif,
Berintegritas, dan Berbasis Merit.
Dilakukan melalui penetapan 6 PP UU sebagai pelaksanaan UU ASN,
yaitu PP tentang Manajemen PPPK, tentang Manajemen PNS, tentang Gaji dan
Tunjangan, tentang Pensiun dan THT, tentang Disiplin dan Penilaian Kinerja,
dan tentang Korps Pegawai ASN. Tujuannya adalah agar implementasi
manajemen ASN yang transparan, kompetitif, berintegritas, dan berbasis
merit dapat segera diwujudkan.
4. Penuntasan Permasalahan Khusus Rekrutmen ASN
Permasalahan khusus pertama, tenaga honorer K2 (TH K2) berjumlah
648.104. Permasalahan khusus kedua, rekrutmen CPNS pelamar umum di
Papua dan Papua Barat.
5. Percepatan Operasionalisasi Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN)
Untuk Memperkuat Penerapan Sistem Merit Dalam Pengangkatan
Pejabat Pimpinan Tinggi
Berdasar UU Nomor 5/2014 tentang ASN, KASN dibentuk untuk
mengawasi penerapan Nilai Dasar ASN, pelaksanaan Kode Etik dan Kode
Perilaku Pegawai ASN, dan memastikan penerapan sistem merit dalam
pengangkatan pejabat pimpinan tinggi pada semua Instansi Pemerintahan.
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 V- 8
Pemerintah telah menetapkan 7 (tujuh) orang anggota KASN dengan Keppres
Nomor 141/M/2014, dan pada 27 November 2014 pimpinan dan anggota
KASN telah dilantik oleh Presiden.
Untuk percepatan operasionalisasi KASN pada kurun waktu 2014-
2019 perlu dilakukan percepatan berikut: 1) Penguatan Sekretariat dan Staf
Fungsional KASN; 2) Penyediaan ruang kantor, peralatan, dan perlengkapan;
3) Pelaksanaan promosi tentang pelaksanaan Nilai Dasar, Kode Etik, dan
Kode Perilaku Pegawai ASN, dan pengawasan pelaksanaannya pada instansi
pemerintah pusat dan pemerintah daerah; dan 4) Pengembangan sistem
monitoring dan pengawasan yang efektif melalui kerjasama dengan kantor
regional BKN dan perangkat Gubernur sebagai perwakilan pemerintah pusat.
Operasionalisasi KASN penting agar anggota KASN dapat segera menjalankan
tugas dan kewenangannya dengan optimal guna menjamin pengangkatan
pejabat pimpinan tinggi di berbagai kementerian dan daerah dilakukan
sesuai dengan prinsip merit sebagaimana diatur dalam UU ASN.
6. Penguatan Pelayanan Publik di PTSP (Pelayanan Terpadu Satu
Pintu)
Dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik bidang
perijinan, Kementerian PAN dan RB mendorong pelayanan perijinan yang
diselenggarakan di PTSP dengan tujuan terwujudnya model pelayanan
terpadu satu pintu.
7. Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Nasional Untuk Mengakselerasi
Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
Untuk mendorong dan mengakselerasi peningkatan kualitas
pelayanan publik, Kementerian PAN dan RB mendorong pelaksanaan satu
instansi, satu inovasi (One Agency One Innovation) dengan menyelenggarakan
kompetisi inovasi pelayanan publik. Pemenang kompetisi akan mendapat
penghargaan dari Presiden/Wakil Presiden dan diikutsertakan dalam
kompetisi tingkat dunia yang diselenggarakan oleh PBB.
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 V- 9
8. Penguatan Akuntabilitas Kinerja Dan Integritas Instansi Pemerintah
Melalui Evaluasi Tingkat Akuntabilitas Kinerja, Evaluasi Terhadap
Unit Kerja Pelayanan Pada K/L/Pemda yang Telah Mencanangkan
Zona Integritas, Serta Penerbitan Kebijakan Tentang Perjanjian
Kinerja Dan Pelaporan Kinerja
Dalam rangka penguatan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Instansi
Pemerintah (SAKIP) oleh seluruh K/L/Pemda. Sebagai upaya pencegahan
korupsi, Pemerintah menerbitkan kebijakan penerapan Zona Integritas di
setiap K/L/Pemerintah Daerah. Untuk meningkatkan akuntabilitas kinerja
instansi pemerintah, Kementerian PAN dan RB telah menerbitkan Permen
PANRB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah. Kebijakan ini merupakan pelaksanaan dari Perpres Nomor 29
Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
9. Peningkatan Efektivitas Dan Efisiensi Penyelenggaraan
Pemerintahan Melalui Penerbitan Surat Edaran Menteri PAN dan RB
Tentang Penghematan Kegiatan Operasional, Penggunaan Sarana
Dan Prasarana, Dan Pemanfaatan Produk Dalam Negeri
Untuk meningkatkan keekonomian, efisiensi, dan efektivitas dalam
penyediaan dukungan bagi penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan terutama dalam kaitan dengan penggunaan utilitas, sumber
daya/produk dalam negeri, dan penerapan prinsip kesederhanaan dalam
semua kegiatan seremonial dan kegiatan pemerintahan lainnya.
C. Program dan Kegiatan serta Hasil yang Diharapkan dari
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Pada Tingkat Makro
Reformasi birokrasi pemerintahan dalam upaya rekonstruksi,
reorientasi, revitalisasi dan pengembangan birokrasi pemerintahan baik dari
aspek sistem, individu, kelembagaan pemerintahan dan lingkungan
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 V- 10
pemerintahan. Pada prinsipnya pembaharuan birokrasi pemerintahan dari
pandangan terorganisasi dan manajemen bertujuan untuk pengembangan
organisasi pemerintahan untuk mewujudkan legitimasi, kesehatan,
pertumbuhan, kepribadian dan citra organisasinya dalam mencapai tujuan
pemerintahan negara. Sedangkan pembaharuan birokrasi pemerintahan
secara fundamental, gradual dan integral menyangkut aspek tujuan, sistem,
individu, kelembagaan dan lingkungan.
SALAH SATU PENILAIAN KINERJA BIROKRASIEFISIENSI BIROKRASI DI INDONESIA (SKOR 1 BAIK SKOR 10 BURUK)
PERC: Political and Economic Risk Consultancy
Gambar 5.2
Penilaian Kinerja Birokrasi Indonesia
Dengan memperhatikan pembaharuan birokrasi dari sudut pendekatan
redifinisi berarti mengandung makna bahwa birokrasi harus dilakukan
rekonseptualisasi secara teoretis akibat dari perkembangan ilmu
pengetahuan dan pemerintahan serta memperhatikan refosisi secara empiris
akibat tuntutan masyarakat dan perubahan lingkungan strategis yang
mempunyai kontekstual dengan pembaharuan pemerintahan atau reform to
governance.
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 V- 11
Hasil yang diharapkan, indikator keberhasilan, kegiatan serta instansi
terkait dalam pelaksanaan kegiatan dalam lingkup program-program
Reformasi Birokrasi dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:
Tabel 5.3
Hasil Yang Diharapkan, Indikator Keberhasilan, Kegiatan serta Pihak
Terkait dalam Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dalam Lingkup
Program Revolusi Mental Aparatur level Nasional dan Daerah Hasil yang
diharapkan Indikator Kegiatan
Pihak
yang terkait
Meningkatnya kepuasan masyarakat/publik atas pelayanan pegawai ASN
Survey Kepuasan Masyarakat
Indeks Integritas
Kepmenpan Nomor Kep/25/MPAN/2/2004 dan Permenpan & RB No 16 Tahun 2014
1) Perumusan kebijakan untuk mendorong pengembangan budaya kerja positif
2) Pencanangan budaya kerja positif secara nasional dan daerah
3) Penerapan sistem nilai dan integritas birokrasi yang efektif;
4) Penguatan budaya integritas, budaya kinerja, dan budaya melayani
5) Pengembangan kepemimpinan untuk perubahan dalam birokrasi untuk mewujudkan kepemimpinan yang visioner, berkomitmen tinggi, dan transformatif.
6) Pengembangan budaya pelayanan 7) Public campaign untuk mendorong
peran serta masyarakat sebagai unsur pengawas.
8) Penerapan Sistem Integritas Nasional dan daerah melalui internalisasi nilai-nilai integritas, penegakan kode etik dan kode perilaku, penanganan konflik kepentingan, pengelolaan laporan kekayaan pegawai, sistem whistleblowing, penanganan gratifikasi, dan transparansi
9) Penerapan agen perubahan pada
instansi pemerintah
Semua SKPD
Sumber : Olahan Perumus & Permenpan No 11 Tahun 2015
Salah satu sumber permasalahan birokrasi adalah perilaku negatif
yang ditunjukkan dan dipraktikkan oleh para birokrat. Perilaku ini
mendorong terciptanya citra negatif birokrasi. Perilaku yang sudah menjadi
mental model birokrasi yang dipandang lambat, berbelit-belit, tidak inovatif,
tidak peka, inkonsisten, malas, feodal, dan lainnya. Karena itu, fokus
perubahan reformasi birokrasi ditujukan pada perubahan mental aparatur
dengan harapan mendorong terciptanya budaya kerja positif yang kondusif
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 V- 12
bagi terciptanya birokrasi yang bersih dan akuntabel, efektif, dan efisien
serta mampu memberikan pelayanan yang berkualitas.
Tabel 5.4
Hasil Yang Diharapkan, Indikator Keberhasilan, Kegiatan serta Pihak
Terkait dalam Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dalam Lingkup
Program Penguatan Sistem Pengawasan Hasil yang
diharapkan Indikator Kegiatan
Pihak
yang terkait
Meningkatnya Instansi Pemerintah yang memperoleh Opini WTP dari BPK
1. Opini WTP
(kesesuaian dengan
standar akuntansi
pemerintahan,
kecukupan
pengungkapan
(adequate
disclosures),
kepatuhan terhadap
peraturan
perundang-
undangan, dan
efektivitas sistem
pengendalian intern.
1) Perumusan dan penetapan kebijakan untuk mendorong sinergi antara pengawasan intern, pengawasan ekstern, pengawasan masyarakat, dan penegakan hukum
2) Perumusan dan penetapan kebijakan untuk mendorong peningkatan transparansi dalam pengawasan dan pengelolaan tindak lanjut hasil pengawasan
3) Perumusan dan penetapan
kebijakan untuk mendorong
penyusunan rencana pengawasan
intern nasional terpadu dan
terfokus;
Semua SKPD
Meningkatkan
kapasitas manajemen
pengawasan
1. Tingkat
Kapabilitas
APIP
2. Tingkat
Kematangan
Implementasi
SPIP
3. Permendagri No
47 Tahun 2011
1) Penyelesaian RUU Sistem Pengendalian Intern Pemerintah;
2) Kebijakan Revitalisasi peran APIP; 3) Pengembangan sistem
pengaduan/nasional yang terintegrasi;
4) Perumusan Kebijakan yang mendukung upaya-upaya pencegahan KKN, seperti whistleblowing system, pengendalian gratifikasi, pengaturan konflik kepentingan;
5) Penerapan Sistem Pengendalian
Internal Pemerintah (SPIP)
Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk
menghindari adanya kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan atas
tujuan yang akan dicapai. Melalui pengawasan diharapkan dapat membantu
melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan yang
telah direncanakan secara efektif dan efisien. Bahkan, melalui pengawasan
tercipta suatu aktivitas yang berkaitan erat dengan penentuan atau evaluasi
mengenai sejauh mana pelaksanaan kerja sudah dilaksanakan. Pengawasan
juga dapat mendeteksi sejauh mana kebijakan pimpinan dijalankan dan
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 V- 13
sampai sejauh mana penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan kerja
tersebut. Hasil pengawasan ini harus dapat menunjukkan sampai di mana
terdapat kecocokan dan ketidakcocokan dan menemukan penyebab
ketidakcocokan yang muncul. Dalam konteks membangun manajemen
pemerintahan publik yang bercirikan good governance (tata kelola
pemerintahan yang baik), pengawasan merupakan aspek penting untuk
menjaga fungsi pemerintahan berjalan sebagaimana mestinya. Dalam
konteks ini, pengawasan menjadi sama pentingnya dengan penerapan good
governance itu sendiri.
Dalam kaitannya dengan reformasi birokrasi, pengawasan merupakan
salah satu cara untuk membangun dan menjaga legitimasi warga masyarakat
terhadap kinerja pemerintahan dengan menciptakan suatu sistem
pengawasan yang efektif, baik pengawasan intern (internal control) maupun
pengawasan ekstern (external control). Di samping mendorong adanya
pengawasan masyarakat (social control). Hasil pengawasan ini harus dapat
menunjukkan sampai di mana terdapat kecocokan dan ketidakcocokan dan
menemukan penyebab ketidakcocokan yang muncul. Dalam konteks
membangun manajemen pemerintahan publik yang bercirikan good
governance (tata kelola pemerintahan yang baik), pengawasan merupakan
aspek penting untuk menjaga fungsi pemerintahan berjalan sebagaimana
mestinya. Dalam konteks ini, pengawasan menjadi sama pentingnya dengan
penerapan good governance itu sendiri.
Dalam kaitannya dengan akuntabilitas publik, pengawasan
merupakan salah satu cara untuk membangun dan menjaga legitimasi warga
masyarakat terhadap kinerja pemerintahan dengan menciptakan suatu
sistem pengawasan yang efektif, baik pengawasan intern (internal control)
maupun pengawasan ekstern (external control). Di samping mendorong
adanya pengawasan masyarakat (social control).
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 V- 14
Tabel 5.5
Hasil Yang Diharapkan, Indikator Keberhasilan, Kegiatan, serta Pihak
Terkait dalam Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dalam Lingkup
Program Penguatan Akuntabilitas Kinerja Hasil yang
diharapkan Indikator Kegiatan
Pihak
yang terkait
Meningkatnya kinerja instansi pemerintah
Instansi Pemerintah
dengan Akuntabilitas
Kinerja Baik
Specific (spesifik) Measurable (dapat
diukur) Achievable (dapat
dicapai) Result Oriented
(berorientasi kepada Hasil)
Relevan (berkaitan dengan tujuan dan sasaran)
Oleh Paul J Mayer
1) Penyempurnaan SAKIP sebagai pilar manajemen kinerja;
2) Penyelarasan kebijakan perencanaan, p enganggaran, dan pelaporan kinerja
3) Pelaksanaan pelaporan kinerja instansi pemerintah secara terbuka.
4) Perumusan dan penetapan kebijakan penerapan sistem reward and punishment dalam penerapan manajemen kinerja nasional
5) Penerapan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah berbasis Teknologi Informasi
6) Perumusan kebijakan mengenai
evaluasi kinerja
7) Perumusan kebijakan mengenai pengukuran kinerja individu yang terkait dengan kinerja organisasi
Semua SKPD
Perbaikan pemerintahan dan sistem manajemen merupakan agenda
penting dalam reformasi birokrasi yang sedang dijalankan oleh pemerintah
saat ini. Sistem manajemen pemerintahan diharapkan berfokus pada
peningkatan akuntabilitas serta sekaligus peningkatan kinerja yang
berorientasi pada hasil (outcome). Maka pemerintah telah menetapkan
kebijakan untuk penerapan sistem pertanggungjawaban yang jelas dan
teratur dan efektif yang disebut dengan Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (SAKIP).
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah atau disingkat
dengan SAKIP tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014
tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang mana
didalamnya menyebutkan SAKIP merupakan rangkaian sistematik dari
berbagai aktivitas, alat dan prosedur yang dirancang untuk tujuan penetapan
dan pengukuran, pengumpulan data, pengklarifikasian, pengikhtisaran, dan
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 V- 15
pelaporan kinerja pada instansi pemerintah, dalam rangka
pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja instansi pemerintah.
Tujuan Sistem AKIP adalah untuk mendorong terciptanya
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai salah satu prasyarat untuk
terciptanya pemerintah yang baik dan terpercaya. Sedangkan sasaran dari
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah adalah:
1. Menjadikan instansi pemerintah yang akuntabel sehingga dapat
beroperasi secara efisien, efektif dan responsif terhadap aspirasi
masyarakat dan lingkungannya.
2. Terwujudnya transparansi instansi pemerintah.
3. Terwujudnya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan
nasional.
4. Terpeliharanya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.
Penyelenggaraan SAKIP ini dilaksanakan untuk menghasilkan sebuah
laporan kinerja yang berkualitas serta selaras dan sesuai dengan tahapan-
tahapan meliputi :
1. Rencana Strategis
Rencana strategis merupakan dokumen perencanaan instansi pemerintah
dalam periode 5 (lima) tahunan. Rencana strategis ini menjadi dokumen
perencanaan untuk arah pelaksanaan program dan kegiatan dan menjadi
landasan dalam penyelenggaraan SAKIP.
2. Perjanjian Kinerja
Perjanjian kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan
dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang
lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai
dengan indikator kinerja. Perjanjian kinerja selain berisi mengenai
perjanjian penugasan/pemberian amanah, juga terdapat sasaran
strategis, indikator kinerja dan target yang diperjanjikan untuk
dilaksanakan dalam 1 (satu) tahun serta memuat rencana anggaran untuk
program dan kegiatan yang mendukung pencapaian sasaran strategis.
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 V- 16
3. Pengukuran kinerja
Pengukuran kinerja merupakan langkah untuk membandingkan realisasi
kinerja dengan sasaran (target) kinerja yang dicantumkan dalam
lembar/dokumen perjanjian kinerja dalam rangka pelaksanaan
APBN/APBD tahun berjalan. Pengukuran kinerja dilakukan oleh
penerima tugas atau penerima amanah pada seluruh instansi pemerintah.
4. Pengelolaan Kinerja
Pengelolaan kinerja merupakan proses pencatatan/registrasi,
penatausahaan dan penyimpanan data kinerja serta melaporkan data
kinerja. Pengelolaan data kinerja mempertimbangkan kebutuhan instansi
pemerintah sebagai kebutuhan manajerial, data/laporan keuangan yang
dihasilkan dari sistem akuntansi dan statistik pemerintah.
5. Pelaporan Kinerja
Pelaporan kinerja adalah proses menyusun dan menyajikan laporan
kinerja atas prestasi kerja yang dicapai berdasarkan Penggunaan
Anggaran yang telah dialokasikan. Laporan kinerja tersebut terdiri dari
Laporan Kinerja Interim dan Laporan Kinerja Tahunan. Laporan Kinerja
Tahunan paling tidak memuat perencanaan strategis, pencapaian sasaran
strategis instansi pemerintah, realisasi pencapaian sasaran strategis dan
penjelasan yang memadai atas pencapaian kinerja. Penjelasan lebih lanjut
dapat dibaca di Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
6. Reviu dan Evaluasi Kinerja
Reviu merupakan langkah dalam rangka untuk meyakinkan keandalan
informasi yang disajikan sebelum disampaikan kepada pimpinan. Reviu
tersebut dilaksanakan oleh Aparat pengawasan intern pemerintah dan
hasil reviu berupa surat pernyataan telah di reviu yang ditandatangani
oleh Aparat pengawasan intern pemerintah. Sedangkan evaluasi kinerja
merupakan evaluasi dalam rangka implementasi SAKIP di instansi
pemerintah.
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 V- 17
Tabel 5.6
Hasil Yang Diharapkan, Indikator Keberhasilan, Kegiatan serta Pihak
Terkait dalam Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dalam Lingkup
Program Kelembagaan pada Level Nasional dan Daerah Hasil yang
diharapkan Indikator Kegiatan
Pihak
yang terkait
Terwujudnya kelembagaan pemerintahan yang tepat ukuran, tepat fungsi, tidak tumpang tindih dan bersinergi antar instansi, sehingga mampu mendorong upaya perwujudan tata pemerintahan yang baik
1. % K/L/PD yang tepat fungsi dan tepat ukuran
2. Indeks Kelembagaan
1) Audit Kelembagaan K/L/LNS/PD
2) Evaluasi Kelembagaan K/L/PD
3) Penataan Kelembagaan K/L/PD
4) Penyempurnaan desain
kelembagaan pemerintah;
5) Penyempurnaan Instrumen
Evaluasi Kelembagaan 6) Penyusunan Instrumen Audit
Kelembagaan
Semua SKPD
Kelembagaan pemerintah dipandang belum berjalan secara efektif
dan efisien. Struktur yang terlalu gemuk dan memiliki banyak hierarki
menyebabkan timbulnya proses yang berbelit, kelambatan pelayanan dan
pengambilan keputusan, dan akhirnya menciptakan budaya lama pada
aparatur. Karena itu, perubahan pada sistem kelembagaan akan mendorong
efisiensi, efektivitas, dan percepatan proses pelayanan dan pengambilan
keputusan dalam birokrasi. Hal ini dipengaruhi pula oleh adanya PP No. 18
Tahun 2016 Perubahan pada sistem kelembagaan diharapkan akan dapat
mendorong terciptanya budaya/perilaku yang lebih kondusif dalam upaya
mewujudkan birokrasi yang efektif dan efisien.
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 V- 18
Tabel 5.7
Hasil Yang Diharapkan, Indikator Keberhasilan, Kegiatan, serta Pihak
Terkait dalam Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dalam Lingkup
Program Penguatan Ketatalaksanaan pada Level Nasional dan Daerah Hasil yang
diharapkan Indikator Kegiatan
Pihak
yang terkait
1. Terwujudnya ketatalaksanaan yang efektif dan efisien dalam rangka mendorong upaya perwujudan tata pemerintahan yang baik
1. % K/L/PD yang ketatalaksanaan baik
2. Indeks Tata Laksana
1. Penyusunan kebijakan administrasi pemerintahan
2. Penguatan kebijakan ketatalaksanaan untuk mendorong proses bisnis birokrasi yang sederhana, cepat, dan terintegrasi;
3. Kebijakan tentang efektivitas dan
efisiensi kerja
4. Penyempurnaan Instrumen
Evaluasi Ketatalaksanaan 5. Evaluasi ketatalaksanaan K/L/PD
Semua SKPD
2. Terwujudnya ketatalaksanaan yang berbasis elektronik yang menyeluruh dan terpadu
Indeks e- Government (Tolak ukur) (Indrajit, 2012; Sadikin, 2011). Elemen-elemen sukses tersebut merupakan hasil kajian dan riset oleh Harvard JFK School of government meliputi support (dukungan), Value (nilai) dan Capacity (kemampuan)
1. Kebijakan tentang implementasi
e-Government yang terpadu;
2. Penyusunan Instrumen Evaluasi
Penerapan e-Government 3. Evaluasi penerapan e-Government
Kejelasan proses bisnis/tatakerja/tatalaksana dalam instansi
pemerintah juga sering menjadi kendala penyelenggaraan pemerintahan.
Berbagai hal yang seharusnya dapat dilakukan secara cepat seringkali harus
berjalan tanpa proses yang pasti karena tidak terdapat sistem tatalaksana
yang baik. Hal ini kemudian mendorong terciptanya perilaku hirarkis, feodal,
dan kurang kreatif pada birokrat/aparatur. Karena itu, perubahan pada
sistem tatalaksana sangat diperlukan dalam rangka mendorong efisiensi
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan, sekaligus juga untuk
mengubah mental aparatur.
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 V- 19
Tabel 5.8
Hasil Yang Diharapkan, Indikator Keberhasilan, Kegiatan, serta Pihak
Terkait dalam Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dalam Lingkup
Program Penguatan Ketatalaksanaan Pada Level Nasional dan Daerah Hasil yang
diharapkan Indikator Kegiatan
Pihak
yang terkait
Meningkatnya profesionalisme SDM Aparatur
Indeks Profesionalitas Equality, Equity, Loyalty dan Accountability (Mertin Jr) Tjokrowinoto : Profesionalisme yang Wirausaha (Entrepreneurial-Profesionalism) Profesionalisme yang Mengacu Kepada Misi Organisasi (Missiondriven Profesionalism). Profesionalisme Pemberdayaan (Empowering-Profesionalism)
1. Pengembangan sistem pengukuran Profesionalitas SDM
2. Penguatan perencanaan pegawai berdasarkan suksesi (succession plan)
3. Pembangunan Sistem Rekrutmen berbasis kompetensi yang dilakukan secara transparan, kompetitif, dan berbasis TIK
4. Penguatan Sistem remunerasi berbasis kinerja
5. Penguatan sistem promosi secara terbuka, kompetitif, dan berbasis kompetensi didukung oleh makin efektifnya pengawasan oleh Komite Aparatur Sipil Negara (KASN)
6. Perumusan kebijakan sistem pengelolaan karier ASN
7. Perumusan dan penetapan kebijakan sistem penggajian ASN dan pensiun PNS.
8. Perumusan dan penetapan kebijakan tentang Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian kerja
9. Perumusan dan penetapan kebijakan pemanfaatan assessment center
10. 10) Penguatan sistem informasi kepegawaian nasional
11. Perumusan dan penetapan kebijakan tentang penyusunan talent pool untuk pengkaderan kepemimpinan
12. Penjaminan pelaksanaan merit system dalam manajemen ASN
13. Pengukuran efisiensi dan efektivitas penerapan manajemen SDM ASN
14. Perumusan dan penetapan kebijakan untuk mendorong terciptanya manajemen ASN
Semua SKPD
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 V- 20
Tabel 5.9
Hasil Yang Diharapkan, Indikator Keberhasilan, Kegiatan, serta Pihak
Terkait dalam Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dalam Lingkup
Program Peraturan Perundang-undangan pada Level Nasional dan
Daerah Hasil yang
diharapkan Indikator Kegiatan
Pihak
yang terkait
Meningkatnya kualitas peraturan perundang-undangan
Nilai Indeks Reformasi Birokrasi Baik Hasil DPRD
1. Penguatan kebijakan untuk mendorong pembentukan Forum Konsultasi Publik dalam perumusan kebijakan
2. Penguatan kebijakan untuk
mendorong pengembangan
website yang berinteraksi dengan
masyarakat 3. Penguatan kebijakan untuk
mendorong peningkatan kualitas kebijakan publik
Semua SKPD
Tabel 5.10
Hasil Yang Diharapkan, Indikator Keberhasilan, Kegiatan, serta Pihak
Terkait dalam Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dalam Lingkup
Program Peraturan Perundang-undangan Pada Level Nasional dan
Daerah Hasil yang
diharapkan Indikator Kegiatan
Pihak
yang terkait
Meningkatkan kualitas pelayanan publik
1. Hasil survey kepuasan masyarakat
1) Menyusun kebijakan tentang survey kepuasan masyarakat
2) Mendorong pelaksanaan kebijakan survey kepuasan masyarakat
3) Melakukan evaluasi atas hasil survey kepuasan masyarakat
4) Membuka ruang partisipasi publik melalui citizen charter
Semua SKPD
2. Jumlah inovasi pelayanan
1) Kompetisi inovasi pelayanan publik
2) Penyusunan kebijakan tentang inovasi pelayanan publik
3) Pelaksanaan penilaian inovasi pelayanan publik
Meningkatkan kapasitas manajemen penyelenggaraan pelayanan publik
1. Hasil evaluasi kinerja penyelenggara pelayanan publik
1) Penyusunan kebijakan pelayanan publik
2) Sosialisasi dan bimbingan teknis 3) Penguatan kebijakan untuk
mendorong forum konsultasi publik dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik, pengembangan sistem publikasi informasi proaktif yang dapat diakses dengan bahasa yang
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 V- 21
Hasil yang
diharapkan Indikator Kegiatan
Pihak
yang terkait
mudah dipahami dan pengembangan website yang berinteraksi dengan masyarakat
2. Indeks integritas pelayanan publik
1. Pelaksanaan survey indeks integritas pelayanan publik
3. Persentase tingkat kepatuhan K/L/P dalam pelaksanaan UU 25/2009 tentang Pelayanan Publik
1. Penerapan kebijakan pelayanan publik
2. Penyelarasan kebijakan tentang penilaian kepatuhan K/L/P dalam pelaksanaan UU 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
4. Tindak lanjut pengaduan pelayanan publik
1. Perumusan kebijakan tentang penanganan pengaduan pelayanan
2. Penanganan pengaduan pelayanan 3. Melakukan evaluasi pengelolaan
pengaduan 4. Peningkatan partisipasi
masyarakat dalam pelayanan publik
5. Penguatan kebijakan untuk mendorong penerapan manajemen pengaduan berbasis teknologi informasi yang efektif pada setiap unit pelayanan publik
5. Public Service Index
1. Perumusan kebijakan 2. Bimbingan teknis kebijakan dan
metode survey
Masih banyaknya peraturan perundang-undangan yang tumpang
tindih, disharmonis, dapat di interpretasi berbeda atau sengaja dibuat tidak
jelas untuk membuka kemungkinan penyimpangan. Kondisi seperti ini
seringkali dimanfaatkan oleh aparatur untuk kepentingan pribadi yang dapat
merugikan negara. Karena itu, perlu dilakukan perubahan/penguatan
terhadap sistem peraturan perundang-undangan yang lebih efektif dan
menyentuh kebutuhan masyarakat.
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 V- 22
D. Program, Kegiatan, Hasil yang Diharapkan dari Pelaksanaan
Reformasi Birokrasi Pada Tingkat Meso
Hasil yang diharapkan, indikator keberhasilan, kegiatan serta instansi
terkait dalam lingkup Program Manajemen Perubahan dan Program
Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 5.11
Hasil Yang Diharapkan, Indikator Keberhasilan, Kegiatan, serta Pihak
Terkait dalam Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dalam Lingkup
Program Peraturan Perundang-undangan Pada Level Nasional dan
Daerah Hasil yang
diharapkan Indikator Kegiatan
Pihak
yang terkait
Meningkatnya komitmen K/L dan Pemda dalam melakukan reformasi birokrasi
Nilai Indeks Reformasi Birokrasi Baik
1) Perumusan dan penetapan kebijakan untuk mendorong peningkatan komitmen pelaksanaan reformasi birokrasi
2) Perumusan dan penetapan kebijakan operasional untuk mendorong pelaksanaan reformasi birokrasi
3) Identifikasi berbagai praktik terbaik
4) Penyelenggaraan Forum Pertukaran Pengetahuan praktik terbaik
5) Dokumentasi praktik terbaik
6) Diseminasi praktik terbaik
7) Identifikasi kebutuhan sosialisasi
8) Penyusunan bahan sosialisasi
9) Pelaksanaan sosialisasi
10) Pelaksanaan public campaign
11) Internalisasi secara berkelanjutan
12) Pelaksanaan coaching clinic
13) Pelaksanaan pendampingan aktif pada instansi pemerintah atau pemerintah daerah tertentu
14) Pemberian konsultasi pelaksanaan reformasi birokrasi
Semua SKPD
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 V- 23
Tabel 5.12
Hasil Yang Diharapkan, Indikator Keberhasilan, Kegiatan, serta Pihak
Terkait dalam Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dalam Lingkup
Program Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan Pada Level Nasional dan
Daerah Hasil yang
diharapkan Indikator Kegiatan
Pihak
yang terkait
Meningkatnya keberhasilan pelaksanaan reformasi birokrasi
Nilai Indeks Reformasi Birokrasi Baik
1) Monitoring
2) Evaluasi (setiap tahun sekali)
3) Evaluasi menyeluruh (pada semester kedua 2020)
4) Pelaporan
Semua SKPD
E. Program, Kegiatan, Hasil yang Diharapkan dari Pelaksanaan
Reformasi Birokrasi Pada Tingkat Mikro
Agar setiap instansi pemerintah dapat mengembangkan pola yang
lebih sesuai dengan karakteristiknya masing-masing dalam melaksanakan
reformasi birokrasi, maka diberikan kebebasan kepada setiap instansi
pemerintah untuk mengembangkan model pelaksanaan reformasi
birokrasinya masing-masing. Karena itu, setiap instansi pemerintah dapat
menetapkan prioritas-prioritas program dan kegiatan sesuai dengan
kebutuhannya, atau bahkan membuat inovasi-inovasi yang dipandang dapat
mempercepat terwujudnya pelaksanaan reformasi birokrasi di instansinya
Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan
pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan
pemerintahan agar lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam mengemban
tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional. Selain itu dengan
sangat pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi informasi dan
komunikasi serta perubahan lingkungan strategis menuntut birokrasi
pemerintahan untuk direformasi dan disesuaikan dengan dinamika tuntutan
masyarakat. Oleh karena itu, harus segera diambil langkah-langkah yang
bersifat mendasar, komprehensif, dan sistematik, sehingga tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan efektif dan efisien.
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 V- 24
Reformasi di sini merupakan proses pembaharuan yang dilakukan secara
bertahap dan berkelanjutan, sehingga tidak termasuk upaya dan/atau
tindakan yang bersifat radikal dan revolusioner.
Namun demikian, terdapat beberapa hal yang harus diikuti sebagai
berikut:
1. Rencana Aksi dalam road map yang disusun tetap didasarkan pada
lingkup program-program reformasi birokrasi:
a. Manajemen Perubahan
b. Penguatan Sistem Pengawasan
c. Penguatan Akuntabilitas Kinerja
d. Penguatan Kelembagaan
e. Penguatan Tatalaksana
f. Penguatan Sistem Manajemen SDM ASN
g. Penguatan Peraturan Perundang-undangan
h. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
i. Quick Wins
2. Rencana Aksi dalam road map yang disusun harus selaras dengan
program-program reformasi birokrasi pada level makro.
3. Pelaksanaan reformasi birokrasi harus mengikuti beberapa prioritas
nasional, yaitu :
Tabel 5.13 Kegiatan berdasarkan Prioritas Nasional
Program Kegiatan
a. Manajemen Perubahan 1) Pengembangan nilai-nilai untuk menegakkan integritas; 2) Pembentukan agen perubahan yang dapat mendorong
terjadinya perubahan pola pikir
b. Penguatan Pengawasan 1) Pembangunan unit kerja untuk memperoleh predikat menuju WBK/WBBM di masing-masing kementerian/lembaga dan pemda;
2) Pelaksanaan pengendalian Gratifikasi di masing-masing kementerian/lembaga dan pemda;
3) Pelaksanaan whistleblowing system di masing-masing kementerian/lembaga dan
4) pemda; 5) Pelaksanaan pemantauan benturan kepentingan di
masing- masing kementerian/lembaga dan pemda; 6) Pembangunan SPIP di lingkungan unit terjadi masing-
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 V- 25
Program Kegiatan
masing kementerian/lembaga dan pemda; 7) Penanganan pengaduan masyarakat di masing-masing
kementerian/lembaga dan pemda
c. Penguatan Akuntabilitas Kinerja
Pembangunan/pengembangan teknologi informasi dalam manajemen kinerja
d. Penguatan Kelembagaan Evaluasi dan restrukturisasi kelembagaan ASN di masing-masing K/L dan Pemda
e. Penguatan Tatalaksana 1) Perluasan penerapan e- government yang terintegrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di masing-masing K/L dan Pemda;
2) Penerapan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan di masing-masing K/L dan Pemda;
3) Implementasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik di masing-masing K/L dan Pemda;
4) Penerapan sistem kearsipan yang handal di masing f. Penguatan Sistem
Manajemen SDM Aparatur 1) Perbaikan berkelanjutan sistem perencanaan kebutuhan
pegawai ASN di lingkungan masing- masing K/L dan Pemda.
2) Perumusan dan penetapan kebijakan sistem rekruitmen dan seleksi secara transparan dan berbasis kompetensi di lingkungan masing-masing K/L dan Pemda;
3) Perumusan dan penetapan kebijakan sistem promosi secara terbuka di lingkungan masing- masing K/L dan Pemda;
4) Perumusan dan penetapan kebijakan pemanfaatan assessment center;
5) Perumusan dan penetapan kebijakan penilaian kinerja pegawai di masing-masing K/L dan Pemda;
6) Perumusan dan penetapan kebijakan reward and punishment berbasis kinerja di masing-masing K/L dan Pemda;
7) Pembangunan/pengembangan sistem informasi ASN di masing- masing K/L dan Pemda;
8) Perumusan dan penetapan kebijakan sistem pengkaderan pegawai ASN di masing-masing K/L dan Pemda;
9) Perumusan dan penetapan kebijakan pemanfaatan/ pengembangan data base profil kompetensi calon dan pejabat tinggi ASN di masing-masing K/L dan Pemda;
10) Perumusan dan penetapan kebijakan pengendalian kualitas diklat di masing-masing K/L dan Pemda.
11) Penerapan sistem promosi secara terbuka, kompetitif, dan berbasis kompetensi didukung oleh makin efektifnya pengawasan oleh Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN);
12) Menyusun dan menetapkan pola karier pegawai ASN 13) Pengukuran gap competency antara pemangku jabatan
dan syarat kompetensi jabatan 14) Penguatan sistem dan kualitas pendidikan dan pelatihan
untuk mendukung kinerja; g. Penguatan Peraturan
Perundang-undangan 1) Evaluasi secara berkala berbagai peraturan perundang-
undangan yang sedang diberlakukan; 2) Menyempurnakan/mengubah berbagai peraturan
perundang- undangan yang dipandang tidak 3) relevan lagi, tumpang tindih, atau disharmonis dengan
peraturan perundang-undangan lain;
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 V- 26
Program Kegiatan
4) 3) Melakukan deregulasi untuk memangkas peraturan perundang-undangan yang dipandang menghambat pelayanan;
h. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
1) Penerapan pelayanan satu atap di masing-masing kementerian/ lembaga dan pemda;
2) Percepatan pelayanan menjadi maksimal 15 hari di masing- masing kementerian/lembaga dan pemda;
3) Deregulasi dalam rangka mempercepat proses pelayanan di masing-masing kementerian/lembaga dan pemda;
4) Pembangunan/pengembangan penggunaan teknologi informasi dalam pelayanan di masing- masing kementerian/lembaga dan pemda;
i. Quick Wins Percepatan pelayanan di masing- masing instansi pemerintah
4. Pelaksanaan dan keberhasilan reformasi birokrasi di masing-masing
instansi pemerintah sangat tergantung dari peran kepemimpinan. Karena
itu, keterlibatan langsung pimpinan dalam merancang perubahan
birokrasi menjadi lebih baik sangat menentukan keberhasilannya.
5. Evaluasi dan monitoring terhadap pelaksanaan reformasi birokrasi di
masing-masing instansi pemerintah akan mengacu pada rencana aksi
yang dimuat dalam road map reformasi birokrasi masing-masing instansi
pemerintah.
F. Program Quick Wins Nasional
Program Quick Wins Nasional Reformasi Birokrasi merupakan
program-program yang secara nasional dipandang strategis dan memiliki
dampak positif dalam jangka waktu secara langsung bagi perbaikan
birokrasi. Program quick wins nasional, harus menjadi program quick wins
instansional sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing.
Contoh-contoh program quick wins nasional antara lain meliputi:
1. Harmonisasi Peraturan Perijinan antara pusat dan daerah
2. Penataan Kementerian Pemuda dan Olah Raga, KOI, dan KONI dalam
rangka mempersiapkan event ASIAN Games 2018, sekaligus sebagai
contoh perubahan mental birokrasi;
3. Pilot project pelayanan operasional pelayanan umum tingkat
lapangan/daerah di 10 (sepuluh) kabupaten/kota pada 5 (lima) provinsi:
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 V- 27
Jawa Tengah, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, dan
NTT;
4. Pilot Project operasional pelayanan umum pada tingkat Direktorat
Jenderal pada Ditjen Bina Marga, Ditjen Penempatan Tenaga Kerja/TKI,
Ditjen Dikdas, dan Ditjen Bea Cukai;
5. Pilot Project dengan contoh pelayanan imigrasi di Kalimantan Barat,
Pelayanan Pajak di Sulawesi Tengah, Pelayanan Investasi di Jawa Timur,
Pelayanan KTP di Banten, dan Pelayangan KIP dan KIS di DKI;
6. Pilot Project pelayanan sarana produksi pertanian pangan di Sulawesi
Selatan dan Perkebunan Sawit di Kalimantan Barat;
7. Pilot Project pelayanan produksi pertanian pangan di luar jam kantor
Desa/Kelurahan di 1000 desa/kelurahan;
8. Pilot project pelayanan mobile terpadu (imigrasi, perijinan Hak Cipta-
Patent, Kependudukan dan Catatan Sipil);
9. Rapat koordinasi Reguler Via Teleconference Presiden bersama seluruh
Kepala Daerah (Gubernur dan Bupati/Walikota) dan mendorong rapat
koordinasi reguler via Teleconference Gubernur dengan Bupati/Walikota
bersama seluruh pimpinan perangkat daerah dan SKPD;
10. Pilot project format birokrasi pemerintah desa (organisasi PNS,
perencanaan, penganggaran, pengawasan) untuk implementasi dana desa
dan RAPB Desa dilaksanakan dengan pola detasering pendampingan di
Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku, Sumatera Utara, dan Kalimantan
Tengah;
11. Pilot project pengembangan model penyimpanan assets sitaan hasil
kejahatan tindak pidana korupsi di Kementerian Hukum dan HAM;
12. Pilot project block grant seperti Inpres di Jawa Tengah oleh Kementerian
Keuangan, Bappenas, Kementerian Dalam Negeri, dan Pemda serta block
grant di tingkat kementerian dengan Kementerian Pemuda dan Olah
Raga;
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 V- 28
13. Pilot project e-budgeting dengan daerah pelaksana Jawa Barat dan NTT
dilaksanakan oleh Kementerian Keuangan, Kementerian Komunikasi dan
Informasi, Bappenas, dan Kementerian Dalam Negeri;
14. Pilot project pengaturan kewenangan secara bertahap untuk kabupaten
dan kota serta provinsi di NTB, Banten, dan Jawa Barat dilaksanakan oleh
Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Keuangan, Kementerian
Sosial, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian PU serta
Kementerian PAN dan RB.
G. Program Quick Wins Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat
Reformasi birokrasi di Provinsi Jawa Barat tidak lepas dari Visi dan
Misi Gubernur Jawa Barat Periode 2013-2018 khususnya pada Misi Ketiga
yang menekankan pada: Meningkatkan Kinerja Pemerintahan,
Profesionalisme Aparatur, dan Perluasan Partisipasi Publik, dimana misi
ketiga ini menjadi batu penjuru bagi seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah
untuk menyusun program strategis yang bersifat guna mewujudkan “Jawa
Barat yang memiliki birokrasi kelas dunia”, antara lain penekanan pada :
1. Bidang Perencanaan Pembangunan melalui strategi pertama,
meningkatkan tata kelola pemerintahan yang efektif dengan arah
kebijakan (a) Peningkatan pengendalian dan evaluasi pembangunan
daerah yang terintegrasi, terbuka, terbaru (up to date) dan online, (b)
Meningkatkan kualitas perencanaan daerah yang merujuk kepada
percepatan tercapainya Nawacita di seluruh wilayah Jawa Barat, (c)
Peningkatan kualitas penelitian dan riset perencanaan pembangunan
daerah yang berkolaborasi dengan perguruan tinggi yang ada di Provinsi
Jawa Barat.
2. Bidang Komunikasi dan Informatika melalui strategi meningkatkan
tata kelola pemerintahan yang efektif, dengan arah kebijakan: (1)
pengembangan dan penerapan teknologi informasi dalam manajemen
pemerintahan menuju pemerintahan yang berbasis networking
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 V- 29
management dan quantum organization (organisasi bintang) yang
didukung oleh birokrat yang fungsional (ahli pada ilmu); (2) peningkatan
penggunaan Teknologi Informasi Komunikasi dalam pelayanan publik
menuju cyber province dan generasi pelayanan level terbaru yaitu stop
complain.
3. Bidang Pertanahan melalui strategi meningkatkan tata kelola
pemerintahan yang efektif dengan arah kebijakan mewujudkan tertib
administrasi pertanahan yang online, terbuka dan cepat guna mencapai
ekstensifikasi pemberian dan pengasahan akta tanah di seluruh wilayah
Jawa Barat.
4. Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri melalui strategi
pertama, meningkatkan pemahaman masyarakat tentang Hak dan
kewajiban politik sebagai warga Negara, dengan arah kebijakan (a)
Meningkatkan fungsi partai politik dalam pendidikan politik yang
berkelanjutan serta jauh dari unsur SARA (suku, agama dan ragam adat),
(b) Peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan politik, (c)
Peningkatan peran serta masyarakat dalam pemilu. Strategi kedua,
Memantapkan semangat kebangsaan dan bernegara, dengan arah
kebijakan Peningkatan pemahaman masyarakat tentang ideologi bangsa
dan negara.
5. Bidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi
Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian,
melalui Strategi pertama, Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang
efektif, dengan arah kebijakan (a) Penataan struktur organisasi yang
proporsional,(b) Peningkatan pelayanan administrasi organisasi, (c)
Penuntasan kejelasan batas administrasi daerah, (d) Percepatan
Penanganan dan Pelayanan kepada masyarakat, (e) Peningkatan
transparansi dana akuntabilitas melalui pengembangan zona integritas,
(f) Pengaturan pengelolaan keuangan daerah, (g) Peningkatan pelayanan
pengelolaan dan pelaporan keuangan daerah, (h) Mempertahankan opini
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 V- 30
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan Pemerintah
Provinsi Jawa Barat, (i) Peningkatan penerimaan daerah sesuai dengan
potensi, (j) Peningkatan pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah
(k)Peningkatan koordinasi dengan instansi vertikal dalam menyelesaikan
aset-aset daerah yang bermasalah, (l) Peningkatan Penyelenggaraan
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), (m) Peningkatan
Pengawasan internal untuk mendukung tata kelola dan kinerja
penyelenggaraan pemerintahan daerah, (n) Penataan pengelolaan
administrasi kependudukan dan pencatatan sipil. Strategi kedua,
Meningkatkan sarana dan prasarana untuk mendukung pelayanan kepada
masyarakat, dengan arah kebijakan peningkatan dan pemeliharaan
sarana dan prasarana untuk mendukung kinerja aparat. Strategi ketiga
Meningkatkan kerjasama pembangunan, dengan arah kebijakan (a)
Peningkatan Kerjasama Kemitraan Strategis lintas provinsi,
pemerintahan pusat, dan kabupaten/kota, (b) Peningkatan Kualitas
pengelolaan kerjasama Jawa Barat melalui aliansi strategis multi pihak
dalam dan luar negeri. Strategi keempat, Meningkatkan kualitas sumber
daya aparatur pemerintah daerah, dengan arah kebijakan (a) Peningkatan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku aparatur berbasis
kompetensi, (b) Meningkatkan kesejahteraan aparatur berbasis kinerja.
Strategi kelima, Menata sistem hukum di daerah, dengan arah kebijakan
(a) Menyediakan produk hukum daerah untuk mendukung
penyelenggaraan pemerintahan, (b) Peningkatan Penyelarasan peraturan
daerah, (c) Peningkatan sinergitas penanganan perkara dengan lembaga
lainnya. Strategi keenam, Meningkatkan budaya taat hukum, dengan
arah kebijakan peningkatan pemahaman masyarakat akan peraturan
perundangan dan HAM. Strategi ketujuh, Meningkatkan sinergitas
penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat, dengan
arah kebijakan (a) Peningkatan pembinaan tibumtranmas, satuan
perlindungan masyarakat, dan unsur rakyat terlatih lainnya, (b)
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 V- 31
Peningkatan kuantitas dan kualitas Pol PP dan PPNS Se Jawa Barat.
Strategi kedelapan, meningkatnya pemahaman masyarakat tentang hak
dan kewajiban politik sebagai warga negara dengan arah kebijakan
peningkatan kapasitas lembaga legislatif dan intensitas komunikasi
antara pemerintah daerah dengan DPRD.
6. Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, melalui strategi
meningkatkan kapasitas pemerintahan desa dan partisipasi masyarakat,
dengan arah kebijakan (a) Peningkatan kinerja pemerintah desa melalui
peningkatan kemampuan keuangan dan sarana prasarana pemerintahan
desa, (b) Peningkatan pembinaan bagi aparat desa, (c) Peningkatan
kapasitas kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan,(d) Meningkatkan Infrastruktur Perdesaan.
7. Bidang Statistik, melalui strategi Meningkatkan tata kelola
pemerintahan yang efektif dengan arah kebijakan (a) Peningkatan
pengelolaan Satu Data Pembangunan.
8. Bidang Kearsipan, melalui strategi Meningkatkan tata kelola
pemerintahan yang efektif dengan arah kebijakan Mewujudkan
pengelolaan kearsipan daerah yang mendukung kinerja penyelenggaraan
pemerintahan daerah.
Reformasi birokrasi menjadi usaha mendesak mengingat implikasinya
yang begitu luas bagi masyarakat dan negara. Perlu usaha-usaha serius agar
pembaharuan birokrasi menjadi lancar dan berkelanjutan. Untuk Provinsi
Jawa Barat dapat dirumuskan Quick Wins yang tepat agar dapat dilaksanakan
oleh seluruh komponen pemerintah daerah dengan konsep “no superman
but super team” dengan pola:
a. Parameter I : Radically Redesign Public Services To Improve Quality
Of Service And Cost Efficiency, seperti :
1. Menginventarisasi berbagai pelayanan publik di setiap SKPD yang
dapat diberikan secara gratis (misalnya seperti pembuatan e-KTP).
Kalau ada peraturan yang menghambat, peraturannya diubah.
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 V- 32
2. Penyederhanaan berbagai persyaratan dan prosedur pelayanan di
setiap SKPD sehingga dapat mengurangi biaya (tidak akan membuat
Pemerintah Daerah bangkrut). Kalau ada peraturannya yang
menghambat, peraturannya diubah.
3. Membuat pelayanan publik bersifat impersonal dengan berbasis ICT,
mencegah peluang terjadinya kontak langsung antara provider
dengan masyarakat, kecuali untuk jenis-jenis pelayanan yang tidak
tergantikan oleh alat.
Dari Parameter I ini, maka Pemerintah Provinsi Jawa Barat menetapkan
program dan kegiatan quick wins spektakuler Tahun 2016-2020 yang
menjadi cermin terwujudnya “pemerintahan kelas dunia” sebagai berikut:
Tabel 5.14
Program/Kegiatan Quick Wins Reformasi Birokrasi
Provinsi Jawa Barat Tahun 2016-2020
Parameter I
No Urusan Pemerintahan Program/Kegiatan
1 Tahun 2016
1. Bidang Pendidikan Penyusunan Strategi Peningkatan Akses Pendidikan di Daerah Terpencil dan Strategis Pendidikan Bagi Anak Buruh dan TKI di Jawa Barat
2. Bidang Kesehatan Pelayanan Diabetic Center RSUD Al-Ihsan
Prov. Jawa Barat
3. Bidang Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak
Sistem Informasi Gender dan anak (SIGA)
4. Bidang Administrasi
Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Penataan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK)
5. Bidang Kearsipan e-Arsip (Sistem Informasi Kearsipan
Berbasis Teknologi Informasi Komunikasi)
6. Bidang Kelautan dan perikanan
1) Layanan perizinan 3 jam sektor kelautan dan perikanan
2) Model pengembangan kawasan Unit Pembenihan Rakyat (UPR) Ikan Nila Nirwana melalui bantuan pinjaman induk di Kab. Purwakarta
3) Kaji Terap pemuliaan Jantanisasi Ikan Nilem
7. Bidang Pertanian Industrialisasi unggas lokal Jawa Barat
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 V- 33
No Urusan Pemerintahan Program/Kegiatan
dalam upaya menjadi tuan rumah di negeri sendiri menuju dunia
8. Bidang Perindustrian Layanan kemasan bagi industri kecil dan
menengah Jawa Barat
9. Bidang Perencanaan 1) RKPD Jabar Online 2) SIDAK Bappeda Jabar 3) siAp Be-Res 4) Virtual Musrenbang 5) Km 0 Poor
10. Bidang Keuangan 1) Optimalisasi pemungutan pajak kendaraan melalui penggunaan stiker barcode yang terintegrasi dengan sistem samsat online
2) e-Samsat Jabar “Cara Mudah Bayar Pajak” mekanisme registrasi pengesahan STNK tahunan, pembayaran PKB dan SWDKLLJ melalui bank bjb, bank BCA, bank BNI dan bank BRI
3) T-Samsat lingkup cabang pelayanan dinas Pendapatan provinsi wilayah kabupaten Sukabumi I Cibadak
4) Layanan Samsat Gendong (Samdong) sebagai salah satu layanan jemput ke pedesaan-pedesaan
5) Aplikasi Pengelolaan Piutang Pajak kendaraan Bermotor
11. Bidang Kepegawaian serta
pendidikan dan pelatihan 1) SKP Online 2) Pengembangan e-competency Konversi
Kompetensi
12. Bidang Pengawasan 1) Des Akuntabilitas/layanan konsultasi
Inspektorat Prov. Jawa Barat 2) e-Monev
13. Bidang Fungsi Lainnya 1) Pengembangan Sistem Izin Luar Negeri untuk pejabat provinsi dan kab/kota secara Online
2) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) terintegrasi dan berbasis ICT (Diskominfo)
3) Executive Informasi Sistem (EIS) 2. Tahun 2017
1. Bidang Kesehatan 1) Pendaftaran pasien rawat jalan di RSUD Al-Ihsan prov. Jawa Barat menggunakan layanan SMS Gateway
2) Konsultasi kesehatan online oleh tim medis RSUD Al-Ihsan Prov. Jawa Barat
3) Recovery Based program sebagai inovasi pelayanan pasien
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 V- 34
No Urusan Pemerintahan Program/Kegiatan
2. Bidang Kesehatan e-SIKS
3. Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Motivator Ketahanan Keluarga (Motekar)
4. Koperasi, Usaha Kecil, dan
Menengah Sertifikasi ISO Balai Pelatihan Tenaga
KUMKM
5. Bidang Penanaman Modal Satu Akses Pasti “SIMPATIK JABAR”
6. Bidang Pertanian 1) One Stop service pengawasan lalulintas hewan dan produk hewan terintegrasi
2) Pengembangan layanan kesehatan hewan melalui layanan Ambulatoir Veteriner di Rumah Sakit Hewan (RSH) Cikole
7. Bidang Kehutanan Peningkatan kapasitas kelembagaan
penyuluh (Balai Penyuluhan Kecamatan
dan Pos Penyuluhan Perdesaan) melalui
pengembangan informasi berbasis IT
8. Bidang Energi dan sumber daya mineral
1) Pembangunan Instalasi Biogas Gerakan Citarum Bestari
2) Publikasi Data Hidrologi Berbasis Web di Dinas PSDA Jabar
9. Bidang Perencanaan 1) e-DUPAK Perencana Jawa Barat
2) Virtual Musrenbang
10. Bidang Kepegawaian serta pendidikan dan pelatihan
1) SKP Online 2) Penerbitan e-Jurnal Internasional 3) Pengembangan Aplikasi Diklat Secara
Online (kegiatan belajar mengajar jarak jauh)
4) Aplikasi Pendaftaran Diklat Secara On Line
11. Bidang Fungsi Lainnya 1) e-aspirasi
2) Sistem Atisisbada
3. Tahun 2018
1. Bidang Pekerjaan umum dan penataan ruang
Penyusunan standar operasional prosedur
untuk proses verfifikasi Izin Serah Pakai
Tanah (ISPT)/Objek Izin di Ruang Milik
Jalan (Rumija)
2. Bidang Ketentraman,
ketertiban umum dan perlindungan masyarakat
1) e-Patnership Ormas 2) 5 Menit Saja (Layanan Rekomendasi
Penelitian)
3. Bidang Sosial e-PSKS
4. Bidang Tenaga Kerja Geray Layanan Info Kerja (GLIK) berbasis
ICT
5. Koperasi, Usaha Kecil, dan Promosi Produk Usaha Kecil Berbasis
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 V- 35
No Urusan Pemerintahan Program/Kegiatan
Menengah Digital
6. Bidang Penanaman Modal Pelayanan perijinan 3 jam untuk kawasan
industri
7. Bidang Kelautan dan perikanan
1) Sertifikasi awal kapal perikanan melalui kerjasama dengan pemerintah negara bagian Australia Selatan
2) Pelayanan Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP) on line
8. Bidang Kehutanan Aplikasi e-Pelaporan Penyuluhan
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
9. Bidang Perdagangan Revitalisasi Layanan Penerbitan Surat
Keterangan Asal (SKA) berbasis ICT
10. Bidang Kepegawaian serta pendidikan dan pelatihan
1) Aplikasi Komputer Assessment Test 2) Aplikasi Web Site Lembaga Sertifikasi
Profesi (LSP) 3) Soft Skill Global Vision untuk Pejabat
Struktural
11. Bidang Fungsi Lainnya Zona demokrasi
4. Tahun 2019
1. Bidang Pekerjaan umum
dan penataan ruang Pembuatan sistem informasi data utilitas
pada Ruang Milik Jalan (Rumija)
2. Bidang Sosial e-SIMLOG
3. Bidang Tenaga Kerja Inovasi layanan pelatihan kewirausahaan
melalui mobil keliling dan pengelolaan
infomasi data spasial alumni
4. Koperasi, Usaha Kecil, dan
Menengah Pendataan Badan Hukum Koperasi secara
Online
5. Bidang Perdagangan Pengembangan Layanan Rumah Kemasan
Berbasis Web
6. Bidang Fungsi Lainnya e-responsibilitas DPRD
5. Tahun 2020
1. Bidang Pekerjaan umum
dan penataan ruang Pembuatan sistem informasi pelaporan
kondisi kerusakan jalan
2. Bidang Sosial e-PMKS
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 V- 36
b. Parameter II : Restructure The Government’s Approach To Managing
Public Finances: Budgeting, Investment And Revenue And Working-
Capital Management, seperti :
1. Pelajari Kembali Manajemen Pengeluaran (Spending Management),
Buatlah Menjadi Lebih Efektif Dan Efisien.
2. Gunakan Lebih Banyak Dana Untuk Pembangunan Infrastruktur Dan
Fasilitas Pelayanan Publik.
3. Kembangkan Pembangunan Wilayah Dengan Menggunakan
Pendekatan Triple Helix/Quad Helix/Penta Helix Pada Sektor Dan
Daerah Tertentu Yang Memungkinkan.
Dari parameter II ini, maka Pemerintah Provinsi Jawa Barat menetapkan
program dan kegiatan Quick Wins spektakuler Tahun 2016-2020 yang
menjadi cermin terwujudnya “pemerintahan kelas dunia” sebagai berikut:
Tabel 5.15
Program/Kegiatan Quick Wins Reformasi Birokrasi
Provinsi Jawa Barat Tahun 2016-2020
Parameter II
No Urusan Pemerintahan Program/Kegiatan
1 Tahun 2017
Bidang Pariwisata Pemberdayaan Masyarakat melalui
Pelatihan Tour Guide dan Pelatihan Bahasa Asing
2 Tahun 2018
Bidang Pariwisata Pembuatan dan pengelolaan website
Geopark Ciletuh
c. Parameter III : Strengthen Functional Leadership And Capabilities
Across Government To Support Delivery, seperti :
1. Perkuat pelatihan kepemimpinan pemerintahan dengan memberi
kesempatan magang di sektor private pada bidang yang sama dengan
SKPD bersangkutan menyongsong penggunaan sistem karier terbuka.
(Sektor publik harus belajar dari sektor private yang sukses).
2. Kembangkan pendidikan dan pelatihan bagi SDM Aparatur yang
berbasis kompetensi, baik nasional maupun internasional.
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 V- 37
Dari parameter III ini, maka Pemerintah Provinsi Jawa Barat menetapkan
program dan kegiatan Quick Wins spektakuler Tahun 2016-2020 yang
menjadi cermin terwujudnya “pemerintahan kelas dunia” sebagai berikut:
Tabel 5.16
Program/Kegiatan Quick Wins Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat Tahun 2016-2020
Parameter III
No Urusan Pemerintahan Program/Kegiatan
1 Tahun 2016
1. Bidang Ketentraman,
ketertiban umum dan perlindungan masyarakat
Kemitraan pendataan ranmor bersama babinkamtibmas
2. Koperasi, Usaha Kecil, dan
Menengah Pendidikan dan pelatihan perkoperasian melalui media Balended Learning
2 Tahun 2017
Bidang Kepegawaian serta pendidikan dan pelatihan
Diklat Fungsional Widyaiswara (Berbasis Kompetensi)
3 Tahun 2018
1. Bidang Ketentraman,
ketertiban umum dan perlindungan masyarakat
Informasi daerah rawan bencana online
2. Bidang Lingkungan Hidup 1) SOP perizinan lingkungan berbasis ICT
2) Properda online
3. Bidang Kebudayaan Transliterasi, Alih Media, Penyalinan dan
Bedah Naskah Koleksi Museum berbasis ICT
4. Bidang Kepegawaian serta pendidikan dan pelatihan
1) Kenaikan Pangkat dan Pensiun Otomatis
2) Mutasi antar daerah dan antar instansi berbasis ICT
3) Diklat kepemimpinan Tk II (Nasional) (dengan Benchmark to Best Praktise Luar Negeri dan menghasilkan proyek inovasi perubahan)
4) Diklat kepemimpinan Tk III (Nasional) (dengan Benchmark to Best Praktise Luar Negeri dan menghasilkan proyek inovasi perubahan)
5) Diklat Fungsional Auditor (Berbasis Kompetensi)
4 Tahun 2019
1. Bidang Lingkungan Hidup 1) Pengembangan Pemantauan kualitas
air dan udara berbasis ICT 2) Kemandirian Eco Village
2. Bidang Kepegawaian serta
pendidikan dan pelatihan Diklat kepemimpinan Tk IV (dengan Benchmark to Best Parktise dan menghasilkan proyek inovasi perubahan)
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 V- 38
d. Parameter IV : Optimise The Government’s Structure, Scale And
Operating Model, seperti :
1. Tata Ulang Susunan Organisasi Supaya Lebih Ramping Dan
Menghindari Tumpang Tindih Fungsi Dan Kegiatan Antar SKPD.
2. Dibangun Machinery Of Government (Mog) yang Menghubungkan
Antara Struktur Dengan Proses. Hilangkan Adanya Kepanitiaan
(Kecuali Untuk Hal-Hal Yang Spesifik), Karena Semua Fungsi Sudah
Terbagi Habis Pada Unit Yang Ada.
3. Inventarisasi Pekerjaan Dalam Tiga Kelompok : a) Dikerjakan Sendiri;
b) Dikerjasamakan; c) Dikontrakkan Pada Pihak Ketiga, Yang Akan
Berdampak Pada Jumlah Dan Kualitas SDM, Sarana Dan Prasarana
Pemerintahan, Dalam Rangka Penghematan. Antisipasi Kebijakan
Moratorium Penambahan PNS Yang Akan Memaksa Sistem Untuk
Menata Ulang Proses Bisnis Dengan Berbasis Pada ICT.
Dari parameter IV ini maka Pemerintah Provinsi Jawa Barat menetapkan
program dan kegiatan Quick Wins spektakuler Tahun 2016-2020 yang
menjadi cermin terwujudnya “pemerintahan kelas dunia” sebagai berikut:
Tabel 5.17
Program/Kegiatan Quick Wins Reformasi Birokrasi
Provinsi Jawa Barat Tahun 2016-2020
Parameter IV
No Urusan Pemerintahan Program/Kegiatan
1 Tahun 2016
1. Bidang Kepegawaian serta
pendidikan dan pelatihan 1) Seleksi terbuka/Open Bidding Jabatan
Pimpinan Tinggi Provinsi Jawa Barat 2) Penyiapan 300 doktor
2. Bidang Fungsi Lainnya 1) Strukturisasi Organisasi SKPD Provinsi
Jawa Barat 2) Penataan UPTD/UPTB
2 Tahun 2017
1. Bidang Kepegawaian serta
pendidikan dan pelatihan 1) Seleksi terbuka/Open Bidding Jabatan
Pimpinan Tinggi Provinsi Jawa Barat 2) Penyiapan 300 doktor
2. Bidang Fungsi Lainnya Penataan UPTD/UPTB 4 Tahun 2019
Bidang Kepegawaian serta pendidikan dan pelatihan
Pengintegrasian sistem kepegawaian berbasis ICT
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 V- 39
No Urusan Pemerintahan Program/Kegiatan
5 Tahun 2020
Bidang Lingkungan Hidup Aplikasi penilaian kantor berbudaya
lingkungan
e. Parameter V : Develop The Vision, Accountability And Capabilities
Needed To Drive A Large-Scale Transformation, seperti :
1. Susun ulang visi dan misi SKPD disesuaikan dengan keputusan politik
yang telah diambil oleh pejabat politik.
2. Lakukan loncatan besar perubahan dengan mencari benchmark pada
unit-unit sejenis di negara lain.
3. Antisipasi perubahan sistem dan prosedur akibat kebijakan
moratorium penambahan PNS.
4. Membangun budaya organisasi yang akuntabel, sehingga terbiasa
mempertanggungjawabkan dan mempertanggunggugatkan setiap
tugas.
Dari parameter V ini maka Pemerintah Provinsi Jawa Barat menetapkan
program dan kegiatan Quick Wins spektakuler Tahun 2016-2020 yang
menjadi cermin terwujudnya “pemerintahan kelas dunia” sebagai berikut:
Tabel 5.18
Program/Kegiatan Quick Wins Reformasi Birokrasi
Provinsi Jawa Barat Tahun 2016-2020
Parameter V
No Urusan Pemerintahan Program/Kegiatan
1 Tahun 2016
Bidang Komunikasi dan Informatika
Penguatan lembaga LPSE
2 Tahun 2017
1. Bidang Energi dan sumber
daya mineral Kerjasama Sistem Community Grid untuk Pembangkit Energi Terbarukan Bersama Kyushu University Jepang
2. Bidang Fungsi Lainnya 1) Evaluasi dan Harmonisasi Produk Hukum Kabupaten/Kota
2) Legal Opinion Penanganan Perkara Secara Litigasi dan Non Litigasi
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 V- 40
Setelah ditetapkan Quick Wins program dan kegiatan untuk lima
parameter di atas, maka ada beberapa point yang menjadi langkah-langkah
yang perlu ditempuh untuk mewujudkan reformasi birokrasi Provinsi Jawa
Barat menuju kelas dunia yaitu :
1. Meluruskan orientasi, Reformasi birokrasi harus berorientasi pada
demokratisasi dan bukan pada kekuasaan. Perubahan birokrasi harus
mengarah pada amanah rakyat karena reformasi birokrasi harus
bermuara pada pelayanan masyarakat.
2. Memperkuat komitmen, Tekad birokrat untuk berubah harus
ditumbuhkan. Ini prasyarat penting, karena tanpa disertai tekad yang
kuat dari birokrat untuk berubah maka reformasi birokrasi di Jawa Barat
akan menghadapi banyak kendala, karena selama ini Provinsi Jawa Barat
terkenal dengan stigma “kuat dalam konsep, namun lemah dalam
implementasi”, sehingga banyak hasil kajian yang dikerjasamakan
dengan perguruan tinggi hanyalah sekedar menggugurkan tanggung
jawab atau bahasa kasarnya “hanya berorientasi proyek”. Selama ini hasil
kajian atau konsep yang dihasilkan oleh Provinsi Jawa Barat banyak
sukses pelaksanaanya ketika provinsi lain datang melakukan kunjungan
kerja, belanja dan belajar semua riset yang dilakukan Provinsi Jawa Barat
dan hasil riset tersebut diimplementasikan oleh provinsi lain, seperti jawa
Timur, Jawa Tengah, Bali dan Sulawesi Selatan. Untuk memperkuat tekad
perubahan di kalangan birokrat perlu ada stimulus, seperti peningkatan
kesejahteraan, tetapi pada saat yang sama tidak memberikan ampun bagi
mereka yang membuat kesalahan atau bekerja tidak benar.
3. Membangun kultur baru, Kultur birokrasi kita begitu buruk, konotasi
negatif seperti mekanisme dan prosedur kerja berbelit -belit dan
penyalahgunaan status perlu diubah. Sebagai gantinya, dilakukan
pembenahan kultur dan etika birokrasi dengan konsep transparansi,
melayani secara terbuka, serta jelas kode etiknya.
4. Rasionalisasi, Struktur kelembagaan birokrasi cenderung gemuk dan
tidak efisien. Rasionalisasi kelembagaan dan personalia menjadi penting
dilakukan agar birokrasi menjadi ramping dan lincah dalam
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 V- 41
menyelesaikan permasalahan serta dalam menyesuaikan dengan
perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat, termasuk kemajuan
teknologi informasi.
5. Memperkuat payung hukum, Upaya reformasi birokrasi perlu dilandasi
dengan aturan hukum yang jelas. Aturan hukum yang jelas bisa menjadi
koridor dalam menjalankan perubahan- perubahan serta Peningkatan
kualitas Sumber Daya Manusia, Semua upaya reformasi birokrasi tidak
akan memberikan hasil yang optimal tanpa disertai sumber daya manusia
yang handal dan profesional. Oleh karena itu untuk mendapatkan sumber
daya manusia (SDM) yang memadai diperlukan penataan dan sistem
rekrutmen kepegawaian, sistem penggajian, pelaksanaan pelatihan, dan
peningkatan kesejahteraan.
Intinya, kesuksesan reformasi birokrasi di Jawa Barat adalah
mengupayakan agar kelima point di atas dilaksanakan secara bersama-sama.
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 VI- 1
BAB VI
MANAJEMEN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI
A. Organisasi
Agar pelaksanaan reformasi birokrasi dapat berjalan dengan baik,
maka perlu dilakukan pengelolaan yang baik pula. Untuk itu perlu dibentuk
tim yang diberi tugas untuk melakukan pengelolaan reformasi birokrasi agar
seluruh rencana aksi dapat dilaksanakan sesuai dengan target dan jadwal
yang telah ditentukan. Sebagaimana telah diterapkan pada pelaksanaan
reformasi birokrasi pada periode 2010-2015, maka organisasi pelaksanaan
reformasi birokrasi terdiri dari 2 (dua) tingkatan, yaitu Tim Pengarah dan
Tim Pelaksana. Tugas-tugas setiap tingkatan tim reformasi birokrasi adalah
sebagai berikut:
1. Tim Pengarah Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat, dipimpin
langsung oleh Gubernur Jawa Barat.
2. Sekretaris Tim dipegang oleh Sekretaris Daerah Jawa Barat.
Tugas dari Tim Pengarah adalah:
1. Memberikan arahan dalam penyusunan Road Map reformasi birokrasi
serta menetapkan Road Map Provinsi Jawa Barat;
2. Memastikan pelaksanaan reformasi birokrasi Provinsi Jawa Barat sesuai
dengan sasaran reformasi birokrasi nasional, yang dapat memberikan
dampak pada perbaikan birokrasi Provinsi Jawa Barat dan memberikan
dampak pada masyarakat;
3. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan reformasi birokrasi Provinsi
Jawa Barat secara berkala, termasuk pelaksanaan Quick Wins, dan
memberikan arahan agar pelaksanaan reformasi birokrasi Provinsi Jawa
Barat tetap berjalan konsisten, terarah sesuai dengan Road Map, dan
berkelanjutan.
Tim Pelaksana Reformasi Birokrasi dipimpin oleh Sekretaris Daerah
Provinsi Jawa Barat. Sekretaris dipegang oleh salah satu pejabat eselon II.
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 VI- 2
Agar fokus, tim pelaksana dibagi ke dalam kelompok-kelompok kerja yang
jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan. Adapun tugas kelompok kerja
adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan Road Map reformasi birokrasi pemerintah daerah;
2. Merumuskan quick wins;
3. Merancang rencana manajemen perubahan;
4. Bersama dengan unit/satuan kerja terkait melaksanakan Quick Wins;
5. Melaksanakan fokus perubahan sesuai rencana yang tertuang dalam
Road Map;
6. Melakukan pemeliharaan terhadap area-area yang sudah maju;
7. Melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala, melakukan
penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan agar target yang dihasilkan
selalu dapat menyesuaikan kebutuhan stakeholders.
8. Menjadi agen perubahan.
Agar reformasi birokrasi Provinsi Jawa Barat dilaksanakan juga oleh
setiap unit kerja, maka unit kerja dimaksud juga harus membentuk tim atau
menjadikan pegawai di seluruh jajaran unit kerja menjadi bagian dari
pelaksana reformasi birokrasi. Tugas dari Unit kerja dalam pelaksanaan
reformasi birokrasi adalah:
1. Melaksanakan Road Map reformasi birokrasi yang menjadi prioritas
untuk dilaksanakan oleh masing-masing unit kerja;
2. Jika salah satu Quick Wins berada dalam lingkupnya, maka unit kerja
bersama Tim Pelaksana Reformasi Birokrasi mempersiapkan,
melaksanakan, dan memonitor Quick Wins;
3. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan reformasi
birokrasi di unit kerjanya.
4. Melaporkan hasil pelaksanaan reformasi birokrasi kepada Ketua Tim
Pengarah dan Ketua Tim Pelaksana Reformasi Birokrasi;
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 VI- 3
B. Monitoring dan Evaluasi
1. Monitoring
Monitoring pelaksanaan reformasi birokrasi Provinsi Jawa Barat
dilakukan dalam tingkatan lingkup unit/satuan kerja pada pemerintah
daerah. Monitoring dilakukan untuk mempertahankan agar rencana aksi
yang dituangkan dalam Road Map reformasi birokrasi Provinsi Jawa
Barat dapat berjalan sesuai dengan jadwal, target-target, dan tahapan
sebagaimana telah ditetapkan. Dari proses monitoring, berbagai hal yang
perlu dikoreksi dapat langsung dikoreksi pada saat kegiatan reformasi
birokrasi dilaksanakan, sehingga tidak terjadi penyimpangan dari target-
target yang telah ditentukan.
Pada lingkup unit/satuan kerja, monitoring dapat dilakukan melalui
beberapa media sebagai berikut:
a. Pertemuan rutin dengan pimpinan unit/satuan kerja untuk
membahas kemajuan, hambatan yang dihadapi, dan penyesuaian yang
perlu dilakukan untuk merespon permasalahan atau perkembangan
lingkungan strategis. Pertemuan ini penting mengingat reformasi
birokrasi harus terus dimonitor oleh masing- masing pimpinan
unit/satuan kerja untuk menjaga keberlanjutannya. Pertemuan rutin
dengan pimpinan juga dilakukan pada unit/satuan kerja yang
melaksanakan Quick Wins, untuk membahas kemajuan, hambatan
yang dihadapi, dan penyesuaian yang perlu dilakukan untuk
merespon permasalahan atau perkembangan lingkungan strategis;
b. Pertemuan dengan pimpinan unit/satuan kerja untuk merespon
permasalahan yang harus cepat diselesaikan;
c. Survey terhadap kepuasan masyarakat dan pengaduan masyarakat;
d. Pengukuran target-target kegiatan reformasi birokrasi sebagaimana
diuraikan dalam Road Map dengan realisasinya;
Pertemuan dalam rangka Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi
Birokrasi, yang dikoordinasikan pada lingkup yang lebih besar di tingkat
pemerintah daerah Provinsi Jawa Barat, monitoring dilakukan melalui
beberapa media sebagai berikut:
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 VI- 4
a. Pertemuan rutin pada tingkat Tim Pengarah;
b. Pertemuan rutin pada tingkat Tim Pelaksana;
c. Pertemuan rutin pada tingkat kelompok kerja;
d. Survey kepuasan masyarakat dan pengaduan masyarakat;
e. Pengukuran target-target kegiatan reformasi birokrasi sebagaimana
diuraikan dalam Road Map dengan realisasinya;
f. Pertemuan dalam rangka Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi
Birokrasi, yang dikoordinasikan oleh Inspektorat.
2. Evaluasi
Evaluasi terhadap pelaksanaan reformasi birokrasi di instansi
pemerintah Provinsi Jawa Barat dilakukan dalam rentang waktu tertentu
yang ditentukan oleh masing instansi pemerintah. Dalam lingkup instansi
pemerintah Provinsi Jawa Barat, evaluasi dilakukan setiap enam bulan
dan juga per-tahunan. Evaluasi dilakukan untuk menilai kemajuan
pelaksanaan reformasi birokrasi secara keseluruhan termasuk tindak
lanjut hasil monitoring yang dilakukan pada saat pelaksanaan kegiatan.
Evaluasi dilakukan melalui beberapa tahapan mulai dari unit kerja
sampai pada tingkat instansi, sebagai berikut:
1) Evaluasi semesteran atau tahunan di tingkat unit kerja yang dipimpin
oleh pimpinan unit/satuan kerja untuk membahas kemajuan,
hambatan yang dihadapi, dan penyesuaian kegiatan yang perlu
dilakukan pada 6 (enam) bulan atau 1 (satu) tahun ke depan, sehingga
tidak terjadi permasalahan yang sama atau dalam rangka merespon
perkembangan lingkungan strategis. Evaluasi dilakukan secara
menyeluruh terhadap seluruh prioritas yang telah ditetapkan;
2) Evaluasi semesteran atau tahunan di tingkat instansi, yang dipimpin
langsung oleh Ketua Tim Pelaksana Reformasi Birokrasi;
3) Evaluasi semesteran atau tahunan di tingkat instansi yang dipimpin
langsung oleh Ketua Tim Pengarah Reformasi Birokrasi.
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 VI- 5
Berbagai informasi yang digunakan sebagai bahan pengambilan
keputusan dapat diperoleh dari:
a. Hasil-hasil monitoring;
b. Survey kepuasan masyarakat dan pengaduan masyarakat;
c. Pengukuran target-target kegiatan reformasi birokrasi sebagaimana
diuraikan dalam Road Map dengan realisasinya;
Pertemuan dalam rangka Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi
Birokrasi, yang dikoordinasikan oleh Inspektorat. Hasil evaluasi diharapkan
dapat secara terus menerus memberikan masukan terhadap pelaksanaan
reformasi birokrasi di tahun-tahun berikutnya.
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 VII- 1
BAB VII
PENUTUP
Dokumen Road Map Provinsi Jawa Barat tahun 2016-2020 ini
merupakan bentuk operasionalisasi Grand Design Reformasi Birokrasi
(GDRB) yang disusun dan dilakukan setiap 5 (lima) tahun sekali dan
merupakan rencana rinci pelaksanaan reformasi birokrasi dari satu tahapan
ke tahapan selanjutnya selama lima tahun dengan sasaran per tahun yang
jelas. Sasaran tahun pertama akan menjadi dasar bagi sasaran tahun
berikutnya, begitupun sasaran tahun-tahun berikutnya mengacu pada
sasaran tahun sebelumnya.
Dokumen Road Map ini secara subtansial telah memuat strategi,
kebijakan dan sasaran yang akan dicapai dalam setiap tahapan kegiatan.
Kebijakan dan rincian kegiatan yang ada dalam dokumen road map ini
merupakan kegiatan prioritas dan strategis dalam mendukung percepatan
tercapainya sasaran reformasi birokrasi di Pemerintahan Provinsi Jawa
Barat.
Sehubungan dengan dokumen Road Map ini, maka instansi yang
berwenang membidangi tugas pokok dan fungsi terkait dengan lingkup area
reformasi birokrasi yang ada di Provinsi Jawa Barat, perlu memperhatikan
kaidah-kaidah pelaksanaan kegiatan sebagai berikut :
1. Road Map Birokrasi ini merupakan pedoman bagi instansi yang terkait di
Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam menyusun
perencanaan kegiatan dengan frame yang sama yaitu 2016-2020, dengan
demikian sinergitas dan simultan arah pelaksanaan reformasi birokrasi
selama 5 (lima) tahun ke depan.
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 VII- 2
2. Road Map Reformasi Birokrasi ini menjadi dasar atau acuan bagi instansi
yang terkait di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam
menyusun dokumen perencanaan daerah.
3. Road Map Reformasi Birokrasi menjadi dasar penyelenggaraan reformasi
birokrasi di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan menjadi
dasar bagi DPRD Provinsi Jawa Barat dan anggota masyarakat untuk
melakukan evaluasi pelaksanaan reformasi birokrasi di Provinsi Jawa
Barat.
Dalam rangka menjaga konsistensi, sinergitas dan keberlangsungan
pelaksanaan dan keberhasilan reformasi birokrasi, maka diperlukan
monitoring dan pelaporan implementasi Road Map Birokrasi secara reguler
dan periodik. Untuk itu masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah yang
membidangi pelaksanaan Reformasi Birokrasi agar melakukan pengawasan
internal serta bertanggung jawab atas kinerja sasaran yang diharapkan dari
pelaksanaan reformasi birokrasi di Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebagai pemegang amanah rakyat
Jawa Barat dalam melakukan tugas pemenuhan kebutuhan kehidupan harus
menjadi sebuah organisasi yang profesional. Pemerintah Provinsi Jawa Barat
harus mampu untuk hadir di setiap masyarakat Jawa Barat membutuhkan.
Prinsip tata pemerintahan yang baik harus menjadi pegangan Pemerintah
Provinsi Jawa Barat dalam mewujudkan birokrasi yang bersih, tidak korupsi,
kolusi, nepotisme, akuntabel, memberikan pelayanan prima, transparan, dan
sepenuhnya mengabdikan diri untuk kepentingan rakyat. Prinsip tersebut
akan menjaga keberadaan keluaran (output), nilai tambah (value added),
hasil (outcome), dan manfaat (benefit) dari pelaksanaan reformasi birokrasi.
Salah satu kunci sukses dari hal tersebut adalah motivasi yang kuat
dari seluruh elemen Pemerintah Provinsi Jawa Barat baik dari level Gubernur
dan jajarannya sampai pada level staf pelaksana harus bersatu padu untuk
Road Map Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020 Menuju Pemerintahan Kelas Dunia
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 VII- 3
bahu membahu membangun dan mensukseskan pelaksanaan reformasi
birokrasi berdasarkan derap langkah yang efektif, efisien, terukur, dan
sistematis, disertai dengan sistem reward and punishment yang dilaksanakan
secara konsisten dan berkelanjutan. Dengan demikian keniscayaan
pemerintahan yang mampu melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah
darah, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan, menjaga
ketertiban, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia akan hadir ditengah-
tengah kehidupan dewasa ini.
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARATBADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Jalan. Ir. H. Juanda No. 287 Bandung, Jawa Barat