rmk pertemuan ke-2
DESCRIPTION
PMSPTRANSCRIPT
PENGAUDITAN MANAJEMEN SEKTOR PUBLIKRMK Konsep Pengauditan Manajemen/Kinerja
A. PENGERTIAN AUDIT KINERJAMenurut Malan, Fountain, Arrowsmith,dan lockridge (1984), audit kinerja adalah proses
sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti secara objektif atas kinerja suatu
organisasi, program, fungsi, atau kegiatan. Berdasarkan UU Pasal 4 (3) UU 15 Tahun
2004 audit kinerja meliputi aspek ekonomi dan efisiensi dalam pengelolaan keuangan
negara. Sedangkan menurut SPKN audit kinerja ditujukan untuk menilai aspek 3E suatu
program atau kegiatan.
Evaluasi dilakukan berdasarkan aspek 3E, serta kepatuhan terhadap peraturan, hukum,
dan kebijakan terkait serta untuk mengetahui tingkat keterkaitan antara kinerja dan kriteria
yang ditetapkan serta mengomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.
Dalam audit kinerja dikenal beberapa istilah diantaranya:
1. VLM (Value for Money) dimana menilai apakah manfaat dari suatu program lebih
besar dari biaya yang dikeluarkan (spending well) atau masih mungkinkah melakukan
pengeluaran/belanja dengan lebih baik/bijak (spending wisely).
2. Audit manajemen, audit operasional, atau audit ekonomi dan efisiensi digunakan
untuk menilai aspek ekonomi, dan efisiensi dari pengelolaan organisasi.
3. Audit program atau efektivitas untuk menilai manfaat atau pencapaian suatu program.
B. PERKEMBANGAN AUDIT KINERJA
C. PERBEDAAN ANTARA AUDIT KINERJA DAN AUDIT KEUANGANHalaman 1 dari 4
1976Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dengan bekerja sana dengan US-GAO
Indonesia
1971kongres INTOSAI (International Organization of Supreme Audit Institution) di Montreal
Elmer B Staat
1970Program Auditing
1950management auditing
1930financial statement auditning
Leo Herbert (Auditing the Performance of Management)
No Kriteria Audit Keuangan Audit Kinerja
1 Tujuan Menilai apakah akun-akun benar dan disajikan secara wajar
Menilai apakah auditee telah mencapai tujuan atau harapan yang ditetapkan
2 Cakupan/Objek Pengamatan
Sistem akuntansi dan sistem manajemen Program dan kegiatan organisasi
3 Orientasi Waktu Kegiatan audit yang dilakukan adalah melihat dari kegiatan yang telah dilakukan masa lalu
Melihat ke arah kegiatan yang telah dilakukan agar lebih baik dimasa depan.
4 Metode Kurang lebih telah terstandarisasi Bervariasi antara satu proyek dengan proyek lainnya
5 Kriteria Penilaian Kurang Subjektif, kriteria untuk semua kegiatan audit
Lebih subjektif, terdapat kriteria yang unik untuk masing-masing audit
6 Jadwal Pelaksanaan
Secara reguler (dilaksanakan secara berkala atau tiap tahun)
Bukan merupakan audit reguler
7 Laporan Bentuk laporan kurang lebih terstandarisasi, dipublikasikan secara berkala
Struktur dan isi laporan bervariasi, Dipublikasikan secara tidak tetap (ad hoc basis)
8 Pengguna Laporan/Tindak Lanjut
Stakeholder/Pihak eksternal Internal manajemen
9 Kompetensi Auditor
Akuntansi Ekonomi, Ilmu Politik, Sosiologi, dan lain-lain
D. KARAKTERISTIK AUDIT KINERJAMenurut Profesor Soemardjo Tjitrosidojo (1980) terdapat beberapa karakteristik dari audit
kinerja, adalah sebagai berikut:
1. Pemeriksaan operasional, pemeriksaan seharusnya dimaksudkan untuk memberikan
rekomendasi yang berguna untuk memperbaiki organisasi agar berjalan lebih baik.
2. Pemeriksa haruslah wajar (fair), objektif, realistis, berfikir secara dinamis, konstruktif,
dan kreatif serta bertindak diplomatis.
3. Pemeriksa (atau setidaknya tim pemeriksa secara kolektif) harus mempunyai
pengetahuan keterampilan dari berbagai macam bidang.
4. Pemeriksaan harus dapat berpikir dengan menggunakan sudut pandang pejabat
pimpinan organisasi yang diperiksanya selain itu pemeriksa harus benar-benar
mengetahui persoalan yang dihadapinya, ia harus dapat mengantisipasi masalah
serta cara penyelesaiannya, dan memberikan gambaran tentang perbaikan-perbaikan
yang dapat diterapkan dalam organisasi yang diperiksanya.
5. Pemeriksaan operasional harus dapat berfungsi sebagai suatu “early warning system”
(sistem peringatan dini) agar pimpinan secara tepat pada waktunya, setidak-tidaknya
belum terlambat dapat mengadakan tindakan-tindakan korektif yang mengarah pada
perbaikan organisasinya.”
Halaman 2 dari 4
Karakteristik di atas sangat relevan dengan konsep audit kinerja sebagai audit for
management, bukan audit to management. Dalam audit for management auditor harus
memberikan rekomendasi perbaikan bagi manajemen sebagai upaya peningkatan
akuntabilitas dan kinerja entitas yang diaudit.
E. MANFAAT AUDIT KINERJAManfaat audit kinerja adalah untuk meningkatkan kinerja dan akuntabilitas publik.1. Peningkatan Kinerja
Audit kinerja dapat meningkatkan kinerja suatu entitas yang diaudit dengan cara
sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi permasalahan dan alternatif penyelesaiannya.
2) Mengidentifikasi sebab-sebab aktual (tidak hanya gejala atau perkiraan-perkiraan)
dari suatu permasalahan yang dapat diatasi oleh kebijakan manajemen atau
tindakan lainnya.
3) Mengidentifikasi peluang atau kemungkinan untuk mengatasi keborosan atau
ketidakefisienan dan mengidentifikasi kriteria untuk menilai pencapaian tujuan
organisasi.
4) Mengidentifikasi kriteria untuk menilai pencapaian tujuan organisasi
5) Melakukan evaluasi atas sistem pengendalian internal.
6) Menyediakan jalur komunikasi antara tataran operasional dan manajemeng
7) Melaporkan ketidakberesan.
2. Peningkatan Akuntabilitas PublikPada sektor publik, audit kinerja dilakukan untuk meningkatkan akuntabilitas, berupa:
1) Perbaikan pertanggungjawaban manajemen kepada lembaga perwakilan;
2) Pengembangan bentuk-bentuk laporan akuntabilitas;
3) Perbaikan indikator kinerja;
4) Perbaikan perbandingan kinerja antara organisasi sejenis yang diperiksa;
5) Penyajian informasi yang lebih jelas dan informatif.
Sedangkan dilihat dari subjeknya manfaat audit kinerja antara lain:
1. Bagi pemerintah, audit kinerja dapat menjadi ukuran penilaian dan perbaikan atas 3E
(ekonomi, efektivitas dan efisiensi) dari program kegiatan pemerintah dan pelayanan
public.
2. Bagi Legislatif dan masyarakat, memberikan informasi independen apakah uang
Negara digunakan secara 3E serta mendukung pengawasan dan pengambilan
keputusan oleh legislative.
Halaman 3 dari 4
3. BPK, melakkan peningkatan kematangan organisasi dan nilai BPK di masyarakat,
meningkatkan motivasi pemeriksa dan mendorong kreativitas dan pembelajaran.
4. Menilai ketaatan aparatur pemerintah terhadap undang-undang dan peraturan yang
berlaku.
5. Peningkatan akuntabilitas public berupa perbaikan pertanggungjawaban manajemen
kapada lembaga perwakilan, pengembangan bentuk-bentuk laporan akuntabilitas,
perbaikan indicator kinerja, perbaikan perbandingan pekerja antara organisasi sejenis
yang diperiksa.
F. REFERENSIRai, I Gusti Agung. (2008). Audit kinerja pada sektor publik: konsep, praktik, studi kasus. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
https://iceteagreen.wordpress.com/2013/02/19/sejarah-audit-kinerja-sektor-publik-di-indonesia/
http://lisnawatiyusuf.blogspot.co.id/2012/08/audit-kinerja-pada-sektor-publik.html
http://syukriduwila.blogspot.co.id/2013/03/perbedaan-audit-kinerja-dan-audit.html
Halaman 4 dari 4