rks rpu panajam

Upload: faisyal-b-winahya

Post on 19-Oct-2015

77 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

BAB I

Rencana Kerja dan Syarat

SYARAT SYARAT TEKNIS

PASAL 1

PEKERJAAN PERSIAPAN

1.1. Uitzet/Bouwplank

1. Pemasangan bouwplank sekeliling bangunan yang akan dikerjakan, dengan jarak 2.00 terhadap as bangunan. ( jika lokasi memungkinkan )2. Bahan bauwplank dari kayu meranti merah dengan ukuran 2/20 dengan sisi atas diketam lurus, patok bouwplank dipasang dengan jarak 2.00 terpancang kuat ditanam hingga tidak mudah tergesar sampai selesai pelaksanaan bangunan.

3. Papan bouwplank tidak boleh tertimbun tanah galian.

1.2. Pemotong/Urugan Tanah

a. Memotong/mengurug lokasi sampai pembersihan bekas tanaman/kotoran dan dibuang keluar areal pekerjaan. Sebelum pekerjaan Pemotongan / Pengurugan dimulai, Kontraktor harus meminta ijin terlebih dahulu pada Pemilik Proyek atau Pengawas Lapangan.

b. Mengeruk lapisan top soil (humus) dibuang keluar halaman pekerjaan hingga bersih.

c. Apabila diperlukan urugan tanah (untuk mencapai peil yang telah ditentukan) harus diambil dari tanah yang baik, kemudian dipadatkan selapis demi selapis.

d. Untuk menentukan penggunaan tanah urug harus dipilih yang baik sesuai dengan petunjuk Direksi harian.

1.3. Serobong Kerja/Gudang.

a. Membuat Serobong Kerja/Gudang

b. Serobong Kerja/Gudang dibuat dari bahan sbb:

Konstruksi kayu

Dinding dari papan

Atap dari seng dan dipasang tidak tembus air

Lantai papan.

c. Penempatan serobong kerja/gudang didalam area tanah yang ada, dengan syarat :

Mudah untuk memasukan bahanbahan dari luar dan mudah untuk mengeluarkan bahanbahan ditempat pekerjaan.

Dan tidak mengganggu kelancaran kerja.

PASAL 2

PEKERJAAN GALIAN

2.1. Kedalaman penggalian tanah disesuaikan dengan gambar.

2.2. Galian tanah dilaksanakan untuk semua pasangan pondasi dan semua pasangan lainnya dibawah tanah seperti : Rollag atau sloof, semua saluran-saluran, bak limbah dan rembesan dan lain-lain yang menyatakan harus dilakukan sesuai dengan Rencana Gambar.

2.3. Urugan kerja penggalian harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak menumbulkan gangguan pada lingkungan tapak ataupun menyebabkan timbulnya genangan-genangan air untuk waktu lebih dari 24 jam.

2.4. Dibawah urugan pasir untuk lantai, pengurugan mempergunakan tanah urugan dan harus dipadatkan selapis demi selapis tiap 20 Cm dengan stemper.

2.5. Urugan pasir dilakukan dibawah pasangan pondasi batu kosong (aanstamping) setebal sesuai gambar.

Sebelum pemasangan pondasi ataupun pemasangan lantai pasir harus mendapat siraman air yang cukup supaya padat.

PASAL 3

PEKERJAAN PONDASI

3.1.Galian Pondasi

a. Sebelum pekerjaan galian pondasi dikerjakan, Pemborong harus menentukan peil yang ditentukan.

b. Setelah penentuan peil dan garisgaris yang akan digali, dengan perantaraan bouwplank, tanah digali sebesar ketentuan didalam gambar kerja.

c. Tanah galian dibuang keluar bouwplank dan tidak boleh untuk mengurug kembali.

d. Pada waktu penggalian, papan bouwplank terjaga utuh.

3.2. Pancang Ulin 10/10 2.00

a. Memancang ulin pada tempattempat yang telah ditentukan, seperti dalam gambar detail.

b. Pemancangan tegak lurus ke bawah, ditumbuk dengan beban secukupnya sehingga mencapai kedalaman yang telah ditentukan.

c. Bahan ulin kwalitas baik, lurus dan ukurannya harus sesuai gambar kerja.

d. Setiap pancangan pada pondasi batu gunung diberi sunduk kayu ulin panjang sunduk 0,50 Cm, ukuran 5/10 pemasangannya disesuaikan dengan gambar kerja.

e. Dibawah sunduk 5/10 diberi kalang ulin 2/20, memanjang pemasangannya disesuaikan dengan gambar kerja.

3.1. Urugan Pasir

a. Sebelum pondasi dipasang, air hujan dan air tanah yang ada dalam galian pondasi, harus dikeluarkan terlebih dahulu.

b. Dasar galian diurug dengan pasir setebal 5 cm dibawah pondasi dengan cara dipadatkan, disiram air dan diratakan sedemikian rupa.

c. Pengurugan dan pemadatan ini dikerjakan sampai diterima oleh Direksi lapangan dengan baik.

3.2. Urugan Tanah

Setelah pondasi batu gunung, dan sloof dipasang dan telah mengeras/membatu dan diterima baik oleh Direksi, maka dibawah lantai diurug dengan tanah urug dan dipadatkan, hingga mencapai ketinggian yang telah ditentukan dalam gambar, cara pemadatannya selapis demi selapis dengan menggunakan stemper.

3.3. Peraturan Tambahan

Bilamana atas dasar hasil pemeriksaan tanah, yang mengakibatkan perubahanperubahan pondasi seperti apa yang telah ditentukan dalam gambar kerja yang nantinya menimbulkan pengurangan/penambahan pekerjaan, maka hal ini tidaka akan diperhitungkan sebagai pekerjaan tambah kurang.

PASAL 4

PEKERJAAN BETON BERTULANG

4.1. Disamping ketentuanketentuan yang tercantum dalam gambargambar dan perhitungan beton bertulang terlampir lengkap dengan ukuranukurannya, maka sebagai pedoman pelaksanaannya dipakai Peraturan Beton Bertulang Indonesia PBI 1971.

4.2. Beton Struktur

a. Untuk pekerjaan sloof, kolom, ringbalk, balok latei menggunakan beton dengan tingkat mutu tegangan tekanan karakteristik (K-175) Kg/Cm2 / Beton Praktisb. Ukuran, konstruksi, bentuk pembesian dan penempatannya disesuaikan dengan gambar kerja atau menurut petunjuk Pengawas Lapangan.

PASAL 5

KETENTUAN KETENTUAN BETON

5.1. Lingkup Pekerjaan

Ini mencakup beton coor ditempat untuk bangunan bangunan dan pekerjaanpekerjaan lapangan, lengkap dengan besi penulangan, bekisting, finishing dan pekerjaanpekerjaan yang berhubungan dengan gambar, persyaratan dan petunjuk pengawas.

5.2. Referansi

a. Semua pekerjaan beton ini harus dengan apa yang diminta dari spesifikasi dan peraturanperaturan berikut ini :

NI 2 (1971) Peraturan Beton Indonesia.

NI 3 (1970) Peraturan Umum untuk bahan

Bangunan Indonesia.

NI 8 Peraturan Semen Portland Indonesia.

5.3. Standar Yang Dipakai

a. Semua pekerjaan yang diadakan melalui kontrak ini harus mengikuti persyaratanpersyaratan Normalisasi Indonesia, Standar Industri dan Peraturanperaturan Nasional lainnya yang berhubungan dengan pekerjaan ini seperti :

NI 2 (1971) Peraturan Beton Indonesia.

NI 3 (1970) Peraturan Umum untuk bahan

Bangunan Indonesia.

NI 5 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia

NI 8 Peraturan Semen Portland Indonesia

NI 10 Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan

NI 19 Peraturan Kapur Indonesia

Peraturan Cat Indonesia dan

Peraturan Keramik Indonesia

SI 13/S.I/72Pedoman Plumbing Indonesia

SI 14/S.I/72Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL).

Bila suatu persyaratan disebutkan secara khusus di dalam persyaratan ini, maka ketentuan itu harus diutamakan. Ahli akan membuat perbaikan dan pengertian yang dianggap perlu untuk melengkapi standarstandar, persyaratanpersyaratan dan gambargambar.

5.4. Merk Pembuatan

a. Guna membuat suatu dasar perbandingan kwalitas, satu atau lebih merk pembuatan dan atau nama perdagangan disebutkan dalam beberapa hal.

Hal ini hendaknya tidak dimengerti sebagai suatu yang dapat mengikat produkproduk lain, sejauh mana bahwa dapat dibuktikan kepada ahli/Pemimpin Proyek, mempunyai kwalitas sama dengan yang disebutkan dapat dipakai sebagai pengganti, tetapi hanya satu merk pembuatan atau nama perdagangan saja untuk setiap jenis barang yang boleh dipakai dalam pekerjaan ini.

5.5. Bahanbahan

a. Seluruh bahan yang dipergunakan dalam melaksanakan pekerjaan tersebut harus dari sumbersumber yang diijinkan oleh Pengawas Lapangan dan harus memenuhi standar yang pantas.

5.6. A g r e g a t

a. Agregat kasar harus bergradasi dari halus sampai dengan kasar dan secara umum sesuai dengan NI 2.

b. Agregat halus harus disimpan bersih dari lumpur, tanah liat atau bahanbahan organis lainnya.

Agregat halus dan kasar harus disimpan terpisah, penggunaan bakbak bahan yang berlantai sangat dianjurkan untuk mencegah terbawanya tanah bawah pada waktu pengambilan tanah.

5.7. S e m e n

a. Semen yang dipakai harus Potland Cement (PC) yang telah disyahkan/disetujui oleh yang berwenang dan memenuhi syarat sebagaimana PBI 1971.

b. Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan harus diterimakan dalam kantong asli dari pabriknya dalam keadaan utuh/tertutup rapat.

c. Kantongkantong semen yang rusak jahitannya dan robekrobek tidak diperkenankan/digunakan, kecuali bukan pekerjaan beton.

d. Semen yang sebagian yang sudah membatu dalam kantong, sama sekali tidak dapat dipergunakan untuk pekerjaan ini.

e. Harus disimpan didalam gedung yang mempunyai ventilasi, cukup tidak terkena air, diletakan pada tempat ketinggian paling sedikit 30 Cm dari lantai.

f. Tidak boleh ditumpuk sampai setinggi melampaui 200 Cm, setiap penerimaan baru harus dipisahkan dan diberi tanda dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan pengirimannya.

5.8. P a s i r

a. Pasir harus bersih dan bebas dari segala macam kotoran baik bahan organik maupun lumpur, tanah karang, garam dan sebagainya, sesuai dengan syarat PBI 1971.

b. Pasir laut sama sekali tidak diperbolehkan untuk dipergunakan.

c. Bahan pengisi harus disimpan ditempat yang bersih dan keras permukaannya dan dicegah supaya tidak terjadi pencampuran satu sama lainnya.

d. Hanya pasir beton yang dapat dipergunakan untuk pekerjaan beton.

e. Pekerjaan pasangan / plesteran eks. pasir Tenggarong ( bahan lokal yang mendapat persetujuan dari pihak konsultan pengawas dan direksi )5.9. K o r a l.

a. Koral harus bersih dari segala tanah, lumpur dan kotorankotoran organis yaitu korel ex Long Iram.

b. Butirbutir harus keras dan tidak berporus.

c. Gradasi material ini adalah :

Saringan nomorPosentase satuan timbangan tertinggal disaringan prosen

1

3/4"

3/8

No. 4100

90 100

25 55

5 15

5.10. A i r

Air untuk pembuatan dan perawatan beton harus tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, garamgaram, bahanbahan yang merusak beton atau baja tulangan. Air harus bersih, jernih, dan tawar.

5.11. P e m b e s i a n

a. Besi penulangan yang dipakai adalah besi dengan kwalitas U-24 sesuai dengan NI 2 untuk seluruh bagianbagian bangunan.

b. Batangbatang tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah, batangbatang tulangan dari berbagaibagai jenis baja harus diberi tandatanda yang jelas dan ditimbun terpisah jenis yang satu dari jenis yang lainnya, sehingga tidak mungkin saling tertukar.

c. Penimbunan batangbatang tulangan di udara terbuka untuk jangka waktu yang panjang harus dicegah.

d. Kawat pengikat.

Harus berukuran minimal ( 1 mm seperti yang dipersyaratkan dalam NI 2.

PASAL 6

P E L A K S A N A A N

6.1. Dengan kwalitas utama dan memenuhi syaratsyarat berikut.

6.2. Beton yang dispesifikasikan sebagai Beton Non Struktural harus diklasifikasikan sebagai Bo dalam NI 2, mempunyai campuran seperti disebut dalam NI 2, selain beton non strukturil semua pekerjaan beton harus diklasifikasikan.

6.3. Perbedaan Campuran

Campuran percobaan dan testing untuk memenuhi mutu mutu beton yang diminta, harus menjadi tanggung jawab Pemborong. Syaratsyarat NI 2 harus dipenuhi, kecuali disyaratkan dengan cara lain.

6.4. Ketentuan Jumlah Air.

Campurancampuran harus dalam perbandingan berat, kecuali bila digunakan bahan campuran, yang mempersyaratkan perbandingan dalam volume. Specimen dibuat sesuai dengan NI 2 dan ditest sesuai NI 2, faktor air semen maksimum yang diijinkan harus menunjukan kekuatan tekan yang 25 prosen lebih besar dari pada kekuatan yang disyaratkan.

Pengukuran :

Semen:Diukur dalam berat, bila semen kantongan yang dipakai, pengadukan harus dalam perbandingan berat.

Agregat:Diukur dalam berat

Agregat kasar dipakai dalam jumlah yang terbesar, sesuai dengan yang diminta.

Bahan campuran (additive) yang korektip untuk mengisi kekurangankekurangan dalam gradasi agregat, hanya dipakai atas persetujuan tertulis, bahan hendaknya diukur terpisah untuk setiap adukan beton.

6.5. Pengecoran Beton

a. Sebelum beton dibuat/dicor, kotorankotoran dan bahanbahan lain, harus dibuang dari dalam bekisting, alatalat pengaduk (beton molen) dan alat pembawa.

b. Galian yang akan dicor harus bersih dari air, dan penulangan harus dimatikan pada posisinya dengan blok beton 4 x 4 x 2 Cm yang disetujui oleh Pengawas Lapangan dan diperiksa sebelum pengecoran berlangsung.

c. Pengawas harus menerima pemberitahuan minimal 2 x 24 jam sebelum waktu pengecoran. Pengecoran harus sesuai dengan persyaratan dalam PBI 1971 kecuali persyaratan lain.

d. Beton harus dicor dalam lapisanlapisan harisontal yang tidak melebihi 30 Cm dalamnya. Beton tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 1,50 M. Segera sesudah pengecoran, lapisanlapisan beton ini harus dipadatkan dengan penggetaran (internal concrete vibrator), dan dibantu dengan perojokan.

e. Tidak diperbolehkan melakukan pengetokan pada bekisting, tulangan berhubungan langsung dengan tanah dasar. Sebelum pemasangan tulangan, di atas tanah dasar harus diberikan lapisan beton tumbuk setebal 2 Cm.

f. Pemadatan dilakukan dengan menggunakan besi diameter 16 dengan cara ditusuk tusuk hinga adukan benar benar padat

6.6. Sebelum melanjutkan pengecoran pada beton yang telah mengeras, permukaan yang lama harus dibersihkan dan dikasarkan. Bekisting harus dikencangkan kembali dan penyambungan yang melebihi 7 hari harus dilapisi dengan penyambung bahan seperti calbond atau sejenisnya.

6.7. Pengerasan

Selama proses pengeringan/pengerasan beton, dalam jangka waktu kurang lebih 14 hari. Permukaan beton harus terus dibasahi, dan tidak boleh ditindih barang barang apapun.

PASAL 7

B E K I S T I N G

7.1. Uraian Umum

a. Bekisting harus direncanakan, dilaksanakan dan diusahakan sedemikian rupa agar pada waktu pengecoran dan pembakaran tidak mengakibatkan cacatcacat, gelombanggelombang, maupun perubahanperubahan bentuk, ukuranukuran, ketinggianketinggian serta posisi dari pada beton harus benarbenar bersih sebelum penggunaannya.

b. Penyanggapenyangga harus diberi jarak antara yang dapat mencegah defleksi bahanbahan bekisting. Bekisting beserta sambungansambungannya harus rapat sehingga dapat mencegah kebocorankebocoran adukan selama pengecoran. Lubanglubang pembukaan sementara harus disediakan dalam bekisting untuk memungkinkan pembersihan bekisting.

7.2. Referensi

Seluruh bekisting harus mengikuti persyaratanpersyaratan dalam normalisasi di bawah ini :

NI 2

NI 3.

7.3. Bahanbahan

Bahan Bekisting harus terbuat dari kayu jenis Meranti atau jenis lain yang setaraf yang disetujui oleh Pengawas Lapangan.

7.4. Pemasangan

Pemborong baru diperbolehkan mulai dengan pelaksanaan setelah mendapat persetujuan atas rencana bekisting yang dibuatnya.

7.5. Pembongkaran Bekisting

Bekisting harus dibongkar dengan cara yang sedemikian rupa sehingga dapat menjamin keselamatan penuh atas strukturstruktur yang dicetak dengan memperhatikan persyaratanpersyaratan minimum sebagai berikut :

a. Bagian stuktur beton vertikal disangga dengan penurapan boleh dibongkar bekistingnya setelah 24 jam dengan syarat bahwa betonnya telah cukup keras dan tidak cacat karena pembongkaran tersebut.

b. Bagianbagian struktur beton yang disangga dengan menumpu tidak boleh dibongkar sebelum betonnya mencapai kekuatan yang minimal untuk menyangga beratnya sendiri dan bebanbeban pelaksanaan dan atau bebanbeban yang akan menimpa bagian struktur beton tersebut.

c. Dalam hal apapun bekisting pada jenis struktur ini tidak boleh dibongkar sebelum berumur 7 hari. Demikian juga bekistingbekisting yang dipakai untuk mematangkan (curing) beton tidak boleh dibongkar sebelum dianggap matang.

PASAL 8

PASANGAN BATU BATA

8.1. Bagian ini meliputi halhal mengenai bahanbahan dan pemasangan semua pekerjaan pasangan bata diplester seperti tertera pada gambar kerja. Pelaksanaan pemasangannya harus benarbenar mengikuti garisgaris, ketinggianketinggian, bentukbentuk seperti terlihat pada gambargambar dan seperti yang dipersyaratkan disini, serta petunjuk ahli.

8.2. B a t a

Bata harus baru, terbakar keras, terbuat dari tanah liat yang terpilih sesuai dengan persyaratanpersyaratan dalam NI Bata.

Batabata ini harus dipasang dengan adukan spesi bata yang telah ditentukan, berdasarkan spesifikasi teknis dan metode pelaksanaan yang disetujui oleh pihak direksi.8.3. Pasangan Trasram

a. Pasangan Trasram bata merah harus diselenggarakan sebaikbaiknya, rata dan tegak lurus, dengan adukan 1 Pc : 2 Ps.

b. Pasangan bata merah ini meliputi :

Seluruh pasangan dinding tembok, mulai + 0,35 M diatas lantai ke bawah sampai sloof beton.

Septictank dan dibawah bak air/closed.

Pasanganpasangan lainnya yang dinyatakan dalam gambar kerja harus dilaksanakan dengan pasangan trasram bata merah.

c. Ukuran penampang tembok, trasram sesuai dengan tebal dinding yang bersangkutan.

d. Sebelum dipasang, bata merah harus disiram dengan air.

8.4. Pekerjaan Dinding Bata Merah

a. Seluruh pasangan dinding tembok bata merah, harus sebaikbaiknya rata dan tegal lurus, dengan adukan 1 Pc : 4 Ps.

b. Bata merah yang patahpatah tidak boleh dipergunakan.

c. Sebelum dipasang, bata harus disiram air terlebih dahulu.

d. Tebal penampang tembok sesuai dengan ukuran dinding jadi sesuai gambar kerja.

e. Setiap pasangan bata, selasela antara batas (harisontal & vertikal) harus dikorek sedalam 1 Cm, sebelum mengeras atau merupakan nad.

f. Pasangan bata yang berhubungan dengan kosen atau beton harus dengan adukan 1 Pc : 3 Ps, sedangkan sisasisa beton yang bersangkutan (misal : sloof, kolom, ring balk, dll) setelah pengecoran harus dikasarkan agar daya lekat lebih baik.

8.5. Pemasangan

Pasangan batu bata yang dilaksanakan harus dipasang rata, tegak dan lajur penaikannya diukur tepat dengan tiang lot dan kecuali bilamana tidak diperlihatkan dalam gambargambar, maka setiap lajur naik, bata harus putus sambungannya dengan lajur dibawahnya.

Pola ikatan harus terjaga baik diseluruh pekerjaan, sebelum dipasang bata harus dibasahi / disiram menurut petunjuk ahli. Pada setiap sudutsudut, perpotongan dindingdinding, dan setiap 12 M2 untuk pasangan satu bata harus diberi pembesian sesuai dengan bagian 3 beton.

8.6. Contohcontoh

Contoh bahan yang diusulkan untuk dipakai harus diserahkan kapada ahli dan persetujuan atas bahan bahan tersebut harus sudah didapat sebelum bahan yang dimaksud dapat dibawa ke lapangan kerja.

Pengambilan contohcontoh atas bahan yang telah berada dilapangan akan dilakukan sewaktuwaktu sesuai dengan keperluan ahli guna kepentingan pengujian.

Batu merah yang dipergunakan harus yang berkualitet baik. Ukuranbatu bata 10x10x20 cm. Ukuranukuran harus memenuhi syarat/seragam dengan ketebalan rata, dan harus sama rata masaknya serta tidak boleh mengandung tras kapur/bahanbahan lainnya yang dapat mengurangi mutu/kwalitet batu merah tersebut.

Untuk pekerjaan ini harus seluruhnya memakai batu merah kwalitet baik dan satu ukuran.

PASAL 9

PEKERJAAN PLESTERAN

9.1. Plesteran Trasram

Plesteran trasram 1 Pc : 2 Ps dengan 1,5 Cm dimaksudkan untuk menutupi :

a. Semua permukaan luar/dalam pasangan trasram bata merah.

b. Semua dinding Km/Wc yang diberi lapisan porselin.

c. Dinding septictank dan bagianbagian yang terkena air.

9.2. Plesteran PC

Plesteran PC dengan adukan 1 Pc : 3 Ps dimaksudkan untuk :

a. Plesteran ujungujung/sudutsudut tembok dan bagian sisi kosen/lubang ventilasi baik luar maupun dalam.

b. Plesteran dinding/atap/balok beton dengan tebal 1 Cm.

9.3. Plesteran Biasa

Plesteran tembok dengan adukan 1 Pc : 4 Ps dimaksud untuk :

a. Plesteran untuk seluruh dinding tembok bata mulai + 0,30 M keatas (dari lantai) dibagian luar atau dalam.Ketentuanketentuan :

a. Sebelum dilakukan pekerjaan plesteran, pasangan tembok harus disiram dengan air dan sesudah itu juga harus dibasahi dengan air.

b. Seluruh plesteran harus betulbetul vertikal, ratarata dan lurus.

PASAL 10

PEKERJAAN KAYU (KASAR)

10.1 Lingkup Pekerjaan

Bagian ini meliputi pekerjaan kayu pada atap, langitlangit, serta pekerjaan kayu pada umumnya. Seluruh pekerjaan kayu sesuai dengan : NI 3NI 5.

10.2 Bahanbahan

Kayu yang dipakai adalah kayu lokal mutu baik sesuai dengan NI 5.

Rangka atap memakai kayu bangkirai dan atau seteraf yang disetujui Direksi.

Rangka langitlangit memakai meranti merah atau seteraf yang disetujui Direksi

Semua konstruksi kayu harus disusun dan dilaksanakan menurut ukuranukuran pada gambar bestek/detail.

10.3 Ukuranukuran dan Pola

Kayu harus mempunyai ukuran sesuai gambar dan diteliti. Pengikat berupa paku, bout, beugel, dll harus sesuai dengan gambar kerja.

10.4 Pengerjaan dan Syarat

Pekerjaan harus dilakukan sesuai dengan standar terbaik yang biasa ada. Walaupun ada bagianbagian yang tidak tertera tapi Pemborong harus melengkapinya sesuai dengan standar terbaik diatas, dan sesuai petunjuk ahli.

Pekerjaan yang tidak memenuhi syarat tersebut diatas harus diganti menurut petunjuk ahli. Semua sambungan sambungan harus dilengkapi dengan platplat dan alat pelengkap lain hingga terjamin kekuatannya.

PASAL 11

PEKERJAAN KAYU (HALUS)

11.1. Lingkup Pekerjaan

Bagian ini menjelaskan halhal mengenai pengadaan dan pemasangan berbagai pekerjaan Arsitektur dan pekerjaan kayu yang tampak, antara lain pekerjaan jendela yang tertera dalam gambar, persyaratan dan petunjuk ahli dimana termasuk pula semua alatalat pelengkap lain yang biasa ada pada pekerjaan ini.

11.2. Kosen Pintu/Jendela/Bovena. Semua kosen, pintu maupun jendela memakai kayu bangkirai ukuran 5/13 (diruter).

b. Macam dan bentuk kusen pintu/jendela menurut ukuran dan gambar detail yang telah ditentukan (diruter).

c. Pemasangan kusen harus betulbetul tegak lurus dan harizontal.

d. Apabila terjadi kesalahan Pemborong harus membetulkannya, dan memperbaiki kembali hingga betul dan memuaskan Pengawas Lapangan.

11.3. Daun Pintu Panil

a. Semua daun pintu dikerjakan menurut ukuran ukuran yang tertera seperti dalam gambar kerja.

b. Tiap daun pintu dipasang 3 (tiga) buah engsel c. Rangka pintu/jendela terbuat dari kayu bangkirai kwalitet baik dan kering, ukuran yang dipakai sesuai gambar.

d. Semua daun pintu memakai kunci tanam merk SES ukuran 2 x slaag atau setara.

e. Daun pintu difinis dengan cat yang telah ditentukan atau sejenisnya.

11.4. Jalusi / Lubang angina. Untuk semua jalusi menggunakan kayu bengkirai yang diserut/permuakaannya.

b. Jalusi penempatannya disesuaikan dengan gambar kerja.

11.5. Pekerjaan Plafond

a. Rangka Plafond

Bahan dari kayu meranti merah dengan ukuran disesuaikan dengan gambar kerja/bentangan panjang.

Pemasangan plafond plywood.

b. Ukuran plafond plywood disesuaikan dengan gambar kerja.

c. Rangka plafond maksimum 60 x 120 Cm.

d. Bagian tepi plywood sebelum terpasang harus dirapikan terlebih dahulu.

e. Pemasangannya harus rapi, datar dan natnatnya harus lurus.

f. Plywood yang dipergunakan adalah dengan ketebalan 3.6 mm yang berkualitas baik.

g. Finishing menggunakan cat tembok Danabrite atau setara.

PASAL 12

PEKERJAAN PENUTUP ATAP

12.1. Atap Metala. Penutup atap menggunakan Gavalum (module 80x180cm) dengan kwalitet baik.

b. Bubungan menggunakan bubungan metal dimana pemasangannya harus sedemikian rupa kelihatan rapi dan tidak boleh bocor/diberi dasar papan bengkirai.

c. Pemasangan penutup atap/bubungan harus betul betul rata, dan tidak bergelombang juga tidak bocor atau menurut petunjuk Direksi.

PASAL 13

PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN KUNCI

13.1. Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan daun pintu/daun jendela dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.

2. Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh pemasangan pada daun pintu kayu, daun pintu alamunium dan daun jendela alamunium seperti yang ditujukan/disyaratkan dalam detail gambar

13.2. Persyaratan Bahan

1. Semua hardhare yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam buku spesifikasi teknis. Bila terjadi perubahan atau penggantian hardware akibat dari pemilikan merk. Kontraktor wajib melaporkan hal tersebut kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

13.3. Perlengkapan Pintu dan Jendela

1. Pekerjaan Kunci dan Pegangan Pintu

a. Semua pintu menggunakan peralatan kunci sebagai:

Lockcase

Cylinder

Handle

Engsel (Butt Hinges)

b. Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu dipasang setinggi 90 Cm dari lantai, atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas

2. Pekerjaan Engsel

a. Untuk pintu-pintu panel pada umumnya menggunakan engsel pintu dipasang sekurang-kurangnya 3 buah untuk setiap daun dengan menggunakan sekrup kembang dengan warna yang sama dengan warna engsel. Jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan menurut beban berat daun pintu, tiap engsel memikul maksimal 20 Kg.

3. Pekerjaan Door Stopper

a. Untuk seluruh pintu-pintu kecuali yang berengsel lantai diberi Door Stopper.

b. Pada poin (a) menyesuaikan dengan volume kontrak

4. Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan perencana.

13.4. Persyaratan Pelaksanaan Untuk Semua Pintu

1. Engsel atas dipasang ( 28 Cm (As) dari permukaan atas pintu.

Engsel bawah dipasang ( 32 Cm (As) dari permukaan bawah pintu.

Engsel tengah dipasang di tengah-tengah antara kedua engsel tersebut.

2. Penarik pintu (Door Pull) dipasang 90 Cm (As) dari permukaan lantai.

3. Pemasangan Lockcase, handle dan dlackplate harus rapi, lurus dan sesuai dengan letak posisi yang ditentukan oleh Pengawas.

Apabila hal tersebut tidak tercapai, Kontraktor wajib memperbaiki tanpa ada tambahan biaya.

4. Door Stopper dipasang pada lantai letaknya diatur agar daun pintu dan kunci tidak membentur tembok pada saat pintu terbuka.

5. Seluruh perangkat harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan pengujian secara kasar dan halus.

6. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.

7. Kontraktor wajib membuat shopdrawing (gambar detail pelaksanan) berdasarkan gambar dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan dilapangan.

8. Didalam Shop Drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau detail-detail khusus yang belum tercakup secara lengkap didalam gambar dokumen kontrak, sesuai dengan standar spesifikasi pabrik.

9. Soft Drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh PerencanaKonsultan Pengawas.

PASAL 14

PEKERJAAN PENUTUP LANTAI KERAMIK 30/30

14.1. Untuk bangunan menggunakan penutup lantai keramik dengan menggunakan ukuran 30/30 kwalitet baik sesuai dengan gambar bestek. Untuk keramik dinding menggunakan keramik 20/25 texture halus. Sedangkan keliling bangunan menggunakan cor rabat dengan ketebalan disesuaikan dengan gambar /bestek14.2. Pada bagianbagian tertentu menggunakan plint plester sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.

14.3. Seluruh permukaan lantai maupun dinding porselin / keramik harus lurus natnatnya supaya kelihatan rapi.

14.4. Khusus pasangan keramik untuk dinding dan pada bak cuci/bak air pada bagian sudut sudutnya , tidak di benarkan dibuat sudut tajam / tegak lurus ( < 135 ) dan jika memungkinkan harus dibuat lengkung. 14.5. Bahanbahan

Dari kwalitas terbaik, ukuran dan bentuk harus sama dan produksi dari satu pabrik serta memenuhi syarat syaratnya.

Pemasangan :

Sebelum pekerjaan pemasangan dimulai, kontraktor harus menyerahkan beberapa contoh dari keramik yang akan dipasang tersebut untuk disetujui, baik bentuk maupun ukuran yang akan ditentukan kemudian.

PASAL 15

PEKERJAAN SANITASI

15.1.Saringan Air (floor drain)

Saringan air dipasang pada lantai/ gutter (saluran dalam bangunan) tempattempat cuci dengan menempatkan sesuai dengan gambar kerja, untuk lantai yang dipasang saringan air ini harus mempunyai kemiringan lantai minimal 1 % kearah saringan air tersebut

.

15.1. Semua alatalat sanitasi sebelum dipasang harus diperiksa oleh pangawas lapangan untuk mendapatkan persetujuan.

PASAL 16

INSTALASI AIR KOTOR

16.1. Sanitasi air kotor dari pipa PVC ( 4 yang dihubungkan dari bak kontrol dan dengan yang lainnya, dengan kemiringan =/> 2 %.

16.2. Bak limbah, bentuk, ukuran dan bahan disesuaikan dengan gambar kerja, tangki air kotor ini dibuat dari pasangan bata merah ukuran satu bata dan batu (disesuaikan dengan gambar) dengan pasangan trasram dan diplester/diaci halus.

Penutup tangki dari beton ( manhole ) yang bisa dibuka, dan diberi lubang udara menggunakan pipa udara ( 1 dan dipasang tidak mudah lepas.

PASAL 17

INSTALASI AIR BERSIH / KOTOR17.1. Air bersih harus disuplai oleh instalasi air setempat. (PDAM)

Atau yang direkomendasikan oleh PDAM.

17.2. Air bersih ini dialirkan melalui pipapipa ( 3/4 dan ( 1/2 pemasangannya disesuaikan dengan gambar kerja.

17.3. Untuk saluran pembuangan kotoran dari Wc ke bak limbah dipakai pipa PVC ( 4.

17.4. Saluran air hujan dari pasangan batu bata diplester ukuran disesuaikan gambar kerja.

17.5. Pemasangan instalasi harus dilakukan oleh tenaga yang telah berpengalaman pada pemasangan instalasi air bersih17.6. Pemasangan krankran air dan stop kran pada Km/Wc dan bak cuci menggunakan kran air ( 1/2.

PASAL 18

INSTALASI LISTRIK

18.1.Pemasangan Instalasi Listrik

a. Instalasi listrik harus mempunyai ukuranukuran dan melayani, jumlah serta type kabel sesuai persyaratan PUIL.

b. Instalasi harus dipasang oleh instalatur yang sudah dapat pengesahan dari PLN serta harus dicantumkan penanggung jawab serta ijin dari PLN.

c. Saluran instalasi harus dapat pengesahan dari PLN dan surat KIR harus diserahkan kepada Pengawas Lapangan.

d. Jaringan listrik harus menggunakan jaringan 220 volt dan harus dilengkapi arde.

e. Jaringan listrik harus disesuaikan dengan tata letak lampu, stop kontak, sakelar dan kotak zekering.

f. Jaringan instalasi harus dimasukan kedalam pipa dan ditanam pada dinding.

g. Penunjukan kepada instalasi listrik yang akan mengerjakan harus minta persetujuan Pengawas Lapangan.

18.2. Pemasangan Lampu

a. Penggunaan lampu harus disesuaikan dengan tata letak lampu.

b. Lampu yang dipergunakan untuk ruangan adalah jenis SL atau disesuaikan dengan gambar kerja.

18.3. Pemasangan Stop Kontak dan Skakelar setara Brocoa. Pemasangan stop kontak dan skakelar pada dinding setinggi + 1,50 m dari lantai dan dipasang pada tempattempat seperti dalam gambar.

b. Yang digunakan adalah stop kontak dan skakelar tanam dan harus tertutup, merk yang dipakai adalah Broco.

18.4. Box MCBa. Dipasang yang terlindung dari air dan mudah dicapai.

b. Pemakaian : 8( delapan ) Group.

18.5. Pekerjaan instalasi listrik harus dikerjakan oleh instalatur yang terdaftar dalam DRM Pemda Tingkat I Kalimantan Timur.

PASAL 19

PEKERJAAN FINISHING

19.1 Pekerjaan Catcatan

a. Cat kayu digunakan pada kayukayu lisplank kayu dengan menggunakan cat kayu setara Danalax. Warna akan ditentukan kemudian.

b. Cat tembok digunakan pada dinding tembok dan plafon. Cat tembok yang dipakai Danabrite / setara, warna cat dinding bangunan warna kuning muda/dikoordinasikan dengan owneer.c. Pekerjaan cat harus dilakukan 3 kali sapu dengan terlebih dahulu cat dasar 2 kali, didempul/diplamur, serta dogosok dengan amplas sampai halus, kemudian dicat sampai rata.(mengkutistandar rujukan dari pabrikan)

d. Memeni seluruh rangka balok plafond, lisplank serta bagian kayu lainnya menurut pertimbangan Direksi Lapangan perlu dimeni harus dimeni.

Seluruh permukaan besi/seng antara lain, besibesi perkuatan/serta bagianbagian besi/seng yang perlu dilindungi terhadap karatan harus dimeni dengan meni besi sekurangkurangnya 3 kali.

e. Memberi lapisan ter pada seluruh permukaan kayu, sambungan kayu, kap rangka rangka atap dan bagian lainnya menurut pertimbangan Direksi Lapangan perlu di beri lapisan ter.

PASAL 21

PEKERJAAN HALAMAN

20.1 Sekeliling bangunan diberi saluran air hujan dengan memakai pasangan bata, lebar satuan 25 Cm untuk saluran terbuka, kemiringan saluran kedalam disesuaikan dengan lokasi setempat, dan pembuatan disesuaikan dengan lokasi setempat.(dimensu dan bentuk disesuaikan dengan gambar)20.2 Membuat bak kontrol, saluran air hujan, bentuk dan ukuran serta bahan disesuaikan dengan gambar kerja.

PASAL 22

P E N U T U P

22.1. Apabila dalam bestek (syaratsyarat pekerjaan) ini untuk uraian dan bahanbahan serta pekerjaan tidak disebut dalam perkataan atau kalimat diselenggarakan oleh Pemborong maka hal ini harus dianggap seperti disebutkan.

22.2. Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik bila ada bagianbagian yang nyata termasuk dalam pekerjaan ini tapi tidak dimasukan kata demi kata dalam bestek ini maka harus dilaksanakan oleh Pemborong dan diterima sebagai hal yang disebutkan.

22.3. Halhal lain yang belum tercantum dalam peraturan dan syaratsyarat ini akan diatur kemudian secara musyawarah berdasarkan peraturanperaturan lain yang lazim dipergunakan dalam suatu pekerjaan pemborongan bangunan sepanjang tidak bertentangan dengan rencana rencana kerja dan syaratsyarat baik teknis maupun yang tertuang dalam syarat khusus kontrak Samarinda, Juni 2011MenyetujuiKuasa Pengguna Anggaran

Drh. Edith HendartieNIP. 19600914 198903 2 001Konsultan PerencanaanCV. WIDYA AIKA

Ir. SUFRIYADIEDirektur

1Hal. 21Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana PeternakanPekerjaan Pebangunan Rumah Potong Hewan (RPA) di Kab. PPU