ritual inisiasi tana ile pada masyarakat nuduasiwa … · 1 ritual inisiasi tana ile pada...

30
RITUAL INISIASI TANA ILE PADA MASYARAKAT NUDUASIWA URAUR Oleh, Ranolf Deddy Sanaky NIM : 71 2011 033 Program Studi: Ilmu Teologi Fakultas Teologi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2018

Upload: others

Post on 02-Jun-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RITUAL INISIASI TANA ILE PADA MASYARAKAT NUDUASIWA … · 1 RITUAL INISIASI TANA ILE PADA MASYARAKAT NUDUASIWA URAUR Ranolf Dedy Sanaky Abstrak Jurnal ini bertujuan untuk memperkenalkan

RITUAL INISIASI TANA ILE PADA MASYARAKAT

NUDUASIWA URAUR

Oleh,

Ranolf Deddy Sanaky

NIM : 71 2011 033

Program Studi: Ilmu Teologi

Fakultas Teologi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

2018

Page 2: RITUAL INISIASI TANA ILE PADA MASYARAKAT NUDUASIWA … · 1 RITUAL INISIASI TANA ILE PADA MASYARAKAT NUDUASIWA URAUR Ranolf Dedy Sanaky Abstrak Jurnal ini bertujuan untuk memperkenalkan
Page 3: RITUAL INISIASI TANA ILE PADA MASYARAKAT NUDUASIWA … · 1 RITUAL INISIASI TANA ILE PADA MASYARAKAT NUDUASIWA URAUR Ranolf Dedy Sanaky Abstrak Jurnal ini bertujuan untuk memperkenalkan
Page 4: RITUAL INISIASI TANA ILE PADA MASYARAKAT NUDUASIWA … · 1 RITUAL INISIASI TANA ILE PADA MASYARAKAT NUDUASIWA URAUR Ranolf Dedy Sanaky Abstrak Jurnal ini bertujuan untuk memperkenalkan
Page 5: RITUAL INISIASI TANA ILE PADA MASYARAKAT NUDUASIWA … · 1 RITUAL INISIASI TANA ILE PADA MASYARAKAT NUDUASIWA URAUR Ranolf Dedy Sanaky Abstrak Jurnal ini bertujuan untuk memperkenalkan
Page 6: RITUAL INISIASI TANA ILE PADA MASYARAKAT NUDUASIWA … · 1 RITUAL INISIASI TANA ILE PADA MASYARAKAT NUDUASIWA URAUR Ranolf Dedy Sanaky Abstrak Jurnal ini bertujuan untuk memperkenalkan

1

RITUAL INISIASI TANA ILE PADA MASYARAKAT

NUDUASIWA URAUR

Ranolf Dedy Sanaky

Abstrak

Jurnal ini bertujuan untuk memperkenalkan budaya-budaya lain selain

pela/gandong yang berada di Maluku. budaya ini merupakan upacara atau ritual

yaitu ritual anak keluar yang disebut tana ile, tana ile ini dilakukan oleh

masyarakat Nuduasiwa Uraur pada hasil penelitian ritual tana ile merupakan

sebuah ritual anak kaluar yang sudah dilakukan oleh leluhur sampai sekarang ini

yang bertujuan untuk melindungi anak-anak dari ancaman yang berasal dari luar

dan mendidik keluarga untuk memperdulikan anak-anak mereka untuk memahami

tana ile dibutuhkan pendekatakan teori ritual, ritual inisiasi dan juga makna dari

ritual inisiasi. Dalam penelitian ini mengunakan metode penelitian yang

digunakan dalam usaha memahami makna tana ile adalah metode kualitatif yaitu

wawancara mendalam dengan narasumber dan dokumentasi di lapangan. sehingga

tulisan ini pada akhirnya munculnya empat makna dari ritual tana ile ini, yaitu

makna teologis, sosiologi, pendidikan, dan budaya.

Kata Kunci: Ritual, Ritual Insiasi, Tana ile, Nuduasiwa

Pendahuluan

Negara Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terdiri atas

keanekagaramaan suku, agama, ras dan budaya, yang turut mewarnai khas anak

bangsa yang memiliki semboyan Bhineka Tunggal Ika. Beragam kebudayaan

yang dimiliki oleh berbagai suku bangsa di Indonesia juga mamilik ciri khas

tersendiri. Maluku merupakan gugus kepulauan, terletak di walayah Indonesia

Timur. Jika ditinjau dari etnografi Maluku sebelum masuknya pengaruh

kebudayaan dari luar, ada 3 pranata sosial budaya yang kuat di Maluku yaitu: adat

(Kepala adat atau tua-tua adat), pemerintah negeri (Raja dan saniri negeri) dan

Page 7: RITUAL INISIASI TANA ILE PADA MASYARAKAT NUDUASIWA … · 1 RITUAL INISIASI TANA ILE PADA MASYARAKAT NUDUASIWA URAUR Ranolf Dedy Sanaky Abstrak Jurnal ini bertujuan untuk memperkenalkan

2

agama suku (Mauweng:Iman adat).1 Dulu di Maluku memiliki beberapa macam

budaya tetapi karena beberapa faktor yang terjadi di Maluku yang pada akhirnya

membuat beberapa adat/budaya di Maluku mulai perlahan-lahan menghilang dari

benaknya Masyarakat Maluku. Faktor-faktornya adalah faktor penjajah dan

konflik. Faktor penjajah, zaman dulu Maluku dijajah karena hasil rempah-

rempahnya. Bangsa-bangsa tersebut bukan hanya datang mengambil hasil

rempah-rempah tetapi juga menggubah struktur yang ada misalnya agama. Agama

yang datang hanya mengganti agama suku untuk adat tidak, karena berjalan baik-

baik saja. Namun, saat VOC dibubarkan Bangsa Belanda mengirim pekabaran

injil (zending) ke Maluku yang menimbulkan berbagai persoalan mengenai adat

dari pihak agama kristen protestan dan gereja yang sering terjadi bentrokan antara

pendeta dan pejabat-pejabat desa.2

Faktor kedua adalah konflik, konflik yang pernah terjadi pada tahun 1999-

2004 ini membuat hilangnya hubungan budaya yang disebabkan karena

penggaruh dari pemerintah Orde baru yakni nasional keseragamaan, favoritisme

militer dan politik.3 Sesudah konflik barulah masyarakat mulai berusaha mencari

identitas mereka lewat budaya-budaya dan juga sejarah yang telah lama hilang.

oleh karena itu, penulis meneliti tentang adat/budaya Maluku, yaitu upacara/ritual

dengan nama TANA ILE.

Ritual tana ile atau ritual anak kaluar merupakan sebuah perayaan atau pesta

bagi anak yang baru dilahirkan dan dikeluarkan oleh mama biang dari dalam

kamar dan diserahkan kepada keluarga si bayi.4 Sebelum anak itu diserahkan

kepada keluarga anak tersebut harus digendong dan berjalan keliling bersama-

sama dengan mama biang. Dan juga, anak tersebut tidak dapat diizinkan untuk

keluar dari rumah sampai dia sudah melakukan ritual tana ile Karena Masyarakat

Nuduasiwa percaya bahwa anak yang tidak melakukan tana ile, setelah dia besar

1 Elifas Tomix Maspaitella, "Analisis Antropologi dan Refleksi Teologis terhadap

kerjasama antar Institusi Sosial di Ema Pulau Ambon" (Program PascaSarjana Magister Sosiologi

Agama Universitas Kristen Satya Wacana, 2001), 2. 2 Frank L Cooley, Mimbar dan Takhta (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1987), 198-200. 3 Izak Lattu, "Orality and Interreligious relantionships: The role of collective memory in

christian-muslim engagement in Maluku, Indonesia" (PhD diss., Graduate Theological Union,

2014), 175-176. 4 Hasil pra-Wawancara Via Facebook dengan Pak Jemmy Ukakale

Page 8: RITUAL INISIASI TANA ILE PADA MASYARAKAT NUDUASIWA … · 1 RITUAL INISIASI TANA ILE PADA MASYARAKAT NUDUASIWA URAUR Ranolf Dedy Sanaky Abstrak Jurnal ini bertujuan untuk memperkenalkan

3

dia akan menggalami pantangan.5 Dan tana ile ini juga dapat dipakai sebagai

pergantian matarumah (marga).6 Menurut pemahaman penulis anak-anak yang

baru dilahirkan, dia harus mengikuti marga dari ayahnya, tetapi dalam ritual ini

tidak melihat anak-anak harus mengikuti marga ayahnya. Ritual tana ile ini

dilakukan oleh masyarakat Nuduasiwa, Nuduasiwa berarti sembilang kampong

atau mulut, yaitu : Rumatita, Imabatai, Honitetu (Pusat Pemerintahan), Sokawati

dulunya Solibatai, Ursana, Uraur, Nunaya, Nui dan Lakubutui, tetapi sekarang

hanya tinggal beberapa kampong karena alasan tertentu. Ritual tana ile juga

merupakan sebuah acara yang sakral karena mengadung kepercayaan terhadap roh

tete/nene moyang.

Penulis meneliti penelitian karena penulis ingin melihat makna-makna apa

saja yang dapat dipetik didalam ritual ini dan ditarik kedalam kekristenan. Oleh

karena itu rumusan masalah dalam penelitian ini adalah proses ritual inisiasi tana

ile pada masyarakat Nudusiwa-Uraur dan pemahaman ritual inisiasi tana ile pada

Masyarakat Uraur. Sehingga itu penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan

proses ritual inisiasi tana ile pada masyarakat Nuduasiwa Uraur dan

mendeskripsikan pemahaman ritual inisiasi tana ile pada masyarakat Nuduasiwa-

Uraur. Teori yang penulis gunakan adalah teori ritual, dan ritual inisiasi yang

terdapat pada beberapa para ahli seperti Victor Turner, A van Gennep, Catherine

bell dan lain-lain dan makna ritual inisiasi.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode pendekatan kualititatif.

pendekatan kualitatif adalah suatu pendekatan yang didalamnya data-data yang

dikumpulkan bersifat deskriptis dan tidak mewujudkan informasi yang didapat

dalam angka-angka. penelitian ini dipilih karena menggambarkan kehidupan "dari

dalam ke luar". jadi, penelitian ini memberi pemahaman yang lebih baik dalam

proses, pola makna, dan ciri strukturan dalam masyarakat dapat dikaji secara

mendalam. karena Penelitian kualitatif cocok diterapkan untuk meneliti Sejarah

Perkembangan. Sejarah masyarakat tertentu dapat dilacak dengan metode

Kualitatif dengan menggunakan data dokumentasi dan wawancara mendalam

kepada orang-orang yang dipandang tahu. Melalui penelitian ini, bukti-bukti

5 Hasil pra-Wawancara Via Phone dengan Jack Nurubulu, 02 Oktober 2017, 19.39 WIB 6 Hasil pra-wawancara dengan Bapak Etus Seriholo, pada tanggal 06 April 2017, 19.00

WIT

Page 9: RITUAL INISIASI TANA ILE PADA MASYARAKAT NUDUASIWA … · 1 RITUAL INISIASI TANA ILE PADA MASYARAKAT NUDUASIWA URAUR Ranolf Dedy Sanaky Abstrak Jurnal ini bertujuan untuk memperkenalkan

4

dikumpulkan, dievaluasi, dianalisis, dan disinstesikan. Berdasarkan bukti-bukti itu

dirumuskan kesimpulan. Hasil penelitian biasanya berupa narasi deskriptif. Jenis

penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Metode ini memusatkan perhatian

pada masalah-masalah yang ada pada saat penelitian yang bersifat aktual serta

menggambarkan fakta-fakta tentang masalah-masalah yang diteliti. Dalam

mengumpulkan data penulis mengunakan 2 teknik, yakni wawancara dan

dokumentasi. wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar

informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna

dalam suatu topik tertentu. Ada 2 Jenis wawancara yang dipakai oleh penulis

dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur dan wawancara semi-terstruktur

(semi-structured interview), alasan peneliti menggunakan jenis wawancara ini

karena wawancara ini sangat flexible untuk membiarkan sebuah pertanyaan yang

baru untuk dibawakan selama wawancara karena di dapat dari perkataan orang

yang diwawancarai. Dan secara umum peneliti dapat menggali dari penelitian ini.

sedangkan untuk dokumentasi, karena dokumen merupakan catatan peristiwa

yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan

harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan.

Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-

lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa

gambar, patung, film dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari

penggunaan wawancara dalam penelitian kualitatif. untuk pengambilan sampel

peneliti menggunakan teknik snowball. Snowball sampling adalah Teknik

pengambilan sampel sumber data, yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-

lama menjadi besar. Hal ini dilakukan karena dari jumlah sumber data yang

sedikit itu belum mampu memberikan hasil yang memuaskan, maka mencari

orang lain lagi yang dapat digunakan sebagai sumber data. lokasi penelitian

bertempat di Desa Uraur-Nuduasiwa Seram Bagian Barat Kecamatan Kairatu di

Maluku.

Teori Ritual, Ritual inisiasi dan Makna Ritual inisiasi

Page 10: RITUAL INISIASI TANA ILE PADA MASYARAKAT NUDUASIWA … · 1 RITUAL INISIASI TANA ILE PADA MASYARAKAT NUDUASIWA URAUR Ranolf Dedy Sanaky Abstrak Jurnal ini bertujuan untuk memperkenalkan

5

Menurut KBBI Ritual berarti “berkenaan dengan ritus; hal ihwal ritus”. Ritus

ini tentu saja mencakup semua jenis tingkah laku : seperti memakai pakaian

khusus, mengorbankan nyawa dan harta, mengucapkan ucapan-ucapan formal

tertentu, bersemedi (mengheningkan cipta), menyanyi, menyanyikan lagu gereja,

berdoa (bersembahyang), memuja, mengadakan pesta, berpuasa, menari,

berteriak, mencuci dan membaca.7

Turner Mendefinisikian ritual sebagai “perilaku formal yang dianjurkan pada

saat-saat yang tidak bisa dilimpahkan kepada rutinitas teknologis, karena memiliki

rujukan pada kepercayaan pada makhluk dan kekuasaan mistik”. Ritual mungkin

bisa mengaitkan kekurangan bentuk-bentuk lain seperti mengkontrol masyarakat

yang efektif misalnya otoritas politis atau ikatan kekerabatan.8

Ritual memainkan peran penting dalam memperkuat kohesi dan mengikat

masyarakat bersama-sama. Ritual ini dapat dibedakan menjadi 4 macam :

1. Tindakan magi, yang dikaitkan dengan bahan-bahan yang bekerja karena

daya-daya mistis.

2. Tindakan religius, kultus para leluhur juga bekerja dengan cara ini,

3. Ritual konstitutif, yang mengungkapkan atau mengubah hubungan sosial

dengan merujuk pada pengertian-pengertian mistis, dengan cara ini

upacara-upacara kehidupan menjadi khas,

4. Ritual faktitif, yang meningkatkan produktivitas atau kekuatan/pemurnian

dan perlindungan.

Ritual merupakan ungkapan yang bersifat logis daripada bersifat psikologis.

Ritual memperlihatkan tatanan atas simbol-simbol yang diobjekan. Simbol-simbol

ini mengungkapkan perilaku dan perasaan, serta membentuk penempatan pribadi

dari pada pemuja dalam mengikuti modelnya masing-masing. Pengobjekan ini

penting untuk kelanjutan dan kebersamaan dalam kelompok keagamaan. Jika

tidak, pemujaan yang bersifat kolektif tidak dimungkinkan.9

Ritual merupakan bentuk dari penciptaan atau penyelenggaraan hubungan-

hubungan antara manusia dengan yang gaib, hubungan manusia dengan

7 Elizabeth K. Nottingham, Agama dan Masyarakat, suatu pengantar Sosiologi Agama,

Ed. Abdul Muis Naharong (Jakarta: CV. Rajawali, 1986), 15 8 Bryan S. Turner, Sosiologi Agama, ed. Daryatno (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013),

191-192. 9 Mariasusai Dhavamony, Fenomenologi Agama (Yogyakarta: Kanisius, 1995), 189-190.

Page 11: RITUAL INISIASI TANA ILE PADA MASYARAKAT NUDUASIWA … · 1 RITUAL INISIASI TANA ILE PADA MASYARAKAT NUDUASIWA URAUR Ranolf Dedy Sanaky Abstrak Jurnal ini bertujuan untuk memperkenalkan

6

sesamanya, dan hubungan manusia dengan lingkungan. dengan demikian, ritual

juga merupakan proses komunikasi yang menyampaikan pesan-pesan tertentu.

pesan tersebut dikemas dalam bentuk simbol-simbol yang disetari nilai-nilai

budaya pada masyarakat terkait. helman juga menyebut setiap ritual memiliki tiga

kepentingan yakni psikologik, sosial dan protektif. untuk kepentingan psikologis,

disebabkan karena setiap ritual diselenggarakan guna memperoleh cara-cara

mengekspresikan dan menerima dalam artinya menawarkan emosi-emosi yang

tidak menyenangkan. untuk sosial, yaitu melalui simbol-simbol yang digunakan

dalam ritual sanggup mendramatisasi pentingnya nilai-nilai dasar untuk

menyemangati kembali masyarakat dalam mempersatukan persepsinya. sementara

itu, kepentingan protektif, karena ritual bisa memperoteksi diri dari perasaan

cemas dan tidak tentu.10

Dalam hidup religious seseorang, ritus-ritus inisiasi menandai permulaan

kematangan kedewasaannya dalam soal-soal religious. Inisiasi itu sendiri

memberikan kepadanya hak-hak dan kewajiban-kewajiban untuk berpartisipasi

secara penuh dalam hidup religious di masyarakat.

Menurut Koentjaraningrat, Ritual inisiasi mengandung unsur-unsur dari

crisis-rites. Crisis-rites (upacara waktu krisis), atau rites de passage (upacara

peralihan) merupakan upacara yang penuh bahaya, Sebab upacara-upacara ini

bermaksud untuk menolak bahaya gaib yang mengacam individu serta

lingkungan.11

Inisiasi dapat dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu: kategori pertama terdiri

dari ritual kolektif yang fungsinya adalah untuk mempengaruhi transisi dari masa

kanak-kanak atau remaja sampai dewasa, dan hal itu wajib bagi semua anggota

masyarakat. literatur etnologi menyebut ritual ini adalah ritual pubertas, inisiasi

kesukuan, atau inisialisasi ke dalam kelompok usia.” kategori kedua mencakup

semua jenis ritus untuk memasuki komunitas rahasia seperti persaudaraan,

Sedangkan kategori inisiasi ketiga berhubungan dengan panggilan mistis.12

10 Ismail Arifuddin, Agama Nelayan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2012),16. 11 Koentjaraningrat, Beberapa Pokok Antropologi Sosial, 90. 12 Mircea Eliade, Rites and Symbols of Initiation The Mysteries of Birth and Rebirth, ed.

Willard R. Trask (New York: Harper & Row, 1975), 2-3.

Page 12: RITUAL INISIASI TANA ILE PADA MASYARAKAT NUDUASIWA … · 1 RITUAL INISIASI TANA ILE PADA MASYARAKAT NUDUASIWA URAUR Ranolf Dedy Sanaky Abstrak Jurnal ini bertujuan untuk memperkenalkan

7

A van Gennep mengistilahkan ritual ini sebagai ritus-ritus penerimaan untuk

menunjukkan dua tipe ritus. Tipe yang pertama menandai penerimaan seorang

individu dari suatu status sosial yang satu ke yang lain dalam perjalanan

hidupnya. Tipe kedua menandai saat-saat penting yang dineal dalam

kelangsungan waktu seperti tahun baru, bulan baru, titik balik matahari. Dewasa

ini istilah tersebut digunakan oleh para sejarawan religious dalam arti yang

pertama, yaitu bahwa ritus-ritus yang berkenaan dengan kelahiran, kedewasaan,

perkawinan, dan kematian disebut ritus penerimaan. Dibedakan tiga tahap yaitu

pemisahan, ritus marginal, dan agregasi(pengumpulan). Dalam setiap ritus

peralihan yang dialami dan dilewati oleh manusia, semuanya mempunyai sifat

kesakralan, karena semua peralihan adalah peralihan yang suci.13

Ritus-ritus yang dilakukan itu mendorong orang-orang untuk mau melakukan

dan juga mentaati tatanan sosial tersebut yang sudah ada. Ritus-ritus tersebut juga

memberikan motivasi dan nilai-nilai pada tingkat yang paling dalam.14

- Tahap Pemisah

Tahap pemisah merupakan tipe yang pertama yang dimana masyarakat

memisahakan diri dari lingkungan sosialnya. Pemisahan ini membuat mereka

unik, disebabkan mereka adalah orang-orang spesial yang tergabung dalam

upacara yang sudah terorganisir.15

Tipe pemisah yang sangat menonjol yang ditulis oleh van Gennep adalah ritus

kematian yang begitu kontras dengan marginal dan agregasi. Ritus ini sebagai

tanda adanya pemisahan antara dunia sebelumnya, dan berpisah dengan

masyarakat tempat ia hidup. Ritus kematian yang termasuk dalam tipe pemisah

ini, masyarakat dari berbagai latar belakang datang dan saling berbaur dalam ritus

tersebut.16 Van Gennep menyatakan bahwa hal ini menunjukkan adanya hubungan

spesial di dalam dari dunia orang hidup dan dunia orang mati.17 Melalui ritus ini,

masyarakat tradisional (pra-industi) yang mengikuti proses ritus tersebut

13 Arnold Van Gennep, The Rites of Passage, trans. Monica B. Vizedom and Gabrielle L.

Caffee (Chicago: The University of Chicago Press, 1960), 12. 14 Koentjaraningrat, Sejarah Teori Antropologi I, (Jakarta: UI Pres, 1987), 81 15 Debika Saha, "Ceremonies," in 21st Century Anthropology: A Reference Handbook, ed.

H. James Birx (California: Sage Publications, 2010), 767 16 Gennep, The Rites, 146. 17 Gennep, The Rites, 147.

Page 13: RITUAL INISIASI TANA ILE PADA MASYARAKAT NUDUASIWA … · 1 RITUAL INISIASI TANA ILE PADA MASYARAKAT NUDUASIWA URAUR Ranolf Dedy Sanaky Abstrak Jurnal ini bertujuan untuk memperkenalkan

8

mengalami refleksi diri dari kehidupannya, yang sedang berada dalam marginal,

dan memiliki ingatan-ingatanan kolektif akan peristiwa yang terjadi dalam

kehidupannya.

Analisis dari Catherine Bell, pemisahan terkadang dibuat ritus pemurnian di

dalamanya dan simbol sindirian kepada hilangnya identitas yang lama: individu

dimandikan, rambut dicukur, baju diganti, dan dibuat tanda di tubuh individu

tersebut.18 Pemisahan ini menunjukkan terjadinya transformasi dari kehidupan

normal, peran dan identitas individu dalam suatu masyarakat. Pada hal ini, indiviu

terpisah dari kelompok dan identitas sebleumnya, setelah merkea terpisah dari

masyarakat, mereka melewati tipe marginal yang melekat dalam diri mereka.

Kemudian, mereka mengalami keadaan liminalitas yang berhubungan dengan

ambang pintu dalam kehidupan mereka.19

- Tahap Marginal

Tahap yang kedua dapat disebutkan sebagai transisi. Tipe ini sudah termasuk

dalam tipe yang vital, sebab masyarakat hampIr membentuk ulang status sosial

dari masa lalu. Masa transisi ini ditandai dengan tindakan yang bersifat

perubahan.20

Van Gennep menyatkan bahwa dalam tipe ini bukan merupakan upacara

persatuan, namun suatu persiapan menuju persatuan.21 Victor Tunner

menyimpulkan bahwa pusat ikatan sosial memiliki 2 aspek yaitu liminality dan

community.22 Liminality sebagai ibu dari segala penemuan atau sumber dari segala

ciptaan.23

Menurut Turner, liminality merupakan suatu kondisi bagi manusia untuk

mengembangkan dirinya, menemukan jati dirinya dan mereflisikan keadaan yang

terjadi di masa lalu, masa kini dan akan datang, sehingga dapat tersebut anggota

masyarakat baru. Sejatinya liminality ini merupakan tipe orang-orang yang berada

18 Catherine Bell, Ritual Perspectives and Dimensions (USA: Oxford University Press,

2009), 36. 19 Benjamin Feinberg, "Rites of Passage, in "Encylopedia of Religious Rites, Rituals, and

Festivals" (New York: Routledge, 2004), 311. 20 Saha, "Ceremonies," in 21st Century Anthropology, 767. 21 Van Gennep, The Rites, 21. 22 Lattu, "Orality and Interreligious relantionships”, 98 23 Barry Stephenson, Ritual: A Very Short Introduction, (London: Oxford University

Press, 2015), 59.

Page 14: RITUAL INISIASI TANA ILE PADA MASYARAKAT NUDUASIWA … · 1 RITUAL INISIASI TANA ILE PADA MASYARAKAT NUDUASIWA URAUR Ranolf Dedy Sanaky Abstrak Jurnal ini bertujuan untuk memperkenalkan

9

di ambang pintu, yang menunjukkan keambiguan dalam kondisi tersebut, dan

orang berada dalam posisi tersebut dalam ruang lingkup budaya mereka.24

Menyebrangi ambang pintu dapat berarti menyatukan diri dengan dunia baru. Hal

ini yang tertampak dalam ritual pernikahan, pengangkatan anak, inisiasi, tahbisan

dan pemakaman.25

- Tahap Agregasi (Pengumpulan)

Tahap yang ketiga Agregasi atau pengumpulan. Di dalamnya terdapat ritual

yang menyambut kembali individu dalam masyarakat.26 Dengan adanya ritus

inkorporasi ini, maka sampai pada suatu tahap penyatuan ke dalam dunia baru,

yang sebagai post-liminal. Analisis dari Van Gennep pertunangan dan pernikahan

masuk dalam tahap ini, sebab di kehidupan sebelumnya individu hanya mengurus

diri sendiri atau bersifat otonomi, namun setelah tahap ini, individu masuk dalam

tahap baru setelah melewati tahap marginal atau transisi (liminality). Individu

tersebut masuk dalam lingkungan yang benar-benar baru dari sebelumnya, dan

dalam tahap ini individu tersebut membentuk identitas baru pada dirinya.27 Bell

menyatakan bahwa tahap ini, individu telah memiliki status baru di tengah

masyarakat, sehingga menunjukkan itu pada mereka telah melalui tahap peralihan

dengan baik dan telah disambut, serta diterima oleh masyarakat untuk menjadi

satu daging yang utuh di dalamnya.28 Menurut Van Gennep kehidupan itu dapat

berarti berpisah dan bergabung kembali, untuk mengubah bentuk dan kondisi,

untuk mati dan lahir kembali.29

Menurut Saha, upacara atau ritual bukan hanya berfungsi sebagai perekat

sosial dalam masyarakat, lebih dari itu, ritual merupakan cerminan spiritual,

religious, dan perasaan alami dari manusia. Dengan kata lain, ritual mereflisikan

bagaimana orang-orang terbentuk, belajar dan berubah dalam budaya, sehingga

24 Victor Turner, The Ritual Process: Structure and Anti-Structure (New York: Cornell

University Press, 1969), 95. 25 Y.W. Wartaya Winangun, Masyarakat Bebas Struktur: Liminalitas dan Komunitas

Menurut Victor Turner (Yogyakarta: Kanisius, 1990), 34. 26 Saha, "Ceremonies," in 21st Century Anthropology, 767. 27 Van Gennep, The Rites, 117. 28 Bell, Ritual Perspectives, 36 29 Van Gennep, The Rites, 189.

Page 15: RITUAL INISIASI TANA ILE PADA MASYARAKAT NUDUASIWA … · 1 RITUAL INISIASI TANA ILE PADA MASYARAKAT NUDUASIWA URAUR Ranolf Dedy Sanaky Abstrak Jurnal ini bertujuan untuk memperkenalkan

10

dapat memberi makna dan mendefinisikan eksistensinya dalam kehidupan.30

Dengan demikian teori inisiasi yang ditulis oleh para ahli.

Maka, makna ritual inisiasi, anak muda dimasukkan ke dalam privelese dan

tanggung jawab secara penuh dari komunitasnya, baik secara religious, sosial

maupun administrative. Dengan demikian itu, tugas yang paling utama adalah

mengemukkakan makna-makna religious dari upacara-upacara inisiasi.

- Ritus-ritus kematian dan kelahiran kembali merupakan tema pokok dari

semua ritus inisiasi dan arti religiusnya sangat mendalam. Simbol-

simbolnya sendiri dengan mengesankan berbicara tentang berbagai aspek

perubahan hidup individual. Bersama dengan tema kematian, tema siksaan

dan kesakitan juga dijalankan. Dengan itu, transisi menuju keberadaan

yang baru diperoleh. Pencobaan kekuatan dan ketahanan, pengalaman

sakit dan siksaan, ketakutan dan gemetar memberika arti religious yang

penting. Dengan itu pula, kemampuan anak diuji. Atau mereka dianggap

layak masuk keanggotaan suci serta anak muda diuji.

- Tema kelahiran menandai masukanya seseorang ke dalam cara keberadaan

yang baru, yang suci. Baik tema kematian maupun kelahiran kemali secara

structural dikaitkan dalam proses inisiasi karena hidup baru tidak dapat

dimulai kecuali hidup yang dimatikan atau dihilangkan. Ritus-ritus

kelahiran kembali adalah simbolis karena melibatkan komunikasi dari

yang suci kepada yang menjalani insisasi dengan jamuan kudus dan

pelantikan yang khidmat dengan lencana, pakaian, ataupun objek-objek

lain. Kelahiran kembali bisa diungkapkan dengan penerimaan status

embrionis. Kelahiran baru ini mengandung makna suatu proses

penerimaan status baru dalam komunitas religus serta proses penerimaan

hak-hak dan privilise-privilise yang memungkinkan mereka berpartisipasi

secara penuh dalam hidup religious komunitas. Secara lebih dalam, ritus

inisiasi menghasilkan perubahan eksistensial yang mendasar dalam hidup

individual, yaitu suatu level keberadaan yang suci. Tema kematian dan

kelahiran kembali merupakan transformasi individu maupun pengenalan

serta pelaksanaan kelahiran suku tersebut.

30 Saha, "Ceremonies," in 21st Century Anthropology, 768.

Page 16: RITUAL INISIASI TANA ILE PADA MASYARAKAT NUDUASIWA … · 1 RITUAL INISIASI TANA ILE PADA MASYARAKAT NUDUASIWA URAUR Ranolf Dedy Sanaky Abstrak Jurnal ini bertujuan untuk memperkenalkan

11

- Dalam Agama-agama yang lebih tinggi, orang yang menerima inisiasi

memperoleh kepercayaan yang terkandung dalam tulisan-tulisan suci

mereka dan hak untuk membaca serta memahaminya. Misalnya dalam

Hinduisme, hanya menerima inisiasi yang empunyai hak untuk membaca

Kitab Veda. Pengetahuan suci ini mengungkapkan arti nyata dari

keberadaan religious mereka serta hak dan privilise baru mereka. Penerima

inisiasi adalah orang yang mengetahui, telah mempelajari misteri-misteri

yang berikatan dengan agamanya, dan telah mempunyai wahyu-wahyu

tentang makna dan tujuan keberadaan manusia.

Sejarah, demografi, dan Proses Tana ile dalam Masyarakat Nuduasiwa

Uraur

Desa Uraur Nuduasiwa adalah desa yang telah ada sejak tahun 1817, dengan

jumlah penduduk kurang lebih 125 orang, yang terdiri dari 5 marga asli yaitu

Marga Ihalawey, Latumadina, Serihollo, Tayane, Rumahmale. Desa Uraur

Nuduasiwa adalah satu kampung atau Dusun dari Desa Honitetu namun dalam

perkembangan, Penduduk Uraur semakin bertambah terdiri dari penduduk asli

perkampungan Honitetu dan penduduk yang datang dari negeri Alang pulau

Ambon melalui program trasmigrasi Spontan. Selain itu pula berdatanganlah

basudara yang lain dari Saparua, Maluku Tenggara, Seram Utara, dan Buru,

termasuk perkawinan dengan penduduk asli dan karena tugas sebagai pegawai

negeri dan swasta, membuat mereka tinggal dan menetap sebagai penduduk

setempat. terkait dengan mengakses berbagai kebutuhan dan kepentingan di

bidang pemerintahan desa sangat sulit, karena harus mengeluarkan biaya dan

waktu selain itu pula dari alokasi anggaran Desa Honitetu yang di terima dari

pemerintah untuk di bagikan keenam kampung tidak mampu menjawab

kebutuhan pembangunan dan publik lainnya. untuk itu pemerintah Kabupaten,

Pemerintah Desa. Serta para tokoh masyarakat yang ada di Desa Honitetu.

Kampung Uraur mempertimbangkan untuk dimekarkan menjadi Desa

Administratif dan pada tahun 2001 kampung atau dusun Uraur dan pada saat itu

pula Desa Honitetu yang di kendalikan oleh sekertaris Desa yaitu Bpk Austen

Silaka memproses desa persiapan dan akhirnya diberikan Surat Keputusan oleh

Page 17: RITUAL INISIASI TANA ILE PADA MASYARAKAT NUDUASIWA … · 1 RITUAL INISIASI TANA ILE PADA MASYARAKAT NUDUASIWA URAUR Ranolf Dedy Sanaky Abstrak Jurnal ini bertujuan untuk memperkenalkan

12

pemerintah kabupaten untuk menjadikan Dusun Uraur menjadi Desa Persiapan.

dan memproses Desa persiapan dan akhirnya pada tahun 2007 Desa Persiapan

Uraur disahkan menjadi Desa definitive sampai saat ini yang diberi nama Desa

Uraur Nuduasiwa, yang memiliki arti khusus yaitu Uraur secara adat tetap

menjadi bagian dari Desa Honitetu dan secara adminstratif di berikan kesempatan

untuk mengatur pembangunannya sendiri.

Desa Uraur Nuduasiwa yang memiliki makna histori memberikan

gambaran bahwa Desa Uraur adalah merupakan bagian dari Negri adat Honitetu

untuk itu kalau dapat di pahami Uraur walaupan secara Administratif terpisah

namun secara adat tetap memiliki keterikatan seperti petuanan Desa , nilai nilai

adat dan lain lain. Secara geografi Desa Uraur sangatlah strategis karena jarak

untuk menuju kota kecamatan dan kota kabupaten dapat di jangkau melalui

kendaraan roda dua maupun roda empat.31

TABEL I. BATAS WILAYAH URAUR32

Sebelah Selatan Desa Kairatu

Sebelah Timur Desa Waimital

Sebelah Barat Desa Kamarian

PETA WILAYAH DESA URAUR

31 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Uraur 2016-2021 32 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Uraur 2016-2021

Page 18: RITUAL INISIASI TANA ILE PADA MASYARAKAT NUDUASIWA … · 1 RITUAL INISIASI TANA ILE PADA MASYARAKAT NUDUASIWA URAUR Ranolf Dedy Sanaky Abstrak Jurnal ini bertujuan untuk memperkenalkan

13

a. Luas Wilayah Desa Uraur

Desa Uraur memiliki luasan 29,16 Km2

b. Orbitasi

Jarak Ke Kota Kecamatan : 4.0 Km

Lama Jarak Tempuh Ke Kota Kecamatan : 15 Menit

Jarak Ke Kota Kabupaten : -

Lama Jarak Tempuh Ke Kota Kabupaten : 1 Jam

c. Dinamika perkembangan Desa secara adminisitrasi, Uraur

memiliki 4 muhabet.

Dengan demikianlah berakhir dari Sejarah Desa sampai dengan demografi

Desa Uraur. Berikutnya penulis akan membahas tentang proses Ritual tana ile.

Tana ile merupakan sebuah upacara adat/kebudayaan yang dilakukan oleh

Masyarakat Nuduasiwa terhadap anak-anak mereka yang baru dilahirkan yang

anak tersebut akan keluar dari rumah untuk sebagai perkenalan antara dia dan

masyarakat dan juga alam. di bawah ini penulis akan menulis proses-proses ritual

tana ile dari persiapan sampai akhir dari ritual tana ile.

Ritual tana ile dilakukan ketika Adanya seorang anak yang baru lahir dalam

sebuah pasangan suami/istri. Kemudian, keluarga di istirahatkan selama 1

minggu. Selama satu minggu tersebut keluarga membuat rapat matarumah

(marga) dengan pihak istri dan juga dari pihak suami. Ketika sudah selesai rapat

barulah mereka membuat ritual ini. Jika, rapat ini selesai ketika waktu istirahat

selama 1 minggu itu belum selesai maka tana ile belum dapat dilakukan.

Untuk membuat ritual tana ile pastinya ada persiapan-persiapan yang harus

dilakukan oleh pihak keluarga. persiapan-persiapanNya sebagai berikut:

- Kaum Pria membuat Garuru, Garuru merupakan sebuah tempat untuk

menaruh makanan. Garuru ini dibuat dengan sane (batang) sagu.33 lalu,

Kaum Pria pergi ke hutan untuk memotong bambu, dan berburu daging

seperti Babi, kuskus dan Rusa. Di hutan kaum laki-laki sudah

mengasar/membakar daging yang sudah didapatkan dan juga menangkap

ikan, dan udang di sungai, dan memetik sayur-sayuran.34 Setelah persiapan

33 Wawancara dengan orang tatua A (JN), 4 Januari 2018, 17.00 34 Wawancara dengan orang tatua B (DL), 4 Januari 2018, 21.30

Page 19: RITUAL INISIASI TANA ILE PADA MASYARAKAT NUDUASIWA … · 1 RITUAL INISIASI TANA ILE PADA MASYARAKAT NUDUASIWA URAUR Ranolf Dedy Sanaky Abstrak Jurnal ini bertujuan untuk memperkenalkan

14

ini telah selesai Kaum Pria mengutus seseorang untuk pergi kepada kaum

wanita bahwa semua bahan sudah siap.

- Pada saat kaum wanita mendengar informasi dari kaum pria, kemudian

Kaum Wanita pergi memotong kayu, dan mengambil sebuah daun. Daun

ini namanya Daun Ruik, Daun ini memiliki 2 macam yaitu Daun pria dan

Daun Wanita. Daun pria ini tidak dapat dilipat atau diasar karena bisa

bolong atau rusak, sedangkan Daun wanita ini mau dilipat atau diasar pun

tetap tidak bolong, daun inilah yang dulu digunakan sebagai piring bagi

orangtatua dahulu.35

Saat kaum wanita sudah selesai memasak makanan dengan “Bambu”36

mereka membawa makanan-makanan ini ke rumah acara. Jadi, setiap

makanan yang didapatkan seperti daging dan sayuran-sayuran semua

masuk di dalam bambu dan dimasak dengan bambu. Ketika sudah selesai

masak kaum wanita membawa makanan ke rumah acara.37

Bukan itu saja, kebutuhan-kebutuhan dalam acara ini juga dibawakan oleh

marga yang nanti anak tersebut masuk saat tana ile. Jadi, marga tersebut

yang berada yang di Desa-desa lain seperti Honitetu, Rumah tita, Imabatai,

Sokawati dan Ursana membawakan kebutuhan-kubutuhan bagi acara

tersebut, kebutuhan-kebutuhannya seperti makanan maupun minuman

seperti Sageru pahit dan sopi sedangkan untuk makanan seperti daging dan

sayur-sayuran yang masih mentah dan akan dimasak dengan bambu.38

- Keluarga juga mempersiapkan sebuah meja khusus bagi orang-orang

masusa39 dan keluarga juga mempersiapkan meja ini pada rumah saudara-

saudara mereka yang saat itu bernetap di Uraur, karena keluarga juga

mengundang seluruh Masyarakat Uraur.

- Pada acara ini juga keluarga mempersiapkan minuman-minuman dan

makanan adat/budaya seperti sageru pahit, sopi dan sirih pinang.

35 Wawancara dengan orang tatua B (DL), 4 Januari 2018, 21.30 36 Mereka memasak di bambu, karena mengingat bahwa waktu tete/nene moyang dulu

belum mempunyai alat-alat masak seperti sekarang ini karena itu semua makanan dimasak dengan

Bambu. 37 Wawancara dengan orang tatua B (DL), 4 Januari 2018, 21.30 38 Wawancara dengan Sekretaris Desa (ES), 4 Januari 2018, 20.00 39 Masusa adalah orang-orang yang bertahan mata(begadang) dengan Ibunya saat

melahirkan.

Page 20: RITUAL INISIASI TANA ILE PADA MASYARAKAT NUDUASIWA … · 1 RITUAL INISIASI TANA ILE PADA MASYARAKAT NUDUASIWA URAUR Ranolf Dedy Sanaky Abstrak Jurnal ini bertujuan untuk memperkenalkan

15

Ketika semua persiapan yang diatas sudah selesai barulah acara atau ritual ini

dimulai.

Ritual tana ile ini akan dibukakan oleh Raja jika tidak ada, Kepala Adat jika

tak ada, Kepala Desa jika tak ada, sekretaris Desa.40 Ketika Raja sudah selesai

membuka tana ile barulah sang anak keluar dari rumah. Sang anak keluar dari

rumah pada saat fajar. jadi, sekitar jam 5 pagi anak sudah keluar dari rumah. hal

ini dipercaya supaya anak tersebut rajin bekerja sewaktu dia besar.

Untuk membawa keluar sang anak memiliki proses-proses, prosesnya dari

bagaimana anak dikeluarkan sampai anak kembali masuk di dalam rumah. Tahap-

tahapnya, sebagai berikut :

- perwakilan dari marga yang ingin anak tersebut masuk kedalam marga

mereka membawa keluar anak tersebut dengan kain gendong dan berikan

kepada mama biang41 di dalam rumah.42

- Sebelum mama biang keluar dari dalam rumah, mama biang mengambil

Daun Yakane, Daun ini panjang dan merah dan juga mama biang

mengambil payung untuk melindungi kepala anak. Selanjutnya mama

biang berjalan dengan anak yang berada pada kain gendong keliling

kampong sambil membawa alat. Jika anak itu adalah anak perempuan

alatnya Pisau dan jika anak laki-laki alatnya parang. mama biang itu

berjalan dengan pontong api atau obor yang dibuat dengan sabut kelapa

sebagai penerangan terhadap mama biang dan anak. Ketika mama biang

sudah selesai keliling kampong dan saat-saat mau masuk dalam rumah

acara mama biang tersebut mengambil suatu “rumput”43 dan masuk di

dalam rumah dan memberikan sang anak kembali kepada perwakilan

marga yang tadi mengeluarkannya.44

Dan itulah proses-proses saat anak keluar atau tana ile, setelah semua proses

sudah selesai keluarga pertama-tama mempersilahkan orang-orang masusa ini

untuk makan di meja yang dikhususkan bagi mereka. Setelah itu keluarga

40 Wawancara dengan orang tatua B (DL), 4 Januari 2018, 21.30 41 Mama Biang adalah dukun melahirkan. 42 Wawancara dengan orang tatua b (DL), 4 Januari 2018, 21.30 43 Rumput yang diambil ini merupakan suatu kerahasiaan, yang hanya diketahui oleh

orang-orang tertentu. 44 Wawancara dengan orang tatua b (DL), 4 Januari 2018, 21.30

Page 21: RITUAL INISIASI TANA ILE PADA MASYARAKAT NUDUASIWA … · 1 RITUAL INISIASI TANA ILE PADA MASYARAKAT NUDUASIWA URAUR Ranolf Dedy Sanaky Abstrak Jurnal ini bertujuan untuk memperkenalkan

16

mempersilahkan para tamu yang mengikuti tana ile tersebut untuk merasakan

jamuan, makanan-makanan ini dibawakan oleh keluarga dengan garuru dan

berikan kepada masyarakat. ada juga masyarakat merasakan makanan ini di setiap

tempat yang sudah disiapkan oleh keluarga.

Acara ini juga dimasuki dengan tarian maru-maru yang dibawakan oleh

masyarakat untuk meramaikan tana ile. Tana ile akan selesai setelah semua tamu

sudah pulang ke rumah mereka masing-masing. Jika dilakukan pada minggu

malam akan dilanjutkan di Gereja pada ibadah minggu sebagai ucapan syukur

kepada Tuhan Yesus. Dengan demikian tana ile ini melibatkan semua orang yang

berada di desa Uraur.

Analisis Ritual Inisiasi tana ile pada masyarakat Nuduasiwa Uraur

Pada umumnya masyarakat Nusantara tidak pernah melupakan ritus-ritus

yang sudah diajarkan dan diwariskan oleh leluhur terhadap mereka. ritual dari

pandangan van gennep berhubungan dengan perindahan orang-orang dan

kelompok dalam wilayah dan perpindahan menuju status baru, contohnya

kehamilan dan kelahiran, perkawinan dan pemakaman, ritual ini disebut sebagai

ritual inisiasi.45

Ritual adat/budaya yang berada pada masyarakat Nuduasiwa terkhususnya

Uraur adalah ritual tana ile yang dianggap sebagai ritual inisiasi yang dimana

seorang anak yang baru lahir diterima oleh keluarga besar dari marga, masyakat,

alam dan leluhur. Ritual ini juga merupakan warisan secara turun temurun dari

orangtatua. ritual ini mengadung ikatan kekerabatan antara anak dan leluhur, anak

dan masyarakat sebaliknya juga dengan keluarga.46

Ritual ini juga disebutkan sebagai ritual fakitif yaitu meningkatkan

produktivitas atau kekuatan dan perlindungan.47 Ritual tana ile ini juga

mengontrol masyarakat seperti yang dikatakan oleh Turner yaitu ritual itu

mungkin bisa mengaitkan kekurangan bentuk-bentuk lain seperti mengkontrol

masyarakat yang efektif misalnya otoritas politis atau ikatan kekerabatan.

45 Dhavamony, Fenomenologi Agama,177 46 Turner, Sosiologi Agama,191-192 47 Dhavamony, Fenomenologi Agama,175

Page 22: RITUAL INISIASI TANA ILE PADA MASYARAKAT NUDUASIWA … · 1 RITUAL INISIASI TANA ILE PADA MASYARAKAT NUDUASIWA URAUR Ranolf Dedy Sanaky Abstrak Jurnal ini bertujuan untuk memperkenalkan

17

Untuk mendapatkan pemahaman yang tepat penulis membagi beberapa

makna. dengan itu penulis akan menganalisis ritual tana ile dilihat dari berbagai

makna. Yaitu:

- Makna Teologis

Ritus peralihan yang dialami dan dilewati oleh manusia, semuanya

mempunyai sifat kesakralan, karena semua peralihan adalah peralihan yang suci48

dan juga penulis ambil dari makna ritual inisiasi yaitu “Tema kelahiran menandai

masuknya seseorang ke dalam cara keberadaan yang baru, yang suci. Secara lebih

dalam, ritus inisiasi menghasilkan perubahan eksistensial yang mendasar dalam

hidup individual, yaitu suatu level keberadaan yang suci.”

apa yang dikatakan oleh van Gennep penulis sangat menyetujuinya karena

tana ile merupakan ritual yang sakral karena mengandung kepercayaan terhadap

leluhur dalam bahasa wamale : tuwale dan rabike dan kepada Yang Maha Kuasa

dalam Bahasa Wamale : tunai-lasatale.49 Saat penulis mewawancarai dengan

responden, responden mengatakan bahwa saat proses tana ile masyarakat tidak

boleh membuat kekacauan/kericuhan bukan saja bagi masyarakat tapi juga bagi

keluarga, jika ada yang membuat masalah orang tersebut akan didenda karena

telah membuat acara yang sakral ini tidak dijalankan dengan baik, dengan

demikian orang yang membuat masalah harus membayar denda kepada kepala

adat. Karena saat proses tana ile sudah berkomunikasi dengan tuwale dan rabike

dan tunai-lasatale. Tana ile juga menandai masuknya anak tersebut masuk ke

dalam keberadaan yang baru nan suci.

Ritual tana ile juga merupakan sebuah ungkapan syukur dari keluarga

terhadap tuwale dan rabike. bahwa di dalam keluarga dan/atau keturunannya telah

mendapatkan satu jiwa yang hadir dalam keluarga dan juga merupakan ungkapan

syukur bagi anak tersebut karena sudah diterima dan dilindungi oleh tawuli dan

rabike dan tunai-lasatale. Hal ini dapat dihubungkan bahwa ada hubungan spesial

antara anak dan juga dengan tawuli dan rabike dan tunai-lasatale.50 Sebab itu

tana ile juga termasuk dalam Agama suku. Dengan demikian, makna dari tana ile

48 Van Gennep, The Rites of Passage, 12. 49 Lattu, "Orality and Interreligious relantionships”, 71-72. 50 Gennep, The Rites, 147.

Page 23: RITUAL INISIASI TANA ILE PADA MASYARAKAT NUDUASIWA … · 1 RITUAL INISIASI TANA ILE PADA MASYARAKAT NUDUASIWA URAUR Ranolf Dedy Sanaky Abstrak Jurnal ini bertujuan untuk memperkenalkan

18

dari sisi teologis bersifat sakral dan juga merupakan ungkapan syukur keluarga

bagi Yang Maha Kuasa dan leluhur.

- Makna Sosiologis

Ritual Tana Ile juga memiliki nilai solidaritas, dimana solidaritas sosial yang

diwujutkan dalam ritual Inisiasi tana Ile, ini berkaitan bagaimana

keberlangsungan hidup anak yang baru dilahirkan itu diterima dalam komunitas

masyarakat. Yang menarik disini adalah bahwa, banyak orang yang terlibat dalam

pelaksanaan ritual tersebut. Hal ini menunjukan adanya kebersamaan yang

dibangun secara bersama dalam masyarakat Desa Uraur, yang masih

mempertahankan ritual ini sampai sekarang. Jika dilihat dalam proses ritual tana

ile ini keluarga mengundang seluruh masyarakat Uraur dan juga mengundang

keluarga-keluarga mereka untuk mengikuti ritual ini. Setelah ritual ini selesai

dijalankan, keluarga tersebut mengundang seluruh masyarakat untuk merasakan

jamuan yang sudah di siapkan oleh keluarga. Jamuan-jamuan ini dibawah dengan

garuru yang membawanya adalah om/tanta (paman dan bibi) atau opa/oma

(kakek dan nenek) dan diberikan kepada seluruh masyarakat yang saat itu hadir

menyaksikan anak cucu dan keponakan mereka melakukan tana ile. Jamuan

kasih ini dapat dikatakan sebagai makan patita atau makan Bersama. Menurut

Izak Lattu dari disertasinya bahwa makan patita adalah sebuah peristiwa ritual

yang dimana makanan tersebut menyampaikan sebuah ingatan dan juga

merekonstruksi ingatan kolektif. Dalam persiapan makanan ini telah membentuk

rasa kekerabatan yang memproduksi untuk mengingat masa lalu yang kolektif51

disinilah menurut penulis bahwa tana ile juga dinyatakan sebagai upacara menuju

persatuan. Hal ini berkaitan dengan perkataan Van Gennep bahwa upacara ini

bukan upacara persatuan, namun suatu persiapan menuju persatuan.52 Karena

itulah ritual tana ile menggandung ikatan kekerabatan yang kuat antara

masyarakat dan keluarga karena menuju pada persatuan yang membentuk

solidaritas.

Adapun masyarakat Nuduasiwa telah menerima anggota baru yang masuk

sebagai salah satu dari masyarakat Nuduasiwa yakni anak tersebut. Menurut

51 Lattu, "Orality and Interreligious relantionships”, 113-114 52 Van Gennep, The Rites, 21.

Page 24: RITUAL INISIASI TANA ILE PADA MASYARAKAT NUDUASIWA … · 1 RITUAL INISIASI TANA ILE PADA MASYARAKAT NUDUASIWA URAUR Ranolf Dedy Sanaky Abstrak Jurnal ini bertujuan untuk memperkenalkan

19

penulis jika dilihat dari perkataan Victor Turner dalam bukunya The Ritual

Process dan Y.W. Wartaya Winangun dalam bukunya Masyarakat Bebas

Struktur. pada saat proses tana ile anak tersebut sadar atau tidak sadar dia telah

mereflesikan keadaan yang terjadi di masa lalu, masa kini dan akan datang dan

juga karena telah dibantu oleh mama biang anak tersebut telah menyatukan diri

dengan dunia baru dan menjadi anggota baru dalam masyarakat.

- Makna Pendidikan

Seperti apa yang dikatakan oleh Koentjaraningrat, bahwa Ritus-ritus tersebut

memberikan motivasi dan nilai-nilai pada tingkat yang paling dalam.53 Pada ritual

tana ile juga memberikan motivasi dan mendorong keluarga untuk melindungi

anak yang lahir tersebut dari bahaya-bahaya mistik dan gaib, karena pada setiap

keluarga tetap mempedulikan anak-anak mereka. Dan Tana ile juga mengajari

keluarga untuk saling terikat pada ritual tana ile karena memiliki nilai-nilai yang

paling dalam dan juga mengajari keluarga untuk terus mengajarkan tana ile

terhadap generasi berikutnya. Bukan saja pada keluarga tetapi juga bagi

masyarakat.

Tana ile juga mendidik anak-anak yang dapat dilihat saat proses tana ile,

ketika mengeluarkan anak selalu dilihat dari terbitnya fajar yaitu sekitar jam 5

pagi, karena masyarakat Nuduasiwa percaya ketika anak dikeluarkan jam 5 sudah

mengajarkan anak-anak mereka untuk bangun pagi dan pergi bekerja.

Tana ile juga penting bagi anak-anak ketika dia besar. Karena dalam proses

tana ile alat-alat yang dibawa oleh mama biang yaitu pisau untuk anak perempuan

menunjukkan bahwa saat anak perempuan itu besar dia dapat mahir dalam

berkebun, dan memasak sedangkan untuk anak laki-laki yang alatnya adalah

parang menunjukkan bahwa saat dia besar nanti dia rajin berburu dll dapat

dikatakan bahwa objek-objek itu merupakan simbol-simbol yang mengukapkan

perilaku dan perasaan seperti yang dikatakan oleh Dhavamony dalam bukunya

Fenomenalogi Agama yang mengatakan bahwa Ritual memperlihatkan tatanan

atas simbol-simbol yang diobjekan. Simbol-simbol ini mengungkapkan perilaku

dan perasaan, serta membentuk penempatan pribadi dari pada pemuja dalam

53 Koentjaraningrat, Sejarah Teori Antropologi I, 81

Page 25: RITUAL INISIASI TANA ILE PADA MASYARAKAT NUDUASIWA … · 1 RITUAL INISIASI TANA ILE PADA MASYARAKAT NUDUASIWA URAUR Ranolf Dedy Sanaky Abstrak Jurnal ini bertujuan untuk memperkenalkan

20

mengikuti modelnya masing-masing. Pengobjekan ini penting untuk kelanjutan

dan kebersamaan dalam kelompok keagamaan. Jika tidak, pemujaan yang bersifat

kolektif tidak dimungkinkan.54

Selain itu, tana ile juga muncul nilai penghargaan dan pelestarian terhadap

warisan leluhur atau budaya setempat, yang mungkin saja bagi generasi penerus

tidak lagi dipandang sebagai sesuatu yang sakral/tabuh dan bermakna. Sekaligus

dapat berfungsi sebagai sebuah kekauatan untuk tetap menjaga nilai-nilai budaya

lokal masyarakat Maluku, khususnya yang ada di desa Uraur.

- Makna Budaya

Tana ile merupakan sebuah kebudayaan yang sudah dilakukan oleh masyarakat

Nuduasiwa jika dilihat dari perkataan Koentjaraningrat yaitu Ritus-ritus yang

dilakukan itu mendorong orang-orang untuk mau melakukan dan juga mentaati

tatanan sosial tersebut yang sudah ada.55 Tana ile juga demikian dia mendorong

masyarakat Nuduasiwa untuk mentaati tatanan sosial yang sudah ada yang dibuat

oleh para pendahulu mereka. Karena tatanan sosial yang dibentuk ini membuat

kebiasaan yang sering mereka lakukan yaitu : Berburu, memasak, sampai dengan

cara makan pada saat tana ile berlangsung.

Saat dalam persiapan di tana ile seperti berburu daging di hutan merupakan hal

yang sudah biasa bagi Masyarakat Uraur selama penulis praktek di sana kegiatan

tiap hari mereka yaitu pergi berburu dan berkebun. Masyarakat yang pergi

berburu secara berkelompok atau beramai-ramai ketika mereka pulang hasil

tangkapan mereka selalu makan bersama-sama antara rekan-rekan mereka.

Memasak di bambu pun penulis telah mengalami hal itu, penulis merasakan

bagaimana masyarakat Uraur membentuk kerukunan dan keramahtamah antara

mereka lewat dari mereka pergi berburu dan memasak makanan di bambu. Jadi,

tidak dapat dipungkiri lagi bagi kehidupan masyarakat Nuduasiwa terkhususnya

Uraur. Setiap acara maupun itu acara gereja atau pun tana ile ini penulis dapat

melihat bagaimana kerukunan mereka muncul saat mereka pergi bersama-sama

54 Dhavamony, Fenomenologi Agama, 189-190. 55 Koentjaraningrat, Sejarah Teori Antropologi I, 81.

Page 26: RITUAL INISIASI TANA ILE PADA MASYARAKAT NUDUASIWA … · 1 RITUAL INISIASI TANA ILE PADA MASYARAKAT NUDUASIWA URAUR Ranolf Dedy Sanaky Abstrak Jurnal ini bertujuan untuk memperkenalkan

21

mencari makanan di hutan dan dapat dilihat juga pada saat kaum wanita sedang

memasak pun kerukunan mereka terbentuk antara sesama. Dengan demikian ritus-

ritus yang mereka terus lakukan disitulah mendorong mereka untuk

melakukannya.

Selain itu ada salah satu kebiasaan mereka yakni tidak menghilangkan nama

marga mereka meskipun sudah menikah dengan marga lain. Penulis melihat hal

ini dapat menimbulkan rasa kekerabatan yang kuat antara masyarakat Nuduasiwa

karena mereka tidak melupakan kebudayaan mereka yang membentuk identitas

mereka sedemikian rupa. Semua itu karena perkataan para pendahulu mereka

yakni : setiap marga yang berada di setiap masyarakat Nuduasiwa hartanya telah

dibagi rata.

sebab itu, di desa Uraur di dalam satu Keluarga memiliki berbeda-beda marga

karena setiap keluarga membuat tana ile untuk mewujudkannya. Dengan cara

inilah anak tersebut dapat mengetahui silsilah keluarganya dan dapat mengikat

kekerabatan antara anak dan keluarga-keluarganya dan juga masyarakat. Dengan

demikian ritual tersebut telah menciptakan hubungan-hubungan antara manusia

dengan sesamanya.56

Dengan demikian apa yang dikatakan penulis diatas bahwa makna budaya pada

tana ile sangat saling berkesinambungan antara ketiga makna yang diatas, karena

dalam makna budaya memiliki nilai-nilai kerukunan, solidaritas, ikatan

kekerabatan, dan memiliki edukasi yang baik yang dibentuk dengan pelestarian

kebudayaan masyarakat Nuduasiwa Uraur. Dengan demikian hasil analisis penulis

yang dilihat dari keempat makna yang diatas.

Simpulan

- Kesimpulan

Pada umumnya masyarakat Nusantara tidak pernah melupakan ritus-ritus yang

sudah diajarkan dan diwariskan oleh leluhur terhadap mereka. ritual dari

pandangan van gennep berhubungan dengan perindahan orang-orang dan

kelompok dalam wilayah dan perpindahan menuju status baru, contohnya

kehamilan dan kelahiran, perkawinan dan pemakaman, ritual ini disebut sebagai

56 Ismail Arifuddin, Agama Nelayan, 16.

Page 27: RITUAL INISIASI TANA ILE PADA MASYARAKAT NUDUASIWA … · 1 RITUAL INISIASI TANA ILE PADA MASYARAKAT NUDUASIWA URAUR Ranolf Dedy Sanaky Abstrak Jurnal ini bertujuan untuk memperkenalkan

22

ritual inisiasi. Ritual adat/budaya yang berada pada masyarakat Nuduasiwa

terkhususnya Uraur adalah ritual tana ile yang dianggap sebagai ritual inisiasi

yang dimana seorang anak yang baru lahir diterima oleh keluarga besar dari

marga, masyakat, alam dan leluhur. Ritual ini juga merupakan warisan secara

turun temurun dari orangtatua. ritual ini mengadung ikatan kekerabatan antara

anak dan leluhur, anak dan masyarakat begitu juga dengan keluarga. Tana ile

adalah sebuah acara/perayaan yang dilakukan oleh seluruh Masyarakat dari 9

Kampong atau Nuduasiwa yang bertujuan untuk melindungi anak-anak mereka

dari bahaya-bahaya yang gaib atau mistik. pada setiap proses-proses yang dimiliki

mengadung sebuah makna tersembunyi yang baik bagi masyarakat Nuduasiwa.

berdasarkan analisis penulis bahwa makna tana ile dapat dilihat dari empat makna,

yaitu : makna teologi, makna sosiologis, makna pendidikan, dan makna budaya.

Pada makna teologi tana ile bersifat sangat sakral yang tidak boleh dikacaukan

oleh masyarakat karena akan mengakibatkan acara ini tidak dilakukan dan

membuat orang yang membuat kekacuan tersebut akan mengalami masalah yang

besar karena telah melanggar acara ini. kedua tana ile juga dapat dipakai sebagai

ungkapan syukur keluarga terhadap tuwale dan rabike dan tunia lapai.

Makna Sosiologis dalam tana ile keluarga mempersilahkan masyarakat untuk

menyantap jamuan yang sudah disiapkan oleh keluarga masyarakat dapat makan

disetiap rumah kerabat jika, rumah acara sudah tidak dapat ditampung masyarakat

dan di rumah acara makanan akan dibawa oleh keluarga seperti om/tanta dan

opa/oma. jamuan ini menurut penulis dapat dikatakan sebagai makan patita atau

makan bersama karena menyampaikan sebuah ingatan dan juga merekonstruksi

ingatan kolektif. Dalam persiapan makanan ini telah membentuk rasa kekerabatan

yang memproduksi untuk mengingat masa lalu yang kolektif dengan demikian

makna sosiologi yang pertama adalah ikatan kekerabatan yang kuat antara

masyarakat dan keluarga dan kedua tana ile memiliki nilai solidaritas, ini

berkaitan bagaimana keberlangsungan hidup aak yang baru dilahirkan itu diterima

dalam komunitas masyarakat.

makna pendidikan, tana ile mengajari beberapa hal bagi keluarga dan

masyarakat yaitu yang pertama mendorong dan memotivasi keluarga untuk

memperdulikan dan menjaga anak mereka, kedua mendidik anak-anak untuk rajin

Page 28: RITUAL INISIASI TANA ILE PADA MASYARAKAT NUDUASIWA … · 1 RITUAL INISIASI TANA ILE PADA MASYARAKAT NUDUASIWA URAUR Ranolf Dedy Sanaky Abstrak Jurnal ini bertujuan untuk memperkenalkan

23

bekerja saat pagi hari, dan ketiga muncul nilai penghargaan dan pelesatiran

terhadap warisan leluhur atau budaya setempat, yang mungkin saja bagi generasi

penerus tidak lagi dipandang sebagai sesuatu yang sakral dan bermakna dan

berfungsi sebagai sebuah kekuatan untuk tetap menjaga nilai-nilai budaya lokal

masyarakat Maluku, khusus Nuduasiwa Uraur.

Terakhir Makna Budaya, dalam makna budaya sudah dikatakan dari ketiga

makna yang lain karena tana ile mengadung sistem kekerabatan, ajaran, dan

memiliki nilai-nilai kerukunan yang baik.

Daftar Pustaka

Cooley, Frank. Mimbar dan Takhta. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1987.

Nottingham, Elizabeth K. Agama dan Masyarakat, suatu pengantar Sosiologi

Agama. Diedit oleh Abdul Muis Naharong. Jakarta: CV Rajawali, 1986.

F. C, Anthony Wallace. Religion: An Anthropological View. New York: Random

House, 1966.

Turner, Bryan S. Sosiologi Agama. diedit oleh Daryatno. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2013.

Dhavamony, Marisusai. Fenomenologi Agama. Yogyakarta: Kanisius, 1995.

Marasudjita, E. Sakramen-Sakramen Gereja: Tinjauan Teologis, Liturgis dan

Pastoral. Yogyakarta: Kanisius 2003.

Koentjaraningrat. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Penerbit Dian Rakyat,

1977.

Barth, Fredrik. "An Antrhoropologi Of Knowlege." SIDNEY W. MINTZ

LECTURE FOR 2000, February 1, 2002.

Eliade, Mircea. Rites and Symbols of Initation The Mysteries of Birth and Rebirth.

diedit oleh Williar R. Trask. New York: Harper & Row, 1975.

Van Schie, G. Hubungan Manusia dengan Segala Miseri. Jakarta: Fidei Press,

2008.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit

Alfabeta, 2013.

Page 29: RITUAL INISIASI TANA ILE PADA MASYARAKAT NUDUASIWA … · 1 RITUAL INISIASI TANA ILE PADA MASYARAKAT NUDUASIWA URAUR Ranolf Dedy Sanaky Abstrak Jurnal ini bertujuan untuk memperkenalkan

24

Flick, Uwe. Ernst von Kardorff, and Ines Steinke. "What Is Qualitative Research?

An Introduction to the Field," in A Companion to Qualitative Research.

London: SAGE Publications Ltd, 2004.

Sugiarto, Eko. Menyusun Proposal Penelitian Kualitatif:Skripsi dan Tesis.

Yogyakarta: Suaka Media, 2015.

Wahyuni, Sari. Qualitative Research Method: Theori and Practice. Salemba

Empat, 2012.

Durkheim, Emile. Sejarah Agama. Yogyakarta: Kanisius, 2003.

Arifuddin, Ismail. Agama Nelayan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2012.

Van Gennep, Arnold. The Rites of Passage, trans. Monica B. Vizedom and

Gabrielle L. Caffee. Chicago: The University of Chicago Press, 1960.

Koentjaraningrat. Sejarah Teori Antropologi I. Jakarta: UI Pres, 1987.

Saha, Debika. "Ceremonies," in 21st Century Anthropology: A Reference

Handbook, edited H. James Birx.California: Sage Publications, 2010.

Bell, Catherine. Ritual Perspectives and Dimensions. USA: Oxford University

Press, 2009.

Feinberg, Benjamin. "Rites of Passage, in "Encylopedia of Religious Rites,

Rituals, and Festivals". New York: Routledge, 2004.

Stephenson, Barry. Ritual: A Very Short Introduction. London: Oxford University

Press, 2015.

Turner, Victor. The Ritual Process: Structure and Anti-Structure. New York:

Cornell University Press, 1969.

Winangun, Y.W. Wartaya. Masyarakat Bebas Struktur: Liminalitas dan

Komunitas Menurut Victor Turner. Yogyakarta: Kanisius, 1990.

Tesis

Maspaitella, Elifas Tomix. "Tesis: Tiga Batu Tungku, "Analisis Antrpologi dan

Refleksi Teologis terhadap kerjasama antar Institusi Sosial di Ema Pulau

Ambon." Salatiga: Program PascaSarjana Magister Sosiologi Agama

UKSW, 2001.

Page 30: RITUAL INISIASI TANA ILE PADA MASYARAKAT NUDUASIWA … · 1 RITUAL INISIASI TANA ILE PADA MASYARAKAT NUDUASIWA URAUR Ranolf Dedy Sanaky Abstrak Jurnal ini bertujuan untuk memperkenalkan

25

Disertasi

Lattu, Izak. "Orality and Interreligious relantionships: The role of collective

memory in christian-muslim engagement in Maluku, Indonesia." PhD

diss., Graduate Theological Union, 2014.