rinitis alergi

Upload: fariz-hilman

Post on 14-Oct-2015

14 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Laporan kasus pasien rhinitis allergi

TRANSCRIPT

  • 5/24/2018 RINITIS ALERGI

    1/11

    Nama : Erikha Anggrainy

    NIM : 2005730023

    STATUS

    T H T

    LAPORAN KASUS

    IDENTITAS

    Nama : Nn.M

    Umur : 20 tahun

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 20 Juni 1990

    Alamat : Jl. Jatibening

    Pekerjaan : Mahasiswi

    Ras / Suku : Jawa

    Agama : Islam

    Pendidikan : SMA

    Tanggal MRS : 25 September 2010

    Keluhan Utama : Hidung tersumbat

    Keluhan Tambahan : Bersin-bersin lebih dari 8 kali, hidung meler dan hidung terasa gatal.

    Riwayat Penyakit Sekarang:

    Seorang perempuan usia 20 tahun datang dengan keluhan hidung tersumbat sejak 10

    hari yang lalu terutama saat pagi hari. Keluhan semakin memberat saat pasien tidur denganmenggunakan AC sejak 7 hari yang lalu. Pasien mengatakan, mula-mula bersin-bersin lebih dari

    8 kali disertai hidung tersumbat dan gatal, setelah itu baru di rasakan ada ingus yang keluar

    encer, jernih dan banyak, tapi tidak berbau. Keluhan ini dirasakan semakin mengganggu. Sakit

    di bagian muka disangkal, sakit kepala, batuk, dan demam disangkal.

    Riwayat Penyakit Dahulu:

    -

    Keluhan ini sering dirasakan hilang timbul sejak 1 tahun yang lalu.

    FKK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

    Jl. Cempaka Putih Tengah I/1

  • 5/24/2018 RINITIS ALERGI

    2/11

    Riwayat Kebiasaan:

    - Setiap tidur pasien menggunakan AC dan suka minum air dingin

    Riwayat Penyakit Keluarga

    - Ibu pasien alergi terhadap cuaca dingin.

    - Bapak pasien alergi terhadap debu.

    Riwayat Pengobatan:

    - Pasien pernah berobat di dokter spesialis THT 1 tahun yang lalu dengan keluhan yang

    sama dan di diagnosis dokter dengan alergi.

  • 5/24/2018 RINITIS ALERGI

    3/11

    Pemeriksaan Fisik

    Status Generalis

    Keadaan umum : Pasien tidak tampak sakit

    Kesadaran : Komposmentis

    TD : 110/70 mmHg

    N : 84 x/mnt

    S : 37 C

    RR : 20 x/mnt

    Kepala :

    - Normochepal.

    - Tidak ada deformitas.

    Mata :

    - Sklera ikterik -/-.

    - Konjungtiva anemis -/-.

    - Pupil bulat 3 mm, isokor, refleks langsung dan tidak langsung +/+.

    Thorax :

    - Inspeksi : Simetris, retraksi -/-

    Abdomen :

    - Datar, asites (-)

    Ekstremitas :

    - Deformitas -, sianosis (-), oedem

  • 5/24/2018 RINITIS ALERGI

    4/11

    STATUS THT

    Telinga kanan Telinga kiri

    - nyeri tarik helix (-)

    - nyeri tekan tragus (-)Aurikula

    - nyeri tarik helix (-)

    - nyeri tekan tragus(-)

    - diameter: 7 mm

    - serumen (+)CAE

    - diameter: 7 mm

    - serumen (+)

    - Bulging (-)

    - Refleks cahaya (+)

    - Intak (+)

    - hiperemis (-)

    Membran Tympani

    - Bulging (-)

    - Refleks cahaya(+)

    - intak (+)

    - Hiperemis (-)

    + Rinne +

    Tidak ada lateralisasi. Weber Tidak ada lateralisasi

    Schwabach pasien sama

    dengan pemeriksaSchwabach

    Schwabach pasien =

    pemeriksa

    Interpretasi : ADS Normal.

    Hidung

    Pemeriksaan hidung luar

    Inspeksi dan Palpasi:

    Bentuk hidung simetris kanan dan kiri

    Tampak kemerahan pada hidung.

    Sinus paranasal : nyeri tekan pada: pangkal hidung (-)

    pipi (-/-)

    dahi (-)

  • 5/24/2018 RINITIS ALERGI

    5/11

    Rinoskopi Anterior

    Cavum nasi : cavum nasi kanan dan kiri tampak sempit, sekret serosa +/+

    Mukosa : Permukaan Edema, basah dan warna pucat.

    Concha : hipertropi +/+

    Septum : lurus di tengah

    Pharynx

    Nasofaring : Post nasal drip (+)

    Mukosa faring : hiperemis(-), sekret (+).

    Dinding faring : Jaringan granulasi (-)

    Arkus faring : simetris kanan dan kiri

    Uvula : ditengah

    Tonsil : hiperemis (-), T1/ T1

  • 5/24/2018 RINITIS ALERGI

    6/11

    Larynx

    Sulit dilakukan

    Leher

    Trakhea : Tepat lurus ditengah, tidak terdorong kearah yang sehat

    Tiroid : Pada perabaan tidak ada benjolan yang ikut menelan

    KGB : Pada perabaan tidak ada benjolan lebih dari 5mm

    Resume

    Seorang perempuan usia 20 tahun datang dengan keluhan hidung tersumbat sejak 10

    hari yang lalu terutama saat pagi hari. Keluhan semakin memberat saat pasien tidur

    dengan menggunaka AC sejak 7 hari yang lalu. Pasien mengatakan, mula-mula bersin-

    bersin lebih dari 8 kali disertai hidung tersumbat dan gatal, setelah itu baru di rasakan ada

    ingus yang keluar encer, jernih dan banyak, tapi tidak berbau. Keluhan ini dirasakan

    semakin mengganggu. Sakit di bagian muka disangkal, sakit kepala, batuk, dan demam

    disangkal.

    Keluhan ini sering dirasakan hilang timbul sejak 1 tahun yang lalu. Pasien

    mempunyai kebiasaan tidur menggunakan AC dan suka minum air dingin. Ibu dan bapak

    pasien mempunyai alergi.

    Pada pemeriksaan fisik didapatkan : Tampak kemerahan pada hidung, Keluar cairan encer

    dan jernih. cavum nasi kanan dan kiri tampak sempit, sekret serosa +/+, Mukosa

    Edema, basah dan warna pucat, Concha hipertropi +/+, Post nasal drip (+) dan sekret (+) di

    mukosa faring.

  • 5/24/2018 RINITIS ALERGI

    7/11

    DiagnosisKerja

    Rhinitis Alergi

    Pengobatan

    Medikamentosa :

    - Antihistamin : Klorfeniramin maleat 2mg No.VI / 2dd1

    - Dekongestan : Efedrin HCL 25mg No.XII / 2dd2

    Non Medikamentosa

    Hindari Alergencuaca dingin dengan memakai selimut

    Hindari pemakaian AC dan minum air dingin

    Prognosis

    Ad vitam : Bonam

    Ad Functionam : Bonam

    Ad sanantionam : dubia ad Bonam

    PEMBIMBING MAHASISWA

    (Dr. Muchtar Sp.THT) (Erikha Anggrainy)

  • 5/24/2018 RINITIS ALERGI

    8/11

    ANALISIS KASUS

    A. Dasar DiagnosisDiagnosis pada kasus diatas adalah Rhinitis alergi. Hal ini ditegakkan berdasarkan :

    Kriteria Subjektif

    1. Hidung tersumbat.

    2. Bersin-bersin lebih dari 8 kali

    3. Hidung gatal.

    4. Hidung meler

    Kriteria Objektif

    1.

    Tampak kemerahan pada hidung.

    2. Keluar cairan encer dan jernih.

    3. cavum nasi kanan dan kiri tampak sempit.

    4. Sekret serosa +/+.

    5. Mukosa Edema, basah dan warna pucat.

    6. Concha hipertropi +/+.

    7. Post nasal drip (+) dan sekret (+) di mukosa faring.

    A. KAUSA Etilogi : Alergeninhalan

    Pencetus : AC, minum air dingin/es

    Predisposisi :

    o Gen : Jika kedua orang tua alergi, maka 50 % akan mengenai

    keturunannya.

    C. Patofisiologi

    Pasien merupakan usia 20 tahun dan mempunyai herediter pembawa alergi sehingga

    ketika lingkungan disekitarnya dingin terjadi proses imunologis. Antigen di tangkap oleh

    APC (makrofag atau monosit) yang menempel di permukaan mukosa hidung. Setelah

    diproses, antigen akan membentuk kom-plek peptida MHC kelas II (Major Histo-

    compatibility Complex) yang kemudian dipresentasikan pada sel T helper (Th 0). Kemudianinterleukin 1 (IL 1) yang akan mengaktifkan ThO untuk berproliferasi menjadi Th 1 dan Th

  • 5/24/2018 RINITIS ALERGI

    9/11

    2.Th 2 akan menghasilkan berbagai sitokin seperti IL 3, IL 4, IL 5 dan IL 13. IL 4 dan IL 13

    dapat diikat oleh reseptornya di permukaan sel limfosit B sehingga menjadi aktif dan akan

    memproduksi Imunoglobulin E (IgE).

    IgE di permukaan sel mastosit atau basofil (sel mediator) sehingga ke dua sel ini

    menjadi aktif. Bila mukosa yang sudah tersensitisasi terpapar dengan alergen yang sama,

    maka kedua rantai IgE akan mengikat alergen spesifik dan terjadi degranulasi (pecah-nya

    dinding sel) mastosit dan basofil dengan akibat terlepasnya mediator kimia yang sudah

    terbentuk (Preformed Mediators) terutama histamin. Histamin akan merangsang reseptor

    H1 pada ujung saraf vidianus sehingga menimbulkan rasa gatal pada hidung dan bersin-

    bersin. Histamin juga akan menyebabkan kelenjar mukosa dan sel goblet mengalami

    hipersekresi dan permeabilitas kapiler meningkat sehingga terjadi rinore. Gejala lain adalah

    hidung tersumbat akibat vasodilatasi sinusoid.

    D. Komplikasi

    Polip Nasi: Iritasi mukosa hidungedema terus menerus dan menjadi polip

    Sinusitis : edema di komplek ostiomeatal

    E. Pemeriksaan Penunjang

    - Eosinofil, IgE ( Elisa ), Tes cukit kulit (Prick Test) untuk memastikan Rhinitis

    alergi

    F. Penatalaksanaan

    - Sasaran:

    Kausa:

    Etiologi:

    o Alergen :

    Antihistamin

    Pencetus:

    o AC, dan minum air dingin

    Hindari minuman dingin

    Hindari paparan AC (lingkungan sekitar yang dingin)

    Memakai selimut

  • 5/24/2018 RINITIS ALERGI

    10/11

    Predisposisi:

    o Genetiktidak dapat dihindari

    Kondisi patologis (simptomatik)

    o Hidung tersumbat

    Denkongestanlokal (efedrin), sistemik (pseudoefedrin)

    o Bersin-bersin

    Anti histamin

    Komplikasi

    o

    Hindari faktor pencetus dan terjadinya rinitis alergi yang berulang.

    Memperbaiki prognosis

    o Rhinitis alergi

    Hindari faktor pencetus

    - Cara Penatalaksanaan

    o

    Medikamentosa

    Rhinitis Alergi

    Diberikan dekongestan lokal (Efedrin HCL 0,5%) bila hidung tersumbat, atau

    sistemik (Pseudoefedrin 3x30 mg), antihistamin (CTM 2x 2 mg) untuk bersin-

    bersin.

    o Non Medikamentosa (Edukasi)

    Hindari minum minuman dingin dan pemakaian AC

    Hindari Alergencuaca dingin dengan memakai selimut

    o Operatif

    Rujuk ke dr.THT (konkotomi parsial)

  • 5/24/2018 RINITIS ALERGI

    11/11

    G. Risiko Penatalaksanaan

    Anti histamin : Antihistamin generasi-1 bersifat lipofilik, sehingga dapat menembus sawar

    darah otak (mempunyai efek pada SSP) dan plasenta serta mempunyai efek kolinergik.efek

    kardiotoksik.

    HCL efedrin takikardi, ansietas, ketegangan, insomnia, tremor, aritmia, mulut

    kering, rasa dingin di ekstremitas pemberian jangka panjang dihindari (sebatas

    bila ada keluhan hidung tersumbat)

    H. Prognosis

    1. Ad Vitam : bonam

    Pada pasien ini, perjalanan alamiah penyakit ini ada harapan untuk tetap hidup. Hal

    ini dikarenakan penyakit ini tidak mengancam kehidupan bila mendapatkan terapi

    yang adekuat.

    2. Ad Fungtionam : Bonam

    Pada pasien ini walaupun saat ini terdapat gangguan di hidung terasa berupa hidung

    meler, tersumbat, dan gatal namun fungsi penghidu masih baik. Ini di karenakan

    adanya proses imunologi dan pembentukan histamin. Namun bila di lakukan

    pengobatan yang adekuat maka fungsi hidung akan kembali normal.

    3. Ad Sanantionam : dubia ad Bonam

    Setelah dilakukan pengobatan secara medikamentosa maupun operasi, maka pasien

    memiliki harapan untuk menjadi sembuh kembali asalkan tidak terpapar dengan

    alergen, tetapi kadang-kadang pasien tidak mengetahui bentuk alergen, sehingga

    mudah untuk terjadi kekambuhan.