ringkasan perjanjian baru (buku williy marxen)

27
Injil Matius Penulis kitab ini ialah Matius. Waktu penulisan Antara tahun 80-an di abad pertama. Alamat Pengarang dapat dikatakan bahwa kita ini berasal di Pela yang terdapat di daerah sebelah timur Yordan tempat Komunitas Kristen Yahudi di Yesrusalem. Tempat Penulisan Kemungkinan di Antiokhia. Injil Matius ditulis untuk ditujukan kepada komunitas Kristen Yahudi. Tujuannya untuk menunjukkan kepada mereka bahwa Yesuslah Mesias yang dinubuatkan oleh Perjanjian Lama. Itu sebabnya, kita menemukan beberapa peristiwa di sekitar kelahiran dan kehidupan Yesus bahkan sampai kematian-Nya dikomentari oleh penulis sebagai penggenapan Perjanjian Lama. Pokok-pokok penting Injil Matius menjadi penghubung yang sangat penting antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Matius memulai dengan menelusuri silsilah Yesus melalui Yusuf; kelahiran Yesus oleh perawan Maria, pembaptisan Yesusoleh Yohanes Pembaptis, dan percobaan atas Yesus oleh Iblis di padang gurun. Yesus berbicara lebih banyak di dalam Matius daripada di kitab Injil lain. Khotbah pengajaran-Nya di bukit di pasal 5-7; pengutusan ke-12 rasul (pasal 10); perumpamaan tentang Kerajaan Sorga (13); persekutuan dalam Kerajaan Sorga (18) dan khotbah tentang akhir zaman yang akan datang (pasal 24-25). Penghiatan, pengadilan, penyaliban, penguburan dan kebangkitan-Nya, semua hal tersebut terjadi pada mingu-minggu terakhir dalam kehidupan Yesus. Matius mengakhiri dengan panggilan Agung bagi semua orang percaya. Yesus datang untuk menyelematkan orang Yahudi maupun non Yahudi, Hanya ada satu Allah yang benar dengan bentuk 3 pribadi, yaitu Trinitas : Allah Bapa, Anak dan Allah Roh Kudus, Standar Allah itu tinggi, tetapi contoh yang Ia berikan bagi kita adalah sempurna, yaitu Kristus, Kristus itu cukup bagi apa pun keperluan kita, Jalan Allah tinggi tak terbatas, jauh lebih tinggi dari jalan dunia, Yesus dengan rela menyerahkan nyawa-Nya untuk menebus dunia yang berdosa dengan pengorbanan-Nya yang sempurna dan berkenan kepada Allah.

Upload: onchy

Post on 07-Jul-2015

382 views

Category:

Presentations & Public Speaking


4 download

DESCRIPTION

Ringkasan Perjanjian Baru (Buku Williy Marxen)

TRANSCRIPT

Page 1: Ringkasan Perjanjian Baru (Buku Williy Marxen)

Injil Matius

Penulis kitab ini ialah Matius. Waktu penulisan Antara tahun 80-an di abad

pertama. Alamat Pengarang dapat dikatakan bahwa kita ini berasal di Pela yang

terdapat di daerah sebelah timur Yordan tempat Komunitas Kristen Yahudi di

Yesrusalem. Tempat Penulisan Kemungkinan di Antiokhia. Injil Matius ditulis untuk

ditujukan kepada komunitas Kristen Yahudi. Tujuannya untuk menunjukkan kepada

mereka bahwa Yesuslah Mesias yang dinubuatkan oleh Perjanjian Lama. Itu

sebabnya, kita menemukan beberapa peristiwa di sekitar kelahiran dan kehidupan

Yesus bahkan sampai kematian-Nya dikomentari oleh penulis sebagai penggenapan

Perjanjian Lama.

Pokok-pokok penting Injil Matius menjadi penghubung yang sangat penting

antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Matius memulai dengan menelusuri

silsilah Yesus melalui Yusuf; kelahiran Yesus oleh perawan Maria, pembaptisan

Yesusoleh Yohanes Pembaptis, dan percobaan atas Yesus oleh Iblis di padang gurun.

Yesus berbicara lebih banyak di dalam Matius daripada di kitab Injil lain. Khotbah

pengajaran-Nya di bukit di pasal 5-7; pengutusan ke-12 rasul (pasal 10);

perumpamaan tentang Kerajaan Sorga (13); persekutuan dalam Kerajaan Sorga (18)

dan khotbah tentang akhir zaman yang akan datang (pasal 24-25). Penghiatan,

pengadilan, penyaliban, penguburan dan kebangkitan-Nya, semua hal tersebut terjadi

pada mingu-minggu terakhir dalam kehidupan Yesus. Matius mengakhiri dengan

panggilan Agung bagi semua orang percaya. Yesus datang untuk menyelematkan

orang Yahudi maupun non Yahudi, Hanya ada satu Allah yang benar dengan bentuk

3 pribadi, yaitu Trinitas : Allah Bapa, Anak dan Allah Roh Kudus, Standar Allah itu

tinggi, tetapi contoh yang Ia berikan bagi kita adalah sempurna, yaitu Kristus, Kristus

itu cukup bagi apa pun keperluan kita, Jalan Allah tinggi tak terbatas, jauh lebih

tinggi dari jalan dunia, Yesus dengan rela menyerahkan nyawa-Nya untuk menebus

dunia yang berdosa dengan pengorbanan-Nya yang sempurna dan berkenan kepada

Allah.

Page 2: Ringkasan Perjanjian Baru (Buku Williy Marxen)

Injil Markus

Penulis kitab ini yaitu Markus. Waktu penulisan sebelum kehancuran

Yerusalem (70 M.) jaidi tulis antara tahun 67 dan 69 Masehi. Sehingga yang

dimaksud dengan pengarang karya ini, adalah orang yang dari masa kemasa menjadi

pendamping paulus, Tempat penulisan Roma (kemungkinan ketika Petrus dan

Markus berada dalam penjara) Ditujukan kepada, secara umum kepada semua orang

non Yahudi, tetapi terutama kepada orang Roma. Tujuan utama penulisan Injil

Markus adalah untuk menyatakan Yesus sebagai Anak Manusia, Anak Allah, dan

Juruselamat setiap orang yang percaya dan bertobat.

Dan yang menjadi pokok penting ialah Injil Markus menberikan gambaran

yang hidup atas Yesus dengan pengajaran, penyembuhan, dan pelayanan-Nya

terhadap kebutuhan orang-orang. Yesus merupakan contoh yang sempurna dan

korban yang sempurna bagi manusia disepanjang masa. Pelayanan-Nya kepada

umum termasuk ketika Ia memperlihatkan kekuasaan ilahi-Nya atas penyakit, alam,

setan-setan dan bahkan maut. Mujizat mujizat ini juga menunjukkan belas kasihan

Yesus terhadap dunia yang sedang terluka. Namun, perlawanan dan kebencian

terhadap Yesus bertumbuh dari pihak Imam Besar, orang-orang Farisi, dan Saduki.

Pada akhirnya, Yesus bersedia membiarkan terjadinya penangkapan dan penyaliban

atas diri-Nya. Akan tetapi kebangkitan-Nya memeteraikan kemenangan puncak bagi

semua yang percaya kepada-Nya untuk menyelamatkan mereka. Yesus peduli

terhadap seluruh aspek hidup kita, Tindakan Yesus sesuai dengan perkataanNya,

maka kita pun harus berbuat demikian jika kita ingin menjadi seorang saksi yang baik

bagi-Nya, Kematian Yesus Di atas Kayu Salib membayar harga setiap dosa kita

hanya bila kita berpaling kepada-Nya dengan hati yang bertobat dan

mempercayaiNya sebagai Juruselamat, Tidak ada sebuah pribadi pun yang terlalu

rendah dan berada di luar jangkauan tangan kasih Allh.

Page 3: Ringkasan Perjanjian Baru (Buku Williy Marxen)

Injil Lukas

Acuan yang paling tua ditemukan dalam Irenaeus yang mengatakan bahwa

Lukas pendapaing paulus menuliskan injil yang diberikan paulus itu dalam sebuah

buku jadi penulis Yaitu Lukas, waktu penulisannya mungkin dalam generasi kristen

ketiga sekitar tahun 90 M. Tempat penulisan kemungkinan di Kaiserean atau di

Roma. Yang ditujukan secata spesifik kepada Teofilus, secara khusus kepada orang

orang Yunani; dan secara umum kepada semua orang non Yahudi.

Dan yang menjadi pokok pentingnya ialah Lukas disebut sebagai “Kitab

paling indah yang pernah ditulis”. Ia menulis dengan bercerita kepada kita tentang

orang tua Yesus; kelahiran saudara sepupu-Nya, Yohanes Pembaptis; perjalanan

Maria dan Yusuf ke Bethlehem dan silsilah Yesus dari Yusuf. Pelayanan Yesus

kepada umum mengungkapkan belas kasihan dan pengampunanNya yang sempurna

melalui kisah orang Samaria yang baik hati (Pasal 10); anak yang hilang (pasal 15);

orang kaya dan Lazarus (pasal 16), Ketika orang banyak percaya atas kasih Yesus

yang tanpa prasangka, yang melampaui semua batas batas manusia, banyak pula yang

menentang dan melawan pernyataan-Nya. Para pengikut Yesus di dorong untuk

menghitung harga pemuridan mereka, ketika musuh musuh-Nya berusaha

membunuh-Nya di atas kayu salib. Akhirnya, Yesus pun dikhianati, diadili, dijatuhi

hukuman mati, dan disalibkan. Akan tetapi, kubur tidak dapat menahan-Nya!

Kebangkitan-Nya menjamin kelanjutan pelayanan-Nya untuk mencari dan

menyelamatkan yang hilang (19:10). Setelah kemunculan-Nya pada sejumlah

kesempatan kepada murid-murid-Nya, Roh Kudus pun dijanjikan dan Kristus naik

kepada Bapa. Begitu juga dengan. Yesus mengerti kelemahan, godaan dan percobaan

atas diri kita, Yesus datang untuk menyelamatkan baik orang Yahudi maupun non

Yahudi, Yesus menyelamatkan orang-orang yang terbuang …. dan yang diterima

masyarakat, Yesus datang untuk menyelamatkan baik yang miskin dan kaya Yesus

datang untuk menyelamatkan baik orang dewasa maupun kanak-kanak, Yesus datang

untuk menyelamatkan baik pria maupun wanita,Yesus datang untuk menyelamatkan

orang baik.

Page 4: Ringkasan Perjanjian Baru (Buku Williy Marxen)

Injil Yohanes

Tradisi gereja belakangan yang menyebut bahwa Yohanes anak Zebedeus

sebagai pengarangnya. Karya ini kemungkinan ditulis di Timur (daerah Siria), dan

waktu penulisan menjelang akhir abad pertengahan. Ditujukan kepada semua orang

non Yahudi dan orang Kristen.

Dan pokok-pokok pentingnya ialah Jika Lukas mengambarkan Yesus sebagai

“anak manusia”, Yohanes mempresentasikanNya dengan keilahianNya sebagai

“Anak Allah”. Hubungan Yesus dengan Bapa ditekankan ketika Ia mengajar,

menyembuhkan orang sakit, berdoa, dan melayani. Mujizat yang ditulis dalam

Yohane termasuk mengubah air menjadi anggur (2:1-11), memberi makan 5000

orang (6:1-14), berjalan di atas air (6:16-21), membangkitkan Lazarus (11:1-46).

Meskipun demikian, sebagai tambahan akan keberadaanNya sebagai Allah, segi

kemanusiaan Yesus juga ditunjukkan saat Ia lelah, lapar, haus, dan sedih yang

mendalam. Yesus menyebut diri-Nya dengan “Aku inilah ….” sebanyak 7 kali yang

dengan jelas menunjukkan pernyataanNya akan keilahianNya dan jalan kepada

keselamatan. Setelah kematian dan kebangkitanNya, kemunculan Tuhan sebelum

kenaikanNya ke sorga diceritakan dengan sangat terperinci.

Page 5: Ringkasan Perjanjian Baru (Buku Williy Marxen)

Kisah Para Rasul

Kitab Kisah Para Rasul merupakan lanjutan dari Injil Lukas yang ditulis oleh

seorang kafir yang dikenal sebagai tabib Lukas yang kekasih (Kolose 4:14).

Tulisannya ini ditujukan kepada Teofilus, yang juga adalah orang kafir.

Kitab ini mencatat pekerjaan-pekerjaan Roh Kudus yang Ia laksanakan melalui

beberapa dari para rasul dan orang-orang percaya yang lain dalam membangun

GerejaNya di wilayah Kerajaan Romawi sejak dari peristiwa Kenaikan Kristus

sampai kepada pemenjaraan Paulus di Roma. Penulis Lukas, Tempat Penulisan :

Kemungkinan di Efesus. Mulanya ditujukan kepada : Teofilus dan orang Kristen non

Yahudi lainnya.

Kitab ini memuat kisah pelayanan Kristus melalui hidup para murid-Nya. Roh

kudus yang turun pada hari pentakosta memberi kuasa dan keberanian untuk

menolong orang-orang Kristen dalam bersaksi ke seluruh dunia tentang Juruselamat

yang telah bangkit. Kitab ini mengambarkan kepemimpinan Petrus atas Gereja

Yahudi; kematian Stefanus (pasal 7); aniaya yang hebat melawan Kekristenan di

bawah pimpinan Saulus (pasal 8); dan pertobatan Saulus (Paulus) diperjalanan

menuju Damaskus (pasal 9). Paulus memimpin 3 perjalanan penginjilan yang luas

untuk mengajar dan mengabarkan Injil. Kitab ini berakhir dengan perjalanan Paulus

ke Roma , dimana ia dipenjarakan. Namun, Kekristenan telah tersebar luas seperti

api, dari Yerusalem ke seluruh Kekaisaran Romawi. Sekarang tidak ada apa pun yang

dapat menghentikan Kabar Baik itu!

Allah tidak akan meminta kita untuk melakukan sesuatu tanpa memberikan

kita kemampuan melakukan sesuatu tanpa memberikan kita kemampuan untuk

melakukannya dengan baik. Pertumbuhan gereja akan terus berlangsung dan

mempunyai arti penting dengan pimpinan Roh Kudus. Mustahil untuk mempunyai

kehidupan Kristen yang berhasil di luar Roh Kudus. Orang-orang Kristen yang taat

akan pimpinan Allah akan mempunyai kesempatan yang luar biasa untuk bercerita

tentang Yesus.

Page 6: Ringkasan Perjanjian Baru (Buku Williy Marxen)

Surat Paulus kepada Jemaat di Roma

Rasul Paulus belum pernah mengunjungi jemaat di Roma ketika ia menulis

suratini. Surat ini ditulisnya dari Korintus dalam perjalanan pengabaran Injil yang

ketiga. Surat ini banyak mengungkap mengenai pokok-pokok penting menyangkut

kehidupan Kristen: Mulanya ditujukan kepada : Orang-orang Kristen di Roma, baik

Yahudi maupun non Yahudi (dengan jumlah penduduk lebih dari satu juta orang,

Roma merupakan pusat dari salah satu kerajaan terbesar yang pernah dikenal oleh

dunia). Yang waktu penulisannya antara tahun 56 dan 58 Masehi.

Kitab Roma, yang merupakan kitab terpanjang dari 13 surat dalam perjanjian

Baru yang ditulis oleh Paulus merupakan sebuah diskusi thelogi yang teliti tentang

keselamatan dan doktrin tentang pembenaran hanya oleh iman saja. Secara sistematis

Paulus mencerminkan rasa syukurnya atas keselamatan dari Allah memalui

kemurahanNya ketika Ia menbedakan secara menyolok antara hukum dan kasih

karunia, dan ketetapan hati untuk membuat Kristus dikenal oleh siapapun dimana-

mana. Urusan antara Allah dan bangsa Israel dan maksudNya atas orang orang

Yahudi disebutkan dengan terperinci. Kebenaran di laur perbuatan digambarkan lebih

jauh melalui contoh kehidupan Abraham (pasal 4). Akhirnya penerapan praktis

tentang tugas-tugas orang kristen dan etika juga diberikan.

Page 7: Ringkasan Perjanjian Baru (Buku Williy Marxen)

Surat Paulus yang Pertama kepada Jemaat di Korintus

Penulis kitab ini ialah Rasul Paulus yang ditulis dari Efesus pada perjalanan

penginjilan ketiga. Yang waktu penulisannya antara tahun 55 dan 57 Masehi, yang

ditujukan kepada gereja yang ada di Efesus.

Keluarga Kloe melaporkan kepada Paulus adanya perselisihan dalam gereja di

Korintus. Gereja itu kemudian mengirim 3 orang utusan kepada Paulus bersama

sebuah surat mencari hikmat tentang beberapa hal serta pertanyaan-pertanyaan yang

ada di dalam gereja. Secara sistematis surat dari Paulus kepada jemaat di Korintus

menjawab beberapa pokok persoalan , seperti perpecahan dalam jemaat, kebobrokan

moral, perkara hukum, tantangan atas kerasulan Paulus, persembahan daging kepada

berhala, pernikahan, perceraian, dan perjamuan kudus. Pengajaran juga diberikan

mengenai karunia roh (pasal 12), kasih dalam Kristen (pasal 13), dan kebangkitan

(pasal 15). Sebagai tambahan atas nasihat nasihat paulus tentang kedisiplinan, ia juga

memberi saran praktis kepada jemaat pada saat memberi pernyataan bahwa Injil

adalah kuasa dan hikmat Allah.

Pokok-pokok penting dalam kitab I Korintus ini ialah Hanya Kristus saja yang

dapat menyucikan dosa kita dan memberi hak untuk berdiri benar dihadapan Allah.

Hanya orang Kristen yang dapat memberi kasih yang sejati. Kasih yang sejati adalah

sebuah keputusan, tindakan, dan sebuah komitmen. Allah tidak akan pernah

membiarkan kita dicobai melebihi kekuatan kita untuk menanggungnya. Saudara

laki-laki dan perempuan dalam Kristus bersama-sama dalam sebuah kesatuan yang

tidak ada di dalam dunia. Orang-orang Kristen dewasa kadang-kadang perlu untuk

membatasi kebebasan pribadi mereka bagi kepentingan mereka yang lebih lemah.

Orang-orang beriman menerima karunia-karunia untuk memuliakan Allah dan

membangun tuuh Kristus dalam kasih. Yesus Kristus menaruh perhatian dalam

semua aspek hidup kita dan merupakan jawaban bagi semua masalah kita.

Page 8: Ringkasan Perjanjian Baru (Buku Williy Marxen)

Surat Paulus yang Kedua kepada Jemaat di Korintus

Penulis kitab in ialah Rasu Paulus setelah kunjungannya ke Korintus yang

ditulus tahun 55 dan 57 Masehi, beberapa bulan setelah I Korintus. Yang tempat

penulisannya di Makedonia, yang tujuannya untuk jemaat-jemaat yang ada di

Korintus.

Pokok penting dalam kitab ini ialah Surat yang sangat pribadi dari Paulus ini

mengungkapkan emosi, ambisi dan kasihnya yang sepenuh hati kepada jemaat.

Paulus menjelaskan secara rinci kariernya dan beberapa percobaan yang telah dengan

sabar dihadapinya dengan melayani Kristus, terutama duri dalam daging untuk

membuatnya tetap rendah hati. Ia kemudian menceritakan kebutuhan untuk

mengumpulkan persembuhan uang bagi jemaat di Mekadonia. Ia menekankan

sukacita akan pemberian yang murah hati. Akhirnya, Paulus mempertahankan

keabsahan pelayanan kerasulan dan panggilannya dari Allah.

Kitab II Korintus ini yangkiota kenal sekarang ini merupakan suatu yang utuh.

Pertama-tama diarahkan kepada hubungan pikiran antara pasal 1-9 dan 10-13, tetapi

tidak ada penjelasan benar memuaskan tentang bagaimana Paulus menulis pasal 10-

13 dalam surat yang sama setelah pasa 1-9.

Sehingga kita dapat membedakan mana unsur-unsur surat perujukan,

apologia, serangan keras, dua surat mengenai pengumpulan dana dan ajuran

apokaliptis (kemungkinan tidak berasa dari Paulus). Kunjungan Paulus yang pasti

amat singkat ke Korintus sehingga Paulus jelastidak mampu menangani situasi yang

ia temukan disana.

Page 9: Ringkasan Perjanjian Baru (Buku Williy Marxen)

Surat Paulus kepada Jemaat di Galatia

Diberitahu bahwa sewaktu menulis surat ini rasu Paulus mungkin sudah dua

kali ke Galatia, namun Konteksnya menunjukan bahwa kata itu dimaksudkan untuk

mengacu kepada suatu kunjungan yang bukan terakhir kalinya. Karena itu kunjungan

terakhir Paulus ke Galatia tak mungkin sudah lama berselang, kunjungan di Galilea

dengan bantuan dua perikop Kisah Para Rasul. Dan kitab ini ditulis pada Antara

tahun 49 dan 55 Masehi oleh Rasul Paulus, yang kemungkinan tempat penulisannya

di Antiokia atau Efesus. Tujuan atau maksud Paulus yang terutama adalah untuk

menghindarkan orang-orang Galatia agar tidak memeluk Kekristenan yang palsu.

Surat Galatia ini adalah tulisan yang amat penuh dengan perasaan, nama

pengirimnya jelas dan singkat: Paulus. Kemudian ia menandaskan bahwa ia adalah

seorang rasul bukan karena manusia.

Paulus mengunakan surat ini untuk mengigatkan orang-orang Kristen bahwa

mereka adalah ahli waris Allah sebagai anak-anak-Nya. Warisan ini tidak didapat

oleh perbuatan, tetapi hanya oleh iman dalam Yesus Kristus. Paulus, yang juga orang

Yahudimembuktikan pengajaran yang salah yang mengatakan bahwa orang Kristen

non Yahudi harus masuk kedalam “Yudaisme” dan mengikuti dengan ketat setiap

hukum Musa. Paulus meringkas Injil lalu menerangkan bagaimana Abraham

diselamatkan oleh iman sekitar 400 tahun sebelum hukum Taurat dinyatakan melalui

Musa. Setelah mempertahankan kelayakannnya sebagai seorang Rasul, Paulus

menutup dengan berbicara mengenai berjalan dalam Roh dan buah Roh.

Page 10: Ringkasan Perjanjian Baru (Buku Williy Marxen)

Surat Paulus kepada Jemaat di Efesus

Tujuan risalat ini ialah memberikan petunjuk mengenai Una Sancta.

Pembukaannya disusun dengan Ucapan Syukur. Disini pengarang munggunakan

banyak sekali bahan yang ada pengarang menulis sebagai “Paulus” dan dengan

demikian menunjukan bahwa ia ingin berdiri dalam tradisi paulus.

Kitab ini ditulis oleh rasul Pulus antara tahun 60 dan 61 Masehi. Yang

tujuannya untuk orang-orang kristen di Efesus Dalam perjalanan pengabaran Injilnya

yang ketiga, Paulus tinggal di Efesus dan selama dua tahun berkhotbah dan mengajar

di sana (Kisah 19:1,8-10; 20:31).

Selama ia tinggal di sana banyak orang bertobat dan memutuskan untuk

meninggalkan penyembahan kepada Diana dan menjadi orang-orang Kristen yang

sejati:

Efesus tidak membahas masalah masalah atau situasi khusus dalam gereja.

Sebaliknya, Efesus ditulis untuk memberi dorongan kepada Tubuh Kristus agar

semakin dewasa di dalam-Nya. Paulus menunjukkan gambaran rencana dan tujuan

Allah sejak dunia diciptakan. Semua keistimewaan dan kesatuan Kristus berikan pada

orang percaya menyiapkan mereka setiap hari untuk peperangan rohani. Bimbingan

praktis diberikan untuk hubungan suami-istri (pasal 5); orang tua dan anak-anak, serta

majikan da hamba (pasal 6). PAulus membagikan bahwa bila seorang Kristen ingin

berhasil, ia harus mula mula menyadari kekayaan kedudukan di dalam Kristus, dan

kuasa didapatkan bila ia “memakai senjata Allah selengkapnya” (6:11)

Page 11: Ringkasan Perjanjian Baru (Buku Williy Marxen)

Surat Paulus kepada Jemaat di Filipi

Paulus mendirikan gereja di Filipi pada perjalanan penginjilan yang kedua.

Disini kita hanya menentukan gagasan-gagasannya, dan tak ada petunjuk tentang

fungsi mereka. Tetapi kita tak bole menyimpulkan fungsi tersebut dalam terang apa

yang berlangsung pada gagasan teks ini. Setelah itu muncul himbauan-himbauan dan

tingkah laku yang layak.

Paulus menjalin himbauan kasih yang rendah hati, kesatuan dan kesiapan

untuk untuk menderita, dengan nyayian kristus. Tetapi disampingitu ia pun berharap

bisa pergi sendiri kesana. Paulus menuntut bahwa apapuntingkat kesempurnaan yang

telah dicapai, hal itu harus terbuktu dalam gereja itu

Kita hanya dapat menduga-duga bagaimana hubungan waktu antara ketiga

surat Filipi tersebut, kitab iniditulis oleh rasul Paulus yang tempat penulisannya dari

penjara Roma, yang tujuannya untuk jemaat di Filipi.

Pokok penting dalam hal ini ialah Surat yang hangat dan penuh kasih sayang

dari Paulus ini memuji orang-orang Filipi atas iman dan dukungan mereka. Ia

menasehati mereka untuk memusatkan hidup mereka dalam Kristus dan merasa puas

dalam segala keadaan. Paulus hanya memiliki sedikit kesempatan untuk menjawab

masalah-masalah di dalam gereja, meskipun ada dua orang wanita yang sedang

bertengkar yaitu Euodia dan Sintikhe, dinasehati untuk menyelesaikan perbedaan

diantara mereka (pasal 4). Paulus menetapkan tujuan yang paling mulia di hadapan

mereka:intuk hidup dalam kesatuan ilahi dan kasih, menjadi kuat di dalam doa, dan

dengan penuh sukacita mengikuti teladan Juruselamat mereka, yaitu Yesus Kristus.

Page 12: Ringkasan Perjanjian Baru (Buku Williy Marxen)

Surat Paulus kepada Jemaat di Kolose

Singkat saja yang menyebut Paulus sebagai pengirimnya bersama-sama

dengan Timotius, Ini memberikan kesan mengenai adanya suatu persekutuan yang

harmonis, tetapi sudah tentu hal yang harmonis yang tidak menghilangkan kenyataan

bahwa didalam atau sekitarnya.

Dan Paulus juga melihat keadaan gereja di Kolose pada waktu itu, sehingga

kedudukannya diungkapkan dalam memperkuat wewenang Epafras yang

dibelakangnya

Kitab ini di tulis sekitar tahun 60-61 Masehi, oleh rasul Paulus yang tempat

penulisan dari penjara di Romawi, yang tujuannya untuk jemaat di Kolose. Gereja di

Kolose juga diperhadapkan dengan beberapa orang percaya dari kalangan Yahudi

yang masih percaya bahwa orang-orang Kristen dituntut agar tetap mentaati hukum-

hukum Musa dan juga adanya orang-orang lain yang mempraktekkan penyembahan

kepada malaikat-malaikat. Karena itu Paulus mengemukakan tentang kecukupan

Kristus yang dapat memenuhi segala sesuatu.

Jika mereka mengikuti teladan Kristus, peraturan-peraturan untuk hidup suci

ini memberi mereka kebebasan dari peraturan-peraturan manusia.

Page 13: Ringkasan Perjanjian Baru (Buku Williy Marxen)

Surat Paulus yang Pertama kepada Jemaat di Tesalonika

Surat Paulus yang belakangan pembukaan surat ini relatif singkat Silvanuis

dan Timotius disebutkan bersama-sama dengan Paulus dalam mengirimkan surat itu.

Penerimanya ialah jemaat di Tesalonika, Ibu kota Makedonia sebuah Provinsi

Romawi. Alasan tujuan penulisan kitab ini ialah secara khusu alasan tadi tidak

menjelaskan mengapa bagian pertama begitu panjang lebar isinyaatau mengapa

Paulus menerangkan dengan amat terinci masalah-masalah yang begitu dikenal oleh

gereja. Ketika Paulus tiba di Tesalonika ia datang dari suatu penganiayaan, karena itu

tinjauan terrinci tentang masa lalu bukan Cuma sekedar kenagan historis.

Paulus juga mengutarakan sesuatu yang dikenal, namun tidak mencolok jelas.

Surat I Tesalonika ini merupakan surat penggembalaan kepada gereja di Tesalonika

yang dialamatkan untuk menaggapi keadaan sesungguhnya yang dijumpai gereja.

Kita ini ditulis oleh rasul Paulus pada tahun 50-51 Masehi yang tempat penulisannya

di Korintus yang tujuannya kepada jemaat di Tesalonika.

Allah mengharapkan orang beriman untuk menjadi teladan bagi mereka yang

belum percaya. Poko penting dalam kitab ini ialah Allah mengharapkan orang

beriman untuk menjadi teladan bagi mereka yang belum percaya. Aniaya bukanlah

alasan untuk meninggalkan Allah. Kemenangan puncak kita ada di dalam Kristus.

Kedatangan Kristus yang kedua kalinya pasti terjadi. Orang Kristen wajib berdoa

bagi gereja serta pemimpin-pemimpin mereka. Hidup dalam kesucian adalah

kehendak Allah bagi setiap orang percaya.

Page 14: Ringkasan Perjanjian Baru (Buku Williy Marxen)

Surat Paulus yang Kedua kepada Jemaat di Tesalonika

Kita tidak menemukan kesejajaran yang demikian sama pada surat-surat

Paulus, jemaat membicarakan sama positifnya sama seperti dalam I Tesalonika, tetapi

di Paulus memuji Jemaat Tesalonika dengan gereja-gereja lainnya dalam hal ini saja I

Tesalonika membuktikan dirinya sebagai surat yang pertama. Selain itu, ada unsur-

unsur dalam II Tesalonika Membuktikan dirinya sebagai Surat yang kemudian.

dalam periode setela Paulus, salah satu pengarang berupaya menghempang

penyimpangan Gnostik, ketika ajaran itu memasuki jemaat, ini berarti disini

digunakan pendekatan gaya Paulus tetapi semua itu disajikan bukanlah dan gaya khas

Paulus. Surat ini kemungkinan besar ditulis tak lama setelah tahun 70, yang tujuannya

kepada orang percaya di Tesalonika.

Dalam surat kepada jemaat Tesalonika ini, Paulus menekankan betapa

pentingnya orang-orang Kristen mengunakan waktunya dengan bijaksana. Mereka

menerima pujian atas pertumbuhan rohani mereka dan menerima janji penghakiman

atas penganiayaan mereka. Peristiwa yang akan terjadi pada hari Tuhan telah

diceritakan secara garis besar, termasuk kemurtadan besar yang akan terjadi. Paulus

menasehati jemaat Tesalonika untuk tetap setia dalam pelayanan kerena kedatangan

Kristus tidak diketahui. Namun, kepastian mutlak dari kedatangan-Nya telah

diketahui dan inilah inti pengajaran Paulus.

Page 15: Ringkasan Perjanjian Baru (Buku Williy Marxen)

Surat Paulus yang Pertama kepada Timotius

Paulus menulis surat 1 Timotius sesudah peristiwa-peristiwa yang tercantum

dalam pasal terakhir Kisah Para Rasul. Hukuman penjara yang pertama kali dialami

Paulus di Roma, rupanya berakhir dengan kebebasan. Paulus meninggalkan Roma

menuju ke arah barat ke Spanyol dan di sana melaksanakan pelayanan yang sudah

lama dicita-citakannya (bd. Rom 15:23-24,28). Berdasarkan data dalam Surat-Surat

Penggembalaan ini, Paulus kemudian kembali ke daerah Laut Aegea (khususnya

Kreta, Makedonia, dan Yunani) untuk pelayanan selanjutnya.

Sementara waktu ini (sekitar tahun 64-65 M), Paulus menugaskan Timotius

sebagai wakil rasuli untuk melayani di Efesus, dan Titus di Kreta. Dari Makedonia,

Paulus menulis surat yang pertama kepada Timotius, dan beberapa waktu kemudian

dia menulis kepada Titus. Setelah itu, Paulus kembali ditawan di Roma, ketika dia

menulis surat yang kedua kepada Timotius, tidak lama sebelum dia mati syahid pada

tahun 67/68 M (lihat 2Tim 4:6-8).

Kitab ini ditulis oleh rasul Paulus sekitar tahun 65 M, yang tempat penulisan

kemungkinan di penjara Romawi.

Tujuan dari kitab ini Timotius sendiri mengenai kehidupan pribadi dan

pelayanannya, mendorong Timotius untuk mempertahankan kemurnian Injil dan

standarnya yang kudus dari pencemaran oleh guru palsu; dan memberikan

pengarahan kepada Timotius mengenai berbagai urusan dan persoalan gereja di

Efesus.

Page 16: Ringkasan Perjanjian Baru (Buku Williy Marxen)

Surat Paulus yang Kedua kepada Timotius

Surat ini ditulis oleh rasul Paulus, yang waktu penulisannya sekita 66-67 M,

kitab ini di Tulis dalam penjara Romawi, dimana Kaisar Nero menghentikan

perkembangan kekristenan di Roma pada waktu itu. Tujuan dari kitab ini ialah

mengetahui bahwa Timotius pemalu serta menghadapi kesukaran, dan karena

menyadari akan kemungkinan penganiayaan berat dari luar gereja dan adanya guru-

guru palsu di dalam gereja, Paulus menasihatkan Timotius agar dia memelihara Injil,

memberitakan Firman Allah, menanggung kesukaran dan melaksanakan tugas-

tugasnya.

Bagaimanapun kondisi Paulus yang menyedihkan, perhatian utamanya adalah

Timotius dan pelayanannya karena ia yakin bahwa ketika kematiannya telah tiba,

Allah akan memberikan kepadanya sebuah rumah yang kekal, yang menanti di sorga.

Paulus memperingatkan Timotius untuk tidak pernah merasa malu akan Injil,

melainkan terus tabah dalam iman dan ketaatan. Kemudian ia memberikan petunjuk

bahwa pada hari hari akhir akan muncul suatu keadaan yang menghancurkan karena

manusia berpaling dari Allah, karena manusia memuliakan dosa, dan bahwa ia harus

menghindari mereka yang merugikan pelayanan terhadap Kristus. Firman Allah

dinyatakan sebagai kuasa dan inspirasi Allah untuk menyelesaikan dan

memperlengkapi orang beriman bagi pelayanan. Paulus mengakhiri dengan meminta

Timotius untuk segera datang menjenguknya segera.

Page 17: Ringkasan Perjanjian Baru (Buku Williy Marxen)

Surat Paulus kepada Titus

Surat ini disebut surat pengembalaan. Surat ini ditulis sekitar tahun 65-66 M,

oleh rasul Paulus, yang mulanya ditujukan kepada Titus. Dan tempat penulisnya

Tidak pasti (kemungkinan dari Yunani atau Makedonia).

Tujuan dari surat ini, terutama untuk menugaskan Titus, menata apa yang

ditinggalkan Paulus di Kreta, termasuk penetapan penatua (Tit 1:5); membantu

jemaat tumbuh dalam iman, pengetahuan akan kebenaran, dan kesalehan (Tit 1:1);

membungkam guru-guru palsu (Tit 1:11); dan datang kepada Paulus setelah ia diganti

oleh Artemas atau Tikhikus (Tit 3:12).

Pokok penting dalam surat ini, Permintaan Paulus dalam surat ini adalah

supaya Titus menunjuk penatua yang cakap dalam setiap kota untuk meminpin orang-

orang percaya di pulau Kreta. Desakan yang khusus ini diberikan kepada orang-orang

tua dan muda, pria dan wanita, untuk hidup benar karena mereka menantikan

kedatangan Yesus Kristus kembali. Orang-orang percaya didorong untuk melakukan

pekerjaan baik, tetapi diperingatkan untuk mengigat bahwa mereka dibenarkan oleh

karena kemurahan dan anugerah Allah. Paulus mengunakan surat ini untuk memberi

Titus kebijaksanaan rohani yang diperlukan untuk meminpin gereja dengan efektif.

Page 18: Ringkasan Perjanjian Baru (Buku Williy Marxen)

Surat Paulus kepada Filemon

Gagasan utama dari surat ini ialah kenyataan baru yang sudah masuk dalam

ke dalam seseorang yang berada didalam Kristus. Hal ini sudah tentu akn melahirkan

akibat-akibat dalam hubungan antara tuan dan hamba, namun demikian keadaan

resmi seperti ini tidak ditumbangkan. Paulus menulis surat ini dari penjara , Paulus

barang kali kemudian menulis suratnya yang ketiga kepada jemaat di Filipi-dan yang

pasti juga surat korintus-setelah pembebasannya. Surat ini di tulis pada tahun 61 dan

62 Masehi, yang tujuannya Filemon, juga kepada Apfia dan Arkhipus (kemungkinan

adalah istri dan putera Filemon), dan juga kepada jemaat di Kolose yang bertemu di

rumah Filemon.

Pokok penting dalam surat paulus ini dia memohon dengan sangat supaya

Filemon, sebagai saudara dalam Kristus (ayat File 1:8-9,20-21) menerima Onesimus

kembali, bukan sebagai hamba tetapi sebagai saudara dalam Kristus (ayat File 1:15-

16). Paulus menyatakan bahwa Onesimus (yang artinya "berguna") yang dahulu

"tidak berguna", tetapi sekarang "berguna" bagi Paulus dan Filemon (ayat File 1:10-

12). Paulus ingin Onesimus dapat tinggal di Roma, tetapi sebaliknya mengirimnya

kembali kepada tuan yang memilikinya (ayat File 1:13-14). Paulus menawarkan diri

sebagai pengganti untuk hutang Onesimus dan mengingatkan Filemon tentang hutang

budinya kepada Paulus (ayat File 1:17-19). Surat ditutup dengan salam dari beberapa

teman sekerja di Roma (ayat File 1:23-24) dan pengucapan syukur (ayat File 1:25).

Page 19: Ringkasan Perjanjian Baru (Buku Williy Marxen)

Surat kepada Orang Ibrani

Ibrani bukanlah suatu terjemahan dari bahasa Ibrani, melaikan ditulis dalam

bahasa Yunani. Ibrani tentunya telah ditulis sebelum tahun 96 Masehi. Karena Surat 1

Clement mengutipnya, kendatipun tidak secara khusus mengacu kepadanya. Kendati

demikian kenyataan ini bukanlah alasan untuk mengusulkan tanggal sebelum tahun

70 M., karena pokok permasalahannya adalah soal teologis, bukan historis.

Penulis kitab ini tidak disebutkan begitu juga dengan tempat penulisan Tidak

diketahui pasti (kemungkinan Roma). Surat Ibrani terutama ditulis kepada orang-

orang Kristen Yahudi yang sedang mengalami penganiayaan dan keputusasaan.

Penulis berusaha untuk memperkuat iman mereka kepada Kristus dengan

menjelaskan secara teliti keunggulan dan ketegasan penyataan Allah dan penebusan

di dalam Yesus Kristus. Ia menunjukkan bahwa penyediaan penebusan di bawah

perjanjian yang lama sudah digenapi dan tidak terpakai lagi karena Yesus telah

datang dan menetapkan suatu perjanjian yang baru oleh kematian-Nya yang

mengerjakan perdamaian.

Pokok penting dalam kitab ini Surat Ibrani ini lebih mirip dengan suatu

khotbah daripada sebuah surat. Penulis menggambarkan karyanya ini sebagai "kata-

kata nasihat" Ibr 13:22. Keunggulan Yesus Kristus atas para nabi dan malaikat. 1:1-

2:18. Keunggulan Yesus Kristus atas Musa. 3:1-4:13. Yesus Kristus, Imam yang

lebih ungul. 4:14-7:28. Keunggulan perjanjian dan pengorbanan Yesus Kristus. 8:1-

10:18. Ketaatan melalui iman. 10:19-12:29. Petunjuk penutup. 13:1-25.

Page 20: Ringkasan Perjanjian Baru (Buku Williy Marxen)

Surat Yakobus

Faktor-faktor serupa harus dipertimbangkan dalam mencoba menetukan

masalah kepengarangan. Kemungkinan yang paling tepat hanyalah Yakobus anak

Zebedeus dan Yakobus saudara Yesus, tetapi yang menulis kitab ini oleh Yakobus

Saudara Yesus, karena Yakobus anak Zebedus disisikan karena mati syahid sekitar

tahun 44 M.

Kitab ini di tulis pada tahun 45 – 49 Masehi, yang tempat penulisannya di

Yerusalem. Yang tujuannya, untuk membangun semangat orang percaya Yahudi yang

sedang menderita berbagai pencobaan yang menguji iman mereka, memperbaiki

berbagai pengertian yang salah mengenai sifat iman yang menyelamatkan, dan

menasihatkan dan membina pembacanya mengenai hasil-hasil praktis iman mereka

dalam hidup yang benar dan perbuatan yang baik.

Hal penting dalam Surat ini; Pendahuluan. 1:1. Ujian dan percobaan. 1:2-18.

Karakteristik iman yang sejati. 1:19-2:26. Batu sandungan. 3:1-5:6. Iman yang

membawa kemenangan. 5:7-20.

Page 21: Ringkasan Perjanjian Baru (Buku Williy Marxen)

Surat Petrus yang Pertama

Surat pertama Petrus ini dikenal baik dan dibaca secara luas oleh jemaat mula-

mula, surat ini ditulis oleh rasul Petrus, sudah jelas bahwa waktu penulisanya

sebelum ia meningal yakni pada masa penganiayaan orang-orang kristen yang

dimulai oleh Kaisar Nero tahun 64 atau 65, yang tempat penulisanya di Roma (secara

simbolik mengacu kepada Babilon).

Tujuannya Petrus menulis surat pengharapan yang penuh dengan sukacita ini

untuk memberikan kepada orang percaya pandangan yang ilahi dan abadi bagi

kehidupan di bumi dan untuk memberikan bimbingan praktis kepada mereka yang

mulai mengalami penderitaan yang berat sebagai orang Kristen di dalam masyarakat

kafir. Petrus khawatir kalau-kalau orang percaya membangkitkan ketidaksenangan

pemerintah dan menasihatkan mereka untuk mengikuti teladan Yesus dalam

menderita dengan tidak bersalah, benar, dan luhur.

Poko pentinga dalam hal ini bahwa mereka mempunyai suatu panggilan yang

mulia dan warisan sorgawi di dalam Yesus Kristus (1Pet 1:2-5); bahwa iman dan

kasih mereka di dalam hidup ini akan diuji dan dimurnikan sehingga akan

mengakibatkan pujian, hormat, dan kemuliaan pada saat kedatangan Tuhan (1Pet 1:6-

9); bahwa keselamatan yang besar ini sudah dinubuatkan oleh nabi-nabi PL (1Pet

1:10-12); dan orang percaya harus hidup kudus, jelas berbeda dari dunia yang tidak

selamat di sekitar mereka (1Pet 1:13-21). Orang percaya, yang terpilih dan

dikuduskan (1Pet 1:2) merupakan bayi-bayi yang bertumbuh yang memerlukan susu

murni Firman Allah (1Pet 2:1-3), batu-batu hidup yang sedang dibangun menjadi

suatu rumah rohani (1Pet 2:4-10), dan orang asing yang mengembara melewati

negara asing (1Pet 2:11-12); mereka harus hidup dengan hormat dan rendah hati

dalam hubungan mereka dengan setiap orang selama perjalanan ini (1Pet 2:13--3:12).

Page 22: Ringkasan Perjanjian Baru (Buku Williy Marxen)

Surat Petrus yang Kedua

Kitab ini ditulis oleh rasul Paulus yang tahun penulisannya 66 dan 68 Masehi,

tempat penulisan di kemungkinan di Roma. Yang tujuannya untuk menasihati orang

percaya agar mereka dengan tekun mengejar kesalehan dan pengenalan yang benar

akan Kristus, dan untuk membeberkan dan menolak tindakan yang berakal busuk dari

para nabi dan guru palsu di kalangan gereja di Asia Kecil yang sedang meruntuhkan

kebenaran rasuli. Petrus meringkaskan maksudnya dalam 2Pet 3:17-18 ketika dia

menasihati orang percaya yang sejati, untuk waspada supaya mereka tidak "terseret

ke dalam kesesatan orang-orang yang tak mengenal hukum" (2Pet 3:17), dan

Surat ini berisi pernyataan yang paling kuat dalam Alkitab mengenai

pengilhaman, keterandalan, dan kekuasaan Kitab Suci (2Pet 1:19-21). Pasal dua dan

surat Yudas sangat mirip dalam pengecaman guru palsu. Mungkin Yudas, yang

kemudian menghadapi persoalan yang sama dengan guru-guru palsu, menggunakan

bagian-bagian dari ajaran Petrus yang diilhami untuk mengatakan hal yang sama.

Pasal tiga merupakan salah satu pasal PB yang agung tentang kedatangan Kristus

yang kedua. Petrus secara tidak langsung menunjuk kepada tulisan Paulus sebagai

Firman Allah dengan menyebutkannya dalam hubungan dengan "tulisan-tulisan yang

lain" (2Pet 3:15-16).

Page 23: Ringkasan Perjanjian Baru (Buku Williy Marxen)

Surat Yohanes yang Pertama

Penulis kitab ini ialah Yohanes, yang waktu penulisannya 85-95 Masehi.

Kemungkinan di Efesus tempat penulisannya.tujuan dari surat 1 Yohanes ini ialah

untuk membeberkan dan menyangkal doktrin dan etika yang salah dari para guru

palsu, dan untuk menasihati anak-anak rohaninya agar mengejar suatu kehidupan

persekutuan yang kudus dengan Allah dalam kebenaran, dalam sukacita penuh (1Yoh

1:4) dan kepastian (1Yoh 5:13) hidup kekal, melalui iman yang taat kepada Yesus

sebagai Putra Allah (1Yoh 4:15; 1Yoh 5:3-5,12), dan dengan kehadiran Roh Kudus

(1Yoh 2:20; 1Yoh 4:4,13). Beberapa orang percaya bahwa surat ini juga ditulis untuk

menemani Injil Yohanes.

Surat ini mendefinisikan kehidupan Kristen dengan memakai istilah yang

bertentangan dan dengan seakan-akan tidak memberikan peluang kompromi di antara

terang dan gelap, kebenaran dan kebohongan, kebenaran dan dosa, kasih dan

kebencian, mengasihi Allah dan mengasihi dunia, anak-anak Allah dan anak-anak

setan. Yang penting, surat ini merupakan satu-satunya kitab PB yang berbicara

mengenai Yesus sebagai pengantara (Yun. _parakletos_) kita dengan Bapa pada saat

kita sebagai orang yang sungguh percaya berbuat dosa (1Yoh 2:1-2; bd. Yoh 14:16-

17,26; Yoh 15:26; Yoh 16:7-8).

Berita yang disampaikan surat ini didasarkan hampir seluruhnya pada

kesaksian rasuli dan bukan pada penyataan PL dahulu; petunjuk kepada PL jelas tidak

ada. Karena surat ini menyampaikan Kristologi berhubungan dengan penyangkalan

suatu bentuk ajaran sesat tertentu, maka itu berfokus pada penjelamaan dan darah

(yaitu, salib) Yesus tanpa menyebutkan kebangkitan-Nya secara khusus. Gaya

penulisannya sederhana dan berulang sewaktu Yohanes membahas berbagai istilah

seperti "terang", "kebenaran", "percaya", "tetap tinggal", "mengenal", "mengasihi",

"kebenaran", "kesaksian", "lahir dari Allah", dan "hidup kekal".

Page 24: Ringkasan Perjanjian Baru (Buku Williy Marxen)

Surat Yohanes yang Kedua

Yohanes menulis 85-95 Masehi, dan tempat penulisan kemungkinan di

Efesus. Surat ini untuk mengingatkan "Ibu yang terpilih" itu tentang hal memberi

tumpangan, salam atau sokongan kepada pekerja keliling (guru, penginjil, dan nabi)

yang sudah menyimpang dari kebenaran rasuli dan menyebarkan ajaran palsu, agar

dia tidak ikut berperan dalam menyebarkan ajaran yang salah sehingga ikut bersalah.

Surat ini mengecam ajaran palsu yang sama dengan yang dikecam dalam surat 1

Yohanes.

Surat ini menggaris bawahi suatu peringatan yang juga terdapat dalam 1

Yohanes mengenai bahaya guru palsu yang menyangkal penjelmaan Yesus Kristus

dan menyimpang dari berita rasuli (ayat 2Yoh 1:7-8). Yohanes memuji "Ibu yang

terpilih" dan anak-anaknya yang "hidup dalam kebenaran" (ayat 2Yoh 1:4). Kasih

yang sejati terwujud dalam menaati perintah Kristus dan mengasihi sesama (ayat

2Yoh 1:6). Kasih Kristen harus membedakan di antara kebenaran dan kesalahan dan

tidak membuka pintu bagi guru palsu (ayat 2Yoh 1:7-9). Menerima guru palsu

dengan ramah berarti berpartisipasi dalam kesalahan mereka (ayat 2Yoh 1:10-11).

Surat ini singkat karena Yohanes merencanakan untuk berkunjung kepada ibu ini

untuk berbicara "berhadapan muka" (ayat 2Yoh 1:12).

Page 25: Ringkasan Perjanjian Baru (Buku Williy Marxen)

Surat Yohanes yang Ketiga

Surat ini kemungkinan besar ditulis dari Efesus pada bagian akhir tahun 80-an

atau awal 90-an, dan di tulis oleh Yohanes.

Tujuannya ialah Yohanes menulis surat ini untuk memuji Gayus atas

kesetiaannya menyediakan tumpangan dan bantuan bagi para pekerja keliling yang

dapat diandalkan, serta mengingatkan si pemberontak Diotrefes secara tidak langsung

dan mempersiapkan jalan untuk kunjungannya sendiri.

Hal penting dalam surat ini memberikan pengertian mengenai beberapa segi

sejarah gereja mula-mula menjelang akhir abad pertama. Terdapat beberapa

persamaan mencolok di antara 2 Yohanes dengan surat ini. Meskipun demikian,

kedua surat tersebut berbeda dalam satu aspek penting: 3 Yohanes menganjurkan

penyediaan tumpangan dan bantuan bagi pekerja keliling yang dapat dipercaya,

sedangkan 2 Yohanes mendorong agar tumpangan dan dukungan tidak disediakan

bagi pekerja yang tidak dapat dipercaya sehingga orang percaya tidak dituduh

mendukung perbuatan jahat.

Page 26: Ringkasan Perjanjian Baru (Buku Williy Marxen)

Surat Yudas

Surat ini ditulis oleh Yudas, hamba Yesus Kristus, saudara Yakobus, namun

tidak mungkin bahwa Yudas saudara Yesus itu benar-benar merupakan pengarang

naskah ini. Surat Yudas ini ditulis tahun 70-80 M. Penerima surat ini tidak disebutkan

secara khusus, tetapi mungkin sama dengan penerima surat 2 Petrus.

Tujuan dari surat Yudas ini untuk sangat mengingatkan orang percaya

mengenai ancaman serius dari para guru palsu dan pengaruh mereka yang merusak di

dalam gereja, dan untuk menantang orang percaya yang sejati dengan keras supaya

mereka bangkit dan "berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan

kepada orang-orang kudus" (ayat Yud 1:3).

Sehingga pokok penting dalam surat ini ialah Surat ini berisi celaan yang

paling blak-blakan dan bersemangat dari PB terhadap para guru palsu. Itu

menggarisbawahi betapa seriusnya ancaman ajaran palsu terhadap iman yang sejati

dan hidup yang kudus bagi segala angkatan. Surat ini menunjukkan kesenangan untuk

memberikan ilustrasi dengan memakai rangkaian tiga -- misalnya: tiga contoh

penghukuman dalam PL (ayat Yud 1:5-7), tiga ciri guru palsu (ayat Yud 1:8), dan

tiga contoh orang tidak kudus dalam PL (ayat Yud 1:11) Di bawah pengaruh penuh

dari Roh Kudus, Yudas dengan leluasa menunjuk kepada sumber-sumbernya.

Page 27: Ringkasan Perjanjian Baru (Buku Williy Marxen)

Wahyu kepada Yohanes

Pengarang memperkenalkan dirinya kepada para pembacanya dengan nama

Yohanes. Setelah Rasul Paulus dijatuhi hukuman, terjadilah penganiayaan yang

semakin dahsyat terhadap seluruh orang-orang Kristen di wilayah kerajaan Romawi.

Di tengah penganiayaan inilah Rasul Yohanes yang telah lanjut usinya itu dibuang ke

pulau Patmos (Wahyu 1:9), yang adalah sebuah pulau kecil yang berbatu-batu yang

panjangnya kira-kira sepuluh mil dan lebarnya enam mil dan terletak kira-kira 35 mil

di sebelah barat daya pantai Asia Kecil (Turki sekarang). Dalam pembuangan ini,

Yohanes menerima Wahyu dari Yesus Kristus (Wahyu 1:1) mengenai tujuh jemaat

yang disebutkan dalam kitab ini.

Kitab ini ditulis pada 90-96 M oleh Yohanes, di Pulau Patmos laut Aegea,

yang tujuannya untuk tujuh jemaat itu menyatakan bahwa suatu penyimpangan yang

parah dari standar kebenaran rasuli sedang terjadi di antara banyak jemaat di Asia.

Atas nama Kristus, Yohanes menulis kitab ini untuk menegur tindakan kompromi dan

dosa mereka, serta menghimbau mereka untuk bertobat dan berbalik kepada kasih

mereka yang mula-mula. Mengingat penganiayaan yang diakibatkan oleh karena

Domitianus memuja dirinya sendiri, kitab Wahyu telah dikirim kepada jemaat-jemaat

guna meneguhkan iman, ketetapan hati, dan kesetiaan mereka kepada Yesus Kristus,

serta untuk memberi semangat kepada mereka agar mereka menjadi pemenang dan

tinggal setia sampai mati sekalipun. Akhirnya, kitab ini telah ditulis untuk

memperlengkapi orang percaya sepanjang zaman dengan segi pandangan Allah

terhadap perang yang sengit melawan gabungan kekuatan Iblis dengan

menyingkapkan hasil sejarah yang akan datang. Kitab ini secara khusus menyingkap

tujuh tahun terakhir yang mendahului kedatangan Kristus kali kedua. Allah akan

menang dan membenarkan orang yang kudus dengan mencurahkan murka-Nya atas

kerajaan Iblis; ini akan diikuti oleh kedatangan Kristus kali kedua.