review - bengkayangkab.go.id...kabupaten bengkayang, tahun 2018 8 subsistem budidaya, pemasaran dan...
TRANSCRIPT
REVIEW
RENCANAPEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN PERBATASANAGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANG KABUPATEN
BENGKAYANG
KerjasamaBadan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten BengkayangDengan
Pascasarjana Universitas Tanjungpura
PASCASARJANAUNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK2018
I00rs01,86
8rou
rrelnq (nfBs) tuup6ey uarcde1
lsrBg rrsluBrrrlgx
EuedqEusg
Euuro 1
Euaro g uesoCI
@'1€ZgL{Buunuod y'o51u,fug ruur(qsg 'If 'AI urued'duoy60t0106t9l8029+
WtgLtuuunuo4' 1uuorsv51 efeg 1g
amdiftmfual su$sro rulleAI Feseg runD
I00I€0t86tL0s0z96t'd'IAI 1"r(BpIH '{ 'rO 'Jord
tEuefe4Eueg uapdtqpll yqilddvg
ftrefelEueguepdnqr; Eueqeg to8ul uupuruce;1
srusrqr6y u?sq?qJed uu€sepJedu€ssitrs;tr wunEuuqme4 errBcueg Are1lre1
uusrrus:Iqed nqem qEwl '9ue:grssq1p ftruf uurunl 'g
surdor4'c
uepdnqey'quryW quIqr6'u
uagayuerfe)l rsB{sf '?
rssssFr.rupv'gqoE3uy qqumf ?
psnEue6 m; op88uy'gIrBurgT xugdle;
rlBurnu lBurBIV JIeutg T :rugdlelraopey
luurBlv'e
FEqf uurun8re4 'puuEuologTuepqel 'c
dIN'gsrrrBN ?
su?$l?Iod rurl snle) 'zuu6or4
"4II [ .I
NVHVSf,9NTdNVHlrtV!{
TNPNf
REVIEW RPKP PERBATASAN AGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANGKABUPATEN BENGKAYANG, TAHUN 2018 1
1.1. LATAR BELAKANG
Indonesia sedang membangun dalam berbagai bidang dan berbagai
wilayah. Fokus prioritas pembangunan pada tingkat wilayah Desa merupakan
hal penting mengingat desa merupakan wilayah yang menyentuh langsung
kehidupan masyarakat. Pembangunan ini direncanakan secara
berkelanjutan untuk menciptakan kesejahtraan bagi rakyat Indonesia.
Kawasan perdesaan harus dipandang sebagai bagian yang tak terpisahkan
dengan kawasan perkotaan. Pemahaman yang menyeluruh dan tidak
dikotomis ini menjadi penting dan mendasar dalam penyusunan peraturan atau
aturan main yang berkaitan dengan perdesaan maupun perkotaan, agar terjadi
sinergi dan keseimbangan perlakuan wilayah, khususnya oleh pelaku
pembangunan. Dengan diberlakukannya Undang-undang nomor 6 tahun 2014
tentang Desa maka menjadi peluang bagi setiap desa untuk bisa mengembangkan
setiap potensi yang dimilikinya secara mandiri sesuai kebutuhan masing-masing
dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Pembangunan Kawasan Perdesaan adalah pembangunan antar desa yang
dilaksanakan dalam upaya mempercepat dan meningkatkan kualitas
pelayanan dan pemberdayaan masyarakat desa melalui pendekatan
partisipatif yang ditetapkan oleh Bupati/Walikota. Kawasan perdesaan yang
diusulkan bertujuan untuk mempercepat dan meningkatkan kualitas pelayanan,
pengembangan ekonomi, dan/atau pemberdayaan masyarakat desa melalui
pendekatan partisipatif dengan memprioritaskan pengembangan potensi dan/atau
pemecahan masalah kawasan perdesaan.
Pembangunan kawasan perdesaan di Indonesia akan semakin menantang
dimasa depan dengan kondisi perekonomian daerah yang semakin terbuka dan
kehidupan berpolitik yang lebih demokratis. Akan tetapi desa sampai kini belum
beranjak dari profil lama yakni terbelakang dan miskin. Meskipun banyak pihak
BAB IPENDAHULUAN
REVIEW RPKP PERBATASAN AGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANGKABUPATEN BENGKAYANG, TAHUN 2018 2
mengakui bahwa desa mempunyai peranan yang besar bagi kota, namun tetap saja
desa masih dipandang rendah dalam hal ekonomi ataupun yang lainnya. Padahal
telah diketahui bersama bahwa sebagian besar penduduk Indonesia berdiam di
daerah pedesaan dan berprofesi sebagai petani kecil (lahan terbatas atau sempit).
Oleh karena itu, sudah sewajarnya bila pembangunan pedesaan harus menjadi
prioritas utama dalam segenap rencana strategi dan kebijakan pembangunan di
Indonesia. Jika tidak, maka jurang pemisah antara kota dan desa akan semakin
tinggi terutama dalam hal perekonomian.
Kesenjangan antara kawasan perkotaan dan pedesaan serta kemiskinan di
pedesaan telah mendorong upaya-upaya pembangungan di kawasan pedesaan.
Meskipun demikian, pendekatan pengembangan kawasan pedesaan seringkali
dipisahkan dari kawasan perkotaan. Hal ini telah mengakibatkan terjadinya proses
urban bias yaitu pengembangan kawasan pedesaan yang pada awalnya ditujukan
untuk meningkatkan kawasan kesejahteraan masyarakat pedesaan malah berakibat
sebaliknya yaitu tersedotnya potensi pedesaan ke perkotaan baik dari sisi
sumberdaya manusia, alam, bahkan modal (Djakapermana, 2003:4)
Berdasarkan pengalaman tersebut sudah seharusnya pendekataan
pembangunan kawasan pedesaan mulai diarahkan secara integral dengan
mempertimbangkan kekhasan daerah baik dilihat dari sisi kondisi, potensi dan
prospek dari masing-masing daerah. Namun didalam penyusunan kebijakan
pembangunan pedesaan secara umum dapat dilihat dalam tiga kelompok yaitu:
1) Kebijakan secara tidak langsung diarahkan pada penciptaan kondisi yang
menjamin kelangsungan setiap upaya pembangunan pedesaan yang
mendukung kegiatan sosial ekonomi, seperti penyediaan sarana dan prasarana
pendukung (pasar, pendidikan, kesehatan, jalan, dan lain sebagainya),
penguatan kelembagaan, dan perlindungan terhadap aktivitas sosial ekonomi
masyarakat melalui undang- undang.
2) Kebijakan yang langsung diarahkan pada peningkatan kegiatan ekonomi
masyarakat pedesaan.
REVIEW RPKP PERBATASAN AGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANGKABUPATEN BENGKAYANG, TAHUN 2018 3
3) Kebijakan khusus menjangkau masyarakat melalui upaya khusus, seperti
penjaminan hukum melalui perundang-undangan dan penjaminan terhadap
keamanan dan kenyamanan masyarakat (Haeruman, 1997:11).
Kondisi riil di lapangan menggambarkan masyarakat perdesaan sebagai
suatu kelompok masyarakat yang sebagian besar bertumpu pada aktivitas berbasis
sumberdaya alam baik pertanian dalam arti luas maupun perikanan. Akan tetapi,
keunggulan komparatif (comparative advantage) masyarakat perdesaan tidak serta
merta mampu menempatkan perdesaan tumbuh dan sejajar dengan perkotaan.
Beberapa hal yang menyebabkan sulitnya perdesaan menyejajarkan posisinya
dengan perkotaan antara lain akibat kualitas sumberdaya manusia, dan kualitas
dan ketersediaan infrastruktur. Kualitas sumberdaya manusia di perdesaan
mengalami perkembangan yang sangat lamban. Terjadi kecenderungan adanya
urbanisasi masyarakat perdesaan yang tidak hanya dilakukan oleh sumberdaya
manusia berkualitas rendah, tetapi juga sumberdaya manusia berkualitas cukup
tinggi dari perdesaan yang terkuras menuju perkotaan. Hal ini terkait erat dengan
masalah infrastruktur perdesaan yang terbatas yang tidak memberikan ruang
gerak lebih bebas bagi sumberdaya manusia perdesaan berkualitas untuk
mengekspresikan kemampuannya. Keterbatasan alternative ruang gerak ini
menjadi salah satu daya dorong kuat bagi sumberdaya manusia berkualitas untuk
melakukan mobilitas menuju perkotaan. (Rustiadi dan Pranoto, 2007)
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang
Penataan Ruang menyebutkan bahwa Kawasan perdesaan adalah wilayah yang
mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam
dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan,
pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Penataan
ruang diklasifikasikan berdasarkan sistem, fungsi utama kawasan, wilayah
administratif, kegiatan kawasan, dan nilai strategis kawasan.. Oleh karena itu
dapat dikatakan bahwa membangun pertanian pada hakekatnya adalah
membangun perekonomian desa itu sendiri.
Sebagaimana diketahui bahwa kegiatan pertanian yang ada di desa
sangat beragam. Karakteristik kegiatan perekonomian pada suatu kawasan pada
REVIEW RPKP PERBATASAN AGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANGKABUPATEN BENGKAYANG, TAHUN 2018 4
dasarnya dapat dibedakan menjadi tiga sektor pertumbuhan (Soedrajat, 1997),
yaitu :
(1) sektor pertumbuhan primer, yakni sektor atau kgiatan ekonomi yang
menciptakan pertumbuhan pesat dan menciptakan kekuatan ekspansi ke berbagai
sektor lain dalam perekonomian ,
(2) sektor pertumbuhan suplementer, yakni sektor yang berkembang dengan
cepat sebagai akibat lagsung dari perkembangan di sektor pertumbuhan primer,
dan
(3) sektor pertumbuhan terkait, yakni sektor atau ekonomu yang berkembang
seirama dengan kenaikan pendapatan, penduduk dan produksi sektor industri.
Pembangunan perdesaan merupakan suatu langkah untuk meningkatkan
taraf hidup masyarakat di perdesaan dengan menumbuhkan partisipasi aktif dari
setiap individu di perdesaan dalam pembangunan dan menciptakan hubungan
yang selaras antara masyarakat perdesaan dan lingkungannya. Dengan menyadari
bahwa 82,31 % wilayah Indonesia adalah kawasan perdesaan (Potensi Desa,
2008) atau 75,410 desa dan sebagian besar penduduk miskin masih berada di
perdesaan (19,93 juta jiwa dari 31,02 juta jiwa pada Maret tahun 2010), upaya
pembangunan perdesaan merupakan sesuatu yang mutlak diperlukan.
Permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan perdesaan adalah:
(1) Belum optimalnya kebijakan dan program dari berbagai sektor yang
berpengaruh baik langsung maupun tidak langsung terhadap kehidupan
masyarakat perdesaan. Salah satunya menyangkut kebijakan penguatan
kapasitas, peran desa dan tata kelola kepemerintahan desa yang baik yang
merupakan salah satuprioritas pembangunan, yang hingga saat ini belum
berjalan secara optimal dan perlu ditingkatkan sehingga diperlukan
penyempurnaan dan penyiapan perangkat hukum yang mengatur desa;
penguatan kemampuan perangkat desa ataupun anggota Badan
Permusyawaratan Desa (BPD) yang pada umumnya masih memiliki
keterbatasan pendidikan, ataupun terkait dengan pelaksanaan fungsi dan
pemahaman tentang desa; serta penyediaan dukungan penganggaran untuk
desa;
REVIEW RPKP PERBATASAN AGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANGKABUPATEN BENGKAYANG, TAHUN 2018 5
(2) Kurang berkembangnya dan belum optimalnya mekanisme koordinasi antar
pemangku kepentingan (stackeholder) termasuk pemerintah pusat dengan
pemerintah daerah, antar pemerintah daerah (provinsi, kabupaten/kota, dan
desa),antar kementerian/lembaga (KL), dan pemerintah dengan
nonpemerintah dalam pembangunan perdesaan;
(3) Kurang optimalnya keberpihakan dari kepemimpinan lokal, keberdayaan,
peran serta, kapasitas dan kemandirian lembaga desa, masyarakat desa serta
pemerintah desa, yang antara lain, ditunjukkan dengan:
1. Belum optimalnya kapasitas aparat kabupaten/kota dan masyarakat dalam
pemanfaatan sumber daya lokal;
2. Kurangnya sumberdaya manusia berkualitas dalam pengembangan dan
pelaksanaan teknologi perdesaan serta penerapan inovasi teknologi
perdesaan untuk meningkatkan skala ekonomi masyarakat perdesaan
sehingga perlu suatu upaya pembangunan terpadu melalui peningkatan
peran serta masyarakat; dan
3. Masih rendahnya pelayanan, penguatan dan pemantauan terhadap
pengembangan perekonomian berbasis komunitas;
(4) Kurang optimalnya peran lembaga keuangan dan kredit mikro yang dapat
memperkuat perekonomian dan modal yang dilihat dari:
1. Belum optimalnya pengembangan ekonomi lokal di perdesaan yang
ditandai oleh masih kurangnya akses dan pemanfaatan lembaga keuangan
perdesaan seperti lembaga keuangan mikro dan kredit oleh masyarakat
desa dalam upaya peningkatan kapasitas pengelolaan usaha ekonomi
mikro di perdesaan;
2. Kurangnya akses terhadap sarana prasarana pendukung pemasaran
produksi dan distribusi barang dan jasa di perdesaan;
3. Belum optimalnya pengembangan diversifikasi produk lokal nonpertanian
sebagai penyangga mata pencaharian bagi masyarakat perdesaan;
4. Terbatasnya akses dan pemanfaatan terhadap prasarana dan sarana
ekonomi di perdesaan;
REVIEW RPKP PERBATASAN AGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANGKABUPATEN BENGKAYANG, TAHUN 2018 6
5. Belum optimalnya hubungan antar daerah untuk bekerjasama
menumbuhkan perekonomian masyarakat dalamproduksi, pemasaran dan
distribusi produk lokal;
6. Terbatasnya akses infrastruktur dan transportasi di wilayah tertinggal,
terpencil, dan perbatasan;
7. Belum optimalnya fungsi pasar desa karena kondisi fisik yang belum
memadai dan kurang optimalnya kelembagaan pengelolaan pasar desa; dan
8. Masih lemahnya tingkat investasi petani dalam meningkatkan nilai tambah
hasil pertanian;
(5) Masih rendahnya pelayanan sarana dan prasarana di desa dan kawasan
perdesaan yang ditandai oleh:
1. Masih kurangnya akses dan pelayanan sarana dan prasarana sumber daya
air bersih, air minum, dan permukiman yang layak dan sehat;
2. Belum optimalnya fungsi sarana dan prasarana sumber daya air dalam
memenuhi kebutuhan air irigasi dan air baku perdesaan serta pengendalian
daya rusak air;
3. Rendahnya akses dan pemanfaatan terhadap pelayanan transportasi
khususnya untuk masyarakat miskin dan masyarakat yang tinggal di
kawasan yang terpencil, terisolir, dan perbatasan termasuk sarana dan
prasarana transportasi antarpulau kecil;
4. Masih rendahnya sarana dan prasarana perdesaan untuk menunjang
kehidupan sosial ekonomi masyarakat perdesaan;
5. Masih belum memadainya fasilitas sistem ketenagalistrikan, jangkauan
penyiaran televisi radio, layanan pos dan telekomunikasi, serta transportasi
perdesaan mengingat keterbatasan kemampuan investasi terutama di
daerah tertinggal; dan
6. Sulitnya mencari ketersediaan energi primer non bahan bakar minyak
(bbm) yang ekonomis, mudah diperoleh, serta pembangkit yang mudah
dikelola; dan
(6) Masih terbatasnya akses masyarakat perdesaan terhadap lahan ditandai oleh:
REVIEW RPKP PERBATASAN AGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANGKABUPATEN BENGKAYANG, TAHUN 2018 7
1. Masyarakat perdesaan sebagian besar merupakan petani penggarap bukan
pemilik lahan sehingga pendapatan yang diterima dari usaha pertanian
lebih rendah dibandingkan pemilik lahan;
2. Masih rendahnya tingkat sertifikasi tanah yang berakibat pada terbatasnya
akses masyarakat perdesaan terhadap modal; dan
3. Masih tingginya konflik pertanahan akibat aturan hukum yang mengatur
pengelolaan pertanahan belum sepenuhnya memberikan jaminan kepastian
hukum.
Kecamatan Jagoi babang sebagai salah satu dari kecamatan di Kabupaten
Bengkayang, merupakan salah satu kecamatan yang mengembangkan konsep
agribisnis sebagai salah satu pendekatan dalam memacu pembangunan dan
pengembangan wilayahnya. Sebagai salah satu kecamatan dengan karakteristik
wilayah khusus yaitu wilayah perbatasan, kecamatan ini cukup berkembang pesat
menjadi salah satu kecamatan yang diperhitungkan di Kawasan Timur Indonesia
melalui isu perbatasannya.
Sama halnya dengan kawasan perbatasan umumnya di Indonesia,
pembangunan kawasan perbatasan di Kecamatan Jagoi Babang kabupaten
Bengkayang Propinsi Kalimantan Barat ini juga masih menghadapi permasalahan
mendasar berupa manajemen pengelolaan kawasan yang belum terintegrasi antar
sektor, antar daerah, antar pusat dan daerah, ataupun antarnegara. Kegiatan
pembangunan di kawasan perbatasan seringkali dihadapkan pada masalah
ketidakserasian kebijakan yang menyebabkan terhambatnya kegiatan
pembangunan, misalnya pembangunan ruas-ruas jalan strategis nasional di
Kalimantan yang sulit direalisasikan karena terbentur oleh status kawasan hutan
lindung, yang hingga saat ini belum ada solusi yang memuaskan mengenai
strategi pembangunan kawasan perbatasan di Kalimantan yang sebagian besar
wilayahnya berada di kawasan lindung
Dilihat dari potensi sumber daya alam dan wilayah, Jagoi Babang
memiliki potensi yang layak dikembangkan bidang pertanian dan perkebunan.
Pengembangan kawasan pedesaan berbasis agribisnis merupakan hal penting
karena nilai tambah dari semua rangkaian produksi pertanian tercipta pada
REVIEW RPKP PERBATASAN AGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANGKABUPATEN BENGKAYANG, TAHUN 2018 8
subsistem budidaya, pemasaran dan pengolahan atau agroindustri pedesaan dapat
menjadi fase transisi menuju tranformasi struktural pertanian keproduksi pertanian
sesungguhnya. Dalam pengembangan komoditi, wilayah harus didasarkan atas
keunggulan komparatif lokasi, dengan demikian produk-produk pertanian yang
mempunyai karaktristik khusus harus mempunyai orientasi pengembangan yang
lebih baik dan manajemen yang tepat untuk mencapai efisiensi yang maksimal
(Panggabean, 2008:2).
Sumber daya alam yang cukup besar di Desa Jagoi adalah tanah ladang,
kebun dan hutan. Hasil utama pertanian di Kecamatan Jagoi Babang adalah padi
dan hasil utama kebun adalah jagung, karet, kelapa sawit, dan sahang/lada. Untuk
perkebunan kelapa sawit, saat ini pengelolaannya ada yang dilakukan oleh warga
secara perorangan (sebagian baru mulai tanam), maupun yang dikelola perusahaan
(sudah mulai panen).
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN
1.2.1. Maksud
Maksud pembangunan kawasan perdesaan adalah sebagai berikut :
1. Mengembangkan potensi dan / atau memecahkan masalah pada kawasan
perdesaan.
2. Menjelaskan kerangka pendekatan dalam membangun kawasan perdesaan,
meliputi prinsip dan kriteria pokok pemilihan dan penentuan kawasan
perdesaan, rumusan program dan kegiatan, serta bentuk capaian/keluaran yang
diharapkan dari pembangunan kawasan.
3. Memberikan pemahaman tentang pembangunan kawasan perdesaan, yang
mencakup kedudukan dan perannya dari kerangka regulasi, baik dalam lingkup
kabupaten, maupun pada skala desa.
4. Menjelaskan kerangka pendekatan dalam membangun kawasan perdesaan,
meliputi prinsip dan kriteria pokok pemilihan dan penentuan kawasan
perdesaan, rumusan program dan kegiatan, serta bentuk capaian/keluaran yang
diharapkan dari pembangunan kawasan.
REVIEW RPKP PERBATASAN AGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANGKABUPATEN BENGKAYANG, TAHUN 2018 9
1.2.2. Tujuan
Pembangunan kawasan perdesaan bertujuan untuk :
1. Mempercepat dan meningkatkan kualitas pelayanan bagi masyarakat
perdesaan.
2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi desa melalui pemberdayaan masyarakat
desa.
3. Menggerakkan pembangunan kawasan perdesaan dengan pendekatan
partisipatif.
4. Mengintegrasikan berbagai kebijakan, rencana, program, dan kegiatan para
pihak pada kawasan yang ditetapkan.
Rencana pembangunan kawasan perdesaan (RPKP) merupakan rencana
pembangunan jangka menengah yang berlaku selama 5 (lima) tahunan yang di
dalamnya memuat program pembangunan di kawasan perdesaan yang telah
ditetapkan. RPKP yang telah disusun ini dapat diubah menyesuaikan kondisi
perkembangan kebutuhan kawasan.
1.3. LANDASAN HUKUM
Landasan hukum kegiatan Fasilitasi Daerah dalam Penetapan KawasanPerdesaan meliputi:
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Pembangunan
Nasional;
2. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang;
3. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang Ketransmigrasian;
4. Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-
undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang Ketransmigrasian;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang
Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
REVIEW RPKP PERBATASAN AGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANGKABUPATEN BENGKAYANG, TAHUN 2018 10
8. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa;
10. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2015 Tentang Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi;
11. Peraturan Presiden Nomor 165 Tahun 2014 Tentang Penataan Tugas dan
Fungsi Kabinet Kerja;
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 51 Tahun 2007 Tentang
Pembangunan Kawasan Perdesaan Berbasis Masyarakat;
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014 tentang Pedoman
Teknis Peraturan di Desa;
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 Tentang
Pengelolaan Keuangan Desa; Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114
Tahun 2014 Tentang Pedoman Pembangunan Desa;Peraturan Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 3 tahun 2015
tentang Pendampingan Desa.
REVIEW RPKP PERBATASAN AGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANGKABUPATEN BENGKAYANG, TAHUN 2018 11
Analisis Kondisi Kawasan Perdesaan perbatasan diperlukan dengan
tujuan untuk menghasilkan dan memutakhirkan gambaran umum kondisi
kawasan perdesaan perbatasan yang diperlukan untuk menunjang
perencanaan pembangunan kawasan perdesaan perbatasan. Hasil analisis
kondisi kawasan perdesaan perbatasan kemudian dapat digunakan untuk
menentukan potensi masalah dari suatu Kawasan Perdesaan pada umumnya.
Kabupaten Bengkayang merupakan salah satu kabupaten yang terletak di
sebelah utara Provinsi Kalimantan Barat. Secara geografis, Kabupaten
Bengkayang terletak di 0°33'00" Lintang Utara sampai 1°030'00" Lintang Utara
dan 108°039'00" Bujur Timur sampai 110°010'00" Bujur Timur. Secara
administratif, batas-batas wilayah Kabupaten Bengkayang adalah sebagai berikut:
a. Utara : Serawak-Malaysia Timur dan Kabupaten Sambas
b. Selatan : Kabupaten Pontianak
c. Barat : Laut Natuna dan Kota Singkawang
d. Timur : Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Landak
Gambar 2.1. Peta Delineasi Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Agribisnis
BAB IIANALISIS KONDISI KAWASAN PERDESAANPERBATASAN KABUPATEN BENGKAYANG
REVIEW RPKP PERBATASAN AGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANGKABUPATEN BENGKAYANG, TAHUN 2018 12
Dasar Hukum :
1. Peraturan Daerah Kabupaten Bengkayang Nomor 6 Tahun 2004, tentang
Perubahan Desa menjadi Kelurahan di Kabupaten Bengkayang,
2. Peraturan Daerah Kabupaten Bengkayang Nomor 7 Tahun 2006, tentang
Pemekaran Kecamatan Sungai Raya dimekarkan menjadi Kecamatan Sungai
Raya Kepulauan,
3. Peraturan Daerah Kabupaten Bengkayang Nomor 8 Tahun 2006, tentang
Pemekaran Kecamatan Sanggau Ledo menjadi Kecamatan Tujuh Belas, dan
4. Peraturan Daerah Kabupaten Bengkayang Nomor 12 Tahun 2006, pemekaran
Kecamatan Samalantan menjadi Kecamatan Lembah Bawang di Kabupaten
Bengkayang,
Sesuai dengan ketentuan tersebut di atas terdapat 2 (dua) kelurahan dan
17 (tujuh belas) kecamatan, yakni:
1. Kecamatan Bengkayang, meliputi Kelurahan Bumi Emas dan Kelurahan
Sebalo
2. Kecamatan Capkala
3. Kecamatan Jagoi Babang
4. Kecamatan Ledo
5. Kecamatan Lembah Bawang
6. Kecamatan Lumar
7. Kecamatan Monterado
8. Kecamatan Samalantan
9. Kecamatan Sanggau Ledo
10. Kecamatan Seluas
11. Kecamatan Siding
12. Kecamatan Sungai Betung
13. Kecamatan Sungai Raya
14. Kecamatan Sungai Raya Kepulauan
15. Kecamatan Suti Semarang
16. Kecamatan Teriak
REVIEW RPKP PERBATASAN AGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANGKABUPATEN BENGKAYANG, TAHUN 2018 13
17. Kecamatan Tujuh Belas
Jagoi Babang termasuk kecamatan dengan jarak dari kota kabupaten
terjauh ketiga setelah Kecamatan Siding dan Kecamatan Sungai Raya. Saat ini
Jagoi Babang terterdiri dari 6 desa yakni : Gersik, Semunying Jaya, Jagoi, Sekida,
Kumba, dan Sinar Baru. Dari sejumlah desa ini, Sinar Baru merupakan desa
terjauh dari Kantor Pemerintahan Kecamatan Jagoi Babang. Sedangkan desa
terdekat adalah Desa Jagoi yang berada di pusat kecamatan.
2.1. FISIK DASAR
2.1.1.Luas Dan Batas Wilayah Kawasan Perdesaan Perbatasan
Jagoi Babang merupakan kecamatan terluas di Kabupaten Bengkayang,
yakni sebesar 655,00 km² atau sekitar 12,14% dari luas Bengkayang. Informasi
luas wilayah setiap desa di Kecamatan Jagoi Babang dikemukakan sebagai
berikut:
Tabel 2.1.Luas Desa Di Kecamatan Jagoi Babang
No. Nama Desa Luas (Km2) Persentase1 Jagoi 51,69 7,892 Kumba 65,52 10,003 Sinar Baru 250,00 38,174 Gresik 92,00 14,055 Semunying Jaya 75,00 11,456 Sekida 120,79 18,44
Sumber : BPS Kabupaten Bengkayang, 2018
Tabel 2.1 menginformasikan bahwa desa yang terbesar adalah Desa Sinar
Baru yang luasnya 250 km² atau sekitar 38,17 % dari total luas Kecamatan Jagoi
Babang. Desa yang terkecil yaitu Desa Jagoi yang luasnya 51,69 km² atau sekitar
7,89 % dari total luas Kecamatan Jagoi Babang. Berikut dikemukakan informasi
jarak setiap desa ke ibukota kecamatan :
REVIEW RPKP PERBATASAN AGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANGKABUPATEN BENGKAYANG, TAHUN 2018 14
Tabel 2.2.Jarak Ibu Kota Desa Ke Ibukota Kecamatan Jagoi Babang
No. Nama Desa Jarak Ke Ibukota Kecamatan (Km)1 Jagoi 02 Kumba 173 Sinar Baru 234 Gersik 155 Semunying Jaya 286 Sekida 12
Sumber : BPS Kabupaten Bengkayang, 2018
Apabila dilihat dari jarak kantor desa ke ibukota kabupaten dengan jalur
darat, desa yang paling dekat jarak tempuhnya adalah Desa Jagoi yang jarak
tempuhnya hanya 0,00 km. Desa yang mempunyai jarak dan waktu tempuh paling
panjang yaitu Desa Semunying Jaya yaitu 28 km, sedangkan desa lainnya
mempunyai waktu tempuh dari balai desa ke Kecamatan/ibukota kabupaten rata-
rata dengan jarak tempuk ±18 km.
Secara geografis Jagoi Babang terletak pada garis lintang 1°15’16”LU
1°30’00”LU dan garis bujur pada 109°33’935”BT-110°10”BT. Batas wilayah
administratif Kecamatan Jagoi Babang adalah sebagai berikut:
Utara : Negara Bagian Serawak - Malaysia Timur,
Selatan : Kecamatan Seluas,
Timur : Kecamatan Siding,
Barat : Kecamatan Sambas.
2.1.2.Topografi
Kecamatan jagoi babang berada pada ketinggian antara 82.4 -118,t m di
atas permukaan laut dengan counter terendah berada di sekitar bagian barat
kecamatan Jagoi Babang dan tertinggi di daerah pegunungan sekitar ibukota
kecamatan bagian utara hingga ke arah timur. Dari sisi kountur cukup
menguntungkan dari aspek drainase, sebab tingkat curah hujan didaerah ini cukup
tinggi rata-rata 3700 mm per tahun, dengan daerah pembuangan air di sepanjang
sungai dengan bantaran sungau yang berfungsi masih baik. Di lihat dari aspek
REVIEW RPKP PERBATASAN AGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANGKABUPATEN BENGKAYANG, TAHUN 2018 15
hidrologi hamper semuanya berada pada daerah ketinggian yang cukup aman dari
genangan air baik pasang maupun hujan terkecuali di hilir bantaran sungai kumba
(banjir musiman).
Topografi dapat dilihat dari kemiringan lereng dan juga ketinggian lahan.
Data kemiringan lereng di Kecamatan Jagoi Babang dapat dilihat pada tabel 2.3
dan data ketinggian lahan dapat dilihat pada tabel 2.4.
a. Kemiringan Lereng
Data mengenai kemiringan lereng pada suatu daerah dapat menentukan
kesesuaian teknik bercocok tanam dan pengolahan lahan. Jika kemiringan
lerengnya miring, maka teknik cocok tanam pada daerah tersebut adalah dengan
membuat terasteras. Tujuannya adalah menjaga agar unsur hara tidak hilang. Dari
peta kemiringan lereng pada suatu kawasan dapat diperoleh pula informasi
tentang kemiringan lereng yang terdapat di suatu wilayah. Salah satu kegunaan
informasi pada kemiringan lereng ialah untuk keperluan pertanian. Dengan
menggunakan analisis peta, maa akan dengan mudah menentukan daerah atau
wilayah mana saja yang cocok untuk dijadikan lahan pertanian, serta jenis
komoditas pertanian apa sajakah yang cocok pula di wilayah pertanian tersebut.
Oleh sebab itu, untuk menjawab kedua pertanyaan tadi diperlukan analisis
variabel yang terdapat dalam kompilasi peta yang berhubungan dengan aspek
pertanian tersebut.
Table 2.3Data Kemiringan Lereng di Kawasan Perdesaan
No. KemiringanLereng
(%)
DESASinarBaru
Sekida SemunyingJaya
Gersik Jagoi Kumba
1. 0 – 8
2. 8 – 15
3. 15 – 25
4. 25 – 45
5. 45
Sumber : Hasil FGD Tim RPKP Bengkayang tahun 2015
REVIEW RPKP PERBATASAN AGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANGKABUPATEN BENGKAYANG, TAHUN 2018 16
Dari sekian desa yang ada di wilayah kecamatan jagoi Babang ini,
kondisi kemiringan lereng adalah pada rata-rata 8 -15 % dan hal ini menunjukkan
bahwa daerah dari desa-desa yang ada di wilayah kecamatan Jagoi Babang adalah
memang cocok untuk wilayah pertanian.
b. Ketinggian Lahan
Pada suatu wilayah data mengenai ketinggian lahan suatu kawasan adalah
penting karena dengan melihat ketinggian dapat diperoleh pula data mengenai
potensi curah hujan dan suhu yang berpengaruh terhadap aspek pertanian. Dari
peta ini dapat diperoleh pula informasi tentang kemiringan lereng yang terdapat di
suatu wilayah. Apabila ditemukan letak ketinggian antara 1000 – 15.000 m dpl,
maka sangat cocok untuk dijadikan lahan pertanian holtikultura karena pada
ketinggian tersebut tanaman holtikultura dapat hidup dan berkembang.
Tabel. 2.4.Data Ketinggian Lahan di Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Agribisnis
Kecamatan Jagoi Babang Kabupaten Bengkayang
No. KetinggianLahan(m dpl)
DesaSinarBaru
Sekida SemunyingJaya
Gersik Jagoi Kumba
1. 0 – 8
2. > 8 – 15
3. > 15 – 25
4. > 25 – 45
5. > 45
Sumber: Hasil FGD Tim RPKP Bengkayang,2015
Aspek topografi yang dapat dijadikan acuan dalam menentukan jenis
tanaman apa yang sesuai adalah terkait jenis perkmukaan tanah. Jenis tanah yang
berbeda akan mentukan struktur, tekstur, dan kelembapan tanah yang berbeda
pula.
REVIEW RPKP PERBATASAN AGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANGKABUPATEN BENGKAYANG, TAHUN 2018 17
Tabel 2.5.Jenis Permukaan Tanah
No. Jenis Permukaan Tanah Luas (Km2)1 OGH 02 Aluvial 03 Regosol 04 Pedsoled merah kuning 352,665 Podsol 279,346 Latosol 23,00
Sumber : BPS Kabupaten Bengkayang, 2018
Jenis permukaan tanah di kawasan perdesaan perbatasan Kecamatan Jagoi
Babang dikelompokkan menjadi tiga, yaitu pedsoled merah kuning, Podsol dan
Latosol. Jenis tanah yang mendominasi kawasan perdesaan Perbatasan Kecamatan
Jagoi Babang adalah Pedsoled merah kuning. Luas jenis permukaan tanah ini
sebesar 53,84% dari luas keseluruhan 655 Km2.
Tabel 2.6.Jenis Tekstur Tanah Kecamatan Jagoi Babang
No. Jenis Tekstur Tanah Luas(Km2/sq.Km)
1 Halus 286,62 Sedang 361,143 Gambut 7,26
Sumber : BPS Kabupaten Bengkayang, 2018
Sebagian besar jenis tanah di Kecamatan Jagoi Babang berstektur sedang
yakni berkisar 55,73% dari luas tanah keseluruhan 648 Km2/sq.Km.
2.1.3.Penggunaan Lahan
Menurut Dardak (2005), lahan merupakan sumber daya pembangunan
yang memiliki karakteristik unik, yakni (i) sediaan/luas relatif tetap karena
perubahan luas akibat proses alami (sedimentasi) dan proses artifisial (reklamasi)
sangat kecil; (ii) memiliki sifat fisik (jenis batuan, kandungan mineral, topografi,
dsb) dengan kesesuaian dalam menampung kegiatan masyarakat yang cenderung
spesifik.
REVIEW RPKP PERBATASAN AGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANGKABUPATEN BENGKAYANG, TAHUN 2018 18
Manfaat data terhadap penggunaan lahan pada proses perencanaan
diharapkan dapat mendorong agar pemerintah perlu campur tangan dalam
pengaturan penggunaan lahan. Beberapa alasan mengapa pemerintah perlu
campur tangan dalam mengatur penggunaan lahan ;
1. Perlu tersedianya lahan untuk kepentingan umum
2. Adanya factor eksternalitas
3. Informasi yang tidak sempurna
4. Daya beli masyarakat yang tidak merata
5. Perbedaan penilaian masyarakat antara manfaat jangka pendek dengan manfaat
jangka panjang.
Pemanfaatan lahan merupakan bentuk campur tangan manusia terhadap
sumberdaya lahan dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup, baik yang bersifat
material maupun spiritual (Juhadi, 2007). Sedangan menurut Yusran (2006),
pemanfaatan lahan adalah pengaturan penggunaan lahan untuk menentukan
pilihan terbaik dalam bentuk pengalokasian fungsi tertentu, sehingga dapat
memberikan gambaran secara keseluruhan bagaimana daerah pada suatu kawasan
tersebut seharusnya berfungsi. Pendapat lain tentang pemanfaatan lahan di
kemukakan pula oleh Dardak (2005) bahwa dalam perspektif ekonomi, tujuan
utama dari pemanfaatan lahan adalah untuk mendapatkan nilai tambah tertinggi
dari kegiatan yang diselenggarakan di atas lahan. Perencanaan peruntukan lahan
untuk suatu fungsi tertentu dan besarnya volume kegiatan yang diijinkan di atas
suatu lahan akan berbeda-beda pada setiap daerah kota sesuai dengan karakteristik
kegiatan dan masalah yang berkaitan. Kenyataan ini mengarahkan bagaimana
seharusnya suatu daerah dikembangkan dan didefinisikan secara baik. Peruntukan
penggunaan ruang atau lahan suatu tempat secara langsung disesuaikan dengan
masalah-masalah yang terkait, dan bagaimana seharusnya suatu daerah atau zona
dikembangkan.
REVIEW RPKP PERBATASAN AGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANGKABUPATEN BENGKAYANG, TAHUN 2018 19
Tabel 2.7.Pemanfaatan Lahan Kering Di Kecamatan Jagoi Babang
No. Pemanfaatan Lahan Luas (Ha)1 Sawah irigasi 3032 Sawah Tadah Hujan 80693 Tegal / Kebun 3.6774 Ladang / huma 5365 Perkebunan 41.4566 Hutan Rakyat 2757 Padang Rmput 68 Hutan Negara 3.1689 SementaraTak Diusahakan 2.02110 Lainnya 824
Sumber : BPS Kabupaten Bengkayang, 2018
Sebagian besar lahan sawah di Kecamatan Jagoi Babang masih
tergantung pada pengairan tadah hujan. Hal ini terlihat dari besarnya luas lahan
yang masih menggunakan pengairan tadah hujan yaitu sebesar 8069 Ha. Sebagian
besar lahan kering di Kecamatan Jagoi Babang merupakan perkebunan yaitu
seluas 41.456 Ha.
2.1.4.Rawan Bencana
Maksud dari adanya Pemetaan Kawasan Rawan Bencana pada suatu
wilayah adalah untuk menentukan lokasi daerah rawan bencana yang dapat
dijadikan sebagai acuan dalam penanggulan bencana dan mitigasi bencana.
Sedangkan sasarannya adalah tersedianya peta lokasi daerah rawan bencana yang
akan membantu pengambil keputusan untuk bertindak dalam masa sebelum
bencana, antara lain terkait: kajian lokasi rawan bencana, manajemen bencana,
mitigasi berbagai resiko bencana, evakuasi dan penyelamatan, dan pengembangan
wilayah pesisir. Ataupun pada masa setelah bencana untuk membantu proses
rekonstruksi wilayah terkena bencana.
Kecamatan Jagoi Babang ini secara klimatologi memiliki curah hujan yang
tinggi hingga mencapai 273 mm. Curah hujan ini dipengaruhi oleh letak
kecamatan tersebut dalam wilayah tropis (dengan ciri hujan tropis yang cukup
lebat dan kelembaban udara yang tinggi). Jumlah hari hujan yang paling banyak
REVIEW RPKP PERBATASAN AGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANGKABUPATEN BENGKAYANG, TAHUN 2018 20
adalah pada bulan Januari dan November sedangkan yang paling sedikit adalah
pada bulan Agustus. Dilihat dari kondisi demikian dapat dikategorikan bahwa
Jagoi babang tidaklah termasuk daerah rawan bencana.
2.2. SOSIAL BUDAYA DAN KEPENDUDUKAN
2.2.1. Analisis Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk berkaitan erat dengan jumlah penduduk
dan luas wilayah. Perhitungan kepadatan penduduk Kawasan Perdesaan
menggunakan kepadatan penduduk bruto, yaitu adalah banyaknya penduduk
per satuan luas wilayah (jiwa/Ha). Kepadatan penduduk bruto sama dengan
kepadatan penduduk kasar, yang dihitung menggunakan persamaan :
Kepadatan penduduk Kecamatan Jagoi Babang ditampilkan dalam Tabel 2.8
berikut :
Tabel 2.8.Kepadatan Penduduk Kecamatan Jagoi Babang
No. Nama Desa Luas(Km2)
Jumlahpenduduk
(jiwa)
Kepadatan(jiwa/Km2)
1 Jagoi 51,69 2.493 482 Kumba 65,52 2.302 353 Sinar Baru 250,00 1.363 54 Gersik 92,00 1.057 115 Semunying Jaya 75,00 1.032 146 Sekida 120,79 1.743 14
Jumlah 655,00 9.990 15Sumber : BPS Kabupaten Bengkayang, 2018
Berdasarkan SNI 03-1733-2004, standar kepadatan penduduk
terbagi ke dalam empat kategori, yakni:
Tabel 2.9Standar Kepadatan Penduduk
Klasifikasi Kawasan
KepadatanRendah Sedang Tinggi Sangat Padat
Standar (jiwa/Ha) < 150 151 - 200 201 - 400 > 400
REVIEW RPKP PERBATASAN AGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANGKABUPATEN BENGKAYANG, TAHUN 2018 21
Berdasarkan informasi yang ditunjukkan dalam Tabel 2.8 dan Tabel 2.9,
maka dapat disimpulkan bahwa kepadatan penduduk di kecamatan Jagoi Babang
tergolong sangat rendah.
2.2.2. Analisis Laju Pertumbuhan Penduduk
Perhitungan mengenai laju pertumbuhan penduduk sangat
dibutuhkan untuk mengetahui besarnya perubahan jumlah penduduk per tahun
beserta aspek-aspek yang mempengaruhi perubahan tersebut.
Tabel 2.10.Laju Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Jagoi Babang
Tahun Pertumbuhan Penduduk1990 – 2000 4,782000 - 2010 3,31
Sumber : BPS Kabupaten Bengkayang, 2018
2.2.3. Analisis Sex Ratio
Sex ratio menunjukkan perbandingan banyaknya jumlah
penduduk laki-laki dan jumlah penduduk perempuan pada suatu daerah dan
waktu tertentu. Biasanya dinyatakan dalam banyak penduduk lai-laki per
100 perempuan. Sex ratio penduduk Kecamatan Jagoi Babang dapat
di lihat pada Tabel berikut :
Tabel 2.11.Sex Ratio Penduduk Kecamatan Jagoi Babang
No. Nama Desa Laki-Laki
Perempuan Jumlah Rasio JenisKelamin
1 Jagoi 1.295 1.198 2493 1082 Sekida 901 842 1743 1073 Kumba 1298 1004 2302 1294 Sinar Baru 789 574 1363 1375 Gersik 565 492 1057 1156 Semunying Jaya 644 388 1032 166
Jumlah 5492 4498 9990 122
Sumber : BPS Kabupaten Bengkayang, 2018
REVIEW RPKP PERBATASAN AGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANGKABUPATEN BENGKAYANG, TAHUN 2018 22
2.3. EKONOMI
Secara umum, ekonomi merupakan sebuah aspek yang aktivitasnya
berhubungan dengan penyediaan barang dan pelayanaan jasa, dalam rangka
memenuhi kebutuhan dan hak baik privat maupun publik, dan dapat
meningkatkan kesejahteraan hidup manusia.
Menurut Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
periode 2010-2014 lebih ditekankan pada upaya percepatan pengembangan
kawasan perbatasan, yakni sebagai pintu masuk gerbang aktivitas ekonomi dan
perdagangan dengan negara tetangga. Kawasan perbatasan diharapkan sebagai
beranda depan negara, sekaligus pintu gerbang aktivitas ekonomi dan
perdagangan dengan negara tetangga. Hal yang ingin diwujudkan adalah
peningkatan kesejahteraan masyarakat dan keamanan negara dengan
memperhatikan kelestarian lingkungan.
Saat ini salah satu indicator aktivitas perdagangan yang ada di daerah
perbatasan dan menjadi karakteristik wilayah perbatasan adalah adanya kegiatan
Pasar tradisionil/Pasar Kaget di wilayah Serikin. Perbatasan Jagoi Babang-Serikin
hanya memiliki Pos Lintas Batas (PLB). Menurut peraturan, PLB hanya
diperbolehkan untuk lalulintas penduduk yang bertempat tinggal di kecamatan
yang langsung berbatasan dengan Malaysia dengan menggunakan Kartu Lintas
Batas. Penduduk juga hanya diperbolehkan belanja paling banyak 600 ringgit per
bulan. Dengan Kartu Lintas Batas, penduduk Indonesia hanya diperbolehkan
masuk hanya sampai Daerah Bau. Jika ingin pergi lebih jauh dari Bau, mereka
harus menggunakan paspor yang hanya dapat melalui pintu batas resmi seperti di
Entikong dan tidak boleh melalui PLB Jagoi Babang-Serikin.
Pasar Serikin semakin berkembang setelah krisis ekonomi sekitar tahun
2000 ketika “pasar kaget” yang muncul akibat krisis ekonomi, yang menyebabkan
nilai rupiah jauh lebih rendah dibandingkan ringgit, yang terletak di sekitar Pintu
Perbatasan Lintas Batas (PPLB) Entikong (Kabupaten Sanggau, Kalimantan
Barat)-Tebedu (Sarawak) dipindahkan ke lokasi yang agak jauh dari lingkungan
PPLB. Konsekwensinya adalah pengunjung dari Malaysia diwajibkan
menggunakan paspor untuk masuk ke wilayah Indonesia. Kegiatan di Pasar
REVIEW RPKP PERBATASAN AGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANGKABUPATEN BENGKAYANG, TAHUN 2018 23
Serikin sangat menguntungkan penduduk Kampung Serikin karena ada sekitar
300 pedagang Indonesia disini. Penghasilan penduduk Serikin dari pasar Serikin
terutama bersumber dari penyewaan lokasi berjualan, sewa kamar sebagai tempat
penginapan dan penyimpanan barang dagangan dan usaha tempat parkir
pengunjung.
Pemerintah Malaysia pernah mau menutup pasar ini karena menurut
peraturan, orang asing tidak diperbolehkan berdagang di Malaysia tanpa visa
kerja. Namun karena mendapat tantangan dari penduduk setempat, akhirnya
kegiatan di Pasar Serikin berlangsung sampai sekarang. Pengunjung Serikin
sangat ramai terutama menjelang hari raya Idul Fitri, Natal, dan Gawai Dayak
atau pada waktu libur sekolah. Serikin adalah salah satu tempat wisata di Sarawak
yang dipromosikan sebagai pasar yang menjual barang murah dari Indonesia.
Serikin menjadi bagian dari paket wisata Sarawak yang ditawarkan ke turis lokal
terutama dari Semenanjung maupun turis mancanegara melalui hotel-hotel di
Kuching atau acara-acara seperti konferensi internasional. Lebih dari 50 persen
pengunjung Serikin berasal dari Semenanjung Malaysia dan manca Negara.
Pasar Serikin yang banyak dikunjungi turis menjual berbagai barang dari
baju, mainan anak-anak, cindera mata Malaysia buatan Indonesia, perlengkapan
pengantin sampai berbagai makanan ringan dan ikan kering. Selain itu ada juga
dijual sayuran segar yang pembelinya berasal dari Kuching dan sekitarnya yang
pergi ke Serikin untuk bertamasya sekalian belanja keperluan sehari-hari. Ada
juga beberapa rumah makan di Pasar Serikin yang diusahakan oleh orang
Indonesia. Kecuali pedagang sayur, kebanyakan pedagang barang kelontong
berasal dari tempat yang cukup jauh dari perbatasan seperti Pontianak dan
Singkawang (Kalimantan Barat) dan bahkan Jawa Barat. Karena bertempat
tinggal bukan di kecamatan yang berbatasan langsung dengan Serikin, para
pedagang ini tidak seharusnya mendapat Kartu Lintas batas. Dengan maksud
menarik pedagang untuk berdagang di wilayah Indonesia, Pemerintah sedang
membangun pasar di Jagoi Babang. Seperti halnya pasar di perbatasan Entikong-
Tebedu, pasar di Jagoi Babang kemungkinan besar juga akan gagal karena tidak
mempertimbangkan kemudahan dan kenyamanan pengunjung dari Malaysia.
REVIEW RPKP PERBATASAN AGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANGKABUPATEN BENGKAYANG, TAHUN 2018 24
Pedagang Indonesia juga enggan untuk pindah ke lokasi yang sudah disediakan
Pemerintah karena jika mereka meninggalkan lokasi yang sudah lama mereka
sewa, maka pemilik lokasi akan menyewakan kepada pedagang Indonesia yang
lain yang masih ramai berminat untuk berdagang di Serikin. Selagi pasar yang
dibangun Pemerintah Indonesia tidak memperhatikan kenyamanan pembeli
sedangkan pembeli dari Malaysia merupakan target utama pedagang, pasar di
perbatasan hanya menambah deretan proyek di perbatasan yang memboroskan
uang negara.
2.3.1. Analisis Ekonomi Sektoral
Sektor peranian masih merupakan penopang utama perekonomian di
Kecamatan Jagoi Babang karena sumber pendapatan utama masyarakat di
kecamatan Jagoi Babang berasal dari sector pertanian. Namun demikian, sector
ini masih perlu dioptimalkan lagi sehingga kontribusinya terhadap sektor
perekonomian yang ada di Kecamatan ini semakin baik.
Tabel 2.12.Data Produksi Sektor Pertanian
Kecamatan Jagoi Babang
No. Jenis Pertanian Jumlah produksi
1 Padi Sawah 2119 Ton2 Padi Ladang 593 Ton3 Palawija :
- Jagung- Ubi kayu- Ubi jalar- Kacang kedelai
600259
35,7027
4 Sayuran :- Kacang Panjang- Ketimun- Terung- Bayam- Cabai Rawit- Lainnya
96 Kw152 Kw683 Kw37 Kw37 Kw7 Kw
5 Buah-Buahan :DurianJengkolManggaNangka / Cempedak
486159165294
REVIEW RPKP PERBATASAN AGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANGKABUPATEN BENGKAYANG, TAHUN 2018 25
PetaiPisangRambutanSukunBuah Lainnya
32995497113268
6 Ternak / Unggas :SapiKambingBabiAyam BurasAyam Ras PedagingItik / bebek
54349613737657111784
Sumber : BPS Kabupaten Bengkayang, 2018
Berdasarkan informasi yang ditunjukkan dalam Tabel 2.12 diketahui
bahwa produksi sektor pertanian di kecamatan Jagoi Babang dari komoditas
tanaman padi didominasi oleh padi sawah, dari tanaman palawija didominasi
oleh jagung, jenis sayuran didominasi oleh terung, buah-buahan didominasi oleh
pisang, ternak didominasi oleh ayam buras.
Masyarakat Jagoi juga memiliki potensi kerajinan bidai sebagai kerajinan
khas yang terbuat dari rotan, hasilnya berupa tas,perabot dapur, tikar dan
keperluan alat rumah tangga lainnya. Di Jagoi Babang terdapat banyak sekali
kerajinan bidai yang dijual ke Serikin Serawak-Malaysia. Kerajinan Bidai
merupakan salah satu industri rumah tangga yang banyak terdapat di Desa Jagoi,
Kecamatan Jagoi Babang Kabupaten Bengkayang.
2.3.2. Analisis Tingkat Kesejahteraan Keluarga
Permasalahan utama yang dihadapi masyarakat perbatasan, menurut
beberapa literatur adalah masalah kemiskinan dan keterbelakangan. Kondisi ini
mendorong mereka terlibat dalam kegiatan ekonomi illegal guna memenuhi
kebutuhan hidupnya; termasuk kegiatan illegal lain yang terkait dengan aspek
politik dan keamanan.
Gambaran sejauhmana tingkat kesejahteraan penduduk Kecamatan Jagoi
Babang dapat dilihat dari data jumlah rumah tangga sasaran dengan status
kesejahteraan 40% terendah sebagai berikut :
REVIEW RPKP PERBATASAN AGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANGKABUPATEN BENGKAYANG, TAHUN 2018 26
Tabel 2.13.Jumlah Rumah Tangga sasaran
Dengan Status Kesejahteraan 40% TerendahDi Kecamatan Jagoi Babang
No. Nama Desa Jumlah Rumah Tangga1 Jagoi 2442 Kumba 1333 Sinar Baru 914 Gresik 1385 Semunying Jaya 506 Sekida 226
Jumlah 882Sumber : BPS Kabupaten Bengkayang, 2018
Tabel 4.13 meginformasikan bahwa rumah tangga sasaran dengan status
kesejahteraan 40% terendah di Kecamatan Jagoi Babang paling banyak di Desa
Jagoi (27,6%) disusul rumah tangga di desa Sekida (25,6 %), Gresik (16,6%) dan
Kumba (15%).
Dalam penanganan permasalahan sosial diperlukan upaya yang sistematis
dan tepat sasaran. Hal ini bisa dilakukan bila didasarkan pada data dan informasi
yang akurat dan reliable sesuai dengan kondisi obyektif wilayah perbatasan.
Tersedianya data dan informasi yang akurat dan reliable, akan menjadi acuan
dalam penentuan kebijakan program pembangunan kesejahteraan sosial yang
dibutuhkan masyarakat wilayah perbatasan.
Masalah kesejahteraan sosial berkaitan erat dengan keadaan berfungsinya
perorangan, keluarga, kelompok, masyarakat atau lembaga sosial. Orang yang
bermasalah adalah orang yang mengalami hambatan untuk mewujudkan nilai-nilai
kehidupan dan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya. Faktor penyebab
masalah tersebut baik internal maupun eksternal. Faktor internal bersumber dari
perorangan, kelompok atau masyarakat sendiri, seperti tingkat pendidikan yang
rendah, tidak punya keterampilan, pemilikan aset (tanah, barang-barang produktif
lainnya) yang kurang, melemahnya modal sosial dan lainnya. Faktor eksternal,
antara lain bersumber pada sistem sosial yang secara potensial menimbulkan
ketimpangan struktural dalam masyarakat, dan menyebabkan mereka bermasalah,
seperti karena kesempatan, dan peraturan-peraturan yang tidak memfasilitasi
REVIEW RPKP PERBATASAN AGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANGKABUPATEN BENGKAYANG, TAHUN 2018 27
masyarakat. Faktor eksternal lainnya, termasuk intervensi pemerintah, lembaga
pemerintah, dan pengusaha swasta.
2.4. SARANA DAN PRASARANA
Prasarana merupakan kelengkapan dasar fisik yang
memungkinkan suatu kawasan/wilayah dapat berfungsi sebagaimana
mestinya, sedangkan sarana merupakan fasilitas penunjang, yang berfungsi
untuk menyelenggarakan dan mengembangkan kehidupan ekonomi, sosial dan
budaya. Dengan demikian sarana dan prasarana dasar merupakan hal yang
harus terpenuhi bagi seluruh warga kota atau desa agar dapat
mempertahankan hidup dan meningkatkan kualitas kehidupannya.
2.4.1. Pendidikan
Ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan di Kecamatan Jagoi Babang
dapat dilihat pada Tabel 2.14 berikut :
Tabel 2.14Sarana & Prasarana Pendidikan Di Kecamatan Jagoi Babang
No JenisSekolah
Jumlah Gedungsekolah
JumlahRuang Kelas
JumlahGuru
JumlahMurid
1 SD 16 108 137 19382 SMP 5 21 44 5143 SMA 1 9 19 2174 SMK 1 3 10 64
Sumber : BPS Kabupaten Bengkayang, 2018
Berdasarkan informasi yang dikemukakan dalam Tabel 2.14 tampak
bahwa ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan di Kecamatan Jagoi Babang
lebih memadai pada level pendidikan dasar, sedangkan pada level pendidikan
lainnya masih terbatas.
2.4.2. Kesehatan
Ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan di Kecamatan Jagoi Babang
dapat dilihat pada Tabel 2.15 berikut :
REVIEW RPKP PERBATASAN AGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANGKABUPATEN BENGKAYANG, TAHUN 2018 28
Tabel 2.15Sarana & Prasarana Kesehatan Di Kecamatan Jagoi Babang
No Sarana & PrasaranaKesehatan
Tenaga Medis & Paramedis
Jenis Jumlah Jenis Jumlah1 Rumah Sakit Umum 0 Dokter Umum 22 Rumah Sakit Bersalin 0 Dokter Gigi 03 Poliklinik 0 Tenaga Teknis Kefarmasian 24 Puskesmas 1 Analisis Kesehatan 25 Puskesmas Pembantu 3 Perawat 146 Puskesmas Keliling 1 Bidan 147 Posyandu 14 Perawat Gigi 28 Poskesdes / Polindes 6 Tenaga Kesehatan Masyarakat 29 Apotik 0 Tenaga Kesehatan Lingkungan 210 Toko Obat / Jamu 0 Nutrisionist 2
Jumlah 24 Jumlah 42Sumber : BPS Kabupaten Bengkayang, 2018
Berdasarkan informasi yang dikemukakan dalam Tabel 2.15 tampak
bahwa ketersediaan sarana, prasarana dan tenaga kesehatan di Kecamatan Jagoi
Babang yang relatif lebih memadai adalah posyandu, perawat dan bidan,
sedangkan sapras dan tenaga kesehatan lainnya masih terbatas.
2.4.3. Ekonomi
Usaha perdagangan yang ada di Kecamatan Jagoi Babang dikemukakan
pada Tabel 3.16 berikut:
Tabel 2.16Banyaknya Perusahaan Perdagangan Yang Memiliki Surat Ijin Usaha
Di Kecamatan Jagoi Babang
No Jenis Jumlah1 Perdagangan Besar 32 Perdagangan Menengah 33 Perdagangan kecil 3
Jumlah 9Sumber : BPS Kabupaten Bengkayang, 2018
Jumlah usaha perdagangan di Kecamatan Jagoi Babang masih sangat
minim, baik untuk skala besar, menengah dan kecil. Demikian pula keberadaan
REVIEW RPKP PERBATASAN AGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANGKABUPATEN BENGKAYANG, TAHUN 2018 29
KUD, hanya ada di satu desa saja yakni Desa kumba. Keberadaan Non KUD tidak
di semua desa, Usaha Non KUD paling banyak ada di desa Jagoi.
Tabel 2.17Banyaknya KUD Dan Non KUD Di Kecamatan Jagoi Babang
No Nama Desa KUD Non KUD Jumlah1 Jagoi 0 5 52 Kumba 1 1 13 Sinar baru 0 0 04 Gersik 0 0 05 Semunyin Jaya 0 2 26 Sekida 0 0 0
Jumlah 1 8 9Sumber : BPS Kabupaten Bengkayang, 2018
2.4.4. Transportasi
Kondisi prasarana jalan di Kecamatan Jagoi Babang dapat dilihat pada
Tabel 2.18 berikut :
Tabel 2.18Status Pengawasan, Kelas & Kondisi Jalan
Di Kecamatan Jagoi Babang
Status Pengawasan, Kelas & Kondisi Jalan Panjang Jalan (Km)Status Pengawasan Negara 12,33
Provinsi 0Kabupaten 77,55Jumlah 89,88
Kelas jalan IIB 77,5Tidak Dirinci 77,5
Kondisi Jalan Baik 26,2Sedang 7,9Rusak 28,15Rusak berat 15,3Jumlah 249,87
Jumlah 3.133,48Sumber : BPS Kabupaten Bengkayang, 2018
Prasarana jalan di Kecamatan Jagoi Babang sebagian besar merupakan
jalan dengan status pengawasan pemerintah Kabupaten Bengkayang. Kelas jalan
adalah IIB, dan sebagian besar jalan dalam kondisi baik dan rusak.
REVIEW RPKP PERBATASAN AGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANGKABUPATEN BENGKAYANG, TAHUN 2018 30
2.4.5. Bahan Galian
Potensi bahan galian di Kecamatan Jagoi Babang diinformasikan pada
Tabel 2.19 berikut :
Tabel 2.19Potensi Bahan Galian Di Kecamatan Jagoi Babang
No Nama Desa Potensi Bahan Galian1 Jagoi Gabro, Pasir2 Kumba Granit, Andesit3 Sinar baru Sirtu4 Gersik Batu Pasir
Sumber : BPS Kabupaten Bengkayang, 2018
Potensi bahan galian di setiap desa di Kecamatan Jagoi Babang cukup
bervariasi. Potensi bahan galian tidak terdapat di semua Desa. Desa –desa yang
memiliki potensi bahan galian adalah Desa Jagoi, Kumba, Sinar Baru dan Gersik.
REVIEW RPKP PERBATASAN AGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANGKABUPATEN BENGKAYANG, TAHUN 2018 31
3.1. POTENSI DAN MASALAH
Daerah perbatasan adalah wilayah yang secara geografis dan demografis
berbatasan langsung dengan negara tetangga dan/atau laut lepas. Kawasan
perbatasan negara meliputi kawasan perbatasan darat dan kawasan perbatasan laut
termasuk pulau-pulau kecil terluar (UU 26/2007, tentang Penataan Ruang). Ada
38 wilayah kabupaten perbatasan di Indonesia, yakni 27 wilayah di antaranya
termasuk daerah tertinggal. Sebagai daerah tertinggal, ciri utamanya adalah
kondisi sosial budaya, ekonomi, keuangan daerah, aksesibilitas, serta
ketersediaan infrastuktur yang masih tertinggal dibanding wilayah lainnya.
Tabel 3.1Potensi dan Masalah di
Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Agribisnis
Aspek Potensi Masalah
Fisik Dasar 1. Kawasan budidaya lahanpertanian cukupdominan
2. Topografi kemiringanlereng relatif mampumendukung kegiatanpertanian.
3. Kawasan budidayacukup dominan danpermukiman tidakterlalu padat sehinggamasih mampumendukungperkembangan perluasankawasan budidaya.
1. Kegiatan penggarapanlahan pertanian menetappada satu wilayah(masih ladangberpindah)
2. Pemasaran hasil produk-produk pertanianmaupun industri rumahtangga lebih berorientasipada pasar negaratetangga (pasar serikindan sekitarnya)
Sosial Budaya danKependudukan
1. Komposisi penduduklebih didominasi olehusia produktif sehinggamemerlukan perhatianpemerintah dalam
1. Budaya kurangmendapatkan perhatian(desa Semunying jayarumah adat semakinberkurang, ke depan
BAB IIIANALISIS ISU STRATEGIS
REVIEW RPKP PERBATASAN AGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANGKABUPATEN BENGKAYANG, TAHUN 2018 32
penyediaan lapangankerja.
2. Penduduk yang bekerjadi sektor pertanianmenunjuk kan kenaikanrata-rata tiap tahun yaitu67.05 %
3. Pertumbuhan pendudukrata-rata pertahunmengalami kenaikan0,98 %
4. Memiliki organisasiKarang Taruna, OSMyang berfunsi cukupbaik dalan menatakehidupan bermasyrakat.
5. Pemuda yang ingindibina cukup banyak
perlu dibangun kembali)sedang diarahkan olehPemda pada kebijakanKampung Budaya didaerah perbatasan.Budaya Melayu(Kumba, Sinar Baru)dan Dayak (Jagoi,Gresik, SemunyingJaya, dan Sekida)
2. Pembinaan remajamasih kurang dan belumterarah
3. Tingkat imigrasi yangmasih kurang karenakurang tersedianyalapangan kerja di sektornon pertanian
4. Kelompok usia 60-75tahun ke atasmenunjukkan strukturumur menua butuhfasilitas sosial
Ekonomi 1. Ketersediaan lahandalam pengembangansentra ekonomi desa
2. Produktivitas lahan yangtinggi memberikankontribusi yang besarbagi pendapatanpenduduk
3. Hasil produksi pertanianyang cukup melimpah.
4. Industry kerajinanunggulan yang bisamengangkat potensidaerah karena hasilproduksi sangat unik dandiminati di LN.
1. Lahan produktif untuklahan pertanian masihbanyak yang belumdiolah
2. Belum adanya usahakecil menengah yangbisa ditingkatkan untukmenjadi klaster untuklebih dapat dibina olehpemerintah dalamproduksi danpemasaran.
3. Pasar untuk menampunghasil-hasil produksipertanian belum tersediadan lebih berorientasipada pasar negaratetangga.
4. peremajaan/ pengadaanbibit pada sektorpertanian belumdilakukan secaraoptimal
5. Masih kurangnya minatmasyarakat untukmenggarap sektor
REVIEW RPKP PERBATASAN AGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANGKABUPATEN BENGKAYANG, TAHUN 2018 33
pertanian secaramenetap danberkelanjutan
Sarana dan Prasarana 1. Jaringan jalan sudahtersedia.
2. Pola pergerakanmasyarakat dari rumahke sawah /tempat kerjadan ke daerahperbatasan (Malaysia)relatif dekat.
3. Potensi Sumber DayaEnergi (PLTMH)tersedia
4. Areal kawasan untukpersawahan masihsangat luas.
5. Adanya sumber air yangdapat digunakan untukair bersih.
6. Adanya beberapa lokasiwisata yang tidakterpublikasi dengan baiksehingga kurangdirespon untukdikunjungi.
1. Kualitas jalan padabeberapa desa di areallingkar dalamkecamatan yang ada saatini dalam keadaan rusakberat sampai sedang
2. Masih kurangnyajaringan irigasipersawahan
3. Dari segi fasilitas listrikyang ada kurangmemadai karena posisikawasan desaperbatasan
4. Kegiatan perdaganganjasa yang masih sangatkurang
5. Belum adanya saranadan prasaranapendukung
6. Sumber air bersih belumdikelola secaramaksimal
7. Jaringan listrik yang adabelum merata ataumenyeluruh sehinggamasih ada dusun-dusunpelosok desa yangmasih belum terjangkaulistrik.
8. Jumlah jaringan jalanyang belum memadai disebagian luasankawasan perbatasan danperkembanganpermukiman yangterpencar-pencar.
REVIEW RPKP PERBATASAN AGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANGKABUPATEN BENGKAYANG, TAHUN 2018 34
Permasalahan utama yang dihadapi masyarakat perbatasan, menurut
beberapa literatur adalah masalah kemiskinan dan keterbelakangan. Kondisi ini
mendorong mereka terlibat dalam kegiatan ekonomi illegal guna memenuhi
kebutuhan hidupnya; termasuk kegiatan illegal lain yang terkait dengan aspek
politik dan keamanan.Pendekatan yang dilakukan terhadap kawasan perbatasan
sering mencampur-adukan antara masalah kedaulatan dengan masalah
kewilayahan. Untuk itu maka pendekatan “security approach” perlu diubah
kepada konsep “prosperty approach” yang akan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat di wilayah perbatasan. Diharapkan masyarakat perbatasan akan
semakin kuat rasa identitas kebangsaan sebagai bagian dari NKRI.
Tabel 3.2.Identifikasi Potensi dan Masalah Desa
Kecamatan/desa
Pot
ensi
Uraian Data pendukung
Kec
amat
an J
agoi
Bab
ang
Desa Jagoi Sumber daya alam yangcukup besar di Desa Jagoiadalah tanah ladang, kebunhutan dan pasir.
Keterampilan menganyamBidai
Sumber air bersihKeberadan beberapa
perusahaan perkebunankelapa sawit.
Pengaruh tokoh adat dikalangan penduduk cukupbesar terutama dalampenyelesaian perselisihanantar
Pekerja Sosial Masyarakat(PSM) dan Karang Taruna(KT)
Terdapat fasilitas kesehatan
Terdapat perkebunan karet,kelapa sawit, dan sahang/lada.
Mas
alah
Keberadaan perusahaan-perusahaan kelapa sawittersebut hingga kini belummemberikan kontribusibagi kesejahteraanpenduduk sekitar.
Belum ada kejelasantentang pembagian hasilyang diperoleh parapemilik tanah.
Kualitas SDM yang rendah
REVIEW RPKP PERBATASAN AGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANGKABUPATEN BENGKAYANG, TAHUN 2018 35
Pemasaran hasil kebun dankerajinan rakyat saat inimasih banyak tertuju kewilayah negara tetangga(Malaysia).
Pengetahuan pengelolaanlahan yang menetap masihsangat kurang.
Ketergantungan ekonomidengan negara tetangga.
Sarana dan prasanainfrastruktur jalanpenghubung dantransportasi umum yangbelum memadai.
Pegawai instansi diperbatasan yang berasaldari pendatang.
Kemampuan swadaya padasebagian besar masyarakatmasih rendah.
Desa Sekida
Pote
nsi
SDA yang masih cukupmenjanjikan.
Jumlah kelompokmasyarakat yang menjadikelompok usia tenagakerja.
Masyarakat adat yangmasih kuat upaya untukmelestarikan budayatradisional sehingga bisauntuk menjadi desaBudaya.
Terdata beberapa lokasi yangmasih mengandung pasir ,kerikil dan kayu
Mas
alah
Beberapa fasilitas jalanyang masih mengalamibeberapa kerusakan mulaidari sedang hingga berat.
Sarana prasarana bagi messguru yang belum ada diSDN jagoi sejaro.
Sarana irigasi yang masihbelum maksimal bagi lahanpertanian.
Sarana air bersih jugabelum ada.
Harga bibit sawit yangmahal sehingga masyarkattidak bisa menanam sawitsecara perorangan.
Belum memiliki rumahadat.
Kegiatan posyandu yangmasih menumpang di
Jalan Desa sei Take – SejaroRuas jalan dari dusun Sejaro keRisau.SDN jagoi Sejaro.
REVIEW RPKP PERBATASAN AGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANGKABUPATEN BENGKAYANG, TAHUN 2018 36
rumah penduduk.Adanya pencemaran oleh
karena lahan perkebunansawit di RT Sentebeng.
Beberapa daerah masihkekurangan sarana airbersih.
BPD Sekida belumberfungsi maksimal.
Pelayanan pemerintahanDesa yang belum maksimalkepada masyarakat.
Desa SemunyingJaya
Pote
nsi
Keanekaragaman hayatiyang ada di kawasanhutan memiliki nilaiekonomis dannilai medisbagi masyarakat yanghidup dan tinggal disekitar kawasan hutan.
Sumber daya alammasyarakat seperti kayu,rotan damar dan masihbanyak lagi.
Mas
alah
Perusahaan telahmenggusur lahan-lahanmiliki masyarakat di DusunSemunying Bungkang;kawasan hutan, kebun
karet.Desa Gersik
Pote
nsi
Terdapat sumber air. Terdapat SDA (Pasir,
Kerikil, Kayu dan TK). Terdapat fasilitas
kesehatan. Terdapat fasilitas
pendidikan Kelembagaan BPD
Mas
alah
Masih kekuarangan airbersih.
Belum hidup denganPHBS (MCK belummaksimal).
Kontur daerah yangbanyak tebing.
Infrastruktur jalan yangbelum memadai sbgsarana transportasi.
Masih terdapat fasilitassekolah dengan kategorirusak berat (SDN Dusun
REVIEW RPKP PERBATASAN AGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANGKABUPATEN BENGKAYANG, TAHUN 2018 37
Senaning). Jembatan yang juga
dalam keadaan rusakberat.
Masih banyak lahan yangmenganggur.
Harga bibit yang mahal.Desa Kumba
Pote
nsi
Terdapat sumber air. Terdapat SDA (Pasir,
Kerikil, Kayu dan TK). Terdapat fasilitas
kesehatan. Terdapat fasilitas
pendidikan Kelembagaan BPD
Mas
alah
Masih kekuarangan airbersih.
Belum hidup denganPHBS (MCK belummaksimal).
Kontur daerah yangbanyak tebing.
Infrastruktur jalan yangbelum memadai sbgsarana transportasi.
Masih terdapat fasilitassekolah dengan kategorirusak berat (SDN DusunSenaning).
Jembatan yang jugadalam keadaan rusakberat.
Masih banyak lahan yangmenganggur.
Harga bibit yang mahal.Desa Sinar Baru
Pote
nsi
Terdapat SDA (tanah, batu,batu gunung, kayu)Terdapat semen, batu bata.Terdapat sarana fisikIrigasi.Keorganisasian di tingkatmasayarakat.Kelembagaan BPD.Keberaan jasa keuangannon bank yang cukupmembantu bagi masyarakat.Program-program pelatihandari pemerintah setempatcukup embantu masyarakat
REVIEW RPKP PERBATASAN AGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANGKABUPATEN BENGKAYANG, TAHUN 2018 38
Mas
alah
Pada musim kemarausarana transportasi air tidakberfungsi.( Hasil bumisangat mengandalkantransportasi melalui jalursungai)Infrastruktur jalan yangmasih kurang maksimal.Pada musim hujan, tingkatpenyebaran penyakit diaredi masayarakat cukuptinggi.
Berdasarkan pada FGD tingkat desa dan kabupaten yang diadakan pada
tanggal 24 Juli 2018, didapat hasil berupa perumusan potensi dan masalah serta
usulan program oleh penduduk yang termasuk dalam kawasan perdesaan
perbatasan yang telah ditetapkan. Berikut merupakan beberapa potensi dan
masalah yang ada di Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Agribisnis
Kabupaten Bengkayang menurut masing-masing desa terlihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2.Potensi Masing-masing Desa di Kawasan Perdesaan Perbatasan
Kecamatan Jagoi Babang Kabupaten Bengkayang
POTENSI
URAIAN DESAJAGOI SEKIDA SEMUNYING
JAYAGRESIK KUMBA SINAR
BARULahan pertanian luasHutan DesaHutan ProduksiPertanian padi sawahPertanian padi ladangPerkebunanPeternakan (rumah tangga& kelompok : sapi,kambing, babi, ayam,bebek)Hasil hutanSistem jaringan sumberdaya air (sungai )Sumber daya manusia(pendidikan &keterampilan)Pusat kegiatan strategisnasionalKawasan strategis nasionalKawasan pengembangan
REVIEW RPKP PERBATASAN AGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANGKABUPATEN BENGKAYANG, TAHUN 2018 39
ekonomi terpadu (KAPET)Kawasan kampung budayaBUMDES adaBUMDESMA DolodGajahKampung kreatifPadiKaretSawit
Sumber : FGD 2018
Tabel 3.3.Permasalahan Masing-masing Desa di Kawasan Perdesaan Perbatasan
Kecamatan Jagoi Babang Kabupaten Bengkayang
MASALAH
URAIAN DESAJAGOI SEKIDA SEMUNYING
JAYAGRESIK KUMBA SINAR
BARULadang berpindahPola tanam belum teraturLahan kering di musimkemarauLahan tergenang di musimhujanKekurangan air padamusim kemarauLahan transmigrasi belumdibuka dan tidak adakejelasan batasLahan tidurHama pertanian tikusHarga bibit, pupuk, danobat- obatan pertanianmahalKetersediaan saprodi(bibit, pupuk, dan obat-obatan pertanian) terbatasKurangnya AlsintanEmbung belumtermanfaatkan(air tidak teralirkan kesawah)Embung belum adaPemanfaatan Sumber DayaAir belum optimalJaringan irigasi belum adaJaringan irigasi belumdimanfaatkan secara
REVIEW RPKP PERBATASAN AGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANGKABUPATEN BENGKAYANG, TAHUN 2018 40
optimal (sumber airminim)Jaringan irigasi primer-sekunder tidak terawatJalan usaha tani belumsemuanya adaTidak ada gudangpenyimpan hasil panen danpupukKemampuan mengolahsawah rendah(msh byk yang melakukanpertanian tradisional)Penataan petak sawahBelum memiliki pasar desaBelum terbentuknyaBumdesBelum tersediaInfrastruktur komunikasidan telekomunikasi /fasilitas komunikasi yangmemadaiTenaga penyuluh terbatas
Sumber : FGD 2018
Tabel 3.2 menjelaskan bahwa potensi yang terdapat di 6 desa yang
diajukan sebagai kawasan perdesaan perbatasan adalah usaha pertanian
(Agribisnis). Usaha pertanian dalam hal ini mencakup usaha pertanian padi dan
jagung. Setiap desa mempunyai potensi pertanian. Luasnya lahan dan
tersedianya infrastruktur pertanian yaitu saluran irigasi sawah dan embung
sebagai sumber pengairan juga merupakan potensi lain yang dimiliki oleh
kawasan perdesaan perbatasan ini. Akan tetapi infrastruktur pertanian belum
dimanfaatkan secara optimal. Bukan hanya infrastruktur saja, pengelolaan
pertanian juga masih belum optimal sehingga produktivitasnya rendah, padahal
lahan yang dimiliki sangat luas. Perlu adanya analisis dan kajian lebih lanjut
guna meningkatkan produktivitas lahan dan hasil pertanian.
Permasalahan yang banyak muncul dalam mengembangkan pertanian
mereka adalah tata air (pengairan). Sumber daya air di kawasan ini sudah sangat
memadai akan tetapi tidak adanya jaringan irigasi yang memadai
mengakibatkan minimnya produktivitas lahan pertanian mereka dalam
REVIEW RPKP PERBATASAN AGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANGKABUPATEN BENGKAYANG, TAHUN 2018 41
menghasilkan hasil pertanian. Selain itu alat-alat pertanian yang menunjang
juga masih minim. Harga pupuk dan obat-obatan juga sangat mahal
dikarenakan tidak adanya toko/kios pertanian di kawasan ini, sehingga
mengharuskan petani setempat membeli pupuk dan obat-obatan pertanian ke
ibukota kabupaten yang jaraknya cukup jauh. Hama pertanian berupa penyakit
dan tikus juga merupakan salah satu masalah yang harus di atasi petani.
Walaupun kawasan perdesaan perbatasan mempunyai potensi tersedianya
sumber daya manusia berdasar pada jumlah penduduknya akan tetapi sumber
daya manusia juga muncul sebagai masalah karena masih kurangnya penduduk
yang mau terjun untuk bertani.
3.2. PENELAAHAN DENGAN DOKUMEN PERENCANAAN LAINNYA
Tabel 3.3Hasil Telaah Dokumen RTRW dan Masterplan Agribisnis
No DokumenPerencananaan
PeriodeWaktu
Kebijakan Terkait Keterangan
1. RTRWKabupatenBengkayang
2014Sd
2034
a. Pusat Kegiatan StrategisNasional (PKSN) yaitu JagoiBabang;
b. Pusat Kegiatan WilayahPromosi (PKWp) yaitu KotaBengkayang;
c. Pusat Kegiatan Lokal (PKL)yaitu Kota Seluas, Ledo,Samalantan, Sungai Duri;
d. Pusat Pelayanan Kawasan(PPK) yaitu Sungai Raya,Monterado, Sanggau Ledo;dan
e. Pusat Pelayanan Lingkungan(PPL) yaitu Capkala, Pisak,Suti Semarang, Sekaruh,Sungai Betung, Tempapan,Lumar, dan Sebujit.
Struktur Ruang
Rencana pola ruang wilayahmeliputi rencana kawasanlindung:a. hutan lindung Gunung
Bawang dengan luas kurang
Pola Ruang
REVIEW RPKP PERBATASAN AGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANGKABUPATEN BENGKAYANG, TAHUN 2018 42
lebih 10.247 Ha terletak diwilayah Kecamatan LembahBawang, Sungai Betung,Bengkayang, dan Lumar;
b. hutan lindung Pandan Pulohdengan luas kurang lebih6.589 Ha terletak di wilayahKecamatan Sungai Betung,Bengkayang, dan Teriak;
c. hutan lindung PenrinssenSinjang dengan luas kuranglebih 17.098 Ha terletak diwilayah Kecamatan Seluasdan Siding; dan
d. kawasan hutan lindunglainnya dengan luas kuranglebih 228 Ha terletak diwilayah Kecamatan Lumar,Suti Semarang danSamalantan.
Kawasan yang memberikanperlindungan terhadap kawasanbawahannya:a. Kawasan bergambut terdapat
di Kecamatan Sungai Raya,Sungai Raya Kepulauan,Capkala, Samalantan,Monterado, LembahBawang, Seluas, dan JagoiBabang.
b. Kawasan resapan air terdapatdi Gunung Raya Pasi,Gunung Bawang, GunungNyiut, Gunung PandanPuloh, Gunung Penrinssen,Gunung Sinjang, GunungJalo, dan Bukit Vandring.
Kawasan Hutan Produksi:a. Kawasan hutan produksi
terbatas (HPT) terdapat diKecamatan Sungai Betung,Bengkayang, Lumar, Seluas,Jagoi Babang dan Sidingdengan luas kurang lebih46.724 Ha.
b. Kawasan hutan produksitetap (HP terdapat diKecamatan Monterado,Lembah Bawang, Sungai
REVIEW RPKP PERBATASAN AGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANGKABUPATEN BENGKAYANG, TAHUN 2018 43
Betung, Bengkayang, Teriak,Lumar, Ledo, Suti Semarangdan Siding dengan luaskurang lebih 63.554 Ha.
c. Kawasan hutan produksiyang dapat dikonversi (HPK)terdapat di KecamatanSungai Raya Kepulauan,Sanggau Ledo, Seluas danJagoi Babang dengan luaskurang lebih 15.669 Ha.
a. Kawasan strategis dari sudutkepentingan ekonomi yaitukawasan pariwisata diKecamatan Sungai RayaKepulauan; dan
b. Kawasan strategis dari sudutkepentingan fungsi dan dayadukung lingkungan hidupyaitu kawasan ekosistemGunung Raya Pasi, GunungNyiut dan GunungPenrissen-Sinjang.
c. Kawasan strategis dari sudutkepentingan ekonomimeliputi :1. kawasan pelabuhan
khusus Tanjung Gondoldi Kecamatan SungaiRaya Kepulauan;
2. kawasan pusatperdagangan dan jasa diKecamatanBengkayang;
3. kawasan sentrapertanian danperkebunan tersebar diseluruh wilayahKecamatan;
d. kawasan pengembanganperika-nan meliputiKecamatan Sungai Raya danSungai Raya Kepulauan;
e. kawasan industri meliputiCapkala, Seluas, Ledo;
f. kawasan pariwisata meliputikecamatan Sungai RayaKepulauan, Bengkayang,Tujuh Belas, Jagoi Babangdan Siding;
KawasanStrategis
REVIEW RPKP PERBATASAN AGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANGKABUPATEN BENGKAYANG, TAHUN 2018 44
g. kawasan agropolitan diKecamatan Sanggau Ledodan Kecamatan SungaiBetung; dan
h. kawasan minapolitan diTeluk Suak, KecamatanSungai Raya Kepulauan.
i. Kawasan strategis dari sudutkepentingan fungsi dan dayadukung lingkungan hidupyaitu kawasan strategisekosistem Gunung Bawangdan Gunung Pandan Puloh.
j. Kawasan strategis dari sudutkepentingan sosial danbudaya terdiri dari :1. kawasan kampung
budaya Sebujit;2. kawasan kampung
budaya Jagoi Babang;dan
3. kawasan rencanakampung budaya GunungBawang di KotaBengkayang.
Ketentuan umum peraturanzonasi meliputi pengaturanzonasi yang terdiri atas :a. ketentuan umum peraturan
zonasi struktur ruangwilayah;
b. ketentuan umum peraturanzonasi pola ruang wilayah;dan
c. ketentuan umum peraturanzonasi kawasan rawanbencana alam.
PengendalianPemanfaatan
Ruang
2. MasterplanAgribisnisKecamatan JagoiBabang
1. Kawasan PerbatasanRepublik Indonesia diKecamatan Jagoi Babangmerupakan kawasan strategisdari sudut kepentinganpertahanan keamanan danekonomi;
2. Kecamatan Jagoi Babangsebagai KawasanPengembangan EkonomiTerpadu (KAPET)Khatulistiwa yangmerupakan kawasan strategis
RencanaStruktur
PengembanganKawasanAgribisnis
REVIEW RPKP PERBATASAN AGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANGKABUPATEN BENGKAYANG, TAHUN 2018 45
dari sudut kepentinganekonomi.
3. Kecamatan Jagoi Babangsebagai kawasan sentrapertanian dan perkebunantersebar di seluruh wilayahKecamatan;
4. Kecamatan Jagoi Babangsebagai kawasan pariwisataJagoi Babang;
5. Kecamatan Jagoi Babangsebagai Kawasan strategisdari sudut kepentingan sosialdan budaya sebagaimanakawasan kampung budaya
1. Rencana PengembanganSentra Pemasaran
2. Pngembangan pusatProduksi Desa
3. Pengembangan permukiman4. Pengembangan sistem
transportasi5. Pengembangan perangkat
infrastruktur jalan daninfrastruktur fisik pendukunglainnya
6. Sentra Pengolahan hasilproduksi
Rencana PolaRuang Kawasan
Agribisnis
Pembentukan KoperasiBUMDES Bersama
RencanaPengembanganKelembagaan
Agribisnis
Sumber:1. RTRW Kabupaten Kubu Raya Tahun 2014-20342. Masterplan Agropolitan Kecamatan Jagoi babang
3.3. ISU STRATEGIS
Kawasan perbatasan ini memiliki nilai strategis, dimana dari aspek
pertahanan dan keamanan, kawasan perbatasan merupakan batas territorial NKRI
yang sangat berpengaruh terhadap pertahanan dan keamanan nasional. Sementara
dari aspek politik, kawasan perbatasan tergolong rawan konflik politis dengan
negara tetangga karena adanya persinggungan batas territorial dan yurisdiksi,
terutama pada segmen perbatasan yang belum disepakati. Karakteristik dari
REVIEW RPKP PERBATASAN AGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANGKABUPATEN BENGKAYANG, TAHUN 2018 46
masing masing kawasan perbatasan tersebut berbeda-beda, ditinjau dari sisi
potensi kesenjangan dengan negara tetangga, sebagai pusat pertumbuhan dan
pintu gerbang negara, maupun potensi adanya kegiatan eksploitasi sumberdaya
secara illegal. Dengan demikian maka masing-masing kawasan memerlukan
penanganan yang berbeda sesuai dengan tantangan khas dan isu strategis yang
dihadapinya.
Tabel 3.4Skor Kriteria Penentuan Isu-Isu Strategis
No Kriteria Bobot
1Memiliki pengaruh yang besar/signifikan terhadap pencapaiansasaran pembangunan nasional
20
2Merupakan Tugas dan Tanggung Jawab Tim KoordinasiPembangunan Kawasan Perdesaan Berbatasan dengan NegaraTetangga di Kabupaten Bengkayang
10
3 Dampak yang ditimbulkan terhadap daerah dan masyarakat 204 Memiliki daya ungkit yang signifikan terhadap kawasan perdesaan 105 Kemungkinan atau kemudahan untuk ditangani 156 Prioritas janji politik yang perlu diwujudkan 25
Total 100
Isu-isu strategis yang dihadapi dalam pengelolaan kawasan perbatasan,
diantaranya adalah mengenai kekayaan sumberdaya alam yang ternyata belum
mampu dimanfaatkan secara adil, optimal dan berkelanjutan untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat terutama mereka yang menetap di kawasan perbatasan.
Bahkan di beberapa lokasi kawasan perbatasan, potensi sumberdaya alam tersebut
dieksploitasi secara illegal oleh pihak asing. Dari aspek infrastruktur, sebagian
besar wilayah perbatasan ternyata belum memiliki sarana dan prasarana wilayah
yang memadai, sehingga mengakibatkan keterisolasian wilayah dan tidak
berkembangnya kegiatan ekonomi, serta potensi terjadinya disintegrasi. Dari
aspek kebijakan, selama ini arah kebijakan pembangunan kewilayahan yang ada
cenderung berorientasi inward looking, sehingga seolah-olah kawasan perbatasan
tersebut hanya menjadi halaman belakang dari pembangunan nasional. Akibatnya
kawasan perbatasan dianggap bukan merupakan wilayah prioritas pembangunan,
baik oleh pemerintah pusat maupun daerah.
REVIEW RPKP PERBATASAN AGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANGKABUPATEN BENGKAYANG, TAHUN 2018 47
Kedepan, kebijakan pengembangan kawasan perbatasan ini tidak dapat
lagi hanya menggunakan pendekatan pertahanan dan keamanan semata,
melainkan harus pula memperhatikan kondisi khas masyarakat dan potensi
wilayah setempat. Pemerintah telah menerbitkan Perpres 78 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil Terluar guna menjaga keutuhan wilayah NKRI,
keamanan nasional, pertahanan negara dan bangsa, serta menciptakan stabilitas
kawasan melalui pemanfaatan sumberdaya alam. Disamping itu Pemerintah juga
telah menerbitkan UU No.43 tentang Wilayah Negara, yang diantaranya mengatur
pembagian kewenangan antara Pemerintah Pusat, Propinsi dan Daerah dalam
pengelolaan batas wilayah dan kawasan negara, dimana dalam hal ini Pemerintah
Daerah memiliki kewenangan yang lebih besar dalam hal pembangunan sosial dan
ekonomi. UU No.43 juga mengamanatkan pembentukan Badan Pengelola di
tingkat pusat dan daerah yang bertugas untuk mengelola batas wilayah dan
kawasan perbatasan dalam hal penetapan kebijakan dan program, penetapan
rencana kebutuhan anggaran, pengkoordinasian pelaksanaan, evaluasi,
pengawasan, serta perumusan keikut-sertaan masyarakat dalam menjaga dan
mempertahankan wilayah negara, termasuk kawasan perbatasan.
Berdasar pada potensi dan masalah di kawasan perdesaan maka dapat
disimpulkan permasalahan menurut prioritasnya. Sama seperti yang sudah
dijelaskan sebelumnya, potensi utama kawasan perdesaan adalah lahan pertanian,
sedangkan prioritas masalah untuk dapat mengembangkan pertaniannya adalah
sumber daya air yang digunakan untuk pertanian dalam arti luas. Dengan
demikian, berdasarkan potensi, masalah, dan kondisi eksisting kawasan
perdesaan perbatasan Kabupaten Bengkayang serta adanya dokumen-dokumen
perencanaan yang terkait, dapat ditarik isu strategis yang ada di kawasan
perdesaan perbatasan Kabupaten Bemgkayang sebagai berikut.
1. Tidak Terencananya Sistem Pengolahan Lahan dan Pengairan (Sistem
Pertanian) dengan Baik
Masalah umum dan utama yang dihadapi dalam pengembangan lahan untuk
usaha pertanian berdasar potensi masalah yang ada adalah kondisi hidro-topografi
REVIEW RPKP PERBATASAN AGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANGKABUPATEN BENGKAYANG, TAHUN 2018 48
serta rejim air yang beragam, genangan air pada lahan di musim hujan dan
kekeringan pada musim kemarau, drainase lamban dan kemasaman tanah. Untuk
mengatasi permasalahan tersebut diperlukan teknik penataan dan pengelolaan
lahan serta pola tanam yang tepat, sesuai dengan karakteristik lahan di wilayah
tersebut.
Sumber daya lahan yang asli adalah berbentuk datar dengan kelerengan
sampai 2 %, dengan ketinggian tempat d bawah 10 m di atas permukaan air laut
merupakan permasalahan khusus, sehingga pola pengelolaan lahan budidaya dan
air menjadi penting. Pengalaman dan pembelajaran yang diperoleh petani dari
alam adalah adanya permukaan lahan yang rendah dan relatif tinggi, sehingga
memberikan inspirasi untuk budidaya tanaman, yaitu menanam padi pada bagian
yang rendah dan menanam palawija pada bagian yang relatif tinggi dengan
memperhatikan ritme perubahan genangan dan musim, baik pada musim hujan
maupun musim kemarau. Hal ini dapat digunakan sebagai dasar pendekatan
pengembangan sistem pertanian berganda (alternate cropping system) di masa
mendatang.
Sumber daya alam berupa lahan di kawasan perdesaan yang ditetapkan masih
sangat luas dan prospektif untuk budidaya pertanian, namun sumber daya manusia
pertanian masih bersifat terbatas baik dalam jumlah maupun kualitasnya.
Pemberdayakan sumber daya manusia menjadi petani profesional masih menjadi
tantangan baik dalam bentuk kelompok tani maupun gabungan kelompok tani
2. Rendahnya Produktivitas Pertanian karena Kurangnya Sarana
Prasarana Pertanian dan Terjadinya Serangan Hama Pertanian
Di samping tidak tepatnya sistem pertanian dalam pengolahan lahan, isu
strategis yang muncul lainnya adalah rendahnya produktivitas pertanian. Kedua
hal ini mempengaruhi satu sama lain. Meningkatnya produktivitas pertanian
sangat berpengaruh dalam bagaimana sistem pertanian yang diterapkan. Apabila
sistem pertanian yang diterapkan tidak sesuai maka akan mempengaruhi
produktivitas pertanian yang tidak maksimal. Maka dari itu apabila sistem
pertaniannya sudah sesuai untuk meningkatkan produktivitas menjadi lebih
REVIEW RPKP PERBATASAN AGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANGKABUPATEN BENGKAYANG, TAHUN 2018 49
mudah. Akan tetapi masalah yang dihadapi oleh petani yang ada di kawasan
perdesaan Agribisnis Kabupaten Kayong Utara dalam hal peningkatan
produktivitas pertanian adalah kurangnya ketersediaan alsintan dan tenaga
operasional mesin-mesin pertanian. Secara umum hal masih merupakan
permasalahan yang dihadapi dalam rangka pengembangan usaha pertanian di
kawasan pertanian rawa lebak. Upaya pemberdayaan sumber daya manusia
pertanian masih perlu ditingkatkan secara kualitatif maupun kuantitatif.
Selain itu faktor pendukung produksi pertanian di lahan rawa lebak
yang masih dihadapi masyarakat adalah fluktuasi ketinggian genangan air yang
sangat variatif dari sisi waktu dan kualitas genangan yang dapat menguntungkan
atau sebaliknya lebih bersifat kendala atau hambatan. Tinggi genangan
mempengaruhi pemilihan jenis tanaman dan varietas yang dibudidayakan serta
penetapan waktu tanam yang tepat untuk memperkecil resiko kegagalan panen,
baik untuk musim hujan maupun musim kemarau. Permasalahan lain adalah
infrastruktur pertanian seperti jaringan irigasi sampai ke petak tersier, jalan usaha
tani untuk menuju dan kembali dari petak tersier untuk mengangkut sarana
produksi dan atau hasil panen sampai ke tempat yang memudahkan dalam
penanganan hasil panen yang baik dan lancar, sehingga kehilangan hasil setelah
panen dapat diminimalisir. Hama pertanian berupa hama tikus juga menjadi
kendala petani dalam memperoleh hasil produktivitas pertanian tinggi.
3. Terbatasnya kemampuan pemasaran hasil produksi pertanian,
perkebunan, kehutanan dan kerajinan
Kesulitan memasarkan hasil pertanian merupakan hal yang umumnya
terjadi dalam industri pertanian di Indonesia, apalagi pada daerah-daerah yang
jauh dari pusat kota. Hal demikianlah yang dialami oleh petani di wilayah
perbatasan Kecamatan Jagoi Babang. Keterbatasan akses pemasaran oleh petani di
kawasan perbatasan Kecamatan Jagoi Babang ini dikarenakan jarak lokasi yang
sangat jauh, minimnya infrastruktur jalan dan keterbatasan kemampuan
keterampilan pemasaran . Hal ini mengakibatkan akses pasar untuk menjual hasil
produksi pertanian menjadi sulit.
REVIEW RPKP PERBATASAN AGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANGKABUPATEN BENGKAYANG, TAHUN 2018 50
REVIEW RPKP PERBATASAN AGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANGKABUPATEN BENGKAYANG, TAHUN 2018 51
4.1. TUJUAN
Tujuan dalam hal ini merupakan arah yang akan dicapai dalam
mewujudkan kawasan perdesaan perbatasan di Kabupaten Bengkayang sebagai
Kawasan Perdesaan Agribisnis. Tujuan dibuat dari isu strategis kawasan yang
merupakan hasil analisis potensi dan masalah. Adapuh tujuan yang diusulkan
untuk merealisasikan kawasan perdesan Agribisnis Kabupaten Bengkayang adalah
sebagai berikut:
1. Mewujudkan usaha pertanian yang berkelanjutan
Tujuan pertama dalam mewujudkan Kawasan Perdesaan Agribisnis
Kabupaten Bengkayang adalah mewujudkan usaha pertanian yang berkelanjutan.
Tujuan ini berangkat dari isu mengenai pemanfaatan lahan pertanian di mana
potensi sawah dan sumber daya air yang cukup tapi tidak optimal dalam
pengolahannya. Usaha Pertanian adalah usaha pemanfaatan lahan pertanian secara
efektif dan efisien dengan mensingkronisasikan fungsi budidaya pertanian secara
luas (pertanian tanaman pangan, hortikultura, perikanan, dan perternakan) sesuai
dengan kondisi kawasan. Berkelanjutan berarti adanya kesinambungan
penggunaan lahan untuk dimanfaatkan sebagai lahan pertanian dan juga adanya
inovasi teknologi tanam dalam pola penanaman tanaman pertanian. Adanya
penjelasan tersebut diharapkan bisa tercipta optimalisasi lahan pertanian di
Kabupaten Bengkayang guna mewujudkan usaha pertanian berkelanjutan dengan
sistem pertanian yang tepat.
2. Meningkatkan Produktivitas Pertanian di Kawasan Perdesaan Agribisnis
Tidak terlepas dari tujuan yang pertama, tujuan kedua yaitu meningkatkan
produktivtas pertanian kawasan agribisnis mempunyai keterkaitan.
BAB IVTUJUAN DAN SASARAN
REVIEW RPKP PERBATASAN AGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANGKABUPATEN BENGKAYANG, TAHUN 2018 52
Meningkatkan produktivitas pertanian pertama yang dilakukan adalah
mengoptimalkan penggunaan lahan yang selanjutnya didorong oleh faktor
teknologi (alat mesin pertanian) dan infrastruktur pertanian untuk lebih
menambah nilai produksi secara kualitas dan kuantitas. Adanya penggunaan
teknologi dan peningkatan infrastruktur pertanian diharapkan bisa mecapai tujuan
untuk meningkatkan prtoduktivitas usaha pertanian.
3. Mewujudkan kelembagaan yang kredible di Kawasan Perdesaan
Agribisnis
Kelembagaan yang teroganisir merupakan bakal jalannya
organisasai/kelompok yang kokoh dan berkelanjutan. Tujuan mewujudkan
kelembagaan yang kredible diharapkan dapat menjadi wadah kelompok tani di
kawasan perdesaan dalam mengembangkan sektor pertanian. Adanya kelompok
tani yang sistem kelembagaannya baik dan terorganisir diharapkan juga dapat
memberikan program-program perbaikan kapasitas petani dalam peningkatan
kemampuan bertani secara luas.
4. Mewujudkan peningkatan kemampuan pemasaran hasil produksi
pertanian, perkebunan, kehutanan dan kerajinan kawasan perdesaan
perbatasan.
Kemampuan pemasaran sangat berperan bagi keberhasilan penjualan
produk-produk hasil pertanian, sehingga akan meningkatkan pendapatan
masyarakat dan kemudian menggerakkan perekonomian masyarakat di kawasan
perbatasan Kecamatan Jagoi Babang Kabupaten Bengkayang. Upaya untuk
merealisasikan tujuan ini dapat dilakukan dengan peningkatan akses transportasi
jalan, pembangunan pasar rakyat, peningkatan keterampilan wirausaha dan
pengembangan industry kecil dan menengah (sentra IKM).
4.2. SASARAN
Sasaran merupakan sesuatu yang menjadi tujuan yaitu apa yang nantinya
akan dicapai. Tercapainya Kawasan Perdesaan perbatasan berbasis agribisnis
REVIEW RPKP PERBATASAN AGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANGKABUPATEN BENGKAYANG, TAHUN 2018 53
merupakan hasil dari perwujudan tiga tujuan yang sudah dijelaskan sebelumnya
dengan beberapa sasaran. Adapun sasaran untuk mencapai tujuan-tujan berikut
adalah sebagai berikut:
1. Pencapaian tujuan mewujudkan usaha pertanian yang berkelanjutan
dilakukan dengan menyasar pada:
a. Terwujudnya kawasan perdesaan Agribisnis yang berkelanjutan
Adapun sasaran pada poin pertama yaitu terwujudnya kawasan perdesaan
Agribisnis yang berkelanjutan mempunyai fokus pencapaian yaitu
pembuatan rencana kawasan perdesaan yang lebih detail dengan
mempertimbangkan aspek kesesuaian dan bersifat komprehensif. Hal
tersebut bisa menjadikan rencana yang dibuat kedepannya bisa terus
berlanjut.
b. Terwujudnya Pemanfaatan lahan pertanian secara optimal untuk
usaha pertanian
Sasaran terwujudnya pemanfaatan lahan secara optimal untuk pertanian
yaitu tereksplornya potensi lahan yang dimanfaatkan sesuai dengan
kondisinya (kemampuan lahan) yaitu sistem tadah hujan sehingga tercipta
produksi lahan yang maksimal dengan sistem pertanian yang tepat dalam
pengolahan lahan. Adanya hal tesebut diharapkan bisa menamah nilai
efektivitas dan efisiensi lahan terhadap menambahnya nilai hasil produksi
pertanian.
c. Terwujudnya peningkatan kemampuan petani dalam mengelola
lahan
Sasaran kedua dalam pencapaian tujuan mewujudkan usaha pertanian
yang berkelanjutan adalah terwujudnya peningkatan kemampuan petani
dalam mengelola lahan. Keberhasilan pengimplementasian sistem
pertanian yang tepat dalam megolah lahan tidak akan tercipta apabila
kemampuan sumber saya manusia masih rendah. Oleh karena itu perlu
adanya peningkatan kemampuan petani.
REVIEW RPKP PERBATASAN AGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANGKABUPATEN BENGKAYANG, TAHUN 2018 54
d. Terwujudnya keberlanjutan pemanfaatan lahan melalui pola
pertanian berkelanjutan
Keberlanjutan akan tercipta apabila adanya eksistensi dan inovasi dalam
pemanfaatan lahan untuk usaha pertanian. Selain itu keberlanjutan juga
berbicara tentang bagaimana pemanfaatan dan pengolahan lahan yang
ramah terhadap lingkungan. Nilai keberlanjutan juga akan tercipta apabila
tidak adanya ekploitasi lahan berlebihan yang dapat menyebabkan
kerusakan lingkungan (ekosistim sawah) yang juga bisa mengakibatkan
tidak adanya eksistensi pemanfaatan lahan.
2. Meningkatkan Produktivitas Pertanian Kawasan Perdesaan Perbatasan
Berbasis Agribisnis dapat dicapai dengan sasaran sebagai berikut:
a. Terwujudnya peningkatan sarana dan prasana pertanian
Sasaran pertama dalam mewujudkan tujuan meningkatkan produktivitas
pertanian adalah terwujudnya peningkatan sarana dan prasaran pertanian.
Sarana dan prasarana pertanian menjadi penting dalam hal ini karena
apabila metode pengolahan lahan sudah tepat, sumber daya manusia
pertanian dengan kemampuan pertanian yang baik sudah ada, maka
dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai untuk menunjang
produksi lahan dalam meningkatkan produktivitas pertanian. Selain itu
dalam penyediaannya harus sesuai dengan kesesuaian kondisi kawasan
agar tepat guna. Peningkatan sarana dan prasarana pertanian dalam hal ini
juga tidak terlepas dari perkembangan teknologi. Adanya perkembangan
teknologi juga dipengaruhi dengan berkembangnya sarana dan alat/mesin
pertanian yang nantinya akan digunakan. Sehingga perlu adanya
kesesuaian antara alat/mesin dan sarana pertanian berkembang dengan
pemenuhan kebutuhan kawasan pertanian terhadap hal tersebut dalam hal
peningkatan produktivitas pertanian dan lahan.
REVIEW RPKP PERBATASAN AGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANGKABUPATEN BENGKAYANG, TAHUN 2018 55
b. Terwujudnya sistem pengairan yang baik dan pemanfaatan sumber
daya air secara optimal untuk Agribisnis
Bukan hanya metode, manusia, dan material (sarana dan prasarana) saja
dalam meningkatkan produktivitas pertanian. Optimalisasi potensi lahan
yang dimafaatkan sebagai lahan pertanian tidak akan mencapai tujuan
dalam mewujudkan produktivitas usaha pertanian (Agribisnis) tanpa
adanya optimalisasi potensi sumber daya air yang ada. Sumber daya air
yang dimiliki kawasan perdesaan Agribisnis di Kabupaten Bengkayang
yang melimpah saat ini kurang dimanfaatkan dengan baik. Tidak
teralirinya sawah-sawah merupakan masalah serius yang dihadapi oleh
kawasan perdesaan ini. Padahal adanya sistem pengairan yang baik untuk
dapat mengari sawah-sawah pertanian yang ada merupakan salah satu cara
untuk memberikan kehidupan pada tanaman pertanian dan meingkatkan
produktivitas pertanian. Olah karena itu sasaran kedua dalam
meningkatkan produktivitas pertanian adalah dengan mewujudkan
pemanfaatan sumber daya air secara optimal untuk usaha pertanian.
3. Sasaran untuk mewujudkan kelembagaan kredible adalah :
Terwujudnya Kelembagaan yang kredible di Kawasan Perdesaan
Agribisnis
Sasaran terwujudnya kelembagaan yang kredible dapat dilaksanakan
dengan tiga target pencapaian, yaitu melalui pembentukan kelompok tani
gabungan, pembentukan lembaga keuangan modal produksi, dan lembaga
peningkatan kapasitas petani. Pembentukan kelompok tani gabungan
diharapkan tercapai dengan kelembagaan yang tertata secara strukural dan
terciptanya koordinasi kerjasama antar kelompok tani dalam peningkatan
produktivitas pertanian. Selain itu dengan adanya lembaga keuangan
berfungsi sebagai penjamin pemenuhan modal produksi petani. Peningkatan
kapasistas petani juga menjadi penting yaitu dengan diwadahi oleh lembaga
yang khusus dalam peningkatan petani dibidang pertanian. Hal lain yang
REVIEW RPKP PERBATASAN AGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANGKABUPATEN BENGKAYANG, TAHUN 2018 56
menjadi penting agar kelembagaan tersebut bisa terus berjalan adalah
manajemen pengelolaan lembaga.
4. Sasaran untuk mewujudkan kemampuan pemasaran hasil produksi
pertanian, perkebunan, kehutanan dan kerajinan adalah :
Terwujudnya kemampuan pemasaran hasil produksi pertainan,
perkebunan dan kerajinan kawasan perbatasan.
Sasaran terwujudnya kemampuan pemasaran hasil pertanian dapat
dilaksanakan dengan tiga target pencapaian, yaitu melalui peningkatan
akses jalan, pembangunan pasar rakyat, peningkatan keterampilan
wirausaha dan pengembangan industri kecil dan menengah.
Berdasarkan uraian penjelasan tujuan dan sasaran di atas, dapat
dikemukakan rangkuman tujuan dan sasaran sebagai berikut :
Tabel 4.1.Tujuan dan Sasaran Rencana Pembangunan Kawasan Perdesaan
Perbatasan Berbasis Agribisnis Kabupaten Bengkayang
Isu Strategis Tujuan Sasaran
Tidak terencananya sistempengolahan lahan danpengairan(sistem pertanian) denganbaik
Mewujudkan usahapertanian yangBerkelanjutan (pertaniantanamanpangan, hortikultura,perikanan, dan perternakan)
Terwujudnya kawasanperdesaanAgribsinis yangberkelanjutanTerwujudnya Pemanfaatanlahanpertanian secara optimaluntuk usaha tani dengansistem tadah hujanTerwujudnya Peningkatankemampuan petani dalammengelolalahanTerwujudnya keberlanjutanpemanfaatan lahan melaluipolapertanian surjan
Rendahnya produktivitas Meningkatkan ProduktivitasTerwujudnya peningkatansarana dan prasana produksi
REVIEW RPKP PERBATASAN AGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANGKABUPATEN BENGKAYANG, TAHUN 2018 57
pertaniankarena kurangnya saranaprasaranapertanian dan terjadinyaseranganhama pertanian
Pertanian di KawasanPerdesaanAgribisnis
pertanian
Terwujudnya sistempengairan yangbaik dan pemanfaatan sumberdayaair secara optimal untukusaha pertanian
Mewujudkan kelembagaanyangkredible di kawasanperdesaanAgribisnis.
Terwujudnya kelembagaanyangkredible
Terbatasnya kemampuanpemasaran hasil pertanian
Mewujudkan peningkatankemampuan pemasaran hasilproduksi pertanian, perkebunan,kehutanan dan kerajinankawasan perdesaan perbatasan
Terwujudnya peningkatankemampuan pemasaran hasilproduksi pertanian, perkebunan,kehutanan dan kerajinan kawasanperdesaan perbatasan
Sumber: Hasil Analisis, 2018
REVIEW RPKP PERBATASAN AGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANGKABUPATEN BENGKAYANG, TAHUN 2018 58
5.1. STRATEGI
Strategi dan kebijakan merupakan rumusan perencanaan komprehensif
tentang bagaimana Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran
Pembangunan Kawasan Perdesaan dengan efektif dan efisien. Penyusunan strategi
dan kebijakan pembangunan kawasan perdesaan akan dapat mendukung aktifitas
pembangunan dan menciptakan layanan masyarakat, termasuk di dalamnya
upaya memberbaiki kinerja dan kapasitas birokrasi, sistem manajemen, dan
pemanfaatan teknologi informasi.
Strategi merupakan langkah-langkah yang berisikan program-program
indikatif untuk mewujudkan tujuan dan sasaran. Rumusan strategi menunjukkan
keinginan yang kuat bagaimana pemerintah daerah menciptakan nilai tambah bagi
stakeholder pembangunan daerah.
Langkah yang dilakukan dalam merumuskan strategi, yaitu:
1. Menyusun alternatif pilihan langkah yang dinilai realistis dapat mencapai
tujuan dan sasaran yang ditetapkan;
2. Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan
ketidakberhasilan dalam mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan untuk
setiap langkah yang akan dipilih; dan
3. Melakukan evaluasi untuk menentukan pilihan langkah yang paling tepat
antara lain dengan menggunakan metode SWOT (Strengths/ Kekuatan;
Weaknesses/ Kelemahan; Opportunities/Peluang; dan Threats/ Tantangan),
dengan langkah-langkah sebagaimana tertuang pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1Identifikasi SWOT
Internal Eksternal(+) Kekuatan1. Tersedianya lahan pertanian dan
perkebunan di kawasan perdesaan2. Budaya gotong royong yang tinggi
(+) Peluang1. Adanya dukungan kebijakan dari
pemerintah, pemerintah provinsi,dan pemerintah kabupaten
BAB IVSTRATEGI DAN KEBIJAKAN
REVIEW RPKP PERBATASAN AGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANGKABUPATEN BENGKAYANG, TAHUN 2018 59
3. Kelembagaan masyarakat mendukung4. Kaya akan Potensi SDA
2. Adanya dukungan pendanaanpemerintah, swasta dan pihak-pihaklainnya
3. Adanya kerjasama lintas sektor4. Posisi strategis kawasan perdesaan
yang terletak di perbatasan
(-) Kelemahan1. Pemanfaatan lahan pertanian dan
perkebunan di kawasan perdesaanbelum optimal
2. Infrastruktur dasar yang masih terbatas3. Potensi SDA belum dikelola secara
optimal4. SDM belum diberdayakan secara
optimal
(-) Ancaman1. Pasar bebas Masyarakat Ekonomi
Asean (MEA)2. SDA dieksploitasi secara illegal oleh
pihak Asing3. Alih fungsi lahan pertanian4. Terisolasinya wilayah Perbatasan
Pemetaan SWOT di atas sangat penting untuk memahami kondisi riil daerah
termasuk di dalamnya Pemerintah Daerah. Atas dasar informasi yang telah terbagi
4 (empat) kuadran di atas dirumuskan alternatif strategi sebagai berikut:
Tabel 5.2Penentuan Alternatif Strategi dan Indikator Sasaran
Pembangunan Kawasan Perdesaan Berbatasan Berbasis Agribisnis
Faktor Eksternal
Faktor Internal
Peluang:1. Adanya dukungan
kebijakan daripemerintah, pemerintahprovinsi, danpemerintah kabupaten
2. Adanya dukunganpendanaan pemerintah,swasta dan pihak-pihaklainnya
3. Adanya kerjasamalintas sektor
4. Posisi strategiskawasan perdesaanyang terletak diperbatasan.
Ancaman:1. Pasar bebas Masyarakat
Ekonomi Asean (MEA)2. SDA dieksploitasi secara
illegal oleh pihak Asing3. Alih fungsi lahan
pertanian4. Terisolasinya wilayah
Perbatasan
Kekuatan:1. Tersedianya lahan
pertanian danperkebunan di kawasan
Alternatif Strategi:1. Pemanfaatan lahan
pertanian secaraoptimal sesuai
Alternatif Strategi:1. Pemanfaatan lahan
pertanian kawasanperdesaan untuk
REVIEW RPKP PERBATASAN AGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANGKABUPATEN BENGKAYANG, TAHUN 2018 60
perdesaan2. Budaya gotong royong
yang tinggi3. Kelembagaan
masyarakat mendukung4. Potensi SDA
mendukung
kebijakan pemerintah2. Peningkatan dukungan
pendanaan pemerintah,swasta dan pihak-pihaklain sertamemaksimalkanbudaya gotong-royongmasyarakat
3. Peningkatan kerjasamalintas sektor dankelembagaanmasyarakat
4. Pemanfaatan SDA dikawasan perdesaanperbatasan
mengatasi Alih fungsilahan pertanian
2. Peningkatan kompetensitenaga kerja dalammenghadapi Pasar bebasMasyarakat EkonomiAsean (MEA)
3. Penguatan budaya dankearifan lokal dalamrangka mengatasi Illegaltrading oleh pihakAsing.
4. PeningkatanInfrastruktur wilayahperbatasan secaramaksimal.
Kelemahan:1. Pemanfaatan lahan
pertanian kawasanperdesaan belumoptimal
2. Infrastruktur dasar yangmasih terbatas
3. SDM belumdiberdayakan secaraoptimal
4. Potensi SDA belumdikelola secara optimal
Alternatif Strategi:1. Peningkatan dukungan
kebijakan daripemerintah, pemerintahprovinsi, danpemerintah kabupatendalam pemanfaatanlahan pertanian danperkebunan di kawasanperdesaan
2. Penguatan dukunganpendanaan pemerintah,swasta dan pihak-pihaklainnya untukmeningkatkaninfrastruktur dasar yangmasih terbatas
3. Peningkatan kerjasamalintas sektor untukpengelolaan potensiSDA
4. Pemberdayaan SDMkawasan perdesaanperbatasan secaraoptimal.
Alternatif Strategi:1. Pemanfaatan lahan
pertanian danperkebunan di kawasanperdesaan secaraoptimal
2. PembangunanInfrastruktur dasardengan memperhatikanRTRW
3. Peningkatan kompetensitenaga kerja dalammenghadapi Pasar bebasMasyarakat EkonomiAsean (MEA)
4. Pengelolaan potensiSDA secara optimal
Berdasarkan matrik SWOT di atas, maka dapat disusun prioritas
implementasi strategi, guna mewujudkan kawasan perdesaan perbatasan berbasis
agribisnis Kecamatan Jagoi Babang Kabupaten Bengkayang sebagai berikut :
REVIEW RPKP PERBATASAN AGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANGKABUPATEN BENGKAYANG, TAHUN 2018 61
1. Pembuatan rencana spasial kawasan dan rencana detail Kawasan Perdesaan
Perbatasan berbasis agribisnis
2. Optimalisasi lahan pertanian dengan sistem surjan
3. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia dalam bidang agribisnis surjan
4. Peningkatan inovasi teknologi tanam oleh petani
5. Peningkatan kelengkapan sarana prasarana produksi pertanian dan alat mesin
pertanian
6. Peningkatan sistem pengairan pertanian di kawasan perdesaan
7. Peningkatan pemanfaatan sumber daya air untuk usaha Pertanian dengan
perbaikan saluran irigasi
8. Peningkatan peran dan fungsi kelembagaan pertanian yang kredible
9. Peningkatan akses pemasaran hasil pertanian
10. Peningkatan kemampuan wirausaha masyarakat
11. Peningkatan pemberdayaan ekonomi masyarakat
5.2. KEBIJAKAN
Berdasarkan hasil analisis isu strategis, rumusan tujuan, sasaran, dan
strategi, maka tahap selanjutnya adalah perumusan arah kebijakan dalam rangka
mewujudkan Rencana Pembangunan Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis
Agribisnis di Kecamatan Jagoi Babang Kabupaten Bengkayang. Berikut arah
kebijakan dalam mencapai strategi pembangunannya:
1. Menyusun rencana kawasan yang komprehensif yang sesuai dengan kondisi
Kawasan Perdesaan Perbatasan
2. Meningkatkan produktivitas pertanian melalui intensifikasi dan diversifikasi
dengan pengembangan sistem surjan yang komprehensif
3. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam bidang agribisnis
4. Meningkatan pemanfaatan inovasi teknologi pertanian oleh petani di kawasan
perbatasan
5. Meningkatkan kelengkapan sarana prasarana produksi pertanian dan
alat/mesin pertanian yang dibutuhkan
REVIEW RPKP PERBATASAN AGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANGKABUPATEN BENGKAYANG, TAHUN 2018 62
6. Mewujudkan sistem pengairan pertanian yang sesuai dengan karakteristik
kawasan perdesaan perbatasan.
7. Meningkatkan jaringan irigasi untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber
daya air untuk agribisnis berkelanjutan
8. Meningkatkan peran kelembagaan kelompok tani
9. Meningkatkan pemasaran hasil pertanian
10. Meningkatkan keterampilan dan kreativitas wirausaha masyarakat.
11. Meningkatkan ekonomi masyarakat.
Kebijakan Pembangunan Kawasan Perdesaan Perbatasan merupakan
pedoman untuk mengarahkan perumusan strategi dalam mencapai tujuan dan
sasaran yang diinginkan. Kebijakan Pembangunan Kawasan Perdesaan Perbatasan
Berbasis Agribisnis di Kecamatan JagoiBabang Kabupaten Bengkayang
menghubungkan antara strategi pembangunan yang dipilih dengan pencapaian
tujuan dan sasaran yang telah dirumuskan, yang digambarkan sebagai berikut:
Tabel 5.1.Strategi dan Arah Kebijakan Rencana Pembangunan Kawasan
Perdesaan Perbatasan Berbasis Agribisnis Kecamatan Jagoi BabangKabupaten Bengkayang
Isu Strategis Tujuan Sasaran Strategi Arahkebijakan
Keterbatasanperencanaanusaha pertaniandalam pemanfaatan lahandengan sistempengairan yangbaik
MewujudkanKawasanagribisnis Yanglestari danberkelanjutan
Terwujudnyapemanfaatanlahanpertanianscara optimaluntuk usahatani dengansistem surjan.
Optimalisasilahan pertaniandengan sistemsurjan
Meningkatkanproduktivitaspertanianmelaluiintensifikasi dandiversifikasidenganpengembangansistem surjanyangkomprehensif.
Terwujudnyapeningkatankemampuanpetani dalammengelolalahan.
Peningkatankapasitas SDMdalam bidangusaha pertaniansurjan berkelanjutan
Meningkatnyakemampuanmasyarakat dalambidang pertaniansurjan berkelanjutan.
REVIEW RPKP PERBATASAN AGRIBISNIS KECAMATAN JAGOI BABANGKABUPATEN BENGKAYANG, TAHUN 2018 63
Terwujudnyapemanfaataninovasiteknologipertanian .
Peningkatanpemanfaataninovasi teknologipertanian olehpetani .
Meningkatanpemanfaataninovasi teknologipertanian olehpetani di kawasanperbatasan.
Rendahnyaproduktivitaspertaniankarenakurangnyasarana prasaranapertaniansertaterjadinyaseranganhamapertanian
Meningkatkanproduktivitaspertanian dikawasanperdesaanperbatasanberbasisagribisnis
Terwujudnyasarana danprasaranaproduksipertanian
Peningkatankelengkapansarana prasaranaproduksipertanian, alatdan mesinpertanian(alsintan)
Meningkatkankelengkap ansarana prasaranaproduksipertanian, alat danmesin pertanian(alsintan)
Terwujudnyasistempengairan yangbaik danpemanfaatansumber daya airsecara optimaluntuk agribisnis
Peningkatansistem pengairanpertanian dikawasanperbatasan
Mewujudkansistem pengairanpertanian yangsesuai dengankarakteristikkawasanperbatasan
Peningkatanpemanfaatansumber daya airuntuk agribisnisberkelanjutandenganperbaikansaluran irigasi.
Meningkatkanjaringan irigasiuntukmengoptimalkanpemanfaatansumber daya airuntuk agribisnisberkelanjutan
MewujudkanKelembagaanyang kredibledikawasanperdesaanBerbasisagribisnis
Terwujudnyakelembagaanyang kredible
Peningka tanperan dan fungsikelembagaanpertanian yangkredibel
Pembentu kankelembagaankelompok tani
Terbatasnyakemampuanpemasaran hasilproduksipertanian,perkebunan dankerajinan
Mewujudkanpeningkatankemampuanpemasaran hasilproduksi pertanian, perkebunandan kerajinankawasan perbatasan
Terwujud nyapeningkatankemampuanpemasaran hasilproduksipertainan,perkebunan dankerajinankawasanperbatasan
Peningkatanakses pemasaranhasil pertanian,perkebunan,kerajinan.
Meningkatkanpemasaran hasilpertanian,perkebunan,kerajinan
PeningkatanKemampuanWirausaha danPemberdayaanekonomimasyarakat
Meningkatkanketerampilan &kreativitaswirausaha untukmeningkatkanekonomimasyarakat
Sumber: Hasil Analisis, 2018
REVISI RPKP PERBATASAN BERBASIS AGRIBISNIS KABUPATENBENGKAYANG, TAHUN 2018 65
6.1. PROGRAM, KEGIATAN, PENDANAAN
Perumusan Program Rencana Pembangunan Kawasan Perdesaan
(RPKP) lima tahun ke depan merupakan kelanjutan dari perumusan kebijakan
pembangunan sebelumnya. Program adalah instrumen kebijakan yang
berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah/
lembaga untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi
anggaran, atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh Instansi
Pemerintah.
Perumusan program Rencana Pembangunan Kawasan
Perdesaan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Program harus disusun dalam kerangka strategis Rencana Pembangunan
Kawasan Perdesaan, yaitu harus memperhitungkan bahwa program yang
dirumuskan merupakan salah satu elemen dalam mengatasi permasalahan
atau mengembangkan potensi Kawasan Perdesaan.
b. Penyusunan program harus melibatkan TKPKP, lembaga pemerintah, dan
masyarakat desa terkait untuklmeningkatkan rasa tanggung jawab atas
pencapaian kinerja program.
c. Penamaan program dengan kalimat sederhana, ringkas mudah dimengerti
sehingga dapat dijabarkan kedalam kegiatan.
d. Program harus didefinisikan sebagai cara untuk mencapai target kinerja
sasaran melalui strategi dan kebijakan.
Kegiatan merupakan penjabaran lebih lanjut dari suatu program
sebagai arah dari pencapaian kinerja yang memberikan kontribusi bagi
pencapaian tujuan pembangunan. Kegiatan mempunyai jangka waktu
BAB VIPROGRAM, KEGIATAN, PENDANAAN
DAN INDIKATOR CAPAIAN
REVISI RPKP PERBATASAN BERBASIS AGRIBISNIS KABUPATENBENGKAYANG, TAHUN 2018 66
minimal satu tahun atau lebih sesuai dengan program pembangunan yang
direncanakan sepanjang periode lima tahun pembangunan. Didalam
penyusunan kegiatan harus mencantumkan: nama kegiatan, lokasi, volume,
satuan, dan waktu pelaksanaan. Dalam pendanaan, disebutkan jumlah biaya
dan sumber dana yang membiayai dalam menjalankan kegiatan tersebut.
rincian Program, Kegiatan Dan pendanaan RPKP Perbatasan berbasis
Agribisnis Kecamatan Jagoi Babang Kabupaten Bengkayang dapat dilihat pada
Tabel 6.1.
6.2. INDIKATOR CAPAIAN
Setelah program, kegiatan dan pendanaan diketahui maka langkah
selanjutnya adalah menetapkan indikator capaian tahunan. Penetapan indikator
capaian bertujuan untuk memberi gambaran tentang ukuran keberhasilan
pencapaian tujuan dan sasaran dari sisi keberhasilan penyelenggaraan
pembangunan kawasan perdesaan. Hal ini ditunjukan dari akumulasi
pencapaian indikator program pembangunan setiap tahun atau indikator
capaian yang bersifat mandiri setiap tahun sehingga kondisi kinerja yang
diinginkan pada akhir periode Rencana Pembangunan Kawasan Perdesaan dapat
dicapai.
Indikator capaian tahunan pada RPKP Perbatasan Berbasis
Agribisnis Kecamatan Jagoi Babang Kabupaten Bengkayang
ditunjukkan pada Tabel 6.2
REVISI RPKP PERBATASAN BERBASIS AGRIBISNIS KABUPATENBENGKAYANG, TAHUN 2018 67
Tabel 6.1.Program, Kegiatan Dan Pendanaan
No Program Kegiatan IndikatorCapaian
Lokasi Volume Satuan JumlahBiaya
SumberDana
WaktuPelaksanaan2017
2018
2019
2020
2021
Isu Strategis 1 : Tidak Terencananya usaha pertanian dalam pemanfaatan lahan dengan sistem pengairan yang baik.Tujuan : Mewujudkan usaha pertanian (agribisnis) yang lestari dan berkelanjutan.
1 Penataan sawahdengan sistempertanian surjan
Pencetakan sawahuntuk surjan yangsesuai dengankondisi lahan.
Luas lahanpertaniandengansystem surjanbertambahdari tahun ketahun
Dusun BelidaDesa SekidaDilaksanakanoleh DITZIADTNI AD
44,11 Ha 706.760.000 APBN
Ds Kumba 100 Ha APBN
Ds SinarBaru >45 Ha APBNDs SekidaDusun Kindau
20-30 HaHa
APBN
Ds Gersik 148 Ha APBNDs Jagoi 219 Ha APBNDs Semunying 200 Ha APBN
2 Peningkatankapasitasmasyarakat dalambidang pertanianberkelanjutan
Pelatihan danpenyuluhanagribisnis
Meningkat-nya jumlahpetani yangmampumengolahlahan dengansistem surjan
Ds KumbaDs Sinar BaruDs GersikDs. JagoiDs SekidaDs Semunying
222525272830
OrangOrangOrangOrangOrangOrang
APBDAPBDAPBDAPBDAPBDAPBD
REVISI RPKP PERBATASAN BERBASIS AGRIBISNIS KABUPATENBENGKAYANG, TAHUN 2018 68
Penyediaan tenagapenyuluh danpendampinglapangan yangterdidik
Tersedianyajumlah tenagapenyuluh danpendampingusahapertanian
Penyuluhpertanian diKecamatanJagoi Babang
3 Orang
Pelatihanpenyuluh danpendampinglapangan
Meningkatnya jumlahpenyuluhpertanianyang mampumendidikpetani dikawasan desaperbatasan.
Penyuluhpertanian diKecamatanJagoi Babang
1 Orang APBDAPBN
SLPHP (Sekolahlapangpengendalianhama pertanian)
Meningkatnya jumlahpetani yangmampumengendalikan hamapertanian.
Ds KumbaDs Sinar BaruDs GersikDs JagoiDs SekidaDs Semunying
222525272830
OrangOrangOrangOrangOrangOrang
APBDAPBDAPBDAPBDAPBDAPBD
3 Peningkatanpemanfaatanteknologipertanian olehpetani
Pelatihanpenggunaan alatdan mesinpertanian
Meningkatnya jumlahpetani yangmenggunakan alsintan
Ds KumbaDs Sinar BaruDs GersikDs JagoiDs SekidaDs Semunying
Perwakilandari
setiapkelompok
Kelompoktani
REVISI RPKP PERBATASAN BERBASIS AGRIBISNIS KABUPATENBENGKAYANG, TAHUN 2018 69
Isu Strategis 2 : Rendahnya produktivitas pertanian karena kurangnya sarana prasarana pertanian dan terjadinya serangan hama pertanianTujuan ke-1 : Mewujudkan produktivitas pertanian di kawasan perbatasan.No Program Kegiatan Indikator
CapaianLokasi Volume Satuan Jumlah
BiayaSumber
DanaWaktu
Pelaksanaan2017
2018
2019
2020
2021
4 Penyediaan saranaproduksi, alat danmesin pertanian(alsintan)
Penyediaan benihunggul padi
Tercukupinyajumlahkebutuhanbenih unggulpadi saatmusim tanam
Ds JagoiDs SekidaDs KumbaDs Sinar Baru
50458520
HaHaHaHa
----
APBNAPBNAPBNAPBN
Ds SekidaDs JagoiDs KumbaDs Gersik
75602020
HaHaHaHa
90.525.00072.420.00024.140.00024.140.000
APBNAPBNAPBNAPBN
Ds JagoiDs SekidaDs KumbaDs Sinar BaruDs SemunyingDs Gersik
110120105100100100
HaHaHaHaHaHa
APBNAPBNAPBNAPBNAPBNAPBN
Penyediaan benihunggul jagung
Tercukupinyajumlahkebutuhanbenih ungguljagung saatmusim tanam
Kumba(Benih jagung)
751.125
HaKg
APBN
Ds Kumba
Ds Jagoi
752.250
25625
HaKg
HaKg
128.250.000
11.250.000
APBN
APBN
REVISI RPKP PERBATASAN BERBASIS AGRIBISNIS KABUPATENBENGKAYANG, TAHUN 2018 70
Ds Sekida
Ds Sinar Baru
Ds Gersik
10250
8200
7175
HaKg
HaKg
HaKg
4.500.000
3.600.000
3.150.000
APBN
APBN
APBN
Penyediaangudangpenympanan hasilpertanian
Tersedianyagudangpenyimpananhasilpertanian
Padi :Sekida
Jagung :Kumba
1
1
Unit
Unit
APBN
Penyediaan pupukuntukpeningkatanproduktivitaspertanian
Tercukupinyaketersediaanpupuk .
Pupuk UntukPadi :Ds JagoiDs SekidaDs KumbaDs GersikDs Sinar BaruDs semunying
110120105100100100
HaHaHaHaHaHa
APBN
Pupuk UntukJagung :Ds JagoiDs SekidaDs KumbaDs GersikDs Sinar Baru
25107578
HaHaHaHaHa
APBN
REVISI RPKP PERBATASAN BERBASIS AGRIBISNIS KABUPATENBENGKAYANG, TAHUN 2018 71
Ds semunying ….. Ha
Penyediaanalsintan
Tercukupinyajumlahalsintan.
Ds Jagoi :Traktor roda 2& Pompa Air.
1 Unit APBN
Ds Jagoi : Hard Spayer Pompa air Traktor roda
dua Power Tresher
(mesinperontok padi).
213
1
UnitUnitUnit
Unit
APBNAPBNAPBN
APBN
Ds Kumba : Hard Spayer Pompa air Traktor roda
dua Power Tresher
(mesin perontokpadi).
Mesinpenggilingjagung
MesinPengeringJagung
Traktor roda 4 Eksafator mini
PC 135X
213
2
2
2
11
UnitUnitUnit
Unit
Unit
Unit
UnitUnit
REVISI RPKP PERBATASAN BERBASIS AGRIBISNIS KABUPATENBENGKAYANG, TAHUN 2018 72
Ds Sekida : Hard Spayer Pompa air Traktor roda
dua Power
Tresher(mesinperontokpadi).
213
1
UnitUnitUnit
Unit
Ds Gersik : Hard Spayer Pompa air Traktor roda
dua Power
Tresher(mesinperontokpadi).
213
1
UnitUnitUnit
Unit
Ds Sinar Baru : Hard Spayer Pompa air Traktor roda
dua Power
Tresher(mesinperontok
213
1
UnitUnitUnit
Unit
REVISI RPKP PERBATASAN BERBASIS AGRIBISNIS KABUPATENBENGKAYANG, TAHUN 2018 73
padi).
Ds Semunying : Hard Spayer Pompa air Traktor roda
dua Power Tresher
(mesinperontok padi).
Penyediaanbengkel perbaikandan perawatanalsintan
Tersedianyabengkeluntukperbaikan danperawatanalsintan.
Kumba(SimpangEmpat)
1 Unit APBN
5 Pencegahan danpenanggulanganpenyakit tanamandan ternak
Penyediaan obat-obatan pertanian
Tercukuinyakebutuhanobat-obatanpertanian Herbisida,
utk 1 Hadiperlukan2 liter;
Insektisida,utk 1 Hadiperlukan2 liter;
Fungisida,
Ds Jagoi:110 Ha
550 Liter APBNAPBD
Ds Sekida :120 Ha
600 Liter APBNAPBD
Ds Kumba:105 Ha
525 Liter APBNAPBD
Ds Gersik :100 Ha
500 Liter APBNAPBD
Ds Sinar Baru :100 Ha
500 Liter APBNAPBD
REVISI RPKP PERBATASAN BERBASIS AGRIBISNIS KABUPATENBENGKAYANG, TAHUN 2018 74
utk 1 Hadiperlukan1 liter
Ds Semunying:100 Ha
500 Liter APBNAPBD
6 Penyediaanprasaranaproduksipertanian
Rehabilitasi /pemeliharaan danpembangunanjalan & jembatanuntuk transportasipengangkutan /pemasaran hasilproduksi.
Lancarnyaaksesibilitaspertanianterhadappetani danpasar
JaringanIrigasi AirTanah dangkal& dalam :Ds KumbaDs Sinar BaruDs Jagoi
1 Unit APBD
Dam Parit :Ds Sekida
1 Unit APBD
Dam parit :Ds Jagoi
1 Unit APBD
Dam Parit danPintu Air :Ds Jagoi
1 Unit APBD
Jalan usaha tani Tersedianyajalan usahatani untukkemudahanaksesibilitaspetanimenuju lahanpertanian
Kumba 8 Km
Sinar baru 62
KmJemba
tanSekida 5 Km
Jagoi 101
KmJemba
tanGersik 5 KmSemunying 5 Km
REVISI RPKP PERBATASAN BERBASIS AGRIBISNIS KABUPATENBENGKAYANG, TAHUN 2018 75
1 Jembatan
7 Tata kelolasumber daya air dilahan pertaniandalam kawasanperbatasan
PembuatanEmbung
Terbangunnya embunguntukpengairanpertanian
Ds Sekida 1 Unit APBD
Kumba :3 Ha
1 Unit
Sinar baru:30m x 30m
1 Unit
Jagoi:1 Ha
1 Unit
Sekida:30mx30m
1 Unit
Gersik :50m x 50m
1 Unit
Semunying :50 x 50m
1 Unit
8 Perbaikan danperluasan jaringanirigasi primer dansekunder
Rehabilitasi danperluasanjaringan irigasiprimer dansekunder
Tersedianyajaringanirigasi primerdan sekunderyangmemadaiuntuk lahanpertanian
Kumba: 12 Km,3 pintu air,Sinar baru:1 Km(di Dusun Peleng)Jagoi: 15 km
Sekida: 2 Km
Gersik: 7 Km
Semunying:4 Km
9 Perbaikan danperluasan jaringanirigasi tersier.
Rehabilitasi danperluasanjaringan irigasi
Tersedianyajaringanirigasi tersier.
Ds Jagoi
Ds Sekida
REVISI RPKP PERBATASAN BERBASIS AGRIBISNIS KABUPATENBENGKAYANG, TAHUN 2018 76
tersierDs Kumba
Ds Gersik
Ds Sinar Baru
Ds Semunying
Isu Strategis 2 : Rendahnya produktivitas pertanian karena kurangnya sarana prasarana pertanian dan terjadinya serangan hama pertanianTujuan ke-2 : Mewujudkan kelembagaan yang kredibel di kawasan perbatasan
No Program Kegiatan IndikatorCapaian
Lokasi Volume Satuan JumlahBiaya
SumberDana
WaktuPelaksanaan
2017
2018
2019
2020
2021
10 Pembentukankelembagaankelompok tani
Peningkatankapasitas badankoordinasiterpadu
Meningkatnya kapasitasbadankoordinasiterpadu
Ds Jagoi(terbentuk April2018)
1 Kegiatan
PeningkatankapasitasBUMDESMAkawasanperdesaan
MeningkatnyakapasistasBUMDESMA kawasanperdesaanperbatasan
Ds Sekida(terbentuk April2018)
1 Kegiatan
REVISI RPKP PERBATASAN BERBASIS AGRIBISNIS KABUPATENBENGKAYANG, TAHUN 2018 77
kecamatanJagoi Babang
Pembentukankelompokpengelola gudangpertanian danpemasaran
Terbentuknyakelompokpengelolagudangpertanian danpemasaran.
Ds Sekida 1 Kelompok
Pembentukankelompokmasyarakat untukperawatan danperbaikanalsintan.
Terbentuknyakelompokmasyarakatuntukperawatandan perbaikanalsintan.
Ds Kumba 1 Kelompok
Isu Strategis 3 :Terbatasnya kemampuan pemasaran hasil produksi pertanian, perkebunan, kehutanan dan kerajinanTujuan : Mewujudkan peningkatan kemampuan pemasaran hasil produksi pertanian, perkebunan, kehutanan dan kerajinan
kawasan perdesaan perbatasan.
No Program Kegiatan IndikatorCapaian
Lokasi Volume Satuan JumlahBiaya
SumberDana
WaktuPelaksanaan
11 PembentukanKampung Kreatif
PembentukanKampung Kreatif
Terbentuknyakampungkreatif
Desa Sekida 1 Lokasi APBN
12 Pembangunanpasar rakyat
Pembentukanpasar sentrarakyat
Terbangunnya pasarrakyat
Desa Jagoi,Dusun Take(Lahan seluas 4 Ha)
1 Unit APBN
13 PelatihanPengelolaan PasarRakyat
Peningkatankemampuanpengelolaan pasar
Meningkatnyakemampuan
Desa Jagoi 1 Kegiatan APBN
REVISI RPKP PERBATASAN BERBASIS AGRIBISNIS KABUPATENBENGKAYANG, TAHUN 2018 78
rakyat mengelolapasar rakyat
14 Sosialisasi,pelatihan,pendampingankewirausahaandalam upayapengembanganindustri kecil danmenengah(Sentra IKM)
Peningkatankemampuanmasyarakat dalampengelolaanindustri kecil danmenengah
Meningkatnyaketerampilan& kreativitaswirausahamasyarakatdalampengelolaanindustry kecil& menengah.
Desa JagoiDesa Sekida
1 Kegiatan APBNAPBD
REVISI RPKP PERBATASAN BERBASIS AGRIBISNIS KABUPATENBENGKAYANG, TAHUN 2018 65
Tabel 6.2.Indikator Capaian Tahunan
Program Kegiatan KondisiKinerjaPadaAwalRPKP
(Tahun)
Capaian Kinerja Dan Kerangka Pendanaan Penanggung
JawabTahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Kondisi Kinerja Pada
Akhir Periode RPKPTarget Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
Penataan sawahdengan sistempertanian surjan
Pencetakansawah untuksurjan yangsesuai dengankondisi lahan.
Peningkatankapasitasmasyarakat dalambidang pertanianberkelanjutan
Pelatihan danpenyuluhanagribisnis
Penyediaantenaga penyuluhdan pendampinglapangan yangterdidikPelatihanpenyuluh danpendampinglapanganSLPHP(Sekolah lapangpengendalian
REVISI RPKP PERBATASAN BERBASIS AGRIBISNIS KABUPATENBENGKAYANG, TAHUN 2018 66
hama pertanian)Peningkatanpemanfaatanteknologi pertanianoleh petani
Pelatihanpenggunaan alatdan mesinpertanian
Penyedia an saranaproduksi, alat danmesin pertanian(alsintan)
Penyediaanbenih unggulpadi
Penyediaanbenih ungguljagungPenyediaangudangpenympananhasil pertanianPenyediaanpupuk untukpeningkatanproduktivitaspertanianPenyediaanalsintanPenyediaanbengkelperbaikan danperawatanalsintan
Pencegahan dan Penyediaan
REVISI RPKP PERBATASAN BERBASIS AGRIBISNIS KABUPATENBENGKAYANG, TAHUN 2018 67
penanggu langanpenyakit tanamandan ternak
obat-obatanpertanian
Penyedia anprasarana produksipertanian
Rehabilitasi /pemeliharaandan pembangunan jalan &jembatan untuktransportasipengangku tan /pemasaran hasilproduksi.Jalan usaha tani
Tata kelola sumberdaya air di lahanpertanian dalamkawasan perbatasan
PembuatanEmbung
Perbaikan danperluasan jaringanirigasi primer dansekunder
Rehabilitasi danperluasanjaringan irigasiprimer dansekunder
Perbaikan danperluasan jaringanirigasi tersier.
Rehabilitasi danperluasanjaringan irigasitersier
Pembentukankelembagaankelompok tani
Peningkatankapasitas badankoordinasi
REVISI RPKP PERBATASAN BERBASIS AGRIBISNIS KABUPATENBENGKAYANG, TAHUN 2018 68
terpaduPeningkatankapasitasBUMDESMAkawasanperdesaanPembentukankelompokpengelolagudangpertanian danpemasaran
Pembentukankelompokmasyarakatuntuk perawatandan perbaikanalsintan.
PembentukanKampung Kreatif
PembentukanKampungKreatif
Pembangunanpasar rakyat
Pembentukanpasar sentrarakyat
Pelatihanpengelolaan pasarrakyat
Peningkatankemampuanpengelolaan
REVISI RPKP PERBATASAN BERBASIS AGRIBISNIS KABUPATENBENGKAYANG, TAHUN 2018 69
pasar rakyatSosialisasi,pelatihan,Pendampi ngankewirausahaandalam upayapengembanganindustri kecil danmenengah(Sentra IKM)
Peningkatankemampuanmasyarakatdalampengelolaanindustri kecildan menengah