review 1 teori hubungan internasional a 1106016941

13
Tugas Review I untuk mata kuliah Teori Hubungan Internasional 1 (Realisme) NPM : 1106016941 Kelas : Hubungan Internasional A Sumber : Schweller,R. (1995). Bandwagoning for Profit : Bringing the Revisionist State Back In. In M.Brown,S. Lynn Jones, & S. Miller, The Perils of Anarchy: Contemporary Realism and International Security ( pp 72-107). The Mitt Press. Sistem internasional di dunia sekarang ini yang menurut Kenneth N Waltz adalah suatu keadaan yang anarki membuat Negara- Negara di dunia ini menjadi dilema harus beraliansi kepada pihak yang lemah agar mendapat banyak dukungan atau harus berpihak kepada pihak yang kuat agar kejayaan suatu Negara tetap terjaga? Karena pada masa sekarang ini, permasalahan tentang bagaimana suatu Negara akhirnya memilih untuk berpihak dalam konflik telah memicu perdebatan teoritis. Schweller dalam jurnal nya Bandwagoning for Profit : Bringing the Revisionist State Back In mengungkapkan tentang kontroversi perdebatan suatu Negara, Apakah suatu Negara akan mengambil sikap untuk menjadi balancing atau bandwagoning? Menurut Schweller, telah terjadi kekeliruan selama ini atas perdebatan balancing dan bandwagoning. Karena bagi Schweller tujuan balancing dan bandwagoning adalah bukan untuk mendapatkan security yang lebih aman terlebih lagi masing masing konsep tersebut mempunyai tujuan yang berbeda. Tujuan dari balancing menurut Schweller adalah sebagai self- preservation dan perlindungan nilai-nilai yang sudah dimiliki, Sedangkan tujuan dari bandwagoning itu sendiri adalah sebagai self- extension dan mendapatkan nilai-nilai yang ingin dicapai. 1 Selain 1 Randall, Schweller. (1995). Bandwagoning for Profit : Bringing the Revisionist State Back In. In M.Brown,S. Lynn Jones, & S. Miller, The Perils of Anarchy: Contemporary Realism and International 1

Upload: denia-ghaisani-awanis

Post on 06-Aug-2015

545 views

Category:

Documents


20 download

TRANSCRIPT

Page 1: Review 1 Teori Hubungan Internasional a 1106016941

Tugas Review I untuk mata kuliah Teori Hubungan Internasional 1 (Realisme)

NPM : 1106016941

Kelas : Hubungan Internasional A

Sumber : Schweller,R. (1995). Bandwagoning for Profit : Bringing the Revisionist State Back

In. In M.Brown,S. Lynn Jones, & S. Miller, The Perils of Anarchy: Contemporary

Realism and International Security ( pp 72-107). The Mitt Press.

Sistem internasional di dunia sekarang ini yang menurut Kenneth N Waltz adalah suatu

keadaan yang anarki membuat Negara-Negara di dunia ini menjadi dilema harus beraliansi kepada

pihak yang lemah agar mendapat banyak dukungan atau harus berpihak kepada pihak yang kuat

agar kejayaan suatu Negara tetap terjaga? Karena pada masa sekarang ini, permasalahan tentang

bagaimana suatu Negara akhirnya memilih untuk berpihak dalam konflik telah memicu perdebatan

teoritis. Schweller dalam jurnal nya Bandwagoning for Profit : Bringing the Revisionist State Back

In mengungkapkan tentang kontroversi perdebatan suatu Negara, Apakah suatu Negara akan

mengambil sikap untuk menjadi balancing atau bandwagoning? Menurut Schweller, telah terjadi

kekeliruan selama ini atas perdebatan balancing dan bandwagoning. Karena bagi Schweller tujuan

balancing dan bandwagoning adalah bukan untuk mendapatkan security yang lebih aman terlebih

lagi masing masing konsep tersebut mempunyai tujuan yang berbeda. Tujuan dari balancing

menurut Schweller adalah sebagai self-preservation dan perlindungan nilai-nilai yang sudah

dimiliki, Sedangkan tujuan dari bandwagoning itu sendiri adalah sebagai self-extension dan

mendapatkan nilai-nilai yang ingin dicapai.1 Selain menjelaskan perdebatan tentang balancing dan

bandwagoning, Schweller membahas tentang mengapa Negara melakukan bandwagoning bukan

malah melakukan balancing.dan tidak lupa Schweller mengkritik definisi bandwagoning menurut

Walt. Selain itu Schweller juga mengkritik teori yang diciptakan oleh Stephen Walt yaitu balance

of threat theory. Penulis juga akan membandingkan pemikiran Schweller dengan Stephen Walt dan

Sweeney & Fritz yang memiliki pandangan sedikit berbeda tetapi masih saling terkait. Selanjutnya

penulis akan menganalisis persamaan dan perbedaan dari ketiga pemikiran tersebut, lalu

memberikan argumen penulis mengenai topik tersebut.

Menurut Schweller,balancing adalah Negara kuat berkoalisi dengan Negara-negara lemah

untuk mendapatkan suatu dukungan agar Negara lain merasa terancam jika koalisi ini semakin

meningkat . Sedangkan, bandwagoning adalah koalisi yang dilihat dari perspektif negara lemah.

Dalam sistem internasional yang anarkis, negara yang berada di dekat atau di antara superpower

“mengekor” kepada salah satu negara superpower tersebut agar kepentingan dan keamanan

1Randall, Schweller. (1995). Bandwagoning for Profit : Bringing the Revisionist State Back In. In M.Brown,S. Lynn Jones, & S. Miller, The Perils of Anarchy: Contemporary Realism and International Security . The Mitt Press.Page 74

1

Page 2: Review 1 Teori Hubungan Internasional a 1106016941

nasionalnya terjamin. Di dalam jurnal nya, Schweller mengkritik definisi bandwagoning yang

dikemukakan oleh Stephen Walt. Scheweller mengkritik definisi bandwagoning menurut Walt

karena menurut Schweller definisi yang disampaikan Walt berasal dari bentuk umum dan

merefleksikan status quo bias. Walt mendefinisikan bandwagoning mengacu kepada teori yang di

buatnya yaitu balance of threat theory. ketika dihadapkan dengan ancaman eksternal yang

signifikan, baik negara dapat melakukan balancing atau bandwagoning. balancing didefinisikan

sebagai bersekutu dengan Negara lain terhadap ancaman yang berlaku, sedangkan bandwagoning

mengacu pada keselarasan dengan sumber bahaya. Dengan definisi ini Walt memposisikan

balancing dan bandwagoning sebagai hal yang beroposisi atau berlawanan. Dan hal ini lah yang di

tentang oleh Schweller. Menurut Schweller, bandwagoning dan balancing adalah bukan sesuatu

yang berlawanan. Motivasi suatu Negara melakukan bandwagoning sama sekali berbeda dengan

balancing. Tujuan bandwagoning berakhir hanya untuk membuat keuntungan sedangkan balancing

hanya untuk masalah security dan selalu berhubungan dengan cost.

Namun Schweller setuju dengan pendapat Walt yang menyatakan bahwa kepemilikan

power oleh sebuah negara akan mengancam keamanan dan kepentingan nasional negara-negara lain

terutama yang berada di sekitarnya. Schweller juga sepakat dengan Walt tentang sumber-sumber

ancaman bagi negara.2 Pertama, aggregate power. Jenis ancaman ini berasal dari level atau jumlah

relative power yang dimiliki oleh suatu negara. Semakin besar kekuatan yang dimiliki seperti

populasi, industri, militer, teknologi, dan lain sebagainya, akan semakin besar potensi ancamannya

bagi negara lain. Kedua, geography proximity. Semakin dekat dekat jarak sebuah negara, semakin

besar potensi ancaman yang dimiliki bagi negara lain. Ketiga, offensive power. Negara yang

memiliki kapabilitas militer kuat lebih memprovokasi terjadinya aliansi dalam sistem daripada

negara yang kemampuan militernya lemah atau yang militernya hanya untuk pertahanan diri.

Keempat, offensive intention. Negara yang agresif selalu memicu terbentuknya aliansi negara-

negara lain. Keempat sumber ancaman tersebut merupakan kondisi-kondisi yang menggiring

negara-negara dalam sistem internasional untuk menjadi balancing atau melakukan bandwagoning.3

Mengapa pada akhirnya suatu Negara memutuskan untuk melakukan bandwagoning bukan

nya melakukan balancing ? Walt mengatakan terdapat 2 alasan yang kemudian alasan yang pertama

Schweller menyetujui nya namun pada alasan yang kedua Schweller mengkritiknya. Alasan yang

pertama adalah untuk menghindari serangan. Suatu Negara memutuskan untuk berkoalisi dengan

pihak yang lebih kuat karena adanya alasan keselamatan dan kelangsungan hidup suatu Negara

yang bisa terjamin apabila mereka bergantung kepada pihak yang menang. Sumber bahaya terbesar

bagi negara tidak datang dari satu sisi atau yang lain tetapi dari konsekuensi berada di pihak yang

2 Ibid,page 753 Ibid,page 76

2

Page 3: Review 1 Teori Hubungan Internasional a 1106016941

kalah. Alasan yang kedua adalah untuk mendapatkan spoils of victory. Negara menjalin koalisi

dengan negara lain yang kekuatannya lebih dominan agar mendapatkan the spoils of victory dalam

melawan negara atau aliansi lain baik berupa territorial maupun pengaruh. Namun Schweller sedikit

berargumen bahwa alasan ini mengingkari teori yang diciptakan oleh Walt sendiri yaitu balancing

dan bandwagoning yang dipandang sebagai respon atas adanya ancaman bukan nya sebagai

ketidakseimbangan power. Menurut Schweller, bandwagoning adalah bentuk umpan balik yang

bersifat positif. Sebaliknya, tujuan dari perilaku balancing adalah untuk mencegah

ketidakseimbangan sistemik atau ketika pencegahan gagal, untuk mengembalikan keseimbangan

dunia. Dan balancing ini dianggap oleh Schweller sebagai bentuk feedback yang bersifat negatif.

Namun hal ini tidak mensuggest bahwa efek dari bandwagoning adalah hal yang selalu diinginkan.

Hal ini bergantung kepada keteraturan atau order yang ada.

Jika ditandai dengan konflik Schweller percaya bahwa bandwagoning dapat meningkatkan

prospek perdamaian yang lebih tahan lama. Schweller mengatakan ada 3 jenis bandwagoning.4

pertama, jackall bandwagoning. Bandwagoning ini dilakukan dengan cara menaikkan ekspansi

Negara atau koalisi yang berusaha untuk menggulingkan status quo sehingga bisa menurunkan

kemampuan sistem. sebaliknya, "pilling on" bandwagoning dengan koalisi Status quo yang kuat

sehingga bisa meningkatkan kemampuan sistem. Tujuan bandwagoning ini termotivasi oleh adanya

harapan munculnya prospek mendapatkan keuntungan yang besar. Di sinilah letak perbedaan

mendasar antara bandwagoning dan balancing. bandwagoning jarang melibatkan biaya dan

biasanya dilakukan dengan harapan keuntungan.5 Ini adalah alasan mengapa bandwagoning lebih

umum, sehingga Schweller bisa mematahkan pendapat Walt yang mengatakan bahwa balancing

lebih umum daripada bandwagoning.

Schweller percaya bahwa negara melakukan bandwagoning dengan menghitung sisi positif

yang apabila mereka bergabung menjadi satu aliansi akan menghasilkan manfaat yang lebih bagi

mereka serta Negara tersebut bisa terlepas dari ancaman. Schweller juga berpendapat bahwa negara,

dibagi dengan 4 jenis (Lion, Wolf, Jackal, dan Lambs) dan memiliki niat yang berbeda dalam

aliansi dan tidak semua jenis negara terutama berusaha untuk memaksimalkan kekuatan mereka

tetapi hanya hanya untuk bertahan hidup dan melestarikan apa yang mereka sudah mendapat,

kecuali Jenis singa dan jenis Wolf, Negara yang berusaha untuk memaksimalkan kekuatan mereka

dengan mempertaruhkan keamanan mereka sendiri6.

Menurut Schweller, Teori Walt mampu menjelaskan fenomena-fenomena yang tidak

mampu dijelaskan oleh teori Balance of Power. Teori Walt adalah teori yang mengesankan dan bisa

menyanggah teori Balance Of Power. Namun, perdebatan tentang teori Balance of Threat ini

4 Ibid, Page 935 Ibid,page 936 Ibid,Page 100

3

Page 4: Review 1 Teori Hubungan Internasional a 1106016941

tetaplah ada. Dalam mengkritik teori ini, Schweller mengambil pembanding lain yaitu pendapat dari

Robert Kaufman dan Deborah Larson. Menurut Robert Kaufman dalam jurnal yang ditulis

Schweller, demokrasi tidak berperilaku sebagai keseimbangan teori yang bisa memprediksi

ancaman di masa yang akan datang karena adanya kendala dari berbagai tujuan domestik7. Lalu

Deborah Larson berkata hal lain. Larson dalam jurnal Schweller mengungkapkan bahwa ia

menawarkan pendekatan institusionalis dalam menjawab perdebatan, mengapa terkadang Negara

kuat cenderung bersikap bandwagon dan Negara lemah terkadang bersikap balance? Menurut

Larson, bandwagoning bisa membantu Negara yang lemah, mempertahankan otoritas dengan

mengakhiri subversi eksternal, merusak rival domestik dan memberikan bantuan ekonomi.8 Setelah

menganalisis ketiga pendapat tersebut, Schweller juga memberikan opininya. Menurut Schweller,

teori Walt memprediksi sebagian besar kasus bandwagoning yang notabene berisi tentang kritik

atribut sumber-sumber dalam negeri. Negara dengan pemimpin yang tidak sah, lembaga pemerintah

yang lemah, dan sedikit kemampuan untuk memobilisasi sumber daya ekonomi adalah negara

lemah yang cenderung ber bandwagoning9. Menurut pandangan Schweller,ia tidak sepaham dengan

Walt yang berkata bahwa balancing lebih umum daripada bandwagoning. Karena bagi Schweller

bandwagoning yang lebih umum dibandingkan balancing.

Pendapat Schweller yang menyetujui tentang suatu Negara yang memutuskan melakukan

bandwagoning tidak dididukung oleh Stephen Walt. Walt percaya bahwa balancing lebih

menawarkan keamanan yang lebih10. Selain itu balancing menurut Walt lebih bersifat rasional dan

tingkat resiko yang lebih rendah daripada bandwagoning. Menurut Walt, potensial untuk dikhianati

oleh Negara lain juga sedikit jika suatu Negara melakukan balancing. Selain itu, balancing berarti

menempatkan negara sebagai salah satu yang menonjol sehingga Negara-Negara lain yang lemah

bisa menjadi aliansi sehingga suatu Negara yang kuat bisa meningkatkan pengaruh terhadap

Negara lemah yang lainnya dan hasil yang akan didapat adalah Negara kuat tersebut akan

mendapatkan lebih banyak kekuatan dan sumber daya untuk mengatasi suatu ancaman11.

Sebaliknya, menurut Walt tindakan bandwagoning adalah hanya sebagai suatu aksi untuk

menunjukan kehebatan Negara yang mempunyai kekuatau yang besar terhadap Negara yang lemah.

Dengan demikian aksi ini membuat bandwagoner hanya mengikuti suatu Negara yang

mendominasi dan hanya bisa berharap bahwa aliansinya akan bersikap baik dan netral. Namun jika

aliansi nya memiliki niat lain atau mengkhianati kebaikan nya, kemudian Negara yang menjadi

bandwagoner akan merasa hanya diperalat oleh Negara yang kuat.Hal inilah yang menyebabkan

7 Schweller,R. (1995). Bandwagoning for Profit : Bringing the Revisionist State Back In. In M.Brown,S. Lynn Jones, & S. Miller, The Perils of Anarchy: Contemporary Realism and International Security. The Mitt Press. Page 768 Ibid,Page 779 Ibid,Page 7810 Walt, Stephen M. Spring 1985. Alliance Formation and The Balance of World Power, dalam International Security. Vol.9, No.4 Page 20

11 Ibid,Page 25

4

Page 5: Review 1 Teori Hubungan Internasional a 1106016941

mengapa Walt lebih setuju terhadap balancing karena bandwagoning lebih berisiko daripada

balancing.

Walaupun Walt tidak setuju dengan ada nya bandwagoning, namun Kevin Sweeney dan

Paul Fritz menyetujui nya sesuai dengan apa yang Schweller katakan. Menurut Sweeney dan Fritz,

mereka menguji apa yang selalu diperdebatkan oleh para scholars dalam studi hubungan

internasional. Para ahli hubungan internasional telah lama berpendapat bahwa Negara kebanyakan

melakukan balancing daripada melakukan bandwagoning. Sementara argumen ini telah diterima

oleh sebagian orang , Namun Sweeney dan Fritz melakukan penelitian dan menemukan fakta

terbaru bahwa Negara – Negara adalah sebagai mungkin untuk bersekutu dengan pihak yang lebih

kuat karena mereka harus bersekutu menentangnya. Mereka menjelaskan penemuan ini dengan

menyatakan bahwa suatu Negara yang kuat akan memilih aliansi mereka berdasarkan interest

Negara mereka masing-masing, bukan karena pembagian kekuasaan dalam sistem12. Untuk

memperkuat argumen ini Sweeney dan Fritz menyajikan hasil statistik yang berasal dari sampel

antara 1816 dan 1992. Sepanjang, hasil analisis yang dilakukan oleh Sweeney dan Fritz

menunujukan bahwa interest setiap Negara di zaman sekarang ini menjelaskan bahwa

bandwagoning lah cara yang harus di tempuh oleh setiap Negara agar suatu Negara tersebut bisa

bertahan. Banyak ahli hubungan internasional mengatakan bahwa bandwagon akan membuat suatu

sistem internasional menjadi lebih berbahaya. Meskipun begitu, Sweeney dan Fritz berargumen

bahwa bandwagon adalah hal yang baik berdasarkan status quo suatu Negara. Berdasarkan

penelitian nya, Sweeney dan Fritz menemukan suatu fakta bahwa jika suatu Negara sedang berada

di dalam status quo, maka Negara tersebut akan melakukan bandwagon bersama-sama dengan

Negara-negara lain untuk berkoalisi dan melindungi apapun yang Negara itu miliki. Perdebatan ini

sudah terjadi sejak berakhirnya perang dingin. Namun Sweeney dan Fritz yakin bahwa suatu

Negara akan bersama sama berkoalisi apabila interest Negara mereka similar. Dan Sweeney dan

Fritz mengungkapkan bahwa dua variabel penting seperti threat dan security yang selama ini

dicurigai sebagai hal yang paling berpengaruh dalam suatu Negara melakukan bandwagoning

ternyata hanya mewakili sebagian kecil alasan Negara mewakili bandwagoning13.

Salah satu alasan mengapa mengejutkan untuk menemukan bandwagoning menjadi

umum di antara negara-negara yang kuat, Sweeney dan Fritz menunjukannya bahwa, jika ada

negara cenderung untuk melakukan bandwagoning itu adalah karena suatu Negara dengan kekuatan

lemah yang tak punya pilihan kecuali untuk melakukan bandwagoning. Hal ini memungkinkan

menjadi hal yang umum bandwagoning di antara negara-negara yang lemah daripada di antara

negara-negara yang kuat. Menurut Sweeney dan Fritz, keadaan bandwagoning bisa membuat

12 Kevin,Sweeney. Paul,Fritz. Jumping on the Bandwagon: An Interest-Based Explanation for Great Power Alliances. Source: The Journal of Politics, Vol. 66, No. 2 (May, 2004), published by: Cambridge University Press on behalf of the Southern Political Science Association Stable Page 43313 Ibid,page 441

5

Page 6: Review 1 Teori Hubungan Internasional a 1106016941

Negara memajukan keamanan dan kepentingan nonsecurity Negara tersebut, membuatnya sama

sekali tidak mengejutkan bahwa Negara akhirnya lebih sering bergabung dengan sisi yang lebih

kuat14. Ini adalah pertimbangan kepentingan pertama yang mendorong pembentukan aliansi.

Dengan menganalisis ketiga pendapat tersebut, penulis menganalisis persamaan dan

perbedaan dari pandangan Schweller, Walt dan Sweeney&Fritz. Persamaan dari ketiga analisis

tersebut bahwa sistem internasional itu berubah lalu dibutuhkan suatu hal yang membuat sistem

internasional itu tidak menjadi anarchy. Dan ketiga tokoh tersebut percaya bahwa kepemilikan

power oleh sebuah negara akan mengancam keamanan dan kepentingan nasional negara-negara lain

terutama yang berada di sekitarnya. Schweller juga sepakat dengan Walt tentang sumber-sumber

ancaman bagi negara. Namun perbedaan pandangan mereka adalah bagaimana suatu Negara

menempatkan posisinya dalam sistem internasional tersebut. Schweller dalam memandang

bandwagon sebagai suatu hal yang dilakukan Negara untuk “mengekor” kepada Negara yang lebih

kuat karena hal tersebut jarang melibatkan biaya dan biasanya dilakukan untuk mendapatkan

keuntungan. Bagi Schweller walaupun “mengekor” dan terkesan tidak mandiri namun keselamatan

dan keamanan Negara adalah hal terpenting di saat ini. Walaupun Schweller menentang pendapat

Walt yang lebih menekankan unsur balancing, mungkin dikarenakan adanya perbedaan dimensi

waktu Schweller dan Walt menganalisisnya. Schweller menganalisis masalah ini setelah perang

dingin berakhir yaitu tahun 1994 disaat kekuatan dunia bertumpu hanya kepada Amerika Serikat

sedangkan Walt membuat analisis ini saat tahun 1985 dimana sistem internasional saat itu bipolar

yaitu adanya dua kubu yang saling bersaing memperebutkan kekuasaan yaitu kubu Amerika Serikat

dan kubu Uni Soviet dimana pada saat masa itu balancing atau berkoalisi dengan Negara-negara

lemah demi mendapatkan keuntungan dan dukungan adalah hal yang selayaknya dilakukan. Dari

dimensi waktu ini saja sudah berbeda. Sehingga konteks balancing menurut Walt sudah tidak

relevan lagi. Karena tidak munafik di zaman sekarang ini security adalah hal yang terpenting. Lebih

baik menjadi seorang followers tetapi Negara tersebut aman daripada sibuk untuk mencari koalisi

dengan Negara-negara lemah namun integrasi dalam Negara tersebut tidak cukup kuat. Pendapat

Sweeney dan Fritz pun menguatkan pendapat Schweller yang mengatakan bahwa bandwagoning

adalah jalan terbaik saat ini. Sweeney dan Fritz membuktikan nya dengan beberapa eksperimen

yang ternyata hasilnya pun menunjukan bahwa bandwagoning adalah hal yang terbaik yang

dilakukan Negara saat ini.

Penulis lebih cenderung setuju kepada pendapat Schweller, Sweeney dan Fritz yang lebih

menekankan bahwa bandwagoning adalah hal yang harus dilakukan Negara pada zaman sekarang

ini. Mengapa? Karena dizaman globalisasi seperti ini Negara yang cenderung untuk melakukan

balancing menjadi suatu hal yang mungkin sudah tidak relevan lagi. Karena apabila suatu Negara 14 Ibid,page 442

6

Page 7: Review 1 Teori Hubungan Internasional a 1106016941

melakukan balancing maka mereka akan bersekutu dengan Negara-Negara lemah agar mendapatkan

suatu dukungan. Mungkin pada saat era perang dingin seperti yang dikatakan oleh Walt kondisi

balancing ini masih bisa menjadi suatu hal yang relevan untuk suatu Negara karena saat perang

dingin mencari dukungan Negara- Negara lain adalah hal yang terpenting. Karena pada saat itu

terdapat dua kubu utama yaitu kubu USA dan kubu Uni Soviet. Namun ketika perang dingin usai,

dan kekuatan Uni Soviet mulai pudar kekuatan dunia menjadi bertumpu kepada Amerika Serikat.

Dewasa ini, banyak Negara yang akhirnya ber bandwagon kepada Amerika Serikat karena suatu

Negara x berfikir agar Negara nya aman dan kesejahteraan masyarakatnya terjaga lebih baik

“mengekor” saja ke Negara yang lebih kuat agar bisa terhindar dari ancaman yang suatu saat bisa

mengancam Negara x tersebut. Karena saat ini USA lah satu satunya aggressor yang memimpin

sistem internasional saat ini. Sehingga sampai saat ini banyak Negara yang tunduk terhadap

Amerika Serikat.

Interest suatu Negara pada sekarang ini terfokus pada hal security. Jika suatu Negara

melakukan balancing, maka akan menimbulkan Negara lain untuk menguatkan security Negara nya

karena takut Negara nya akan terancam. Tidak bisa dipungkiri dengan segala macam masalah yang

sangat kompleks yang terjadi di dunia saat ini, memaksa Negara untuk melakukan bandwagon.

Betapa tidak? Untuk bertahan dari serangan ancaman dan suatu Negara tersebut dan mengetahui

bahwa kekuatan Negara nya tidak sekuat Negara lain maka hal yang paling relevan dilakukan

adalah beraliansi dengan Negara lain yang lebih kuat dan menjadi pengikut Negara tersebut.

Daripada melakukan hal ekstrem walaupun sebenarnya kita tidak mau “mengekor” namun keadaan

yang memaksa suatu Negara demi terwujudnya interest dan security yang menjanjikan. Walaupun

menjadi bandwagoner terdapat juga resiko yang berat seperti dikhianati oleh Negara yang lebih

kuat namun tetap sebagai Negara Negara yang beraliansi trust adalah suatu hal yang harus dijaga

setiap Negara di dunia ini. Apabila trust antar Negara tidak dijaga, maka dunia ini pasti akan

menjadi anarchy.

Kesimpulannya, bandwagoning adalah suatu hal yang tepat dilakukan oleh suatu Negara

di masa globalisasi seperti ini. Karena tidak munafik di masa sekarang ini dimana masalah semakin

pelik dan kompleks, Negara cenderung untuk “mengekor” kepada Negara super power agar

keamanan Negara nya terjamin. Sekarang, Negara di dunia ini cenderung berbandwagoning kepada

Amerika Serikat karena USA lah satu-satunya aggressor sementara di dunia ini.

7

Page 8: Review 1 Teori Hubungan Internasional a 1106016941

DAFTAR PUSTAKA

Schweller,R. (1995). Bandwagoning for Profit : Bringing the Revisionist State Back In. In

M.Brown,S. Lynn Jones, & S. Miller, The Perils of Anarchy: Contemporary Realism and

International Security ( pp 72-107). The Mitt Press.

Sweeney,Kevin. ,Fritz,Paul. Jumping on the Bandwagon: An Interest-Based Explanation for Great Power Alliances.

Source: The Journal of Politics, Vol. 66, No. 2 (May, 2004), published by: Cambridge

University Press on behalf of the Southern Political Science Association Stable Page 428-229

Walt, Stephen M. Spring 1985. Alliance Formation and The Balance of World Power,

dalam International Security. Vol.9, No.4: 3-43.

Waltz, Kenneth N. 1979. Theory of International Politics. Philippines: Addison-Wesley

Publishing Company, Inc.

8