rev lekosit

Upload: bhisma-damareka

Post on 15-Oct-2015

44 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

lekosit

TRANSCRIPT

  • DAYA TAHAN OSMOTIK SDM

    SEL DARAH PUTIH

    KIM 216, Kimia Klinis PK Analisis Kimia, PROGRAM DIPLOMA IPB

    2014

  • Daya Tahan Osmotik Eritrosit

    Resistensi osmotik eritrosit

    OFT ( Osmotic fragility of the erytrocytes)

    Daya tahan osmotik dari eritrosit adalah tes sederhana untuk mengetahui perbandingan permukaan terhadap volume eritrosit dan kemampuan fungsi membran eritrosit (resistensi osmotik fragiliti osmotik)

    OFT menurun : sperocytosis dan transfusi darah akibat faktor suhu ruangan

    Retikulosit dan sel muda eritrosit lebih tahan

    terhadap lisis osmotik daripada sel eritrosit yang lebih tua.

  • Tekanan osmotik adalah tekanan yang dibutuhkan untuk mempertahankan kesetimbangan osmotik antara suatu larutan dan pelarut murninya yang dipisahkan oleh suatu membran yang dapat ditembus hanya oleh pelarut tersebut.[1] Dengan kata lain, tekanan osmotik adalah tekanan yang diperlukan untuk menghentikan osmosis, yaitu gerakan molekul pelarut melewati membran semipermeabel ke larutan yang lebih pekat.[2] Tekanan osmotik merupakan salah satu sifat koligatif larutan.

  • Nilai normal : mulai hemolisis 0,40 0,45% NaCl

    Hemolisis sempurna 0,30 0,35% NaCl

    Normal SDM Mulai Hancur Hancur

  • Sifat Koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut tetapi tergantung pada banyaknya partikel zat terlarut dalam larutan. Jadi sifat-sifat tersebut tidak tergantung pada jenis larutan. Keempat sifat tersebut adalah penurunan tekanan uap, peningkatan titik didih, penurunan titik beku dan tekanan osmotik. Sifat koligatif larutan dapat di bedakan menjadi dua macam yaitu sifat larutan elektrolit dan non elektrolit. Hal itu disebabkan zat terlarut dalam larutan elektrolit bertambah jumlahnya karena terurai menjadi ion-ion, sedangkan zat terlarut pada larutan non elektrolit jumlahnya tetap karena tidak terurai menjadi ion-ion, sesuai dengan hal tersebut maka sifat koligatif larutan nonelektrolit lebih rendah daripada sifat larutan elektolit.

  • Didalam tubuh yang normal hal itu berlangsung dengan baik, dalam hal ini erythrocyte mengalami penghancuran dan peremajaan berjalan kontinyu.

    Umur erythrocyte didalam tubuh adalah 120 hari, sehingga tiap hari lebih kurang 1% erythrocyte musnah dan dibentuk yang baru

    Suhu : suhu rendah (40C) metabolism dapat diperhambat, disamping pemberian cadangan kalori dextrose.

    Suhu maximum untuk menyimpan darah adalah 10 degree C, diatas suhu tersebut perusakan SDMberlangsung cepat.

    Suhu 0 C akan merusak struktur sel darah karena terjadi pembekuan air, yang dapat merusak sel membrane.

  • Ciitrat sebagai anticoagulan akan mempertahankan darah tetap

    dalam keadaan cair dengan cara mengikat Ca+2 dalam darah

  • Uji fragilitas osmotik eritrosit (juga disebut resistensi osmotik eritrosit) dilakukan untuk mengukur kemampuan eritrosit menahan terjadinya hemolisis (destruksi eritrosit) dalam larutan yang hipotonis

    Caranya adalah dengan melarutkan eritrosit ke dalam dalam larutan salin dengan berbagai konsentrasi. Jika terjadi hemolisis pada larutan salin yang sedikit hipotonis, keadaan ini dinamakan peningkatan fragilitas eritrosit (atau sama dengan penurunan resistensi/daya tahan eritrosit), dan apabila hemolisis terjadi pada larutan salin yang sangat hipotonis, keadaan ini mengindikasikan penurunan fragilitas osmotik (atau sama dengan peningkatan resistensi eritrosit)

    Pada keadaan peningkatan fragilitas, eritrosit biasanya berbentuk sferis. Sedangkan pada penurunan fragilitas, eritrosit berbentuk

    tipis dan rata.

  • Faktor yang mempengaruhi temuan laboratorium dalam daya tahan osmotik SDM

    1. pH , Plasma, suhu, konsentrasi glukosa, dan saturasi oksigen pada darah

    2. Eritrosit yang berumur lama cenderung memiliki fragilitas osmotik yang tinggi.

    3. Sampel darah yang diambil lebih dari 1 jam dapat menunjukan peningkatan fragilitas osmotik

  • SEL DARAH PUTIH

    LEKOSIT

    WHITE BLOOD CELLS

  • Tipe-tipe sel

    pada ulas darah perifer

    A. Eritrosit

    C & E. Netrofil segment

    D. Eosinofil

    F. Monosit

    G. Trombosit

    H. Limfosit

    I. Netrofil band (batang)

    J. Basofil

  • Mieloblast (nongranul)

    Promielosit

    (progranulosit)

    Mielosit (Granul mulai dpt

    dibedakan, inti bulat oval)

    Metamielosit (inti berubah lebih jelas)

    Inti sel bentuk batang

    Inti sel bentuk segmen (bentuk lobus)

  • Sel Darah Putih (Lekosit, white blood cells)

    Jumlah: 6000-9000 per mm3 Karakteristik umum: a. melawan patogen b. membuang sisa metabolisme, toksin, dan sel abnormal

    maupun rusak c. pergerakan amoeboid: sel darah putih berada dalam

    organ d. diapedesis: mampu bermigrasi keluar dari sirkulasi

    darah dan masuk diantara sel endotel. e. khemotaksis: sel darah putih tertarik pada patogen

    maupun sinyal dari jaringan yg rusak. f. fagositosis: neutrofil, eosinofil, monosit dapat memakan

    patogen dan benda asing

    I. Konsep dasar dan fungsi

  • Fungsi : Baris terdepan pada peradangan akut

    1. Menghasilkan mediator-mediator inflamasi akut sbg

    chemoattractant yakni Interleukin-8 dan komplemen-

    5a (C5a),

    2. Dalam jaringan menelan dan membunuh bakteri, virus, jamur (Fagositosis dan mikrobiosidal) dengan

    pembentukan radikal oksidatif seperti anion

    superoksida dan hidrogen peroksida.

    3. Membebaskan protein antibakteri (defensin dan

    lisosim).

    A. N E T R O F I L

  • Netrofil : inti terdiri dari 2-5 lobi; disebut juga sebagai polymorphonuclear leukocytes (PMN). Ukuran 2x eritrosit. Sitoplasma merah muda halus, granul kecil, banyak dan tersebar rata warna merah muda keunguan/biru.

    Normal dewasa antara 50-70%, bentuk batang normal 1-5%

    Jika terjadi peningkatan laju pelepasan netrofilbentuk matur berkurang bentuk immatur meningkat maka disebut kondisi shift to the left (geser ke kiri) berarti ada keadaan abnormal

  • Fungsi:

    1. Inisiasi terhadap respon inflamasi tertentu.

    2. Supresi respon hipersensitivitas (alergi dan

    anafilaksis) melalui mediator kimiawi sel-sel mast.

    3. Membebaskan mediator sitotoksik (protein) ke

    ekstraseluler parasit (parasitisidal)

    4. Kemampuan fagositosis dan bakterisidal

    sama dgn netrofil tetapi tidak protektif

    terhadap infeksi bakteri,

    B. EOSINOFIL

  • Eosinofil: inti mempunyai dua lobi; mempunyai afinitas terhadap pewarnaan eosin,granul gelap, relatif besar dan spheris.

    Jumlah 1-3% pada ulas darah perifer.

  • Karakteristik :

    penuh dengan granul bulat, tidak tersebar rata, lebih bersifat metakromatik; menyukai

    pewarnaan basa. Bila diwarnai dengan toluidine

    blue maka warnanya menjadi kemerahan;

    dengan pewarna Wright (eosin, metilin blue)

    maka granul terwarna merah dan biru (dominan

    biru).

    Sel ini tidak fagositik Permukaan kedua sel reseptor permukaan utk Ig E (mediator) berperan thd reaksi hipersensitivitas yang terjadi pada kulit, respirasi

    dan intestin.

    C. BASOFIL

  • Membebaskan :

    1. Mediatormediator vasoaktif (histamin, leukotrin) yang meningkatkan permeabilitas vaskuler, vasodilatasi, dan

    menginduksi bronkhontriksi

    2. Heparin yang berinteraksi dgn antithrombin untuk

    menghambat koagulasi secara lokal.

    3. aktivator plasma lipoprotein lipase

    Jml basofil pada darah perifer sangat sedikit minim dan

    juga pada ulas sumsum tulang !!! Oleh karena itu tidak

    terlalu bermakan dari segi klinis

  • Karakteristik:

    1. Ukuran terbesar dibandingkan dengan jenis

    lekosit lainnya; diameter 3-4x lebih besar

    daripada eritrosi pada satu lapang pandang.

    2. inti berbentuk ginjal, sering seperti lekukan otak

    (brainlike); Sitoplasma warna abu biru dan lebih

    banyak dibandingkan inti. Karena gerakan

    ameboid, terdapat pseudopod.

    3. Jumlah 1-6% pada ulas darah tepi.

    Monosit dlm jaringan disebut makrofag (granul dan

    berisi enzim proteolitik)

    D. M O N O S I T

  • Peran makrofag monosit:

    -Fagositosis dan mencerna benda-benda asing dan

    dan sel-sel mati

    -Kurang respon dibandingkan dengan netrofil

    -Penghasil komponen komplemen seperti transferin,

    interleukin, lisosim (interferon).

    Sel yg mempresentasikan Ag ekspresi respon imun material jd lbh antigenik

  • Distribusi limfosit: Limfosit T 60%, limfosit B 30%,

    ditemukan dalam limpa, kelenjar getah limfe termasuk

    dalam saluran cerna, timus, dan tonsil

    Terdapat limfosit kecil dan besar (ukuran2-3x limfosit kecil)

    Inti limfosit sangat besar dengan sitoplasma yang sedikit.

    Peran dalam mematikan bakteri, virus dan sel kanker.

    *Limfosit T: peran pada kekebalan seluler

    *Limfosit B: peran pada kekebalan humoral

    membentuk antibodi.

    E. LIMFOSIT

  • Jenis Limfosit T:

    Helper T - mempunyai protein pada membran disebut CD4. Berperan dengan melepaskan sitokin. Sitokin menstimulasi sel B untuk membentuk sel plasma yang membentuk antibodi, sel cytotoxic T dan sel suppressor T juga aktifasi makrofag.

    Cytotoxic T melepaskan zat yang merusak dan membunuh benda asing.

    Memory T - untuk mengingat sistim kekebalan terhadap organisme yang pernah menyerang tubuh.

  • Pemeriksaan konsentrasi WBC

    1. Hemositometer---error 20%

    2. Automated Cell Counter ---error 5%

    Ulasan darah:

    untuk mengetahui persentase tipe-tipe leukositdapat

    mendiagnosa dan mengetahui patofisiologi tertentu.

    II. Evaluasi Laboratorium Leukosit

    LEUKOGRAM :

    Evaluasi rutin lekosit (WBC) pada CBC

  • Kelainan pada lekosit:

    Agranulositopenia: jumlah sel darah putih rendah

    Lekemia: jumlah sel darah putih tinggi Lekemia akut

    Lekemia kronis

    Limfoma: suatu tumor sistim limfe, ditandai dengan limfosit dalam jumlah yang banyak (Multiple mieloma) serta pembesaran kelenjar getah bening (lymph node)

  • 1. Immature Netrofil disebut Shift to the left

    2. Toxemia abnormal maturasi netrofil

    Badan Dohle (benda sitoplasma warna biru langit) pada infeksi, keracunan darah

    3. Nukleus hipersegmentasi: 5 atau lebih lobus Perpanjangan waktu darah

    Terapi dgn corticosteroid

    Pemeriksaan Mikroskopis

    A. NETROFIL

  • 4. Giant hipersegmentasi :

    Defisiensi B12, asam folat, cobalt

    (ruminansia)

    5. Hiposegmentasi inti dan kromatin

    kondensasi disebut anomali Pelger Huet

    6. Asinkronisasi maturasi inti dan sitoplasma

    Leukemia

  • B. EOSINOFIL

    - peningkatan jumlah pada asthma, pasca infeksi

    bakteri, parasit

    -Eosinopenia pada keadaan stres, luka bakar

    C. BASOFIL : granulnya mudah larut dalam air,

    bila proses fiksasi tidak baik maka granul hilang.

    Bila hasilnya nihil, tidak ada makna klinis

    D. LIMFOSIT :Ukuran bervariasi utk setiap

    spesies;

  • E. MONOSIT

    Ukuran besar dan lebih besar daripada

    netrofil dan limfosit besar; dengan

    sitoplasma bervakuolisasi

    Transformasi ke makrofag dlm darah

    tidak terjadi, kecuali jika terjadi infestasi

    Ehrlichiosis, Histoplasmosis dan

    Leishmaniasis

    Pemeriksaan mikroskopis

  • 58% 2% 1% 4% 33%

    Bands 3%