retinopati diabetik dan hipertensi sukoi
DESCRIPTION
DR dan Retinopati hipertensiTRANSCRIPT
R I Z K Y T A K D I R R1 4 2 0 2 2 1 1 5 6
RETINOPATI DIABETIK DAN HIPERTENSI
RETINOPATI
• Retinopati kelainan pada retina yang tidak disebabkan oleh radang.• Dapat disebabkan oleh berbagai hal, antara lain
penyakit sistemik. • Cotton wall patches gambaran eksudat pada
retina akibat penyumbatan arteri prepapil terjadi daerah nonperfusi di dalam retina.• Terdapat beberapa macam retinopati
diabetikum, retinopati hipertensi, retinopati prematuritas, retinopati anemia, dan lain-lain.
Ilyas S, Yulianti SR. Ilmu Penyakit Mata. 4th Ed. Jakarta: Badan Penerbit FKUI;2011.
RETINOPATI DIABETIKUM
PENDAHULUAN
• Retinopati diabetik merupakan salah satu penyebab utama kebutaan pada usia produktif di negara barat (20 – 65 tahun)
• Faktor resiko retinopati:• Hiperglikemia kronik• Hipertensi• Hiperkolesterolemia• Merokok• nefropati
• Pasien dengan DM tipe I akan mengalami awitan penyakit 3-5 tahun. Untuk penderita DM tipe II dapat datang dengan sudah mengalami retinopati atau retinopati merupakan keluhan pasien. Perkembangan retinopati menjadi lebih cepat saat kehamilan.
SKRINING
• Kapan? Maksimal 3 tahun sejak diagnosis DM tipe I ditegakan, ketika didiagosis DM tipe II, dan setiap tahunnya. Pada wanita hamil dengan DM: trisemester pertama, diulang setiap 3 bulan sampai persalinan.• Fotografi tujuh bidang merupakan gold-standard.
Pilihan lain fotografi dua bidang 45 derajat (makula dan diskus)
PATOGENESIS
• Kapilaropati : degenerasi dan kehilangan perisit, proliferasi sel endotel• Perubahan haematologi : deformasi eritrosit dan
pembentukan rouleaux, peningkatan agregasi platelet, peningkatan viskositas plasma• Oklusi mikrovaskular : neovaskularisasi
KLASIFIKASI RETINOPATI DIABETIK
Retinopati Nonproliferatif
• Mikroangiopati progresif kerusakan/sumbatan pembuluh darah kecil
Retinopati Proliferatif
• Neovaskularisasi
Advanced Diabetic Eye
Diseased
• Tractional retinal detachment
• Perdarahan vitreous yang persisten
• Neovaskular glaukoma
RETINOPATI NONPROLIFERATIF
• Merupakan suatu mikroangiopati progresif kerusakan dan sumbatan pembuluh-pembuluh darah kecil.• Kelainan awal : penebalan membran basal
endotel dan berkurangnya jumlah perisit terbentuknya kantung mikroaneurisma.
MIKROANEURISMA
KLASIFIKASI RD NON PROLIFERATIF
RDNP Ringan
• Mikroaneurisma
RDNP Sedang
• Mikroanerisma luas
• Perdarahan intraretina (dot/blot)
• Cotton wool
RDNP Berat
• Cotton wool
• Kelainan mikrovaskular intraretina (IRMA)
PERDARAHAN RETINA
HARD EKSUDAT
• Pembentukan pembuluh-pembuluh darah baru kebocoran protein serum• Kelainan awal: pembuluh darah baru pada diskus
optikus (NVD) atau bagian retina lainnya (NVE).• Risiko tinggi:• Neovaskularisasi pada diskus optikus yang
meluas > 1/3 diameter diskus• NVD disertai perdarahan vitereous• NVE > ½ diameter diskus
Retinopati Proliferatif
RETINOPATI PROLIFERATIF
• Neovaskularisasi yang terbentuk berproliferasi ke permukaan posterior vitreous rapuh rusak perdarahan viterous penurunan penglihatan mendadak• Neovaskularisasi perubahan menjadi fibrosa
fibrovaskular rapat traksi vitreoretina ablasio retina• Neovaskularisasi iris (rubeosis iris)
TATALAKSANA
• Pengendalian hiperglikemia, hipertensi, dan hiperkolesterolemia.
• Terdapat edema makula focal laser (lesi setempat) atau grid laser (lesi setempat). Micropulse laser memberikan hasil sama efektif dengan jaringan parut lebih sedikit.
• Penyuntikan intravitreal triamcinolone atau anti-VEGF.• Fotokoagulasi laser pan-retina (PRP) menurunkan
insidensi gangguan penglihatan.• Pasien nonproliferatif berat dengan gula darah yang sulit
dikrontrol• Vitrektomi dilakukan segera pada perdarahan vitreous
luas pasien DM tipe I, ablasio retina,
RETINOPATI HIPERTENSI
PENDAHULUAN
• Retinopati hipertensi kelainan-kelainan retina dan pembuluh darah retina akibat tekanan darah tinggi.• Dari penelitian epidemiologi sejak tahun 1990
didapatkan bahwa kelainan ini banyak ditemukan pada usia 40 tahun ke atas.• Retinopati hipertensi arteri yang besarnya tidak
teratur, eksudat pada retina, edema retina dan perdarahan retina.
PATOGENESIS
Spasme pembuluh
darah retina
Peningkatan tekanan darah
persisten
Penebalan intima pembuluh darah,
hiperplasia dinding tunika media dan hialinisasi
Spasme arteriol yang lebih berat,
arteriovenous nicking,
perubahan refleks cahaya
Progresi sklerosis dan hialinisasi
copper wire lebih lanjut: silver wire
Dinding arteriol
diinfiltrasi lemak &
kolesterol sklerosis
Retinopati hipertensi
Gambaran perdarahan dan eksudat (cotton wool patches) pada makula star figure
KLASIFIKASI MENURUT RSCM
Tipe 1
• Fundus hipertensi dengan retinopati (+/-), sklerosis (-), terdapat pada orang muda. Arteri menyempit dan pucat, arteri meregang dan percabangan tajam, perdarahan (+/-), eksudat (+/-)
Tipe 2
• Fundus hipertensi retinopati sklerosa senil (+/-), terdapat pada orang tua. Pembuluh darah tampak mengalami penyempitan, pelebaran dan sheating setempat. Perdarahan retina (+/-), edema papil (-).
Tipe 3
• Fundus dengan retinopati hipertensi dengan arteriosklerosis, terdapat pada orang muda. Penyempitan arteri, kelokan bertambah fenomena crossing, perdarahan multipel, cotton wool patches, makula star figure.
Tipe 4
• Hipertensi yang progresif. Edema papil, cotton wool patches, hard eksudat, dan star figure exudate yang nyata.
KLASIFIKASI MENURUT SCHEIE
Stadium I
• Terdapat penciutan setempat pada pembuluh darah kecil.
Stadium II
• Penciutan pembuluh darah arteri menyeluruh, dengan kadang-kadang penciutan setempat sampai seperti benang, pembuluh darah arteri tegang, membentuk cabang keras.
Stadium III
• Lanjutan stadium II, dengan eksudat cotton, dengan perdarahan yang terjadi akibat diastol di atas 120 mmHg, kadang-kadang terdapat keluhan berkurangnya penglihatan.
Stadium IV
• Seperti stadium III dengan edema papil dengan eksudat star figure, disertai keluhan penglihatan menurun dengan tekanan diastol kira-kira 150 mmHg.
DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA
• Diagnosis anamnesis dan pemerisksaan fisik. Pemeriksaan penunjang funduskopi, pemeriksaan visus, pemeriksaan tonometri. Pemeriksaan laboratorium menyingkirkan penyebab lain retinopati selain dari hipertensi.
• Tatalaksana mengatasi hipertensi perubahan gaya hidup dan kombinasi dengan terapi medikamentosa.
• Penurunan tekanan darah diharapkan dapat mencegah perburukan yang disebabkan oleh kondisi iskemik yang dapat merusak nervus optikus.