resume puskesmas
TRANSCRIPT
Optimalisasi penggunaan sediaan farmasi dan alkes
Optimalisasi penggunaan sediaan farmasi dan alkes mengacu pada penggunaan obat
rasional (POR). Penggunaan obat yang rasional adalah penggunaan obat yang tepat diagnosis,
indikasi pemakaian obat, pemilihan obat, dosis, cara dan lama pemberian, penilaian terhadap
kondisi pasien, informasi yang memadai dan biaya pengobatan yang terjangkau. Di Puskesmas
seringkali ditemukan adanya pola peresepan yang masih beragam untuk satu jenis penyakit,
jumlah obat yang diberikan kepada pasien lebih dari 3 jenis untuk satu kasus penyakit, tingginya
penggunaan antibiotika serta penggunaan injeksi yang berlebihan.
Penggunaan sediaan farmasi di UPT Kesmas Ubud I belum berjalan secara optimal.
Penggunaan antibiotik pada beberapa kasus masih belum sesuai dengan kondisi pasien sehingga
pada kenyataannya pasien mendapatkan pengobatan yang tidak diperlukan dan pengobatan
pasien menjadi belum optimal. Masalah yang terjadi ini memerlukan peran yang sangat penting
seorang apoteker untuk melakukan pemantauan dan edukasi mengenai penggunaan antibiotik
pada masyarakat. Sedangkan untuk penggunaan alkes di UPT Kesmas Ubud I sudah berjalan
secara optimal. Penggunaan alkes disesuaikan dengan keperluan dan kondisi pasien. Dalam
penggunaan sediaan injeksi untuk pengobatan beberapa kasus baru diberikan pada keadaan
tertentu, misalnya bila diinginkan efek obat yang cepat bagi pasien, pada keadaan gawat darurat
(syok anafilaksis) ataupun bila pasien tidak dapat makan dan minum.
Dispensing sediaan farmasi dan alkes
Apotek UPT Kesmas Ubud I telah melaksanakan pelayanan kefarmasian yang sudah
mengacu pada pharmaceutical care yaitu dengan pemberian informasi pada saat penyerahan
obat kepada pasien. Pemberian informasi mengenai indikasi obat, dosis obat, aturan dan cara
pemakaian obat kepada pasien pada saat menyerahkan obat belum dapat dilakukan secara
maksimal karena keterbatasan sarana prasarana dan tenaga kefarmasian yang terdapat di apotek
UPT Kesmas Ubud I. Konseling yang dilakukan masih terbatas pada informasi penggunaan obat
saja atau berdasarkan permintaan dari pasien. Pelayanan KIE (komunikasi, edukasi, dan
informasi) dalam pelayanan kefarmasian ini sebenarnya bertujuan untuk meningkatkan
pemahaman pasien mengenai pemakaian obat yang tepat sehingga kepatuhan pasien dapat
ditingkatkan dan pengobatan rasional dapat tercapai. Namun dalam prakteknya masih terdapat
beberapa kendala atau permasalahan yang menyebabkan pelayanan tidak berjalan secara optimal.
Hal ini dikarenakan kurangnya sarana prasarana penunjang kegiatan pelayanan kefarmasian dan
kurangnya SDM di bidang farmasi.