respon pengurus gerakan untuk …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37335/1... ·...
TRANSCRIPT
RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA
RUNGU INDONESIA (GERKATIN) TERHADAP KREDIBILITAS
PROGRAM BERITA VERSI BAHASA ISYARAT
DI TVRI DAN ANTV
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Rusmaliah Hasanah
NIM. 1110051100021
KONSENTRASI JURNALISTIK
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438H/2017M
ABSTRAK
Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu
Indonesia (Gerkatin) Terhadap Kredibilitas Program Berita Versi Bahasa Isyarat di
TVRI dan ANTV, dibawah bimbingan Noor Bekti Negoro, SE, STP, M.SI.
Media massa sebagai penyalur informasi terus mengalami perkembangan dan
menuntut manusia untuk mencari informasi yang memiliki kredibilitas tinggi untuk
memenuhi kebutuhan informasi. Namun, kemudahan dalam memenuhi kebutuhan
informasi belum sepenuhnya dirasakan bagi penyandang tuna rungu yang memiliki
keterbatasan dalam pendengaran. Televisi Republik Indonesia (TVRI) dan Andalas
Televisi (ANTV) menanggapi hal ini dengan memberi fasilitas penggunaan bahasa
isyarat di salah satu program berita mereka, yaitu Indonesia Malam dan Topik Pagi.
Dalam memenuhi kebutuhan informasi yang kredibel untuk khalayak tuna rungu, peneliti
melakukan penelitian tingkat respon kredibilitas pada masing-masing stasiun televisi
melalui program berita Indonesia Malam di TVRI dan Topik Pagi di ANTV.
Berdasarkan konteks di atas, timbul beberapa pertanyaan, yaitu: Bagaimana respon
kredibilitas penyandang tuna rungu Perkumpulan Gerkatin terhadap program berita
bahasa isyarat di TVRI dan ANTV? Apakah ada perbedaan respon kredibilitas yang
signifikan terhadap menonton program berita bahasa isyarat di TVRI dan ANTV?
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Stimulus-Organism-Repons (S-
O-R) yang mengasumsikan bahwa media massa menjadi stimulus khalayak dari pesan
yang disajikan, kemudian stimulus tersebut menghasilkan rangsangan berupa efek
langsung dari pesan yang sudah diterima, akhirnya efek tersebut mempengaruhi khalayak.
Efek langsung yang diterima disebut dengan respon kognitif, afektif dan konatif.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif eksploratif yang bertujuan
untuk memberikan sedikit definisi atau penjelasan mengenai konsep kredibilitas terhadap
program berita versi bahasa isyarat di TVRI dan ANTV. Sampel penelitian ini adalah
pengurus organisasi Gerkatin dengan jumlah 20 orang dan dilakukan dengan purposive.
Data hasil kuesioner kemudian diolah dengan statistik yaitu mencari mean, standar
deviasi, dan compare means. Untuk mengidentifikasi respon khalayak tuna rungu penulis
menggunakan konsep kredibilitas Flanangin dan Metzger (2000) yaitu sumber yang dapat
dipercaya, keakuratan berita, kepercayaan terhadap media, pemberitaan yang seimbang
dan kelengkapan fitur berita.
Hasil penelitian disimpulkan bahwa pada uji means diketahui kredibilitas yang
meraih rangking pertama sampai rangking kelima ialah dimensi kredibilitas yang sama.
Dengan urutan: believability, accuracy, trustworthiness, completeness, un-bias.
Sedangkan untuk menjawab hipotesis ternyata tidak terdapat perbedaan respon
kredibilitas yang signifikan antara Indonesia Malam dan Topik Pagi.
Kata Kunci: Berita, Respon, Tuna rungu, Bahasa Isyarat, Kredibilitas
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirohmanirohim
Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
nikmat serta hidayah-Nya dan shalawat serta salam tak lupa peneliti panjatkan kepada
junjungan Nabi Muhammad SAW. Penulis bersyukur atas terselesaikannya skripsi ini
setelah peneliti mengenyam pendidikan di Konsentrasi Jurnalistik Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selama penulisan skripsi ini peneliti mengalami berbagai kendala dan
kejenuhan. Oleh karena itu, peneliti ingin menyampaikan terima kasih sebesarnya
kepada :
1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Dr. H. Arief Subhan, M.A.,
Wakil Dekan I Bidang Akademik, Suparto, M.Ed Ph.D., Wakil Dekan II
Bidang Administrasi Umum, Hj. Roudhonah, M.Ag., serta Wakil Dekan III
Bidang Kemahasiswaan, Suhaimi, M.Si.
2. Kholis Ridho, M.Si dan Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, M.A selaku Ketua dan
Sekretaris Jurusan Konsentrasi Jurnalistik yang telah banyak membantu peneliti
dalam memberikan kemudahan dalam penyelesaian skripsi ini.
3. Noor Bekti Negoro, SE, STP, M.Si. selaku pembimbing yang telah membantu
peneliti dalam menjalankan skripsi.
iii
4. Segenap dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, yang namanya
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih atas ilmu dan dedikasi
yang diberikan kepada peneliti.
5. Segenap pimpinan dan karyawan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi serta Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memudahkan peneliti untuk mendapatkan
berbagai referensi dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Orang tua, almarhum Ayahanda Rusli bin H. Muhammad Yaqub dan Ibunda
Muani yang tak pernah lelah memberi dukungan, nasihat dan doa yang
berlimpah. Serta Kakak Rusdarian Febriansyah dan Kakak Ipar Nurul Fitriana
yang selalu menyemangati dan membiayai segala kebutuhan penulis.
7. Bambang Prasetyo selaku Ketua Umum Gerkatin Indonesia dan Wilma Redjeki
selaku Sekretaris Gerkatin Indonesia yang banyak sekali membantu dan
memberikan kemudahan kepada peneliti dalam mengumpulkan data-data yang
peneliti butuhkan. Serta kepada Pengurus Gerkatin lainnya selaku responden.
8. Teman-teman Jurnalistik A tercinta, Diah Kardini, Mella Meidawati, Wardhatul
Toyyibah, Denisa P. Rosandria, Zahrika Prastamia yang selalu mendengarkan
keluh kesah peneliti, memberi masukan, dukungan, saling berbagi pengalaman
yang membuat peneliti semakin bersemangat.
9. Sahabat tercinta Chivita Wulandari Fibrina, Marselina Hani Wahyuni, Sri
Miyanti, Vemmy Suryo Qushayyi dan Arramisha Hilmy yang selalu
memberikan dukungan, pengalaman dan doa.
iv
10. Keluarga Besar H. Mustari dan H. Muhammad Yaqub yang selalu memberikan
dukungan. Serta sepupu-sepupu rempong Zakia, Rika, Anis, Eza, Icha, Izal,
Mutia, Nurul, Ecky, Fahmi, Syifa Saum dan yang lainnya yang selalu
memberikan semangat dan memotivasi peneliti untuk menyelesaikan skripsi.
11. Kepada TVXQ&JYJ, SEVENTEEN, Cassiopeia, Carat, Sarang Kucing, dan
Luka Luki Luko yang menghibur peneliti ketika jenuh mengerjaan skripsi.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, mendukung,
mendoakan dan meluangkan waktu untuk berbagi informasi dalam menyusun skripsi
ini, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Semoga Allah SWT
membalas semua kebaikan dan budi baik mereka dengan balasan yang setimpal.
Peneliti menyadari bahwa dalam skripsi ini masih banyak kekurangan. Karena
itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat peneliti harapkan. Sehingga
skripsi ini menjadi jalan penerang bagi peneliti dan bermanfaat bagi pembaca.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Ciputat, Juni 2017
Peneliti
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ........................................ 6
C. Tujuan dan ManfaatPenelitian ................................................. 7
D. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 8
E. Hipotesis Penelitian ................................................................. 11
F. Sistematika Penulisan .............................................................. 13
BAB II KAJIAN TEORI
A. Teori Respon ........................................................................... 14
B. Teori S-O-R ............................................................................. 17
C. Kredibilitas .............................................................................. 20
D. Program Berita Televisi .......................................................... 29
vi
E. Tuna Rungu ............................................................................. 32
F. Kerangka Penelitian ................................................................ 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat Penelitian .................................................................... 38
B. Pendekatan dan Paradigma Penelitian ..................................... 38
C. Metode Penelitian .................................................................... 41
D. Desain Penelitian ..................................................................... 41
E. Jenis Penelitian ........................................................................ 42
F. Subjek dan Objek Penelitian ................................................... 43
G. Populasi dan Sampel Penelitian .............................................. 44
H. Teknik Pengumpulan Sampel .................................................. 46
I. Variabel Penelitian .................................................................. 47
J. Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................ 48
K. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 49
L. Instrumen Penelitian ................................................................ 50
M. Teknik Analisi Data ................................................................ 53
N. Teknik Penulisan ..................................................................... 58
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Profil Gerkatin ......................................................................... 59
B. ANTV ...................................................................................... 62
C. Program Berita Topik di ANTV .............................................. 65
D. Topik Pagi ............................................................................... 66
vii
E. TVRI ....................................................................................... 66
F. Program Berita Indonesia Malam di TVRI ............................. 71
G. Indonesia Malam .................................................................... 72
BAB V HASIL TEMUAN DAN ANALISI DATA
A. Deskripsi Data Responden ...................................................... 73
B. Analisis Skor Rata-rata Respon Kognitif dan
Respon Afektif ........................................................................ 79
C. Analisis Skor Rata-rata Kredibilitas Kedua
Program Berita ........................................................................ 83
D. Analisis Uji Paired Sampel ..................................................... 92
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 95
B. Saran ........................................................................................ 95
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 97
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 100
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Data responden menurut Jenis Kelamin ................................................. 45
Tabel 2. Hasil Reabilitas TVRI ............................................................................. 52
Tabel 3. Hasil Reabilitas ANTV............................................................................ 52
Tabel 4. Skala Likert ............................................................................................. 54
Tabel 5. Jumlah Data TVRI .................................................................................. 55
Tabel 6. Jumlah Data ANTV ................................................................................ 56
Tabel 7. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .................................................. 73
Tabel 8. Responden Berdasarkan Klasifikasi Tingkat Pendengaran...................... 74
Tabel 9. Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ................................................ 75
Tabel 10. Responden Berdasarkan Frekuensi Menonton
Program Berita Indonesia Malam ........................................................... 77
Tabel 11. Responden Berdasarkan Frekuensi Menonton
Program Berita Topik Pagi ..................................................................... 77
Tabel 12. Perbandingan Frekuensi Menonton
Indonesia Malam dan Topik Pagi ........................................................... 78
Tabel 13. Respon Kognitif dan Afektif Program Berita Indonesia Malam .......... 79
Tabel 14. Respon Kognitif dan Afektif Program Berita Topik Pagi .................... 80
Tabel 15. Perbandingan Skor Rata-rata Respon Kognitif, Respon Afektif
ix
Program Berita Indonesia Malam dan Topik Pagi ................................. 81
Tabel 16. Skor Rata-rata Kredibilitas Program Berita di TVRI ........................... 83
Tabel 17. Skor Rata-rata Kredibilitas Program Berita di ANTV .......................... 86
Tabel 18. Perbandingan Skor Rata-rata Program Berita di TVRI dan ANTV ...... 89
Tabel 19. Uji Paired Sample Statistics SPSS 20 .................................................. 93
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Teori Stimulus-Organism-Response (S-O-R) ................................... 18
Gambar 2. Kerangka Penelitian ............................................................................ 37
Gambar 3. Variabel Penelitian .............................................................................. 48
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Komunikasi merupakan cara mutlak bagi seseorang untuk berinteraksi,
dan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan sosial. Sebagai makhluk
sosial manusia menyadari bahwa kebutuhan hidupnya hanya dapat dipenuhi
dengan berkomunikasi. Dengan berkomunikasi manusia mencoba
mengekspresikan keinginannya dan dengan komunikasi itu pula manusia
melaksanakan kewajibannya.1
Tindakan komunikasi juga bisa dilakukan secara langsung dan tidak
langsung. Bicara secara tatap muka dapat dikategorikan sebagai tindakan
komunikasi secara langsung. Sedangkan komunikasi tidak langsung merupakan
komunikasi yang dilakukan secara perorangan tetapi melalui medium atau alat
perantara tertentu. Misalnya penyampaian informasi melalui surat kabar,
majalah, radio, tv, dan media lainnya.
Saat ini informasi menjadi suatu hal yang utama bagi sebagian
masyarakat. Dengan teknologi yang semakin maju, informasi tersebut akan
dapat diperoleh dengan mudah dan cepat dimana saja dan kapan saja. Sebagai
komunikan, khalayak mempunyai pilihan dalam menentukan media untuk
mendapatkan sebuah informasi.
1 Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997), cet ke-2, h. 6
2
Televisi merupakan salah satu media massa yang memiliki acara yang
sangat beragam, mulai dari acara hiburan, news, show, hingga kuis. Media
komunikasi massa memiliki lima fungsi yang meliputi fungsi informasi,
edukasi, koreksi, rekreasi, dan mediasi. Fungsi informasi media massa
berkaitan dengan kredibilitas sebuah media, yaitu informasi yang disampaikan
harus memenuhi kriteria dasar seperti: akurat, aktual, daktual, menarik, penting,
benar, lengkap-utuh, jujur-adil, berimbang, relevan, bermanfaat dan etis.2 Maka
kredibilitas program berita di televisi sangat penting untuk diperhatikan, karena
jika memiliki kredibilitas yang baik maka sebuah media tersebut telah
menjalankan fungsi sebagai media massa.
Kredibilitas suatu media ditentukan oleh kualitas berita yang ditampilkan.
Baik atau tidaknya suatu pemberitaan ditentukan oleh kredibilitasnya di mata
publik. Selain itu, program berita di televisi saat ini bertarung dengan kecepatan
dalam menyampaikan informasi yang dapat dipercaya dan aktual kepada
khalayak. Seperti yang disampaikan Askurifai Baksin, dalam buku Jurnalistik
Teori dan Praktik bahwa produksi televisi dengan pendekatan jurnalistik
mengutamakan kecepatan penyampaian yang mengusung informasi dari sumber
realita dan peristiwa.3
2 Haris Sumaridia, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature, Panduan Praktis Jurnalis
Profesional, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2011), Cet. Ke-4, h.32 3 Askurifai Baksin, Jurnalistik Televisi Teori dan Praktik, (Bandung: Simbiosa Rekatama
Media, 2009), Cet. Ke-2, hal. 81
3
Saat ini Indonesia memiliki banyak stasiun televisi. Hal ini tentunya
memberikan banyak pilihan kepada khalayak untuk menggunakan media yang
mana. Begitu banyaknya siaran berita di televisi memudahkan masyarakat
mendapatkan informasi yang banyak dan beragam. Namun, dengan banyaknya
program berita yang bermunculan saat ini tidak menjamin adanya distribusi
informasi yang merata dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Kebutuhan akan berita ada dalam masyarakat, termasuk bagi mereka
penyandang disabilitas khususnya tunarungu. Dalam kenyataan yang ada saat
ini, penyandang tunarungu masih kesulitan untuk mendapatkan informasi
melalui televisi. Hal ini dikarenakan jarang sekali siaran televisi terutama berita
menggunakan penerjemah (interpreter) bahasa isyarat.
Hak memperoleh informasi harusnya juga dirasakan oleh penyandang
disabilitas tunarungu yang memiliki keterbatasan pada pendengarannya untuk
menangkap sebuah informasi melalui media televisi. Karena hak memperoleh
informasi pun terdapat pada Undang-Undang Dasar (UUD) Nomor 39 tahun
1999 tentang Hak Asasi Manusia yaitu:
“Setiap orang berhak berkomunikasi dan memperoleh informasi yang
diperlukan untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya.
Setiap orang juga berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki,
menyimpan mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggun
akan segala jenis sarana yang tersedia.”4
4 http://www.komisiyudisial.go.id/undang-undang.html situs ini diambil pada 20 Mei 2014
pukul 23.30.
4
Tunarungu adalah kerusakan yang menghambat seseorang untuk
menerima rangsangan semua jenis bunyi dan sebagai suatu kondisi dimana
suara-suara yang tidak dapat dipahami, termasuk suara pembicaraan tidak
mempunyai arti dan maksud-maksud kehidupan sehari-hari.5
Penyandang tunarungu hanya bisa berkomunikasi dengan bahasa isyarat
yang mereka pelajari. Sehingga bila mereka ingin mengetahui pemberitaan di
luar lingkungannya melalui media televisi mereka kesulitan memahami isi
pemberitaan. Mereka hanya bisa melihat gambar tanpa mendengar suara. Oleh
sebab itu, perlu adanya program pemberitaan sebagai penyalur informasi yang
memfasilitasi atau memberi ruang khusus agar dapat memahami isi
pemberitaan dan hak mendapatkan informasi pun mereka rasakan.
Televisi Republik Indonesia (TVRI) sebagai media publik diberi
kebijakan oleh Kementrian Sosial untuk merealisasikan hak publik penyandang
disabilitas tunarungu untuk memperoleh informasi melalui fasilitas bahasa
isyarat di salah satu program berita yaitu Indonesia Malam dengan dua teknik
bahasa isyarat yaitu Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) dan Bahasa Isyarat
Indonesia (BISINDO).
Andalas Televisi (ANTV) pun ikut berlomba dalam memenuhi kebutuhan
setiap masyarakat, hal ini dibuktikan dengan siaran program yang disesuaikan
dengan kebutuhan penyandang tunarungu. ANTV menyiarkan bahasa isyarat
5 http://tunarungu.com/ situs ini diambil pada 20 Mei 2014 pukul 23.50
5
dengan teknik Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) pada program berita Topik
Pagi.
TVRI dan ANTV menyajikan muatan program berita dengan fasilitas
bahasa isyarat. Namun, belum tentu kedua program berita ini sudah memiliki
kredibilitas yang baik di mata khalayak tunarungu walaupun sudah mengangkat
isu-isu aktual yang berkaitan langsung dengan kehidupan publik.
Kredibilitas adalah seperangkat hasil persepsi komunikan tentang sifat-
sifat komunikator. Pada definisi ini terkandung dua hal yakni, pertama hasil
persepsi komunikan. Yang kedua kredibilitas berkenaan dengan sifat-sifat
komunikator. Yang disebut komunikan adalah khalayak, dan komunikator
adalah sebuah media. Dengan ini kita dapat mengetahui media mana yang
paling kredibel di kalangan publik.
Sesuai dengan penjelasan diatas penelitian kredibilitas sebuah program
menjadi sangat menarik untuk diteliti. Respon khalayak tunarungu sangat
diperlukan bagi khalayak tunarungu dan bagi media yang menggunakan
penerjemah (interpreter) bahasa isyarat. Dengan mengetahui respon dari
khalayak tunarungu dan sejauh mana khalayak tunarungu terpuaskan oleh
program berita diharapkan akan membuat kualitas berita yang disajikan oleh
stasiun televisi yang terkait semakin baik dan perhatian khalayak tunarungu
akan fenomena yang terjadi juga semakin meningkat.
Sebelumnya, penelitian tentang kredibilitas telah dilakukan pada tahun
1961, dimana penelitian ini untuk melihat media mana yang memiliki
6
kredibilitas paling tinggi dan menempatkan televisi sebagai media terbaik dan
sumber berita yang paling kredibel.6 Maka dari itu penelitian ini dilakukan pada
dua program di media televisi untuk dibandingkan.
Responden dalam penelitian ini adalah pengurus Gerakan untuk
Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (GERKATIN) untuk diukur tingkat
respon kredibilitas kedua program berita tersebut. Pemilihan pengurus Gerkatin
sebagai responden karena dianggap paham dengan kebutuhan informasi yang
kredibel dari sebuah program berita televisi.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk membahas
dan mendalami skripsi yang berjudul “Respon Pengurus Gerakan Untuk
Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (Gerkatin) Terhadap Kredbilitas
Program Berita Versi Bahasa Isyarat Di TVRI dan ANTV”
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah
Agar pembatasannya lebih terarah dan terfokus, maka penulis perlu
membatasi masalah dalam penelitian ini. Oleh karena itu peneliti hanya
membatasi perbandingan respon kredibilitas di program berita versi bahasa
isyarat Indonesia Malam dan Topik Pagi. Penelitian ini dilakukan pada
pemberitaan edisi November 2016 sampai Mei 2017.
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka peneliti membuat
perumusan masalah yang tersusun dalam kerangka pertanyaan sebagai berikut:
6 Tesis oleh Ardha Renzuli, Hubungan Faktor Kredibilitas Media Terhadap Aktivitas Akses
Berita Online Berdasarkan Segmentasi Psikografis, (Universitas Indonesia, 2012), hal. 19
7
1. Bagaimana respon pengurus Gerkatin Pusat terhadap kredibilitas program
berita versi bahasa isyarat Indonesia Malam TVRI dan Topik Pagi ANTV?
2. Apakah terdapat perbedaan respon kredibilitas yang signifikan antara
menonton program berita Indonesia Malam TVRI dan Topik Pagi ANTV
pada penyandang tunarungu Gerkatin?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pemikiran dan perumusan masalah di atas, maka tujuan
dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui respon kredibilitas terhadap program berita versi
bahasa isyarat di TVRI dan ANTV pada pengurus Gerkatin Pusat.
b. Untuk mengetahui terdapat perbedaan kredibilitas yang signifikan antara
program berita Indonesia Malam di TVRI dan Topik Pagi di ANTV pada
penyandang tunarungu pengurus Gerkatin pusat
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis
1) Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian ilmu komunikasi
dan jurnalistik serta dapat digunakan sebagai masukan dan
perkembangan keilmuan komunikasi bagi akademisi. Khususnya bagi
mahasiswa Jurnalisitik terhadap program berita versi bahasa isyarat.
8
2) Penelitian ini diharapkan memperkaya penelitian mengenai konsep
respon khalayak terhadap kredibilias program berita televisi di
Indonesia, sehingga dapat menjadi acuan untuk penelitian lain yang
lebih mendalam.
b. Manfaat Praktis
1) Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan perbandingan dan
pengembangan bagi para praktisi komunikasi dan juga media massa
dalam membuat sebuah program berita televisi sehingga dapat
memenuhi fungsi media massa.
2) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada media
massa dalam pengemasan program berita versi bahasa isyarat agar
dapat memenuhi kebutuhan informasi bagi khalayak tunarungu.
D. Tinjauan Pustaka
Berdasarkan pengamatan literatur yang penulis lakukan sebelum
memulai penelitian ini di berbagai sumber seperti buku, internet dan skripsi
yang peneliti baca tidak menutup kemungkinan memiliki kesamaan dari teori
dan metodologi. Hal tersebut sama sekali bukan kesengajaan, disebabkan oleh
keterbatasan referensi penulis. Tujuan dari tinjauan pustaka ini ialah untuk
melihat dan membandingkan pembahasan yang penulis lakukan dengan
penelitian lainnya. adapun penelitian yang lain tersebut di antaranya :
1. Skripsi Realisasi Hak Publik Dalam Produksi Berita Bahasa Isyarat Di
Televisi (Studi Kasus Program Berita Indonesia Malam Versi Bahasa Isyarat
9
di TVRI) yang ditulis oleh Wuri Aryani, konsentrasi Jurnalistik, Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, tahun 2014. Literatur ini membahas mengenai
bagaimana pra produksi, produksi dan pasca produksi Program Berita
Indonesia Malam versi bahasa isyarat di TVRI dan bagaimana hak
tunarungu dalam memperoleh informasi di realisasikan sebagai ruang publik
dalam Program Berita Indonesia Malam versi bahasa Isyarat di TVRI. Teori
yang digunakan dalam skripsi ini adalah teori Ruang Publik (public Sphere)
Jurgan Hebermes dan menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan
kualitatif deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa realisasi
publik dalam memperoleh informasi berdasarkan proses pra produksi,
produksi dan pasca produksi bukan sepenuhnya kebijakan dari TVRI
melainkan adanya pengaruh besar dari pihak Kementrian Sosial. TVRI
hanya sebagai alat untuk merealisasikan konsep bahasa isyarat tersebut.
Program berita bersi bahasa isyarat ini juga telah menerapkan konsep ruang
publik menurut Jurgan Hebermes, dimana TVRI mencoba netral memilih
khalayaknya. Dengan begitu setiap khalayak mendapatkan porsi yang sama
dalam memperoleh informasi di TVRI.7
7 Wuri Aryani, Realisasi Hak Publik dalam Produksi Berita Bahasa Isyarat di Televisi (Studi
Kasus Program Berita Indonesia Malam Versi Bahasa Isyarat di TVRI), (Skripsi, Konsentrasi
Jurnalistik, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2014), h. abstrak.
10
2. Skripsi Perbandingan Kepuasan Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Terhadap Program Berita di TV ONE dan Metro TV, yang
ditulis oleh Krisyanidayati, konsentrasi Jurnalistik, Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
tahun 2015. Skripsi ini membahas mengenai kepuasan yang dicari dan
kepuasan yang diperoleh khalayak setelah menonton dua program berita
tersebut serta melihat apakah terdapat perbedaan kepuasan yang signifikan
atau tidak dari dua program berita tersebut. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif deskriptif dengan metode survey dan kuesioner
sebagai alat pengumpulan data. Teori yang digunakan adalah teori uses and
gratification yang mengasumsikan bahwa setiap individu memiliki tujuan
tertentu untuk menggunakan media massa, khalayak dipandang sebagai
individu yang aktif dan bebas memilih media mana yang akan mereka
gunakan. Hasil dari penelitian dapat disimpulkan bahwa pada uji mean
diketahui bahwa program beruta Apa Kabar Indonesia Pagi dan Metro Hari
Ini belum dapat memenuhi kepuasan khalayak pada empat dimensi yaitu
informasi, identitas pribadi, interaksi dan integrasi sosial, dan hiburan.8
3. Skripsi Perbandingan Respon Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Terhadap Tayangan Berita Seputar Indonesia dan Tayangan
8 Krisyanidayati, Perbandingan Kepuasan Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Terhadap Program Berita Di TV One dan Metro TV, (Skripsi, Konsentrasi Jurnalistik,
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
2015), h. abstrak
11
Berita Liputan 6, yang ditulis oleh Eva Pratiwi Rusiana, Konsentrasi
Jurnalistik, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2012. Skripsi ini mengenai
Skripsi ini membahas mengenai respon khalayak setelah menonton dua
program berita tersebut serta melihat apakah terdapat perbedaan respon yang
signifikan atau tidak dari dua program berita tersebut. Metodologi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif. Yang bertujuan untuk mengetahui dengan hasil penelitian
berbentuk angka. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori
respon yang dikemukakan oleh Steven M Chaffe membagi yang membagi
respon menjadi tiga bagian yaitu: aspek kognitif, aspek afektif dan aspek
konatif. Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa merespon tinggi terhadap
tayangan Seputar Indonesia dan tayangan Liputan 6 dengan jumlah 24 orang
tau 55%. Responden yang merespon rendah berjumlah 19 orang atau 49%.
Sedangkan yang merespon berjumlah 1 orang atau 2%. Dan berdasarkan chi
kuadrat jurusan tidak ada perbedaaan yang berarti.9
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak bisa
ditinggalkan karena merupkan instrument kerja dari teori. Hipotesis penelitian
9 Eva Pratiwi Rusiana, Perbandingan Respon Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi terhadap Tayangan Berita Seputar Indonesia dan Tayangan Berita Liputan 6, (Skripsi,
Konsentrasi Jurnalistik, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2012), h. abstrak
12
merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana
rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan pada
teori yang relevan, belum berdasarkan pada fakta-fakta yang empiris yang
diperoleh dari pengumpulan data.10
Dalam penelitian ini ingin melihat apakan program berita versi bahasa
isyarat Indonesia Malam dan Topik Pagi mendapat respon kredibilitas yang
baik di kalangan khalayak tunarungu. Sehingga dapat ditarik suatu hipotesis
(dugaan sementara) secara teoritis pada penelitian ini adalah:
H0 : Terdapat perbedaan respon kredibilitas yang signifikan terhadap
program berita versi bahasa isyarat Indonesia Malam di TVRI dan
Topik Pagi ANTV pada penyandang tunarungu Gerkatin.
Hi : Tidak terdapat perbedaan respon kredibilitas yang signifikan terhadap
program berita versi bahasa isyarat Indonesia Malam di TVRI dan
Topik Pagi ANTV pada penyandang tunarungu Gerkatin.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab, adapun
pembahasannya secara rinci adalah sebagai berikut:
10
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013), cet
ke-18, hal 64
13
BAB I : Pendahuluan, berupa latar belakang masalah, batasan dan rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka dan
sistematika penulisan.
BAB II : Kerangka Teori, merupakan bab yang melandasi pemikiran dalam
menganalisa dari data-data yang telah dikumpulkan. Kerangka
pemikiran yang digunakan adalah teori-teori yang berkaitan dengan
pengertian respon, teori S-O-R, program berita dan hipotesis penelitian.
BAB III : Metode Penelitan, dalam bab ini peneliti ingin membahas mengenai
metode penelitian yang terdiri dari tempat dan waktu penelitian,
paradigma dan pendekatan penelitian, jenis penelitian, metode
penelitian, populasi, sampel, teknik penarikan sampel, macam dan
sumber data, teknik pengumpulan data berupa angket, operasional
konsep dan pengukuran, teknik pengumpulan data, validitas,
reliabilitas, dan analisis data.
BAB IV : Gambaran Umum, pada bagian ini akan menguraikan mengenai
sejarah singkat Gerkatin, profil TVRI, profil ANTV, Program Berita
Indonesia Malam dan Topik Pagi, temuan dan Analisa Data.
BAB V : Penutup, bab ini merupakan penutup dari skripsi, yang di dalamnya
menguraikan tentang kesimpulan dan saran dari penelitian yang telah
dilakukan, serta lempiran-lampiran sebagai bahan pelengkap.
15
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Teori Respon
1. Pengertian Respon
Respon adalah suatu reaksi atau jawaban suatu reaksi atau proses
fisiologis yang tergantung dari stimuli atau merupakan hasil dari stimuli
tersebut.1 Dalam kamus Filsafat dan Psikologi, respon merupakan jawaban
atas balas yang terdiri dari aksi atau jawaban terhadap suatu reaksi atau
rangsangan dan aktivitas dari suatu otot atau kelenjar sebagai pengaruh dari
kegiatan organisme atau keinginan untuk mengutarakan sesuatu.2 Sedangkan
dalam kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tanggapan, reaksi, jawaban,
terhadap suatu gejala atau peristiwa yang terjadi.3
Menurut Jalaludin Rakhmat, respon adalah suatu kegiatan dari
organisme itu bukanlah semata-mata suatu gerakan yang positif, setiap jenis
kegiatan yang ditimbulkan oleh suatu perangsang dapat disebut juga disebut
respon. Secara umum respon atau tanggapan dapat diartikan sebagai atau
kesan yang didapan dari pengamatan tentang objek, peristiwa, atau
hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan
menafsirkan pesan-pesan.4
1 Dai Gulo, Kamus Psychologi, (Bandung: Tonis, 1982), h.249
2 Sudarsono, Kamus Filsafat dan Psikologi, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), h.225
3 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996), h.838
4 Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999), h.51
16
Berdasarkan definisi di atas, maka definisi respon dalam penelitian ini
adalah tanggapan atau reaksi seseorang terhadap suatu masalah atau
peristiwa yang terjadi. Selanjutnya respon itu sendiri dalam prosesnya
dimulai dengan adanya sikap seseorang. Karena sikap cenderung membuat
seseorang bertingkah laku ketika ia sedang menghadapi rangsangan tertentu.
Berbicara mengenai respon tidak lepas dari pembahasan mengenai sikap.
Perubahan sikap dapat menggambarkan bagaimana respon seseorang
atau sekelompok orang terhadap objek-objek tertentu seperti perubahan
lingkungan atau situasi lain. Sikap yang muncul dapat berupa positif yakni
cenderung menyenangi, mendekati dan mengharapkan suatu objek,
seseorang disebut mempunyai respon positif dilihat dari tahap kognisi, afeksi,
dan psikomotorik. Sebaliknya seseorang mempunyai respon negatif apabila
informasi yang didengarkan atau perubahan suatu objek tidak memengaruhi
tindakan atau malah menghindar dan membenci objek tertentu.
2. Jenis Respon
Steven M. Chaffe mengemukakan pembagian respon menjadi tiga
jenis, yaitu: 5
a. Kognitif : berkaitan dengan keterampilan dan informasi seseorang
mengenai sesuatu. Respon ini timbul apabila adanya perubahan terhadap
yang dipahami atau dipersepsi oleh khalayak
5 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1999), hal. 214
17
b. Afektif : berkaitan dengan perasaan. Respon ini timbul apabila adaanya
perubahan terhadap apa yang dirasakan, disenangi, atau dibenci oleh
khalayak. Hal ini berkaitan dengan emosi, sikap, atau nilai
c. Behavioral : berkaitan dengan perilaku nyata yang dapat diamati, pola-
pola tindakan, atau kebiasaan perilaku.
Jadi antara respon, tanggapan ataupun jawaban muncul disebabkan
adanya suatu gejala atau peristiwa yang mendahuluinya. Sehubungan dengan
adanya stimulus, khususnya terhvadap khalayak tentu akan muncul sebagai
respon atau tanggapan terhadap apa yang dilihat, didengar atau rasakan.
B. Teori S-O-R
Teori S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus-Organism-Response ini
semula berasal dari psikologi yang muncul pada awal dekade tahun 1940-an
dan 1950-an. Objek material psikologi dan komunikasi adalah sama, yaitu
manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen: sikap, opini, perilaku,
kognisi, afeksi, dan konasi, maka tidak heran jika teori S-O-R ini juga termasuk
ke dalam teori komunikasi.6
Teori Stimulus Respon menjelaskan respon merupakan reaksi terhadap
stimulus tertentu. Stimulus Respon menunjukan keterkaitan antara pesan-pesan
media dan reaksi dari audience. Burhan Bungin mengutip McQuail dalam
Sosiologi Komunikasi Massa menjelaskan elemen-elemen dalam teori ini
6 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT. Citra Aditya
Bakti, 2003), cet ke-3 h.254
18
terdiri dari : (a) pesan (Stimulus); (b) seorang penerima atau receiver
Organisme); (c) efek (Respons).7
Berdasarkan elemen tersebut dapat dipahami secara sederhana bahwa
teori S-O-R memiliki hubungan antara apa yang disajikan oleh media dengan
reaksi yang disampaikan audience terhadap media tersebut. Media memiliki
efek langsung yang dapat memengaruhi individu sebagai audience (penonton).8
Prof. Dr. Ma‟rifat dalam bukunya “Sikap Manusia, Perubahan serta
Pengukurannya”, mengutip pendapat Hovland, Janis, dan Kelley yang
menyatakan bahwa dalam menelah sikap yang baru ada tiga variabel penting
yaitu:9
1. Perhatian
2. Pengertian
3. Penerimaan
Gambar 1. Teori S-O-R
7 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi di
Masyarakat, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), Cet. Ke-5, h.281 8 S. Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi, (Jakarta: UT, 2005), cet ke-9 h. 20
9 Onong Uchana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT. Citra Aditya
Bakti, 2003). Cet ke-3 h.255
Organism:
Perhatian
Pengertian
penerimaan
Respon
(Perubahan
Sikap)
Stimulus
19
Gambar di atas menunjukan bahwa perubahan sikap bergantung pada
proses yang terjadi pada individu. Jelasnya, pesan atau stimulus yang diberikan
komunikator bisa saja diterima atau ditolak komunikan. Komunikasi akan
terjadi jika terdapat perhatian dari komunikan. Selanjutnya komunikan akan
mengerti dan melakukan proses selanjutnya. Setelah diolah dan diterima, maka
akan terjadi kesediaan komunikan untuk mengubah sikap atau sebaliknya
komunikan menolak.10
Dalam teori S-O-R, pengaruh eksternal ini yang dapat menjadi stimulus
dan memberikan rangsangan sehingga berubahnya sikap dan tingkah laku
seseorang. Untuk keberhasilan dalam mengubah sikap maka komunikator perlu
memberikan tambahan stimulus (penguatan) agar penerima berita mau
mengubah sikap. Hal ini dapat dilakukan dalam berbagai cara seperti dengan
pemberian imbalan atau hukuman. Dengan cara demikian, penerima informasi
akan mempersepsikannya sebagai suatu arti yang bermanfaat bagi dirinya dan
adanya sanksi jika hak ini dilakukan atau tidak. Dengan sendirinya penguatan
ini harus dapat dimengerti, dan diterima sebagai hal yang mempunyai efek
langsung terhadap sikap. Untuk tercapainya hal tersebut oerlu adanya cara
penyampaian yang efektif dan efisien.
10
S. Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi, (Jakarta: UT, 2005) cet. Ke-9 h.256
20
C. Kredibilitas
1. Pengertian Kredibilitas
Secara istilah, kredibilitas berasal dari bahasa latin “credere”atau
“credit” yang artinya “kepercayaan”. Dalam Kamus Umum Bahasa
Indonesia, kredibilitas diartikan sebagai perihal yang dapat dipercaya.11
Dengan demikian, secara bahasa kemampuan yang dapat menimbulkan rasa
kepercayaan. Menurut Jalaludin Rakhmat kredibilitas adalah seperangkat
perpsepsi komunikan terhadap sifat-sifat yang dimiliki oleh komunikator.
Dalam pengertian ini mengandung dua hal yang harus dipahami, yang
pertama kredibilitas tidak lahir atau berasal dari diri komunikator, melainkan
dari diri komunikan. Kedua kredibilitas merupakan hal-hak yang berkaitan
dengan sifat-sifat yang dimiliki komunikator. Sifat-sifat tersebut bisa disebut
dengan komponen- komponen yang terkandung dakam kredibilitas.12
Dalam kredibilitas disebutkan kata komunikator yang dapat kita sebut
sebagai penyampai pesan atau media massa seperti televisi, radio, koran,
majalah dan sebagainya. Sedangkan komunikan merupakan khalayak yang
menerima pesan-pesan yang disampaikan oleh komunikator. Sekali lagi
ditegaskan bahwa penilaian kredibilitas terdapat pada komunikan yang
menerima pesan bukan pada komunikatornya,
11
Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT. Balai Pustaka, 2014), cet ke-
XII, h. 619 12
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, h. 254
21
Kredibilitas media secara esensial menurut Bagir Manan, Ketua
Dewan Pers Indonesia, adalah media yang senantiasa mengedepankan
responsibility dan accountability. Menurutnya, media yang “kredibel”
dibangun atas dasar ketaatan terhadap prinsip-prinsip jurnalisme, baik dalam
arti mekanisme maupun etik, dan ketaatan pada hukum sdisertai misi publik
baik dalam makna menjadi penyambung lidah publik, melindungi publik,
dan menjadi event besar publik.13
Sedangkan Johnsen dan kaye,
mendefinisikan kredibilitas media secara umum sebagai kelayakan suatu
media untuk dapat dipercaya terkait dengan kualitas isi pemberitaan sebagai
produk jurnalistik.14
Berdasarkan definisi diatas secara istilah maupun para ahli, maka yang
dimaksud kredibilitas media dalam penelitian ini merupakan persepsi
khalayak terkait dengan kualitas isi pemberitaan media sebagai produk
jurnalistik, sehingga menimbulkan rasa kepercayaan khalayak terhadap
media tersebut.
2. Konsep Pengukuran Kredibilitas Media
Pengukuran kredibilitas media telah diperdebatkan selama lima dekade
terakhir. Kredibilitas media dapat diukur dengan cara dan kombinasi
pertanyaan yang digunakan. Beberapa peneliti telah melakukan berbagai
13
Bagir Banan, “Kredibilitas Media dan Reputasi Bangsa Di Era Kepemimpinan Baru,”
Newsletter Etika Dewan Pers, Oktober 2014, h. 8 14
Thomas J.Johnson and Barbara Kaye, “Wag the Blog : How Reliance On The Internet
Influence Perception Credibility Of Weblogs Among Blog Uses.” Journalism Mass Communication
Quarterly, (2004), p. 627
22
macam pengukuran dan prosedur statistik dalam mengukur kredibilitas
media.
Gaziano dan McGrath menggunakan 12 dimensi dalam
membancingkan kredibilitas Koran dengan televisi. Dimensi-dimensi
tersebut meliputi apakah berita tersebut adil/fair, terbebas dari bias/un-biased,
melaporkan kisah nyata/ tell the whole story, akurat/ are accurate,
menghormati privasi orang/ respect people’s privacy, mementingkan
kepentingan rakyat/ watch out after people’s interests, memperhatikan
kesejahteraan masyarakat/ are concerned about the community’s well-being,
memisahkan fakta dan opini/are separatefact and opinion, dapat dipercaya/
can be trusted, priharin terhadap publik/ are concerned about the public
interest, faktual/ are factual, dan memiliki wartawan yang terlatih/ have
well-trained reporters.15
Pengukuran menurut Gaziano dan McGrath juga
digunakan oleh Abdulla, dkk, Sabigan, Duerden dan Spencer.16
Namun, pengukuran kredibilitas menurut Gaziano dan McGrath ini
mendapat kritikan. Menurut Mayer (1988) ukuran tersebut tidak valid dan
tanpa dasar teori yang jelas. Mayer pun memodifikasi dengan menggunakan
lima ukuran kredibilitas meliputi fair, unbiased, tell whole story, accurate,
15
Cecilio Gazianc and Kristin McGrath, “Measuring Consept of Credibility,” Journalism
Quarterly, (Autumn 1986), p. 455 16
Skripsi Intan Widiastuti, Hubungan Antara Kredibilitas Berita Politik TV One Dan Minat
Menonton Program Berita TV One, 2015, Konsentrasi Jurnalistik UIN Jakarta, h. 24
23
trusted.17
Sedangkan Sabigan (2007) memodifikasi ukuran kredibilitas
media yang digunakan Gaziano dan Mc Grath menjadi 10 dimensi
diantaranya objektif yang meliputi (un)bias, report whole story, accuracy,
invades people story/respect privacy, separate fact from opinion, well
presented/ non presented dan trustworthiness yang meliputi trusted, fair,
public interest/ making profit, factual.18
Menurut Flanangin dan Metzger, hasil penelitiannya menunjukkan
konsep yang dioperasionalkan dari kredibilitas dapat membentuk perbedaan
dalam mngukur tingkat kredibilitas. Flanangin dan Metzger menggunakan
ukuran Believability, accuracy, trustworthiness, unbias dan completeness
dalam mengukur dan membandingkan kredibilitas untuk tiap saluran media
yang berbeda (televisi, koran, radio, majalah, dan internet).19
Dengan demikian, penulis akan menggunakan pengukuran kredibilitas
media berdasarkan lima dimensi menurut Flanangin dan Metzger (2000).
Peneliti beralasan dimensi ini cocok untuk diaplikasikan dalam penelitian ini.
Dimensi tersebut juga pernah diadaptasikan oleh Renzuli (2012) dalam
menguji ukuran kredibilitas media online. Lima dimensi tersebut yaitu:20
a. Sumber Yang Dapat Dipercaya (Believability)
17
Abulla, et all, “The Credibility Of Newspapers, Television News, And Online News,” p.11 18
Sabigan, Credibility Perceptions of Television and Online News,” p.21 19
Andrew J. Flanangin and Miriam J. Metzger, “Perceptions of Internet Information
Credibility,” JbMC Quarterly, Vol.77, (Autumn, 200), p. 521 20
Ardha Renzulli, “Hubungan Faktor Kredibilitas Media Berdasarkan Segmentasi Psikografis,”
h.8
24
Sumber informasi dapat diperoleh melalui berbagai cara, seperti
peristiwa faktual atau kejadian langsung, press release, kantor berita,
kajian pustaka, juru bicara, dan narasumber. Dalam penelitian ini penulis
membatasi sumber berupa narasumber, yaitu orang tertentu yang dimintai
informasi melalui kegiatan wawancara secara khusus. Salah satu
kelebihan berita televisi ialah khalayak dapat secara langsung
menyaksikan narasumber yang menuturkan kesaksian tentang suatu
kejadian.21
Narasumber semestinya adalah orang yang ahli, memiliki
kapabilitas dan terpercaya dalam menyampaikan informasi yang
berkaitan dengan topik yang sedang dibahas. Dalam penelitian ini,
dimensi believability diartikan sebagai kepercayaan khalayak tunarungu
terhadap keahlian dan kemampuan narasumber dan interpreter bahasa
isyarat yang dipilih TVRI dan ANTV dalam menggali informasi
mengenai suatu topik atau permasalahan.
b. Keakuratan Berita Yang Disajikan (Accuracy)
Secara istilah accuracy atau akurasi adalah kecermatan, ketepatan,
ketelitian.22
Prinsip akurasi terangkum dalam sembilan ayat pada BAB II/
tentang Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran Komisi
Penyiaran Indonesia (P3SPS) tahun 2004. Sumadirian menjelaskan tujuh
21
Askurifai Baksin, Jurnalistik Televisi: Teori dan Praktik, h. 65 22
Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 25
25
dari sembilan ayat dalam P3SPS tersebut yang relevan dengan
pemahaman “akurasi” dalam pemberitaan televisi.
Tiga ayat pertama dalam pasal tersebut menekankan, bahwa media
televisi harus dikelola oleh tenaga-tenaga profesional yang tunduk pada
kaedah yuridis dan kode etik. Mereka tidak boleh didikte oleh kekuatan
pemilik modal tetapi kemudian melupakan tanggung jawab moral
sosialnya. Setiap pesan yang disiarkan harus benar dan dapat
dipertanggungjawabkan. Sedangkan pada ayat ke empat sampai keenam
ditekankan tentang sumber materi siaran, tentang verifikasi dan tentang
kewajiban koreksi. Ketentuan ini mengingatkan media televisi harus
bersikap sportif dan rendah hati. Kesalahan dan kekeliruan mungkin
terjadi suatu saat. Kesalahan dan kekeliruan yang tidak disengaja harus
diakui, dikoreksi, dan pada akhirnya redaksi juga harus meminta maaf.23
Dengan demikian dapat disimpulkan, dimensi accuracy yang
dimaksud dalam penelitian ini terkait dengan prinsip ketetapan materi
siaran berita versi bahasa isyarat, klarifikasi peristiwa dan kewajiban
koreksi yang dilakukan oleh TVRI dan ANTV dalam menyiarkan berita
versi bahasa isyarat.
23
Haris Sumardiria, Bahasa Jurnalistik : Panduan Praktis Penulis Jurnalis, (Bandung:
Simbiosa Rekatama Media, 2010), h. 47-55
26
c. Kepercayaan Terhadap Media (Trustworthiness)
Kepercayaan terhadap komunikator dalam hal ini adalah media,
ditentukan oleh keahlian untuk dapat atau tidaknya dipercaya. Penelitian
menunjukkan bahwa kepercayaan terhadap komunikator akan
berpengaruh pada perubahan sikap komunikan. Kepercayaan terhadap
media juga mencerminkan bahwa pesan yang dikomunikasikan dianggap
benar dan . susuai dengan kenyataaan.24
Dalam penelitian ini kepercayaan atau trustworthiness terhadap
media ditentukan melalui bagaimana kepercayaan khalayak tunarungu
terhadap kebenaran berita bahasa isyarat di TVRI dan ANTV. Bagaimana
pula khalayak tunarungu melihat reputasi TVRI dan ANTV dalam
menyampaikan berita melaui bahasa isyarat.
d. Keseimbangan Dalam Pemberitaan (Un-bias)
Un-bias dapat dilihat dari bagaimana wartawan melaporkan
beritanya. Berita dikatakan bebas dari bias jika bersifat objektif, seimbang
dan tidak terdapat kecenderungan terhadap salah satu pihak. (Franklin, et.
Al, 2005:25). Sikap objektif berita tersebut selaras dengan kenyataan,
tidak berat sebelah, dan bebas dari prasangka. Sedangkan berita yang adil
dan seimbang adalah bahwa seorang wartawan harus melaporkan apa
yang sesungguhnya terjadi. Seorang wartawan yang harus berusaha
menempatkan setiap fakta menurut proposisinya yang wajar, untuk
24
Onong Uchjana Effendy, Dimensi-Dimensi Komunikasi, (Bandung: Alumni 1981), h.39
27
mengaitkan secara berarti dengan usur-unsur lain, dan untuk membangun
segi pentingnya dengan berita secara keseluruhan.25
Dalam penelitian ini indikator un-bias (keseimbangan dalam
pemberitaan) dilihat dari prinsip pemberitaan yang bersifat
provokatif/menghasut, pemberitaan yang memihak kepentingan golongan
tertentu, pemberitaan yang berdasarkan fakta/kebenaran dan pemberitaan
yang adil.
e. Kelengkapan Dari Fitur Berita (Completeness)
Dalam pemenuhan unsur-unsur beruta, berita yang lengkap
mengandung unsur what (apa), who (siapa), where (dimana), why
(mengapa), dan how (bagaimana) terhadap suatu peristiwa atau biasa
disingkat dengan istilah 5W+1H. lima unsur tersebut idealnya sebuah
berita lengkap. Namun dalam berita televisi setiap berita juga harus
disiarkan secepat-cepatnya. Oleh karena itu unsur when dan why
ditinggalkan. Jawaban dari mengapa suatu peristiwa terjadi sering kali
tidak diketahui segera.26
Selain itu, meskipun berita televisi terkadang lebih lamban dalam
melaporkan sebuah peristiwa daripada media lainnya seperti radio dan
berita online, namun berita televisi tetap berupaya menampilkan berita
25
Hikman Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat, :Jurnalistik Teori & Praktik,”
(Bandung: Rosdakarya, 2005), h. 47-55 26
Usman KS, “Televisi News, Reporting dan Writing”, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2009), h.32
28
secara up to date. Televisi pun mengandalkan kelebihan yang
menampilkan gambar secara langsung dalam menayangkan berita.
Maka dalam penelitian ini indikator completeness membatasi
dengan media menampilkan gambar yang sesuai dengan peristiwa, serta
media membuat liputan khusus terhadap informasi-informasi yang terjadi.
3. Sejarah Kredibilitas
Carl Hovland dan koleganya adalah peneliti awal yang memasukan
komponen kredibilitas sebagai variabel untuk perubahan sikap dan teori
persepsi di Universitas Yale. Penelitian Hovland tersebut dilakukan dengan
sebuah eksperimen untuk mencari tahu bagaimana modifikasi pada
karakteristik-karakteristik sumber atau komunikator mempengaruhi
keinginan orang mengubah sikapnya terhadap isu-isu tertentu.27
Pada tahun 1961, dilakukan survey untuk melihat media massa mana
yang memiliki kredibilitas paling tinggi berdasarkan tipe salurannya. Hasil
survey tersebut menempatkan televisi menjadi media yang berkredibilitas
tinggi dibandingkan media lainnya.28
kemudian pada tahun 1964, Westly dan
severin menemukan penelit an yang melihat variabel demografis tertentu
seperti usia, pendidikan, dan jenis kelamin yang memiliki pengaruh terhadap
kredibilitas saluran media. Westly dan Severin juga membedakan antara
27
Severin, dkk, Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan dalam Media Massa,
(Jakarta: Kencana, 2011), Cet ke-5, h.42 28
Ardha Renzulli, :Hubungan Faktor Kredibilitas Media Berdasarkan Segmentasi Psikografis,”
(Tesis S2 FISIP, Universitas Indonesia, 2012),h.20
29
media kredibilitas dan prefensi terhadap media. Dengan kata lain, tidak
selalu media yang mereka sukai sebgai media yang kredibel.29
D. Program Berita Televisi
Informasi atau berita merupakan faktor yang sangat penting di sebuah
media komunikasi. Informasi atau berita menjadi tujuan utama dari media
komunikasi karena berada di posisi teratas dalam skala prioritas media
dibandingkan dengan pendidikan atau hiburan sebagai tujuan-tujuan lain.
Saat ini, berita menjadi salah satu kebutuhan yang paling mendesak untuk
segera dipenuhi.30
Untuk memenuhi kebutuhan manusia akan informasi terhadap
berbeagai hal yang terjadi di sekelilingnya, televisi bersaing menyajikan
program-programnya. Dari berbagai jenis program yang disajikan itu,
pengelola stasiun televisi mengeksplorasi rasa keingintahuan masyarakat
untuk menarik sebanyak mungkin audien. Salah satu program yang menjadi
andalan televisi dalam memenuhi kebutuhan informasi masyarakat luas
adalah program berita (news).
Program berita (news) adalah segala jenis siaran yang bertujuan untuk
memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak audien.
Daya tarik program ini adalah informasi, dan informasi itulah yang dijual
29
Rumakon, Kredibilitas Dalam Komunikasi,
http://rumakom.wordpress.com/2008/05/08/kredibilitas-dalam-komunikasi/amp/ diakses pada 12 Juni
2017 30
Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru (Ciputat: Kalam Indonesia, 2005), h. 56
30
kepada audien.31
Dalam menyampaikan isi berita di media massa cetak dan
elektronik memiliki perbedaan. Pada media massa elektronik khususnya
televisi penyampaian informasi dilakukan menggunakan dua panca indera
yaitu penglihatan (secara visual) dan pendengaran (secara audio). Sehingga
dalam waktu bersamaan audien dapat terangsang melalui kedua inderanya
saat menonton tayangan berita televisi.
Informasi yang disampaikan melalui media televisi dapat mengendap
dalam daya ingat manusia lebih lama, hal ini dikarenakan gambar atau
visualisasi bergerak yang berfungsi sebagai tambahan dan dukungan
informasi penulisan narasi penyiar atau reporter memiliki kemampuan untuk
memperkuat daya ingat manusia dan memanggilnya kembali.32
Dalam berita yang disampaikan melalui televisi audien tidak dituntut
untuk membaca, asalkan dapat mendengar dan melihat serta mengerti bahasa
yang dibawakan, maka informasi yang disampaikan akan dapat dimengerti.
Kepada mereka yang memiliki kelainan fisik misalnya bisu dan tuli, maka
sebagian medium televisi melengkapinya dengan bahasa isyarat yang
biasanya disebut dengan “Total Communications System”. Sehingga mereka
bisa memahami isi berita yang tengah disampaikan medium televisi
tersebut.33
31
Morriesan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, h. 25 32
Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter Profesional, h. 27 33
Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter Profesional, h.26
31
Dengan segala kelebihnannya, berita televisi juga memiliki
kekurangan. Berita televisi yang memiliki sifat selintas atau sekilas membuat
berita televisi tidak bisa diulang setiap waktu, yang artinya informasi
tersebut hanya dapat didengar atau dilihat secara sekilas sesuai dengan
durasi yang telah ditentukan program berita tersebut. Pada era kecanggihan
teknologi saat ini, masalah tersebut dapat diatas karena sebagian besar
program berita televisi memiliki layanan menyebarkan berita tersebut ke
youtube yang bisa disaksikan lagi.
Secara umum, stasiun televisi di Indonesia terdiri dari televisi generalis
dan televisi spesialis. Televisi generalis menyajikan program atau acara yang
beragam, mulai dari sinetron, musik, film, acara anak-anak, hingga berita.
Televisi Indonesia yang termasuk ke dalam televisi generalis adalah RCTI,
SCTV, MNC, Indosiar, Antv, Trans TV, Trans 7, termasuk TVRI. Televisi
spesialis menitikberatkan pada program tertentu. MetroTV dan TVOne
adalah TV khusus yang cenderung menspesialisasikan diri pada program
berita.
Namun, seperti yang kita lihat selama ini, baik televisi generalis
maupun televisi berita, semuanya menyajikan program berita. Program
berita merupakan kumpulan dari liputan-liputan dari berbagai peristiwa yang
mengandung unsur berita dan fungsi berita. Salah satu unsur berita yang
terpenting adalah kredibilitas. Berita dapat disebut sebagai pesan yang
diinformasikan oleh komunikator kepada komunikan atau khalayak luas
32
melalui media massa. Komunikator yang berkredibilitas tinggi akan mudah
diterima dan disenangi oleh komunikannya, begitu juga dengan program
berita yang memiliki kredibilitas baik maka akan dengan mudah disenangi
dan dipercaya oleh khalayak luas.
E. Tuna Rungu
1. Pengertian Tuna Rungu
Istilah tuna rungu diambil dari kata “tuna” yang artinya kurang dan
“rungu” yang berarti pendengaran. Istilah tuna rungu digunakan untuk
orang yang memiliki cacat atau kelainan pada pendengaran yaitu organ
pendengaran tidak berfungsi dengan normal. Terkadang kita menyebut
dengan istilah „tuli‟ atau pekak. Namun sebutan yang lazim digunakan
adalah tuna rungu.
Namun Andreas Dwidjosumanto mengemukakan bahwa seseorang
yang tidak atau kurang mampu mendengar suara dikatakan tuna rungu.
Ketunarunguan dibedakan menjadi dua kategori, yaitu tuli (deaf) atau kurang
mendengar (hard of hearing). Tuli adalah seseorang yang indera
pendengarannya mengalami kerusakan dalam taraf berat sehingga
pendengarannya tidak berfungsi lagi. Sedangkan kurang dengar adalah orang
yang mengalami kerusakan dalam hal pendengaran, tetapi masih dapat
berfungsi untuk mendengar. Baik dengan maupun tanpa menggunakan alat
bantu dengar (hearing aids) seperti alat bantu pendengaran.
33
Bila dilihat secara fisik penyandang tuna rungu tidak berbeda dengan
manusia normal pada umumnya. Namun, setelah berkomunikasi barulah
diketahui bahwa seseorang tersebut mengalami gangguan pada
pendengarannya.34
Murni Munarsih mengemukakan bahwa tuna rungu adalah suatu istilah
umum yang menunjukan kesulitan mendengar dari yang ringan sampai yang
berat, digolongkan ke dalam tuli dan kurang dengar. Orang yang
menyandang status tuli akan kehilangan kemampuan mendengar sehingga
menghambat proses informasi bahasa melalui pendengaran. Sedangkan
menurut Tin Suharmini mengemukakan tuna rungu dapat diartikan sebagai
keadaan dari seorang individu yang mengalami kerusakan pada indera
pendengaran sehingga menyebabkan tidak bisa menangkap berbagai
rangsang suara, atau rangsang lain melalui suara sejenis komunikasi.35
Beberapa definisi di atas telah jelas bahwa tuna rungu adalah
seseorang yang memiliki gangguan dalam pedengaran baik secara
keseluruhan maupun memiliki sedikit pendengaran yang masih sedikit
berfungsi.36
34
Sutjihati Somantri, Tuna Rungu Dalam Pandangan Sosial, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 1996),
h.74 35
Ibid 36
Murni Winarsih, Pembinaan Tuna Rungu Dalam Lingkungan Sosial, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2007), h. 23
34
2. Karakteristik Tuna Rungu
Karakteristik penyandang tuna rungu dari segi fisik tidak memiliki
karakteristik yang berbeda. Karena secara fisik tunarungu tidak mengalami
gangguan yang terlihat. Sebagai dampak dari kekurangan pendengaran
penyandang tuna rungu memiliki karakteristik yang berbeda bila dilihat dari
aspek menurut Permanarian Somad dan Tati Hernawati diantaranya yaitu
dari segi intelegensi, bahasa berbicara, emosi dan sosial.37
a. Segi Intelegensi
Penyandang tuna rungu tidak berbeda dari orang lain kebanyakan
namun penyandang tuna rungu memiliki intelegensi yang sangat rendah
dari pada anak normal kebanyakan karena dipengaruhi oleh kemampuan
penyandang tuna rungu dalam interaksi yang kurang dipahami melalui
bahasa verbal. Aspek intelegensi yang bersumber pada verbal seringkali
sulit dipahami. Sedangkan bahasa yang bersumber pada penglihatan dan
gerakan akan mudah ditanggapi.
b. Segi Bahasa dan Bicara
Kemampuan penyandang tunarungu dalam berbahasa dan berbicara
berbeda dengan anak normal pada umumnya. Sehingga penyandang
tunarungu mengalami hambatan dalam berkomunikasi. Bahasa
merupakan alat dan sarana utama dalam berkomunikasi. Kemampuan
37
Murni Winarsi, Pembinaan Tuna Rungu Dalam Lingkungan Sosial, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2007), h. 24.
35
berbicara pada penyandang tunarungu juga dipengaruhi oleh kemampuan
berbahasa yang dimiliki oleh penyandang tunarungu tersebut. Sehingga
mereka dapat dengan mudah berbicara sama dengan orang lain pada
umumnya.
c. Segi Emosi dan Sosial
Mempunyai kekuarangan dalam hal pendengaran aan menyebabkan
keterasingan lingkungan bagi penyandang cacar fisik seperti tuna rungu,
keterasingan tersebut akan mempunyai efek tersendiri seperti:
egosentrisme yang melebihi anak normal, mempunyai perasaan takut
akan lingkungan yang lebih luas, dan ketergantungan terhadap orang lain,
dan lebih mudah tersinggung.
d. Klasifikasi Penyandang Tuna Rungu
Klasifikasi bagi penyandang tuna rungu diperlukan karena hal ini
sangat menentukan dalam pemilihan alat bantu mendengar yang sesuai
dengan sisa pendengarannya dan menunjang komunikasi yang efektif.
Menurut Boothroyd seperti yang dikutip dalam buku Murni
Winarsih Pembinaan Tuna Rungu dalam Lingkungan Sosial klasifikasi
tunarungu adalah sebagai berikut:38
Kelompok I : kehilangan 15-30 dB,
mild hearing losses atau ketunarunguan ringan; daya tangkap terhadap
suara cakapan manusia normal.
38
Murni Winarsih, Pembinaan Tuna Rungu dalam Lingkungan Sosial, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2007), h.23
36
1) Kelompok II : kehilangan 31-60 dB, moderate hearing losses atau
ketunarunguan sedang; daya tangkap terhadap suara cakapan manusia
hanya sebagian.
2) Kelompok III : kehilangan 61-90 dB, severe hearing losses atau
ketunarunguuan berat; daya tangkap terhadap suara cakapan manusia
tidak ada.
3) Kelompok IV : kehilangan 91-120 dB, profound hearing losses atau
ketunarunguan sangat berat; daya tangkap terhadap suara cakapan
manusia tidak ada sama sekali.
4) Kelompok V : kehilangan lebih dari 120 dB, total hearing losses atau
ketunarunguan total; daya tangkap terhadap suara cakapan manusia
tidak ada sama sekali.
Penyandang tunarungu dalam proses pemahaman akan terlambat karena
informasi yang diterima tidak sebanyak informasi yang diterima oleh orang
yang mendengar pada umumnya. Informasi yang didapatkan penyandang
tunarungu akan menjadi tidak bermakna apa-apa jika mereka tidak memahami
apa maksud dari informasi tersebut. Informasi yang disampaikan harus
dikongkritkan sesuai dengan bahasa yang sudah mereka mengerti.39
39
Artikel ini diakses melalui www.unas-dokumen-komunikasitunarungu.com, pada tanggal 7
maret 2015, pukul. 13.45 (ganti)
37
F. Kerangka Penelitian
Penelitian ini memiliki kerangka penelitian yang berfungsi untuk
memudahkan proses penelitian yang dilakukan peneliti. Untuk lebih jelasnya
disajikan gambar dibawah ini:
Gambar 2. Kerangka Penelitian
Ketika responden menonton pemberitaan yang terdapat pada program
Indonesia Malam di TVRI dan Topik Pagi di ANTV akan menimbulkan
stimulus atau rangsangan (pesan media massa) yang menghasilkan perhatian,
pengertian, dan penerimaan. Setelah menyaksikan kedua program pemberitaan
tersebut maka responden akan memberikan respon yang terdiri dari respon
kognitif dan afektif.
Dari respon yang telah diteliti maka dapat mengambil kesimpulan bahwa
dari kedua media TVRI dan ANTVR, media mana yang memiliki kredibilitas
tinggi.
Stimulus
(Rangsangan
pesan media)
Organism
(Perhatian, pengertian,
penerimaan pesan)
Respon
(kognitif dan
afektif)
Perbedaan Tingkat Kredibilitas Antara TVRI dan ANTV
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di organisasi GERKATIN, yang berlokasi di JL.
Rancho Indah Dalam No. 47 BC, Tanjung Barat, Jakarta Selatan, Jakarta
12530.
Adapun alasan dalam pemilihan lokasi ini berdasarkan atas pertimbangan
sebagai berikut:
1. Lokasi penelitian mudah dijangkau oleh peneliti
2. Adanya keterbatasan biaya, waktu, dan tenaga yang dimiliki oleh peneliti
3. Lokasi penelitian merupakan yayasan tunarungu terdekat baik dari kampus
maupun rumah peneliti.
B. Pendekatan dan Paradigma Penelitian
Dalam penelitian, dikenal adanya dua metodologi, yaitu proses, prinsip,
dan prosedur yang ditempuh oleh seorang peneliti kala mendekati permasalahan
dan mencari jawabannya yang dikenal dengan istilah penelitian kualitatif dan
kuantitatif.1 Kegunaan dari penelitian-penelitian tersebut, menurut Nazir adalah
untuk menyelidiki keadaan dari suatu keadaan, alasan atau suatu keadaan dan
konsekuensi dari keadaan tersebut.2
1 Monnase Mallo, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: Karunia, 1986), h.31
2 Muhammad Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia,1983), h.27
39
Pendekatan adalah falsafah yang mendasari suatu metodologi riset.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.
Alasan dari penggunaan pendekatan kuantitatif adalah untuk memungkinkan
hasil penelitian dalam bentuk angka. Dimana pendekatan kuantitatif bertujuan
untuk menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol fenomena sosial melalui
pengukuran objektif dan analisis numerik terhadap veriasi angka-angka.3 Dalam
penelitian kuantitatif penulis harus menjaga sifat objektif maka dalam analisis
datanya pun penulis tidak boleh mengikutsertakan analisis interpretasi yang
bersifat subjektif, oleh karena itu digunakan uji statistik untuk menganalisis
data. Secara umum penelitian kuantitatif mempunyai ciri:
1. Hubungan peneliti dengan subjek jauh. Peneliti menganggap bahwa realitas
terpisah dan ada di luar dirinya, karena itu harus ada jarak agar tetap objektif.
Alat ukurnya harus dijaga keobjektifannya.
2. Penelitian bertujuan untuk menguji teori atau hipotesis, mendukung atau
menolak teori. Data hanya sebagai sarana konfirmasi teori atau teori
dibuktikan dengan data. Bila dalam analisis ditemukan penolakan terhadap
hipotesis atau teori, biasanya peneliti tidak langsung menolak hipotesis dan
teori tersebut melainkan meneliti dulu apakah terdapat kesalahan dalam
teknik samplingnya atau definisi konsepnya kurang operasional, sehingga
menghasilkan instrumen yang kurang valid.
3 Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002),
cet k3-23 h.31
40
3. Penelitian harus dapat digeneralisasikan, karena itu menurut sampel yang
representatif dari seluruh populasi, operasionalisasi konsep serta alat ukur
yang tidak valid dan reliabel.
4. Prosedur riset rasional-empiris, artinya penelitian berangkat dari konsep-
konsep atau teori-teori yang melandasinya. Konsep atau teori inilah yang
akan dibuktikan dengan data yang dikumpulkan di lapangan.
Pada penelitian kuantitatif, paradigma digunakan untuk menuntun peneliti
menemukan masalah penelitian, menemukan hipotesis, menemukan konsep-
konsep, menemukan metodologi, dan menemukan alat-alat analisis data.
Paradigma ialah pola pikir yang menunjukan hubungan antara variabel yang
akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah
yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan
hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis dan teknik analisis statistik yang
digunakan. 4
Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini ialah post positivisme
yaitu suatu pandangan bahwa ilmu hanya dapat diperoleh melalui fenomena
yang empiris, dapat diamati dan dapat diukur serta diujikan dengan metode
ilmiah.5 Menurut pandangan post-postivis melakukan observasi dan meneliti
4 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2014), Cet.
Ke-20, h. 42 5 Apriadi Tamburaka, Agenda Setting Media Massa,(Jakarta: Raja Grafindo, 2012), Cet. Ke-1,
h. 27
41
perilaku individu dengan berlandaskan pada ukuran angka-angka yang
dianggap sebagai aktivitas yang penting.
C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei.
Metode survei ialah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.6 Penulis
memilih menggunakan metode ini karena penelitian ini menggambarkan
fenomena sosial dalam penggunaan media massa. Sebagaimana yang dijelaskan
Morissan dalam buku Metode Penelitian Sosial, metode survei memiliki
kelebihan untuk meneliti suatu masalah yang terjadi dalam situasi yang
sebenarnya.
Dalam penelitian survei, proses pengumpulan dan analisis data sosial
bersifat sangat terstruktur dan mendetail melalui kuesioner sebagai instrument
utama untuk mendapatkan informasi dari sejumlah responden yang
diasumsikan mewakili populasi secara spesifik. Karena itu penggunaan teknik
sampling yang benar sangat menentukan kualitas penelitian.7
D. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan desain cross sectional yaitu
penelitian yang dilakukan dalam satu waktu tertentu. Penelitian ini hanya
6 Masri singarambun, Metode Penelitian Survai, (Jakarta: LP3ES, 2011), h. 3
7 Rachmat Krisyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2009), Cet. Ke-4, h.59
42
dilakukan dalam satu waktu dan tidak akan dilakukan lagi penelitian di waktu
yang berbeda untuk diperbandingkan.8
Pada desain cross sectional penulis harus benar-benar
mempertimbangkan waktu survei akan dilaksanakan. Penelitian cross sectional
dibatasi oleh waktu tertentu, sehingga hasil dalam penelitian ini dapat berubah
jika dilakukan dalam waktu yang berbeda meskipun menggunakan sampel yang
sama.
E. Jenis Penelitian
Dari berbagai jenis penelitian yang ada, peneliti menggunakan jenis
penelitian eksploratif. Penelitian eksploratif adalah salah satu jenis penelitian
sosial yang bertujuan untuk memberikan sedikit definisi atau penjelasan
mengenai konsep atau pola yang digunakan dalam penelitian.9
Dalam penelitian ini, peneliti akan mengajukan what untuk menggali
informasi lebih jauh. Sifat dari penelitian ini adalah kreatif, fleksibel, terbuka,
dan semua sumber dianggap penting sebagai sumber informasi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjadikan topik baru lebih
dikenal oleh masyarakat luas, memberikan gambaran dasar mengenai topik
bahasan, menggeneralisasi gagasan dan mengembangkan teori yang bersifat
tentatif, membuka kemungkinan akan diadakannya penelitian lanjutan terhadap
8 Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan
Aplikasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), h 45 9 Asep Hermawan, Penelitian Bisnis-Paradigma Kuantitatif, (Jakarta: PT. Grasindo, Tanpa Tahun), h.
17
43
topik yang dibahas, serta menentukan teknik dan arah yang akan digunakan
dalam penelitian selanjutnya.
Penulis menggunakan jenis penelitian eksploratif karena penulis ingin
memberikan sedikit definisi atau penjelasan mengenai konsep kredibilitas pada
program berita versi bahasa isyarat di TVRI dan ANTV berdasarkan data
respon yang didapat setelah khalayak tunarungu menyaksikan dua tayangan
program berita tersebut. Setelah itu penulis ingin menggambarkan apakah
terdapat perbedaan tingkat kredibilitas yang diperoleh khalayak dari dua jenis
stasiun televisi tersebut.
F. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek adalah responden yang memahami objek penelitian sebagai pelaku
maupun orang lain yang memahami objek penelitian, sedangkan objek
merupakan sasaran dalam penelitian.10
Subjek dalam penelitian ini ialah
pengurus organisasi Gerkatin Pusat.
Adapun karakteristik subjek penelitian ini adalah:
1. Pengurus Gerkatin Pusat baik yang menonton program berita Indonesia
Malam dan Topik Pagi atau pun tidak.
2. Pengurus Gerkatin Pusat merupakan penyandang tuna rungu yang dianggap
telah memahami konsep kredibilitas media karena rutinitas interaksi mereka
dengan media massa. Dimana pengurus Gerkatin Pusat baik secara langsung
10
Burhan Bungin, Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. Ke-4, h.76
44
atau pun tidak langsung berinteraksi dengan teknisi media massa pada
program berita versi bahasa isyarat.
3. Perngurus Gerkatin Pusat yang sudah melalui masa adaptasi di Organisasi.
Sehingga bisa diasumsikan dalam merespon atau memberi tanggapan,
mereka bisa lebih rasional. Hal tersebut bisa terjadi karena sudah tidak
adanya pengaruh yang disebabkan oleh hal-hal seperti latar belakang
pendidikan dan lain sebagainya.
Sedangkan objek dalam penelitian ini ialah respon pengurus Organisasi
Gerkatin Pusat terhadap kredibilitas program berita Indonesia Malam di TVRI
dan Topik Pagi di ANTV.
G. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek atau individu yang akan diteliti,
yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap. Populasi
berhubungan dengan data, bukan manusianya. Populasi memiliki parameter
yaitu besaran terukur yang menunjukan ciri dari populasi itu. Sehingga
populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu objek yang
merupakan perhatian peneliti.11
11
Ronny Kountur, Metode Penelitian, (Jakarta: CVTaruna Gravica, 2003), cet ke-1 h.137
45
Dari segi kompleksitas objek dari sekelompok populasi, maka populasi
dibedakan menjadi dua macam yaitu:12
a. Populasi Homogen yaitu keseluruhan sifat individu yang mempunyai sifat
relatif sama satu sama lain.
b. Populasi Heterogen yaitu keseluruhan individu anggota populasi relatif
berbeda sifatnya satu sama lain.
Dalam penelitian ini populasi dapat digolongkan dalam populasi
homogen, karena populasi memiliki karakteristik yang sama antara satu dan
yang lainnya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penyandang tunarungu Organisasi Gerkatin (Gerakan Untuk Kesejahteraan
Tuna Rungu Indonesia) yang berjumlah 20 orang yang terdiri dari
perempuan dan laki-laki.
Tabel 1. Data Alokasi Proposional Menurut Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Jumlah Presentase
1 Perempuan 11 45%
2 Laki-laki 9 55%
Jumlah 20 100%
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.13
Dalam
pengukuran sampel, Subiakto (1955:173) menjelaskan bahwa mengenai
12
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian : Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2011), Cet. Ke-1, h.147
46
besaran sampel tidak ada ketentuan pasti, yang penting dalam hal ini
representatif (mewakili populasi).14
Sampel digunakan untuk mewakili
anggota dari populasi. Pada umumnya kita tidak bisa mengadakan penelitian
kepada seluruh anggota dari suatu populasi karena terlalu banyak, adapun
yang bisa kita lakukan adalah mengambil beberapa representatif dari suatu
populasi kemudian diteliti, representatif dari populasi ini yang dimaksud
dengan sampel.15
Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel dengan berpaduan
pada pendapat Suharsimi Arikunto yang mengatakan apabila subjek kurang
dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara
10%-15% atau 20%-25% atau lebih tergantung setidak-tidaknya dari
kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga, dan dana.16
Karena subjek dalam penelitian ini kurang dari 100 yaitu 20 orang,
maka peneliti mengambil sampel keseluruhan dari subjek.
H. Teknik Pengumpulan Sampel
Teknik pengumpulan sampel merupakan cara untuk pengambilan sampel.
Teknik pengambilan sampel terbagi dalam dua jenis yaitu probability dan non
13
Ronny Kountur, Metode Penelitian, (Jakarta: CVTaruna Gravica, 2003), cet ke-1, h.131 14
Rachmat Krisyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2009), cet. Ke-4, h.161 15
Ronny Kountur, Metode Penelitian, (Jakarta: CVTaruna Gravica, 2003), cet ke-1, h.138 16
Ronny Kountur, Metode Penelitian, (Jakarta: CV Taruna Gravica, 2003) cet ke-1 h. 137
47
probability sampling.17
Dalam penelitian ini penulis menggunakan non
probability sampling. Non probability sampling adalah teknik pengambilan
sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap
unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi sampel.18
Jenis non probability
yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah purposive sampling.
Purposive sampling dikenal dengan sampling pertimbangan, ialah teknik
sampling yang digunakan peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-
pertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampelnya atau penentuan sampel
untuk tujuan tertentu.19
pada penelitian ini peneliti memilih teknik sampel
purposive pada pengurus Organisasi Gerkatin, karena peneliti memiliki tujuan
bahwa pengurus Organisasi Gerkatin ini dianggap lebih menguasai variabel
kredibilitas yang ingin diteliti.
I. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis akan melihat hubungan antara variabel yang
akan diteliti. Variabell merupakan fenomena atau peristiwa yang akan diukur
atau manipulasi dalam penelitian.20
Penulis telah menentukan variabel dalam
penelitian ini yang terdiri atas variabel bebas (variabel independen) dan variabel
terikat (variabel dependen). Variabel yang akan dibahas dalam penelitian ini
17
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012),
h.81 18
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, h.84 19
Riduan, Pengantar Statistika Sosial, (Bandung: Alfabeta, 2012),h. 16 20
Sofyan Siregar, Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan Perbandingan Perhitungan
Manual dan SPSS, h.16
48
mencakup respon penyandang tunarungu Gerkatin terhadap kredibilitas
program berita versi bahasa isyarat di TVRI dan ANTV.
Respon
Penyandang
Tunarungu
Variabel (x)
Kognitif
Afektif
Variabel Independent Variabel Dependent
Gambar 3. Variabel Penelitian
J. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Devinisi operasional menjelaskan bagaimana suatu konsep akan diukur
dan bagaimana pekerjaan peneliti harus dilakukan. Definisi operasional juga
merupakan batasan mengenai objek penelitian yang ditentukan peneliti
berdasarkan teori yang sudah ada. Peneliti dapat menentukan definisi kerjanya
sendiri di tengah perbedaan pendapat mengenai suatu definisi dan istilah.21
1. Variabel Independen
a. Efek Kognitif : responden memperoleh informasi dari pemberitaan
Indonesia Malam di TVRI atau
b. Efek Afektif : responden menyukai dan puas terhadap pemberitaan yang
disampaikan Indonesia Malam di TVRI atau Topik Pagi di ANTV
21
Morissan, Metode Penelitian Survey, h. 76
Kredibilitas TVRI dan ANTV (variabel y)
Believability
Trustworthiness
Accurate
Unbias
Completeness
49
2. Variabel Dependen,
a. Sumber yang dapat di percaya (Believability) : tokoh atau seseorang
yang dipilih Indonesia Malam di TVRI atau Topik Pagi di ANTV untuk
diwawancarai, dalam hal untuk melengkapi data dari topik yang sedang
dibahas.
b. Kepercayaan terhadap media (Trustworthiness) : pesan, isi, dan saluran
media dalam pemberitaan Indonesia Malam di TVRI atau Topik Pagi di
ANTV dapat dipercaya dan mengandung nilai kebenaran.
c. Keakuratan dalam pemberitaan (Accuracy) : ketepatan berita yang
disampaikan Indonesia Malam di TVRI atau Topik Pagi di ANTV dengan
fakta yang terjadi.
d. Keseimbangan dalam pemberitaan (Un-bias) : isi berita dan narasumber
(tokoh yang diwawancarai) yang disajikan Indonesia Malam di TVRI
atau Topik Pagi di ANTV bersifat netral atau tidak memihak seseorang
atau organisasi tertentu.
e. Kelengkapan fitur berita (Completeness) : isi pemberitaan Indonesia
Malam di TVRI atau Topik Pagi di ANTV mengandung unsur 5W+1H
(what, when, where, who, why, how) dan menampilkkan gambar sesuai
dengan tema berita.
K. Teknik Pengumpulan Data
Dalam sebuah penelitian kuantitatif pengumpulan data merupakan unsur
yang penting karena berkaitan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan
50
untuk mengumpulkan data.22
Penelitian ini menggunakan dua teknik
pengumpulan data yaitu primer dan sekunder.
1. Data Primer
Sumber data primer dalam penelitian ini menggunakan kuesioner atau
angket. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden.23
Penelitian akan menyebar kuesioner yaitu daftar pertanyaan kepada 20
responden yaitu khalayak tunarungu Organisasi Gerkatin.
2. Data Sekunder
Dalam menyusun penelitian ini, penulis juga mengumpulkan data dari
berbagai literatur yang dijadikan sebagai data sekunder. Data sekunder
dalam penelitin ini diperoleh melalui studi kepustakaan dan lembaga-
lembaga penyiaran.
L. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa angket atau
kuesioner yang diberikan kepada penyandang tunarungu Organisasi Gerkatin.
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrument yang dikatakan valid apabila
22
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: alfabeta, 2014), cet
ke-20, h. 137 23
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, h. 142
51
mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrument yang kurang valid
berarti memiliki validitas rendah.24
Uji kualitas terhadap instrument yang dipakai untuk mengukur variabel
penelitian dilakukan sebelum menganalisis pokok masalah. Validitas adalah
suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kahandalan dari alat ukur.
Beberapa langkah pengujian validitas menurut Arikunto adalah:
a. Mendefinisikan secara operasional suatu konsep yang akan diukur
b. Melakukan uji coba alat tersebut pada sejumlah responden. Responden
diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada
c. Menghitung nilai korelasi antara data pada masing-masing pertanyaan
dan skor total dengan memakai rumus product moment.25
Jika uji instrument itu valid, maka kriteria yang digunakan batas
minimum suatu instrument atau angket dinyatakan valid atau dianggap
memenuhi koefisien r = hitung ≥ 0, 222.26
Pada uji validitas ini peneliti
menggunakan bantuan Microsoft Excel 2010. Data hasil uji validitas pada
penelitian ini dapat dilihat pada lampiran.
2. Uji Reliabilitas
Reabilitas mengandung arti bahwa alat ukur tersebut stabil (tidak
berubah-ubah), dapat diandalkan (dependable), dan tetap atau ajeg
24
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group,
2008), h. 133 25
Rahmat Krisyatono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta :Kencana Prenada Media
Group, 2009), h. 149 26
Rony Kountur, Metode Penelitian Untuk Penelitian Skripsi dan Tesis, seri umum no.5,
(Jakarta : Penerbit PPM, 2004), h. 152
52
(consistent). Alat ukur disebut realibel bila alat ukur tersebut secara
konsisten memberikan hasil atau jawaban yang sama terhadap gejala yang
sama walau digunakan berulang kali. Reliabilitas memiliki sifat dapat
dipercaya.27
Instrument dapat dikatakan reliabel apabila terdapat kesamaan data
dalam waktu yang berbeda, suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal
jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten meskipun diuji
berkali-kali. Jika hasil cronbanch alpha > 0,60 maka data tersebut
mempunyai kehandalan yang tinggi.28
Tabel 2. Hasil Reabilitas TVRI
Tabel 3. Hasil Reabilitas ANTV
Tabel reabilitas yang ditunjukkan di atas merupakan hasil uji yang
telah dilakukan oleh peneliti. Hasil coba untuk TVRI adalah 0,930 > 0,60.
27
Rahmat Krisyatono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h. 149 28
R. Gunawan Sudarmanto, Analisis Multivariante Dengan Program SPSS (Yogyakarta :
Graha Ilmu, 2005), h. 89
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,930 32
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,943 32
53
Sedangkan untuk ANTV adalah 0,943 > 0,60. Dapat disimpulkan bahwa dari
uji coba ini, data yang terdapat di kuesioner dikatakan reliabel.
M. Teknik Analisis Data
Dalam menganalisa hasil penelitian metode yang digunakan adalah
metode deskriptif yang menggambarkan objek penelitian berupa tingkat respon
penyandang tunarungu Organisasi Gerkatin terhadap kredibilitas tayangan
program berita versi bahasa isyarat di TVRI dan ANTV. Untuk
menggambarkan tinggat kredibilitas dilakukan dengan tipe skala likert.
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap seseorang tentang sesuatu
objek sikap.29
Keuntungan dari penggunaan skala Likert adalah bisa dilihat dari
tingkat kepentingan dan pelaksanaannya yaitu keragaman skor (Variabilty of
Scor). Hal tersebut terjadi akibat penggunaan dari skala 1-5 dan penggunaan
mutu terjamin dalam setiap pertanyaan yang memunginkan responden yaitu
penyandang tunarungu Organisasi Gerkatin dapat mengeluarkan pendapat
mereka dalam memberikan respon terhadap program berita bahasa isyarat
Indonesia Malam TVRI dan Topik Pagi ANTV. Dari segi pandang statistik,
skala dengan lima tingkatan (1-5) lebih tinggi kendalanya dibandingkan dengan
dua tingkatan “Ya” atau “Tidak”. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
skala berkategori lima penilaian yang masing-masing kategori tersebut diberi
bobot nilai atau skor.
29
Rachmat Krisyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group), Cet ke-3. h.1136
54
Tabel 4. Skala Likert
Sangat
Setuju Setuju
Cukup
Setuju Tidak Setuju
Sangat
Tidak
Setuju
SS S CS TS STS
5 4 3 2 1
Penilaian deskriptif ini menggunakan pernyataan yang terstruktur atau
sistematis kepada banyak orang untuk kemudian seluruh jawaban yang
diperoleh peneliti dengan menggunakan analisis statistik deskriptif yaitu
metode analisis yang dilakukan dengan cara mengumpulkan, mengolah,
menyajikan dan menganalisis data yang berwujud angka. Analisis ini
menggunakan skala ordinal karena skala ini didasarkan pada rangking,
perhitungannya meliputi scoring, perbandingan mean, standar deviasi, dan
compare means. Dalam melakukan perhitungan hasil data angket digunakan
pengujian mean, standar deviasi, dan paired sampel test.
1. Menghitung rata-rata atau Mean
Mean adalah nilai rata-rata dari beberapa data. Mean ini dapat
diperoleh dengan cara menjumlahkan seluruh nilai dari data yang ada
kemudian dibagi dengan banyaknya data. Uji atas kedua mean tersebut
dilakukan untuk mengetahui skor rata-rata respon kridibilitas dari kedua
55
program berita tersebut. Adapun rumus mean untuk data berkelompok
adalah :30
Rumus 31
: χ=
Keterangan:
χ = Rata-rata
Xi = Jumlah tiap data
fi = Jumlah data
Tabel 5. Jumlah Data TVRI
Variabel Jumlah Tiap Data
X1 (Afektif) 276
X2 (Kognitif) 289
Y1 (Believability) 422
Y2 (Trustworthiness) 249
Y3 (Un-Bias) 210
Y4 (Completeness) 211
Y5 (Accuracy) 362
X1=
= 13,8 X2=
= 14,45 Y1=
= 21,1
Y2=
= 12,45 Y3=
= 10,5 Y4=
= 10,55
Y5=
= 18,1
30
W. Wiratna Sujarweni dan Poly Endrayanto, Statistika Untuk Penelitian, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2012), h.25 31
Amuji Pasaribu, Pengantar Statistik, (Jakarta: Ghalia Indonesia), h. 71
56
Tabel 5. Jumlah Data ANTV
X1=
= 12 X2=
=12,2 Y1=
=20,05
Y2=
= 12,25 Y3=
=9,9 Y4=
=10,7
Y5=
=17,1
Tabel di atas menunjukkan keseluruhan jumlah data yang dihasilkan
dari tiap-tiap variabel. Data diatas diambil setelah responden menonton
pemberitaan di program berita Indonesia Malam. Selain tabel yang disajikan
untuk mempermudah, peneliti juga melakukan perhitungan secara manual
tanpa dibantu program SPSS atau Microsoft Excel. Hal ini dilakukan agar
rumus yang dicantumkan dalam penelitian ini dapat digunakan dengan baik.
Tabel di atas menunjukan keseluruhan jumlah data yang dihasilkan
dari tiap-tiap variabel. Data di atas diambil setelah responden menonton
pemberitaan di program berita Topik Pagi. Selain tabel yang disajikan untuk
mempermudah, peneliti juga melakukan perhitungan secara manual tanpa
dibantu program SPSS atau Microsoft Excel. Hal ini dilakukan agar rumus
yang dicantumkan dalam penelitian ini dapat digunakan dengan baik.
Variabel Jumlah Tiap Data
X1 (Afektif) 240
X2 (Kognitif) 244
Y1 (Believability) 401
Y2 (Trustworthiness) 245
Y3 (Un-Bias) 198
Y4 (Completeness) 214
Y5 (Accuracy) 342
57
2. Standar Deviasi
Standar Deviasi digunakan untuk mengetahui seberapa jauh
penyimpangan data terhadap nilai pusatnya. Standar deviasi di dalam
penelitian ini digunakan untuk mengukur uji compare means berikutnya.
Rumus standar deviasi ialah:
SD= √
Keterangan:
SD = Standar Deviasi
X = nilai data
X = nilai rata-rata hitung
F = frekuensi kelas data berkelompok
N= jumlah sampel
3. Paired Sampel t-test
Paired Sampel t-test digunakan untuk menguji hipotesis perbedaan
diantara dua rata-rata sampel untuk data yang berbentuk interval dan rasio.32
Dalam penelitian ini uji dua rata-rata digunakan untuk mengetahui apakah
terdapat perbedaan tingkat respon kredibilitas yang signifikan atau tidak dari
program berita versi bahasa isyarat Indonesia Malam di TVRI dan Topik
Pagi di ANTV. Dalam penelitian ini penelitian ini peneliti menghitung
32
Wiranata Sujarweni dan Poly Endrayanto, Statistika Deskriptif itu Mudah, (Tangerang:
Jelajah Nusa, 2012), h. 197
58
paired sampel t-test menggunakan bantuan SPSS 20. Menurut Sugiyono
dalam buku statistik untuk penelitian rumus menghitung uji statistik adalah:
t=
√
√
√
Keterangan:
X1= rata-rata sampel 1 X2= rata-rata sampel 2
S1= standar deviasi sampel 1 S2= standar deviasi sampel 2
= varian sampel 1 = varian sampel 2
r= korelasi antara dua sampel n2= jumlah n sampel ke 2
n1= jumlah n sampel ke 1
N. Teknik Penulisan
Penulisan dalam penelitian ini mengacu kepada buku Pedoman Penulisan
Karya Ilmiah Skripsi, Tesis dan Disertasi karya Hamid Nasuhi yang diterbitkan
oleh CeQDA (Center for Quality Development And Assurance) Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
59
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Profil Gerkatin
1. Sejarah Singkat
Pada 1960 muncul beberapa organisasi tuna rungu Indonesia berbeasis
kedaerahan. SEKATUBI (Serikat Kaum Tuli Bisu Indonesia di Bandung,
PTRS (Persatuan Tuna Rungu Semarang), PERTRI (Perhimpunan Tuna
Rungu Indonesia) di Yogyakarta dan PEKATUR (Perkumpulan Kaum Tuli
Surabaya). Dengan banyaknya komunitas organisasi tuna rungu berbasis
daerah, maka beberapa pimpinan organisasi tersebut sepakat mengadakan
Kongres Nasional I pada tanggal 23 Februari 1981 di Jakarta.1
Hasil kongres telah menghasilkan beberapa keputusan diantaranya
menyempurnakan nama organisasi menjadi satu, yaitu GERKATIN yang
merupakan kepanjangan dari Gerakan untuk Kesejahteraaan Tuna Rungu
Indonesia. Di luar negeri Gerkatin dikenal dengan nama IAWD (Indonesian
Association for the Welfare of the Deaf).
Gerkatin atau IAWD terus berkembang dan pada tahun 1983 terdaftar
sebagai anggota WFD (World Federation of the Deaf) yang bermarkas di
Helsinki, Finlandia.
1 Brosur Gerkatin
60
2. Struktur Organisasi
a. Tingkat Nasional, terdiri dari Dewan Pembina Organisasi, Dewan
Pertimbangan Organisasi dan Dewan Pengurus Pusat.
b. Tingkat Daerah/Provinsi, terdiri dari Dewan Pembina Daerah, Dewan
Pertimbangan Organisasi dan Dewan Pengurus Daerah dengan jumlah 30
dari 34 provinsi.
c. Tingkat Cabang, terdiri dari Dewan Pembina Cabang, Dewan
Pertimbangan Organisasi Cabang dan Dewan Pengurus Cabang dengan
jumlah 69 dari 276 kota/kabupaten.
3. Visi dan Misi
a. Visi
1) Mencapai kesetaraan dalam semua aspek kehidupan dan penghidupan.
2) Menciptakan organisasi tuna rungu yang madani.
3) Menjadi organisasi nasional yang bermitra dengan pemerintah dan non
pemerintah untuk mewujudkan tercapainya kesetaraan dalam
kesempatan, meningkatkan kesejahteraan dan kompetensi tuna rungu
dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan.
b. Misi
1) Memberdayakan tuna rungu agar dapat turut berperan aktif selaku
insan oembangunan yang berintegrasi, mandiri dan produktif di era
globalisasi.
61
2) Meningkatkan kepedulian dan kesadaran masyarakat umum melalui
media sosial dan informasi tentang kemampuan tuna rungu
menggunakan bahasa isyarat dalam berkomunikasi.
3) Meningkatkan peran tuna rungu dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
4) Meningkatkan fungsi Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) sebagai
bahasa utama diantara para tuna rungu maupun diantara tuna rungu
dengan non tuna rungu dalam berkomunikasi.
4. Tujuan
a. Menggali dan meningkatkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) tuna
rungu Indonesia.
b. Berperan aktif membantu melaksanakan usaha-usaha pemerintah dalam
program pengembangan kesejahteraan sosial bagi tuna rungu di Indonesia.
c. Mengupayakan pemenuhan hak-hak tuna rungu Indonesia.
d. Untuk mencapai tujuannya GERKATIN dapat membentuk lembaga atau
badan usaha demi menunjang kesejahteraan tuna rungu Indonesia.
5. Landasan Hukum
a. Hasil Kongres Nasional I GERKATIN, Tahun 1981;
b. Akta Notaris Anasrul Jambi Nomor 12 tertanggal 05 Maret 1985;
c. Pengesahan Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor
192/D, III.2/VII/2009 tertanggal 30 Juli 2009;
62
d. Pengesahan dari Kementerian Hukum dan HAM RI Nomor Register
AHU-166.AH.01.06 Tahun 2010 tertanggal 20 Desember 2010;
e. Undang-undang No. 19 Tahun 2011 Tentang Konvensi Hak Disabilitas.
6. Program Kerja
a. Aksesibilitas
b. Kesejahteraan, Kesehatan, Tenaga Kerja
c. Kewanitaan
d. Seni Budaya
e. Pendidikan
f. Advokasi
g. Hubungan Masyarakat
h. Kepemudaan dan Olah Raga
i. Organisasi
j. Hubungan Internasional
k. Ekonomi Kreatif
l. Bahasa Isyarat Alamiah Indonesia (BISINDO)
B. ANTV
PT. Cakrawala Andalas Televisi atau yang lebih dikenal dengan sebutan
ANTV merupakan salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia. Awalnya
ANTV adalah stasiun televisi lokal yang siaran di wilayah Lampung dan
sekitarnya. Namun sejak berpindah stasiun penyiarannya ke Jakarta maka siaran
63
ANTV menjadi berpusat di Jakarta. kini lebih dari 22 tahun ANTV menemani
masyarakat pemirsanya dengan program-program terbaik.2
1. Sejarah Singkat ANTV
Dengan izin siaran lokal ANTV mengudara selama lima jam sehari,
kemudian ANTV mendapat Izin Siaran Nasional dari Menteri Penerangan RI
dengan No. 207/RTF/K/I/1993 tanggal 30 Januari 1993. Sepuluh hari setelah
izin tersebut keluar ANTV dapat melakukan siaran secara nasional.
Tepat 1 Maret 1993 untuk pertama kalinya ANTV memproduksi
program sendiri berupa liputan berita aktual jalannya Sidang Umum
DPR/MPR. Saat itu ANTV berhasil melakukan siaran langsung meliput
jalannya kegiatan penting kenegaraan. Momen istimewa itu yang dijadikan
sebagai hari lahirnya ANTV.
Stasiun televisi ini pada mulanya dikhususkan pada pemirsa remaja
(13-25 tahun) dan pernah menyiarkan acara-acara MTV Indonesia hingga
awal tahun 2000-an, tetapi di tahun 2002 stasiun ANTV berkembang menjadi
stasiun tv yang menyiarkan program bervariasi format program siarannya.
ANTV berhasil mencatatkan prestasi gemilang di Museum Rekor
Indonesia (MURI) sebagai penyelenggara konser selama 72 jam yang
diselenggarakan akhir tahun 2003. Pada 30 April 2006 ANTV berhasil
menjalin kerjasama strategis dengan jaringan televisi dunia STAR TV.
2 http://an.tv/about diakses pada 17 November 2016 pukul 14.30
64
Kerjasama ini ditandai dengan masuknya 20% saham STAR TV ke ANTV.
Hal ini sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Saat ini, ANTV dimiliki oleh konglomerat muda Anindya Bakrie dan
sekarang dikelola oleh Erick Thohir, yang menjadi Presiden Direktur dari
stasiun televisi ini sekaligus Wakil Komisaris Utama VIVA dan Direktur
Utama Intermedia Capital (induk usaha ANTV). 3
2. Visi dan Misi ANTV
VISI :
Menjadi Stasiun televisi keluarga terbaik untuk seluruh keluarga
Indonesia
MISI :
Misi yang dilakukan oleh ANTV untuk dapat mencapai visi tersebut
adalah sebagai berikut: memberikan program-program berkualitas terbaik
setiap anggota keluarga untuk mendukung pengembangan karakter Bangsa
Indonesia dengan spirit kreatifitas dan inovasi kekuatan kerjasama tim dan
tata kelola perusahaan.
3. Kebijakan Mutu
PT. Cakrawala Andalas Televisi berkomitmen terhadpa kebijakan
mutu dengan melakukan peningkatan yang berkelanjutan dalam:4
a. Mengupayakan yang terbaik untuk memuaskan pelanggan
3 http://id.wikipedia.org/wiki/antv diakses pada 17 November 2016 pukul 14.45
4 http://an.tv/about diakses pada 17 November 2016 pukul 14.50
65
b. Memberdayakan kemampuan karyawan ke arah profesionalisme
c. Menerapkan ISO 9001:2008
d. Mengintegrasikan semua proses dalam unit agar tercapai efisiensi dan
efektifitas yang optimal
e. Melakukan peninjauan dan perbaikan Standard Operating Procedure
secara berkesinambungan agar ANTV dapat beroperasi lebih efisien.
C. Program Berita Topik di ANTV
Berita Topik merupakan salah satu program paket berita yang satu-
satunya terdapat di ANTV. Dan merupakan salah satu program berita yang
dimiliki oleh stasiun lain dengan beda nama. Karena berita merupakan salah
satu informasi yang diterima atau diberikan kepada masyarakat.
Topik hadir pertama kali tayang pada tanggal 30 April 2006
menggantikan Laporan ANteve, Cakrawala, Halo Indonesia dan Jurnal ANTV.
Topik berisikan materi berita dari dalam dan luar negeri yang aktual dan terkini.
Khusus untuk berita internasional, materi yang ditampilkan adalah informasi
yang memiliki kedekatan dengan masyarakat Indonesia. Sementara, kejadian-
kejadian yang berlangsung di kawasan Timur Tengah, Asia, dan Asia Tenggara
serta beberapa kawasan yang berdekatan dengan Indonseia akan menjadi
pilihan utama berita-berita dari luar negeri.
Program yang diramu selama 30 menit ini disajikan ke hadapan pemirsa
dengan lima kemasan berita yang berbeda. Materi berita yang ditampilkan
66
diantaranya berupa perkembangan berita politik, ekonomi, sosial terkini serta
berbagai peristiwa menarik lainnya.5
Berita Topik di ANTV dibagi menjadi empat, yaitu: Topik Pagi, Topik
Terkini Pagi, Topik Terkini Siang dan Topik Malam.
D. Topik Pagi
Topik Pagi program televisi dalam generasi berita yang menyajikan
informasi aktual tentang berbagai peristiwa tindak kejahatan, kriminal dan
tragedi kemanusiaan yang menarik dan patut diketahui masyarakat. Saksikan
terus Topik Pagi, karena Topik Pagi membuat masyarakat waspada dan
terhindar dari kejahatan.
Ketika masyarakat tertidur lelap, tim redaksi Topik Pagi bekerja keras
untuk menghadirkan berita aktual yang dikemas lebih lengkap dan lebih dalam
kepada masyarakat saat membuka mata di pagi hari. Topik Pagi disiarkan setiap
hari pukul 03.30 wib.
Pada Februari 2016, ANTV mengambil inisiatif dan telah menjadi LPS
televisi pertama, dan saat ini merupakan satu-satunya stasiun televisi yang
menayangkan bahasa isyarat dalam program berita “Topik Pagi”.
E. TVRI
Televisi Republik Indonesia (TVRI) adalah stasiun televisi pertama di
Indonesia. TVRI merupakan lembaga penyiaran yang menyandang nama negara
mengandung arti bahwa dengan nama tersebut siarannya ditujukan untuk
5 http://id.wikipedia.org/topik_(acara_televisi) diakses pada 17 November 2016 pukul 15.20
67
kepentingan negara. Sejak berdirinya pada tanggal 24 Agustus 1962, TVRI
mengemban tugas sebagai televisi yang mengangkat citra bangsa melalui
penyelenggaraan penyiaran peristiwa yang berskala internasional, mendorong
kemajuan kehidupan masyarakat serta sebagai perekat sosial.6
Dahulu TVRI pernah menayangkan iklan dalam satu tayangan khusus
yang dengan judul acara Mana Suka Siaran Niaga (sehari dua kali). Sejak april
tahun 1981 hingga akhir 90-an TVRI tidak diperbolehkan menayangkan iklan,
dan akhirnya TVRI kembali menayangkan iklan. Status TVRI saat ini adalah
Lembaga Penyiaran Publik. Sebagian biaya operasional TVRI masih ditanggung
oleh negara. 7
1. Sejarah Singkat TVRI
Dinamika kehidupan TVRI adalah dinamika perjuangan bangsa dalam
proses belajar berdemokrasi. Pada tanggal 24 Agustus 1962 dalam era
Demokrasi Terpimpin, TVRI berbentuk yayasan yang didirikan untuk
menyiarkan pembukaan Asian Games yang ke IV di Stadion Glora Bung
Karno Jakarta. Pemerintah Indonesia memutuskan untuk memasukan proyek
media massa televisi ke dalam proyek pembangunan Asian Games IV di
bawah koordinasi urusan proyek Asian Games IV. Tanggal 25 Juli 1961,
6 www.tvri.ac.id diakses pada 30 November 201 pukul 14.10
7 http://id.wikipedia.org/wiki/Televisi_Republik_Indonesia diakses pada 30 November 2016
pukul 13.47
68
menteri penerangan mengeluarkan SK menpen No. 20/SK/M/1961 tentang
pembentukan panitia persiapan televisi (P2T).8
Pada tanggal 17 Agustus 1962, TVRI melakukan siaran percobaan
dengan mengadakan acara HUT Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ke-17
dari halaman Istana Merdeka Jakarta, dengan pemancar cadangan
berkekuatan 100 watt.
Pada 20 Oktober 1963, dikeluarkannya Keppres No. 215/1963, bahwa
tujuan TVRI adalah menjadi alat penghubung masyarakat (mass
communication media) dalam pembangunan mental/spiritual dan fisik
bangsa dan Negara Indonesia serta pembentukan manusia sosialis Indonesia
pada khususnya.9
Untuk melaksanakan misi TVRI, Presiden Seokarno mengeluarkan
Keppres No. 218 Tahun 1963 tentang pemungutan sumbangan iuran untuk
membantu pembayaran yayasan TVRI sebagai pelengkap Keppres No. 215
tahun 1963. Dengan ketentuan ini, setiap pemilik pesawat televisi diseluruh
wilayah wajib mendaftarkan pesawatnya di kantor TVRI Komplek Glora
Bung Karno, sebesar Rp. 300,- tiap pesawat.
Tahun 1963, mulai merintis pembanguan stasiun daerah, yang dimulai
dengan stasiun Yogyakarta. Stasiun baru ini mulai siaran pada akhir 1964.
8 Abdul Aziz, Analisis Produksi Program Dialog TVRI pada Tema “Penanganan Terorisme”,
(Skripsi, Konsentrasi Jurnalistik, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014), h. 59 9 Adi Badjuri, Jurnalistik Televisi (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), h.8
69
Segera setelah itu, TVRI berturut-turut mendirikan Stasiun Medan, Surabaya,
Makasar, dan Denpasar.
Memasuki era Demokrasi Pancasila pada tahun 1974, TVRI berubah
menjadi salah satu bagian dari organisasi dan tata kerja Departemen
Penerangan dengan status sebagai Direktorat yang bertanggungjwab
Direktur Jenderal Radio, Televisi dan Film.
Sebagai alat komunikasi pemerintah, tugas TVRI adalah untuk
menyampaikan policy pemerintah kepada rakyat.
Memasuki tahun 1975, TVRI memiliki dua peran, yaitu sebagai
yayasan dan juga sebagai unit pelaksana Teknis Departemen Penerangan.
Kemudia status TVRI berubah kembali saat dikeluarkannya peraturan
pemerintah No. 9 Tahun 2002, yang menyatakan bahwa TVRI berubah
statusnya menjadi PT. TVRI (persero) dibawah pembinaan Kantor Menteri
Negara BUMN.10
Setelah itu, ketika undang-undang Republik Indonesia No 32 Tahun
2002 tentang penyiaran keluar, TVRI ditetapkan sebagai Lembaga Penyiaran
Publik yang berbentuk badan hukum yang didirikan oleh negara.
TVRI sebagai LPP, tidak bisa sepenuhnya mengikuti keinginan pasar.
TVRI sesuai dengan topoksinya (tugas pokok dan fungsinya) salah satu
tugasnya adalh mengawal peradaban bangsan dan merajut kesetaraan di
10
http://www.tvri.co.id/page/sejarah diakses pada 1 Desember 2016 pukul 13.59
70
tengah kemajemukan yang juga dituntut memberikan program mencerdaskan
bangsa dengan program-program sosialisasi pemerintah.11
Pada peraturan pemerintah RI nomor 13 Tahun 2005 ditetapkan bahwa
tugas TVRI adalah memberikan pelayanan informasi, pendidikan dan hiburan
yang sehat, kontrol dan perekat sosial, serta melestarikan budaya bangsa
untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan
penyiaran televisi yang menjangkau seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
2. Visi dan Misi TVRI
Visi:
a. Terwujudnya TVRI sebagai media utama penggerak pemersatu bangsa.
b. Adapun maksud dari Visi adalah bahwa TVRI di masa depan menjadi
aktor utama penyiaran dalam menyediakan dan mengisi ruang publik,
serta berperan dalam merekatkan dan mempersatukan semua elemen
bangsa.
Misi:
a. Menyelenggarakan siaran yang menghibur, mendidik, informatif secara
netral, berimbang, sehat, dan beretika untuk membangun budaya bangsa
dan mengembangkan persamaan dalam keberagaman.
11
Abdul Aziz, Analisis Produksi Program Dialog TVRI pada Tema “Penanganan Terorisme”,
(Skripsi, Konsentrasi Jurnalistik, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014), h. 64
71
b. Menyelenggarakan layanan siaran multiplatfrom yang berkualitas dan
berdaya saing.
c. Menyelenggarakan tata kelola lembaga yang modern, transparan dan
akuntabel.
d. Menyelenggarakan pengembangan dan usaha yang sejalan dengan tugas
pelayanan publik.
e. Menyelenggarakan pengelelolaan sumber daya proaktif dan andal guna
meningkatkan pelayanan publik dan kesejahteraan pegawai.
F. Program Berita Indonesia di TVRI
Di stasiun TVRI terdapat program berita Indonesia yang terdiri dari tiga
bagian, diantaranya: Indonesia Pagi, Indonesia Siang, dan Indonesia Malam.
Indonesia Siang ditayangkan setiap hari Senin sampai Minggu, pada pukul
12.00 - 13.00 WIB. Sedangkan khusus hari Jumat, Indonesia Siang tayang pada
pukul 13.00-14.00 WIB. Indonesia Siang berdurasi 60, yang akan dibawakan
oleh dua pembawa berita. Indonesia Siang memiliki unsur Indonesia, karena
memberikan suatu berita dengan nuansa Indonesia.
Indonesia Malam adalah program berita dan cuaca harian disiarkan di
TVRI di Indonesia dari pukul 19:00 sampai 20:00 WIB. Selama era Orde Baru
dari 13 November 1988 sampai 23 Agustus 2000, itu dikenal sebagai 'Berita
Nasional'. Pada saat itu, semua pribadi komersial free-to-air stasiun televisi
terestrial (RCTI, SCTV, TPI, Anteve dan Indosiar) diminta untuk
menyampaikan program berita, serta program berita kembarnya, Dunia Dalam
72
Berita dan Berita Akhir. Sebelumnya, itu berlangsung sekitar 10 menit dengan
berita itu penuh dengan berita olahraga nasional dan ramalan cuaca nasional.
Juga selama era Orde Baru, kadang-kadang berita dilanjutkan dengan Pidato
Presiden Republik Indonesia pada pukul 19:30 sampai pukul 20:00 WIB yang
juga harus disampaikan. Karena dibubarkan Departemen Penerangan Indonesia
aturan itu dihapuskan karena kebebasan pers akan berakhir pada 24 Agustus
2000.
Berita sekarang berlangsung selama satu jam, dengan semua berita
nasional dan internasional sedang dibahas di program ini, dengan buletin hidup
daerah berita di seluruh negeri, olahraga dan cuaca nasional.
G. Indonesia Malam
Indonesia Malam adalah berita harian dan program cuaca yang disiarkan
TVRI dari pukul 19.00 sampai 20.00 WIB. Pada masa orde baru (1988-2000),
dikenal sebagai Berita Nasional. Pada saat itu, semua stasiun televisi komersil
(RCTI, SCTV, TPI, ANteve, dan Indosiar) diminta untuk menyampaikan
program berita tersebut, serta program berita lainnya, Dunia Dalam Berita dan
Berita Terlambat, Berita Akhir.
Sebelumnya, program berita yang berlangsung sekitar 10 menit ini
dipenuhi oleh berita olahraga nasional dan ramalan cuaca nasional. Pada masa
Orde Baru, berita juga menampilkan Pidato Presiden Republik Indonesia pada
pukul 19.30 sampai 20.00 WIB yang juga harus disampaikan. Sejak
73
dibubarkannya Kementrian Informasi Indonesia, peraturan tersebut dihapuskan
karena kebebasan pers.
Berita Nasional sempat berganti nama beberapa kali hingga kini bertajuk
Indonesia Malam. Program berita tersebut sekarang berlangsung selama satu
jam dengan semua berita nasional dan internasional tercakup dalam program ini.
Dan buletin berita regional langsung di seluruh negeri, olahraga dan cuaca
nasional.
73
BAB V
HASIL TEMUAN DAN ANALISIS DATA
Berdasarkan data penelitian yang telah dilakukan maka peneliti menemukan
beberapa hal sebagai berikut:
A. Deskripsi Data Responden
Responden dalam penelitian ini adalah penyandang tunarungu pengurus
Organisasi Gerkatin yang berjumlah 20 orang dari 27 nama yang tertera.
1. Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Setelah dilakukan penelitian kepada responden, maka dalam penelitian
ini menjabarkan responden berdasarkan jenis kelamin. Untuk lebih jelasnya
maka disajikan tabel data sebagai berikut:
Tabel 7. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Frekuensi Presentase
1 Laki-laki 13 65%
2 Perempuan 7 35%
Jumlah 20 100%
Dari tabel 7 dapat diketahui bahwa identitas responden penyandang
tunarungu Perkumpulan Gerkatin berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki
13 orang atau 65% dan perempuan berjumlah 7 orang atau 35%.
2. Data Responden Berdasarkan Klasifikasi Tingkat Pendengaran
Setelah dilakukan penelitian kepada responden, maka dalam penelitian
ini menjabarkan responden berdasarkan klasifikasi tingkat pendengaran.
74
Klasifikasi tingkat pendengaran biasanya mempengaruhi menonton atau
tidaknya pemberitaan versi bahasa isyarat di televisi. Untuk lebih jelasnya
maka disajikan data sebagai berikut:
Tabel 8. Responden Berdasarkan Klasifikasi Tingkat Pendengaran
No Klasifikasi Tunarungu Laki-laki Perempuan Jumlah
1 15-30 dB 0 0 0
2 31-60 dB 0 0 0
3 61-90 dB 3 3 6
4 91-120 dB 4 4 8
5 > 120 dB 1 3 4
6 Tidak Tahu 1 1 2
Jumlah 20
Tabel 8 merupakan tabel klasifikasi tunarungu berdasarkan teori
Boothroyd yang peneliti gunakan. Dimana penyandang tunarungu dibagi
menjadi 5 klasifikasi, yaitu 15-30 dB, 31-60 dB, 61-90 dB, 91-120 dB dan
>120 dB.
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa penyandang tunarungu
perkumpulan Gerkatin yang menempati klasifikasi 15-30 dB tidak ada, baik
yang berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan. Begitu pula di
klasifikasi 31-60 dB. Klasifikasi 61-90 dB yang berjenis kelamin laki-laki
berjumlah 3 orang dan perempuan berjumlah 3 orang, jumlahnya menjadi 6
orang. Klasifikasi 91-120 dB yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 4
75
orang dan perempuan berjumlah 4 orang, jumlahnya menjadi 8 orang. Untuk
klasifikasi > 120 dB yang berjenis kelamin laki-laki 1 orang dan perempuan
3 orang, jumlahnya 4 orang. Dari seluruh responden terdapat 2 responden
yang tidak mengetahui klasifikasi ketunarunguannya, yang berjenis kelamin
laki-laki 1 orang dan berjenis kelamin perempuan 1 orang.
Berdasarkan data di atas dapat diketahui jumlah responden terbanyak
berada dalam klasifikasi tunarungu 91-120 dB dengan jumlah total sebanyak
8 orang dan jumlah paling sedikit berada pada klasifikasi >120 dB dengan
jumlah 4 orang. Dan 2 orang yang tidak mengetahui klasifikasi
ketunarunguannya.
3. Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Dalam penelitan ini peneliti menjabarkan responden berdasarkan jenis
pekerjaan. Kategori jenis pekerjaan ini tentu mempengaruhi menonton atau
tidaknya pemberitaan versi bahasa isyarat di televisi. Untuk lebih jelasnya
maka disajikan tabel data sebagai berikut:
Tabel 9. Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan
No. Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase (%)
1 Pegawai Swasta 3 15%
2 Wirausaha 11 55%
3 Mahasiswa 1 5%
4 Tidak bekerja 1 5%
5 Lainnya 4 20%
Jumlah 20 100%
76
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa penyandang tunarungu
perkumpulan Gerkatin yang berprofesi sebagai pegawai swasta sebanyak 3
orang. Responden yang beprofesi sebagai wirausaha sebanyak 11 orang.
responden yang berstatus mahasiswa ada 1 orang dan tidak bekerja sebanyak
1 orang. Empat responden berprofesi lain selain jenis pekerjaan yang tertera
dalam kuesioner.
Berdasarkan data di atas dapat diketahui jumlah responden terbanyak
berprofesi sebagai wirausaha dengan total sebanyak 11 orang. Jumlah paling
sedikit responden dengan profesi mahasiswa dan tidak bekerja dengan
masing-masing berjumlah 1 orang.
4. Data Responden Berdasarkan Frekuensi Menonton Program Berita
Frekuensi merupakan tingkat keseringan responden dalam menonton
kedua acara tersebut. Indikator pengukuran frekuensi dalam peneltian ini
adalah berapa kali responden menonton program berita versi bahasa isyarat
Indonesia Malam di TVRI dan Topik Pagi di ANTV.
Banyaknya frekuensi menonton yang dilakukan oleh responden dapat
mempengaruhi tingkat menguasai atau tidaknya pemberitaan yang disajikan
kedua program berita tersebut.
Untuk lebih jelasnya peneliti menyajikan tabel data yang menyatakan
tingkat keseringan menonton kedua program berita versi bahasa isyarat di
TVRI dan ANTV, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
77
Tabel 10. Responden berdasarkan Frekuensi Menonton Program
Indonesia Malam
No. Hari Frekuensi Persentase (%)
1 1 Hari/Minggu 10 50%
2 2 Hari/Minggu 3 15%
3 3 Hari/Minggu 4 20%
4 5 Hari/Minggu 2 10%
5 7 Hari/Minggu 1 5%
Jumlah 20 100%
Pada tabel 10 di atas dapat diketahui bahwa frekuensi terbanyak
menonton program Indonesia Malam dalam satu minggu adalah sebanyak
satu hari yaitu 50%, hal ini menunjukkan bahwa tingkat minat responden
tunarungu untuk menonton program Indonesia Malam masih sedikit.
Tabel 11. Responden Berdasarkan Frekuensi Menonton Program
Topik Pagi
No. Hari Frekuensi Persentase (%)
1 1 Hari/Minggu 16 80%
2 2 Hari/Minggu 3 15%
3 3 Hari/Minggu 1 5%
Jumlah 20 100%
Pada tabel 11 di atas diketahui bahwa frekuensi terbanyak dalam
menonton Topik Pagi dalam seminggu adalah satu hari yaitu sebanyak 80%,
hal ini menunjukkan bahwa tingkat minat responden tunarungu untuk
menonton program berita Topik Pagi masih sangat sedikit.
78
Tabel 12. Perbandingan Frekuensi Menonton Indonesia Malam Dan
Topik Pagi
Kategori Indonesia Malam Topik Pagi
Frekuensi Persentase(%) Frekuensi Persentase)%)
1 Hari/Minggu 10 50% 16 80%
2 Hari/Minggu 3 15% 3 15%
3 Hari/Minggu 4 20% 1 5%
5 Hari/Minggu 2 10% 0 0
7 Hari/Minggu 1 5% 0 0
Jumlah 20 100% 20 100%
Berdasarkan tabel 12 di atas menunjukkan bahwa TVRI sebagai
televisi pertama yang merealisasikan hak memperoleh informasi bagi
penyandang tunarungu di Indonesia khususnya melalui program Indonesia
Malam dari data yang ada ternyata mendapat perhatian khalayak tunarungu
lebih tinggi dibandingkkan ANTV. Hal ini dilihat dari penggunaan media
yang ditunjukkan pada tabel frekuensi selama satu minggu. Kategori
frekuensi tertinggi dalam menonton Indonesia Malam Mencapai 5% dan
pada kategori rendah mencapai 50%. Sedangkan Topik Pagi pada kategori
tertinggi mencapai 5% dan pada kategori rendah mencapai 80%. Namun jika
disimpulkan antara program Indonesia Malam dengan Topik Pagi dari
tingkat frekuensi menonton dalam hitungan hari hanya memiliki sedikir
perbedaan jumlah frekuensi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa peminatan
menonton program berita versi bahasa isyarat pada responden tunarungu
memiliki minat yang sama atau dikategorikan rendah.
79
B. Analisis Skor Rata-rata Respon Kognitif dan Respon Afektif
Analisis skor rata-rata merupakan pengukuran secara statistik untuk
mendapat nilai rata-rata (mean) dalam sebuah data penelitian kuantitatif.
Indikator pengukurannya dengan menjumlahkan data respon kognitif dan
afektif sehingga mendapatkan nilai rata-rata. Kemudian nilai rata-rata kedua
program berita ini dibandingkan.
1. Skor Rata-rata Respon Kognitif dan Afektif TVRI
Setelah dilakukan nilai uji rata-rata, maka dalam penelitian ini peneliti
menjabarkan skor rata-rata respon kognitf dan afektif pada program berita
Indonesia Malam di TVRI. Untuk lebih jelasnya maka disajikan tabel data
sebagai berikut:
Tabel 13. Respon Kognitif dan Afektif Program Berita Indonesia
Malam
No. Dimensi Skor Rata-Rata
1. Respon Afektif 13,8
2. Respon Kognitif 14,45
Berdasarkan Tabel 13 yang merupakan tavel respon kognitif dan
respon afektif setelah menonton program berita Indonesia Malam. Tabel di
atas menunjukkan bahwa respon utama yang ingin dicari ialah respon
kognitif atau respon perolehan informasi setelah menonton Indonesia Malam
dengan skor rata-rata 14,45. Sedangkan respon afektif dengan skor rata-rata
13,8. Hal ini menunjukkan bahwa respon positif yang diterima oleh
80
responden yaitu responden sudah mendapatkan informasi dan sudah
merasakan kepuasan dari program berita versi bahasa isyarat yang disajikan
oleh TVRI.
2. Skor Rata-rata Respon Kognitif dan Respon Afektif ANTV
Setelah dilakukan uji nilai rata-rata, maka dalam penelitian ini peneliti
menjabarkan skor rata-rata respon kognitif dan afektif pada program berita
Topik Pagi di ANTV. Untuk lebih jelasnya maka disajikan tabel data sebagai
berikut:
Tabel 14. Respon Kognitif dan Afektif Program Berita Topik Pagi
No. Dimensi Skor Rata-Rata
1. Respon Afektif 12
2. Respon Kognitif 12,2
Berdasarkan Tabel 14 yang merupakan tabel respon kognitif dan
respon afektif responden setelah menonton program berita Topik Pagi. Tabel
di atas menunjukkan bahwa respon utama yang ingin dicari ialah respon
kognitif atau informasi yang diperoleh responden setelah menonton program
berita versi bahasa isyarat tersebut dengan skor rata-rata 12,2. Sedangkan
respon afektifnya memperoleh skor rata-ratanya 12. Hal ini menunjukkan
bahwa respon dari responden positif yaitu responden memperoleh informasi
yang dibutuhkan dan sudah merasakan kepuasan dari menonton program
berita versi bahasa isyarat di ANTV.
81
3. Perbandingan Skor Rata-rata Respon Kognitif, Respon Afektif TVRI dan
ANTV
Setelah dilakukan uji nilai rata-rata, maka dalam penelitian ini peneliti
menjabarkan perbandingan skor rata-rata respon kognitif dan respon afektif
pada program berita versi bahasa isyarat Indonesia Malam di TVRI atau
Topik Pagi di ANTV. Perbandingan skor rata-rata ini untuk menjelaskan
bahwa dari kedua program berita versi bahasa isyarat Indonesia Malam dan
Topik Pagi mana yang paling memiliki tingkat respon yang paling banyak.
Tingkat respon khalayak tunarungu yang memiliki nilai tinggi
menentukan respon yang posisitif dari program berita di stasiun televisi
TVRI atau ANTV. Untuk lebih jelasnya maka disajikan tabel data sebagai
berikut:
Tabel 15. Perbandingan Skor Rata-rata Respon Kognitif, Respon
Afektif Program Berita Indonesia Malam dan Topik Pagi
No. Dimensi Skor Rata-Rata
TVRI ANTV
1. Respon Afektif 13,8 12
2. Respon Kognitif 14,45 12,2
Berdasarkan tabel 15, diketahui bahwa program berita versi bahasa
isyarat Indonesia Malam di TVRI dengan skor rata-rata 14,45 telah
memenuhi kebutuhan informasi khalayak tunarungu, begitu juga dengan
Topik Pagi di ANTV dengan skor rata-rata 12,2 sedangkan dari dimensi
perasaan menyukai dan memuaskan program berita versi bahasa isyarat
82
Indonesia Malam dengan skor rata-rata 13,8 sudah dapat dihandalkan begitu
juga dengan program Topik Pagi dengan skor rata-rata 12.
Dikarenakan peneliti membatasi penelitian ini dengan memfokuskan
respon kognitif dan respon afektif, sehingga peneliti tidak melihat respon
konatif kedua program berita tersebut, dengan tujuan mempermudah peneliti
dalam meneliti respon yang diberikan responden. Melihat data yang sudah
ada, sangat jelas bahwa harapan khalayak dari kedua program berita
Indonesia Malam dan Topik Pagi adalah sama, yaitu sama-sama lebih
memperhatikan program berita agar khalayak tunarungu lebih menyukai dan
lebih puas dengan berita-berita yang disajikan. Dalam dimensi informasi
kedua program ini telah memenuhi kebutuhan informasi, memenuhi
wawasan informsi, dan kepuasan keingintahuan khalayak tunarungu.
Dapat disimpulkan bahwa kedua respon kognitif tidak ada perbedaan
yang didapatkan dari responden tunarungu. Dengan kata lain prorgram berita
versi bahasa isyarat ini sudah memberikan kebutuhan informasi yang
diinginkan responden tunarungu. Tetapi dari respon afektifnya Indonesia
Malam lebih sedikit dapat diandalkan dalam memenuhi perasaan puas dan
suka daripada Topik Pagi.
C. Analisis Skor Rata-rata Kredibilitas Kedua Program Berita
Analisis ini untuk melihat hasil respon responden tunarungu terhadap
tingkat kredibilitas program berita di TVRI dan ANTV. Kemudian hasil nilai
83
skor rata-rata dari kedua program tersebut dijelaskan dengan mengaplikasikan
pada kehidupan sehari-hari khalayak tunarungu.
1. Skor Rata-rata Kredibilitas Program Berita Indonesia Malam di TVRI
Setelah dilakukan uji nilai rata-rata, maka dalam penelitian ini peneliti
menjabarkan skor rata-rata respon kredibilitas pada program berita Indonesia
Malam. Skor rata-rata yang telah diujikan menentukan dimensi-dimensi
kredibilitas mana yang memiliki skor tertinggi. Untuk lebih jelasnya maka
disajikan tabel data sebagai berikut:
Tabel 16. Skor Rata-rata Kredibilitas Program Berita Versi
Bahasa Isyarat di TVRI
No Dimensi Skor Rata-rata Rangking
1. Sumber yang dapat dipercaya (Believability 21,1 1
2. Kepercayaan pada media (Trustworthiness) 12,45 3
3. Keseimbangan pemberitaan (Un-bias) 10,5 5
4. Kelengkapan fitur berita (Copleteness) 10,55 4
5. Keakuratan berita yang disajikan (Accuracy) 18,1 2
Berdasarkan tabel 16, tingkat dimensi kredibilitas utama yang
diperoleh responden tunarungu saat menonton program berita ialah dimensi
sumber yang dapat dipercaya (Believablity) dengan rata-rata 21,1. Pada
dimensi ini menunjukkan bahwa ketika responden tunarungu menonton
Indonesia Malam di TVRI sudah mendapatkan sumber yang dapat dipercaya.
Sumber berita yang dimaksud adalah narasumber, tokoh, orang yang
diwawancarai atau interpreter yang dipilih oleh tim program berita Indonesia
Malam. Sumber berita menjadi perhatian utama program berita di televisi
84
agar sumber berita yang diharapkan khalayak tunarungu dapat dipenuhi.
Pada dasarnya media komunikasi menjadi sumber utama bagi khalayak
untuk mendapatkan informasi-informasi yang terdapat pada kehidupan
sehari-hari.
Tingkat kredibilitas kedua berdapa pada dimensi keakuratan berita
yang disajikan (accuracy) dengan skor rata-rata 18,1. Hal ini menunjukkan
bahwa khalayak tunarungu telah mendapatkan pemberitaan yang akurat dari
Indonesia Malam. Pemberitaan yang akurat yaitu berita yang mengutamakan
ketepatan peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi di lingkungan khalayak
tunarungu. Dari peristiwa-peristiwa tersebut program Indonesia Malam di
TVRI telah melakukan klarifikasi permasalahan yang menjadi topik berita.
Pada tingkat ketiga ialah dimensi kepercayaan terhadap media
(trustworthiness) dengan skor rata-rata 12,45. Tingkat ketiga ini
menunjukkan dimensi yang berada pada nilai pertengahan yaitu bukan nilai
tertinggi ataupun nilai yang terendah. Hal ini menunjukkan bahwa responden
tunarungu ragu-ragu untuk menyatakan bahwa berita tersebut dapat
dipercaya setelah menonton program berita versi bahasa isyarat Indonesia
Malam. Kepercayaan terhadap media ditentukan oleh keahlian untuk dapat
dipercaya atau tidaknya media tersebut. Kepercayaan terhadap media juga
mencerminkan bahwa pedan yang dikomunikasikan dianggap benar dan
sesuai dengan kenyataan.
85
Pada peringkat keempat yaitu dimensi kelengkapan fitur berita
(completeness) dengan skor rata-rata 10,55. Dapat dikatakan bahwa ketika
responden tunarungu menonton program berita versi bahasa isyarat
Indonesia Malam belum mendapatkan pemberitaan yang memiliki
kelengkapan fitur berita. Kelengkapan fitur berita yang diutamakan pada
penelitian ini adalah dimensi gambar dan kotak interpreter. Hal ini
menunjukkan bahwa gambar yang terdapat pada berita-berita di Indonesia
Malam dan kotak interpreter yang terdapat pada program berita tersebut
belum melengkapi harapan yang dimiliki khalayak tunarungu.
Pada peringkat terakhir yaitu dimensi keseimbangan dalam
pemberitaan (un-bias) dengan skor rata-rata 10,5. Hal ini menunjukkan
bahwa ketika responden menonton Indonesia Malam di TVRI belum
mendapatkan berita yang seimbang. Padahal berita harusnya bersifat objektif
dan selaras dengan kenyataan, tidak berat sebelah, dan bebas dari prasangka
agar pemberitaan yang diharapkan khalayak tunarungu dapat terpenuhi.
Kesimpulan dari skor rata-rata tiap-tiap dimensi kredibilitas program
berita Indonesia Malam yaitu rangking pertama sumber yang dapat
dipercaya (beliavability), rangking kedua keakuratan berita yang disajikan
(accuracy), rangking tiga atau rangking pertengahan ialah kepercayaan
terhadap media (trustworthiness), rangking keempat yaitu kelengkapan fitur
berita (completeness), sedangkan rangking terakhir adalah keseimbangan
dalam pemberitaan (un-bias).
86
2. Skor Rata-rata Kredibilitas Program Berita Topik Pagi di ANTV
Setelah dilakukan uji rata-rata, maka dalam penelitian ini peneliti
menjabarkan skor rata-rata respon kredibilitas pada program berita versi
bahasa isyarat Topik Pagi di ANTV. Uji nilai rata-rata ini digunakan untuk
melihat dari kelima dimensi kredibilitas mana yang memiliki skor yang
tertinggi. Untuk lebih jelasnya maka disajikan tabel data sebagai berikut:
Tabel 17. Skor Rata-rata Kredibilitas Program Berita Versi
Bahasa Isyarat di ANTV
No Dimensi Skor Rata-rata Rangking
1. Sumber yang dapat dipercaya (Believability 20,05 1
2. Kepercayaan pada media (Trustworthiness) 12,25 3
3. Keseimbangan pemberitaan (Un-bias) 9,9 5
4. Kelengkapan fitur berita (Copleteness) 10,7 4
5. Keakuratan berita yang disajikan (Accuracy) 17,1 2
Berdasarkan tabel 17, tingkat dimensi kredibilitas utama yang
diperoleh responden pada saat menonton program berita Topik Pagi di
ANTV ialah dimensi sumber yang dapat dipercaya (believability) dengan
rata-rata 20,05. Pada dimensi ini menenjukkan bahwa ketika responden
menonton Topik Pagi di ANTV sudah mendapatkan sumber berita yang
dapat dipercaya. Sumber berita yang dimaksud adalah narasumber, tokoh,
orang yang diwawancarai atau interpreter yang dipilih oleh tim program
berita Topik Pagi. Sumber berita menjadi perhatian utama program berita di
televisi agar sumber berita yang diharapkan khalayak tunarungu dapat
dipenuhi. Pada dasarnya media komunikasi menjadi sumber utama bagi
87
khalayak untuk mendapatkan informasi-informasi yang terdapat pada
kehidupan sehari-hari.
Tingkat kredibilitas kedua berdapa pada dimensi keakuratan berita
yang disajikan (accuracy) dengan skor rata-rata 17,1. Hal ini menunjukkan
bahwa khalayak tunarungu telah mendapatkan pemberitaan yang akurat dari
Topik Pagi. Pemberitaan yang akurat yaitu berita yang mengutamakan
ketepatan peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi di lingkungan khalayak
tunarungu. Dari peristiwa-peristiwa tersebut program Topik Pagi di ANTV
telah melakukan klarifikasi permasalahan yang menjadi topik berita.
Pada tingkat ketiga ialah dimensi kepercayaan terhadap media
(trustworthiness) dengan skor rata-rata 12,25. Tingkat ketiga ini
menunjukkan dimensi yang berada pada nilai pertengahan yaitu bukan nilai
tertinggi ataupun nilai yang terendah. Hal ini menunjukkan bahwa responden
tunarungu ragu-ragu untuk menyatakan bahwa berita tersebut dapat
dipercaya setelah menonton program berita versi bahasa isyarat Topik Pagi.
Kepercayaan terhadap media ditentukan oleh keahlian untuk dapat dipercaya
atau tidaknya media tersebut. Kepercayaan terhadap media juga
mencerminkan bahwa pesan yang dikomunikasikan dianggap benar dan
sesuai dengan kenyataan.
Pada peringkat keempat yaitu dimensi kelengkapan fitur berita
(completeness) dengan skor rata-rata 10,7. Dapat dikatakan bahwa ketika
responden tunarungu menonton program berita versi bahasa isyarat Topik
88
Pagi belum mendapatkan pemberitaan yang memiliki kelengkapan fitur
berita. Kelengkapan fitur berita yang diutamakan pada penelitian ini adalah
dimensi gambar dan kotak interpreter. Hal ini menunjukkan bahwa gambar
yang terdapat pada berita-berita di Topik Pagi dan kotak interpreter yang
terdapat pada program berita tersebut belum melengkapi harapan yang
dimiliki khalayak tunarungu.
Pada peringkat terakhir yaitu dimensi keseimbangan dalam
pemberitaan (un-bias) dengan skor rata-rata 9,9. Hal ini menunjukkan bahwa
ketika responden menonton Topik Pagi di ANTV belum mendapatkan berita
yang seimbang. Padahal berita harusnya bersifat objektif dan selaras dengan
kenyataan, tidak berat sebelah, dan bebas dari prasangka agar pemberitaan
yang diharapkan khalayak tunarungu dapat terpenuhi.
Kesimpulan dari skor rata-rata tiap-tiap dimensi kredibilitas program
berita Topik Pagi yaitu rangking pertama sumber yang dapat dipercaya
(beliavability), rangking kedua keakuratan berita yang disajikan (accuracy),
rangking tiga atau rangking pertengahan ialah kepercayaan terhadap media
(trustworthiness), rangking keempat yaitu kelengkapan fitur berita
(completeness), sedangkan rangking terakhir adalah keseimbangan dalam
pemberitaan (un-bias).
89
3. Perbandingan Skor Rata-rata Kredibilitas Program Berita Versi Bahasa
Isyarat TVRI dan ANTV
Setelah dilakukan uji nilai rata-rata, maka peneliti menjabarkan
perbandingan skor rata-rata respon kredibilitas dari kedua program verita
versi bahasa isyarat tersebut. Untuk lebih jelasnya dalam penelitian ini maka
disajikan tabel data sebagai berikut:
Tabel 18. Perbandingan Skor Rata-rata Program Berita di TVRI
dan ANTV
Indonesia Malam di TVRI
No Dimensi Skor Rata-
rata
Rangkin
g
1. Sumber yang dapat dipercaya (Believability 21,1 1
2. Keakuratan berita yang disajikan (Accuracy) 18,1 2
3. Kepercayaan pada media (Trustworthiness) 12,45 3
4. Kelengkapan fitur berita (Copleteness) 10,55 4
5. Keseimbangan pemberitaan (Un-bias) 10,5 5
Berdasarkan tabel 18, dapat diketahui bahwa dimensi sumber yang
dapat dipercaya (believability) pada program berita versi bahasa isyarat
Indonesia Malam di TVRI meraih peringkat pertama dengan rata-rata 21,1,
begitu juga dengan program berita versi bahasa isyarat Topik Pagi di ANTV
yang mendapatkan peringkat pertama yaitu dimensi sumber yang dapat
Topik Pagi di ANTV
No Dimensi Skor Rata-
rata
Rangkin
g
1. Sumber yang dapat dipercaya (Believability 20,05 1
2. Keakuratan berita yang disajikan (Accuracy) 17,1 2
3. Kepercayaan pada media (Trustworthiness) 12,25 3
4. Kelengkapan fitur berita (Copleteness) 10,7 4
5. Keseimbangan pemberitaan (Un-bias) 9,9 5
90
dipercaya (believability) dengan nilai rata-rata 20,05. Hal ini menunjukkan
bahwa kedua program berita antara Indonesia Malam dan Topik Pagi dapat
dijadikan sumber informasi yang dapat dipercaya dalam menyampaikan
berita.
Dimensi yang mendapat rangking kedua pada program berita
Indonesia malam di TVRI yaitu keakuratan berita yang disajikan (accuracy)
dengan nilai rata-rata 18,1. Sama hal nya dengan program berita Topik Pagi
di ANTV yang menduduki rangking kedua yaitu dimensi keakuratan berita
(accuracy) dengan nilai rata-rata 17,1. Hal ini menunjukkan bahwa dari
kedua program berita versi bahasa isyarat antara Indonesia Malam dan Topik
Pagi telah memperhatikan kecermatan, keakuratan, dan sifat koreksi media
kepada responden.
Selanjutnya dimensi yang mendapat rangking ketiga pada program
berita Indonesia Malam di TVRI yaitu kepercayaan terhadap media
(trustworthieness) dengan nilai rata-rata 12,45. Sama halnya dengan
program berita Topik Pagi di ANTV yang menduduki rangking ketiga yaitu
dimensi kepercayaan terhadap media (trustworthiness) dengan nilai rata-rata
12,25. Hal ini menunjukkan bahwa data yang diperoleh dari responden
menyimpulkan kedua program berita tersebut dapat menimbulkan
kepercayaan terhadap topik berita yang disajikan. Artinya topik berita yang
dipilih mengandung nilai kebenaran.
91
Pada program berita Indonesia Malam di TVRI dimensi kelengkapan
fitur berita (completeness) mendapatkan rangking keempat dengan nilai rata-
rata 10,55. Sama halnya dengan program berita Topik Pagi di ANTV yang
menduduki peringkat keempat yaitu dimensi kelengkapan fitur berita
(completeness) dengan nilai rata-rata 10,7. Hal ini menunjukkan bahwa
kedua program berita versi bahasa isyarat ini belum memiliki kelengkapan
fitur berita yang diharapkan responden.
Pada program berita Indonesia Malam di TVRI dimensi keseimbangan
pemberitaan (un-bias) mendapatkan rangking terendah dengan nilai rata-rata
10,5. Begitu juga dengan program berita Topik Pagi di ANTV yang
menduduki peringkat kelima yaitu dimensi keseimbangan pemberitaan (un-
bias) dengan nilai rata-rata 9,9. Hal ini menunjukkan bahwa kedua program
berita tersebut belum menyampaikan isi berita secara netral.
Kesimpulan dari perbandingan skor rata-rata program Indonesia
Malam di TVRI dan Topik Pagi di ANTV yaitu dimensi kredibilitas yang
meraih peringkat pertama sampai peringkat kelima ialah dimensi yang sama.
Rangking pertama sumber yang dapat dipercaya (believability), rangking
kedua keakuratan berita yang disajikan (accuracy),rangking ketiga
kepercayaan terhadap media (trustworthiness), rangking keempat
kelengkapan fitur berita (completeness), dan rangking kelima keseimbangan
pemberitaan (un-bias).
92
D. Analisis Uji Paired Sampel
Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan respon kredibilitas yang
signifikan dari skor rata-rata antara dua program berita tersebut berbeda secara
statistik, maka perlu dilakukan pengujian sebagai berikut:
H0 : μ1 = μ2, tidak terdapat perbedaan respon kredibilitas yang signifikan
setelah menonton Indonesia Malam dan Topik Pagi pada penyandang
tunarungu Gerkatin.
H0 : μ1 ≠ μ2, terdapat perbedaan respon kredibilitas yang signifikan setelah
menonton Indonesia Malam dan Topik Pagi pada penyandang tunarungu
Gerkatin.
Kriteria Uji:
Jika -2,09302 < T Hitung < 2,09302 maka H0 diterima
Jika -2,09302 > T Hitung > 2,09302 maka H0 ditolak
Aα = 5%, jadi 0,5 α = 2,5% (dua sisi)
=n-1, dk=20-1=19 sehingga (tα,dk)=(t0,025)= 2,09302
Wilayah kritik : z < -2,09302 atau z > 2,09302
Untuk lebih jelasnya hitungan Paired Sampel Statistics maka disajika
tabel berikutnya setelah halaman ini:
93
Tabel 19. Uji Paired Sampel Statistics SPSS 20
Paired Samples Statistics
Mean N
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
Pair 1 TVRI 72,70 20 8,992 2,011
ANTV 70,00 20 9,330 2,086
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair
1
TVRI
&
ANTV
20 ,598 ,005
Paired Samples Test
Paired Differences
T Df
Sig. (2-
tailed) Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
TVRI
–
ANTV
2,700 8,215 1,837 -1,145 6,545 1,470 19 ,158
Berdasarkan hasil uji paired samples statistik dapat dilihat rata-rata
selisih respon kredibilitas dari setiap program berita di dua stasiun televisi
berbeda. Program Indonesia Malam di TVRI memiliki rata-rata 72,70 dengan
standar deviasi 8,992. Sedangkan program berita Topik Pagi di ANTV dengan
rata-rata 70,00 dengan standar deviasi 9,330. Standard error of mean Indonesia
Malam adalah 2,011 dan Topik Pagi 2,086. Skor mean Topik Pagi lebih kecil
94
dibandingkan dengan Indonesia Malam yang menunjukkan bahwa Topik Pagi
lebih kredibel dibandingkan Indonesia Malam.
Pada tabel paired samples correlation menunjukkan bahwa hubungan
antara Indonesia Malam dan Topik Pagi memiliki sifat yang lemah dengan nilai
0,598 dengan signifikan 0,005. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada
perbedaan respon kredibilitas yang nyata antara Indonesia Malam dan Topik
Pagi namun signifikan.
Berdasarkan perhitungan t tabel diketahui bahwa t tabel -2,09302 dan t
hitung -1,145 dengan signifikan 0,158. Hal ini menunjukkan bahwa H0 berada
pada wilayah diterima karena nilai t tabel < dari nilai hitung (-2,09302 < -1,145)
dengan signifikan 0,158 > 0,05. Oleh karena t hitung terletak pada H0 diterima
maka dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan kredibilitas yang signifikan
antara program berita versi bahasa isyarat Indonesia Malam dan Topik Pagi.
Dapat disimpulkan dengan perbandingan nilai probabilitas (signifikan)
diketahui nilai hasil two failed dengan angka 0,158 lebih besar dari 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa tida terdapat respon kredibilitas yang signifikan antara
Indonesia Malam dan Topik Pagi.
93
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan serangkaian uji statistik pada perbandingan respon
kredibilitas program berita versi bahasa isyarat di TVRI dan ANTV pada
pengurus Gerkatin Pusat, di dapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Uji kredibilitas yang telah dilakukan pada penelitian ini yaitu dimensi
kredibilitas yang meraih rangking pertama sampai rangking kelima ialah
dimensi kredibilitas yang sama. Rangking pertama sumber yang dapat
dipercaya (believability), rangking kedua keakuratan berita yang disajikan
(accuracy),rangking ketiga kepercayaan terhadap media (trustworthiness),
rangking keempat kelengkapan fitur berita (completeness), dan rangking
kelima keseimbangan pemberitaan (un-bias).
2. Berdasarkan hasil perhitungan paired samples diketahui nilai t hitung -1,145
dengan signifikan 0,158. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat
perbedaan kepuasan yang signifikan antara program berita versi bahasa
isyarat Indonesia Malam dan Topik Pagi.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dengan uji statistik, dan juga kesimpulan
yang telah dipaparkan sebelumnya, maka saran yang dapat diberikan pada
penelitian ini diantaranya:
96
1. Bagi akademisi, peneliti menyarankan untuk meanjutkan penelitian
mengenai kredibilitas media dengan jenis lainnya seperti media cetak, radio,
maupun online. Dimensi kredibilitas media yang digunakan juga dapat lebih
bervariasi dengan menggunakan teori dimensi para ahli lainnya seperti
Gaziano dan McGarth (1989).
2. Bagi praktisi media televisi sebaiknya memperhatikan unsur kelengkapan
fitur berita (completeness) dan unsur keseimbangan pemberitaan (un-bias)
demi menjaga kredibilitas media agar sesuai dengan fungsi media yang
sebenarnya. Melalui penelitian ini kita dapat mengetahui bahwa media
sebenarnya mengatakan bahwa dirinya memiliki kredibilitas, belum tentu
juga dinilai kredibel oleh khalayak.
97
DAFTAR PUSTAKA
ANTV. “Tentang Kami.” Artikel diakses pada 17 November 2016 dari
http://an.tv/ol/about
Aryani, Wuri. “Realisasi Hak Publik dalam Produksi Berita Bahasa Isyarat di
Televisi (Studi Kasus Program Berita Indonesia Malam Versi Bahasa Isyarat di
TVRI).” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.
Aziz, Abdul. “Analisis Produksi Program Dialog TVRI pada Tema Penanganan
Terorisme.” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.
Badjuri, Adi. Jurnalistik Televisi. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010.
Budyatma, Muhammad. dkk. Teori Komunikasi Antarpribadi. Jakarta: Kencana
Prenada Group, 2011.
Bungin, Burhan. Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media, 2010.
, Sosiologi Komunikasi Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi di
Masyarakat. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006.
, Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta; Kencana Prenada Media,
2005.
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1996.
Effendy, Onong Uchjana. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra
Aditya Bakti, 2003.
Ekmen, P. dkk. Semiotika. Jakarta: Kencana Prenada Group, 1969.
Gulo, Dai. Kamus Psychologi. Bandung: Tonis, 1982.
Hardjana, M. Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal. Yogyakarta: Kanisius,
2009.
Kountur, Ronny. Metode Penelitian. Jakarta: CVTaruna Gravica, 2003.
Krisyanidayati. “Perbandingan Kepuasan Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi Terhadap Program Berita Di TV One dan Metro TV.” Skripsi
S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.
98
Krisyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2009.
Mallo, Monnase. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Karunia, 1986.
Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2002.
Morissan. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta: Kencana, 2008.
Muda, Deddy Iskandar. Jurnalistik Televisi: Menjadi Reporter Profesional. Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2005.
Muhtadi , Asep S. dan Handayani, Sri. Dakwah Kontemporer: Pola Alternatif
Dakwah Melalui Televisi. Bandung: Pusada Press, 2000.
Nazir, Muhammad. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia,1983.
Noor, Juliansyah. Metodologi Penelitian : Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011.
Pasaribu, Amudi. Pengantar Statistik. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983.
Prasetyo, Bambang dan Jannah, Lina Miftahul. Metode Penelitian Kuantitatif Teori
dan Aplikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005.
Rakhmat, Jalaludin. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999.
Rusiana, Eva Pratiwi. “Perbandingan Respon Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi terhadap Tayangan Berita Seputar Indonesia dan Tayangan
Berita Liputan 6.” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012.
Saraswati, Amelia. “Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan.”
Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri Jakarta,
2006.
Setiarto, Bambang. “Tuna Rungu.” artikel diakses pada 20 Juli 2016 dari
http://tunarungu.com/
Sendjaja, S. Djuarsa. Teori Komunikasi. Jakarta: UT, 2005.
Somantri, Sutjihati. Tuna Rungu Dalam Pandangan Sosial. Yogyakarta: Graha Ilmu,
1996.
Sudarsono. Kamus Filsafat dan Psikologi. Jakarta: Rineka Cipta, 1993.
99
Suhaemi dan Nasrullah, Ruli. Bahasa Jurnalistik. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN
Jakarta, 2009.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,
2014.
Singarambun, Masri. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES, 2011.
Suryawati, Indah. Jurnalistik Suatu Pengantar Teori & praktik. Bogor: Ghalia
Indonesia, 2011.
Tamburaka, Apriadi. Agenda Setting Media Massa. Jakarta: Raja Grafindo, 2012.
Tasmara, Toto. Komunikasi Dakwah. Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997.
Tebba, Sudirman. Jurnalistik Baru. Ciputat: Kalam Indonesia, 2005.
TVRI. “Sejarah.” Artikel diakses pada 30 November 2016 dari
http://www.tvri.co.id/page/sejarah
Wikipedia. “ANTV.” Artikel diakses pada 17 November 2016 dari
http://id.wikipedia.org/wiki/antv
Wikipedia. “Berita.” Artikel diakses pada 9 Agustus 2016 dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Berita
Wikipedia. “Televisi Republik Indonesia.” Artikel diakses pada 30 November 2016
dari http://id.wikipedia.org/wiki/Televisi_Republik_Indonesia
Wikipedia. “Topik (Acara Televisi).” Artikel diakses pada 17 November 2016 dari
http://id.wikipedia.org/topik_(acara_televisi)
Winarsih, Murni. Pembinaan Tuna Rungu Dalam Lingkungan Sosial. Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2007.
Yudisial RI, Komisi. “Undang-Undang.” artikel diakses pada 20 Juli 2016 dari
http://www.komisiyudisial.go.id/undang-undang.html
SUSUNAN PENGURUS GERKATIN PUSAT
MASA BAKTI : 2015-2020
DEWAN PEMBINA PUSAT : Direktur ODK Kemensos R.I
Ketua Umum DNIKS
Ketua Umum PPDI Pusat
DEWAN PERTIMBANGAN ORGANISASI PUSAT
KETUA : Ir. H. Aprizal Zakaria
SEKRETARIS : Rama Syahti
DEWAN PENGURUS PUSAT
KETUA UMUM : Bambang Prasetyo
WAKIL KETUA UMUM : Juniati Effendi
SEKRETARIS UMUM : Tori Hermawan
WAKIL SEKRETARIS UMUM : Wilma Redjeki
BENDAHARA UMUM : Dita Indriyanti
WAKIL BENDAHARA UMUM : Achmad Iwan
KOORDINATOR BIDANG-BIDANG
1. AKSESIBILITAS : Irdanelly
2. KESEJAHTERAAN
2.1.TENAGA KERJA : Andrew Sihombing
2.2.KESENIAN & KEBUDAYAAN : Nasruddin
2.3.KESEHATAN : Myrna Mustika Sari
3. KEPEMUDAAN : Dimas Hendrayanto
4. OLAH RAGA : Kumala Manurung
5. PENDIDIKAN : Panji Surya Sahetapy
6. ORGANISASI : Budi Heryawan
7. HUMAS DAN PUBLIKASI : Fedayen Alquasi
8. ADVOKASI DAN HAM : Lidya Miranita
9. PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
: Wilma Redjeki
10. HUBUNGAN INTERNASIONAL : Iwan Sartyawan
11. TEKNOLOGI INFOKOM : Abdul Abbas
12. PENDATAAN : Phieter Angdika
13. EKONOMI KREATIF/WIRASWASTA : Tori Hermawan
14. PEDULI LANJUT USIA : Hendra Pangestu
KOORDINATOR PENGHUBUNG ANTAR WILAYAH
1. WILAYAH SUMATERA DAN KEPULAUAN RIAU
: Ferinaldi
2. WILAYAH BANTEN, DKI JAKARTA DAN JAWA BARAT
: Billy Permana
3. WILAYAH JAWA TENGAH, DI JOGYAKARTA, JAWA TIMUR
: Yuyun Maskurun
4. WILAYAH BALI, NTB DAN NTT : Andri Donasi
5. WILAYAH KALIMANTAN : Yusna
6. WILAYAH SULAWESI : Ygassin
7. WILAYAH PAPUA : Ibo Hemi
UJI VALIDITAS ANTV
No. Res X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 TOTAL X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 TOTAL Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4 Y1.5 Y1.6 TOTAL
1 3 3 2 2 2 12 3 4 2 3 12 4 3 3 3 2 2 17 2 2 3 3 2 2 12 3 4 3 2 12 3 3 3 2 1 2 14 3 3 4 3 3 3 16 3 4 4 3 14 3 3 3 3 3 3 18 4 3 2 2 3 3 13 3 3 3 2 11 3 2 3 3 3 3 17 5 5 5 5 5 3 23 5 5 4 3 17 4 4 4 4 4 3 23 6 3 3 3 4 2 15 3 4 3 3 13 4 4 3 4 2 4 21 7 3 2 2 3 3 13 3 4 3 3 13 3 3 3 3 3 3 18 8 5 4 4 2 4 19 5 5 3 2 15 3 3 3 4 5 3 21 9 1 2 3 1 1 8 2 1 1 1 5 3 2 3 1 1 1 11
10 5 4 3 4 5 21 4 5 4 3 16 3 3 4 3 3 4 20 11 4 5 5 2 4 20 5 5 5 5 20 3 3 3 3 2 2 16 12 2 4 2 2 1 11 4 5 4 3 16 4 4 4 5 4 3 24 13 3 4 3 2 1 13 3 5 3 2 13 3 3 3 5 3 5 22 14 3 3 2
5 13 4 3 3 3 13 4 4 4 4 4 4 24
15 4 3 3 3 3 16 4 3 3 3 13 3 3 3 4 3 4 20 16 5 5 5 3 4 22 5 3 3 3 14 4 3 4 4 3 5 23 17 4 4 4 4 5 21 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 5 25 18 4 4 2 4 4 18 4 5 4 4 17 4 4 4 4 4 4 24 19 3 3 3 3 4 16 3 3 3 3 12 3 3 2 3 3 2 16 20 3 2 2 2 4 13 3 4 3 2 12 3 3 3 3 4 2 18 21 4 4 4 2 1 15 3 5 2 2 12 4 4 4 4 3 3 22 22 4 4 4 4 4 20 4 5 4 4 17 4 4 4 4 4 4 24 23 4 4 4 4 2 18 3 3 4 3 13 4 4 4 4 4 4 24 24 2 2 2 5 5 16 5 5 5 3 18 5 5 5 5 5 5 30 25 4 4 3 4 4 19 4 4 4 3 15 4 4 4 4 4 4 24 26 5 4 4 5 1 19 4 5 5 3 17 5 5 5 5 5 5 30 27 5 5 5 4 4 23 4 5 5 3 17 5 3 4 5 5 4 26 28 2 2 1 3 3 11 3 1 2 1 7 3 3 3 3 3 3 18 29 2 2 2 1 2 9 4 4 3 2 13 4 4 4 4 2 3 21 30 2 2 2 2 1 9 2 4 3 3 12 3 3 4 3 1 2 16
Jumlah 102 102 92 88 90 474 109 120 102 84 415 109 103 107 110 97 101 627
R.Hitung ,661 ,701 ,533 ,636 ,240 ,702 ,658 ,813 ,586 ,613 ,613 ,615 ,775 ,634 ,716
Y2.1
Y2.2
Y2.3
Y2.4
TOTAL
Y3.1
Y3.2
Y3.3
Y3.4
TOTAL
Y4.1
Y4.2
Y4.3
TOTAL
Y5.1
Y5.2
Y5.3
Y5.4
Y5.5
Y5.6
TOTAL
2 4 3 3 12 2 3 3 2 10 2 3 3 8 3 3 2 3 2 4 17 2 3 3 3 11 2 3 2 2 9 4 3 4 11 2 4 4 4 4 4 22 4 4 3 3 14 3 2 2 3 10 4 4 4 12 3 3 3 3 3 3 18 3 3 3 3 12 2 2 2 2 8 3 3 3 9 2 4 2 3 2 3 16 4 4 4 4 16 4 4 4 4 16 4 4 4 12 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 16 4 4 4 4 16 3 3 3 9 3 3 3 4 3 3 19 3 4 4 3 14 4 4 3 3 14 3 3 3 9 3 3 3 3 3 3 18 3 5 3 3 14 3 3 2 2 10 3 4 4 11 3 3 3 3 3 2 17 1 2 2 2 7 2 2 3 2 9 3 5 3 11 1 2 2 1 1 5 12 3 4 4 4 15 4 4 4 4 16 4 4 4 12 3 4 2 2 3 4 18 5 5 5 5 20 5 5 2 2 14 3 4 4 11 5 4 3 3 5 2 22 5 5 5 5 20 4 4 4 4 16 4 4 4 12 3 4 3 3 5 2 20 4 4 4 4 16 4 4 4 4 16 4 3 4 11 5 5 5 5 4 4 28 3 5 5 5 18 5 5 5 5 20 4 3 5 12 2 3 2 2 3 4 16 3 4 4 4 15 4 4 2 2 12 3 4 4 11 2 4 2 3 3 4 18 4 3 3 4 14 4 4 3 3 14 5 5 5 15 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 16 4 4 2 2 12 4 4 4 12 3 4 2 4 4 2 19 4 4 4 4 16 3 3 3 3 12 4 5 4 13 3 3 3 3 4 3 19 3 3 3 3 12 3 3 2 2 10 3 3 3 9 3 4 2 3 3 2 17 3 4 4 3 14 3 3 3 3 12 3 3 3 9 2 3 2 3 3 4 17 3 3 3 3 12 4 3 3 3 13 4 3 3 10 2 4 3 3 3 3 18 4 4 4 4 16 3 4 3 3 13 4 4 4 12 4 4 3 3 4 4 22 4 4 4 3 15 3 3 3 2 11 4 4 4 12 2 4 2 3 4 5 20 5 5 5 4 19 3 3 2 2 10 4 5 4 13 3 4 3 4 5 1 20 5 3 3 3 14 2 2 2 2 8 3 3 3 9 3 3 4 4 4 3 21 5 5 5 3 18 4 4 3 3 14 5 5 5 15 5 5 5 5 5 4 29 5 5 5 5 20 4 4 3 3 14 4 4 5 13 5 4 2 3 5 2 21 3 3 3 2 11 4 3 3 3 13 3 3 4 10 3 3 3 3 2 3 17 2 3 3 3 11 3 3 3 2 11 4 4 4 12 3 4 3 3 2 4 19 3 4 4 3 14 3 3 3 3 12 4 3 4 11 3 3 2 3 3 4 18
106 117 113 106 442 102 102 87 84 375 109 112 115 336 92 109 86 97 103 99 586 ,821 ,660 ,731 ,710
,557 ,629 ,172 ,341
,591 ,412 ,655
,719 ,607 ,401 ,541 ,847 -
,324
UJI VALIDITAS
TVRI
No. Res X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 TOTAL X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 TOTAL Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4 Y1.5 Y1.6 TOTAL
1 3 3 2 4 2 14 3 4 2 3 12 4 3 3 3 2 2 17
2 2 3 3 2 1 11 3 4 3 2 12 3 3 3 2 2 2 15
3 3 4 3 3 5 18 4 4 4 3 15 3 3 3 3 3 3 18
4 2 2 2 2 5 13 2 4 3 2 11 3 3 3 2 2 2 15
5 5 5 5 5 3 23 5 5 4 3 17 4 4 4 4 4 3 23
6 3 3 3 4 2 15 4 4 3 3 14 4 4 3 4 3 4 22
7 4 2 2 4 4 16 4 4 3 3 14 3 3 3 3 3 3 18
8 5 4 4 2 4 19 5 5 4 2 16 3 3 3 3 5 3 20
9 5 5 3 1 1 15 2 1 1 1 5 3 2 3 1 1 1 11
10 5 4 3 4 5 21 4 5 4 3 16 3 3 4 5 2 4 21
11 4 5 5 4 4 22 5 5 5 5 20 3 3 3 3 3 3 18
12 4 4 4 4 2 18 4 5 4 3 16 4 4 4 5 4 3 24
13 4 4 3 4 1 16 3 5 3 2 13 4 4 4 5 3 5 25
14 4 4 3 4 5 20 4 3 4 4 15 5 3 3 4 4 4 23
15 3 3 3 3 3 15 3 3 4 3 13 4 4 3 4 3 4 22
16 5 5 5 2 2 19 1 3 3 1 8 4 4 3 4 4 5 24
17 4 4 4 4 5 21 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 5 25
18 4 4 2 4 4 18 4 5 4 4 17 4 4 4 4 4 4 24
19 3 3 3 3 4 16 3 3 3 3 12 3 3 4 3 3 4 20
20 3 2 2 4 4 15 3 4 3 3 13 3 3 3 4 4 2 19
21 4 4 4 2 1 15 3 5 2 2 12 4 4 4 4 3 3 22
22 4 4 4 4 4 20 4 5 4 4 17 4 4 4 4 4 4 24
23 4 4 4 4 2 18 4 3 4 3 14 4 4 4 4 4 4 24
24 2 3 2 5 5 17 5 5 5 3 18 5 5 5 5 5 5 30
25 4 3 3 4 4 18 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 4 24
26 5 5 5 5 1 21 5 5 5 5 20 5 5 5 5 5 5 30
27 5 5 5 4 4 23 5 5 4 4 18 5 5 5 5 5 4 29
28 2 2 1 5 3 13 5 1 2 1 9 4 4 4 3 5 3 23
29 2 2 2 4 2 12 4 4 4 2 14 4 4 4 4 2 3 21
30 2 2 2 3 1 10 2 4 4 4 14 3 3 4 3 1 2 16
Jumlah 109 107 96 107 93 512 111 121 106 89 427 113 109 110 111 101 103 647
R.Hitung ,379 ,421 ,486 ,662 ,169 ,610 ,480 ,695 ,559 ,648 ,689 ,552 ,805 ,698 ,738
Y2.1 Y2.2 Y2.3 Y2.4 TOTAL Y3.1 Y3.2 Y3.3 Y3.4 TOTAL Y4.1 Y4.2 Y4.3 TOTAL Y5.1 Y5.2 Y5.3 Y5.4 Y5.5 Y5.6 TOTAL
2 4 3 4 13 3 3 2 2 10 2 3 3 8 3 3 2 3 2 4 17 2 3 3 3 11 2 3 2 2 9 4 3 3 10 2 4 4 3 3 4 20 4 4 3 3 14 3 3 3 3 12 4 3 4 11 3 3 3 3 3 3 18 4 3 3 3 13 2 2 2 2 8 2 1 1 4 3 4 2 4 2 3 18 4 4 4 4 16 4 4 4 4 16 4 4 4 12 4 4 4 4 3 4 23 4 4 4 4 16 4 4 4 4 16 3 3 3 9 4 4 3 4 3 3 21 4 4 3 3 14 4 4 3 3 14 4 4 4 12 4 4 3 3 4 2 20 4 5 4 4 17 3 3 2 2 10 3 3 4 10 3 3 3 3 3 2 17 1 2 2 2 7 2 2 3 2 9 3 1 3 7 1 2 2 1 1 5 12 4 4 4 4 16 4 4 4 4 16 4 4 4 12 4 4 2 4 2 4 20 5 5 5 5 20 5 5 2 2 14 3 4 4 11 4 4 3 3 5 2 21 4 5 5 5 19 4 4 4 4 16 4 4 4 12 5 5 1 2 4 2 19 3 4 4 4 15 4 4 4 4 16 3 3 4 10 5 5 5 5 2 4 26 3 5 5 5 18 5 5 5 5 20 5 3 5 13 4 4 4 4 3 4 23 3 4 4 4 15 4 4 2 2 12 4 4 4 12 4 4 2 2 3 4 19 3 3 3 4 13 4 4 2 3 13 4 4 4 12 5 5 4 4 5 4 27 4 4 4 4 16 4 4 1 2 11 4 4 4 12 4 4 3 4 4 2 21 4 4 4 4 16 3 3 3 3 12 4 4 3 11 3 3 3 3 4 2 18 4 3 3 4 14 3 3 1 1 8 3 3 3 9 4 4 2 4 4 2 20 3 4 4 4 15 3 3 3 3 12 3 3 3 9 3 3 3 3 3 4 19 4 3 3 3 13 4 3 3 3 13 4 4 3 11 3 4 3 3 4 3 20 4 4 4 4 16 4 4 4 4 16 4 4 4 12 4 4 3 4 4 4 23 3 4 4 5 16 4 4 2 3 13 4 4 4 12 4 4 3 4 3 4 22 5 5 5 5 20 5 5 1 1 12 5 5 5 15 5 4 3 4 5 1 22 5 3 3 3 14 3 3 2 2 10 3 3 3 9 5 5 1 5 5 3 24 5 5 5 5 20 5 5 1 1 12 5 5 5 15 5 5 5 5 5 5 30 5 5 5 5 20 4 4 3 3 14 4 4 5 13 4 4 2 3 5 2 20 5 3 3 3 14 4 3 2 2 11 5 5 5 15 3 3 3 3 5 5 22 2 3 3 3 11 3 3 1 1 8 4 4 4 12 3 4 3 3 2 4 19 3 4 4 4 15 3 3 3 3 12 4 3 4 11 4 3 2 3 3 4 19
110 117 113 117 457 109 108 78 80 375 112 106 113 331 112 116 86 103 104 99 620 ,622 ,722 ,799 ,751
,842 ,851 ,096 ,229
,523 ,692 ,663
,736 ,543 ,299 ,488 ,563 -
,285
Uji Reliabilitas Topik Pagi ANTV
Pernyataan 19
104,76 293,761 ,710 ,940
Pernyataan 20
104,90 297,167 ,557 ,941
Pernyataan 21
104,90 296,239 ,629 ,941
Pernyataan 22
105,41 308,680 ,172 ,944
Pernyataan 23
105,52 303,973 ,341 ,943
Pernyataan 24
104,62 299,172 ,591 ,941
Pernyataan 25
104,48 302,330 ,412 ,942
Pernyataan 26
104,45 299,042 ,655 ,941
Pernyataan 27
105,14 287,766 ,719 ,940
Pernyataan 28
104,59 298,966 ,607 ,941
Pernyataan 29
105,34 300,163 ,401 ,943
Pernyataan 30
104,97 297,963 ,541 ,941
Pernyataan 31
104,79 282,313 ,847 ,938
Pernyataan 32
104,97 324,106 -,324 ,950
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of
Items
,943 32
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
Pernyataan 1
104,83 286,433 ,661 ,940
Pernyataan 2
104,83 287,362 ,701 ,940
Pernyataan 3
105,14 291,980 ,533 ,942
Pernyataan 4
105,21 287,384 ,636 ,940
Pernyataan 5
105,31 300,579 ,240 ,946
Pernyataan 6
104,62 292,030 ,702 ,940
Pernyataan 7
104,21 287,313 ,658 ,940
Pernyataan 8
104,83 285,505 ,813 ,939
Pernyataan 9
105,45 295,399 ,586 ,941
Pernyataan 10
104,62 298,672 ,613 ,941
Pernyataan 11
104,83 297,433 ,613 ,941
Pernyataan 12
104,69 298,436 ,615 ,941
Pernyataan 13
104,59 287,966 ,775 ,939
Pernyataan 14
105,03 286,820 ,634 ,940
Pernyataan 15
104,90 285,382 ,716 ,939
Pernyataan 16
104,69 283,222 ,821 ,938
Pernyataan 17
104,38 294,958 ,660 ,940
Pernyataan 18
104,52 292,901 ,731 ,940
Uji Reliabilitas Indonesia Malam TVRI
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of
Items
,930 32
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
Pernyataan 1
108,67 294,782 ,379 ,930
Pernyataan 2
108,73 293,720 ,421 ,930
Pernyataan 3
109,10 289,886 ,486 ,929
Pernyataan 4
108,73 285,444 ,662 ,927
Pernyataan 5
109,20 299,062 ,169 ,935
Pernyataan 6
108,60 286,869 ,610 ,927
Pernyataan 7
108,27 290,616 ,480 ,929
Pernyataan 8
108,77 286,875 ,695 ,926
Pernyataan 9
109,33 288,437 ,559 ,928
Pernyataan 10
108,53 294,257 ,648 ,928
Pernyataan 11
108,67 292,368 ,689 ,927
Pernyataan 12
108,63 296,792 ,552 ,928
Pernyataan 13
108,60 282,110 ,805 ,925
Pernyataan 14
108,93 281,306 ,698 ,926
Pernyataan 15
108,87 282,051 ,738 ,926
Pernyataan 16
108,63 287,068 ,622 ,927
Pernyataan 17
108,40 289,421 ,722 ,926
Pernyataan 18
108,53 287,016 ,799 ,926
Pernyataan 19
108,40 288,662 ,751 ,926
Pernyataan 20
108,67 284,920 ,842 ,925
Pernyataan 21
108,70 285,734 ,851 ,925
Pernyataan 22
109,70 304,907 ,096 ,934
Pernyataan 23
109,63 300,240 ,229 ,932
Pernyataan 24
108,57 295,082 ,523 ,928
Pernyataan 25
108,77 286,944 ,692 ,926
Pernyataan 26
108,53 289,706 ,663 ,927
Pernyataan 27
108,57 285,426 ,736 ,926
Pernyataan 28
108,43 295,633 ,543 ,928
Pernyataan 29
109,43 298,806 ,299 ,931
Pernyataan 30
108,87 293,982 ,488 ,929
Pernyataan 31
108,83 286,833 ,563 ,928
Pernyataan 32
109,00 319,724 -,285 ,938
RESPON KREDIBILITAS INDONESIA MALAM
No. Res X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 Total X1 X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 Total X2 Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4 Y1.5 Y1.6 Total Y1
1 4 4 3 4 15 4 4 4 3 15 4 4 4 4 4 4 24
2 4 4 4 4 16 4 4 2 2 12 4 4 3 4 4 4 23
3 5 5 5 5 20 5 5 5 5 20 4 4 4 4 4 4 24
4 4 4 3 4 15 4 4 4 3 15 4 4 4 4 4 4 24
5 4 4 4 4 16 5 5 5 5 20 5 5 5 5 5 5 30
6 4 4 4 4 16 4 4 4 4 16 4 4 4 2 2 2 18
7 2 2 2 1 7 4 4 3 3 14 2 3 3 2 2 1 13
8 3 3 2 4 12 4 5 5 5 19 3 3 3 3 4 4 20
9 1 1 1 1 4 4 4 4 3 15 4 4 4 4 2 1 19
10 2 2 2 3 9 2 4 2 2 10 2 2 4 4 4 4 20
11 4 3 2 4 13 4 4 3 2 13 4 3 4 4 4 4 23
12 4 4 4 2 14 2 4 2 2 10 3 3 3 4 2 2 17
13 5 4 4 5 18 4 5 4 3 16 4 3 5 4 4 2 22
14 3 3 3 2 11 3 3 3 3 12 4 4 4 4 4 4 24
15 4 4 4 4 16 4 4 4 2 14 4 4 4 4 4 4 24
16 4 4 4 4 16 4 4 4 4 16 3 3 3 4 2 4 19
17 4 4 4 4 16 5 4 4 3 16 3 3 5 4 2 2 19
18 4 4 4 3 15 3 3 3 3 12 4 4 4 4 4 4 24
19 3 2 2 4 11 2 4 3 3 12 3 3 4 4 2 2 18
20 4 4 4 4 16 3 4 3 2 12 3 3 3 4 2 2 17
Y2.1 Y2.2 Y2.3 Y2.4 Total Y2 Y3.1 Y3.2 Y3.4 Total Y3 Y4.1 Y4.2 Y4.3 Total Y4 Y5.1 Y5.2 Y5.3 Y5.4 Y5.5 Total Y5
4 4 3 4 15 4 4 3 11 4 4 4 12 4 4 4 4 4 20
4 3 2 2 11 4 4 4 12 2 1 2 5 4 4 4 4 4 20
4 4 4 4 16 4 4 4 12 1 1 3 5 5 5 2 5 5 22
4 4 2 4 14 4 4 2 10 4 4 4 12 4 4 4 4 4 20
4 4 4 4 16 4 4 3 11 5 5 5 15 4 4 3 4 4 19
2 2 2 4 10 4 4 2 10 2 2 2 6 4 4 2 4 2 16
2 2 1 2 7 4 2 2 8 4 4 4 12 4 4 4 3 2 17
3 3 3 3 12 5 5 5 15 4 4 4 12 4 4 3 4 4 19
2 3 4 4 13 4 4 2 10 1 1 4 6 4 4 4 4 4 20
2 2 3 4 11 4 4 2 10 4 2 3 9 4 4 4 4 4 20
4 2 3 3 12 4 4 2 10 4 4 4 12 4 4 4 4 4 20
4 3 3 4 14 4 4 4 12 3 2 3 8 4 4 4 4 4 20
5 4 4 5 18 4 4 4 12 4 4 4 12 4 4 3 4 4 19
3 3 3 3 12 4 4 3 11 4 4 4 12 4 4 3 3 3 17
4 4 4 4 16 4 4 3 11 4 4 5 13 4 4 3 4 4 19
2 3 3 3 11 2 2 2 6 4 4 4 12 3 3 3 3 2 14
2 2 2 2 8 4 2 2 8 4 4 4 12 5 5 1 2 2 15
2 2 3 3 10 4 3 3 10 4 4 5 13 2 4 2 4 2 14
2 3 3 3 11 3 3 2 8 3 4 4 11 4 4 4 4 2 18
2 2 4 4 12 5 5 3 13 4 4 4 12 2 4 2 3 2 13
RESPON KREDIBILITAS TOPIK PAGI
No. Res X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 Total X1 X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 Total X2 Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4 Y1.5 Y1.6 Total Y1
1 3 4 2 1 10 3 4 3 3 13 3 3 3 3 4 2 18
2 4 4 4 4 16 3 4 2 2 11 4 4 4 4 4 4 24
3 2 2 1 1 6 2 2 2 2 8 4 4 4 2 2 4 20
4 3 3 3 3 12 3 3 2 2 10 4 4 4 4 3 4 23
5 4 4 2 4 14 5 3 3 3 14 5 5 5 5 5 5 30
6 1 2 1 1 5 3 3 2 2 10 3 3 3 1 2 1 13
7 2 2 2 1 7 4 4 4 4 16 3 3 3 2 2 1 14
8 3 3 2 1 9 3 3 3 3 12 3 3 3 3 3 3 18
9 4 2 2 1 9 2 2 2 2 8 3 3 4 2 2 2 16
10 4 3 2 4 13 4 4 3 2 13 4 3 4 4 4 4 23
11 2 2 2 2 8 2 4 2 2 10 2 2 2 2 2 4 14
12 4 4 3 4 15 2 5 2 2 11 3 3 3 4 2 2 17
13 5 4 3 5 17 4 4 3 3 14 4 4 4 4 4 2 22
14 3 3 3 2 11 3 3 3 3 12 3 3 3 4 4 4 21
15 4 4 4 4 16 4 4 4 2 14 4 4 4 4 4 4 24
16 4 3 3 4 14 4 4 4 4 16 3 3 3 4 2 4 19
17 4 4 4 4 16 5 4 4 3 16 4 4 4 4 2 2 20
18 4 4 4 3 15 4 4 3 3 14 4 4 4 4 4 4 24
19 4 2 2 4 12 2 4 3 2 11 4 4 4 4 3 3 22
20 4 4 3 4 15 3 4 2 2 11 3 3 4 4 3 2 19
Y2.1 Y2.2 Y2.3 Y2.4 Total Y2 Y3.1 Y3.2 Y3.4 Total Y3 Y4.1 Y4.2 Y4.3 Total Y4 Y5.1 Y5.2 Y5.3 Y5.4 Y5.5 Total Y5
3 4 3 3 13 3 3 3 9 3 3 4 10 3 3 3 3 3 15
4 3 2 2 11 4 4 4 12 2 1 2 5 4 4 4 4 2 18
2 2 3 3 10 4 4 4 12 1 1 3 5 2 4 3 3 2 14
3 4 2 3 12 4 4 2 10 4 4 4 12 3 3 3 3 4 16
4 4 4 4 16 4 4 3 11 5 5 5 15 4 4 2 3 4 17
1 1 2 4 8 3 3 3 9 1 1 1 3 3 4 2 3 1 13
2 2 2 2 8 4 2 2 8 4 4 4 12 4 3 3 4 2 16
3 3 3 3 12 4 4 4 12 4 3 4 11 4 4 3 3 3 17
2 3 4 3 12 3 4 3 10 4 4 4 12 4 4 4 4 2 18
4 2 3 3 12 4 4 2 10 4 4 4 12 4 4 4 4 4 20
2 2 3 3 10 2 3 3 8 5 5 5 15 4 4 4 4 2 18
4 3 3 3 13 4 4 4 12 3 2 3 8 4 4 4 4 4 20
4 4 4 5 17 4 4 4 12 4 4 4 12 4 4 3 4 4 19
3 3 3 3 12 3 3 2 8 3 3 4 10 3 3 3 3 3 15
4 4 4 4 16 4 4 4 12 4 4 4 12 4 4 3 3 4 18
4 3 3 3 13 2 2 2 6 4 4 4 12 3 3 2 3 4 15
4 2 3 3 12 3 3 3 9 4 4 4 12 5 5 1 3 4 18
3 3 3 3 12 4 4 3 11 4 4 5 13 3 4 2 3 3 15
4 3 3 3 13 2 3 2 7 3 4 4 11 4 4 4 4 4 20
4 2 3 4 13 4 4 2 10 4 4 4 12 4 5 2 5 4 20
KUESIONER PENELITIAN
Np. Responden :
Nama Responden :
Jabatan di Organisasi :
Tanggal Pengisian :
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
KONSENTRASI JURNALISTIK
Assalamualaikum, wr.wb
Dalam rangka perolehan data untuk skripsi dengan judul “Perbandingan Kepuasan
Penyandangan Tunarungu terhadap Program Berita Bahasa Isyarat di TVRI dan ANTV”.
Saya memohon kesediaan saudara/i untuk menjadi responden dalam penelitian saya dengan
mengisi daftar pertanyaan di bawah ini dengan sejujur-jujurnya. Peneliti menjamin kerahasiaan
identitas responden. Atas kesediaan saudara/i saya ucapkan terimakasih.
Wassalamualaikum. Wr. wb.
Rusmaliah Hasanah/1110051100021
Jurnalistik, FIDIKOM UIN Jakarta
A. DATA RESPONDEN (Pilihlah Jawaban yang Sesuai Dengan Identitas Anda)
Petunjuk: Berilah (X) pada jawaban yang paling sesuai dengan anda.
Umur : a. 17-20 b. 21-25
c. 26-30 d. > 30
Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan
Tingkat Pendidikan Terakhir : a. SMA/SMK/MA b. Diploma
c. S1 d. S2
Pekerjaan : a. PNS b. Pegawai Swasta
c. Wiraswasta d. Wirausaha
e. Mahasiswa f. Tidak Bekerja