resolusi satelit

9
M.K. Aplikasi GIS/RS untuk Hari, tanggal : Kamis, 10 September 2015 Meteorologi Terapan Laporan Praktikum Ke-1 IDENTIFIKASI SATELIT REMOTE SENSING Siti Rini Rahmayanti (G24120075)

Upload: siti-rini-rahmayanti

Post on 19-Feb-2016

12 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

-

TRANSCRIPT

Page 1: Resolusi satelit

M.K. Aplikasi GIS/RS untuk Hari, tanggal: Kamis, 10 September 2015 Meteorologi Terapan Laporan Praktikum Ke-1

IDENTIFIKASI SATELIT REMOTE SENSING

Siti Rini Rahmayanti (G24120075)

DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR2015

Page 2: Resolusi satelit

PENDAHULUANSecara sederhana Sistem Informasi Geografis (SIG) atau Geographic

Information System (GIS) merupakan gabungan kartografi, analisis statistik dan teknologi sistem basis data (database), karena pada dasarnya GIS didesain untuk menangkap, menyimpan, memanipulasi, menganalisa, mengatur dan menampilkan seluruh jenis data geografis. GIS membutuhkan input data yang bersifat spasial diantaranya: peta analog, data remote sensing, data hasil pengukuran lapangan, serta data GPS (Irwansyah 2013).

Remote sensing atau biasa dikenal dengan penginderaan jauh merupakan suatu ilmu dan seni untuk memperoleh data serta informasi suatu objek pada permukaan bumi dengan bantuan alat tanpa kontak langsung dengan objek yang akan dikaji (Lillesand 1979). Data penginderaan jauh dapat diperoleh jika memenuhi komponen yang dibutuhkan diantaranya: tenaga, objek, sensor, detektor, dan wahana sehingga mampu menghasilkan data visual (citra) serta data citra (numerik). Citra merupakan gambaran suatu objek yang dihasilkan dengan cara optik, elektro-optik, optik mekanik, atau elektronik (Simonett 1983).

Penginderaan jauh sistem satelit memiliki kesamaan dengan sistem fotografik, sistem gelombang mikro dan radar, serta sistem termal, hal ini dikarenakan sisem satelit menggunakan gelombang elektromagnetik, sensor, dan detektor. Hal yang membedakannya adalah wahana yang digunakan, serta spektrum yang digunakan. Menurut Sutanto (1986) negara – negara yang paling banyak meluncurkan satelit adalah Rusia, Amerika Serikat, Jepang, dan Prancis. Satelit cuaca diklasifikasikan tersendiri, sedangkan untuk satelit sumber daya laut dikelompokkan pada satelit sumber daya bumi (Curran 1985).

PEMBAHASAN

1. Television and Infrared Observation Sattelite and National Oceanic and Atmospheric Administration (TIROS/NOAA) 16

Waktu peluncuran: 21 Januari 2000Tujuan peluncuran: monitoring iklim, studi El Nino, deteksi arus laut untuk

memandu kapal-kapal pada dasar laut dengan ikan berlimpah, dan lainnya.

Resolusi spasial: 1 km (pada nadir) 6 km (pada limb), IFOV=1.4 mradResolusi spektral: 0.58-0.68 (1), 0.73-1.10 (2), 3.55-3.93 (3), 10.3-11.3 (4),

11.4-12.4 (5)Resolusi radiometrik: 8 bitResolusi temporal: 12 jamInformasi fitur tambahan: Peta Tutupan Awan (Cloud Cover Maps),

Normalized Difference Vegetation Index Maps (NDVI), NOM.

2. MTSATWaktu peluncuran: 26 Februari 2005Tujuan peluncuran: Menyediakan lembaga cuaca nasional dengan gambar

permukaan bumi yang jelas.Resolusi spasial: 2.5 km (VIS dan WV), 5 km (TIR)Resolusi spektral: 0.5-0.9 (VIS), 5.7-7.1 (WV), 10.5-12.5 (TIR)

Page 3: Resolusi satelit

Resolusi radiometrik: 10 bitResolusi temporal : 15 menitInformasi fitur tambahan: Resousi tinggi dan periode pendek

3. MODISModerate-resolution Imaging SpektroradiometerWaktu peluncuran: Desember 1999Tujuan peluncuran: Mengamati, meneliti dan menganalisa lahan, lautan,

atmosfir bumi dan interaksi diantara faktor – faktor tersebut.

Resolusi spasial: 250 m (band 1-2), 500 m (band 3-7) dan 1.000 m (band 8-36).

Resolusi spektral : 0,405 – 14,385 µmResolusi radiometrik: 12 bitResolusi temporal : 2 hariInformasi fitur tambahan: Tersedia algoritma serta program pengolah data

sampai dengan level dua, termasuk penurunan data parameter awan, diantaranya: cloud surface temperature, cloud top pressure, cloud phase, serta cloud optical thickness yang memudahkan untuk identifikasi tipe awan menggunakan ISCCP dengan data MODIS lebih mudah diterapkan.

4. IKONOSWaktu peluncuran: 24 September 1999Tujuan peluncuran: Melihat fasilitas Irak yang menjadi target militer

Amerika SerikatResolusi spasial: 0.82 m (panchromatic); 3.2 m (multispectral )Resolusi spektral: 0.45-052 (1), 0.52-0.60 (2), 0.63-0.69 (3), 0.76-0.90(4),

0.45-0.90 (PAN)Resolusi radiometrik: 8 bitResolusi temporal: 3 hariInformasi fitur tambahan: precision agriculture (membantu petani untuk

mengoptimalkan penggunaan pupuk dan herbisida)

5. QUICKBIRDWaktu peluncuran: 18 Oktober 2001Tujuan peluncuran: Komersial (penerapan manajemen lahan, infrastuktur

dan SDASpektral: Pankromatik : 2,4 m (multispektral) dan 0,6 m (pankromatik)Resolusi spasial: 0,61 m (PAN), 2.4 m (band 1-5, 7)Resolusi spektral: 0.45 -0.52 (1), 0.52-0.60 (2), 0.63-0.69 (3), 0.76-0.90

(4), 1.55-1.75 (5), 10.4-12.50 (6), 2.08-2.34 (7), 0.50-0.90 (PAN)

Resolusi radiometrik: 16 bit

Page 4: Resolusi satelit

Resolusi temporal resolusi: 18 hariInformasi fitur tambahan: Menggunakan sensor BGIS, baik digunakan

untuk studi lingkungan dan analisis perubahan penggunaan lahan, serta dapat digunakan untuk eksplorasi dan produksi mingas, teknik konstruksi dan studi lingkungan.

6. Landsat Data Continuity Mission (LDCM) / Landsat 8Waktu peluncuran: 11 Februari 2013Tujuan peluncuran: Melanjutkan misi dari Landsat 7Resolusi spasial: 30 m (band 1-5 dan 7), 60 m (band 6) 15 m

(pankromatik)Resolusi spektral: Band 1 : 0,45 – 0,52 µm

Band 2 : 0,52 – 0,61 µmBand 3: 0,63 – 0,69 µmBand 4 : 0,78 – 0,90 µmBand 5 : 1,55 – 1,75 µmBand 6 : 10,4 – 12, 5 µm (TIR)Band 7 : 2, 08 – 2, 35 µmBand 8 : 0,52 – 0,90 µm

Resolusi radiometrik: 8 bitResolusi temporal: 16 hariInformasi fitur tambahan: Sensor Operational Land Manager (OLI) yang

terdiri dari 9 band serta Sensor Thermal InfraRed Sensors (TIRS) yang terdiri dari 2 band. Untuk Sensor OLI yang dibuat oleh Ball Aerospace, terdapat 2 band yang baru terdapat pada satelit Program Landsat yaitu Deep Blue Coastal/Aerosol Band (0.433–0.453) untuk deteksi wilayah pesisir serta Shortwave-InfraRed Cirrus Band (1.360 – 1.390) untuk deteksi awan cirrus.

7. FORMOSAT-2Waktu peluncuran: 21 Mei 2004Tujuan peluncuran: Melakukan penginderaan jarak jauh pencitraan atas

Taiwan dan di darat dan kelautan daerah seluruh bumi.

Resolusi spasial: 2 m (pankromatik) 8 m (multispektral)

Resolusi spektral: 0,45 – 0,69 (visible), 0,76 – 0,9 (NIR)Resolusi radiometrik: 16 bitResolusi temporal: 1 hari

8. Indian Remote Sensing (IRS)Waktu peluncuran: 1980Tujuan peluncuran: Menyediakan informasi manajemen sumbedaya alam

yang berharga

Page 5: Resolusi satelit

Resolusi spasial: 6 mResolusi spektral: 0.50-075 µmResolusi radiometrik: 12 bitResolusi temporal: 24 hari

9. ASTERWaktu peluncuran: 18 Desember 1999Tujuan peluncuran: Monitoring tutupan awan, es, temperatur lahan,

penggunaan lahan, bencana alam, es lautan, tutupan salju dan pola vegetasi

Resolusi spasial: 15 (VNIR), 30 m (SWIR), 90 m (TIR)Resolusi spektral: VNIR 0, 056 (1), 0.66 (2), 0.81(3) SWIR 0.1.65(1), 2.17

(2), 2.21 (3), 2.26 (4), 2.33 (5), 2.40(6). TIR 8.3 (1), 8.65 (2), 9.10 (3), 10.6(4), 11.3(5)

Resolusi radiometrik: 8 bitResolusi temporal: 16 hari

10. ALOS (Advanced Land Observation Satellite)Waktu peluncuran: 24 Januari 2006Tujuan peluncuran: Pengamatan daratan (kartografi, pengamatan regional,

pemantauan bencana alam), serta pengembangan satelit JERS1 dan satelit ADEOS

Resolusi spasial: 10 m (AVNIR), 2,5 m (PRISM)Resolusi spektral: 0,42 – 0,69 µm (visible), 0,76 – 0,89 µm (NIR)Resolusi radiometrik: 8 bitResolusi temporal: 46 hariInformasi fitur tambahan: memiliki tiga instrumen penginderaan jarak

jauh: Panchromatic Remote-sensing Instrument for Stereo Mapping (PRISM) untuk pemetaan elevasi digital (DEMs), Advanced Visible dan Near Infrared Radiometer type 2 (AVNIR-2) untuk tanah tepat cakupan pengamatan, dan bertahap tipe Array L-band Synthetic Aperture Radar (PALSAR) untuk hari ke-dan-malam dan semua-cuaca pengamatan tanah dan memungkinkan cakupan pengamatan tanah tepat dan dapat mengumpulkan cukup data dengan sendirinya untuk pemetaan pada skala 25,000:1, tanpa bergantung pada titik acuan di lapangan.

11. SPOT (Systeme Pour I.Observation de la Terre.)Waktu peluncuran: Maret 1998Tujuan peluncuran: Meningkatkan pengetahuan dan pengelolaan

kebumian melalui eksplorasi sumber daya bumi.Mendeteksi dan meramalkan fenomena klimatologi serta oseanografi.Mengawasi aktivitas manusia dan fenomena alam.

Page 6: Resolusi satelit

Resolusi spasial: 10 m (pankromatik), 20 m (visible)Resolusi spektral: 0.50-059 (1), 0.61-0.68 (2), 0.79-0.89 (3), 1.58-1.75 (4),

0.61-0.68 (PAN)Resolusi radiometrik: 16 bitResolusi temporal: 4 – 6 hariInformasi fitur tambahan: Memberikan keseimbangan ideal antara resolusi

tinggi dan luas cakupan citra

Keuntungan Penggunaan Data Citra SatelitBiaya cenderung lebih murah Tingkat akurasi geometrik lebih baikWilayah cakupan luasMenggambarkan objek atau daerah secara lengkap dengan tata letak dan wujud yang menyerupai daerah yang sebenarnyaCitra dengan jenis tertentu dapat menghasilkan gambaran tiga dimensionalMembantu dalam penetapan daerah bencana secara sepatDapat dibuat dengan periode pendek

Kerugian Penggunaan Data Citra SatelitPeralatan yang digunakan cenderung mahal Tidak semua data dapat diinterpretasi (misal data migrasi serta komposisi penduduk)Ketelitian dan hasil citra bergantung pada kondisi cuaca

DAFTAR PUSTAKA

Curran P J. 1985. Principless of Remote Sensing. New York (US) : Longman Inc.Indarto dan Arif Faisal, 2009. Identifikasi dan klasifikasi peruntukan lahan

menggunakan citra aster. Media Teknik Sipil 8(1): 1-8. Irwansyah E. 2013. Sistem Informasi Geografis: Prinsip Dasar dan

Pengembangan Aplikasi. Yogyakarta (ID) : Digibooks.Lillesand T M dan Kiefer R W. 1979. Remote Sensing and Image Interpretation.

New York (US) : John Willey and SonsRisyanto dan Sipayung S B. 2013. Identifikasi tipe awan isccp menggunakan data

modis terra/aqua. Seminar Sains Atmosfer 2013. Bandung (ID).Rudianto Bambang. 2010. Analisis ketelitian objek pada peta citra quickbird RS

0,68 m dan ikonos RS 1,0 m. Jurnal Rekayasa Institut Teknologi Nasional 3(14): 156 – 164.

Simonett D S. 1983. The Development and Principles of Remote Sensing, In: Gastellu and Etcheorry, Remote Sensing with SPOT An Assesment of SPOT Capability in Indonesia. Yogyakarta (ID) : Gadjah Mada University Press.

Sutanto. 1986. Penginderaan Jauh. Yogyakarta (ID) : Gadjah Mada Unversity Press.

Suwargana. 2013. Resolusi spasial, temporal dan spektral pada citra satelit landsat, spot dan ikonos. Jurnal Ilmiah WIDYA 1(2): 167 – 174.