research financial management on banking
DESCRIPTION
THE RESULT RESEARCH IN CREDIT BANKING IN THE BANDUNG ON 2009TRANSCRIPT
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dengan semakin canggihnya dan pesatnya perkembangan ekonomi dan bisnis internasional dan
nasional, ruang lingkup kegiatan Bank terutama Bank Perkreditan Rakyat menjadi semakin beragam dan
canggih dalam menyediakan jasa perbankannya. Walaupun demikian, hingga dewasa ini masih terdapat
jenis-jenis kegiatan yang sejak berabad-abad yang lalu tetap dilakukan oleh Bank. kegiatan tersebut
sekaligus merupakan tulang punggung operasi bisnis mereka. salah satu kegiatan utama sejak dahulu
telah dikerjakan oleh Bank-bank terutama Bank Umum adalah mengumpulkan dana dari masyarakat dalam
bentuksimpanan giro, tabungan, dan deposito. Namun ada jenis kegiatan utama lain yang menjadi operasi
utama dalam kegiatan bisnis perbankan, jenis kegiatan itu adalah pemberian kredit kepada korporasi atau
perseorangan. Disamping kegiatan utama tersebut, kini terdapat beraneka kegiatan lain yang cukup
canggih, mulai dari pelayanan kartu kredit, ATM, currency swaps, interest swaps, factoring hingga
penyertaan dana dalam Eourodollar market. Hal ini tentunya dimotori oleh ekspektasi bank dan nasabah
akan kemudahan pelayanan dan akses dalam memperoleh pinjaman bagi para nasabah serta ekpektasi
bank itu sendiri untuk mendapatkan keuntungan sebagai akibat penggunaan aktiva dan modal yang dimiliki
oleh bank tersebut, dengan tujuan akan memperoleh laba (profit) yang sesuai dengan ekspektasi bank
tersebut.
Kekayaan yang dimiliki oleh sebuah perusahaan umumnya terdeskripsikan dalam sebuah neraca,
begitu pula perbankan kekayaannya tedeskripsikan dalam neraca kekayaan.
Menurut Siswanto Sutojo (1995:23) bahwa:
“Neraca adalah daftar kekayaan yang dimliki dan utang yang ditanggung bank, serta harta neto para pemegang saham. Dalam neraca, kekayaan bank dibukuakn pada sisi aktiva, sedangkan utang dan harta neto para pemegang saham di sisi pasiva. Sisi aktiva menggambarkan bagaimana bank telah mengeunakan dana (fund) yang mereka peroleh, sedangkan sisi pasiva menggambarkan dari sumber mana saja bank memeproleh dana tersebut.”
1
Seperti pada konsep dasar tentang akuntansi mengenai aktiva yang terdiri dari beberapa
komponen yang dapat menunjang dan dapat digunakan dalam aktivitas operasional Bank Perkreditan
Rakyat. Komponen aktiva yang paling dominan adalah kas dan kredit yang diberikan kepada para
nasabah. Kas merupakan perkiraan harta yang berbentuk uang tunai yang tersimpan dalam brankas bank
sebagai penunjang likuiditas dan profitabilitas bank dalam melakukan operasional bisnisnya. Begitu pun
kredit yang diberikan kepada nasabah merupakan pos yang sangat penting dalam opersional Bank
Perkreditan Rakyat.
Selain konsep mengenai aktiva yang digunakan dalam operasional Bank Perkreditan Rakyat ada
elemen penting lainnya yang selalu terlibat dalam operasinal BPR, yaitu modal. Modal yang terpenting
adalah modal para penyetor modal, yang labih lazim disebut para pemegang saham, dan laba yang
ditahan (retained earning) yang telah menjadi kebijakan bank. Modal yang disetor dalam bentuk
kepemilikan saham memberikan gambaran seberapa jauh para pemegang ikut andil dalam menanggung
risiko operasi bank secara keseluruhan.
Menurut Al. Haryono Jusup (2005:313) adalah sebagai berikut:
“Dewasa ini perusahaan-perusahaan besar dan raksasa umumnya didominasi oleh perseroan-perseroan. Dibanding dengan kedua bentuk badan usaha lainnya, perseroan mempunyai beberapa keunggulan tertentu yang ditangani dengan bak dapat membawanya berkembangdan lebih menguntungkan. Salah satu kelebihan perseroan adalah terletak pada permodalannya.”
Tujuan dari setiap operasional atau aktivitas perusahaan tentunya mengharap pada sebuah tujuan
yang dapat memberikan kontribusi pada kemajuan dan kontinuaitas perusahaan. Kontribusi operasiaonal
dan aktivitas perusahaan yang efektif serta pengendalian yang baik terhadap segala aset dan modal yang
dimiliki oleh perusahaan tersebut sehingga akan memberikan efek yang baik pada aktivitas perusahaan.
Efek yang baik pada perusahaan akan memberikan kinerja yang optimal sesuai dengan kemampuan dan
harapan yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Kinerja yang baik dari sebuah perusahaan dapat terlihat
dari laporan keuangan yang ada dalam perusahaan tersebut yang biasanya dilakukan dalam waktu atau
2
periode tertentu sesuai dengan kebijakan yang berlaku di perusahaan tersebut. Kinerja itu bisa terlihat
secara spesifik dalam laporan rugi atau laba dan kemaksimalan kinerja ditunjukan melalui kondisi
keuangan yang mengalami laba. Posisi laba (profit) inilah yang merupakan tujuan yang sangat diharapkan
oleh setiap perusahaan karena dengan keadaan laba setiap ekspektasi yang ada dari perusahaan tersebut
mampu dipenuhi dengan baik untuk menjaga kontinuitas operasi perusahaan.
BPR yang merupakan penyumbang utama dalam perhimpunan dana dan pemberian kredit masing-masing 95% dan 78% dibandingkan dengan beberapa Lembaga Keuangan Mikro yang ada di dunia perbankan kredit. Kinerja BPR selama tiga tahun terakhir menunjukan perkembangan yang menggembirakan, tercermin pada peningkatan rata-rata beberapa indikator: seperti volume usaha meningkat 39%, kredit yang di berikan meningkat 35% dan dana masyarakat yang di himpun meningkat 42%. Pesatnya pertimbangan BPR tersebut tidak terlepas dari kunci sukses dalam memberikan pelayaan lebih pada nasabah usaha mikro dan kecil sepert lokasi yang dekat dengan masyarakat, prosedur pelayaan nasabah yang lebih sederhana serta lebih mengutamakan pendekatan personal dan fleksibelitas pola dan model pinjamaan. (Soetanto Hadinoto, 2005:125).
Data tersebut memberikan gambaran bahwa BPR yang ada telah memberikan tindakan yang
konstruktif terhadap kelangsungan operasi bisnisnya.
Laba (profit) yang diperoleh sebuah perusahaan tentunya tidak terlepas dari penggunaan aset dan
ekuitas yang dimiliki oleh sebuah perusahaan, semakin optimal penggunaan aset yang dimilki tentunya
akan memberikan dampak positif terhadap segala aktivitas yang dilakukan dalam mencapai tujuan akhir
perusahaan. Penggunaan aktiva (asset) dan modal (equity) yang efektif dan efisien akan berakibat
konstruktif terhadap kemampuan perusahaan dalam mencapai tujuan yang maksimal dari perusahaan
tersebut. Untuk tujuan utama itulah sebuah perusahaan mau menggunakan segala aset dan modal yang
dimiliki agar tujuan utama tersebut tercapai dan kemampuan perusahaan dalam beroperasi secara efektif
dan efisien dapat terlaksana dengan baik. Pencapaiaan laba yang tinggi dengan penggunaan atau
pemakaian aset dan modal yang efisien merupakan harapan dari semua perusahaan. Artinya perusahaan
mampu menghemat hal-hal yang tidak perlu atau hal-hal yang tidak memberikan kontribusi yang signifikan
terhadap kemampuan perusahaan dalam mencapai laba.
3
Aktiva (asset) dan modal (equity) yang dikorbankan dalam operasional perusahaan diharapkan
mampu memberikan efek yang kontruktif terhadap kemampuan perusahaan untuk mencapai laba sebagai
tujuan utama sebuah perusahaan, terlepas dari jenis perusahaan baik itu perusahaan manufaktur atau
perusahaan jasa. Seperti halnya dalam Bank Perkreditan Rakyat yang merupakan salah satu perusahaan
penyedia jasa perkreditan tidak akan terlepas dari tujuan laba (proft oriented) dalam menjaga
kesinambungan aktivitas perusahaan serta sebagai tanggung jawab Bank Perkreditan tersebut kepada
pihak-pihak yang memliki kepentingan atas kinerja yang dihasilkan dalam perusahaan tersebut. Secara
teoretis hal itu bisa kita simpulkan bahwa setiap perusahaan akan sekuat tenaga menggunakan aset dan
modal yang dimiliki dengan harapan laba yang dicapai akan semaksimal mungkin sesuai dengan harapan
yang diinginkan perusahaan.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas mendasari kami dalam menentukan rumusan masalah dalam penelitian
ini. Rumusan masalah dalam penelitian yang akan kami identifikasi adalah sebagi berikut:
1) Seberapa besar pengaruh Total Aktiva terhadap Tingkat Profitabilitas (profitability) pada Bank
Perkreditan Rakyat?
2) Seberapa besar pengaruh Total Modal Sendiri terhadap Profitabilitas (profitability) pada Bank
Perkreditan Rakyat?
3) Seberapa besar pengaruh Total Aktiva dan Total Modal Sendiri secara simultan terhadap
Profitabilitas (profitability))?
1.3 Maksud danTujuan Penelitian
1.3.1 Maksud
4
Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan gambaran yang jelas dari persahaan
yang berhubungan mengenai Total Asset dan Total Modal sendiri serta pengaruhnya terhadap tingkat
profitabilitas pada Bank Perkreditan Rakyat.
1.3.2 Tujuan
Dari identifikasi masalah yang dipaparkan diatas maka kami memiliki tujuan penelitian. Tujuan
penelitian yang ada dalam penelitian ilmiah kami ini adalah untuk:
1) Mengetahui seberapa besar pengaruh Total Aktiva terhadap Tingkat Profitabilitas pada Bank
Perkreditan Rakyat.
2) Mengetahui seberapa besar pengaruh Total Modal Sendiri terhadap Tingkat Profitabilitas pada
Bank Perkreditan Rakyat.
3) Mengetahui seberapa besar pengaruh Total Aktiva dan Total Modal Sendiri secara simultan
terhadap Tingkat Profitabilitas.
5
1.4 Kegunaan Penelitian
Melaui penelitian ini kami mengharapkan akan diperoleh banyak kegunaan atau manfaat untuk
perkembangan ilmu pengetahun dan kekayaan intelektualitas terutama dalam perkembangan bidang ilmu
ekonomi pada umumnya serta khususnya untuk:
1) Untuk penyusun sendiri, yaitu sebgai sarana untuk mengetahui sejauh mana relevansi antara teori
dan fakta yang telah diperoleh dibangku perkuliahan serta sebagai pembuktian logis peyusun
terhadap ilmu-ilmu akuntansi dan keuangan yang terdapat di Bank Perkreditan Rakyat.
2) Untuk Bank Perkreditan Rakyat, yaitu untuk membantu memberikan informasi mengenai sejauh
mana pengaruh variabel-variabel independen (Total Aktiva dan Total Modal Sendiri) terhadap
variabel dependen (tingkat profitabilitas).
3) Penelitian ini merupakan sebuah kerangka pelporan atas masalah yang diangkat dari kondisi
keuangan yang ada pada Bank Perkreditan Rakyat dengan metode ilmiah. Untuk itu diharapkan
penelitian ini dapatdapat berguna untuk kepentingan ilmu penegetahuan dan penelitian yang lain
yang relevan.
4) Terakhir Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan rujukan atau bahan bacaan dalam
melakukan penelitian pada bidang yang sama.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Definisi Total Asset (total asset)
Total asset merupakan keseluruhan dari asset-asset yang dimiliki oleh perusahaan baik asset
tangible ataupun asset intangible yang digunakan perusahaan dalam operasional perusahaan. Seluruh
asset yang ada didalamnya terdiri dari berbagai komponen asset yang sangat penting keberadaannya
sebagai penunjang aktivitas perusahaan untuk mencapai tujuan utama perusahaan dalam berbagai situasi
dan kondisi yang dihadapi oleh perusahaan tersebut. Asset juga merupakan berbagai sumber daya
(resources) yang dimiliki oleh perusahaan untuk mencapai ekspektasi dan menjaga keberlangsungan
operasional perusahaan.
Menurut Drs. Kardiman (2006:30) bahwa; “Aktiva (Asset) adalah sumber daya yang dikuasai oleh
perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi
dimasa depan”.
Asset yang ada dalam perusahaan juga bisa dibagi menjadi dua bagian besar yang tidak dapat
dilepaskan dari karakteristik asset yang dimiliki suatu perusahaan, yaitu aktiva tetap dan aktiva lancar.
Aktiva tetap merupakan aktiva berwujud yang digunakan dalam operasi perusahaan yang tidak
dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan. Aktiva semacam ini biasanya
memiliki masa pemakaian yang lama dan diharapkan dapat memberikan manfaat pada perusahaan
selama bertahun-tahun. Manfaat yang diberikan aktiva tetap umumnya semakin lama semakin menurun,
kecuali manfaat yang diberikan oleh tanah. Aktiva tetap juga memiliki perbedaan dengan investasi jangka
panjang, meskipun keduanya dimiliki dalam masa lebih dari satu periode akuntansi, investasi tidak
digunakan dalam operasi utama perusahaan.
7
Aktiva tetap adalah aktiva yang secara relative tetap atau bersifat permanen yang dibeli oleh perusahaan dan bukan untuk dijual kembali dalam operasional perusahaan, ciri utamanya adalah selain berwujud juga memiliki masa kegunaan lebih dari satu tahun dan dapat dipakai berulang-ulang. (Rimsky, 1999: 168)
2.1.2 Definisi Total Modal Sendiri
Struktur modal dalam suatu perusahaan memiliki karakteristik yang berbeda tergantung pada
bentuk badan perusahaanya. Bentuk badan usaha yang paling dikenal adalah perseroan terbatas,
persekuatuan comanditer, dan perserorangan. Jenis perusahaan juga dapat mempengaruhi modal yang
akan digunakan untuk mencapai profit sebagai tujuan utama perusahaan.
Menurut Al. Haryono Jusup (2005:312) bahwa; “Modal merupakan gambaran hak pemilik atas perusahaan dengan entitas atau jumlah tertentu yang timbul sebagai akibat dari penanaman (investasi) yang dilakukan oleh pemilik atau para pemilik.”
Dalam mendapatkan dana yang diperlukan untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan maka
sebuah perusahaan diharuskan memiliki modal untuk menunjang berbagai kegiatan yang memiliki dampak
positive terhadap perusahaan untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dalam mencapai laba.
Dalam ilmu ekonomi, istilah “capital” (modal) merupakan konsep yang pengertiannya berbeda-beda, tergantung dari konteks penggunaannya dan aliran pemikiran (school of thought) yang dianut. Secara historis konsep modal juga mengalami perubahan/perkembangan (Snavely, dalam Encyclopedia Americana, 1980:595)
Sekarang, “modal” sebagai suatu konsep ekonomi dipergunakan dalam konteks yang berbeda-beda. Dalam rumusan yang sederhana, misalnya Mubyarto (1973:94) memberikan definisi: “modal” adalah barang atau uang, yang bersama-sama faktor produksi tanah dan tenaga kerja menghasilkan barang-barang baru”.
Dalam artian yang lebih luas, dan dalam tradisi pandangan ekonomi non-Marxian pada umumnya,
“modal” mengacu kepada “asset” yang dimiliki seseorang sebagai kekayaan (wealth) yang tidak segera
dikonsumsi melainkan, atau disimpan (“saving” adalah “potential capital”), atau dipakai untuk menghasilkan
barang/jasa baru (investasi). Dengan demikian, modal dapat berwujud barang dan uang. Tetapi, tidak
8
setiap jumlah uang dapat disebut modal. Sejumlah uang itu menjadi modal kalau ia ditanam atau
diinvestasikan untuk menjamin adanya suatu “kembalian” (rate of return).
Dalam arti ini modal juga mengacu kepada investasi itu sendiri yang dapat berupa alat-alat
finansial seperti deposito, stok barang, ataupun surat saham yang mencerminkan hak atas sarana
produksi, atau dapat pula berupa sarana produksi fisik. Kembalian itu dapat berupa pembayaran bunga,
ataupun klaim atas suatu keuntungan. Modal yang berupa barang (capital goods), mencakup “durable
(fixed) capital” dalam bentuk bangunan pabrik, mesin-mesin, peralatan transportasi, kemudahan distribusi,
dan barang-barang lainnya yang dipergunakan untuk memproduksi barang/jasa baru; dan “no-durable”
(circulating) capital, dalam bentuk barang jadi ataupun setengah jadi yang berada dalam proses untuk
diolah menjadi barang jadi. Terdapat pula adanya penggunaan istilah “capital” untuk mengacu kepada arti
yang lebih khusus, misalnya “social capital” dan “human capital”.
Istilah yang pertama mengacu kepada jenis modal yang tersedia bagi kepentingan umum, seperti
rumah sakit, gedung sekolahan, jalan raya dan sebagainya; sedangkan istilah yang kedua mengacu
kepada faktor manusia produtif yang secara inherent tercakup faktor kecakapan dan keterampilan
manusia. Menyelenggarakan pendidikan misalnya, disebut sebagai suatu investasi dalam “human capital”
(Schultz 1961, menurut Mubyarto 1973:98).
2.1. 3 Definisi Profitabilitas
Profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva perusahaan atau merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu (biasanya semesteran, triwulan, dan lain-lain) untuk melihat kemampuan perusahaan dalam beroperasi secara efisien. (Susan Irawati, 2005: 58)
Menurut Munawir (1999), Riyanto (1998), dan Simorangkir (2000) memberikan definisi profitabilitas
adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Chhim
(1999) dalam Klana Putra (2004), menyatakan profitabilitas merupakan tingkat keuntungan bersih yang
mampu diraih oleh perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Machfloeds (1999) dalam Klana Putra 9
(2004), rasio profitabilitas merupakan perbandingan laba perusahaan dan investasi atau ekuitas yang
digunakan untuk memperoleh laba perusahaan tersebut. Asset size dapat dipakai sebagai wakil pengukur
(proxy) besarnya perusahaan (Elton dan Gruber, 1994 dalam Hartono, 2000).
Total aktiva dipilih sebagai proxy ukuran perusahaan dengan mempertimbangkan bahwa nilai
aktiva relative lebih stabil dibandingkan dengan nilai market capitalized dan penjualan. (Wuryatiningsih,
2002 dalam Sudarmadji, 2007)
Menurut Simamora (2000:24), laba suatu perusahaan dari tahun ke tahun dapat meningkat atau
mengalami penurunan. Peningkatan laba yang stabil dari suatu perusahaan menunjukkan bahwa
pertumbuhan laba perusahaan baik. Demikian juga sebaliknya, penurunan laba dari tahun ke tahun
menunjukkan bahwa pertumbuhan laba perusahaan kurang baik.
2.2 Hubungan Antar Variabel
2.2.1 Hubungan Total Aktiva Terhadap Profitabilitas
Aktiva yang digunakan dalam operasi bisnis diharapkan dapat memberikan manfaat yang dapat
meningkatkan keuntungan. Keuntungan yang ada terutama disebababkan karena penggunaan kas (cash)
dalam menambah jumlah pinjaman kepada nasabah. Meningkatnya jumlah pinjaman kepada nasabah
dengan membebankan bunga atas pinjaman kepada nasabah sehingga dapat meningkatkan jumlah
pendapatan atas operasi utama bisnis Bank Perkreditan Rakyat. Bank perkreditan rakyat yang operasi
utamanya merupakan memberikan pinjaman kepada nasabah dengan penyertaan bunga pinjaman selain
dapat meningkatkan keuntungan atas bunga pinjaman, berupa kas, sekaligus dapat meningkatkan aktiva
lain sebagai jaminan atas sejumlah uang yang dipinjam oleh nasabah. Maka, dapat ditarik alasan logis
bahwa pengaruh total aktiva terhadap peningkatkan keuntungan, sehingga keuntungan tersebut secara
langsung dapat meningkatkan profitabilitas bank perkreditan rakyat.
10
Neraca perseroaan terbatas melaporkan aktiva dan kewajiban dengan cara yang sama seperti perusahaan perseorangan atau persekutuaan. Namun demikian, ekuitas pemilik perseroan terbatas yang disebut ekuitas pemegang saham dilaporkan secara berbeda. Hukum Negara mengharuskan perseroan terbatas melaporkan sumber modalnya. Dua sumber rmodal dasar adalah investasi pemegang saham-disebut modal disetor dan modal yang di dapatkan dari keuntungan operasi usaha, di sebut laba di tahan (Horngren & Harrison, 1993:624).
BPR yang merupakan penyumbang utama dalam perhimpunan dana dan pemberian kredit masing-masing 95% dan 78% dibandingkan dengan beberapa Lembaga Keuangan Mikro yang ada di dunia perbankan kredit. Kinerja BPR selama tiga tahun terakhir menunjukan perkembangan yang menggembirakan, tercermin pada peningkatan rata-rata beberapa indikator: seperti volume usaha meningkat 39%, kredit yang di berikan meningkat 35% dan dana masyarakat yang di himpun meningkat 42%. Pesatnya pertimbangan BPR tersebut tidak terlepas dari kunci sukses dalam memberikan pelayaan lebih pada nasabah usaha mikro dan kecil sepert lokasi yang dekat dengan masyarakat, prosedur pelayaan nasabah yang lebih sederhana serta lebih mengutamakan pendekatan personal dan fleksibelitas pola dan model pinjamaan. (Soetanto Hadinoto, 2005:125).
Adanya peningkatan volume usaha BPR mengindikasikan bahwa BPR-BPR yang ada memiliki
kemampuan yang sangat bagus untuk menghasilkan keuntungan sehingga BPR dapat menjaga
kelangsungan operasi bisnisnya. Volume usaha meningkat 39% hal ini bisa dikatakan bahwa pemanfaatan
aktiva yang maksimal dalam operasi utama usaha bank perkreditan rakyat.
2.2.2 Hubungan Total Modal Sendiri Terhadap Profitabilitas
Harta neto pemegang saham terdiri dari modal di setor, laba di tahan dan laba (rugi) tahun
berjalan. Harta neto juga merupakan selisih antara selisih antara seluruh harta yang dimiliki dan utang
yang ditanggung Bank. Modal disetor dalam bentuk saham, yang terdiri dari saham biasa dan saham
freferen. Pemilik saham preferen memilki hak istmewa tertentu, misalnya dalam bentuk penerimaan
Deviden. Laba yang ditahan merupakan akumulasi sisa laba tidak dibagikan ke pada pemegang saham
dan karyawan dari tahun ke tahun. Laba ditahan merupakan salah satu sumber dana interen untuk
pembayaran oprasi bank. Laba (atau rugi) yang berjalan merupakan laba yang di peroleh atau rug yang di
derita selam tahun yang berjalan.
Menurut teori kepemilikan (proprietary) pandapatan adalah kenaikan dalam hak pemilik dan beban adalah penurunan. Jadi, laba bersih, yaitu kelebihan pendapatan atas beben, diakrualkan langsung ke
11
pemilik; itu merupakan kenaikan dalam kekayaan pemilik. dan karena laba adalah kenaikan dalam kekayaan, hal itu langsung ditambahkan ke modal pemilik atau hak pemilik. Deviden itu merupakan penarikan modal, dan laba di tahan merupakan bagian dari total hak pemilik. (Eldon S. Hendriksen and Michael F. Van Breda, 2002:344)
Harta neto menggambarkan seberapa jauh peran pemegang saham setelah ikut memegang risiko oprasi bank secara keseluruhan. Berbagai kegiatan yang tercermin dalam neraca mengandung resiko bisns. Kredit yang diberikan misalnya, mempunyai kemungkinan tidak dikembalikan oleh nasabah yang akan mengurangi tingkat keuntungan yang diharapkan oleh bank perkreditan rakyat. Sedangkan, investasi surat berharga dapat saja merugikan karena nilai surat berharga yang di beli turun di pasar, dengan begitu perusahaan semakin tidak tertarik untuk meningkatkan penerbitan saham yang ditawarkan dipasar saham. Penyertaan modal akan meningkatkan operasi utama perusahaan terutama penyertaan modal dalam bentuk kas sehingga dapat meningkatkan jumlah pemberian pinjaman kepada nasabah (Siswanto Sutojo, 1995:15).
Risiko ketidakberhasilan oprasi bank ditanggung oleh para pemegang saham dan nasabah yang di
percayakan uangnya kepada bank, risiko yang ada bisa menyebabkan tingkat keberhasilan bank dalam
memperoleh laba semakin berkurang sehingga dividen yang dibagikan kepada pemlik modal akan
mengalami peurunan, seperti para pemilik simpanaan giro, tabungan,deposito, maupun kreditur.
Perbandingan derajat resiko yang ditanggung oleh mereka yang mempercayakan dananya ke pada bank
harus adil, dalam arti pemegang saham wajib memiliki risiko oprasi sampai tigkat tertentu.
2.2.3 Hubungan Total Aktiva dan Total Modal Sendiri Terhadap Profitabilitas
Pada umumnya perusahaan melakukan investasi yang besar jumlahnya pada berbagai aktiva, baik
aktiva tetap maupun aktiva lancer, terutama aktiva tetap. Dalam perusahaan-perusahaan yang padat
modal, aktiva tetap kadang-kadang mencapai 75% dari total aktiva yang dimilikinya. Hal ini disebabkan
karena aktiva tetap yang tergolong sebagai aktiva, umumnya mahal harganya dan memiliki nilai ekonomi
yang terus meningkat. Cobalah tengok aktiva tetap sebuah perusahaan seperti tanah ( land), gedung
(building), mesin-mesin (machines), kendaraan (transformation), dan peralatan (tools). Pada umumnya
barang-barang semacam itu mempunyai harga yang relatif mahal. Oleh karena itu tidak mengherankan bila
nilai rupiah aktiva tetap dalam neraca perusahaan seringkali jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan
aktiva lainnya. Aktiva tetap ini merupakan bentuk pengalihan aktiva lancar dengan tujuan dapat menambah
12
aktiva di masa mendatang. Sama halnya dengan perbankan, terutama bank perkreditan rakyat, aktian
lancar dan aktiva tetap merupakan peningkatan akibat penambahan keuntungan.
Istilah penganggaran modal digunakan untuk menggambarkan bagaimana manajer merencanakan pengukuran proyek (pemberian pinjaman) penting yang mempunyai implikasi jangka panjang seperti misalnya pembelian peralatan baru dan pengenalan produk baru. Sebagian besar perusahaan mempunyai beberapa proyek yang lebih potensial yang secara aktual dapat didanai. Karenanya manajer harus berhati-hati dalam menyeleksi proses yang menjanjikan kembali masa depan yang terhebat. Bagaimana bagusnya manajer dalam membuat keputusan penganggaran modal ini adalah merupakan faktor kritis yang menyangkut profitabilitas perusahaan dalam jangka panjang (Garrison Noreen, 2001:618).
Yang dimaksud dengan harta yang menghasilkan adalah sebuah harta bank yang dapat
menghasilkan bunga dan pendapatan non-bunga. Kas, saldo rekening giro di bank sentral, gedung, dan
peralatan (kecuali apabila sebagian darinya disewakan) merupakan contoh harta yang tidak menghasilkan.
Kredit yang diberikan, investasi surat berharga, dan surat berharga yang diperdagangkan merupakan
contoh jenis harta bank yang akan menghasilkan peningkatan pemberian pinjaman kepada nasabah dan
hal itu akan meningkatakan laba (profit). Tentu saja semakin besar jumlah harta bank yang dapat
menghasilkan akan semakin sehatlah (profitable) kondisi keuangan mereka. Harta yang menghasilkan juga
merupakan harta yang menanggung risiko kerugian. Untuk memperkecil risiko harta yang menghasilkan,
bank akan mengadakan berbagai macam cara penangkalan, antara lain dengan melakukan analisa kredit
secara profesional sebelum mengambil keputusan untuk menyetujui pemberian kredit dan meminta
jaminan kredit (termasuk back to back loan) kepada para debitur.
2.2.4 Paradigma Penelitian
Dari penjelasan di atas, maka kerangka penelitian yang penyusun lakukan dapat digambarkan
sebagai berikut:
Horngren & Harrison (1993:624)
Soetanto Hadinoto (2005:125)
13
Total Aktiva
(X1)
Profitability
(Y)
Eldon S. Hendriksen & Michael V. Breda (2002:344)
Siswanto Sutojo (1995:15)
Garrison Noreen (2001:618)
Bagan: Kondisi Logis Kerangka Pemikiran
2.2.5 Hipotesis
Dari kerangka pemikiran yang diuraikan di atas Total Aktiva dan Total Modal Sendiri berpengaruh
postif terhadap Profitabilitas, maka hipotesis yang ditarik adalah sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel Total Aktiva dan Total Modal Sendiri
secara simultan terhadap variabel Tingkat Profitabilitas pada Bank Perkreditan Rakyat.
2. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel Total Aktiva dan Total Modal Sendiri
secara parsial terhadap Tingkat Profitabilitas.
14
Total Private Equity
(X2)
BAB IIIMETODE PENELITIAN
3.1 Subjek dan Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Bank Perkreditan Rakyat yang merupakan subjek penelitian penyusun,
sekaligus hal ini dimaksudkan untuk meneliti pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel
dependen melalui penggunaan data sekunder yang berasal dari laporan keuangan yang dipublikasikan
oleh Bank Indonesia atas laporan keuangan per semesteran pada Bank Perkreditan. Laporan keuangan
yang digunakan dalam penelitian ini dikhususkan pada laporan keuangan per semesteran Bank Perkredtan
rakyat yang ada di Daerah Bandung. Seperti yang kita ketahui bahwa baru-baru banyak sekali Bank
perkreditan Rakyat yang beropersi di Daerah Bandung, hal ini mengindikasikan bahwa keberadaan Bank
Perkreditan Rakyat dibutuhkan dan diterima oleh masyarakat.
Dengan demikian, subjek penelitan yang digunakan oleh kami sebagai penyusun adalah Bank
Perkreditan rakyat yang ada di Daerah Bandung. Sedangkan objek penelitian kami dikhususkan pada total
aktiva, total modal sendiri dan proftablitas melaui data-data sekunder yang telah disajikan oleh Bank
Perkreditan Rakyat dalam laporan keuangan per semesteranya. Untuk lebih memudahkan pemahaman
berikut tablenya;
Tabel Subjek dan Objek Penelitian.Subjek Penelitan Objek Penelitan
Bank-Bank Perkreditan Rakyat di Daerah Bandung (1) Total Aktiva (aktiva lancar dan tetap),
(2) Total Modal sendiri (laba ditahan dan saham),
dan (3) Tingkat Profitabilitas.
15
3.2 Desain Penelitian dan Operasionalisasi Variabel
3.2.1 Desain Penelitian
Dalam penelitan ini metode yang digunakan adalah metode survey, survey merupakan penelitian
yang mengambil sampel dari suatu populasi dan dan mengidentifikasi sampel tersebut sebagai data
pokok dalam penelitan. Penelitian yang dilakukan melalui pengambilan data sekunder Laporan
Keuangan Bank Perkreditan Rakyat yang ada pada tabulasi data laporan keuangan bank-bank di Bank
Indonesia.
Selain itu, penyusun menggunakan metode deskriptif dan metode verifikatif. Metode deskriptif
verfikatif yaitu: “Metode yang menggambarkan variabel-variabel penelitian dan mengamati hubungan
variabel-variabel tersebut dari hipotesis yang telah dibuat secara sistematis melalui pengujian statistik”
(Sugiyono, 2002:10).
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Operasionalisasi variabel-variabel dalam penelitian ini memiliki maksud untuk memudahkan serta
mengarahkan penyusunan pengukuran data yang diperlukan dengan berdasar kerangka konseptual
penelitian yang telah dikemukakan batasan operasionalisasi dari masing-masing variabel.
Variabel yang merupakan objek penelitian kami terdiri dari tiga variabel dengan 2 diantaranya
adalah variabel independen dan sisanya adalah variabel dependen. total aktiva dan modal Sendiri
merupakan variabel independen dan ringkat profitabilitas merupakan vaiabel dependen. Berikut
penyajian table operasonalisasi variabel:
16
Table Operasonalisasi VariabelVariabel
Konsep Indikator UkuranSa-tuan
Jenis
Data
Total
Aktiva
(X1)
Menurut Drs. Kardiman (2006:30) bahwa; “Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi dimasa depan”.
Aktiva Lancar
Aktiva Tetap
(Total Aktiva Lancar) ditambah (Total Aktiva Tetap)
Rp. Rasio
Total
Modal
Sendiri
(X2)
Menurut Al. Haryono Jusup (2005:312) bahwa; “Modal merupakan gambaran hak pemilik atas perusahaan dengan entitas atau jumlah tertentu yang timbul sebagai akibat dari penanaman (investasi) yang dilakukan oleh pemilik atau para pemilik”.
Laba Ditahan
Saham
(Laba Ditahan) ditambah (Jumlah Modal dalam bentuk Saham) Rp. Rasio
Tingkat
Profita-
bilitas (Y)
Prifitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva perusahaan atau merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu (biasanya semesteran, triwulan, dan lain-lain) untuk melihat kemampuan perusahaan dalam beroperasi secara efisien. (Susan Irawati, 2005: 58)
Laba Bersih
Total Aktiva
Total Modal Sendiri
EAT
Total aktiva
EAT
Total Modal Sendiri
(%) Rasio
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
Data sekunder yang diperoleh sebanyak 37 Bank Perkreditan Rakyat. Data sekunder yang ada
merupakan data atas laporan keuangan Bank Perkreditan Rakyat yang ada di Daerah Bandung. Jumlah ini
merupakan populasi Bank Perkreditan Rakyat yang akan menjadi subjek penelitian kami.
Sampel yang diambil dari populasi ini menggunakan teknik sampel random, yaitu;” Cara pengambilan
sampel dari semua anggota populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
dalam anggota populasi” (Sugiyono, 2000:61).
Adapun jumlah sampel yang akan diteliti ditentukan denan menggunakan rumus dari Slovin sebagai
berikut:
17
Dimana:
N = Ukuran Populasi
n = Ukuran Sampel
d = Tingkat Ketidakpresisianya (angka n yang lazim dengan d = 10% namun kami dalam penelitian ini nilai d-nya sebesar 18%)
Maka, dengan rumus tersebut diketahui bahwa jumlah sampel yang akan diteliti dalam penelitian ini
sebanyak 17 Bank Perkreditan rakyat di Daerah Bandung.
3.4 Sumber Data
Dalam penelitian ini penyusun memperoleh data dari dat sekunder yang berasal dar website
www.bi.go.id. Data sekunder merupakan jenis data yang diperoleh melaui studi kepustakaan (library
research) yang mendukung pengolahan data.
Data sekunder pun merupakan cara memperoleh data dar berbagai sumber yang bukan merupakan
data yang langsung dari pihak pertama melainkan data yang bersumber dari pihak ketiga sebagai subjek
dan objek penelitan. Seperti pengumpulan data dari buku-buku, tesis, skripsi, dan situs-situs internet.
18
3.5 Alat Analisis Data
3.5.1 Analisis Regresi Linear Berganda
Dalam penelitian ini alat yang digunakan dalam analisis data adalah dengan menggunakan analisis
regresi linear berganda. setelah nilai-nilai rasio diperoleh dari data-data yang ada selanjutnya akan dihitung
mengunakan analisis regresi. Dalam analisi regresi akan dicari persamaan regresi (koefisen regresi 1 dan
2) dan nilai koefsien determinasi (R2). Persamaan regresi digunakan untuk mengetahui fleksibiltas
variabel independen terhjadap variabel dependen. Persamaan ini pun digunakan untuk melihat seberapa
besar pengaruh dan perubahan variabel independen yang akan memengaruhi variabel dependen.
Persamaan regresi yang akan diperoleh dari hasil pengolahan data adalah sebagai berikut: Y = βo + β1X1 + β2X2 +
keterangan:
Y = Tingkat Profitabilitas
X1 = Total Aktiva
X2 = Total Modal Sendiri
= Epsilon(variabel control)
β1&2 = Koefisen regresi 1&2
βo = konstanta (intershep)
Rumus yang di gunakan untuk mencari nilai o …n sebagaimana di kemukakan oleh Gujarati
(1999:289) adalah sebagai berikut:
i = (x1x)-1(x1y)
Untuk mengetahui besarnya koefisien determinasi (R2) atau besarnya pengaruh antar variabel independen
terhadap variabel dependen dgunakan rumus (Gujarati, 1999:292) sebagai berikut:
Nilai R2 (koefisien determinasi) digunakan untuk mengetahui besarnya konteribusi (pengaruh) yang
diberikan oleh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y).
19
3.5.2 Analisis Koefisien Determinasi
Analisis ini adalah untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen. R2 digunakan untuk mengukur proporsi atau presentasi variasi total dalam variabel dependen
(Y) yang jelas oleh variabel independen (X). Adapun dua sifat dari R2, yaitu:
a) Merupakan besaran non negative
b) Batasannya adalah 0 R2 1
Untuk memudahkan mengolah data dan menganalisis data, maka dalam penelitian dilakukan perhitungan
terhadap konstanta, koefisien regresi masing-masing variabel, koefsien korelasi (r), dan koefisien
determinasi (R2).
20
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data yang Diolah
Data yang diolah dalam penelitian ini adalah sampel yang berasal dari populasi data sekunder dari
tiga puluh enam (36) laporan keuangan bank perkreditan rakyat. Sampel data laporan keuangan atas total
aktiva, total modal sendiri, dan laba bersih yang diambil sebanyak 17 bank perkreditan rakyat.
Tabel Data yang Akan Diolah
NO NAMA BPR TOTAL ASSET TOTAL EQUITY LABA BERSIH (Y)
1 PT. BPR Jujur Arghadana JL. Bojongsoang 97 Kab. Bandung 3,211,584,000 6,753,670,000
77,274,000
2 PD. BPR Kec. Soreang JL. Raya Soreang NO. 26 Soreang 23,706,650,000 2,683,954,000
589,122,000
3 PT. BPR Margahayu Arthatama JL. Kopo Bihbul NO. 67 A Kab. Bandung 7,020,336,000 3,099,514,000
62,023,000
4 PT. BPR Mitra Kanaka Santosa Jalan Situ Terate No. 47 Terusan Cibaduyut 28,552,101,000 4,569,846,000
763,143,000
5 PT. BPR Nehemia JL. Raya Padalarang No.546 Kab. Bandung 40553 8,809,437,000 1,317,050,000
62,860,000
6 PT. BPR Pangandaran JL. Raya Dayeuhkolot No.253 Bandung 5,689,252,000 1,426,180,000
306,156,000
7 PT. BPR Sarikusuma Surya JL.Raya Cikalang No.590 Cileunyi 14,620,310,000 3,736,642,000
271,006,000
8 PT. BPR Sinar Mas Pelita JL. Raya Padalarang No. 36 Padalarang - Bandung 11,375,895,000 9,595,537,000
1,190,935,000
9 PT. BPR Trisurya Marga Artha Taman Kopo Indah Ruko 23 Sayati Margahayu 8,116,524,000 14,242,873,000
150,368,000
10 PT BPR Hayura Artalola Jl.Raya Provinsi No. 18 Pasirjambu Ciwidey Kab. Bandung 8,006,664,000 1,053,011,000
167,087,000
11 PT. BPR Bumiasih NBP 27 d/h Dayeuhkolot Jl. Terusan Cibaduyut No. 11A Baleendah Kab. Bandung
4,955,719,000 6,272,454,00090,068,000
12 PT. BPR Bumiasih NBP 30 d/h Ciwidey Bumi JL. Bhayangkara No. 348 16,837,040,000 1,915,933,000
715,933,000
13 PT. BPR Bina Sono Artha Jl. Kopo Sayati No. 104 24,343,649,000 9,157,296,000
312,356,000
14 PD. BPR Kec. Banjaran Jalan Alun - Alun Timur No. 19 Banjaran 19,651,201,000 3,179,554,000
553,265,000
15 PT. BPR Bandung Kidul Jl. Raya Pangalengan No.340 Pangalengan-Bandung 40378 12,821,164,000 3,266,530,000
266,829,000
21
16 PT. BPR Bali Rukun Mandiri Jl. Raya Ciwidey KM. 29 Ruko Sukarasa No. 5 Pasirjambu 10,128,295,000 2,163,643,000
439,062,000
17 PT. BPR Baleendah Rahayu Jl. RAA.Wiranata Kusumah No.7 Baleendah 3,376,863,000 2,248,263,000
112,512,000
Jumlah 211,222,684,000 76,681,950,000
6,129,999,000
rrrRrrrrrrrRRRRata12,424,863,764.71 4,510,702,941.18
170,277,750.00
Sumber: www.bi.go.id Laporan Keuangan 17 Bank Perkreditan Rakyat
Dari table diatas kita dapat mengetahui bahwa rata-rata total aktiva yang ada pada tujuh belas
bank perkredtan rakyat adalah sebesar Rp. 12.424.863.764,71, sedangakn rata-rata untuk total modal
sendiri dan laba bersih masing-masing sebesar Rp. 4.510.702.941,18 dan Rp. 170.277.750,00. Artinya
secara umum dari tujuh belas bank perkreditan rakyat tersebut memperoleh laba bersih yang cukup untuk
menjaga kelangsungan operasi bisnis. Serta secara umum data tersebut menggambarkan bahwa total
aktiva (asset) dan total modal sendiri (equity) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap laba bersih.
Terbukti secara umum data yang ada memberikan bahwa total aktiva (asset) yang tinggi akan diikuti
dengan laba bersih yang tinggi, atau total modal sendiri (equity) yang tinggi akan diikuti dengan laba bersih
yang tinggi, dan atau total aktiva (asset) dan total modal sendiri (equity) yang tinggi akan diikuti dengan
laba bersih yang tinggi.
Dari data diatas penyusun menyederhanakan angka-angka tersebut kedalam jumlah yang
sederhana. Dengan tujuan perhitungan yang kami lakukan lebih mudah dan lebih sederhana. Oleh karena
itu, angka-angka yang tercantum diatas penyusun sederhanakan kedalam miliaran.
22
Tabel Penyerderhanaan Data Kedalam Miliaran
NAMA BPR TOTALASSET (X1)
TOTALEQUITY (X2) LABA BERSIH RATA-RATA
PROFITA-BILITAS (Y)
PT. BPR Jujur Arghadana JL. Bojongsoang 97 Kab. Bandung
3,211 6,754 0,0 77 0.0178
PD. BPR Kec. Soreang JL. Raya Soreang NO. 26 Soreang
2,371 2,684 0,589 0,1222
PT. BPR Margahayu Arthatama JL. Kopo Bihbul NO. 67 A Kab. Bandung
7,020 3,099 0,0 62 0,0144
PT. BPR Mitra Kanaka Santosa Jalan Situ Terate No. 47 Terusan Cibaduyut
2,855 4,569 0,763 0,0969
PT. BPR Nehemia JL. Raya Padalarang No.546 Kab. Bandung 40553
8,809 1,317 0,063 0,0274
PT. BPR Pangandaran JL. Raya Dayeuhkolot No.253 Bandung
5,689 1,426 0,306 0,1342
PT. BPR Sarikusuma Surya JL.Raya Cikalang No.590 Cileunyi
14,620 3,737 0, 271 0,0455
PT. BPR Sinar Mas Pelita JL. Raya Padalarang No. 36 Padalarang - Bandung
11,376 9,595 1,191 0,1144
PT. BPR Trisurya Marga Artha Taman Kopo Indah Ruko 23 Sayati Margahayu
8,117 14,243 0,150 0,0145
PT BPR Hayura Artalola Jl.Raya Provinsi No. 18 Pasirjambu Ciwidey Kab. Bandung
8,007 1,053 0,167 0,0898
PT. BPR Bumiasih NBP 27 d/h Dayeuhkolot Jl. Terusan Cibaduyut No. 11A Baleendah Kab. Bandung
4,956 6,272 0,090 0,0163
PT. BPR Bumiasih NBP 30 d/h Ciwidey Bumi JL. Bhayangkara No. 348
16,837 1,916 0,716 0,2081
PT. BPR Bina Sono Artha Jl. Kopo Sayati No. 104 24,344 9,157 0,312 0,0235
PD. BPR Kec. Banjaran Jalan Alun - Alun Timur No. 19 Banjaran
19,651 3,179 0,553 0,1011
PT. BPR Bandung Kidul Jl. Raya Pangalengan No.340 Pangalengan-Bandung 40378
12,821 3,267 0,267 0,0512
PT. BPR Bali Rukun Mandiri Jl. Raya Ciwidey KM. 29 Ruko Sukarasa No. 5 Pasirjambu
10,128 2,164 0,439 0,1231
PT. BPR Baleendah Rahayu Jl. RAA.Wiranata Kusumah No.7 Baleendah
3,377 2,248 0,113 0,0417
Jumlah 211,223 76,682 6,129 1,2421
Rata-rata 12,425 4,511 0,170 0,0731
Sumber: Rekonstruksi data www.bi.go.id Melaui Penyerderhanaan dan Perhitungan data penelitian.
Dari peyerderhanaan jumlah data pada table diatas bisa digunakan untuk perhitungan dalam rangka menghitung koefisien pengaruh total aktiva dan total modal sendiri terhadap tingkat profitabilitas.
23
Tabel Perhitungan X kecil dan Y Kecil
No. x1 x2 y
1 -9,213 2,242 -0,05532 11,281 -1,826 0,04913 -5,404 -1,411 -0,05864 16,127 0,059 0,02375 -3,615 -3,193 -0,04566 -6,735 -3,084 0,06127 2,195 3,736 -0,02758 -1,048 5,084 0,04139 -4,308 9,732 -0,058510 -4,418 -3,457 0,016711 -7,469 1,761 -0,056712 4,412 -2,594 0,135013 11,918 4,646 -0,049514 7,226 -1,331 0,028015 396 -1,244 -0,021816 -2,296 -2,347 0,050017 -9,048 -2,262 -0,0313
Keterangan: x1 dan x2 merupakan hasil dari X dikurangi dengan X rata-rata dan y merupakan hasil perhitungan Y dikurangi dengan Yrata-rata.
Sumber: Data hasil perhitungan
Nilai-nilai ini akan digunakan untuk menghitung nilai-nilai x12, x2
2, x1x2, x1y, dan x2y.
Kemudian nilai-nilai ini akan disubtitusikan ke dalam rumus yang digunakan untuk menghitung nilai
koefisien pengaruh X1 dan X2 terhadap Y. Dimana formula dalam menghitung koefisien tersebut adalah:
Sumber: Gujarati (1999:298)
Maka, Nilai-nilai x1, x2, dan y akan dihitung kemudian sehingga menghasilkan nilai-nilai yang
disajikan dalam table perhitungan-perhitungan yang akan di subtitusikan kedalam rumus yang telah
24
dipaparkan diatas. Sehingga nilai-nilai koefisien pengaruh variable-variabel independen terhadap variable
dependen dapat dihasilkan melalui perhitungan.
Tabel Perhitungan x1x2, x1y, x2y, x12, x2
2, dan y2
Sumber: Data hasil perhitungan
Selain perhitungan yang ada, ada perhitungan lain yang sangat penting untuk disubtitusikan ke
dalam formula perhitungan dalam mencari koefisien pengaruh antara variable independen terhadp variable
dependen. Dalam hal in adalah perhitungan mengenai x12, X2
2, dan y2. Berikut in table perhitungan nilai-
nilai tersebut:
Tabel Perhitungan x12, X22, dan y2
25
No. x1x2 x1y x2y1 -20,655 0,509 -0,1242 -20,599 0,553 -0,8963 7,625 0,316 0,0824 0,951 0,383 0,0015 11,542 0,164 0,1456 20,770 -0,412 -0,1887 8,200 -0,060 -0,1038 -5,328 -0,043 0,2109 -41,925 20,521 -0,56910 15,273 -0,073 -0,05711 -13,152 0,424 -0,10012 -11,444 0,595 -0,35013 55,371 -0,591 -0,23014 -9,617 0,202 -0,03715 -0,492 -0,008 0,02716 5,388 -0,114 -0,11717 20,466 0,283 0,071
Jumlah 22,373 2,383 -1,429
Sumber: Data hasil perhitungan
Dari table-tabel
diatas diperoleh
nilai-nilai sebagai
berikut:
x1x2 = 22,373
x1y = 2,383
x2y = -1,429
#. Perhitungan untuk mencari nilai β1, β2, dan βo adalah:
x12 = 960,65
X22 = 221,88
y2 = 0.050145
26
No. x12 X2
2 y2
1 84,88 5,023 0.0030602 127,26 3,33 0.0024123 29,20 1,99 0.0034394 260,08 0,003 0.0005665 13,07 10,20 0.0020826 45,36 9,51 0.0037427 4,82 13,96 0.0007588 1,10 25,85 0.0017099 18,56 94,71 0.003425
10 19,52 11,95 0.00027911 55,79 3,10 0.00322612 19,47 6,73 0.01823413 142,04 21,59 0.00246014 52,22 1,77 0.00078515 0,16 1,55 0.00047616 5,27 5,51 0.00250717 81,87 5,12 0.000985
960,65 221,88 0.050145
Jadi, nilai koefisien β1 sebesar 22,21 x 10-4 dan nilai koefisien β2 sebesar -62,09 x 10-4. Artinya
pengaruh total aktiva terhadap tingkat profitabilitas adalah positif sebesar 22,21 x 10 -4 atau berpengaruh
positif terhadap profitabilitas dan pengaruh total modal sendiri terhadap tingkat profitabilitas adalah
negative sebesar 62,09 x 10-4 atau berpengaruh negative terhadap profitabilitas. Sedangkan untuk
menghitung nilai βo digunakan rumus mencari βo adalahsbagi berikut:
Dari table diketahui bahwa:
= 12,223 & = 22,21 x 10-4
= 4.511 & = -62,09 x 10-4
= 0.0731
βo = 0.0731- [(22,21 x 10-4)(12,223)] – [(-62,09 x 10-4)(4,511)]
βo = 731 x 10-4- (271,47 x 10-4) + (280,09 x 10-4)
βo = 731 x 10-4 + (8,62 x 10-4) = 739,62 x 10-4
Menghitung koefisien determinasi R2 dengan formula
27
Jadi, pengaruh total aset dan total equity secara simultan terhadap profitabilitas sebesar 28.25%
sedangkan 71.75% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar total aset dan total equity pada sebuah BPR.
Nilai ini memberikan gambaran yang secara matematis akurat dan memenuhi keabsahan perhitungan
dalam menentukan pengaruh variabel-vriabel independen terhadap variable dependen. Nilai ini dalam
perhitungan statistic pada pengujian hipotesis disebut dengan koefisien determinasi atau koefisien penentu
pengaruh variabel-vriabel independen terhadap variable dependen. Secara teoritis nilai sebesar 28,25% ini
mengindikasikan bahwa pengaruh variabel-vriabel independen terhadap variable dependen kurang kuat
bahkan bisa dikatakan bahwa pengaruh variabel-vriabel independen terhadap variable dependen sangat
tidak kuat.
4.2 Hasil Pengolahan Data
TabelModel Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the estimate
1 0.5315a 0.2825 0.152 1.337Sumber: Pengolahan data
a. Predictors: (Constant), X1, X2
b. Dependent Variable:Y Dari table diats dapat dilihat bahwa keeratan hubungan antar variable independen ditunjukan
dengan nilai korelasi berganda (R) sebesar 0.5315 dengan koefisien determinasi (R2) adalah 0.2825 berarti
bahwa model regresi hanya dapat menjelaskan variable dependen sebesar 28.25% dengan kata lain
profitabilitas bisa dipengaruhi oleh variable total aktiva dan total modal sendiri secara bersama-sama
sebesar 28.25% sedangakan sisanya 71.75% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar total aset dan total
equity pada sebuah BPR.
28
TabelCoefficientsa
Model
Coefficien of impact independent variables (total asset and total equity)
toward dependent variable (profitability)
Coefficien determination of simultance influence
(R2)
Result Compute to test hypothesis
Coefisien β Std. Error R2 value t-compute
Constant 0.073962 0.271960
0.2825
-
X1 0.002221 0.001640 1.3320
X2 -0.006209 0.003411 1.9665
a. Dependent Variable:Y
Selanjutnya untuk memperolah persamaan regresi dapat diperoleh elemen-elemennya dari table
coefficients di atas, sehingga diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
Koefisien regresi β1 = 0.00222, ini berarti setiap penambahan atau pengurangan sebesar satu pada
total aktiva akan diikuti oleh penambahan atau pengurangan sebesar 0.002221 satuan tingkat profitabilitas
pada bank perkreditan rakyat, dengan asumsi semuanya konstan.
Koefisien regresi β2 = 0.006209, ini berarti setiap penambahan atau pengurangan sebesar satu
pada total modal sendiri akan diikuti oleh penambahan atau pengurangan sebesar 0.006209 satuan tingkat
profitabilitas pada bank perkreditan rakyat, dengan asumsi semuanya konstan.
4.3 Pengujian Hipotesis dan Pembahasan
Dalam penelitian ini terdapat dua hipotesis yang akan diuji dimana hasil pengujian kedua hipotesis
tersebut dikemukakan sebagi berikut:
4.3.1 Pengujian Hipotesis Pertama
Hipotesis Pertama:
“Total Aktiva dan Total Modal Sendiri berpengaruh positif dan signifikan secara simultan terhadap
Tingkat Profitabiitas”
29
Y = 0.073962 + 0.002221X1 – 0.006209X2 + ε
Untuk mengetahui signifikan tidaknya variable ini digunakan nilai Fhitung yang akan dibandingkan
dengan niali Ftabel. Kemudian dari hasil perbandingan ini bisa disimpulkan signifikan tidaknya
variabel-variabel independen terhadap variable dependent dengan taraf nyata 5% (α =0.05).
Ho: β1 = β2 = 0 : berarti H1 ditolak, artinya:
“Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari Total Aktiva secara parsial terhadap variable Tingkat Profitabilitas pada Bank Perkreditan Rakyat”
H1: β1 ≠ β2 ≠ 0, berarti H1 diterima, artinya:
“Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari Total Aktiva secara parsial terhadap variabel Tingkat Profitabilitas pada Bank Perkreditan Rakyat”
Sebelum pengujian dilakukan perlu diketahui terlebih dahulu nilai F-hitungnya:
Jadi, F-hitung yang diperoleh dalampengujian hipotesis ini adalah sebesar 2,7561
Dengan memperoleh F-hitung sebesar 2,7561 yang akan dibandingkan dengan F-tabel
pada derajat bebas (df = k =2 dan n-k-1 = 14) dan pada taraf nyata 5% diperoleh nilai F-tabel
sebesar 3,74. Perbandingan yang ada antara F-hitung dan F-tabel dapat disimpulkan bahwa F-
hitung < F-tabel (2,7561 < 3,740) sehingga hipotesis yang diterima adalah hipotesis awal atau Ho
dengan kata lain H1 ditolak, artinya antara total aktiva dan total modal sendiri secara simultan tidak
berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas.
4.3.2 Pengujian Hipotesis Kedua
Hipotesis Kedua:
“Total Aktiva dan Total Modal Sendiri berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap
Tingkat Profitabiitas”
30
Untuk mengetahui signifikan tidaknya masing-masing variable independen ini, akan digunakan
nilai t-hitung yang kemudian dibandingkan dengan niali t-tabel. Kemudian dari hasil perbandingan ini
bisa disimpulkan signifikan tidaknya masing-masing variabel independen secara parsial terhadap
variable dependent dengan taraf nyata 5% (α =0.05).
Ho: β1 ≤ 0 berarti H1 ditolak, artinya:
“Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari Total Aktiva secara parsial terhadap Tingkat Profitabilitas”
H1: β1 > 0 berarti H1 diterima, artinya:
”Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari Total Aktiva secara parsial terhadap Tingkat Profitabilitas”.
Ho: β2 ≤ 0 berarti H1 ditolak, artinya:
“Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari Total Modal Sendiri secara parsial terhadap Tingkat Profitabilitas pada Bank Perkreditan Rakyat”
31
H1: β2 > 0 berarti H1 diterima, artinya:
”Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari Total Modal Sendiri secara parsial terhadap Tingkat Profitabilitas pada Bank Perkreditan Rakyat”
Dari hasil perhitungan data diperoleh bahwa t1-hitung adalah sebesar 1,3320 dan t2-hitung
adalah sebesar 1,9665 dan nilai t-tabel pada taraf nyata 5% dan derajat kebebasan 15 (df = n-k =
17-2 = 15) adalah sebesar 1,753.
Maka, untuk t-hitung total aktiva sebesar 1,332 lebih kecil dari t-tabel sebesar 1,753 (t-
hitung < t-tabel) dengan begitu Ho diterima sedangkan H1 ditolak, atau dengan kata lain bahwa
total aktiva secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas pada bank
perkreditan rakyat.
Sedangkan, untuk t-hitung total modal sendiri sebesar 1,9665 lebih besar dari t-tabel
sebesar 1,753 (t-hitung > t-tabel) dengan begitu Ho ditolak sedangkan H1 diterima, atau dengan
kata lain bahwa total modal sendiri secara parsial berpengaruh signifikan negatif terhadap tingkat
profitabilitas pada bank perkreditan rakyat.
4.3.3 Pembahasan Hasil Pengujian
Dalam penelitian ini dihasilkan persamaa regresi Y = 0,073962 + 0,002221X1 –
0,006209X2 dari persamaan ini bisa diinterpretasikan bahwa tigkat profitabiltas dipengaruhi positif
oleh total aktiva sebesar 0.002221 dan dipengaruhi negatif oleh total modal sendiri sebesar
0,006209. Dari hasil ini menunjukan perbedaan dengan hipotesis yang diajukan penyusun bahwa
baik total aktiva dan total modal sendiri berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat
profitabilitas pada bank perkreditan rakyat. Tentunya banyak factor yang mempengaruhi itu semua,
artinya kenapa aktiva berpengaruh positif terhadap profitabilitas pada bank perkerditan rakyat hal
itu disebabkan penggunaan aktiva, baik aktiva lancar maupun aktiva tetap, dalam operasional
utama bisnis perbankan bank perkreditan rakyat ataupun aktiva yang digunakan diluar operasi
utama perusahaan seperti aktiva tetap yang disewakan kepada masyarakat atau pihak-pihak yang
32
membutuhkannya. Sorotan utama total aktiva berpengaruh positif terhadap profitabilitas pada bank
perkreditan rakyat adalah penggunaan kas (cash) dalam meningkatkan kemampuan bank dalam
memperolah keuntungan atau laba. Dengan demikian, semakin tinggi penggunaan aktiva dalam
operasionalisasi bank perkreditan rakyat maka akan meningkatkan tingkat profitabilitas atau
semakin menurunnya penggunaan aktiva dalam operasionalisasi bank perkreditan rakyat maka
akan mengurangi kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan atau laba.
Sedangkan total modal sendiri yang berpengaruh negatif terhadap tingkat profitabilitas
yang menunjukan perbedaan dengan asumsi awal penyusun hal ini menunjukan bahwa semakin
tinggi penyertaan modal oleh para pemiliki akan mengurangi tingkat kemampuan bank perkreditan
rakyat dalam memperoleh laba. Hal itu bisa saja disebabkan oleh faktor internal yang kolusi
sehingga pemegang saham yang memiliki penyertaan modal tinggi atau mengusai sebagian besar
saham bank perkreditan rakyat akan membuat menyebabkan tingkat pengaruh dan kekuasan
kewenangan untuk menempatkan orang-orang kepercayaan dalam manajemen bank semakin
tinggi, yang biasanya orang keprcayaan menginkan tingkat bayaran yang tinggi dan mau tidak mau
tingkat gaji atau komisi yang akan diberikan lebih tinggi dibanding mereka yang bukan orang-orang
kepercayaan. Atas nama kewenangan yang tinggi dan pengaruh yang kuat menjadikan kolusi yang
mengarah pada peningkatan beban atau tanggung jawab bank perkreditan rakyat semakin tinggi
ataupun menimbulkan peningkatan biaya yang harus ditanggung oleh bank dan hal ini akan
mengurangi laba yang diperoleh oleh bank itu sendiri.
Selain itu, ada faktor lain yang dimungkinkan dapat menyebabkan hal ini. Hal ini bisa juga
disebabkan oleh tingginya pengalihan aktiva lancar kedalam kedalam kepemilikan aktiva-aktiva
tetap sehingga kemampuan untuk memperoleh keuntungan dari operasi utama bisnis menjadi
berkurang dan secara langsung mempengaruhi profitabilitas bank perkreditan rakyat. Atau juga
disebabkan tingginya biaya pemasaran atau biaya promosi dalam mengenalkan jasa
perbankannya kepada para calon nasabah.33
Tetapi, jika diilihat dari pengujian hipotesis ternyata total aktiva tidak berpengruh signifikan
terhadap tingkat profitabilitas pada bank perkreditan rakyat. Bisa saja hal ini disebabkan oleh
tingginya penggunaan aktiva kedalam usaha diluar opersi bisnis utama bank perkreditan rakyat.
Seperti tingginya tingkat pengunaan aktiva lancar pada kepemilikan aktiva tetap. Ataupun
rendahnya tingkat bunga pinjaman yang diberlakukan pada bank perkreditan rakyat, meskipun
lebih tinggi dari pada suku bunga simpanan tetapi selisih kelebihannya tidak tinggi sehingga hal ini
menyebabkan rendahnya penerimaan pendapatan atas bunga pinjaman.
Dengan melihat koefisien determinasi dapat dilihat bahwa keeratan kedua variabei
independen ini sangat tidak kuat hanya sebesar 28,25% pengaruhnya terhadap profitabilitas bank
perkreditan rakyat. Angka atau persentase sebesar 28,25% ini menunjukan bahwa pengaruh total
aktiva dan total modal sendiri secara bersama-sama terhadap tingkat profitabilitas. Sedangkan
71,75% dipengaruhi faktor-faktor lain yang ada diluar total aktiva dan total modal sendiri. Melaui
asumsi seperti itujelas bahwa bank perkreditan rakyat tidak hanya terfokus pada panggunaan
aktiva dan modal saja dalam melakukan aktivitas bisnisnya melainkan harus ada faktor-faktor lain
yang diperhatkan oleh bank perkreditan rakyat yang bisa saja lebh tinggi pengaruhnya terhadap
profitabiltas bank perkreditan rakyat.
34
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Faktor-faktor yang menyebabkan total asset berpengaruh positif terhadap profitabilitas
1. Total asset terdiri dari asset tangible yang dapat digunakan oleh BPR untuk menambah pemberian
pinjaman kepada nasabah yang membutuhkannya, dari pemberian pinjaman tersebut BPR akan
menarik bunga pinjaman sesuai dengan kebijakan BPR tersebut yang akan menambah
pendapatan atau dalam hal ini laba yang semakin tinggi.
2. Laba bersih yang diperoleh yang semakin tinggi atas pemberian pinjaman melalui penggunaan
asset tangable (aktiva lancar/kas) yang efektif kepada nasabah akan meningkatkan profitabilitas.
3. Penggunaan aktiva, baik aktiva lancar maupun aktiva tetap, dalam operasional utama bisnis
perbankan bank perkreditan rakyat ataupun aktiva yang digunakan diluar operasi utama
perusahaan seperti aktiva tetap yang disewakan kepada masyarakat atau pihak-pihak yang
membutuhkannya. Sorotan utama total aktiva berpengaruh positif terhadap profitabilitas pada bank
perkreditan rakyat adalah penggunaan kas (cash) dalam meningkatkan kemampuan bank dalam
memperolah keuntungan atau laba
5.2 Faktor-faktor yang menyebabkan total equity berpengaruh negatif terhadap profitabilitas
1. Total private equity terdiri dari atas saham dan laba ditahan yang dimiliki oleh BPR, semakin
saham dan laba ditahan yang dimiliki tidak dipergunakan dalam kegiatan normal BPR dalam hal ini
total private equity tersebut tetap berada di BPR tersebut. Sehingga tidak dimungkinkan
menambah jumlah modal untuk menambah pemberian pinjaman kepada nasabah yang akan
menghasilkan laba. Oleh sebab itu, semakin besar total modal sendiri yang dimiliki BPR akan
memperkecil profitabilitas yang diperoleh BPR.
2. Semakin tinggi penyertaan modal oleh para pemiliki akan mengurangi tingkat kemampuan bank
perkreditan rakyat dalam memperoleh laba atau bisa saja factor internal yang kolusi sehingga
pemegang saham yang memiliki penyertaan modal tinggi atau mengusai sebagian besar saham
bank perkreditan rakyat yang menyebabkan tingkat kesewenang-wenangan untuk menempatkan
orang-orang kepercayaan dalam manajemen bank yang mau tidak mau tingkat gaji atau komisi
yang akan diberikan lebih tinggi disbanding mereka yang bukan orang-orang kepercayaan atasa
35
nama kolusi dengan begitu menimbulkan peningkatan biaya yang harus ditanggung oleh bank dan
hal ini akan mengurangi laba yang diperoleh oleh bank itu sendiri.
3. Hal ini bisa juga disebabkan oleh tingginya pengalihan aktiva lancar kedalam kedalam kepemilikan
aktiva-aktiva tetap sehingga kemampuan untuk memperoleh keuntungan dari operasi utama bisnis
menjadi berkurang dan secara langsung mempengaruhi profitabilitas bank perkreditan rakyat. Atau
juga disebabkan tingginya biaya pemasaran atau biaya promosi dalam mengenalkan jasa
perbankannya kepada para calon nasabah.
5.3 Catatan Penyusun
Dari hasil presentasi yang dilakukan kami dapat menarik kesimpulan bahwa adanya pengaruh
positif total asset terhadap profitabilitas diperkirakan oleh beberapa factor diantaranya:
1. Semakin tinggi asset yang dimiliki oleh sebuah BPR maka peluang dalam meningkatkan aktivitas
utama BPR akan semakin tinggi yang dapat meningkatkan profitabilitas.
2. Semakin kecil piutang yang tidak tertagih (semakin tinggi piutang yang tertagih) dapat mengurangi
cadangan kerugian piutang dan mengurangi biaya-biaya yang ditujukan untuk menagih piutang
BPR pada nasabah, sehingga semakin kecil biaya yang dikeluarkan untuk menagih piutang maka
akan meningkatkan profitabilitas BPR.
3. Adanya kemungkinan pendapatan lain-lain yang diperoleh dari hasil asset (tanah, kendaraan, dll)
yang disewakan kepada pihak lain yang membutuhkannya sehingga dapat meningkatkan laba
yang diperoleh.
Dari hasil presentasi yang dilakukan kami dapat menarik kesimpulan bahwa adanya pengaruh
negatif total modal sendiri terhadap profitabilitas diperkirakan oleh beberapa factor diantaranya:
1. Semakin tinggi kepemilikan modal sendiri dalam sebuah BPR dimungkinkan akan
memperbesar pengaruh terhadap segala jenis kebijakan dalam BPR ataupun bisa saja SDM
yang ada dalam BPR tersebut merupakan orang-orang kepercayaan pemilik modal yang bisa
saja meminta tariff gaji yang tinggi sehingga meningkatkan biaya atau beban gaji yang akan
mengurangi tingkat laba yang diperoleh BPR.
2. Modal tinggi yang dimiliki oleh pribadi bisa saja merupakan bagian dari penerbitan saham
baru yang menambah biaya-biaya dalam proses penerbitan saham baru tersebut sehingga
36
menimbulkan biaya lain-lain yang dapat mengurangi laba.
3. Diperkirakan adanya inflasi yang menimbulkan kebijakan fiscal dari pemerintah melalui
peningkatan suku bunga simpana yang menarik uang nasabah untuk disimpan ke bank
sehingga bank kesulitan untuk menyalurkan dana pinjamannya kepada nasabah karena bunga
pinjaman lebih besar daripada bunga simpanan mengakibakan nasabah enggan meminjam
uang kepada BPR.
37