republika online terhadap pemahaman keagamaan...
TRANSCRIPT
PENGARUH BERITA “MEMBACA ALQURAN SAAT HAID” DI
REPUBLIKA ONLINE TERHADAP PEMAHAMAN KEAGAMAAN
MAHASISWI JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM DAN
JURNALISTIK UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Arfan Maulana
NIM: 1113051000083
PROGRAM STUDI JURNALISTIK
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441H / 2020 M
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
PENGARUH BERITA “MEMBACA ALQURAN SAAT HAID” DI
REPUBLIKA ONLINE TERHADAP PEMAHAMAN KEAGAMAAN
MAHASISWI JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM DAN
JURNALISTIK UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi syarat
Memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Arfan Maulana
NIM: 1113051000083
Di Bawah Bimbingan:
Dr. Rulli Nasrullah, M. Si.
NIP: 197503182008011008
PROGRAM STUDI JURNALISTIK
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441H / 2020 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
Skripsi karya Arfan Maulana, yang berjudul Pengaruh Berita “Membaca
Alquran saat Haid” di Republika Online Terhadap Pemahaman Keagamaan
Mahasiswi Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam dan Jurnalistik UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta telah diujikan dalam Sidang Munaqasah Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tanggal 15
Juni 2020. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar program Strata Satu (S1) pada jurusan Konsentrasi Jurnalistik.
Tangerang Selatan, 15 Juni 2020
Sidang MunaqasyahKetua Sidang
Kholis Ridho, M.Si
NIP. 19781142009121002
Sekretaris Sidang
Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, M.A
NIP. 19710412200003200Anggota
Penguji 1 Penguji 2
Drs. Helmi Hidayat, M.A. Ali Irfani, M.HI.
NIP. 196504262014111001
Pembimbing
Dr. Rulli Nasrullah, M.Si.
NIP. 197503182008011008
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 15 Juni 2020
Arfan Maulana
v
ABSTRAK
Nama: Arfan Maulana
NIM: 1113051000083
Pengaruh Berita “Membaca Alquran Saat Haid” di Republika Online
Terhadap Pemahaman Keagamaan Mahasiswi Jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam dan Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Berita merupakan laporan berupa fakta – fakta yang disajikan dalam bentuk
video, suara, dan tulisan dengan penyajian yang menarik yang diterbitkan oleh
suatu media. Berita juga bisa diartikan sebagai sesuatu yang baru dan sudah lama
terjadi. Salah satu berita yang cukup menarik adalah “Membaca Alquran saat Haid”
di Republika Online. Bisa dikatakan masih banyak yang beranggapan bahwa
membaca Alquran saat haid merupakan sesuatu yang dilarang oleh agama. Tetapi,
dalam berita tersebut, Republika beranggapan boleh.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka muncul pertanyaan peneliti. Pertama,
apakah berita “Membaca Alquran saat Haid” di Republika Online dapat
berpengaruh pada pemahaman keagamaan di kalangan mahasiswi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta? Kedua, seberapa besar pengaruh berita “Membaca Alquran
saat Haid” terhadap pemahaman keagamaan di kalangan mahasiswi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penulis menggunakan teori uses and
effect yang dikemukakan oleh Sven Windalh (1979). Uses and effect menjelaskan
faktor – faktor yang menyebabkan terjadinya penggunaan media, karakter individu,
dan keputusan untuk menggunakan atau tidak menggunakan isi media. Penulis
menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei dan kuesioner sebagai
alat pengunmpulan data.
Penulis menggunakan One Group Pretest dan Posttest sebagai desain dari
penelitian. Pengambilan sampel dilakukan dengan sampling insidensial
menggunakan rumus Slovin. Uji Normalitas menggunakan Komogorov – Smirnov
untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Hasil
kuesioner kemudian diolah menggunakan Paired Sample T-Test untuk mencari
perbandingan mean perbedaan tingkat pemahaman keagamaan mahasiswi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta setelah melihat berita “Membaca Alquran saat Haid” di
Republika Online.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan
signifikan sebelum dan sesudah membaca berita “Membaca Alquran saat Haid” di
Republika Online. Hal tersebut dapat terlihat dari hasil Paired Samples T-test
menggunakan SPPS 21 dan mendapatkan hasil nilai thitung sebesar -52.202 dengan
sig 0.000. Karena sig < 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha
ditolak.
Kata Kunci: Membaca Alquran saat Haid, Republika Online, Uses and Effect.
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, Rabb Yang Maha Pintar. Segala puji dan syukur
penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat, tolong, dan kurnia-
Nya atas penulis, sehingga penulis dipandaikan, dimampukan, dan selalu diberikan
kekuatan untuk menyelesaikan penelitian skripsi berjudul, “Pengaruh Berita
Membaca Alquran Saat Haid di Republika Online Terhadap Pemahaman Agama di
Kalangan Mahasiswi Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta”.
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Sosial (S.Sos). Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam karya skripsi
yang penulis buat ini karena keterbatasan kemampuan dan ilmu pengetahuan yang
penulis miliki. Namun, berkat adanya dorongan semangat dari berbagai pihak,
akhirnya skripsi ini mampu penulis rampungkan. Dalam kesempatan ini, penulis
sangat berterima kasih yang sebesar – besarnya kepada:
1. Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Suparto, M. Ed, Ph. D.
2. Wakil Dekan I Bidang Akademik FDIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Dr. Siti Napsiyah, MSW, Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum FDIK
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Sihabudin Noor, MA, dan Wakil Dekan
III Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerjasama FDIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Drs. Cecep Castrawijaya, MA.
3. Ketua Konsentrasi Jurnalistik FDIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Kholis
Ridho, M, Si. dan Sekretaris Konsentrasi Jurnalistik FDIK UIN Syarif
vii
Hidayatullah Jakarta, Dra. Hj. Musrifah Nurlaily, MA.
4. Dosen Pembimbing Skripsi, Dr. Rulli Nasrullah, M. Si. yang telah mau
membimbing penulis dengan begitu sabar meskipun kesibukannya padat.
5. Dosen Pembimbing Akademik, Dr. Fatmawati, MA yang telah memberikan
begitu banyak saran dan masukan untuk penentuan judul skripsi yang akan
penulis buat.
6. Seluruh Keluarga Besar Dosen FDIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
khususnya yang pernah mengajarkan saya di kelas Jurnalistik. Tanpa jasa
Bapak / Ibu, mungkin saya bukan apa – apa hari ini.
7. Pimpinan dan para staf perpustakaan FDIK maupun perpustakaan utama UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Ibunda penulis, Nurul Komariah S. Pd, yang selalu mendorong penulis agar
segera menyelesaikan skripsi ini dan selalu memberikan dorongan moril
kepada penulis.
9. Teman – teman seperjuangan Jurnalistik Angkatan 2013. Segala kenangan
yang pernah kita buat merupakan spirit penulis dalam mengerjakan skripsi ini.
10. Komunitas Musik Mahasiswa (KMM) RIAK, khususnya Progeni 11 yang
senantiasa berbagi canda dikala pikiran penulis sedang gundah akan skripsi
ini.
11. Sahabat terbaik, Rheza Alfian (Ejon), Aldiansyah Nurrahman (Bang Aldi),
Alboja Atmojo (Boja), Fadhillah Syafi’ie (Dolah), Irhas Ilmawan, Deni, Budi
viii
Firmana, Yudhistira, serta yang pernah membekas di hati selama
perkuliahan, Annisatul Kamaliyah, Fatimah Choirunissa, dan Ayudya
Annisa.
Demikian kata pengantar dalam penelitian ini, dengan penuh harapan bahwa
apa-apa yang penulis limpahkan dalam skripsi ini semoga dapat bermanfaat bagi
kalangan akademis maupun masyarakat umum. Akhir kata, semoga Allah SWT.
senantiasa membalas segala kebaikan yang pernah tercurah kepada penulis dari
orang lain. Sekali lagi, semoga skripsi yang penulis buat ini dapat berguna bagi
banyak orang.
Jakarta, 15 Juni 2020
Arfan Maulana
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI .................................................................. iii
ABSTRAK .............................................................................................................. v
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1
B. Batasan Masalah. ............................................................................................ 3
C. Rumusan Masalah ........................................................................................... 4
D. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 4
E. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 5
F. Tinjauan Kajian Terdahulu ............................................................................. 5
G. Sistematika Penulisan ..................................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 8
A. Berita………….. ............................................................................................ 8
B. Media Online…… ......................................................................................... 11
C. Khalayak Media…………………………………………………………….12
D. Teori Pengaruh ............................................................................................. 18
E. Teori Efek Pemberitaan Media Massa .......................................................... 19
F. Terpaan Media (Media Exposure) ................................................................ 21
x
G. Pemahaman Agama ...................................................................................... 25
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pemahaman Agama ........................... 31
b. Ruang Lingkup Pemahaman Agama ......................................................... 33
H. Pendapat Para Ulama Mengenai Membaca Alquran saat Haid .................... 34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 36
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 36
B. Paradigma Penelitian .................................................................................... 36
C. Pendekatan Penelitian ................................................................................... 37
D. Metode Penelitian ......................................................................................... 39
E. Subjek dan Objek Penelitian ......................................................................... 39
F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 40
G. Teknik Analisis Data .................................................................................... 40
H. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian ..................................................... 41
I. Definisi Operasional ...................................................................................... 41
1. Berita “Membaca Al-Quran Saat Haid” di Republik Online..................... 41
2. Pemahaman Keagamaan ............................................................................ 42
J. Data dan Sumber Data ................................................................................... 43
K. Populasi dan Sampel .................................................................................... 45
L. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 46
M. Teknik Analisis Data ................................................................................... 50
N. Jadwal Penelitian .......................................................................................... 51
xi
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 59
A. Temuan Penelitian ........................................................................................ 59
1. Berita Membaca Alquran Saat Haid .......................................................... 59
2. Validitas dan Realibilitas ........................................................................... 63
3. Karakteristik Data Responden ................................................................... 72
4. Pretest dan Posttest Tingkat Pemahaman Kegamaan Mahasiswi FIDKOM
Menggunakan Paired – Sample T-Test.......................................................... 75
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 79
A. Kesimpulan…………. .................................................................................. 79
B. Saran……………….. ................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 81
LAMPIRAN .......................................................................................................... 85
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Blue Print Skala Pemahaman Keagamaan Pretest ..................... 54
Tabel 2 Blue Print Skala Pemahaman Keagamaan Posttest ..................... 55
Tabel 3 Jadwal Penelitian ......................................................................... 58
Tabel 4 Hasil Uji Validitas Pretest ........................................................... 64
Tabel 5 Hasil Uji Validitas Posttest .......................................................... 66
Tabel 6 Uji Reliabilitas Pretest ................................................................. 71
Tabel 7 Uji Reliabilitas Posttest ............................................................... 72
Tabel 8 Data Responden berdasarkan Jurusan .......................................... 73
Tabel 9 Data Responden Berdasarkan Asal Sekolah ................................ 73
Tabel 10 Data Responden Berdasarkan Angkatan .................................... 74
Tabel 11 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test .................................... 74
Tabel 12 Uji Homogenitas of Variances ................................................... 75
Tabel 13 Paired Sample Statistics ............................................................ 76
Tabel 14 Paired Samples Correlations ..................................................... 77
Tabel 15 Paired Samples Test ................................................................... 78
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejak era para khalifah empat sahabat nabi berakhir hingga saat ini,
perdebatan mengenai halal atau haramnya seorang wanita yang sedang haid
membaca Alquran belum juga usai. Terlebih saat memasuki era mazhab-mazhab
mengenai keyakinan tentang Islam mulai dari mazhab Syafii, Hanafi, Hanbali,
Maliki, dan Zhahiri, perdebatan mengenai halal atau haramnya kaum perempuan
menyentuh atau membaca Alquran saat haid masih berlanjut.
Mengenai apa saja larangan kaum perempuan saat haid, semua ulama
sepakat bahwa kaum perempuan dilarang untuk salat, puasa, dan berhubungan
intim dengan suami mereka namun, tidak dengan membaca atau menyentuh
Alquran. Para ulama dari mazhab Syafii, Hanafi, dan Hanbali jelas melarang wanita
untuk membaca atau menyentuh Alquran saat haid. Hal ini berdasarkan hadis Ibnu
Umar bahwa Nabi Muhammad bersabda, “janganlah wanita haid dan orang junub
membaca sesuatu dari Alquran.” Berbeda dengan mazhab Syafii, Hanbali, dan
Hanafi. Mazhab Maliki dan Zhahiri berpendapat bahwa membaca atau menyentuh
Alquran saat haid bagi wanita tidaklah haram. Mazhab Maliki dan Zhahiri justru
menilai dalil yang dipakai untuk mengharamkan wanita membaca Alquran saat haid
bernilai lemah. Dalil yang digunakan oleh kedua mazhab ini mengenai bolehnya
wanita saat haid membaca Alquran adalah peristiwa ketika Aisyah, hendak
melakukan tawaf dengan nabi namun, saat dalam perjalanan, Aisyah mengalami
haid. Saat itu pula Aisyah bertanya kepada nabi apakah masih diperbolehkan
2
baginya untuk bertawaf dan membaca bacaan Alquran. Kemudian nabi
membolehkan Aisyah untuk membaca Alquran.
Sebagai catatan, para penganut mazhab Maliki dan Zhahiri saat ini menetap
di negara-negara berpenduduk muslim di Afrika Utara dan Afrika Barat. Mengingat
Indonesia adalah negara mayoritas penganut Islam bermazhab Syafii, dapat diduga
kuat jika mayoritas muslim Indonesia beranggapan membaca Alquran saat haid
adalah haram.
Di Indonesia, terdapat media online skala nasional yang bernuansa islami.
Ialah Republika Online (ROL). Kanal-kanal yang ada di dalam ROL di antaranya
news, khazanah, internasional, ekonomi, sepak bola, leisure, kolom, infografis,
Republika TV, indeks, home, dan Lainnya. Di antara berbagai kanal yang ada di
ROL, salah satunya adalah kanal khazanah. Kanal khazanah berisi tentang berita-
berita terbaru, terkini, dan terpopuler terkait isu dunia Islam. Di dalam kanal
khazanah terdapat berbagai sub-sub kanal di antaranya Indonesia, dunia, mozaik,
filantropi, hikmah, islam digest, mualaf, fatwa, rumah zakat, dan empowering
indonesia.
Menilik tentang sub kanal fatwa, di dalam sub kanal ini terdapat informasi
yang berisi penjelasan-penjelasan halal dan haramnya sesuatu untuk umat Islam
dengan mengambil referensi dari berbagai kitab-kitab seperti alquran, hadits, tafsir,
dan pendapat para ulama-ulama terdahulu maupun kontemporer. Salah satu berita
dalam sub kanal ini berjudul “Membaca Alquran Saat Haid”. Dalam berita tersebut,
dijelaskan tentang hukum boleh dan tidaknya atau halal dan haramnya membaca
alquran saat wanita sedang haid. Berita yang terbit pada sabtu, 17 maret 2018 ini
3
berusaha menjelaskan hukum membaca alquran saat haid berdasarkan referensi dari
kitab-kitab dan pendapat para ulama pada zaman empat imam besar. Kesimpulan
dari berita yang ditulis oleh Agung Sasongko ini adalah dibolehkannya wanita haid
membaca alquran dengan atau tanpa memegang mushaf alquran.
Di samping bolehnya membaca alquran saat haid berdasarkan berita yang
diterbitkan ROL, ternyata masih banyak wanita yang enggan dan berpendapat
bahwasannya membaca Alquran saat haid adalah haram. Di lingkungan kampus
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, di mana
peneliti ada di dalamnya, terdapat delapan dari sepuluh wanita muslim dewasa
masih beranggapan membaca Alquran ketika haid adalah haram. Artinya,
pemberitaan yang diterbitkan ROL tersebut berpotensi memberikan efek terhadap
pemahaman keagamaan bagi kalangan mahasiswi di fakultas tersebut. Namun,
sejauh ini pengaruh terhadap pemahaman keagamaan bagi kalangan mahasiswi
masih menjadi pertanyaan. Untuk itu, peneliti mengajukan penelitian berjudul
“Pengaruh Berita Membaca Al-Quran Saat Haid Di Republika Online Terhadap
Pemahaman Keagamaan Mahasiswi Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam dan
Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”.
B. Batasan Masalah
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang maksimal, peneliti membatasi
ruang lingkup penelitian yang akan dilakukan. Peneliti mengambil berita di ROL,
kanal khazanah, sub kanal fatwa, dengan judul berita “Membaca Alquran Saat
Haid” yang terbit pada hari sabtu, 17 maret 2018 pukul 21:06 WIB. Berita tersebut
membahas tentang halal dan haramnya membaca alquran saat haid bagi wanita
4
muslimah. Populasi yang dipilih adalah para mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Angkatan 2018 Jurusan
Jurnalistik dan Komunikasi Penyiaran Islam.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah seperti
berikut:
1. Bagaimana respon dari para mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
terhadap berita “Membaca Alquran Saat Haid”, di Republika Online?
2. Adakah hubungan antara berita “Membaca Alquran Saat Haid” dengan
pemahaman keagamaan pada pembaca?
3. Adakah pengaruh membaca berita “Membaca Alquran Saat Haid”, terhadap
pemahaman keagamaan pada pembaca?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan
penelitan ini adalah:
a. Mendapatkan data dan informasi mengenai respon mahasiswi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta terhadap berita “Membaca Alquran Saat Haid” di
Republika Online.
b. Mendapatkan data dan informasi mengenai ada atau tidaknya hubungan
antara membaca berita “Membaca Alquran Saat Haid” di Repulika Online
dengan pemahaman keagamaan di kalangan pembaca.
c. Mendapatkan data dan informasi mengenai ada atau tidaknya pengaruh
berita “Membaca Alquran Saat Haid” di Republika Online dengan
5
pemahaman keagamaan di kalangan mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
a. Penelitian ini diharapkan untuk dapat dijadikan bahan pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
b. Penelitian ini juga diharapkan menambah wawasan bagi kalangan
teoritis serta praktis pada umumnya, dan terutama bagi para aktivis
maupun mahasiswa guna menambah pengetahuan dalam mempelajari
mengenai praktik karya jurnalistik.
c. Penelitian ini diharapkan dijadikan rujukan oleh berbagai kalangan
mengenai seberapa besar pengaruh suatu media terhadap pembacanya.
2. Manfaat Akademis
a. Penelitian ini dilakukan guna mengaplikasikan teori-teori komunikasi
terutama dengan penelitian yang bersifat kuantitatif dengan
menggunakan metode deskriptif dengan teori uses and effect.
b. Penelitian ini dilakukan guna memberikan kontribusi yang
positif dalam bidang komunikasi massa terutama bidang penelitian tentang
respons mahasiswa terhadap tayangan di televisi.
F. Tinjauan Kajian Terdahulu
Skripsi yang menjadi tinjauan peneliti adalah:
1. “Pengaruh Tayangan Kekerasan Smack Down Terhadap Perilaku Anak”
Karya Shofia Nurfitriani, Komunikasi dan Penyiaran Islam (2008).
penelitian ini meneliti tentang pengaruh tayangan kekerasan pada acara
6
Smack Down terhadap perilaku anak MI Nurul Falah kelas V dan VI Depok
di kehidupan sehari-hari bersama temannya. penelitian ini sama-sama
meneliti tentang pengaruh tayangan dari media (berita dari media) dan
bersifat kuantitatif.
2. “Pengaruh Tayangan Apa Kabar Indonesia TV One Terhadap Pengetahuan
Santri SMA Pondok Pesantren Daar El – Qolam II Mengenai Makna
Radikalisme Islam” karya Nur Fatkhinnisa Fitria, Konsentrasi Jurnalistik.
Penelitian ini meneliti tentang pengaruh tayangan “Apa Kabar Indonesia Tv
One” terhadap pengetahuan santri SMA Pondok Pesantren Daar El Qolam
II mengenai makna radikalisme. Penelitian ini sama-sama meneliti tentang
pengaruh suatu berita terhadap perilaku audiens dan bersifat kuantitatif.
3. “Efek Pemberitaan Islamophobia di Okezone.com Terhadap Tingkat
Ketakutan Mahasiswa UNIKA ATMA JAYA” karya Linda Fazria,
Konsentrasi Jurnalistik. Penelitian ini memiliki kesamaan dalam hal teknis
penelitian dengan karya skripsi yang penulis buat ini.
G. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan peneliti dalam proses penelitian dan pembahasan
maka, peneliti menyusun sistematika penulisan skripsi sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Bagian pertama, peneliti membagi Bab pendahuluan menjadi beberapa bagian
yaitu: Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan
dan Kegunaan Penelitian, Tinjauan Pustaka, dan Sistematika Penulisan.
7
Bab II Tinjauan Pustaka
Dalam Bab kedua berisi landasan-landasan teoritis dan konsep-konsep untuk
untuk membantu memecahkan masalah dalam penelitian ini.
Bab III Metode Penelitian
Dalam Bab ketiga berisi mengenai objek penelitian, lokasi penelitian, fokus
penelitian, sumber data penelitian, metode penelitian, pengabsahan data, dan
teknik analisis data.
Bab IV Temuan Penelitian dan Pembahasan
Dalam Bab keempat ini akan dibahas hasil penelitian beserta pembahasan dari
hasil penelitian.
Bab V Penutup
Dalam Bab kelima akan memuat kesimpulan dari hasil penelitian serta saran-
saran dari berbagai pihak mengenai penelitian ini, daftar pustaka, serta
lampiran-lampiran.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Berita
Berita atau news adalah bagian utama dari media massa.1 Berita dalam
bahasa inggris news artinya terbaru. News adalah sebuah tulisan atau teks yang
memberikan informasi terbaru, terupdate, terhangat, teraktual. Dalam bahasa
indonesia, berita merupakan kata serapan dari bahasa belanda “Bericht (en)”.
Istilah bericht (en) dijelaskan sebagai mededeling yang berarti pengumuman.
Secara umum, berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide yang
benar dan menarik bagi sebagian besar khalayak melalui media berkala seperti surat
kabar, radio, televisi, atau media online.2
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, berita adalah cerita atau keterangan
mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat. Para ahli mendefinisikan arti dari
kata berita. Menurut William S. Maulsby, berita bisa didefinisikan sebagai suatu
penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta – fakta yang mempunyai arti
yang penting dan baru terjadi, yang dapat menarik perhatian para pembaca berita di
suatu surat kabar.3
1 Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Praktis Untuk Pemula (Bandung, PT Remaja
Rosdakarya), h. 3 2 A. S. Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature Panudan
Praktis Jurnalis Profesional, h. 65 3 Tom E. Rolnicki, Pengantar Dasar Jurnalisme (Scholastic Journallism), Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2008
9
Ashadi Siregar menuturkan, berita adalah melaporkan peristiwan yang
telah, sedang, dan akan terjadi. Melaporkan dalam arti menuliskan apa yang dilihat,
didengar, dan dialami oleh seseorang atau sekelompok orang.4 Sependapat dengan
para ahli di atas, A Muis menjelaskan bahwa berita adalah laporan tentang gagasan,
kejadian, atau konflik yang baru terjadi dan menarik bagi para konsumen maupun
pembuat berita itu sendiri.5
Definisi – definisi berita secara bahasa maupun pendapat para ahli di atas
dapat disimpulkan, bahwa berita adalah suatu peristiwa, gagasan, dan konsep yang
hangat atau baru terjadi dan dituangkan ke dalam tulisan, rekaman suara, maupun
gambar, yang menarik bagi para pembaca, serta diterbitkan oleh suatu media massa
secara berkala.
Menurut Rivers, ada beragam dan teknik dalam penulisan berita. Berita
yang ditulis mencakup pelaporan berita langsung (straight news) dan berita
mendalam (depth news). Berita intermediate mencakup penulisa berita
interpretative (interpretative news), pelaporan karangan khas (feature news), dan
pelaporan penyelidikan (investigate news).6
1. Straight News
Straight news adalah jenis tulisan berita yang bersifat to the point
(langsung kepada hal yang penting), lugas, dan ringkas, serta berisi tentang
4 Ashadi Siregar, dkk, Bagaimana Meliput dan Menulis Berita untuk Media Massa,
(Yogyakarta: Kanisius, 2003), Cet ke – 5, h. 19 5 A Muis, Jurnalistik Hukum dan Komunikasi Massa, (Jakarta, PT. Dharu Anutama, 1999),
cet. I, h. 26 6 As Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media), 2008,
h. 69
10
informasi terkini atau terbaru, terhangat, dan juga menarik (news value).
Berita straight news terbagi menjadi dua; hard news dan soft news. Hard
news adalah berita terpenting, teraktual, dan harus langsung disampaikan
kepada khalayak pada saat itu juga. Sedangkan soft news adalah berita
ringan yang berisi tentang latar belakang atau kisah – kisah kehidupan
manusia.
2. Depth News
Depth news adalah berita yang ditulis dengan cara menghimpun
informasi – informasi yang berupa fakta – fakta mengenai peristiwa guna
dijadikan informasi tambahan dalam berita.
3. Interpretative News
Interpretative news adalah pengembangan dari straight news di
mana terdapat informasi tambahan dari berbagai sumber serta
wawancara dengan berbagai narasumber pengamat untuk menambah
data – data terkait. Sehingga menghasilkan berita baru yang lebih
informatif.
4. Investigate News
Investigate news adalah berita penyelidikan. Karakter dari
investigate news hampir mirip dengan depth news. Bedanya, depth news
hanya sekadar melaporkan berita secara mendalam sedangkan
investigate news melaporkan berita investigasi karena adanya dugaan
yang merugikan kepentingan umum.
11
5. Features News
Features news adalah berita yang ditulis dengan menggunakan
teknik menulis karangan. Sepintas berita features terlihat seperti
karangan cerita pendek namun, tetap mencantumkan wawancara dari
beberapa narasumber sehingga tulisan masih memiliki unsur jurnalistik.
B. Media Online
Pengertian media online terbagi menjadi dua yaitu, secara umum dan secara
khusus. Secara umum, media online adalah segala jenis atau format media yang
hanya bisa diakses melalui internet berisikan teks, foto, suara, dan video. Dalam
pengertian umum ini, maka email, mailing list (milis), website, blog, dan media
sosial masuk dalam kategori media online. Sedangkan pengertian secara khusus,
media online adalah media komunikasi massa yang mempunyai karakteristik
tertentu seperti publisitas dan periodisitas.7 Dapat disimpulkan bahwa media online
merupakan media yang tersaji secara online dengan menggunakan internet. Adapun
beberapa keunggulan media online di antaranya8:
1. Up to Date
Media online dapat memperbarui suatu informasi atau berita dari
waktu ke waktu di mana saja. Media online tidak selalu menggunakan
komputer tetapi juga menggunakan teknologi lain seperti handphone
(telepon genggam) atau lebih spesifiknya adalah smartphone. Hal ini
7 M Romli dan Asep Syamsul, Jurnalistik Online: Panduan Praktis Mengelola Media
Online, (Bandung, Nuansa Cendekia, 2012), h. 50 8 Indah Suryawati, Jurnalistik Suatu Pengantar, (Bogor, Ghalia Indonesia, 2011), h. 46
12
dikarenakan media online dapat disajikan dengan lebih mudah dan
sederhana.
2. Real Time
Media online dapat langsung menyajikan berita secara live
(langsung). Wartawan media online dapat secara langsung melaporkan berita
yang sedang terjadi di lapangan ke meja redaksi melalui smartphone dengan
menggunakan e-mail dan lainnya.
3. Praktis
Media online disebut praktis karena untuk mengakses berita – berita
yang ada di media online tidak harus membeli koran atau majalah terlebih
dahulu. Melainkan menggunakan komputer atau handphone dengan akses
yang sangat cepat.
C. Khalayak Media
Berdasarkan pengertian yang bersumber dari Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), khalayak memiliki tiga arti. Pertama, khalayak merupakan
segala makhluk yang diciptakan oleh Tuhan (manusia dan sebagainya). Kedua,
khalayak merupakan kelompok tertentu dalam masyarakat yang menjadi sasaran
komunikasi. Ketiga, khalayak merupakan orang banyak atau masyarakat itu sendiri.
Menurut Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Rulli Nasrullah melalui artikelnya
yang berjudul Riset Kahalayak Digital: Perspektif Khalayak Media dan Realitas
Virtual di Media Sosial, khalayak melibatkan pengertian manusia itu sendiri yang
13
tidak sekadar dilihat dalam bentuk jumlah atau angka – angka, tetapi ada berbagai
aspek seperti psikologi, sosial, dan politik yang setiap orang berbeda – beda
walaupun dalam satu kelompok masyarakat maupun keluarga. Masih bersumber
dari artikel Dr. Rulli, secara sejarah, kata khalayak / audiensi yang diterjemahkan
dari kata “audience” berasal dari Bahasa Yunani “audire” yang berarti mendengar.
Khalayak identik dengan aktivitas menggunakan media. Hal ini serupa
dengan pembaca yang identik dengan aktivitas menggunakan buku atau media
cetak, pendengar yang identik dengan aktivitas menggunakan radio, serta penonton
atau pemirsa yang identik dengan aktivitas menggunakan televisi.
Secara garis besar, khalayak bisa diartikan sebagai suatu kelompok
masyarakat yang menjadi sasaran komunikasi dari suatu komunikan (media)
tertentu guna terjadinya suatu proses komunikasi. Dalam tatanan komunikasi,
khalayak memiliki peran sebagai penerima pesan.
Di sisi lain, khalayak media merupakan individu yang memilih produk
media berdasarkan seleksi kesadaran, tersebar di berbagai wilayah, heterogen,
cenderung anonim, dan dipisahkan oleh receiver – sender.
Berdasarkan KBBI, pengertian media dalam konteks ilmu komunikasi
adalah alat (sarana) komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster,
dan spanduk yang terletak di antara dua pihak (orang, golongan, dan sebagainya)
sebagai penghubung atau perantara. Media berasal dari bahasa Latin yaitu medium
yang berarti perantara – yang artinya perantara sumber pesan (a source) dengan
penerima pesan (receiver).
14
Menurut McQuail, media adalah windows – merupakan manusia yang
memungkinan untuk melihat dunia sekitarnya, interpreters (membantu
memahaminya), platform / carriers (membawa informasi), interaktif (menyediakan
petunjuk dan arah), mirrors (merefleksikan diri sendiri), barriers (memblokade
kebenaran).9
Mengarah ke pengertian yang lebih kompleks, McQuaill dalam Morrissan,
memberikan pengertian media massa sebagai alat komunikasi yang bekerja (surat
kabar, televisi, radio, film, internet, dan lain – lainnya) dengan skala tak terbatas
dan dapat dilakukan oleh siapapun dalam skala yang luas.10
Pengertian lainnya, media massa merupakan sarana penyampaian
komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi secara massal dan
dapat diakses oleh berbagai masyarakat.11
Dari berbagai sumber di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian
media yang dijabarkan oleh para ahli merujuk pada alat yang digunakan untuk
menyampaikan pesan kepada khalayak seperti televisi, majalah, radio, film, dan
internet.
Khalayak media merupakan satu kesatuan dari dua unsur yang berbeda
yaitu, khalayak yang terdiri dari individu – individu (masyarakat) dan media
sebagai alat penyampai pesan atau informasi. Kedua unsur ini meskipun berbeda
9 Denis McQuaill, Mass Communication Theory Second Edition, (London, Sage
Publication, 1987), h. 388 10 Morrisan, MA, Teori Komunikasi Massa, Media, Budaya, dan Masyarakat, (Bogor:
Ghalia Indonesia 2010), h. 1 11 Apriadi Taburaka, Agenda Setting Media Massa, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2012) h. 13
15
konteks, namun memiliki ikatan yang cukup erat. Misal, media tidak akan
beroperasi tanpa adanya khalayak. Begitupun khalayak akan sulit mendapatkan
informasi tanpa adanya media.
Meski begitu, terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi hubungan
antara khalayak dengan media, di antaranya:
a) Identitas
Secara etimologi, identitas (identity) merujuk pada makna
“sameness” yang berarti memiliki kesamaan. Dalam teori sosiologi,
pembahasan tentang identitas salah satunya bisa merujuk pada prinsip –
prinsip interaksi simbolis yang di mana seseorang menjelaskan sekaligus
mengevaluasi tentang dirinya sendiri berdasarkan sudut pandang orang lain
sebagai sebuah respons dari persepsi, baik berdasarkan kenyataan maupun
imajinasi.
Dalam konsep psikologi, identitas merupakan individu yang
memiliki keunikan yang berbeda dengan individu lain serta perbedaan
tersebut menjadi ciri khas yang bertahan siring perubahan waktu.12
Identitas khalayak media kerapkali merujuk pada bagaimana
individu atau masyarakat mengonsumsi media.13 Setiap periode (teknologi)
media memiliki hubungan yang kompleks terhadap identitas, baik identitas
kultural maupun personal, dan pembentukannya.14
12 Rulli Nasrullah, Khalayak Media, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2016), h. 2 13 Rulli Nasrullah, Khalayak Media, h. 1 14 Rulli Nasrullah, Khalayak Media, h. 1
16
b) Ideologi
Ideologi bisa diartikan sebagai sebuah ide dari upaya – upaya
pemaknaan terhadap realitas yang ada di sekitar khalayak. 15 Pada media,
ideologi sangat terlihat dari operasional media yang tidak terlepas dari
pengaruh internal maupun eksternal media.16
Berkaitan dengan kajian media, Udi Rusadi (2015: 52) dalam Rulli
Nasrullah (2018) memberikan penegasan bahwa ideologi bisa merupakan
nilai yang ditetapkan dan dipaksakan oleh suatu kekuatan atau murni
merupakan refleksi dari nilai – nilai yang dianut, baik oleh individu ataupun
kelompok tertentu.
Media juga berperan sebagai aparat (apparatus) ideologi. Ada
semacam “kesadaran palsu” yang ditanamkan oleh para pemilik / penguasa
media terhadap para pekerja media dan pada akhirnya disuntikkan kepada
khalayak.17 Hal ini membuktikan bahwa media tentu memiliki ideologi,
yang nantinya, ideologi tersebut akan diterapkan media kepada pekerjanya
dan akan diteruskan sampai membuat konten yang mencerminkan ideologi
tersebut hingga sampai pada khalayak.
c) Ekonomi
Berbeda dengan praktik ekonomi pada umumnya, ekonomi media
memiliki karakter industri yang unik dan tidak hanya menjual informasi
15 Rulli Nasrullah, Khalayak Media, h. 61 16 Rulli Nasrullah, Khalayak Media, h. 61 17 Rulli Nasrullah, Khalayak Media, h. 70
17
kepada khalayak, tetapi menjadikan khalayak sebagai pengukuran nilai jual
kepada pengiklan.18
Menurut data yang ada di Dewan Pers Indonesia, pada 2014 tercatat
ada sekitar 567 media cetak yang terdiri dari 312 media cetak harian, 173
media cetak mingguan, dan 82 media cetak bulanan.19 Namun, pada 2017
banyak perusahaan media cetak yang berguguran seperti Hai, Sinar
Harapan, maupun Koran Tempo edisi Minggu. Hal ini membuktikan bahwa
kajian jurnalisme atau media tidak dapat dipisahkan dari kepentingan
ekonomi.
Ekonomi media pada praktiknya membahas tentang aspek bisnis,
seperti strategi bisnis dan harga, maupun aspek yang berpengaruh pada
industri serta bisnis media.20 Bisnis media adalah pengelolaan media secara
ekonomi, atau usaha (bisnis) media secara ekonomis dalam memenuhi
kebutuhan dan keinginan (konsumsi), baik individu, organisasi, masyarakat,
maupun para pemangku kepentingan (stakeholder) lainnya, dalam rangka
mencari laba. Berdasarkan pernyataan Dennis McQuail (1987), Usman Ks.
(2009: 7) menjelaskan prinsip – prinsip media sebagai institusi ekonomi, di
antaranya:
a. Media berbeda atas dasar apakah media mempunyai variabel sktruktur
yang pasti dan juga pembiayaan.
b. Media dibiayai oleh konsumen dan pihak pengiklan.
18 Rulli Nasrullah, Khalayak Media, h. 110 19 Rulli Nasrullah, Khalayak Media, h. 111 20 Rulli Nasrullah, Khalayak Media, h. 113
18
c. Media yang dibiayai oleh pendapatan iklan lebih rentan terpengaruh
secara eksternal.
d. Media yang didasarkan pendapatan konsumen rentan krisis keuangan
jangka pendek.
e. Perbedaan utama penghasilan media akan menuntut perbedaan ukuran
kinerja media.
f. Kinerja media di suatu pasar akan berpengaruh pada kinerja di (tempat)
pasar lain.
g. Ketergantungan pada iklan dalam media massa berpengaruh terhadap
masalah homogenitas program media.
h. Iklan dalam media yang khusus akan mendorong keragaman program
acara.
i. Jenis iklan tertentu akan menguntungkan pada masalah konsentrasi
pasar dan khalayak.
j. Persaingan sumber pendapatan yang sama akan mengarah pada
keseragaman.
D. Teori Pengaruh
Para peneliti terdahulu percaya media massa dapat memengaruhi audiens.
Hal tersebut dikarenakan pesan-pesan yang disampaikan media dapat membentuk
opini masyarakat. Sehingga apa yang disampaikan oleh media massa, masyarakat
akan mempercayainya, meyakini dan tidak menutup kemungkinan untuk
melakukan hal yang sesuai dengan pesan yang dipublikasikan melalui media massa.
Terpengaruhnya audiens juga didasari oleh faktor-faktor pendukung tertentu.
19
Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk menyelami lebih dalam
bagaimana dan seberapa jauh pengaruh media massa terhadap audiens. Seperti teori
jarum hipodermik yang meyakini bahwa media massa secara langsung dapat
memengaruhi individu. Pada penelitian selanjutnya ditemukan bahwa
terpengaruhnya audiens juga dibarengi oleh beberapa variabel seperti dengan siapa
individu tersebut menerima pesan, kepuasan akan pesan tersebut dan sebagainya.21
Teori tersebut dikenal sebagai pengaruh terbatas yang dikemukakan oleh Joseph
Klapper. Individu dianggap memiliki penolakan terhadap pesan-pesan dari media
massa. Selanjutnya muncul teori sebagai koreksi atau penelitian lebih dalam
dibanding dengan penelitian sebelumnya seperti teori kultivasi, penentuan agenda
dan lain-lain.22 Konsep dari teori-teori tersebut berhubungan dengan penelitian
yang akan peneliti lakukan.
E. Teori Efek Pemberitaan Media Massa
Efek media massa merupakan suatu kesan yang ditimbulkan oleh khalayak
terhadap suatu proses penyampaian pesan oleh media massa seperti surat kabar,
radio, televisi, media online, dan sebagainya. Efek media massa juga merupakan
perubahan perilaku manusia setelah mendapat terpaan oleh sebuah pesan di media
massa.
Menurut Donalnd F. Robert, karena terlalu fokusnya terhadap pesan, maka
efek haruslah berkaitan dengan pesan yang disampaikan media massa. Efek media
21 Stephen W. Littlejohn & Karen A. Foss, Teori Komunikasi, (Jakarta: Salemba Humanika,
2011), Edisi 9, h. 423. 22 Werner J. Severin & James W. Tankard, Jr. , Teori Komunikasi, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2011), Edisi ke-5, cet ke-5, h. 15.
20
juga diartikan sebgai dampak dari kehadiran sosial yang dimiliki oleh media
sehingga menyebabkan perubahan, pengetahuan, sikap, dan tingkah laku manusia
yang diakibatkan oleh terpaan media atau media exposure.23
Efek yang disebabkan oleh kehadiran media massa kepada khalayak
merupakan akibat dari perubahan psikologis. Efek – efek tersebut meliputi efek
kognitif, efek afektif, dan efek behavioral.
1. Efek Kognitif
Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang
sifatnya informatif bagi dirinya. Efek kognitif membahas tentang bagaimana
media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang
bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. Media massa
melaporkan dunia dengan selektif dan media massa akan memengaruhi citra
tentang lingkungan sosial yang tidak cermat.24
2. Efek Afektif
Efek afektif lebih berkaitan dengan perasaan khalayak yang
diharapkan dapat turut merasakan perasaan seperti iba, terharu, sedih,
gembira, marah, dan sebagainya. Faktor – faktor yang memengaruhi
rangsangan emosional pesan media antara lain, suasana emosional (mood),
skema kognitif, suasana terpaan, predisposisi individual, dan faktor
identifikasi khalayak dengan tokoh dalam media massa.25
23 Dennis McQuail, Teori Komunikasi, h. 87 24 Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998), h. 234 25 Onong Uchjana, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: Citra Aditya Bakti,
2003), h. 319
21
3. Efek Konatif (Behavioral)
Efek konatif berkaitan dengan niat, tekad, upaya, dan usaha yang
cenderung menjadi suatu kegiatan atau tindakan. Karena berupa perilaku,
maka efek konatif biasa disebut sebagai efek behavioral.26
Efek konatif timbul didahului oleh efek kognitif dan afektif. Dengan
kata lain, efek konatif akan muncul setelah efek kognitif dan afektif. Misal
tayangan sepak bola yang membuat banyak anak – anak ingin menjadi
pemain bola dan tayangan sinetron percintaan yang membuat anak muda
gemar berpacaran.
F. Terpaan Media (Media Exposure)
Terpaan media bisa diartikan sebagai kegiatan semisal mendengar, melihat,
dan membaca suatu pesan di media yang mempunyai pengalaman serta perhatian
terhadap pesan tersebut yang dapat terjadi kepada individu atau kelompok.
Terpaan media, menurut Rosengen (1974), dapat dioperasionalkan menjadi
jumlah waktu yang digunakan dalam berbagai jenis media, isi media yang
dikonsumsi, dan berbagai hubungan antara individu konsumen media dengan isi
media yang dikonsumsi atau dengan media keseluruhan (Rachmat, 2001: 66).27
Bove dan Arens menjelaskan, terpaan media berkaitan dengan beberapa
banyak orang melihat program yang ditayangkan di suatu media.28 Biasanya yang
menjadi kendala dalam teori ini adalah hanya sejumlah orang dari keseluruhan
26 Onong Uchjana, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, h. 319
27 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2006), h. 209
28 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h. 209
22
pemirsa, pendengar, ataupun pembaca yang berkenan untuk melihat atau
mendengar isi pesan yang ada. Lebih sering khalayak hanya membaca pada suatu
artikel di majalah maupun media lainnya dan kemudian tidak pernah membaca lagi
dan melewatkan halaman – halaman yang berisi iklan.29
1. Teori Uses and Gratification
Menurut Elihu Katz, Jay G. Blumler, dan Michael Gurevitch,
uses and gratifications merupakan kebutuhan secara psikologis dan sosial
yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa dan sumber – sumber
lain, yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan atau
keterlibatan pada kegiatan lain, dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan
dan akibat – akibat lainnya.
Teori uses and gratifications dalam pandangan komunikasi massa
tidak memiliki kemampuan mempengaruhi khalayak. Inti dari teori ini
adalah khalayak menggunakan media massa berdasarkan motif – motif
tertentu. Media dianggap berusaha memenuhi motif khalayak, jika motif
tersebut terpenuhi maka kebutuhan khalayak pun terpenuhi. Media yang
mampu memenuhi kebutuhan khalayak dapat disebut sebagai media yang
efektif.30
Elemen terpaan media yang berlainan pada teori uses and
gratifications berkatian dengan media exposure karena mengacu pada
kegiatan menggunakan media.
29 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h. 209
30 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, h. 203 – 204
23
Exposure merupakan kegiatan mendengar, melihat, dan membaca
pesan – pesan media massa ataupun mempunyai pengalaman dan perhatian
terhadap pesan tersebut yang terjadi pada individu atau kelompok.31
2. Teori Uses and Effect
Teori uses and effect pertama kali dikemukakan oleh Sven Windahl
(1979). Teori ini merupakan sintesis antara pendekatan uses and
gratifications dan teori tradisional mengenai efek. Konsep “uses”
merupakan bagian yang sangat penting karena pengetahuan mengenai
penggunaan media yang menyebabkan jalan bagi pemahaman dan perkiraan
tentang hasil dari suatu proses komunikasi massa.32
Jika pada teori uses and gratifications yang menekankan pada,
penggunaan media pada dasarnya ditentukan oleh kebutuhan dasar individu,
maka uses and effect lebih menekankan kepada, kebutuhan hanya salah satu
dari faktor – faktor yang menyebabkan terjadinya penggunaan media atau
menekankan bagaimana penggunaan media menghasilkan banyak efek
terhadap suatu individu. Karakteristik individu, harapan dan persepsi
terhadap media, dan tingkat akses terhadap media akan membawa indicidu
mengambil keputusan untuk menggunakan media atau tidak.
Teori uses and effect menjadi pilihan penulis untuk merumuskan
masalah yang diteliti. Pasalnya, teori tersebut menjelaskan tentang dampak
media massa terhadap khalayak. Dampaknya dapat membentuk
31 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktik Riset Komunikasi, h. 207 – 208
32 Sasa Djuarsa Sendjaya, Teori Komunikasi, (Jakarta: UT, 2002), h. 41
24
karakteristik yang berbeda – beda. Karakteristik tersebut terdiri dari
kebutuhan atau kepentingan khalayak yang dapat menimbulkan harapan dan
persepsi terhadap media. Efek dari suatu media akan timbul kepada individu
– individu dan akan menunjukan pada perilaku mereka dalam menerima
pesan – pesan dari media massa. Efek dari media massa akan membentuk
suatu persepsi di ingatan khalayak dan mampu mengubah citra khalayak
sehingga berdamap pada perubahan emosi, perasaan, dan sikap / perilaku.
Berikut merupakan gambaran dari teori uses and effect terhadap
pengguna media dengan memperhitungkan isi media.
Gambar 1. Teori Uses and Effect
Harapan dan persepsi terhadap isi
media dengan komunikator
Keputusan untuk menggunakan
alternatif fungsional
Keputusan untuk menggunakan
media dan isi
Hasil pada tataran lainnya
Penggunaan media:
Jumlah isi yang digunakan, hubungan
dengan isi yang digunakan dan cara
mengkonsumsi
Karakteristik audiens termasuk
kebutuhan dan kepentingan individu
Media dan karakteristik
Hasil pada tataran individu:
1. Efek yang disebabkan oleh media
/ karakteristik isi
2. Konsekuensi, terutama
disebabkan oleh pengguna media
3. Conseffect yang disebabkan
sekaligus oleh isi dan penggunaan
media
25
Hubungan teori uses and effect dengan pemberitaan tentang “Membaca
Alquran saat Haid” di Republika.com terhadap pemahaman keagamaan mahasiswi
UIN Syarif Hidayatullah menjadi tujuan utama penelitian ini.
Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel yaitu variabel independen (X)
dan variabel dependen (Y). Variabel bebas (X) merupakan variabel yang menjadi
sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat. Pada penelitian ini, variabel
bebasnya adalah berita “Membaca Alquran saat Haid” di Republika online di mana
dari variabel ini dioperasionalkan menjadi dua dimensi yaitu isi media dan
penggunaan media. Adapun dari dimensi penggunaan media terdapat frekuensi,
durasi, dan atensi.
Variabel terikat (Y) merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi
akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian ini adalah
pemahaman keagamaan mahasiswi Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Dimensi yang digunakan dalam variabel terikat ini
adalah sikap, pemahaman dan keyakinan keagamaan, serta perilaku / tindakan.
Dalam penelitian variabel (Y), terdiri faktor timbul di antaranya:
a. Faktor dari dalam. Faktor tersebut meliputi timbulnya persepsi atau
harapan terhadap khalayak terhadap isi dari suatu media.
b. Faktor motfi sosial. Faktor tersebut meliputi menggerakan kepada
perilaku seseorang.
c. Faktor emosi. Faktor tersebut meliputi perasaan dan sikap yang
disenangi atau dibenci oleh khalayak.
G. Pemahaman Agama
26
1. Pemahaman
Pemahaman berasal dari kata paham yang artinya mengerti benar
dalam suatu hal.33 Menurut Purwadarminta, pemahaman diartikan sebagai
proses, pembuatan, membuat paham, cara memahami, atau memahamkan.
Lain hal oleh Arikunto mengatakan pemahaman adalah mempertahankan,
membedakan, menduga, menerangkan, memperluas, menyimpulkan
menggeneralisir, memberikan contoh, menuliskan kembali, dan
memperkirakan.
Sedangkan, menurut Anas Sudjiono pemahaman adalah
kemampuan seseorang untuk mengerti sesuatu setelah sesuatu itu diketahui
dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang
sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Pemahaman merupakan
jenjang kemampuan berpikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan dan
hafalan.34
Berdasarkan dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
pemahaman adalah sebuah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dalam
mengartikan atau menerjemahkan sesuatu dengan caranya sendiri. Mereka
dapat mengartikan apa yang mereka peroleh dari pengetahuan yang mereka
terima. Jadi, sebuah pemahaman itu memiliki tingkat kemampuan yang
lebih tinggi dibandingkan dengan hafalan atau ingatan.
Pemahaman individu pada dasarnya merupakan pemahaman
keseluruhan kepribadian dengan segala latar belakang dan interaksi dengan
33 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 811 34 Anas Sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : PT Grafindo Persada, 1996),
h. 50
27
lingkungannya. Atas dasar bahwa setiap individu memiliki pemahaman
keagamaan yang tidak sama, maka menemukan hikmah, manfaat dari setiap
ketentuan Islam, diperlukan oleh setiap individu agar benar-benar
memahami dan menghayati ajaran Islam dalam arti yang sesungguhnya.
Agama Islam dapat dipahami, diresapi dan dirasakan manfaatnya.35
Pemahaman merupakan proses perbuatan terhadap sesuatu. Kata
keagamaan berasal dari kata agama dengan mendapat awalan ke- dan
akhiran -an sehingga membentuk kata baru yaitu keagamaan. Kata agama
itu sendiri berarti ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan)
dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, serta tata kaidah yang
berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya
2. Agama
Keagamaan berasal dari kata agama yang memiliki pengertian
segenap kepercayaan (kepada Tuhan) serta dengan ajaran kebaktian dan
kewajiban-kewajiban yang diberikan dengan kepercayaan itu.36 Menurut
Elizabeth K. Nottingham dalam buku Jalaludin, agama adalah gejala yang
begitu sering “terdapat di mana-mana”, dan agama berkaitan dengan usaha-
usaha manusia untuk mengukur dalamnya makna dari keberadaan diri
sendiri dan keberadaan alam semesta. Selain itu agama dapat
membangkitkan kebahagiaan batin yang paling sempurna dan juga perasaan
takut dan ngeri. Meskipun perhatian tertuju kepada adanya suatu dunia yang
35 Darajat Zakiah, Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h. 83 36 Poerwodharminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1970), h.
18
28
tak dapat dilihat (akhirat), namun agama melibatkan dirinya dalam masalah-
maslaah kehidupan sehari-hari di dunia.37
Kata “agama” berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri dari dua
kata yaitu, “a” dan “gama”. “A” berarti “tidak” dan “gama” berarti “kacau”.
Jika diartikan maka, agama berarti tidak kacau. Arti dari “tidak kacau”
mengacu pada sifat agama itu sendiri yang mengatur para penganutnya
dengan peraturan – peraturan tertentu agar terjadi ketidake kacauan dalam
kehidupan para penganutnya.
Menurut Goode dalam buku Bryan S. Turner secara umum,
perdebatan tentang definisi agama bisa dilihat dari berbagai sisi dasar
konseptual. Misalnya, ada perbedaan mendasar antara perspektif
reduksionis dengan non-reduksionis. Perspektif yang pertama cenderung
melihat agama sebagai epifenomena, sebuah refleksi atau ekpresi dari sisi
yang lebih dasar dan permanen yang ada dalam perilaku individu dan
masyarakat manusia. Penulis - penulis semacam Pareto, Lenin, Freud dan
Engels memandang agama sebagai produk atau refleksi mental dari
kepentingan ekonomi, kebutuhan biologis atau pengalaman ketertindasan
kelas.
Implikasi pandangan reduksionis ini adalah kesimpulan yang
mengatakan keyakinan-keyakinan religius sama sekali keliru, karena yang
diacu adalah kriteria-kriteria saintifik atau positifistik. Oleh karena itu
memegang keyakinan religius adalah tindakan irrasional, karena yang
dirujuk adalah kriteria logis pemikiran. Implikasi terakhir reduksionisme
37 Jalaludin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012), h. 317
29
kaum positivistik adalah bahwa agama dilihat sebagai aktifitas kognitif
nalar individu yang, karena satu dan lain sebab, telah salah kaprah
memahami hakikat kehidupan empiris dan sosial.
Sedangkan menurut Max Muller dalam buku Allan Menzies
mengatakan bahwa “Agama adalah suatu keadaan mental atau kondisi
pikiran yang bebas dari nalar dan pertimbangan sehingga menjadikan
manusia mampu memahami Yang Maha Tak Terbatas melalui berbagai
nama dan perwujudan. Tanpa kondisi seperti ini . . . . tidak akan ada agama
yang muncul”.38
Dalam definisi ini, Muller mengakui bahwa pemujaan atau kegiatan
– kegiatan praktis di mana manusia menunjukkan karakter moralnya dalam
bentuk ketakutan, rasa terima kasih, cinta, rasa bersalah ini semua adalah
bagian esensial dari agama, dan persepsi manusia tentang sesuatu yang tidak
terbatas itu hanyalah salah satu sisi dari agama. Namun demikian, definisi
Muller ini telah berpengaruh terlampau besar dalam sejarah kajian kita ini
sehingga tidak mungkin bagi kita untuk mengabaikannya begitu saja.39
Agama dalam kehidupan individu berfungsi sebagai suatu sistem
nilai yang memuat norma – norma tertentu. Secara umum norma – norma
tersebut menjadi kerangka acuan dalam bersikap dan bertingkah laku agar
sejalan dengan keyakinan agama yang dianutnya. Sebagai sistem nilai
agama memiliki arti yang khusus dalam kehidupan individu serta
dipertahankan sebagai bentuk ciri khas.40
38 Allan Menzies, Sejarah Agama – Agama, (Yogyakarta: Forum, 2014), h. 11 39 Allan Menzies, Sejarah Agama – Agama, h. 12 40 Allan Menzies, Sejarah Agama – Agama, h. 318
30
Agama juga berpengaruh sebagai motivasi dalam mendorong
individu untuk melakukan suatu aktivitas, karena perbuatan yang dilakukan
dengan latar belakang keyakinan agama dinilai mempunyai unsur kesucian,
serta ketaatan. Keterkaitan ini akan memberi pengaruh diri seseorang untuk
berbuat sesuatu. Sedangkan agama sebagai nilai etik karena dalam
melakukan sesuatu tindakan seseorang akan terikat kepada ketentuan antara
mana yang boleh dan mana yang tidak boleh menurut ajaran agama yang
dianutnya.41
3. Pemahaman Agama
Berdasarkan pengertian pemahaman dan agama di atas, pemahaman
agama adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mengartikan dan
menerjemahkan tentang keyakinan ajaran agama yang dianutnya
berdasarkan pengalaman spiritual pribadinya sejak kecil. Sehingga seorang
tersebut mampu memilah mana yang boleh dan yang tidak boleh, mana yang
harus dan yang tidak harus, dan mana yang dilarang dan yang tidak dilarang
untuk dilakukan dalam kehidupan sehari – hari.
Pemahaman agama bersifat dinamis sebagaimana pemikiran
manusia itu sendiri yang bersifat dinamis. Pemahaman agama seseorang
tidak selalu menetap sesuai dengan yang orang tersebut pahami sejak kecil
namun, bisa berubah – ubah sesuai dengan pemahaman agama yang dia baru
pelajari.
41 Allan Menzies, Sejarah Agama – Agama, h. 321
31
Dalam ajaran Islam sendiri banyak para penganut yang berbeda
pandangan dalam satu dan lain hal. Contohnya dalam hal halal – haramnya
membaca Alquran saat haid. Sebagian ulama berpendapat haram dan
sebagian lainnya berpendapat boleh. Hal ini mengindikasikan bahwa
pemahaman agama seseorang bisa saja berubah tentang halal – haramnya
membaca Alquran saat haid dikarenakan para tokoh agama juga banyak
yang berbeda pandangan terkait hal ini.
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pemahaman Agama
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi individu dalam
proses memahami adalah sebagai berikut:
1) Kematangan
Kematangan memberikan kondisi dimana fungsi - fungsi
fisiologis termasuk saraf dan fungsi otak menjadi berkembang.
Dengan berkembangnya fungsi otak dan sistem saraf, hal ini akan
menumbuhkan kapasitas mental seseorang dan mempengaruhi hal
belajar seseorang itu.
2) Faktor Usia Kronologis
Pertambahan usia selalu dibarengi dengan proses pertumbuhan
dan perkembangan. Semakin tua individu, semakin meningkat pula
kematangan berbagai fungsi fisiologis. Usia kronologis merupakan
faktor penentu daripada tingkat kemampuan individu.
3) Faktor Perbedaan Jenis Kelamin
32
Pria dan wanita ada yang membedakan dalam hal peranan dan
perhatiannya terhadap suatu pekerjaan dan inipun merupakan akibat
dari pengaruh kultural.
4) Pengalaman Sebelumnya
Lingkungan mempengaruhi perkembangan individu.
Lingkungan banyak memberikan pengalaman kepada individu.
Pengalaman yang diperoleh individu ikut mempengaruhi hal belajar
yang bersangkutan, terutama pada transfer belajarnya.
5) Kapasitas Mental
Setiap tahap perkembangan tertentu, individu mempunyai
kapasitas-kapasitas mental yang berkembang akibat dari
pertumbuhan dan perkembangan fisiologis pada sistem saraf dan
jaringan otak. Kapasitas seseorang dapat diukur dengan tes
kemampuan intelegensi dan tes-tes bakat lainnya. Kapasitas adalah
potensi untuk mempelajari serta mengembangkan berbagai
ketrampilan atau kecakapan.
6) Kondisi Kesehatan Jasmani
Orang yang belajar membutuhkan kondisi badan yang sehat.
Orang yang badannya sakit akibat penyakit-penyakit tertentu serta
kelelahan tidak akan dapat belajar efektif. Cacat fisik juga
mengganggu hal belajar. Gangguan serta cacat mental pada
seseorang sangat mengganggu belajar orang yang bersangkutan.
33
Bagaimana orang dapat belajar dengan baik apabila dai sakit
ingatan, sedih, frustasi atau putus asa.
b. Ruang Lingkup Pemahaman Agama
Pemahaman keagamaan mempunyai empat dimensi yang perlu
dikembangkan dikalangan umat Islam terhadap pesan-pesan agama
Islam
1) Memahami islam sebagai pemberi norma dan hukum
Dalam islam hukum-hukum yang berkembang ada dua
kategori, yakni hukum baku (tsabit), dan hukum yang dapat berubah
(mutaghayir).
2) Memahami islam sebagai bentuk solidaritas
Hal ini penting dalam mengembangkan konsep Ummah”.
Tentunya solidaritas yang akan diperlukan bukan semata-mata bersifat
teoritik, tetapi lebih bersifat fungsional dan realistis.
3) Memahami Islam sebagai sistem interpretasi terhadap realitas
Bagaimana dapat memahami realitas yang dihadapi tanpa
komitmen terhadap nilai-nilai keislaman dalam menafsirkan keadaan
nyata yang dihadapi. Bagaimana sikap Islam terhadap kemiskinan,
kebodohan dan kemajuan teknologi.
4) Memahami islam sebagai instrument pemecahan masalah
34
Pemecahan-pemecahan yang demikian secara utuh harus ditingkatkan
menjadi basic philosophy dan diinternalisasikan menjadi sikap dan watak manusia
muslim.
H. Pendapat Para Ulama Mengenai Membaca Alquran saat Haid
Pada dasarnya, pendapat para ulama yang menyatakan membaca Alquran
saat haid adalah haram merujuk pada QS Al Waqi’ah : 79 yang di dalamnya terdapat
kalimat, “Dan tidak menyentuhnya kecuali orang yang suci.” Ibnu Taimiyah
mengecualikan jika menyentuh atau membawa Alquran dengan memastikan tidak
bersentuhan langsung seperti membawa dengan lengan bajunya.42 Imam Al Kasani
dari Hanafiah menyebutkan bahwa menyentuh atau memegang Alquran saat haid
dilarang kecuali sebatas hanya cover saja.43
Kalangan mazhab Al Hanafiyah, Asy Syafiiah, dan Al Hanabilah
berpendapat bahwa melafazkan Alquran saat haid adalah haram.44 Dalil yang
menguatkan hal ini adalah,
ل ا ً ئ ْ شَي َ ن ِ م آنِ ْ ر ُ الْق ْْ الَ َ ْر قَ ُض ت ِ ائ َ ا ْحل الَ َ و ُ ب ُ ن ُ ا ْ
Janganlah seorang yang sedang haid atau junub membaca sesuatu dari Al-Quran
(HR. Tirmizi)
Imam Al Kasani, salah satu ulama dari kalangan mazhab Hanafi
menegaskan bahwa hukum bagi wanita haid dan nifas, tidak diperbolehkan salat,
puasa, membaca Alquran, memegang Alquran kecuali sampul, masuk masjid, dan
42 Isnawati, Larangan Wanita Haid, (Jakarta: Rumah Fiqih Publishing, 2018), h. 12 43 Isnawati, Larangan Wanita Haid, h. 12 44 Isnawati, Larangan Wanita Haid, h. 13
35
tawaf di baitullah.45 Kemudian Al Khatib Asy Syirbini, seorang ulama dari
kalangan mazhab Syafiiyah mengatakan bahwa orang yang dalam keadaan junub
dan haid dilarang membaca dan menyentuh Alquran. Bahkan melafazkan pun
walau satu huruf atau satu ayat dari Alquran dilarang. Sebab, bisa menjatuhkan
kehormatan Alquran.46 Dari pendapat dua ulama di atas, dapat disimpulkan mazhab
Hanafi mengharamkan wanita yang sedang haid untuk membaca Alquran dan
menyentuhnya namun, masih membolehkan wanita membaca Alquran asalkan
lafaznya berupa zikir dan doa dan dengan tidak diniatkan membaca Alquran. Lalu
dari mazhab Syafii melarang sepenuhnya membaca dan menyentuh Alquran untuk
wanita yang sedang haid asalkan dibaca di dalam hati.
Di lain sisi, mazhab Maliki dan Az Zhohiri berpendapat sebaliknya. Kedua
mazhab tersebut berpendapat wanita yang sedang haid dibolehkan membaca
Alquran dengan pertimbangan akan rasa khawatir hafalan Alquran jadi lupa karena
lamanya waktu haid. Hal ini didasarkan pada riwayat Aisyah RA, isteri Rasulullah
yang pernah membaca dan menyentuh Alquran dalam keadaan haid dengan
sepengetahuan Rasulullah.47
Setelah pemaparan pendapat para ulama mengenai hukum membaca
Alquran saat wanita haid, republika.co.id dengan beritanya yang berjudul Membaca
Alquran saat Haid lebih sependapat dengan mazhab Maliki dengan pertimbangan
sunah Rasulullah dalam kejadian Aisyah yang membaca Alquran saat haid dengan
sepengetahuan Rasulullah.
45 Isnawati, Larangan Wanita Haid, h. 13 46 Isnawati, Larangan Wanita Haid, h. 14 47 Isnawati, Larangan Wanita Haid, h. 17
36
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Dalam bab ini akan dibahas mengenai metodologi penelitian yang akan
dilaksanakan, serta akan dibahas pula populasi, sampel, teknik pengambilan
sampel, dan alasan mengapa cara – cara itu yang digunakan. Kemudian akan
dibahas variabel penelitian serta definisi prosedur pengumpulan data, prosedur
pengumpulan data, dan analisis data yang digunakan untuk menemukan jawaban
dari hipotesis yang akan peneliti kemukakan.
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian yang akan peneliti kunjungi adalah Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi di Jl.
Ir. H. Juanda No. 95, Ciputat, Tangerang Selatan. Estimasi waktu untuk penelitian
adalah 20 Februari 2019 – 20 November 2019.
B. Paradigma Penelitian
Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma
positivisme. Paradigma positivisme adalah suatu keyakinan dasar yang berakar dari
paham ontologi realisme yang menyatakan bahwa realitas itu ada (exist) dalam
kenyataan yang berjalan sesuai dengan hukum alam (natural laws). Dengan
demikian penelitian berusaha untuk mengungkapkan kebenaran realitas yang ada,
dan bagaimana realitas tersebut senyatanya berjalan.
37
C. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif.
Pendekatan penelitian kuantitatif didasari oleh filsafat positivisme yang
memandang setiap realitas/gejala/fenomena itu dapat diklasifikasikan, relatif tetap,
konkrit, teramati, terukur, dan hubungan gejala bersifat sebab akibat. Karena itu,
sebelum dilakukan penelitian dapat disusun dan dirancang secara detail dan tidak
akan berubah-ubah selama penelitian berlangsung.
Kuantitatif yaitu riset yang hasil analisisnya disajikan dalam bentuk angka-
angka yang kemudian dijelaskan dan diinterpretasikan dalam bentuk uraian.48
Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-
model matematis, teori-teori atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena.
Pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini
memberikan hubungan yang fundamental antar pengamatan empiris dan ekspresi
matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif. Ukuran sampel untuk survey olah
statistik dihitung dengan menggunakan rumusan untuk menentukan seberapa besar
ukuran sampel yang diperlukan dari suatu populasi untuk mencapai hasil dengan
tingkat akurasi yang dapat diterima.
Metode kuantitatif lebih menekankan pada aspek pengukuran secara
obyektif terhadap fenomena sosial. Untuk dapat melakukan pengukuran setiap
fenomena dijabarkan kedalam beberapa komponen masalah, variabel dan indikator.
Setiap variabel yang ditentukan diukur dengan memberikan simbol-simbol angka
yang berbeda-beda sesuai dengan kategori informasi yang berkaitan denagan
48 Hasan, Pokok – Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2004), h. 30
38
variabel tersebut. Dengan menggunakan simbol-simbol angka tersebut, teknik
penghitungan secara kuantitatif dapat dilakukan sehingga dapat menghasilkan suatu
kesimpulan.
Tujuan utama dari metodolgi ini adalah menjelaskan suatu masalah tetapi
menghasilkan generalisasi. Generalisasi ialah sutu kebenaran yang terjadi dalam
suatu realitas tentang suatu masalah yang diperkirakan akan berlaku pada suatu
populasi tertentu. Data kuantitatif yaitu data dalam bentuk jumlah atau angka
dituangkan untuk menerangkan suatu kejelasan dari angka-angka atau
memperbandingkan dari beberapa gambaran sehingga memperoleh gambaran baru,
kemudian dijelaskan kembali dalam kalimat atau urain.
Metode penelitian kuantitatif ukuran ilmiah adalah sesuatu yang tampak.
Apa saja yang tidak empiris tidak bisa dikatagorikan sebagai ilmiah. Padahal dalam
kehidupan ini ada realiatas yang tampa penelitian. Kuantitatatif dimaksudkan untuk
menjelaskan atau memperoleh penjelasan mengenai fenomena atau gejala yang
diteliti secara umum atau yang lazim disebut dengan generalisasi.
Metode kuantitatif mempunyai keunggulan dari sesi efisiensi. Analisis
kuantitatif bekerja menggunakan sampel untuk memecahkan persoalan yang
dihadapi. Selain dari sisi sampel, untuk hal-hal tertentu metode kuantitatif
memberikan penjelasan yang lebih tepat terhadap fakta yang dihadapi, bahkan pada
penelitian tertentu harus menggunakan metode kuantitatif.
Menurut Arikunto, bahwa penelitian kuantitatif banyak dituntut
menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data
tersebut, serta penampilan hasilnya, sehingga kesimpulan penelitian akan lebih baik
39
apabila disertai dengan tabel, grafik, bagan, gambar, atau tampilan lainnya. data-
data numerikal (angka) tersebut diolah dengan metode statistika.49
D. Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah survei. Metode survei menggunakan
kuesioner sebagai instrumen pengumpulan data. Tujuannya adalah untuk
memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang dianggap mewakili
populasi tertentu. Metode survei yang digunakan adalah survei deskriptif. Jenis
survei ini bertujuan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan populasi yang
sedang diteliti. Metode ini dilakukan untuk menggambarkan realitas yang sedang
terjadi tanpa menjelaskan hubungan antar variabel.50
E. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek adalah responden yang memahami objek penelitian sebagai pelaku
maupun orang lain yang memahami objek penelitian. Sedangkan objek adalah
sasaran penelitian.51 Subjek penelitian kali ini adalah para mahasiswi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi jurusan Ilmu
Komunikasi dan Jurnalistik angkatan 2018. Sedangkan objek penelitiannya adalah
pengaruh pemahaman keagamaan secara kognitif, afektif, dan psikomotorik yang
terjadi pada mahasiswi setelah membaca berita “Membaca Alquran Saat Haid” di
Republika Online.
49 Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rhineka Cipta,
2002), h. 10 50 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2012), cet. ke-6, h. 59 51 Burhan Bungin, Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 76
40
F. Teknik Pengumpulan Data
a. Kuisioner
Kuesioner merupakan alat teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu pasti
variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari
responden.
b. Observasi
Dalam menggunakan observasi cara yang paling efektif adalah
melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai
instrumen pertimbangan kemudian format yang disusun berisi item-item
tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan. Dari peneliti
berpengalaman diperoleh suatu petunjuk bahwa mencatat data observasi
bukanlah sekedar mencatat, tetapi juga mengadakan pertimbangan
kemudian mengadakan penilaian kepada skala bertingkat. Misalnya
memperhatikan reaksi penonton televisi, bukan hanya mencatat reaksi
tersebut, tetapi juga menilai reaksi tersebut apakah sangat kurang, atau
tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki.
G. Teknik Analisis Data
Teknis analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan
data kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga ditemukan tema dan
dirumuskan hipotesa kerja seperti yang disarankan data. Kali ini, penulis akan
41
mendapatkan data dari hasil kuisioner dan observasi. Data-data yang didapatkan
nantinya akan diolah dalam bentuk angka-angka tersistematis dan dapat
menemukan kesimpulan dari hasil pengolahan data.
H. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas : Berita “Membaca Al-quran Saat Haid” di Republika
Online
2. Variabel Terikat : Pemahaman Keagamaan Mahasiswi UIN
I. Definisi Operasional
1. Berita “Membaca Al-Quran Saat Haid” di Republik Online
Republika adalah koran nasional yang dilahirkan oleh kalangan
komunitas muslim bagi publik di Indonesia. Penerbitan tersebut merupakan
puncak dari upaya panjang kalangan umat islam, khususnya para wartawan
profesional muda yang dipimpin oleh eks wartawan Tempo, Zaim Ukhrowi,
yang telah menempuh berbagai langkah. Kehadiran Ikatan Cendekiawan
Muslim Indonesia (ICMI) yang saat itu diketuai BJ Habibie dapat menembus
pembatasan ketat pemerintah untuk izin penerbitan saat itu memungkinkan
upaya-upaya tersebut berbuah. Republika terbit perdana pada 4 Januari 1993.
Koran ini terbit dibawah bendera perusahaan PT Abdi Bangsa. Setelah
B.J Habibie tidak lagi menjadi presiden dan seiring surutnya kiprah politik
ICMI selaku pemegang saham mayoritas PT Abdi Bangsa, pada akhir 2000,
mayoritas saham koran ini dimiliki oleh kelompok Mahaka Media.
PT Abdi Bangsa selanjutnya menjadi perusahaan induk, dan Republika
dibawah bendera PT Republika media mandiri salah satu perusahaan PT Abdi
42
Bangsa. Dibawah bendera Mahaka Media, kelompok ini juga menerbitkan
majalah Golf Digest Indonesia, Majalah Parents Indonesia, Stasiun Radio Jak
FM, Gen FM, Delta FM, FeMale Radio, Prambors, Jak TV, dan Alif TV.
Walaupun berganti kepemilikan, Republika tidak mengalami perubahan
baik visi maupun misi. Visi Republika adalah Modern, Moderat, Muslim,
Kebangsaan, dan Kerakkyatan. Sedangkan, misi Republika adalah sebagai
koran masyarakat baru yang maju, cerdas, dan beradab. Harus diakui ada
perbedayaan gaya dibandingkan sebelumnya. Sentuhan bisnis dan
independensi Republika menjadi lebih kuat. Karena itu, secara bisnis, koran ini
terus berkembang. Republika menjadi semakin profesional dan matang sebagai
koran nasional untuk komunitas muslim.
Terkait kajian-kajian islam yang menyangkut soal fikih, Republika
sebagai koran nasional yang memanjakan komunitas muslim terlihat sangat
konsisten membuat berita dan info soal kajian-kajian fiqih. Kajian-kajian ini
diulas di rubrik Khazanah. Dan, artikel yang menyangkut “Hukum Membaca
Al-Quran saat Haid” banyak ditemukan di laman rubrik khazanah Republika
Online. Peneliti menemukan lebih dari 10 artikel Republika membahas tema
ini.
2. Pemahaman Keagamaan
Indikator pemahaman keagamaan bisa dilihat dari segi kognitif saja.
Aspek kognitif membahas tentang tujuan pembelajran berkenaan dengan
43
proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat
yang lebih tinggi yaitu evaluasi.52
Pembagian aspek kognitif terdiri dari enam tingkatan, diantaranya:
a. Pengetahuan/knowledge, yaitu mencakup ingatan akan hal-hal yang
pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan.
b. Pemahaman/comprehension, yaitu kemampuan untuk mengerti atau
memahami sesuatu setelah diketahui atau diingat.
c. Penerapan/application, yaitu kesanggupan seseorang untuk
menerapkan ide-ide umum, metode dan prinsip dalam situasi yang baru.
d. Analisis/analysis, yaitu kemampuan seseorang untuk menguraikan
suatu bahan atau keadaan dari bagian-bagian yang lebih kecil dan
mampu memahami hubungan diantaranya.
e. Sintesis/synthesis, yaitu kemampuan berpikir yang merupakan kebaikan
dari kemampuan analisis.
f. evaluasi/evaluation, yaitu merupakan kemampuan seseorang untuk
berpendapat terhadap sesuatu yang bisa mempertanggungjawabkan
pendapat tersebut.53
J. Data dan Sumber Data
Data menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah keterangan atau bahan
nyata yang dapat dijadikan dasar kajian analisis atau kesimpulan. Sementara
52 Uno, Hamzah B, Teknologi Komunikasi dan Informasi Pembelajaraan, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2014), h. 5 53 Sudaryono, Statistika Probabilitas: Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta: Andi, 2012), h. 43-
45
44
sumber data adalah subjek di mana data dapat diperoleh.54 Menurut sumbernya,
data penelitian digolongkan menjadi data primer dan data sekunder. Data primer
adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan
alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber
informasi yang dicari. Sumber data primer penelitian ini yaitu kalangan mahasiswa
di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Data
primer dalam penelitian ini adalah skor skala materi berita “Membaca Al-quran saat
Haid” di Republika Online dengan pemahaman keagamaan di kalangan mahasiswi
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Data Sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain dari subjek
penelitiannya.55 Data ini dapat berupa skripsi atau penelitian, artikel, maupun jurnal
yang ada kaitannya dengan penelitian ini, serta data yang diperoleh dari hasil
wawancara dan dokumentasi penelitian. Sumber data sekunder adalah penulis
berita yang terdapat di republika online sendiri yang diwawancarai dan buku-buku
atau catatan yang menunjang penelitian. Data sekunder dalam penelitian ini adalah
profil dari media republika online beserta isi dari berita tersebut, dan maksud serta
tujuan penulis berita tersebut kepada pembaca.
54 Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rhineka Cipta,
2006), h. 129 55 Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), h. 91
45
K. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.56 Dalam penelitian ini
populasinya adalah seluruh kalangan mahasiswi Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi yang memiliki ciri-ciri atau suatu keadaan dan kejadian tertentu yang
diteliti.57 Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswi Jurusan
Jurnalistik dan Komunikasi Penyiaran Islam angkatan 2018 Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjumlah 1675 orang.58
Sampel adalah bagian dari populasi yang telah diambil melalui cara – cara
tertentu secara jelas dan lengkap dan dianggap bisa mewakili populasi. Penentuan
sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin, sebagai berikut:
n = 𝑁
1 + 𝑁 𝑒2
Keterangan:
n = Jumlah sampel yang dicari
N = Jumlah Populasi
e = Nilai presisi (10%)
Berdasarkan rumus di atas, dapat diperoleh sampel sebagai berikut:
56 Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT Rhineka Cipta,
1998), h. 115 57 Sugiono, Metode Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2003), h. 3
58 forlap.ristedikti.go.id
46
n = 𝑁
1 + 𝑁 𝑒2
n = 1675
1 + 1675 0.12
n = 1675
17.75
n = 94.366 ≈ 94
Jadi, sampel yang akan digunakan oleh peneliti sebanyak 94 mahasiswa.
Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan oleh peneliti adalah
dengan non probability sampling. Yaitu, sampel yang tidak memberikan peluang
atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur anggota populasi untuk dipilih
sebagai sampel. Kemudian, teknik penentuan sampel menggunakan insidential
sampling.
Di mana, siapa saja yang ditemui dan termasuk ke dalam kategori populasi,
maka dapat dijadikan sebagai responden. Dalam penelittian kali ini, peneliti
memilih Mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas
Dakwah dan Ilmu Komunikasi Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam dan Jurnalistik
angkatan 2018 dengan cara insidential sampling.
L. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
47
kepada responden untuk dijawabnya.59 Kuesioner dalam penelitian ini
digunakan untuk memperoleh data tentang pengaruh berita “Membaca Al-
quran saat Haid” di Republika Online terhadap pemahaman keagamaan di
kalangan mahasiswi Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Kuesioner yang dipakai dalam penelitian ini adalah kuesioner
dengan item tertutup. Peneliti mempersiapkan daftar pernyataan yang sudah
disediakan jawaban, sehingga responden cukup memilih alternatif jawaban
yang sudah disediakan sesuai dengan keadaan dirinya.
Kuesioner yang disediakan oleh peneliti terdiri dari 67 item yang
terbagi dalam terbagi dalam tiga bagian, yaitu; bagian pertama tentang
materi hubungan narasumber dengan portal berita Republika Online.
Bagian kedua tentang pemahaman keagamaan pretest yang terdiri dari 17
item pernyataan, yang terdiri dari indikator kognitif sebanyak 10 item,
indikator afektif sebanyak 5 item, dan indikator psikomotorik sebanyak 2
item. Terakhir, Bagian ketiga tentang pemahaman keagamaan postest yang
terdiri dari 38 item pernyataan, yang terdiri dari indikator kognitif sebanyak
19 item, indikator afektif sebanyak 14 item, dan indikator psikomotorik
sebanyak 5 item. Ketentuan penilaian item favorable yaitu kriteria
kuantifikasi yang digunakan untuk item favorable (positif) antara lain: SS
(Sangat Setuju) dengan skor 4, S (Setuju) dengan skor 3, TS (Tidak Setuju)
dengan skor 2, STS (Sangat Tidak Setuju) dengan skor 1 dan item
59 Sugiono, Metode Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2008), h. 137-142
48
unfavorable yaitu kriteria kuantifikasi yang digunakan untuk item
unfavorable (negatif) antara lain: SS (Sangat Setuju) dengan skor 1, S
(Setuju) dengan skor 2, TS (Tidak Setuju) dengan skor 3, STS (Sangat Tidak
Setuju) dengan skor 4.
a. Skala Pemahaman Keagamaan
Skala ini dimaksudkan untuk mengukur tingkat pemahaman
keagamaan. Pengukuran pemahaman keagamaan dilihat dari segi yang
pertama; kognitif yang mencakup tentang pengetahuan hafalan
(knowledge), tentang pemahaman (comprehension), penerapan
(aplikasi), analisis, sintesis dan evaluasi. Kedua; afektif dilihat dari
sikap, nilai serta tingkah laku. Ketiga; psikomotorik dilihat dalam
bentuk ketrampilan (skill), dan kemampuan bertindak seseorang
(Tohirin, 2005: 151-155). Adapun blue print skala pemahaman
keagamaan pada tabel berikut ini:
Tabel.1 Blue Print Skala Pemahaman Keagamaan Pretest
Dimensi Indikator Favorable unfavorable Jumlah
Item
Pemahaman
Keagamaan
1 Pengetahuan
(Kognitif)
1,4,9,16 5,6,7,8,14,15
2 Pemahaman
(Afektif)
2,3,10,12, 13
3 Penerapan
(Psikomotorik)
11,17
49
Tabel.2 Blue Print Skala Pemahaman Keagamaan Posttest
2. Observasi
Observasi merupakan pengamatan secara langsung dan dekat
kegiatan yang dilakukan objek tanpa perantara. Data yang dikumpulkan
nantinya dalam dua bentuk interaksi dan percakapan. Artinya selain
perilaku nonverbal juga mencakup perilaku non verbal dari orang-orang
yang diamati.60
Pengamatan yang dilakukan peneliti meliputi bahasa-bahasa gaul
dengan sesama remaja, serta keefektifan dalam mengikuti pengajian Nyai
60 Rachmat, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public
Relation, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran, (Jakarta: Kencana, 2010),
h. 110-111
Dimensi Indikator Favorable unfavorable Jumlah Item
Pemahaman
Keagamaan
1 Pengetahuan
(Kognitif)
6,7,9,10,11,16,1
7,18,20,27,33,35
12,13,14,25,26,
28,29
2 Pemahaman
(Afektif)
21,23,24,30,31,3
2,34,36,38
8,15,19,22,37
3 Penerapan
(Psikomotorik)
1,2,3,4,5,
50
Muzayyanah. Peneliti dalam observasi kali ini termasuk observasi non-
partisipan, dimana peneliti tidak terlibat langsung dengan aktivitas orang-
orang yang sedang diamati dan hanya sebagai pengamat independen.61
M. Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis ini penelitian memasukkan data yang sudah
terkumpul ke dalam tabel frekuensi. Tabel frekuensi ini bertujuan untuk
memudahkan perhitungan dan mempermudah keterbacaan data yang ada dalam
rangka pengolahan data selanjutnya. Dalam analisis ini data dari masing-masing
variabel akan ditentukan:
1. Penskoran
Dalam penelitian ini data tentang variabel X (berita Republika
Online) dan variabel Y (pemahaman keagamaan) dalam bentuk pretest dan
posttest diperoleh dengan menggunakan angket. Bentuk skala angket ini
adalah skala likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang materi berita “Membaca
Al-Quran Saat Haid” di portal Republika Online. Bentuk instrumennya
adalah checklist yang terdiri dari empat pilihan jawaban pertanyaan yaitu
setuju, sangat setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Metode ini
peneliti gunakan untuk mengumpulkan data tentang pemahaman
keagamaan mahasiswi saat setelah membaca berita tersebut. Untuk
61 Sugiono, Metode Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 145
51
memudahkan pengelolaan data statistiknya, maka dari setiap item soal
diberi skor sebagai berikut:
b. Untuk alternatif jawaban “Sangat Setuju (SS)” diberi skor 4
c. Untuk alternatif jawaban “Setuju (S)” diberi skor 3
d. Untuk alternatif jawaban “Tidak Setuju (TS)” diberi skor 2
e. Untuk alternatif jawaban “Sangat Tidak Setuju (STS)” diberi skor 1
Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek, semakin baik tingkat
keterpengaruhan berita tersebut terhadap pemahaman keagamaan di
kalangan mahasiswi. Semakin rendah skor yang diperoleh subjek, semakin
buruk tingkat kualitas berita terhadap pemahaman keagamaan. Selanjutnya
rumus tersebut diaplikasikan ke dalam data yang ada pada tabel kerja yang
telah diketahui.
Analisis Uji Hipotesis
Analisis ini adalah sifatnya melanjutkan dari analisis pendahuluan.
Analisis ini dimaksudkan untuk menguji data tentang hubungan antara
variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y).
Dari analisis ini diharapkan dapat menjawab pokok masalah yang
diteliti dan juga untuk mengadakan uji hipotesis, semakin tinggi menerima
berita Republika Online (X) dan pemahaman keagamaan mahasiswi (Y)
maka penulis akan menggunakan rumus Korelasi Product Moment.
N. Jadwal Penelitian
Tabel.3 Jadwal Penelitian
52
No Tahap
Penelitian
Jadwal
penelitian
Dez Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov
1 Seminar
Proposal
2 Revisi
Proposal
3 Menyusun
Bab I-III
4 Penyusunan
Instrumen
Penelitian
5 Pelaksanaan
Penelitian
6 Pengolahan
Hasil
Penelitian
7 Menyusun
Bab IV-V
59
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Penelitian
1. Berita Membaca Alquran Saat Haid
MEMBACA Al-QURAN SAAT HAID
(Sabtu 17 Maret 2018)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bukan menjadi hal yang dipertentangkan lagi,
bersuci sebelum menyentuh dan membaca Alquran adalah hal yang utama. Hal ini
sebagai bentuk penghormatan kepada Alquran sebagai kitab suci umat Islam. Siapa
pun yang menyentuhnya, diutamakan untuk bersuci, baik dari hadas besar maupun
kecil.
Namun, bagaimana dengan wanita yang tengah haid atau nifas? Tentu untuk bersuci
dari hadas haid atau nifas tidaklah segampang orang yang junub. Jika junub, tentu
bisa hilang hadasnya hanya dengan mandi. Namun, bagaimana bagi wanita haid
dan nifas? Apakah selama haid yang memakan waktu enam hingga tujuh hari
mereka tidak boleh menyentuh kitab suci Alquran? Apalagi, bagi wanita nifas yang
mencapai masa 40 hari lamanya. Bukankah Alquran adalah pegangan hidup
manusia yang tak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia itu sendiri?
Para fuqaha masih berbeda pendapat tentang dibolehkannya wanita haid atau nifas
menyentuh mushaf Alquran. Namun, soal membaca ayat Alquran tanpa mushaf,
para ulama bersepakat akan kebolehannya. Hal ini disebabkan tidak adanya dalil
sahih yang melarang wanita membaca Alquran tanpa mushaf.
60
Misalkan dalam pelaksanaan haji dan umrah. Hadis Rasulullah SAW dari Jabir bin
Abdillah mengatakan, “Kemudian berhajilah dan lakukan apa yang dilakukan oleh
orang yang berhaji kecuali thawaf dan shalat.” (HR Bukhari Muslim).
Ketika Rasulullah menyebutkan hadis ini kepada Aisyah RA, Beliau SAW
menyadari dalam pelaksanaan haji akan banyak membaca ayat Alquran. Namun,
yang dilarang hanya tawaf dan shalat. Sementara, membaca ayat-ayat Alquran dan
zikir-zikir lainnya tetap diperbolehkan selama haji. Hal ini sebagai dalil kuat bahwa
membaca Alquran tanpa menyentuh mushaf sama sekali tak dilarang.
Syekh Albani juga mengakui, hadis ini sebagai bukti diperbolehkannya membaca
Alquran selama haid. Menurutnya, membaca Alquran dan memperbanyak zikir
merupakan amalan yang paling utama dalam ibadah haji. Jika tidak boleh bagi
wanita haid membaca Alquran, tentu akan ada pelarangan yang sharih (jelas) dari
hadis Rasulullah SAW tentang hal itu.
“Kalau Beliau SAW melarang Aisyah dari shalat (ketika haid) dan tidak berbicara
tentang hukum membaca Alquran (ketika haid), ini menunjukkan membaca
Alquran ketika haid diperbolehkan. Mengakhirkan keterangan ketika diperlukan
tidak diperbolehkan, sebagaimana hal ini ditetapkan dalam ilmu ushul fikih. Ini
sudah jelas dan tidak samar lagi,” jelas Albani dalam kitabnya Hajjatun Nabi
(hal:69).
Lantas bagaimana hukum membaca Alquran dengan menyentuh mushaf bagi orang
yang berhadas kecil atau besar? Beberapa ulama ada yang tidak
memperbolehkannya. Namun, sebahagian ulama lainnya tetap memperbolehkan
hal itu.
61
Beberapa mazhab yang mengharamkannya adalah Mazhab Hanafiyah dalam Al-
Mabsuth (3/152), Mazhab Malikiyyah dalam Mukhtashar Al-Khalil (hal: 17-18),
Mazhab Syafi’iyyah dalam Al-Majmu’ (2/67), dan Mazhab Hanabilah dalam Al-
Mughny (1/137).
Para ulama yang mengharamkan menyentuh mushaf Alquran bagi orang berhadas
berdalil dengan firman Allah SWT, “Tidak menyentuhnya kecuali orang-orang
yang suci.” (QS al-Waaqi'ah [56]: 79).
Para ulama yang tidak memperbolehkan menyentuh mushaf tersebut berpendapat,
maksud "nya" dalam ayat ini adalah mushaf Alquran. Termasuk cakupannya seperti
sampul dan kertasnya. Orang yang berhadas dilarang menyentuhnya secara
langsung. Jika ingin membaca Alquran, orang yang berhadas hendaknya memakai
media lain yang tidak menempel, seperti kaus tangan dan sejenisnya.
Mantan mufti Arab Saudi, Syekh Bin Baz, mengatakan, haram bagi orang berhadas
menyentuh mushaf Alquran secara langsung. “Boleh bagi wanita haid dan nifas
untuk membaca Alquran menurut pendapat yang lebih sahih dari dua pendapat
ulama karena tidak ada dalil yang melarang. Namun, mereka tidak boleh menyentuh
mushaf. Mereka boleh memegangnya dengan penghalang, seperti kain yang bersih
atau selainnya. Mereka juga boleh memegang kertas yang ada tulisan Alquran
(dengan menggunakan penghalang) ketika diperlukan,” jelas Bin Baz dalam
kumpulan fatwanya (24/344).
Di samping ulama yang mengharamkan menyentuh mushaf bagi orang yang
berhadas, ada juga pendapat ulama yang membolehkannya. Seperti dibahas dalam
62
kitab Sahih Fiqh Sunnah oleh Abu Malik Kamal. Ia menyebutkan, tidak mengapa
bagi orang yang berhadas kecil maupun besar untuk menyentuh mushaf Alquran.
Kitab Sahih Fiqh Sunnah ini juga ditaklik (dievaluasi) Syekh Abdul Aziz bin
Abdullah bin Baz dan Syekh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin. Ditambah lagi,
Syekh Muhammad Nashiruddin al-Albani juga ikut menguatkan buku ini.
Dalam Sahih Fiqh Sunnah disebutkan, maksud dari ayat, “Tidak menyentuhnya
kecuali orang-orang yang suci” bukanlah berbicara mengenai mushaf Alquran. Hal
ini dapat diketahui ketika membaca ayat-ayat sebelumnya. Firman Allah SWT,
“Dan (ini) sesungguhnya Alquran yang sangat mulia [77]. Dalam kitab yang
terpelihara (Lauh Mahfuzh) [78]. Tidak ada yang menyentuhnya selain hamba-
hamba yang disucikan [79].” (QS al-Waaqi'ah [56]: 77-79).
Ayat ini sama sekali tidak berbicara tentang mushaf Alquran. Jika melihat ayat
sebelumnya, ayat ini menceritakan tentang Lauh Mahfuzh, yaitu kitab kejadian
yang mencatat seluruh apa yang terjadi di alam semesta mulai dari awal penciptaan
hingga kejadian akhir di hari kiamat. Tak ada yang bisa menyentuh Lauh Mahfudz
kecuali hamba Allah yang disucikan, yakni malaikat. Apakah manusia bisa disebut
suci? Tentu saja tidak karena manusia penuh dengan dosa. Hanya malaikat dalam
konteks ini yang disebut hamba-hamba yang disucikan.
Para ulama kontemporer memandang, pendapat kedua yang membolehkan
menyentuh mushaf Alquran dalam kondisi berhadas inilah pendapat yang paling
kuat. Pendapat ini lebih relevan dengan kondisi kekinian dan model penafsiran yang
lebih rasional. Tidak ada salahnya menyentuh mushaf Alquran dalam kondisi
63
berhadas besar, seperti junub, haid, atau nifas. Apalagi, hanya berhadas kecil karena
tidak berwudhu. Wallahu'alam.
Sumber : Dialog Jumat Republika
2. Validitas dan Realibilitas
a. Validitas
Untuk mengetahui validitas dari tiap butir pertanyaan, peneliti
melakukan uji coba terhadap 100 responden. Yaitu responden yang
memiliki kriteria yang sama. Kriteria tersebut yaitu mahasiswi muslim
untuk dijadikan sampel. Peneliti menggunakan One Group Pretest-
Posttes menggunakan artikel “Membaca Al-Qura’an Saat Haid” di
Republika Online. Responden bayangan yang diteliti merupakan
mahasiswi angkatan sampai Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang berjumlah 100 responden dengan jurusan
yang berbeda-beda.
64
Tabel.4 Hasil Uji Validitas Pretest
No Pertanyaan r-hitung r-tabel Hasil
Instrumen
1. Saya tahu dan paham hukum islam tentang adab
membaca Al-Quran
0,544 0,195 VALID
2. Semua umat muslim baik laki-laki maupun
perempuan wajib membaca Al-Quran dan
mengamalkannya
0,634 0,195 VALID
3. Sebelum menyentuh dan membaca mushaf Al-
Quran, diwajibkan bersuci dahulu
0,549 0,195 VALID
4. Status hukum darah haid adalah najis dan seseorang
baru suci setelah darah itu berhenti keluar
0,614 0,195 VALID
5. Haram hukumnya bagi perempuan melaksanakan
ibdah sholat dan puasa saat haid
0,019 0,195 TIDAK
VALID
6. Diharamkan bagi perempuan yang haid saat
mendirikan ibadah puasa. Namun jika mereka haid
saat bulan puasa, maka wajib mengqadla
(mengganti)
0,457 0,195 VALID
7. Bagi perempuan, haram hukumnya menyentuh dan
membaca mushaf Al-Quran saat haid
0,624 0,195 VALID
8. Diharamkan menyentuh dan membaca mushaf Al-
Quran saat haid berdasarkan dalil “Tidak
0,637 0,195 VALID
65
menyentuhnya kecuali orang-orang yang suci.” (QS
al-Waaqi'ah [56]: 79)
9. Bagi perempuan yang sedang haid, jika ingin
menyentuh dan membaca mushaf Al-Quran, harus
menunggu masa haid selesai, selama sekitar 6-7 hari
lagi
0,601 0,195 VALID
10. Padahal, Al-Quran adalah pegangan hidup manusia
khususnya muslim/ah yang tak bisa dipisahkan dari
kehidupan manusia
0,581 0,195 VALID
11. Bagi perempuan haid, boleh membaca Al-Quran
tanpa mushaf
0,605 0,195 VALID
12. Bagi perempuan haid, boleh membaca Al-Quran
serta menyentuh dengan menggunakan pengzhalang
seperti kain bersih dan semacamnya
0,551 0,195 VALID
13. Bagi perempuan haid yang sedang ibadah haji, tetap
haram hukumnya melakukan amalan membaca Al-
Quran dan berdzikir, bahkan meskipun tanpa mushaf
0,547 0,195 VALID
14. Tidak ada perbedaan pendapat ulama antar mahzab
soal dibolehkan atau tidak membaca Al-Quran saat
Haid
0,543 0,195 VALID
15. Semua ulama dari berbagai mahzab setuju
mengharamkan perempuan menyentuh dan
membaca mushaf Al-Quran saat haid
0,598 0,195 VALID
66
16. Ada juga pendapat Ulama yang membolehkan
perempuan menyentuh dan membaca mushaf Al-
Quran saat haid
0,645 0,195 VALID
17. Perempuan dibolehkan membaca dan menyentuh
mushaf Al-Quran saat haid
0,532 0,195 VALID
Tabel.5 Hasil Uji Validitas Posttest
No Pertanyaan r-hitung r-tabel Hasil
Instrumen
1. Saya belajar agama lebih banyak lewat media digital
digital (portal berita, youtube, dst)
0,574 0,195 VALID
2. Saya belajar agama lebih banyak lewat offline
(pesantren, sekolah, dan majelis)
0,624 0,195 VALID
3. Saya belajar “hukum haid bagi perempuan” lebih
banyak lewat media digital (portal berita, youtube,
dst)
0,644 0,195 VALID
4. Saya belajar “hukum haid bagi perempuan” lebih
banyak lewat offline (pesantren, sekolah, dan
majelis)
0,651 0,195 VALID
5. Saya baru pertama kali membaca artikel “Membaca
Alquran saat Haid” di Republika Online
0,179 0,195 TIDAK
VALID
6. Setelah membaca artikel dari Republika Online,
saya semakin bertambah wawasan soal ilmu agama
0,592 0,195 VALID
67
7. Setelah membaca artikel “Membaca Alquran Saat
Haid”, saya semakin paham soal hukum haid bagi
perempuan
0,556 0,195 VALID
8. Artikel diatas kurang lengkap membahas soal
hukum membaca Alquran bagi perempuan saat haid
0,524 0,195 VALID
9. Semua umat muslim baik laki-laki maupun
perempuan wajib membaca Al-Quran dan
mengamalkannya
0,357 0,195 VALID
10. Sebelum menyentuh dan membaca Al-Quran,
diwajibkan bersuci dahulu
0,511 0,195 VALID
11. Status hukum darah haid adalah najis dan seseorang
baru suci setelah darah itu berhenti keluar
0,433 0,195 VALID
12. Haram hukumnya bagi perempuan masuk masjid
saat haid
0,532 0,195 VALID
13. Haram hukumnya bagi perempuan melaksanakan
sholat saat haid
0,522 0,195 VALID
14. Haram hukumnya bagi perempuan melaksanakan
puasa saat haid
0,274 0,195 VALID
15. Diharamkan bagi perempuan yang haid saat
mendirikan ibadah puasa. Namun jika mereka haid
saat bulan puasa, maka wajib mengqadla
(mengganti)
0,175 0,195 TIDAK
VALID
16. Menurut Syekh Yusuf Qardawi, semua anggota
tubuh perempuan yang haid, tidaklah najis.
0,634 0,195 VALID
68
Sebagaimana Nabi Muhammad SAW meminta
Aisyah, “Bawakan kepadaku tikar kecil itu!”
Kemudian Aisyah menjawab, “Saya sedang haid,
wahai Rasulullah.” Maka Rasul SAW bersabda,
“Sesungguhnya haidmu itu tidak di tanganmu (HR
Bukhari).”
17. Dalil “Tidak menyentuhnya kecuali orang-orang
yang suci.” (QS al-Waaqi'ah [56]: 79), tidak
ditujukan untuk mengharamkan perempuan haid
membaca dan menyentuh mushaf Al-Quran
0,570 0,195 VALID
18. Bagi perempuan yang sedang haid, jika ingin
menyentuh dan membaca mushaf Al-Quran, harus
menunggu masa haid selesai, selama sekitar 6-7 hari
lagi
0,471 0,195 VALID
19. Padahal, Al-Quran adalah pegangan hidup manusia
khususnya muslim/ah yang tak bisa dipisahkan dari
kehidupan manusia
0,550 0,195 VALID
20. Bagi perempuan haid, boleh membaca Al-Quran
tanpa mushaf
0,560 0,195 VALID
21. Bagi perempuan haid, boleh membaca Al-Quran
serta menyentuh dengan menggunakan penghalang
seperti kain bersih dan semacamnya
0,640 0,195 VALID
69
22. Bagi perempuan haid yang sedang ibadah haji, tetap
haram hukumnya melakukan amalan membaca Al-
Quran dan berdzikir
0,641 0,195 VALID
23. Bagi perempuan haid yang sedang ibadah haji,
dibolehkan hukumnya melakukan amalan membaca
Al-Quran dan berdzikir, dengan syarat tanpa
menyentuh mushaf
0,539 0,195 VALID
24. Bagi perempuan haid yang sedang ibadah haji,
dibolehkan hukumnya melakukan amalan membaca
Al-Quran dan berdzikir dengan menyentuh mushaf
0,567 0,195 VALID
25. Tidak ada perbedaan pendapat ulama antar mahzab
soal dibolehkan atau tidak membaca Al-Quran saat
Haid
0,423 0,195 VALID
26. Saya tahu ada perbedaan pendapat ulama antar
mahzab soal dibolehkan atau tidak membaca Al-
Quran saat Haid
0,489 0,195 VALID
27. Semua ulama dari berbagai mahzab setuju
mengharamkan perempuan menyentuh dan
membaca mushaf Al-Quran saat haid
0,562 0,195 VALID
28. Dalam kitab Sahih Fiqh Sunnah, Abu Malik Kamal
membolehkan perempuan menyentuh dan membaca
mushaf Al-Quran saat haid
0,488 0,195 VALID
29. Para ulama masih berbeda pendapat tentang
dibolehkannya perempuan haid atau nifas
0,205 0,195 VALID
70
menyentuh mushaf Alquran. Namun, soal membaca
ayat Alquran tanpa mushaf, para ulama bersepakat
akan kebolehannya. Hal ini disebabkan tidak adanya
dalil sahih yang melarang wanita membaca Alquran
tanpa mushaf.
30. Pendapat yang membolehkan perempuan haid
membaca Al-Quran lebih memiliki nilai maslahat
0,143 0,195 TIDAK
VALID
31. Pendapat yang membolehkan perempuan haid
membaca Al-Quran lebih memiliki nilai maslahat
karena tidak banyak terhalang untuk mengakses,
mempelajari, dan membaca Alquran
0,065 0,195 TIDAK
VALID
32. Pendapat yang mengharamkan perempuan haid
membaca Al-Quran memiliki banyak nilai
madharatnya dibanding yang membolehkan
0,289 0,195 VALID
33. Ada pendapat dari ulama yang mengatakan bahwa
perempuan yang sedang haid boleh menyentuh
mushaf Al-Quran jika dalam keadaan mendesak,
seperti untuk menghafal agar tidak lupa untuk
belajar dan mengajar
0,202 0,195 VALID
34. Tidak salah perempuan menyentuh mushaf Al-
Quran meskipun dalam kondisi haid
0,282 0,195 VALID
35. Perempuan saat haid boleh membaca dan menyentuh
mushaf Al-Quran
0,196 0,195 VALID
71
36. Setelah membaca artikel yang disajikan Republika
Online, saya setuju perempuan boleh membaca dan
menyentuh mushaf Al-Quran
0,179 0,195 TIDAK
VALID
37. Saya tidak setuju dengan salah satu dari isi artikel ini
yang membolehkan bagi perempuan haid membaca
dan menyentuh mushaf Alquran
0,142 0,195 TIDAK
VALID
38. Saya setuju dengan salah satu dari isi artikel ini yang
membolehkan bagi perempuan haid membaca dan
menyentuh mushaf Alquran
0,006 0,195 TIDAK
VALID
b. Reliabilitas
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan alat ukur yang telah dinyatakan
valid, lalu di uji reliabilitasnya dengan menggunakan program SPSS 20. Jika hasil
dari Cronbach Alpha>0,60 maka butir pernyataan kuesioner dapat diakatakan
reliable. Berikut ini adalah hasil uji reliabilitas pretes dan posttes terhadap variabel
tingkat pemahaman mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan.
Tabel.6 Uji Reliabilitas Pretest
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.841 17
72
Tabel.7 Uji Reliabilitas Posttest
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.879 38
Berdasarkan hasil uji reliabilitas kedua variabel dengan menggunakan
program SPSS 20 dengan ini nilai Cronbach Alpha masing-masing variabel adalah
0,841 nilai Cronbach Alpha untuk pretest dan 0,879 nilai Cronbach Alpha untuk
posttest. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa semua butir mempunyai
kehandalan yang tinggi untuk digunakan sebagai instrument pengukuran dalam
penelitian ini.
3. Karakteristik Data Responden
Penelitian ini dilaksanakan terhadap 100 mahasiswi angkatan 2015 dan
2016, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, yang dapat digambarkan karakteristik responden sebagai berikut:
73
a. Data Responden berdasarkan Jurusan
Tabel.8 Data Responden berdasarkan Jurusan
Jurusan Frekuensi Presentase
KPI 84 89%
Jurnalistik 10 11%
Total 94 100%
Berdasarkan tabel.7 diatas, diketahui bahwa responden terdiri dari jurusan KPI 84
orang (89,0% dari seluruh responden) dan dari jurusan Jurnalistik 10 orang
(11,0%).
b. Data Responden berdasarkan Asal Sekolah
Tabel.9 Data Responden Berdasarkan Asal Sekolah
Frekuensi Persentase
SMA/SMK 79 84%
Pondok Pesantren 15 16%
Total 100 100
Berdasarkan tabel.8 diatas, diketahui bahwa responden berasal dari
SMA/SMK 79 orang (84,0%) dan Pondok Pesantren 15 orang (16,0%).
74
c. Data Responden berdasarkan Angkatan
Tabel.10 Data Responden Berdasarkan Angkatan
Angkatan Frekuensi Persentase Kumulatif Persen
2018 94 100,0 100,0
Berdasarkan tabel.9 diatas, diketahui bahwa responden berasal dari angkatan
2018 sejumlah 94 orang (100%).
a. Hasil dan Analisis Data
1. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
Tabel.11 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 100
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std.
Deviation
11.31227338
Most Extreme
Differences
Absolute .078
Positive .046
Negative -.078
Kolmogorov-Smirnov Z .782
Asymp. Sig. (2-tailed) .574
75
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Berdasarkan tabel uji normalitas Kolmogorov-sminov dapat diketahui
bahwa nilai signifikan dari uji normalitas adalah 0,574. Nilai tersebut lebih besar
dari alpha 0,05 maka data dinyatakan terdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah objek yang diteliti
mempunyai varian yang sama. Hasil perhitungan dapat dilihat berikut ini:
Tabel.12 Uji Homogenitas of Variances
Test of Homogeneity of Variances
Levene
Statistic
df1 df2 Sig.
1.818 20 73 .034
Dari tabel test of homogeneity of variances terlihat pada bagian (sign).
Tabel tersebut memperlihatkan bahwa signifikansi = 0,034. Berdasarkan hasil
tersebut, maka 0,034 lebih dari 0,034 (0,034>0,50), berarti varian dari dua
kelompok sampel data mempunyai varian yang sama
4. Pretest dan Posttest Tingkat Pemahaman Kegamaan Mahasiswi
FIDKOM Menggunakan Paired – Sample T-Test
76
Tabel.13 Paired Sample Statistics
Paired Samples Statistics
Mean N Std.
Deviation
Std. Error
Mean
Pair 1
pre 55.0000 100 7.22929 .72293
post 122.8500 100 11.34258 1.13426
Pada output pertama yaitu paired sample statistic, dapat dilihat dari rata-
ratanya bahwa memiliki nilai yang tinggi pada nilai posttest atau sesudah diberikan
artikel “Membaca Al-Quran Saat Haid” di Republika Online yaitu sebesar 122,85.
N menunjukkan banyaknya data yaitu sebelum dan sesudah sebanyak 94 responden,
standar deviasi yang menunjukkan keheterogenan yang terjadi dalam data sebelum
dan sesudah diberikan artikel soal Haid adalah 7.22929 dan 11.34258 dan standard
error of mean sebelum dan sesudah diberikan artikel soal Haid adalah 0,72293 dan
1,13426, standard error of mean menggambarkan seberapa dari rata-rata sampel
terhadap rata-rata keseluruhan sampel.
Tabel.14 Paired Samples Correlations
Paired Samples Correlations
77
N Correlation Sig.
Pair 1
pre &
post
100 .073 .470
Pada output kedua yaitu paired samples correlation, menunjukkan apakah
ada hubungan antara rata-rata sebelum dan sesudah diberikan artikel “Membaca Al-
Quran Saat Haid” terlihat nilai sig (0,470)>a (0,034) maka dapat disimpulkan
adanya hubungan yang signifikan sebelum dan sesudah diberikan arikel soal Haid
di Republika Online, dapat juga dilihat kekuatan korelasinya menunjukkan korelasi
yang sangat dan signifikan yaitu 0,857.
Tabel.15 Paired Samples Test
Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig. (2-
tailed)
Mean Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 pre - post
-
67.85000
12.99757 1.29976
-
70.42900
-65.27100 -52.202 99 .000
Pada output ketiga paired sample test dapat diinterpretasikan seperti berikut
ini:
78
a. Hipotesis
H0: Tidak terdapat perbedaan terhadap tingkat pemahaman keagamaan
di kalangan mahasiswi Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta sebelum dan sesudah diberikan artikel
“Membaca Al-Quran Saat Haid”
Ha: Terdapat perbedaan terhadap tingkat pemahaman keagamaan di
kalangan mahasiswi Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta sebelum dan sesudah diberikan artikel
“Membaca Al-Quran Saat Haid”
b. Uji Statistik
Nilai thitung adalah sebesar -52.202 dengan sig 0.000. Karena sig < 0.05
maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, artinya rata-
rata pretest dan posttest adalah sama atau tidak berbeda.
79
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari penelitian skripsi yang berjudul “Pengaruh Berita Membaca Al-Quran
Saat Haid Di Republika Online Terhadap Pemahaman Keagamaan Mahasiswi
Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam dan Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta,” peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan
pemahaman yang signifikan sebelum dan sesudah membaca artikel di Republika
Online dengan menggunakan uji One-Group Pretest-Postest. Hal ini dapat dilihat
dari hasil penghitungan menggunakan Paired Samples T-Test menggunakan
SPSS21 dan mendapatkan hasil Nilai thitung adalah sebesar -52.202 dengan sig
0.000. Karena sig < 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha
ditolak. Artinya, berita yang diterbitkan republika mengenai membaca Alquran
saat haid tidak dapat memengaruhi khalayak.
B. Saran
Berdasarkan hasil yang peroleh setelah melakukan penelitian dan
pengamatan, berikut adalah saran-saran untuk penelitian ini yaitu:
1. Saran Akademis
Peneliti menyadari bahwa masih terdapat kekurangan yang ada pada
peneltian ini. Peneliti berharap pada penelitian berikutnya untuk dapat
mengkaji dan mempelajari fenomena yang ada dimasyarakat. Bagi peneliti
selanjutnya yang ingin meneliti suatu masalah dengan masalah yang sama,
80
diharapkan agar mendapat tinjauan pustaka atau referensi dengan teori-
teori yang lebih lengkap. Selain itu, pada subjek yang ingin digunakan bisa
lebih bervariasi. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan lebih
memperhatikan alat ukur yang digunakan sehingga tidak terjadi kesalahan
saat proses pengambilan dan penghitungan data. Peneliti juga
menyarankan dalam pencarian dua variabel tidak hanya mencari
pengaruhnya saja, tetapi menjelaskan secara detail apa pengaruhnya.
2. Saran Praktis
Saran untuk Republika Online apabila menerbitkan berita seputar hukum –
hukum dalam Islam agar yang bersifat hukum tetap atau yang minim akan
perdebatan. Semisal menerbitkan berita seperti membaca Alquran saat
haid, agar kuantitas beritanya ditambah atau dimuat pada halaman utama
agar khalayak bisa terpengaruh akan terpaan dari berita yang dimuat.
Bagi para khalayak sebagai pembaca media online agar lebih cermat dan
teliti dalam menyaring sebuah informasi. Serta lebih peka terhadap
keadaan dan perkembangan yang ada di media massa pada zaman ini.
Terakhir saran bagi masyarakat luas agar tidak menjadikan perbedaan
pandangan soal fikih dalam Islam sebagai pemutus kesatuan umat
beragama khususnya Islam.
81
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto (1998) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT
Rhineka Cipta.
Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rhineka Cipta.
Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rhineka
Cipta.
Azwar. (1998). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bergen, K. M., & D. O. Braithwaite. 2009. “Identity as Constituted in
Communication”. In W. F. Eadie (Ed), 21st Century Communication a
Reference Handbook (pp. 165 – 173). Thousand Oaks, CA: SAGE
Publications Inc.
Bernard, S., & T. D. Mize. 2016. “Small Groups: Reflections of and Building
Blocks for Social Structure”. In S. Abrutyn (Ed), Handbooks of
Sociology and Social Research (pp. 293 – 320). Switzwerland: Springer.
Cangara, H. (2007). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada.
Chaplin, P. J. (2012). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
82
Hasan, I. (2004). Pokok – Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya.
Bogor: Ghalia Indonesia.
Hermawan, H. (2007). Media Pembelajaran SD. Bandung: Upi Press
Hiebert, R. E., & C. Reuss. 1985. Impact of Mass Media. California: Longman
Publishers.
Isnawati. (2018). Larangan Wanita Haid, Jakarta: Rumah Fiqih Publishing.
Jalaludin. (2012). Psikologi Agama. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Kriyantono, R. (2006). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana.
Ks, Usman. (2009). Ekonomi Media, Pengantar Konsep dan Aplikasi. Bogor:
Ghalia Indonesia.
McQuail, D. (1987). Mass Communication Theory: An Introduction. Beverly Hills:
SAGE Publications.
McQuail, D. (2003). Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Penerbit Erlangga.
McQuaill, D. (1987). Mass Communication Theory Second Edition. London: Sage
Publication.
Menzies, A. (2014). Sejarah Agama – Agama. Yogyakarta: Forum.
Morrisan, MA. (2010). Teori Komunikasi Massa, Media, Budaya, dan Masyarakat,
Bogor: Ghalia Indonesia.
Nasrullah, R. (2016). Khalayak Media. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Nasrullah, R. (2018). Riset Khalayak Digital: Perspektif Khalayak Media dan
Realitas Virtual di Media Sosial. Jurnal Sosioteknologi ITB. Vol 17, No 2
83
(2018). http://journals.itb.ac.id/index.php/sostek/issue/view/559. 23 April
2019.
Noor, Henry Faizal. 2015. Ekonomi Media. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Poerwodharminto. (1970). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Rachmat. (2010). Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset
Media, Public Relation, Advertising, Komunikasi Organisasi,
Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Kencana.
Rakhmat, J. (1998). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sendjaja, D. S. (2005). Teori Komunikasi. Jakarta: UT
Sterling, C. H. (Ed.). (2009). Encylopedia of Journalism. Los Angeles: SAGE
Publications Inc.
Sudaryono. (2012). Statistika Probabilitas: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Andi.
Sudjiono, A. (1996). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Grafindo
Persada.
Sugiono. (2003). Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiono. (2008). Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiono. (2009). Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sujanto, A. (1992). Psikologi Kepribadian. Jakarta: Rineka Cipta.
Taburaka, A. (2012). Agenda Setting Media Massa. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
84
Uchjana, O. (2003). Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya
Bakti.
Uno, Hamzah B. (2014). Teknologi Komunikasi dan Informasi Pembelajaran.
Jakarta: Bumi Aksara.
Walgito, B. (1996). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: UGM.
Zakiah, D. (1995). Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
85
LAMPIRAN
Kuesioner Penelitian
Dalam rangka perolehan data skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Berita
Membaca Al-quran Saat Haid di Republika Online terhadap Pemahaman
Keagamaan Mahasiswi Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam dan Jurnalistik
UIN Syarif Hidayatullah”. Saya meminta kesediaan saudara/i untuk menjadi
responden penelitian saya dengan mengisi daftar pertanyaan di bawah ini secara
jujur dan apa adanya. Peneliti akan menjamin kerahasiaan dan identitas responden.
Atas bantuan dan kesediaan saudara/I, saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Arfan Maulana
No Responden :
Nama :
Tanggal Pengisian :
Jurusan :
Angkatan :
1. Data Responden (Pilihlah jawaban yang sesuai dengan identitas anda)
Umur : ……… Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
86
Asal Sekolah : a. SMA/SMK b.Pondok Pesantren
2. Penggunaan Media
Apakah anda pernah membaca media Republika Online? Jika “Ya” isi data
dibawah ini, jika “Tidak” lanjut ke lembar selanjutnya.
a. Jenis content apa yang menarik perhatian ada di media Republika Online?
(berilah tanda (x) pada tabel kosong di bawah ini (boleh lebih dari satu)
No Jenis Content Penilaian Responden
Sangat
Tertarik
Tertarik Kurang
Tertarik
Tidak
Tertarik
1. News
2. Khazanah
3. Internasional
4. Ekonomi
5. Republikabola
6. Leeisure
7. Kolom
8. Republika TV
9. Sastra
10. Retizen
b. Seberapa seringkah anda membuka situs Republika Online? (berapa hari
rata-rata dalam satu minggu (1-7), berilah tanda (x) pada table kosong
dibawah ini
1 2 3 4 5 6 7
87
c. Berapa rata-rata yang dihabiskan untuk membaca Republika Online dalam
sehari?
a <30 menit b 30-60 menit c >60 menit
3. Tingkat Pemahaman Keagamaan
Petunjuk Pengisian Kuesioner:
a. Bacalah dengan teliti setiap pertanyaan dan seluruh kemungkinan
jawabannya.
b.Berikan tanda silang (x), pada tabel penilaian yang paling sesuai menurut
anda.
Keterangan:
H. TS : Tidak Setuju
I. KS :Kurang setuju
J. S :Setuju
K. SS :Sangat Setuju
c. Peneliti sangat mengharapkan semua pertanyaan agar dijawab dan tidak
ada yang terlewatkan, karena setiap pertanyaan saling berhubungan.
d. Kuesioner ini digunakan untuk kepentingan ilmiah, tidak ada
jawaban yang salah, karena itu mohon dijawab dengan sebenarnya.
Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih banyak.
88
Pretest
No Pernyataan Penilaian Responden
TS KS S SS
1. Saya tahu dan paham hukum islam tentang adab
membaca Al-Quran
2. Semua umat muslim baik laki-laki maupun
perempuan wajib membaca Al-Quran dan
mengamalkannya
3. Sebelum menyentuh dan membaca mushaf Al-
Quran, diwajibkan bersuci dahulu
4. Status hukum darah haid adalah najis dan seseorang
baru suci setelah darah itu berhenti keluar
5. Haram hukumnya bagi perempuan melaksanakan
ibdah sholat dan puasa saat haid
6. Diharamkan bagi perempuan yang haid saat
mendirikan ibadah puasa. Namun jika mereka haid
saat bulan puasa, maka wajib mengqadla
(mengganti)
7. Bagi perempuan, haram hukumnya menyentuh dan
membaca mushaf Al-Quran saat haid
8. Diharamkan menyentuh dan membaca mushaf Al-
Quran saat haid berdasarkan dalil “Tidak
89
menyentuhnya kecuali orang-orang yang suci.” (QS
al-Waaqi'ah [56]: 79)
9. Bagi perempuan yang sedang haid, jika ingin
menyentuh dan membaca mushaf Al-Quran, harus
menunggu masa haid selesai, selama sekitar 6-7 hari
lagi
10. Padahal, Al-Quran adalah pegangan hidup manusia
khususnya muslim/ah yang tak bisa dipisahkan dari
kehidupan manusia
11. Bagi perempuan haid, boleh membaca Al-Quran
tanpa mushaf
12. Bagi perempuan haid, boleh membaca Al-Quran
serta menyentuh dengan menggunakan pengzhalang
seperti kain bersih dan semacamnya
13. Bagi perempuan haid yang sedang ibadah haji, tetap
haram hukumnya melakukan amalan membaca Al-
Quran dan berdzikir, bahkan meskipun tanpa mushaf
14. Tidak ada perbedaan pendapat ulama antar mahzab
soal dibolehkan atau tidak membaca Al-Quran saat
Haid
15. Semua ulama dari berbagai mahzab setuju
mengharamkan perempuan menyentuh dan
membaca mushaf Al-Quran saat haid
90
16. Ada juga pendapat Ulama yang membolehkan
perempuan menyentuh dan membaca mushaf Al-
Quran saat haid
17. Perempuan dibolehkan membaca dan menyentuh
mushaf Al-Quran saat haid
91
LAMPIRAN II
*Bacalah artikel di bawah ini dengan teliti*
MEMBACA Al-QURAN SAAT HAID
(Sabtu 17 Maret 2018)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bukan menjadi hal yang dipertentangkan lagi,
bersuci sebelum menyentuh dan membaca Alquran adalah hal yang utama. Hal ini
sebagai bentuk penghormatan kepada Alquran sebagai kitab suci umat Islam. Siapa
pun yang menyentuhnya, diutamakan untuk bersuci, baik dari hadas besar maupun
kecil.
Namun, bagaimana dengan wanita yang tengah haid atau nifas? Tentu untuk bersuci
dari hadas haid atau nifas tidaklah segampang orang yang junub. Jika junub, tentu
bisa hilang hadasnya hanya dengan mandi. Namun, bagaimana bagi wanita haid
dan nifas? Apakah selama haid yang memakan waktu enam hingga tujuh hari
mereka tidak boleh menyentuh kitab suci Alquran? Apalagi, bagi wanita nifas yang
mencapai masa 40 hari lamanya. Bukankah Alquran adalah pegangan hidup
manusia yang tak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia itu sendiri?
Para fuqaha masih berbeda pendapat tentang dibolehkannya wanita haid atau nifas
menyentuh mushaf Alquran. Namun, soal membaca ayat Alquran tanpa mushaf,
para ulama bersepakat akan kebolehannya. Hal ini disebabkan tidak adanya dalil
sahih yang melarang wanita membaca Alquran tanpa mushaf.
Misalkan dalam pelaksanaan haji dan umrah. Hadis Rasulullah SAW dari Jabir bin
Abdillah mengatakan, “Kemudian berhajilah dan lakukan apa yang dilakukan oleh
orang yang berhaji kecuali thawaf dan shalat.” (HR Bukhari Muslim).
92
Ketika Rasulullah menyebutkan hadis ini kepada Aisyah RA, Beliau SAW
menyadari dalam pelaksanaan haji akan banyak membaca ayat Alquran. Namun,
yang dilarang hanya tawaf dan shalat. Sementara, membaca ayat-ayat Alquran dan
zikir-zikir lainnya tetap diperbolehkan selama haji. Hal ini sebagai dalil kuat bahwa
membaca Alquran tanpa menyentuh mushaf sama sekali tak dilarang.
Syekh Albani juga mengakui, hadis ini sebagai bukti diperbolehkannya membaca
Alquran selama haid. Menurutnya, membaca Alquran dan memperbanyak zikir
merupakan amalan yang paling utama dalam ibadah haji. Jika tidak boleh bagi
wanita haid membaca Alquran, tentu akan ada pelarangan yang sharih (jelas) dari
hadis Rasulullah SAW tentang hal itu.
“Kalau Beliau SAW melarang Aisyah dari shalat (ketika haid) dan tidak berbicara
tentang hukum membaca Alquran (ketika haid), ini menunjukkan membaca
Alquran ketika haid diperbolehkan. Mengakhirkan keterangan ketika diperlukan
tidak diperbolehkan, sebagaimana hal ini ditetapkan dalam ilmu ushul fikih. Ini
sudah jelas dan tidak samar lagi,” jelas Albani dalam kitabnya Hajjatun Nabi
(hal:69).
Lantas bagaimana hukum membaca Alquran dengan menyentuh mushaf bagi orang
yang berhadas kecil atau besar? Beberapa ulama ada yang tidak
memperbolehkannya. Namun, sebahagian ulama lainnya tetap memperbolehkan
hal itu.
Beberapa mazhab yang mengharamkannya adalah Mazhab Hanafiyah dalam Al-
Mabsuth (3/152), Mazhab Malikiyyah dalam Mukhtashar Al-Khalil (hal: 17-18),
93
Mazhab Syafi’iyyah dalam Al-Majmu’ (2/67), dan Mazhab Hanabilah dalam Al-
Mughny (1/137).
Para ulama yang mengharamkan menyentuh mushaf Alquran bagi orang berhadas
berdalil dengan firman Allah SWT, “Tidak menyentuhnya kecuali orang-orang
yang suci.” (QS al-Waaqi'ah [56]: 79).
Para ulama yang tidak memperbolehkan menyentuh mushaf tersebut berpendapat,
maksud "nya" dalam ayat ini adalah mushaf Alquran. Termasuk cakupannya seperti
sampul dan kertasnya. Orang yang berhadas dilarang menyentuhnya secara
langsung. Jika ingin membaca Alquran, orang yang berhadas hendaknya memakai
media lain yang tidak menempel, seperti kaus tangan dan sejenisnya.
Mantan mufti Arab Saudi, Syekh Bin Baz, mengatakan, haram bagi orang berhadas
menyentuh mushaf Alquran secara langsung. “Boleh bagi wanita haid dan nifas
untuk membaca Alquran menurut pendapat yang lebih sahih dari dua pendapat
ulama karena tidak ada dalil yang melarang. Namun, mereka tidak boleh menyentuh
mushaf. Mereka boleh memegangnya dengan penghalang, seperti kain yang bersih
atau selainnya. Mereka juga boleh memegang kertas yang ada tulisan Alquran
(dengan menggunakan penghalang) ketika diperlukan,” jelas Bin Baz dalam
kumpulan fatwanya (24/344).
Di samping ulama yang mengharamkan menyentuh mushaf bagi orang yang
berhadas, ada juga pendapat ulama yang membolehkannya. Seperti dibahas dalam
kitab Sahih Fiqh Sunnah oleh Abu Malik Kamal. Ia menyebutkan, tidak mengapa
bagi orang yang berhadas kecil maupun besar untuk menyentuh mushaf Alquran.
94
Kitab Sahih Fiqh Sunnah ini juga ditaklik (dievaluasi) Syekh Abdul Aziz bin
Abdullah bin Baz dan Syekh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin. Ditambah lagi,
Syekh Muhammad Nashiruddin al-Albani juga ikut menguatkan buku ini.
Dalam Sahih Fiqh Sunnah disebutkan, maksud dari ayat, “Tidak menyentuhnya
kecuali orang-orang yang suci” bukanlah berbicara mengenai mushaf Alquran. Hal
ini dapat diketahui ketika membaca ayat-ayat sebelumnya. Firman Allah SWT,
“Dan (ini) sesungguhnya Alquran yang sangat mulia [77]. Dalam kitab yang
terpelihara (Lauh Mahfuzh) [78]. Tidak ada yang menyentuhnya selain hamba-
hamba yang disucikan [79].” (QS al-Waaqi'ah [56]: 77-79).
Ayat ini sama sekali tidak berbicara tentang mushaf Alquran. Jika melihat ayat
sebelumnya, ayat ini menceritakan tentang Lauh Mahfuzh, yaitu kitab kejadian
yang mencatat seluruh apa yang terjadi di alam semesta mulai dari awal penciptaan
hingga kejadian akhir di hari kiamat. Tak ada yang bisa menyentuh Lauh Mahfudz
kecuali hamba Allah yang disucikan, yakni malaikat. Apakah manusia bisa disebut
suci? Tentu saja tidak karena manusia penuh dengan dosa. Hanya malaikat dalam
konteks ini yang disebut hamba-hamba yang disucikan.
Para ulama kontemporer memandang, pendapat kedua yang membolehkan
menyentuh mushaf Alquran dalam kondisi berhadas inilah pendapat yang paling
kuat. Pendapat ini lebih relevan dengan kondisi kekinian dan model penafsiran yang
lebih rasional. Tidak ada salahnya menyentuh mushaf Alquran dalam kondisi
berhadas besar, seperti junub, haid, atau nifas. Apalagi, hanya berhadas kecil karena
tidak berwudhu. Wallahu'alam.
Sumber : Dialog Jumat Republika
95
LAMPIRAN III
Postest
No Pernyataan Penilaian Responden
TS KS S SS
1. Saya belajar agama lebih banyak lewat media digital
digital (portal berita, youtube, dst)
2. Saya belajar agama lebih banyak lewat offline
(pesantren, sekolah, dan majelis)
3. Saya belajar “hukum haid bagi perempuan” lebih
banyak lewat media digital (portal berita, youtube,
dst)
4. Saya belajar “hukum haid bagi perempuan” lebih
banyak lewat offline (pesantren, sekolah, dan
majelis)
5. Saya baru pertama kali membaca artikel “Membaca
Alquran saat Haid” di Republika Online
6. Setelah membaca artikel dari Republika Online,
saya semakin bertambah wawasan soal ilmu agama
7. Setelah membaca artikel “Membaca Alquran Saat
Haid”, saya semakin paham soal hukum haid bagi
perempuan
8. Artikel diatas kurang lengkap membahas soal
hukum membaca Alquran bagi perempuan saat haid
96
9. Semua umat muslim baik laki-laki maupun
perempuan wajib membaca Al-Quran dan
mengamalkannya
10. Sebelum menyentuh dan membaca Al-Quran,
diwajibkan bersuci dahulu
11. Status hukum darah haid adalah najis dan seseorang
baru suci setelah darah itu berhenti keluar
12. Haram hukumnya bagi perempuan masuk masjid
saat haid
13. Haram hukumnya bagi perempuan melaksanakan
sholat saat haid
14. Haram hukumnya bagi perempuan melaksanakan
puasa saat haid
15. Diharamkan bagi perempuan yang haid saat
mendirikan ibadah puasa. Namun jika mereka haid
saat bulan puasa, maka wajib mengqadla
(mengganti)
16. Menurut Syekh Yusuf Qardawi, semua anggota
tubuh perempuan yang haid, tidaklah najis.
Sebagaimana Nabi Muhammad SAW meminta
Aisyah, “Bawakan kepadaku tikar kecil itu!”
Kemudian Aisyah menjawab, “Saya sedang haid,
wahai Rasulullah.” Maka Rasul SAW bersabda,
97
“Sesungguhnya haidmu itu tidak di tanganmu (HR
Bukhari).”
17. Dalil “Tidak menyentuhnya kecuali orang-orang
yang suci.” (QS al-Waaqi'ah [56]: 79), tidak
ditujukan untuk mengharamkan perempuan haid
membaca dan menyentuh mushaf Al-Quran
18. Bagi perempuan yang sedang haid, jika ingin
menyentuh dan membaca mushaf Al-Quran, harus
menunggu masa haid selesai, selama sekitar 6-7 hari
lagi
19. Padahal, Al-Quran adalah pegangan hidup manusia
khususnya muslim/ah yang tak bisa dipisahkan dari
kehidupan manusia
20. Bagi perempuan haid, boleh membaca Al-Quran
tanpa mushaf
21. Bagi perempuan haid, boleh membaca Al-Quran
serta menyentuh dengan menggunakan penghalang
seperti kain bersih dan semacamnya
22. Bagi perempuan haid yang sedang ibadah haji, tetap
haram hukumnya melakukan amalan membaca Al-
Quran dan berdzikir
23. Bagi perempuan haid yang sedang ibadah haji,
dibolehkan hukumnya melakukan amalan membaca
98
Al-Quran dan berdzikir, dengan syarat tanpa
menyentuh mushaf
24. Bagi perempuan haid yang sedang ibadah haji,
dibolehkan hukumnya melakukan amalan membaca
Al-Quran dan berdzikir dengan menyentuh mushaf
25. Tidak ada perbedaan pendapat ulama antar mahzab
soal dibolehkan atau tidak membaca Al-Quran saat
Haid
26. Saya tahu ada perbedaan pendapat ulama antar
mahzab soal dibolehkan atau tidak membaca Al-
Quran saat Haid
27. Semua ulama dari berbagai mahzab setuju
mengharamkan perempuan menyentuh dan
membaca mushaf Al-Quran saat haid
28. Dalam kitab Sahih Fiqh Sunnah, Abu Malik Kamal
membolehkan perempuan menyentuh dan membaca
mushaf Al-Quran saat haid
29. Para ulama masih berbeda pendapat tentang
dibolehkannya perempuan haid atau nifas
menyentuh mushaf Alquran. Namun, soal membaca
ayat Alquran tanpa mushaf, para ulama bersepakat
akan kebolehannya. Hal ini disebabkan tidak adanya
dalil sahih yang melarang wanita membaca Alquran
tanpa mushaf.
99
30. Pendapat yang membolehkan perempuan haid
membaca Al-Quran lebih memiliki nilai maslahat
31. Pendapat yang membolehkan perempuan haid
membaca Al-Quran lebih memiliki nilai maslahat
karena tidak banyak terhalang untuk mengakses,
mempelajari, dan membaca Alquran
32. Pendapat yang mengharamkan perempuan haid
membaca Al-Quran memiliki banyak nilai
madharatnya dibanding yang membolehkan
33. Ada pendapat dari ulama yang mengatakan bahwa
perempuan yang sedang haid boleh menyentuh
mushaf Al-Quran jika dalam keadaan mendesak,
seperti untuk menghafal agar tidak lupa untuk
belajar dan mengajar
34. Tidak salah perempuan menyentuh mushaf Al-
Quran meskipun dalam kondisi haid
35. Perempuan saat haid boleh membaca dan menyentuh
mushaf Al-Quran
36. Setelah membaca artikel yang disajikan Republika
Online, saya setuju perempuan boleh membaca dan
menyentuh mushaf Al-Quran
37. Saya tidak setuju dengan salah satu dari isi artikel ini
yang membolehkan bagi perempuan haid membaca
dan menyentuh mushaf Alquran
100
38. Saya setuju dengan salah satu dari isi artikel ini yang
membolehkan bagi perempuan haid membaca dan
menyentuh mushaf Alquran