reproduksi pria

13
TUGAS ANATOMI FISIOLOGI RATNA KURNIA RATRI ALVIYANTI SISTEM REPRODUKSI PRIA D III B

Upload: hellositty

Post on 24-Dec-2015

6 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

repro

TRANSCRIPT

Page 1: Reproduksi Pria

TUGAS ANATOMI FISIOLOGI

RATNA KURNIARATRI ALVIYANTI

SISTEM REPRODUKSI PRIA

D III B

Page 2: Reproduksi Pria

SISTEM REPRODUKSI PRIA

Sistem reproduksi merupakan proses perkembangbiakan untuk menghasilkan organisme (keturunan) baru yang sama dari suatu organisme.

1. ORGAN KELAMIN DALAM DAN LUAR

Organ-organ yang menyusun sistem reproduksi pada pria terdiri atas:

A. Testis

Testis atau buah zakar berjumlah 1 pasang, terdapat dalam kantong pelindung yang disebut skrotum dan terletak di luar dan di bawah rongga pelvis. Testis berfungsi menghasilkan hormon testosteron dan sel kelamin jantan (spermatozoa). Testis mengandung pintalan tubulus seminiferus. Dinding tubulus seminiferus tersusun dari jaringan ikat dan jaringan epitelium germinal. Jaringan epitelium germinal berfungsi pada saat spermatogenesis atau proses pembentukan sperma

B. Epididimis

Merupakan tempat pendewasaan (pematangan) dan penyimpanan sperma. Epididimis berupa saluran yang berkelok- kelok yang terdapat di dalam skrotum.

C. Vas deferens (saluran sperma)

Merupakan kelanjutan dari saluran epididimis, berfungsi menyalurkan sperma ke uretra. Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan saluran lurus yang mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis.

D. Vesikula Seminalis

Merupakan kelenjar yang menghasilkan cairan yang pekat berwarna kuning, mengandung makanan yang merupakan sumber energi untuk pergerakan sperma. Vesikula seminalis atau kantung cairan (kantung mani) merupakan kelenjar berlekuk- lekuk yang terletak di belakang kantung kemih.

E. Kelenjar prostat

Merupakan kelenjar penghasil cairan terbesar, bersifat encer dan berwarna putih, berisi makanan untuk sperma. Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian bawah kantung kemih.

Page 3: Reproduksi Pria

F. Kelenjar bulbourethralis

Kelenjar ini terdapat di sepanjang uretra, berfungsi mensekresi cairan lendir bening yang menetralkan cairan urine yang bersifat asam yang tertinggal pada uretra.

G. Penis

Merupakan organ kelamin luar yang penting untuk melakukan kopulasi atau persetubuhan.

H. Kelenjar Cowper

Berfungsi menyekresikan mucus dan cairan bening yang menetralkan urine yang masih tersisa di dalam uretra

Inilah gambar organ reproduksi pria tampak samping.

Page 4: Reproduksi Pria

2. HORMON PADA PRIA

Proses spermatogenesis distimulasi oleh sejumlah hormon, yaitu testoteron, LH (Luteinizing Hormone), FSH (Follicle Stimulating Hormone), estrogen dan hormon pertumbuhan.

A. Testoteron

Hormon testosteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma, terutama pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder.

B. LH (Luteinizing Hormone)

Disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi sel-sel Leydig untuk mensekresi testoteron.

C. FSH (Follicle Stimulating Hormone)

FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid menjadi sperma (spermiasi) tidak akan terjadi.

D. Estrogen

Dibentuk oleh sel- sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan sperma.

E. Hormon Pertumbuhan

Diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme testis. Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.

3. SPERMATOGENESIS

Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel sperma didalam testis. Spermatogenesis yang sempurna dicapai pada sebagian besar laki-laki pada umur 16 tahun, dan kemudian berlangsung terus selama hidup. Spermatogenesis tidak terjadi secara serentak pada semua tubulus semiferi atau bahkan tidak serentak pada setiap bagian tubulus yang sama. Daur ini mulai pada lamina basalis epithelium germinativum dalam jawabannya terhadap hormon pemacu folikel (FSH). Pada saat spermatozoa berkembang, maka spermatozoa ini akan mendekati lumen tubulus. Pemasakan spermatozoa memerlukan waktu kira-kira 10 hari.

Page 5: Reproduksi Pria

Spermatogonia merupakan struktur primitif dan dapat melakukan reproduksi (membelah)

dengan cara mitosis paling tidak satu kali. Setelah reproduksi, spermatogonia ini diberi nutrien

(makan) oleh sel-sel sertoli dan berkembang menjadi spermatosit primer.

Spermatosit primer mengandung kromosom dengan jumlah diploid pada inti selnya dan

mengalami meiosis 9pembelahan reduksi dan pertukaran bahan genetik). Satu spermatosit akan

menghasilkan dua sel anak, yaitu spermatosit sekunder.

Sel-sel spermatosit sekunder yang haploid ini sekarang mengalami pembelahan meiosis

kedua untuk menyusun kembali bahan genetik. Pengaruh hormon luteinisasi (LH) diperlukan

untuk perkembangan stadium berikutnya.

Sel sperma yang berfungsi dalam reproduksi, harus mengalami perkembangan dan

pembelahan. Proses pembelahan tersebut terjadi secara mitosis dan meiosis. Sebagai alat

reproduksi, sel sperma harus haploid sehingga setelah pembuahan, akan tetap dihasilkan individu

yang diploid. Begitu juga halnya dengan pembentukan sel telur yang haploid. Pembelahan

mitosis hanya terjadi pada spermatogonia untuk memperbanyak bakal sel sperma menjadi

spermatosit primer. Mulai dari spermatosit, terjadi pembelahan secara meiosis yang pertama dan

menghasilkan sel anak haploid yang disebut spermatosit sekunder. Selanjutnya terjadi

pembelahann meiosis yang kedua dan menghasilkan sel spermatid. Setelah mengalami

pematangan, sel spermatid akan menjadi sel sperma.

Page 6: Reproduksi Pria

Langkah-langkah spermatogenesis

Tubulus seminiferus, mengandung banyak sel epitel germinativum yang berukuran kecil

sampai sedang yang dinamakan spermatogonia, yang terletak dalam dua sampai tiga lapisan

sepanjang pinggir luar epitel tubulus. Sel-sel ini terus mengalami proliferasi untuk melengkapi

mereka kembali, dan sebagian dari mereka berdiferensiasi melalui stadium-stadium definitive

perkembangan untuk membentuk sperma.

Stadium pertama spermatogenesis adalah pertumbuhan beberapa spermatogonia menjadi

sel yang sangat besar yang dinamakan spermatosit. Kemudian spermatosis membelah dengan

proses meiosis membentuk dua spermatosit, masing-masing mengandung 23 kromosom.

Spermatid tidak membelah lagi tetapi menjadi matur selama beberapa minggu untuk menjadi

spermatozoa.

Pembentukan Sperma.

Bila spermatid pertama kali dibentuk, mereka masih mempunyai sifat umum sel epiteloid,

tetapi segera sebagian besar sitoplasmanya menghilang, dan setiap spermatid mulai memanjang

menjadi spermatozoa, terdiri atas kepala, leher, badan, dan ekor. Untuk membentuk kepala, zat

inti memadat menjadi suatu massa yang padat, dan membrane sel berkontraksi sekitar inti. Ini

adalah zat inti yang melakukan fertilisasi ovum.

Di depan kepala sperma terdapat struktur kecil yang dinamakan akrosom, yang dibentuk

dari aparatus golgi serta mengandung hialuronidase dan protease yang memegang peranan

penting untuk masuknya sperma ke dalam ovum. Sentriol mengelompok pada leher sperma dan

mitokondria tersusun berbentuk spiral dalam badan. Yang menonjol ke luar tubuh adalah ekor

panjang, yang merupakan pertumbuhan keluar dari salah satu sentriol. Ekor hampir mempunyai

struktur yang hampir sama seperti silia. Ekor mengandung dua pasang mikrotubulus yang turun

ke tengah dan sembilan mikrotubulus ganda yang tersusun sekitar pinggir. Ekor diliputi oleh

perluasan membrane sel, dan mengandung banyak adenosine trifosfat, yang niscaya memberi

energi pergerakan ekor. Pada pengeluaran sperma dari saluran genitalis pria ke dalam saluran

genitalis wanita, ekor mulai bergerak bolak-balik dan bergerak spiral pada ujungnya,

memberikan pendorongan yang menyerupai ular yang menggerakkan sperma ke depan dengan

kecepatan maksimum sekitar 20 sentimeter per jam.

Page 7: Reproduksi Pria

Kromosom Seks

Pada setiap spermatogonium, salah satu dari 23 pasang kromosom membawa informasi

genetic yang menentukan seks dari turunan akhir. Pasangan ini terdiri dari satu kromosom “X”,

yang dinamakan kromosom wanita dan satu kromosom “Y”, kromosom pria. Selama

pembelahan mitosis, kromosom penentu seks dibagi diantara spermatid sehingga separoh sperma

menjadi sperma pria yang mengandung kromosom “Y” dan setengah lainnya sperma wanita

yang mengandung kromosom “X”. Kelamin dari keturunan ditentukan oleh jenis sperma mana

yang mengadakan fertilisasi pada ovum.

Didalam testis terdapat bagian yang disebut tubulus seminiferus yang berfungsi untuk

memproduksi spermatozoa dari sel induk sperma (spermatogonium). Sperma yang sudah

terbentuk didalam testis (berupa spermatid) ,akan disalurkan ke bagian epididimis untuk

dimatangkan menjadi spermatozoa,kemudian menuju ke vas deferens,dan bercampur dengan

secret dari kelenjar prostat dan kelenjar cowper.Campuran ini disebut air mani / semen .

selanjutnya semen dikeluarkan melalui uretra yang terdapat didalam penis saat ejakulasi.

B. kesehatan Reproduksi

Kesehatan reproduksi erat hubungannya dengan cara perawatan dan pemeliharahan organ reproduksi yang bersangkutan berikut ini beberapa cara perawatan dan pemeliharan organ reproduksi pada pria dan wanita .

a.cara perawatan dan pemeliharan organ reproduksi wanita

1. memelihara vagina agar dalam kondisi kering kondisi vagina yang basah dan lembab akan menyebabkan tumbuhnya bakteri

2. tidak menggunakan celana ketat sehingga vagina menjadi mudah berkeringat

3. menggunakan celana dalam yang mudah menyerap keringat,seperti celana dalam yang berasal dari bahan kantun

Page 8: Reproduksi Pria

4. tidak memasukan benda asing kedalam vagina

5. menggunakan air bersih untuk mencuci atau membersihkan vagina

6. tidak menggunakan pembilasa secara berlebihan jika terjadi infeksi

7. mencukur atau merapikan rambut kemaluan

8. mengganti celana dalam minimal 2kali sehari

9. mengganti pembalut secara teratur 4 sampai 5 kli sehari setelah mandi atau buang air kecil selama haid

10. melakukan pemeriksaan payudara secara rutin minimal sekali dalam sebulan setip menstruasi

b. cara perawatan dan pemeliharaan organ reproduksi pria

1. melakukan sunat sehingga penis bersih dan terhindar penumpukan kotoran

2. tidak menggunakan celana ketat yang dapat memengaruhi suhu testis. Suhu yang yang tinggi dapat menghambat produksi sperma oleh testis

3. mencukur atau merapikan rambut kemaluan

4. mengganti celana dalam minimal 2kali sehari

5. menggunakan air bersih untuk mencuci penis

Page 9: Reproduksi Pria

B. Gangguan pada system reproduksi manusia

Berikut ini beberapa bentuk gangguan pada system reproduksi manusia.

1. Infertilitas

Infertilitas merupakan suatu kondisi yang mengakibatkan pasangan suami istri tidak memperoleh kehamilan atau tidak mampu menghasilakan keturunan

Pada pria,infertile kebanyakan disebabkan oleh minimnya jumlah sperma atau ketidak normalan struktur dari sebagian besar sperma . kondisi ini demikain daoat terjadi karena pengaruh penyakit,radiasi,mutasi dari zat-zat kimia,temperature testis yang tinggi, dan penggunaan obat-obatan .

Pada wanita, infertil dapat terjadi karena tersumbatnya saluaran telur (oviduk ) dan endometriosis . penyumbatan saluaran telur sering kali diakibatkan oleh radang pelviks . endometriosis adalah terdapatnya jaringan kandungan (endometrium) diluar rahim (uterus). Pada kondisi ini , endometrium dapat berada saluran telur atau didalam organ-organ abdominal.

2. Kriptorkidisme

Kriptorkidisme merupakan kelainan pada organ reproduksi pria yang ditandai dengan tidak adanya buah pelir atau hanya terdapat satu buah pelir didalam kantung pelir.

3. Mikropenis

Mikropenis merupakan suatu kelainan pada organ reproduksi pria yang ditandai dengan ukuran penis yang tidak berkembang (berukuran kecil).

4. Vagina tidak sempurna

Vagina tidak sempurna merupakan suatu kelainan pada organ reproduksi wanita yang menyebabkan seseorang tidak memiliki lubang vagina atau tidak memiliki vagina

5. Kanker leher rahim

Kanker leher rahim merupakan suatu kondisi yang menyebabkan terjadinya pertumbuhan abnormal pada jaringan epitel leher rahim

6. Penyakit menular seksual

Penyakit menular seksual (PMS) merupakan penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual dengan penderita. Beberapa contoh penyakit menular seksual adalah AIDS , sifilis, dan gonore.

Page 10: Reproduksi Pria

Daftar pustaka : Buku detik-detik UN Biologi,Klaten ,Desember 2012

- Rohana kusumawati

- Muhammad luthfi hidayat

Biologi SMA kelas XI, Jakarta, April 2010

- Arif priadi