representasi perempuan dalam tulisan dan gambar bak

19
Representasi Perempuan dalam Tulisan dan Gambar Bak Belakang Truk: Analisis Wacana Kritis Multimodal Terhadap Bahasa Seksis Eggy Fajar Andalas dan Arti Prihatini Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah Malang [email protected] [email protected] Abstrak Fenomena budaya kontemporer berisi kebebasan berkekspresi, bahkan gambar dan tulisan di belakang bak truk menjadi media ekspresi representasi terhadap perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana representasi perempuan dalam gambar dan tulisan bak truk. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Data berupa gambar dan tulisan di belakang bak truk yang merepresentasikan perempuan yang bersumber dari laman google.co.id. Analisis data dilakukan dengan pemaknaan terhadap bahasa dan gambar hingga tahap denotasi dan konotasinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan lebih banyak direpresentasikan dalam hal uang, cinta, dan seks secara negatif. Dalam hal uang dan cinta, perempuan direpresentasikan mengambil keuntungan dari laki-laki dari uang dan cinta yang diberikannya. Dalam hal seks, perempuan dapat berposisi sebagai pihak yang aktif sekaligus sebagai pihak yang pasif. Bahasa seksis langsung ( overt sexism language ) berupa pameo, kalimat imperatif, frasa nomina, sarkasme, serta kata dalam bahasa Indonesia atau bahasa Jawa yang lafalnya ditulis dalam bahasa Inggris. Bahasa seksis tak langsung (covert sexism language) berupa presuposisi, implikatur, repetisi, dan diksi konotatif. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia dan bahasa Jawa. Kata kunci: representasi perempuan, analisis wacana kritis multimodal, bahasa seksis Abstract Contemporary cultural phenomena contain freedom of expression, even the images and writing behind the truck become a medium for expression of representation towards women. This study aims to see how the representation of women in the images and writing of a truck. The approach of this research is a qualitative approach SATWIKA: Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial http://ejournal.umm.ac.id/index.php/JICC Volume 2, Nomor 1, April 2018 PISSN 2580-8567 EISSN 2580-4431

Upload: others

Post on 01-Feb-2022

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Representasi Perempuan dalam Tulisan dan Gambar Bak

1SATWIKA: Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial

Representasi Perempuan dalam Tulisandan Gambar Bak Belakang Truk:

Analisis Wacana Kritis MultimodalTerhadap Bahasa SeksisEggy Fajar Andalas dan Arti Prihatini

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah [email protected]

[email protected]

AbstrakFenomena budaya kontemporer berisi kebebasan berkekspresi, bahkan gambardan tulisan di belakang bak truk menjadi media ekspresi representasi terhadapperempuan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana representasi perempuandalam gambar dan tulisan bak truk. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatankualitatif dengan metode deskriptif. Data berupa gambar dan tulisan di belakangbak truk yang merepresentasikan perempuan yang bersumber dari lamangoogle.co.id. Analisis data dilakukan dengan pemaknaan terhadap bahasa dangambar hingga tahap denotasi dan konotasinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwaperempuan lebih banyak direpresentasikan dalam hal uang, cinta, dan seks secaranegatif. Dalam hal uang dan cinta, perempuan direpresentasikan mengambilkeuntungan dari laki-laki dari uang dan cinta yang diberikannya. Dalam hal seks,perempuan dapat berposisi sebagai pihak yang aktif sekaligus sebagai pihak yangpasif. Bahasa seksis langsung (overt sexism language) berupa pameo, kalimat imperatif,frasa nomina, sarkasme, serta kata dalam bahasa Indonesia atau bahasa Jawa yanglafalnya ditulis dalam bahasa Inggris. Bahasa seksis tak langsung (covert sexismlanguage) berupa presuposisi, implikatur, repetisi, dan diksi konotatif. Bahasa yangdigunakan adalah bahasa Indonesia dan bahasa Jawa.

Kata kunci: representasi perempuan, analisis wacana kritis multimodal, bahasa seksis

AbstractContemporary cultural phenomena contain freedom of expression, even the imagesand writing behind the truck become a medium for expression of representationtowards women. This study aims to see how the representation of women in theimages and writing of a truck. The approach of this research is a qualitative approach

SATWIKA: Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial http://ejournal.umm.ac.id/index.php/JICCVolume 2, Nomor 1, April 2018PISSN 2580-8567 EISSN 2580-4431

Page 2: Representasi Perempuan dalam Tulisan dan Gambar Bak

2 Representasi Perempuan dalan Tulisan dan Gambar Bak Belakang Truk: Analisis Wacana ...

with descriptive methods. Data of this research are images and writing behinda truck representing women which originate from the google.co.id page. Dataanalysis were done by interpreting the writing and images to the denotation andconnotation stages. The results showed that women were more represented interms of money, love, and sex negatively. In terms of money and love, womenare represented taking advantage of men from the money and love they give. In thecase of sex, women can act as active parties as well as passive parties. Overt sexismlanguages were represented by slogans, imperative sentences, noun phrases,sarcasm, and Indonesian or Javanese words whose pronunciation is written inEnglish. Covert sexism languages were represented by presuppositions,implicatures, repetitions, and connotative diction. The languages used in thewriting behind the truck are Indonesian and Javanese.

Keywords: women representation, multimodal critical discourse analysis,sexism language

PENDAHULUAN

Munculnya beragam fenomena budayakontemporer yang identik dengan perwujudankebebasan berkekspresi oleh segala lapisanmasyarakat. Beragam media digunakansebagai alat untuk merefleksikan ide,pandangan, atau kepent ingan melaluikomunikasi visual karena di dalamnya dapatdiwakilkan tanda yang menyimpan pesan-pesan tertentu, seperti film, iklan, foto, majalah,dan bahkan gambar di belakang bak truk.Sebagaimana dikemukakan Vahid dan Esmae’li(2012:41) bahwa gambar terdiri atas tanda-tanda yang dapat direpresentasikan dan tandatersebut disusun dalam hubungan tertentu untukmenghasilkan struktur gambar tersebut.Ademilokun dan Olateju (2015:2) jugamenjelaskan bahwa komunikasi dalam duniamodern saat ini membentuk dimensi baru yangmengabaikan ekspresi verbal saja, tetapimengedepankan komunikasi multimodal yangmelibatkan media lain, seperti gambar.

Berkaitan dengan hal itu, realitas permasalahanmengenai posisi perempuan dalam budaya telah

terrefleksikan dalam bentuk film, novel, cerpen,iklan, berita, folklor. Salah satunya adalahinformasi dan representasi terhadap perempuanyang dianggap subordinat oleh laki-laki yangtampak pada gambar dan tulisan di belakangbak truk. Berkaitan dengan hal itu, Kennedy(Juwita, 2009:15) memaparkan bahwa terdapatempat dimensi dalam gambar, yaitu sebagaikonvensi, refleksi serupa yang bertindak sebagaiwakil, mengungkapkan elemen-elemen yangsama dari suatu objek atau peristiwa yangdiwakili, dan mengungkapkan informasi yangsama dari objek atau peristiwa yang diwakilinya.Selain itu, Vahid dan Esmae’li (2012:39) jugamenjelaskan bahwa gambar dan bahasamerupakan dua hal yang berbeda, tetapi bentuk,wujud, pengaruh, dan bahkan struktur budayanyasama. Jika digabungkan, gambar dan bahasatersebut menyimpan pesan multimodal.

Tidak hanya pandangan, media komunikasivisual juga digunakan sebagai alat penyebaranideologi kekuasaan. Hal itu tampak padapenelitian terdahuluyang dilakukan olehMondong (2011) berjudul Representasi

Page 3: Representasi Perempuan dalam Tulisan dan Gambar Bak

3SATWIKA: Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial

Perempuan dalam Iklan Pond’s. Iklanmenampilkan hiperrealitas. Perempuan idealdigambarkan berkulit putih dan bercahaya,seksi, serta menarik perhatian lawan jenis.Iklan tersebut tidak hanya memberikan kesankepuasan laki-laki, tetapi juga memberikankepuasan tersendiri bagi perempuan yangmerasa dirinya presentable, acceptable,dihargai, dan dibutuhkan oleh laki-laki, padahalsecara implisit perempuan telah direpresen-tasikan secara pasif dan materialistik. Aripurnami(Astuti, 2004) melakukan penelitian pada filmIndonesia akhir 1980-an. Perempuanditampilkan lebih mandiri, tetapi masih “takut”untu mandiri secara penuh. Ruang gerakperempuan digambarkan sebatas lingkungandomestiknya dan dari kelas menengah yangpersoalan-persoalannya disederhanakantentang cinta segitiga saja.

Berdasarkan pembahasan tersebut,terdapat permasalahan mengenai representasiperempuan dalam bentuk komunikasi visual(gambar). Perempuan menjadi objek bagi laki-laki sehingga kedudukan perempuan dianggaptidak lebih tinggi dibandingkan laki-laki.Bahasa yang demikian disebut dengan bahasaseksis. Hal itu sesuai dengan pendapatCameron (2006: 16) bahwa bahasa seksis tidakhanya berupa kata dan frasa, tetapi kata danfrasa tersebut berisi pandangan dan keyakinanbahwa perempuan lebih inferior dibandingkandengan laki-laki. Sebagaimana dikemukakanDarwesh dan Abdullah (2016:87) sebagaiberikut.

Bahasa bukanlah alat yang netral dalammerepresentasikan realitas. Bahasa dapatdideskripsikan sebagai alat yang digunakanuntuk mendiskriminasi, menghina, menya-lahgunakan, dan mengecilkan orang lain.Kondisi tersebut merupakan contoh kasusbahasa seksis yang menggunakan bahasasebagai alat untuk mendiskriminasi perem-

puan dengan merepresentasikan perempuansecara negatif atau secara implisit menganggapaktivitas yang berkaitan dengan perempuanadalah hal yang sepele.

Pada gambar belakang truk, bahasa seksisbanyak ditemukan. Tanda dalam gambar dankata-kata yang digunakan merupakan ideologipara supir truk dalam merepresentasikan wanita.Johnston (Christandi, 2013:3) berpendapatsebagai berikut.

perempuan “dituliskan” melalui pemben-tukan stereotip dan mitos bahwa ia adalahsuatu tanda yang dipertukarkan; begitulahakhirnya perempuan berfungsi dalam bentuk-bentuk budaya dominan, karena itu dalambidang seni dan juga dalam teks film, repre-sentasi perempuan terutama bukanlah suatutema atau persoalan sosiologis, seperti seringdipikirkan, melainkan sebuah tanda yangsedang dikomunikasikan.

Berkaitan dengan hal itu, untuk mengungkapmakna dalam wacana berbentuk kata-kata dangambar, diperlukan teori yang mampu menjangkaukeduanya agar terkuak pesan di dalamnya secaralebih mendalam. Sebagaimana dikemukakanKnox, Patpong, dan Piriyasilpa (2010:103) bahwaanalisis linguistik dan multimodal serta teoripengembangan lainnya dibutuhkan dan perluditambahkan dengan pendekatan empiris danpendekatan dasar semiotik yang melengkapipendekatan yang digunakan pada praktik sosialdan pengaruh media tersebut. Pada konteks ini,digunakan analisis wacana kritis (AWK) multi-modal dan analisis bahasa seksis. Fairclough(2016:105) menjelaskan AWK bersifat trans-disipliner sehingga perlu dipadukan dengan teorilain, seperti teori yang berkaitan dengan sosial.Jancsary, Hollerer, dan Meyer (2016:180) sertaConnolly dan Phillips (2002:169) juga meng-ungkapkan bahwa teks multimodal tidak hanyamenyimpan pesan dalam kata-kata, tetapi jugamenyimpan tanda di luar bahasa, seperti gambaryang juga perlu dianalisis.

Page 4: Representasi Perempuan dalam Tulisan dan Gambar Bak

4 Representasi Perempuan dalan Tulisan dan Gambar Bak Belakang Truk: Analisis Wacana ...

Penelitian ini juga menggunakan teori analisiswacana kritis pada bahasa seksis Sara Millsuntuk menelaah representasi perempuan dari sisikebahasaannya. Mills (2008:1-22) menyebut-kan bahasa seksis terdiri atas beragam penggam-baran perempuan, yaitu (1) evaluasi negatif, (2)sebagai pengikut dan tergantung pada laki-laki,(3) lemah dan tidak berkompeten, (4) sebagaiobjek tak bernyawa, (5) sebagai barang kepemi-likan, (6) dinilai dari penampilannya saja, (7)korban perlakuan tidak pantas dan penganiayaan,(8) berbahasa vulgar dengan perempuan, dan(9) presentasi negatif terhadap perempuan.

Mills (2008: 11-12) menyebutkan dua jenisbahasa seksis, yaitu bahasa seksis yang bersifatlangsung (overt sexism) dan tak langsung (covertsexism). Mills (2008:65-85) menyebutkankarakteristik bahasa seksis yang bersifat langsung,yaitu (1) kata ganti generik, yang maknanyadipahami secara universal untuk laki-laki danmakna untuk perempuan adalah tersendiri, (2)kata benda generik yang makna umumnya untuklaki-laki padahal sebenarnya untuk laki-lakimaupun perempuan, seperti siswa dan muda,(3) imbuhan yang mengakhiri kata (sufiks)sebagai penanda gender, seperti –wan padasantriwan (laki-laki) dan–wati pada santriwati(perempuan), (4) kata sapaan untuk perem-puan berbeda untuk yang sudah/belum menikah,seperti nona dan mbak untuk yang belum menikahdan nyonya dan bu untu yang sudah menikah,tetapi hal itu tidak berlaku pada laki-laki, (5)kata hinaan seperti perempuan tuna susila danmucikari (6) pasangan kata yang memilikihubungan gender, seperti suami-istri dan pria-wanita, (7) pepatah, peribahasa atau pameo.Sementara itu, bahasa seksis yang tak langsungdapat berupa humor atau presuposisi yangcenderung lebih implisit dalam menampilkanideologinya. Berdasarkan hal itu, penelitian ini

penting dilakukan untuk mendeskripsikan bagai-mana perempuan digambarkan oleh supir trukmelalui kata-kata dan gambar sebagai bentukpandangannya terhadap kedudukan dan peranperempuan dalam masyarakat.

METODE

Pendekatan penelitian ini adalah kualitatifdengan metode deskriptif. Penelitian ini termasukdalam penelitian kualitatif karena sesuai denganpendapat Moleong (2014:6) dan Bogdan danGuba (dalam Suharsaputra, 2012:181), bahwapenelitian kualitatif adalah penelitian yangbermaksud memahami fenomena yang dialamioleh subyek penelitian, misalnya perilaku, persepsi,motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik,dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yangalamiah dengan memanfaatkan berbagai metodeilmiah. Metode deskriptif adalah metode yangdilakukan dengan jalan mengalisis data yang sudahdikumpulkan berupa kata-kata, gambar, danbukan angka-angka (Moleong, 2014:11).Alasan peneliti menggunakan metode ini sesuaidengan pendapat Lofland, yang menyebutkansumber data utama dalam penelitian kualitatifialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalahtambahan seperti dokumen dan lain-lain(Moleong, 2014:157).

Jenis penelitian ini adalah penelitian kepusta-kaan yang dilakukan dengan penelusuran pustakaterutama dimaksudkan tidak hanya sebagai ke-rangka penelitian saja, tetapi riset pustaka seka-ligus memanfaatkan sumber perpustakaan untukmemperoleh data penelitian (Zed, 2008:1-2).Tujuannya adalah untuk menemukan pola kata-kata dan gambar yang merepresentasikan perem-puan di belakang bak truk. Sebagaimana dike-mukakan Mautner (2016:157) bahwa analisiswacana dipahami sebagai aktivitas sistematis

Page 5: Representasi Perempuan dalam Tulisan dan Gambar Bak

5SATWIKA: Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial

untuk mendeskripsikan pola dalam teks yangdihubungkan dengan pola konteks di masyarakat.

Sumber data penelitian ini adalah internet.Data mengenai tulisan dan gambar belakang baktruk diperoleh dari laman www.google.co.id/.Gambar dipilih berdasarkan empat kriteria, yaitu1) tidak buram, 2) objek wanita, 3) asli bukanhasil suntingan, dan 4) di belakang bak truk.Pengumpulan data dilakukan dengan teknikdokumentasi. Analisis data dilakukan dengan men-deskripsikan dan menginterpretasi gambar dantulisan pada tulisan dan gambar bak belakang truk.

HASIL

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahasaseksis yang ditemukan terdiri atas delapan wujudpenggambaran perempuan, yaitu (1) evaluasinegatif, (2) sebagai pengikut dan tergantung padalaki-laki, (3) lemah dan tidak berkompeten, (4)sebagai objek tak bernyawa, (5) sebagai barangkepemilikan, (6) dinilai dari penampilannya saja,(7) korban perlakuan tidak pantas dan pengania-yaan, (8) berbahasa vulgar dengan perempuan,dan (9) presentasi negatif terhadap perempuan.Pada sembilan tipe itu, perempuan diasosiasikandalam tiga hal secara negatif, yaitu uang, seks,dan cinta. Dalam hal uang dan cinta, perempuantampak mengambil keuntungan dari laki-lakidari uang dan cinta yang didapatkannya. Dalamhal seks, perempuan dapat berposisi sebagaipihak yang berinisiasi sekaligus sebagai pihakyang menerima hasrat seks dari laki-laki.

Data gambar dianalisis berdasarkan peng-gunaan garis, warna, dan ekspresi wajah padaobjek gambar. Berdasarkan hal itu, temuan menun-jukkan bahwa garis yang digunakan berwujudhorizontal, vertikal, dan melengkung denganketebalan garis yang bervariasi. Warna yangdigunakan ada yang sederhana dan lembut danada pula yang kombinasi dan kompleks.

Penggunaan garis dan warna tersebut disesuai-kan dengan isi tulisan yang ada pada belakangbak truk. Pada umumnya, ekspresi wajahperempuan yang ditampakkan adalah dengantatapan mata menggoda serta berpakaian minimdan ketat. Hal itu menunjukkan representasiperempuan yang menunjukkan bagian tubuhnyadan cenderung mementingkan penampilan.

Berdasarkan jenis bahasa seksis Mills,ditemukan data yang tergolong bahasa seksislangsung (overt) dan tak langsung (covert). Bahasaseksis langsung (overt) terwujud dalam penggu-naan kata hinaan dan pameo. Selain karakteristikbahasa seksis Mills, ditemukan bahasa seksislangsung (overt) yang berbentuk kalimat impe-ratif, frasa nomina, sarkasme, serta kata dalambahasa Indonesia atau bahasa Jawa yang ditulisdalam bahasa Inggris. Di sisi lain, bahasa seksistak langsung (covert) berwujud presuposisi. Diluar karakteristik bahasa seksis Mills, ditemukanjuga implikatur, repetisi, dan diksi konotatif padatipe bahasa seksis tak langsung.

PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini, diuraikan mengenaidua hal, yaitu (1) wujud representasi perempuan,dan (2) tipe bahasa seksis representasi perempuandalam tulisan dan gambar bak belakang yangdijelaskan sebagai berikut.

WUJUD REPRESENTASI PEREMPUANDALAM TULISAN DAN GAMBAR BAKBELAKANG TRUK

Berdasarkan data yang ditemukan, hampir90% bagian belakang truk menjadikan wanitasebagai objek gambar. Laki-laki menjadi subjekdengan kekuatannya, sedangkan perempuansebagai objek yang lemah. Perempuan-perempuandijadikan objek ekploitasi seksual laki-laki yangterbingkai dalam bentuk wacana media. Haltersebut merupakan permasalahan gender. Fakih

Page 6: Representasi Perempuan dalam Tulisan dan Gambar Bak

6 Representasi Perempuan dalan Tulisan dan Gambar Bak Belakang Truk: Analisis Wacana ...

(1996:12) memaparkan permasalahan mengenaigender tidaklah menjadi permasalahan selamatidak melahirkan ketidakadilan. Persoalan mun-cul karena perbedaan gender telah melahirkanberbagai ketidakadilan, walaupun laki-laki tidakmenutup kemungkinan akan menjadi korbanketidakadilan gender, tetapi perempuan masihtetap menduduki posisi tertinggi sebagai korbanketidakadilan gender. Ketidakadilan gender ituterwujud dalam penggunaan yang bersifat seksis.Bahkan, Swim & Hyers (2009: 407) menyebut-kan bahwa bahasa seksis merupakan praktiksikap, keyakinan, dan perilaku individual,organisasional, institusional, dan kultural yangmerefleksikan penilaian negatif berdasarkan gen-der atau mendukung ketidaksamaan status antaralaki-laki dan perempuan.

Permasalahan mengenai bagaimana posisiperempuan dan bagaimana perempuan dikonstruk-sikan oleh laki-laki tidaklah bisa dilepaskan daribudaya patriarki yang selama ini hidup dalamkebudayaan masyarakat di berbagai belahandunia. Hal itu sesuai dengan pendapat Ponterotto(2014:107) bahwa kecenderungan representasiperempuan digambarkan sebagai objek dancenderung tidak dilihat kompetensi profesional-nya yang merupakan dampak pemikiran patriarkiterhadap representasi pe rempuan tidak lebihtinggi dari laki-laki. Berkaitan dengan hal di atas,Kurnia (2004:17-18) mengatakan media adalaharena perebutan posisi, yaitu posisi “memandang’dan posisi yang “dipandang”. Hal yang diperebut-kan adalah ‘tanda’ yang mencerminkan citra

tertentu. Pada gambar belakang bak truk, laki-lakimenduduki posisi ‘memandang’, sedangkanperempuan sebagai yang ‘dipandang’. Karena‘dipandang’, perempuan bukanlah subjek, tetapisebagai objek yang dikenai tindakan oleh laki-laki.

Gambar tersebut merupakan ungkapanideologi patriarki supir-supir truk yang seoranglaki-laki terhadap pandangannya terhadapperempuan. Perempuan digambarkan sebagaiobjek pemuas hasrat laki-laki, sehingga posisiperempuan menjadi objek yang lemah dan ter-tindas. Pandangan tersebut tidaklah lepas daripandangan mengenai maskulinitas dan feminitasyang terdapat pada laki-laki dan perempuan.Karakter maskulin laki-laki digambarkan dengansifat kuat, keras, dan beraroma keringat, sedang-kan perempuan dengan sifat lemah, lembut, danberaroma wangi dan diidentikkan dengan seorangputri. Di sisi lain, mitos mengenai perempuansebagai pelayan laki-laki yang hanya bertindakdalam domain domestik saja (rumah tangga),yang hanya terkait dengan permasalahan mangan,macak, masak, manak masih tertanam hinggasaat ini. Wacana mengenai bagaimana perempuandirepresentasikan dalam berbagai bentuk me-dia sebagai pihak yang tertindas atas dominasilaki-laki menjadi wacana yang belum berubah.Perempuan telah menjadi penanda pesan yangdikomunikasikan dalam budaya patriarki.

Berikut ini adalah beberapa data yang ditemu-kan yang dianalisis berdasarkan penggunaangaris, warna, dan ekspresi wajah serta gambarlatar belakangnya (background).

Page 7: Representasi Perempuan dalam Tulisan dan Gambar Bak

7SATWIKA: Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial

Gambar 1. Sosok Wanita yang Menantikan Kedatangan Seseorang

Gambar 2. Seorang Perempuan yang Menantang Laki-Laki

Gambar 3. Gambaran Pria Beristri Dua

Page 8: Representasi Perempuan dalam Tulisan dan Gambar Bak

8 Representasi Perempuan dalan Tulisan dan Gambar Bak Belakang Truk: Analisis Wacana ...

Pada gambar 1, terlihat perempuan denganposisi yang menantang, santai, sensual, memakaipakaian seksi, dan senyum menggoda memberi-kan pesan kepada penonton yang memandang-nya mengenai suatu hal. Terdapat sejumlah petandayang terdapat dalam gambar tersebut. Tubuhperempuan yang sedang tidur menyampingmenghadap ke depan membentuk bidang yanghampir memuat sebagian besar gambar.Pakaianseksi dengan balutan rok mini dan baju minimalismenandakan hasrat menggoda kepada orangyang melihatnya. Senyumnya memperlihatkanikatan phatik yang dibangun untuk terlibat didalamnya. Latar gambar pegunungan, pohonrindang, dan dua buah gunung berjajar yang ber-warna biru mengisyaratkan adanya keteduhan.Dengan petunjuk etnisitas sebagai gadis Sundayang geulis dan dipertegas dengan tulisankutunggu kedatanganmu mengisyaratkan hasratwanita yang ingin terpenuhi oleh laki-laki.

Garis-garis yang digunakan dalam gambartersebut cenderung tipis dan melengkung yangmemberikan efek kelembutan seorang perempuan.Sebagaimana dikemukakan Tian (2010:138)bahwa garis yang tipis dan melengkung mere-presentasikan kelembutan atau kepasrahan. Halitu juga didukung dengan posisi tubuh perem-

puan yang menyamping secara horizontal yangmenunjukkan ekspresi kelembutan dan kepasra-han. Hal itu juga dijelaskan oleh Adams (2008:13-4) bahwa garis horizontal menunjukkan ekspresiberbaring. Jadi, perempuan direpresentasikanpasrah dengan berbaring untuk memberikankode bagi laki-laki untuk memenuhi hasratnya.

Gambar 2 juga memperlihatkan hal yangsama seperti gambar 1. Gambar 2 memperlihat-kan sosok perempuan dengan pose yang sensual,yaitu bagian tubuh condong ke depan dan tanganbertolokan pinggang seperti posisi menantang.Sosok perempuan digambarkan dengan bermulutlebar dengan lipstik yang tebal berwarna merah.Pakain tertutup rapat, akan tetapi terdapat pakaiandalam yang digunakan sebagai pelapis pakainluar berwarna pink yang menonjolkan bentuktubuh perempuan tersebut. Di bagian depan gambarterdapat tulisan yang menjadi sentral isi pesanyaitu asal abang kuat nanjak lewat aje.

Pada gambar 2, terlihat juga sejumlah penandayang sentral yang teramati yaitu posisi tubuhperempuan yang mengisyaratkan posisi menantang.Tulisan kalau abang kuat lewat aje yang meng-isyaratkan sebuah tantangan terhadap kejantananlaki-laki terhadap perempuan. Balutan busanaperempuan yang menonjolkan bentuk bagian

Gambar 4. Gambaran Beristri Dua

Page 9: Representasi Perempuan dalam Tulisan dan Gambar Bak

9SATWIKA: Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial

dada mengisyaratkan mengenai kemolekan tubuhwanita. Posisi tubuh perempuan tersebut menon-jolkan anggota tubuhnya bagian depan (payudara)dan belakang (pantat) sedangkan kepalanyaditarik ke belakang sehingga jika ditarik garis,tubuh perempuan membentuk garis zigzag darikepala, payudara, pantat, dan kaki. Adams(2008:13-4) menjelaskan bahwa garis zigzagmenunjukkan sisi agresif dan tegas. Pada gambartersebut, perempuan direpresentasikan sebagaisosok yang agresif dan tegas menyerukan tantanganseksual kepada laki-laki.

Pada gambar 3, tampak dua perempuandengan pakaian terbuka sedang duduk mendekatmengapit satu laki-laki. Garis-garis yangdigunakan pada gambar tersebut tebal dan tegasyang merepresentasikan perempuan yang tampakterbuka dan lugas dalam hal seks. Bahkan, gambar4 tampak vulgar menunjukkan seluruh tubuhperempuan dengan pose yang sensual. Padagambar 3 dan 4, dua perempuan diposisikansejajar di samping kanan dan kiri sehingga jikaditarik garis, posisi tubuh perempuan itu tampakseperti dua garis vertikal. Adams (2008:13-4)mengemukakan bahwa dua garis horizontalmengeksperesikan keseimbangan, keharmonisan,dan pergerakan yang berkelanjutan. Berdasarkanhal itu, jika ditinjau dari tulisan Dua anak cukup,dua istri bangkrut dan dua istri lebih baik,representasi yang tampak adalah laki-laki yangmemiliki dua istri tetap dapat berlaku adil/seimbang sehingga tetap harmonis sehinggapoligami tersebut tetap dapat berlanjut. Secaraimplisit, perempuan direpresentasikan sebagaipihak yang lemah karena kewenangan untukberpoligami ada pada laki-laki, tetapi perempuantetap menjalani poligami tersebut karena alasantertentu.

Warna dominan gambar 3 dan 4 pun merahsehingga menambah citra agresif dan menggoda

yang melekat pada diri perempuan. Sebagai-mana dikemukakan Kress dan van Leeuwen(1996 dalam Tian, 2010:142) bahwa maknadalam gambar dapat dilihat dari teknikpewarnaannya yang mencakup kepekatan,kecerahan, dan kecemerlangan gambar. Berdasar-kan hal itu, gambar 1-4 menggunakan teknikpewarnaan yang cerah, pekat dan cukup cemer-lang sehingga gambar tersebut merepresentasi-kan perempuan secara jelas, lugas, dan terbukabahwa perempuan adalah objek seks laki-laki.

Selain keempat gambar itu, juga ditemukangambar lain di belakang bak truk yang mengguna-kan teknik pewarnaan dengan banyak kombinasiwarna yang cerah, pekat, dan cemerlang. Gambaryang demikian merepresentasikan kondisi yangrumit dan kompleks. Hal itu sesuai dengan pendapatTian (2010:143) bahwa kombinasi aneka warnapada gambar menunjukkan adanya kekacauan.Jadi, representasi laki-laki terhadap perempuancenderung rumit, kacau, dan kompleks yangmenyangkut banyak hal.

Selain agresif dan menggoda, perempuandirepresentasikan sebagai sosok yang bergantungpada laki-laki dalam hal finansial. Akan tetapi,sosok laki-laki digambarkan sebagai pihak yangharus mencari uang untuk perempuan. Bahkan,kemurnian dan ketulusan cinta perempuandipertanyakan karena bergantung pada banyaknyauang yang diterimanya, seperti pada data yangberbunyi Cinta bersemi saat dompetku terisi,Senyumanmu merobek dompetku, danSenyumanmu menambah bon-ku. Perempuandirepresentasikan sebagai sosok yang tidakmandiri dan mengandalkan laki-laki untuk men-cukupi kebutuhannya. Cinta perempuan dicaptidak tulus dan dilabeli sebagai sosok yang‘materialistis’.

Selain representasi negatif, ditemukan repre-sentasi positif terhadap perempuan, tetapi

Page 10: Representasi Perempuan dalam Tulisan dan Gambar Bak

10 Representasi Perempuan dalan Tulisan dan Gambar Bak Belakang Truk: Analisis Wacana ...

jumlahnya tak sebanyak representasi negatif.Representasi positif berisi doa, harapan, dan

ungkapan perasaan dari sopir terhadap perempuanyang dikasihi, yaitu ibu, istri, atau kekasih sepertidata berikut.

Gambar 5. Ungkapan Perasaan Sopir

Gambar 6. Ungkapan Perasaan Sopir

KARAKTERISTIK BAHASA SEKSISDALAM REPRESENTASI PEREMPUANPADA TULISAN DAN GAMBAR BAKBELAKANG TRUK

Berdasarkan dua tipe bahasa seksis Mills,data yang ditemukan adalah bahasa seksis langsung(overt sexism) dan bahasa seksis tak langsung(covert sexism). Bahasa seksis langsung (overt)terwujud dalam penggunaan pameo. Selainkarakteristik bahasa seksis Mills, ditemukanbahasa seksis langsung (overt) yang berbentukkalimat imperatif, frasa nomina, sarkasme, serta

kata dalam bahasa Indonesia atau bahasa Jawayang lafalnya ditulis dalam bahasa Inggris. Di sisilain, bahasa seksis tak langsung (covert) berwujudpresuposisi. Di luar karakteristik bahasa seksisMills, ditemukan juga repetisi, implikatur, dandiksi konotatif pada tipe bahasa seksis taklangsung. Pada umumnya, bahasa yang digunakanpada tulisan belakang truk adalah bahasa Indo-nesia dan bahasa Jawa. Selain itu, bahasa yangdigunakan banyak menggunakan rima, yaknipersamaan bunyi pada akhir frasa/klausa yangpertama dan kedua.

Page 11: Representasi Perempuan dalam Tulisan dan Gambar Bak

11SATWIKA: Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial

BAHASA SEKSIS LANGSUNG (OVERTSEXISM)

Bahasa seksis langsung ini dijelaskan ber-dasarkan variasi temuannya sebagai berikut.

1. Pameo

Pameo merupakan sejenis peribahasa yangdijadikan semboyan (Hakim, 1995:vi dalam

Ponulele dkk, 1998:18). Pameo dapat ber-fungsi sebagai kalimat penyemangat atausindiran. Berdasarkan data yang ditemukan,pameo pada belakang bak truk bertujuanmemberikan semangat dan menyindir yangdisajikan pada tabel berikut.

Tabel 1. Temuan Pameo

Pada tabel tersebut, pameo pemberi semangatmerepresentasikan perempuan secarapositif, sedangkan pameo sindirian merepre-sentasikan perempuan dan laki-laki secaranegatif.

2. Kalimat Imperatif

Kalimat imperatif merupakan bentuk kalimatyang bertujuan mengajak, menyuruh, ataumelarang. Menurut Sneddon dkk (2010:333)bahwa struktur modus imperatif ditujukankepada seseorang dengan tujuan bahwasesuatu harus dilakukan, seperti perintahkuat untuk meminta, memohon, dan menya-rankan. Berdasarkan data yang ditemukan,kalimat imperatif digunakan untuk mengajak(menggoda) laki-laki untuk melakukan halyang mengarah pada aspek seksual. Hal itutampak pada data yang berbunyi Sini dong,Mas yang disertai gambar perempuan tidurmenyamping, mata menggoda, dan memakaibaju minim dan ketat berwarna merah sertadata Gue aja kali yang dilengkapi gambarperempuan tengkurap, berpakaian minim,kaki terangkat, dan wajah menghadap kedepan dengan tatapan mata agresif. Pada

data tersebut, representasi perempuan adalahagresif dan berinisiatif untuk mengajak/menggoda laki-laki dengan penampilanfisiknya saja.

3. Frasa Nomina

Frasa nomina merupakan sekelompok katayang mengacu benda konkret atau hal abstrak.Berdasarkan data yang ditemuan, satu frasanomina digunakan dalam bak belakang trukdengan atau tidak disertai gambar. Data yangditemukan adalah (1) sebatas gaya disertaigambar perempuan yang menggunakan bajuyang minim bergaya sensual, (2) rayuan sijablai disertai gambar perempuan dudukmenghadap samping dengan tatapan meng-goda dan mengangkat salah satu kakinya,serta (3) pemburu janda tanpa disertai gambar.Data (1) dan (2) merepresentasikan secaralugas bahwa perempuan adalah sosok yangmementingkan penampilan saja dan agresif.Data (3) merepresentasikan janda dicari olehlaki-laki dengan alasan yang berkembang dimasyarakat bahwa janda memiliki pengalamanlebih dalam hal seksualitas.

Page 12: Representasi Perempuan dalam Tulisan dan Gambar Bak

12 Representasi Perempuan dalan Tulisan dan Gambar Bak Belakang Truk: Analisis Wacana ...

4. Sarkasme

Sarkasme merupakan jenis majas sindiranyang berisi hinaan dan cemoohan. Becker,Zawadzki, dan Shileds (2014:605) menyata-kan bahwa diskriminasi terhadap perempuandapat dilakukan dengan sarkasme. Temuanmenunjukkan bahwa sarkasme digunakanuntuk merepresentasikan perempuan secaranegatif tentang ketulusan hati, cinta, danperbandingan antara fisik dengan hati yangtampak pada data yang berbunyi (1) Busuksampah tak sebusuk hatimu, (2) Pergidicari, pulang dimarahi. Cintamu tak

seberat muatanku, (3) Cintamu tak semurnisolarku, serta (4) Ayune kaya ratu, atinekaya asu. Data (1) - (4) menunjukkanperempuan yang mendapatkan hinaan/cemoohan dengan cara membandingkannyadengan sampah, muatan, solar, dan asu(anjing). Secara implisit, perempuan dilabelisebagai orang yang hati dan cintanya tidaklahtulus.

5. Kata dalam Bahasa Indonesia dan BahasaJawa yang Lafalnya Ditulis dalam BahasaInggris

Temuan jenis ini tampak pada data berikut.

Gambar 7. Tulisan Nyupir demi Istri

Gambar 8. Tulisan Prawan Ayu Dientot Supir

Page 13: Representasi Perempuan dalam Tulisan dan Gambar Bak

13SATWIKA: Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial

Pada gambar 7, new fear the me is 3bukanlah bahasa Inggris, tetapi bahasa Indone-sia karena kalimat tersebut tidak memenuhikaidah bahasa Inggris dan pelafalannya mewakilikalimat nyupir (new fear), demi (the me), istri(is 3). Gambar 8 juga demikian, yakni pelafalannyaadalah prawan (pra one), ayu (are you), dientot(the end thought), supir (so peer). Kata dientotpada gambar 8 bermakna bersetubuh atau ber-senggama. Karakteristik bahasa seksis jenis initergolong unik dan tidak banyak ditemukan.Pelafalan dalam bahasa Inggris membuat orangyang membaca berpikir dua kali untukmemahaminya. Jika mampu memahaminya,barulah orang yang memahami maksud tulisantersebut. Pada gambar 7, representasi terhadapperempuan bersifat positif karena berisiungkapan perasaan laki-laki yang bekerja untukistri, sedangkan gambar 8 berisi representasi

negatif karena berisi kata-kata vulgar yangmengarah pada posisi perempuan sebagai objekseksual laki-laki.

BAHASA SEKSIS TAK LANGSUNG(COVERT SEXISM)

Bahasa seksis tak langsung ini dijelaskanberdasarkan variasi temuannya sebagai berikut.

1. Presuposisi

Presuposisi merupakan suatu praanggapanyang dapat diketahui melalui konteks yangmelingkupi suatu ujaran. Peccei (2000:19)menyatakan bahwa presuposisi adalah tuturanyang mengandung kesimpulan tentang sesuatuyang diasumsikan benar dengan berdasarkanseperangkat kondisi yang kuat agar tuturantersebut sesuai dengan ketepatan keadaanyang digambarkan. Presuposisi tampak padatabel berikut.

Tabel 2. Temuan Presuposisi

Berdasarkan data dan analisis presuposisitersebut, presuposisi/praanggapan yangberkembang di masyarakat adalah laki-lakimemiliki hasrat seksual yang kuat dan memilikipeluang untuk berselingkuh, sedangkanperempuan adalah pihak yang pasif, dirugikan,

dan terlukai perasaannya. Hal itu berkaitandengan isu poligami, yakni laki-laki diper-kenankan menikahi lebih dari satu perem-puan jika mampu secara finansial dan dapatberlaku adil. Mampu dan adil sulit dilakukansehingga keinginan untuk menjalin asmara

Page 14: Representasi Perempuan dalam Tulisan dan Gambar Bak

14 Representasi Perempuan dalan Tulisan dan Gambar Bak Belakang Truk: Analisis Wacana ...

dengan lebih dari satu perempuan diwujudkandalam perselingkuhan. Pada konteks ini,perempuan menjadi pihak yang lemah dankorban tindakan menyeleweng laki-laki.

2. Repetisi

Repetisi merupakan pengulangan kata/frasayang pada umumnya bertujuan untuk mem-berikan penegasan. Data repetisi yangditemukan berbunyi aku janji ga akan nakallagi, kalo aku nakal lagi, aku janji lagi.Kata yang mengalami repetisi adalah aku,janji, dan nakal lagi. Tulisan tersebut berlatarbelakang gambar seorang perempuan setengahbadan yang mengenakan pakaian minim danketat dengan warna dominan merah. Ber-dasarkan hal itu, kata aku mengacu padaperempuan yang penampilannya mengumbarbagian tubuhnya, kata janji lagi pada akhirkalimat menunjukkan bahwa perempuanpernah berjanji sebelumnya, tetapi tidakditepati, sedangkan kata nakal lagi bermaknabahwa perempuan tersebut telah bersikap

‘nakal’ sebelumnya dan berpotensi untukmelakukannya lagi di masa mendatang. Kata‘nakal’ dapat dimaknai sebagai tindakanperempuan yang dilakukan dengan orang lainselain orang (laki-laki) yang sedang menjalinhubungan dengannya (pacar/suami). Secaraimplisit, kata ‘nakal’ mengarah pada per-selingkuhan. Hal itu sesuai dengan pendapatAitchison (1994:19-20) bahwa repetisidigunakan sebagai intensifikasi, yakni sejenispenambahan atau penguatan dalam halkuantitas atau kualitas dan memiliki fungsieksresif. Intensifikasi digunakan untuk men-jelaskan bahwa perempuan secara tegas masihdirepresentasikan secara negatif bahwaperempuan dapat berselingkuh lagi meskipuntelah berjanji tidak akan mengulanginya lagi.

3. Implikatur

Implikatur merupakan tuturan yang secaraimplisit memiliki maksud tertentu. Beberapadata dan implikaturnya disajikan pada tabelberikut.

Gambar 9. Calon anakku ada di janin pacar-mu

Page 15: Representasi Perempuan dalam Tulisan dan Gambar Bak

15SATWIKA: Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial

Gambar 10. Doa Supir

Gambar 11. Implikatur Doraemon

Untuk memahami implikatur, Wang(2011:1162) menjelaskan perlu adanyapemahaman makna dan maksud dari situasikhusus yang digambarkan dalam implikaturdengan melakukan penelaahan aspek di luarkebahasaan. Berdasarkan hal itu, padagambar 9, implikaturnya adalah aku (laki-laki) melakukan hubungan seksual denganpacar-mu (perempuan) sampai perempuanitu hamil. Enklitik –mu yang melekat padakata pacar mengindikasikan bahwa laki-lakitersebut mengenal sosok pacar perempuanyang dihamilinya. Pada gambar 10, laki-lakitampak berdoa agar dilindungi dari godaanwanita, seperti cabe-cabean, para mantan,wanita penghibur, tante girang, janda muda,

dan istri orang. Hal itu memposisikanperempuan sebagai pihak yang menggoda,sedangkan laki-laki adalah yang tergoda.Perempuan direpresentasikan sebagaisubjek yang mengawali tindakan negatif laki-laki. Bahkan, disebutkan label perempuantidak baik yang berkembang di masyarakat,mulai dari cabe-cabean hingga istri orang.Banyaknya jenis godaan wanita tersebutsecara implisit menjelaskan bahwa perempuanadalah makhluk penggoda, sedangkan laki-laki adalah korban godaan tersebut.

Pada gambar 10, tokoh kartun Doraemondimanfaatkan. Pada cerita aslinya, Nobitadan Shizuka adalah anak-anak tetapi padagambar tersebut justru melakukan hubungan

Page 16: Representasi Perempuan dalam Tulisan dan Gambar Bak

16 Representasi Perempuan dalan Tulisan dan Gambar Bak Belakang Truk: Analisis Wacana ...

seksual. Shizuka cemas jika sampai hamil,tetapi Nobita mengabaikannya karena semuamasalah dapat terselesaikan dengan bantuanalat canggih Doraemon, mungkin saja alatyang bisa menghilangkan kehamilan atau alat/obat antihamil. Implikaturnya adalah saat inianak-anak dan remaja dapat melakukan hal-hal yang dilakukan orang dewasa, sepertihubungan suami istri. Secara implisit, anak-anak digambarkan dapat melakukan hubunganseksual sampai hamil, tetapi hal itu bukanlahmasalah yang besar karena semua dapatterselesaikan jika dilakukan dengan cara yangtepat dan cepat, misalnya dengan memintabantuan orang lain untuk menutupi/meng-hilangkan kehamilan tersebut. Jika ditinjau

lebih jauh, Doraemon merupakan simbolorang/profesi yang dapat menutupi/meng-hilangkan kehamilan tersebut, misalnya pihakyang melakukan praktik aborsi. Representasiyang tampak adalah perempuan dan laki-laki yang masih anak-anak dan remaja padazaman sekarang makin mengkhawatirkankarena dapat bertindak jauh untuk memenuhihasrat seksualnya. Hal itu tampak padabeberapa kasus pernikahan anak yang terjadidi beberapa wilayah di Indonesia denganalasan si perempuan telah hamil.

4. Diksi Konotatif

Diksi konotatif merupakan pilihan kata yangbermakna tersirat. Data disajikan sebagai berikut.Kata yang dicetak tebal adalah diksi konotatif.

Tabel 3. Temuan Diksi Konotatif

Pada tabel tersebut, diksi konotatif yangdigunakan berkaitan dengan hubungan seksualdan citra perempuan yang materialistis. Perempuandigambarkan secara negatif jika kehilangankeperawanan, tetapi hal itu tidak berlaku demikian

bagi laki-laki. Di sisi lain, laki-laki menjadikanperempuan sebagai pihak yang tidak berkuasaatas dirinya. Bahkan, perempuan menjadi objekseksual laki, baik dalam hubungan sah suami istrimaupun hubungan yang tidak sah.

Page 17: Representasi Perempuan dalam Tulisan dan Gambar Bak

17SATWIKA: Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial

SIMPULAN

Posisi mengenai bagaimana representasiwanita dalam budaya, khususnya melalui mediakomunikasi visual (gambar dan tulisan di belakangbak truk) masih belum berubah. Perempuandiposisikan sebagai objek yang lemah dan tidakberkuasa atas dirinya. Fenomena gambar tentangrepresentasi perempuan dalam tulisan dangambar di belakang bak truk terlihat bagaimanaideologi para supir truk dalam merepresentasikanperempuan. Hasil penelitian menunjukkanbahwa perempuan lebih banyak direpresenta-sikan dalam hal uang, cinta, dan seks secaranegatif. Perempuan digambarkan mengambil

keuntungan dari laki-laki dari uang dan cinta yangdidapatkannya. Perempuan diposisikan sebagaipihak yang berinisiasi sekaligus sebagai pihakyang menerima hasrat seks dari laki-laki. Bahasayang digunakan adalah bahasa Indonesia danbahasa Jawa. Penggunaan bahasa Jawa memilikinilai emosional kuat karena konten yang disampai-kan menyangkut hal yang intim sekali. Bahasaseksis langsung (overt sexism) berwujud pameo,kalimat imperatif, frasa nomina, sarkasme, sertakata dalam bahasa Indonesia atau bahasa Jawayang lafalnya ditulis dalam bahasa Inggris. Bahasaseksis tak langsung (covert sexism) berwujudpresuposisi, implikatur, repetisi, dan diksi konotatif.

Page 18: Representasi Perempuan dalam Tulisan dan Gambar Bak

18 Representasi Perempuan dalan Tulisan dan Gambar Bak Belakang Truk: Analisis Wacana ...

DAFTAR RUJUKAN

Adams, L. S. 2008. A History of Western ArtFourth Edition. New York: McGraw-HillHigher Education.

Ademilokun, Mohammed dan Olateju, Moji.2015. A Multimodal Discourse Analysis ofSome Visual Images in The Political RallyDiscourse of 2011 Electioneering Cam-paigns in Southwestern Nigeria. InternationalJournal of Society, Culture, and LanguageVol. 4(1):1-19.

Aitchison, J. 1994. “Say it again, Sam”. Fischer,A. (Ed.). Swiss Papers in English Languageand Literature 7 Repetition. Tuebingen:Gunter Narr Verlag.

Astuti, Santi Indra. 2004. Representasi PerempuanIndonesia dalam Komunikasi Visual:Wacana yang (Belum) Berubah. JurnalMediator Vol. 5 No. 2

Becker, Julia C.; Zawadzki, Matthew J.; danShields, Stephanie A. 2014. Confronting andReducing Sexism: A Call for Research onIntervention. Journal of Social Issues Vol.70 (4):603-614.

Cameron. D. 2006. Language and SocialPolitics. London: Routledge.

Christandi, DB. 2013. Representasi Perempuandalam Film Sang Penari: Kajian SemiotikaRoland Barthes. Skripsi. Salatiga: FakultasIlmu Sosial dan Komunikasi UniversitasKristen Satya Wacana.

Connolly, J., & Phillips, I. 2002. Semiotics andThe Theoretical Foundations of Multimedia.Semiotica, 144(1/4), 169-184.

Darwesh, Abbas Degan dam Abdullah, NesaemMehdi. 2016. A Critical Discourse Analysisof Donald Trump’s Sexist Ideology. Journalof Education and Practice Vol. 7 (30): 87-95.

Fairclough, Norman. 2016. A Dialectical-Rela-tional Approach to Critical Discourse Analysisis Social Research. Wodak, Ruth dan Meyer,Michael (Eds.). Methods of Critical Dis-course Studies Third Edition. London: SAGEPublication Ltd.

Fakih, Mansour. 1996. Analisa Gender danTranformasi Sosial. Yogyakarta: PustakaPelajar.

Jancsary, Dennis; Hollerer, Markus A.; danMeyer, Renate A. 2016. Critical Analysis ofVisual and Multimodal Texts. Wodak, Ruthdan Meyer, Michael (Eds.). Methods ofCritical Discourse Studies Third Edition.London: SAGE Publication Ltd.

Juwita, Norma. 2009. Penggunaan Kosa KataOleh Laki-Laki dan Perempuan DalamWacana Deskriptif. Skirpsi. Jakarta: FakultasIlmu Budaya Universitas Indonesia.

Knox, John S.; Patpong, Pattama; dan Piriyasilpa,Yupaporn. 2010. Khao Naa Nung: AMultimodal Analysis of Thai-language News-paper Front Pages. Bednarek, Monika danMartin, J.R. Martin (Eds.). New Discourseon Language: Functional Perspectives onMultimodality, Identity, and Affiliation.London/New York: Continuum InternationalPublishing Group.

Kurnia, Novi. 2004. Representasi Maskulinitasdalam Iklan. Jurnal Ilmu Sosial dan Politik.Vol. 8 No 1.

Mautner, Gerlinde. 2016. Checks and Balances:How Corpus Linguistics can Contribute toCDA. Wodak, Ruth dan Meyer, Michael(Eds.). Methods of Critical Discourse StudiesThird Edition. London: SAGE Publication Ltd.

Mills, S. 2008. Language and Sexism. Cambridge:Cambridge University Press.

Moleong, L.J. 2014. Metodologi PenelitianKualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Page 19: Representasi Perempuan dalam Tulisan dan Gambar Bak

19SATWIKA: Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial

Mondong, Tony. 2011. Representasi Perempuandalam Iklan Pond’s. Jurnal Inovasi Vol. 8No.1.

Peccei, J.S. 2000. Pragmatics. London andNew York: Routledge

Ponterotto, Diane. 2014. Trivializing the FemaleBody: A Cross-cultural Analysis of the Rep-resentation of Women in Sports Journalism.Journal of International Women’s Studies,15(2), 94-111.

Ponulele, Nurhayati dkk. 1998. Ungkapan danPeribahasa Bahasa Kaili. Jakarta: PusatPembinaan dan Pengembangan BahasaDepartemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sneddon, J. N. dkk. 2010. Indonesian: AReference Grammar 2nd Edition. Sydney:Allen & Unwin.

Suharsaputra, U. 2012. Metode Penelitian:Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan.Bandung: Refika Aditama.

Swim, J. K., dan Hyers, L. L. 2009. Sexism.Nelson, T. D. (Ed.). Handbook of Prejudice,

Stereotyping, and Discrimination. NewYork: Psychology Press.

Tian, Ping. 2010. Playing with ‘Feminity’: AnIntermodal Analysis of The Bilingual PictureBook The Ballad of Mulan. Bednarek,Monika dan Martin, J.R. Martin (Eds.). NewDiscourse on Language: Functional Per-spectives on Multimodality, Identity, andAffiliation. London/New York: ContinuumInternational Publishing Group.

Vahid, Hossein dan Esmae’li, Saeedeh. 2012.The Power behind Images: AdvertisementDiscourse in Focus. International Journalof Linguistics Vol. 4 (4): 36-51.

Wang, Haiyan. 2011. Conversational Implicaturein English Listening Comprehension. Journalof Language Teaching and Research Vol.2 (5): 1162-1167.

Widjaja, HAW. 1997. Komunikasi danHubungan Masyarakat. Jakarta: Bumi Aksara

Zed, Mestika. 2008. Metode Penelitian Kepusta-kaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.