report 5_production engineering
TRANSCRIPT
![Page 1: Report 5_Production Engineering](https://reader030.vdocuments.site/reader030/viewer/2022012314/5571faac497959916992ce1d/html5/thumbnails/1.jpg)
Weekly Report Training PT.Astra Otoparts
Di PT.Denso Indonesia
Departemen : Production Engineering
Objective :
1. Mengetahui fungsi dari PCC dan PFC dalam produksi
2. Mengetahui material yang digunakan dalam produk radiator dan cara pengolahannya
Supervisor : Toto Prima
Pendahuluan: Production Engineering
Production engineering adalah salah satu departemen yang ada di PT.DNIA yang bertugas
menerjemahkan drawing yang diperoleh dari Product design menjadi dokumen-dokumen pendukung
produksi, seperti PFC(Process Flow chart), PFMEA(Potential Process failure Mode and Effect
Analysis), dan PCC(Process control Chart). Selanjutnya PE akan melakukan Production Preparation
line yang meliputi man, machine, methode, dan material(4M). Setelah line dapat berproduksi, maka PE
bertugas melakukan improvement pada line tersebut.
Dahulunya, PE dan Product Design berada dalam 1 departemen yaitu Engineering.
I. PFC(Process Flow Chart)
PFC(Process Flow Chart) adalah diagram alir dari proses produksi. PFC adalah dokumen teknis
yang dibuat setelah drawing produk di issue. Pada diagram ini terdapat beberapa simbol yang
digunakan, diantaranya:
= part/material dasar = Sub assy, assy
= Inspeksi = Storage
= Proses
II. PCC
PCC(Process Control Chart) adalah dokumen yang menangani semua proses yang terjadi pada
produksi. Sehingga dari PCC dapat digunakan sebagai pedoman pembuatan dokumen lain misalnya
QA network.
Checked: Written:
(.....................) Ign.Riwi.S
PE (PCC,
Pedoman
kerja,)
Quality Assurance (QCPC, inspection sheet)
Production (check sheet, SOP)
![Page 2: Report 5_Production Engineering](https://reader030.vdocuments.site/reader030/viewer/2022012314/5571faac497959916992ce1d/html5/thumbnails/2.jpg)
Contoh:
- Kontrol material pada PCC mengenai receiving
- Pemasangan material
- Penyambungan material
- Urutan kerja saat produksi
Packaging material
Hal-hal yang dikaji dalam PCC:
1. Machine, tool, material for manufacturing=mesin, material, dan peralatan yang terlibat di
dalam proses
2. Specification(operation methode and condition) Schematics views of operation=penjelasan
mengenai metode, kondisi, dan sketsa operasi yang perlu diperhatikan.
3. Process chart=diagram proses
4. Measurement condition(untuk proses dan produk)=kondisi pengukuran, baik mengenai
kondisi proses(misal suhu mesin, suhu lingkungan) maupun kondisi
produknya(ukuran/dimensinya produk).
5. Tool/evaluation measurement technique=alat ukur yang digunakan untuk proses terkait.
6. Sampling=pengambilan sample(jumlah,frekuensi,PIC)
7. Control methode=metode pengontrolan(misal dengan check sheet)
8. Reference standard(standar referensi)
9. Reaction plan/remarks=penanganan jika terjadi masalah
(Contoh Form Pada File PFMEA(Table).pdf)
- Kemasan harus diberi silica gel
- Label P/N ada pada coil dan
Spooler
- Setiap Coil harus dibatasi dengan
Karton
- Spooler harus sudah terpasang
pada coil
![Page 3: Report 5_Production Engineering](https://reader030.vdocuments.site/reader030/viewer/2022012314/5571faac497959916992ce1d/html5/thumbnails/3.jpg)
![Page 4: Report 5_Production Engineering](https://reader030.vdocuments.site/reader030/viewer/2022012314/5571faac497959916992ce1d/html5/thumbnails/4.jpg)
III. Material pada 2W Al-Radiator
Alumunium radiator pada dasarnya dibentuk oleh 2 material utama yaitu plastik polymide dan
alumunium. Di Denso sendiri memiliki standar penggunaan material yang telah diatur di dalam Denso
Design Standar (DDS).
Material Plastik polymide diolah dengan proses injection molding. Sedangkan untuk material
alumuniumnya, Denso menggunakan material Alumunium yang telah dilapisi dengan lapisan brazing
serta lapisan tahan korosi untuk komponen alumunium yang kontak langsung dengan air. Pengolahan
untuk material alumunium ini adalah dengan proses stamping(drawing)(insert dan plate core) serta
forming(fin,cooling).
Beberapa part tidak dibuat oleh DNIA melainkan diperoleh dari impor part, contohnya tube dan
cap assy.
III.1 Plastik Polymide Injection Molding(Kelanjutan penjelasan injection molding)
Material plastik polymide diperoleh dari impor. Material plastik ini berupa pellet/butiran plastik
yang dikemas dalam kemasan kertas(seperti semen). Proses pengolahannya menggunakan injection
molding dengan kapasitas clamping 450T.
Suhu material untuk leleh(liquid) adalah 3000C. Tekanan injeksi material ke dalam cavity P-
Tank 2W Al-Radiator adalah 150MPa(100%). Pertimbangan pemberian tekanan ini adalah jangan
sampai mengakibatkan cavity menjadi terbuka meskipun hanya sedikit saat menginjeksikan material
ke cavity. Sebab dapat menimbulkan efek flashing pada produk di mana terdapat kelebihan material di
sekitar produk(sejenis burrydefect factor).
Pada waktu menginjeksikan material ke dalam cavity, terdapat pula tekanan holding sebesar
40% dari injection pressurenya(60MPa), untuk memastikan bahwa tidak ada material yang belum
mengeras pada waktu moving plate ditarik kembali. Tekanan holding ini memastikan material pada
cavity(yang juga didinginkan) terbentuk dan cukup padat sehingga material tidak tersedot kembali.
Selain flashing, defect factor pada injection molding adalah silver streak. Silver streak adalah
bercak keperak-perakan pada permukaan produk plastik yang diakibatkan oleh adanya uap air pada
saat material leleh diinjeksikan. Jika dilihat dengan mikroskop, maka bagian dengan bercak putih ini
seperti membentuk cekungan, sehingga berpotensi mengakibatkan bocor jika ada pada bagian yang
nantinya kontak dengan packing karet. Mulanya uap air penyebab silver streak ini berasal dari
kandungan air yang ada pada pellet. Untuk itulah sebelum pellet dimasukkan ke hopper, material
dilewatkan pada mesin dehumidifier untuk menghilangkan kadar airnya.
Untuk memastikan cavity terisi material dengan sempurna maka pada dies diberi gas vent yang
berfungsi sebagai jalur keluar untuk udara dari dalam cavity. Gas vent dirancang dengan ketebalan
yang memungkinkan udara keluar namun material plastik tidak dapat keluar dari dies. Saat produk
![Page 5: Report 5_Production Engineering](https://reader030.vdocuments.site/reader030/viewer/2022012314/5571faac497959916992ce1d/html5/thumbnails/5.jpg)
jadi, maka bagian overflow yang terbentuk di daerah sebelum gas vent ini akan dibuang(dengan cara
dipatahkan). Berikut ini adalah ilustrasi untuk injection molding:
III.2 Aluminum Stamping(drawing)
Material alumunium yang digunakan pada radiator ini memiliki bentuk plat yang digulung pada
spooler sehingga berbentuk coil(gulungan). Ketebalan materialnya adalah 1,2mm. Lebar materialnya
berbeda untuk bahan pembuat insert (sekitar 200mm) dan plate core (sekitar 220mm ). Keduanya
dibedakan sesuai dengan aplikasinya.
Kedua material ini mengalami proses yang sama yaitu stamping/drawing. Mesin yang
digunakan DNIA untuk stamping adalah “AIDA 2000” (200ton) pada stamping 1 dan “AIDA 800”
(80ton) pada stamping 2.
Karakter material yang digunakan pada proses ini memiliki keuletan(ductility) yang tinggi yang
ditandai dengan nilai tegangan tariknya(tensile) yang cukup tinggi.
Nozzle
Sprue
Runner
Fix platen
Moving
platen
Gate
cavity
![Page 6: Report 5_Production Engineering](https://reader030.vdocuments.site/reader030/viewer/2022012314/5571faac497959916992ce1d/html5/thumbnails/6.jpg)
Process Flow Chart pada stamping:
Keterangan:
1. Uncoiler
Uncoiler adalah penguluran bahan material yang akan digunakan dalam pembuatan
plate/insert. Coil material dipasang pada chuck.
2. Feeder
Feeder adalah bagian yang mengatur laju material ke mesin stamping. Misalnya: setiap step
stamping, material akan maju 64,10mm. Pada feeder terjadi pelurusan material juga; hal ini diperlukan
agar material gulungan tidak melengkung. Pelumasan pada material ditujukan agar saat penekukan
oleh dies tidak menggores permukaan material.
Pelumasan
Coil
Uncoiler & Feeder
Stamping 1
Stamping 2
Washing
Appearance Check
Packaging
Plate Core
Catatan:
1. Proses Stamping 2 hanya
dilakukan pada pembuatan
plate core untuk pembuatan
lubang tube.
2. Appearance check: burry,
damage, scratch,deformasi.
Coil
Chuck
Coil Sunpress oil
![Page 7: Report 5_Production Engineering](https://reader030.vdocuments.site/reader030/viewer/2022012314/5571faac497959916992ce1d/html5/thumbnails/7.jpg)
3. Stamping 1
Pada tahap ini, material distamp menggunakan stamping “AIDA 2000”. Stamping dilakukan
bertahap mulai dari Notching, forming, hingga bending/drawing(pembentukan cekungan pada
material).
Pada Stamping 1 lubang tube pada plate belum terbentuk. Hanya sebatas stamp bentuk
lubangnya(dalam artian bahwa lubang tube pada plate masih buntu).
4. Stamping 2
Pada proses ini hanya ada proses pelubangan plate core menggunakan mesin “AIDA 800”.
Untuk pembuatan insert tidak melalui tahap ini.
5. Washing
Proses washing pada produk, baik plate core ataupun insert, dilakukan untuk menghilangkan oli
yang diperoleh dari proses stamping di awal.
Ada 7 station(tahap) pada washing:
Station 1=water spray Station 5=water Spray
Station 2=water spray Station 6=blower
Station 3=Ultrasonic Station 7=blower
Station 4=water Spray
III.3 Fin,cooling Forming
Material ketiga yang digunakan pada produk radiator adalah coil alumunium. Material ini
memiliki bentuk pengemasan yang pada dasarnya sama dengan material sebelumnya(pada plate core
dan insert), yaitu digulung pada spooler. Yang membedakan hanyalah dimensi/ukuran material saja.
Ketebalannya 0,05mm dengan lebar 15,9mm.
Material ini diproses dengan cara forming/pembentukan. Pembentukan material ini
menggunakan mesin forming. Pada proses forming ada beberapa tahapan:
1. Uncoiler=mengulur coil dari spooler-nya
2. Fin Forming=membentuk louver dan wave pada fin
3. Shorten=perapatan wave
![Page 8: Report 5_Production Engineering](https://reader030.vdocuments.site/reader030/viewer/2022012314/5571faac497959916992ce1d/html5/thumbnails/8.jpg)
4. Pitch forming=membentuk pitch fin,cooling
5. Cutting=memotong fin sesuai ukurannya(60 wave)
IV. Kesimpulan
1. PCC(Process Control Chart) dapat digunakan sebagai pedoman oleh departemen lain, sperti
produksi dan quality.
2. Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam proses, dikaji dalam PCC.
3. PFC(Process Flow Chart) adalah diagram yang menggambarkan proses yang terjadi di dalam
line produksi.
4. Untuk mendapatkan part yang akan di-assembling, DNIA melakukan proses stamping untuk
membuat plate core dan insert, serta injection molding untuk membuat P-Tank.
5. Beberapa part seperti Cap assy, packing, dan tube tidak diperoleh dengan produksi In-House
tetapi diperoleh dari Import(cap assy dan tube) dan dari supplier lokal(packing)
Tambahan:
Cap Assy (Product Knowledge)
Gambar Cap Assy
Cap Assy adalah salah satu bagian pada Radiator yang berfungsi selain sebagai tutup jalur
pengisian engine coolant juga sebagai pengatur tekanan di dalam radiator.
Tekanan di dalam radiator diatur supaya engine coolant(atau juga bisa disebut jacket water),
yang biasanya berupa air, tidak cepat mendidih dan menguap yang mengakibatkan radiator menjadi
kering. Akibat lanjutan karena berkurangnya coolant engine ini adalah pendiginan mesin yang tidak
optimal yang mengarah pada terjadinya over heat pada mesin. Over heat ini akan merusak mesin jika
tidak segera diatasi.
Selain itu, teakanan di dalam radiator juga tidak boleh terlalu besar. Jika tekanan yang besar di
dalam radiator dibiarkan terus maka akan merusak radiator keseluruhan. Pada bagian atas cap biasanya
ditulis dengan nilai tekanan di mana pressure valve akan terbuka untuk mengalirkan uap coolant
menuju reserve tank. Satuannya ada yang dalam kPa ataupun dalam kg/cm2.
![Page 9: Report 5_Production Engineering](https://reader030.vdocuments.site/reader030/viewer/2022012314/5571faac497959916992ce1d/html5/thumbnails/9.jpg)
Pada 2W radiator, temperatur jacket water yang melalui radiator adalah berkisar pada suhu
900C. Dengan adanya sirip-sirip pendingin pada radiator diharapkan temperatur engine coolant akan
turun dan dapat digunakan untuk menurunkan suhu mesin agar tidak terlalu panas.
Gambar Skema aliran jacket water pada sistem pendinginan mesin
Cara Kerja Cap Assy:
1. Mula-mula radiator akan ditutup sempurna oleh cap, yaitu ketika gasket menghambat aliran
udara keluar atau masuk dari dalam dan keluar radiator.
2. Saat tekanan di dalam radiator tinggi( > 1,1 kg/cm2 atau >108kPa) maka uap air akan
menekan spring pressure sehingga uap air akan menuju saluran reserve tank. Uap air akan
terkondensasi kembali menjadi air di dalam reserve tank.
SPRING PRESSURE
Jalur masuk air dari reserve
tank
BENT VALVE
![Page 10: Report 5_Production Engineering](https://reader030.vdocuments.site/reader030/viewer/2022012314/5571faac497959916992ce1d/html5/thumbnails/10.jpg)
3. Setelah temperatur turun dan tekanan dalam radiator selisih 4,9kPa lebih rendah dibandingkan
dengan udara luar(tekanan udara luar 101,3 kPa) maka air dari reserve tank akan masuk
kembali ke radiator melalui bent valve.
4. Setelah tekanan di dalam radiator naik kembali maka posisi vacuum valve akan kembali ke
posisi semula karena adanya spring bent.
Bagian-bagian peyusun cap assy:
1. Retainer
2. Cap, Plate
3. Spring plate
4. Gasket, seal
5. Retainer
6. Spring Pressure
7. Retainer
8. Link
9. Seam valve
10. Spring bent, valve
11. Plate cap
12. Gasket
13. Spacer bent
14. Valve, bent
15. Sticker
1
2
3
45
6
7
8
910
11
1213
14