rencana kinerja tahun 2018ikft.kemenperin.go.id/wp-content/uploads/2020/04/rencana... · 2020. 4....
TRANSCRIPT
H a l a m a n | 1
Rencana Kinerja Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2017
RENCANA KINERJA TAHUN 2018
DIREKTORAT INDUSTRI BAHAN GALIAN NON LOGAM DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KIMIA, TEKSTIL, DAN ANEKA TAHUN 2017
H a l a m a n | i
Rencana Kinerja Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2017
KATA PENGANTAR
Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya kami dapat menerbitkan
dokumen Rencana Kinerja Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam (IBGNL) Tahun
2018. Rencana Kinerja ini merupakan dokumen perencanaan tahunan Direktorat
Industri Bahan Galian Non Logam dalam mencapai sasaran strategis dalam rangka
pembinaan industri bahan galian non logam yang telah ditetapkan dalam Rencana
Strategis untuk pencapaian tujuan dan visi , serta pelaksanaan misi.
Diterbitkannya Rencana Kinerja ini diharapkan dapat memberikan gambaran
mengenai perencanaan kinerja Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam secara
transparan agar dapat merumuskan program/kegiatan yang sejalan dengan sasaran
kinerja jangka menengah yang tertuang dalam Rencana Strategis. Disamping itu,
dokumen ini juga dimaksudkan untuk menentukan fokus perbaikan kinerja
berkesinambungan sesuai hasil-hasil pembangunan industri yang telah dicapai. Oleh
karena itu, dokumen Rencana Kinerja ini diharapkan dapat menjadi acuan perencanaan
program/kegiatan dan anggaran tahun 2018, yaitu melalui penyusunan dokumen
Perjanjian Kinerja serta Rencana Kerja dan Anggaran.
Akhir kata, kami berharap agar Rencana Kinerja Direktorat Industri Bahan
Galian Non Logam Tahun 2018 ini dapat dimanfaatkan sebagai media evaluasi untuk
menilai kinerja bagi seluruh anggota organisasi Direktorat Industri Bahan Galian Non
Logam.
Jakarta, Januari 2017
Direktur Industri Bahan Galian Non Logam
Toeti Rahajoe
H a l a m a n | ii
Rencana Kinerja Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2017
D A F T A R I S I
halaman
KATA PENGANTAR …………………………………………………………….............................................. i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………………………….. ii
BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………………….. 1
1.2 Maksud dan Tujuan .............……………………………………………………………. 8
1.3 Tugas Pokok dan Fungsi …………………………………………………………….. 8
1.4 Ruang Lingkup …………………………………………………………....................….. 8
BAB II. PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN INDUSTRI …………………………………… 10
2.1 Hasil-Hasil Pelaksanaan Program/Kegiatan ............................................... 10
2.2 Arah Kebijakan ......................................................................................................... 13
BAB III. RENCANA KINERJA ……………………………………………………………………...............…... 18
3.1 Sasaran ……………………………………………………………..................................... 18
3.2 Indikator Kinerja ...…………………………………………………………………….. 27
3.3 Kegiatan ...…………………………………………………………………….................... 27
BAB IV. P E N U T U P . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 32
4.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………………….. 32
4.2 Tindak Lanjut …………………………………………………………………………….. 33
H a l a m a n | 1
Rencana Kinerja Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keberhasilan program pembangunan nasional tidak terlepas dari
implementasi prinsip tata kepemerintahan yang baik (good governance), yaitu
transparansi, akuntabilitas, dan visi strategis. Prinsip tersebut dituangkan dalam
manajemen pemerintahan yang mencakup kegiatan perencanaan, koordinasi,
pelaksanaan, dan evaluasi. Salah satu aspek penting yang menentukan keberhasilan
pencapaian tujuan pembangunan adalah kualitas perencanaan. Menurut Peraturan
Presiden Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional, perencanaan
pembangunan industri dalam jangka panjang diarahkan untuk :
1. Mampu memberikan sumbangan nyata dalam peningkatan kesejahteraan
masyarakat;
2. Membangun karakter budaya bangsa yang kondusif terhadap proses
industrialisasi menuju terwujudnya masyarakat modern, dengan tetap
berpegang kepada nilai-nilai luhur bangsa;
3. Menjadi wahana peningkatan kemampuan inovasi dan wirausaha bangsa di
bidang teknologi industri dan manajemen, sebagai ujung tombak
pembentukan daya saing industri nasional menghadapi era
globalisasi/liberalisasi ekonomi dunia;
4. Mampu ikut menunjang pembentukan kemampuan bangsa dalam pertahanan
diri dalam menjaga eksistensi dan keselamatan bangsa, serta ikut menunjang
penciptaan rasa aman dan tenteram bagi masyarakat.
Direktorat Jenderal Industri Bahan Galian Nonlogam (Dit. IBGNL) adalah
salah satu unit kerja dibawah pembinaan Direktorat Jenderal Industri Kimia Tekstil
dan Aneka (Ditjen IKTA) Kementerian Perindustrian yang bertanggung jawab
terhadap pengembangan industri bahan galian nonlogam. Dit. IBGNL membina
industri semen dan barang semen, kaca, keramik, refraktori, dan bahan/barang
galian nonlogam lainnya. Subsektor industri bahan galian nonlogam berkontribusi
H a l a m a n | 2
Rencana Kinerja Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2017
cukup signifikan pada perindustrian nasional, yaitu sebagai industri untuk
menunjang industri andalan masa depan. Hal ini terlihat dalam Bangun Industri
Nasional sebagaimana gambar berikut :
Gambar 1.1
Bangun Industri Nasional
Dalam Bangun Industri Nasional, industri bahan galian nonlogam dipandang
sebagai tulang punggung sektor industri nasional. Tantangan yang dihadapi
pengembangan industri bahan galian nonlogam di masa kini adalah komitmen
investor dan dunia usaha untuk mengembangkan pengolahan bahan galian/mineral
nonlogam di dalam negeri. Pemurnian dan peningkatan nilai tambah bahan galian
nonlogam di dalam negeri berpotensi mengurangi impor bahan baku dan bahan
penolong industri, serta mendorong pengembangan sektor lainnya seperti
infrastruktur, properti, dan pertanian. Tidak dapat dimungkiri, keadaan industri
bahan galian nonlogam saat ini masih dihadapkan pada beberapa masalah terkait
SDA dan SDM, yaitu :
H a l a m a n | 3
Rencana Kinerja Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2017
1. Kekurangan pasokan bahan baku. Hal ini misalnya seperti yang dialami oleh
industri semen dan keramik yang kekurangan pasokan feldspar, clay, dan
lainnya karena pembatasan penambangan dan pengalihan izin penambangan
dari Pemerintah Daerah Tingkat II (Kota/Kabupaten) ke Tingkat I (Provinsi).
2. Terputusnya rantai nilai pengolahan SDA, yaitu misalnya dialami oleh industri
silika dimana industri kaca mayoritas mengimpor silika manufacturing grade
padahal silika banyak tersedia di dalam negeri namun belum diolah untuk
peningkatan nilai tambah menjadi bahan baku industri.
3. Pasokan gas dan batubara sebagai energi bahan bakar industri bahan galian
nonlogam belum terjamin. Hal ini misalnya terjadi pada industri keramik di
Jawa Timur dimana pasokan gasnya harus mengalami shut down beberapa kali.
Oleh karena itu, ke depan, industri bahan galian nonlogam diharapkan
menjadi sumber pertambahan nilai melalui proses pengolahan yang mengarah ke
penguatan dan pendalaman struktur industri, serta hilirisasi industri. Dengan
membawa misi tersebut, maka diharapkan pembangunan sektor industri bahan
galian nonlogam diselenggarakan dengan arah kebijakan sebagai berikut :
1. Menjadi penggerak masyarakat luas untuk melaksanakan kegiatan usaha
produksi di bidang industri manufaktur/pengolahan yang bernilai tambah
ekonomi tinggi secara andal bersaing dengan sejauh mungkin mendayagunakan
potensi modal dasar dalam negeri.
2. Lebih mengutamakan pemasaran produk primer dalam negeri (yang tergolong
bahan mentah industri) untuk pemenuhan bahan baku bagi industri
pengolahan/manufaktur dalam negeri, agar mampu menciptakan penambahan
nilai tambah yang besar dan lapangan kerja yang luas bagi ekonomi nasional.
3. Menjadi andalan pembangunan industri berkelanjutan melalui pengembangan
dan pengelolaan SDA secara optimal dan pemanfaatan sumber bahan baku
terbarukan agar lebih menjamin kehidupan generasi yang akan datang secara
mandiri.
Sedangkan, menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 5 tahun 2015
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-
2019, arah kebijakan pembangunan industri nasional secara umum diwujudkan
melalui pengembangan lingkungan bisnis yang nyaman dan kondusif, pengembangan
H a l a m a n | 4
Rencana Kinerja Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2017
klaster industri prioritas, pengembangan kemampuan inovasi teknologi,
pengembangan kompetensi inti daerah, serta antisipasi dan penanganan
permasalahan aktual perindustrian.
Industri bahan galian nonlogam merupakan subsektor industri yang
bercirikan padat modal, padat teknologi, dan memiliki keterkaitan tinggi mulai dari
hulu hingga hilir. Dengan memerhatikan karakteristik tersebut, Dit. IBGNL berupaya
untuk mengembangkan industri binaannya melalui program kegiatan yang aspiratif,
fasilitatif, dan akomodatif. Sesuai Penyempurnaan Rencana Strategis (Renstra) Dit.
IBGNL Tahun 2016 – 2019, kondisi subsektor industri bahan galian nonlogam yang
diharapkan dalam jangka menengah pada tahun 2016-2019 adalah sebagai berikut :
1. Terselesaikannya permasalahan yang menghambat, dan rampungnya program
revitalisasi, konsolidasi, dan restrukturisasi subsektor industri bahan galian
nonlogam yang terkena dampak krisis;
2. Terolahnya potensi sumber daya alam daerah menjadi bahan baku industri
bahan galian nonlogam;
3. Semakin meningkatnya daya saing subsektor industri bahan galian nonlogam
yang berorientasi ekspor;
4. Tumbuhnya subsektor industri bahan galian nonlogam potensial yang akan
menjadi basis pengembangan industri di masa depan;
5. Tumbuhnya subsektor industri bahan galian nonlogam yang mampu
menciptakan lapangan kerja yang besar.
Kondisi di atas telah dirangkum oleh Dit. IBGNL melalui perumusan visi
tahun 2016 – 2019, yaitu “Terwujudnya pembangunan industri bahan galian
nonlogam sebagai penggerak industri nasional.” Sedangkan misinya adalah
"Membangun industri bahan galian nonlogam untuk menjadi tulang punggung
perekonomian". Untuk mencapai visi jangka menengah tersebut, pada tahun 2016 -
2019 Dit. IBGNL menyusun kegiatan utama, yaitu Revitalisasi dan Penumbuhan
Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka. Program tersebut diarahkan untuk mencapai
sasaran strategis tahun 2016-2019 yang meliputi :
1. Meningkatnya nilai tambah subsektor industri bahan galian nonlogam;
2. Meningkatnya penguasaan pasar dalam dan luar negeri subsektor industri bahan
H a l a m a n | 5
Rencana Kinerja Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2017
galian nonlogam;
3. Kokohnya faktor-faktor penunjang pengembangan subsektor industri bahan galian
nonlogam;
4. Meningkatnya kemampuan inovasi dan penguasaan teknologi subsektor industri
bahan galian nonlogam;
5. Kuat, lengkap, dan dalamnya struktur subsektor industri bahan galian nonlogam;
6. Tersebarnya pembangunan subsektor industri bahan galian nonlogam di luar Jawa.
Untuk membangun daya saing industri yang berkelanjutan, Dit. IBGNL telah
merumuskan kebijakan pembangunan industri bahan galian nonlogam yang
berkeunggulan kompetitif dengan nilai tambah tinggi yang diarahkan utamanya pada
revitalisasi industri strategis, penguatan dan pengembangan klaster, serta
pengembangan kebijakan yang bersifat fasilitasi untuk menyelesaikan masalah-
masalah aktual. Selanjutnya fungsi pelaksanaan kebijakan diimplementasikan melalui
pembinaan baik langsung maupun tidak langsung terhadap para pelaku industri
melalui berbagai bantuan dibidang manajemen, teknologi, sosialisasi
kebijakan/memasyarakatkan peraturan, memberikan perlindungan kepada pelaku
pasar, mengembangkan sistem dan jaringan informasi ekspor dan perluasan pasar.
Upaya pengamanan kebijakan, lebih ditekankan pada kegiatan monitoring terhadap
pelaksanaan kebijaksanaan yang telah ditetapkan seperti monitoring produksi,
ekspor, suplai bahan baku, pengawasan penerapan standarisasi, dan Iain-lain.
Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 150 Tahun 2011 tentang Pedoman
Penyusunan Dokumen Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan
Kementerian Perindustrian mengamanatkan agar setiap Unit Eselon I dan II
menyusun dokumen Rencana Kinerja, yaitu suatu dokumen perencanaan kinerja
tertentu berdasarkan sumber daya yang dimiliki instansi. Sedangkan perencanaan
kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai penjabaran dari
sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis yang akan
dilaksanakan oleh instansi pemerintah melalui berbagai kegiatan tahunan. Oleh
karena itu, dalam rangka meningkatkan implementasi program pengembangan
IKTA tahun 2018 yang lebih berdayaguna, berhasilguna, dan untuk memantapkan
akuntabilitas kinerja, Dit. IBGNL perlu menyusun Rencana Kinerja (Renkin) Dit.
H a l a m a n | 6
Rencana Kinerja Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2017
IBGNL Tahun 2018. Dokumen Renkin memuat informasi tentang sasaran yang ingin
dicapai, hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai, dan indikator kinerja yang
diharapkan dapat mengarahkan perumusan program kegiatan Dit. IBGNL Tahun
2018, serta pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dit. IBGNL sehingga kinerja yang
dihasilkan pada tahun 2018 memenuhi kualitas akuntabel dan berkelanjutan.
1.2 Maksud dan Tujuan
Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) mengamanatkan agar instansi pemerintah
harus menyelenggarakan penetapan, pengukuran, pengumpulan data, klasifikasi,
ikhtisar, dan pelaporan kinerja. Hal tersebut dimaksudkan sebagai media
pertanggungjawaban dan sarana peningkatan kinerja. Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 12 Tahun 2015
tentang Pedoman Evaluasi atas Implementasi SAKIP menjelaskan bahwa dokumen
Rencana Kinerja merupakan salah satu bahan pertimbangan dalam penyusunan
dokumen Penetapan Kinerja yang merupakan dokumen pernyataan
kinerja/kontrak kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk
mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan sumberdaya tertentu pada suatu
instansi.
Demikian pula dijelaskan dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 150
Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Akuntabilitas Instansi
Pemerintah di Lingkungan Kementerian Perindustrian dan Peraturan Menteri
Perindustrian Nomor 75 Tahun 2014 tentang Petunjukan Pelaksanaan Evaluasi
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Kementerian
Perindustrian, dijelaskan bahwa Rencana Kinerja adalah suatu dokumen
perencanaan kinerja tertentu berdasarkan sumber daya yang dimiliki oleh instansi.
Oleh karena itu, berdasarkan amanat tersebut, maka maksud dan tujuan
penyusunan penyusunan dokumen Rencana Kinerja Dit. IBGNL Tahun 2018 adalah
untuk menjabarkan sasaran dan program jangka menengah yang termuat dalam
Rencana Strategis Dit. IBGNL Tahun 2016-2019 menjadi indikator kinerja yang
dapat dioperasionalkan untuk pencapaian sasaran kegiatan Dit. IBGNL Tahun 2018.
H a l a m a n | 7
Rencana Kinerja Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2017
1.3 Tugas Pokok dan Fungsi
Berdasarkan pasal 265 Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 107/M-
IND/PER/11/2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian,
Dit. IBGNL mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan rencana
induk pembangunan industri nasional, kebijakan industri nasional, penyebaran
industri, pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana
industri, pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri, perizinan
industri, penanaman modal dan fasilitas industri, serta kebijakan teknis
pengembangan industri di bidang industri bahan galian non logam.
Dalam melaksanakan tugas tersebut di atas, Dit. IBGNL menyelenggarakan
fungsi:
1. Penyusunan rencana, program, anggaran, evaluasi, dan pelaporan
pengembangan industri bahan galian nonlogam;
2. Pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian informasi
industri bahan galian nonlogam;
3. Penyiapan perumusan dan pelaksanaan rencana induk pembangunan industri
nasional, kebijakan industri nasional, penyebaran industri, pembangunan
sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana industri,
pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri, penenaman modal
dan fasilitas industri serta kebijakan teknis pengembangan industri di bidang
industri bahan galian nonlogam;
4. Penyiapan penyusunan dan pelaksanaan norma, standar, prosedur, kriteria di
bidang perencanaan, perizinan, data dan informasi industri bahan galian
nonlogam;
5. Penyiapan pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang perencanaan,
perizinan, data dan informasi industri bahan galian nonlogam;
6. Pelaksanaan pengawasan Standar Nasional Indonesia (SNI), standar industri
hijau, Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) pada industri
bahan galian nonlogam; dan
7. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat Industri Bahan
Galian Nonlogam.
H a l a m a n | 8
Rencana Kinerja Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2017
Dalam menjalankan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, Dit. IBGNL terbagi
dalam 4 (empat) subdirektorat dan 1 (satu) subbagian, yaitu:
1. Subdirektorat program pengembangan industri bahan galian non logam;
mempunyai tugas penyiapan perumusan dan penyusunan rencana, program,
anggaran, evaluasi dan pelaporan, pengumpulan dan pengolahan data, serta
penyajian informasi di bidang industri bahan galian nonlogam.
Subdirektorat ini membawahi 2 (dua) seksi untuk membantu tugas yang
diembannya, yaitu :
a) Seksi Program yang mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
perumusan dan penyusunan rencana, program, dan anggran di bidang
industri bahan galian nonlogam.
b) Seksi Evaluasi dan Pelaporan yang mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan evaluasi dan pelaporan, pengumpulan dan pengolahan data, serta
penyajian informasi di bidang industri bahan galian nonlogam.
2. Subdirektorat industri semen dan barang dari semen mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan penyebaran industri,
pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana
industri, pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri, perizinan
industri, penanaman modal dan fasilitas industri, serta kebijakan teknis
pengembangan industri di bidang industri semen dan barang dari semen,
Subdirektorat ini membawahi 2 (dua) seksi untuk membantu tugas yang
diembannya, yaitu:
a) Seksi sumber daya industri dan sarana prasarana industri mempunyai
tugas melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan
penyebaran industri ke seluruh wilayah pengembangan industri,
penyiapan bahan pembangunan sumber daya manusia industri,
pemanfaatan sumber daya alam, pengembangan dan pemanfaatan
teknologi industri, kreativitas dan inovasi, serta sumber pembiayaan,
penyiapan bahan pelaksanaan standardisasi dan pengolahan serta
pemanfaatan sistem informasi, penyiapan bahan penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria serta bimbingan teknis dan supervisi
H a l a m a n | 9
Rencana Kinerja Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2017
perencanaan, perizinan, dan informasi industri, serta penyiapan bahan
pelaksanaan pengawasan Standar Nasional Indonesia dan Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia di bidang industri semen dan barang
dari semen.
b) Seksi Pemberdayaan Industri mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan perumusan dan pelaksanaan industri hijau, industri strategis,
peningkatan penggunaan produk dalam negeri, dan penyiapan bahan kerja
sama internasional, penyiapan bahan pengamanan dan penyelamatan
industri, penyiapan bahan pelaksanaan promosi, penanaman modal, dan
pemberian fasilitas industri, penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan
standar industri hijau, serta penyiapan bahan kebijakan teknis
pengembangan industri di bidang industri semen dan barang dari semen.
3. Subdirektorat industri kaca dan keramik mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan perumusan dan pelaksanaan penyebaran industri, pembangunan
sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana industri,
pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri, perizinan industri,
penanaman modal dan fasilitas industri, serta kebijakan teknis pengembangan
industri di bidang industri kaca dan keramik, Subdirektorat ini membawahi 2
(dua) seksi untuk membantu tugas yang diembannya, yaitu:
a) Seksi sumber daya industri dan sarana prasarana industri mempunyai
tugas melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan
penyebaran industri ke seluruh wilayah pengembangan industri,
penyiapan bahan pembangunan sumber daya manusia industri,
pemanfaatan sumber daya alam, pengembangan dan pemanfaatan
teknologi industri, kreativitas dan inovasi, serta sumber pembiayaan,
penyiapan bahan pelaksanaan standardisasi dan pengolahan serta
pemanfaatan sistem informasi, penyiapan bahan penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria serta bimbingan teknis dan supervisi
perencanaan, perizinan, dan informasi industri, serta penyiapan bahan
pelaksanaan pengawasan Standar Nasional Indonesia dan Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia di bidang industri kaca dan keramik.
H a l a m a n | 10
Rencana Kinerja Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2017
b) Seksi Pemberdayaan Industri mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan perumusan dan pelaksanaan industri hijau, industri strategis,
peningkatan penggunaan produk dalam negeri, dan penyiapan bahan kerja
sama internasional, penyiapan bahan pengamanan dan penyelamatan
industri, penyiapan bahan pelaksanaan promosi, penanaman modal, dan
pemberian fasilitas industri, penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan
standar industri hijau, serta penyiapan bahan kebijakan teknis
pengembangan industri di bidang industri kaca dan keramik.
4. Subdirektorat industri bahan galian nonlogam lainnya mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan penyebaran industri,
pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana
industri, pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri, perizinan
industri, penanaman modal dan fasilitas industri, serta kebijakan teknis
pengembangan industri di bidang industri bahan galian non logam lainnya,
Subdirektorat ini membawahi 2 (dua) seksi untuk membantu tugas yang
diembannya, yaitu:
a) Seksi sumber daya industri dan sarana prasarana industri mempunyai
tugas melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan
penyebaran industri ke seluruh wilayah pengembangan industri,
penyiapan bahan pembangunan sumber daya manusia industri,
pemanfaatan sumber daya alam, pengembangan dan pemanfaatan
teknologi industri, kreativitas dan inovasi, serta sumber pembiayaan,
penyiapan bahan pelaksanaan standardisasi dan pengolahan serta
pemanfaatan sistem informasi, penyiapan bahan penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria serta bimbingan teknis dan supervisi
perencanaan, perizinan, dan informasi industri, serta penyiapan bahan
pelaksanaan pengawasan Standar Nasional Indonesia dan Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia di bidang industri kaca dan keramik.
b) Seksi Pemberdayaan Industri mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan perumusan dan pelaksanaan industri hijau, industri strategis,
peningkatan penggunaan produk dalam negeri, dan penyiapan bahan kerja
H a l a m a n | 11
Rencana Kinerja Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2017
sama internasional, penyiapan bahan pengamanan dan penyelamatan
industri, penyiapan bahan pelaksanaan promosi, penanaman modal, dan
pemberian fasilitas industri, penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan
standar industri hijau, serta penyiapan bahan kebijakan teknis
pengembangan industri di bidang industri kaca dan keramik.
5. Subbagian tata usaha dan manajemen kinerja; mempunyai tugas melakukan
urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.
Berdasarkan Peraturan Menteri Nomor 107 Tahun 2015 struktur organisasi
Dit. IBGNL adalah sebagai berikut:
Gambar 1.2
Struktur Organisasi Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam
1.4 Ruang Lingkup
Rencana Kinerja Dit. IBGNL Tahun 2018 merupakan bagian dari perencanaan
jangka menengah pengembangan industri bahan galian nonlogam. Ruang lingkupnya
meliputi pencapaian hasil pengembangan industri bahan galian nonlogam tahun 2010
– 2017, penetapan sasaran dan indikator kinerja, serta perumusan program kegiatan
dan anggaran pengembangan industri kimia, tekstil, dan aneka tahun 2018.
Direktur Industri Bahan Galian Non
Logam
Sub Direktorat ProgramPengemba
ngan IBGNL
Seksi Program
Seksi Evaluasi dan Pelaporan
Sub Direktorat Industri Semen dan Barang dari Semen
Seksi Sumber Daya dan Sarana Prasarana Industri
Seksi Pemberdayaan
Industri
Sub Direktorat Industri Kaca dan
Keramik
Seksi Sumber Daya dan Sarana Prasarana Industri
Seksi Pemberdayaan
Industri
Sub Direktorat Industri Bahan Galian Non
Logam Lainnya
Seksi Sumber Daya dan Sarana Prasarana Industri
Seksi Pemberdayaan
Industri
Sub Bagian Tata usaha
H a l a m a n | 12
Rencana Kinerja Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2017
BAB II
PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN INDUSTRI
2.1 Hasil-Hasil Pelaksanaan Kegiatan
Selama paruh periode jangka menengah tahun 2010 – 2019, sampai dengan
tahun 2016 Dit. IBGNL telah mencapai progress sebagai berikut :
a. Pertumbuhan IBGNL
Sejak tahun 2016, sektor industri bahan galian nonlogam berhasil mencatat
pertumbuhan sektor IBGNL melebihi tingkat pertumbuhan industri pengolahan
non batubara dan migas dengan grafik sebagai berikut:
Gambar 2.1
Pertumbuhan Sektor Industri Bahan Galian Nonlogam
Sumber: Data BPS, diolah
Capaian tingkat pertumbuhan industri bahan galian nonlogam yang relatif tinggi
diatas diperoleh dari investasi dan produksi semen yang melimpah, bahkan over
supply. Berdasarkan data Asosiasi Semen Indonesia (ASI), sampai dengan tahun
2016, kapasitas produksi semen nasional adalah sebesar 94,25 Juta Ton, sementara
produksinya hanya berkisar 61,6 Juta Ton. Capaian tersebut diperoleh dari
beroperasinya beberapa pabrik semen baru pada tahun 2016, diantaranya adalah:
- PT. Indocement Tunggal Prakarsa Plant 14 Citeureup
H a l a m a n | 13
Rencana Kinerja Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2017
- PT. Semen Bosowa Maros Plant 2
- PT. Cemindo Gemilang Plant Bayah
- PT. Sinar Tambang Arthalestasri
- PT. Anhui Conch Indonesia Plant Kalimantan 1
- PT. Semen Jawa (SCG)
Penambahan kapasitas produksi dari beroperasinya plant semen diatas adalah
sebesar 12,35 Juta Ton dan akan bertambah 13,75 Ton pada tahun 2017. Oleh
karena itu, produksi semen mengalami perlambatan dikarenakan over supply produk
semen menyebabkan produsen mengurangi volume produksinya. Perkembangan
produksi dari produk industri bahan galian nonlogam secara rinci dapat dilihat
sebagai berikut:
Grafik 2.2
Pertumbuhan Produksi Industri Bahan Galian Nonlogam
Sumber: Data Survey IBS BPS, diolah
Sedangkan berdasarkan data Asosiasi Semen Indonesia, konsumsi dan kapasitas
semen berdasarkan wilayah pada tahun 2016 adalah sebagai berikut:
H a l a m a n | 14
Rencana Kinerja Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2017
Tabel 2.1
Konsumsi dan Kapasitas Terpasang Semen Berdasarkan Wilayah Tahun 2016
Wilayah Konsumsi
(Ton) Kapasitas Terpasang
Utility (%)
Sumatera 13,525,775 16,124,480 88.0
Jawa 33,460,539 72,347,000 51.8
Kalimantan 4,196,281 5,800,000 71.0
Sulawesi 5,441,824 11,800,000 45.1
Bali-Nustra 3,534,351 400 -
Maluku-Papua 1,480,521 1,500,000 101.5
Total Indonesia 61,639292 107,971,480 61.4
Suumber: Data Asosiasi Semen Indonesia (ASI)
b. Investasi
Sektor industri bahan galian nonlogam mencatat kinerja investasi yang cukup
baik dengan grafik sebagai berikut:
Grafik 2.3
Perkembangan Investasi Industri Bahan Galian Nonlogam
Sumber: Data BKPM, diolah
Berdasarkan grafik diatas diketahui bahwa sektor industri bahan galian nonlogam
berkontribusi cukup signifikan terhadap nilai investasi industri pengolahan non
batubara dan migas, yaitu sebesar 9,34 persen. Hal ini tercapai berkat adanya
peraturan mengenai pengolahan dan peningkatan nilai tambah bahan galian/mineral,
H a l a m a n | 15
Rencana Kinerja Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2017
yaitu Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan
Batubara. Peraturan tersebut membatasi ekspor bahan tambang mineral mentah dan
mengamanatkan agar bahan tambang mineral diolah/dimurnikan terlebuh dulu
sebelum diekspor. Dampak dari penerapan peraturan tersebut adalah meningkatnya
investasi untuk pengolahan bahan tambang mineral, termasuk bahan galian nonlogam.
Disamping itu, nilai investasi meningkat juga disebabkan oleh investasi semen dan
barang semen yang meningkat karena pembangunan infrastruktur yang gencar.
Mengingat industri bahan galian nonlogam merupakan industri yang berkarakteristik
padat modal dan padat teknologi, maka hal tersebut meningkatkan nilai investasi yang
besar.
c. Meningkatnya populasi perusahaan industri bahan galian nonlogam
Mengingat tingkat pertumbuhan dan capaian nilai investasi industri bahan galian
nonlogam sangat memuaskan, maka jumlah populasi perusahaan industri bahan
galian nonlogam juga meningkat sebagaimana grafik berikut:
Grafik 2.4
Perkembangan Populasi Perusahaan IBGNL
Sumber: Data BKPM, diolah
Berdasarkan grafik diatas diketahui bahwa pada tahun 2015, jumlah penambahan
populasi perusahaan industri bahan galian nonlogam bertambah sebanyak 71
perusahaan (12,01 persen dari populasi industri kimia tekstil dan aneka) dan pada
tahun 2016 bertambah sebanyak 66 perusahaan (9,75 persen dari populasi industri
H a l a m a n | 16
Rencana Kinerja Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2017
kimia tekstil dan aneka). Populasi baru yang dimaksud adalah perusahaan investasi
baru dan ekspansi. Jika dibandingkan dengan nilai investasi sektor industri bahan
galian nonlogam pada tahun 2015 sebesar Rp. 38 Triliun (40,69 persen dari nilai
investasi industri kimia tekstil dan aneka) dan pada tahun 2016 sebesar (29,46 persen
dari nilai investasi industri kimia tekstil dan aneka), terlihat bahwa penumbuhan
populasi baru di sektor industri bahan galian nonlogam membutuhkan modal yang
sangat besar. Disamping itu, upaya penumbuhan populasi baru di sektor industri
bahan galian nonlogam juga membutuhkan upaya serius meliputi jaminan pasokan
bahan baku, energi (gas dan batubara), dan infrastruktur logistik. Oleh karena itu,
sejauh ini Dit. IBGNL telah berupaya menyelenggarakan kegiatan fasilitasi mengenai
jaminan pasokan bahan baku dan energi melalui koordinasi dengan instansi terkait
(Kementerian ESDM Ditjen Migas dan Ditjen Minerba, serta Pemerintah Daerah).
Aspek lainnya terkait investasi baru dan ekspansi di sektor industri bahan galian
nonlogam adalah akses pasar, yaitu adanya pembangunan infrastruktur dan properti
yang dapat mengutamakan produk bahan galian nonlogam lokal. Meski demikian,
industri bahan galian nonlogam juga masih membutuhkan dukungan akses
infrastruktur logistik yang memadai agar distribusi bahan baku, energi, dan produk
jadi dapat berjalan lancar.
d. Meningkatnya produktivitas tenaga kerja
Produktivitas tenaga kerja mencerminkan nilai tambah produksi per tenaga
kerja. Mengingat sektor industri bahan galian nonlogam bukan merupakan
sektor padat karya namun menghasilkan produk bernilai tambah tinggi, maka
produktivitas sektor industri bahan galian nonlogam berukuran sedang dan
besar bernilai tinggi sebagaimana grafik berikut:
H a l a m a n | 17
Rencana Kinerja Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2017
Grafik 2.5
Produktivitas Tenaga Kerja Sektor IBGNL
Sumber: Data BPS, diolah
Capaian diatas diupayakan Dit. IBGNL melalui kegiatan peningkatan kompetensi
tenaga kerja dalam bentuk bimbingan teknis dan penyusunan Rancangan
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI). Sejauh ini SKKNI dan
RSKKNI yang telah disusun oleh Dit. IBGNL adalah:
- Operator CCR Kiln
- Operator CCR Raw Mill
- Operator CCR Cement Mill
- Supervisi produksi area Raw Mill
- Supervisi produksi area Kiln
- Supervisi produksi area Cement Mill
- Operator Coal Mill
- Manager dan Auditor Energi di industri semen
- Manager Pengelola dan Pengendali Limbah
- Manager Pengelola Kualitas Air di industri semen
- Manajer Pengelola dan Pengendali Pencemaran Udara di industri semen
- Teknisi Pemeliharaan Mesin
- Inspektor Pemelihara Mesin Produksi
H a l a m a n | 18
Rencana Kinerja Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2017
- Inspektor Pemeliharaan Listrik
- Teknisi Pemeliharaan Listrik
- Teknisi Pemeliharaan Instrumen
- Laboratorium Analisis
- 66 jenis pekerjaan pada sektor industri keramik tableware dan sanitary
(Permenaker Nomor 190/2016)
Dengan adanya SKKNI diatas, maka kurikulim pelatihan peningkatan kompetensi
pada sektor industri bahan galian nonlogam dapat dilakukan secara terstruktur
dan terarah. Disamping itu, tenaga kerja yang mengikuti pelatihan memperoleh
sertifikat kompetensi berdasarkan SKKNI yang bermanfaat untuk meningkatkan
jenjang karir.
e. Meningkatnya pangsa pasar ekspor industri bahan galian nonlogam
Meski produk industri bahan galian nonlogam bukan merupakan komoditas
andalan ekspor, namun produk bahan galian nonlogam tetap mengalami
peningkatan pangsa pasar ekspor, yaitu produk keramik, kaca, dan produk gelas.
Perkembangan pangsa ekspor produk bahan galian nonlogam adalah sebagai
berikut:
Grafik 2.6
Perkembangan Pangsa Ekspor Produk Bahan Galian Nonlogam
Sumber: Data BPS, diolah
H a l a m a n | 19
Rencana Kinerja Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2017
Berdasarkan data diatas diketahui bahwa peningkatan pangsa ekspor produk
bahan galian nonlogam tidak begitu signifikan. Data rinci peningkatan ekspor
produk bahan galian nonlogam adalah sebagaimana tabel berikut:
Tabel 2.2
Perkembangan Ekspor Industri Bahan Galian Nonlogam
Industri 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Pertb.
(%)
BARANG GALIAN NON LOGAM 1.028,1 896,4 901,5 902,0 897,6 850,6 -2,66
1. Keramik 372,2 343,1 340,5 364,1 340,2 334,0 -1,42
2. Semen Dan Produk Semen 119,6 52,3 104,5 83,7 103,4 115,4 4,81
3. Kaca Dan Produk Gelas 405,4 376,9 334,8 332,9 316,9 286,4 -6,26
4. Produk Galian Nonlogam Lainnya 130,9 124,1 121,7 121,3 137,1 114,9 -1,02
Sumber: Data BPS, diolah
Jika dirinci lebih lanjut, tiga besar produk bahan galian nonlogam yang diekspor
adalah keramik tableware, peralatan kaca untuk keperluan laboratorium/medis,
dan kaca tinted/buram. Dit. IBGNL mengupayakan peningkatan pangsa ekspor
melalui kegiatan pembinaan standar mutu.
f. Menurunnya rasio impor bahan baku
Produk bahan galian logam mayoritas menggunakan bahan baku lokal. Hal ini
tercermin pada rasio impor bahan baku dibandingkan dengan PDB produk
bahan galian nonlogam sebagaimana berikut:
H a l a m a n | 20
Rencana Kinerja Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2017
Grafik 2.7
Rasio Bahan Baku Impor Produk Bahan Galian Nonlogam
Sumber: Data BPS, diolah
Hampir semua sumber bahan baku industri bahan galian nonlogam tersedia di
pasar dalam negeri. Namun, sebagian dari bahan baku tersebut belum
dimurnikan untuk bahan baku industrial grade sehingga harus mengimpor.
Diantara bahan baku yang masih harus diimpor adalah soda ash, cullet kaca,
potassium feldspar, limestone, dan sericite. Bahan baku tersebut diimpor dalam
jumlah sedikit. Oleh karena itu, rasio bahan baku impor produk bahan galian
nonlogam sangat kecil tidak mencapai satu persen, yaitu 0,70 persen pada tahun
2015 dan 0,85 persen pada tahun 2016.
Untuk menekan impor bahan baku produk bahan galian nonlogam, Dit. IBGNL
telah menyelenggarakan kegiatan studi kelayakan mengenai potensi bahan baku
lokal, serta penyusunan roadmap industri bahan galian nonlogam. Kegiatan
tersebut diharapkan mampu mendorong pemurnian bahan tambang mineral
nonlogam sebagai bahan baku produk bahan galian nonlogam.
g. Standarisasi produk bahan galian nonlogam untuk menekan impor
Upaya pemberlakuan standar produk IBGNL ini dilakukan melalui penguatan
standar produk yang akan dikonsumsi didalam negeri melalui pemberlakuan SNI
yang diwajibkan dan penguatan SNI. Upaya peningkatan standar perlu dilakukan
H a l a m a n | 21
Rencana Kinerja Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2017
untuk melindungi konsumen dan serta barang hasil produksi dalam negeri dari
serbuan barang impor yang tidak berkualitas. Berikut adalah perkembangan
kinerja impor produk bahan galian nonlogam:
Tabel 2.4
Perkembangan impor produk bahan galian nonlogam
Industri 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Pertb.
(%)
BARANG GALIAN NON LOGAM 985,4 1.526,8 1.458,8 1.520,6 1.241,0 1.207,4 1,25
1. Keramik 188,0 304,1 223,5 266,0 249,9 306,8 5,98
2. Semen Dan Produk Semen 115,6 258,8 299,8 311,7 299,2 84,8 -3,03
3. Kaca Dan Produk Gelas 292,7 342,9 335,9 324,8 280,8 334,4 0,09
4. Produk Galian Nonlogam Lainnya 389,1 621,0 599,5 618,0 483,1 561,2 3,22
Sumber: Data BPS, diolah
Berdasarkan data diatas diketahui bahwa impor produk bahan galian nonlogam
berhasil ditekan pada tahun 2015-2016. Hal ini menunjukkan upaya standarisasi
cukup efektif untuk menekan laju impor, khususnya pemberlakuan SNI Wajib.
SNI Wajib produk industri bahan galian nonlogam diantaranya adalah:
1. Kubus kaca dan barang kecil lainnya, dengan alas maupun tidak, untuk
mosaik atau keperluan dekorasi semacam itu, tidak termasuk barang kaca
kecil lainnya dengan ukuran P, L, dan diameter kurang dari 70 mm
2. Kaca pengaman diperkeras untuk kendaraan bermotor
3. Keramik berglasir untuk perlengkapan makan dan minum
4. Keramik ubin
5. Semen
6. Kaca diperkeras untuk bangunan dan panel
7. Botol dan stoples dari kaca/gelas
8. Cermin kaca
9. Lain – lain, tidak termasuk kaca lapis timbal dan sejenisnya; kaca multi
seluler atau kaca busa dalam bentuk blok, panel, plat, selongsong atau
bentuk semacam itu.
H a l a m a n | 22
Rencana Kinerja Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2017
Untuk menyertai kebijakan pemberlakuan SNI Wajib, Dit. IBGNL juga
menyelenggarakan pengawasan SNI Wajib ke perusahaan binaan.
2.2 Arah Kebijakan
Dalam rangka mendukung arah kebijakan dan strategi Kementerian Perindustrian
yang mengacu pada arah kebijakan RPJMN 2015 -2019, sebagai unit kerja Eselon II
di lingkungan Kementerian Perindustrian maka Direktorat Industri Bahan Galian
Nonlogam berkewajiban menyukseskan pencapaian Sasaran Strategis dan
Indikator Kinerja (IK) Kementerian Perindustrian. Arah kebijakan dan strategi
Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam adalah sebagai berikut:
a. Industri Prioritas
Industri prioritas yang menjadi Rencana Aksi Direktorat Industri Bahan Galian
Nonlogam meliputi:
1. Industri Semen dan Produk Semen
2. Industri Keramik dan Kaca
3. Industri Bahan Galian Nonlogam Lainnya
Pembangunan industri prioritas periode tahun 2015-2019 dilaksanakan dengan
mengacu pada rencana aksi yang telah diamanatkan oleh Rencana Induk
Pembangunan Industri Nasional. Rencana aksi pembangunan untuk masing-
masing industri prioritas adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan penerapan dan pengawasan SNI wajib, serta penguatan
infrastruktur standardisasi.
2. Penerapan industri hijau
3. Peningkatan penggunaan produksi dalam negeri
4. Fasilitasi penyediaan lahan dan konsesi penambangan untuk investasi
baru, khususnya di luar Pulau Jawa.
5. Menjamin pasokan batubara dan mendorong produsen semen untuk
melakukan efisiensi dan diversifikasi energy
6. Menyiapkan SDM lokal yang kompeten
7. Menyusun SKKNI bidang industri semen
H a l a m a n | 23
Rencana Kinerja Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2017
Selain melaksanakan rencana aksi pembangunan industri prioritas berdasarkan
subsektor industri dibawah binaannya, Dit. IBGNL juga bertanggung jawab untuk
mendukung melancarkan Program Prioritas Nasional dengan melakukan
koordinasi dan konsolidasi terhadap subsektor industri binaan untuk dapat
memenuhi kebutuhan akan bahan baku/bahan penolong dalam pelaksanaan
Program Prioritas Nasional serta kegiatan penunjang lainnya yang diperlukan.
Bahan baku/bahan penolong serta bentuk kegiatan penunjang yang dibutuhkan
antara lain sebagai berikut:
Tabel 2.5
Dimensi Pembangunan Nasional terkait Industri Bahan Galian Nonlogam
No. Dimensi Pembangunan Kebutuhan
Kedaulatan Pangan
1. Perluasan pertanian lahan
kering satu juta hektar di luar
Pulau Jawa
a. Bahan kimia khusus (Bahan – Bahan kimia)
yang digunakan dalam proses pasca panen,
seperti asam formiat di lahan karet, zeolite,
dolomite, dll.
b. Barang pendukung sarana dan prasarana
pertanian, seperti polycarbonate, dll
2. Rehabilitasi tiga juta hektar
jaringan irigasi
a. Pemenuhan kebutuhan semen
3. Pembangunan pasar: 100 Tipe
A; 120 Tipe B oleh
Kementerian Perdagangan,
serta revitalisasi 60 pasar tani
oleh Kementerian Pertanian
a. Pemenuhan kebutuhan semen
b. Pemenuhan kebutuhan bahan bangunan
(keramik, sanitary, baja ringan, dll)
4. Pembangunan gudang dengan
fasilitas pengolahan pasca
panen di tiap sentra produksi
a. Pemenuhan kebutuhan semen
b. Pemenuhan kebutuhan barang pendukung
konstruksi (barang keramik, sanitary
product, dll)
5. Seribu desa pertanian organik a. Untuk pembangunan rumah kompos,
dibutuhkan semen dan besi beton
6. Pembangunan 49 waduk baru a. Pemenuhan kebutuhan semen
Kedaulatan Energi
1. Tata kelola industri migas dan
energi
a. Penyelesaian regulasi tata kelola sumber daya
alam untuk bahan baku, bahan penolong dan
energi industry
b. Studi pemodelan tarif listrik untuk bahan
baku, bahan penolong dan energi Industri
H a l a m a n | 24
Rencana Kinerja Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2017
2. Percepatan pembangunan
pembangkit listrik
a. Melakukan koordinasi dengan Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral dalam
rangka menetapkan kebijakan harga gas
Kawasan Industri
1. Ketersedian SDA a. Pengembangan pengolahan (pre-treatment)
sumber daya alam menjadi bahan baku, bahan
penolong, dan energi dari bahan dasar yang
terkandung di suatu wilayah potensial
2. Konektivitas a. Jalan, pelabuhan laut dan bandara, dan
jaringan komunikasi
Kemaritiman dan Kelautan
1. Pembangunan 100 sentra
perikanan
a. Penyediaan pemenuhan kebutuhan produk
semen untuk mendukung pembangunan fisik
100 sentra perikanan
b. Penyediaan pemenuhan kebutuhan barang
konstruksi non-logam untuk mendukung
pembangunan fisik 100 sentra perikanan
2. Pembangunan 24 pelabuhan
perikanan strategis
a. Penyediaan pemenuhan kebutuhan produk
semen untuk mendukung pembangunan fisik
24 pelabuhan perikanan strategis
b. Penyediaan pemenuhan kebutuhan barang
konstruksi non-logam untuk mendukung
pembangunan fisik 24 pelabuhan perikanan
strategis
Revolusi Mental untuk Kemandirian Ekonomi
1. Peningkatan kemandirian
ekonomi dan daya saing
bangsa.
a. Program pengembangan dan pemerataan
pelatihan industri di seluruh Indonesia dalam
rangka mendukung budaya produksi
(pendidikan vokasi/dominan praktek) di
masyarakat
b. Program pengembangan dan pemerataan
pemagangan di industri manufaktur
b. Pembangunan Sumber Daya Industri
Sesuai dengan arah kebijakan Kementerian Perindustrian maka Direktorat
Industri Bahan Galian Nonlogam melakukan pembangunan industri yang
meliputi:
1. Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) Industri Bahan Galian
Nonlogam
H a l a m a n | 25
Rencana Kinerja Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2017
Pembangunan infrastruktur tenaga kerja industri bahan galian nonlogam
berbasis kompetensi dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas dan
mewujudkan kesesuaian antara sistem pengupahan dengan produktivitas
kerja guna memberikan perlindungan dan kesejahteraan bagi tenaga kerja
industry bahan galian nonlogam
Program pembangunan infrastruktur tenaga kerja industri industri bahan
galian nonlogam berbasis kompetensi meliputi :
- Penyusunan dan penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
(SKKNI)
- Pembangunan sistem sertifikasi kompetensi
2. Pemanfaatan Sumber Daya Alam
Pemanfaatan, penyediaan, dan penyaluran sumber daya alam untuk
perusahaan industri bahan galian nonlogam dan perusahaan kawasan
industri bahan galian nonlogam diselenggarakan melalui prinsip tata kelola
yang baik dengan tujuan untuk menjamin penyediaan dan penyaluran
sumber daya alam yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku,
bahan penolong, energi dan air baku agar dapat diolah dan dimanfaatkan
secara efisien, ramah lingkungan, dan berkelanjutan guna menghasilkan
produk yang berdaya saing serta mewujudkan pendalaman dan penguatan
struktur industri bahan galian nonlogam.
Dalam rangka menjamin ketersediaan sumber daya alam bagi
pengembangan industri hulu terutama industri bahan galian nonlogam
lainnya, maka pemerintah akan melakukan beberapa hal sebagai berikut
sebagai berikut :
- Pengelolaan sumber daya alam secara efisien, ramah lingkungan dan
berkelanjutan melalui penerapan tata kelola yang baik
- Implementasi pemanfaatan sumber daya yang ramah lingkungan dan
berkelanjutan dengan prinsip pengurangan limbah (reduce), penggunaan
kembali (reuse), pengolahan kembali (recycle); dan pemulihan (recovery).
- Audit tata kelola pemanfaatan sumber daya alam.
H a l a m a n | 26
Rencana Kinerja Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2017
- Pelarangan atau pembatasan ekspor sumber daya alam yang ditujukan
untuk memenuhi rencana pemanfaatan dan kebutuhan perusahaan
industri dan perusahaan kawasan industri, antara lain meliputi : (1)
Penetapan bea keluar, (2) Penetapan kuota ekspor, (3) Penetapan
kewajiban pasokan dalam negeri, dan (4) Penetapan batasan minimal
kandungan sumber daya alam.
- Jaminan penyediaan dan penyaluran sumber daya alam diutamakan untuk
yang mendukung pemenuhan kebutuhan bahan baku, bahan
penolong dan energi, serta air baku industri dalam
- Pengembangan dan Pemanfaatan Teknologi Industri yang bertujuan untuk
meningkatkan efisiensi, produktivitas, nilai tambah, daya saing, dan
kemandirian industri nasional. Penguasaan teknologi dilakukan secara
bertahap sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kebutuhan
industri dalam negeri agar dapat bersaing di pasar dalam negeri dan
global.
c. Pembangunan Sarana dan Prasarana Industri
Dalam rangka mewujudkan pembangunan industri nasional yang berdaya saing
perlu didukung melalui penyediaan sarana dan prasarana industri yang
memadai meliputi:
1. Standarisasi Industri Bahan Galian Nonlogam
Standarisasi industri bertujuan untuk meningkatkan daya saing industri
dalam rangka penguasaan pasar dalam negeri maupun ekspor. Standarisasi
industri juga dapat dimanfaatkan untuk melindungi keamanan, kesehatan,
dan keselamatan manusia, hewan, dan tumbuhan, pelestarian fungsi
lingkungan hidup, pengembangan produk industri hijau serta
mewujudkan persaingan usaha yang sehat.
Pengembangan standarisasi industri meliputi perencanaan, pembinaan,
pengembangan, dan pengawasan untuk Standar Nasional Indonesia (SNI),
Spesifikasi Teknis (ST), dan Pedoman Tata Cara (PTC).
Pengembangan standarisasi industri bahan galian nonlogam yang akan
H a l a m a n | 27
Rencana Kinerja Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2017
dilakukan meliputi:
- Pengembangan standarisasi industri bahan galian nonlogam dalam
rangka peningkatan kemampuan daya saing industri melalui perumusan,
penerapan, pengembangan, dan pemberlakuan standar
- Pengembangan infrastruktur untuk menjamin kesesuaian mutu
produk industri bahan galian nonlogam dengan kebutuhan dan
permintaan pasar melalui pengembangan pengawasan standar
2. Sistem Informasi Industri Bahan Galian Nonlogam
Pembangunan sistem informasi melalui pendataan industri dalam rangka
monitoring perkembangan industri bahan galian nonlogam dengan tujuan
sebagai berikut:
- Tersedianya data industri bahan galian nonlogam yang menggambarkan
kondisi industri saat ini yang mencakup data umum perusahaan
(termasuk data manajemen perusahaan dan sumber daya manusia), data
pabrik dan utilitas yang dipergunakan, data kapasitas dan realisasi
produksi, data pemasaran, data pemakaian bahan baku dan bahan
penolong, data penggunaan energi, bahan bakar dan air, data penerapan
teknologi, data pengelolaan limbah, serta data penyerapan tenaga kerja
langsung pada proses produksi.
- Tersedianya informasi kondisi dan permasalahan terkait dengan
infrastruktur dan iklim usaha industry bahan galian nonlogam
- Tersedianya informasi deskriptif agregat industri bahan galian nonlogam
berdasarkan dimensi waktu, lokasi industri, bidang usaha, skala usaha,
negara tujuan pasar, negara asal bahan baku dan penolong dengan
informasi tentang penyerapan tenaga kerja, realisasi produksi, pemasaran
produk, serta pemakaian sumber daya seperti bahan baku, bahan
penolong, energi, bahan bakar dan air sebagai bahan analisa
perkembangan industri bahan galian nonlogam
- Tersedianya informasi tingkat kemampuan industri bahan galian
nonlogam pada tingkat perusahaan industri dan agregat yang meliputi
H a l a m a n | 28
Rencana Kinerja Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2017
aspek produksi, manajemen perusahaan, pengelolaan lingkungan,
teknologi, dan pemasaran.
- Tersedianya sistem informasi pengolahan data sebagai sarana pembaruan
dan validasi data industri bahan galian nonlogam
- Tersedianya sistem representasi informasi industri sebagai sarana
penyajian informasi perkembangan industri bahan galian nonlogam
- Tersedianya infrastruktur sistem meliputi perangkat keras, perangkat
lunak serta perangkat komunikasi data.
H a l a m a n | 29
Rencana Kinerja Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2017
BAB III
RENCANA KINERJA
3.1 Sasaran
Perumusan sasaran kinerja Dit. IBGNL adalah berdasarkan penetapan visi, misi,
dan tujuan sebagaimana tercantum dalam Rencana Strategis. Berdasarkan
Rencana Strategis Dit. IBGNL Tahun 2016-2019 versi Perubahan Tahun 2017-2019,
visi Dit. IBGNL adalah “Mewujudkan Indonesia menjadi negara yang berdaya
saing dengan struktur industri bahan galian nonlogam yang kuat berbasiskan
sumber daya alam”. Sedangkan misinya adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan populasi industri bahan galian nonlogam untuk memperkuat dan
memperdalam struktur industri nasional;
2. Peningkatan daya saing dan produktivitas industri bahan galian nonlogam
untuk mewujudkan industri nasional yang mandiri, berdaya saing, maju, dan
berwawasan lingkungan.
Untuk mewujudkan visi dan melaksanakan misi diatas, Dit. IBGNL telah
menetapkan tujuan tahun 2017-2019 yaitu “Meningkatnya peran industri bahan
galian nonlogam dalam perekonomian nasional.” Selanjutnya Dit. IBGNL
merumuskan Sasaran Strategis sebagai berikut:
1. Meningkatnya populasi industri bahan galian nonlogam
Indikator sasaran ini adalah peningkatan jumlah unit industri bahan galian
nonlogam serta penyerapan tenaga kerja industri besar sedang (IBS) pada
sektor industri bahan galian nonlogam khususnya.
2. Meningkatnya daya saing dan produktivitas industri bahan galian nonlogam
Sasaran ini dimaksudkan untuk meningkatkan penjualan produk dalam negeri
dibandingkan dengan seluruh pangsa pasar baik dalam negeri maupun luar
negeri. Sasaran ini dicapai melalui pengembangan inovasi dan penguasaan
teknologi industri untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, nilai tambah,
daya saing dan kemandirian industri nasional.
Keseluruhan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis tersebut diatas dirangkum
dalam Peta Strategis Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam sebagai berikut.
H a l a m a n | 1
Rencana Kinerja Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2017
Gambar 3.1
Peta Strategis Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam
PERSPEKTIF
PEMANGKU
KEPENTINGAN
PERSPEKTIF
PROSES
INTERNAL
PERSPEKTIF
PEMBELAJARA
N ORGANISASI
Tujuan:
Meningkatnya peran industri bahan
galian nonlogam dalam perekonomian
nasional
Terwujudnya peningkatan daya saing
dan produktivitas bahan galian
nonlogam
2
Meningkatnya populasi industri
bahan galian nonlogam
1
PERUMUSAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN
SDM ANGGARAN
Tersedianya kebijakan
pembangunan industri yang efektif
Terselenggaranya urusan
pemerintahan di bidang
perindustrian yang berdaya saing
dan berkelanjutan
Terwujudnya ASN yang
profesional dan
berkepribadian
Terkelolanya anggaran
pembangunan secara efisien
dan akuntabel
3 4
5 6
H a l a m a n | 1
Rencana Kinerja Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2017
3.2 Indikator Kinerja
Agar memudahkan pengukuran target dan capaian kinerja, Dit. IBGNL menyusun
Indikator Kinerja Tujuan (IKT) dan dan Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS).
Sebagian dari indikator kinerja tersebut juga ditetapkan menjadi Indikator Kinerja
Utama Dit. IBGNL. Berikut adalah indikator kinerja Dit. IBGNL sebagaimana
dirumuskan dalam Rencana Strategis Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam
Tahun 2016-2019 versi Perubahan Tahun 2017-2019:
a. Indikator Kinerja Tujuan (IKT)
Dit. IBGNL telah menetapkan indikator kinerja tujuan tahun 2018 beserta targetnya
sebagai berikut:
Tabel 3.1
Tujuan dan Indikator Kinerja Tujuan Direktorat IBGNL Tahun 2018
Tujuan Penjelasan Tujuan Indikator
Kinerja Tujuan (IKT)
Penjelasan IKT Satuan 2018
Meningkatnya peran industri bahan galian nonlogam dalam perekonomian nasional
Peran industri bahan galian nonlogam dalam perekonomian diindikasikan dengan perkembangan laju pertumbuhan PDB industri bahan galian nonlogam dan Kontribusi PDB industri bahan galian nonlogam terhadap PDB nasional
Laju pertumbuhan PDB industri bahan galian nonlogam
Laju pertumbuhan PDB Industri bahan galian nonlogam dihitung atas dasar harga konstan tahun 2010 yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Persen 5,85 – 6,26
Kontribusi PDB industri bahan galian nonlogam terhadap PDB nasional
Kontribusi PDB industri kimia, tekstil dan aneka dihitung dengan membandingkan nilai PDB industri bahan galian nonlogam dengan nilai PDB Nasional
Persen 0,76 - 0,78
Jumlah penyerapan tenaga kerja di sektor industri bahan galian nonlogam
Jumlah tenaga kerja yang terserap di sektor industri bahan galian nonlogam
Juta
Orang
1,20 – 1,21
Dit. IBGNL telah menetapkan indikator kinerja sasaran strategis tahun 2017 beserta
targetnya sebagai berikut:
H a l a m a n | 2
Rencana Kinerja Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2017
Tabel 2.3
Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Direktorat IBGNL Tahun 2018
Sasaran Strategis/Indikator Kinerja Satuan 2018
Meningkatnya populasi industri bahan galian
nonlogam
- Jumlah unit industri bahan galian nonlogam Unit 82
- Nilai investasi PMDN dan PMA sektor industri
bahan galian nonlogam
Rp. Triliun 47,5 – 50,5
Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor
industri bahan galian nonlogam
- Kontribusi ekspor industri bahan galian nonlogam
terhadap ekspor nasional
Persen 0,589-0,590
- Produk industri bahan galian nonlogam yang
tersertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri
(TKDN)
Sertifikat 75
- Produktivitas dan kemampuan SDM industri bahan
galian nonlogam
Rp Juta per
Orang per
Tahun
632
Indikator kinerja sasaran strategis (IKSS) dalam perspektif pemangku kepentingan
merupakan Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Industri Bahan Galian
Nonlogam.Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS)
3.3 Kegiatan
Untuk mencapai Tujuan dan Sasaran Strategis beserta indikator kinerjanya, Dit.
IBGNL telah menyusun kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Bahan
Galian Nonlogam. Kegiatan tersebut terdiri dari 12 (dua belas) output. Setiap
output telah diarahkan untuk mendukung capaian indikator kinerja. Matriks
kegiatan secara rinci dilampirkan pada dokumen ini.
H a l a m a n | 1
Rencana Kinerja Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2017
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Secara umum Rencana Kinerja Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam Tahun
2018 telah disusun dengan mengacu pada dokumen Rencana Strategis Direktorat
Industri Bahan Galian Nonlogam Tahun 2016-2019 versi Perubahan tahun 2017-
2019. Rencana Kinerja ini akan menjadi panduan perencanaan kegiatan dan
anggaran untuk pencapaian target kinerja pada tahun 2018.
4.2 Tindak Lanjut
Dengan tersusunnya dokumen Rencana Kinerja Direktorat Industri Bahan Galian
Nonlogam Tahun 2018, maka perlu ditindaklanjuti dengan langkah-langkah
berikut:
a. Menyusun program/kegiatan dan anggaran (Rencana Kegiatan dan
Anggaran/RKA) Dit. IBGNL tahun 2018 hingga disahkan menjadi Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
b. Menyusun Perjanjian Kinerja Tahun 2018 dari Direktur Industri Bahan Galian
Nonlogam kepada Direktur Jenderal Industri Kimia Tekstil dan Aneka
c. Melakukan monitoring dan evaluasi atas progress pencapaian target kinerja, baik
pencapaian jangka menengah (5 tahunan) maupun jangka pendek (tahunan) dan
menyusun dokumen pelaporannya.
H a l a m a n | 1
Rencana Kinerja Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2017