rekayasa terlaknat (4) · a. delik zina diatur dalam pasal 284-296 kuhp yang dapat dikatego-rikan...

2
24 MPA 284 / Mei 2010 24 MPA 283 / April 2010 Dan hadis berikut (Terjemah- nya): “Dari Ibnu ‘Abbas bahwa Hilal bin Umayyah menuduh istrinya ber- zina di zaman Nabi Saw. Hilal menu- duh istrinya berzina dengan Syuraik bin Samha`. Maka Nabi Saw bersab- da: “Pilih membawa bukti atau dihu- kum jilid punggungmu? Hilal menjawab: “Bagaimanakah jika salah seorang dari kami melihat istri berzina dengan seorang laki-laki, apakah dia harus pergi mencari saksi sebagai bukti ya Rasullullah? Beliau bersabda: “ pilih membawa bukti atau dihukum jilid punggung kamu? Hilal berkata: “”Demi Allah yang mengutus tuan dengan benar, sung- guh aku yang benar dan Allah pasti menurunkan wahyu yang menyela- matkan punggungku dari hukuman”. Maka Jibril turun menyampaikan wahyu (Al-Quran S.24 An-Nur 6 Dan orang-orang yang menuduh istrinya (berzina), padahal mereka tidak ada mempunyai saksi-saksi selain diri me- reka sendiri, maka persaksian orang itu ialah empat kali bersumpah de- ngan nama Allah, sesungguhnya dia adalah termasuk orang-orang yang benar) Lalu Nabi Saw pergi memerin- tahkan mencari istri Hilal. Kemudian hilal datang dan bersaksi. Tetapi Nabi Saw bersabda: “Allah mengetahui bahwa salah seorang kalian itu bo- hong, maukah kalian bertobat” Lalu si perempuan itu berdiri dan bersum- pah. Ketika sampai sumpahnya yang ke-5 para sahabat menghentikannya dan mereka berkata: “Sudah cukup kuat”. Ibnu ‘Abbas berkata: “Perem- puan itu memperlambat dan mundur, sampai aku menduga dia akan kem- bali” Lalu perempuan itu berkata: “A- ku tidak mau membuka kejelekan kaumku” sepenuh hari” Nabi Saw bersabda: “Perhatikanlah perempuan itu bila dia datang dengan celak mata yang hitam betisnya agak besar arti- nya untuk Syuraik bin Samha`. Maka waktu perempuan itu datang persis seperti yang di- gambarkan tadi maka Nabi Saw ber- sdabda: “Jika seandainya belum terjadi firman Allah berarti untuk aku sedangkan perempuan tadi mem- punyai masalah” (HR Bukhari no.4378). @ Hukum zina dalam KUHP Adapun hukuman pelaku zina atau menuduh zina dalam Negara yang nonmuslim, khususnya di Ne- gara Republik Indonesia dapat dicatat sebagai berikut: Peringkat kedudukan hukum di Indonesia dari atas ke bawah ialah: i. Pancasila ii. Ketetapan MPR. iii.Undang-undang Dasar iv. Undang-undang v. Peraturan Pemerintah vi. Peraturan Menteri, ke bawah sampai ke kelurahan. Dalam hal hukuman pelaku zina diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) pasal 284 de- ngan keterangan: A. Delik zina diatur dalam Pasal 284- 296 KUHP yang dapat dikatego- rikan sebagai salah satu kejahatan terhadap kesusilaan. Delik-delik kesusilaan dalam KUHP terdapat dalam dua bab, yaitu Bab XIV Bu- ku II yang merupakan kejahatan dan Bab VI Buku III yang termasuk jenis pelanggaran. Pasal 284-296 mengatur tentang zina dan sebagainya yang berkaitan dengan perbuatan cabul atau hubu- ngan seksual. Zina pada hakekatnya adalah melakukan hubungan badan di luar nikah; Sayangnya dalam pasal 284 KUHP yang berlaku sekarang me- ngalami penyempitan makna menjadi zina hanya dilakukan oleh orang yang salah satunya terikat perkawinan de- ngan orang lain, berarti jika orang yang melakukan zina yang keduanya belum memiliki tali perkawinan maka perbuatan tersebut tidak dipidana. Pasal 284 KUHP ini adalah DE- LIK ADUAN artinya tidak mungkin perbuatan zina itu diproses peradilan jika tidak ada yang mengadukan oleh pihak yang dirugikan(suami atau istri) yang dikhianati pasangannya. Dalam RUU-KUHP pasal 420 dinyatakan: “Laki-laki dan perempu- an yang masing-masing tidak terikat perkawinan yang sah melakukan per- setubuhan, dan karenanya meng- ganggu perasaan kesusilaan masya- rakat setempat, dipidana dengan pen- jara paling lama satu tahun atau den- da Rp. 750 ribu. Kumpul kebo pun diancam hu- kuman pidana. Ini diatur dalam pasal 422 RUU: “Seorang yang melakukan hidup bersama sebagai suami istri di luar perkawinan yang sah karenanya mengganggu perasaan kesusilaan masyarakat setempat dipidana pen- jara dua tahun. Semua itu tidak diproses-penun- tutan Pengadilan kecuali atas penga- duan keluarga salah seorang sampai derajat ketiga, kepala adat atau oleh kepala desa atau lurah setempat. B. Tentang perbuatan menuduh zina tidak ada ketentuannya dalam KUHP, tetapi yang ada ialah Delik Aduan Pencemaran Nama Baik atau penghinaan dan menfitnah yang menjadi DELIK ADUAN, jika tidak ada pengaduan, maka tidak dapat diurus. Dari sudut pandang KUHP yang baru, maka Pasal 511 sampai dengan Pasal 515 mengatur masalah penghi- naan maupun fitnah khususnya yang disiarkan dalam pemberitaan Pers. Pasal 511 Ayat (1) RUU KUHP me- ngatur kriteria tindak pidana penghi- naan. Unsur-unsurnya ialah:1) setiap orang; 2) dengan lisan; 3) menghina menyerang; 4) kehormatan atau nama baik orang lain; 5) menuduhkan suatu hal; 6) dengan maksud supaya hal tersebut diketahui umum. Pasal 511 Ayat (1) RUU KUHP menetapkan ancaman hukuman pida- na penghinaan penjara maksimal 1 ta- hun atau denda paling banyak Rp. 30 juta. ~ Untuk tindak pidana tersebut yang dilakukan secara tertulis diatur dalam Pasal 511 Ayat (2) RUU KUHP yang menetapkan anca- man hukuman penjara paling lama 2 tahun atau denda paling banyak Rp. 30.000.000,-. ~ Untuk tindak pidana fitnah, diatur dalam Pasal 512 RUU KUHP. Tindak pidana fitnah itu sendiri me- rupakan pengembangan dari tindak pidana penghinaan baik yang diatur dalam Pasal 511 Ayat (1) maupun Ayat (2) RUU KUHP. Tindak pidana fitnah ialah tindak pidana penghinaan yang tidak ter- bukti, bagi pelaku penghinaan ditun- tut untuk membuktikan kebenaran a- pa yang dituduhkannya, dan jika apa yang dituduhkan oleh si pelaku terse- but tidak terbukti, maka ia telah mela- kukan tindak pidana fitnah. Apabila tindak pidana fitnah itu dilakukan melalui media pemberitaan pers maka tindak pidana fitnah terca- kup dalam Pasal 511 yat (2) RUU KUHP. Untuk tindak pidana fitnah (Pasal 512 RUU KUHP) ancaman hu- kumannya adalah pidana penjara pal- REKAYASA TERLAKNAT (4) Pengasuh: Prof. DR. H. Imam Muchlas

Upload: others

Post on 20-Jan-2020

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: REKAYASA TERLAKNAT (4) · A. Delik zina diatur dalam Pasal 284-296 KUHP yang dapat dikatego-rikan sebagai salah satu kejahatan terhadap kesusilaan. Delik-delik kesusilaan dalam KUHP

24 MPA 284 / Mei 201024 MPA 283 / April 2010

Dan hadis berikut (Terjemah-nya):

“Dari Ibnu ‘Abbas bahwa Hilalbin Umayyah menuduh istrinya ber-zina di zaman Nabi Saw. Hilal menu-duh istrinya berzina dengan Syuraikbin Samha`. Maka Nabi Saw bersab-da: “Pilih membawa bukti atau dihu-kum jilid punggungmu?

Hilal menjawab: “Bagaimanakahjika salah seorang dari kami melihatistri berzina dengan seorang laki-laki,apakah dia harus pergi mencari saksisebagai bukti ya Rasullullah? Beliaubersabda: “ pilih membawa bukti ataudihukum jilid punggung kamu?

Hilal berkata: “”Demi Allah yangmengutus tuan dengan benar, sung-guh aku yang benar dan Allah pastimenurunkan wahyu yang menyela-matkan punggungku dari hukuman”.

Maka Jibril turun menyampaikanwahyu (Al-Quran S.24 An-Nur 6 Danorang-orang yang menuduh istrinya(berzina), padahal mereka tidak adamempunyai saksi-saksi selain diri me-reka sendiri, maka persaksian orangitu ialah empat kali bersumpah de-ngan nama Allah, sesungguhnya diaadalah termasuk orang-orang yangbenar)

Lalu Nabi Saw pergi memerin-tahkan mencari istri Hilal. Kemudianhilal datang dan bersaksi. Tetapi NabiSaw bersabda: “Allah mengetahuibahwa salah seorang kalian itu bo-hong, maukah kalian bertobat” Lalusi perempuan itu berdiri dan bersum-pah. Ketika sampai sumpahnya yangke-5 para sahabat menghentikannyadan mereka berkata: “Sudah cukupkuat”.

Ibnu ‘Abbas berkata: “Perem-puan itu memperlambat dan mundur,sampai aku menduga dia akan kem-bali” Lalu perempuan itu berkata: “A-ku tidak mau membuka kejelekankaumku” sepenuh hari” Nabi Sawbersabda: “Perhatikanlah perempuanitu bila dia datang dengan celak matayang hitam betisnya agak besar arti-nya untuk Syuraik bin Samha`.

Maka waktu perempuan itudatang persis seperti yang di-gambarkan tadi maka Nabi Saw ber-sdabda: “Jika seandainya belumterjadi firman Allah berarti untuk akusedangkan perempuan tadi mem-punyai masalah” (HR Bukharino.4378).

@ Hukum zina dalam KUHPAdapun hukuman pelaku zina

atau menuduh zina dalam Negarayang nonmuslim, khususnya di Ne-gara Republik Indonesia dapatdicatat sebagai berikut:

Peringkat kedudukan hukum diIndonesia dari atas ke bawah ialah:

i. Pancasilaii. Ketetapan MPR.iii.Undang-undang Dasariv. Undang-undangv. Peraturan Pemerintahvi. Peraturan Menteri, ke bawah

sampai ke kelurahan. Dalam hal hukuman pelaku zina

diatur dalam Kitab Undang-UndangHukum Pidana (KUHP) pasal 284 de-ngan keterangan:A. Delik zina diatur dalam Pasal 284-

296 KUHP yang dapat dikatego-rikan sebagai salah satu kejahatanterhadap kesusilaan. Delik-delikkesusilaan dalam KUHP terdapatdalam dua bab, yaitu Bab XIV Bu-ku II yang merupakan kejahatandan Bab VI Buku III yang termasukjenis pelanggaran.

Pasal 284-296 mengatur tentangzina dan sebagainya yang berkaitandengan perbuatan cabul atau hubu-ngan seksual. Zina pada hakekatnyaadalah melakukan hubungan badandi luar nikah; Sayangnya dalam pasal284 KUHP yang berlaku sekarang me-ngalami penyempitan makna menjadizina hanya dilakukan oleh orang yangsalah satunya terikat perkawinan de-ngan orang lain, berarti jika orangyang melakukan zina yang keduanyabelum memiliki tali perkawinan makaperbuatan tersebut tidak dipidana.

Pasal 284 KUHP ini adalah DE-LIK ADUAN artinya tidak mungkinperbuatan zina itu diproses peradilanjika tidak ada yang mengadukan olehpihak yang dirugikan(suami atau istri)yang dikhianati pasangannya.

Dalam RUU-KUHP pasal 420dinyatakan: “Laki-laki dan perempu-an yang masing-masing tidak terikatperkawinan yang sah melakukan per-setubuhan, dan karenanya meng-ganggu perasaan kesusilaan masya-rakat setempat, dipidana dengan pen-jara paling lama satu tahun atau den-da Rp. 750 ribu.

Kumpul kebo pun diancam hu-kuman pidana. Ini diatur dalam pasal422 RUU: “Seorang yang melakukanhidup bersama sebagai suami istri di

luar perkawinan yang sah karenanyamengganggu perasaan kesusilaanmasyarakat setempat dipidana pen-jara dua tahun.

Semua itu tidak diproses-penun-tutan Pengadilan kecuali atas penga-duan keluarga salah seorang sampaiderajat ketiga, kepala adat atau olehkepala desa atau lurah setempat.

B. Tentang perbuatan menuduh zinatidak ada ketentuannya dalamKUHP, tetapi yang ada ialah DelikAduan Pencemaran Nama Baikatau penghinaan dan menfitnahyang menjadi DELIK ADUAN, jikatidak ada pengaduan, maka tidakdapat diurus.

Dari sudut pandang KUHP yangbaru, maka Pasal 511 sampai denganPasal 515 mengatur masalah penghi-naan maupun fitnah khususnya yangdisiarkan dalam pemberitaan Pers.Pasal 511 Ayat (1) RUU KUHP me-ngatur kriteria tindak pidana penghi-naan. Unsur-unsurnya ialah:1) setiaporang; 2) dengan lisan; 3) menghinamenyerang; 4) kehormatan atau namabaik orang lain; 5) menuduhkan suatuhal; 6) dengan maksud supaya haltersebut diketahui umum.

Pasal 511 Ayat (1) RUU KUHPmenetapkan ancaman hukuman pida-na penghinaan penjara maksimal 1 ta-hun atau denda paling banyak Rp. 30juta.

~ Untuk tindak pidana tersebutyang dilakukan secara tertulis

diatur dalam Pasal 511 Ayat (2)RUU KUHP yang menetapkan anca-man hukuman penjara paling lama 2tahun atau denda paling banyakRp. 30.000.000,-.

~ Untuk tindak pidana fitnah,diatur dalam Pasal 512 RUU KUHP.Tindak pidana fitnah itu sendiri me-rupakan pengembangan dari tindakpidana penghinaan baik yang diaturdalam Pasal 511 Ayat (1) maupun Ayat(2) RUU KUHP.

Tindak pidana fitnah ialah tindakpidana penghinaan yang tidak ter-bukti, bagi pelaku penghinaan ditun-tut untuk membuktikan kebenaran a-pa yang dituduhkannya, dan jika apayang dituduhkan oleh si pelaku terse-but tidak terbukti, maka ia telah mela-kukan tindak pidana fitnah.

Apabila tindak pidana fitnah itudilakukan melalui media pemberitaanpers maka tindak pidana fitnah terca-kup dalam Pasal 511 yat (2) RUUKUHP. Untuk tindak pidana fitnah(Pasal 512 RUU KUHP) ancaman hu-kumannya adalah pidana penjara pal-

REKAYASA TERLAKNAT (4)

Pengasuh:Prof. DR. H. Imam Muchlas

Page 2: REKAYASA TERLAKNAT (4) · A. Delik zina diatur dalam Pasal 284-296 KUHP yang dapat dikatego-rikan sebagai salah satu kejahatan terhadap kesusilaan. Delik-delik kesusilaan dalam KUHP

25MPA 284 / Mei 2010 25

ing sedikit 5 tahun atau denda palingsedikit Rp. 30.000.000,-maksimal Rp.75.000.000.

Pasal 513 Ayat (1) RUU KUHPmenetapkan bahwa pelaku tidak dihu-kum jika dia mendapat pemaafan darikorban fitnah atau hinaan (Pasal 513Ayat 3 RUU KUHP) yang dilakukansecara lisan maupun secara tertulis

Berdasarkan Pasal 512 Ayat (2)RUU KUHP pembuktian kebenarantuduhan yang dibuat oleh terdakwapenghinaan atau fitnah sepenuhnyatergantung pada keputusan hakim,

BAB DUARekayasa menuduh zina

Masalah ke-2: Bagaimana huku-man pelaku pembuat tuduhan zina de-ngan tuduhan yang memang buatanhasil rekayasa? Jawaban sementara:Pelaku yang membuat rekayasa tudu-han zina hukumnya adalah fasik, me-nuduh zina dan membuat persaksianpalsu maka harus dihukum dua perka-ra lalu dihukum seberat-beratnya.

A. Menurut Hukum Islam1. Menuduh zina

Menurut Hukum Islam perbu-atan menuduh zina khususnya yangtidak memenuhi syarat hukum, tidakmembawa 4 orang saksi laki-laki de-ngan pembuktian yang sangat kuatsekali, melihat dengan mata kepala,pada saat yang sama dan semua per-saksian serba sama, maka pelaku pe-nuduh dihukum 80 jilid, dicap seba-gai orang yang fasik dan tidak diteri-ma menjadi saksi, sebagaimana diten-tukan dalam Al-Quran S.24 An-Nur 4.

Sebaliknya jika tuduhan itu me-menuhi persyaratan lengkap dan dia-kui sah oleh majelis hakim maka or-ang yang dituduh dikenakan huku-man rajam bagi yang sudah kawinatau dipukul 100 jilid bagi yang belumkawin ditambah hukuman dibuangdan diasingkan satu tahun.

2. Rekayasa membuat tuduhan palsuAllah sudah menetapkan hukum

terhadap perbuatan rekayasa (Ifti-ra‘= ) diatur dalam Al-Quran,yaitu dalam surat/ayat yang cukupbanyak: Al-Quran s3a94, s4a48,s6a31, s6a94, ss6a144 dsb.

~ Ar-Raghib dalam Mufradat(tth: 393) mencatat bahwa Al-Quranmengkhususkan makna “Iftira= ”rekayasa itu maknanya ialah: (1)Berbuat bohong kepada Allah, (2)Zalim terhadap hamba Allah; (3)Musyrik menyembah tidak menyem-bah Allah. Termaktub dalam Al-Quran

s4a48; s4a50; s6a140; ss5a103;ss32a3; s46a8; s10a60; s10a37;s11a50; s19a27.

Contohnya ialah orang yangmengharamkan sesuatu yang diha-lalkan oleh Allah dan sebaliknyamenghalalkan sesuatu yang diharam-kan oleh Allah maka dia itu adalahpembuat rekayasa bohong kepadaAllah, sebab bertentangan denganhakikat kebenaran. Dalam Al-QuranAllah berfirman bahwa orang kafirberkata:

~ “Dan mereka mengatakan:“Inilah binatang ternak dan tana-man yang dilarang; tidak boleh me-makannya, kecuali orang yang ka-mi kehendaki” menurut anggapanmereka, dan ada binatang ternakyang diharamkan menungganginyadan binatang ternak yang merekatidak menyebut nama Allah di waktumenyembelihnya, semata-mata mem-buat-buat kebohongan terhadapAllah. Kelak Allah akan membalasmereka terhadap apa yang selalumereka ada-adakan(138) Sesung-guhnya rugilah orang yang membu-nuh anak-anak mereka karena ke-bodohan lagi tidak mengetahui, danmereka mengharamkan apa yangAllah telah rezekikan kepadamereka dengan semata-mata meng-ada-adakan terhadap Allah. Se-sungguhnya mereka telah sesat dantidaklah mereka mendapat petun-juk”(A.6 Al-An’am 138-140)”

~ Kitab Al-Irsyad ila ShahihilI’tiqadf (1h174) menyatakan bahwaorang yang menuduh Nabi Muham-mad Saw sebagai orang gila, majnun,tukang sikhir dan sebagainya adalahpembuat rekayasa, ini tidak benaralias bohong.

~Kitab Al-Injil wash-Shalib(1h183) menyatakan bahwa orangyang mengatakan Nabi Isa itu Tuhanadalah rekayasa, tidak benar aliasbohong.

~ Kitab Al-Bida’ wa Atsaruha(1h19) menyatakan bahwa orangyang menghalalkan sesuatu yang di-haramkan Allah dan sebaliknya ada-lah rekayasa, tidak benar sama de-ngan bohong.

~ Kitab Ash-Shufiyah wa Thu-ruqiha (1h8) para tokoh Tarikat yangmengaku atau mengakukan gurunyasudah bertemu dengan orang yangsudah meninggal jauh sebelumnyamaka dia termasuk rekayasa, tidakbenar alias bohong.

~ Kitab Al-Mufashshal (1h169)mereka yang mengubah hukum halalmenjadi haram atau mengubah yang

halal menjadi haram adalah rekayasabohong. Menetapkan halal-haram se-mau gue sebagaimana yang dicon-tohkan dalam Al-Quran s6a136-165dijelaskan bahwa setan itu hobinyamengajak dan menggoda manusia keneraka, dengan meniru dan menaatiadat nenek moyangnya. Mereka ha-rus diperingatkan bahwa setan itumengajak kepada kejahatan, sedang-kan Allah itu menyuruh kepada jalanyang baik jalan ke surga (Baca Al-Quran s7a27-33)..

~ Kitab Al-Mufashshal fi SyarhiAyatil Wala’ (1h169) menyatakanbahwa siapa yang mengaku melihattakdir adalah rekayasa bohong.

~ Kitab Risalatut Tauhid –Ad-Dahlawi (1h127) menyatakan bahwaorang yang menetapkan sesuatu hu-kum agama yang tidak bersumber dariwahyu dari Allah adalah rekayasa bo-hong terhadap Allah.

~ Kitab ‘Aqidah Ahlis Sunnah(3h1019) faham-faham aliran Ar-Rafidhah, faham Aliran Al-Babawi-yah banyak sekali rekayasa bohong,misalnya Nikah Mut’ah, Muhallil,ajaran yang mendewa-dewakan ‘Alibin Thalib dikatakan sebagai wajahAllah dan lain-lain semua rekayasabohong kepada Allah.

@Niat pembuatan kepalsuanNiat semua pelaku pembuat ke-

palsuan (rekayasa) itu tidak lain kecu-ali ingin mencari keunntungan berni-lai rendah khususnya ingin mencarikenikmatan dunia. Allah sendiri yangmenyebutkannya dalam Al-Qurans2a41; s2a79; s2a174; s3a77, s3a187;s3a199; s5a44; s5a106; s9a16a95.

~ Allah melarang kita semuamenjual murah ayat Allah, denganmencampur yang benar dicampur de-ngan yang salah: Allah berfirman:

“Dan (ingatlah), ketika Allahmengambil janji dari orang-orangyang telah diberi kitab (yaitu): “Hen-daklah kamu menerangkan isi kitabitu kepada manusia, dan jangan kamumenyembunyikannya.” Lalu merekamelemparkan janji itu ke belakangpunggung mereka dan mereka menu-karnya dengan harga yang sedikit.Amatlah buruk tukaran yang merekaterima”(S.3 Ali ‘Imran 187).

~ Orang-orang Ahli Kitab men-jual ayat-ayat Allah dengan cara mem-buat, menyembunyikan, menghapussebagian dan membuat rekayasa ki-tab suci lalu mengakukannya wahyudari Allah, mereka berdusta kepadaAllah, maka mereka akan celaka.

Bersambung