rehabilitasi geriatri
TRANSCRIPT
-
7/31/2019 Rehabilitasi geriatri
1/3
Rehabilitasi geriatri
Rehabilitiasi geriatri memiliki fokus pada individual yang sudah berumur. Orang lanjut usia
bukan merupakan kelompok yang sama. Masih dibedakan lagi menjadi kelompok
berdasarkan kelompok umur, seperti antara 65 dan 85 tahun atau antara yang sehat dan yang
sakit, sama seperti kelompuk umur yang lebih muda. Penuaan normal harus dibedakan
dengan sekuel dari suatu penyakit.
Rehabilitasi geriatri bisa dimulai dari perspektif fungsional murni, tidak melihat dari
patofisiologinya, tapi pada hendaya yang terjadi. Kemampuan yang terbatas untuk
menjangkau benda yang berada di atas kepala bisa menimbulkan kesulitan dalam mengambil
barang dari lemari yang berada di dapur. Ekstensor batang tubuh yang lemah bisa
mempengaruhi kemampuan mengangkat cucian yang berat. Ekstensor panggul yang sempit
bisa mengganggu efisiensi cara berjalan, seperti pada orang yang berjalan kurang cepat ketika
menyeberan jalan.
Penuaan dengan hendaya adalah isu yang berbeda dan menantang. Walaupun fisologi dan
hendaya telah dijelaskan sebelumnya, kapasitas seseorang untuk mengkompensasi bisa
berubah seiring bertambahnya usia. Perubahan yang terjadi seiring berjalannya waktu, atau
dukungan psikososial bisa membawa dampak negatif pada mobilitas, perawatan diri senidir
dan nyeri.
Rehabilitas geriatri bertujuan pada masalah yang ada pada pasien, tapi juga pada lingkungan
sekitar. Ada ramifikasi ekonomi yang besar ketika seseorang tidak bisa merawat dirinya
sendiri lagi. Bertambahnya angka harapan hidup manusia akan membuat orang lanjut usia
semakin banyak. Angka kemungkinan hidup telah meningkat di beberapa negara. Angka
kemungkinan hidup rata-rata di Amerika Serikat adalah 65 tahun.
Kerentanan/kerapuhan
Kerentanan bisa diartikan sebagai adaptasi yang berkurang akibat umur atau penyakit seperti
pada stres ringan sebagai hasil dari konsekuensi biomedis dan sosial. Kerentanan adalah
kehilangan pada banyak sistem dengan kehilanagn fungsi cadangan. Percobaan untuk
mengukur kerentanan, seseorang bisa mengukur mobilityas, keseimbangan, kekuatan otot,
proses motorik, kognisi, nutrisi, ketahanan, dan aktivitas fisik. Definisi menurut Fried et al,
kerentanan adalah suatu sindroma klinis dimana ada minimal 3 gejala berikut ada: (1)
kehilangan berat badan lebih dari 10 pounds dengan sebab yang tidak jelas selama 1 tahun
terakhir, (2) kelelahan personal, (3) kelemahan (kekuatan menggenggam), (4) kecapatan
berjalan yang menurun, dan (5) aktivitas sosial yang lemah. Ini adalah data dari 5317 orang
laki-laki dan perempuan yang berumur 65 tahun keatas. Kerentanan dibedakan dari hendaya
dan komorbiditas, walaupun kerentanan bisa menyebabkan hendaya. Penulis
mempostulasikan bahwa salah satu penyebab kerentanan adalah proses fisiologis penuaan,
dengan jalur yang berbeda dari penyakit dan komorbiditas.
Kemungkinan kegagalan dari pengukuran adalah orang menetapkan standar yang berbeda,
yang dipengaruhi oleh status lingkungan dan ekonomi. Kemampuan yang diterima bisa
-
7/31/2019 Rehabilitasi geriatri
2/3
berbeda dengan kemampuan yang sesungguhnya. Instrumen kualitas hidup yang
dikembangkan pada pasien umur muda bisa saja memiliki ketepatan yang rendah jika
diterapkan kepada orang lanjut usia dengan masalah kesehatan yang banyak. Tubuh
mempertahankan keadaannya dalam keadaan homeostasis. Apa yang menimbulkan masalah
kecil pada orang muda bisa menyebabkan masalah yang lebih besar pada orang lanjut usia.Contohnya, infeksi saluran kencing pada orang lanjut usia bisa menyebabkan jatuh dan
kemungkinan patah panggul.
Perubahan pada tubuh dengan penuaan
Perubahan pada sistem tubuh adalah bagian normal dari penuaan. Sering sulit membedakan
untuk menentukan apakah perubahan ini karena proses penuaan normal atau karena
penggunaan yang salah dan faktor-fkator sekunder. Beberapa perubahan seperti penurunan
penglihatan dan pendengaran disebabkan karena fenomena penuaan. Perubahan yang lain
seperti perkembangan kelemahan masih didefinisikan dan ditetapkan.
Perubahan otot
Orang yang lebih tua akan kehilangan kekuatan dan kemampuan untuk memproduksi
kekuatan dengan cepat. Sakopenia adalah kehilangan massa dan kekuatan otot karena
penuaan. Ada penurunan jumlah miosit dan reduksi komponen protein dari sisa sel otot yang
ada. Kekuatan otot berkurang pada penuaan mulai dari level sel otot dan kekuatan per area
unit. Sintesis protein berkurang, khususnya pada rantai berat miosin, dengan disproporsi
atrofi dari serabut 2a. Konsentrasi miosin yang berkurang merupakan kunci utama, dengan
kecapatan pemendekan yang menurun dari serabut otot tunggal. Otot yang mengalami
penuaan memiliki disproporsi kehilangan serabut otot cepat, dengan proporsi jumlah otot
dengan isoform miosin yang meningkat. Ada juga perbadaan yang kurang jelas antara serabut
otot tipe 1 dan tipe 2, dengan keseluruhan otot yang memiliki karakteristik lambat jika
dibandingkan dengan orang muda. Kekuatan otot berkurang 3,5% pertahun. Dimana
kekuatan secara keseluruhan akan berkuran 1,42,5% pertahun diumur 65 tahun.
Sarkopenia mungkin diawali dengan kombinasi dari proses katabolisme dan penurunan
pengaruh anabolik. Terjadi peningkatan sitokin katabolik, seperti TNF-alfa, IL-6, IL reseptor
antagonis, dan Il-1beta. Stimulus anabolik yang menurun, termasuk estrogen, testosteron,
hormon pertumbuhan, intake protein, aktivitas fisik, dan input pada sistem saraf pusat untukmemulai gerakan. Pada orang lanjut usia normal dan dengan kerentanan, serabut otot tipe 2
(fast twitch) yang mengalami kehilangan. Neuron motoris alfa menurun jumlahnya pada
orang lanjut usia. Sarkopenia bukan penyebab yang utama dari penurunan berat badan,
karena presentasi lemak yang meningkat.
Peran sitokin dalam mediasi massa dan kekuatan otot masih awal dimengerti. Contohnya
pada penelitian analisis potong lintang pada 617 perempuan umur 70-79 tahun, kehilangan
faktor pertumbuhan mirip insulin dihubungkan dengan kekuatan ekstensor sendi lutut yang
menurun, kecapatan berjalan yang menurun, dan hendaya. Penelitian potong lintang pada
3075 orang lanjut usia dengan umur 70-79 tahun, penanda radang protein c-reaktif dan IL-6lebih rendah pada orang dengan tingkat latihan fisik yang lebih dan orang yang
-
7/31/2019 Rehabilitasi geriatri
3/3
mengkonsumsi suplemen antioksidan. Jaringan adiposa memiliki metabolismenya sendiri,
termasuk sekresi dari faktor radang. Peningkatan lemak tubuh mungkin akan memfasilitasi
radang, dengan peran yang dimainkan oleh lemak di perut dan lemak di ektremitas.
Pengurangan jumlah sel otot tidak sama pada semua grup otot. Pada penelitian 120 laki-laki
dan permpuan yang berumur 46-79 tahun yang diamati selama 10 tahun, perempuan memiliki
rasio yang lebih rendah pada pengurangan otot di ekstensor dan fleksor siku (2% perdekade)
jika dibandingkan dengan laki-laki (12% perdekade). Pada laki-laki dan perempuan kekuatan
otot ekstensor lutut menurun 14% perdekade dan fleksor sendi lutut berkurang 16%
perdekade.
Fungsi mitokondria menurun seiring bertambahnya usia. Salah satu teori menyatakan bahwa
gaya hidup kurang aktif akan menyebabkan aktivitas fisik spontan berkurang (dibedakan
dengan aktivitas tidak sadar yang berguna), yang secara lebih lanjut menyebabkan
berkurangnya fungsi mitokondria. Data belum tersedia untuk menentukan daya tahan latihan
bisa memperlambat penurunan ini.
Orang dewasa yang lain dapat memiliki keterbatasan otot karena perubahan saraf, contohnya
koaktivasi agonis-antagonis yang meningkat, penurunan eksitabilitas motor neuron pada level
spinal yang disebabkan oleh masukan aferen yang berkurang, dan transimisi yang menurun
dari penghubung neuromuskular. Dengan latihan, dewasa muda menunjukkan adaptasi pada
komponen relay di spinal cord, sedangkan pada orang lanjut usia mungkin lebih
mengandalkan pada pengaruh supraspinal. Orang lanjut usia yang lain biasanya
menggunakan presentasi yang lebih tinggi dari kekuatan lutut minimal jika dibandingkan
dengan dewasa muda, yang memungkinakn untuk timbulnya kelemahan karena bekerja padakapasitas hampir maksimal. Orang lanjut usia juga mengalami penurunan kekuatan karena
kekurangan perkembangan kekuatan secara cepat.
Kotak 59-1
Faktor cara berjalan yang dihubungkan dengan jatuh pada orang lanjut usia.
- Meningkatnya variasi panjang langkah kaki- Meningkatnya variasi kecapatan langkah kaki- Meningkatnya waktu fase penyanggaan ganda