refrat saraf uti

30
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENULISAN Nyeri kepala sering dijumpai dalam praktek sehari-hari, karena macam-macam penyebab dari yang ringan sampai yang diakibatkan oleh penyakit yang berbahaya, dan salah satunya adalah nyeri kepala tipe tegang atau tension type headache (NT). Nyeri kepala tipe tegang digambarkan sebagai nyeri kepala yang sifatnya menekan atau terasa berat atau ketat. Menurut IHS (International Headache Society) tahun 1988, NT merupakan 90 % dari seluruh sakit kepala, kira-kira 3% dari jumlah penduduk adalah NT kronik. NT dibagi menjadi NT episodik, NT kronik dan NT yang tidak terklasifikasikan. (1) Prevalensi NT di Denmark (1989) didapatkan prevalensi 1 tahun NT episodik (NTE) adalah 63 %, sedangkan NT kronik adalah 3 %. Karena besarnya populasi yang mempunyai resiko NT maka dampak sosial dan ekonominya menjadi sangat penting. Akibat NT rata-rata 820 hari kerja hilang per tahun. (2) Sedangkan di Indonesia angka yang pasti belum ada tetapi diperkirakan hampir sama atau lebih tinggi. Dari kunjungan tahun 1991 sampai 1995 ke poliklinik saraf FK UNDIP/RSUD Dr kariadi, nyeri kepala merupakan kunjungan terbanyak kedua setelah penyakit neuromuskuloskeletal. Dari penelitian di RSUP Dr.Kariadi semarang periode oktober s/d 1

Upload: dwiputri

Post on 27-Jun-2015

977 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: REFRAT SARAF UTI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG PENULISAN

Nyeri kepala sering dijumpai dalam praktek sehari-hari, karena macam-macam

penyebab dari yang ringan sampai yang diakibatkan oleh penyakit yang berbahaya, dan

salah satunya adalah nyeri kepala tipe tegang atau tension type headache (NT). Nyeri

kepala tipe tegang digambarkan sebagai nyeri kepala yang sifatnya menekan atau terasa

berat atau ketat. Menurut IHS (International Headache Society) tahun 1988, NT

merupakan 90 % dari seluruh sakit kepala, kira-kira 3% dari jumlah penduduk adalah

NT kronik. NT dibagi menjadi NT episodik, NT kronik dan NT yang tidak

terklasifikasikan. (1)

Prevalensi NT di Denmark (1989) didapatkan prevalensi 1 tahun NT episodik

(NTE) adalah 63 %, sedangkan NT kronik adalah 3 %. Karena besarnya populasi yang

mempunyai resiko NT maka dampak sosial dan ekonominya menjadi sangat penting.

Akibat NT rata-rata 820 hari kerja hilang per tahun.(2)

Sedangkan di Indonesia angka yang pasti belum ada tetapi diperkirakan hampir

sama atau lebih tinggi. Dari kunjungan tahun 1991 sampai 1995 ke poliklinik saraf FK

UNDIP/RSUD Dr kariadi, nyeri kepala merupakan kunjungan terbanyak kedua setelah

penyakit neuromuskuloskeletal. Dari penelitian di RSUP Dr.Kariadi semarang periode

oktober s/d desember 1998 didapatkan 49 kasus NT dengan prevalensi NTE 12,25 %,

NTK 55,1 % dan 32,65 % tidak terklasifikasikan.(1,2)

1.2 RUANG LINGKUP PEMBAHASAN

Pada kesempatan ini penulis berusaha mengulas Tension Type Headache atau

nyeri kepala tipe tegang (NT). Hal-hal yang akan dibahas dalam referat ini meliputi

definisi, klasifikasi, epidemiologi, etiologi, patogenesa, diagnosa, diagnosa banding,

penatalaksanaan, prognosa.

1

Page 2: REFRAT SARAF UTI

1.3 TUJUAN PENULISAN

Referat ini disusun sebagai bahan informasi bagi para pembaca, khususnya

kalangan paramedis, yang ingin memahami tentang Tension Type Headache, dengan

harapan agar pengetahuan mengenai Tension Type Headache ini dapat bermanfaat.

1.4 TEKNIK PENGUMPULAN REFERENSI

Dalam penyusunan referat ini, penulis menggunakan metode pengumpulan

referensi secara tidak langsung melalui studi kepustakaan, yaitu dari buku-buku referensi

dan pustaka elektronik yang berkaitan dengan tema referat ini.

1.5 SISTEMATIKA

Pada bab pendahuluan ini, penulis mencoba mengantar pembaca untuk

memahami penjelasan pada bab-bab selanjutnya, dimana pada bab ini dibahas mengenai

latar belakang penulisan, ruang lingkup pembahasan, tujuan penulisan, teknik

pengumpulan data, dan sistematika penulisannya. Selanjutnya pada bab II akan dibahas

mengenai definisi Nyeri kepala tipe tegang atau Tension Type Headache , klasifikasi,

epidemiologi, etiologi, patogenesa, diagnosa, diagnosa banding, penatalaksanaan dan

prognosa. Pada bab III yang merupakan bab penutup terdiri dari simpulan penulis

mengenai bahasan yang ditulis dalam referat ini.

2

Page 3: REFRAT SARAF UTI

BAB II

TENSION TYPE HEADACHE

2.1 DEFINISI

Definisi nyeri kepala tipe tegang menurut kriteria Internatinal Headache Society

(IHS) adalah episode yang berulang dari nyeri kepala yang berlangsung bermenit menit

sampai berhari-hari. Nyerinya khas, menekan atau ketat dalam kualitas, ringan atau

sedang intensitasnya, umumnya bilateral lokasinya dan tidak memberat dengan aktivitas

fisik rutin, nausea biasanya tidak ada, tetapi fotofobi bisa ditemukan.(1)

Istilah lain yang pernah digunakan untuk menyingkatkan gambaran klinis dari

tension headache adalah psychomyogenic headache, stress headache, ordinary headache,

idiopathic headache, dan psychogenic headache(2)

.

2.2 EPIDEMIOLOGI

Nyeri kepala tipe tegang memiliki angka kejadian yang tinggi. Beberapa studi

berbasis populasi telah dilakukan, untuk memperkirakan prevalensi periode 1-tahun dari

Nyeri kepala tipe tegang episodik (NTE) dan Nyeri kepala tipe kronik (NTK)

berdasarkan jenis kelamin, umur, pendidikan , dan ras, dan untuk menjelaskan frekuensi

dan intensitas serangan sakit kepala sakit. Survei yang dilakukan 1993 hingga 1994,

terhadap sebanyak 13.345 subyek dari masyarakat, mendapatkan hasil prevalensi

keseluruhan NTE dalam satu tahun terakhir adalah 38,3%. Perempuan memiliki

prevalensi NTE 1-tahun lebih tinggi daripada pria di semua usia, ras, dan kelompok

pendidikan, dengan rasio prevalensi 1:16 . Prevalensi memuncak pada kelompok umur 39

tahun, pada laki-laki (42,3%) dan perempuan (46,9%). Populasi kulit putih memiliki

prevalensi 1-tahun lebih tinggi dari kulit hitam, pada pria Amerika : Afrika (40,1% :

22,8%) dan perempuan (46,8% : 30,9%). Prevalensi meningkat dengan meningkatnya

tingkat pendidikan pada kedua jenis kelamin. (3,4)

3

Page 4: REFRAT SARAF UTI

2.3 KLASIFIKASI

International Headache Society (IHS) membuat klasifikasi kriteria diagnostik

operasional menjadi 3 sub tipe yaitu : NT Episodik (NTE), NT Kronik (NTK) dan

Tension type like Headache yang tidak memenuhi kriteria episodik maupun kronik.

Dalam klasifikasi IHS tahun 1988, NTE dan NTK dibagi lagi dalam :

1. Nyeri kepala tipe tegang episodik yang terdiri dari

a. Nyeri kepala tipe tegang episodik disertai oleh gangguan otot perikranial.

b. Nyeri kepala tipe tegang episodik tidak disertai oleh gangguan otot perikranial

2. Nyeri kepala tipe tegang kronik yang terdiri dari

a. Nyeri kepala tipe tegang kronik disertai gangguan otot perikranial

b. Nyeri kepala tipe tegang kronik tidak disertai gangguan otot perikranial

Berdasarkan frekuensi serangannya, bila serangannya kurang dari 180 hari pertahun

disebut episodik (NTE), dan disebut kronik (NTK) bila serangannya 180 hari atau lebih

dalam setahun, sedangkan Tension type like headache adalah suatu bentuk NT yang tidak

memenuhi salah satu bentuk kriteria diagnostik operasional NT diatas. Diagnosis ini

ditegakkan bila serangan khas NT kurang dari 10 kali atau dengan beberapa serangan

yang tidak memenuhi salah satu kriteria. Diagnosis ini dapat juga ditegakkan pada pasien

yang belum kronik tetapi episode serangannya lebih dari 7 hari, atau dengan serangan

nyeri kepala lebih dari 15 hari perbulan tetapi berlangsung kurang 6 bulan. (1,3,4,5,9)

2.4 ETIOLOGI

Etiologi nyeri kepala tipe tegang (NT)  kurang dipahami, etiologi nyeri kepala

tipe tegang episodik (NTE) terutama akibat gangguan mekanisme perifer, sementara

nyeri kepala tipe tegang kronis (NTK) mencerminkan gangguan sakit di pusat.(1) 

Nama sebelumnya untuk nyeri kepala tipe tegang mencerminkan penyebab

dugaannya, termasuk sakit kepala kontraksi otot, sakit kepala psikogenik, sakit kepala

stres, dan sakit kepala harian kronis. Pada zaman dekade sebelum ini dianggap bahwa

kontraksi dari otot kepala dan leher yang dapat menimbulkan iskemik otot sangatlah

4

Page 5: REFRAT SARAF UTI

berperan penting dalam NT sehingga pada masa itu sering juga disebut muscle

contraction headache. Akan tetapi akhir-akhir ini beberapa penelitian yang menggunakan

EMG( elektromiografi) pada penderita NT ternyata hanya menunjukkan sedikit sekali

terjadi aktifitas otot, yang tidak mengakibatkan iskemik otot, jika meskipun terjdi

kenaikan aktifitas otot maka akan terjadi pula adaptasi protektif terhadap nyeri.

Peninggian aktifitas otot itupun bisa juga terjadi tanpa adanya nyeri kepala.(2,7,8)

Meskipun ketegangan otot berkepanjangan bertanggung jawab atas bangkitnya

sakit kepala pada orang-orang tertentu, namun tidak setiap orang yang tidak dapat

mengendurkan otot-otot leher, kepala dan rahang bawahnya mendapat sakit kepala.

Argumentasi itu menjadi dorongan untuk menyelidiki faktor lain yang mengiringi

ketegangan, yakni hipertonia vaskuler. Banyak fenomena yang menarik terungkap,

misalnya vasokonstriksi ekstrakranial ditemukan pada penderita nyeri kepala tipe tegang.

Peran vaskular ekstrakranial pada NT itu belum dimengerti.(3,6,7,8)

Konsep bahwa NT  adalah psikogenik juga telah dipertanyakan. Pasien dengan

NTK, seperti halnya pasien dengan gangguan sakit kronis lainnya, memiliki sekitar 25%

kemungkinan berkembangnya depresi sekunder. Setengah dari pasien mengalami depresi

bersamaan dengan rasa sakit, sedangkan pada pasien lain, depresi berkembang lebih

tersembunyi.(3,5,6,7,8)  

Para peneliti kini menduga bahwa NT dapat diakibatkan oleh perubahan antara

bahan kimia otak tertentu seperti serotonin, endorfin dan banyak bahan kimia lainnya

yang membantu saraf berkomunikasi. Meskipun tidak jelas mengapa tingkat kimia

berfluktuasi, prosesnya diduga mengaktifkan jalur nyeri ke otak dan mengganggu

kemampuan otak untuk menekan nyeri.(3,5,6) 

FAKTOR PEMICU

Tampaknya faktor lain mungkin juga memberikan kontribusi bagi

berkembangnya nyeri kepala tipe tegang. Potensi yang mungkin memicu termasuk : 

Stres

5

Page 6: REFRAT SARAF UTI

Depresi dan kecemasan

Bekerja dalam posisi canggung atau bertahan pada satu posisi untuk waktu yang

panjang

Cengkeraman rahang

FAKTOR RISIKO

Faktor risiko untuk NT  meliputi: 

Seorang wanita. Satu studi menemukan bahwa hampir 90 % wanita dan sekitar 70 %

pria mengalami nyeri kepala tipe tegang sepanjang hidup mereka. Pada suatu

penelitian dengan PET Scan, ternyata membuktikan bahwa kecepatan biosintesa

serotonin pada pria jauh lebih cepat 52% dibandingkan dengan wanita. Dengan bukti

tersebut di asumsikan bahwa memang terbukti bahwa angka kejadian depresi pada

wanita lebih tinggi 2- 3 kali dari pria.

Usia setengah baya. Kejadian nyeri kepala tipe tegang memuncak pada usia 40-an,

meskipun orang-orang dari segala usia dapat terkena jenis sakit kepala ini.(5,6)

2.5 PATOGENESA(10)

Nyeri miofascial adalah suatu nyeri pada otot bergaris termasuk juga struktur

fascia dan tendonnya. Dalam keadaan normal nyeri miofascial di mediasi oleh serabut

kecil bermyelin (Aoc) dan serabut tak bermyelin (C), sedangkan serabut tebal yang

bermyelin (A. dan AB) dalam keadaan normal mengantarkan sensasi yang ringan/ tidak

merusak (inocuous). Pada rangsang noxious dan inocuous event, seperti misalnya proses

iskemik, stimuli mekanik, maka mediator kimiawi terangsang dan timbul proses

sensitisasi serabut Aa dan serabut C yang berperan menambah rasa nyeri tekan pada

tension type headache.

Nyeri myofascial dapat di dideteksi dengan EMG jarum pada miofascial trigger

point yang berukuran kecil beberapa milimeter saja (tidak terdapat pada semua otot)

Mediator kimiawi substansi endogen seperti serotonin( dilepas dari

platelet), bradikinin( dilepas dari belahan precursor plasma molekul kallin) dan Kalium

6

Page 7: REFRAT SARAF UTI

(yang dilepas dari sel otot), SP dan CGRP dari aferens otot berperan sebagai stimulan

sensitisasi terhadap nosiseptor otot skelet. Jadi dianggap yang lebih sahih pada saat ini

adalah peran miofascial terhadap timbulnya nyeri kepala tipe tegang.

 

Untuk jenis NT episodik biasanya terjadi sensitisasi perifer terhadap nosiseptor,

sedang yang jenis kronik berlaku sensitisasi sentral. Proses kontraksi otot sefalik secara

involunter, berkurangnya supraspinal descending pain inhibitory activity, dan

hipersensitivitas supraspinal terhadap stimuli nosiseptif amat berperan terhadap

timbulnya nyeri pada Tension type Headache. Semua nilai ambang pressure pain

detection, thermal & electrical detection stimuli akan menurun di sefalik maupun

ekstrasefalik.

Stress dan depresi pada umumnya berperan sebagai faktor pencetus (87%),

exaserbasi maupun mempertahankan lamanya nyeri kepala. Prevalensi life time depresi

pada penduduk adalah sekitar 17%. Pada penderita depresi dijumpai adanya defisit kadar

serotonin dan noradrenalin di otaknya.

2.6 GAMBARAN KLINIS NYERI KEPALA TIPE TEGANG

Anamnesis

Tidak seperti nyeri kepala lainnya, NT mempunyai fenomena yang kompleks

yang dipengaruhi oleh beberapa faktor psikososial. Nyeri kepala bersifat konstan dan

terus menerus, terasa berat seperti ikatan kepala yang ketat, nyeri tidak pernah berat. Sifat

nyeri tidak berdenyut, tidak bertambah berat dengan aktifitas fisik, lokasinya biasanya

bilateral.(1)

Di samping rasa kencang pada kepala sering kali dijumpai sensasi ketat dan kaku

pada leher. Kadang-kadang sensasi nyeri dirasakan unilateral atau hanya mengenai

daerah frontal atau oksipital saja, dan kadang kadang juga di vertex, sehingga jarang

pasien bisa menentukan suatu lokasi yang tepat.(2)

7

Page 8: REFRAT SARAF UTI

Gambar : area nyeri pada tension headacheSumber : http://binhasyim.wordpress.com/2009/03/20/tension-type-headache/

Pada pasien yang onsetnya baru atau akut biasanya disertai ansietas, sedangkan

pada serangan kronik depresi lebih sering di jumpai.

Pada NT episodik, serangan nyeri kepala berulang kali, tiap serangan berlangsung

antara beberapa menit sampai beberapa hari, sifat nyeri seperti terikat kencang atau

tertekan dengan intensitas ringan atau sedang, bilateral lokasinya atau bervariasi dan

tidak memberat dengan aktivitas fisik. Pada umumnya tidak disertai mual dan fotofobi,

bila ada bersifat ringan. Sedangkan jumlah serangan nyeri kepala kurang dari 15 hari

perbulan atau kurang dari 180 hari pertahun.

Sedangkan pada NT kronik, nyeri kepala dapat berlangsung sepanjang hari,

mungkin juga dapat terjadi setiap hari dengan jumlah serangan lebih dari 15 hari sebulan

atau lebih dari 180 hari setahun.(1,3,6,9)

Banyak gejala mengiringi NT, tetapi jarang yang bersifat visual atau orogastral,

melainkan lebih sering bersifat tegang mental, psikoneurotik, dan depresif, yakni : (2)

Kuduk dan bahu sesisi atau kedua sisi pegal dan kencang

Tendomiosis sekitar scapula sesisi atau bilateral

Pusing kalau melihat orang banyak

Pusing kalau mendengar keberisikan

8

Page 9: REFRAT SARAF UTI

Jantung sering berdebar-debar

Perut sering kembung

Setiap malam mimpi, bahkan mimpi yang aneh-aneh (berjumpa dengan orang-orang

yang sudah meninggal)

Perasaan sekujur badan kurang sehat

Insomnia, cepat marah, cepat tersinggung, sedih, dan keluhan depresi lain

Pemeriksaan Fisik

Pada penderita Tension type headache didapati gejala yang menonjol yaitu nyeri

tekan yang bertambah pada palpasi jaringan miofascial perikranial. Impuls nosiseptif dari

otot perikranial yang menjalar kekepala mengakibatkan timbulnya nyeri kepala dan nyeri

yang bertambah pada daerah otot maupun tendon tempat insersinya.(10)

Baik dari anamnesis maupun pemeriksaan fisik tidak terdapat kelainan organik.

Namun demikian reaksi badaniah terhadap stress dan emosi seringkali ditemukan.

Adapun bodily reactions to stress and emotion itu ialah : (2)

1) Ketegangan otot :

Ketegangan otot leher, rahang dan bahu

Jika mata ditutup kelopak mata terus bergerak gerak

Gegenhalten (perlawanan paksa terhadap gerakan pasif ekstremitas)

Uji relaksasi otot sering positif

2) Tanda-tanda simpatik :

Hiperhidrosis palmaris/ plantaris

Tremor, palpitasi, takipnea

9

Page 10: REFRAT SARAF UTI

Defisit neurologik tidak ada, namun pasien dapat menyatakan adanya parestesi.

Defisit motorik tidak ada dan pada umumnya lebih sering ditemukan hiperefleksia

daripada hiporefleksia tendon.

2.7 DIAGNOSA(1)

Kriteria diagnostik NT menurut IHS tahun 1988 dapat dilihat pada kriteria

diagnostik berikut :

Kriteria Diagnostik NT Episodik (NTE)

A. Setidak-tidaknya telah mengalami 10 kali serangan nyeri kepala yang memenuhi

kriteria B-D. Dalam satu tahun mengalami nyeri kepala selama kurang dari 180 hari,

atau dalam satu bulan mengalami nyeri kepala selama kurang dari 15 hari.

B. Serangan nyeri kepala berlangsung antara 30 menit sampai 7 hari.

C. Setidak-tidaknya dua dari cirri-ciri nyeri berikut ini terpenuhi :

1. Nyeri bersifat menekan atau terasa kencang (tidak berdenyut)

2. Intensitas nyeri ringan sampai sedang (aktifitas berkurang, tapi tidak terhenti)

3. Lokasi nyeri umumnya bilateral

4. Tidak bertambah berat bila menaiki tangga atau aktivitas semacamnya.

D. Tidak disertai gejala ikutan berikut :

1. Mual atau muntah ( anoreksia mungkin saja terjadi ).

2. Fotofobi dan fonofobi tidak ada, apabila ada hanya salah satu saja.

E. Satu kriteria berikut ini harus terpenuhi :

1. Anamnesis, pemeriksaan fisik dan neurologik tidak menunjukkan adanya kelainan

sesuai daftar pada kelompok 5-11

2. Anamnesis atau pemeriksaan fisik atau neurologik menunjukkan adanya kelainan

organik, tetapi hasil pemeriksaan penunjang yang sesuai untuk gangguan tersebut

tidak mendukungnya.

3. Bila kelainan tersebut ada, NT pertama kali tidak terjadi pada waktu yang

berkaitan dengan kelainan tersebut.

10

Page 11: REFRAT SARAF UTI

Penyakit-penyakit yang tergolong pada grup 5-11 sebagai berikut :

- Nyeri kepala yang berhubungan dengan trauma kepala (no.5)

- Nyeri kepala yang berhubungan dengan kelainan vaskuler (no.6)

- Nyeri kepala yang berhubungan dengan kelainan intrakranial yang sifatnya bukan

vaskuler (no.7)

- Nyeri kepala yang berhubungan dengan suatu substansi atau efek withdrawalnya

(no.8)

- Nyeri kepala yang berhubungan dengan infeksi non sefalik (no.9)

- Nyeri kepala yang berhubungan dengan kelainan metabolik (no.10)

- Nyeri kepala atau nyeri wajah berhubungan dengan kelainan pada cranium, leher,

mata, hidung, rongga sinus, mulut atau struktur di wajah atau kranial lainnya.

Kriteria Diagnostik NT kronik (NTK)

A. Selama 6 bulan atau lebih mengalami nyeri kepala rata-rata 15 hari atau lebih setiap

bulannya/ 180 hari atau lebih setahun, dan memenuhi persyaratan B-D

B. Setidak-tidaknya memenuhi 2 ciri-ciri nyeri berikut ini :

1. Nyeri bersifat menekan atau terasa kencang.

2. Intensitas ringan sampai sedang (aktifitas berkurang, tetapi tidak terhenti).

3. Lokasi bilateral

4. Tidak memberat bila menaiki tangga atau dengan aktivitas fisik.

C. Tidak disertai dengan gejala-gejala ikutan :

1. Muntah

2. Mual,fotofobi atau fonofobi

D. Satu dari persyaratan berikut ini harus terpenuhi :

1. Anamnesis, pemeriksaan fisik dan neurologik tidak menunjukkan adanya kelainan

pada kelompok 5-11

2. Anamnesis atau pemeriksaan fisik atau neurologik menunjukkan kemungkinan

adanya kelainan organik, tetapi hasil pemeriksaan penunjang yang sesuai tidak

mendukungnya.

3. Jika ada kelainan-kelainan tersebut diatas, NT pertama kali tidak terjadi pada

waktu yang berkaitan dengan kelainan diatas.

11

Page 12: REFRAT SARAF UTI

Kriteria Diagnostik NT yang tidak memenuhi kriteria diatas

A. Memenuhi semua kriteria kecuali satu kriteria untuk satu atau lebih bentuk NT

B. Tidak memenuhi kriteria migren tanpa aura.

Pemeriksaan Penunjang :

Kebanyakan nyeri kepala tipe tegang didiagnosa berdasarkan riwayat penyakit dahulu

dan pemeriksaan fisik yang lengkap. Tidak diperlukan adanya pemeriksaan lanjutan

untuk orang-orang yang pada pemeriksaan saraf tidak ditemukan kelainan. Sebaliknya,

orang-orang dengan nyeri kepala tipe tegang kronik walaupun tidak memiliki kelainan

pada pemeriksaan saraf, harus dilakukan pemeriksaan CT scan dan MRI. Dengan

pemeriksaan radiologi tidak dapat diketahui tipe spesifik dari nyeri kepala, namun dapat

menyingkirkan penyebab sakit kepala serius seperti tumor atau aneurisma. Pemeriksaan

fungsi tiroid, darah lengkap dan skrining metabolik dapat juga dilakukan. (6)

2.8 DIAGNOSA BANDING

Seringkali NT sulit dibedakan dari sakit kepala pasca trauma, terutama apabila

pasien seorang psikoneurotik, sulit mendifrensiasi komponen yang mana dari sindrom

sakit kepala pasca trauma itu bersifat organik dan komponen yang mana adalah

psikogenik.

Keluhan spondilosis servikalis yang simtomatik umumnya terdiri atas otot-otot

kuduk yang pegal dan kencang, yang mudah dilengkapi dengan sakit kepala bila keadaan

dan situasi lingkungan tidak menyenangkan. Otot-otot kuduk dan temporal dapat jelas

melengkapi NT, sehingga kita harus melakukan difrensiasi antara NT yang berasosiasi

dengan nyeri otot (tension headache associated with pericranial muscle tenderness) dan

NT tanpa nyeri otot perikranial.(2,3,6)

Difrensiasi antara NT dan migren klasik adalah mudah sekali, oleh karena adanya

aura visual yang mendahului serangan migren. Walaupun adakalanya sulit untuk

membedakan NT dari migren tanpa aura (common migraine), akan tetapi pada umumnya

12

Page 13: REFRAT SARAF UTI

adalah sederhana, kalu kita berpegang pada kriteria klinis yang tersebut pada tabel

dibawah ini :

Tabel Kriteria klinis migren tanpa aura dan tension headache(2)

Migren tanpa aura Tension headache

1. Hemikrania Tidak selalu hemikrania

2. Serangan 1-3 bulan Serangan 10-15 sebulan

3. Berdenyut Kencang, tegang, pegal

4. Bekerja: tambah sakit Bekerja: tak tambah sakit

5. Gejala pengiring : Gejala pengiring :

Mual/muntah ( +) Mual/muntah (-)

Fotofobia (+) Fotofobia (-)

Fonofobia (+) Fonofobia (-)

- Reaksi neurotik tidak selalu ada - reaksi neurotik biasanya ada

- Pegal otot perikranial tidak selalu ada - Pegal otot perikranial ada

6. Kesan keseluruhan : organik Kesan keseluruhan : psiko-organik

13

Page 14: REFRAT SARAF UTI

Gambar : Macam-macam headache dengan area nyeri

Sumber : http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/imagepages/17204.htm

Sumber : www.wrongdiagnosis.com/h/headach...s-8a.htm

2.9 PENATALAKSANAAN(2,3,6)

14

Page 15: REFRAT SARAF UTI

TERAPI FARMAKOLOGI

PENGOBATAN PROFILAKSIS

Meskipun sakit kepala NT  umum dan berdampak besar pada masyarakat, sangat

sedikit studi yang terkontrol-baik dari pengobatannya yang telah dilakukan.

Tidak ada obat baru yang disetujui oleh FDA khususnya untuk pengobatan sakit

kepala tension. Namun, mengingat sifat kronis gangguan ini dan risiko penggunaan

berlebihan-obat-obatan sakit kepala pada pasien dengan sakit kepala sering, terapi

profilaksis tampaknya terjamin untuk kebanyakan pasien. Sejak sakit kepala tension-

type kronis adalah sebuah gangguan pengolahan nyeri sentral, obat dengan sentral efek

modulasi nyeri cenderung paling efektif. 

Obat antidepresan

Antidepresan trisiklik obat pilihan untuk mencegah sakit kepala tension-

type kronis, dan beberapa daripadanya juga efektif sebagai profilaksis migrain.

Antidepresan diuji pada studi double-blind, dikontrol plasebo yang mencakup

amitriptyline, doxepin, dan maprotiline. 

Amitriptyline mengurangi jumlah sakit kepala harian atau durasi sakit kepala

sekitar 50% pada sekitar sepertiga pasien dalam beberapa studi, meskipun studi lain

menemukan ini tidak lebih baik daripada placebo. 

Pada anak dan pasien tua, dosis awal biasa amitriptyline (atau obat serupa) adalah

10 mg pada waktu tidur. Pada dewasa, dosis awal biasa adalah 25 mg pada waktu tidur.

Dosis dapat ditingkatkan sampai hasil terapeutik diperoleh atau efek samping tidak dapat

ditoleransi. Antidepresan biasanya diberikan dari 4 sampai 6 minggu untuk bisa

menunjukkan efek menguntungkan. 

Antidepresan trisiklik lainnya mungkin juga efektif, sebagaimana disarankan oleh

pengalaman klinis, meskipun belum diteliti pada sakit kepala tension-type kronis. 

15

Page 16: REFRAT SARAF UTI

SSRI: fluoxetine, paroxetine, dan citalopram belum menunjukkan efikasi studi-

terkontrol. Obat ini sering digunakan, namun, karena mereka memiliki insiden efek

samping lebih rendah. 

Relaksan otot

Cyclobenzaprine adalah relaksan otot struktural terkait dengan amitriptyline. Pada

1972 studi double-blind, 10 dari 20 pasien menerima cyclobenzaprine mengalami 50 %

atau lebih perbaikan pada sakit kepala tension-type, dibandingkan dengan 5 dari 20

pasien yang menerima plasebo. Dosis biasa cyclobenzaprine adalah 10 mg pada waktu

tidur. 

Tizanidine, sebuah penghambat alfa-adrenergik, dilaporkan efektif untuk sakit

kepala tension typekronis pada percobaan plasebo-terkontrol tunggal. Dosis biasanya

dititrasi dari 2 mg pada waktu tidur hingga 20 mg per hari, dibagi menjadi tiga dosis.

Sedasi adalah efek samping paling umum dari agen ini. 

Valproate

Valproate, antikonvulsi agonis asam gamma-aminobutyric (GABA), telah

dievaluasi untuk keberhasilannya pada migraine, dan “sakit kepala harian kronis”. Efek

samping yang paling sering dilaporkan adalah berat bertambah, gemetaran, rambut

rontok, dan mual. 

Obat anti-inflamasi non steroid

Obat anti-inflamasi non steroid (NSAID) secara luas diresepkan baik sebagai

terapi tambahan sakit kepala tension-type dan untuk profilaksis dari migraine.

Toksin botulinum

16

Page 17: REFRAT SARAF UTI

Suntikan toksin botulinum pada otot kepala dan leher ditemukan efektif untuk

meredakan sakit kepalatension-type kronis pada pasien.

TERAPI AKUT

Pengobatan akut sakit kepala tension-type harian sulit. NSAID mungkin berguna

sebagai analgesik untuk sakit kepala harian.

Relaksan otot seperti chlorzoxazone, orphenadrine sitrat, carisoprodol, dan

metaxalone umumnya digunakan oleh pasien dengan sakit kepala tension-type kronis,

tetapi belum terbukti efektif untuk melegakan nyeri akut. 

Sumatriptan telah dievaluasi pada beberapa studi sakit kepala tension-type. Obat

ini tidak lebih efektif daripada plasebo untuk serangan akut pada pasien dengan sakit

kepala tension-type kronis; namun, sakit kepala tension-type episodik berat pada pasien

bersama dengan migraine tampaknya merespon terhadap agen ini. 

Agen untuk mencegah. Benzodiazepine, kombinasi butalbital, kombinasi kafein,

dan narkotika harus dihindari, atau gunakanlah obat-obatan tersebut dengan kontrol yang

cermat, karena risiko habituasi dan sakit kepala diinduksi-pengobatan. 

PENGGUNAAN OBAT BERLEBIHAN

Sebuah kondisi yang sangat penting berkontribusi bagi berkembangnya sakit

kepala dalam pola harian kronis adalah penggunaan obat berlebihan. Ini paling mungkin

terjadi pada pasien dengan sakit kepala sering, terutama sakit kepala tension-type kronis. 

Obat-obatan yang paling umum dihubungkan dengan sakit kepala rebound-

analgesik adalah preparat ergotamin, kombinasi analgesik butalbital, opiat, dan kafein-

mengandung kombinasi analgesik. Analgesik sederhana seperti aspirin, asetaminofen,

dan NSAID mungkin tidak menginduksi sakit kepala rebound-analgesik. 

TERAPI NON FARMAKOLOGI

17

Page 18: REFRAT SARAF UTI

Manajemen stres dengan menggunakan terapi perilaku-kognitif sama efektif

dengan menggunakan relaksasi atau biofeedback dalam mengurangi sakit kepala tension-

type.

Terapi non-farmakologi terutama berguna untuk pasien yang enggan untuk

minum obat karena efek samping sebelumnya dari obat-obatan, seiring masalah medis,

atau ada keinginan untuk hamil. Sementara biofeedback dan terapi manajemen stres

biasanya memerlukan rujukan ke psikolog.

2.10 PROGNOSA

Nyeri kepala tipe tegang biasanya merespon dengan baik pengobatan tanpa gejala

sisa. Meskipun NT tidak secara medis berbahaya, sakit kepala ketegangan kronis dapat

berdampak negatif pada kualitas hidup dan produktivitas kerja.

Nyeri kepala tipe tegang yang tidak terjadi sebagai gejala dari kondisi lain

mungkin sangat nyeri, tetapi tidak membahayakan dan memberi respon yang baik

terhadap pengobatan, sedangkan nyeri tipe tegang yang terjadi sebagai gejala dari kondisi

lain baru dapat menghilang setelah kondisi yang mendasarinya diobati. Penggunaan obat

penghilang nyeri pada pasien dengan tension headache yang berlebihan akan

menyebabkan terjadinya overdosis obat tersebut dan dapat berkembang mejadi rebound

headache. (3)

18

Page 19: REFRAT SARAF UTI

BAB III

KESIMPULAN

Nyeri kepala tipe tegang digambarkan sebagai nyeri kepala yang sifatnya

menekan atau terasa berat atau ketat. NT dibagi menjadi NT episodik, NT kronik dan NT

yang tidak terklasifikasikan. Nyeri kepala tipe tegang memiliki angka kejadian yang

tinggi.  Kontraksi dari otot kepala dan leher yang dapat menimbulkan iskemik otot

sangatlah berperan penting dalam NT. Faktor lain yang mengiringi ketegangan, yakni

hipertonia vaskuler. Banyak fenomena yang menarik terungkap, misalnya vasokonstriksi

ekstrakranial ditemukan pada penderita nyeri kepala tipe tegang. Konsep bahwa NT

adalah psikogenik juga telah dipertanyakan. Para peneliti kini menduga bahwa NT dapat

diakibatkan oleh perubahan antara bahan kimia otak tertentu seperti serotonin, endorfin

dan banyak bahan kimia lainnya yang mengaktifkan jalur nyeri ke otak dan mengganggu

kemampuan otak untuk menekan nyeri. Beberapa pengobatan menggunakan

antidepresan, relaksan otot dan analgetik dapat digunakan, serta diperlukan manajemen

stress dalam mengurangi sakit kepala tension type.

19

Page 20: REFRAT SARAF UTI

DAFTAR PUSTAKA

1. Alamsyah, Ristum. Spasmofili Sebagai Faktor Resiko Nyeri Kepala Tipe Tegang.

Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Semarang . 1999

2. Sidharta, Priguna. Tension Headache dalam Kumpulan naskah Headache. FKUI.

Jakarta.

3. Rasmussen BK, Jensen R, Schroll M, Olesen J. Epidemiology of headache in a

general population--a prevalence study. J Clin Epidemiol. 1991;44(11):1147-57.

Available from :

http://en.wikipedia.org/wiki/Tension_headache

4. http://bestpractice.bmj.com/bestpractice/monograph/12/basics/

epidemiology.html

5. "Muscle Contraction Tension Headache: eMedicine Neurology" . Emedicine.com.

2008-09-18. Retrieved 2010-03-22.

6. http://www.emedicinehealth.com/tension_headache/article_em.htm

7. http://www.masterdocs.com/PDF/HEADACHE.pdf

8. http://scc.uchicago.edu/pdf/library/Headache.pdf

9. http://www.headaches.org/education/Headache_Topic_Sheets/Tension

Type_Headache

10. http://binhasyim.wordpress.com/2009/03/20/tension-type-headache/

20

Page 21: REFRAT SARAF UTI

21